Analisis Sinonim Kata Yang Menyatakan Biaya Dalam Kalimat Bahasa Jepang

(1)

ANALISIS SINONIM KATA YANG MENYATAKAN „BIAYA‟ DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

NIHONGO NO BUNSHOU NI OKERU ‘KOSUTO’ WO ARAWASU RUIGIGO NO IMI NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana

dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh: FERIANDI

100708016

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ANALISIS SINONIM KATA YANG MENYATAKAN „BIAYA‟ DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

NIHONGO NO BUNSHOU NI OKERU ‘KOSUTO’ WO ARAWASU RUIGIGO NO IMI NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat

ujian sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Pembimbing I, Pembimbing II,

Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum Dr. Siti Muharami Malayu, M.Hum NIP. 19620727 1987 03 2 005 NIP. 19610628 2006042 001

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mengkaruniakan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Dan tak lupa pula salawat beriring salam kepada Nabi Muhammad SAW, teladan yang terbaik bagi umat manusia.

Penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Sinonim Kata Yang Menyatakan Biaya Dalam Kalimat Bahasa Jepang” ini penulis susun sebagai salah satu persyaratan untuk dapat meneyelesaikan program Sarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini mungkin masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sehingga skripsi ini lebih bermanfaat dan lebih sempurna.

Dalam pelaksanaan penyelesaiaan studi dan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum, sebagai ketua Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara.


(4)

3. Ibu Adriana Hasibuan, S.S, M.Hum sebagai Dosen Pembimbing I yang telah menyediakan waktu, pemikirannya dan dengan sabar memberikan arahan kepada penulis untuk lebih teliti dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Siti Muharami Malayu, M.Hum sebagai Dosen Pembimbing II yang juga telah memberikan arahan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Para Dosen dan Staf di Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Sastra Jepang yang telah memberikan ilmu kepada penulis selaku mahasiswa selama masa perkuliahan.

6. Kepada orang tua penulis, Baharuddin dan Mariah yang telah memberikan dukungan, perhatian, semangat, dan bantuan doa yang tak terhingga kepada penulis, yang penulis tak akan mampu membalasnya. Maafkan anakmu ini sudah membuat Ayah dan Ibu menunggu lama.

7. Sahabat-sahabat seperjuangan Armike Adelina Brahmana dan Helga Margareta yang selalu setia dan terus memberikan semangat dan dukungan kepada penulis setiap saat. Dan kepada teman baik penulis Liza Rahmi, Debora Marnala Pakpahan yang mendukung dan tak bosan-bosanya mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikaan skripsi ini. Serta seluruh teman-teman AOTAKE angkatan 2010 Sastra Jepang S1 yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

8. Kepada saudara-saudara penulis Muhammad Indra (abang), Mardiana (kakak), Junaidi (adik), serta seluruh keluarga besar yang telah mendukung dan mendoakan penulis selama ini.


(5)

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan bagi kita semua yang ingin lebih memahami tentang sinonim khususnya yang menyatakan biaya dalam bahasa Jepang.

Medan, Juni 2015

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Perumusan Masalah...3

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan...4

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori...5

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian...16

1.6 Metodologi Penelitian...17

BAB II BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MAKNA DAN SINONIM 2.1 Pengertian makna...18

2.2 Jenis-Jenis Makna...19

2.3 Relasi Makna...22

2.4 Pengertian Sinonim...23

2.5 Jenis Sinonim Dalam Bahasa Jepang...24

2.5.1 Kin...25

2.5.2 Dai...26


(7)

2.5.4 Hi...29

2.5.5 Ryou...30

2.3 Fungsi Kata –kin, -dai, -chin, -hi dan –ryou Yang Menyatakan Biaya...32

BAB III BAB III ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KATA KIN, DAI, CHIN, HI DAN RYOU YANG MENYATAKAN BIAYA 3.1 Fungsi dan Makna Kata Kin...37

3.2 Fungsi dan Makna Kata Dai...40

3.3 Fungsi dan Makna Kata Chin...43

3.4 Fungsi dan Makna Kata Hi...45

3.5 Fungsi dan Makna Kata Ryou...49

3.6 Perbedaan dan Persamaan Fungsi dan Makna Kata kin, dai, chin, hi dan ryou...52

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan...55

4.2 Saran...58 DAFTAR PUSTAKA


(8)

ABSTRAK

Dalam bahasa Jepang, ada banyak kosa kata yang memiliki arti sama yang disebut sinonim. Misalnya kata kin, dai, chin, hi dan ryou yang jika dilihat sekilas kelima kata ini memiliki kesamaan arti yaitu biaya. Namun kata-kata yang menyatakan biaya ini memiliki perbedaan. Karena tidak mungkin dua kata atau lebih sama sekali tidak memiliki perbedaan.

Penelitiian ini menganalisis mengenai sinonim kata yang menyatakan biaya yang terdapat pada The Nihongo Journal Edisi Mei 1993 dan Edisi Juni 1992 Majalah News Ga Wakaru Edisi November 2006. Untuk menganalisis sinonim kata yang menyatakan biaya ini penulis menggunakan teori fungsi, teori makna dan teori kontekstual.

1. Fungsi kata kin, dai, chin, hi dan ryou adalah:

a. Fungsi kata kin menunjukkan pada uang dari jenis yang ditunjukan oleh kata dasarnya. Dan kata-kata yang dibentuk dengan kin tidak mesti mengacu pada pembayaran. Kin mengacu kepada wujud uang itu sendiri secara fisik dan tidak memiliki makna biaya. Walaupun ada beberapa kasus tertentu kata kin memiliki makna yang dekat dengan kata biaya.

b. Fungsi kata dai menunjukkan uang yang dibayarkan sebagai pertukaran sesuatu yang dibeli, uang yang dibayar untuk pertukaran terhadap benda, uang untuk sesuatu yang digunakan secara temporer seperti model transportasi.


(9)

c. Fungsi kata chin menunjukkan beban biaya untuk penyewaan, beban biaya yang dikenakan atas penggunaan transportasi, imbalan yang diperoleh dari bekerja.

d. Fungsi kata hi menunjukkan pengeluaran atau iuran pada organisasi, pengeluaran uang untuk suatu hal, uang yang diperlukan untuk mengadakan segala sesuatunya dan pengeluaran / belanja yang rutin dilakukan.

e. Fungsi kata ryou menunjukkan biaya yang harus dibayar untuk sesuatu perbuatan, biaya yang dikenakan untuk layanan, pembayaran atau upah yang diterima untuk layanan. Ryou umumnya tidak digunakan dengan kata yang mengacu pada tempat tinggal atau benda yang dibeli.

2. Persamaan fungsi kata kin, dai, chin, hi dan ryou adalah:

a. kata kin, dai, chin, hi dan ryou menunjukkan uang yang diperlukan untuk pembelian maupun penggunaan suatu benda.

b. Kata dai dan chin menunjukkan sesuatu yang disewa dan penyewaan suatu kendaraan.

c. Kata chin dan ryou berfungsi menunjukkan imbalan yang diperoleh dari bekerja.

3. Perbedaan fungsi kata kin, dai, chin, hi dan ryou adalah:

a. Kata dai menunjukkan suatu yang dibeli, menunjukkan pertukaran uang dengan benda, menunjukkan sesuatu yang digunakkan secara temporer.


(10)

b. Kata hi berfungsi menunjukkan pengeluaran yang secara rutin dikeluarakan, menunjukkan pengeluaran untuk suatu organisasi dan menunjukkan uang yang diperlukan untuk mengadakan segala sesuatunya.

c. Kata ryou berfungsi menunjukkan uang yang harus dibayar untuk suatu perbuatan dan menunjukkan uang yang dikenakan untuk suatu layanan, menunjukkan satuan harga yang telah ditetapkan. 4. Makna kata kin, dai, chin, hi dan ryou kin adalah:

a. Makna kata kin adalah uang, uang tunai, menunjukkan arti uang dan sebagainya.

b. Makna kata dai adalah ongkos, biaya.

c. Makna kata chin adalah sewa, uang sewa, upah, gaji, ongkos. d. Makna kata hi adalah pengeluaran, biaya pengeluaran, biaya. e. Makna kata ryou adalah biaya, tarif, upah, pembayaran upah, gaji.. 5. Persamaan makna kata kin, dai, chin, hi dan ryou adalah:

a. Kata kin, dai, chin, hi dan ryou bermakna uang. b. Kata dai, hi dan ryou bermakna biaya.

c. Kata dai dan chin bermakna ongkos. d. Kata chin dan ryou bermakna upah.

6. Perbedaan makna kata kin, dai, chin, hi dan ryou adalah: a. Kata kin bermakna uang tunai.

b. Kata chin bermakna sewa. c. Kata hi bermakna pengeluaran. d. Kata ryou bermakna tarif.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainya memerlukan bahasa sebagai alat untuk berinteraksi dan saling bertukar informasi. Melalui bahasa, manusia dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan, berita dan hal-hal lain kepada orang lain. Mempelajari bahasa tidak terlepas dari mempelajari aspek-aspek kebahasaan yang terdapat dalam bahasa tersebut. Termasuk dalam mempelajari bahasa Jepang juga dipelajari aspek-aspek kebahasaan dan maksud tujuan serta cara penggunaanya. Dalam penggunaanya tidak terlepas dari aturan ketatabahasaan dan kaidah bahasa tersebut. Setiap bahasa memiliki keunikannya masing-masing, termasuk bahasa Jepang. Bahasa Jepang memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan bahasa Indonesia maupun bahasa asing lainya, baik itu huruf, kosakata, partikel maupun struktur kalimat. Hal ini ternyata menjadi kesulitan tersendiri dalam mempelajari bahasa Jepang dan berakibat pada sering terjadinya kesalahan-kesalahan dalam berbahasa.

Kata dalam bahasa Jepang disebut dengan goi. Goi merupakan salah satu aspek kebahasaan yang harus diperhatikan dan dikuasai guna menunjang kelancaran berkomunikasi dengan bahasa Jepang dalam ragam lisan maupun ragam tulisan. Goi sering disamakan dengan istilah tango, padahal kedua istilah itu masing-masing memiliki konsep yang berbeda.

Sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi, bahasa dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Kajian secara internal, artinya, pengkajian itu hanya


(12)

dilakukan terhadap intern bahasa itu saja, seperti bunyi, bentuk, susunan kalimat maupun makna.

Makna dikaji dalam semantik. Semantik memegang peranan penting, karena bahasa yang digunakan dalam komunikasi tiada lain hanya untuk menyampaikan suatu makna. Misalnya seseorang menyampaikan ide dan pikiran kepada lawan bicara, lalu lawan bicara dapat memahami apa yang dimaksud, karena ia bisa menyerap makna yang disampaikan.

Dalam mengkaji makna juga terdapat relasi makna. Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa lainya, yang dapat berupa kata, frase, maupun kalimat. Relasi makna terdiri dari sinonim, antonim, polisemi, homonim, hiponim, ambiguiti, redundansi.

Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan kesamaan makna antara satu ujaran dengan satuan ujaran lainya. Sinonim dalam bahasa Jepang disebut dengan ruigigo. Dalam bahasa Jepang jumlah kata yang bersinonim sangat banyak. Seperti kata yang bermakna „biaya‟ yaitu kin, dai, chin, hi dan ryou. Dalam pemakaianya kata ini sering menimbulkan kebingungan kata mana yang tepat untuk menunjukan kata yang bermakna biaya.

Misalnya :

Denwadai „biaya telepon‟  denwa „telepon‟ + -dai „biaya‟

Ijihi „biaya pemeliharaan‟  iji „pemeliharaan‟ + -hi „biaya‟ Walaupun sama-sama memiliki arti biaya, kata yang tersebut diatas memiliki perbedaan dalam kata yang mengikutinya. Sehingga sering terjadi kesalahan bagi pembelajar bahasa Jepang. Melihat adanya persamaan dan perbedaan dalam pemakaian kata yang menunjukan makna biaya, penulis tertarik


(13)

untuk melakukan penelitian tentang sinonim kata yang menyatakan biaya dalam kalimat bahasa Jepang. Untuk itu penulis memilih judul penelitian “Analisis Sinonim Kata Yang Menyatakan Biaya Dalam Kalimat Bahasa Jepang”.

1.2 Rumusan Masalah

Didalam kosakata bahasa Jepang terdapat kosa kata yang bermakna „biaya‟ yaitu kin, dai, chin, hi dan ryou. Karena didalam bahasa Indonesia kata-kata ini memiliki satu kesamaan makna yaitu „biaya‟, sehingga sulit sekali untuk menentukan kata yang manakah yang paling tepat penggunaanya dalam sebuah kalimat bahasa Jepang.

Selain itu, dalam buku pelajaran yang digunakan didalam perkuliahan, makna dan penggunaan kata yang bermakna biaya tidak diulas dengan jelas. Misalnya dalam buku Minna no nihongo II yang digunakan sebagai buku pelajaran terdapat kalimat berikut:

„Denwadai ga takai node, tegami wo kaku youni shite imasu‟

„Kono uchi wa yachin ga takasugimasu‟

Dalam kalimat tersebut terdapat kata denwadai yang bermakna „biaya telepon‟ dan yachin yang bermakna „sewa kamar‟. Tetapi dalam buku tersebut tidak dibahas lebih lanjut mengenai arti dan cara penggunaan kata yang bermakna biaya. Walaupun kata kin, dai, chin, hi dan ryou sama-sama memiliki arti biaya, namun pasti ada perbedaannya. Karena, tidak mungkin dua kata atau lebih sama sekali tidak memiliki perbedaan.


(14)

Berdasarkan latar belakang inilah maka penulis merumuskan beberapa permasalahan menyangkut pemakaian kelima kata kin, dai, chin, hi dan ryou tersebut yaitu :

1. Apa fungsi dan makna kata kin, dai, chin, hi dan ryou yang menyatakan „biaya‟ dalam The Nihongo Journal Edisi Mei 1993 dan Edisi Juni 1992 dan Majalah News Ga Wakaru Edisi November 2006? 2. Bagaimana perbedaan dan persamaan fungsi dan makna kata kin, dai,

chin, hi dan ryou yang bermakna „biaya‟ dalam The Nihongo Journal Edisi Mei 1993 dan Edisi Juni 1992 dan Majalah News Ga Wakaru Edisi November 2006?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasan mengenai pengertian masing-masing kata kin, dai, chin, hi dan ryou yang bermakna biaya dalam kata bahasa Jepang, persamaan dan perbedaan dalam pemakaiannya dan jenis nomina yang dapat ditambahkan kata kin, dai, chin, hi dan ryou baik sebagai prefiks (awalan) maupun sufiks (akhiran). Penulis mengumpulkan contoh kalimat yang menggunakan kata kin, dai, chin, hi dan ryou yang terdapat pada:

1. The Nihongo Journal Edisi Mei 1993 dan Edisi Juni 1992 2. Majalah News Ga Wakaru Edisi November 2006


(15)

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Semantik dalam bahasa Jepang disebut dengan imiron. Semantik atau imiron adalah salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang makna (Sutedi, 2009:111). Objek kajian semantik antara lain makna kata (go no imi), relasi makna antara satu kata dengan kata yang lainnya (go no imi kankei), makna frase (ku no imi), dan makna kalimat (bun no imi).

Semantik adalah salah satu cabang lingustik yang mengkaji tentang makna. Objek kajian semantik antara lain kata, relasi makna antar suku kata dengan kata lainnya, makna frase dalam sebuah idiom, dan makna kalimat. Sementara didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 548 ) adalah (1) arti : makna (2) maksud pembicara dan penulis; pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan

Menurut Tarigan (1985: 18) bahwa secara etimologis kata semantik berasal dari bahasa Yunani semanticos “penting”, berarti yang diturunkan pula dari semainein “memperlihatkan, menyatakan” yang berasal pula dari sema “tanda”, yang terdapat pada kata semaphore yang berarti “tiang sinyal” yang dipergunakan sebagai tanda oleh kereta api. Jadi, semantik adalah telaah makna. Semantik menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan yang lain dan pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat.


(16)

1.4.2 Kerangka Teori

Dalam semantik (imiron) terdapat beberapa objek kajian, salah satunya adalah relasi makna (go no imi kankei).

Makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda linguistik (Ferdinand De Sausure dalam Chaer, 1994: 159). Makna yang sama namun memiliki nuansa yang berbeda dalam kalimat berkaitan dengan relasi makna. Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lainya (Chaer, 1994:297). Berdasarkan pada relasi makna terdapat hubungan antar makna (go to go no imi kankei) yang terdiri dari: hubungan kesinoniman (ruigi kankei), antonim (hangi-kankei), dan hubungan hipponimi dan hipernimi (jouge kankei).

Verhaar dalam Pateda (2001: 223) mengatakan bahwa sinonimi adalah ungkapan (biasanya sebuah kata tetapi dapat pula frasa atau malah kalimat) yang kurang lebih sama maknanya dengan satu ungkapan lain. Sinonim dalam bahasa Jepang disebut dengan ruigigo. Dalam Ruigigo Jiten (1972 : 2) disebutkan bahwa :

類義語 いう 意味 似 い 単語

あ 意味 類義語 考え

(Ruigigo) to iu nowa, imi ga onaji ka, matawa yoku niteiru tango no koto de aru. Tsumari, koko dewa imi ga onaji mono mo ruigigo ni fukumete kangaeru.

„Ruigigo adalah kata dengan makna yang sama atau mirip. Dengan kata lain, kata yang memiliki arti yang sama dianggap dan termasuk ruigigo‟


(17)

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sinonim adalah kata yang berbeda namun memiliki arti yang mirip atau sama. Sinonim bisa disebut padanan kata atau persamaan kata.

Dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan tentang kata yang bermakna biaya. Dalam bahasa Indonesia kata „biaya‟ sendiri memiliki banyak sinonim, dinataranya:

1. anggaran, bayaran, bea, beban, belanja

2. dana, imbalan, ongkos, pengeluaran

3. upah, tarif

(http: //m.persamaankata.com/2106/biaya)

Dan menurut KBBI (2007: 47-1250) makna masing-masing kata tersebut adalah:

1. Anggaran (2007: 47) 1. Perkiraan; perhitungan; 2. Aturan: 3. Taksiran mengenai penerimaan dan pengeluaraan kas yang diharapkan untuk periode yang akan datang.

2. Bayaran (2007: 117) 1. Uang yang dibayarkan: biaya: ongkos; 2. Orang yang dibayar; 3. Upah; gaji.

3. Bea (2007: 118) 1. Pajak; cukai; 2. Biaya; ongkos.

4. Beban (2007: 118) 1. Barang (yang berat) yang dibawa (dipukul, dijunjung dan sebagainya); muatan (yang ditaruhkan dipunggung kuda, kedelai dan sebagainya) 2. Sesuatu yang berat (sukar) yang harus dilakukan (ditanggung); kewajiban; tanggungan; tanggung jawab.


(18)

5. Belanja (2007: 125) 1. Uang yang dikeluarkan untuk suatu keperluan; ongkos; biaya; 2. Uang yang dipakai untuk keperluan sehari-hari (rutin); 3. Upah; gaji.

6. Dana (2007: 234) 1. Uang yang disediakan untuk suatu keperluan; biaya; 2. Pemberian; hadiah; derma.

7. Imbalan (2007: 425) 1. Upah sebagai pembalas jasa; honorarium; 2. Balasan (berupa pujian, hukuman dan sebagainya) atas tindakan yang dilakukan.

8. Ongkos (2007: 799) 1. Biaya ; 2. Belanja ; 3. Upah; bayaran.

9. Pengeluaran (2007: 536) 1. Proses, cara, perbuatan mengeluarkan (menghasilakn); 2. Belanja.

10.Upah (2007: 1250) 1. Uang dan sebagainya yang dibayarkan sebagai pembalas jasa atau sebagai pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan sesuat; gaji; imbalan; 2. Hasil sebagai akibat (dari suatu perbuatan); risiko.

11.Tarif (2007: 1144) 1. Harga satuan jasa; 2. Aturan pungutan; 3. Daftar bea masuk.

