Pengaruh Teman Sebaya (Peer Group) Terhadap Gaya Hidup Hedonisme Di Kalangan Pelajar.

(1)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ...xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Penjelasan Istilah ... 6

1.6 Hipotesis ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1 Tinjauan Tentang Teman Sebaya ... 8

2.1.1 Pengertian Kelompok Teman Sebaya ... 8

2.1.2 Latar Belakang Timbulnya Kelompok Teman Sebaya ... 9

2.1.3 Hakikat Kelompok Teman Sebaya ...11

2.1.4 Fungsi Kelompok Teman Sebaya ...12

2.1.5 Ciri-Ciri Kelompok Teman Sebaya ...13

2.1.6 Bentuk-Bentuk Kelompok Teman Sebaya ...14

2.1.7 Pengaruh Perkembangan Kelompok Teman Sebaya ...15

2.2 Tinjauan Tentang Interaksi Sosial ...16

2.2.1 Pengertian Interasi Sosial ...16

2.2.2 Dasar-dasar Interaksi Sosial ...16

2.3 Tinjauan Tentang Gaya Hidup Hedonis pada Remaja ...17

2.3.1 Pengertian Gaya Hidup Hedonis pada Remaja ...17

2.3.2 Karakteristik Gaya Hidup Hedonis ...20

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup Hedonis ...21

2.4 Tinjauan Tentang Sekolah ...24

2.4.1 Pengertian Sekolah...24


(2)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.1 Metode dan Teknik Penelitian ...29

3.1.1 Metode Penelitian ...29

3.1.2 Identifikasi Variabel Penelitian...29

3.1.3 Teknik Penelitian ...30

3.1.3.1Angket ...30

3.1.3.2Wawancara ...31

3.1.3.3Studi Dokumetasi ...31

3.1.3.4Observasi ... ...31

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ...32

3.2.1 Penentuan Populasi Penelitian ...32

3.2.2 Penentuan Sampel Penelitian ...33

3.3 Persiapan Penelitian ...34

3.3.1 Penyusunan Instrumen ...34

3.3.2 Pemberian Skor Instrumen Penelitian ...35

3.3.3 Uji Coba Instrumen Penelitian ...35

3.3.3.1Uji Validitas dan Reliabilitas ...36

3.3.3.2Uji Validitas Instrumen ...37

3.3.3.3Uji Reliabilitas Instrumen ...39

3.4 Prosedur Penelitian ...40

3.5 Pelaksanaan Penelitian ...41

3.6 Teknik Analisis Data ...41

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ...44

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...44

4.1.1 Sejarah SMA Pasundan 1 Bandung ...44

4.1.1.1Proses Pendirian ... ...45

4.1.1.2Saat Dimulainya Kegiatan Operasional ...46

4.1.1.3Estafet Kepemimpinan ...47

4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan SMA Pasundan 1 Bandung ...47

4.1.2.1Visi ...47

4.1.2.2Misi ...48

4.1.2.3Tujuan Sekolah...48

4.1.3 Arti dan Makna Lambang SMA Pasundan 1 Bandung ...48

4.1.4 Perkembangan SMA Pasundan 1 Bandung pada periode 2011-2014 ...50

4.1.4.1Perkembangan Peserta Didik ...50

4.1.4.2Tenaga Pendidik dan Kependidikan...51

4.1.4.3Prestasi Akademik ...54

4.1.4.4Perkembangan Sarana dan Prasarana Belajar ... ...57

4.2 Pengolahan Data ... ...60


(3)

4.3 Mengubah Skala Ordinal Menjadi Interval (MSI) ...62

4.4 Uji Hipotesis ... ...62

4.4.1 Hubungan Signifikansi antara Teman Sebaya dengan Gaya Hidup Hedonisme di kalangan Pelajar ...62

4.4.2 Perhitungan Koefisien Determinasi ... ...65

4.5 Analisis Data ...65

4.5.1 Analisis Data Hasil Angket ...65

4.5.2 Analisis Data Hasil Wawancara ...89

4.4.2.1Analisis Data Hasil Wawancara Degan Guru BK (Bimbingan Konseling) ...89

4.4.2.2Analisis Data Hasil Wawancara Dengan Siswa ... ..92

4.4.3 Analisis Data Hasil Observasi ...94

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ...96

4.6.1 Analisis Hubungan Signifikan antara Teman Sebaya dengan Gaya Hidup Hedonisme Di kalangan Pelajar ...96

4.6.2 Analisi Proses terjadinya Hedonisme Di kalangan Pelajar ...97

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ...101

5.1 Simpulan ...101

5.2 Implikasi ...102

5.3 Rekomendasi ...102

DAFTAR PUSTAKA ...104

LAMPIRAN


(4)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

Tabel 3.2 Hasil Validasi untuk Variabel X (Teman Sebaya) ... 37

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Gaya Hidup Hedonis) ... 38

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Teman Sebaya) ... 40

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Gaya Hidup Hedonis)... 40

Tabel 4.1 Pendidik Tahun Pelajaran 2014-2015 ... 51

Tabel 4.2 Perkembangan Kelayakan Kompetensi Tenaga Pendidik ... 53

Tabel 4.3 Kelulusan dan Rata-rata Nilai Ujian Nasional ... 54

Tabel 4.4 Perlombaan Bidang Akademis ... 54

Tabel 4.5 Perlombaan Bidang Non Akademis ... 55

Tabel 4.6 Partisipasi Even ... 56

Tabel 4.7 Perkembangan Ruang Belajar ... 57

Tabel 4.8 Perkembangan Kelas Unggulan ... 58

Tabel 4.9 Luas Tanah yang dikuasi Sekolah menurut status kepemilikan ... 58

Tabel 4.10 Luas Lahan Hak Milik Sekolah ... 58

Tabel 4.11 Sarana dan Prasarana ... 59

Tabel 4.12 Rombongan Belajar ... 59

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Teman Sebaya (Peer Group) terhadap Gaya Hidup Hedonisme Di kalangan Pelajar ... 60

Tabel 4.14 Hasil Uji Linearitas Pengaruh Teman Sebaya (Peer Group) terhadap Gaya Hidup Hedonisme Di kalangan Pelajar ... 62

Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Teman Sebaya (Peer Group) terhadap Gaya Hidup Hedonisme Di kalangan Pelajar ... 63


(5)

Tabel 4.18 Koefisien determinasi Pengaruh Teman Sebaya (Peer Group) terhadap Gaya

Hidup Hedonisme Di kalangan Pelajar ... 65

Tabel 4.19 Memiliki persamaan ... 66

Tabel 4.20 Berasal dari tingkat kelas yang sama ... 67

Tabel 4.21 Berteman dengan usia yang relatif sama antara 3-5 tahun ... 67

Tabel 4.22 Keinginan dan pendapat yang sama... 68

Tabel 4.23 Meniru yang digunakan dan dilakukan teman ... 68

Tabel 4.24 Menggunakan benda mahal dan bermerk ... 69

Tabel 4.25 Keluyuran sampai malam ... 69

Tabel 4.26 Sering bertemu teman ... 70

Tabel 4.27 Membicarakan hal yang menarik bersama ... 70

Tabel 4.28 Membicarakan hal diluar pelajaran sekolah ... 71

Tabel 4.29 Malu, tidak merayakan ulang tahun ... 72

Tabel 4.30 Merasa menyatu dengan lingkungan sekitar ... 72

Tabel 4.31 Membawa kendaraan sendiri karena teman ... 73

Tabel 4.32 Tidak bisa memperluas hubungan ... 73

Tabel 4.33 Senang bersama dengan teman ... 74

Tabel 4.34 Chat bersama teman melalui media online ... 74

Tabel 4.35 Nongkrong hingga larut malam ... 75

Tabel 4.36 ±1/2 hari bersama teman ... 75

Tabel 4.37 Saling bergantung ... 76

Tabel 4.38 Pulang sebelum larut malam ... 76

Tabel 4.39 Terlihat tertarik agar dianggap ... 77

Tabel 4.40 Membantu teman yang kesulitan ... 77


(6)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.43 Membeli barang tanpa pendapat orang lain ... 79

Tabel 4.44 Tidak membeli barang bila tidak perlu ... 79

Tabel 4.45 Suka di keramaian ... 80

Tabel 4.46 Mengikuti trend ... 80

Tabel 4.47 Memilih bermain dari pada mengikuti ekstrakulikuler... 81

Tabel 4.48 Tertarik iklan TV ... 81

Tabel 4.49 Barang mahal dan merk untuk rasa nyaman dan gengsi ... 82

Tabel 4.50 Suka dengan barang dan membelinya ... 83

Tabel 4.51 Dianggap trendsetter... 83

Tabel 4.52 Tidak menolak nongkrong di mall ... 84

Tabel 4.53 Lama berada di cafe bersama teman ... 84

Tabel 4.54 Mengunakan handphone keluaran terbaru dengan aplikasi canggih ... 85

Tabel 4.55 Mall dari pada toko buku ... 85

Tabel 4.56 Penampilan sederhana... 86

Tabel 4.57 Kantin sekolah dari pada perpustakaan ... 86

Tabel 4.58 Menonton walaupun ada tugas ... 87

Tabel 4.59 Mengikuti trend karena memang cocok ... 87

Tabel 4.60 Mudah terbujuk karena diskon ... 88

Tabel 4.61 Orang yang ceroboh ... 88

DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Perkembangan Siswa SMA Pasundan 1 Bandung dari Tahun 2011 – 2014 ... 50

Grafik 4.2 Uji Normalitas Pengaruh Teman Sebaya (Peer Group) Gaya Hidup Hedonisme Di kalangan Pelajar ...60


(7)

(8)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan remaja pada masa kini berbeda dengan kehidupan remaja di pada masa dahulu. Pada masa kini gaya hidup (lifestyle) masyarakat modern mulai melanda seluruh lapisan masyarakat yang ada di dunia tidak terkecuali di Indonesia sendiri, hal tersebut mempengaruhi juga terhadap kehidupan remaja pada masa kini dimana remaja yang hidup di jaman modern ini cenderung ingin hidup dengan mudah dan senang. Sedangkan pada masa dahulu remaja cenderung diidentikan dengan kegiatan-kegiatan positif di lingkungan sekolah maupun dilingkungan rumah misalnya mengikuti ekstrakulikuler, menjadi remaja aktif dilingkungan rumahnya, ataupun sekedar membantu orang tua dirumah.

Dengan didukung oleh faktor lingkungan yang menuntut para remaja untuk hidup dengan modern, dan juga teman sebaya (peer group) yang menjadi patokan atau tolak ukur bagi para remaja, misalnya saja di sekolah ketika teman sebayanya memiliki hand phone keluaran terbaru maka teman lainnya akan memiliki keinginan untuk membeli dan memilikinya juga dengan alasan sedang trend.

Masa remaja juga merupakan masa yang sangat penting dimana pada masa ini lah para remaja mencari jati diri mereka, jati diri sendiri merupakan identitas diri akan dia bawa sampai dewasa nanti dan kebanyakan remaja akan mengikuti apa yang mereka anggap menyenangkan tanpa peduli hal tersebut baik atau buruk. Merekapun cenderung memilih teman yang mereka anggap memiliki tujuan hidup yang sejalan dengan pemikiran mereka. Maka, pemilihan teman pun sangat penting karena pada masa transisi inilah remaja akan dituntun menjadi manusia yang baik atau tidak dimasa depan kelak.


(9)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

Teman sebaya (peer group) sendiri diartikan sebagai teman sepermainan dimana di dalamnya teman yang berinteraksi memiliki kesukaan yang sama, tuntutan yang sama dan jalan pikiran yang searah, bukan tidak mungkin bila ada salah satu teman dalam kelompoknya memiliki pemikiran ataupun suatu hal yang berbeda dari teman lainnya maka orang tersebut akan dijauhi oleh teman didalam kelompok tersebut. Dengan adanya faktor tersebut dan juga berkembangnya gaya hidup yang modern membuat remaja mulai menunjukan perilaku hedonisme karenan tuntutan dari jaman modern itu sendiri dan teman-teman dilingkungannya.

“Hedonisme adalah cara hidup yang hanya mengejar kenikmatan semata. Sebagai konsekuensinya, kaum hedonis cenderung mengabaikan nilai-nilai lainnya” (Purwodarminta, 1996, hlm. 345).

Seperti yang tercantum di atas dapat diartikan bahwa hedonisme adalah pandangan hidup yang hanya bertujuan untuk bersenang-senang dan berfoya-foya. Gaya hidup seperti ini dipengaruhi oleh modernisasi, karena dengan berkembangannya modernisasi ini makin berkembanglah hedonisme ini. Dengan adanya dorongan dari teman-teman sebayada juga faktor lingkungan dari lokasi sekolah yang dekat dengan keramaian maka siswa-siswi akan cenderung mengikuti apa yang dilakukan oleh teman-temannya entah itu baik maupun buruk. Dimana hedonisme sendiri merupakan pandangan hidup yang menggangap kesenangan dan kenikmatan dunia merupakan tujuan hidup penganutnya.

Gejala ataupun ciri hedonisme yang muncul di kalangan pelajar menurut pengamatan yang tampak antara lain :

1. Pengunaan gadget yang berlebihan (intensif) dibandingkan teman yang lainnya.

2. Seusai pulang sekolah keluyuran dengan nongkrong dan jajan bersama teman atau berbelanja tanpa mengingat waktu, rata-rata dilakukan minimal 1x dalam 1 minggu.


(10)

3. Dari segi penampilan tidak sederhana (mencolok).

4. Penggunaan media sosial seperti path, foursquear, facebook, instagram dan lainnya , untuk menunjukan tempat-tempat yang pernah dikunjungi dengan check in di tempat tersebut dan mengunggah foto dari makanan dan minuman ataupun tempat itu sendiri.

5. Kebiasaan berkunjung ketempat-tempat kekinian dan makan makanan yang unik atau spesial, agar dapat terlihat gaul oleh teman-temanya dan mengup datenya di media sosial.

6. Teman lebih sering dijadikan sebagai teman “bermain” dibandingkan teman belajar, ada kalanya teman yang diajak menjadi kelompok belajar dengan kelompok bermain akan berbeda.

Hal-hal tersebut itu lah beberapa alasan atau gambaran dasar prilaku hedonisme di kalangan pelajar pada masa ini.

Oleh karena itu peneliti tertarik dengan mengambil tema hedonisme ini dan ingin mengetahuai apakah ada hubungan antara teman sebaya dengan perilaku hedonisme di kalangan pelajar. Maka, penelitipun memilih sekolah sebagai lokasi penelitian karena kebanyakan waktu remaja adalah berperan sebagai pelajar dikehidupannya sehari-hari, dimana kehidupan mereka kebanyakan dihabiskan di sekolah dari pagi sampai siang bahkan sore hari. Dalam penelitian ini peneliti memilih sekolah yang letak lokasinya dekat dengan keramaian dan strategis, yaitu di alun-alun kota dengan memilih sekolah swasta sebagai tempat penelitian, pemilihan sekolah swasta sendiri karena bukan rahasia umum lagi ketika anak-anak dari sekolah swasta memiliki label nakal, susah diatur, dan senang untuk bersenang-senang.

Penelitian dilakukan di SMA Pasundan 1 Bandung. Sebab, dilihat dari segala aspek yang dibutuhkan peneliti ada di sekolah tersebut dimana lokasinya yang berada didekat alun-alun kota bandung dan alun-alun sendiri merupakan titik dimana keramaian pasti akan ada, dan juga alasan


(11)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

lainnya lokasi sekolah yang berdekatan dengan tempat perbelanjaan dan tempat “nongkrong”.

Sampel yang ditentukan adalah di kelas XI, dengan pertimbangan bahwa pada tingkatan ini lah terjadi lebih banyak perilaku hedonisme dibandingkan dengan kelas X ataupun XII. Di kelas X siswa masih berada dalam fase penyesuaian diri dengan lingkungan sekolahnya maka perilaku hedonisme akan cenderung sedikit dibandingkan dengan kelas XI, sedangkan di kelas XII siswa dihadapkan dengan kelulusan sekolah, sehingga pada umumnya mereka akan berkonsentrasi pada bidang-bidang yang bersifat akademis.

Oleh karena itu kelas XI yang diambil sebagai sampel penelitian. Maka dengan kuantitas perilaku hedonisme yang lebih banyak, maka dalam penentuan ada atau tidaknya pengaruh teman sebaya terhadap perilaku hedonisme di kalangan pelajar maka akan lebih mudah terungkap. Berdasarkan pertimbangan diatas, judul yang di tentukan adalah “Pengaruh Teman Sebaya (Peer Group) Terhadap Perilaku Hedonisme di Kalangan Pelajar (Studi Deskriptif Analitik di SMA Pasundan 1 Bandung Kelas XI)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada diatas, maka perlu merumuskan masalah untuk memperoleh sasaran yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh teman sebaya (peer group) terhadap prilaku hedonisme pada pelajar?

Tanpa adanya pembatasan dalam masalah bisa menyebabkan kekaburan atau ketidakpastian dalam mencapai tujuan penelitian, untuk itu peneliti merasa perlu untuk membatasi ruang lingkup masalah atau perumusan masalah yang seperti diuraikan berikut ini:


(12)

1.2.1 Berapa besar pengaruh antara teman sebaya dengan perilaku hedonisme di kalangan pelajar?

1.2.2 Bagaimana proses perilaku hedonisme di kalangan pelajar?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dirumuskan sebagai pedoman tentang apa yang harus dicapai dalam pekerjaan tersebut. Adapun tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang adakah pengaruh teman sebaya (peer group) terhadap prilaku hedonisme di kalangan pelajar atau tidak.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:

1.3.1 Mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai besar kadar pengaruh antara teman sebaya dengan perilaku hedonisme di kalangan pelajar.

1.3.2 Mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai proses perilaku hedonisme di kalangan pelajar.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat secara teoritis diantaranya dalam hal:

1.4.1.1Bisa memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian dalam dunia pendidikan khususnya berkaitan dengan jurusan dan bidang studi Pendidikan Sosiologi yaitu dalam pendidikan Nilai dan Moral.

1.4.1.2Dapat memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian dalam dunia pendidikan khususnya kepada guru Sosiologi dalam membina perilaku moral.

1.4.1.3Sebagai bahan masukan untuk penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan literatur bagi yang berminat dalam masalah yang peneliti bahas.


(13)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015 1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan bisa berguna sebagai upaya perbaikan dan peningkatan bagi para guru dan pihak sekolah dalam upaya pembinaan perilaku moral pada siswa di sekolah dalam meminimalisir gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar yang cenderung amoral dan hura-hura.

1.5 Penjelasan Istilah

Dalam melaksanakan penelitian, penjelasan istilah merupakan istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian yang dijadikan dasar penelitian secara sederhana. Beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.5.1 The Peer Group (kelompok sebaya). “Kelompok anak sebaya yang sukses dimana ia dapat berinteraksi. Hal-hal yang dialami oleh anak tersebut adalah hal yang menyenangkan saja” (Santosa, 2004, hlm. 74). Menurut peneliti sendiri peer group atau kelompok teman sebaya adalah suatu kumpulan kecil dari orang-orang yang memiliki usia tidak jauh berbeda dengan teman lainnya, memiliki pandangan hidup yang searah dan biasanya memiliki pemikiran yang sama. Biasanya dalam kelompok ini anggotanya bisa saling mempenggaruhi cara berpikir atau bertingkah laku agar bisa searah dan sepemikiran.

1.5.2 Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sebisa mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. “Hedonisme adalah cara hidup yang hanya mengejar kenikmatan semata. Sebagai konsekuensinya, kaum hedonis cenderung mengabaikan nilai-nilai lainnya” (Purwodarminta, 1996, hlm. 345).


(14)

Menurut H. Boner sebagaimana dikutip oleh Santosa (2004, hlm. 11) bahwa : “Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu manusia dimana kalakuan individu yang satu mempengaruhi, merubah, atau memperbaiki kelakuan yang lain atau sebaliknya.”

1.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis dirumuskan dengan singkat dan jelas, menyatakan hubungan dua variabel atau lebih, dan harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

1.6.1 Terdapat hubungan yang signifikan antara teman sebaya dengan gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar.


(15)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN

3.1 Metode dan Teknik Penelitian

3.1.1 Metode Penelitian

Metode pada dasarnya merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu hasil menurut. Arikunto (2006, hlm. 160) bahwa “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Mengenai metode penelitian, peneliti menggunakan metode deskriptif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nazir (1988, hal. 63) mengungkapkan dalam bukunya bahwa “Metode deskriptif adalah suatu metoda dalam meneliti status kelompok manusia atau objek, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau ukuran yang sistematis serta hubungan antara fenomena yang diteliti”.

Pengertian lainnya menyebutkan “metode deskriptif berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya” Best (dalam Sukardi, 2004, hlm. 157). Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptiflah yang paling tepat pada kasus ini karena metode deskriptif di sini berusaha untuk memberiakan gambaran keadaan suatu subjek ataupun objek penelitian pada masa sekarang secara nyata (real) apa adanya.

3.1.2 Identifikasi Variabel Penelitian

Identifikasi variabel penelitian yang terdapat pada penelitian ini harus ditentukan terlebih dahulu sebelum metode pengumpulan data dan analisis data ditentukan. Pengidentifikasian variabel penlitian membantu dalam menentukan alat pengumpulan data dan teknik penelitian yang digunakan.


(16)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Terikat : Teman Sebaya (Peer Group)

Dimensi yang terlihat dari teman sebaya di sekolah antara lain : a. Berada ditingkat kelas yang sama

b. Usia yang berdekatan

c. Memiliki keinginan yang sama d. Mengikuti apa yang teman lakukan e. Sering berjumpa dengan teman 2. Variabel Bebas : Gaya Hidup Hedonisme

Dimensi yang terlihat dari gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar antara lain :

a. Senang menjadi pusat perhatian b. Mengikuti trand terbaru

c. Sering membeli barang yang sebetulnya tidak dibutuhkan d. Membeli barang yang bermerek

e. Senang berada di tempat-tempat santai seperti cafe, mall, bioskop, dan lain sebagainya

3.1.3 Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang digunakan penulis dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

3.1.3.1 Angket

Menurut Sugiono (2014, hal. 193) mengemukakan “kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau peryataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Berdasarkan pengertian diatas, penulis menggunakan angket ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh teman sebaya (peer group) terhadap gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar, dengan menyebarkan angket kepada sampel yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu satu kelas IPA dengan jumlah siswa 45


(17)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

orang dan satu kelas IPS dengan dengan jumlah siswa 39 orang dengan jumlah keseluruhan sampel 84 orang, dari jumlah populasi 5 kelas IPA dan 6 kelas IPS dengan jumlah keseluruhan populasi 440 siswa yang merupakan kelas XI di SMA Pasundan 1 Bandung.

3.1.3.2 Wawancara

“Wawancara adalah teknik mengumpulkan data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh” Danial dan Wasriah (2009, hlm. 71). Responden yang ditentukan dalam penelitian ini adalah pihak sekolah yang berhubungan langsung dengan perilaku para siswa disekolah yaitu guru BK (bimbingan konsekeling). Selain itu peneliti juga mewawancarai 2 orang siswa dimana 1 orang siswa dan 1 orang siswi yang merupakan ketua atau dianggap yang paling berpengaruh dalam kelompoknya. Dikarenakan keterbatasan waktu serta tenaga yang dimiliki oleh peneliti maka peneliti membatasi banyak subjek penelitian yang telah disesuaikan dengan kemampuan peneliti.

3.1.3.3 Studi Dokumentasi

Menurut Akdon dan Hadi (2005, hlm. 137) bahwa “dokumentasi ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data yang relevan”. Dokumentasi dari penelitian ini adalah buku -buku yang relevan, data yang relevan dengan penelitian misalnya data perilaku siswa selama berada disekolah, data-data yang menyangkut sekolah, serta foto-foto yang mendukung penelitian.

3.1.3.4 Observasi

Dari teknik ini, peneliti langsung meneliti ke tempat yang telah dipilih menjadi tempat penelitian, yakni SMA Pasundan 1 Bandung, dan langsung meneliti bagaimana proses interaksi yang dilakukan para siswa dengan temannya


(18)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan mengamati apakah terdapat hubungan antara teman sebaya dengan gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar.

Seperti yang telah dikemukakan oleh Sukmadinata (2006, hlm. 220), yang menyebutkan bahwa observasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan mengamati keadaan sesuatu yang menjadi objek penelitian. Jenis-jenis informasi tertentu dapat diperoleh dengan baik melalui pengamatan langsung oleh peneliti. Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknnik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Penentuan Populasi Penelitian

Arikunto (2006, hlm. 115) mengemukakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Berdasarkan pengertian tersebut maka yang ditentukan menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Pasundan 1 Bandung yang berjumlah 440 orang yang terdiri dari 5 kelas IPA dan 6 kelas IPS.

Penentuan populasi kelas XI adalah dikarenakan kuantitas gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar akan lebih banyak dibandingkan dengan kelas X ataupun kelas XII. Di kelas X siswa masih mencoba untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya sedangkan kelas XII sedang dihadapkan pada kesibukan-kesibukan akademis seperti ujian nasional dan kelulusan sekolah. Oleh sebab itu kelas XI ditentukan sebagai sampel pada penelitian ini, karena dengan kuantitas yang lebih banyak maka dalam penentuan ada atau tidaknya pengaruh teman sebaya terhadap gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar akan lebih mudah untuk terungkap. Rincian siswa yang berjumlah 440 orang adalah sebagai berikut:

1) Siswa-siswi kelas XI IPA I berjumlah 27 orang dengan siswa 17 orang dan siswi 10 orang.

2) Siswa-siswi kelas XI IPA II berjumlah 27 orang dengan siswa 14 orang dan siswi 13 orang.


(19)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

3) Siswa-siswi kelas XI IPA III berjumlah 45 orang dengan siswa 17 orang dan siswi 28 orang.

4) Siswa-siswi kelas XI IPA VI berjumlah 45 orang dengan siswa 19 orang dan siswi 26 orang.

5) Siswa-siswi kelas XI IPA V berjumlah 46 orang dengan siswa 17 orang dan siswi 29 orang.

6) Siswa-siswi kelas XI IPS I berjumlah 39 orang dengan siswa 20 orang dan siswi 19 orang.

7) Siswa-siswi kelas XI IPS II berjumlah 45 orang dengan siswa 24 orang dan siswi 21 orang.

8) Siswa-siswi kelas XI IPS III berjumlah 44 orang dengan siswa 25 orang dan siswi 19 orang.

9) Siswa-siswi kelas XI IPS VI berjumlah 41 orang dengan siswa 26 orang dan siswi 15 orang.

10)Siswa-siswi kelas XI IPS V berjumlah 42 orang dengan siswa 23 orang dan siswi 19 orang.

11)Siswa-siswi kelas XI IPS IV berjumlah 39 orang dengan siswa 26 orang dan siswi 13 orang.

3.2.2 Penentuan Sampel Penelitian

Sampel menurut Sugiyono (2014, hlm. 120) adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik pengambilan sampel adalah dengan teknik random (acak) karena pada dasarnya populasi merupakan populasi homogen yang hanya mengandung satu ciri maka semua subjek dianggap sama dan memperoleh kesempatan sama pula. Menurut Arikunto (1990, hlm. 126) bahwa “di dalam menggunakan teknik sampling ini peneliti memberikan kesempatan yang sama pada tiap-tiap subjek untuk terampil sebagai anggota sampel”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti menetapkan sampel sebanyak 19% dari jumlah populasi 440 orang, dengan ketentuan setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.


(20)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penentuan pengambilan sampel berdasarkan pada pendapat Arikunto (2006, hlm. 121) mengenai banyaknya sampel dalam penelitian, yaitu “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya apabila subjeknya besar dapat diambil 10%-15%, atau 20-25% atau lebih.”

Penentuan pengambilan sampel dengan presentasi 19% adalah atas pertimbangan peneliti berkenaan dengan kapasitas tenaga, dana, waktu, serta besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Berdasarkan pernyataan tersebut maka jumlah sampel penelitian ini ditentukan sebesar 19% dari populasi atau 19% x 440 = 84 Jadi sampel penelitian ini adalah 84 orang dengan rincian sebagai berikut :

1) Kelas XI IPA VI mewakili kelas XI IPA yang lain dengan jumlah siswa dikelas yaitu 45 orang.

2) Kelas XI IPS IV mewakili kelas XI IPS yang lain dengan jumlah siswa dikelas yaitu 39 orang.

Maka berdasarkan pernyataan tersebut, jika dijumlahkan 45 siswa di kelas XI IPA VI ditambah siswa di kelas XI IPS IV 39 orang maka berjumlah 84 orang, dimana jumlah tersebutlah yang akan dijadikan sampel oleh peneliti.

Tabel 3.1Populasi dan Sampel Penelitian No

Kelas Jumlah Populasi Jumlah sampel

1.

2.

XI IPA I – V XI IPS I – IV

190 orang

250 orang

45 orang

39 orang

Jumlah 440 orang 84 orang

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya pemilihan sampel ini menggunakan teknik random (acak) dimana ketika peneliti datang ke lokasi


(21)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

penelitian guru yang membantu selama penelitian mengajak peneliti kedalam 2 kelas tersebut yaitu kelas XI IPA VI dan IX IPS IV.

3.3 Persiapan Penelitian 3.3.1 Penyusunan Instrumen

Pengambilan data ini dilakukan dengan menyebar angket kepada sempel yang bejumlah 84 orang yang berada di kelas XI IPA dan IPS di SMA Pasundan 1 Bandung, dengan rincian sebanyak 41 pernyataan, untuk mengukur variebel X (teman sebaya) sebanyak 22 item dari nomer 1-22, dan variabel Y (gaya hidup hedonisme) sebnayak 21 item dari nomer 23-43

Instrumen yang digunakan adalah angket tertutup dengan bentuk skala Likert. Menurut Arikunto (2006, hlm. 138) “angket tertutup berarti angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (√ ) pada kolom atau tempat yang sesuai”. Penentuan skala tertutup ini dipilih dengan pertimbangan akan lebih memudahkan responden dalam memilih serta adanya keseragaman jawaban. Skala yang digunakan adalah skala Likert yang umunya digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi perorangan ataupun kelompok terhadap suatu fenomena sosial.

3.3.2 Pemberian Skor Instrumen Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengukur apakah terdapat pengaruh teman sebaya terhadap gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar di SMA Pasundan 1 Bandung dengan instrumen penelitian yang digunakan adalah Liket. Setiap option yang terdiri dari lima kategori berskala nilai. Penentuan skala nilai sesuai dengan pendapat Sugiyono (2007, hlm. 87) berikut ini:

1. Sangat setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5

2. Sangat/sering/positif diberi skor 4

3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3

4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2 5. Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif diberi skor 1


(22)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3.3 Uji Coba Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan uji validitas dan reliabilitas, dikarenakan sangat penting untuk mencapai suatu hasil yang benar-benar mencerminkan masalah yang sedang diteliti dan dapat dipertanggung jawabkan keobjektifannya. “Untuk mendapatkan skala pengukuran atau instrumen yang baik, harus memiliki validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. instrumen yang digunakan dalam penelitian harus telah melalui kajian awal, peneliti harus menganalisis data-data kajian awal untuk melihat validitas dan reliabilitas dari isntrumen yang akan digunakan” (Iskandar, 2010, hlm. 94). Maka sebelumnya peneliti telah melakukan uji coba dengan menyebarkan angket kepada 25 siswa SMA kelas X, XI, dan XII yang peneliti temui disekitar rumah peneliti dan beberapa siswa dari SMA Pasundan 7 Bandung.

3.3.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Menurut Azwar (1997, hlm. 7) “Validitas diartikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya . suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukurnya sesuai dengan maksud dan tujuan diadakannya tes”. Intinya uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah butir instrumen layak sebagai alat ukur untuk menentukan ketepatan dari setiap butir instrumen terhadap penelitian yang dilakukan. Sebuah alat ukur yang baik harus mempunyai reliabilitas yang tinggi. “Reliabilitas adalah suatu kepercayaan, keterandalan, keajegan, konsisten, kestabilan. Jadi yang dimaksud dengan reliabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. (Arikunto, 2006, hlm . 178)

Iskandar (2010, hlm. 95) menyatakan pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir pertanyaan yang ada dalam sebuah instrumen,


(23)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

apakah isi butir pertanyaan atau pernyataan sudah valid dan reliabel. Jika sudah valid dan reliabel, maka butir-butir instrumen sudah dapat digunakan dalam penelitian. Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian, peneliti perlu memahami apakah faktor-faktor berhubungan dengan konstruk instrumen yang meneliti tentang persoalan yang diteliti.

Dalam kasus ini peneliti menggunakan bantuan softwear SPSS 20.0 sebagai alat bantu penentuan validitas dan reliabilitas. Langkah-langkah penentuan validitas dan reliabilitas instrumen melalui SPSS yaitu seperti yang dijelaskan Iskandar (2010, hlm. 96) berikut ini:

Langkah 1: Masukan data ke dalam program SPSS Data Editor, Klik menu Analyze dan Scale dan seterusnya pilih Reliability Analysis.

Langkah 2: Pilihlah item-item setiap dimensi variabel instrumen, masukan ke dalam kotak item, setelah itu klik, Alpha, kemudian klik Statistic untuk membuka kotak dialog Reliability

Langkah 3: Seterusnya klik Scale dan Scale if item deleted, setelah itu klik Continue

Langkah 4: Klik Continue dan OK

Untuk menganalisa setiap butir pertanyaan dan peryataan yang terdapat didalam kuesioner (angket), peneliti telah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas dari kuesioner (angket) yang telah disebar kepada 25 siswa SMA kelas X, XI, dan XII yang peneliti temui disekitar rumah peneliti dan beberapa siswa dari SMA Pasundan 7 Bandung, dengan menggunakan softwear SPSS 20.0. sebagai alat bantu.

3.3.3.2Uji Validitas Instrumen

Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut


(24)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono (2014, hlm. 173), yang harus dipenuhi yaitu kriteria sebagai berikut:

1. Jika r > 0,30, maka item pertanyaan dari kuesioner adalah valid 2. Jika r < 0,30, maka item pertanyaan dari kuesioner tidak valid

Bedasarkan perhitungan yang peneliti lakukan dengan menggunakan bantuan dari softwear SPSS 20.0, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Hasil Validasi untuk Variabel X (Teman Sebaya)

No item (r hitung) r kritis Keterangan

1 0,407 0,30 Valid

2 0,597 0,30 Valid

3 0,559 0,30 Valid

4 0,565 0,30 Valid

5 0,557 0,30 Valid

6 0,639 0,30 Valid

7 0,643 0,30 Valid

8 0,331 0,30 Valid

9 0,603 0,30 Valid

10 0,683 0,30 Valid

11 0,622 0,30 Valid

12 0,389 0,30 Valid

13 0,577 0,30 Valid

14 0,577 0,30 Valid

15 0,660 0,30 Valid

16 0,598 0,30 Valid

17 0,598 0,30 Valid

18 0,573 0,30 Valid

19 0,546 0,30 Valid

20 0,763 0,30 Valid


(25)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

22 0,453 0,30 Valid

Sumber Hasil Pengolahan SPSS 20.0

Berdasarkan hasil uji validitas yang ada diatas untuk variabel X (teman sebaya) dalam penelitian menunjukan bahwa Corrected Item-Total Correlation >0,3 maka instrumen diatas dinyatakan valid. Karena hasil yang didapat adalah yang paling rendah 0,407 sampai dengan yang paling tinggi 0,763 semuanya menunjukana Corrected Item-Total Correlation >0,3.

Tabel 3.3 Hasil Validasi untuk Variabel Y (Gaya Hidup Hedonisme)

No item (r hitung) r kritis Keterangan

23 0,555 0,30 Valid

24 0,608 0,30 Valid

25 0,761 0,30 Valid

26 0,519 0,30 Valid

27 0,432 0,30 Valid

28 0,685 0,30 Valid

29 0,654 0,30 Valid

30 0,654 0,30 Valid

31 0,574 0,30 Valid

32 0,519 0,30 Valid

33 0,705 0,30 Valid

34 0,779 0,30 Valid

35 0,721 0,30 Valid

36 0,613 0,30 Valid

37 0,723 0,30 Valid

38 0,665 0,30 Valid

39 0,533 0,30 Valid


(26)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41 0,382 0,30 Valid

42 0,625 0,30 Valid

43 0,743 0,30 Valid

Sumber Hasil Pengolahan SPSS 20.0

Berdasarkan hasil uji validitas yang ada diatas untuk variabel Y (gaya hidup heonisme) dalam penelitian menunjukan bahwa Corrected Item-Total Correlation >0,3 maka instrumen diatas dinyatakan valid. Karena hasil yang didapat adalah yang paling rendah 0,382 sampai dengan yang paling tinggi 0,779 semuanya menunjukana Corrected Item-Total Correlation >0,3.

3.3.3.3Uji Reliabilitas Instrumen

Uji ini dilakukan pada setiap pertanyaan dan pernyataan di dalam kuesioner untuk meyakini bahwa setiap pertanyaan dan pernyataan yang ada pada setiap variabel ini bersifat reliable atau tidak. Uji Reliabilitas dapat dihitung dengan metode Alpha Cronbach dan menggunakan bantuan softwear SPSS 22.0. menurut Sugiyono, relaibilitas suatu konstruk variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cornbach Alpha > 0.60.

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Teman Sebaya) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,922 22

Sumber Output SPSS 20.0

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang ada diatas dengan jumlah item/soal sebanyak 22 buah dalam penelitian menunjukan bahwa koefisen reliabilitas Cronbach’s Alpha hasilnya yaitu 0,922. Dengan demikian semua item penelitian dapat dikatakan reliabel karena nilai yang didapat lebih dari 0.60.


(27)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Gaya Hidup Hedonis)

Sumber Output SPSS 22.0

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang ada diatas dengan jumlah item/soal sebanyak 21 buah dalam penelitian menunjukan bahwa koefisen reliabilitas Cronbach’s Alpha hasilnya yaitu 0,936. Dengan demikian semua item penelitian dapat dikatakan reliabel karena nilai yang didapat lebih dari 0.60.

3.4 Prosedur penelitian

Prosedur penelitian adalah alur ataupun langkah yang ditempuh peneliti untuk mengadakan suatu penelitian, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penelitian ini adalah meliputi :

3.4.1 Mengajukan surat ijin penelitian kepada Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi UPI.

3.4.2 Memperoleh ijin dari Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi UPI kemudian diteruskan ke akademik untuk mendapatkan ijin dari Dekan FPIPS UPI.

3.4.3 Mengajukan surat permohonan izin untuk melakukan penelitian kepada Rektor UPI dengan rekomendasi dari Dekan FPIPS UPI.

3.4.4 Berdasarkakn surat izin dari Rektor UPI, selanjutnya peneliti memperoleh perizinan kepada Kepala Sekolah SMA Pasundan 1 Bandung dengan memberikan surat izin dan surat keterangan mengadakan penelitian di sekolahnya.

3.5 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan setelah mendapatkan izin dari pihak SMA Pasundan 1 Bandung, penelitian ini dimaksudkan agar peneliti memperoleh

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items


(28)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data-data yang dibutuhkan dengan cara menyebarkan angket, observasi, dokumentasi, dan juga wawancara dengan responden. Dengan rincian sebagai berikut:

3.5.1 Penyebaran angket kepada sampel yakni siswa kelas XI di IPA dan XI IPS yang berjumlah 84 orang.

3.5.2 Wawancara kepada guru BK, siswa, serta responden lain yang memungkinkan untuk terpenuhinya fakta yang dibutuhkan peneliti.

3.5.3 Observasi dilakukan peneliti dengan cara melihat dan mengamati aktivitas serta tingkah laku para siswa selama berada di sekolah, selain disekolah peneliti juga observasi di keramaian seperti mall, alun-alun, dan tempat nongkrong lainnya yang dianggap peneliti biasa dijadikan tempat menghabiskan waktu oleh para siswa.

3.6 Teknik Analisis Data

Hadi (2000, hlm. 222) menyatakan bawa “analisis data adalah cara yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh sehingga didapatkan suatu kesimpulan”. Menganalisi ataupun mengolah data penelitian sangatlah penting karena hal ini dimaksudkan untuk mengungkapkan jawaban dari setiap pertanyaan penelitian. Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

3.6.1 Memeriksa data;

3.6.2 Memeriksa skor terhadap data yang diperoleh;

3.6.3 Memasukan data skor ke dalam tabel yang telah dibuat sesuai dengan keperluan;

3.6.4 Menghitung pengujian normalitas, linearitas sebagai syarat untuk menghitung koefisien korelasi product moment.

3.6.5 Menghitung koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dan Pengujian signifikansi korelasi. Pengujian koefisien korelasi


(29)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

menggunakna rumus Product Moment dari Pearson dan untuk menguji tingkat signifikansi digunakan tes t dengan kriteria uji: tolak hipotesis jika thitung > ttabel. Rumus yang digunakan adalah :

Rumus korelasi Product Moment dari Pearson:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑ Rumus uji t sebagai berikut:

Rumus untuk menghitung koefisien determinasi: KD = r² x 100%

Alasan menggunakan teknik korelasi Product Moment ini karena, penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Dengan teknik ini peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara teman sebaya dengan gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar. Semakin besar koefisien korelasi dan arah negatif, maka hubungan antara teman sebaya dengan gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar.

3.6.6 Mendeskripsikan hasil wawancara dan observasi yaitu dengan menjabarkan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk melengkapi data yang tidak diperoleh melalui perhitungan statistik dan juga memperjelas data yang yang sudah ada dalam angket.

3.6.7 Menafsirkan data dengan menggunakan perhitungan persentase. Perhitungan presentasi ini dimaksudkan untuk melihat perbandingan besar kecilnya suatu frekuensi setiap jawaban dari angket. Presentasi diperoleh dengan membandingkan jumlah


(30)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

frekuensi jawaban dan banyaknya sampel yang dikalikan dengan angka 100% , dengan rumus sebagai berikut:

P =

Keterangan :

P = Presentasi jawaban

F = Frekuensi jawaban

N = Jumlah responden

100% = Bilangan tetap

Untuk membantu memudahkan penentuan kriteria penilaian, maka dilakukan pedoman penilaian dengan menggunakan istilah yaitu:

0% = Ditafsirkan Tidak ada

1% - 24% = Ditafsirkan sebagian kecil 25% - 49% = Ditafsirkan hampir setengahnya 50% = Ditafsirkan setengahnya

51 – 74% = Ditafsirkan sebagian besar 75% - 99% = Ditafsirkan hampir seluruhnya 100% = Ditafsirkan seluruhnya


(31)

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis, hasil wawancara, hasil observasi, dan hasil dokumentasi di SMA Pasundan Bandung, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut:

5.1.1 Bahwa kedua variabel yaitu variabel teman sebaya sebagai variabel bebas (independen) dengan variabel gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar sebagai variabel (dipenden) adalah terdapat pengaruh dengan hasil 50,4% teman sebaya berpengaruh terhadap gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar sedangkan sisanya 49,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa teman sebaya cukup tinggi mempengaruhi gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar, sedangkan faktor lainnya dipengaruhi oleh kebudayaan yang berkembang, Nilai Sosial di masyarakat, demografis, status sosial di masyarakat, persepsi diri sendiri, proses belajar dan ingatan (memori) dengan melihat orang lain, dan Kepribadian.

5.1.2 Untuk proses terjadinya gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar dapat disimpulkan sebagai berikut ini 1) pengaruh teman sebaya, dimana hampir setiap harinya bertemu ketika berada disekolah 2) melihat, entah itu dari film-film, TV, atau melihat orangnya secara langsung sebagai contoh pada masa kini yakni beberapa artis yang cenderung memamerkan gaya hidupnya yang serba mewah dengan memiliki mobil sport, rumah mewah, tas-tas branded, liburan keliling dunia, atau bahkan menaiki jet pribadi 3) timbul rasa “ingin”, muncul ketertarikan sehingga timbullah rasa ingin itu 4) rasa “ingin” yang menguat, semakin lama semakin kuat karena faktor dari sering melihat dan rasa “ingin” yang mulai timbul yang meneyebabkan rasa “ingin” itu menjadi semakin kuat. Dan terakhir 5) membeli dan melakukan apa yang diinginkan, ini merupakan tahapan terakhir dimana pada akhirnya semua terlampiaskan dan ada rasa kepuasan


(32)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5.2 Implikasi

Berdasarkan dari hasil kesimpulan diatas maka dapat diimplikasikan pada kehidupan sehari-sehari dengan cara:

5.2.1 Bagi guru dan pihak sekolah sebaiknya pengawasan kepada siswa siswinya dapat diperketat, misalnya dengan cara adanya peraturan dimana benda-benda yang berharga untuk sebisa mungkin tidak dibawa kesekolah dan selain itu juga dapat mengurangi kriminalitas jika siswa tidak membawa benda-benda berharga kesekolah, juga adanya komunikasi antara wali kelas dengan orang tua agar siswanya dapat ulang tepat waktu dengan selamat.

5.2.2 Bagi siswa akan lebih baik untuk lebih selektif ketika memilih teman, misalnya siswa sudah mengetahui bahwa teman-temannya berada pada tingkat ekonomi yang tinggi maka harus memberi jarak jika tidak ingin selalu ikut-ikutan dengan teman-temannya, bukan berarti harus menjauh tetapi memberikan batasan. Memperluas pertemanan juga dapat menjadi solusi dimana siswa tidak hanya bermain atau berkelompok dengan teman yang itu-itu saja, dan sebisa mungkin menjauhi hal-hal yang menyangkut dengan foya-foya, belanja yang berlebihan, sering pergi ketempat hiburan dan lain sebagainya.

5.2.3 Bagi orang tua sebaiknya menumbuhkan kehidupan rumah tangga yang beragama dan harmonis agar anak-anak tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif dan anak dapat nyaman ketika berada dirumah serta tidak sering pergi keluar rumah bersama teman, bukan berarti tidak boleh bersosialisasi dengan teman tetapi coba ajak teman-temannya untuk bermain dirumah agar bisa lebih terkontrol oleh orang tua dan dapat memberikan pengawasan pada anaknya.


(33)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

Bagi peneiti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian yang serupa dengan topik ini dapat disarankan untuk memilih judul sebagai berikut:

1. Pemilihan Teman Sebaya disekolah Sebagai Salah Satu Cara Menghindari Perilaku Negatif

2. Pengaruh Moderinsasi Terhadap Gaya Hidup Hedonisme di kalangan Pelajar

3. Pengaruh Gaya Hidup Hedonisme Terhadap Penyimpangan Sosial Pada Siswa

Dan disarankan untuk penelitian yang selanjutnya dapat melakukan observasi dan wawancara yang lebih mendalam dan teliti bila perlu pada penelitian berikutnya peneliti mengikuti respondennya dan mengadakan wawancara diluar jam sekolah sehingga wawancara yang dilakukan dapat lebih mendalam dan akurat. Dan untuk pengisian angket agar dapat dilihat secara langsung oleh peneliti agar peneliti dapat mengetahui apakah responde mengisi angket tersebut dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Penelitian yang dilakukan peneliti ini sesungguhnya tidak berjalan dengan sempurna dan sesuai dengan apa yang diharapkan peneliti karena beberapa alasan berikut:

1. Pembatasan waktu dari pihak sekolah.

2. Waktu penelitian yang cukup mepet dengan ujian sekolah dan ujian nasional.

3. Pada saat pengisian angket peneliti tidak dapat mengawasi satu-persatu dari responden, sehingga peneliti tidak dapat memperkirakan apakah responden mengisi angket sesuai dengan keadaan yang dialaminya. 4. Pada saat wawancara dengan siswa peneliti tidak bisa lebih mendalam

karena pembatasan waktu oleh pihak guru dimana siswa harus masuk kelas.


(34)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Sulitnya menemukan teori-teori mengenai gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar.


(1)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakna rumus Product Moment dari Pearson dan untuk menguji tingkat signifikansi digunakan tes t dengan kriteria uji: tolak hipotesis jika thitung > ttabel. Rumus yang digunakan adalah :

Rumus korelasi Product Moment dari Pearson:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Rumus uji t sebagai berikut:

Rumus untuk menghitung koefisien determinasi: KD = r² x 100%

Alasan menggunakan teknik korelasi Product Moment ini karena, penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Dengan teknik ini peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara teman sebaya dengan gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar. Semakin besar koefisien korelasi dan arah negatif, maka hubungan antara teman sebaya dengan gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar.

3.6.6 Mendeskripsikan hasil wawancara dan observasi yaitu dengan menjabarkan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk melengkapi data yang tidak diperoleh melalui perhitungan statistik dan juga memperjelas data yang yang sudah ada dalam angket.

3.6.7 Menafsirkan data dengan menggunakan perhitungan persentase. Perhitungan presentasi ini dimaksudkan untuk melihat perbandingan besar kecilnya suatu frekuensi setiap jawaban dari angket. Presentasi diperoleh dengan membandingkan jumlah


(2)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

frekuensi jawaban dan banyaknya sampel yang dikalikan dengan angka 100% , dengan rumus sebagai berikut:

P = Keterangan :

P = Presentasi jawaban F = Frekuensi jawaban N = Jumlah responden 100% = Bilangan tetap

Untuk membantu memudahkan penentuan kriteria penilaian, maka dilakukan pedoman penilaian dengan menggunakan istilah yaitu:

0% = Ditafsirkan Tidak ada 1% - 24% = Ditafsirkan sebagian kecil 25% - 49% = Ditafsirkan hampir setengahnya 50% = Ditafsirkan setengahnya

51 – 74% = Ditafsirkan sebagian besar 75% - 99% = Ditafsirkan hampir seluruhnya 100% = Ditafsirkan seluruhnya


(3)

101

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis, hasil wawancara, hasil observasi, dan hasil dokumentasi di SMA Pasundan Bandung, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut:

5.1.1 Bahwa kedua variabel yaitu variabel teman sebaya sebagai variabel bebas (independen) dengan variabel gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar sebagai variabel (dipenden) adalah terdapat pengaruh dengan hasil 50,4% teman sebaya berpengaruh terhadap gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar sedangkan sisanya 49,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa teman sebaya cukup tinggi mempengaruhi gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar, sedangkan faktor lainnya dipengaruhi oleh kebudayaan yang berkembang, Nilai Sosial di masyarakat, demografis, status sosial di masyarakat, persepsi diri sendiri, proses belajar dan ingatan (memori) dengan melihat orang lain, dan Kepribadian.

5.1.2 Untuk proses terjadinya gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar dapat disimpulkan sebagai berikut ini 1) pengaruh teman sebaya, dimana hampir setiap harinya bertemu ketika berada disekolah 2) melihat, entah itu dari film-film, TV, atau melihat orangnya secara langsung sebagai contoh pada masa kini yakni beberapa artis yang cenderung memamerkan gaya hidupnya yang serba mewah dengan memiliki mobil sport, rumah mewah, tas-tas branded, liburan keliling dunia, atau bahkan menaiki jet pribadi 3) timbul rasa “ingin”, muncul ketertarikan sehingga timbullah rasa ingin itu 4) rasa “ingin” yang menguat, semakin lama semakin kuat karena faktor dari sering melihat dan rasa “ingin” yang mulai timbul yang meneyebabkan rasa “ingin” itu menjadi semakin kuat. Dan terakhir 5) membeli dan melakukan apa yang diinginkan, ini merupakan tahapan terakhir dimana pada akhirnya semua terlampiaskan dan ada rasa kepuasan tersendiri ketika dapat membeli dan melakukan apa yang diinginkan.


(4)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2 Implikasi

Berdasarkan dari hasil kesimpulan diatas maka dapat diimplikasikan pada kehidupan sehari-sehari dengan cara:

5.2.1 Bagi guru dan pihak sekolah sebaiknya pengawasan kepada siswa siswinya dapat diperketat, misalnya dengan cara adanya peraturan dimana benda-benda yang berharga untuk sebisa mungkin tidak dibawa kesekolah dan selain itu juga dapat mengurangi kriminalitas jika siswa tidak membawa benda-benda berharga kesekolah, juga adanya komunikasi antara wali kelas dengan orang tua agar siswanya dapat ulang tepat waktu dengan selamat.

5.2.2 Bagi siswa akan lebih baik untuk lebih selektif ketika memilih teman, misalnya siswa sudah mengetahui bahwa teman-temannya berada pada tingkat ekonomi yang tinggi maka harus memberi jarak jika tidak ingin selalu ikut-ikutan dengan teman-temannya, bukan berarti harus menjauh tetapi memberikan batasan. Memperluas pertemanan juga dapat menjadi solusi dimana siswa tidak hanya bermain atau berkelompok dengan teman yang itu-itu saja, dan sebisa mungkin menjauhi hal-hal yang menyangkut dengan foya-foya, belanja yang berlebihan, sering pergi ketempat hiburan dan lain sebagainya.

5.2.3 Bagi orang tua sebaiknya menumbuhkan kehidupan rumah tangga yang beragama dan harmonis agar anak-anak tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif dan anak dapat nyaman ketika berada dirumah serta tidak sering pergi keluar rumah bersama teman, bukan berarti tidak boleh bersosialisasi dengan teman tetapi coba ajak teman-temannya untuk bermain dirumah agar bisa lebih terkontrol oleh orang tua dan dapat memberikan pengawasan pada anaknya.


(5)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagi peneiti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian yang serupa dengan topik ini dapat disarankan untuk memilih judul sebagai berikut:

1. Pemilihan Teman Sebaya disekolah Sebagai Salah Satu Cara Menghindari Perilaku Negatif

2. Pengaruh Moderinsasi Terhadap Gaya Hidup Hedonisme di kalangan Pelajar

3. Pengaruh Gaya Hidup Hedonisme Terhadap Penyimpangan Sosial Pada Siswa

Dan disarankan untuk penelitian yang selanjutnya dapat melakukan observasi dan wawancara yang lebih mendalam dan teliti bila perlu pada penelitian berikutnya peneliti mengikuti respondennya dan mengadakan wawancara diluar jam sekolah sehingga wawancara yang dilakukan dapat lebih mendalam dan akurat. Dan untuk pengisian angket agar dapat dilihat secara langsung oleh peneliti agar peneliti dapat mengetahui apakah responde mengisi angket tersebut dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Penelitian yang dilakukan peneliti ini sesungguhnya tidak berjalan dengan sempurna dan sesuai dengan apa yang diharapkan peneliti karena beberapa alasan berikut:

1. Pembatasan waktu dari pihak sekolah.

2. Waktu penelitian yang cukup mepet dengan ujian sekolah dan ujian nasional.

3. Pada saat pengisian angket peneliti tidak dapat mengawasi satu-persatu dari responden, sehingga peneliti tidak dapat memperkirakan apakah responden mengisi angket sesuai dengan keadaan yang dialaminya. 4. Pada saat wawancara dengan siswa peneliti tidak bisa lebih mendalam

karena pembatasan waktu oleh pihak guru dimana siswa harus masuk kelas.


(6)

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015

PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Sulitnya menemukan teori-teori mengenai gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar.