PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 25 Bandar L

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI

TUBUH TUMBUHAN

(Kuasi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP N 25 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

DEBBY BELLA DHIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2012


(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 25 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

DEBBY BELLA DHIKA

Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara dengan guru biologi yang mengajar di kelas VIII SMP N 25 Bandar Lampung, diketahui bahwa selama ini guru kurang memberdayakan keterampilan berpikir kritis secara optimal, khususnya pada materi Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan. Hal ini dikarenakan selama ini guru jarang memanfaatkan media dan model pembelajaran sehingga siswa hanya ditekankan pada menghafal suatu konsep. Salah satu upaya yang dapat

meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa yaitu dengan penggunaan media komik dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media komik melalui model inkuiri terbimbing dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan aktivitas belajar siswa. Penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan desain pretes postes non ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII E dan VIII D yang dipilih dari populasi secaracluster random sampling. Data


(3)

Debby Bella Dhika

iii

penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari nilai pretes dan postes. Data kualitatif berupa data aktivitas dan angket tanggapan siswa terhadap media komik dan model inkuiri terbimbing. Data kuantitatif dianalisis secara statistik menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5% melalui program SPSS 17. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif dalam bentuk presentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (eksperimen = 69,56; kontrol = 56,87). Selain itu, rata-rata peningkatan keterampilan berpikir kritis semua indikator yang diamati pada kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol (eksperimen = 32,94; kontrol = 24,59). Rata-rata persentase aktivitas siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas

eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (eksperimen =71,66; kontrol =62,28). Dengan demikian, pembelajaran menggunakan media komik dengan model inkuiri terbimbing pada materi pokok struktur dan fungsi tubuh tumbuhan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan aktivitas siswa.

Kata kunci : Media komik, inkuiri terbimbing, keterampilan berpikir kritis, materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan.


(4)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

(Kuasi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP N 25 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

DEBBY BELLA DHIKA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2012


(5)

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH TUMBUHAN

(Kuasi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP N 25 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Debby Bella Dhika Nomor Pokok Mahasiswa : 0713024018 Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd NIP 19700327 199403 2 001 NIP19770715 200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Drs. Arwin Achmad, M.Si. NIP 19570803 198603 1 004


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Neni Hasnunidah, S.Pd.,M.Si …….……..…………

Sekretaris : Rini Rita Marpaung, S.Pd, M.Pd ..…….……….……

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Tri Jalmo, M.Si .……..………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si NIP 196003151985031003


(7)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH TUMBUHAN(Studi Eksperimen Pada

Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP N 25 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung sekaligus Pembimbing Akademik atas bantuan dan saran-saran yang diberikan;

3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi sekaligus pembimbing I yang telah banyak memberikan dukungan dan saran hingga skripsi ini dapat selesai;


(8)

viii

4. Rini Rita T Marpaung S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing II atas kesabaran, bimbingan, dan masukannya kepada penulis;

5. Dr. Tri Jalmo M.Si., selaku pembahas dan penguji ahli instrumen evaluasi atas saran-saran perbaikan;

6. Bapak Drs. Agus Suyatna, M.Si selaku penguji ahli desain media komik pembelajaran biologi.

7. Hi. Sugiyono M.Pd., selaku Kepala SMP N 25 Bandar Lampung dan ibu Endang Palupi S.Pd., selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian;

8. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VIIIDdanVIIIESMP N 25 Bandar Lampung atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung; 9. Mamahku yang tak pernah berhenti mendoakan dan menyayangiku; serta

kakak dan adikku atas dukungan yang kalian berikan selama ini;

10. Teman-temanku kelompok komik atas bantuan dan kebersamaan selama penyusunan hingga skripsi ini dapat selesai; teman-teman seangkatan serta seluruh warga Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan;

11. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Desember 2011 Penulis


(9)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Debby Bella Dhika

Nomor Pokok Mahasiswa : 0713024018 Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Februari 2012 Yang menyatakan

Debby Bella Dhika NPM. 0713024018


(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 5 Desember 1988, yang merupakan anak keempat dari lima bersaudara pasangan Bapak Edwar Ibnu Syarif dan Ibu Hulela.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah Taman Kanak-kanak (TK) Kartini Tanjung karang pusat diselesaikan pada tahun 1995, Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Palapa Tanjung Karang Pusat diselesaikan pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.

Pada tahun 2010 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 10 Bandar Lampung, dan pada tahun 2011 penulis melakukan penelitian di SMP Negeri 25 Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd.).


(11)

Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

Mamahku tersayang yang telah mengorbankan seluruh hidupnya demi anak-anaknya meskipun harus berjuang seorang diri. Hanya ini yang bisa dika berikan untuk mama. Semoga Allah senantiasa mencurahkan kesehatan untuk mama dan memberikan dika kekuatan agar dapat membahagiakan mama. Terimakasih ma..

Kakak-kakakku (Topan Dwi Saputra dan Yogi Trias Cendikia), adikku (Indah Ramadhina), dan seluruh keluargaku, terimakasih atas dukungan, doa, dan semangat yang kalian berikan selama ini

Guru-guruku, yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagiku

Seseorang yang telah dipilih Allah SWT untukku yang Insya Allah kelak akan menjadi imamku, terimakasih atas doa, dukungan, dan semangat yang kau berikan. Terimakasih telah menemaniku baik dalam suka maupun duka


(12)

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan

(QS. Al-Insyirah : 6)

Lakukanlah yang justru kamu takuti, karena yang kamu takuti

itu adalah hal yang akan membuat kamu berhasil

(Mario Teguh)

Berusahalah dengan sungguh-sungguh karena Allah tidak akan

menyia-nyiakan setiap usaha kita


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Kerangka Pemikiran ... 8

G. Hipotesis ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Komik ... 11

B. Model Pembelajaran Inkuiri ... 15

C. Keterampilan Berpikir Kritis ... 18

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Desain penelitian ... 23

D. Prosedur penelitian... 24

E. Jenis data dan Teknik Pengambilan Data ... 32

F. Teknik Analisis Data ... 34

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43


(14)

xiv V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN 1 Silabus... 66

2 Rencana pelaksanaan pembelajaran... 70

3 Lembar kerja kelompok ... 79

4 Soal pretes dan postes ... 89

5 Data hasil penelitian ... 95

6 Analisis uji statistik data hasil penelitian ... 114

7 Foto-foto penelitian ... 124


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Aspek keterampilan berpikir kritis dan indikatornya... 20

2. Rubrik keterampilan berpikir kritis siswa ... 36

3. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa... 37

4. Lembar observasi aktivitas siswa... 37

5. Klasifikasi persentase aktivitas siswa ... 39

6. Skor per soal angket ... 40

7. Rubrik penskoran angket tanggapan siswa ... 40

8. Tabulasi data angket tanggapan siswa ... 41

9. Tafsiran persentase jawaban angket... 42

10. Data keterampilan berpikir kritis siswa ... 43

11. Hasil uji t nilai pretes, postes, dan N-gain KBK siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 44

12. Hasil rata-rata N-gain dan uji t setiap indikator KBK siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 45

13. Peningkatan skor tiap-tiap indikator keterampilan berpikir kritis siswa kelompok eksperimen dan kontrol ... 46

14. Data aktivitas siswa selama pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kontrol ... 47

15. Frekuensi siswa yang melaksanakan aktivitas pada kelompok eksperimen dan kontrol... 48


(16)

(17)

xvii

16. Data keterampilan berpikir kritis siswa (pretes, postes, N-gain) kelas

eksperimen ... 95

17. Data keterampilan berpikir kritis siswa (pretes, postes, N-gain) kelas kontrol ... 96

18. Nilai lembar kerja siswa kelas eksperimen ... 97

19. Nilai lembar kerja siswa kelas kontrol ... 98

20. Skor keterampilan berpikir kritis soal pretes kelas eksperimen... 99

21. Skor keterampilan berpikir kritis soal postes kelas eksperimen ... 101

22. Skor keterampilan berpikir kritis soal pretes kelas kontrol... 103

23. Skor keterampilan berpikir kritis soal postes kelas kontrol ... 105

24. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran pertemuan 1 (kelas eksperimen) ... 107

25. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran pertemuan 2 (kelas eksperimen) ... 108

26. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran pertemuan 3 (kelas eksperimen) ... 109

27. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran pertemuan 1 (kelas kontrol) ... 110

28. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran pertemuan 2 (kelas kontrol) ... 111

29. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran pertemuan 3 (kelas kontrol) ... 112

30. Interpretasi aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan media komik melalui inkuiri terbimbing ... 113


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka pemikiran ... 8 2. Desain penelitian... 24 3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media komik dan model inkuiri


(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, dalam Trianto 2009:1).

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang (Trianto, 2009:1).


(20)

2

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya (Trianto, 2009:5).

Salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa adalah melalui

pemberdayaan keterampilan berpikir kritis. Saat ini keterampilan berpikir kritis dirasakan perlu dalam kegiatan pembelajaran karena segala informasi yang bersifat baik ataupun buruk akan terus mengalir tanpa henti dan dapat mempengaruhi sifat mental anak. Maka dari itu, diperlukan keterampilan berpikir kritis dengan jelas dan imajinatif, menilai bukti, bermain logika dan mencari alternatif untuk menemukan suatu solusi, memberi anak sebuah rute yang jelas ditengah kekacauan pemikiran pada zaman teknologi dan

globalisasi saat ini (Johnsons, 2007: 187).

Keterampilan berpikir kritis merupakan alat yang dipergunakan dalam proses penguasaan konsep karena pengetahuan konseptual merupakan akibat dari proses konstruktif. Keterampilan ini tidak dapat berkembang dengan sendirinya seiring dengan perjalanan usia seseorang. Keterampilan ini akan


(21)

3

berkembang dengan baik apabila secara sengaja dikembangkan (Carolina, 2010:2).

Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan guru biologi yang mengajar di kelas VIII SMP Negeri 25 Bandar Lampung, diketahui bahwa selama ini guru kurang memberdayakan keterampilan berpikir kritis secara optimal khususnya pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan. Sebagian nilai siswa belum mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Siswa yang telah mencapai KKM hanya 65% dari jumlah siswa kelas VIII. Hal tersebut dikarenakan dalam pembelajaran, guru jarang menggunakan media yang tersedia disekolah. Guru juga lebih dominan menggunakan metode ceramah atau hanya sesekali saja menggunakan metode diskusi. Siswa lebih banyak menerima informasi dari guru sehingga motivasi untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran kurang. Diduga dengan metode pembelajaran tersebut dan kurangnya penggunaan media dalam proses pembelajaran, kurang merangsang keterampilan berpikir kritis dan aktivitas siswa. Padahal, kegiatan atau aktivitas dalam proses pembelajaran sangat penting dilakukan untuk menunjang perolehan pengetahuan dan informasi siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dianggap sesuai dan dapat membantu siswa dalam memberdayakan keterampilan berpikir kritis yaitu model pembelajaran inkuri terbimbing. Model pembelajaran ini dikelola oleh guru, dalam pelaksanaannya siswa dibimbing secara hati-hati untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapkan kepadanya. Model inkuiri


(22)

4

terbimbing mempunyai lima tahapan yaitu: merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, mengevaluasi fakta, dan membuat kesimpulan. Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran inkuiri tersebut dapat dilihat bahwa model pembelajaran ini banyak menuntut keterampilan berpikir siswa terutama berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi yaitu berpikir kritis (Trianto 2009: 202).

Pembelajaran biologi di Sekolah Menengah Pertama dapat disajikan

menggunakan media komik pembelajaran. Menurut Rohani (1997:78), komik merupakan suatu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran berupa kartun yang mengemukakan karakter satu atau beberapa tokoh yang memerankan suatu cerita dan secara implisit memuat persoalan biologi. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Ristina (2011: 48), terbukti bahwa media komik dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung.

Selain itu, menurut Handayani (dalam Kurnia, 2011:12) komik juga dapat membangkitkan ketertarikan dan menghilangkan kejenuhan anak saat belajar. Komik menjadi salah satu jenis bacaan yang digemari oleh anak-anak karena selain ceritanya yang menarik juga disertai gambar yang dapat menyalurkan daya imajinasi bagi yang membacanya. Pembelajaran yang menggunakan komik dan dibuat dengan menuangkan materi bahasan dalam sebuah cerita bergambar menjadikan siswa lebih tertarik untuk belajar biologi, karena komik dapat menarik imajinasi dan rasa ingin tahu anak tentang sesuatu yang


(23)

5

diceritakan dalam komik tersebut dan mendorong anak agar mencari jawaban permasalahan komik biologi yang akan disajikan oleh guru.

Materi Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan dipilih dalam penelitian ini karena materi ini berisi fakta-fakta maupun konsep sehingga sesuai apabila penjelasannya disajikan dalam bentuk komik. Selain itu, penyampaiannya selama ini kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran, sementara

keterampilan berpikir kritis siswa dapat dikembangkan melalui kajian yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga dengan

memberdayakan keterampilan berpikir kritis, diharapkan dapat membantu siswa untuk mencapai standar KKM di sekolah yaitu≥ 70.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh PenggunaanMedia Komik Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Kelas VIII SMPN 25 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah penggunaan media komik dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok struktur dan fungsi tubuh tumbuhan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP N 25 Bandar Lampung?


(24)

6

2. Apakah penggunaan media komik dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok struktur dan fungsi tubuh tumbuhan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP N 25 Bandar Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan media komik dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok struktur dan fungsi tubuh tumbuhan dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP N 25 Bandar Lampung.

2. Pengaruh penggunaan media komik dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok struktur dan fungsi tubuh tumbuhan dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP N 25 Bandar Lampung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran biologi dengan menggunakan media komik dan model inkuiri terbimbing.


(25)

7

2. Bagi guru, dapat memberikan alternatif dalam memilih dan menerapkan media pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan. 3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam

mempelajari materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan . 4. Bagi Sekolah, memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan

pembelajaran biologi di sekolah melalui media komik pembelajaran biologi dan model inkuiri terbimbing.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Media komik pada pembelajaran biologi yang dimaksud dalam penelitian ini, adalah jenis Komik Strip (Strip comics), yang terdiri dari beberapa bingkai kolom, terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung, kadang bersifat humor.

2. Model inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran melalui penyelidikan untuk dapat memperoleh suatu penemuan dimana

pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk-petunjuk guru berupa pertanyaan membimbing. Adapun langkah-langkah model inkuiri terbimbing dalam penelitian ini adalah merumuskan

masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

3. Keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dengan mengumpulkan informasi-informasi yang


(26)

8

mendukung untuk mengambil keputusan yang tepat. Indikator

keterampilan berpikir kritis yang diamati adalah: argumentasi, deduksi, induksi, dan evaluasi.

4. Materi dalam penelitian ini adalah materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan (KD 2.1).

5. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII E sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII D sebagai kelas kontrol SMP Negeri 25 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012.

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran biologi bukan hanya merupakan mata pelajaran hafalan, namun juga membutuhkan keterampilan lain seperti keterampilan berpikir.

Keterampilan berpikir kritis bukanlah pembawaan sejak lahir namun

kemampuan seseoarang yang harus ditumbuhkembangkan. Guru memegang peranan dalam pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa.

Kemampuan berpikir kritis merupakan alat yang dipergunakan dalam proses penguasaan konsep karena pengetahuan konseptual merupakan akibat dari proses konstruktif.

Pada dasarnya siswa mempunyai kemampuan untuk menggali, mencari konsep, fakta, prinsip dan hukum mengenai suatu materi pelajaran.

Kemampuan tersebut dapat diwujudkan dengan memberikan kondisi yang sesuai dalam pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk


(27)

9

menciptakan pembelajaran agar dapat mengungkapkan keterampilan berpikir kritis siswa adalah menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing siswa dibagi dalam kelompok-kelompok melalui masalah yang diberikan oleh guru kemudian mereka mencari pemecahan masalah melalui serangkaian kegiatan yang meliputi: merumuskan masalah, membuat hipotesis, merencanakan kegiatan

penyelidikan, mengumpulkan data, menganalisis data, mengumpulkan hasil penyelidikan dan menarik kesimpulan. Pembelajaran inkuiri terbimbing adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Sehingga diharapkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing, keterampilan berpikir kritis siswa dapat berkembang.

Belajar biologi dengan menggunakan model inkuiri terbimbing juga dapat dipadukan dengan menggunakan media yang menarik seperti komik. Komik adalah suatu media yang digunakan dalam pembelajaran berupa kartun yang mengemukakan karakter satu atau beberapa tokoh yang memerankan suatu cerita dan secara implisit memuat konsep-konsep atau persoalan biologi. Melalui media komik, siswa menjadi lebih tertarik dan menghilangkan kejenuhan anak saat belajar biologi. Komik menjadi salah satu jenis bacaan yang digemari oleh anak-anak karena ceritanya yang menarik dan disertai gambar yang lucu sehingga dapat menyalurkan daya imajinasi bagi pembaca.


(28)

10

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan dua kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan keterampilan berpikir kritis siswa melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan media komik dan penggunaan media gambar dengan diskusi, pada pokok bahasan Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan.

Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut ini:

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Keterangan: X = Media komik dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing ; Y= keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan.

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho = Penggunaan media komik melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok struktur dan fungsi tubuh tumbuhan tidak dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP N 25 Bandar Lampung.

H1 = Penggunaan media komik melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok struktur dan fungsi tubuh tumbuhan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP N 25 Bandar Lampung.

Y X


(29)

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Komik Pembelajaran Biologi

Kata Media berasal dari bahasa Latin medium yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Atau dengan kata lain media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim peasn ke penerima pesan. Gearlach dan Ely (1971, dalam Faturrohman dan Sutikno 2007:64) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah

manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan dan keterampilan sikap. Atwi

Suparman (1997, dalam Faturrohman dan Sutikno 2007:64) mendefinisikan, media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau

informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dan peserta didik.

Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang kongkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar sering kali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan berada dibalik realitas. Karena itu, media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal


(30)

12

yang abstrak dan menunjukkan hal-hal yang tersembunyi. Ketidak jelasan atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran ( Faturrohman dan Sutikno, 2007:65).

Pembelajaran biologi di SMP dapat disajikan menggunakan media komik pembelajaran. Menurut Radjah (2007 : 122), media yang efektif dan sekaligus menarik yang dapat dimuati pesan ialah komik pembelajaran. Melalui

kekuatan gambar-gambar kartun disertai kata-kata atau kalimat yang sesuai, menjadikan komik pembelajaran merupakan suatu daya tarik tersendiri bagi siswa, melalui media komik pembelajaran siswa akan mempunyai

pemahaman yang benar. Handayani (2008 : 2) juga berpendapat

“ Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara populer dan mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur cerita. Gambar

membuatnya lebih mudah diserap, teks membuatnya lebih mudah dimengerti, dan alur membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat.”

Menggunakan komik sebagai media pembelajaran jauh berbeda dengan menggunakan film atau animasi. Meskipun film atau animasi juga merupakan media visual, mereka hanya dapat dilihat tanpa bisa mengulanginya

sekehendak kita . Komik berbeda dengannya, merupakan media yang permanen. Sederhananya, jika peserta didik tidak memahami suatu adegan


(31)

13

film atau animasi, mereka tidak bisa mengulanginya. Tapi dengan komik, mereka bisa mengulangi sesuka hati mereka. Selain itu komik dipilih dengan tujuan untuk membangkitkan ketertarikan dan menghilangkan kejenuhan anak saat belajar. Komik menjadi salah satu jenis bacaan yang digemari oleh anak-anak karena selain ceritanya yang menarik juga disertai dengan gambar yang dapat menyalurkan daya imajinasi pembaca.

Rohani (1997 : 78) berpendapat bahwa komik adalah suatu kartun yang mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat, dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca. Komik adalah suatu bentuk berita bergambar, terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung, kadang bersifat humor.

Selanjutnya menurut Sudjana dan Rivai (2010: 64) komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar, beberapa perwatakan dari komik harus dikenal agar kekuatan medium bisa dihayati.

Secara garis besar menurut Trimo (dalam Maryanah, 2005: 25) media komik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu komik strip (comic strip) dan buku komik (comic book). Komik strip adalah suatu bentuk komik yang terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom yang dimuat dalam suatu harian atau majalah, biasanya disambung ceritanya, sedangkan yang dimaksud buku komik adalah komik yang berbentuk buku. Penelitian ini menggunakan bentuk komik strip karena lebih simpel, waktu yang digunakan lebih efektif dan akan lebih cepat dipahami siswa.


(32)

14

Peranan pokok dari buku komik dalam pengajaran adalah kemampuannya dalam menciptakan minat para siswa. Penggunaan komik dalam pengajaran sebaiknya dipadu dengan metode mengajar, sehingga komik akan dapat menjadi alat pengajaran yang efektif. Komik merupakan suatu bentuk bacaan di mana anak membacanya tanpa harus dibujuk . Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca (Sudjana dan Rivai, 2010 : 68). Menggunakan komik sebagai media pembelajaran dapat mengarahkan peserta didik untuk disiplin membaca khususnya mereka yang tidak suka membaca juga menjadi jembatan untuk membaca buku yang lebih serius. Menurut Afrizal (2006: 2) aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan komik matematika disertai permainan cenderung mengalami peningkatan.

Penggunaan komik pembelajaran biologi merupakan motivator belajar bagi peserta didik. Peserta didik dapat mempelajari biologi melalui gambar-gambar berisi cerita yang menyenangkan. Cerita-ceritanya dapat mengenai diri pribadi sehingga peserta didik dapat segera mengidentifikasi dirinya melalui perasaan serta tindakan dari perwatakan-perwatakan tokoh utamanya, cerita di dalam komik juga dapat dibuat lebih hidup bila diolah dengan pemakaian warna-warna utama secara bebas (Sudjana dan Rivai, 2010: 64). Selain itu penggunaan komik pembelajaran biologi akan mengurangi peran guru sebagai pengajar karena dalam penyusunannya nanti akan diberikan pentanyaan-pertanyaan yang akan menggiring peserta didik pada


(33)

15

B. Model Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri adalah istilah dalam bahasa Inggris yaitu merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Adapun

pelaksanaanya sebagai berikut: Guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya didalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan kerja kelompok

dilaporkan kesidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang plenolah kesimpulan akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila masih ada tindak lanjut yang harus dilaksanakan hal itu perlu diperhatikan (Roestiyah, 2008:75).

Menurut Roestiyah (2008:76) model inkuiri memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Dapat membentuk dan mengembangkan“ self consept”pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.

3. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur dan terbuka.


(34)

16

4. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.

5. Memberi kepuasan yang bersifat intrinstik. 6. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. 7. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 8. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

9. Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar yang tradisional.

10. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Sumiati dan Asra (2008:103) mengusulkan pelaksanaan model inkuiri dengan 3 macam cara yaitu:

a. Inkuiri terbimbing.

Pada inkuiri terbimbing pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk yang diberikan pada umumnya berbentuk prtanyaan membimbing. Pelakasanaan pembelajaran dimulai dari suatu pertanyaan inti. Dari jawaban yang dikemukakan, siswa melakukan penyelidikan untuk membuktikan pendapat yang telah

dikemukakan. b. Inkuiri bebas.

Dalam hal ini siswa melakukan penelitian bebas sebagai mana seorang scientis. Masalah dirumuskan sendiri, eksperimen (penyelidikan) dilakukan sendiri, dan kesimpulan konsep diperoleh sendiri.


(35)

17

c. Inkuiri bebas yang dimodifikasi.

Berdasarkan masalah yang diajukan guru, dengan konsep atau teori yang sudah dipahami siswa melakukan penyelidikan untuk membuktikan kebenarannya.

Gulo (2002, dalam Trianto 2009: 168) menyatakaan bahwa kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: a. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaaan atau permasalahan diajukan. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut ditulis di papan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis.

b. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi

permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.

c. Mengumpulkan data

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik.

d. Analisis data

Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran ‘benar’ atau ‘salah’. Setelah memperoleh


(36)

18

kesimpulan, dari data percobaaan siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya. e. Membuat kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.

C. Keterampilan Berpikir Kritis

Berpikir Kritis adalah kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan penuh percaya diri, “Ide saya bagus karena berdasarkan alasan yang logis,” atau “ide anda bagus karena di dukung oleh bukti yang kuat.” Berpikir kritis

memungkinkan siswa untuk menemukan kebenaran ditengah banjir kejadian informasi yang mengelilingi mereka setiap hari. Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan

mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain (Johnson, 2002:184).

Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Pemahaman membuat kita mengerti maksud dibalik ide yang mengarahkan hidup kita sehari-hari. Pemahaman mengungkapkan makna dibalik suatu kejadian (Johnson, 2002:184).


(37)

19

Proses berpikir kritis mengharuskan keterbukaan pikiran, kerendahan hati, dan kesabaran. Kualitas-kualitas tersebut membantu seseorang mencapai pemahaman yang mendalam. Berpikir kritis adalah berpikir dengan baik, dan merenungkan tentang proses berpikir merupakan bagian dari berpikir dengan baik. Pada awal abad yang lalu, dalam tulisanya, John Dewey mengatakan bahwa sekolah harus mengajarkan cara berpikir yang benar pada anak-anak. Ruggiero (1988, dalam Johnson 2002:185) mengartikan berpikir sebagai segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami; berpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian makna.

Berpikir kritis memungkinkan untuk menganalisis pemikiran sendiri untuk memastikan bahwa mereka telah menetukan pilihan dan menarik kesimpulan cerdas. Mereka yang tidak berpikir kritis tidak dapat memutuskan untuk diri mereka sendiri apa yang harus dipikirkan, apa yang harus dipercaya, atau bagaimana harus bertindak. Karena berpikir gagal mandiri, mereka meniru orang lain, mengadopsi keyakinan dan menerima kesimpulan orang lain dengan pasif ( Johnson, 2002:185).

Selanjutnya, disampaikan oleh Ennis (1993, dalam Muhfahroyin 2009:1) bahwa evaluasi terhadap keterampilan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis tingkat kemampuan siswa, memberi umpan balik

keberanian berpikir siswa, dan memberi motivasi agar siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya. Berpikir kritis dalam pembelajaran adalah


(38)

20

perlunya mempersiapkan siswa agar menjadi pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang matang, dan orang yang tak pernah berhenti belajar.

Ennis (1995, dalam Costa 1985:54) mengusulkan indikator-indikator dalam keterampilan berpikir kritis seperti diuraikan pada tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Keterampilan berpikir kritis dan Indikatornya

Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan

Berpikir Kritis Aspek

1. Memberikan Penjelasan dasar 1. Memfokuskan pertanyaan a.Mengidentifikasi atau memformulasikan suatu pertanyaan b.Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin c.Menjaga pikiran terhadap situasi yang sedang dihadapi 2. Menganalisis

argumen

a.Mengidentifikasi kesimpulan b.Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan

c.Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan

d.Mencari persamaan dan perbedaan

e.Mengidentifikasi dan menangani ketidakrelevanan f.Mencari struktur dari sebuah pendapat/argumen

g.Meringkas 3. Bertanya dan

menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang a.Mengapa?

b.Apa yang menjadi alasan utama?

c.Apa yang kamu maksud dengan?

d.Apa yang menjadi contoh? e.Apa yang bukan contoh? f.Bagaiamana mengaplikasikan kasus tersebut?


(39)

21

Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan

Berpikir Kritis Aspek

perbedaannya? h.Apa faktanya?

i.Apakah ini yang kamu katakan?

j.Apalagi yang akan kamu katakan tentang itu? 2. Membangun Keterampilandasar 4. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak? a.Keahlian

b.Mengurangi konflik interest c.Kesepakatan antar sumber d.Reputasi

e.Menggunakan prosedur yang ada f.Mengetahui resiko g.Keterampilan memberikan alasan h.Kebiasaan berhati-hati 5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi a.Mengurangi praduga/menyangka

b.mempersingkat waktu antara observasi dengan laporan c.Laporan dilakukan oleh pengamat sendiri

d.Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan

e.penguatan

f.Kemungkinan dalam penguatan

g.Kondisi akses yang baik h.Kompeten dalam

menggunakan teknologi i.Kepuasan pengamat atas kredibilitas criteria

3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan mempertimbangkan deduksi a.Kelas logika b.Mengkondisikan logika c.Menginterpretasikan pernyataan

7. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi

a.Menggeneralisasi b.Berhipotesis


(40)

22

Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan

Berpikir Kritis Aspek

8. Membuat dan mengkaji nilai-nilai hasil pertimbangan

a.Latar belakang fakta b.Konsekuensi

c.Mengaplikasikan konsep ( prinsip-prinsip, hukum dan asas) d.Mempertimbangkan alternatif e.Menyeimbangkan, menimbang dan memutuskan 4. Membuat penjelasan lebih lanjut 9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi

Ada 3 dimensi:

a.Bentuk : sinonim, klarifikasi, rentang, ekspresi yang sama, operasional, contoh dan noncontoh

b. Strategi definisi c. Konten (isi) 10 .

Mengidentifikasi asumsi

a.Alasan yang tidak dinyatakan b.Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argumen 5. Strategi dan

taktik

11. Memutuskan suatu tindakan

a.Mendefisikan masalah b.Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan

c.Merumuskan alternatif-alternatif untuk solusi d.Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan

e.Merivew

f.Memonitor implementasi 12. Berinteraksi

dengan orang lain

a.Memberi label b.Strategi logis c.Srtrategi retorik

d.Mempresentasikan suatu posisi, baik lisan atau tulisan


(41)

23

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 25 Bandar Lampung pada bulan November 2011.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester ganjil SMPN 25 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknikcluster random sampling. Yang dimaksudcluster random samplingyaitu populasi tidak terdiri dari individu-individu,

melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atauclustermisalnya kelas sebagaicluster(Margono, 2005:127). Sampel tersebut adalah siswa-siswi kelas VIII E sebagai kelas eksperimen dan siswa-siswa-siswi kelas VIII D sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postest non ekuivalen untuk aspek keterampilan berpikir kritis. Kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menggunakan kelas yang ada dan satu level


(42)

24

dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi perlakuan

menggunakan media komik dengan model pembelajaran inkuri terbimbing, sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran menggunakan media gambar dengan diskusi . Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kelompok pretes perlakuan postes I O1 X O2 II O1 C O2 Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen

Keterangan : I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol; O1 = Pretest; .O2 = Postes; X = Perlakuan media komik dengan model inkuiri terbimbing; C = Perlakuan media gambar dengan diskusi (Dimodifikasi dari Riyanto, 2001:43).

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah. b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas


(43)

25

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Kelompok (LKK) dan komik pembelajaran untuk setiap pertemuan.

e. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes/postes berupa soal uraian, lalu diuji oleh ahli.

f. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.

g. Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media komik dan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

h. Membagi siswa dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa, kelompok bersifat heterogen.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan penggunaan media komik disertai model inkuiri terbimbing untuk kelas eksperimen dan penggunaan diskusi dengan media gambar untuk kelas kontrol.

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan ke-I membahas strukrur dan fungsi macam-macam jaringan pada akar,

pertemuan ke-II membahas struktur dan fungsi macam-macam jaringan pada batang, pertemuan ke-III membahas struktur dan fungsi macam-macam jaringan pada daun, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:


(44)

26

a. Kelas Eksperimen

1) Pendahuluan

a) Siswa diberi pretes berupa soal uraian pada pertemuan I mengenai struktur dan fungsi macam-macam jaringan pada tumbuhan.

b) Siswa diberikan apersepsi :

1. Pertemuan ke-1 : dengan memperlihatkan sampel tanaman jagung kemudian memanggil salah satu siswa untuk maju ke depan kelas dan menanyakan kepada siswa ”Tolong

tunjukkan letak akar, batang, dan daun dari sampel tanaman yang ibu bawa!. Apakah fungsi dari organ-organ tersebut?”. 2. Pertemuan ke-2: pada pertemuan sebelumnya kita telah

mempelajari susunan dan fungsi jaringan pada akar. Menurut kalian apakah pada batang juga sama jaringan penyusunnya? 3. Pertemuan ke-3: pada pertemuan sebelumnya kita sudah

mempelajari susunan dan fungsi jaringan pada batang. Menurut kalian apakah pada daun juga sama jaringan penyusunnya?

c) Siswa diberikan motivasi:

1. Pertemuan ke-1: Karena fungsi dari macam-macam organ tersebut berbeda, lalu bagaimana susunan jaringan pada akar, batang, dan daun?. Oleh karena itu, pada kegiatan hari ini kita akan mempelajari tentang struktur organ tersebut sehingga


(45)

27

kita dapat mengetahui jenis-jenis jaringan yang menyusun akar baik dari segi bentuk, letak, susunan maupun fungsi jaringan tersebut.

2. Pertemuan ke-2 : akar, batang dan daun disusun oleh jenis jaringan yang berbeda. Perbedaan tersebut ditentukan oleh fungsi masing-masing organnya. Manfaat yang akan kita dapatkan melalui kegiatan hari ini adalah kita dapat memahami bentuk, susunan, letak dan fungsi jaringan penyusun batang.

3. Pertemuan ke-3: akar, batang dan daun disusun oleh jenis jaringan yang berbeda. Perbedaan tersebut ditentukan oleh fungsi masing-masing organnya. Manfaat yang akan kita dapatkan melalui kegiatan hari ini adalah kita dapat memahami bentuk, susunan, letak dan fungsi jaringan penyusun daun.

d) Siswa diberi informasi tentang indikator dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

2) Kegiatan inti

a) Siswa diminta untuk duduk dalam kelompoknya masing-masing 5-6 orang (pembagian kelompok dilakukan pada hari sebelumnya, yang terdiri dari 6 kelompok). Guru menyajikan materi sesuai topik dengan menggunakan media komik pembelajaran biologi.


(46)

28

b) Siswa diberi Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang berisi permasalahan (sesuai dengan topik pertemuan) kepada setiap kelompok yang harus diselidiki oleh siswa.

c) Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, siswa membuat suatu hipotesis yang relevan dengan permasalahan.

d) Dari hipotesis yang disetujui oleh kelompok masing-masing, siswa melakukan penyelidikan melalui media komik pembelajaran biologi yang telah dibagikan oleh guru.

e) Siswa diminta untuk mengumpulkan data atau informasi yang dibutuhkan, misalnya membandingkan apa yang mereka temui dari isi cerita dalam komik dengan sumber buku pelajaran. Dengan sumber-sumber yang ada dan fakta yang telah terkumpul, selanjutnya siswa menguji hipotesis.

f) Siwa dibimbing untuk menggunakan data yang telah terkumpul guna menguji hipotesis (menganalisis data)

g) Setiap kelompok diperintahkan untuk membuat kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan.

h) Setiap kelompok diperintahkan untuk memepresentasikan hasil diskusi ke depan kelas secara bergantian.

3) Penutup

a. Siswa diberi penjelasan mengenai materi yang belum dipahami dan bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada


(47)

29

b. Siswa mengumpulkan LKK yang telah dikerjakan dan dipresentasikan.

c. Siswa diberi tes akhir (post test) yang sama dengan soalpretest. d. Siswa mengumpulkan hasilpost testyang telah dikerjakan.

e. Siswa diberi PR untuk mengerjakan soal uji kompetensi pada buku paket dan membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

b. Kelas Kontrol

1) Pendahuluan

a) Siswa diberi pretes berupa soal uraian pada pertemuan I mengenai struktur dan fungsi macam-macam jaringan pada tumbuhan. b) Siswa diberikan apersepsi :

1. Pertemuan ke-1 : dengan memperlihatkan sampel tanaman jagung kemudian memanggil salah satu siswa untuk maju ke depan kelas dan menanyakan kepada siswa ”Tolongtunjukkan letak akar, batang, dan daun dari sampel tanaman yang ibu bawa!. Apakah fungsi dari organ-organ tersebut?”.

2. Pertemuan ke-2: pada pertemuan sebelumnya kita telah mempelajari susunan dan fungsi jaringan pada akar. Menurut kalian apakah pada batang juga sama jaringan penyusunnya? 3. Pertemuan ke-3: pada pertemuan sebelumnya kita sudah

mempelajari susunan dan fungsi jaringan pada batang. Menurut kalian apakah pada daun juga sama jaringan penyusunnya?


(48)

30

c) Siswa diberikan motivasi:

1. Pertemuan ke-1: Karena fungsi dari macam-macam organ tersebut berbeda, lalu bagaimana susunan jaringan pada akar, batang, dan daun?. Oleh karena itu, pada kegiatan hari ini kita akan

mempelajari tentang struktur organ tersebut sehingga kita dapat mengetahui jenis-jenis jaringan yang menyusun akar baik dari segi bentuk, letak, susunan maupun fungsi jaringan tersebut.

2. Pertemuan ke-2 : akar, batang dan daun disusun oleh jenis jaringan yang berbeda. Perbedaan tersebut ditentukan oleh fungsi masing-masing organnya. Manfaat yang akan kita dapatkan melalui kegiatan hari ini adalah kita dapat memahami bentuk, susunan, letak dan fungsi jaringan penyusun batang.

3. Pertemuan ke-3: akar, batang dan daun disusun oleh jenis jaringan yang berbeda. Perbedaan tersebut ditentukan oleh fungsi masing-masing organnya. Manfaat yang akan kita dapatkan melalui kegiatan hari ini adalah kita dapat memahami bentuk, susunan, letak dan fungsi jaringan penyusun daun.

d) Siswa diberi informasi tentang indikator dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

2) Kegiatan inti

a) Siswa diminta untuk duduk dalam kelompoknya masing-masing (setiap kelompok berjumlah 5-6 orang dan pembagian kelompok telah dilakukan pada hari sebelumnya).


(49)

31

b) Siswa diberi Lembar Kerja Kelompok (LKK) mengenai struktur dan fungsi macam-macam jaringan pada akar (pertemuan I), struktur dan fungsi macam-macam jaringan pada batang (pertemuan II), struktur dan fungsi macam-macam jaringan pada daun (pertemuan III). c) Setiap kelompok dibimbing dalam mengerjakan Lembar Kerja

Kelompok.

d) Setelah LKK selesai dikerjakan, setiap kelompok diminta untuk mengumpulkannya

e) Selanjutnya dilakukan presentasi LKK oleh setiap kelompok secara bergantian.

3) Penutup

a) Siswa diberi penjelasan mengenai materi yang belum dipahami dan bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada pertemuan tersebut.

b) Siswa mengumpulkan LKK yang telah dikerjakan dan dipresentasikan.

c) Siswa diberi tes akhir (post test) yang sama dengan soalpretest. d) Siswa mengumpulkan hasilpost testyang telah dikerjakan.

e) Siswa diberi PR untuk mengerjakan soal uji kompetensi pada buku paket dan membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.


(50)

32

E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah : 1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes. Untuk mendapatkan skor N-gainmenggunakan rumus Meltzer, dalam Coletta dan Phillips (2005: 1172) yaitu:

Skor N-gain= 100 Y Z

Y X

  

Keterangan : X = nilai postes; Y = nilai pretes; Z = skor maksimal.

b. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dan data angket tanggapan siswa terhadap media komik dan model pembelajaran inkuiri

terbimbing.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: a. Pretes dan Postes

Data kemampuan berpikir kritis berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran


(51)

33

pada pertemuan ketiga setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal uraian.

Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu S = 100

N R

Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008 : 112).

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: kemampuan mengemukakan pendapat, melakukan kegiatan diskusi, melakukan pengamatan, mengumpulkan data dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat penggunaan media komik dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran di kelas. Angket ini berupa 10 pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Angket tanggapan siswa ini memiliki 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.


(52)

34

F. Teknik Analisis Data

Data kuantitatif berupa nilai pretes, postes, dan skor N-gain. Untuk

mendapatkan skor N-gainmenggunakan rumus Meltzer (dalam Coletta dan Phillips, 2005: 1) yaitu:

Skor N-gain = 100 Y Z

Y X

  

Keterangan : X = nilai postes; Y = nilai pretes; Z = skor maksimal.

Nilaipretest,posttest, dan skor N-gainpada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan ujiLillieforsdengan program SPSS versi 17.

a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung< Ltabelatau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).

2. Kesamaan Dua Varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan dengan menggunakan program SPSS versi 17.


(53)

35

a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 :Kedua sampel mempunyai varians berbeda b. Kriteria Uji

- Jika Fhitung< Ftabelatau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima - Jika Fhitung> Ftabelatau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 71).

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17. a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1) Hipotesis

H0= Rata-rata N-gainkedua sampel sama H1= Rata-rata N-gainkedua sampel tidak sama 2) Kriteria Uji

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka Ho diterima

- Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabelmaka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 13).

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis

H0= Rata-rata N-gainpada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1= Rata-rata N-gainpada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.


(54)

36

2) Kriteria Uji :

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka Ho diterima

- Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 10).

4. Mendeskripsikan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran biologi sebagai berikut:

1. Menjumlahkan skor seluruh siswa.

2. Menentukan skor tiap indikator keterampilan berpikir kritis dengan menggunakan rumus:

P= N

f 100

Keterangan : P = Poin yang dicari; f = Jumlah poin keterampilan berpikir kritis yang diperoleh; N = Jumlah total poin keterampilan berpikir kritis tiap indikator. Sumber: dimodifikasi dari Sudijono (2004: 40).

3. Rubrik keterampilan berpikir kritis siswa sebagai berikut: Tabel 2. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa

Catatan : Berilah tandachecklist(√) pada setiap item yang sesuai.

Skor pada tiap soal keterampilan berpikir kritis tertera pada rubrik penilaian soal di lampiran. Sumber: dimodifikasi dari Arief (2009: 9).

No

Nama

Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Memberikan Argumen Melakukan Deduksi Melakukan Induksi Melakukan Evaluasi

No soal … No soal … No soal … No soal …

Skor 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 1 2 3 4 5 dst Jumlah (F) Poin (P) Kriteria


(55)

37

4. Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan

berpikir kritis siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut :

Tabel 3. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa

Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2010: 245)

G. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis

menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

a. Menghitung Skor aktivitas menggunakan rumus: ∑Xi

X = x 100 n

Tabel 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Sumber: dimodifikasi dari Carolina (2010: 29)

Poin Kriteria 80,1-100 60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

No Nama Aspek yang diamati

A B C D E F

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1

2 3 dst..

Jumlah (xi) Poin maks (n)

Skor (x) Keterangan


(56)

38

Keterangan: X = Persentase aktivitas siswa; ∑Xi = Jumlah skor yang diperoleh; n = Jumlah skor maksimum

(dimodifikasi dari Sudjana, 2002 : 69).

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa: A. Mengemukakan pendapat

1) Tidak mengemukakan pendapat

2) Mengemukakan pendapat tetapi tidak sesuai dengan permasalahan

3) Mengemukakan pendapat sesuai dengan permasalahan B. Melakukan kegiatan diskusi

1) Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok

2) Melakukan diskusi tetapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan

3) Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan

C. Melakukan pengamatan

1) Diam saja, tidak melakukan pengamatan

2) Melakukan pengamatan tetapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan

3) Melakukan pengamatan dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan

D. Mengumpulkan data

1) Tidak mengumpulkan data

2) Mengumpulkan data dengan asal-asalan (tidak sesuai dengan hasil pengamatan)


(57)

39

3) Mengumpulkan data sesuai hasil pengamatan E. Membuat kesimpulan

1) Tidak membuat kesimpulan

2) Membuat kesimpulan tetapi tidak lengkap dan tidak sesuai dengan hasil pengamatan

3) Membuat kesimpulan lengkap dan sesuai dengan hasil pengamatan

F. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan 2) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara

yang kurang sistematis tetapi dapat menjawab pertanyaan dengan benar

3) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan sistematis dan dapat menjawab pertanyaan

b. Menafsirkan atau menentukan katagori persentase aktivitas siswa sesuai klasifikasi pada tabel 5

Tabel 5. Klasifikasi Persentase Aktivitas Siswa

Kategori persentase aktivitas siswa Interprestasi 0,00–29,99 Sangat Rendah

30,00–54,99 Rendah

55,00–74,99 Sedang

75,00–89,99 Tinggi

90,00–100,00 Sangat Tinggi


(58)

40

H. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Komik melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan media komik dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 10 pernyataan yang terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:

a. Skor angket

Tabel 6. Skor per soal angket

Keterangan: SS = sangat setuju; S = setuju; TS = tidak setuju; STS = sangat tidak setuju. Sumber: dimodifikasi dari Rahayu (2010: 29)

b. Tabel 7. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran menggunakan media komik dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing

Sumber: dimodifikasi dari Rahayu (2010: 30) No. Soal Skor per soal angket

3 2 1 0

1.(+) SS S TS STS

2.(+) SS S TS STS

3. (-) STS TS S SS

4.(+) SS S TS STS

5.(-) STS TS S SS

6.(-) STS TS S SS

7.(+) SS S TS STS

8.(-) STS TS S SS

9.(-) STS TS S SS

10.(+) SS S TS STS

No responden

(siswa)

Skor angket per item soal Skor total No. soal (1) No. soal (2) No. soal (3) dst

0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3

1. 2. dst.


(59)

41

c. Menghitung skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

100  

maks in S S X

Keterangan: Xin = Skor jawaban siswa;

S = Jumlah skor jawaban; maks

S = Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002: 69).

d. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 8. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media komik dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing No.

pertanyaan Angket

Pilihan Jawaban

Nomor Responden (siswa) Ket Frekuensi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst

1. SS S TS STS 2. SS S TS STS … dst. SS S TS STS

Sumber: dimodifikasi dari Rahayu (2010: 31)

e. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang pembelajarannya menggunakan media komik dengan model


(60)

42

Tabel 9. Tafsiran persentase jawaban

Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2010: 245) Persentase Kriteria

75,1%-100% 50,1%-75% 25,1%-50% 0,0%-25%

Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju


(61)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan media komik dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

2. Penggunaan media komik dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Pembelajaran menggunakan media komik dan model inkuiri terbimbing

dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu sumber belajar alternatif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok struktur dan fungsi tubuh tumbuhan.

2. Untuk penelitian selanjutnya, dalam pembuatan soal LKK hendaknya lebih memperhatikan indikator memberikan argumen dalam keterampilan berpikir kritis siswa.

3. Bagi peneliti yang akan menggunakan media komik, hendaknya lebih meningkatkan kualitas, alur cerita, dan kelengkapan isi materi dengan cara


(62)

62

lebih banyak membaca komik-komik pembelajaran sebagai referensi dalam membuat alur cerita serta mengacu kepada standar isi agar isi materi yang disajikan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2006.Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Permainan dan Komik Matematika Pada Siswa Kelas III MI

(SD) TGIA PERKEMAS Teluk Betung Tahun Pelajaran 2005/2006. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Arikunto, S. 2010.Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Astuti, vivin. 2006.Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas IIIA SD Negeri 1 Kampung Baru Bandar Lampung Melalui Permainan dan Komik Matematika. Universitas Lampung. Lampung.

Carollina, H. S. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Lampung: Universitas Lampung

Colleta, V. P. dan Phillips, J. A. 2005.Interpreting FCI scores: Normalized gain, preinstruction scores, and scientific reasoning ability. California: Department of Physics, Loyola Marymount University

Dahar. 2006.Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah. http://suaraguru.wordpress. com/meningkatkan-kemampuanberpikir-kreatif-siswa/ ( 27 Agustus 2011, 10.30 WIB)

Handayani, Puji. 2008.Komik Indonesia sebagai Media Komunikasi Alternatif dalam Menyampaikan Informasi Ilmiah. Forum Penelitian: Jurnal Teori dan Praktek Penelitian.Tahun XX. Nomor 1.Halaman 151-162. FKIP.

Herniza, L. 2011.Pengaruh Media Audio -Visual Melalui Model NHT Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pernapasan. Lampung: Universitas Lampung

Ibrahim, Muslimin.Pembelajaran Inkuiri. http://www.google.com ( 16 Agustus 2011, 21.30 WIB)

Ibrahim dan Nur. 2005.Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University Press


(64)

64

Kardiawan. 2000.Pendidikan Berbasis Komputer Mimbar Pendidikan. Bandung: University Press UPI.

Kurnia, Rima. 2011. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Menggunakan Metode Diskusi Berbasis Komik Matematika Tahun Pelajaran 2010/2011 (Studi Pada Siswa Kelas IV A SDN 1 Tanjung Jaya Lampung Tengah). Universitas Lampung. Bandar Lampung Margono, S. 2004.Metode Penelitian Pendidikan.Rineka Cipta. Jakarta

Maryanah, Nur. 2005.Efektivitas Media Komik Dengan Media Gambar Dalam Pembelajaran Geografi Pokok Bahasan Perhubungan Dan Pengangkutan (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Smp N I Pegandon Kabupaten Kendal).Skripsi Jurusan Geografi. UNS. Dalam

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01b2/0a21b10d.d ir/doc.pdf . 13 Januari 2011: 09.04.

Muhfahroyin. 2009.Critical Thinking as a Core Skill, the Ability to Think Critically is a Key Skill for Academic Success.

http://zanikhan.multiply.com/journal/item/5570. (21 Februari 2011, 20.30 WIB).

Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: Gramedia

Purwanto, Ngalim. 2008.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Radjah,Carolina.L., Indreswari,H., dan Utami,Sri.W. 2007.Pengembangan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Melalui Komik Pembelajaran untuk Siswa Pendidikan Dasar di Jawa Timur. Jurnal Penelitian Pendidikan. Tahun XVII.Nomor 1.Halaman 119-123.FKIP

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. Jakarta: SIC

Rosestiyah, N. K. 2008.Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Rohani, Ahmad. 1997.Media Instruksional Edukatif.Rineka Cipta. Jakarta. Sanjaya, Wina. Dr. 2008.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT RajaGrafindo Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. Bandung: PT. Tarsito


(65)

65

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2010.Media Pengajaran. Sinar Baru Algensindo. Bandung.

Sumiati dan Asra. 2008.Metode Pembelajaran. CV Wacana Prima. Bandung Suryosubroto. 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Eka Cipta. Yogjakarta. Trianto. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:


(1)

42

Tabel 9. Tafsiran persentase jawaban

Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2010: 245) Persentase Kriteria

75,1%-100% 50,1%-75% 25,1%-50% 0,0%-25%

Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju


(2)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan media komik dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

2. Penggunaan media komik dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Pembelajaran menggunakan media komik dan model inkuiri terbimbing

dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu sumber belajar alternatif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok struktur dan fungsi tubuh tumbuhan.

2. Untuk penelitian selanjutnya, dalam pembuatan soal LKK hendaknya lebih memperhatikan indikator memberikan argumen dalam keterampilan berpikir kritis siswa.

3. Bagi peneliti yang akan menggunakan media komik, hendaknya lebih meningkatkan kualitas, alur cerita, dan kelengkapan isi materi dengan cara


(3)

62

lebih banyak membaca komik-komik pembelajaran sebagai referensi dalam membuat alur cerita serta mengacu kepada standar isi agar isi materi yang disajikan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.


(4)

Afrizal. 2006.Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Permainan dan Komik Matematika Pada Siswa Kelas III MI

(SD) TGIA PERKEMAS Teluk Betung Tahun Pelajaran 2005/2006. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Arikunto, S. 2010.Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Astuti, vivin. 2006.Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas IIIA SD Negeri 1 Kampung Baru Bandar Lampung Melalui Permainan dan Komik Matematika. Universitas Lampung. Lampung.

Carollina, H. S. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Lampung: Universitas Lampung

Colleta, V. P. dan Phillips, J. A. 2005.Interpreting FCI scores: Normalized gain, preinstruction scores, and scientific reasoning ability. California: Department of Physics, Loyola Marymount University

Dahar. 2006.Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah. http://suaraguru.wordpress. com/meningkatkan-kemampuanberpikir-kreatif-siswa/ ( 27 Agustus 2011, 10.30 WIB)

Handayani, Puji. 2008.Komik Indonesia sebagai Media Komunikasi Alternatif dalam Menyampaikan Informasi Ilmiah. Forum Penelitian: Jurnal Teori dan Praktek Penelitian.Tahun XX. Nomor 1.Halaman 151-162. FKIP.

Herniza, L. 2011.Pengaruh Media Audio -Visual Melalui Model NHT Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pernapasan. Lampung: Universitas Lampung

Ibrahim, Muslimin.Pembelajaran Inkuiri. http://www.google.com ( 16 Agustus 2011, 21.30 WIB)

Ibrahim dan Nur. 2005.Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University Press


(5)

64

Kardiawan. 2000.Pendidikan Berbasis Komputer Mimbar Pendidikan. Bandung: University Press UPI.

Kurnia, Rima. 2011. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Menggunakan Metode Diskusi Berbasis Komik Matematika Tahun Pelajaran 2010/2011 (Studi Pada Siswa Kelas IV A SDN 1 Tanjung Jaya Lampung Tengah). Universitas Lampung. Bandar Lampung Margono, S. 2004.Metode Penelitian Pendidikan.Rineka Cipta. Jakarta

Maryanah, Nur. 2005.Efektivitas Media Komik Dengan Media Gambar Dalam Pembelajaran Geografi Pokok Bahasan Perhubungan Dan Pengangkutan (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Smp N I Pegandon Kabupaten Kendal).Skripsi Jurusan Geografi. UNS. Dalam

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01b2/0a21b10d.d ir/doc.pdf . 13 Januari 2011: 09.04.

Muhfahroyin. 2009.Critical Thinking as a Core Skill, the Ability to Think Critically is a Key Skill for Academic Success.

http://zanikhan.multiply.com/journal/item/5570. (21 Februari 2011, 20.30 WIB).

Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: Gramedia

Purwanto, Ngalim. 2008.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Radjah,Carolina.L., Indreswari,H., dan Utami,Sri.W. 2007.Pengembangan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Melalui Komik Pembelajaran untuk Siswa Pendidikan Dasar di Jawa Timur. Jurnal Penelitian Pendidikan. Tahun XVII.Nomor 1.Halaman 119-123.FKIP

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. Jakarta: SIC

Rosestiyah, N. K. 2008.Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Rohani, Ahmad. 1997.Media Instruksional Edukatif.Rineka Cipta. Jakarta. Sanjaya, Wina. Dr. 2008.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT RajaGrafindo Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. Bandung: PT. Tarsito


(6)

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2010.Media Pengajaran. Sinar Baru Algensindo. Bandung.

Sumiati dan Asra. 2008.Metode Pembelajaran. CV Wacana Prima. Bandung Suryosubroto. 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Eka Cipta. Yogjakarta. Trianto. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 25 Bandar L

0 19 65

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 25 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 6 18

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI METODE DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 9 62

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VIII Semester GanjilSMP N 2 Abung SelatanT

1 14 61

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Tumijajar T.P 2011/2012)

0 17 61

EFEKTIVITAS MEDIA REALIA MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013)

0 2 42

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 11 79

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 11 68

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA

6 82 69

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA N 12 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013)

1 9 52