Selain itu penulis juga menggunakan teori fungsi. Menurut Kridalaksana (2008:67), fungsi adalah: (1) beban makna suatu kesatuan bahasa; (2) hubungan antara satu satuan dengan unsur-unsur gramatikal, leksikal, atau kronologis dalam suatu deret satuan-satuan; (3) penggunaan bahasa untuk tujuan tertentu; (4) peran unsur dalam suatu ujaran dan hubungannya secara struktural dengan unsur lain; (5) peran sebuah unsur dalam satuan sintaksis yang lebih luas, misal, nomina yang berfungsi sebagai subjek atau objek. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa


(19)

Indonesia (2005:322), fungsi diartikan sebagai [1] jabatan (pekerjaan) yang dilakukan; [2] faal (kerja suatu bagian tubuh); [3] dalam ilmu matematika, fungsi berarti besaran yang berhubungan, jika besaran yang satu berubah, besaran yang lain juga berubah; [4] kegunaan suatu hal; [5] dalam istilah linguistik “fungsi” berarti peran sebuah unsur bahasa dalam satuan sintaksis yang lebih luas.

Selain menggunakan teori fungsi dan teori makna penulis juga menggunakan teori kontekstual. Teori makna kontekstual adalah sebuah makna leksem atau kata yang berbeda dalam satu konteks, termasuk juga berkenaan dengan situasinya, atau dengan kata lain makna kontekstual adalah makna yang didasarkan atas hubungan antar ujaran dan situasi yang memakai ujaran tersebut (Chaer, 1994: 2001).

Harlpen dalam “The Kodansha Kanji Learners Dictionary”

mendefinisikan kata kin 金, dai 代, chin 賃, hi 費 dan ryou 料 sebagai berikut: 1. Kin 金 means money, cash, coin.

„uang, uang tunai, koin/ uang logam‟. (1999 : 475)

- 金額 (kingaku) = jumlah uang

- 金融 (kinyuu) = keuangan

- 金利 (kinri) = bunga uang

- 現金 (genkin) = uang tunai

- 預金 (yokin) = deposit (uang simpanan)

- 資金 (shikin) = dana

- 料金 (ryoukin) = tarif


(20)

2. Dai 代 (also suffix) means price charged, charge, fare, rate, fee, price, rent.

harga yang dikenakan, ongkos, angkos angkutan (misalnya bus, taksi dll), tarif, biaya, harga, sewa‟. (1999 : 11)

- 代金 (daikin) = ongkos

- テ 代 (hoterudai) = biaya hotel

- 無代 (mudai) = bebas biaya

- タク 代 (takushiidai) = ongkos hotel

- 地代 ( jidai) = biaya tanah

- 部屋代 (heyadai) = biaya rekening kamar

3. Chin 賃 (also suffix) means

1. a). wage, wages, salary, pay. b). (original meaning) hire for wages, employ.

„upah, upah, gaji, bayaran. (makna aslinya) upah untuk sewa, upah karena mempekerjakan.

a. - 賃 (chinage) = kenaikan upah

- 労賃 (rouchin) = upah kerja

- 工賃 (kouchin) = upah

- 手間賃 (temachin) = ongkos kerja

b .- 賃金 (chingin) = upah


(21)

Beban biaya (untuk penyewaan atau transportasi), ongkos, sewa, uang sewa, biaya‟. (1999 : 639)

. - 賃 (chingashi) = sewa

- 家賃 (yachin) = sewa rumah

- 運賃 (unchin) = ongkos pengangkutan

- 船賃 (funachin) = sewa kapal

- 無賃 (muchin no) = tanpa bayar

- 借 賃 (karichin) = sewa

4. Hi 費 (also suffix) means expense, expenses, expenditure, cost. pengeluaran, biaya pengeluaran, belanja, harga‟. (1999 :616)

- 費用 (hiyou) = pengeluaran

- 費目 (himoku) = pos peneluaran

- 会費 (kaihi) = iuran keanggotaan

- 学費 (gakuhi) = biaya sekolah

- 食費 (shokuhi) = biaya makan

- 出費 (shuppi) = biaya pengeluaran

- 経費 (keihi) = biaya penyelenggaraan

- 生活費 (seikatsuhi) = biaya (belanja) hidup

5. Ryou 料 (also suffix) means

a ( charge for services) fee, charge, rate, allowance.) „a. (biaya yang dikenakan untuk layanan) biaya, tarif, upah‟.


(22)

- 料金 (ryoukin) = tarif

- 無料 (muryou) = gratis

- 料 (souryou) = ongkos kirim

- 手数料 (tesuuryou) = komisi - 使用料(shiyouryou) = harga pakai - 入場料(nyuujouryou) = tarif masuk

b ( payment received for services) fee, remuneration.

„b. (pembayaran yang diterima untuk layanan) biaya, pembayaran upah‟ (1999 : 310)

- 診察料(shinsatsuryou) = biaya pemeriksaan

- 給料 (kyuuryou) = gaji

Sedangkan Timothy J vance (2004: 41-107) dalam „prefiks dan sufiks dalam bahasa Jepang‟ mengemukakan pemakaian kin, dai, chin, hi dan ryou dalam bahasa Jepang sebagai berikut :

1. Kin 金 kata yang dibentuk dengan –kin mengacu pada uang dari jenis yang ditunjukan oleh kata dasarnya. Dan kata-kata yang dibentuk dengan –kin tidak mesti mengacu pada pembayaran.

1) 軍用金 (gunyoukin) = anggaran militer

Dasar : 軍用 gunyou „untuk kepentingan militer‟ 2) 報奨金 (houshoukin) = uang penghargaan Dasar: 報奨 houshou „penghargaan‟ 3) 借入金 (kariirekin) = uang pinjaman


(23)

Dasar: 借入 kariire „pinjaman‟

4) 入学金 (nyuugakukin)= biaya pendaftaran Dasar: 入学 nyuugaku „pendaftaran‟

5) 所持金 (shojikin) = uang untuk dibelanjakan Dasar: 所持 shoji „pemilikan‟

2. Dai 代 kata yang dibentuk dengan –dai mengacu pada uang yang dibayarkan sebagai pertukaran dengan apa yang disebutkan kata dasarnya. Secara khusus, kata dasarnya menunjukan sesuatu yang dibeli (contoh 1,3,5) Dalam kasus lain, kata dasarnya menunjuk sesuatu yang digunakan secara temporer seperti model transportasi atau tempat tinggal (contoh 2). Terdapat pula contoh-contoh dimana kata dasarnya mengacu pada perbuatan (contoh 4), biasanya tenaga kerja manual jenis tertentu. -dai lebih cenderung untuk ditambahkan pada kata dasar yang mengacu pada objek nyata daripada katagori generik yang terlalu luas. –dai bergabung secara bebas dengan kata bahasa Jepang asli atau kata pinjaman yang tergolong baru.

1) 代 (garasudai) = biaya kaca Dasar: garasu „kaca‟ 2) 部屋代 (heyadai) = sewa kamar Dasar: 部屋 heya „kamar‟ 3) 薬代 (kusuridai) = biaya obat Dasar: 薬 kusuri „obat‟

4) 修理代 (shuuridai) = biaya perbaikan Dasar: 修理 shuuri „perbaikan‟


(24)

5) 灯油代 (touyudai) = harga minyak tanah Dasar: 灯油 touyudai „minyak tanah‟

3. Chin 賃 Pemakaian –chin nampaknya terbatas pada kata dasar yang mengacu pada kendaran atau tenaga kerja jenis tertentu, dan kata-kata dengan elemen ini memiliki bunyi yang ketinggalan jaman.

4. Hi 費 kata yang dibentuk dengan –hi mengacu pada pembelanjaan bagi apa yang disebutkan kata dasarnya. Kata dasarnya pada khusunya mengacu pada kegiatan (contoh 1,2,5) namun terdapat pula contoh-contoh dimana kata dasarnya mengacu pada organisasi (contoh 3) atau katagori luas tertentu dari persediaan atau peralatan (contoh 4). Sebagai tambahan, -hi hampir selalu bergabung dengan kata dasar yang berasal dari Cina Beberapa kata dengan hi menggambarkan cara bagaimana biaya terjadi atau pembelanjaan dibuat: 臨 時費 rinjihi (biaya insidentil)

1) 防衛費 (boueihi) = anggaran pertahanan keamanan Dasar: 防衛 bouei „pertahanan keamanan‟

2) 維持費 (ijihi) = biaya pemeliharaan Dasar: 維持 iji „pemeliharaan‟

3) 組合費 (kumiaihi) = anggaran perkumpulan Dasar: 組合 kumiai „perkumpulan‟

4) 燃料費 (nenryouhi) = ongkos bahan bakar Dasar: 燃料 nenryou `„bahan bakar‟


(25)

Dasar: 生活 seikatsu „hidup‟

5. Ryou 料 kata yang dibentuk dengan ryou mengacu pada biaya yang harus dibayar untuk sesuatu yang ditunjukan kata dasarnya. Kata dasarnya pada khususnya menunjukan perbuatan (contoh 1,3,4,5) atau secara jelas mengandung arti sebuah perbuatan yang spesifik (contoh 2). Umumnya telah jelas termaktub dalam arti kata dasarnya apakah orang yang melakukan perbuatan itu membayar biaya itu atau menerimanya. Tidak seperti –dai, -ryou umunya tidak digunakan dengan kata dasar yang mengacu pada tempat tinggal atau benda yang sebenarnya dibeli. Sebagai tambahan, kata dasar yang mengacu pada tenaga kerja manual jenis tertentu lebih umum bergabung dengan –dai atau chin daripada ryou.

1) 配 料 (haitatsuryou) = ongkos kirim Dasar : 配 haitatsu „pengiriman‟ 2) 保険料 (hokenryou) = premi asuransi Dasar : 保険 hoken „asuransi‟

3) 授業料 (jugyouryou) = biaya pelajaran Dasar : 授業 jugyou „pelajaran‟

4) 信料 (jushinryou) = iuran berlangganan Dasar : 信 jushin „penerimaan‟

5) 入場料 (nyuujouryou) = ongkos/ karcis masuk Dasar : 入場 nyuujou „memasuki sebuah tempat‟


(26)

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan fungsi dan makna kata kin, dai, chin, hi dan ryou yang menyatakan biaya dalam bahasa Jepang pada The Nihongo Journal Edisi Mei 1993 dan Edisi Juni 1992 dan Majalah News Ga Wakaru Edisi November 2006.

2. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kata kin, dai, chin, hi dan ryou yang menyatakan biaya dalam bahasa Jepang pada The Nihongo Journal Edisi Mei 1993 dan Edisi Juni 1992 dan Majalah News Ga Wakaru Edisi November

1.5.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan sumbangan bagi pembelajar bahasa Jepang mengenai arti dan penggunaan kata yang bermakna biaya, sehingga kesalahan dalam penggunaan kata dapat dikurangi.

2. Sebagai referensi ilmu ketatabahasaan bagi institusi yang membutuhkan karangan ilmiah ini untuk diteliti lebih lanjut.

3. Memberikan informasi faktual mengenai pemakaian kata yang menyatakan biaya dalam bahasa Jepang.


(27)

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang hasilnya akan dituliskan dalam bentuk deksriptif atau penjabaran secara terperinci. Menurut Koentjaraningrat (1976:30) bahwa penelitiaan yang bersifat deskriptif yaitu memberi gambaran yang secermat mungkin mengenai individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik pustaka. Penelitian pustaka (library research), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan buku-buku atau artikel yang ada hubungannya dengan pembahasan penelitian.

Penulis akan membahas mengenai kata kin, dai, chin, hi dan ryou yang terdapat pada:

1. The Nihongo Journal Edisi Mei 1993 dan Edisi Juni 1992 2. Majalah News Ga Wakaru Edisi November 2006

Untuk masing-masing kata kin, hi dan ryou akan dibahas dalam 4 buah contoh kalimat, sedangkan kata dai dan chin akan dibahas dalam 3 buah contoh kalimat. Kemudian kelima kata yang bermakna biaya ini dianalisis dan hasilnya disusun dalam sebuah laporan.


(28)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG MAKNA DAN SINONIM

2.1Pengertian Makna

Makna merupakan salah satu kajian dalam semantik yang merupakan bagian terpenting dalam melakukan percakapan. Dalam KBBI ( 2007: 703) dijelaskan makna adalah 1. arti, 2. maksud pembicara atau penulis; pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan. Sedangkan menurut Kridalaksana (2008:132), makna adalah:

1. Maksud pembicara;

2. Pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia;

3. Hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antar bahasa atau antar ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya;

4. Cara menggunakan lambang-lambang bahasa.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa makna adalah arti atau maksud dari suatu tindak tutur.


(29)

2.2 Jenis-Jenis Makna

Sutedi (2011: 131-134) mengatakan bahwa makna banyak macamnya, antara lain:

1. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal.

Makna leksikal (jishoteki-imi / goiteki-imi) adalah makna kata yang sesungguhnya sesuai dengan referensinya sebagai hasil pengamatan indra dan terlepas dari unsur gramatikalnya, atau bisa dikatakan sebagai makna asli suatu kata. Misalnya: kata neko dan kata gakkou memiliki makna leksikal „kucing‟ dan „sekolah‟.

Sedangkan makna gramatikal (bunpouteki-imi) adalah makna yang muncul akibat proses gramatikalnya. Misalnya: pada kata isogashi-i dan taberu bagian gokan-nya (isogashi) dan (tabe) bermakna leksikal „sibuk‟ dan „memakan‟, sedangkan gobi-nya, yaitu (i) dan (ru) sebagai makna gramatikal, karena akan berubah sesuai dengan konteks gramatikal. Contoh lain ialah, partikel ni secara leksikal tidak jelas maknanya, tetapi baru jelas kalau digunakan dalam kalimat seperti: Bandon ni sunde iru „tinggal di Bandung‟.

2. Makna Denotatif dan Makna Konotatif

Makna denotatif (meijiteki imi/ gaien) yaitu makna yang berkaitan dengan dunia luar bahasa, seperti suatu objek atau gagasan dan bisa dijelaskan dengan analisis komponen makna. Makna konotatif (anjiteki imi/ naihou) yaitu makna yang ditimbulkan karena perasaan atau pikiran pembicara dan lawan bicaranya. Misalnya, pada kata chichi dan oyaji kedua-duanya memiliki makna denotatif


(30)

yang sama yaitu „ayah‟, karena merujuk pada objek atau referent yang sama, tetapi nilai rasa berbeda. Kata chichi digunakan lebih formal dan lebih halus, sedangkan kata oyaji terkesan lebih dekat dan lebih akrab. Contoh lainnya, kata keshou-shitsu dan benjo merujuk pada hal yang sama, yaitu „kamar kecil‟. Tetapi, kesan dan nilai rasanya berbeda, keshou-shitsu terkesan bersih, sedangkan benjo terkesan kotor dan bau.

3. Makna dasar dan Makna Perluasan

Makna dasar (kihon-gi) merupakan makna asli yang dimiliki oleh suatu kata. Makna asli yang dimaksud, yaitu makna bahasa yang digunakan pada masa sekarang ini. Makna perluasan (ten-gi) merupakan makna yang muncul sebagai hasil perluasan dari makna dasar, diantaranya akibat penggunaan secara kiasan atau majas (hiyu).

Perubahan makna suatu kata terjadi karena berbagai faktor, seperti perkembangan peradaban manusia pemakai bahasa tersebut, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau pengaruh bahasa asing. Beberapa jenis perubahan makna dalam bahasa Jepang ialah:

a. Dari yang konkret ke abstrak (gushou→chuushou)

Kata atama „kepala‟ dan ude „lengan‟ yang merupakan benda konkret, berubah menjadi abstrak ketika digunakan pada contoh berikut:

頭 いい atama ga ii „kepandaian‟

ude ga agaru „kemampuan‟


(31)

Kata mae „depan‟ dan nagai „panjang‟ yang menyatakan arti „ruang‟, berubah menjadi „waktu‟ seperti pada contoh berikut:

年前 san-nen-mae „yang lalu‟

長い時間 nagai jikan „lama‟ c. Perubahan penggunaan indra (kankaku no ikou)

Kata ookii „besar‟ semula diamati dengan indra penglihatan „mata‟, berubah ke indra pendengaran „telinga‟, seperti pada frasa ookii koe „suara keras‟.

d. Dari yang khusus ke umum/ generalisasi (ippanka kakudai)

Kata kimono yang semula berarti „pakaian tradisional Jepang‟ digunakan untuk menunjukkan pakaian secara umum fuku dan sebagainya.

e. Dari yang umum ke khusus/ spesialisasi (tokushuka shukushou)

Kata hana (bunga secara umum) digunakan untuk menunjukkan hal yang lebih khusus seperti dalam contoh berikut:

花見 hana-mi „bunga Sakura‟ f. Perubahan nilai ke arah positif (kachi no joushou)

Misalnya, kata boku „saya‟ dulu digunakan untuk budak atau pelayan, tetapi sekarang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan adanya perubahan nilai, dari yang kurang baik menjadi baik. g. Perubahan nilai ke arah negatif (kachi no rakka)

Misalnya, kata kisama „kamu‟ dulu sering digunakan untuk menunjukkan kata anata „anda‟, tetapi sekarang digunakan hanya kepada orang yang dianggap rendah saja. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran nilai dari yang baik menjadi kurang baik.


(32)

2.3 Relasi Makna

Chaer (1994: 297) mengatakan bahwa relasi makna ialah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa lainnya. Dalam relasi makna biasanya membicarakan masalah-masalah yang disebut dengan sinonim, polisemi, homonimi, dll. Berikut adalah pendapat Sutedi (2011: 145) mengenai sinonim, polisemi dan homonim, yaitu:

1. Sinonim (ruigigo)

Sinonim (ruigigo) ialah beberapa kata yang maknanya hampir sama. Momiyama dalam Sutedi (2011: 145) memberikan beberapa pemikiran tentang cara mengidentifikasi suatu sinonim, yakni:

a. Chokkanteki (intuitif bahasa) bagi para penutur asli dengan berdasarkan pada pengalaman hidupnya. Bagi penutur asli jika mendengar suatu kata, maka seacara langsung dapat merasakan bahwa kata tersebut bersinonim atau tidak.

b. Beberapa kata jika diterjemahkan ke dalam bahasa asing, akan menjadi satu kata, misalnya kata oriru, kudaru, sagaru, dan furu dalam bahasa indonesia bisa dipadankan dengan kata „turun‟.

c. Dapat menduduki posisi yang sama dalam suatu kalimat dengan perbedaan makna yang kecil. Misalnya, pada klausa kaidan o agaru dan klausa kaidan o noboru sama-sama berarti „menaiki tangga‟.

2. Polisemi (tagigo)

Polisemi (tagigo) ialah dalam satu bunyi terdapat beberapa makna, setiap makna tersebut ada kaitannya. Misalnya, verba hiku dalam klausa „ami o hiku,


(33)

piano o hiku‟. Verba hiku yang semula berarti „menarik‟, berubah menjadi „memainkan‟.

3. Homonim (dou-on-igigo)

Homonim (dou-on-igigo) adalah beberapa kata dan beberapa makna yang bunyinya hanya satu. Contoh: kata kumo yang berarti awan (雲) dan laba-laba (蜘 蛛).

2.4 Pengertian Sinonim

Sinonim dalam bahasa Jepang disebut dengan ruigigo. Ruigigo adalah beberapa kata yang memiliki bunyi ucapan yang berbeda namun memilki makna yang sangat mirip. Jadi bentuk kata antara 生徒 dan 学生 , 学 dan

習う berbeda tapi artinya mirip. Kata-kata seperti inilah yang disebut ruigigo (Iwabuchi dalam Sudjianto, 2004: 114)

Menurut Chaer (1994: 297) sinonim atau sinonimi adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainya.

Sedangkan Tokugawa (1976: 3) mendefinisikan sinonim sebagai berikut:

類義語 いう 意味 似 い 単語 あ

Ruigigo toiu no wa, imi ga onaji ka, mata yoku niteiru tango no koto dearu. “Yang disebut dengan sinonim adalah kata yang memiliki arti yang sama atau sangat mirip.‟

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dipahami bahwa sinonim adalah kata yang memiliki makna hampir mirip.


