PENGGUNAAN MEDIA PAPAN DAN MODIFIKASI BOLA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BOLAVOLI : Penelitian Tindakan Kelas Pada Sekolah Dasar Negeri Mekarjaya.
PENGGUNAAN MEDIA PAPAN DAN MODIFIKASI BOLA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN BOLAVOLI
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Sekolah Dasar Negeri Mekarjaya)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Olahraga
Oleh
RODIANA SAIDAN MULYANA 0807716
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
PENGGUNAAN MEDIA PAPAN DAN MODIFIKASI BOLA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN BOLAVOLI
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Sekolah Dasar Negeri Mekarjaya)
Oleh
Rodiana Saidan Mulyana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Rodiana Saidan Mulyana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN Nama : Rodiana Saidan Mulyana
NIM : 0807716
Judul :
PENGGUNAAN MEDIA PAPAN DAN MODIFIKASI BOLA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN BOLAVOLI.
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Sekolah Dasar Negeri Mekarjaya)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I
Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd. NIP. 194903161972111001
Pembimbing II
Drs. Ita Tirta NIP. 19481008198703001
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Drs. Sucipto, M.Kes. AIFO. NIP. 196106121987031002
(4)
PENGGUNAAN MEDIA PAPAN DAN MODIFIKASI BOLA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN BOLAVOLI
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Sekolah Dasar Negeri Mekarjaya)
ABSTRAK Oleh
Rodiana Saidan Mulyana (0807716)
Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan rendahnya kemampuan gerak dasar bolavoli pada siswa kelas VI SD Mekarjaya. Cara pemecahan masalah dalam penelitian ini yaitu menerapkan modifikasi pembelajaran bolavoli dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana penggunaan modifikasi alat bantu passing bawah bolavoli berupa papan dan bola modifikasi terhadap hasil pembelajaran bolavoli, khususnya passing bawah bolavoli.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research. Dalam penggunaan metode ini peneliti menggunakan dua siklus. Dalam setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan. Instrument yang digunakan adalah tes passing bawah bolavoli.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media papan dan modifikasi bola. Sementara variable terikatnya adalah keterampilan dasar siswa dalam pembelajaran passing bawah bolavoli. Untuk populasi dalam penelitian ini adalah siswa - siswi Kelas VI SD Mekarjaya Kab Bandung. Pada kesempatan penelitian ini, penulis mempergunakan teknik sampling purposif yang dikenal juga dengan sampling pertimbangan, pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti. Dari hasil hitungan rata-rata setiap tes, tes awal mendapat rata-rata 1.575. siklus 1 mendapat rata-rata 1,72, dan siklus 2 mendapat rata-rata 2.545.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan adanya modifikasi alat bantu berupa media papan dan bola modifikasi, dapat membantu siswa dalam melakukan pembelajaran bolavoli, khususnya pada passing bawah bolavoli.
(5)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR BAGAN ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7
D. Pemecahan Masalah ... 7
E. Batasan Masalah... 8
F. Tujuan Penelitian ... 8
G. Manfaat Penelitian ... 8
H. Definisi Operasional... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka ... 11
1. Penelitian Tindakan Kelas ... 11
2. Media Pembelajaran Penjas ... 13
3. Pengertian Modifikasi... 16
4. Permainan Bolavoli ... 18
5. Hakikat Pembelajaran ... 25
B. Kerangka Pemikiran ... 27
C. Hipotesis Tindakan... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional Penelitian ... 30
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 30
C. Sampel dan Populasi ... 31
D. Faktor yang diamati... 31
E. Metode Penelitian... 32
F. Langkah-Langkah Penelitian ... 34
G. Instrumen Penelitian... 40
H. Teknik Pengumpulan Data ... 45
(6)
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
A. Deskriptif Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli di Kelas VI ... 50
B. Analisis Observasi Awal ... 51
C. Hasil Penelitian ... 53
D. Diskusi Penemuan ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 70
(7)
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti
( karakter, kekuatan batin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”. John Stuart Mill (filosof Inggris, 1806-1873 M) menjabarkan bahwa Pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau
yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat
kesempurnaan. Pendidikan, menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi)
dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara
fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam
sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun
anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan
dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan,
kecerdasan, dan pembentukan watak. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik
dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Tujuan pendidikan
jasmani di sekolah selalu mencakup tiga aspek kognitif, aspek afektif dan aspek
psikomotor. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lutan (2001:18) menjelaskan,
(8)
Pendidikan jasmani itu besifat menyeluruh, sebab mencakup bukan hanya aspek fisik tetapi juga aspek lainnya yang mencakup aspek intelektual, emosional, sosial dan moral, dengan maksud anak muda itu menjadi seorang yang percaya diri, disiplin, sehat, bugar dan hidup bahagia. Pengaruh pendidikan jasmani akan memberikan dampak positif pada siswa untuk membangun kemampuan secara keseluruhan baik afektif, kognitif dan psikomotor.
Penjelasan di atas menjelaskan bahwa pendidikan jasmani tidak hanya menekankan
pada aspek gerak atau psikomotor saja, akan tetapi kognitif dan afektif juga menjadi
tujuan pengembangan dari pendidikan jasmani itu sendiri.
Sehubungan dengan hal di atas, ke Tiga aspek tersebut harus ada dalam setiap
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan jasmani. Standar
kompetensi adalah untuk memantau perkembangan mutu pendidikan. Standar Kompetensi
dapat didefinisikan sebagai “pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam
mempelajari suatu mata pelajaran.” (Center for Civ¬ics Education, 1997:2). Dan kompetisi dasar itu adalah merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan nilai
dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dalam hal ini
kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang dikuasai
oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan
perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Hal ini menunjukkan
bahwa kompetensi mencakup tugas, ketrampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki
oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis
pekerjaan tertentu. Di dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut, permainan
(9)
jenis olahraga yang berkapasitas besar baik dari segi sarana dan prasarana yang digunakan.
Seperti bolavoli, sepak bola hingga bola basket.
Sehubungan pemaparan di atas mengenai setandar kompetensi dan kompetensi
dasar serta permainan bola besar. Penulis akan menjelaskan terkait pengertian permainan
bola voli itu sendiri. Pengertian Permainan bolavoli telah dijelaskan oleh ahmad dan
Suharno (2007:19), bahwa
Permainan bolavoli merupakan suatu permainan yang kompleks dan tidak mudah dilakukan oleh setiap orang, sebab dalam permainan ini dibutuhkan koordinasi gerak yang cepat dan baik. Permainan bola voli dimainkan dua tim dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Tujuan permainan bola voli yakni melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan.
