PENINGKATAN PEMAHAMAN GLOBAL WARMING MELALUI MEDIA VIDEO BERTEMA MASALAH LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII C SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN GLOBAL WARMING MELALUI MEDIA VIDEO BERTEMA MASALAH LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN

IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII C SMP Muhammadiyah 6 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh : Alifia Nurul Insan

1104847

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII C SMP Muhammadiyah 6 Bandung)

Oleh

Alifia Nurul Insan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Alifia Nurul Insan 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Tempat : Gedung FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia Panitia ujian terdiri atas:

1. Ketua : Prof.Dr.H.Karim Suryadi,M.Si NIP.19700814 199402 1 001 2. Sekretaris : Dr.Nana Supriatna,M.Ed

NIP.19611014 198601 1 001 3. Penguji

3.1 Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001

3.2 Dr.Ridwan Effendi, M.Ed NIP.19620926 198904 1 001 3.3 Dra. Yani Kusmarni, M.Pd NIP.19660113 199001 2 001


(5)

Alifia nurul, 2015

Peningkatan pemahaman global warming melalui media video bertema masalah lingkungan dalam pembelajaran ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Peningkatan Pemahaman Global Warming Melalui Media Video Bertema Masalah Lingkungan Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Muhammadiyah 6 Bandung Kelas VIII-C)”. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan kurangnya pemahaman siswa dalam memahami materi atau sebuah konsep tertentu. Permasalahan yang dijumpai adalah bahwa siswa masih banyak mengalami kendala dalam memahami konsep atau materi tentang global warming. Melihat keadaan tersebut maka perlu ada sebuah upaya agar siswa mampu memahami sebuah konsep atau materi dengan lebih baik. Media video diyakini lebih memudahkan siswa dalam mengembangkan pemahaman tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana efektivitas penggunaan media video bertema masalah lingkungan dapat meningkatkan pemahaman global warming siswa. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian tindakan kelas. Desain penelitian yang digunakan yaitu model Kemmis dan Mc. Taggart yang setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi pelaksanaan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pada setiap siklusnya. Peningkatan pemahaman global warming siswa dalam pembelajaran IPS terlihat dari 7 indikator pemahaman yakni menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan. Seluruh aspek ini dapat dilihat dari hasil observasi dan hasil tes yang mengalami perkembangan dari siklus pertama yang berada pada kategori cukup sebesar 45,24%, siklus kedua yang berada pada kategori baik sebesar 71,43 %, hingga siklus ketiga atau terakhir yang berada pada kategori baik sebesar 82,77 %. Kesimpulannya, melalui media video bertema masalah lingkungan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap global warming.


(6)

Alifia nurul, 2015

Peningkatan pemahaman global warming melalui media video bertema masalah lingkungan dalam pembelajaran ips

ABSTRACT

This thesis entitled "The Enhancement of Understanding of Global Warming through Video Media with Theme Environmental Issues in Learning Social Studies (Classroom Action Research in Junior High School Muhammadiyah 6 of Bandung in grade 8th Class C)". This study was done based on the problem that is lack of understanding of the students of material or a particular concept. The problem encountered is that many students were still having problems in understanding the concept or material about global warming. Looking at the situation, there needs to be an effort to make students able to understand a concept or material better. Video is believed facilitate students in developing that understanding. The purpose of this study is to determine how far the effectiveness of the use of video media themed environmental issues can enhance students' understanding of global warming. The method used was classroom action research. The research design used is Kemmis and Mc.Taggart model which each cycle consists of planning, action, observation and reflection of implementation. The finding showed there is an enhancement in each cycle. The enhancement of understanding of global warming in learning social studies can be seen on 7 indicators, i.e. interpreting, exemplifying, classifying, summarizing, inferring, comparing, and explaining. All of these aspects can be seen from the results of observations and test results which have a progress from the first cycle in the category enough by 45.24%, second cycle which is in good category by 71.43%, up to a third or last cycle which is in good category by 82.77%. In conclusion, through the video themed environmental issues can enhance students' understanding of global warming.


(7)

Alifia nurul, 2015

Peningkatan pemahaman global warming melalui media video bertema masalah lingkungan dalam pembelajaran ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACK... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Pemahaman... 9


(8)

2. Indikator Pemahaman ... 10

3. Indikator Pemahaman Global Warming ... 12

4. Pemahaman dalam Pembelajaran IPS... 13

B. Tinjauan Tentang Global Warming ... 13

1. Pengertian Global Warming... 13

2. Penyebab Global Warming... 14

3. Dampak Global Warming... 18

C. Tinjauan Tentang Media Pe mbelajaran ... 20

1. Hakikat Media Pe mbelajaran ... 20

2. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran ... 22

D. Tinjauan Tentang Media Video dalam Pe mbelajaran... 23

1. Pengertian Media Video ... 23

2. Manfaat Media Video dalam Pembelajaran... 24

3. Kelebihan dan Kekurangan Media Video ... 24

4. Langkah-langkah Penggunaan Media Video ... 25

5. Video Bertema Masalah Lingkungan... 25

6. Karakteristik Media Video... 26

E. Penelitian Terdahulu... 26

F. Kerangka Berpikir ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Latar Penelitian ... 29

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 29

2. Deskripsi Subjek Penelitian ... 29

B. Desain Penelitian ... 30


(9)

2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 32

C. Fokus Penelitian ... 35

D. Instrumen Penelitian... 37

E. Teknik Pengumpulan Data... 50

F. Analisis Data dan Validitas Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian... 57

1. Gambaran Umum Lokal Penelitian SMP Muhammadiyah 6 Bandung ... 57

2. Visi dan Misi SMP Muhammadiyah 6 Bandung ... 58

3. Deskripsi Subjek Kelas Penelitian ... 59

B. Deskripsi Pra Penelitian ... 60

C. Pembahasan Hasil Siklus Pelaksanaan Siklus I ... 64

1. Pembahasan Perencanaan Siklus I ... 64

2. Pembahasan Pelaksanaan Siklus I ... 66

3. Hasil Observasi Siklus I ... 69

4. Refleksi Siklus I ... 83

D. Pembahasan Hasil Siklus Pelaksanaan Siklus II... 84

1. Pembahasan Perencanaan Siklus II ... 84

2. Pembahasan Pelaksanaan Siklus II ... 86

3. Hasil Observasi Siklus II ... 90

4. Refleksi Siklus II... 107

E. Pembahasan Hasil Siklus Pelaksanaan Siklus Siklus III... 108

1. Pembahasan Perencanaan Siklus III... 108


(10)

3. Hasil Observasi Siklus III... 127

4. Refleksi Siklus III ... 127

F. Deskripsi Hasil Pengolahan Data... 127

1. Data Hasil Wawancara ... 127

2. Data Hasil Observasi dan Hasil Tes Pemahaman ... 129

G. Analisis Hasil Pembelajaran ... 131

1. Perencanaan untuk meningkatkan pemahaman global warming siswa dengan menggunakan media video berte ma masalah lingkungan .... 131

2. Pelaksanaan pembelajaran IPS melalui media pembelajaran video bertema masalah lingkungan untuk meningkatkan pemahaman global warming... 133

3. Peningkatan pemahaman global warming siswa dengan adanya media video be rtema masalah lingkungan ... 138

4. Kendala dalam meningkatkan pemahaman global warming siswa melalui media video berte ma masalah lingkungan ... 141

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 143

B. Implikasi... 145

C. Rekomendasi ... 147

DAFTAR PUSTAKA ... 150 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pdoman Observasi Aktivitas Siswa 37

Tabel 3.2 Pedoman Observasi Guru 40

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Guru (Pra Penelitian) 42 Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Guru (Setelah Penelitian) 43 Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Untuk Siswa (Pra Penelitian) 44 Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Untuk Siswa (Setelah Penelitian) 45

Tabel 3.7 Format Catatan Lapangan 47

Tabel 3.8 Rubrik Penilaian Pemahaman Global Warming 48

Tabel 4.1 Hasil Lembar Aktivitas Guru 65

Tabel 4.2 Hasil Observasi Siswa Siklus ke I 70 Tabel 4.3 Hasil Tes Pemahaman Global warming Siswa Siklus I 75

Tabel 4.4 Hasil Lembar Aktivitas Guru 86

Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa Siklus ke II 92 Tabel 4.6 Hasil Tes Pemahaman Global Warming Siklus II 97 Tabel 4.7 Hasil Lembar Aktivitas Guru 108 Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa Siklus ke III 114 Tabel 4.9 Hasil Tes Pemahaman Global Warming Siswa Siklus III 118


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Dale’s Cone of Experience 21

Gambar 3.1 Denah Lokasi SMP Muhammadiyah 6 Bandung 29 Gambar 3.2 Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart, 1998 31 Gambar 4.1 Perbedaan Gambar FRS pada Siklus I & Siklus II 101


(13)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Grafik Observasi Siswa 125

Grafik 4.2 Grafik Observasi Aktivitas Guru 126 Grafik 4.3 Grafik Tes Pemahaman Global Warming 126


(14)

Alifia nurul, 2015

Peningkatan pemahaman global warming melalui media video bertema masalah lingkungan dalam pembelajaran ips

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 6 Bandung kelas VIII-C terlihat bahwa siswa kurang memiliki pemahaman mengenai konsep global warming. Pertama kali permasalahan yang ditemui di lapangan peneliti masuk ke dalam ruang kelas, peneliti melihat banyaknya sampah berserakan di kelas, banyaknya kertas yang tidak terpakai berceceran, kurangnya kesadaran siswa terhadap kebersihan kelas. Selain permasalahan tersebut, saat peneliti melakukan observasi awal sebagai guru, peneliti melakukan tanya jawab terlebih dahulu mengenai global warming kepada siswa. Guru bertanya kepada siswa mengenai global warming dan dari keseluruhan siswa kelas VIII C, hanya ada satu siswa yang bisa menjawab meskipun jawaban tersebut masih kurang tepat, bahkan siswa lainnya hanya menjawab secara asal-asalan atau terdengar asal bunyi. Tidak hanya itu, siswa yang mampu menjawab penyebab dari global warming dan memberikan contoh akibat dari terjadinya global warming bisa terhitung yaitu dua hingga tiga orang.

Hal menarik saat melakukan tanya jawab, ketika guru bertanya mengenai istilah efek rumah kaca, tidak ada satu siswa yang mampu menjawab dengan benar. Siswa hanya menjawab efek rumah kaca adalah rumah-rumah yang terbuat dari kaca sehingga menjadi cepat panas. Melihat jawaban siswa saat melakukan tanya jawab, terlihat bahwa mereka belum memiliki pemahaman global warming dengan baik. Dari permasalahan yang peneliti temukan, hampir semua siswa mengetahui apa itu istilah global warming, akan tetapi mereka tidak dapat memahami dari istilah tersebut yang sering mereka dengar. Mereka hanya sekedar tahu bahwa global


(15)

warming itu pemanasan global yang kita ketahui itu hanya kata lain atau terjemahan dari global warming.

Namun di luar permasalahan tersebut, ada penyebab yang lebih penting dari hal yang telah dijelaskan tadi, yakni dalam proses pembelajaran metode dan media yang diterapkan oleh guru tidak bervariasi sehingga membuat siswa bosan dan menjadi pasif di dalam kelas. Padahal dengan materi IPS yang sangat kaya, guru seharusnya mampu mengaplikasikan materi yang akan diajarkan kepada siswa dengan menggunakan metode atau media yang mendukung. Melalui metode atau media yang baik saat pembelajaran berlangsung hal ini dapat bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan guru. Dalam hal ini, guru IPS harus mampu memberikan pembelajaran yang bermakna, karena keberhasilan proses belajar mengajar di kelas dapat terwujud apabila tujuan dari pembelajaran telah tersampaikan dengan baik kepada seluruh siswa. Sehingga siswa sudah memahami betul materi-materi yang telah diajarkan.

Berbicara mengenai mata pelajaran IPS, Daldjoeni (dalam Komalasari, 2011, hlm. 6) mengatakan bahwa standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial. Dari pernyataan tersebut, bisa kita ketahui bahwa mata pelajaran IPS mempelajari semua hal-hal yang bersifat nyata, dan kejadiannya benar-benar ada di sekeliling kita. Khususnya mengenai global warming yang sejatinya istilah tersebut sudah tidak asing di telinga siswa, namun nyatanya masih banyak siswa kelas VIII C masih belum memahami apa itu global warming.

Pemanasan global atau global warming menurut Rusbiantoro (2008, hlm. 6) pada hakekatnya adalah meningkatnya temperatur suhu rata-rata di atmosfer, laut dan daratan di bumi. Sejalan dengan penuturan sebelumnya, Muhi (2011, hlm.1) menjelaskan juga bahwa pemanasan global (Global Warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur


(16)

global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Risman (2006) menjelaskan tentang gas rumah kaca dan efek rumah kaca sebagai berikut:

Gas-gas yang dihasilkan itu adalah karbondioksida (CO2), metana (CH4) dan nitrous oksida (N2O).kesemua gas ini memiliki sifat seperti kaca yang dapat meneruskan radiasi gelombang pendek atau cahaya matahari. Gas ini menyerap dan memantulkan radiasi gelombang panjang atau radiasi-balik.Radiasi balik yang panas ini menyebabkan suhu atmosfer bumi makin meningkat.Suhu bumi yang meningkat, yang diliputi gas-gas tersebut menjadikan kita bagaikan berada dalam rumah kaca.Suhu udara dalam rumah kaca selalu lebih panas jika dibanding dengan suhu udara di luarnya.Gas-gas tersebut dinamakan gas rumah kaca (GRK).Pengaruh yang ditimbulkan dari gas rumah kaca ini dinamakan efek rumah kaca atau greenhouse effect.(hlm.61).

Utina (2008, hlm.3) juga menjelaskan bahwa efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpa efek rumah kaca planet bumi akan menjadi sangat dingin lebih kurang 18°C, sehingga seluruh permukaan bumi akan tertutup lapiesan es. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15°C, bumi sebenarnya telah lebih panas 33°C dengan efek rumah kaca. Akan tetapi jika gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, maka akan terjadi sebaliknya dan mengakibatkan pemanasan global. Adapun akibat yang ditimbulkan dari efek rumah kaca itu selain pemanasan global, menurut Anonim, 2009 (dalam Muhi,2011,hlm.7) antara lain : iklim mulai tidak stabil sehingga sering terjadi ketidakteraturan cuaca dan sering terjadi badai-badai yang besar. Selain itu bencana-bencana kekeringan sering terjadi di berbagai belahan bumi.

Begitu besar pengaruh global warming dalam keberlangsungan kehidupan di bumi dan menjadikan kita sebagai penghuni agar selalu bertindak untuk melindungi bumi dari global warming. Salah satu tindakan kita sebagai penghuni bumi adalah dengan cara meningkatkan pemahaman kita tentang bahayanya pemanasan global terhadap bumi. Untuk meningkatkan pemahaman tentang bahayanya pemanasan global, seseorang


(17)

harus diberikan pengetahuan tentang global warming sejak remaja dan konsisten. Pemahaman itu sendiri menurut Arikunto (2010, hlm. 118) adalah bagaimana seseorang mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan, memperluas, menyimpulkan, mengeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali dan memperkirakan. Sedangkan menurut Mappiare (dalam Ali & Assori, 2009, hlm. 9) remaja berlangsung antara 12 tahun hingga 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi laki-laki. Jahja (2011) mengatakan, remaja mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide ini. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru. Siswa-siswa di kelas VIII C adalah tergolong remaja yang berusia sekitar 14 tahun.

Seperti kita ketahui, saat kita berada di usia tersebut atau lebih tepatnya ketika pada saat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Cenderung kita menyukai pembelajaran yang menarik dan mudah memahami dan mengerti apabila guru menggunakan medianya dengan sebaik mungkin. Hal ini sejalan dengan fungsi media menurut Komalasari (2011, hlm.40) dalalm proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Beberapa manfaat dari media pembelajaran yang juga di kemukakan oleh Komalasari (2011) adalah pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami siswa, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik.

Untuk menarik perhatian siswa tersebut dan mempermudah meningkatkan kognitif atau pemahaman pada siswa kelas VIII C, peneliti akan menggunakan media pembelajaran untuk menunjang keberhasilan penelitian, yakni media video, menurut Kemp (dalam Sukiman, 2011, hlm. 188) menuturkan bahwa video dapat menyajikan informasi, menggambarkan suatu proses dan tepat mengajarkan keterampilan,


(18)

menyingkat dan mengembangkan waktu serta dapat mempengaruhi sikap. Hal ini dipengaruhi oleh keterkaitan minat, dimana tayangan yang ditampilkan oleh media video dapat menarik gairah rangsang (stimulus) seseorang untuk menyimak lebih dalam.

Berdasarkan indikasi-indikasi permasalah yang terjadi di kelas VIII C SMP Muhammadiyah 6 Bandung dan dengan mengaitkan antara permasalahan dengan pemecahaan permasalahanya, peneliti mengambil satu keputusan dalam pemberian judul Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yakni

memberikan judul penelitian ini dengan “Peningkatan Pemahaman Global Warming Melalui Media Video Bertema Masalah Lingkungan dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-C SMP Muhammadiyah 6 Bandung)

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaiamna peningkatan pemahaman global warming siswa melalui media video bertema masalah lingkungan dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMP Muhammadiyah 6 Bandung? Secara lebih terperinci, di bawah ini adalah rumusan masalah yang akan dikaji dalam Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut.

1. Bagaimana merencanakan dalam menggunakan media pembelajaran video bertema masalah lingkungan untuk meningkatkan pemahaman global warming pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMP Muhammadiyah 6 Bandung ?

2. Bagaimana melaksanakan pembelajaran IPSmenggunakan media pembelajaran video bertema masalah lingkungan untuk meningkatkan pemahaman global warming di kelas VIII-C SMP Muhammadiyah 6 Bandung?

3. Seberapa besar peningkatan pemahaman global warming siswa siswa di kelas VIII-C SMP Muhammadiyah 6 Bandung dengan adanya media video bertema masalah lingkungan?


(19)

4. Kendala-kendala apa saja yang ada dalam menggunakan media video bertema masalah lingkungan untuk meningkatkan pemahaman global warming di kelas VIII-C SMP Muhammadiyah 6 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah media video bertema masalah lingkungan mampu meningkatkan pemahaman global warming siswa dalam pembelajaran IPS melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan yang dilakukan oleh guru dalam menggunakan media pembelajaran video bertema masalah lingkungan untuk meningkatkan pemahaman global warming dalampembelajaran IPS di kelas VIII-C SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan tahapan-tahapan menggunakan media pembelajaran video bertema masalah lingkungan untuk meningkatkan pemahaman global warming dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

3. Untuk mengklasifikasi peningkatan pemahaman global warming siswa di kelas VIII-C SMP Muhammadiyah 6 Bandung dengan adanya media video bertema masalah lingkungan.

4. Untuk mengidentifikasi apa yang menjadi faktor kendala dan upaya yang dilakukan dalam menggunakan media video bertema masalah lingkungan untuk meningkatkan pemahaman global warming dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat secara : 1. Teoritis

Peneliti berharap dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan media video untuk meningkatkan pemahaman akan global warming melalui pembelajaran


(20)

IPS. Dengan penggunaan media pembelajaran secara optimal oleh guru maka akan mempermudah proses pembelajaran IPS kepada siswa dan menjadikan pembelajaran IPS yang menyenangkan bahkan penuh makna.

2. Praktis

a. Manfaat Bagi Guru

Guru dapat mengetahui media yang efektif dalam mengajar IPS kepada siswa. Media video dapat membantu guru dalam mengajar pembelajaran IPS yang disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dan memberikan motivasi kepada siswa dalam pembelajaran IPS.

b. Manfaat Bagi Siswa

1. Membuat siswa terbiasa dalam proses pembelajaran menggunakan media video

2. Dengan media video bertema masalah lingkungan siswa bisa termotivasi untuk lebih paham bahkan bisa peduli terhadap lingkungan dimana siswa diajarkan sejak dini.

3. Membuat siswa ada sesuatu hal yang praktis yang bisa dilakukan dari hal-hal kecil di dalam kehidupan sehari-hari.

3. Manfaat Bagi Peneliti

1. Mengingkatkan keterampilan membuat penelitian tindakan kelas.

2. Mendapatkan ilmu untuk berprofesi sebagai calon guru IPS secara langsung di lapangan/ di kelas.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi berisikan rincian mengenai isi dari setiap bab, dimulai dari bab pertama hingga bab terakhir.

BAB I merupakan bahasan mengenai Pendahuluan, bagian awal dari penulisan skripsi. Bagian pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar


(21)

belakang masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian, manfaat teoritis maupun manfaat praktis, sekilas metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II membahas mengenai kajian pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang diambil dan rumusan masalah yang dibahas.Kajian pustaka yang penulis kaji yaitu mengenai pemahaman global warming melalui media video bertema masalah lingkungan dalam pembelajaran IPS. Adapun secara garis besar sub bab tersebut terbagi kedalam lima bagian yaitu: tinjauan tentang pemahaman, tinjauan tentang global warming, tinjauan tentang media pembelajaran, tinjauan tentang media video dan tinjauan tentang pembelajaran IPS.

BAB III membahas mengenai tahapan-tahapan penelitian yang akan dilaksanakan. Metode penelitian ini berisi mengenai pendekatan dan metode penelitian, lokasi dan subyek penelitian, prosedur dan tahap persiapan penelitian, prosedur penelitian tindakan kelas (PTK), teknik pengumpulan data, analisis data dan validasi data.

BAB IV merupakan bahasan mengenai hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Maka bab ini berisi profil sekolah itu sendiri, deskripsi umum pembelajaran mengenai kegiatan tindakan kelas berupa tindakan beberapa siklus dan terakhir analisis pelaksanaan tindakan kelas.

BAB V membahas mengenai kesimpulan penelitian ini secara keseluruhan, dan saran yang akan diajukan oleh peneliti ke peneliti selanjutnya agar tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan peneliti sebelumnya.


(22)

Alifia nurul, 2015

Peningkatan pemahaman global warming melalui media video bertema masalah lingkungan dalam pembelajaran ips

BAB III

METODE PENELITIAN A. Latar Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMP Muhammadiyah 6 terletak di Jl. Sukagalih Gg. H. Gozali No. 134 Kelurahan Cipedes Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Sekolah ini dirintis pendiriannya oleh Majelis Pendidikan dan Pengajaran Muhammadiyah Cabang Sukajadi Kotamadya Bandung pada tahun 1975 dengan status terdaftar sesuai dengan Piagam Surat Tanda Terdaftar No. 2694/M/534/III-75/1975 dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majlis Pendidikan dan Pengadjaran ditanda tangani di Djakarta pada tanggal 10 April 1975 N. / 28 Rabiul Awal 1395 H. Untuk lebih jelasnya di bawah ini adalah denah lokasi SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

Gambar 3.1 Denah Lokasi SMP Muhammadiyah 6 Bandung 2. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah para siswa kelas VIII-C SMP Muhammadiyah 6 yang berjumlah 34 orang peserta didik. Jumlah subjek berjenis kelamin perempuan berjumlah 15 dan jumlah subjek berjenis kelamin laki-laki berjumlah 19 orang.


(23)

Sedangkan objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran IPS yakni media video bertema masalah lingkungan.

B. Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Menurut Kemmis (dalam Sanjaya, 2010, hlm.24) penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran sosial mereka. Penelitian tindakan kelas adalah kegiatan yang dilakukan di dalam kelas memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara professional (Arikunto, 2006, hlm.3).

Dalam peneltian tindakan kelas ada beberapa model yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam merancang dan melaksanakan penelitian tindakan. Pemilihan model yang digunakan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.model penelitian tindakan kelas diantaranya model Kemmis dan Mc. Taggart, model Kurt Lewin, model Ebbut, model Elliot, dan model Hopkins.

Dari beberapa model di atas, model yang akan dikembangkan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu model Kemmis dan Mc. Taggart. Hal ini dikarenakan model Kemmis dan Mc. Taggart berorientasi pada siklus spiral refleksi, dimana di dalamnya terdapat beberapa komponen. Komponen tersebut diantaranya perencanaan, tindakan, pemgamatan refleksi serta perencanaan kembali untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Penelitian tindakan kelas dengan model Kemmis merupakan model yang sederhana dan mudah untuk dilakukan.


(24)

Hal ini sejalan dengan pengertian penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Ningrum, 2009, hlm.2) yang menjelaskan bahwa:

Penelitian tindakan kelas adalah suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan reflex harus dipahami bukan sebagai langkah–langkah yang statis terselsaikan dengan sendirinya, melainkan merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.”

Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart, 1998 (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 66)

Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc Taggart seperti pada gambar di atas, dengan alasan karena model tersebut dianggap bisa menyesuaikan dengan kebutuhan

AC

T

OBSERVE P L A N

AC

T

R E FL E C T OBSERVE R E V IS E D P L A N P L A N R E F L E CT


(25)

siswa di kelas dan juga kebutuhan peneliti untuk melakukan penelitian sesuai dengan tujuannya.

Model PTK tersebut dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart adalah merupakan model pengembangan dari model Kurt Lewin. Oleh karena itu, di dalam suatu siklus terdiri atas empat komponen, keempat komponen tersebut, meliputi: (1) perencanaan, (2) aksi/tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Sesudah suatu siklus selesai di implementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.

Model Kemmis dan Mc Taggart merupakan suatu penelitian tindakan yang dilihat sebagai siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya. Demikian seterusnya, atau dengan beberapa kali siklus.

. Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil jika telah mencapai titik jenuh. Titik jenuh merupakan tidak adanya peningkatan secara signifikan setelah diberikan tindakan oleh peneliti. Pada siklus model spiral kemmis dan taggart, terdapat 4 aspek yang dilakukan peneliti yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Peneliti akan menjabarkan tahapan dari penelitian ini dengan model PTK dari Kemmis dan Mc Taggart mulai dari perencanaan hingga refleksi yaitu sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan langkah awal dalam penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis Taggart. Pada tahap ini peneliti merencanakan hal-hal yang akan dilakukan oleh peneliti berangkat dari hasil hasil wawncara dengan guru IPS SMP Muhammadiyah 6 dan hasil catatan lapangan. Pada tahap ini pun, peneliti mempersiapkan bahan


(26)

ajar atau materi serta rencana pelaksanaan pembelajaran untuk menunjang keberhasilan PTK. Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2. Menyampaikan materi secara nyata yang terlihat dalam kehidupan siswa sehari-hari yang mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap global warming.

3. Menyiapkan video bertema masalah lingkungan yang sesuai dengan materi pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman global warming siswa yang di unduh melalui situs youtube. Pada siklus ke I video yang akan ditayangkan adalah video yang bertema mengenai asap yang diakibatkan dari pabrik-pabrik industry yang ada di dunia dan Indonesia. Pada siklus ke II akan di tayangkan adalah video yang bertema tentang dampak negatif dari salah satu kendaraan yang termasuk ke dalam BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yakni bis damri yang terkenal mengeluarkan asap kebal, dan pada siklus ke III akan ditayangkan video mengenai eksploitasi terhadap penggunaan pohon sebagai bahan baku terhadap beberapa hal seperti furniture, alat tulis, maupun untuk dijadikan lahan bangunan dan sebagainya

4. Menyiapkan lembar kerja siswa untuk menjadi penilaian peneliti terhadap pemahaman global warming siswa setelah melihat tayangan media video

5. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat pemahaman siswa terhadap global warming selama pembelajaran berlangsung yang akan diamati oleh observer

6. Menyiapakan catatan lapangan untuk melihat kegiatan pembelajaran IPS melalui media video bertema masalah


(27)

lingkungan untuk meningkatkan pemahaman global warming.

b. Tindakan (Action)

Pelaksanaan tindakan merupakan proses kegiatan pembelajaran kelas sebagai realisasi atau aplikasi dari perencanaan yang telah di susun sebelumnya. Pada tahap ini peneliti memberikan tindakan berupa menayangan video-video bertema masalah lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang global warming pada subjek penelitian dibeberapa materi pelajaran IPS di kelas. Selama tindakan berlangsung aka nada observer yang akan mengamati selama tindakan berlangsung. Tindakan ini akan terus dilakukan oleh peneliti hingga mencapai titik jenuh atau tercapainya tujuan dari penelitian ini, sehingga dalam perencanaan jumlah siklus atau tindakan tidak dapat ditentukan oleh peneliti.

c. Pengamatan (Observing)

Dalam tahap ini catatan dari para observer dijadikan salah satu data yang digunakan untuk menganalisis tindakan. Pengamatan ini dilakukan kepada para subjek penelitian untuk melihat perkembangan pemahaman subjek penelitian. Hasil pengamatan tersebut berupa data akurat menjadikan bahan untuk analisa tindakan yang berguna untuk menganalisis dan perbaikan tindakan dalam siklus berikutnya.

d. Refleksi (Reflection)

Tahap refleksi merupakan tahap penganalisaan hasil tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Tahapan refleksi ini juga merupakan tahapan penganalisisan hasil tindakan yang dilakukan dengan teori-teori terkait yang digunakan oleh peneliti. Dengan demikian peneliti melihat keterhubungan antara teori-teori yang digunakan dengan kondisi nyata melalui


(28)

proses tindakan kelas yang diterapkan. Dalam tahap refleksi peneliti mendiskusikan dengan mitra (guru pamong) untuk melihat kekurangan-kekurangan pada tindakan sebelumnya sehingga pada siklus selanjutnya peneliti dapat membuat perencanaan lebih baik.

C. Fokus Penelitian

Untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin dicapai, berikut ini adalah definisi operasional yang digunakan, meliputi:

1. Pemahaman Global Warming

Pemahaman adalah tahap pada belajar yaitu belajar bermakna. Dalam tahap ini pembelajar mengaitkan gagasan yang baru dengan pengetahuan terdahulu yang relevan menurut Suyono & Hartanto (2011, hlm. 144)

Pemanasan global adalah meningkatnya temperatur suhu rata-rata di atmosfer, laut dan darata-ratan di bumi Rusbiantoro (2008, hlm. 6). Pemanasan global dikatakan juga oleh Zulkifli (2014, hlm. 197) adalah meningkatnya suhu rata-rata di permukaan bumi akibat meningkatnya jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer.

Indikator yang digunakan dalam penelitian untuk melihat keberhasilan terhadap pemahaman global warming siswa di ambil dari teori menurut Bloom (dalam Anderson& Krathwohl, 2015, hlm. 106) yang telah di revisi, yakni :

a. Menafsirkan berupa pengubahan kata-kata jadi kata-kata lain (misalnya memparafrasakan), gambar dari kata-kata, kata-kata jadi gambar, angka jadi kata-kata, kata-kata jadi angka, not balok jadi suara music dan semacamnya.

b. Mencontohkan bisa disebut dengan kata lain adalah mengilustrasikan dan memberi contoh. Dalam proses mencontohkan, siswa diberi sebuah konsep atau prinsip dan mereka


(29)

harus memilih atau membuat contohnya yang belum pernah mereka jumpai dalam pembelajaran.

c. Mengklasifikasikan melibatkan proses mendeteksi ciri-ciri atau pola-pola yang “sesuai” dengan contoh dan konsep atau prinsip tersebut.

d. Merangkum terjadi ketika siswa mengemukakan satu kalimat yang merepresentasikan informasi yang diterima atau mengabstraksikan sebuah tema.

e. Menyimpulkan terjadi ketika siswa dapat mengabstraksikan sebuah konsep atau prinsip yang menerangkan contoh-contoh tersebut dengan mencermati ciri-ciri setiap contohnya dan yang terpenting, dengan menarik hubungan di antara ciri-ciri tersebut.

f. Membandingkan melibatkan proses mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide, masalah, atau situasi.

g. Menjelaskan berlangsung ketika siswa dapat membuat dan menggunakan model sebab-akibat dalam sebuah sistem.

2. Media Video Bertema Masalah Lingkungan

J.E Kemp (dalam Sukiman, 2011, hlm. 188) mengatakan bahwa video dapat menyajikan informasi, menggambarkan suatu proses dan tepat mengajarkan keterampilan, menyingkat dan mengembangkan waktu serta dapat mempengaruhi sikap. Hal ini dipengaruhi oleh keterkaitan minat, dimana tayangan yang ditampilkan oleh media video dapat menarik gairah rangsang (stimulus) seseorang untuk menyimak lebih dalam. Pesan yang disajikan dalam media video dapat berupa fakta maupun fiktif, dapat bersifat informatif, edukatif maupun intruksional. Komalasari (2011, hlm. 90). Dengan menampilkan viedo yang bertemakan masalah lingkungan dan bersifat nyata di sekeliling siswa akan membuat daya tarik tersendiri bagi siswa, dan akan lebih memahami tentang global warming setelah melihat tayangan video.


(30)

3. Pembelajaran IPS

Pembelajaran IPS dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar IPS yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik / pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran IPS secara efekltif dan efesien. Komalasari (2011, hlm. 11).

D. Instrumen Penelitian

1. Lembar Observasi pra Tindakan

Lembar observasi merupakan alat pengamatan dan pencatatanlangsung atau tidak langsung terhadap objek yang sedang diteliti dengan menggunakan alat-alat seperti daftar isian, daftar pertanyaan, checking list, dan sebagainya yang cara pengisiannya diisi oleh pengamat sendiri.

Lembar observasi awal ini menuliskan proses pembelajaran dalam kelas VIII-C saat pertama kali peneliti melakukan observasi (observasi awal). Data yang ada di dalam lembar observasi awal ini berisi apa saja yang dilakukan oleh guru dalam menggunakan waktu kegiatan pembelajaran di kelasnya.

2. Pedoman Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi ini merupakan perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktifitas siswa selama pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan media video. Berikut di bawah ini adalah format lembar observasi siswa :

No Aspek yang diamati Pada Siswa

Keterangan

Deskripsi


(31)

1 Pemahaman Global warming a Menafsirkan

Siswa dapat mendeskripsikan global warming dari gambar atau tayangan video yang diberikan oleh guru

b Mencontohkan

Siswa dapat memberi contoh dampak dan akibat global warming

c Mengklasifikasikan

Siswa dengan baik dapat mengklasifikasikan/mengategori kan/ mengelompokkan upaya untuk mengurangi global warming, upaya mencegah terjadinya global warming.

d Merangkum

Siswa dapat

menggeneralisasikan dan mengabstraksikan proses global warming

e Menyimpulkan

Siswa dapat memprediksi akibat terjadinya global warming


(32)

f Membandingkan

Siswa dapat memetakan,

membedakan dan

menghubungkan konsep global warming dengan permasalahan lingkungan lainnya

g Menjelaskan

Siswa dapat menjelaskan secara konsep global warming

2 Media Video Bertema Masalah Lingkungan

a. Video dapat menarik minat belajar siswa secara efektif

b. Siswa antusias belajar dengan media video bertema masalah lingkungan

c. Siswa dapat berperan aktif dalam proses mengamati tayangan video selama pembelajaran berlangsung

d. Siswa mampu menangkap persepsi tentang pemahaman global warming melalui tayangan video yang ditampilkan

e. Siswa dapat menjawab tes atau pertanyaan dari guru setelah


(33)

menyaksikan video

Tabel 3.1 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa 3. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Dalam lembar observasi aktivitas guru, terkandung unsur-unsur proses pembelajaran dengan menggunakan media video bertema masalah lingkungan. Indikator-indikator pelaksanan dengan media video dalam meningkatkan pemahaman global warming siswa, masuk kedalam penilaian untuk tahap orientasi, tahap kegiatan inti, tahap evaluasi, dan tahap kegiatan akhir.

Format Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran IPS

Tahap Pembelajaran

Fokus Penelitian dan Penilaian Pada Guru

Kriteria Penilaian

Komentar

B C K

Kemampuan Membuka

Pelajaran

Guru mengucapkan salam Guru mengecek kehadiran siswa dan kebersihan kelas Guru melakukan presensi siswa

Guru melakukan apersepsi

Guru memberikan motivasi

Proses Pembelajaran

Guru memiliki kejelasan suara sehingga terdengar oleh seluruh siswa

Guru menggunakan sumber atau media pembelajaran yang sesuai


(34)

Guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam pembelajaran

Guru menjelaskan materi dengan bahasa yang jelas serta mudah dipahami oleh siswa

Guru mengkondisikan kelas agar tetap tertib Guru menyajikan tayangan video bertema masalah lingkungan yang akan diamati oleh siswa Guru memberikan contoh nyata setelah melihat tayangan video yang bertema masalah lingkungan

Guru merangkul seluruh siswa dengan perhatian agar tetap fokus pada pelajaran

Guru memberikan motivasi siswa untuk aktif bertanya atau berpendapat

Guru memberikan reward kepada siswa yang mampu berpendapat atau aktif berpartisipasi

Guru mengklarifikasi jawaban dan pendapat siswa yang kurang tepat


(35)

Guru melakukan tes pemahaman global warming kepada seluruh siswa

Menutup Pembelajaran

Guru dan siswa menyajikan kesimpulan dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan Guru mengingatkan siswa untuk belajar kembali atau membaca materi di rumah Gur menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya

Guru mengucapkan salam

Tabel 3.2 Pedoman Observasi Guru 4. Pedoman Wawancara

Proses ini termasuk kedalam data komunikasi nyata baik dari segi peserta didik sebagai narasumber dan dari segi guru sebagai narasumbernya. Proses wawancara ini dilakukan langsung kepada narasumber peneliti di luar jam pelajaran sekolah. Tujuan wawancara ini untuk melihat pemahaman subjek penelitian tentang global warming. Berikut di bawah ini adalah pedoman wawancara kepada guru dan siswa :

a. Pedoman Wawancara Pada Guru (Pra Penelitian)

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana perencanaan yang Ibu lakukan dalam persiapan pembelajaran IPS?

2. Metode dan media apa yang biasa Ibu gunakan dalam pembelajaran IPS?


(36)

3. Apakah metode yang Ibu gunakan mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif?

4. Menurut Ibu, media apa yang paling cocok diterapkan dikelas ini?

5. Apakah dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) Ibu mengaitkan materi dengan permasalahan lingkungan?

6. Apakah Ibu selalu menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa pada saat kegiatan pembelajaran?

7. Menurut Ibu, apakah siswa mempunyai kepedulian lingkungan di sekolah?

8. Apakah guru-guru di sekolah selalu memarahi siswa jika mereka membuang sampah sembarangan?

9. Kendala apa saja yang Ibu hadapi pada saat pembelajaran IPS dilakukan?

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Guru (Pra Penelitian)

b. Pedoman Wawancara Guru (Setelah Penelitian)

No. Pertanyaan Jawaban

1. Melihat kurangnya pemahaman global warming yang dimiliki siswa, menurut Ibu apakah media video yang bertemakan masalah lingkungan tepat untuk diterapkan?

2. Apakah indikator-indikator yang menjadi acuan dalam pedoman observasi telah mewakili dalam mengukur tingkat pemahaman global warming siswa?

3. Menurut pendapat Ibu, apakah peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP?


(37)

4. Apakah selama pembelajaran siswa menunjukan adanya indikator-indikator pemahaman global warming?

5. Menurut pendapat Ibu, secara keseluruhan apa yang menjadi kekurangan penelitian dalam melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan media video dalam rangka meningkatkan pemahaman global warming siswa?

6. Menurut Ibu, apakah dengan menggunakan media video bertema masalah lingkungan telah berhasil meningkatkan pemahaman global warming siswa?

7. Bagaimana harapan Ibu kedepan berkaitan dengan penelitian ini?

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Guru (Setelah Penelitian)

c. Pedoman Wawancara Untuk Siswa (Pra Penelitian)

No. Pertanyaan Jawaban

1. Menurut kamu, bagaimana suasana pembelajaran IPS berlangsung selama ini?

2. Menurut pandangan kamu, alasan apa yang menyebabkan selama ini pembelajaran IPS berlangsung demikian?

3. Metode/strategi belajar seperti apa yang biasa digunakan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran IPS?

4. Pada saat pembelajaran IPS apakah materi pelajaran selalu disertakan dengan penggunaan media?

5. Pembelajaran IPS seperti apa yang kamu harapkan?


(38)

6. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan menggunakan media video yang berkaitan dengan materi?

7. Bagaimana jika pembelajaran IPS dilakukan dengan menggunakan media video untuk meningkatkan pemahaman materi?

8. Jawab dengan jujur apakah kamu sering membuang sampah sembarangan?

9. Apakah kamu selalu melaksanakan piket kelas?

10. Apakah kamu pernah mendengar istilah global warming ? Jika pernah apa itu global warming?

Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Untuk Siswa (Pra Penelitian)

d. Pedoman Wawancara Untuk Siswa (Setelah Penelitian)

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu menyukai kegiatan pembelajaran IPS dilakukan dengan menggunakan media video?

2. Bagaimana pendapat kalian mengenai kegiatan pembelajaran IPS setelah diterapkannya penggunaan media video?

3. Apakah kalian lebih mudah memahami materi dengan menggunakan media video?

4. Setelah belajar IPS apakah saat ini kamu memahami permasalahan lingkungan? Khususnya materi mengenai global warming?

5. Apakah kalian mengalami kendala pada saat pembelajaran IPS dengan menggunakan media


(39)

video ? Kendala apa yang kalian hadapi?

6. Menurutmu, apa saran agar belajar IPS lebih menarik?

Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Untuk Siswa (Setelah Penelitian)

5. Tes Pemahaman

Tes yang dilakukan oleh peneliti terhadap subjek penelitian diberikan disetiap siklus berbentuk LKS (Lembar Kerja Siswa), dimana isi tes tersebut mencakup indikator pemahaman menurut Bloom (dalam Anderson& Krathwohl, 2015, hlm. 106) yang telah di revisi , yakni : menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. Berikut adalah contoh tes berupa soal essay untuk meningkatkan pemahaman global warming siswa :

Setelah mengamati tayangan video tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !

1. Deskripsikan/ gambarkan dengan kata-katamu sendiri, permasalahan apa yang dapat kita ambil dari tayangan video tersebut!

2. Apa yang akan terjadi jika permasalahan tersebut berlangsung lama?

3. Mana sajakah di bawah ini upaya untuk mengurangi global warming!

a. menggunakan transportasi umum b. pemakaian bahan bakar fosil c. mendaur ulang limbah

d. tidak menggunakan tas dari plastic e. membakar sampah


(40)

4. Jelaskan menurutmu hal apa yang harus diperhatikan oleh setiap pabrik agar bisa ramah lingkungan!

5. Apa hubungan permasalahan yang ada di video tersebut dengan globalwarming?

6. Sebutkan sebuah contoh penyebab dari terjadinya global warming, dan jelaskan mengapa hal tersebut tersmasuk penyebab dari global warming!

7. Coba gambarkan dengan jelas, proses terjadinya global warming akibat permasalahan yang ada di video! (Menafsirkan)

6. Catatan Lapangan

Catatan lapangan diambil atau dilaksanakan ketika sebelum penelitian dan ketika penelitian sedang berlangsung.Setiap peristiwa maupun kejadian yang ada di lapangan wajib dicatat ataupun di tulis oleh peneliti.Catatan lapangan ini ditujukan untuk mengidentifikasi peneliti yang ditulis oleh observer, agar dapat mendeskripsikan secara langsung kegiatan peneliti selama melaksanakan penelitian.Berikut di bawah ini format catatan lapangan yang diigunakan oleh peneliti.

Waktu Deskripsi Komentar

Tabel 3.7 Format Catatan Lapangan 7. Dokumentasi

Instrumen penelitian berupa dokumentasi terdiri dari Rancana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat untuk melakukan penelitian tindakan kelas ini dibuat dengan format per-pertemuan.Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang diterapkan sesuai dengan format RPP yang menggunakan kurikulum KTSP atau kurikulum 2006.Komponen yang terdapat di RPP yakni indikator pencapaian yang diharapkan, tujuan


(41)

pembelajaran, materi pokok, pendekatan dan metode yang diterapkan dalam pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi, rubrik dan format penilaian.

Dalam penyususan RPP, hal yang harus ditekankan adalah indikator yang ingin dicapai dalam pelaksanaan tindakan, rubrik penilaian yang dalam penelitian ini adalah rubrik penilaian pemahaman global warming.

8. Rubrik Penilaian Pemahaman Global warming dengan Media Video

No Kriteria

Keterangan

B (3) C (2) K (1)

Pemahaman Global warming a. Menafsirkan Siswa dengan

baik dapat mendeskripsikan global warming dari gambar atau tayangan video yang diberikan oleh guru

Siswa cukup baik dapat

mendeskripsikan global warming dari gambar atau tayangan video yang diberikan oleh guru

Siswa kurang mampu

mendeskripsikan global warming dari gambar atau tayangan video yang diberikan oleh guru

b. Mencontohkan Siswa dengan baik dapat memberi contoh dampak dan akibat global warming

Siswa cukup baik dapat memberi contoh dampak dan akibat global warming

Siswa kurang mampu memberi contoh dampak dan akibat global warming


(42)

c. Mengklasifikasi kan

Siswa dengan baik dapat mengklasifikasika

n /

mengategorikan/ mengelompokkan upaya untuk mengurangi

global warming

Siswa cukup baik untuk

mengklasifikasikan / mengategorikan/ mengelompokkan upaya untuk mengurangi global warming

Siswa kurang mampu

mengklasifikasika n/

mengategorikan/ mengelompokkan upaya untuk mengurangi

global warming d. Merangkum Siswa dengan

baik

menggeneralisasi

kan dan

mengabstraksikan proses global warming

Siswa cukup baik menggeneralisasika

n dan

mengabstraksikan proses global warming

Siswa kurang mampu

menggeneralisasi

kan dan

mengabstraksikan proses global warming

e. Menyimpulkan Siswa dengan baik memprediksi akibat terjadinya global warming

Siswa cukup baik memprediksi akibat terjadinya global warming

Siswa kurang mampu

memprediksi akibat terjadinya global warming

f. Membandingkan Siswa dengan

baik memetakan, membedakan dan menghubungkan konsep global warming dengan permasalahan lingkungan lainnya

Siswa cukup baik membedakan dan menghubungkan konsep global warming dengan permasalahan lingkungan lainnya

Siswa kurang mampu

membedakan dan menghubungkan konsep global warming dengan permasalahan lingkungan lainnya


(43)

g. Menjelaskan Siswa dengan baik menjelaskan secara konsep global warming

Siswa cukup baik menjelaskan secara konsep global warming

Siswa kurang mampu

menjelaskan secara konsep global warming Tabel 3.8 Rubrik Penilaian Pemahaman Global Warming

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang diambil oleh peneliti dalam pelaksanaan PTK. Di bawah ini ada teknik-teknik yang digunakan peneliti dalam pelaksanaan penelitian yang akan peneliti lakukan, yaitu:

1. Observasi

Penelitian ini peneliti menggunakan observasi sebagai teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap aktifitas yang terjadi dan mencatat hal-hal yang diamati dan diteliti tersebut. Menurut Sanjaya (2012, hlm. 86) observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati.

Prinsip penggunaan observasi sebagai alat pemantau dalam PTK yang dikemukakan Hopkins (dalam Sanjaya, 2012, hlm.88) ialah sebagai berikut:

a. Direncanakan bersama

b. Difokuskan pada hal yang spesifik c. Membuat kriteria yang jelas d. Keterampilan observasi e. Balikan

Berdasarkan waktu pelaksanaan observasi, observasi terdiri dari dua jenis yakni observasi sistematis dan observasi incidential. Observasi sistematis pelaksanaannya dipersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan penulis baik dari segi aspek yang diamati, waktu observasi, maupun alat yang digunakan.Sementara itu observasi


(44)

incidential dilakukan kapan saja tanpa perencanaan yang sistematis (dalam Sanjaya, 2012, hlm 91).Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi yang telah direncanakan secara sistematis.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti dilakukan peneliti sebagai alat pemantau atau pendeskripsi suatu keadaan yang terjadi sebenarnya di dalam kelas terkait.Teknik ini untuk mengetahui dan mengukur tingkah laku peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) terutama pembelajaran yang berbasis pendidikan sikap.

2. Wawancara

Pengumpulan data dalam penelitian ini juga menggunakan teknik wawancara. Peneliti menggunakan wawancara untuk menunjang objektivitas data dan informasi yang diperoleh.Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara langsung dan tidak langsung (dalam Sanjaya, 2012, hlm. 96). Pelaksanaan wawancara dilakukan peneliti dengan terencana dan sistematis. Dilihat dari bentuk pertanyaan dan jawaban wawancara dibagi menjadi pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka.

Teknik wawancara yang dilakukan oleh peneliti dilakukan untuk mengetahui pendapat yang disampaikan dari narasumber secara langsung. Data ini diperoleh berupa data secara lisan yang disampaikan narasumber. Narasumber yang peneliti wawancara meliputi guru plh dan wali kelas yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang kepedulian lingkungan serta mewawancara siswa yang bertujuan untuk mengetahui kendala atau kekurangan dalam menerapkan media pembelajaran yang digunakan oleh peneliti.

3. Tes

Tes merupakan instrument pengumpulan data yang berfungsi untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat


(45)

penguasaan materi (Sanjaya, 2012, hlm. 99). Dalam penelitian ini, tes yang digunakan oleh peneliti adalah untuk melihat kemampuan pemahaman global warming siswa, adapun tes yang digunakan adalah tes essai. Tes essai adalah bentuk tes dengan cara siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara terbuka, yaitu menjelaskan atau menguraikan melalui kalimat yang disusun sendiri (dalam Sanjaya, 2012, hlm. 101).

4. Catatan Lapangan

Peneliti menggunakan catatan lapangan sebagai instrumen pengolahan data penelitian. Catatan lapangan atau catatan harian merupakan instrumen untuk mencatat segala aktifitas dan kejadian yang terjadi selama proses tindakan yang dilakukan guru. Catatn harian berguna untuk melihat perkembangan tindakan serta perkembangan siswa dalam melakukan proses pembelajaran (dalam Sanjaya, 2012, hlm. 98).

Terdapat dua jenis catatan harian yang digunakan peneliti yaitu catatan harian untuk guru dan catatn harian untuk siswa. Catatan harian guru digunakan untuk mencatat berbagai temuan guru selama proses tindakan dilakukan. Sementara catatan siswa berisi tentang tanggapan siswa terhadap tindakan yang diberikan guru. Selain itu, peneliti menggunakan jenis jotted notes untuk menggambarkan situasi dan kondisi pra penelitian.

5. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah kegiatan mencatat atau merekam kejadian yang sudah lampau yang dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, atau karya bentuk.Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan setiap kejadian yang terjadi selama penelitian berlangsung, baik dalam perencanaan maupun penyampaian pembelajaran.Dokumentasi bertujuan untuk mengungkapkan fakta atau kenyataan pada saat pelaksanaan tindakan.


(46)

F. Analisis Data dan Validitas Data 1. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2011, hlm. 89) analisis data merupakan Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, observasi, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam katagori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri dan orang lain. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu analisis data berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.

Pengolahan data dilakukan dalam rangka menjelaskan fakta-fakta yang ada dilapangan dan menjelaskan secara rinci dari awal hingga akhir penelitian.Penelitian ini, peneliti mengambil dua aspek dalam menganalisis data yaitu kuantitatif dan kualitatif.

a. Kuantitatif

Pengolahan data dengan cara menggunakan kuantitatif adalah data-data yang didapatkan dalam penelitian yang berupa angka-angka. Melalui pengolahan data kuantitatif, peneliti dapat mengetahui seberapa besar kemampuan analisis siswa pada awal pembelajaran dan perubahan yang terjadi setelah adanya penelitian tindakan kelas. Data kuantitatif dilakukan dengan dua tahapan :

1) Melakukan skor untuk kemampuan pemahaman global warming yang diperoleh siswa dengan cara menjumlah skor yang diperoleh oleh setiap siswa dalam pemahaman global warming dari guru mitra melalui lembar observasi. Jumlah skor akan didapat berdasarkan jumlah indicator yang akan di kali 3. Jumlah indicator pemahaman global warming di kali


(47)

skor tertinggi (3), untuk hasil terendah indicator yang dikalikan dengan skor terendah (1).

Adapun kode nilai yang akan digunakan di dalam lembar observasi adalah sebagai berikut:

Baik = Skor 3 Cukup = Skor 2 Kurang = Skor 1

Sedangkan kategori dilakukan setelah peneliti melakukan penskoran data hasil observasi pemahaman global warming dengan memberikan soal secara lisan kepada subjek penelitian, adalah sebagai berikut :

Baik = 27 - 39 Cukup = 14 - 26 Kurang = 0 – 13

2) Selain menggunakan penskoran peneliti juga menggunakan pengolahan analisis data kuantitatif menggunakan rumus menurut Komalasari (2011, hlm. 156) yang menuliskan cara untuk menghitung perolehan skor dapat dilakukan dengan rumus seperti di bawah ini:

F: Jumlah skor total subjek N: Jumlah skor maksimal

Jumlah skor total subjek

Skor presentase = x 100 %

Jumlah skor maksimal

b. Kualitatif

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti mencakup tiga kegiatan yang bersamaan, yaitu :

1) Reduksi data, bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum dan mengklarifikasikan


(48)

sesuai masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini aspek yang akan direduksi adalah meningkatkan pemahaman global warming siswa dengan menggunakan media video bertema masalah lingkungan dalam pembelajaran IPS.

2) Mendeskripsikan data, dalam hal ini mendeskripsikan dari pra penelitian hingga akhir penelitian. Setiap data yang diambil dari lapangan, peneliti mendeskripsikan sesuai dengan fakta-fakta yang ada. data tersebut berupa tabel, grafik dan data lainnya secara terperinci akan dideskripsikan oleh peneliti.

3) Menarik kesimpulan berdasarkan deskripsi data, langkah ini dimaksudkan untuk mencari makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari hal-hal penting. Agar memperoleh kesimpulan yang tepat maka kesimpulan tersebut kemudian di verifikasi selama penelitian berlangsung.

2. Validitas Data

Validitas data merupakan langkah yang diambil peneliti untuk menunjukkan ketepatan pengumpulan data atau data yang telah dikumpulkan benar-benar sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Kegiatan yang bisa digunakan dalam meningkatkan validitas data yaitu:

a. Triangulasi

Sugiyono (2011) menyatakan bahwa tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.

Menurut Elliot (dalam Wiriatmadja, 2012, hlm. 168) triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang guru, siswa dan yang melakukan pengamatan atau observasi (peneliti).


(49)

b. Member Check

Member check adalah proses memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber, apakah keterangan atau informasi atau penjelasan ini tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga didapatkan keajegannya, dan data itu terperiksa kebenarannya (Wiriatmadja, 2012, hlm. 168).

c. Audit Trial

Audit trial yakni mengecek kebenaran hasil penelitian dan kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mengkonfirmasi buku-buku temuan dan dicek kesahihannya pada sumber data pertama guru dan siswa (Wiriatmadja, 2012, hlm. 168).

d. Expert Opinion

Expert opinion merupakan penggunaan istilah yang jika dimasukan ke dalam bahasa Indonesia merupakan pendapat para ahli. Pendapat para ahli ini dilakukan dengan cara pengecekkan data terakhir terhadap validnya temuan peneliti pada pakar professional. Kegiatan ini dilakukan melalui proses konsultasi kepada pembimbing sampai validasi data yang diperoleh agar dapat dipertanggungjawabkan (Wiriatmadja, 2012, hlm. 168).


(50)

Alifia nurul, 2015

Peningkatan pemahaman global warming melalui media video bertema masalah lingkungan dalam pembelajaran ips

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Pada bab ini akan berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi yang diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang telah dilaksanakan. Berdasarkan dari hasil pengamatan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada siklus I, II dan III pada pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP Muhammadiyah 6 Bandung mengenai “Peningkatan pemahaman global warming siswa melalaui media video bertema masalah lingkungan dalam pembelajaran IPS” peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti

dengan judul “Peningkatan Pemahaman Global Warming Melalui Media

Video Bertema Masalah Lingkungan dalam Pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMP Muhammadiyah 6 Kota Bandung” menghasilkan kesimpulan yang peneliti rumuskan yaitu :

1. Perencanaan dalam menggunakan media video bertema masalah lingkungan untuk meningkatkan pemahaman global warming siswa di kelas VIII C, terlebih dahulu guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis KTSP. Guru menyiapkan media video bertema masalah lingkungan yang sesuai dengan materi yang akan diberikan pada siswa. Peneliti juga membuat instrumen yang dijadikan sebagai alat pengumpulan data hasil penelitian yaitu lembar observasi guru, lembar observasi siswa, lembar wawancara, LKS (Lembar Kerja Siswa) berupa tes pemahaman global warming, dokumentasi, dan catatan lapangan.

2. Guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS melalui media video bertema masalah lingkungan untuk meningkatkan pemahaman global


(51)

warming siswa. Tentunya saat pembelajaran guru menayangkan video yang bertema masalah lingkungan sesuai dengan materi yang disampaikan pada setiap siklusnya. Pada siklus ke I guru menyampaikan materi dan menayangkan video tentang ketenagakerjaan yang mengambil tema dampak lingkungan yang disebabkan banyaknya pabrik industri di dunia atau di Indonesia yang tentunya asap pabrik tersebut menyebabkan global warming. Pada siklus ke II guru menyampaikan materi dan menanyangkan video mengenai materi perusahaan BUMN dan BUMS yang mengambil tema asap kendaraan yang disebabkan oleh salah satu perusahaan BUMN yaitu bus damri yang tidak ramah lingkungan, tentunya hal tersebut dapat menyebabkan global warming. Kemudian pada siklus ke III guru menyampaikan materi dan menanyangkan video mengenai materi permintaan dan penawaran yang mengambil tema peranan pohon untuk keberlangsungan peradaban kehidupan manusia, dimana saat ini semakin banyaknya penggunaan pohon untuk dijadikan kebutuhan manusia sehingga banyak terjadi illegal logging.

3. Peningkatan pemahaman global warming siswa melalui media video bertema masalah lingkungan pada setiap siklusnya cenderung mengalami peningkatan yang baik. Peningkatan dapat dilihat melalui lembar observasi siswa dan tes pemahaman global warming . Pada siklus ke I hasil observasi siswa mengenai pemahman global warming melalui media video bertema masalah lingkungan terlihat mendapatkan hasil sebesar 53,8 %. Sedangkan hasil tes pemahaman global warming pada siswa di siklus I ini mendapatkan hasil sebesar 45,24%. Pada siklus ke II hasil observasi siswa mengenai pemahman global warming melalui media video bertema masalah lingkungan terlihat mendapatkan hasil sebesar 89,7 % dan hasil tes pemahaman global warming pada siswa mendapatkan hasil sebesar 71,43 %. Sedangkan untuk siklus ke III didapatkan hasil observasi siswa mengenai pemahman global warming melalui media video bertema masalah lingkungan terlihat mendapatkan hasil sebesar 94,8 % dan untuk hasil tes pemahaman global warming pada siswa mendapatkan hasil sebesar 82,77 %. Pada siklus ke III ini lah


(52)

target 80% yang diinginkan oleh peneliti dapat tercapai. Siswa sudah menunjukkan pemahaman global warming dengan baik.

4. Peningkatan pemahaman global warming pada siswa melalui media video bertema masalah lingkungan yang dilaksanakan pada kelas VIII C, peneliti yang berperan sebagai guru pelaksana dalam pembelajaran dikelas memiliki banyak kendala dalam proses pembelajaran melalui media video bertema masalah lingkungan. Adapun kendala-kendala yang peneliti rasakan pada saat penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Guru harus secara manual membawa infokus dan memasangnya sendiri karena infokus tidak terpasang secara otomatis pada setiap kelasnya

b. Guru harus mencari ide-ide kreatif agar materi pokok bisa dikaitkan dengan global warming

c. Guru juga dituntut untuk menyampaikan materi yang dikaitkan dengan global warming agar mudah dipahami oleh siswa

d. Pada saat melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan media video bertema masalah lingkungan, siswa sulit dibimbing karena ingin menonton paling depan dan cenderung ribut karena terlalu antusias

e. Siswa masih ada yang mengobrol dengan teman sebangkunya di kelas terutama siswa yang duduk di bagian belakang dan terlihat tidak memiliki motivasi belajar.

B. Implikasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti, terdapat implikasi pada penelitian ini yang telah peneliti rumuskan, implikasi tersebut diantaranya :

1. Dalam melakukan penelitian khususnya penelitian tindakan kelas, peneliti diharuskan membuat perencanaan sebaik mungkin. Sama halnya dalam penelitian ini yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Global Warming Melalui Media Video Bertema Masalah Lingkungan dalam Pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMP Muhammadiyah 6 Kota


(53)

Bandung”. Perencanaan yang dilakukan peneliti telah disiapkan secara matang di setiap siklusnya, agar siswa memahami global warming secara maksimal melalui media video bertema masalah lingkungan. Pertama peneliti membuat perencanaan yang di sebut RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) di mana dalam RPP tersebut berisi secara rinci dari mulai waktu pelaksanaan, materi yang akan disampaikan, metode pembelajaran, penilaian, lembar kerja siswa, dan media pembelajaran khususnya pada penelitian ini menggunakan media video bertema masalah lingkungan, jadi guru harus betul-betul memilah video yang baik agar mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap global warming yang akan dilaksanakan pada saat penelitian tindakan kelas berlangsung. Jika tidak melakukan perencanaan dengan baik, kemungkinan besar penelitian yang kita harapkan tidak akan berjalan dengan sempurna. Dengan adanya perencanaan yang dilakukan peneliti secara maksimal, penelitian ini berjalan dengan baik untuk meningkatakan pemahaman global warming siswa melalui media video bertema masalah lingkungan. 2. Setelah melakukan perencanaan dengan baik, saatnya eksekusi di kelas atau pelaksanaannya di kelas yang menjadi objek peneliti yaitu kelas VIII-C. Karena peneliti sudah melakukan perencanaan dalam bentuk RPP maka saat pelaksanaan penelitian berlangsung, peneliti tidak mengalami kesulitan karena semua langkah-langkah pembelajaran sudah ada di dalam perencanaan atau RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Siswa sangat antusias ketika melihat tayangan video yang bertema masalah lingkungan yang diberikan oleh guru atau peneliti. Hanya saja guru atau peneliti tetap mengawasi dan mengkondisikan siswa agar saat pelaksanaan tindakan berlangsung dengan tertib.

3. Pada awalnya pemahaman siswa terhadap global warming sangat kurang khususnya siswa kelas VIII-C. Oleh karena itu peneliti tertarik menggunakan media video bertema masalah lingkungan untuk meningkatkan pemahaman global warming tersebut. Setelah siswa diberikan tayangan video bertema masalah lingkungan saat pembelajaran berlangsung termyata membuahkan hasil berupa peningkatan terhadap


(1)

menjadi komunitas sekolah juga. Penelitian ini bermanfaat bagi sekolah dalam hal peningkatan pemahaman global warming pada siswa di dalam pembelajaran IPS. Pengajaran mengenai global warming diharapkan bisa seterusnya diajarkan dan diaplikasikan saat proses belajar mengajar berlangsung, karena dengan bekal ilmu yang diberikan oleh guru akan bermanfaat untuk siswa pada kehidupan sehari-harinya. Memperkaya khasanah sekolah tentang salah satu motivasi siswa didalam proses belajar untuk memperoleh hasil yang diinginkan dan yang seharusnya diasah di kelas guna memperbaiki mutu sekolah dan meningkatkan kompetensi siswa. Peneliti memberikan rekomendasi agar sekolah untuk dapat terus memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi kehidupan di bumi saat ini yang sudah semakin tua, misalnya melalui kegiatan pemeriksaan kebersihan sebelum pembelajaran dimulai dan selalu mengingatkan untuk membuang sampah pada tempatnya, menggunakan botol minuman dari rumah, mengurangi konsumsi menggunakan plastik dan sebagainya, mendaur ulang barang bekas dan sebagainya, dengan hal-hal yang kecil ini akan memberikan dampak positif pada kehidupan sehari-hari baik untuk pihak sekolah dan untuk siswa. Dengan begitu, dengan diadakannya penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan atau rekomendasi pada sekolah agar dapat dikembangkan untuk keberhasilan hidup di masa mendatang. Sebagai referensi sekolah untuk menciptakan sumber manusia berkualitas yang mampu memahami dan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi Guru, peneliti memberikan rekomendasi agar peserta didik yang masih memiliki pemahaman global warming yang rendah, untuk terus diberikan motivasi dan perhatian lebih. Pemberian kata-kata positif yang membangun serta motivasi diharapkan mampu guru lakukan pada setiap pembelajaran IPS agar peserta didik merasa dihargai. Peneliti merekomendasikan pula agar guru mampu untuk menerapkan media video dalam pembelajaran IPS di setiap kelas. Kemudian, guru juga mampu memberikan pemahaman global warming untuk kelas lainnya juga yang dinilai memiliki pemahaman global warming yang rendah. Pengoptimalan


(2)

149

kinerja guru dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media khususnya video harus dibarengi dengan kemampuan guru mengeksplorasi materi pembelajaran agar lebih menarik dan sesuai dengan perkembangan jaman. Khususnya dalam pembelajaran IPS guru harus senantiasa memperbaharui pengetahuannya yang berkaitan dengan perkembangan masyarakat terhadap lingkungan yang merupakan sumber kajian IPS. Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk guru agar kedepannya siswa mampu menjalani perilaku green behavior.

Bagi Siswa, dengan adanya pembelajaran melalui media video bertema masalah lingkungan ini dapat bermanfaat bagi siswa agar dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa pada mata pelajaran IPS. Mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep yang berarti untuk kehidupannya. Karena pada usia merekalah yang akan meneruskan untuk menjaga dan mencintai lingkungan di bumi ini. serta memberikan pembelajaran bermakna yang diharapkan mampu diaplikasikan pada kehidupan sehari-harinya. Melaui media video bertema masalah lingkungan ini dapat menumbuhkan sikap peduli lingkungan. Meningkatkan rasa cinta terhadap lingkungan dengan tindakan yang nyata.

Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menjadi dasar, referensi serta acuan bagi penelitian selanjutnya, memberikan wawasan untuk melakukan penelitian dengan masalah yang serupa di masa-masa mendatang. Segala kendala yang dihadapi dalam penelitian ini dapat dijadikan pelajaran agar apabila pada penelitian selanjutnya dengan penelitian yang relatif sama dengan apa yang sudah diterapkan pada penelitian ini dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu peneliti merekomendasikan, untuk kedepannya peneliti selanjutnya dapat lebih meningkatkan awareness

terhadap global warming. Selanjutnya, dengan diadakannya penelitian ini diharapkan menjadi pembelajaran tersendiri bagi peneliti, menambah khazanah keilmuan sebagai bekal menjadi guru yang profesional kelak dalam menghadapi peserta didik.


(3)

Alifia nurul, 2015

Peningkatan pemahaman global warming melalui media video bertema masalah lingkungan dalam pembelajaran ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anderson & Karthwohl. (2015). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ali & Asrori. (2009). Psikologi Remaja Pengembangan Peserta Didik Edisi 6. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto. (2012). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

Hamalik, Oemar. (1994). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Hasan, H. (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: DEPDIKBUD DIRJEN DIKTI P2TA.

Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Komalasari, K. (2011). Media Pembelajaran IPS. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Muhi, A. Hanipah. (2011). Pemanasan Global (Global Warming). Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN): Jatinangor, Jawa Barat.


(4)

151

Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: REFERENSI (GP Press Group).

Ningrum, E. (2009). Penelitian Tindakan Kelas: Panduan Praktis dan Contoh. Bandung : Buanan nusantara.

Risman, (2006). Atmosfer Bumi Makin Panas. Jakarta: Dharma Utama Publishing.

Rusbiantoro, D. (2008). Global Warming For Beginner. Yogyakarta: O2.

Sadiman, A., dkk. (2009). Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanaky, AH, Hujair. (2011). Media Pembelajaran Buku Pegangan Wajib Guru dan Dosen. Yogyakarta: Kaukaba.

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, W. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Pernada Media Group.

Santrock, Jhon W. (2011). Psikologi Pedidikan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.

Sudajana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(5)

Supriatna, D. (2009). Pengenalan Media Pembelajaran. PPPPTK TK dan LB.

Suryaningsih. (2010). Mengenal Bumi Untuk Menjaga Kelestarian Bumi. Surabaya: CV Graha Ilmu Mulia.

Suyono. & Haryanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Utina, R. (2008). PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya. Gorontalo: Dosen Biologi FMIPA Universitas Negeri Gorontalo.

Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya,

Zulkifli, A. (2014). Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan. Jakarta: Salemba Teknika.

Sumber Jurnal, Skripsi dan Tesis

Benawa, Arcadius. (2010). Peran Media Komunikasi Dalam Pembentukan Karakter Intelektual Di Dunia Pendidikan. [Jurnal] Vol 2 No 1: Universitas Multimedia Nusantara.

Budiman ,I. (2008). Model Pembelajran Multimedia Interaktif Dualism Gelombang Partikel Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa . (Tesis). Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Fauziah, Rizka. (2013). Pengaruh Penggunaan Media Video Kekayaan Alam Terhadap Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Mabruk, SM. (2013). Pemanfaatan Media Pembelajaran Visual Grafis Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dalam Pembelajaran IPS. (Skripsi).


(6)

153

Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Ramdan, M. (2013). Penggunaan Media Audio Visual Untuk Menigkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Pelajaran IPA. (Skripsi). Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Saleh, N.O. (2013). Penggunaan Pendekatan Isu-Isu Kontroversial Untuk Peningkatan Pemahaman Konsep Penyimpangan Sosial Pada Pembelajaran IPS. (Tesis). Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Virgin, R (2013). Mengembangkan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dalam Pembelajaran IPS. (Skripsi). Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sumber Internet

Juliantara, Ketut. (2010). Media-Audiovisual (Slide Bersuara). Diakses dari : http://www.latifa-assauqi.co.cc/2010/03/kelebihan-dan-kelemahan-media-audio.html.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung.

2 3 43

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGELOLA KONFLIK SOSIAL MELALUI PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-B SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

0 1 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MELALUI MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Kota Bandung.

0 2 50

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBUATAN PROYEK RESPON KREATIF DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-B SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

2 16 65

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII-A SMP Negeri 14 Bandung.

0 2 48

PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA MELALUI TAYANGAN REALITY SHOW DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

0 4 51

PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS BUDAYA :Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Kota Bandung.

0 0 54

PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS BUDAYA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Kota Bandung.

0 0 54

PENINGKATAN WAWASAN GLOBAL SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GOOGLE MAPS DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMP NEGERI 45 BANDUNG - repository UPI S IPS 1105699 Title

0 0 4

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGELOLA KONFLIK SOSIAL MELALUI PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-B SMP Muhammadiyah 6 Bandung - repository UPI T IPS 1002258 Title

0 0 3