(34)

2.5 Jenis Sinonim Dalam Bahasa Jepang

Tatuo (1972: 6) membagi ruigigo kedalam tiga jenis, yaitu:

1. Ippouteki ga tahou ni fukumareru mono. (Satu bagian masuk kedalam bagian lainya.)

Misalnya kata “kyoushi” bermakna sama dengan “sensei” tetapi daigishi (anggota kongres) dan isha (dokter) dokter tidak disebut sensei. Sehingga cakupan “sensei” lebih luas dibandingkan “kyoushi”. Contoh lainya “hakken suru” dan “mitsukeru” yang berarti „menemukan‟ mengacu kepada hubungan antara yang pertama menemukanya dan yang kemudian.

2. Bubunteki ni kasanari au mono (Berangkaian secara sebagian-sebagian)

Misalnya “tsukue” dan “teeburu” adakalanya menunjukan hal yang sama tetapi, tsukue mengacu pada meja duduk gaya Jepang sedangkan teeburu mengacu pada meja di tempat makan seperti restoran dan sebagainya. Contoh serupa adalah “mori” dan “hayashi”, “shiken” dan “tesuto”, “agaru” dan “noboru” dan lain-lain.


(35)

Dalam arti cermat jenis sinonim ini mempunyai penggunaan secara jelas berbeda antara satu samalainya. Namun adakalanya dalam kosakata sehari-hari digunakan secara tidak tepat dan samar sebagai makna yang sama. Misalnya kata “chuusha” dan “teisha”, “on in” dan”onsei”. “keishin” dan “jakushin” dan lainya.

2.5.1 Kin

Berikut ini akan dijelaskan tentang pengertian atau makna dari kata kin

a. Menurut Nelson (2011: 904) dalam Kamus Kanji Modern Jepang Indonesia kin adalah:

Emas, uang. Kane: uang, logam.

b. Kemudian Haruhiko (1978: 507) menyatakan bahwa: 幣 金銭 意 表 金一封

Kahei. Kinsen nado no i arawasu.

Uang tunai. Menunjukan arti uang dan sebagainya. Contohnya: “amplop berisi sumbangan sejumlah uang”.


(36)

金 幣 金銭 金一封

Okane. Kahei. Kinsen. “ kin ippuu”.

Uang. Uang tunai. Uang (alat pembayaran) Contohnya: “amplop berisi sumbangan sejumlah uang”.

d. Hayashi (1993: 265) menjabarkan makna kin sebagai berikut:

古 価値 高い 幣や装飾 利用 い

Furuku kara kachi no takai mono to sare, kahei ya soushoku ni hiroku riyou sareteiru

Dianggap sebagai benda yang bernilai tinggi dari dulu, dan digunakan secara luas sebagai uang dan ornamen.

2.5.2 Dai

Berikut ini akan dijelaskan tentang pengertian atau makna dari kata dai (: 608)

a. Menurut Nelson (2011: 132) dalam Kamus Kanji Modern Jepang Indonesia dai adalah:

Ongkos, tarif, upah, biaya, harga.


(37)

ᬅ代金 代 あ 払い 接尾 ... 代金 食事 代 出掛 彼 番頭 電車 往復代 出

1. Daikin . “o dai wa atode haraimasu” 2. (setsubi) ...no daikin. “shokujidai “ “dekakeni kare wa bantou kara densha no oufuku– dake wo moratte deta”

1. Ongkos. Contoh kalimat: “akan bayar ongkosnya nanti”. 2. (Sufiks) ongkos.... Contoh: “biaya makan”. Contoh kalimat: “pada saat pergi keluar dia hanya menerima ongkos pulang pergi kereta api dari kepala pegawai toko”.

c. Kai (1998: 1159) menyatakan bahwa dai adalah:

代金 代 う

Daikin . Nedan. “ dai wo harau”

Ongkos. Harga . Contohnya: “membayar ongkos”.

d. Hayashi (1993: 587) mengemukakan makna dai sebagai berikut:

品物 交換 払う金 代価 代金 代 食事代

Shinamono to koukan ni harau kane. Daikin, hondai, shokujidai

Uang yang dibayar untuk pertukaran terhadap benda. Contoh: harga beli, ongkos, biaya buku, ongkos makan.


(38)

2.5.3 Chin

Berikut ini akan dijelaskan tentang pengertian atau makna dari kata chin

a. Menurut Nelson (2011: 850) dalam Kamus Kanji Modern Jepeng Indonesia chin adalah:

Sewa, upah, ongkos.

b. Haruhiko (1978: 1270) mengemukakan bahwa chin adalah:

接尾 代価 報酬 金銭 意 表 汽車賃 使い賃

(setsubi) daika mata wa houshuu toshite no kinsen no i wo arawasu.”kishachin““otsukaichin“

(sufiks) menunjukan makna biaya sebagai harga atau imbalan atas balas jasa. Contohnya: “ongkos kereta”, “biaya penggunaan”.

c. Kemudian kai (1998: 1282) menjabarkan kata chin sebagai berikut:

人や物 使 う代金 賃金 報酬 賃 う

hito ya mono wo tsukatta toki harau daikin. Chinkin . houshuu. “ chin wo harau”

Ongkos yang dibayar ketika menggunakan barang atau layanan orang. Upah. Imbalan atas balas jasa. Contoh: “membayar sewa”.


(39)

ᬅ労力 対 代金 賃金 運賃 工賃 駄賃 ②借 代金 賃 賃借 家賃

1. rouryoku ni taisuru daikin. Chingin, unchin, kouchin, dachin. 2, kariru tame no daikin. Chintai, chinshaku, yachin.

1. Ongkos / biaya terhadap tenaga kerja. Contoh: upah, ongkos pengangkutan, upah kerja, upah lelah.

2.Ongkos untuk peminjaman. Contoh: sewa, sewaan, sewa kamar.

2.5.4 Hi

Berikut ini akan dijelaskan tentang pengertian atau makna dari kata hi

a. Menurut Nelson (2011: 847) dalam Kamus Kanji Modern Jepeng Indonesia hi adalah:

Pengeluaran, biaya.

b. Haruhiko (1978: 1620) menyatakan kata hi sebagai berikut:

接尾 費用 意 表 交通費

setsubi kakaru hiyou no i wo arawasu. “koutsuhi“

(sufiks) menunjukan makna pengeluaran yang di perlukan. Contoh: “pengeluaran transportasi”.


(40)

費用  費用 使 必 要 金銭 入費

Hi mei hiyou.  hiyou hiyou mei kattari tsukattari suru noni hitsuyou na kinsen. Nyuuhi

Hi kata benda hiyou pengeluaran. Kata benda. Uang yang diperlukan untuk pembelian dan penggunaan. Pengeluaran.

d. Hayashi (1993: 819) mengemukakan makna hi sebagai berikut:

あ 金 費用 会費 食費 交通費

Aru koto no tame ni kakaru okane. Hiyou, kaihi, shokuhi, koutsuhi

Pengeluaran uang untuk suatu hal. Contoh: pengeluaran, iuran keanggotaan, biaya makan, biaya transportasi.

2.5.5 Ryou

Berikut ini akan dijelaskan tentang pengertian atau makna dari kata ryou

a. Menurut Nelson (2011: 690) dalam Kamus Kanji Modern Jepeng Indonesia ryou adalah:

Biaya, tarif, ongkos, tunjangan

b. Sementara Haruhiko (1978: 2070) mengemukakan bahwa ryou adalah:.

事 支払う金 代金 料金 入場料 多 接尾語的 使う


(41)

Sono koto no tame ni shiharau kane. Daikin. Ryoukin . “nyuujoryou“ ooku setsubigo teki ni tsukau

Uang yang dibayar untuk hal tersebut. Ongkos. Tarif. Contoh: “tarif karcis masuk” (banyak digunakan sebagai akhiran).

. c. Kai (1998: 2077) mengatakan bahwa kata ryou adalah:

代金 費用

Ryou mei Daikin . hiyou

Ryou kata benda. Ongkos. Pengeluaran.

d. Hayashi (1993: 1045) mengemukan makna ryou sebagai berikut:

え う 金 料金 料 給料 入場料

Mono to hikikae ni harau okane. Ryoukin, souryou, kyuuryou, nyuujouryou

Uang yang dibayarkan untuk pertukaran suatu benda. Contoh: tarif, ongkos kirim, gaji, tarif masuk.


(42)

2.6 Fungsi Kata kin, dai, chin, hi dan ryou Yang Menyatakan Biaya

Akira (1988: 661-2544) dalam Daijirin menjabarkan fungsi kin, dai, chin, hi dan ryou yang menyatakan biaya sebagai berikut:

1. 金 kin

金銭 幣 金一封 Kinsen. Kahei “kinippuu”.

Uang tunai. Uang (alat pembayaran) contohnya: “amplop berisi sumbangan sejumlah uang”.

2. 代 dai

物 対価 払う金 料金 代 い ほ

Mono, saabisu nado no taika toshite harau kane. Ryoukin. “odai wa ikahododeshou”

Uang yang dibayar sebagai imbalan terhadap benda, pelayanan dan lainya. ongkos. Contoh kalimat: “berapa ongkosnya?”.

3. 賃 chin

ᬅ人や物 使用 代償 支払う金銭 使用料 代金 借 賃 働い 得 報酬 賃金 運 賃 賃仕事


(43)

1. Hito ya mono wo shiyou shita daishou toshite shiharau kinsen. Shiyouryou. Daikin. “karichin“.

2. Hataraite eru houshuu. Chingin “hakobichin“ “chinshigoto”

1. Uang yang dibayar sebagai imbalan/ bayaran karena telah menggunakan benda atau jasa orang. Sewa . ongkos. Contoh: “sewa”.

2. Imbalan yang diperoleh dari bekerja. Imbalan atas balas jasa. Upah. Contoh: “ongkos angkut”, “kerja upahan”.

4. 費 hi

物事 行う 必要 金銭 費用 会費 学費 経費 公費 歳 費 私費 出費 冗費 食費 旅費

Monogoto wo okonau noni hitsuyou na kinsen. “hiyou, kaihi, gakuhi, keihi, kouhi, saihi, shihi, shuppi, jouhi, shokuhi, ryouhi”

Uang yang diperlukan untuk mengadakan segala sesuatunya. Contoh: “pengeluaran, iuran keanggotaan, biaya sekolah, biaya penyelenggaraan, pengeluaran publik, pengeluaran tahunan, biaya pribadi, biaya pengeluaran, biaya yang tidak perlu, biaya makan, ongkos perjalanan”.

5. 料 ryou

給与 代金 料金 給料 見料 料 損料 無料 入場料

Kyuuyo. Daikin “ryoukin, kyuuryou, kenryou, souryou, sonryou, muryou, nyuujouryou”


(44)

Gaji. Ongkos. “tarif, gaji, biaya karcis masuk, ongkos kirim, ongkos sewa, gratis, tarif masuk”.

Tadao (1989) menjabarkan kata –kin, -dai, -chin, -hi dan –ryou sebagai berikut:

1. 金 kin

現金 借金 賞金 代金 金 金庫 用例 金一封 接尾的 報奨金

Zeni. Okane. (genkin, shakkin, shoukin, daikin, choukin) (kinko) yourei kin ippu. (setsuzoku teki) houshou

„Uang. Duit. Contoh: (ua ng tunai, hutang, hadiah uang, harga, uang tabungan) (brankas) Contoh penggunaan (kata benda) amplop berisi sumbangan sejumlah uang. ( contoh secara konjungsi) uang bonus‟.

2. 代 dai

あ い う金 足代 地代 代価 代償 用例 代 接尾 洋服代 洗濯代

Shiro atai. Shiharau okane. (ashidai, chidai) (daika, daishou) yourei (mei) hon no dai. (setsubi) youfukudai. Sentakudai.

„Biaya. Harga. Uang yang dibayarkan. Contoh: (ongkos jalan, biaya tanah) (harga, imbalan) Contoh penggunaan (kata benda) Biaya buku. (contoh sebagai akhiran) Biaya pakaian. Biaya Laundri‟.


(45)

い 人 う 金 報酬 代金 使用料 軍 賃 家賃 賃銀 賃借 賃 用例 接尾的 手間賃 汽車賃 運 賃

Hataraita hito, karita mono ni harau okane. Youshuu. Daikin. Shiyouryou. (gunchin, yachin) (chingin, chinshaku, chintai) yourei (setsuzokuteki) Temachin. Kishachin. Unsouchin

„Uang yang dibayarkan untuk orang yang telah bekerja atau barang yang telah dipinjam. Imbalan. ongkos. Harga pakai. Contoh: (biaya militer, sewa rumah) (upah, penyewaan, sewa) Contoh pemakaian (secara konjungsi) Ongkos kerja, Ongkos kereta api. Ongkos pengangkutan‟.

4. 費 hi

いえ 学費 経費 出費 費目 費用 用例 接尾 的 接待費 人件費 交通費

Tsuie. Kakari. (gakuhi, keihi, shuppi) (himoku, hiyou) yourei (setsuzokuteki) Settaihi. Jinkenhi. Koutsuhi.

Perbelanjaan. Biaya pengeluaran. Contoh: (Biaya sekolah, ongkos penyelenggaraan, biaya pengeluaran) (belanja barang, pengeluaran) Contoh pemakaian (secara konjungsi) Biaya resepsi. Biaya tenaga kerja. Biaya transportasi‟.


(46)

あ 代金 給料 見料 料 損料 無料 料金 用例 接尾的 観覧料 験料

Teate. Daikin. (kyuuryou, kenryou, souryou, sonryou) (ryoukin) yourei (setsuzokuteki) Kantokuryou. Juukenryou.

„Upah. Ongkos. Contoh: (gaji, bayaran, ongkos kirim, ongkos sewa) (bayaran) Contoh pemakaian (secara konjungsi) Biaya pengawasan. Biaya ujian‟.


(47)

BAB III

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KATA KIN, DAI, CHIN, HI DAN RYOU YANG MENYATAKAN BIAYA

3.1 Fungsi dan Makna Kata kin

Cuplikan 1 :

裁判 あ 政府 移民 救 決 ミ 移民全

員 最高 200 万 見舞金 う (News ga

wakaru Edisi November 2006: 22)

Saiban no ato, seifu wa imin wo kyuusai suru koto wo kimeta. Dominika imin zen in ni, saikou ni hyaku man en no mimaikin wo harau koto ni shita no da.

Setelah persidangan pemerintah menetapkan membantu imigran. Dengan membayar bingkisan uang paling tinggi dua juta yen pada seluruh anggota imigran Dominika.

Analisis:

Pada kalimat 1, akhiran kata kin pada kata mimaikin berarti bingkisan uang. Makna kata kin disini adalah uang tunai yang berupa bingkisan. Fungsi kata kin menenjukan pada uang dari jenis yang ditunjukan oleh kata dasarnya yaitu mimai yang berararti jengukan untuk orang sakit mapun menderita. Dalam wacana tersebut dijelaskan pemerintah akan


(48)

memberikan dana berupa bingkisan uang kepada para imigran dominika yang menderita karena perang.

Cuplikan 2 :

反則金 郵便局 銀行 払 い (The nihongo journal edisi

mei 1993: 26)

Hansokukin wa yuubinkyoku ka gimkou de haratte kudasai.

Silahkan bayar uang denda melalui bank atau kantor pos.

Analisis:

Pada kalimat 2, akhiran kata kin pada kata hansokukin berarti uang denda. Makna kata kin adalah uang. Fungsi kata kin disini menunjukan pada uang dari jenis yang ditunjukan oleh kata dasarnya yaitu hansoku yang berararti pelanggaran. Dalam wacana tersebut dijelaskan pelanggar harus membayar bayaran denda atas pelanggaran yang dilakukanya.

Cuplikan 3 :

う …や 国 税金 安 企業 厳 給料 … ( The nihongo journal edisi mei 1993: 70)

“Sou dane. ...yahari kuni ga zeikin yasuku suru toka kigyou wa kibishikutemo kyuuryou wo ageru toka...”


(49)

“Begitu ya, ...ternyata memang dengan cara memurahkan pajak atau perusahaan meskipun kejam dengan cara menaikan gaji”

Analisis:

Kalimat 4, kin pada kata zeikin berarti pajak. Pajak sendiri dalam KBBI dijelaskan pungutan wajib biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan wajib kepada negara atau pemerintah sehubungan dengan pendapatan, pemilikan, harga beli barang dan sebagainya. Makna kata kin disini adalah uang. Fungsi kata kin menenjukan pada uang dari jenis yang ditunjukan oleh kata dasarnya yaitu zei yang berarti cukai. Dalam wacana tersebut dijelaskan pendapat si pembicara menegenai bagaimana caranya meningkatan daya beli masyarakat. Yaitu tidak ada cara lain selain dengan meningkatnya penghasilan dan menurunya biaya pajak.

Cuplikan 4 :

手形 商 引 支払い手段 広 用い い 現金 商品 仕入 や 売 決 大変便利 (The nihongo journal edisi Juni 1992: 75)

Tegata wa, shoutorihiki no shiharai shudan toshite hiroku mochi irarete imasu. Genkin ga nakutemo shouhin no shiire ya hanbai no kessai ga dekiru node, taihen benri desu.


(50)

Wesel digunakan secara luas sebagai sarana transaksi pembayaran. Meskipun tanpa adanya uang tunai, amat sangat praktis karena penjualan dan pembelian barang bisa melalui pembayaran rekening.

Analisis:

Kalimat 4, akhiran kin pada kata genkin berarti uang tunai. Makna kata kin adalah uang tunai. Fungsi kata kin menunjukan pada uang dari jenis yang ditunjukan oleh kata dasarnya dalam hal ini kata dari kanji arawareru yang berarti muncul atau nampak, yang menunjukan uang yang nampak secara fisik yaitu uang tunai / cash. Dalam wacana diatas dijelaskan bahwa melalui wesel pembelian dan pembayaran dapat dilakukan tanpa memerlukan bayaran berupa uang tunai.

3.2 Fungsi dan Makna Kata dai

Cuplikan 1 :

日時 5 月 8 日 土 午後 2時~4 時 場所 B テ 会費 800 飲 物代 (The nihongo journal edisi mei 1993: 37)

Nichiji gogatsu (do) gogo niji – yoji. Basho B hoteru. Kaihi happyaku en (biza to nomimonodai).

Tanggal dan waktu : (sabtu) jam 2 – jam 4 sore. Tempat Hotel B. Biaya kenaggotaan 800 yen (biaya minuman dan visa).


(51)

Analisis:

Kalimat 1, dai pada kata nomimonodai berarti biaya minuman. Dai disini bermakna biaya. Fungsi kata dai menunjukan pada uang yang dibayarkan sebagai pertukaran dengan benda yang dibeli, dalam hal ini adalah minuman. Dalam wacana tersebut dijelaskan pengumuman pesta penyambutan anggota baru untuk pemain tenis dari klub tenis. Dijelaskan mengenai waktu dan tempat penyelenggaraan dan juga biaya yang diperlukan termasuk didalamnya biaya untuk minuman.

Cuplikan 2 :

新聞代 払 い あ 絶対 え

(The nihongo journal edisi mei 1993: 36)

Shinbundai wo haratte kudasai ne. Ato de zettai kaesu kara

Tolong bayarkan biaya koran ya. Karena akan saya kembalikan uangnya nanti setalah saya kembali.

Analisis:

Kalimat 2, dai pada kata shinbundai berarti biaya koran. Makna kata dai adalah biaya. Fungsi kata dai disini adalah uang yang dibayarkan sebagai pertukaran dengan sesuatu yang dibeli. Dalam hal ini adalah koran (pembelian koran). Dalam wacana diatas dijelaskan contoh salah satu


(52)

memo yang terpasang didinding maupun pintu yang berisi pesan untuk membayar biaya untuk pembelian koran.

Cuplikan 3:

日 月 控え い 長男 ッ ク 夏合宿 費用 発表

1泊3食付 25800

1泊 2万 超え い う?

バ 代 原価 1万 5千 超え い (The nihongo journal edisi mei 1993: 86)

Honjitsu, tsukizue ni hikaete iru, chounan no sakkaa sukuuru natsu gasshuku no hiyou ga happyou saremashita.

Ippaku san kuitsuke de 25.000 en.

Ippaku de niman en koe ha nai deshou?

Basudai ga kakatta to shitemo genka ha ichiman gosen en wo koeru koto wa nai hazu.

Hari ini, menjelang akhir bulan, diumumkan biaya penginapan ingurasi musim panas Chonan Soccer School.


(53)

Dalam satu malam tidak akan lebih dari 20.000 yen bukan?

Bahkan jika sudah termasuk ongkos bus sekalipun, pasti harganya tidak akan melebihi 15.000 yen.

Analisis:

Kalimat 3, dai pada kata basudai berarti ongkos bus. Makna kata dai adalah ongkos. Fungsi kata dai menunjukan uang untuk sesuatu yang digunakan secara temporer seperti model transportsi. Dalam wacana diatas dijelaskan biaya penginapan yang sangat mahal dan tidak wajar, yang walaupun sudah termasuk didalamnya biaya bus biayanya tidak akan semahal itu

3.3 Fungsi dan Makna Kata chin

Cuplikan 1 :

食 物 払わ い 借家 住 い 家賃 払わ い (News ga wakaru Edisi November 2006: 24)

Tabemono wo harawanakereba naranaishi, shakuya ni sunde ireba yachin mo harawanakereba naranai.

Selain harus membayar makanan, kalau tinggal dirumah sewa juga harus membayar sewa rumah.


(54)

Pada kalimat 1, akhiran chin yang terdapat pada kata yachin berarti sewa rumah. Makna kata chin disini adalah sewa. Fumgsi kata chin menunjukan beban biaya yang harus dibayar untuk penyewaan dalam hal ini adalah rumah. Pada wacana tersebut dijelaskan biaya-biaya apa saja yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari termasuk biaya untuk sewa rumah.

Cuplikan 2 :

運賃 荷造 費当社負担(The nihongo journal edisi Juni 1992: 73).

Unchin, nidzukurihi tousha futan.

Ongkos pengangkutan, biaya pengemasan ditanggung perusahaan.

Analisis:

Pada kalimat 2, chin pada kata unchin memiliki arti ongkos pengangkutan. Makna kata chin adalah ongkos. Fungsi kata chin disini menunjukan beban biaya yang dikenakan atas penggunaan suatu transportasi. Pada wacana tersebut dijelaskan bahwa biaya pengemasan dan ongkos pengangkutan ditanggung oleh perusahaan.

Cuplikan 3 :

大手私鉄 賃 交 9 組合 イ 突入


(55)

Ooteshitetsu no chinage koushou ga matomarazu, kyuu kumiai ga sutoraiki ni totsunyuu.

Tanpa kesepakatan kenaikan upah dari perusahaan raksasa kereta api, sembilan koperasi melakukan aksi mogok kerja.

Analisis:

Pada kalimat 3 ini chin pada kata chinage berarti kenaikan upah. Makna kata chin disini adalah upah. Fungsi kata chin menunjukan imbalan yang diperoleh dari bekerja. Pada wacana tersebut dijelaskan tuntutan dari pegawai yang melakukan mogok kerja karena tidak ada kesepakatan atas tuntutan kenaikan upah.

3.4 Fungsi dan Makna Kata hi

Cuplikan 1 :

転校以外 学校 教科書 わ い 一方的 学費 値 保証人 紹介料 年間 30 万 要求

いう声 あ (The nihongo journal edisi mei 1993: 79)

Tenkou igai de wa, gakkou no orijinaru kyoukasho ga wakari nikui, ippou teki ni gakuhi ga neage sareta, hoshounin no shoukairyou toshite nenkan sanjuu man en wo youkyuu sareta to iu koe ga atta.

Selain pada keadaan pindah sekolah, buku original dari sekolah sulit dipahami, dilain sisi biaya sekolah juga dinaikan, dan ada yang mengatakan dibutuhkan 300 ribu yen biaya tahunan perkenalan penjamin.


(56)

Analisis:

Pada kalimat 1, akhiran hi pada kata gakuhi berarti biaya sekolah. Kata hi bermakna biaya. Fungsi kata hi adalah uang yang dikeluarkan untuk suatu keperluan atau untuk keperluan sehari-hari (rutin). Dalam wacana tersebut dijelaskan masalah-masalah mahasiswa pindahan pembelajar bahasa Jepang, salah satunya buku pelajaran dari sekolah baru yang sulit dipahami dan juga kenaikan biaya sekolah yang rutin dibayar setiap semeternya.

Cuplikan 2:

日時 5 月 8 日 土 午後 2時~4 時 場所 B テ 会費 800 飲 物代 (The nihongo journal edisi mei 1993: 37)

Nichiji gogatsu (do) gogo niji – yoji. Basho B hoteru. Kaihi happyaku en (biza to nomimonodai).

Tanggal dan waktu : (sabtu) jam 2 – jam 4 sore. Tempat Hotel B. Biaya kenaggotaan 800 yen (biaya minuman dan visa).

Analisis:

Cuplikan 2, Kata hi pada kaihi berarti biaya keanggotaan. Makna kata hi adalah biaya. Fungsi kata hi disini menunjukan biaya / pengeluaran pada organisasi, dalam hal ini adalah keangotaan dari klub / perkumpulan tenis. Dalam wacana tersebut dijelaskan pengumuman pesta penyambutan anggota baru untuk pemain tenis dari klub tenis. Dijelaskan mengenai


(57)

waktu dan tempat penyelenggaraan dan juga biaya keanggotaan bagi masing-masing anggota yang sudah termasuk didalamnya biaya untuk minuman dan visa.

Cuplikan 3:

戦没者 建 石 来 神 移転 再建

公費 使 争わ 裁判 最高裁判所 憲法

反 い 市住民 告 棄却 (The nihongo journal edisi

mei 1993: 98-99)

(senbotsusha matsuru tame ni tateta ishi. Honrai wa shinto no mono) no iten, saiken ni kouhi wo tsukatta koto wo meguri arasowareta saiban de, saikou saibansho wa kenpou ni ihan shinai to doushi juumin no joukoku wo kikkyaku shita.

Meliputi biaya publik yang digunakan untuk pemindahan dan rekonstruksi (batu yang dibangun untuk menghormati prajurit yang gugur dalam peperangan. Aslinya adalah benda shinto) yang diperdebatan di pengadilan, Mahkamah Agung menetapkan tidak melanggar Undang-Undang dan menolak banding masyarakat yang tinggal di kota yang sama.

Analisis:

Kalimat 3, kata hi sebagai akhiran pada kata kouhi yang berarti biaya publik. Hi bermakna biaya. Kata hi disini berfungsi sebagai pengeluaran


(58)

uang untuk organisasi atau komunitas dalam hal ini adalah biaya yang diperlukan untuk pengeluaran yang telah disediakan oleh pemerintah. Dalam wacana tersebut dijelaskan perdebatan atas masalah mengenai pemindahan batu monumen dan penggunaan pengeluaran publik yang digunakan untuk pemindahan dan rekonstruksi antara masyarakat sekitar dan pemerintah.

Cuplikan 4:

日 語 ャ 主催外国人 就職セミ

日 企業 就職 考え い 方 大歓迎

日時 :620 土曜 13:30~17:30

参加費 :300

容 問い合わ い 91 覧 い

(The nihongo journal edisi juni 1992: 110)

Nihongo jaanaru shusai gaikokujin no tame no shuushoku seminaa.

Nihon kigyou he no shuushoku wo kangaete iru kata nara donnata demo daikangei.

Nichiji : rokugatsu hatsuka (doyou) 13.30-17.30


(59)

Naiyou, otoi osewani tsuite ha, 91 peeji wo goran kudasai

Seminar mengenai pencarian pekerjaan yang diselenggarakan Nihongo Journal untuk orang asing.

Menyambut siapa saja yang tertarik untuk bekerja di perusahaan Jepang.

Waktu : 20 Juni (sabtu) Jam 13.30- 17.30

Pengeluraan keikutsertaan : 300 yen

Mengenai pertanyaan maupun isi seminar, silahkan lihat halaman 91

Analisis:

Cuplikan 4, hi pada kata sankahi berarti biaya pengeluaran keikutsertaan. Makna kata hi disini adalah biaya pengeluaran. Fungsi kata hi menunjukan pengeluaran yang diperlukan untuk megadakaan suatu hal dalam hal ini adalah keikutsertaan seminar. Dalam cuplikan tersebut dijelaskan pengumuman penyelengaraan seminar pencarian pekerjaan. Dimana biaya untuk keikutsertaan seminar tersebut adalah 300 yen.

3.5 Fungsi dan Makna Kata ryou

Cuplikan 1 :

雑誌+テ プ12 月 31,920 (税込) 支払い方法 一括払い

3 回払い 手数料 500 6 回支払い 手数料 1000 (The


(60)

Zasshi tasu teepu juunikagetsu sanman sen kyuuhyaku nijuu en (zeikin komi) oshiharai houhou ikkatsu barai. Sankai harai (tesuuryou gohyaku en) rokukai shiharai (tesuuryou sen en)

Majalah + Tape recorder 12 bulan: 31.920 yen (termasuk pajak) untuk cara membayar: pembayaran sekaligus. 3 kali bayar (komisi 500 yen) 6 kali bayar (komisi 1000 yen).

Analisis:

Kalimat 1, kata ryou yang terdapat pada kata tesuuryou berarti komisi. Menurut KBBI kata komisi bemakna imbalan atau persentase tertentu yang dibayarkan karena jasa yang diberikan dari jual beli dan sebagianya. Makna kata ryou adalah biaya. Kata ryou disini berfungsi sebagai biaya yang dikenakan untuk layanan, dalam hal ini adalah layanan berupa kemudahan atas penguluran waktu dan kemudahan pembayaran. Dalam cuplikan tersebut dijelaskan biaya untuk tep rekorder dan majalah dan juga komisi yang dibayar berbeda-beda tergantung pilihan pembayaran.

Cuplikan 2 :

役所 働 人々 給料 払わ い(News ga wakaru

Edisi November 2006: 24)

yakusho de hataraku hitobito no kyuuryou mo harawanakereba naranai.

Juga harus membayar gaji orang-orang yang bekerja di kantor pemerintahan.


(61)

Kalimat 2, ryou pada kata kyuuryou bermakna upah/gaji. Fungsi kata ryou adalah pembayaran atau upah yang diterima untuk layanan. Dalam wacana tersebut dijelaskan salah satu keharusan pemeritah untuk membayar upah orang-orang yang bekerja di kantor pemerintahan.

Cuplikan 3 :

広場 ミ 情報 便 や原稿 掲載無料 あ (The nihongo journal edisi mei 1993)

(Minna no hiroba) (mini jouhou) e no otayori ya genkou (keisai muryou) no atesaki wa kochira desu.

“tanah lapang untuk semuanya” “informasi mini” untuk surat dan naskah asli (gratis biaya pemasangan) alamatnya disini.

Analisis:

Kalimat 3, ryou pada kata muryou memiliki arti bebas biaya (gratis). Makna kata ryou adalah biaya. Fungsi kata ryou disini adalah biaya yang dikenakan untuk layanan. Dalam wacana tersebut dijelaskan lokasi tanah lapang dan informasi mini bagi penulis untuk memuat tulisanya dan dibebaskan biaya atas layanan pemuatannya.


(62)

Cuplikan 4 :

購読期間 12 月 購読料 韓国語版 16,480 雑誌 The

nihongo journal edisi Juni 1992: 82)

Koudoku kikan juunika getsu koudokuryou kankoku goban juuman rokusen yonhyaku hachijuu en (zasshi nomi).

Periode berlangganan 12 bulan. Tarif berlangganan versi bahasa korea 16.480 yen (hanya majalah)

Analisis:

Kalimat 4, kata ryou pada kata koudokuryou berarti tarif berlangganan, Makna kata ryou adalah tarif yaitu harga satuan jasa. Fungsi kata ryou adalah biaya yang dikenakan atas perbuatan dalam hal ini adalah berlangganan. Dalam wacana tersebut dijelaskan biaya yang dikenakan untuk berlangganan selama 12 bulan adalah 16.480 yen

3.6 Perbedaan dan Persamaan Fungsi dan Makna Kata kin, dai, chin, hi dan ryou

Setelah dilakukan analisis terhadap data berlandaskan konsep yang dikemukakan Harlpen, Vance dan lain-lain mengenai fungsi dan makna kata kin, dai, chin, hi dan ryou yang menyatakan biaya ditemukan beberapa persamaan dan perbedaan fungsi dan makna dari kelima kata tersebut. Persamaan dan perbedaan fungsi dan kata kin, dai, chin, hi dan ryou yang menyatakan biaya akan disajikan


(63)

pada tabel di bawah ini. Tanda O menyatakan contoh penggunaan dan tanda X menyatakan bukan contoh penggunaan yang terdapat dalam The Nihongo Journal Edisi Mei 1993 dan Edisi Juni 1992 Majalah News Ga Wakaru Edisi November 2006

3.6.1 Persamaan dan Perbedaan Fungsi kata kin, dai, chin, hi dan ryou

Fungsi 金 代 賃 費 料

Menunjukkan sesuatu yang dibeli X O X X X

Menunjukkan sesuatu yang disewa X O O X X

Menunjukkan pengeluaran yang secara rutin dilakukan

X X X O X

Menunjukkan pertukaran uang dan benda X O X X X Menunjukkan satuan harga yang telah

ditetapkan

X X X X O

Menunjukkan sesuatu yang digunakan secara temporer

X O X X X

Menunjukkan penyewaan suatu kendaraan X O O X X Menunjukkan pengeluaran untuk suatu

organisasi

X X X O X

Menunjukkan imbalan yang diperoleh dari bekerja

X X O X O

Menunjukkan uang yang diperlukan untuk pembelian maupun penggunaan sesuatu


(64)

Menunjukkan uang secara fisik O X X X X Menunjukkan uang yang diperlukan untuk

mengadakan segala sesuatunya

X X X O X

Menunjukkan uang yang harus dibayar untuk suatu perbuatan / pelayanan

X X X X O

3.6.2 Persamaan dan Perbedaan Makna Kata kin, dai, chin, hi dan ryou

Makna 金 代 賃 費 料

Biaya X O X O O

Uang O O O O O

Uang tunai O X X X X

Pengeluaran X X X O X

Sewa X X O X X

Upah X X O X O

Tarif X X X X O


(65)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari analisis yang dilakukan pada The Nihongo Journal Edisi Mei 1993 dan Edisi Juni 1992 Majalah News Ga Wakaru Edisi November 2006 diambil kesimpulan bahwa:

1. Fungsi kata kin, dai, chin, hi dan ryou adalah:

a. Fungsi kata kin menunjukkan pada uang dari jenis yang ditunjukan oleh kata dasarnya. Dan kata-kata yang dibentuk dengan kin tidak mesti mengacu pada pembayaran. Kin mengacu kepada wujud uang itu sendiri secara fisik dan tidak memiliki makna biaya. Walaupun ada beberapa kasus tertentu kata kin memiliki makna yang dekat dengan kata biaya.

b. Fungsi kata dai menunjukkan uang yang dibayarkan sebagai pertukaran sesuatu yang dibeli, uang yang dibayar untuk pertukaran terhadap benda, uang untuk sesuatu yang digunakan secara temporer seperti model transportasi.

c. Fungsi kata chin menunjukkan beban biaya untuk penyewaan, beban biaya yang dikenakan atas penggunaan transportasi, imbalan yang diperoleh dari bekerja.

d. Fungsi kata hi menunjukkan pengeluaran atau iuran pada organisasi, pengeluaran uang untuk suatu hal, uang yang


(66)

diperlukan untuk mengadakan segala sesuatunya dan pengeluaran / belanja yang rutin dilakukan.

e. Fungsi kata ryou menunjukkan biaya yang harus dibayar untuk sesuatu perbuatan, biaya yang dikenakan untuk layanan, pembayaran atau upah yang diterima untuk layanan. Ryou umumnya tidak digunakan dengan kata yang mengacu pada tempat tinggal atau benda yang dibeli.

2. Persamaan fungsi kata kin, dai, chin, hi dan ryou adalah:

a. kata kin, dai, chin, hi dan ryou menunjukkan uang yang diperlukan untuk pembelian maupun penggunaan suatu benda.

b. Kata dai dan chin menunjukkan sesuatu yang disewa dan penyewaan suatu kendaraan.

c. Kata chin dan ryou berfungsi menunjukkan imbalan yang diperoleh dari bekerja.

3. Perbedaan fungsi kata kin, dai, chin, hi dan ryou adalah:

a. Kata dai menunjukkan suatu yang dibeli, menunjukkan pertukaran uang dengan benda, menunjukkan sesuatu yang digunakkan secara temporer.

b. Kata hi berfungsi menunjukkan pengeluaran yang secara rutin dikeluarakan, menunjukkan pengeluaran untuk suatu organisasi dan menunjukkan uang yang diperlukan untuk mengadakan segala sesuatunya.


(67)

c. Kata ryou berfungsi menunjukkan uang yang harus dibayar untuk suatu perbuatan dan menunjukkan uang yang dikenakan untuk suatu layanan, menunjukkan satuan harga yang telah ditetapkan. 4. Makna kata kin, dai, chin, hi dan ryou kin adalah:

a. Makna kata kin adalah uang, uang tunai, menunjukkan arti uang dan sebagainya.

b. Makna kata dai adalah ongkos, biaya.

c. Makna kata chin adalah sewa, uang sewa, upah, gaji, ongkos. d. Makna kata hi adalah pengeluaran, biaya pengeluaran, biaya. e. Makna kata ryou adalah biaya, tarif, upah, pembayaran upah, gaji.. 5. Persamaan makna kata kin, dai, chin, hi dan ryou adalah:

a. Kata kin, dai, chin, hi dan ryou bermakna uang. b. Kata dai, hi dan ryou bermakna biaya.

c. Kata dai dan chin bermakna ongkos. d. Kata chin dan ryou bermakna upah.

6. Perbedaan makna kata kin, dai, chin, hi dan ryou adalah: a. Kata kin bermakna uang tunai.

b. Kata chin bermakna sewa. c. Kata hi bermakna pengeluaran d. Kata ryou bermakna tarif.


(68)

2.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca adalah sebagai berikut:

1. Melalui penulisan skripsi ini diharapkan pembelajar bahasa Jepang dapat lebih memahami mengenai fungsi dan makna kata kin, dai, chin hi dan ryou yang menyatakan biaya.

2. Penelitian mengenai fungsi dan makna kata yang menyatakan biaya hendaknya terus dilakukan, agar pembelajar bahasa Jepang di masa mendatang menjadi lebih baik dan paham lagi dalam berbahasa Jepang sehingga kesalahan-kesalahan dalam pemakaian kata dapat dihindari.


(69)

DAFTAR PUSTAKA

Akira, Matsumura. 1988. Daijirin. Tokyo: Sanseidou Co, Ltd Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Harlpen, Jack. 1999. The Kondansha kanji Learners Dictionary is based on the

New Japanese-English Character. Tokyo : Kondansha International Ltd

Haruhiko, Kindaichi. 1978. Gakken Kokugo Daijiten. Tokyo: Gakushuu Kenkyuusha Co. Ltd

Kai, Bokurou dan Yuuguchi. 1998. Kokugo Jiten. Tokyo: Meijishoin Koentjaraningrat. 1976. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: UI Press

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Nelson, Andrew N. Kamus Kanji Modern Jepang Indonesia. Jakarta: 2011. Kesaint Blanc

News Ga Wakaru (Majalah). 2006. Tokyo: Mainichi Shinbun Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Gorontalo: Rineka Cipta

Shirou, Hayashi, dkk. 1993. Reikai Shinkokugo Jiten. Jepang: Kabushiki Gaisha Sanseidou

Sudjianto, 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blance Sutedi, Dedi. 2009. Dasar - Dasar Linguistik Bahasa Jepang (Edisi Ketiga)

Bandung: Humaniora Utama Press


(70)

Tarigan, Henri Guntur. 1985. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa Tatuo, Minazima.1972. Ruigigo jiten. Tokyo: Tokyodoshuppan

The Nihongo Journal (Majalah) Edisi Mei 1993 The Nihongo Journal (Majalah) Edisi Juni 1992

Tokugawa Munemasa, dan Miyajima Tatsuo. 1973. Ruigigo Jiten. Tokyo: Tokyodo Shuppan

Vance, Timothy J. 2004. Prefiks Dan Sufiks Dalam Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc

Verhaar J. W. M. 2001. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press


(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)