Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan Tahun 2012

(1)

PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI HARAPAN

(STIE-HARAPAN) MEDAN TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh :

VIDYA PURNAMA SARI LUBIS

NIM : 071000182

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(2)

PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI HARAPAN

(STIE-HARAPAN) MEDAN TAHUN 2012

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

VIDYA PURNAMA SARI LUBIS NIM : 071000182

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP

PERILAKU MEROKOK PADA

MAHASISWI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI HARAAPAN

(STIE-HARAPAN) MEDAN TAHUN 2012

Nama Mahasiswa : Vidya Purnama Sari Lubis Nomor Induk Mahasiswa : 071000182

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Peminatan : Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Tanggal Lulus : 06 Desember 2012

Disahkan Oleh Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM Namora Lumongga Lubis, MSc, PhD NIP. 19671219 199303 1 003 NIP. 19721004 200003 2 001


(4)

ABSTRAK

Pembangunan kesehatan mulai menghadapi pola penyakit baru, yaitu meningkatnya kasus penyakit tidak menular yang dipicu berubahnya gaya hidup masyarakat seperti pola makan rendah serat dan tinggi lemak serta konsumsi garam dan gula berlebih, kurang aktifitas fisik (olah raga) dan konsumsi rokok yang prevalensinya terus meningkat. Merokok berbahaya terhadap kesehatan mahasiswi, maka perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan Tahun 2012.

Jenis penelitan yang digunakan adalah cross sectional untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap perilaku merokok pada mahasiswi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria yaitu mahasiswi yang merokok aktif di lingkungan kampus sebanyak 31 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan ketiga variabel independen yang merupakan komponen dari gaya hidup (Aktivitas, Minat, Opini) memiliki nilai p value < 0,05 sehingga ketiga variabel independen tersebut secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap perilaku merokok mahasiswi. Dari dari ketiga komponen gaya hidup tersebut, variabel yang paling berpengaruh adalah variabel opini dengan nilai B sebesar 69,610.

Oleh karena itu, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan harus lebih akif untuk menempelkan spanduk, poster dan memberikan informasi tentang bahaya merokok dan memberlakukan kawasan tanpa rokok di lingkungan kampus.

Kata Kunci : Gaya Hidup, Merokok, Mahasiswi.


(5)

ABSTRACT

Health development began to face a new disease patterns, the rise in non-communicable diseases are triggered changes in people's lifestyles such as diet low in fiber and high in fat and salt and excessive sugar consumption, lack of physical activity (sports) and the prevalence of cigarette consumption continues to increase. Smoking is harmful to the health of a student, it is necessary to do research on how to Influence Lifestyle Against Smoking Behavior At School of Economics Student Expectations (STIE-Hope) Medan in 2012.

Type of research is cross sectional study to investigate the effect of lifestyle on student smoking behavior. Sampling using purposive sampling criteria that students who smoked active on campus as many as 31 people.

The results of this study indicate that the independent variables are the three components of lifestyle (Activities, Interests, Opinion) had a p value <0.05 so that the three independent variables had a significant influence on student smoking behavior. Of the three components of the lifestyle, the most influential variable is subjective variable with a value B of 69.610.

Therefore, the Hope School of Economics (STIE-Hope) field should be more Akif for attaching banners, posters, and provide information about the dangers of smoking and enforce a no-smoking on campus.

Keywords: Lifestyle, Smoking, Student..


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Vidya Purnama Sari Lubis

Tempat/tanggal lahir : Medan/ 22 Maret 1989

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

Alamat Rumah : Jl. Menteng VII Gg. Bakti No. 6 Medan Riwayat Pendidikan Formal : 1. SD Negeri 060818 Medan 1995-2001

2. SMP Negeri 15 Medan 2001-2004 3. SMA Swasta Eria Medan 2004-2007 4. STIE-Harapan Medan 2007-2011

5. FKM-USU 2007-2013


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judu ”Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan Tahun 2012”.

Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam skripsi masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Drs. R Kintoko Rochadi MKM dan Ibu Namora Lumongga Lubis, MSc, PhD, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya dengan keikhlasan untuk memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Indra Chahaya, Ir., Msi selaku Dosen Pembimbing Akademik.

3. Bapak Drs Tukiman MKes selaku Ketua Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku dan selaku dosen

4. Bapak Dr. Drs. R. Kintiko Rochadi, MKM selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

5. Ibu Namora Lumongga Lubis, MSc, PhD selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Bapak Drs. Alam Bakti Keloko, M.kes selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.


(8)

7. Bapak Drs. Eddy Syahrial, MS selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

9. Bapak H. Kersna Minan, SE, M.Si.Ak selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan beserta seluruh staf, yang telah memberikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

10.Teristimewa kepada Ayahanda Alm. Syarifuddin Lubis dan Ibunda Hj. Nelly Wati Lubis serta saudara-saudaraku Dedy Sukma Syari Lubis, Andri Syahrizal Lubis dan Rika Syahfitri Lubis atas doa, kasih sayang dan dukungannya yang tak tergantikan yang diberikan kepada penulis.

11.Sahabat-sahabat seperjuangan Saufina, Asri, Raudah, Dewi, Hafni, Devi, Rizky dan Almh. Deby yang selalu membantu dan memberikan dukungan moril serta waktu kepada penulis.

12.Teman-teman peminatan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku terima kasih banyak atas bantuan, dukungan, waktu serta masukan yang diberikan. 13.Buat semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan

satu persatu penulis mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan, kerja sama dan doanya.

Akhir kata semoga ALLAH SWT senantiasa melimpahkan karunianya kepada kita semua dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2013 Penulis

Vidya Purnama Sari Lubis


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1. Tujuan Umum ... 7

1.3.2. Tujuan Khusus ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Mahasiswa ... 9

2.2 Gaya hidup ... 9

2.2.1Pengertian Gaya Hidup ... 9

2.2.2 Klasifikasi Gaya hidup ... 11

2.2.3 Pengukuran Gaya Hidup AIO (Activity, Interest, Opinion) 13

2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup ... 14

2.3 Defenisi Perilaku ... 17

2.4 Rokok ... 18

2.4.1 Kandungan Rokok ... 19

2.4.2 Bahaya Merokok ... 20

2.5 Perilaku Merokok ... 23

2.5.1 Pengertian Perilaku Merokok ... 23

2.5.2 Tahap-tahap Perilaku Merokok ... 23

2.5.3 Tipe Perokok... 25

2.5.4 Aspek-aspek Perilaku Merokok ... 26

2.5.5 Faktor Penyebab Perilaku Merokok... 26

2.6 Kerangka Konsep ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 29

3.2.2 Waktu Penelitian ... 29

3.3 Populasi dan Sampel ... 29

3.3.1 Populasi ... 29

3.3.2 Sampel ... 30


(10)

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.4.1 Data Primer ... 31

3.4.2 Data Sekunder ... 31

3.5 Defenisi Operasional ... 31

3.6 Aspek Pengukuran ... 31

3.6.1 Gaya Hidup ... 31

3.6.2 Perilaku Merokok ... 32

3.7. Metode Analisa Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 34

4.2 Analisis Univariat ... 35

4.2.1 Karakteristik Mahasiswi ... 35

4.2.2 Gaya Hidup ... 36

4.2.3 Perilaku Merokok ... 39

4.3 Analisis Bivariat ... 41

4.3.1 Hubungan Unsur Aktivitas dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok ... 41

4.3.2 Hubungan Unsur Minat dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok ... 41

4.3.3 Hubungan Unsur Opini dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok ... 42

4.4 Analisis Multivariat ... 43

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Gaya Hidup ... 44

5.1.1 Aktivitas ... 45

5.1.2 Minat... 46

5.1.3 Opini ... 47

5.2 Perilaku Merokok ... 47

5.3 Hubungan Gaya Hidup Dengan Perilaku Merokok... 49

5.4 Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Perilaku Merokok... 50

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 52

6.2 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN ... 57


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Umur Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012 ... 35 Tabel 4.2 Distribusi Stambuk (Tahun Masuk) Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012 ... 36 Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Pertanyaan Unsur Aktivitas dari Gaya Hidup

Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012 ... 36 Tabel 4.4 Distribusi Unsur Aktivitas dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012 ... 37 Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Pertanyaan Unsur Minat dari Gaya Hidup

Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012 ... 37 Tabel 4.6 Distribusi Unsur Minat dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012 ... 38 Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Pertanyaan Unsur Opini dari Gaya Hidup

Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012 ... 38 Tabel 4.8 Distribusi Unsur Opini dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012 ... 39 Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Pertanyaan Perilaku Merokok Mahasiswi Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012... 39 Tabel 4.10 Distribusi Perilaku Merokok Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012 ... 40 Tabel 4.11 Hubungan Unsur Aktivitas dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok

Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012 ... 41 Tabel 4.12 Hubungan Minat dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok

Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012 ... 41 Tabel 4.13 Hubungan Opini dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok

Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012 ... 42 Tabel 4.14 Pengaruh Gaya Hidup (Aktivitas, Minat, Opini) terhadap Perilaku

Merokok Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012 ... 43


(12)

ABSTRAK

Pembangunan kesehatan mulai menghadapi pola penyakit baru, yaitu meningkatnya kasus penyakit tidak menular yang dipicu berubahnya gaya hidup masyarakat seperti pola makan rendah serat dan tinggi lemak serta konsumsi garam dan gula berlebih, kurang aktifitas fisik (olah raga) dan konsumsi rokok yang prevalensinya terus meningkat. Merokok berbahaya terhadap kesehatan mahasiswi, maka perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan Tahun 2012.

Jenis penelitan yang digunakan adalah cross sectional untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap perilaku merokok pada mahasiswi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria yaitu mahasiswi yang merokok aktif di lingkungan kampus sebanyak 31 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan ketiga variabel independen yang merupakan komponen dari gaya hidup (Aktivitas, Minat, Opini) memiliki nilai p value < 0,05 sehingga ketiga variabel independen tersebut secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap perilaku merokok mahasiswi. Dari dari ketiga komponen gaya hidup tersebut, variabel yang paling berpengaruh adalah variabel opini dengan nilai B sebesar 69,610.

Oleh karena itu, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan harus lebih akif untuk menempelkan spanduk, poster dan memberikan informasi tentang bahaya merokok dan memberlakukan kawasan tanpa rokok di lingkungan kampus.

Kata Kunci : Gaya Hidup, Merokok, Mahasiswi.


(13)

ABSTRACT

Health development began to face a new disease patterns, the rise in non-communicable diseases are triggered changes in people's lifestyles such as diet low in fiber and high in fat and salt and excessive sugar consumption, lack of physical activity (sports) and the prevalence of cigarette consumption continues to increase. Smoking is harmful to the health of a student, it is necessary to do research on how to Influence Lifestyle Against Smoking Behavior At School of Economics Student Expectations (STIE-Hope) Medan in 2012.

Type of research is cross sectional study to investigate the effect of lifestyle on student smoking behavior. Sampling using purposive sampling criteria that students who smoked active on campus as many as 31 people.

The results of this study indicate that the independent variables are the three components of lifestyle (Activities, Interests, Opinion) had a p value <0.05 so that the three independent variables had a significant influence on student smoking behavior. Of the three components of the lifestyle, the most influential variable is subjective variable with a value B of 69.610.

Therefore, the Hope School of Economics (STIE-Hope) field should be more Akif for attaching banners, posters, and provide information about the dangers of smoking and enforce a no-smoking on campus.

Keywords: Lifestyle, Smoking, Student..


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya. Oleh karenanya, hal ini berhubungan dengan tindakan dan perilaku sejak lahir (Setiadi, 2003). Gaya hidup bisa merupakan idenditas kelompok. Gaya hidup setiap kelompok akan mempunyai ciri-ciri unit tersendiri. Jika terjadi perubahan gaya hidup dalam suatu kelompok maka akan memberikan dampak yang luas pada berbagai aspek.

Pembangunan kesehatan mulai menghadapi pola penyakit baru, yaitu meningkatnya kasus penyakit tidak menular yang dipicu berubahnya gaya hidup masyarakat seperti pola makan rendah serat dan tinggi lemak serta konsumsi garam dan gula berlebih, kurang aktifitas fisik (olah raga) dan konsumsi rokok yang prevalensinya terus meningkat (Depkes RI, 2011).

Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan terjadinya 25 penyakit di tubuh manusia. Analisa mendalam tentang aspek sosio ekonomi dari bahaya merokok telah dilakukan, dimana dampak kesehatan di masyarakat terbukti lebih buruk. Karena itu, diperlukan kemampuan advokasi dan mobilisasi sosial serta komunikasi risiko dalam menjalankan kegiatan penanggulangan masalah merokok di Indonesia (Depkes RI, 2012).

Tembakau/rokok membunuh separuh dari masa hidup perokok dan separuh perokok mati pada usia 35 - 69 tahun. Data epidemi tembakau di dunia menunjukkan


(15)

tembakau membunuh lebih dari lima juta orang setiap tahunnya. Jika hal ini berlanjut terus, pada tahun 2020 diperkirakan terjadi sepuluh juta kematian dengan 70 persen terjadi di negara sedang berkembang (Depkes RI, 2009).

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2008, telah menetapkan Indonesia sebagai negara terbesar ke tiga sebagai pengguna rokok. Lebih dari 60 juta penduduk Indonesia pun mengalami ketidak berdayaan akibat dari adiksi nikotin rokok. Dan kematian akibat konsumsi rokok tercatat lebih dari 400 ribu orang per-tahun. Diketahui juga statistik perokok dari kalangan anak-anak terus meningkat. WHO tahun 2008 menyebutkan proporsi perokok di Indonesia dari kalangan anak-anak dan remaja yakni pria sebanyak 24,1% anak-anak/remaja pria, wanita sebanyak 4,1 % anak/remaja wanita atau 13,5 % anak/ramaja Indonesia dan untuk jumlah statistik prokok dari kalangan dewasa, yakni pria sebanyak 63% pria dewasa, wanita sebanyak 4,5 % wanita dewasa atau 34% perokok dewasa. Pada tahun 2008 dari data WHO terdapat 5 juta orang mati karena penyakit yang disebabkan oleh rokok. WHO terus mengingatkan bahwa rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Dimana rokok merupakan suatu tindakan merusak diri sendiri yang menyebabkan timbulnya penyakit dan membawa kematian apabila menghirup racun rokok secara kontinyu atau sama dengan menghirup bakteri-bakteri penyakit (WHO, 2008).

Berdasarkan data dari The ASEAN Tobacco Control Report tahun 2007 bahwa Indonesia merupakan negara perokok terbesar di lingkungan negara-negara ASEAN, yakni sebanyak 57.563 juta orang perokok dari jumlah perokok ASEAN sebanyak 124.691 juta orang perokok. Data Riskesdas 2007, prevalensi merokok di Indonesia


(16)

naik dari tahun ke tahun. Persentase pada penduduk berumur >15 tahun adalah 35,4 persen aktif merokok (65,3 persen laki-laki dan 5,6 persen wanita), artinya 2 diantara 3 laki-laki adalah perokok aktif (Depkes RI, 2011).

Secara nasional prevalensi penduduk umur 15 tahun ke atas yang merokok tiap hari sebesar 28,2 persen. Provinsi dengan prevalensi tertinggi yaitu di Kalimantan Tengah (36,0%), Kepulauan Riau (33,4%), Sumatera Barat (33,1%), Nusa Tenggara Timur dan Bengkulu masing-masing 33 persen. Rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap tiap hari oleh lebih dari separuh (52,3%) perokok adalah 1-10 batang dan sekitar 20 persen sebanyak 11-20 batang per hari (Kemenkes RI, 2010).

Penduduk yang merokok 1-10 batang per hari paling tinggi dijumpai di Maluku (69,4%), disusul oleh Nusa Tenggara Timur (68,7%), Bali (67,8%), DI Yogyakarta (66,3%), dan Jawa Tengah (62,7%). Sedangkan persentase penduduk merokok dengan rata-rata 21-30 batang per haritertinggi di Provinsi Aceh (9,9%) dikuti Kepulauan Bangka Belitung (8,5%) dan Kalimantan Barat (7,4%). Persentase penduduk merokok dengan rata-rata lebih dari 30 batang per hari tertinggi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (16,2%), Kalimantan Selatan (7,9%) serta Aceh dan Kalimantan Tengah (5,4%) (Kemenkes RI, 2010).

Rata-rata umur mulai merokok secara nasional adalah 17,6 tahun dengan persentase penduduk yang mulai merokok tiap hari terbanyak pada umur 15-19 tahun dimana yang tertinggi dijumpai di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (52,1%), disusul oleh Riau (51,3%), Sumatera Selatan (50,4%), Nusa Tenggara Barat (49,9%) dan Lampung (49,5%). Perokok yang terbanyak mulai merokok 15-19 tahun


(17)

cenderung menurun dengan meningkatnya umur, demikian juga pada anak umur 5-9 tahun. Mereka yang mulai merokok baik pada umur 15-19 tahun maupun pada umur 5-9 tahun lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan, berstatus kawin dan tinggal di perkotaan. Menurut pendidikan, perokok yang mulai merokok pada 15-19 tahun cenderung banyak pada pendidikan tinggi sedangkan yang mulai merokok pada umur 5-9 tahun pada pendidikan rendah. Menurut pekerjaan, perokok yang mulai merokok pada umur 15-19 tahun maupun 5-9 tahun, paling banyak pada anak sekolah dan cenderung meningkat dengan meningkatnya status ekonomi (Kemenkes RI, 2010).

Kemudian menurut data WHO, jumlah perempuan perokok di seluruh dunia mencapai 22% dari jumlah keseluruhan perokok. Ada tren jumlah perokok perempuan terus meningkat sedangkan perokok laki-laki stabil. Angka ini juga turut meningkatkan jumlah gangguan kesehatan pada perempuan akibat merokok. Sudah jamak diketahui bahwa rokok merupakan barang yang paling banyak menimbulkan gangguan kesehatan. Kemudian terdapat 22% dari 1 miliar penduduk wanita di seluruh dunia ternyata perokok aktif (Depkes RI, 2008).

Aiman dalam Minarsih (2012) berpendapat perilaku merokok tidak hanya dilakukan oleh kaum laki-laki, namun sekarang banyak kaum perempuan yang melakukan perilaku merokok ini, salah satunya adalah mahasiswi. Pernyataan ini didukung oleh data yang diperoleh Departemen Kesehatan RI menyatakan bahwa jumlah wanita di Indonesia yang merokok mencapai 40,5%, dari keseluruhan jumlah penduduk wanita di Indonesia. Peringkat pertama yaitu mahasiswa putri, kemudian disusul oleh pelajar (Minarsih, 2012). Ada beberapa alasan untuk merokok, antara lain


(18)

untuk penampilan pribadi, agar lebih percaya diri, untuk membangkitkan semangat, agar diterima oleh kelompok, dan agar terlihat lebih jantan (Suhardi, 2005).

Penelitian yang dilakukan oleh Suhariyono (1993) dalam Chasanah (2010) menyebutkan bahwa ketika remaja ditanya mengapa merokok, mempunyai harga diri dan daya tarik adalah jawaban yang diberikan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan merupakan salah satu kampus yang terletak di tengah Kota Medan yang strategis untuk mendapatkan informasi tentang rokok misalnya dari baliho dan spanduk yang ada dijalan. Menurut observasi awal yang dilakukan peneliti di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan, ditemukan bahwa adanya mahasiswi yang mengkonsumsi rokok. Berbagai lokasi merokok berada pada tempat-tempat khusus, seperti kantin, dalam dan luar ruangan, kemudian ada ditemukannya mahasiswi yang merokok pada suatu ruangan yang sebenarnya tidak boleh merokok yaitu ruangan kuliah berpendingin udara.

Perokok wanita yang dimaksud adalah kalangan mahasiswi yang merupakan calon-calon penerus bangsa Indonesia. Begitu juga perokok bagi mahasiswi merupakan hal yang tabu bagi budaya masyarakat Indonesia sendiri selain mempunyai bahaya kesehatan yang lebih buruk ketimbang perokok pria. Bagi mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan merokok sudah menjadi hal yang sangat biasa dan sudah tidak dianggap tabu lagi bagi mahasiswi karena bagi mereka merokok membuat mereka tampak kelihatan lebih gaul lagi, menambah penampilan dan merokok bagi mereka merupakan tren jaman sekarang sehingga menambahkan kepercayaan dalam diri mereka.


(19)

Menurut Target dalam Tarigan (2008) beberapa orang merupakan perokok sosial, mereka merokok bukan karena kebutuhan fisik yang dalam atau kecanduan melainkan untuk penampilan umum atau bahkan penampilan pribadi. Mereka berperan sebagai wanita dalam khayalan mereka sendiri, sebagai idola atau apa saja dalam pikiran mereka, termasuk geretan mahal di tangan, mata yang meredup karena hembusan asap rokok dari mulut, menjentikkan abu rokok pilihan perlahan-lahan, sentuhan yang menggoda dan rasa nyaman di ujung lidah setelah mengisap sebatang rokok, semuanya ini sangat berarti bagi perokok (Tarigan, 2008).

Jumlah laki-laki dan perempuan perokok yang mencoba berhenti merokok hampir sama, tetapi laki-laki berhasil dua kali lebih banyak dari perempuan, penyebabnya adalah perempuan melaporkan depresi lebih berat ketika mereka berhenti merokok. Dan depresi membuat seseorang cenderung kembali kepada kebiasaan merokok (Sitanggang, 2005).

Menurut observasi yang dilakukan peneliti di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan, menemukan bahwa merokok sudah populer di kalangan mahasiswi. Menurut seorang mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang diwawancarai oleh peneliti, dia telah merokok sejak dari duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) karena ajakan dari salah satu temannya. Mahasiswi tersebut juga merasa kesulitan untuk menghentikan kebiasaan ini karena apabila berhenti merokok, kepala terasa pening dan serasa ada yang kurang apalagi tidak merokok setelah makan. Mahasiswi tersebut sudah mencoba berhenti merokok dengan mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi dengan cara


(20)

mengkonsumsi permen, namun gagal karena lingkungannya pergaulan tidak mendukung.

Biasanya informasi yang berlebihan mengenai merokok akan dihindari mahasiswi seperti misalnya saat disuruh untuk menjelaskan bagaimana tubuh seorang perokok, mahasiswi tersebut mengatakan hal itu terlalu berlebihan. Mereka beranggapan bahwa hal itu tidak akan sampai menimpa dirinya sendiri.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tetarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan Tahun 2012”. Cukup banyaknya mahasiswi yang merokok di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian ini.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas dimana merokok berbahaya terhadap kesehatan mahasiswi, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan Tahun 2012.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan Tahun 2012.


(21)

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran gaya hidup mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang merokok di kawasan kampus tahun 2012.

b. Untuk mengetahui perilaku merokok mahasiswi yang merokok di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan tahun 2012.

c. Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup Terhadap Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan tahun 2012.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Bagi mahasiswi dapat digunakan sebagai bahan referensi dan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan tentang merokok.

b. Dapat sebagai masukan dan informasi bagi kampus bersama-sama dengan mahasiswa untuk menanggulangi masalah merokok.

c. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan dapat sebagai informasi tambahan untuk merancang strategi menciptakan kawasan bebas rokok di kampus.

d. Bagi peneliti dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang penelitian.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Mahasiswa

Defenisi mahasiswa menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa, 1997), bahwa mahasiswa merupakan individu yang belajar di perguruan tinggi. Montgomery dalam Papalia dkk (2009) menjelaskan bahwa perguruan tinggi atau universitas dapat menjadi sarana atau tempat untuk seorang individu dalam mengembangkan kemampuan intelektual, kepribadian, khususnya dalam melatih keterampilan verbal dan kuantitatif, berpikir kritis dan moral reasoning. Menurut Ganda (2004), mahasiswa adalah individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara mantap, dimana di dalam menjalani serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya di antara mahasiswa ada yang sudah bekerja atau disibukkan oleh kegiatan organisasi kemahasiswaan.

2.2. Gaya Hidup

2.2.1. Pengertian Gaya Hidup

Gaya hidup menurut Kotler (2002) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya Hidup menunjukkan bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungannya.

a. Aktivitas

Aktivitas adalah kegiatan, kesibukan, keaktifan, kerja atau suatu kegiatan kerja yang dilaksanakan orang di setiap bagian dalam perusahaan.


(23)

b. Minat

Minat adalah kesukaan terhadap suatu kegiatan melebihi kegiatan lainnya dan mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika orang tersebut bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu itu bermanfaat, maka ia akan berminat dan hal tersebut akan mendatangkan kepuasan.

c. Opini

Opini adalah sesuatu yang dipandang benarwalaupun tanpa kepastian obyektif

atau pun subyektif. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Opini adalah pendapat, pikiran atau pendirian.

Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael, gaya hidup adalah “A mode of living that is identified by how people spend their time (activities), what they consider important in their environment (interest), and what they think of themselves and the world around them (opinions)”. Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana sorang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada lingkungannya (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia sekitar (opini). Sedangkan menurut Minor dan Mowen (2002), gaya hidup adalah menunjukkan bagaiamana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu. Faktor-faktor utama pembentuk gaya hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu secara demografis dan psikografis. Faktor


(24)

demografis misalnya berdasarkan tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan jenis kelamin, sedangkan faktor psikografis lebih kompleks karena indikator penyusunnya dari karakteristik konsumen.

Dalam Setiadi (2003) dipaparkan gaya hidup termasuk pengukuran dimensi AIO (activities, interest, opinion) utama dari para konsumen. Aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi), dan opini (mengenai diri mereka sendiri, masalah sosial, bisnis, produk). Gaya hidup bisa merupakan identitas kelompok. Dengan kata lain, perubahan gaya hidup suatu kelompok akan mempunyai dampak yang luas pada berbagai aspek konsumen.

2.2.2. Klasifikasi Gaya Hidup

Beberapa biro riset telah mengembangkan klasifikasi gaya hidup. Klasifikasi yang banyak digunakan adalah tipologi values and lifestyle (VALS) (Kotler 2002). a. Actualizers

Orang dengan pendapatan paling tinggi dan demikian banyak sumber yang dapat mereka sertakan dalam salah satu atau semua orientasi diri.

b. Fulfiieds

Profesional yang matang, bertanggung jawab, berpendidikan tinggi. Pusat aktivitas waktu senggang mereka ada di rumah, tetapi mereka memperoleh informasi cukup dan terbuka untuk ide baru.

c. Believers

Konsumen konservatif, dapat ditebak dengan pendapatan lebih dari cukup yang menyukai produk Amerika dan produk terkenal.


(25)

d. Achivers

Orang yang sukses, berorientasi pada pekerjaan, konservatif dalam politik yang mendapatkan kepuasan dari pekerjaan dan keluarga mereka.

e. Strivers

Orang dengan nilai-nilai yang serupa dengan achivers (orang yang berhasil) tetapi sumber daya ekonomi, sosial, dan psikologinya lebih sedikit. Gaya amat penting bagi mereka ketika mereka berusaha keras untuk menirukan konsumen dalam kelompok lain yang lebih banyak sumber dayanya.

f. Experiences

Konsumen yang berkeinginan besar untuk banyak membeli pakaian, makanan siap santap, musik, dan kesenangan lain anak muda. Mereka terutama menyukai hal-hal yang baru.

g. Makers

Orang yang suka mempengaruhi lingkungan mereka dalam cara yang praktis. Mereka memusatkan perhatian pada hal-hal yang dikenal banyak orang seperti keluarga, pekerjaan, dan rekreasi fisik.

h. Strugglers

Orang dengan penghasilan paling rendah dan terlalu sedikit sumber dayanya untuk dimasukkan ke dalam orientasi konsumen yang manapun. Dengan segala keterbatasannya mereka cenderung menjadi konsumen yang loyal kepada merek.


(26)

2.2.3. Pengukuran Gaya Hidup AIO (Activity, Interest, Opinion)

Psikografik (Psychographic) adalah ilmu tentang pengukuran dan pengelompokkan gaya hidup konsumen (Kotler, 2002). Sedangkan psikografik menurut Sumarwan (2003) adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar. Analisis psikografik biasanya dipakai untuk melihat segmen pasar. Analisis psikografik sering juga diartikan sebagai suatu riset konsumen yang menggambarkan segmen konsumen dalam hal kehidupan, pekerjaan dan aktivitas lainnya. Psikografik berarti menggambarkan (graph) psikologis konsumen (psyco).

Psikografik adalah pengukuran kuantitatif gaya hidup, kepribadian dan demografik konsumen. Psikografik sering diartikan sebagai pengukuran AIO

(activity, interest, opinions), yaitu pengukuran kegiatan, minat dan pendapat konsumen. Psikografik memuat beberapa pernyataan yang menggambarkan kegiatan, minat dan pendapat konsumen. Solomon dalam Sumarwan (2003) menjelaskan studi psikografik dalam beberapa bentuk seperti diuraikan berikut :

1. Profil gaya hidup (a lifestyle profile), yang menganalisis beberapa karakteristik yang membedakan antara pemakai dan bukan pemakai suatu produk.

2. Profil produk spesifik (a product-specific profile) yang mengidentifikasi kelompok sasaran kemudian membuat profil konsumen tersebut berdasarkan dimensi produk yang relevan.

3. Studi yang menggunakan kepribadian ciri sebagai faktor yang menjelaskan, menganalisis kaitan beberapa variabel dengan kepribadian ciri, misalnya


(27)

kepribadian ciri yang mana yang sangat terkait dengan konsumen yang sangat memperhatikan masalah lingkungan.

4. Segmentasi gaya hidup (a general lifestyle segmentation), membuat pengelompokkan responden berdasarkan kesamaan preferensinya.

5. Segmentasi produk spesifik, adalah studi yang mengelompokkan konsumen berdasarkan kesamaan produk yang dikonsumsinya.

2.3.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup

Menurut pendapat Amstrong dalam Nugraheni (2003) gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Lebih lanjut Amstrong dalam Nugraheni (2003) menyatakan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal). Faktor internal yaitu sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi (Nugraheni, 2003) dengan penjelasannya sebagai berikut :

a. Sikap

Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.


(28)

b. Pengalaman dan Pengamatan

Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.

c. Kepribadian

Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.

d. Konsep Diri

Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku.

e. Motif

Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.


(29)

f. Persepsi

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.

Adapun faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni (2003) sebagai berikut : 1. Kelompok Referensi

Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang member pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.

2. Keluarga

Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu. Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.

3. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam


(30)

lingkungan pergaulan, prestise hak- haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan dalam kebudayaan. Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal). Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif , dan persepsi. Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan.

2.3. Defenisi Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut Robert kwick (1974) perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya. Skiner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau


(31)

faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

2.4. Rokok

Rokok adalah hasil olahan tambakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicoliana Tabacum, Nicoliana Rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan ( PP Nomor 19, 2003).

Menurut Wigand (2006) dalam Singh (2011) rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesis lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

Menurut Fauci et al. (2008) dalam Singh (2011) bentuk-bentuk olahan lainya termasuk sirih yang sering dikonsumsi bersama tembakau, merokok dengan menggunakan pipa, cerutu, bidi (banyak dikonsumsi di India, dimana tembakau dilipat dengan daun temburni atau daun tendu), kretek (mengandung eugenol dan cengkeh) dan pipa air (Sheesha/Hookah).


(32)

2.4.1. Kandungan Rokok

Dalam Singh (2011) bahan utama rokok adalah tembakau, dan setelah dibakar, asap rokok mengandung lebih dari 4000 zat-zat yang membahayakan kesehatan. Kandungan utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan CO. Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandungi bahan-bahan kimia lain yang juga sangat beracun. Zat-zat beracun yang terdapat di dalam rokok antara lain:

1. Karbon monoksida (CO) adalah unsur yang dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon.

2. Nikotin adalah suatu zat yang memiliki efek adiktif dan psikoaktif sehingga perokok akan merasakan kenikmatan, kecerdasan berkurang, toleransi dan keterikatan. Keterikatan berlaku karena meningkatnya sekresi dopamin. Nikotin bukan senyawa karsinogenik. Dosis yang tinggi dapat menyebabkan paralisis sistem pernafasan. Lebih dari 90% kandungan nikotin dalam asap rokok diabsorpsi ke dalam tubuh.

3. Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan juga dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal.

4. Polonium-210, suatu senyawa karsinogenik.

5. 3,4-benzypyrene, karsinogen yang terkandung dalam asap rokok. Juga terkandung dalam bahan bakar diesel.


(33)

6. Salah satu kandungan dalam rokok kretek adalah eugenol, suatu cairan kuning pucat yang diekstraksi dari cengkeh. Eugenol digunakan dalam produksi haruman (perfume), antiseptic, dan sebagai bahan perasa.

7. Salah satu kandungan asap rokok adalah Reactive Oxygen Species. Ini dapat menyebabkan kerusakan DNA sel tubuh hingga berlakunya kanker.

2.4.2. Bahaya Merokok

Kebiasaan merokok telah terbukti berhubungan dengan sedikitnya 25 jenis penyakit dari berbagai alat tubuh manusia ( Yoga Aditama, 1992). Penyakit yang ada hubungannya dengan merokok adalah penyakit yang diakibatkan langsung oleh merokok atau diperburuk keadaannya karena orang itu merokok (Armstrong Sue, 1992). Penyakit-penyakit yang terpicu karena merokok dan dapat meningkatkan sebab kematian (Mangku Sitepoe, 2000) adalah:

1. Penyakit Kardiovaskuler

Pada SKRT 1993 angka kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler menduduki urutan pertama dan bertahan hingga tahun 1998 dan merokok merupakan faktor resiko yang memicu penyakit kardiovaskuler.

2. Penyakit Kanker Paru

Karena penyimpanan tar tembakau sebagian besar terjadi di paru-paru, maka kanker paru adalah jenis kanker yang paling umum disebabkan merokok. Tar tembakau dapat menyebabkan kanker bilamana ia merangsang tubuh untuk waktu yang cukup lama (Armstrong Sue, 1992).


(34)

3. Penyakit Saluran Pernafasan

Merokok merupakan penyebab utama penyakit paru-paru bersifat kronis dan obstruktif misalnya bronchitis dan emfisema. Sekitar 85% dari penderita penyakit ini disebabkan oleh rokok. Gejala yang ditimbulkan berupa batuk kronis, berdahak dan gangguan pernafasan banyak dijumpai pada perokok.

4. Merokok dan Kehamilan

Merokok pada wanita hamil memberikan resiko tinggi terhadap keguguran, kematian janin, kematian bayi sesudah lahir, dan kematian mendadak pada bayi (Mangku Sitepoe, 2000). Menurut Sitepoe (2000) yang mengutip Chanoine wanita hamil perokok juga mengganggu perkembangan kesehatan fisik maupun intelektual anak-anak yang akan bertumbuh.

5. Merokok dan Alat Perkembangbiakan

Merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi (memiliki anak), fertilitas pria ataupun wanita perokok akan mengalami penurunan, nafsu seksual juga akan mengalami penurunan dibandingkan dengan bukan perokok. Menurut Sitepoe (2000) yang mengutip Chanoine wanita perokok akan mengalami masa menopause lebih cepat dibandingkan dengan bukan perokok.

6. Merokok dan Alat Pencernaan

Sakit maag lebih banyak dijumpai pada mereka yang merokok. Merokok mengakibatkan penurunan tekanan pada ujung bawah dan atas lambung sehingga mempercepat terjadinya sakit maag. Pencernaan protein terhambat bagi mereka yang perokok. Menurut Sitepoe (2000) yang mengutip Harrisons, bahwa merokok mengurangi rasa lapar.


(35)

7. Merokok Meningkatkan Tekanan Darah

Menurut Sitepoe (2000) yang mengutip Beaglehole merokok sebatang sehari akan meningkatkan tekanan darah sistolik 10-25mmHg serta menambah detak jantung 5-20 kali per 1 menit.

8. Merokok memperpendek umur

Menurut Sitepoe (2000) yang mengutip Krantz penelitian di Amerika Serikat yang melibatkan 6813 pria perokok, dibedakan menjadi bukan perokok, perokok sedang, dan perokok berat. Pada perokok berat 50% meninggal pada usia 47, 5 tahun; 50% perokok sedang meninggal sesudah berumur 56 tahun dan 50% bukan perokok meninggal pada usia 58 tahun. Dengan kata lain merokok sama saja dengan memperpendek umur.

9. Merokok Bersifat Adiksi (Ketagihan)

Didalam rokok terdapat nikotin yang diklasifikasikan sebagai obat yang bersifat kecanduan bila digunakan sehingga nikotin diklasifikasikan sebagai obat bersifat adiktif.

10.Merokok Membuat Lebih Cepat Tua

Rokok mengakibatkan kulit menjadi mengerut, kering, pucat dan mengeriput terutama di daerah wajah. Mekanisme ini terjadi akibat bahan kimia yang dijumpai dalam rokok mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah tepi dan di daerah terbuka, misalnya pada wajah. Wajah perokok menjadi tua dan jelek, mengeriput, kecoklatan dan tidak berminyak.


(36)

Penelitian terakhir oleh United State Surgeon General, Amerika Serikat, menunjukkan ada 10 tipe kanker yang disebabkan rokok. Mereka juga menemukan, pria perokok akan meninggal 13, 2 tahun lebih muda dibandingkan bukan perokok. Sedangkan wanita perokok meninggal 14, 5 tahun lebih muda.

2.5. Perilaku Merokok

2.5.1. Pengertian Perilaku Merokok

Perilaku merokok adalah perilaku yang menghisap sebuah gulungan tembakau yang terbalut daun nipah atau kertas (Poerwadarminta dalam Minarsih 2012) kedalam tubuh dan dihembuskan kembali keluar tubuh yang bertemparatur 90 derajat Celcius untuk ujung rokok yang dibakar, dan 30 derajat Celcius untuk ujung rokok yang terselip di antara bibir perokok (Istiqomah dalam Minarsih, 2012), dimana perilaku ini menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan (Sanderson dalam Minarsih 2004). Perilaku ini berhubungan dengan aktivitas seseorang yang merupakan respons orang tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara langsung (Minarsih, 2012).

2.5.2. Tahap–Tahap Perilaku Merokok

Pada dasarnya perilaku merokok merupakan sebuah perilaku yang kompleks yang melibatkan beberapa tahap. Menurut Leventhal dan Cleary (1980) dalam Minarsih (2012), terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga seorang individu benar-benar menjadi perokok, yaitu :


(37)

a. Tahap Preparation

Pada tahap ini, seorang individu mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok. Individu mengembangkan sikap terhadap rokok dan sebelum mencobanya mereka sudah mempunyai gambaran seperti apa merokok itu. Sikap ini merupakan sesuatu yang penting dalam perkembangan kebiasaan merokok nantinya. Hal ini dimaksudkan untuk mencoba rokok terbukti menjadi prediktor terbaik bagi terbentuknya perilaku merokok selanjutnya. Tahap persiapan (preparation stage)

melibatkan persepsi tentang apa yang dilibatkan dalam merokok dan apa fungsi merokok.

b. Tahap Initiation

Tahap initiation adalah tahap ketika seseorang benar-benar merokok untuk pertama kalinya. Tahap ini merupakan tahap kritis bagi seseorang untuk menuju tahap becoming a smoker. Pada tahap ini, seorang individu akan memutuskan untuk melanjutkan percobaannya atau tidak. Meskipun rasa serak yang timbul ketika pertama kali mencoba rokok merupakan faktor penting yang mendasari keputusan ini, tampaknya tidak mungkin bahwa perbedaan individu dalam hal respon fisiologis terhadap rokok dan terhadap rasa panas dapat dipandang sebagai alasan utama bagi mereka yang ingin berhenti dan tidak menginginkannya. Hal tersebut memainkan peran penting dalam adaptasi perilaku merokok.

c. Tahap Becoming a Smoker

Merokok empat batang sudah cukup membuat orang untuk merokok pada masa dewasa dan dapat membuat mereka jadi tergantung melalui percobaan berulang dan pemakaian secara teratur.


(38)

d. Tahap Maintenance of Smoking

Pada tahap ini merokok sudah menjadi bagian dari cara pengaturan diri (self regulating) seseorang dalam berbagai situasi dan kesempatan. Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan, orang yang merokok merasa rileks saat merokok karena mereka mengatribusikan semua gejala yang muncul saat merokok ke dalam rokoknya. Alasan merokok bagi perokok adalah untuk meringankan kecemasan, ketegangan dan rasa tertekan, sedangkan lainnya karena ingin memunculkan efek stimulan (perangsang) dan merasa santai.

2.5.3. Tipe Perokok

Menurut Mu’tadin (2002) tipe perokok dapat dibagi menjadi empat, yaitu : a. Perokok sangat berat, dia mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari

dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi.

b. Perokok berat, merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit

c. Perokok sedang, menghabiskan rokok 11-21 batang dengan selang waktu 31- 60 menit setelah bangun pagi.

d. Perokok ringan, menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi.


(39)

2.5.4. Aspek-Aspek Perilaku Merokok

Menurut Martin dan Pear (2007) dalam Minarsih 2012 terdapat tiga dimensi perilaku yang dapat diukur, yaitu :

a. Durasi, mengacu pada lamanya waktu yang digunakan untuk melakukan perilaku. Dimensi ini dapat digunakan untuk mengetahui lamanya seseorang berperilaku merokok.

b. Frekuensi, yakni seberapa sering individu melakukan perilaku dalam suatuwaktu. Dimensi ini dapat digunakan untuk mengetahui sejauhmana perilaku merokok pada seseorang sering muncul atau tidak, dengan menghitung jumlah kegiatan merokok yang muncul setiap harinya.

c. Intensitas, yakni seberapa dalam daya yang dikeluarkan individu untuk melakukan perilaku. Dimensi ini dapat digunakan untuk mengetahui seberapa banyak seseorang menghisap rokok yang dapat dilihat berdasarkan jumlah batang rokok yang dihisap setiap harinya.

2.5.5. Faktor Penyebab Perilaku Merokok

Menurut Lewin dalam Minarsih (2012) perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri juga disebabkan faktor-faktor lingkungan.

Pada faktor lingkungan, perilaku merokok pada mahasiswi berkaitan erat dengan pergaulan dan harga diri. Pergaulan dan tekanan oleh teman dekat (peer)

merupakan salah satu faktor terbesar untuk mahasiswi merokok, termasuk kebutuhan akan penerimaan dan kesenangan (Minarsih, 2012)


(40)

Kecenderungan untuk menampilkan perilaku yang sama (conform) dengan teman dekat yang merokok dimana teman dekat (peer) ini merupakan model bagi mahasiswi menjadi faktor terbesar seorang mahasiswi merokok. Ada berbagai alasan yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjawab mengapa seseorang merokok. Menurut Oskamp dalam Smet (1994) merokok terjadi akibat pengaruh lingkungan sosial, yaitu:

a. Keluarga

Salah satu temuan tentang perokok adalah bahwa mereka yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding mereka yang berasal dari rumah tangga yang bahagia (Mu`tadin, 2002). Karena merasa tidak berharga, diacuhkan dan tidak dihargai maka mereka akan mengalami perasaan negatif terhadap dirinya sendiri. Bagi mereka merokok merupakan salah satu cara yang dapat mengurangi perasaan negatif yang dirasakannya.

b. Teman Sebaya (peer)

Keinginan untuk sama (conform) dengan teman sebaya serta keinginan untuk mampu dan dianggap menjadi bagian dari anggota kelompok membuat seseorang akan mengikuti perilaku peer nya untuk merokok.

c. Iklan

Rasa ingin tahu seseorang seringkali membuatnya terjebak untuk mengikuti apa yang mereka rasakan secara visual. Hal ini yang membuat beberapa orang akan mencoba untuk merokok ketika melihat iklan-iklan rokok yang sangat banyak


(41)

dijumpai. Sedangkan menurut Smet (1994) menyatakan bahwa seseorang merokok karena faktor-faktor sosio cultural seperti kebiasaan budaya, kelas sosial, gengsi dan tingkat pendidikan.

2.6. Kerangka Konsep

Gaya Hidup : - Aktivitas - Minat - Opini


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitan yang digunakan adalah cross sectional untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap perilaku merokok pada mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan Tahun 2012.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi

Penelitian dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan. Pemilihan Lokasi penelitian ini didasarkan atas:

1. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan merupakan salah satu sekolah tinggi yang mendidik generasi muda yang akan menghasilkan generasi muda yang berkualitas .

2. Dari hasil observasi peneliti adanya banyak mahasiswi yang merokok di sekitar lingkungan kampus tersebut.

3.2.2. Waktu

Adapun waktu penelitian ini dilakukan di bulan Januari-November 2012.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan yaitu sebanyak 1204.


(43)

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi STIE-Harapan yang merokok. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria yaitu mahasiswi yang merokok aktif di lingkungan kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan.

Ukuran sampel yang akan diteliti tidak diketahui, sehingga untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Lemeshow (1997) :

Keterangan :

= α 90%

= 0,842

= Proporsi (0,5)

= Proporsi yang diinginkan (0,7)

Maka besar sampel :


(44)

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data primer melalui wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner yang sudah dipersiapkan.

3.4.2. Data Sekunder

Data diperoleh dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yaitu data jumlah mahasiswi.

3.5. Definisi Operasional

1. Gaya hidup adalah merupakan pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya.

2. Aktivitas adalah kegiatan, kesibukan, keaktifan, kerja atau suatu kegiatan kerja yang dilaksanakan orang di setiap bagian dalam perusahaan.

3. Minat adalah kesukaan terhadap suatu kegiatan melebihi kegiatan lainnya dan mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika orang tersebut bebas memilih.

4. Opini adalah sesuatu yang dipandang benarwalaupun tanpa kepastian obyektif

atau pun subyektif.

5. Perilaku Merokok adalah perilaku menghisap rokok.

3.6. Aspek Pengukuran 3.6.1. Gaya Hidup

Gaya hidup responden diukur dengan metode skoring terhadap kuesioner yang diberi bobot. Untuk jawaban “Ya” diberi nilai 0, sedangkan jawaban “Tidak” diberi nilai 1. Jumlah pertanyaan ada 5 buah untuk aktivitas, 5 buah untuk minat dan


(45)

5 buah untuk opini. Nilai tertinggi dari pertanyaan seluruh pertanyaan pada masing-masing variabel adalah 5. Berdasarkan jumlah yang diperoleh responden dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Baik, apabila responden mendapat skor > 50% dengan total nilai > 2 2. Tidak Baik, apabila responden mendapat skor ≤ 50% dengan total nilai ≤ 2

3.6.2. Perilaku Merokok

Pengukuran perilaku merokok dilakukan dengan metode skoring terhadap kuesioner yang diberi bobot. Untuk pertanyaan nomor 1 dan 2 diberi skor 1 bila menjawab “a” dan skor 2 bila menjawab “b” dan untuk pertanyaan 3,4,5 diberi skor 1 bila menjawab “a”, skor 2 bila menjawab “b”, skor 3 bila menjawab “c” dan skor 4 bila menjawab “d”. Nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan adalah 16 yang dikategorikan sebagai berikut :

1. Perokok berat, apabila responden mendapat skor > 50% dengan total nilai > 8 2. Perokok ringan, apabila responden mendapat skor ≤ 50% dengan total nilai ≤ 8

3.6. Metode Analisis Data

1. Analisis univariat, merupakan analisis yang menganalisis variabel penelitian secara tunggal baik variabel independen dan dependen yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.

2. Analisis Bivariat adalah analisis lanjutan untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan variabel dependen yang menggunakan uji chi-square pada taraf kepercayaan 95%.


(46)

3. Analisis Multivariat adalah analisis lanjutan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang menggunakan uji regresi logistik binomial dengan taraf kepercayaan 95%.


(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan berada di bawah sebuah yayasan yaitu Yayasan Pendidikan Harapan. STIE-Harapan terletak di lantai 3 jalan Imam Bonjol No. 35 Medan. Ada 6 jurusan di STIE-Harapan yaitu D-I Sekretaris, D-I Manajemen Bisnis, D-III Manajemen, S-I Akuntansi, S-I Manajemen, Magister Manajemen. Perkuliahan di STIE-Harapan Medan dilaksanakan pada pagi, sore dan malam hari mulai hari Senin sampai dengan Jum’at.

Program Studi STIE Harapan bertujuan untuk :

1. Menghasilkan lulusan yang memiliki rasa kebangsaan yang dilandasi oleh Iman kepada Tuhan YME, berkompeten, trampil sehingga mampu bersaing dalam berbagai tingkat persaingan.

2. Meningkatkan citra STIE Harapan sebagai lembaga pendidikan tinggi swasta, baik ditingkat lokal/nasional maupun internasional

3. Mengembangkan program-program akademik dan profesional dalam rangka mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat dalam bidang dan jenjang studi yang lebih tinggi, seperti program Pasca Sarjana.

Kurikulum STIE-Harapan Medan mengacu kepada ketentuan Keputusan Mendiknas No.0232/U/2000 jo. 045/U/2002 atau lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Dengan kurikulum yang seperti ini maka diharapkan alumni STIE-Harapan Medan akan memiliki kompetensi dan kemampuan di bidang ekonomi sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat, terutama di dunia kerja.


(48)

STIE-Harapan Medan terletak di tengah kota, strategis, mudah dijangkau kenderaan umum dan pribadi dengan fasilitas antara lain :

1. Bea Siswa : Yayasan dan Supersemar 2. Asuransi Mahasiswa

3. Ruang Kuliah Full AC

4. Laboratorium KomputerAreal Parkir Yang Luas dan Aman 5. Laboratorium Bahasa

6. Warung Internet 7. Perpustakaan

8. Olahraga dan Seni Mahasiswa 9. Areal Parkir Yang Luas dan Aman

4.2. Analisis Univariat

4.2.1. Karakterisitik Mahasiswi a. Umur

Tabel 4.1. Distribusi Umur Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No. Umur Frekuensi %

1. 19 6 19,4

2. 20 16 51,6

3. 21 7 22,6

4. 22 2 6,5

Total 31 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak berumur 20 tahun yaitu sebanyak 16 orang (51,6%) dan yang paling sedikit berumur 22 tahun yaitu sebanyak 2 orang (6,5%).


(49)

b. Stambuk (Tahun Masuk)

Tabel 4.2. Distribusi Stambuk (Tahun Masuk) Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di

Kawasan Kampus Tahun 2012.

No. Stambuk (Tahun Masuk) Frekuensi %

1. 2008 2 6,5

2. 2009 13 41,9

3. 2010 13 41,9

4. 2011 3 9,7

Total 31 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak masuk kuliah pada tahun 2009 dan 2010 yaitu masing-masing sebanyak 13 orang (41,9%) dan yang paling sedikit yaitu sebanyak 2 orang (6,5%).

4.2.2. Gaya Hidup a. Aktivitas

Tabel 4.3. Distribusi Jawaban Pertanyaan Unsur Aktivitas dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No. Pertanyaan Ya % Tidak % Jumla

h

%

1. Apakah anda menghindari asap rokok dimanapun anda berada?

12 38.7 19 61.3 31 100,0 2. Apakah anda menutup hidung

ketika mencium asap rokok?

8 25.8 23 74.2 31 100,0 3. Apakah di lingkungan kampus

anda selalu merokok?

14 29.0 17 54,8 31 100,0 4. Saya ikut mensukseskan

program anti tembakau atau anti rokok

14 32,3 22 71.0 31 100,0

5. Saya akan menyebarkan informasi untuk tidak merokok

13 41,9 18 58,1 31 100,0

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan untuk unsur aktivitas dari gaya hidup terdapat 61.3%


(50)

tidak menutup hidung ketika mencium asap rokok, 54,8% responden tidak selalu merokok di lingkungan kampus, 71 % responden tidak ikut mensukseskan program anti tembakau atau anti rokok, 58,1% responden tidak akan menyebarkan informasi untuk tidak merokok.

Tabel 4.4. Distribusi Unsur Aktivitas dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No Gaya hidup Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Baik 22 71

2. Tidak baik 9 29

Total 31 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mahasiswi yang memiliki unsur aktivitas dari gaya hidup dengan kategori baik dalam merokok sebanyak 22 orang (71%) dan mahasiswi yang unsur aktivitas dari gaya hidupnya yang tidak baik sebanyak 9 orang (29%).

b. Minat

Tabel 4.5. Distribusi Jawaban Pertanyaan Unsur Minat dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No. Pertanyaan Ya % Tidak % Jumlah %

1. Apakah anda sangat menyukai rokok?

24 77.4 7 22.6 31 100,0 2. Apakah anda akan merasa puas

jika merokok?

25 80,6 6 19,4 31 100,0 3. Apakah merokok dapat

menghilangkan gangguan pemikiran, ketegangan dan stres anda?

20 64,5 11 35,5 31 100,0

4. Apakah merokok menambah daya tarik tersendiri pada diri anda sendiri?

18 58,1 13 41,9 31 100,0

5. Apakah merokok membuat anda semakin mempunyai harga diri?


(51)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jawaban responden dari

pertanyaan-pertanyaan untuk unsur minat dari gaya hidup terdapat 77.4% responden sangat menyukai rokok, 80,6% responden akan merasa puas jika merokok, 64,5% responden merasa merokok dapat menghilangkan gangguan pemikiran, ketegangan dan stres, 58,1% responden tidak merasa merokok menambah daya tarik tersendiri pada dirinya, 61,3% responden tidak merasa merokok membuat semakin mempunyai harga diri.

Tabel 4.6. Distribusi Unsur Minat dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No Gaya hidup Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Baik 23 74.2

2. Tidak baik 8 25.8

Total 31 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mahasiswi yang memiliki gaya hidup dengan unsur minat dengan kategori baik dalam merokok sebanyak 23 orang (74.2%) dan mahasiswi yang unsur minat dari gaya hidupnya yang tidak baik sebanyak 8 orang (25.8%).

c. Opini

Tabel 4.7. Distribusi Jawaban Pertanyaan Unsur Opini dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No. Pertanyaan Ya % Tidak % Jumlah %

1. Apakah merokok tidak mengganggu kesehatan anda?

11 35,5 20 64,5 31 100,0 2. Apakah merokok menambah

kepercayaan diri anda?

12 38,7 19 61,3 31 100,0 3. Apakah merokok membuat anda

merasa nyaman?

15 48,4 16 51,6 31 100,0 4. Apakah merokok merupakan

simbol pergaulan wanita?


(52)

5. Rokok menambah penampilan lebih keren?

24 77,4 7 22,6 31 100,0

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan untuk unsur opini dari gaya hidup terdapat 64,5% responden merasa merokok tidak mengganggu kesehatan, 61,3% responden tidak merasa merokok menambah kepercayaan diri, 51,6% responden tidak merasa merokok membuat nyaman, 54,8% responden merasa merokok merupakan simbol pergaulan wanita, 77,4% responden menjawab rokok menambah penampilan lebih keren.

Tabel 4.8. Distribusi Unsur Opini dari Gaya Hidup Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No Gaya hidup Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Baik 19 61,3

2. Tidak baik 12 38,7

Total 31 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mahasiswi yang memiliki unsur kategori opini dari gaya hidup yang tidak baik dalam merokok sebanyak 12 orang (38,7%) dan mahasiswi yang unsur gaya hidup berbentuk opini dengan kategori baik dalam merokok sebanyak 19 orang (61,3%).

4.2.3. Perilaku Merokok

Tabel 4.9. Distribusi Jawaban Pertanyaan Perilaku Merokok Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No. Pertayaan Frekuensi Persentase

1. Sudah berapa lama anda merokok

a. Kurang dari 1 tahun 12 38,7

b. Lebih dari 1 tahun 19 61,3

Jumlah 31 100,0

2. Pada umur berapa anda mulai merokok

a. Kurang dari 10 tahun 0 0


(53)

Jumlah 31 100,0 3. Berapa banyak rokok yang kamu habiskan setiap hari (rata-rata)

a. 1-10 batang 8 25,8

b. 11-20 batang 14 45,2

c. 21-30 batang 6 19,4

d. Lebih dari 31 batang 3 9,7

Jumlah 31 100,0

4. Berapa lama selang waktu anda merokok mulai dari bangun pagi

a. Lebih dari 60 menit 10 32,3

No. Pertayaan Frekuensi Persentase

b. 31-60 menit 12 38,7

c. 6-30 menit 7 22,6

d. 5 menit 2 6,5

Jumlah 31 100,0

5. Jenis rokok apa yang anda konsumsi

a. Rokok putih berfilter 25 80,6

b. Rokok putih non berfilter 6 19,4

c. Rokok kretek berfilter 0 0

d. Rokok kretek non berfilter 0 0

Jumlah 31 100,0

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 61,3% responden sudah

merokok lebih dari 1 tahun, 100% responden mulai merokok pada umur lebih dari 10 tahun, 45,2% responden mengahabiskan rokok rata-rata 11-20 batang setiap hari, 38,7% responden merokok dengan selang waktu 31-60 menit mulai dari bangun pagi, 80,6% responden mengkonsumsi rokok putih berfilter.

Tabel 4.10. Distribusi Perilaku Merokok Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No Perilaku merokok Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Perokok berat 18 58,1

2. Perokok ringan 13 41,9

Total 31 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mahasiswi yang perokok berat sebanyak 18 orang (58,1%) dan yang perokok ringan sebanyak 13 orang (41,9%).


(54)

4.3. Analisis Bivariat

4.3.1. Hubungan Unsur Aktivitas dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok Tabel 4.11. Hubungan Unsur Aktivitas dari Gaya Hidup dengan Perilaku

Merokok Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012. No Aktivitas Gaya

Hidup

Perilaku Merokok

P Value Perokok berat Perokok Ringan

F % F %

0,001

1. Baik 17 77.3 5 22.7

2. Tidak baik 1 11.1 8 88.9

Total 18 58,1 13 41,9

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 18 mahasiswi yang memiliki unsur aktivitas dari gaya hidup yang baik terdapat 17 orang (77.3%)

perokok berat dan 5 orang (22.7%) perokok ringan, dari 13 mahasiswi yang memiliki unsur aktivitas dari gaya hidup yang tidak baik terdapat 1 orang (11.1%) perokok berat dan 8 orang (88.9%) perokok ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,001, berarti p<α (0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan antara unsur aktivitas dari gaya hidup dengan perilaku merokok.

4.3.2. Hubungan Minat dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok Tabel 4.12. Hubungan Minat dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok

Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No Minat

Perilaku Merokok P

Value Perokok berat Perokok Ringan

F % F %

0,049

1. Baik 11 47.8 12 47.8

2. Tidak baik 7 87.5 1 12.5

Total 18 58,1 13 41,9

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 23 mahasiswi yang memiliki minat baik dalam merokok terdapat 11orang (47.8%) perokok berat dan 12


(55)

orang (47.8%) perokok ringan, dari 8 mahasiswi yang memiliki minat tidak baik

dalam merokok terdapat 74 orang (87.5%) perokok berat dan 1 orang (12.5%)

perokok ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,049 yang memiliki arti p < α (0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan antara unsur minat dari gaya hidup dengan perilaku merokok.

4.3.3. Hubungan Opini dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok Tabel 4.13. Hubungan Opini dari Gaya Hidup dengan Perilaku Merokok

Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No Opini

Perilaku Merokok

Total P

Value Perokok berat Perokok Ringan

F % F % F %

0,003

1. Baik 11 35,5 1 3,2 12 38,7

2. Tidak baik 7 29,0 12 32,3 19 61,3

Total 18 58,1 13 41,9 31 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 12 mahasiswi yang memiliki opini dari gaya hidup baik terdapat 11 orang (35,5%) perokok berat dan 1 orang (3,2%) perokok ringan, dari 19 mahasiswi yang memiliki opini dari gaya hidup tidak baik terdapat 7 orang (29,0%) perokok berat dan 12 orang (32,3%) perokok ringan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,003, berarti p<α (0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan antara unsur opini dari gaya hidup dengan perilaku merokok.


(56)

4.4. Analisis Multivariat

Tabel 4.14. Pengaruh Gaya Hidup (Aktivitas, Minat, Opini) terhadap Perilaku Merokok Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (STIE-Harapan) Medan yang Merokok di Kawasan Kampus Tahun 2012.

No. Variabel P Value B

1. Aktivitas 0,035 20,295

2. Minat 0,043 19,133

3. Opini 0,025 69,610

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ketiga variabel independen (Aktivitas, Minat, Opini) memiliki nilai p value < 0,05 sehingga ketiga variabel independen tersebut secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap perilaku merokok mahasiswi. Dari gaya hidup variabel yang paling berpengaruh adalah variabel opini dengan nilai B sebesar 69,610.


(57)

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebahagian besar responden memiliki unsur aktivitas dari gaya hidup dengan kategori baik dalam merokok sebanyak 22 orang (71%) sedangkan untuk gaya hidup dalam dengan unsur minat dengan kategori baik dalam merokok sebanyak 23 orang (74.2%), sebanyak 19 orang (61,3%) responden memiliki unsur gaya hidup berbentuk opini dengan kategori baik dalam merokok sebanyak 19 orang (61,3%).

Menurut Kotler (2001), Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup merupakan suatu alasan kuat untuk melakukan suatu hal karena aktivitas, minat dan opini seorang konsumen dapat membuat keputusan untuk melakukan suatu kegiatan (Kotler, 2005).

Pendapat Minor dan Mowen (2002), gaya hidup merujuk pada bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka untuk suatu hal. Hal ini sejalan menurut Purtojo dalam Chasanah (2010) gaya hidup yang tidak sehat salah satunya adalah perilaku merokok merokok. Menurut Budi ( 2008) saat ini perilaku merokok sudah menjadi suatu gaya hidup, hal ini dapat dilihatdari semakin meningkatnya jumlah perokok dan


(58)

perilaku merokok yang sudah menjadi suatu hal yang wajar bahkan untuk kategori anak-anak.

Hal ini diperkuat oleh Leventhal dan Cleary (1980) dalam Minarsih (2012) bahwa salah satu tahap perilaku seorang perokok adalah tahap preparation yaiutu gambaran opini tentang kesenangan merokok,tahap initiation adalah tahap ketika seseorang benar-benar beraktifitas untuk merokok untuk pertama kalinya. Oleh karena itu, gaya hidup dalam bentuk opini, minat dan aktivitas menjadi salah satu bagian yang penting dalam perilaku merokok seseorang.

Menurut asumsi peneliti dengan mayoritas gaya hidup responden memiliki kategori baik yang meliputi aktivitas, opini dan minat dalam merokok maka akan memberikan dampak yang besar bagi responden untuk melakukan perilaku merokok sehingga jika gaya hidup ini terus bertahan maka akan membuat perilaku merokok responden akan tetap bertahan.

5.1.1. Aktifitas

Aktivitas adalah kegiatan, kesibukan, keaktifan, kerja atau suatu kegiatan kerja yang dilaksanakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 54,8% responden yang menghindari asap rokok dimanapun berada, sebanyak 51,6% responden tidak menutup hidung ketika mencium asap rokok, sebanyak 54,8% responden tidak selalu merokok di lingkungan kampus, sebanyak 67,7% responden tidak ikut mensukseskan program anti tembakau atau anti rokok, 58,1% responden tidak akan menyebarkan informasi untuk tidak merokok sehingga sebanyak 18 orang (58,1%) responden memiliki kategori gaya hidup dengan unsur aktifitas yang baik


(1)

Crosstab

kategori perilaku merokok

Total perokok berat perokok ringan

Kategori Gaya hidup baik Count 17 5 22

% within Kategori Gaya hidup 77.3% 22.7% 100.0% % within kategori perilaku

merokok

94.4% 38.5% 71.0%

tidak baik Count 1 8 9

% within Kategori Gaya hidup 11.1% 88.9% 100.0% % within kategori perilaku

merokok

5.6% 61.5% 29.0%

Total Count 18 13 31

% within Kategori Gaya hidup 58.1% 41.9% 100.0% % within kategori perilaku

merokok

100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 11.482a 1 .001

Continuity Correctionb 8.926 1 .003

Likelihood Ratio 12.304 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear Association 11.112 1 .001

N of Valid Cases 31

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .520 .001

Interval by Interval Pearson's R .609 .137 4.130 .000c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .609 .137 4.130 .000c


(2)

Kategori Minat * kategori perilaku merokok

Crosstab

kategori perilaku merokok

Total perokok berat perokok ringan

Kategori Minat tidak baik Count 7 1 8

% within Kategori Minat 87.5% 12.5% 100.0% % within kategori perilaku

merokok

38.9% 7.7% 25.8%

baik Count 11 12 23

% within Kategori Minat 47.8% 52.2% 100.0% % within kategori perilaku

merokok

61.1% 92.3% 74.2%

Total Count 18 13 31

% within Kategori Minat 58.1% 41.9% 100.0% % within kategori perilaku

merokok

100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 3.837a 1 .050

Continuity Correctionb 2.380 1 .123

Likelihood Ratio 4.296 1 .038

Fisher's Exact Test .095 .058

Linear-by-Linear Association 3.713 1 .054

N of Valid Cases 31

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .332 .050

Interval by Interval Pearson's R .352 .141 2.024 .052c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .352 .141 2.024 .052c


(3)

kategori opini total * kategori perilaku merokok

Crosstab

kategori perilaku merokok

Total perokok berat perokok ringan

kategori opini total tidak baik Count 11 1 12

% within kategori opini total 91.7% 8.3% 100.0% % within kategori perilaku

merokok

61.1% 7.7% 38.7%

baik Count 7 12 19

% within kategori opini total 36.8% 63.2% 100.0% % within kategori perilaku

merokok

38.9% 92.3% 61.3%

Total Count 18 13 31

% within kategori opini total 58.1% 41.9% 100.0% % within kategori perilaku

merokok

100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 9.079a 1 .003

Continuity Correctionb 6.967 1 .008

Likelihood Ratio 10.273 1 .001

Fisher's Exact Test .003 .003

Linear-by-Linear Association 8.786 1 .003

N of Valid Cases 31

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .476 .003

Interval by Interval Pearson's R .541 .132 3.466 .002c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .541 .132 3.466 .002c


(4)

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

25.571 3 .000

25.571 3 .000

25.571 3 .000

Step Block Model Step 1

Chi-square df Sig.

Model Summary

16.594a .562 .756

Step 1

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001. a.

Classification Tablea

16 2 88.9

2 11 84.6

87.1 Observed perokok berat perokok ringan kategori perilaku merokok Overall Percentage Step 1 perokok berat perokok ringan kategori perilaku merokok

Percentage Correct Predicted

The cut value is .500 a.

Variables in the Equation

3.010 1.430 4.429 1 .035 20.295

2.951 1.461 4.080 1 .043 19.133

4.243 1.891 5.034 1 .025 69.610

-16.421 6.126 7.185 1 .007 .000

aktikat mikat opikat Constant Step 1a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variable(s) entered on step 1: aktikat, mikat, opikat. a.


(5)

(6)