Sehubungan dengan materi permainan bolavoli di atas, pengamatan penulis
mengenai permainan bolavoli di Sekolah Dasar Mekarjaya, terdapat berbagai macam
kendala yang di hadapi oleh siswa dalam melakukan pembelajaran permainan bolavoli
khususnya materi pada passing bawah. Hasil yang didapat oleh penulis secara umum
bahwa guru mengajarkan passing bawah bolavoli pada anak atau peserta didik secara
langsung tanpa melihat unsur psikologi anak dan perkembangan motorik anak. Oleh
sebab itu pada saat mengajarkan permainan bolavoli untuk anak usia dibawah 12 tahun,
jangan terlalu berharap banyak anak dapat memantulkan bola dengan gerakan yang tepat,
begitu juga arah bola hingga bola sulit dikendalikan. Hal ini disebabkan oleh
(10)
Melihat dari pemaparan di atas, asas perkembangan anak yang dipaparkan disini
adalah asas perkembangan gerak yang berkaitan langsung dengan pola gerak dalam
permainan bolavoli. Sesuai dengan prinsip bolavoli yaitu memantulkan bola.
Pola gerak memantulkan bolavoli diawali dengan reaksi ayunan lengan. Seorang
anak kecil dapat menangkap dan melemparkan bola sebelum dia mampu memantulkan
bola dengan tepat. Hal ini disebabkan oleh perkembangan visual anak yang belum matang.
Ketepatan memantulkan bola yang sedang bergerak dapat dicapai pada usia anak 11 atau
12 tahun. Jadi pada saat mengajarkan permainan bolavoli pada anak usia dibawah 12
tahun. Jangan terlalu banyak berharap anak dapat memantulkan bola dengan posisi tubuh,
posisi lengan dan kordinasi yang baik.
Tidak sedikit anak yang dapat memantulkan bola yang sedang bergerak dengan
tepat akibat mereka tidak mampu menempatkan dirinya di bawah arah jatuhnya bola,
sehingga tangan tidak dapat menjangkau bola. Gerak awalan lengan kadang-kadang
mendahului bola (terlalu cepat) atau sebaliknya. Akibat semua itu perkenaan tangan pada
bola juga tidak pada posisi yang tepat sebagaimana mestinya. Misalnya bola seharusnya
dipantulkan dengan lengan, tapi anak hanya mengenai ujung lengan. Atau seharusnya
bola memantul diantara ke dua lengan malah mengenai satu lengan.
Selain depengaruhi oleh kematangan kordinasi antara mata dan lengan yang baik.
Ketepatan memantulkan pun dipengaruhi oleh perkembangan otot. Otot di sekitar lengan
terdiri atas sekelompok otot besar dan sekelompok otot kecil. Yang masing-masing
memiliki karakteristik otot tersendiri. Otot besar pada anak tumbuh sebelum otot kecil.
(11)
pertumbuhan otot ini tentu saja mempengaruhi dalam memukul dan memantulkan bola.
Dalam konsep gerak, otot besar berfungsi untuk memberikan kekuatan. Sedangkan otot
kecil berfungsi untuk mengarahkan gerakan. Pada tahap awal perkembangan anak, gerakan
memukul dan memantulkan hanya dipengaruhi oleh otot-otot besar. Sehingga gerakannya
kaku, kasar hingga tidak mengarah, selain itu gerakan tangan terbatas hanya dekat badan
saja. Sehingga gerak yang jauh dari tubuh sulit dilakukan.
Pada Aspek psikologi, tentunya pada usia anak tersebut, anak akan merasa
ketakutan dan merasa sakit terhadap bola yang dipantulkan melalui tangan. Sehingga
tidak jarang anak terlihat ragu hingga tidak mau melakukan tugas yang diberikan oleh
guru.
Hasil pengamatan penulis pada pembelajaran passing bawah bolavoli oleh siswa
kelas VI tersebut secara umum siswa-siswi tidak sanggup melakukan gerakan passing
bawah bola voli. Dari hasil permasalahan tersebut penulis mengambil dugaan. Pertama,
secara perkembangan motorik siswa kelas VI belum saatnya merasakan gerakan yang
menggunakan unsur tulang. Karena umur anak pada saat itu masih dalam tahap
perkembangan tulang. Kedua, secara psikologis anak akan merasa sakit dan takut dengan
bolavoli yang permukaannya keras. Sehingga mengakibatkan kurangya percaya diri dalam
melakukan gerakan passing bawah bolavoli.
Dari pemaparan masalah tersebut guru pendidikan jasmani seyoginya memilki
kemampuan dalam memodifikasi pembelajaran yang sifatnya dapat mempermudah siswa
(12)
masalah tersebut. Karena fungsi dari modifikasi itu sendiri adalah menjadi pembantu atau
penolong untuk memudahkan seseorang melakukan suatu kegiatan.
Hal ini senada dengan ungkapan oleh Bahagia (2000:1), bahwa “ Modifikasi dapat menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya
dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dalam memperlancar siswa dalam
belajarnya.” Adapun modifikasi yang dapat di terapkan dalam pembelajaran passing bawah bolavoli diantaranya papan sebagai tempat pantulan bola dan bola modifikasi
sebagai bolavoli. Penulis berharap dengan adanya bantuan dari modifikasi ini dapat
membantu siswa untuk dapat mempelajari gerakan passing bawah bolavoli dengan baik.
Sehubungan dengan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mengangkat
permasalahan ini ke dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan fokus penelitian
memperbaiki pembelajaran bolavoli, khususnya passing bawah bolavoli, dengan judul
penelitianya adalah “Penggunaan Media Papan Dan Modifikasi Bola Untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Siswa Dalam Pembelajaran Bolavoli”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, ada berbagai permasalahan yang
muncul pada saat melakukan pembelajaran bolavoli di SD Mekarjaya
Kab.Bandung,diantaranya adalah:
1. Kebanyakan siswa kelas VI tidak bisa melakukan gerakan passing bawah bolavoli.
(13)
3. Siswa merasa takut dan merasa sakit apabila menggunakan bolavoli sebenarnya.
4. Rendahnya kemampuan siswa dalam memantulkan bola pada tangan dengan baik.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Aktifitas siswa dalam melakukan proses pembelajaran passing bawah bolavoli
terlihat sangat kurang. Siswa belum faham secara menyeluruh akan permainan bolavoli.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah ketakutan siswa terhadap
bolavoli, tangan siswa merasa sakit apabila memantulkan bolavoli dan rendahnya
kordinasi antara penglihatan mata dan gerakan kordinasi tangan.
Maka dari itu peneliti merumuskan masalah sesuai pernyataan sebagai berikut; “Rendahnya kemampuan siswa dalam keterampilan passing bawah permainan bolavoli pada siswa kelas VI SD Mekarjaya Kab Bandung”.
D. Pemecahan Masalah
Rendahnya kemampuan siswa terhadap gerak dasar passing bawah bolavoli akan
dipecahkan melalui pendekatan modifikasi alat bantu menggunakan papan dan modifikasi
bola. Modifikasi yang diterapkan dalam pembelajaran bolavoli disesuaikan dengan
(14)
E. Batasan Masalah
Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil dari permasalahan penelitian yang
timbul. Berangkat dari tujuan penelitian maka peneliti membatasi ruang penelitian agar
dapat terfokus dan jelas pada suatu masalah. Adapun pembatasan masalah di antaranya:
1. Permasalahan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media papan
dan modifikasi bola dalam meningkatkan keterampilan dasar siswa dalam
pembelajaran bolavoli. Sehingga yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan
media papan dan modifikasi bola. Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah
penguasaan gerak dasar passing bawah bolavoli.
2. Populasi penelitian ini adalah kelas VI SDN Mekarjaya. sedangkan sampel penelitian
ini adalah siswa kelas VI-A SDN Mekarjaya.
3. Lokasi tempat penelitian ini di SDN Mekarjaya.
F. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini tujuan yang dicapai penulis adalah;
Untuk mengetahui sejauh mana penggunaan media papan dan modifikasi bola dalam
meningkatkan keterampilan dasar siswa dalam pembelajaran bolavoli di SD Mekarjaya
Majalaya Kab Bandung.
G. Manfaat Penelittian
Jika tujuan penelitian ini tercapai, maka hasil atau manfaat yang didapat dari
(15)
1. Secara Teoritis, penelitian ini dapat menjadi sumbangan pikiran untuk bahan
pengajaran dan pembelajaran materi bolavoli menggunakan media papan dan
modifikasi bola di Sekolah Dasar Mekarjaya khususnya dan untuk dunia pendidikan
jasmani dan olahraga secara umumnya.
2. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan sistem penggunaan
media papan dan modifikasi bola dalam pembelajaran bolavoli. Agar dapat tercapai
sistem pengajaran yang diharapkan dan berhasil.
H. Definisi Operasional
1. Siswa adalah seseorang yang sedang menuntut ilmu sedalam mungkin meskipun rela
maupun tidak rela mengeluarkan biaya, tenaga, waktu, dan pikiran.
2. Pembelajaran adalah interaksi antara guru dan pesera didik yang menciptakan suatu
pengorganisasian atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya untuk
menunjang interaksi ilmu peserta didik.
3. Pengertian media pembelajaran menurut Bahagia dan Suherman (2000:1) menjelaskan,
bahwa “Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan Developmentally Appropriate Practice (DAP). Yaitu
tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak yang
dapat membantu mendorong perubahan tersebut.”
4. Permainan bolavoli adalah suatu permainan dalam bentuk melambungkan bola di
udara hilir mudik di atas net dengan maksud dapat menjatuhkan bola ke petak lawan.
(16)
yang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang, sebab dalam permainan ini dibutuhkan koordinasi gerak yang cepat dan baik.”
(17)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Oprasional Penelitian
Hasil dari keberlangsungan observasi difokuskan pada masalah disekitar
penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran passing bawah bolavoli. Secara
oprasional penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan upaya
perbaikan proses pembelajaran permainan bolavoli dengan menggunakan media
papan dan modifikasi bola untuk meningkatkan keterampilan dasar siswa dalam
pembelajaran bolavoli di SDN Mekarjaya Kab. Bandung.
B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Tempat Penelitian
Tempat yang dijadikan penelitian tindakan kelas ini adalah SDN
Mekarjaya Kab. Bandung. Untuk mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan (PJOK) materi passing bawah permainan bolavoli.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan pada awal tahun pelajaran
2012/2013 semester genap yaitu pada bulan desember hingga januari 2013.
Penentuan waktu penelitian ini juga mengacu pada kalender pendidikan di sekolah
(18)
3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus
untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dalam permainan bolavoli dengan
menggunakan media papan dan modifikasi bola.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2011:80), populasi adalah wilayah generelisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi itu. Adapun subyek penelitian yang penulis teliti
dalam penelitian adalah siswa kelas VI SDN Mekarjaya, Kab. Bandung tahun
ajaran 2012-2013 dengan jumlah siswa putra dan putri sebanyak 40 siswa.
D. Faktor yang diamati
Penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini ingin mengamati beberapa
factor yang diamati yaitu:
1. Lemahnya siswa kelas VI SD Mekarjaya Majalaya Kabupaten Bandung,
dalam melakukan keterampilan dasar permainan bolavoli.
2. Faktor siswa, dengan melihat kemampuan siswa kelas VI SD Mekarjaya,
dalam pembelajaran passing bawah bolavoli dengan menggunakan media
papan dan modifikasi bola, maka siswa akan mengalami perubahan
(19)
siswa dalam penguasaan keterampilan dasar passing bawah bolavoli.
3. Faktor guru, melihat cara guru memberikan materi pembelajaran bolavoli,
apakah sudah sesuai dan mencangkup materi pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang diinginkan dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif, dengan rancangan penelitian tindakan kelas Karena
permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana meningkatkan
pembelajaran passing bawah bola voli. Berdasarkan pendapat Kemmis dalam
Wiratmaja (2005:12), bahwa
Penelitian tindakan kelas adalah Sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan, hingga situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.
Sedangkan menurut Ebbutt dalam Hopkins (1993:24), mengemukakan
terkait mengenai penelitian tindakan kelas, bahwa
Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistimatik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dalam melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
(20)
Sedangkan Elliott (1991:54), menjelaskan bahwa melihat penelitian tindakan
sebagai “kajian dari sebuah situasi sosial dengan memungkinkan tindakan untuk
memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut.” Jadi secara ringkas dari
pernyataan-pernyataan di atas adalah penelitian tindakan kelas adalah bagaimana guru
mengorganisasi praktek pembelajarannya dan belajar dari pengalaman mereka
sendiri. Mereka mencobakan suatu gagasan perbaikan dan melihat pengaruh
nyata dari upaya itu. Penelitian ini mengacu pada siklus kegiatan yang
dikembangkan model spiral Kemmis dan Tagart (2005:12), yaitu “perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.”
Kemudian apabila melihat perkembangannya, penelitian tindakan kelas
bermula dari penelitian tindakan yang pertama kali dipakai Lewin pada tahun
1940-an yang pada awalnya diterapkan untuk bidang sosial dan ekonomi, namun
oleh Corey (1952-195:53), penelitian ini “dipakai untuk pertama kalinya pada bidang pendidikan.” Selanjutnya pada tahun 1975 Stenhouse memperkenalkan istilah “the teacher as researcher” atau guru sebagai peneliti, bersamaan dengan munculnya istilah tersebut dalam tahun yang sama dalam proyek yang dinamakan
Ford Teaching Project yang dipimpin oleh Elliot dan Clem Adelman merekrut 40
guru sekolah dasar dan menengah yang dilibatkan dalam penelitian untuk
menelaah praktek kelasnya masing-masing dengan penelitian tindakan dan pada
akhirnya muncul istilah-istilah guru peneliti dan penelitian kelas oleh guru.
Namun kemudian Hopkins memakai istilah Classroom Research in Action
atau Classroom Action Research untuk mengingatkan penelitian yang dilakukan
(21)
penelitiannya. Berdasarkan pengertian dan latar belakang penelitian tindakan
kelas, menurut Wiriaatmaja dan Wahab dalam Suherman (2004:3), menyatakan bahwa karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu, “Memperbaiki proses pembelajaran dari dalam. Kolaboratif dan Partisifatif, menyelesaikan masalah,
meningkatkan kinerja mekanisme diri dari dalam.”
Kemudian penelitian ini mengacu kepada penelitian tindakan kelas model
Kemmis dan Taggart seperti dijelaskan dalam Kasbolah (1999:14), mengatakan
Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis di mana ke empat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
F. Langkah-Langkah Penelitian 1. Prosedur Penelitian
Desain Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui beberapa tahap
yang berdaur berupa siklus, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
(observasi), dan refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan suatu putaran yang
disebut siklus. Perubahan strategi tentang hal-hal yang lebih praktis berdasarkan
fakta empiris di kelas yang terlihat dalam siklus pertama sesuai dengan
pemahaman yang lebih baik, digunakan sebagai dasar untuk pelaksanaan tindakan
pada siklus berikutnya. Adapun tahap-tahap penelitiannya dapat dilihat pada
(22)
Bagan 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1998)
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Menurut kusnandar (2008:91), rencana tindakan adalah tindakan
pembelajaran kelas yang tersusun dan dari segi definisi harus prospektif atau
memandang ke depan pada tindakan dengan memperhitungkan
peristiwa-peristiwa tak terduga, sehingga mengandung sedikit resiko. Perencanaa
n
Pelaksanaa n
Obeservasi Siklus II Refleksi
?
Perencanaa n
siklus Pelaksanaa
n Refleksi
(23)
Pada tahap perencanaan ini guru harus merencanakan tindakan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku, dan sikap siswa sebagai
solusi. Perencanaan tindakan dalam kegiatan pembelajaran bola voli ini penulis
terapkan meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Membuat rencana pembelajaran dengan menerapkan media papan dan
modifikasi bola dalam pembelajaran bola voli.
2) Mencatat segala bentuk kejadian yang terjadi saat pembelajaran serta
menyiapkan segala sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran.
3) Membuat jurnal harian untuk proses pengumpulan data.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan ini guru melaksanakan tindakan yang dilaksanakan
sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam tindakan ini diantaranya:
1) Melakukan pretest untuk mengetahui atau mengukur konsep awal kemampuan
siswa dalam pembelajaran bola voli
2) Menetapkan bentuk-bentuk pembelajaran yang telah dirancang untuk
disampaikan kepada siswa.
3) Peneliti mengajar langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan secara
langsung dan nyata.
4) Menyampaikan tujuan pembelajaran hingga motivasi belajar
5) Mencatat segala bentuk kejadian ataupun kendala-kendala yang dialami ketika
(24)
c. Tahap Pengamatan(observasi)
Pada tahapan ini, observer mengamati semua hal yang terjadi dan
mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh
siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Refleksi
Refleksi adalah mengingat, merenungkan, mencermati dan menganalisis
kembali suatu tindakan yang telah dilakukan sebagaimana yang di catat selama
observasi. Pada tahap refleksi, data yang diperoleh dari hasil evaluasi kemudian
dianalisis. Hasil analisis digunakan untuk merefleksi pelaksanaan tindakan pada
siklus tersebut, hasil refleksi kemudian digunakan untuk merencanakan tindakan
pada siklus berikutnya. Prosedur, alat, pelaku, sumber informasi, dan cara analisis.
Menurut Kasbolah yang dikemukakan Sugiyono (1998/1999:100), pada dasarnya
refleksi “Merupakan kegiatan analisis-sintesis, interprestasi, dan ekplanasi
(penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan.” Pada tahapan refleksi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menemukan,
mengkaji, menganalisa, dan merenungkan kembali hasil pembelajaran dari setiap
tindakan. Hasil refleksi ini dilakukan untuk perbaikan terhadap rencana awal.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I
dan siklus II. Setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan dan setiap tindakan
memiliki empat kali tahapan, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) pengamatan dan evaluasi, serta (4) analisis dan refleksi. Perencanaan
untuk setiap siklus didasarkan atas temuan dari siklus sebelumnya, dengan
(25)
bagaimana hal tersebut akan diperbaiki. Adapun secara rinci setiap siklusnya
adalah sebagai berikut:
a. Siklus I
Siklus I dilaksanakan dengan dua tindakan pembelajaran yaitu tindakan 1 dan 2,
materi pembelajaran siklus ini yaitu mengenai pengenalan pembelajaran passing
bawah bolavoli menggunakan media papan dan modifikasi bola. Pada tahap ini
akan dilaksanakan tes terkait maengenai perkembangan pembelajaran passing
bawah bolavoli.
b. Siklus II
Siklus II dilaksanakan dengan dua tindakan pembelajaran yaitu tindakan 1 dan 2,
materi pembelajaran siklus ini yaitu pembelajaran passing bawah bolavoli yang
sebenarnya menggunakan bola modifikasi. Pada tahap ini akan dilaksanakan tes
terkait mengenai perkembangan pembelajaran passing bawah bolavoli.
Setelah setiap siklus dan tindakan selesai dilaksanakan, maka peneliti akan
mengadakan wawancara langsung dengan siswa, guru penjas (observer) dan dosen
pembimbing (tim kolabolator). Dari hasil wawancara tersebut akan dijadikan
sebagai bahan untuk menganalisis dan merefleksi dari pelaksanaan pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Adapun rencana pelaksanaan tindakan dalam penelitian
(26)
Tabel 3.1 PROGRAM PEMBELAJARAN
Siklus Tindakan
Pekaksanaan
Tanggal Waktu Materi
1
1
7 Januari
2013
07.00 s/d
08.30
Pembelajaran passing
bawah voli menggunakan
media papan dan bola
modifikasi.
2
10 Januari
2013
07.00 s/d
08.30
Pembelajaran Passing
bawah voli menggunakan
media papan dan bola
modifikasi. Tes 2 1 14 Januari 2013
07.00 s/d
08.30
Pembelajaran passing
bawah bolavoli
menggunakan tangan dan
bola modifikasi
2
17 Januari
2013
07.00 s/d
08.30
Pembelajaran passing
bawah bolavoli
menggunakan tangan dan
bola modifikasi
(27)
G. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2000:134), instrument pengumpulan data adalah alat
bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan
agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen
yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah:
1. Observasi
Observasi yang dilaksanakan adalah untuk mengetahui segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran keterampilan permainan bolavoli
di kelas VI SDN Mekarjaya. Alat yang digunakan adalah lembar observasi
aktivitas guru dan siswa. Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran
berlangsung, tujuannya adalah untuk memperoleh data pelaksanaan pembelajaran
keterampilan dasar permainan bolavoli dan evaluasi dari hasil pembelajaran, serta
faktor-faktor penunjang dan menghambat pelaksanaan pembelajaran. Menurut
Marshall dalam Sugiyono (2005:54) menyatakan bahwa “Through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior.” Melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Adapun lembar observasi proses pembelalajaran dapat dilihat
(28)
Tabel 3.2 OBSERVASI PEMBELAJARAN BOLAVOLI
No Tahap/Aspek Poin Penilaian 1 2 3 4 5
1
Kegiatan awal: Apersepsi dan motivasi
a. Apakah guru menggali
pengetahuan awal atau memotivasi siswa?
b. Bagaimana dengan respon siswa?
Apakah siswa bertanya tentang sesuatu masalah yang terkait dengan pembelajaran yang disajikan oleh
guru.
2
Kegiatan inti:
c. Apakah guru memberikan
penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa? d. Bagaimana keterkaitan antara
pembelajaran dengan realita kehidupan, lingkungan dan
pengetahuan lainya?
3 Pengelolaam
e. Apakah guru terampil dalam memanfaatkan dan mampu
memanipulasi
4 Sumber belajar/media
f. Bagaimana interaksi siswa dengan sumber belajar/media?
5 Strategi pembelajaran
g. Apakah proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan strategi yang sesuasi secara lancar?
h. Apakah siswa dapat mengikuti alur
kegiatan belajar?
i. Bagaimana cara memberikan arahan yang mendorong siswa untuk bertanya, berpikir dan beraktivitas?
(29)
j. Apakah siswa aktif dalam
melakukan kegiatan fisik dan mental (berfikir)? Berapa banyak siswa yang aktif belajar?
6 Kegiatan penutup
k. Bagaimana cara guru memberikan penguatan, mereview, merangkum atau menyimpulkan pembelajaran?
7 Penguatan/ konsulidasi
l. Apakah guru memberikan tugas untuk remidi atau penguatan?
8 Evaluasi
m. Bagaimana cara guru melakukan evaluasi pembelajaran?
n. Bagaimna ketuntasan belajar
siswa?
9 Komentar Observer
Keterlaksanaan Skenario
Pembelajaran (berdasarkan RPP)
Pelajaran berharga yang dapat dipetik
oleh observer
Lain-lain:
1: Sangat Kurang, 2: Kurang, 3: cukup, 4: Baik 5: Sangat Baik
2. Wawancara/angket
Wawancara dilakukan terhadap siswa sesudah pelaksanaan pembalajaran.
dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan dan kesulitan yang dihadapi selama
melaksanakan kegiatan pembelajaran keterampilan dasar permaian bolavoli.
Menurut Hopkins dalam Wiratmadja (2002:117), wawancara adalah “Suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu dalam kelas dilihat dari sudut pandang lain.” Orang-orang yang diwawancarai antara lain beberapa siswa, kepala sekolah,
teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah”.
(30)
Maksud wawancara, ditegaskan oleh Lincoln dalam Meleong (2005:168),
sebagai berikut
Wawancara dapat mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi tuntunan, kepedulian dan lain-lain kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah, dan memperluas imformasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia (triangulasi) dan memperipikasi, mengubah kontruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.
Tabel. 3.3 WAWANCARA
No Pertanyaan Wawancara Jawaban Wawancara
1 Jelaskan apakah yang disebut dengan passing bawah voli?
2
Sebutkan perbedaan pembelajaran passing bawah yang tidak menggunakan alat bantu dengan menggunakan alat bantu?
3
Sebutkan keuntungan melakukan passing bawah tanpa menggunakan alat bantu?
4
Sebutkan kesulitan dalam melakukan pembelajaran passing bawah tanpa menggunakan alat bantu?
5
Sebutkan keuntungan melakukan passing bawah dengan menggunakan alat bantu?
6
Sebutkan kesulitan dalam melakukan pembelajaran passing bawah dengan menggunakan alat bantu?
7
Apakah anda merasa takut pada saat melakukan passing bawah bola voli dengan menggunakan tangan? Jelaskan?
8
Apakah anda mengalami kesakitan pada tangan saat melakukan passing bawah bola voli tanpa menggunakan alat?
9
Bagaimana perasaan ananda setelah melakukan gerakan passing bawah dengan menggunakan alat bantu?
10
Bagaimana pengaruh alat bantu passing bawah bola voli, apakah dapat membantu dalam pembelajaran passing bawah bola voli?
(31)
3. Kamera foto
Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan
pembelajaran. Juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang
terjadi dalam masalah penelitian.
4. Recana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan instrumen yang dibuat
guru, dalam rangka untuk menciptakan kelancaran proses kegiatan belajar
sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
5. Tes Passing Bawah
Tes merupakan instrumen yang penting dilakukan dalam penelitian
tindakan kelas ini. Hal ini disebabkan dalam penelitian tindakan kelas pada
umumnya salah satu yang diukur adalah hasil belajar siswa dan hasil belajar siswa
salah satunya diukur dengan menggunakan instrument tes. Adapun pelaksanaan
tes sebagai berikut:
a. Siswa melakukan pasing bawah sebanyak lima kali dari tengah lapangan..
b. Siswa melakukan pasing bawah apabila bola telah diumpankan atau
dilemparkan oleh pengumpan atau pelempar dari seberang lapangan
c. Lambungkan bola melewati rentangan tambang setinggi 1,8 meter yang
berada di daerah depan, yang telah diberi skor antara 1-4.
d. Apabila melewati rentangan tambang dan masuk diantara garis kedua skor,
maka skornya diambil yang paling tinggi, dan apabila tidak melewati
tambang atau keluar lapangan maka skornya 0.
(32)
Gambar 3.1 Tes passing Bawah (NCSU Volley Ball Skills Battery)
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini diantaranya:
1. Data penelitian
a. Sumber data: yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI
SDN Mekarjaya dan seluruh anggota tim peneliti.
b. Jenis data: Jenis data yang didapatkan adalah data deskriptif terdiri dari:
1) Hasil belajar
1
1 2 3 4 3 2
Pengumpan bola
NET
RENTANG TAMBANG 1,8 M
(33)
2) Rencana pembelajaran
3) Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
4) Foto kegiatan.
2. Cara pengambilan data
a. Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil
dengan menggunakan lembar observasi.
b. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari
rencana pembelajaran lembar observasi.
Setelah data jenis hingga cara pengambilan data penelitian, selanjutnya
data tersebut di analisis. Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan
sejak awal penelitian. Pada setiap aspek kegiatan penelitian peneliti juga dapat
langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan,
hingga hubungan guru dengan anak didik.. Analisis menurut Nasution yang
dikemukakan Sugiyono (2005:88) menjelaskan, bahwa
Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya.
Lebih lanjut analisis data menurut Patton yang dikemukakan Moleong
(2005:280), bahwa
Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan suatu uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu
(34)
memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.
Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap
orientasi lapangan. Ini selaras dengan pendapat Miles dan Huberman dalam
Wiratmadja (2005:139), yang menyatakan “the ideal model for data collectionand analysis is one interweaves them from the beginning.” Yang artinya model ideal dari pengumpulan data dan analisis data adalah secara
bergantian berlangsung sejak awal. Pada tahap ini data ditelaah, direnungkan,
dimaknai dan diberi penjelasan supaya data yang telah didapat dicek untuk
menentukan keabsahan data tersebut. Dalam penelitian ini pengecekan
keabsahan data menggunakan ketentuan pengamatan.
Data yang terjaring lewat observasi ditringulasi kepada guru dan siswa
ini dilakukan setelah selesai pembelajaran. Hal ini selaras dengan pernyataan
Meleong (2005:175), yang menyatakan bahwa “pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik,
misalnya ketekunan pengamatan, perpanjangan keikutsertaan, triangulasi dan
pengecekan teman sejawat.” Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan.
I. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data
Menurut Nasution (1996:114), proses pengolahan data seiring dengan
proses pelaksanaan tindakan pembelajaran sebagai bentuk rancangan pengolahan
(35)
biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian, tetapi untuk kepentingan tertentu analisis data pun dapat
dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data di setiap selesainya satu tahap
tindakan pembelajaran.
Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul. Analisis data merupakan bagian yang
sangat penting dari suatu penelitian. Oleh sebab itu, peneliti harus memahami
teknik analisis data agar hasil penelitiannya mempunyai nilai ilmiah yang lebih
baik. Dalam penelitian tindakan kelas ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan
dan di analisis yaitu:
1. Data kuantitatif yang berwujud hasil belajar siswa, dianalisis secara deskriptif
dengan menggunakan statistic deskriptif.
2. Data kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk satuan waktu maupun angka
nominal yang diperoleh saat proses pembelajaran dan wawancara yang
berhubungan dengan pandangan atau sikap siswa, antusiasme dalam belajar
dan motivasi siswa. Data jenis ini dapat dianalisis secara kualitatif. Lebih
detail sebelum data diolah dan dianalisis dan beberapa tahapan yang harus
ditempuh oleh peneliti yaitu:
Menurut Hopkins (1993:32), yang dikutip oleh kusnandar (2008:107-109),
tahap validasi dibagi menjadi beberapa tahap yaitu sebagai berikut:
a. Triangulasi
Dilakukan dengan mengecek keabsahan data dengan sumber lain. Tujuan
(36)
penelitian dilakukan melalui mitra peneliti yaitu kepada sekolah, guru dan siswa.
b. Cheklis
Cheklis dilakukan untuk memeriksa kebenaran antara pelaksanaan dan
rencana tindakan sehingga dengan demikian diperoleh informasi tentang seluruh
tindakan yang telah dilaksanakan beserta temuan-temuan selama dalam
pelaksanaan tindakan.
c. Audit trail
Memeriksa hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan
data mengkonfirmasikan bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dalam tahapan
cheklis dengan sumber-sumber data. Hal ini dilakukan oleh penulis dengan
kebenaran mendiskusikan data beserta prosedur pengumpulan data pada
pembimbing.
d. Export opinion
Pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan-temuan peneliti kepada
Pakar yang profesional dalam bidang ini. Dalam hal ini baiknya
mengkonsultasikan temuan penelitian kepada pembimbing untuk memperoleh
tanggapan data arahan serta masukan, sehingga validasi temuan penelitian dapat
dipertanggung jawabkan. Interprestasi data dilakukan berdasarkan teori dan
aturan normative untuk memperoleh gambaran terhadap pelaksanaan
pembelajaran keterampilan dasar permainan bolavoli menggunakan alat yang
(37)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil observasi pembelajaran passing bawah bolavoli diketahui bahwa
terjadi peningkatan rata-rata dari kemampuan siswa dalam pembelajaran bolavoli,
khususnya pada passing bawah. Baik dari observasi pertama hingga observasi
siklus ke satu dan ke dua.
Melihat dari adanya peningkatan rata-rata hasil tes pembelajaran passing
bawah bolavoli di SD Mekarjaya Kab. Bandung tentunya dapat disimpulkan
bahwa dengan penggunaan media alat bantu berupa papan dan bola modifikasi,
siswa dapat lebih meningkatkan kemampuannya dalam pembelajaran bolavoli,
khususnya passing bawah bolavoli.
Tentu saja hal ini bisa terjadi dikarenakan, penggunaan media alat bantu
berupa papan dan bola modifikasi, siswa dapat lebih leluasa dan lebih mudah
dalam melakukan pembelajaran passing bawah bolavoli. Dari kemudahan
menggunakan alat bantu berupa papan dan bola modifikasi tersebut, secara tidak
langsung siswa memahami gerakan passing bawah bolavoli. Dari segi psikologi
siswa sudah berani melakukan gerakan passing bawah bolavoli tanpa
menggunakan alat bantu dan bola modifikasi. Dari segi afektif, siswa dapat lebih
bersemangat untuk melakukan gerakan menggunakan alat bantu. Hingga hasil
akhri dari tiga ranah tersebut secara keseluruhan siswa dapat lebih meningkatkan
(38)
B. Saran
Adapun saran yang disampaikan oleh penulis berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa hasil pembelajaran dengan
menggunakan media papan dan bola modifikasi pada pembelajaran passing
bawah bolavoli memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan sebelumnya
tanpa menggunakan media alat bantu papan dan bola modifikasi. Dengan
demikian disarankan untuk pengajaran passing bawah bola voli yang diajarkan
di SD Mekarjaya Kab. Bandung pengajar dapat menggunakan media alat
bantu berupa papan dan bola modifikasi.
2. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan
menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak agar hasil penelitian
diperoleh dengan maksimal serta dengan faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil. Serta untuk penelitian berupa tindakan kelas baiknya
guru yang berada di sekolah tersebut dapat membantu dalam masalah yang
ada di kelas tersebut.
(39)
DAFTAR PUSTAKA
Agus Mahendra.(2009). Asas Dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK UPI.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek .Jakarta. Rineka Cipta.
Bahagia, Yoyo. (2010) Modul Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.
Bahagia, Yoyo, Suherman Adang. (2000). Prinsip Prinsp Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jendral Pendidikan Sekolah
Bambang Abduljabar dan Jajat Darajat Kusumah. (2010). Modul Aplikasi Statistik Dalam Penjas. Bandung : FPK UPI.
Bompa, Tudor O. (1994). Theory and Methodology Of Training. Lowa: Kendall/Hunt Publishing Company.
Dicky R. Munaf. (2008). Pendayagunaan Iptek dan Pengetahuan Tradisional untuk Pembangunan Kepemimpinan Kepemudaan dan Kemutakhiran Olah Raga. Bandung
Hamalik, Oemar. (1995). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Direktorat Pendidikan Dasar. 1996. Metode Pengajaran Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan di Sekolah Dasar. Jakarta: Mawar gempita Harsono. (1986). Ilmu Coaching. Jakarta: PIO KONI Pusat
Irwansyah. 2004. Sehat dan Tangkas Berolahraga Pendidikan Jasmani. Bandung. Grafindo Media Pratama
Kosasih Engkos, Olahraga teknik dan Program Latihan dan Akademik, Persindo Michael W Metzler. 2000. Intructional Model For Physical Education. Nedham:
Allyn And Bacen Pearson Education Company.
Nurhasan dan Hasanudin. (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK UPI.
(40)
Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia. PN. Balai Pustaka, Jakarta 1984
Rusli Lutan, 1988. Manajemen Penjaskes. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Slavin, Robert E., 2003, Educational Psychology: Theory and Practice, 7thEdition, Boston: John Hopkins University.
Subroto Toto, 2010. Permainan Bola Voli. Bandung: FPOK UPI Sudjana, 2005. Metode Statistik. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Thomas J. (1977). Youth Sports Guide: For Coaching and Parents. Toronto, Canada: The manucfacturers Life. Insurance Company.
Tim Prima Pena. (2006). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya ; Gitamedia Press.
Visimedia. (2007). Undang-Undang SISDIKNAS dan Undang-Undang Guru & Dosen. Jakarta
Yunyun, Yudiana. 2007. Teori Latihan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
(1)
48
Rodiana Saidan Mulyana, 2013
Penggunaan Media Papan Dan Modifikasi Bola Untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Siswa Dalam Pembelajaran Bolavoli (Penelitian Tindakan Kelas Pada Sekolah Dasar Negeri Mekarjaya) biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, tetapi untuk kepentingan tertentu analisis data pun dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data di setiap selesainya satu tahap tindakan pembelajaran.
Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dari suatu penelitian. Oleh sebab itu, peneliti harus memahami teknik analisis data agar hasil penelitiannya mempunyai nilai ilmiah yang lebih baik. Dalam penelitian tindakan kelas ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan dan di analisis yaitu:
1. Data kuantitatif yang berwujud hasil belajar siswa, dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan statistic deskriptif.
2. Data kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk satuan waktu maupun angka nominal yang diperoleh saat proses pembelajaran dan wawancara yang berhubungan dengan pandangan atau sikap siswa, antusiasme dalam belajar dan motivasi siswa. Data jenis ini dapat dianalisis secara kualitatif. Lebih detail sebelum data diolah dan dianalisis dan beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu:
Menurut Hopkins (1993:32), yang dikutip oleh kusnandar (2008:107-109), tahap validasi dibagi menjadi beberapa tahap yaitu sebagai berikut:
a. Triangulasi
Dilakukan dengan mengecek keabsahan data dengan sumber lain. Tujuan untuk memperoleh drajat kepercayaan data maksimal. Kegiatan triangulasi dalam
(2)
49
penelitian dilakukan melalui mitra peneliti yaitu kepada sekolah, guru dan siswa. b. Cheklis
Cheklis dilakukan untuk memeriksa kebenaran antara pelaksanaan dan rencana tindakan sehingga dengan demikian diperoleh informasi tentang seluruh tindakan yang telah dilaksanakan beserta temuan-temuan selama dalam pelaksanaan tindakan.
c. Audit trail
Memeriksa hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data mengkonfirmasikan bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dalam tahapan cheklis dengan sumber-sumber data. Hal ini dilakukan oleh penulis dengan kebenaran mendiskusikan data beserta prosedur pengumpulan data pada pembimbing.
d. Export opinion
Pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan-temuan peneliti kepada Pakar yang profesional dalam bidang ini. Dalam hal ini baiknya mengkonsultasikan temuan penelitian kepada pembimbing untuk memperoleh tanggapan data arahan serta masukan, sehingga validasi temuan penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Interprestasi data dilakukan berdasarkan teori dan aturan normative untuk memperoleh gambaran terhadap pelaksanaan pembelajaran keterampilan dasar permainan bolavoli menggunakan alat yang dimodifikasi.
(3)
Rodiana Saidan Mulyana, 2013
Penggunaan Media Papan Dan Modifikasi Bola Untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Siswa Dalam Pembelajaran Bolavoli (Penelitian Tindakan Kelas Pada Sekolah Dasar Negeri Mekarjaya)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil observasi pembelajaran passing bawah bolavoli diketahui bahwa terjadi peningkatan rata-rata dari kemampuan siswa dalam pembelajaran bolavoli, khususnya pada passing bawah. Baik dari observasi pertama hingga observasi siklus ke satu dan ke dua.
Melihat dari adanya peningkatan rata-rata hasil tes pembelajaran passing bawah bolavoli di SD Mekarjaya Kab. Bandung tentunya dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan media alat bantu berupa papan dan bola modifikasi, siswa dapat lebih meningkatkan kemampuannya dalam pembelajaran bolavoli, khususnya passing bawah bolavoli.
Tentu saja hal ini bisa terjadi dikarenakan, penggunaan media alat bantu berupa papan dan bola modifikasi, siswa dapat lebih leluasa dan lebih mudah dalam melakukan pembelajaran passing bawah bolavoli. Dari kemudahan menggunakan alat bantu berupa papan dan bola modifikasi tersebut, secara tidak langsung siswa memahami gerakan passing bawah bolavoli. Dari segi psikologi siswa sudah berani melakukan gerakan passing bawah bolavoli tanpa menggunakan alat bantu dan bola modifikasi. Dari segi afektif, siswa dapat lebih bersemangat untuk melakukan gerakan menggunakan alat bantu. Hingga hasil akhri dari tiga ranah tersebut secara keseluruhan siswa dapat lebih meningkatkan keterampilan passing bawah bolavoli.
(4)
69
B. Saran
Adapun saran yang disampaikan oleh penulis berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa hasil pembelajaran dengan menggunakan media papan dan bola modifikasi pada pembelajaran passing bawah bolavoli memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan sebelumnya tanpa menggunakan media alat bantu papan dan bola modifikasi. Dengan demikian disarankan untuk pengajaran passing bawah bola voli yang diajarkan di SD Mekarjaya Kab. Bandung pengajar dapat menggunakan media alat bantu berupa papan dan bola modifikasi.
2. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak agar hasil penelitian diperoleh dengan maksimal serta dengan faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil. Serta untuk penelitian berupa tindakan kelas baiknya guru yang berada di sekolah tersebut dapat membantu dalam masalah yang ada di kelas tersebut.
(5)
70
Rodiana Saidan Mulyana, 2013
Penggunaan Media Papan Dan Modifikasi Bola Untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Siswa Dalam Pembelajaran Bolavoli (Penelitian Tindakan Kelas Pada Sekolah Dasar Negeri Mekarjaya)
DAFTAR PUSTAKA
Agus Mahendra.(2009). Asas Dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK UPI.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
.Jakarta. Rineka Cipta.
Bahagia, Yoyo. (2010) Modul Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.
Bahagia, Yoyo, Suherman Adang. (2000). Prinsip Prinsp Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jendral Pendidikan Sekolah
Bambang Abduljabar dan Jajat Darajat Kusumah. (2010). Modul Aplikasi Statistik Dalam Penjas. Bandung : FPK UPI.
Bompa, Tudor O. (1994). Theory and Methodology Of Training. Lowa: Kendall/Hunt Publishing Company.
Dicky R. Munaf. (2008). Pendayagunaan Iptek dan Pengetahuan Tradisional untuk Pembangunan Kepemimpinan Kepemudaan dan Kemutakhiran Olah Raga. Bandung
Hamalik, Oemar. (1995). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Direktorat Pendidikan Dasar. 1996. Metode Pengajaran Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan di Sekolah Dasar. Jakarta: Mawar gempita Harsono. (1986). Ilmu Coaching. Jakarta: PIO KONI Pusat
Irwansyah. 2004. Sehat dan Tangkas Berolahraga Pendidikan Jasmani. Bandung. Grafindo Media Pratama
Kosasih Engkos, Olahraga teknik dan Program Latihan dan Akademik, Persindo Michael W Metzler. 2000. Intructional Model For Physical Education. Nedham:
Allyn And Bacen Pearson Education Company.
Nurhasan dan Hasanudin. (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK UPI.
(6)
71
Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia. PN. Balai Pustaka, Jakarta 1984
Rusli Lutan, 1988. Manajemen Penjaskes. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional.
Slavin, Robert E., 2003, Educational Psychology: Theory and Practice, 7thEdition, Boston: John Hopkins University.
Subroto Toto, 2010. Permainan Bola Voli. Bandung: FPOK UPI Sudjana, 2005. Metode Statistik. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Thomas J. (1977). Youth Sports Guide: For Coaching and Parents. Toronto, Canada: The manucfacturers Life. Insurance Company.
Tim Prima Pena. (2006). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya ; Gitamedia Press. Visimedia. (2007). Undang-Undang SISDIKNAS dan Undang-Undang Guru & Dosen. Jakarta
Yunyun, Yudiana. 2007. Teori Latihan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia