EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI KARAKTER TOKOH PADA NOVEL REMAJA 24 HOUR STAY AT SCHOOL KARYA ESA KHAIRINA HUSEIN: Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 3 Pangalengan Kabupaten Bandung

(1)

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI

KARAKTER TOKOH PADA NOVEL REMAJA

24 HOUR STAY AT SCHOOL KARYA ESA KHAIRINA HUSEIN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 3 Pangalengan Kabupaten

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

TESIS

diajukanuntuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh

Ayi Sumiati

NIM 1102543

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI KARAKTER TOKOH PADA NOVEL REMAJA 24 HOUR STAY AT SCHOOL KARYA ESA

KHAIRINA HUSEIN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMPN 3 Pangalengan Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

oleh Ayi Sumiati

Dra.Uninus Bandung, 1992

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Pendidikan Bahasa Indonesia

© Ayi Sumiati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan Judul “Efektivitas model sinektik berorientasi berpikir kritis dalam meningkatkan kemampuan apresiasi karakter tokoh pada novel remaja 24 hour stay at school karya esa khairina husein


(4)

Ayi Sumiati, 2013

Efektifitas Model Sinektik Berorientasi Berfiakir Kritis Dalam Meningkatkan Kemempuan Apresiasi

ABSTRAK

Penelitianiniberjudul “Efektivitas model sinektikberorientasiberpikirkritisdalammeningkatkankemampuanapresiasikarakter tokohpada novel remaja24 hour stay at school karyaesakhairinahusein” (StudiEksperimenpadaSiswaKelas VIII SMPN 3 PangalenganKabupaten Bandung TahunAjaran 2012/2013).Penelitianinidilatarbelakangiolehhal-halberikut.Pertama, guru dituntutkeprofesionalnyadalammemilih model yang tepat agar siswadapatbelajarsecaraaktif, menyenangkan, danmeraihhasilbelajar yang optimal.Kedua,

pengajaransastradapatmembantupendidikansecarautuhapabilacakupannyameliputi empatmanfaat, yaitu: membantuketerampilanberbahasa, meningkatkanpengetahuanbudaya, mengembangkanciptadan rasa, sertamenunjangpembentukanwatak. Adapun yang menjaditujuannyayaitu: 1) mendeskripsikanunsur-unsurintrinsik yang terdapatdalam novel; 2).mendeskrisikanpenerapan model sinektikdalamapresiasikaraktertokoh novel; 3).endeskripsikan model sinektikefektifdalamapresiasikaraktertokoh novel; 4).mendeskripsikanhasilanalisissiswaterhadapnilai-nilaikaraktertokoh novel;

5).mendeskripsikanresponssiswaterhadap model

sinektikdalamapresiasikaraktertokoh. Metode yang

digunakanadalahmetodedeskriptifanalisisdaneksperimen.Metodedeskriptifdilakuk andengancaramendeskripsikanfakta-fakta yang kemudiandisusuldengananalisis. SedangkanmetodeeksperimendenganmenggunakandesainThe Randomized Pretes-Potest Control Group Design.Keduakelompokinidiberikantes, baiktesawalmaupuntesakhir.Kelompokkelaskontroltidakdiberikanperlakuansedang kanpadakelaseksperimendiberikanperlakuan.Berdasarkanhasilpenelitianini,

penulismemperolehtemuansebagaiberikut: 1) terdapatunsurintrinsik yang dimilikioleh novel tersebutdiantaranyaadalahtema, alur, latar, tokohdanpenokohan, sudutpandang, gayabahasa, danamanat; 2) terdapatperbedaanhasil prates danpascatespadakelaseksperimen ,yaitudiperoleh t hitung : 22,143 dengan n : 30 dengantarafsignifikansi α : 0,05 danterdapatpada t

tabel 2.048.

Terdapatperbedaanhasilpascatespadakelaseksperimendankelaskontrolyaitudiperol eh t hitung : 11.043 dengan n : 30 t tabel : 0,05 dan t tabel: 2.048, berarti t

hitung> t tabelatau 11.043 > 2.048; 3)

terdapatnilaikarakterberdasarkanhasilanalisissiswa yang terdapatdalam novel yaitureligius, disiplin, mandiri, bersahabat, tanggungjawab, dangemarmembaca; 4) responssiswaterhadap model sinektikmenarik, menggairahkan, menumbuhkankreativitas,meningkatkanmotivasibelajar, danmampuberanalogi.

Kesimpulannyaadalahbahwa model

sinektikefektifdigunakandalammeningkatkankemampuanapresiasikaraktertokohda nmenumbuhkankreativitassiswa.


(5)

Ayi Sumiati, 2013

Efektifitas Model Sinektik Berorientasi Berfiakir Kritis Dalam Meningkatkan Kemempuan Apresiasi

ABSTRACT

This study entitled "Effectiveness sinektik oriented models of critical thinking in improving appreciation of the novel character of the 24-hour stay at school work Khairinahuseinesa" (Experimental Study in Class VIII SMP Pangalengan Bandung District 3 Academic Year 2012/2013). This research is motivated by the following. First, teachers are required keprofesionalnya in choosing the right model for students to learn actively, fun, and achieve optimal learning outcomes. Secondly, the teaching of literature can help education as a whole if the scope includes four benefits, namely: helping skills, increase cultural knowledge, developing creativity and flavors, as well as support the formation of character. As for the purpose, namely: 1) to describe the intrinsic elements contained in the novel; 2). Mendeskrisikansinektik application of the model in the appreciation of the character of the novel; 3). Endeskripsikan models sinektik effective appreciation of the character in the novel; 4). Describe the results of analysis students to the values of the character of the novel; 5). describe students' responses to the model sinektik in appreciation of the character. The method used is descriptive method of analysis and experimentation. Descriptive method is done by describing the facts of which was then followed by analysis. While the experimental method using a randomized pretest-design PotestThe Control Group Design. The second group was given the test, both the initial test and final test. Class control group not given the treatment while the experimental class was given treatment. Based on these results, the authors obtained the following findings: 1) there is an intrinsic element of which is owned by the novel such as theme, plot, setting, character and characterization, point of view, style, and mandate; 2) there are differences in pre-test and post-test results in the experimental class, which is obtained t count: 22.143 with n: 30, with a significance level α: 0.05 and tables contained in 2,048 t. There are differences in post-test results in the experimental class and the control class that is obtained t count: 11 043 with n: t 30 Table: 0.05 and t table: 2,048, mean t count> t table or 11 043> 2,048; 3) there is a character based on the value of analysis contained in the novel students are religious, disciplined, independent, friendly, responsibility, and love to read; 4) the response of students to the model sinektik interesting, exciting, foster creativity, increase motivation to learn, and able to analogous. The conclusion is that the model used sinektik effective in improving the ability of appreciation of the character and foster students' creativity.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1LatarBelakangPenelitian ... 1

1.2RumusanMasalah ... 7

1.3TujuanPenelitian ... 8

1.4ManfaatPenelitian ... 9

1.5Asumsi ... 9

1.6HipotesisPenelitian ... 10

1.7DefinisiOperasional ... 10

BAB II MODEL SINEKTIK, SASTRA, APRESIASI SASTRA, NOVEL, DAN KARAKTER 2.1 Model Pembelajaran ... 12

2.1.1 Batasan Model Pembelajaran ... 12

2.1.2 Model-Model Pembelajaran ... 13

2.2 Model Sinektik ... 13

2.3 BerpikirKritis ... 24

2.4 Analogi ... 26

2.5 ApresiasiSastra ... 27

2.6PembelajaranSastradalamKurikulum ... 27

2.7Pengertian Novel dan Novel Remaja... 33

2.8Struktur Novel ... 35

2.9PengertianKarakter ... 55


(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. MetodePenelitian ... 61

3.2 DesainPenelitian ... 63

3.3Pengumpulan Data ... 63

3.4 Alat yang DigunakandalamPenelitian ... 62

3.5Sumber Data ... 65

3.5.1 PopulasiPenelitian... 65

3.5.2 SampelPenelitian ... 65

3.6ProsedurPengumpulan Data Penelitian ... 66

3.7PengujianKualitasInstrumen Data ... 66

3.7.1 PengujianValiditas ... 66

3.7.2 PengujianReliabilitas ... 67

3.8Pengolahan Data ... 67

3.8.1 UjiNormalitas ... 67

3.8.2 UjiHomogenitas ... 68

2.8.3UjiHipotesis ... 69

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 AnalisisUnsurIntrinsik Novel Remaja24 Hour Stay at School ... 72

4.1.1 Identitas Novel danProfilPengarang ... 72

4.1.2 SinopsisCerpen ... 72

4.1.3 AnalisisUnsurIntrinsik Novel Remaja24 Hour Stay at School.... 75

4.2 Penerapan Model SinektikdalamMeningkatkanKemampuanApresiasiKarakterTokohpada Novel 24 Hour Stay at SchoolKaryaEsaKhairinaHusein ... 96

4.2.1 DeskripsiPerencanaanPelaksanaanPembelajaran ... 96

4.2.2DeskripsiPenerapan Model SinektikdanAnalisisPendidikanKarakter ... 102

4.3 Analisis Data KemampuanSiswadalamPembelajaranApresiasikarakterTokohpada Novel dengan Model Sinekti ... 107


(8)

4.4 Analisis Data HasilTespadaPembelajaranApresiasikarakterTokoh Novel

dengan Model sinektik ... 124

4.5 AnalisisHasilAnalogi ... 130

4.5.1 AnalisisAnalogiLangsung... 130

4.5.2 AnalisisAnalogi personal ... 135

4.5.3 AnalisisMembedakanAnalogi ... 140

4.5.4 Analisismenjelaskanperbedaan ... 144

4.5.5 AnalisisAnalogipenjelajahan ... 147

4.5.6 Analisimembangkittkananalogi ... 150

4.6 DeskripsidanHasilAnalisisdalamPembelajaranApresiasikarakterTokohNovel RemajapadakelasKonvensionaldeganMetode Tanya Jawab ... 155

4.6.1 DeskripsiPembelajaranApresiasikarakterTokoh Novel RemajadenganMetode Tanya Jawab ... 155

4.6.2 AnalisisPembelajaranApresiasikarakterTokoh Novel denganMetode Tanya Jawab ... 156

4.7 DeskripsidanHasilAnalisisNilaiKarakterpada Novel remaja 24 Hour Stay at School ... 157

4.7.1 DeskripsiPembelajaranAnalisisNilaiKarakter Novel ... 157

4.7.2 HasilAnalisisSiswaterhadapNilai-NilaiKarakter Novel Remaja24 Hour Stay at School ... 157

4.8 HasilAngketResponsiswaterhadapEfektivitas Model sinektikdalamMeningkatkanKemampuanApresiasiKarakterTokohpada Novel remaja24 Hour Stay at School ... 162

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 165

5.2 Saran ... 166

5.2.1 Saran untukPeneliti ... 166

5.2.2 Saran untukPengajar ... 167

DAFTAR PUSTAKA ... 168 LAMPIRAN


(9)

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Sastra adalah “suatu kegiatan kreatif, sebuah seni” (Wellek & Warren, 1989:3). Kegiatan kreatif inilah yang dihasilkan oleh seorang seniman dalam bentuk karya sastra yang fundamental, baik itu berbentuk prosa, drama, maupun puisi.

Memahami sebuah karya sastra prosa (novel, cerpen), puisi, drama bukan merupakan suatu pekerjaan yang mudah. Sebuah karya sastra menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan juga sulit dipahami oleh pembacanya. Untuk memahami sebuah karya sastra diperlukan proses atau tahapan-tahapan mulai dari tahap simpati, empati dan repleksi diri.

Karya sastra sebagai karya budaya merupakan tanggapan (respon) sastrawan terhadap lingkungannya. Kemudian sastrawan mewujudkannya secara estetis dan memiliki nilai keindahan. Oleh karena itu, kelahiran karya sastra selalu memiliki nilai guna bagi masyarakat.

Kandungan nilai suatu karya sastra merupakan unsur esensial dari karya itu secara keseluruhan. Telaah mendalam terhadap suatu karya sastra, bukan saja akan memberikan pengertian tentang latar belakang budaya pengarang melainkan juga mengungkapkan ide-ide dan gagasan sastrawannya dalam menanggapi situasi yang ada di sekelilingnya.

Kegiatan apresiasi dan kajian sastra pun menjadi tidak terpisahkan dari pembelajaran bahasa dan sastra di sekolah. Pembelajaran sastra di sekolah lebih banyak menyangkut apresiasi. Hal ini, sejalan dengan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, 2006 : 468) bahwa pembelajaran sastra seharusnya ditekankan pada kenyataan bahwa sastra merupakan salah satu bentuk seni yang dapat diapresiasi. Oleh karena itu, pembelajaran sastra haruslah bersifat apresiatif. Sebagai konsekuensinya, pengembangan materi, teknik, tujuan, dan arah pembelajaran sastra haruslah lebih menekankan kegiatan pembelajaran yang bersifat apresiatif.


(11)

2

Rahmanto ( 1988:16,19) mengemukakan bahwa pembelajaran sastra setidaknya membantu siswa dalam empat aspek yakni, membantu meningkatkan keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak dan karakter, sebab karya sastra memiliki fungsi sebagai media etika (moral), estetika (kepekaan terhadap seni dan keindahan) dan didaktik (pendidikan).

Dalam mengembangkan cipta dan rasa, kita dapat mengembangkan kecakapan yang ada pada diri siswa. Kecakapan yang perlu dikembangkan adalah kecakapan yang bersifat indra, penalaran, afektif, dan sosial, serta dapat ditambah lagi yang bersifat religius. Yang bersifat penalaran dalam pengajaran sastra, jika diarahkan dengan tepat akan sangat membantu siswa dalam latihan memecahkan masalah-masalah berfikir logis dan kritis.

Menurut Rahmanto (1988:24,25) dalam nilai pengajaran sastra ada dua tuntutan yang dapat diungkapkan sehubungan dengan watak. Pertama, pengajaran sastra hendaknya mampu membina perasaan yang lebih tajam. Dibandingkan dengan pelajaran-pelajaran yang lainnya, sastra mempunyai kemungkinan lebih banyak untuk mengantar kita mengenal seluruh rangkaian kemungkinan hidup manusia seperti misalnya: kebahagiaan, kebebasan, kesetiaan, kebanggaan diri sampai pada kelemahan, kekalahan, keputusasaan, kebencian, perceraian, dan kematian. Seseorang yang telah banyak mendalami berbagai karya sastra biasanya mempunyai perasaan yang lebih peka untuk menunjukkan hal mana yang bernilai dan mana yang tak bernilai. Kedua, bahwa pengajaran sastra hendaknya dapat memberikan bantuan dalam usaha mengembangkan berbagai kualitas kepribadian siswa yang antara lain meliputi: ketekunan, kepandaian, pengimajian, dan penciptaan.

Sehubungan dengan pendidikan karakter yang harus diterapkan di sekolah, pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang cocok dalam menerapkan pendidikan karakter pada siswa khususnya pada apresiasi karakter tokoh novel yang di dalamnya mengandung unsur cerita yang mengandung nilai kehidupan yang dapat dijadikan cerminan dalam menjalani kehidupan.


(12)

3

Yoyo Mulyana (2012:4) mengatakan bahwa:

konsep yang harus diterapkan dalam pendidikan karakter ialah : 1) karakter tidak diajarkan tetapi dibiasakan, yaitu menginternalisasi nilai, memilih nilai-nilai yang baik, membiasakan diri, dan menjadi teladan; 2) mendidik karakter harus menyatakan seluruh komponen yang terkait dengan peserta didik bersama-sama; 3) dalam proses pendidikan harus diperhatikan suasana belajar, proses belajar, dan evaluasi belajar; 4) pendidikan karakter adalah kegiatan never ending process.

Bertitik tolak pada konsep di atas, dengan adanya pembelajaran apresiasi sastra khususnya apresiasi karakter tokoh novel remaja 24 Hour Stay at School siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan dapat mengambil cerminan prilaku positif dan negatif yang nantinya dapat ditiru dalam melakukan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja cerminan di sini, yaitu mengambil prilaku yang baiknya saja sedangkan cerminan yang jeleknya dapat ditinggalkan.

Pembelajaran sastra yang tercantum dalam silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah apresiasi novel remaja (asli atau terjemahan) di kelas VIII semester 2. S. Effendi (Aminudin, 1991:35) mengatakan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan dan pikiran siswa terhadap karya sastra. Sejalan dengan itu Squire dan Taba (Aminudin, 1991:34) mengatakan bahwa tahap apresiasi melibatkan tiga unsur inti, yaitu 1) aspek kognitif, berkaitan dengan keterlibatan intelek pembaca dalam upaya memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif (unsur intrinsik dan ekstrinsik); 2) aspek emotif, berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembaca dalam upaya menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibaca; 3) aspek evaluatif, berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap baik-buruk, indah tidak indah, sesuai tidak sesuai serta jumlah ragam penilaian yang lain yang tidak harus hadir dalam sebuah karya kritik, tetapi secara personal cukup dimiliki oleh pembaca.

Sejalan dengan pendapat di atas, Kosasih (2012:1) mengemukakan bahwa:


(13)

4

fungsi sastra dapat digolongkan dalam lima golongan besar yaitu: 1) fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira serta menghibur; 2) fungsi didaktif, yaitu mendidik para pembaca karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang ada di dalamnya; 3) fungsi estetis, yaitu memberikan nilai-nilai keindahan; 4) fungsi moralitas, mengandung nilai moral yang tinggi sehingga para pembaca dapat mengetahui moral yang baik dan buruk; 5) fungsi religiusitas, mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para pembacanya.

Novel sebagai salah satu karya sastra bentuk prosa yang didalamnya mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku (KBBI,1995:694) merupakan objek kajian dalam apresiasi sastra khususnya apresiasi karakter tokoh.

Novel yang diapresiasi adalah novel remaja yang terdapat dalam Silabus Bahasa Indonesia dengan standar kompetensi : 13. Memahami unsur intrinsik novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan. 13.1 Mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan. Berdasarkan data di atas, sebagaimana yang dikemukakan oleh Rahmanto (1993:27) ada tiga aspek yang tidak boleh dilupakan dalam memilih bahan pengajaran sastra , yaitu aspek bahasa, aspek psikologis, dan aspek latar belakang budaya. Dari aspek bahasa novel tersebut menggunakan bahasa pergaulan remaja yang dapat dipahami oleh pembacanya khususnya para remaja, dari aspek psikologis, sesuai masa perkembangannya bahwa masa remaja dibagi menjadi dua yaitu masa prapubertas (pueral) : 12 – 14,0 tahun dan masa pubertas 14 – 18 tahun (Abu Ahmadi, 2005:121). Jadi, novel yang berjudul 24 Hour Stay at School berkategori novel remaja karena isinya bercerita masalah remaja dan sesuai dengan fase perkembangannya.

Dalam proses pembelajarannya seorang guru dituntut keprofesionalnya mulai dari menguasai materi, pengelolaan kelas, menguasai metode mengajar, mengetahui karakteristik siswa, sampai memilih model pengajaran yang sesuai. Hal ini, adalah upaya yang dilakukan agar pembelajaran sampai pada tujuan yang diharapkan atau tercapainya kompetensi dasar yang diharapkan terhadap siswa.


(14)

5

Pada kenyataannya masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam memilih model mengajar, mereka masih banyak menggunakan cara lama cukup mencatat, menerangkan sehingga anak menjadi bosan. Hal itu, memicu anak malas belajar, tidak berani, kurang kreatif, membosankan, dan kurang adanya pengembangan bakat yang ada pada diri siswa.

Aunurrahman ( 2011:140) mengatakan bahwa keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas ketrlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.

Sejalan dengan itu Dahlan (1990:22) berpendapat bahwa tiap model mengajar yang dipilih haruslah mengungkapkan berbagai realitas yang sesuai dengan situasi kelas dan macam pandangan hidup, yang dihasilkan dari kerjasama guru dan murid. Dalam menentukan model-model mengajar banyak cara yang dilakukan oleh berbagai kalangan. Ada model yang ditemukan oleh peneliti di kelas-kelas sekolah, ada juga yang ditemukan oleh peneliti dalam lapangan psikologis dan latihan-latihan. Sebagian lagi ditemukan oleh therapist dalam menyembuhkan kliennya, dan ada pula dikembangkan oleh ahli filsafat, mulai dari model yang sederhana sampai model mengajar yang kompleks.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan apresiasi karakter tokoh pada novel remaja 24 Hour Stay at School model sinektik dapat diterapkan pada pembelajaran apresiasi sastra khususnya apresiasi karakter tokoh yang di dalamnya mengharuskan siswa melakukan berbagai analogi. Dengan beranalogi terhadap tokoh dan karakternya diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam apresiasi karakter tokoh. Sinektik merupakan salah satu model pembelajaran yang didesain oleh Gordon yang pada dasarnya diarahkan untuk mengembangkan kreativitas.


(15)

6

Gordon menggagas model sinektik dalam empat gagasan yang intinya menampilkan perubahan pandangan konvensional tentang kreativitas. Pertama, kreativitas penting di dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Ia menekankan bahwa kreativitas sebagai bagian dari kegiatan keseharian dari kehidupan kita. Bahwa setiap individu selalu menghubungkan proses kreativitas dengan kegiatan yang ia lakukan. Karena kreativitas dilihat sebagai bagian dari pekerjaan keseharian, maka model sinektik ini dirancang untuk mendorong kapasitas pemecahan masalah, mengekspresikan kreatif empati dan dorongan untuk memperkokoh hubungan-hubungan sosial. Kedua, proses kreatif tidak sepenuhnya merupakan hal yang misterius. Banyak aspek pada proses kreatif yang dapat dijelaskan, dan bahkan sangat mungkin bagi seseorang untuk mengarahkan dirinya sehingga mampu mendorong berkembangnya kreativitas (Aunurrahman, 2011:162).

Diangkatnya masalah model sinektik dalam pembelajaran apresiasi sastra khususnya apresiasi karakter tokoh pada novel remaja merupakan suatu upaya untuk memahami lebih mendalam tentang karakter tokoh yang diarahkan untuk mengembangkan kreativitas dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis baik dalam melaksanakan kegiatan sendiri maupun sebagai bagian dari kelompok. Penelitian yang berkaitan dengan model sinektik masih perlu dilaksanakan, terutama jika dikaitkan dengan pembelajaran apresiasi khususnya novel.

Penerapan model sinektik dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pernah dilakukan, antara lain “Penerapan Model Sinektik dalam Pengajaran Apresiasi Puisi-Puisi Indonesia di SMA Kodya Bandung

1989/1990” (Suryaman, 1991), “Model Sinektik dalam Pembelajaran Menulis

Kreatif Puisi” (Nurhayati, 2000) dan “Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik dalam Mengapresiasi Drama untuk Mengembangkan Kreativitas Berpikir dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” (Mulyati, 2002). Ketiga penelitian tersebut sama-sama menerapkan model sinektik dalam pembelajaran sastra Indonesia. Perbedaannya terletak dalam objek kajiannya, yakni menulis dan membaca apresiasi puisi dan apresiasi drama. Model


(16)

7

sinektik ini juga pernah diterapkan pada membaca nonsastra dengan judul “Pemanfaatan Model Sinektik dalam Pembelajaran membaca Pemahaman” (Penelitian Tindakan Kelas di SMAN 4 Curup Bengkulu) oleh Iwan Kurniawan 2005.

Berdasarkan paparan di atas maka penulis bermaksud untuk mengkaji novel remaja berdasarkan aspek strukturnya , apresiasi karakter tokohnya dan selanjutnya diujicobakan dalam pembelajaran apresiasi sastra melalui model sinektik.

1.2Rumusan masalah

Dari uraian latar belakang, maka muncul masalah yang akan diteliti dan penulis rumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah unsur intrinsik yang terdapat dalam novel 24 hour Stay at School karya Esa Khairina Husein?

2. Bagaimanakah penerapan model sinektik dalam meningkatkan kemampuan apresiasi karakter tokoh pada novel remaja 24 Hour Stay at School karya Esa Khairina Husein?

3. Apaka model sinektik efektif dalam meningkatkan kemampuan apresiasi karakter tokoh pada novel remaja 24 Hour Stay at School karya Esa Khairina Husein?

4. Bagaimanakah hasil analisis siswa terhadap nilai-nilai karakter yang terkandung dalam novel remaja 24 Hour Stay at School karya Esa Khairina Husein?

5. Bagaimana respons siswa terhadap penerapan model sinektik dalam meningkatkan kemampuan apresiasi karakter tokoh pada novel remaja 24 Hour Stay at School karya Esa Khairina Husein?

1.3Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan mendeskripsikan efektivitas model sinektik dalam meningkatkan kemampuan apresiasi karakter tokoh pada novel remaja 24 Hour Stay at School karya Esa Khairina Husein. Berdasarkan hal di atas penelitian ini bertujuan untuk:


(17)

8

1. mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik dalam novel remaja 24 Hour Stay at School karya Esa Khairina husein;

2. mendeskripsikan penerapan model sinektik dalam meningkatkan kemampuan apresiasi karakter tokoh pada novel remaja 24 Hour Stay at School karya Esa Khairina;

3. mendeskripsikan model sinektik efektif dalam meningkatkan kemampuan apresiasi karakter tokoh pada novel remaja 24 Hour Stay at School karya Esa Khairina Husein;

4. mendeskripsikan hasil analisis siswa terhadap nilai-nilai karakter yang terkandung dalam novel remaja 24 Hour Stay at School karya Esa Khairina Husein;

5. mendeskripsikan respons siswa terhadap penerapan model sinektik dalam meningkatkan kemampuan apresiasi karakter tokoh pada novel remaja 24 Hour Stay at school karya Esa Khairina Husein.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis.

Adapun manfaat teoretis adalah sebagai berikut.

1. Penelitian ini sebagai masukan menambah wawasan dalam pembelajaran apresiasi sastra khususnya intrinsik novel.

2. Penelitian ini memberikan wawasan tentang model pembelajaran sinektik dalam apresiasi sastra khususnya apresiasi karakter tokoh pada novel.

Manfaat secara praktis adalah sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam menentukan rencana pembelajaran apresiasi sastra khususnya mengenai unsur-unsur intrinsik.


(18)

9

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran sastra khususnya apresiasi karakter tokoh pada novel dengan menggunakan model sinektik.

1.5Asumsi

Penulis mencoba menampilkan beberapa rumusan yang dijadikan asumsi dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut.

1. Novel remaja yang berjudul 24 hour Stay at School karya Esa Khairina Husein merupakan novel remaja yang cocok diajarkan d SMP kelas VIII karena bercerita masalah remaja dan sesuai dengan fase perkembangannya.

2. Novel remaja 24 Hour Stay at School karya Esa Khairina Husein mengandung unsur-unsur intrinsik yang dapat diapresiasi.

3. Model pembelajaran sinektik dapat diterapkan pada pembelajaran apresiasi sastra dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis khususya apresiasi karakter tokoh pada novel.

1.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

1) Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran apresiasi karakter menggunakan model sinektik dengan model Tanya jawab di kelas VIII SMPN 3 Pangalengan.

2) Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran apresiasi karakter tokoh menggunakan model sinektik dengan model Tanya jawab di kelas VIII SMPN 3 Pangalengan.

1.7 Definisi Operasional

Definisi operasional ini dimaksudkan untuk menjelaskan pokok-pokok penting yang merupakan kata kunci dalam penelitian ini. Adapun judul


(19)

10

penelitian ini adalah “Efektivitas Model Sinektik dalam Meningkatkan

Kemampuan Berpikir kritis dalam Apresiasi Karakter Tokoh pada Novel Remaja 24 Hour Stay at School karya Esa Khairina Husein”. Agar tidak menimbulkan keraguan makna, maka beberapa pengertian dioperasionalkan sebagai berikut.

a) Model Sinektik Berorientasi Berpikir Kritis

Sinektik merupakan salah satu model pembelajaran yang didisain oleh Gordon yang pada dasarnya diarahkan untuk mengembangkan krteativitas. Gordon menggagas model sinektik dalam empat gagasan yang intinya menampilkan perubahan pandangan konvensional tentang kreativitas. Pertama, kreativitas penting di dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Kedua, proses kreatif tidak sepenuhnya merupakan hal yang misterius. Ketiga, temuan tentang kreatif berlaku sama pada berbagai bidang, baik seni, ilmu pengetahuan, engineering yang dicirikan dengan kesamaan proses intelektualnya. Keempat, bahwa penemuan/berpikir kreatif (creative thingking) individu pada prinsipnya tidak berbeda. Dalam model sinektik ini, siswa dilatih mengemukakan pendapat, memberikan penilaian, memberikan argumen-argumen terhadap karakter tokoh berdasarkan bukti-bukti pendukung yang terapat dalam novel.

Penerapan model sinektik di dalam proses pembelajaran dilakukan melalui enam tahap: 1) masukan kondisi yang sebenarnya; 2) analogi langsung; 3) analogi personal; 4) membedakan analogi personal; 5) menjelaskan perbedaan; dan 6) membangkitkan analogi.

b) Kemampuan Apresiasi Karakter Tokoh terhadap Novel Remaja 24 Hour Stay at School

Kemampuan apresiasi karakter tokoh di sini yaitu siswa diharapkan mampu memberikan penghargaan atau penilaian terhadap karakter tokoh


(20)

11

yang diperankan dalam cerita sehingga timbul pemahaman, rasa simpati, antipati, pengakuan terhadap nilai kehidupan dan nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Pada tahap apresiasi ini, yang dilakukan siswa dalam pembelajaran dimulai dengan membaca novel, menjelaskan karakter tokoh berdasarkan bukti-bukti pendukung, menjadikan dirinya menjadi tokoh dalam novel, menjelaskan persamaan dan perbedaan karakter tokoh dalam novel, menjelaskan persamaan dan perbedaan tokoh dengan d luar tokoh, dan memberikan penilaian terhadap prilaku tokoh yang sesuai dengan pedoman nilai karakter.

c) Novel Remaja 24 Hour Stay at School

Novel remaja 24 Hour Stay at school merupakan novel yang ditulis oleh Esa Khairina Husein yang bercerita seputar remaja dengan keisengan dan persahabatannya yang dilakukan oleh para tokoh novel. Tokoh- tokoh yang ada dalam novel tersebut diantaranya: Chocola Piscessa alias Cho, Artafasha Anggia alias Acha, Fauruzina Nandita alias Zea, Kirani Salsabila, alias Salsa, dan Febri Nasution alias Febri. Tokoh-tokoh tersebut merupakan tokoh utama yang akan dibicarakan dalam pembelajaran.


(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dan metode eksperimen. Metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis (Ratna, 2012:53). Metode dekkriptif analisis dipilih untuk menggambarkan keadaan objek yang diteliti dan menemukan hal-hal yang menjadi bagian penting dalam penelitian (objek). Dengan demikian, metode deskriptif analisis akan menghasilkan bentuk kajian yang mendalam tentang objek yang diteliti.

Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan objektif, yaitu pendekatan penelitian sastra yang memusatkan perhatiannya pada otonomi sastra sebagai karya fiksi. Artinya menyerahkan pemberian makna karya sastra itu sendiri tanpa mengaitkan unsur yang ada di luar signifikansinya (Jabrohim, 2011:62). Menurut Abrams (Ratna, 2012:72) pendekatan objektif merupakan pendekatan yang memiliki kaitan yang paling erat dengan teori sastra modern, khususnya teori-teori yang menggunakan konsep dasar struktur. Pendekatan ini memusatkan perhatian semata-mata pada unsur-unsur yang dikenal dengan analisis intrinsik.

Metode eksperimen dalam penelitian ini digunakan untuk menyelidiki sebab akibat dari adanya pemberian perlakuan (treatment) terhadap kelompok eksperimen. Penelitian kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang menggunakan model sinektik pada pembelajaran apresiasi karakter, sedangkan kelompok kontrol yang tidak menggunakan model sinektik. Desain dalam penelitian yang digunakan adalah True Eksperimental dengan bentuk The Randomized Pretes-Postest Control Group Design. Ciri dari desain ini adalah bahwa sampel yang digunakan untuk kelompok eksperimen maupun kelompok control diambil secara random dari populasi. Jadi cirinya adalah adanya dua kelompok yang dipilih secara random.


(22)

62

Dua kelompok yang dipilih secara random tersebut kemudian diberi prates untuk mengetahui kemampuan awal kelompok. Hasil prates yang baik bila nilai kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan (Sugiyono, 2011:112).

Observasi dilakukan pada kedua kelompok yang menjadi subjek penelitian, kemudian keduanya diberikan pascates.

Diagram desain penelitian The Randomized Pretest-Postest Control Group Design sebagai berikut.

Treatment group R O X O

Control group R O C O

Keterangan : R = Random O = Prates O = Pascates

X = Perlakuan Eksperimen C = Perlakuan Kontrol


(23)

63

3.2 Desain Penelitian

Bentuk desain penelitian tergambar berikut ini.

Gambar 3.1 Desain Penelitian

3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut: (1) studi dokumentasi, (2) tes, (3) observasi, dan (4) angket.

(1) Studi Dokumentasi

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumen. Studi ini dilakukan dengan cara membaca novel dengan

PENGENALAN KONSEP

ANALISIS NOVEL

EKSPLORASI

PENYUSUNAN MODEL

UJICOBA LAPANGAN

ANALISIS DATA


(24)

64

cermat dan teliti, berulang-ulang menandai hal-hal yang termasuk struktur novel (unsur intrinsik) khusus mengenai karakter tokoh. Karakter tokoh yang akan dibicarakan ada 5 tokoh yaitu Cho, Acha, Salsa, Zea, dan Febri yang nantinya akan diujicobakan pada pembelajaran dengan menggunakan model sinektik. Novel yang dibaca berjudul 24 Hour Stay at School karya Esa Khairina Husein.

(2) Tes

Tes yang dilaksanakan dalam penelitian ini berupa prates dan pascates. Prates dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengapresiasi karakter tokoh dengan model sinektik sebelum diberikan perlakuan, dan pasca tes digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa setelah diberikan perlakuan dengan model sinektik pada pembelajaran apresiasi karakter tokoh. Selain itu, tes juga digunakan untuk menganalisis nilai-nilai karakter yang terdapat dalam novel .

(3) Observasi

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian (Juliansyah Noor, 2012:140). Teknik ini digunakan sebagai alat untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar apresiasi karakter tokoh dengan menggunakan model sinektik, baik pengamatan terhadap guru atau pengamatan terhadap siswa.

(4) Angket

Angket/kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau meyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka, yaitu jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya oleh peneliti dan dapat bersifat tertutup, yaitu alternatif jawaban telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti (Juliansyah Noor, 2012:139).


(25)

65

Angket yang digunakan penulis dalam rangka mengumpulkan pendapat atau respon siswa terhadap pembelajaran apresiasi karakter dengan menggunakan model sinektik.

3.4 Alat yang Digunakan dalam Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa alat yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan uji coba ke lapangan. Adapun alat yang penulis gunakan adalah:

1. pedoman pembelajaran yang berupa RPP yang merupakan acuan pembelajaran bagi guru untuk melaksanakan model sinektik pada pada pembelajaran apresiasi sastra khususnya apresiasi karakter tokoh pada novel dan model konvensional;

2. kisi-kisi tes;

3. kisi-kisi Pedoman Pengamatan Guru; 4. kisi-kisi Pedoman Pengamatan Siswa;

5. kisi-kisi Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Model Sinektik. 6. lembar Observasi Pengamatan Guru;

7. lembar Observasi Pengamatan Sisw;.

8. angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran Model Sinektik; 9. lembaran Soal;

10.panduan Analisis Nilai Karakter dalam Novel; 11.lembar Analisis Nilai-Nilai Karakter.

3.5 Sumber Data

3.5.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah suatu keseluruhan subjek (Arikunto, 2006;102). Berdasarkan pengertian tersebut, penulis menentukan populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII berjumlah 176 orang terdiri dari 5 kelas.

3.4.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:104). Dalam penelitian ini, peneliti menentukan sampel secara acak atau random sampling. Penentuan sampel secara acak ini karena populasinya


(26)

66

bersifat homogen. Jadi, penelitian ini yang diambil dua kelas yang subjeknya adalah kelas VIII A (kelas eksperimen), dan kelas VIII E (kelas kontrol) SMPN 3 Pangalengan Kabupaten Bandung masing-masing kelas berjumlah 30 orang.

3.6 Prosedur Pengumpulan Data Penelitian

Prosedur pengumpulan data penelitian ini dengan melaksanakan tes, yaitu tes kemampuan awal (prates) dan tes kemampuan akhir (Pascates). Bentuk tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban, jumlah soalnya sebanyak 20 soal.

Tes tersebut digunakan untuk mengukur keberhasilan setelah perlakuan diberikan. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dalam analisis pengolahan data.

3.7 Pengujian Kualitas Instrumen Data 3.7.1 Pengujian Validitas Uji Coba

Pengujian validitas dititikberatkan pada tes hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 3 Pangalengan dalam pembelajaran apresiasi sastra khususnya apresiasi karakter tokoh. Uji rasional digunakan teknik pengujian judgement penimbang soal, dengan aspek yang dinilai adalah:

1) kualitas tujuan pembelajaran apresiasi karakter tokoh; 2) hubungan tujuan dengan soal;

3) isi soal;

4) hubungan stem dan option; 5) bahasa soal;

6) kehomogenan option.

Perhitungan untuk menentukan validitas instrument digunakan rumus korelasi product moment yaitu:


(27)

67

Keterangan :

r12 : Koefisien yang dicari

Kriteria koefisien korelasi adalah sebagai berikut.

1) Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi 2) Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi

3) Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup 4) Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah 5) Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

(Syihabuddin,2008:72-73)

3.7.2 Pengujian Reliabilitas

Dalam pengujian reliabilitas tes hasil belajar apresiasi karakter tokoh novel pada siswa SMPN 3 Pangalengan, digunakan teknik koofesien reliabilitas dengan rumus alpha, yaitu :

Keterangan :

K = jumlah butir soal ∑Si2

= jumlah varian butir soal

St = varian total (untuk seluruh butir soal)

(Nurgiyantoro, 2001:123)

3.8 Pengolahan Data 3.8.1 Uji Normalitas

Untuk mencari hasil uji normalitas dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 akan dijelaskan langkah-langkah berikut ini :


(28)

68

1. membuka microsof office excel 2007 : start all programs microsoft office microsoft office excel 2007;

2. setelah microsoft office excel 2007 dibuka maka ketiklah data yang akan diuji ada pun datanya adalah 5, 6, 7, 6, 6, 5, 7,8, 9, 8.

Langkah -langkah untuk menguji data sebagai berikut ini : a. dari data di atas dapat kita ketik ke dalam tabel di excel.

b. setelah terlihat data seperti di atas maka langkah selanjutnya adalah mencari z, f(z), s(z), dan |f(z) – s(z)| sebelum mencari z, f(z), s(z), dan |f(z) – s(z)| kita mencari standar deviasi (simpangan baku) dan rata-rata data tersebut dengan cara ketik = average(G4:K5) dan standar deviasi ketik =standar deviasi (G4:K5) sesuai dengan data contoh diatas.

Setelah dapat rata-rata dan simpangam baku maka cari z yaitu dari rumusan data pertama =(A3-$G$7)/$H$7 untuk data kedua – kelima maka kita copy ke bawah dituliskan tanda $ supaya rata-rata dan standart deviasi tidak akan berubah.

rumus umum z adalah ̅ .

s(z) adalah kumulatif frekuensi dimana x = 5 itu memiliki urutan pertama yang memiliki f = 2 maka

. Untuk x = 6 urutan kedua memiliki f = 3 maka di kumulatifkan menjadi

dan seterusnya sampai urutan kelima

. Jadi rumusan s(z) adalah .

3.8.2 Uji Homogenitas

Teknik pengujian homogenitas dalam penelitian ini digunakan rumus berikut:

F = Varians Terbesar Varian terkecil (Sudjana, 2005:250).

Untuk uji homogenitas (Uji-F) dengan menggunakan microsoft excel 2007 sebagai berikut:


(29)

69

1. membuka microsoft office excel 2007 terlebih dahulu seperti uji normalitas di atas;

2. masukkan data yang akan diuji ke sheet berikut ini;

3. Setelah data yang akan diuji diketik, langkah selanjutnya yaitu mengujikan berikut ini:

a. klik data →analisis data;

b. setelah analisis data terinstal maka klik analisis data dan akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini

Lalu pilih f-test tow-sampel for variances → ok;

c. Setelah ok, maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini pada input :

variabel 1 range diisi block dari Kolom A1:A16 dan otomatis diberi $ agar data tidak berubah

variabel 2 range sama diisikan block dari Kolom B1:B16, sama seperti variabel 1 range. Lalu √ labels → ok;

d. setelah ok, maka data yang akan sudah diuji telah selesai dan berikut hasilnya

Jadi, Jika Fh < Ft maka Ho diterima.

2.8.3 Uji Hipotesis

Untuk melakukan pengujian rata-rata ini harus dipenuhi syarat normalitas dan homogenitas, bahwa data kelompok eksperimen baik prates maupun pascates dan kelompok control baik prates maupun pascates memiliki data berdistribusi normal dan varian yang homogen.

Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran model sinektik pada pembelajaran sastra khususnya apresiasi karakter tokoh novel pada siswa kelas VIII maka digunakan uji t antara sebelum adanya perlakuan (prates) dan setelah perlakuan (pascates). Untuk menguji perbedaan rata-rata dalam penelitian ini digunakan rumus uji t berikut ini.

Uji Statistik :


(30)

70

untuk menguji rata-rata dengan rumus:

(Sudjana, 2005:239)

kemudian bandingkan dengan nilai t tabel pada taraf signifikansi sebesar dan derajat kebebasan (dk), sehingga diperoleh nilai t tabel.

Pengujian hipotesis tersebut dilakukan untuk melihat perbedaan hasil prates dan pascates secara signifikan dalam kelas eksperimen dan kelas control serta dilakukan dengan menggunakan bantuan MsExcel 2010 sebagai berikut:

Cara pengujian hipotesis untuk rata-rata dua sampel yang berpasangan menggunakan MS Excel dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a. ketikan data diatas mulai dari sel A1 sampai sel C11 (seperti gambar

dibawah);

b. pilih menu [data], klik tombol [analisis data] pada pojok kanan atas;

c. Pada jendela [analisis data], pilih [t-test : paired two sample for means], klik [ok], maka akan muncul jendela [t-test : paired two sample for means]. Klik kotak kecil merah di sebelah kanan kotak [variable 1 range] untuk memasukan data nilai Sebelum yaitu sel B2 sampai sel B11. Klik kotak kecil merah di sebelah kanan kotak [variable 2 range] untuk memasukan data nilai sesudah yaitu sel C2 sampai sel C11 (lihat gambar dibawah). Kemudian klik [output range] untuk menempatkan hasil analisis. Misalnya hasil analisis akan ditempatkan pada sheet yang sama dengan sheet data, yaitu pada sel E1. Jadi anda harus mengklik kotak kecil merah di sebelah


(31)

71

kanan kotak [output range] kemudian pilih sel E1. Hasilnya seperti nampak pada gambar berikut ;

d. klik [ok], maka hasil analisis akan nampak seperti disajikan pada gembar dibawah :

e. dari hasil analisis tersebut dapat dikemukakan :

1. rata-rata (mean) Variabel 1 yaitu Sebelum sebesar 18,10 sedangkan variabel 2 (sesudah) rata-ratanya 19,80;

2. ragam (variance) Variabel 1 yaitu sebelum sebesar 2,32 sedangkan Variabel 2 (Sesudah) ragamnya 2,18;

3. ukuran sampel (Observations) n = 10. sehingga derajat bebasnya (df) = n – 1 = 9;

4. nilai t hitung sebesar -4,295 sedangkan nilai t-tabel untuk pengujian dua arah sebesar 2,262. Karena nilai (t = -4,295) < (t0,025(9) = -2,262) maka disimpulkan untuk menolak hipotesis H0 (rata-rata Sebelum sama dengan rata-rata Sesudah) dengan kata lain menerima H1 (rata-rata sebelum tidak sama dengan rata-rata sesudah).


(32)

165

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkanpertanyaanpenelitian yang dirumuskanpadarumusanmasalahdan data yang diperolehselamapenelitiandanhasilanalisis data dari model pembelajaran yang penelitiujicobakandalampenelitianini, adabeberapahal yang dapatdisimpulkansebagaiberikut.

1. Novel Remaja yang berjudul24 Hour Stay at

SchoolkaryaEsaKhairinaHuseinmengandungunsur-unsurintrinsikyaitu : tema, alur, lataratau setting, penokohan, point of viewatausudutpandang, amanat,

dangayabahasa. Novel

inidapatdijadikanbahanataumateripadapembelajaranapresiasisastra yang terdapatdalamsilabusBahasa Indonesia di kelas VIII semester 2.

2. Penerapan model sinektikdalamapresiasikaraktertokohpada novel remajamemilikitahapan-tahapansebagaiberikut : (a) tahap 1, masukankondisi yang sebenarnya, (b) tahap 2, analogilangsung, (c) tahap 3, analogi personal, (d) tahap 4, membedakananalogi, (e) tahap 5, menjelaskanperbedaan, (f) tahap 6, analogipenjelajahan, dan (g) tahap 7, membangkitkananalogi.

3. Pembelajaran

modelsinektikpadapembelajaranapresiasisastrakhususnyaapresiasikaraktertokohpa da novel terdapatperbedaandenganpembelajaranapresiasikaraktertokoh novel

menggunakanmetode Tanya jawab. Hal ini,

berdasarkananalisisterdapatperbedaanhasilprates

danpascatespadakelaseksperimen, yaitu di peroleh t hitung : 22,413 dengan n : 30 dengantarafsignifikansi α: 0.05danterdapatpada t table 2.048.


(33)

166

Terdapatperbedaanhasilpascates (postest)

padakelaseksperimendankelaskontrolyaitudiperoleh t hitung : 11.043 dengan n : 30 dan t tabel α : 0.05 dan t tabel : 2.048. berarti t hitung> t tabelatau 11.043 > 2.048. Dengandemikian model pembelajaraneksperimen (Sinektik) lebihefektif di bandingkandenganmetodekonvensional (tanyajawab).

4. Pembelajarandengan model

sinektiklebihefektifdibandingkandenganmenggunakan model konvensional.

Dengan model

sinektiksiswadipicuuntukmengembangkankreativitasdengancaramelakukanberbag aianalogidansecaratidaklangsungmelatihdayanalarsiswadenganmemberikanpenda patterhadapobjek yang dianalogikan.

5. Responssiswaterhadappembelajaranmenggunakan model

sinektikmenunjukkanrerpon yang

baikdanpositiphaliniterbuktidengandisebarkannyaangket yang dijawabolehsiswa. 6. Penelitianinimemperolehhasilanalisissiswaterhadapnilai-nilaikarakter yang

terkandungdalam novelsertamampumenemukanprilaku-perilakutokoh yang sesuaidenganindikatornya. Nilai-nilaikarakter yang terdapatdalam novel remaja 24 Hour Stay at School karyaEsaKhairinaHuseinyaitu :religius, disiplin, mandiri, bersahabat, tanggungjawab, dangemarmembaca.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untukPeneliti

Penelitian yang

dilakukaninimasihbanyakkekurangannyadanjauhdarisempurnasehubunganketerbatasa ndarisegikemampuanpenulis.Harapanpenulissemogadenganadanyapenelitianmengena

i model


(34)

167

rapenelitisastrauntukmengkajilebihdalamlagiterhadapkaryasastralainnya.Kiranyapene

litianini pun perludikembangkanlagi,

danhasilpenelitianinidapatdijadikanlandasanuntukpeneliti-penelitiselanjutnya.

5.2.2 Saran untukPengajar

Hasilpenelitianinidapatdimanfaatkanuntukbahanpembelajaranapresiasisastrak hususnyapadaapresiasikaraktertokohpada novel. Guru dapatmemilihmateri yangsesuaidenganstandarkompetensidankompetensidasar yang telahditetapkan.Dalampenelitianinipenelitihanyamenyajikan model pembelajaransebagaialternatifdalammenemukan model.Untukpengembangannya guru

sendiri yang memilihmetode yang mana yang


(35)

(36)

168

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. &MunawarSoleh.(2005). PsikologiPerkembangan. Jakarta: RinekaCipta. Akhadiah, S. (1988).PembinaanKemampuanMenulisBahasa Indonesia. Jakarta:

Erlangga.

Aminudin.(2009). PengantarApresiasiKaryaSastra. Bandung: SinarBaruArgesindo. Arikunto, Suharsimi. (2006). ProsedurPenelitian, SuatuPendekatanPraktik.Jakarta

:RinekaCipta.

Dahlan, A. (2012). Model-Model Mengajar. Bandung: CV Diponegoro.

Depdiknas.(2006). Model Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan. Jakarta: BP. Cipta Jaya.

Dirdjosisworo, S. (1985).PengantarEpistemologidanLogika.Bandung: RemajaKarya. Eggen&Kauchak.(2012) Strategidan Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Indeks. Fisher, A. (2009). BerpikirKritisSebuahPengantar. Jakarta: Erlangga.

Fitri, A. Zaenal. (2012). PendidikanKarakterBerbasisNilai&Etika di Sekolah.Yogjakarta: AR. Ruzz. Media.

Fraenkel, danWallen.(2007). How to Design and Evaluate Research in Education. New York: The McGrawHil Higher Education.

Husein, E. Khairina. (2012). 24 Hour Stay at School. Bandung: Mizan. Jabroni.(2012). TeoriPenulisanSastra. Yogyakarta: PustakaPelajar. Juliansyah, Noor. (2012).

Joyce, B & Marsha Weil.(2011). Models of Teaching. Boston: Allyn and Bacon. Kesuma, D. dkk.(2012). PendidikanKarakter. Bandung: Rosdakarya.

Kosasih, E. (2012). Dasar-dasarKeterampilanBersastra. Bandung: CV. YramaWidya.


(37)

169

Mulyana, Y. (2012). Prosiding Seminar Nasional. Bandung: FKIP Uninus.

Nurgiyantoro, B. (2010). TeoriPengkajianFiksi. Yogyakarta: GadjahMada University Press.

Nurgiyantoro, B. (2001). PenilaiandalamPengajaranBahasadanSastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Noor, J. (2012). MetodePenelitian. Jakarta: Prenada Media Group.

PLPG, Rayon 110. (2011). BahanAjarBahasa Indonesia SMP/Mts. Bandung: UPI. PusatBahasa. (2008). KamusBesarBahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia. Rahmanto, B. (2001). MetodePengajaransastra. Yogyakarta: Kanisius.

Ratna, N. (2012). MetodedanTeknikPenulisanSastra. Yogyakarta: PustakaPelajar. Rusyana, Y. (1984). BahasadanSastradalamGamitanPendidikan.Bandung; CV

Diponegoro.

Sudjana, N. (2004). PenelitiandanPenilaianPendidikan. Bandung: SinarbaruAlgesindo.

Sugiyono. (2011).MetodePenelitianPendidikan, PendekatanKuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syihabuddin. (2007). EvaluasiPengajaranbahasa Indonesia. Bandung: SPS UPI. Tarigan, H.G. (1986). Prinsip-PrinsipDasarSastra. Bandung: Angkasa.

Tirtawirya, P.A. (1983). ApresiasipuisidanProsa.Ende Flores: Nusa Indah. Wellek, R. (1989). TeoriKesusastraan. Jakarta: PT Gramedia.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkanpertanyaanpenelitian yang dirumuskanpadarumusanmasalahdan data yang diperolehselamapenelitiandanhasilanalisis data dari model pembelajaran yang penelitiujicobakandalampenelitianini, adabeberapahal yang dapatdisimpulkansebagaiberikut.

1. Novel Remaja yang berjudul24 Hour Stay at

SchoolkaryaEsaKhairinaHuseinmengandungunsur-unsurintrinsikyaitu : tema, alur, lataratau setting, penokohan, point of viewatausudutpandang, amanat,

dangayabahasa. Novel

inidapatdijadikanbahanataumateripadapembelajaranapresiasisastra yang terdapatdalamsilabusBahasa Indonesia di kelas VIII semester 2.

2. Penerapan model sinektikdalamapresiasikaraktertokohpada novel remajamemilikitahapan-tahapansebagaiberikut : (a) tahap 1, masukankondisi yang sebenarnya, (b) tahap 2, analogilangsung, (c) tahap 3, analogi personal, (d) tahap 4, membedakananalogi, (e) tahap 5, menjelaskanperbedaan, (f) tahap 6, analogipenjelajahan, dan (g) tahap 7, membangkitkananalogi.

3. Pembelajaran

modelsinektikpadapembelajaranapresiasisastrakhususnyaapresiasikaraktertokohpa da novel terdapatperbedaandenganpembelajaranapresiasikaraktertokoh novel

menggunakanmetode Tanya jawab. Hal ini,

berdasarkananalisisterdapatperbedaanhasilprates

danpascatespadakelaseksperimen, yaitu di peroleh t hitung : 22,413 dengan n : 30


(2)

166

Terdapatperbedaanhasilpascates (postest)

padakelaseksperimendankelaskontrolyaitudiperoleh t hitung : 11.043 dengan n :

30 dan t tabel α : 0.05 dan t tabel : 2.048. berarti t hitung> t tabelatau 11.043 >

2.048. Dengandemikian model pembelajaraneksperimen (Sinektik) lebihefektif di bandingkandenganmetodekonvensional (tanyajawab).

4. Pembelajarandengan model

sinektiklebihefektifdibandingkandenganmenggunakan model konvensional.

Dengan model

sinektiksiswadipicuuntukmengembangkankreativitasdengancaramelakukanberbag aianalogidansecaratidaklangsungmelatihdayanalarsiswadenganmemberikanpenda patterhadapobjek yang dianalogikan.

5. Responssiswaterhadappembelajaranmenggunakan model

sinektikmenunjukkanrerpon yang

baikdanpositiphaliniterbuktidengandisebarkannyaangket yang dijawabolehsiswa. 6. Penelitianinimemperolehhasilanalisissiswaterhadapnilai-nilaikarakter yang

terkandungdalam novelsertamampumenemukanprilaku-perilakutokoh yang sesuaidenganindikatornya. Nilai-nilaikarakter yang terdapatdalam novel remaja 24 Hour Stay at School karyaEsaKhairinaHuseinyaitu :religius, disiplin, mandiri, bersahabat, tanggungjawab, dangemarmembaca.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untukPeneliti

Penelitian yang

dilakukaninimasihbanyakkekurangannyadanjauhdarisempurnasehubunganketerbatasa ndarisegikemampuanpenulis.Harapanpenulissemogadenganadanyapenelitianmengena

i model


(3)

rapenelitisastrauntukmengkajilebihdalamlagiterhadapkaryasastralainnya.Kiranyapene

litianini pun perludikembangkanlagi,

danhasilpenelitianinidapatdijadikanlandasanuntukpeneliti-penelitiselanjutnya.

5.2.2 Saran untukPengajar

Hasilpenelitianinidapatdimanfaatkanuntukbahanpembelajaranapresiasisastrak hususnyapadaapresiasikaraktertokohpada novel. Guru dapatmemilihmateri

yangsesuaidenganstandarkompetensidankompetensidasar yang

telahditetapkan.Dalampenelitianinipenelitihanyamenyajikan model pembelajaransebagaialternatifdalammenemukan model.Untukpengembangannya guru

sendiri yang memilihmetode yang mana yang


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. &MunawarSoleh.(2005). PsikologiPerkembangan. Jakarta: RinekaCipta. Akhadiah, S. (1988).PembinaanKemampuanMenulisBahasa Indonesia. Jakarta:

Erlangga.

Aminudin.(2009). PengantarApresiasiKaryaSastra. Bandung: SinarBaruArgesindo. Arikunto, Suharsimi. (2006). ProsedurPenelitian, SuatuPendekatanPraktik.Jakarta

:RinekaCipta.

Dahlan, A. (2012). Model-Model Mengajar. Bandung: CV Diponegoro.

Depdiknas.(2006). Model Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan. Jakarta: BP. Cipta Jaya.

Dirdjosisworo, S. (1985).PengantarEpistemologidanLogika.Bandung: RemajaKarya. Eggen&Kauchak.(2012) Strategidan Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Indeks. Fisher, A. (2009). BerpikirKritisSebuahPengantar. Jakarta: Erlangga.

Fitri, A. Zaenal. (2012). PendidikanKarakterBerbasisNilai&Etika di Sekolah.Yogjakarta: AR. Ruzz. Media.

Fraenkel, danWallen.(2007). How to Design and Evaluate Research in Education. New York: The McGrawHil Higher Education.

Husein, E. Khairina. (2012). 24 Hour Stay at School. Bandung: Mizan. Jabroni.(2012). TeoriPenulisanSastra. Yogyakarta: PustakaPelajar. Juliansyah, Noor. (2012).

Joyce, B & Marsha Weil.(2011). Models of Teaching. Boston: Allyn and Bacon. Kesuma, D. dkk.(2012). PendidikanKarakter. Bandung: Rosdakarya.

Kosasih, E. (2012). Dasar-dasarKeterampilanBersastra. Bandung: CV. YramaWidya.


(6)

169

Mulyana, Y. (2012). Prosiding Seminar Nasional. Bandung: FKIP Uninus.

Nurgiyantoro, B. (2010). TeoriPengkajianFiksi. Yogyakarta: GadjahMada University Press.

Nurgiyantoro, B. (2001). PenilaiandalamPengajaranBahasadanSastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Noor, J. (2012). MetodePenelitian. Jakarta: Prenada Media Group.

PLPG, Rayon 110. (2011). BahanAjarBahasa Indonesia SMP/Mts. Bandung: UPI. PusatBahasa. (2008). KamusBesarBahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia. Rahmanto, B. (2001). MetodePengajaransastra. Yogyakarta: Kanisius.

Ratna, N. (2012). MetodedanTeknikPenulisanSastra. Yogyakarta: PustakaPelajar. Rusyana, Y. (1984). BahasadanSastradalamGamitanPendidikan.Bandung; CV

Diponegoro.

Sudjana, N. (2004). PenelitiandanPenilaianPendidikan. Bandung: SinarbaruAlgesindo.

Sugiyono. (2011).MetodePenelitianPendidikan, PendekatanKuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syihabuddin. (2007). EvaluasiPengajaranbahasa Indonesia. Bandung: SPS UPI. Tarigan, H.G. (1986). Prinsip-PrinsipDasarSastra. Bandung: Angkasa.

Tirtawirya, P.A. (1983). ApresiasipuisidanProsa.Ende Flores: Nusa Indah. Wellek, R. (1989). TeoriKesusastraan. Jakarta: PT Gramedia.


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 25 Bandar L

0 19 65

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Ak

0 3 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntans

0 2 17

KEEFEKTIFAN MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR IMAJINATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI : Eksperimen Semu pada Siswa Kelas V SD Kec. Pamulihan Kab. Sumedang.

5 31 84

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP: Suatu Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di Salah Satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung.

1 3 51

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA : Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1takengon.

3 5 102

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MATEMATIKA REALISTIK MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR BERORIENTASI PADA KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VIII SMP.

3 12 327

View of PENERAPAN MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA SMP

0 0 11

View of MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA (KUASI EKSPERIMEN TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP PGII 2 BANDUNG)

0 0 11