PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MELALUI MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Kota Bandung.

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MELALUI MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan IPS.

Disusun Oleh: Dita Arsita Rahmawanti

1102881

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


(2)

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MELALUI MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN IPS.

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Kota Bandung)

Oleh:

DITA ARSITA RAHMAWANTI 1102881

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Dita Arsita Rahmawanti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MELALUI MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN IPS(Penelitian Tindakan Kelas Di kelas VIII-G SMP Pasundan 4

Bandung)’’ ini berserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya

tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2015 Yang membuat pernyataan,

Dita Arsita Rahmawanti 1102881


(4)

Skripsi Ini Telah Diuji Pada:

Hari/tanggal : Kamis, 25 Juni 2015

Tempat : Gedung FPIPS Lt.2 UPI Bandung.

Panitia Ujian :

1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris : Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP: 19611014 198601 1 001 3. Penguji :

Penguji 1 : Dra. Yani Kusmarni, M.Pd NIP. 196601131 99001 2 002

Penguji 2 : Yeni Kurniawati, M.Pd. NIP. 19770602 200312 2 001

Penguji 3 : Muhamad Iqbal, S.Pd, M.Si. NIP. 19801112 200912 1 003


(5)

LEMBAR PENGESAHAN

DITA ARSITA RAHMAWANTI (1102881)

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MELALUI MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN IPS.

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Kota Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I,

Dr. Asep Mulyadi, M.Pd NIP:19620902 199001 1 011

Pembimbing II,

Dra. Neyni Ratmaningsih, M.Pd NIP: 1961125 198603 2 003


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMAKASIH. ABSTRAK.

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR GRAFIK. ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Pembelajaran IPS ... 11

1. Definisi Pembelajaran IPS ... 11

2. Tujuan Pembelajaran IPS ... 12

3. Dimensi Pelajaran IPS ... 13

B. Penilaian Hasil Belajar ... 17

1. Definisi penilaian hasil Belajar ... 17


(7)

C. Penilaian Ranah Kognitif ... 19

D. Kemampuan Analisis. ... 21

1. Definisi Analisis ... 21

2. Ciri-ciri Mengetes Kemampuan Analisis ... 22

3. Indikator Kemampuan Analisis ... 23

E. Media Pembelajaran IPS ... 24

1. Definisi Media dalam Pembelajaran ... 24

2. Ciri-Ciri Umum Media dalam Pendidikan ... 25

3. Fungsi Media dalam Pembelajaran ... 25

F. Media Komik ... 26

1. Definisi Media Komik. ... 27

2. Definisi Media Komik dalam Pembelajaran ... 29

3. Keterkaitan Media Komik dengan Kemampuan Analisis Siswa ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 31

B. Metode Penelitian ... 31

C. Desain Penelitian. ... 33


(8)

1. Kemampuan Analisi ... 36

2. Indikator Kemampuan Analisis ... 39

E. Intrumen Penelitian ... 41

1. Lembar Observasi. ... 41

2. Tes. ... 42

3. Lembar Kerja Siswa. ... 42

4. Rubrik Penilaian. ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data. ... 43

1. Observasi ... 43

2. Wawancara/interview ... 43

3. Studi Dokumentasi ... 43

4. Catatan Lapangan (Field Noted) ... 43

5. Angket (Kuesioner) ... 44

G. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ... 44

1. Pengolahan Data Kualitatif ... 44

2. Pengolahan Data Kuantitatif ... 45

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 48

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 48

1. Sejarah Singkat SMP Pasundan 4 Bandung ... 48

2. Keadaan Guru SMP Pasundan 4 Bandung. ... 51

3. Keadaan Siswa SMP Pasundan 4 Bandung. ... 51


(9)

5. Profil SMP Pasundan 4 Bandung ... 53

6. Subjek Penelitian ... 53

B. Pra Obsevasi ... 53

C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1 ... 55

1. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 ... 55

2. Perencanaan Siklus 1 ... 56

3. Hasil Observasi dan Pengamatan Tindakan Siklus 1 ... 61

4. Refleksi ... 84

D. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 2 ... 85

1. Perencanaan Siklus 2 ... 85

2. Pelaksanaan Siklus 2 ... 86

3. Hasil Observasi dan Pengamatan Tindakan Siklus 2 ... 91

4. Refleksi ... 113

E. Deskripsi Hasil Penilaian Siklus 3 ... 115

1. Perencanaan Siklus 3 ... 116

2. Pelaksanaan Siklus 3 ... 116

3. Hasil Observasi dan Pengamatan Tindakan Siklus 3 ... 120


(10)

dalam Pembelajaran IPS ... 156

3. Upaya Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Menerapkan Kemampuan Analisis Siswa Melalui Media Komik dalam Pembelajaran IPS ... 161

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 163

A. Kesimpulan ... 163

B. Saran ... 166

DAFTAR PUSTAKA ... 169


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kata Kerja Ranah Kognitif ... 37

Tabel 4.1 Daftar Kepala Sekolah SMP Pasundan 4 Bandung.. ... 48

Tabel 4.2. Jenjang Akreditasi SMP Pasundan 4 Bandung. ... 49

Tabel 4.3. Keadaan Tenaga Edukatif/Guru SMP Pasundan 4 Bandung. ... 49

Tabel 4.4. Jumlah Rombongan Belajar dan Jumlah Siswa dari Tahun Pelajaran 2011/2015 SMP Pasundan 4 Bandung. ... 50

Tabel 4.5. Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus ke-1. ... 61

Tabel 4.6. Hasil Observasi Penilaian Kegiatan Guru Pada Siklus Ke-1. ... 62

Tabel 4.7. Hasil kemampuan Analisis Siswa siklus ke-1. ... 64

Tabel 4.8. Hasil Observasi Kemampuan Analisis Siswa pada Siklus Ke-1. ... 65

Tabel 4.9. Hasil Angket Siswa Siklus ke-1 ... 77

Tabel 4.10. Presentase Indikator Pelajaran IPS Siklus ke-1. ... 78

Tabel 4.11. Presentase Penilaian Kegiatan Guru Pada Siklus ke-2. ... 78

Tabel 4.12. Presentase indikator kemampuan analisis siswa siklus ke-1. ... 81

Tabel 4.13. Presentase Indikator Materi Pelajaran Siklus Ke-1. ... 83

Tabel 4.14. Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus 2... 91

Tabel 4.15. Hasil Observasi Penilaian Kegiatan Guru Pada Siklus Ke-2. ... 92

Tabel 4.16. Hasil Kemampuan Analisis Siswa siklus ke-2. ... 94

Tabel 4.17. Hasil Observasi Kemampuan Analisis Siswa Pada Siklus Ke-2. ... 95

Tabel 4.18. Hasil Angket Siswa Siklus ke-2. ... 107


(12)

Tabel 4.26. Hasil Observasi kemampuan analisis siswa Pada Siklus Ke-3. ... 124

Tabel 4.27. Hasil Angket Siswa Siklus ke-3. ... 136

Tabel 4.28. Presentase Indikator Pelajaran IPS Siklus Ke-3. ... 138

Tabel 4.29. Presentase Manfaat Penggunaan Komik Siklus Ke-3. ... 140

Tabel 4.30. Presentase Indikator Kemampuan Analisis Siswa Siklus Ke-3. ... 142

Tabel 4.31. Presentase Indikator Materi Pelajaran Siklus Ke-. ... 142

Tabel 4.32. Perbandingan Hasil Kegiatan Guru Pada Siklus ke-1, Siklus ke-2 dan Siklus ke-3. ... 145

Tabel 4.33. Perbandingan Hasil Observasi Kemampuan Analisi Siswa dalam Pembelajaran IPS Pada Siklus ke-1, Siklus ke- 2 dan Siklus ke-3. ... 149

Tabel 4.34 Hasil Angket Indikator Mata Pelajaran IPS Pada Siklus Ke-1. Siklus ke- 2 dan Siklus ke- 3. ... 154

Tabel 4.35. Hasil Angket Indikator Media Komik Siklus ke-1, Siklus ke-2 dan Siklus ke-3. ... 154

Tabel 4.36. Hasil Angket indikator kemampuan analisis siswa Siklus ke- 1, Siklus ke- 2 dan Siklus ke- 3. ... 156

Tabel 4.37. Hasil Angket Indikator Materi Pelajaran IPS Siklus ke- 1, Siklus ke- 2 dan Siklus ke- 3. ... 158


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Gambar Model Penelitian Kemmis dan Mc Taggart. ... 33 Gambar 4.1. Siswa sedang membaca komik bersama kelompoknya siklus ke-1 .... 60 Gambar 4.2. Siswa sedang mengerjakan LKS dan membaca

Komik bersama kelompoknya siklus ke-1. ... 60 Gambar 4.3. Siswa ketika sedang membaca komik siklus ke-2 ... 90 Gambar 4.4. Siswa ketika sedang diberi tugas dan LKS membaca komik

dan berdiskusi kelompok siklus ke-2. ... 90 Gambar 4.5. Siswa ketika sedang mengerjakan LKS siklus ke-3. ... 119 Gambar 4.6. Siswa ketika sedang berdiskusi membaca Komik siklus ke-3. ... 130


(14)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1. Grafik Perbandingan Hasil Kegiatan Guru dalam Tiap Siklus. ... 148 Grafik 4.2. Grafik Perbandingan Hasil Kemampuan Analisis Siswa

dalam Tiap Siklus ... 150 Grafik 4.3. Grafik Perbandingan Hasil Angket Respon Indikator Mata

Pelajaran IPS Siswa Siklus ke- 1, Siklus ke- 2

dan Siklus ke- 3. ... 154 Grafik 4.4. Grafik Perbandingan Hasil Angket Respon Siswa Mengenai

Pemanfaatan Media Komik Siklus ke-1, Siklus ke-2

dan Siklus ke-3 ... 155 Grafik 4.5. Grafik Perbandingan Hasil Angket Respon Siswa

Mengenai Kemampuan Analisis Siswa Melalui

Media Komik Siklus ke- 1, Siklus ke- 2 dan Siklus ke- 3. ... 157 Grafik 4.6. Grafik Perbandingan Hasil Angket Respon Siswa mengenai

Materi Pelajaran IPS Menggunakan Media Komik Siklus ke- 1,


(15)

LAMPIRAN

Lampiran. SK dan Surat penelitian . ... I Lampiran. Silabus dan RPP ... II Lampiran. Intrumen Penelitian. ... II Lampiran. Hasil Penelitian ... IV Lampiran. Media Komik. ... V Lampiran. Dokumentasi. ... VI Riwayat Hidup Penulis. ... VII


(16)

ABSTRAK

Penilaian hasil belajar siswa merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk mengetahui ketercapaian indikator dan tujuan pembelajaran, terutama penilaian ranah kognitif yang diharuskan siswa mampu untuk mengetahui, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesiskan. Permasalahan dalam proses pembelajaran siswa hanya mengetahui dan memahami saja, namun siswa kurang dapat menguraikan masalah secara rinci sehingga jelas strukturnya. Dengan demikian dirasakan sangat perlu untuk melatih siswa menganalisis pembelajaran yang diharapkan dapat mencari solusi dan menyimpulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari sesuai materi yang diajarkan dalam pembelajaran IPS. Komik merupakan salah satu bacaan yang dapat menuangkan informasi dalam bentuk tulisan dan gambar, sehingga dapat membantu untuk menuangkan materi lebih menarik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) model Kemmis dan Taggart. Penelitian ini dilakukan di SMP Pasundan 4 Bandung, sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-G. Pelaksanaan kegiatan peningkatan kemampuan analisis siswa melalui media komik dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan berhasil. Pada siklus ke-1 pemahaman siswa terhadap kemampuan analisis siswa melalui media

komik memperoleh kategori “Cukup Baik” (CB).Pada siklus ke-2, siswa mengalami perkembangan dalam pemahaman siswa terhadap kemampuan analisis menggunakan media komik memperoleh kategori “Baik” (B). Kemudian pada siklus ke-3 atau siklus terakhir, siswa telah mencapai perkembangan pemahaman terhadap kemampuan analisis melalui media komik memperoleh hasil yang “Sangat Baik”. Sehingga dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan, bahwa melalui media komik dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa.


(17)

ABSTRACT

Student’s work evalution result is one of student’s work evalution result is one of

important factors that should be concerned about to measure the learning goal and indicator establishment especially cognitive aspect in which students are obliged to acknowledge, comprehend, apply, analyze, and synthesize what they learnt. The problem is in fact in the learning process almost students acknowledge and comprehend the lesson but they couldn’t explain they learning problem clearly.

That’s why it’s necessary to train student’s to learn how to analyze the lesson in

order that they can find out a solution and a conclusion for a case study in social scince (IPS). learning process which is related to their daily lives. Comic is a book which presents information through letters and pictures. It can be an iteresting media to inform somthing to students. Research method used in this research is classroom action research model Kemmis and Taggart. This research is held in SMP Pasundan 4 Bandung, and the subject are students grade VIII-G. Student’s analyzing capability improvement training in social science learning through comics was successfully done. At the first phase, student’s comprehension about the lesson was quiet good

(B), and they got (A) student’s questionnaire response about comic as media. As the last phase, almost student’s successfully reach their best progress in comprehending

and analysing lesson through comics as media. They got (A) student’s questionnaire response about comic as media. From this research we can conclude that comics, as

media, can help student’s to improve their analysing capability in social science


(18)

BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini dikemukan mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti, berupaya mendekati masalah-masalah yang melatar belakanginya dengan mengungkapkan kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

A. LATAR BELAKANG

Penelitian ini berdasarkan dari hasil observasi pra-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di SMP Pasundan 4 Bandung, tepatnya pada kelas VIII-G. Ketika peneliti melihat pembelajaran langsung didalam kelas serta melalui hasil wawancara bersama guru mitra mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengenai hasil proses pembelajaran siswa, nampaknya beberapa masalah yang teridentifikasi yaitu :

Pertama, proses belajar siswa didalam kelas kurang merespon. Hal ini terlihat, ketika guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk dapat mengetahui hasil belajar siswa tentang materi yang disampaikan oleh guru, ternyata siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan, sebagian besar siswa hanya diam dan sibuk mencari jawaban dalam buku pelajaran IPS. Tidak ada yang antusias inisiatif untuk mengajukan pendapat dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Padahal dengan diberikannya kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan, guru bertujuan untuk menilai hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran IPS yang disampaikan, tidak berupa hanya sekedar mengetahui dan memahami materi saja, melainkan siswa dapat lebih rinci menemukan informasi yang didapat dari materi yang disampaikan, Hal ini juga sesuai ketika peneliti melakukan wawancara langsung bersama guru mata pelajaran IPS. Menurutnya, masih rendah hasil belajar siswa dari segi ranah kognitif pada proses belajar IPS yang diajukan guru kepada siswa terkait materi yang disampaikan. Padahal sebagaimana yang dikemukakan oleh Genge membagi lima kategori hasil belajar (dalam Sudjana, 2004, hlm. 22) , yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap dan (e) keterampilan motoris. Oleh


(19)

karena itu penilaian dalam ranah kognitif sangat penting dan menjadi salah satu faktor untuk mengukur kualitas hasil belajar siswa. Namun pada kenyataanya dilapangan hasil belajar siswa dari ranah kognitif masih dirasa kurang.

Kedua, ketika peneliti melakukan tes terhadap siswa melalui beberapa pertanyaan serta soal yang merangsang siswa untuk dapat memilah informasi terkait materi yang disampaikan, ternyata siswa tidak bisa. Siswa kurang dapat menemukan informasi mengenai masalah yang ada dalam materi pelajaran, siswa kurang dapat mengaitkan materi pelajaran yang ada dalam kehidupan sehari-hari, dan ketika siswa mendapatkan suatu informasi mengenai masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dituangkan dalam materi pembelajaran IPS siswa tidak bisa memahami bahkan untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut siswa tidak bisa menjawab, selain itu, untuk dapat menyimpulkan materi pembelajaran siswa kesulitan karena siswa tidak dapat memilah informasi dengan baik terhadap materi yang disampaikan.

Permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang telah dipaparkan oleh peneliti tersebut mengarah pada rendahnya kemampuan siswa dalam menganalisis materi pembelajaran, karena siswa kurang dapat memilah menjadi bagian-bagian yang terpadu sehingga jelas susunanya untuk mendapatkan informasi terhadap materi pelajaran, hal tersebut ditunjukan oleh siswa ketika guru memberikan informasi mengenai materi pelajaran, diantaranya siswa kurang dapat menemukan informasi materi pembelajaran, siswa kurang dapat mengaitkan materi dalam pembelajaran IPS, siswa kurang dapat menghubungkan materi pelajaran IPS, dan siswa kurang dapat mencari solusi dalam permasalahan serta menyimpulkan materi pembelajaran IPS. Padahal sebagaimana yang dikemukakan menurut


(20)

beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya.

Kemampuan Analisis sangat penting dalam Pembelajaran IPS, karena selain tujuan pelajaran IPS untuk menjadi warga negara yang baik, pembelajaran IPS juga menuntut pemahaman siswa terhadap fakta-fakta serta prinsip-prinsip yang bersifat aplikatif berupa pemecahan masalah ataupun penganalisaan terhadap kasus-kasus yang ada di masyarakat. Hal ini juga di kemukakan menurut Somantri (2001, hlm. 74), Beliau mengemukakan pengertian dari pendidikan IPS sebagai berikut :

“Pendidikan IPS adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu

sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait, yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah serta psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah”.

Berdasarkan pemaparan mengenai pembelajaran IPS dalam tujuan pendidikan dasar dan menengah yang seharusnya dicapai oleh siswa, kemampuan analisis siswa perlu dikembangkan. Karena, hal ini sesuai bahwa dalam pembelajaran IPS banyak mengangkat masalah dan isu-isu sosial, oleh karena itu kemampuan analisis perlu dikembangkan dalam proses belajar siswa untuk melatih siswa mengolah informasi secara jelas untuk mengkaji permasalahan sosial dalam materi pelajaran IPS, sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran IPS tersebut.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS adalah dengan menggunakan media pembelajaran, karena melalui media pembelajaran dapat membantu siswa untuk mendapatkan informasi materi yang disampaikan guru. Adapun menurut Criticos, 1996 (Komalasari 2011, hlm 21) Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Sehingga media pembelajaran dapat dijadikan suatu komponen untuk terciptanya proses belajar yang menyenangkan dan mempermudah siswa.

Media yang menarik yaitu media yang dapat membawa siswa ikut terlibat di dalamnya dan dapat dilihat, baik berupa gambar maupun tulisan-tulisan menarik. Salah satunya yaitu, media komik yang dapat di jadikan


(21)

sebagai acuan dalam proses belajar siswa. Menurut Sudjana dan Rivai (2002, hlm. 68) menyatakan media komik dalam proses belajar mengajar menciptakan minat para peserta didik, mengefektifkan proses belajar mengajar, dapat meningkatkan minat belajar dan menimbulkan minat apresiasinya.

Berdasarkan uraian diatas, dengan berbagai keunggulan unsur-unsur media pembelajaran dan juga media komik, sangat diharapkan terjadinya peningkatan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS. Peneliti mencoba memecahkan permasalahan rendahnya kemampuan analisis siswa di kelas VIII-G dengan menggunakan media komik, pembelajaran dengan menggunakan media komik memberikan kesempatan siswa untuk dapat memilah-milah dan menganalisis materi pembelajaran, serta dengan menggunakan media komik diharapkan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan guru lebih kreatif dalam penggunaan media pembelajaran, yang terkadang guru malas untuk menggunakan media pembelajaran. Padahal media pembelajaran dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar, serta dengan penggunaan media komik guru dapat meningkatkan minat siswa untuk membaca. Seperti yang dipaparkan oleh Sudjana dan Rivai (2005, hlm 69) bahwa buku-buku komik dapat dipergunakan secara efektif oleh guru-guru dalam usaha membangkitkan minat, mengembangkan perbendaan kata-kata dan keterampilan membaca, serta memperluas minat membaca, hal ini juga dapat menciptanya guru yang tidak membosankan dalam proses belajar mengajar yang terjadi di kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung dengan adanya media kreatif yang di kembangkan oleh guru. Metode ceramah yang sering membuat siswa merasa jenuh dan bosan diharapkan dapat diatasi dengan


(22)

pada pembelajaran Fisika dengan model pembelajaran kooperatif melalui metode diskusi lebih baik dari pada penggunaan media buku teks pada pembelajaran Fisika. Selanjutnya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ali Rizki (2014) dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMP 12 Bandung dengan judul Upaya meningkatkan kreativitas siswa melalui komik berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPS menunjukan bahwa adanya peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS. Hal ini yang menjadi daya tarik peneliti untuk menggunakan media komik dalam pembelajaran IPS dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa di kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung.

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :

“Peningkatan Kemampuan Analisis siswa melalui Media Komik dalam pembelajaran IPS”


(23)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka garis besar dari rumusan masalahnya adalah: Bagaimana peningkatan kemampuan analisis siswa melalui media komik dalam Pembelajaran IPS?

Adapun rumusan masalah yang dijabarkan secara khusus sebagai berikut: 1. Bagaimana guru merencanakan peningkatan kemampuan analisis siswa

melalui media komik dalam pembelajaran IPS?

2. Bagaimana guru melaksanakan proses peningkatan kemampuan analisis siswa melalui media komik dalam pembelajaran IPS?

3. Bagaimana upaya guru mengatasi kendala yang terjadi pada saat pengembangan pembelajaran melalui peningkatan kemampuan analisis siswa melalui media komik dalam pembelajaran IPS?

C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari peneliti ini adalah : 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari peneliti adalah untuk mengkaji tentang kegunaan dan manfaat media komik untuk peningkatan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui kondisi siswa di kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung dalam pembelajaran IPS sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas

b. Untuk melaksanakan peningkatan kemampuan analisis siswa melalui media komik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMP Pasundan


(24)

d. Untuk mengetahui seberapa efektif penerapan media komik untuk peningkatan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII. G SMP Pasundan 4 Bandung

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti sendiri terutama sebagai latihan untuk berfikir kritis, ilmiah dan sistematis dalam menghadapi masalah-masalah pendidikan terutama dalam pembelajaran IPS.

b. Peneliti memperoleh pemahaman dan aplikasi dari peningkatan kemampuan analisis siswa melalui Manfaat praktis

2. Bagi siswa

a. Hasil penelitian penerapan pembelajaran ini diharapkan siswa SMP Pasundan 4 Bandung kelas VIII-G dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa melalui media komik dalam pembelajaran IPS

b. Lebih meningkatkan prestasi dan semangat belajar

c. Sebagai bahan masukan bagi siswa dalam pembelajaran IPS menyenangkan dan bermakna

3. Bagi Guru

a. Sebagai bahan masukan dan inovasi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan dikelasnya.

b. Dapat digunakan sebagai acuan dalam proses pembelajaran IPS yang diterapkan dan dilaksanakan guru.

c. Membantu memberikan solusi menetukan metode atau pendekatan serta media mengajar yang tepat

d. Dapat memperbaiki strategi pembelajaran IPS dikelasnya, dan meningkatkan layanan professional pendidik dalam proses pembelajaran.


(25)

4. Bagi Peneliti

a. Untuk penelitian lebih lanjut, sebagai salah satu cara meningkatkan dan menambah wawasan serta pengalaman bagi para peneliti/ guru dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya.

b. Memberikan solusi untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran. c. Memberikan manfaat dalam memperbaiki pembelajaran dikelas.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan skripsi yang berjudul “Peningkatan kemampuan Analisis siswa melalui media Komik dalam Pembelajaran IPS” tersusun sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini dikemukan mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti, berupaya mendekati masalah-masalah yang melatar belakanginya dengan mengungkapkan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Selanjutnya, dikemukakan rumusan masalah yang merupakan persoalan-persoalan penting yang memerlukan pemecahan. Dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat penelitian yang memuat tentang maksud-maksud dari pemilihan masalah tersebut. Terakhir dalam bab ini dituliskan mengenai organisme penulisan skripsi.

Bab II Tinjuan Kepustakaan, bab ini berisi pemaparan terhadap beberapa sumber kepustakaan yang dijadikan sebagai rujukan bagi penulis dalam mengkaji permasalahan yang diangkat yaitu mengenai Peningkatan kemampuan Analisis siswa melalui Media Komik dalam Pembelajaran IPS. Fokus kajian di bab ini meliputi pengertian penilaian hasil belajar, ranah kognitif, kemampuan analisis, media komik dan pembelajaran IPS.


(26)

pembahasan temuan yang didapatkan pada pelaksanaan penelitian dilapangan.

Bab V Kesimpulan dan Saran, bab ini berisi pemaparaan mengenai penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil temuan yang akan menjawab rumusan masalah yang telah dibuat, selain itu dalam bab ini di paparkan rekomendasi yang ditujukan untuk para pembuat kebijakan dan kepada peneliti berikutnya.


(27)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab III ini, berisi mengenai Metodologi penelitian yang mengacu kepada pengolaan hasil penelitian yang dilakukan peneliti ketika melakukan penelitian dilapangan. Adapun rancangan yang dilakukan oleh peneliti yaitu diantaranya:

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pasundan 4 Bandung. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-G, sedangkan guru IPS dan kepala sekolah akan dijadikan sebagai sumber informasi.

Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMP Pasundan 4 Bandung. SMP Pasundan 4 Bandung ini terletak di Jl Kebonjati No 3, Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung.

Kepala Sekolah SMP Pasundan 4 yaitu Bapak Drs. Sena M,Si. Sedangkan kolaborator peneliti adalah guru mata pelajaran IPS kelas VII, VIII dan XI yaitu Bapak Dedi Kusnadi,S.Pdi, E.Kosasih, BA., Sri Suparti, S.Pd, Hj.R Sutini Kartika, A.Md.Pd. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-G berjumlah 39 orang, yaitu terdiri dari 20 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan. Alasan peneliti memilih kelas VIII-G adalah karena dikelas ini di temukan permasalahan yang sesuai dengan judul skripsi peneliti, yang harus diperbaiki dalam proses belajar mengajar dikelas VII-G.

B. Metode Penelitian


(28)

Dalam penelitian ini, peneliti meneliti tentang subjek yang berkaitan dengan proses pembelajaran, maka metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan penelitian kualitatif, menurut Creswell (1998) (dalam Rochiati, 2012, hlm. 8) menjabarkan penelitian kualitatif adalah sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan kemanusiaan dengan tradisi metodologi yang berbeda. Peneliti membangun sebuah gambaran yang kompleks dan holisitik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan informan, dan keseluruhan penelitian berlangsung dalam latar situasi yang alamiah. Oleh karena itu, Penelitian Tindakan Kelas menurut Rapoport 1970, (dalam Rochiati, 2012, hlm. 11) Mengartikan penelitian tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama. Sedangkan Menurut Arikunto (2012, hlm. 3) Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Dalam kenyataanya sering kali guru tidak memperhatikan proses pembelajaran yang dilakukan, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran, disisi lain peserta didik tidak memperhatiakan apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini dapat dikatakan peserta didik tidak sama sekali berpartisipasi dalam pembelajaran.

Kemudian ditambah juga para peserta didik yang kurang merespon terhadap pembelajaran IPS yang dianggapnya membosankan, dalam kasus ini juga pendidik kurang memperhatiakan metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran, padahal metode dan media pembelajaran dapat meningkatkan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran IPS. Selain itu juga, respon yang dimiliki peserta didik terhadap pembelajaran IPS dapat meningkat.


(29)

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah desain penelitian model Kemmis dan MC Taggart. Adapun gambar desainnya Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2006, hlm. 66) sebagai berikut:

Gambar 3.1. Desain Penelitian Kemmis dan Taggar

Alasan peneliti mengambil desain penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart ini karena alur dan langkah – langkah penelitian yang harus dilakukannya sangat praktis dan sistematis sehingga dapat memudahkan penelitian yang akan dilakukan peneliti dan metode yang


(30)

1. Rencana (plan)

Pada tahap perencaan ini peneliti melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap kondisi peserta didik yang berdasar pada pra penelitian yang dilakukan agar dapat menentukan strategi apa yang dapat dilakukan untuk melakukan perbaikan terhadap pembelajaran.

Perencaan ini juga dilakukan peneliti untuk menentukan topik atau tema pembelajaran yang sesuai dengan penerapan media komik untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS, menentukan waktu dan format observasi yang akan digunakan, merencanakan diskusi antara peneliti dan guru mitra berdasarkan pengamatan berkaitan dengan penerapan media komik untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS, kemudian membuat rencana perbaikan terhadap kekurangan yang ditemukan setelah peneliti berdiskusi dengan guru mitra dan merencakan untuk mengolah data yang telah diperoleh setelah penelitian dilaksanakan.

Dalam penelitian ini peneliti memilih beberapa topik atau tema yang nantinya akan digunakan dalam melakukan setiap tindakan, diantaranya sebagai berikut:

a. Hubungan sosial

b. Peran pranata sebagai pengendalian penyimpangan sosial c. Fungsi pajak dalam kehidupan sehari-hari

Adapun rincian rencana yang disusun oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a) Meminta kesediaan guru mitra untuk menjadi kolaborator peneliti dalam melakukan penelitian

b) Menentukan kelas yang akan diteliti dan waktu penelitian

c) Menentukan materi yang akan diterapkan dalam penelitian tindakan kelas

d) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan saat pembelajaran dalam melakukan penelitian dengan dosen pembimbing dan guru mitra


(31)

e) Merencanakan format penilaian yang akan digunakan dalam proses pembelajaran

f) Merencanakan untuk pengolahan data dari hasil yang diperoleh peneliti dalam melakukan penelitian

2. Tindakan (act)

Tindakan dilakukan sesuai rencana yang telah disusun sebelumnya, tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa. Kemudian pelaksanaan pembelajaran menggunakan media Komik. Adapun rincian tindakan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun yaitu melakukan tindakan yang sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun.

b. Mengoptimalkan penggunaan media komik dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Memberikan pertanyaan - pertanyaan kepada siswa yang telah dibuat oleh guru dalam bentuk LKS.

d. Mempersiapkan instrument penilaian yang berupa format pedoman penilaian penerapan media komik dan juga format penilaian kemampuan menganalisis.

e. Melakukan diskusi balikan dengan mitra peneliti, agar mengetahui kekurangan dalam menerapkan media komik untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS Melaksanakan pengolahan data

3. Pengamatan (observe)


(32)

a. Observasi atau Pengamatan terhadap keadaan kelas yang akan diteliti.

b. Pengamatan terhadap kesesuaian penggunaan media komik dengan pokok bahasan yang sudah ditentukan sebelumnya.

c. Pengamatan terhadap kemampuan analisis siswa dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.

4. Refleksi (reflect)

Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan, kemudian mengadakan pertemuan dengan guru mitra untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario, RPP, dan lain-lain, untuk memperbaiki kegiatan belajar siklus berikutnya sampai siklus jenuh.

D. Definisi Operasional

Penelitian ini berawal dari hasil observasi di SMP Pasundan 4 Bandung, peneliti dalam hal ini mengangkat judul “ Peningkatan kemampuan analisis siswa melalui media Komik dalam Pembelajaran

IPS” (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Pasundan 4 Bandung kelas VIII

-G).

Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian, maka berikut ini pemaparan tentang definisi operasional yang akan menjelaskan secara rinci mengenai variabel-variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Kemampuan Menganalisis

Menurut Teori Benyamin Bloom dengan menggunakan klarifikasi hasil belajar (dalam Sudjana 2004 hlm 22) secara garis besar membagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan phisikomotoris. Sedangkan kemampuan menganalisis dijaarkan dalam ranah Kognitif yang Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,


(33)

sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. 2. Indikator kemampuan Analisis

Adapun indikator yang yang digunakan dalam penelitian ini merujuk teori kemampuan menganalisis yang dikemukakan oleh Benyamin Bloom dalam setiap aspek taksonomi terkandung kata kerja operasional yang menggambarkan bentuk perilaku yang hendak dicapai melalui suatu pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, dalam tabel berikut disajikan contoh kata kerja operasional dari ranah kognitif

Tabel 3.1 Kata Kerja Ranah Kognitif Pengetahuan

Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Penilaian Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifik asi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indeks Memperkirakan Menjelaskan Mengkategorik an Mencirikan Merinci Mengasosiasika n Membandingka n Menghitung Mengkontraska n Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Menyesuaikan Mengkalkulasi Memodifikasi Mengklasifikasi Menghitung Membangun Membiasakan Menganalisis Mengaudit Memecahkan Menegaskan Mendeteksi Mendiagnosis Menyeleksi Merinci Menominasikan Mendiagramka n Mengabstraksi Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Mengkategorikan Mengkode Mengombinasika n Menyusun Mengarang Membangun Membandingkan Menyimpulkan Menilai Mengarahkan Mengkritik Menimbang Memutuskan Memisahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan


(34)

Menyadari Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Menyatakan Mempelajari Mentabulasi Memberi kode Menelusuri Menulis Menjalin Membedakan Mendiskusikan Menggali Mencontohkan Menerangkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan Menggunakan Menilai Melatih Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mengoperasika n Mempersoalkan Mengkonsepka n Melaksanakan Meramalkan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Mensimulasika n Memecahkan Melakukan Mentabulasi Menjelajah Membagankan Menyimpulkan Menemukan Menelaah Memaksimalka n Memerintahkan Mengedit Mengaitkan Memilih Mengukur Melatih Mentransfer Mengoreksi Merancang Merencanakan Mendikte Meningkatkan Memperjelas Memfasilitasi Membentuk Merumuskan Menggeneralisasi Menggabungkan Memadukan Membatas Mereparasi Menampilkan Menyiapkan Memproduksi Merangkum Merekonstruksi Mengukur Merangkum Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksika n


(35)

Adapun Indikator pencapaian yang dirancang oleh Peneliti dalam hal ini dengan merujuk Teori yang dirumuskan oleh teori Biyamin Bloom yaitu diantaranya:

1. Menemukan

a. Siswa mampu menemukan informasi mengenai materi yang disampaikan

b. Siswa mampu menemukan makna informasi yang disampaikan melalui materi

2. Mengkorelasikan (menghubungkan)

a. Siswa dapat menghubungkan materi pembelajaran dengan permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari

b. Siswa dapat menghubungkan bagaimana sikap yang perlu di lakukan oleh siswa dengan permasalahan yang ada dilingkungan sekitar dan yang ada dalam materi

3. Mengaitkan

a. Siswa mampu mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari b. Siswa mampu mengaitkan sebab akibat materi yang di sampaikan 4. Memecahkan Masalah

a. Siswa dapat melihat masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

b. Siswa dapat melihat masalah dari materi yang disampaikan 5. Menyimpulkan

a. Siswa dapat menyimpulkan materi pelajaran


(36)

media adalah komponen sumber belajar yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa untuk belajar.

Menurut Gene Yang 2003, (dalam Avlillianty at al: 2013) “Komik memiliki lima kelebihan jika dipakai dalam pembelajaran: 1), yaitu: (1) Memotivasi; (2) Visual; (3) Permanen; (4) Perantara; (5) Populer . Untuk lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Memotivasi

Komik dengan gambar yang menarik dapat meningkatkan partisipasi individu sehingga dapat memotivasi belajar siswa. Meningkatnya motivasi belajar siswa dapat mempermudah pembelajaran siswa. sehingga pembelajaran menjadi mudah.

2. Visual

Komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media visual. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Kualitas gambar komik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Permanen

Menggunakan komik sebagai media pembelajaran berbeda dengan menggunakan film atau animasi. Meskipun film dan animasi juga merupakan media visual, mereka hanya dapat dilihat tanpa bisa mengulanginya sekehendak kita. Komik berbeda dengan film atau animasi, merupakan media yang permanen. Jika siswa tidak memahami suatu adegan film atau animasi, mereka tidak bisa mengulanginya. Tapi dengan komik, mereka bisa mengulangi sesuka hati mereka.

4. Perantara

Komik dapat mengarahkan siswa untuk disiplin membaca khususnya bagi yang tidak suka membaca. Komik dapat berfungsi sebagai perantara dalam penyampaian materi pembelajaran kepada siswa sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran..


(37)

Komik adalah bagian dari budaya populer karena sebelumnya proses pembelajaran hanya menggunakan buku teks biasa. Spiderman and Batman adalah film yang diambil dari komik yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam proses belajar

Adapun Indikator pencapaian yang dirancang oleh Peneliti dalam hal ini dengan merujuk Teori Gene Yang 2003, (dalam Avlillianty at al: 2013)yang dirumuskan yaitu diantaranya:

1. Komik dapat memotivasi

a. Memotivasi siswa dalam membaca

b. Memotivasi siswa dalam memahami materi

c. Memotivasi siswa dalam menganalisis materi pembelajaran 2. Perantara

a. Perantara menyampaikan informasi b. Perantara menyampaikan materi pelajaran 3. Media Visual

a. Memperlancar pemahaman b. Memperkuat ingatan.

c. Menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.

d. Kualitas gambar komik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

e. Dapat menganalisis materi pembelajaran

E. Intrumen Penelitian

Data dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan. Untuk mengumpulkan data yang ada dilapangan


(38)

penelitian ini berlangsung dengan menerapkan media komik untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung. Alasan memilih lembar observasi karena akan memudahkan peneliti dalam mendeskripsikan hasil penelitian ini dan juga penelitian ini bersifat kualitatif sehingga data dari hasil lembar observasi ini cocok digunakan dalam penelitian ini karena peneliti langsung mengamati atau observasi langsung pada saat proses belajara mengajar di kelas.

2. Tes merupakan perangkat yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui atau untuk mengukur kemampuan siswa dalam penguasaan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes esai dimana siswa menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh guru. Seperti yang dijelaskan oleh Sanjaya (2011, hlm. 101) tes esai merupakan bentuk tes dengan cara siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara terbuka, yaitu menjelaskan atau menguraikan melalui kalimat yang disusun siswa sendiri. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa merupakan pertanyaan yang dapat menggali pengetahuan siswa dan pertanyaan yang menuntut siswa untuk mengungkapkan pendapatnya sattu sama lain dalam menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Pertanyaan tersebut diberikan kepada siswa dalam bentuk LKS Hubungan sosial, LKS fungsi pranata untuk pengendalian penyimpangan Sosial di Lingkungan Sekolah

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) berupa lembaran-lembaran yang didalamnya berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. Dalam LKS yang disusun oleh peneliti ini di dalamnya terdapat beberapa materi dan pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang telah dijelaskan oleh guru dalam proses pembelajaran IPS di kelas.

4. Rubrik digunakan dalam penelitian ini yang berisikan aspek-aspek yang akan menjadi penilaian siswa agar memudahkan peneliti untuk melihat ketercapaian tujuan dalam penelitian ini.


(39)

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan proses untuk mendapatkan semua data dari hasil penelitian untuk dianalisis. Data yang dikumpulkan oleh peneliti dari penelitian ini berupa data hasil lembar observasi dan study dokumentasi yang kemudian data – data tersebut diolah dan di analisis yang menghasilkan data dalam memecahkan permasalahan penelitian. Pengolahan data untuk melihat hasil kemampuan analisis siswa ini dengan cara memberikan skor pada setiap pertanyaan – pertanyaan yang dijawab oleh para siswa. Data – data yang diperlukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik. Adapun teknik – tekni yang digunakan oleh peneliti yaitu sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan suatu pengamatan atau mengamati segala sesuatu yang terjadi di lapangan yang dilakukan oleh peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hal yang diobservasi dalam penelitian ini yaitu penggunaan media komik pada saat proses pembelajaran IPS dan juga kemampuan analis siswa dalam menjawab pertanyaan – pertanyaan yang diberikan oleh guru .

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yang digunakan mencakup Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jawaban-jawaban siswa dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada siswa, lembar observasi kemampuan analisis siswa, lembar observasi media komik, dan kehadiran siswa.

3. Wawancara


(40)

Angket menurut Sugiyono (2012,hlm. 192), merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket digunakan untuk mengetahui tingkat kepedulian lingkungan dalam diri siswa.

5. Catatan Lapangan (Field Noted) merupakan salah satu sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian karena di dalamnya memuat berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa sampai pada perencanaan, pelaksanaan, diskusi dan refleksi dapat dibaca kembali dari catatan lapangan.

Oleh karena itu, Alasan peneliti mengambil studi dokumentasi karena peneliti akan mengetahui semua data – data siswa yang berhubungan dengan masalah penelitian. Melalui observasi, peneliti akan mengetahui semua situasi atau keadaan yang terjadi di kelas penelitian sehingga urutan – urutan kejadian di kelas tercatat semua dan lengkap untuk data penelitian. Dan wawancara, peneliti ingin mengetahui pendapat siswa mengenai mata pelajaran IPS dan metode yang diterapkan di kelas penelitian.

G. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu hal yang penting yang dilakukan oleh peneliti. Data perlu diukur agar mermudah peneliti melihat hasil dari penelitiannya.

1. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang utama dari penelitian ini, pengolahan data dari hasil penelitian dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data kodifikasi dan kategorisasi data

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan seluruh data yang telah diperoleh berdasarkan instrument penelitian. Data yang telah


(41)

terkumpul berdasarkan instrumen penelitian itu diberikan kode – kode, kemudian peneliti melakukan interpretasi terhadap data secara keseluruhan agar memudahkan dalam penyusunan kategorisasi data sehingga hasil penelitian itu bermakna.

b. Validitas Data

Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2006, hlm. 168-171) mengungkapkan beberapa bentuk validitas yang dapat dilakukan dalam penelitian tindakan kelas yaitu :

a) Member Check, pada tahap ini memeriksa kembali keterangan –keterangan atau informasi data yang diperoleh peneliti dengan mitra selama observasi melalui diskusi pada setiap akhir pelaksanaan tindakan dan pada akhir keseluruhan pelaksanaan.

b) Expert Opinion, pemeriksaan terakhir terhadap hasil penelitian kepada dosen pembimbing peneliti. Dosen pembimbing akan memberikan arahan atau Judgements terhadap masalah – masalah penelitian ini.

Peneliti dalam validasi data menggunakan member check dan ekspert opinion karena dengan menggunakan member check peneliti akan mengetahui semua keterangan atau informasi yang didapat selama observasi itu tetap (tidak berubah) sehingga data yang didapat itu bisa terperiksa kebenarannya. Selain itu juga dengan menggunakan ekspert opinion untuk mendapatkan atau meminta nasihat – nasihat dari dosen pembimbing peneliti karena dosen pembimbing akan memberikan arahan kepada peneliti sehingga peneliti merasa percaya diri untuk melanjutkan penelitian


(42)

Pengolahan data untuk mengukur perkembangan kemampuan analisis siswa dengan menggunakan media komik diolah secara kuantitatif melalui penskoran dan juga menggunakan persentase karena dengan menggunakan persentase peneliti akan mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan analisis siswa dalam setiap siklusnya.


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V ini berisi mengenai kesimpulan dan rekomendasi dari penelitian yang telah dilakukan. Rekomendasi bertujuan sebagai bahan kajian baik untuk pihak sekolah, guru, peserta didik, peneliti, dan peneliti selanjutnya yang mengkaji masalah serupa. Adapun kesimpulan dan rekomendasinya adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Peningkatan kemampuan analisis siswa melalui media komik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan Peningkatan Kemampuan Analisis

a. Mengkaji silabus pembelajaran IPS serta Standar kompetensi (SK) dan Kompetensi dasar (KD) yang dimuat di dalamnya untuk menyusun dan merancang indikator, tujuan pembelajaran.

b. Setelah melakukan dan menyusun indikator serta tujuan pembelajaran peneliti melihat keadaan dan iklim kelas agar diketahui materi, dan metode apa yang cocok untuk dikaji dan dikembangkan dalam pembelajaran.

c. Setelah memahami iklim kelas dan materi yang cocok peneliti membuat RPP agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan terstruktur sesuai harapan peneliti.

d. Setelah membuat RPP peneliti merencanakan dan merancang metode dalam mengembangkan kemampuan analisis siswa melalui


(44)

menunjang kegiatan pembelajaran dalam penerapan kemampuan analisis siswa tersebut.

e. Selanjutnya peneliti menyusun kriteria penilaian atau instrumen, sebagai alat yang memudahkan guru dan siswa mencapai tujuan yang di inginkan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dilakukan agar dapat melihat capaian-capaian yang dilakukaan siswa menjadi suatu nilai, memudahkan peneliti melihat kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS. Perkembangan kemampuan analisis siswa melalui media komik mencapai hasil yang maksimal, dimana perencanaan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan dengan mitra peneliti yang pada setiap siklusnya terus diperbaiki sehingga mampu mencapai hasil yang maksimal untuk pencapaian kemampuan analisis siswa melalui media komik dalam pembelajaran IPS.

2. Pelaksanaan proses Kemampuan Analisis melalui Media Komik a. Pelaksanaan dalam meningkatkan kemampuan analisis siswa

melalui media komik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung dapat dikatakan baik dengan adanya perkembangan dalam pelaksanaannya di kelas. Pada setiap siklusnya diawali dengan mengenalkan isu-isu mengenai permasalahan sosial terkait materi yang disampaikan dan terjadi dilingkungan sekitar kepada para siswa. Hal tersebut dilakukan sebagai awalan dalam pengembangan kepekaan yang mengarahkan siswa pada kemampuan analisis siswa dalam ranah kognitif. Selanjutnya para siswa diperkenalkan mengenai kemampuan analisis yang telah dirancang oleh peneliti berdasarkan indikator-indikator yaitu: siswa dapat memecahkan masalah dalah kehidupan sehari-hari, siswa dapat menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, siswa dapat mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, siswa dapat menemukan sebab-akibat materi pelajaran dengan permasalahan yang ada dilingkungan sekitar, siswa dapat


(45)

menyimpulkan solusi dan permasalahan yang ada dilingkungan sekitar .

b. Pada siklus satu melalui materi pokok mengenai “Hubungan

Sosial” para siswa diajak untuk simpati terhadap permasalahan

yang terjadi di lingkungan sekitarnya, khususnya mengenai permasalahan hubungan sosial yang sering dialami oleh siswa dilingkungan sekolah. Selanjutnya pada siklus kedua melalui

materi pokok mengenai “pranata sosial dan penyimpangan sosial”

para siswa diberi penekananan untuk mengaplikasikan dan mengajak temannya agar menjaga dan mentaati aturan yang berlaku disekolah maupun masyarakat. Kemudian pada siklus

ketiga melalui materi pokok mengenai “Manfaat pajak dan

permasalahan pajak dalam kehidupan sehari-hari ” mengajak para siswa untuk melihat manfaat pajak dalam kehidupan sehari-hari dan juga masalah pajak dan fasilitas yang masih belum diaplikasikan dengan baik. Setelah itu guru memberikan tugas pada siswa secara kelompok untuk mencari dan memecahkan permasalahan yang terdapat di lingkungan sekitar siswa sesuai dengan materi yang dipelajari dan dijawab dalam LKS yang telah difasilitasi oleh guru dan setelah itu kemudian di presentasikan dan diluruskan oleh guru.

3. Upaya guru mengatasi kendala yang terjadi pada saat pengembangan kemampuan Analisis sisswa melalui media komik

a. Hasil refleksi yang diperoleh dalam mengembangkan kemampuan analisis siswa melalui media komik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung dapat dikatakan baik,


(46)

dirancang dengan aplikasinya di kelas, waktu dan pengelolaan kelas yang harus terus dikembangkan karena setiap pertemuan kondisi siswa akan selalu berubah, dan beberapa hambatan lainnya. b. Namun peneliti juga melakukan usaha-usaha dalam

menindaklanjuti hambatan tersebut yang dapat dikatakan berhasil diantaranya mengoptimalkan pelaksanaan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat dan mengembangkannya sesuai dengan kondisi di dalam kelas, mengembangkan media pembelajaran komik yang dapat menarik minat siswa untuk belajar dengan menyesuaikan kondisi kelas dan siswa, manajeman pengelolaan kelas lebih dikembangkan sesuai dengan kondisi kelas, dan meningkatkan pemantauan dan pembimbingan siswa pada saat bekerja secara kelompok, sehingga seluruh siswa dapat aktif dalam kegiatan belajar dan dalam pengaplikasian kemampuan analisis siswa di kelas.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman penelitian selama melaksanakan penelitian dalam mengembangkan kemampuan analisis siswa melalui media komik dalam pembelajaran IPS, berikut saran bagi beberapa pihak yang terkait dengan penelitian ini yang ditunjukan untuk mengembangkan kemampuan analisis siswa adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Sekolah.

Peneliti berharap dengan penggunaan media komik dalam pembelajaran IPS dapat mengembangkan kemampuan anlisis siswa serta kualitas dalam proses pembelajaran IPS di SMP Pasundan 4 Bandung. Selain itu sekolah harus mengembangkan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan analisis dalam mata pelajaran IPS agar penilaian dan pengetahuan dari ranah kognitif dalam pembelajaran IPS dapat dicapai secara lebih mendalam dan konfrehensip. Pihak sekolah mendukung dan memotivasi para guru untuk terus mengembangkan media komik yang inovatif dan kreatif serta sesuai kebutuhan peserta


(47)

didik agar minat dan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS dapat lebih berkembang

2. Bagi Guru.

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap menjadi masukan pada guru-guru agar lebih diperhatikan kembali menganai pengembangan kemampuan analsis siswanya terutama dalam pelajaran IPS. Karena peneliti menyadari bahwa guru tidak hanya sebagai sumber informasi, namun sebagai fasilitator, dan motivator bagi siswa di dalam proses pembelajaran dan pengembangan kemampuan analisis siswa.

Sebagai bahan masukan kepada guru IPS dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan kemampuan analisis terutama yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial yang ada dilingkungan sehari-hari, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalsis dan juga melihat permasalahan yang ada serta menyimpulkan solusinya.

3. Bagi Siswa.

Peneliti berharap dengan adanya penelitian mengenai pengembangan kemampuan analisis siswa melalui media komik dalam pembelajaran IPS ini dapat menjadi himbauan untuk siswa agar meningkatkan proses belajar yang berkualitas dan memahami materi serta melihat permasalahan yang ada disekitarnya dan sebagai penunjang dalam hidup bermasyarakat. Selain itu, siswa diharapkan terus mempraktekan pengetahuannya dalam hal mengatasi dan melihat masalah serta memecahkan masalah di sekolah maupun di lingkungan


(48)

4. Bagi Peneliti Lain.

Bagi penelitian selanjutnya, perlu adanya tindak lanjut agar penggunaan media komik dapat dijadikan sebagai selah satu bahan ajar tidak hanya untuk mengembangkan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS saja, melainkan untuk mengatasi permasalahan lain yang timbul dalam proses belajar mengajar. Selain itu, Hendaknya penelitian selanjutnya menganalisis pembelajaran secara kelompok dengan pemilihan konsep pembelajar IPS yang abstrak agar data yang diperoleh lebih akurat, mendalam serta terdapat perbedaan dengan atau tanpa menggunakan media komik. Hal lain adalah pemilihan konsep yang lebih abstrak dibandingkan dengan konsep yang diangkat dalam skripsi ini, agar penggunaan media komik dapat menjadi sebuah pembeda dalam pembelajaran.

5. Bagi peneliti

Penelitian ini menjadi sebuah pengalaman, motivasi, tolak ukur, kerja keras dan jerih payah dalam menjalanjan pendidikan di jenjang perkuliahan agar pada penelitian selanjutnya lebih baik serta menjadi salah satu bentuk kontribusi terhadap dunia pendidikan. Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan. Semoga dapat memberikan manfaat terhadap peningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan secara khusus menjadi bahan pertimbangan sekolah dalam mengembangkan media komik dalam pembelajaran IPS tidak hanya membeli dan dijadikan sebagai lahan bisnis sebagian oknum.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2012) .Penelitian tindakan kelas.Jakarta: PT Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik (Edisi

revisi 2010). Jakarta : Rineka Cipta.

Azhar Arsyad. (2011). Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Beard, C, & Rhodes, T. (2002). Experiential learning: Using comics trip

sas'reflective tools'in adult learning. Australian Journal of Outdoor Educatio, 6(2): 58-65.)

BNSP. (2006). “Standar Kompetensi Dasar dan Kompetensi Dasar”. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Darmawan, H. (2012). how to make Comic: menurut para master komik dunia. Jakarta : PT Bentang Pustaka.

Daryanto.( 2013). Media pembelajaran . Yogyakarta : Gava Media.

Djamarah,Syaiful Bahri. (2008) Psikologi Belajar, Edisi 2, Jakarta: Rineka Cipta. Hasan, H. (1995). Pendidikan Ilmu sosial . Jakarta.

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran kontektual : konsep dan aplikasi . Bandung: Refika Aditama.

Masdiono, T (2014). Jurus Membuat Komik. Jakarta : Creativ Media

Muslich, Masnur.(2011). Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama.

Rochiati.(2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rohani, A (1997). Media Intruksional Edukatif. Jakarta : PT Rieka Cipta.

Rusman.(2010). Model-Model Pembelajaran. Bandung : PT Mulia Mandiri Pres. Sanjaya, W.(2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.


(50)

Subana, N dan Daeng, A. (1989). Cara belajar siswa aktif dalam proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Sudjana, Nana (1982). Pedoman Praktis Mengajar. Bandung : CV Dermaga.

Sudjana, Nana. (2004). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N dan Rivai, A. (2005). Media Pengajaran . Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugihartono, Ranang agung dkk (2010).Animasi Kartun dari analog sampai digital.Jakarta : PT Indeks.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (mixed Methods). Bandung : CV ALFABETA

Sukardi (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Trianto.(2010). Terpadu Model Pembelajaran.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjendikti.

Skripsi :

Avrilliyati, Herlina dkk. (2013).Penerapan Media Komik untuk pembelajaran Fisika model Kooperatif dengan Metode Diskusi pada siswa SMP Negri 5 Surakarta kelas VII tahun ajaran 2011/2012 materi Gerak. Surakarta : Program Studi Pendidikan Fisika P. MIPA UNS.

Ali Rizki, Pebriani. (2013). Upaya meningkatkan kreativitas siswa melalui komik berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPS (Penelitian kelas di SMPN 12 Bandung kelas VII-F). Bandung : Program Studi Pendidikan IPS Fakultas P.IPS. UPI

Lain-lain:


(1)

menyimpulkan solusi dan permasalahan yang ada dilingkungan sekitar .

b. Pada siklus satu melalui materi pokok mengenai “Hubungan

Sosial” para siswa diajak untuk simpati terhadap permasalahan

yang terjadi di lingkungan sekitarnya, khususnya mengenai permasalahan hubungan sosial yang sering dialami oleh siswa dilingkungan sekolah. Selanjutnya pada siklus kedua melalui

materi pokok mengenai “pranata sosial dan penyimpangan sosial”

para siswa diberi penekananan untuk mengaplikasikan dan mengajak temannya agar menjaga dan mentaati aturan yang berlaku disekolah maupun masyarakat. Kemudian pada siklus

ketiga melalui materi pokok mengenai “Manfaat pajak dan permasalahan pajak dalam kehidupan sehari-hari ” mengajak para siswa untuk melihat manfaat pajak dalam kehidupan sehari-hari dan juga masalah pajak dan fasilitas yang masih belum diaplikasikan dengan baik. Setelah itu guru memberikan tugas pada siswa secara kelompok untuk mencari dan memecahkan permasalahan yang terdapat di lingkungan sekitar siswa sesuai dengan materi yang dipelajari dan dijawab dalam LKS yang telah difasilitasi oleh guru dan setelah itu kemudian di presentasikan dan diluruskan oleh guru.

3. Upaya guru mengatasi kendala yang terjadi pada saat pengembangan kemampuan Analisis sisswa melalui media komik

a. Hasil refleksi yang diperoleh dalam mengembangkan kemampuan analisis siswa melalui media komik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung dapat dikatakan baik, terlihat pada kemampuan analisis siswa terus meningkat pada tiap siklusnya. Dengan terus meningkatnya kemampuan analisis siswa tersebut berdampak baik bagi peningkatan sikap siswa terhadap kemampuan ranah kognitif dan lingkungan ke arah yang lebih baik. Dalam pelaksanaannya tidak luput dari kendala atau hambatan yang diantaranya kurangnya kesesuaian antara RPP yang telah


(2)

dirancang dengan aplikasinya di kelas, waktu dan pengelolaan kelas yang harus terus dikembangkan karena setiap pertemuan kondisi siswa akan selalu berubah, dan beberapa hambatan lainnya. b. Namun peneliti juga melakukan usaha-usaha dalam

menindaklanjuti hambatan tersebut yang dapat dikatakan berhasil diantaranya mengoptimalkan pelaksanaan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat dan mengembangkannya sesuai dengan kondisi di dalam kelas, mengembangkan media pembelajaran komik yang dapat menarik minat siswa untuk belajar dengan menyesuaikan kondisi kelas dan siswa, manajeman pengelolaan kelas lebih dikembangkan sesuai dengan kondisi kelas, dan meningkatkan pemantauan dan pembimbingan siswa pada saat bekerja secara kelompok, sehingga seluruh siswa dapat aktif dalam kegiatan belajar dan dalam pengaplikasian kemampuan analisis siswa di kelas.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman penelitian selama melaksanakan penelitian dalam mengembangkan kemampuan analisis siswa melalui media komik dalam pembelajaran IPS, berikut saran bagi beberapa pihak yang terkait dengan penelitian ini yang ditunjukan untuk mengembangkan kemampuan analisis siswa adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Sekolah.

Peneliti berharap dengan penggunaan media komik dalam pembelajaran IPS dapat mengembangkan kemampuan anlisis siswa serta kualitas dalam proses pembelajaran IPS di SMP Pasundan 4 Bandung. Selain itu sekolah harus mengembangkan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan analisis dalam mata pelajaran IPS agar penilaian dan pengetahuan dari ranah kognitif dalam pembelajaran IPS dapat dicapai secara lebih mendalam dan konfrehensip. Pihak sekolah mendukung dan memotivasi para guru untuk terus mengembangkan media komik yang inovatif dan kreatif serta sesuai kebutuhan peserta


(3)

didik agar minat dan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS dapat lebih berkembang

2. Bagi Guru.

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap menjadi masukan pada guru-guru agar lebih diperhatikan kembali menganai pengembangan kemampuan analsis siswanya terutama dalam pelajaran IPS. Karena peneliti menyadari bahwa guru tidak hanya sebagai sumber informasi, namun sebagai fasilitator, dan motivator bagi siswa di dalam proses pembelajaran dan pengembangan kemampuan analisis siswa.

Sebagai bahan masukan kepada guru IPS dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan kemampuan analisis terutama yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial yang ada dilingkungan sehari-hari, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalsis dan juga melihat permasalahan yang ada serta menyimpulkan solusinya.

3. Bagi Siswa.

Peneliti berharap dengan adanya penelitian mengenai pengembangan kemampuan analisis siswa melalui media komik dalam pembelajaran IPS ini dapat menjadi himbauan untuk siswa agar meningkatkan proses belajar yang berkualitas dan memahami materi serta melihat permasalahan yang ada disekitarnya dan sebagai penunjang dalam hidup bermasyarakat. Selain itu, siswa diharapkan terus mempraktekan pengetahuannya dalam hal mengatasi dan melihat masalah serta memecahkan masalah di sekolah maupun di lingkungan lainya. Seperti halnya melakukan hal yang baik dengan mentaati peraturan yang ada disekolah serta dapat melihat sebab-akibat masalah, sehingga pada akhirnya kegiatan tersebut tersebut menjadi kebiasaan yang akan terbawa hingga besar dan merubah kebiasaan buruk mencemari lingkungan menjadi kebiasaan menjaga lingkungan.


(4)

4. Bagi Peneliti Lain.

Bagi penelitian selanjutnya, perlu adanya tindak lanjut agar penggunaan media komik dapat dijadikan sebagai selah satu bahan ajar tidak hanya untuk mengembangkan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS saja, melainkan untuk mengatasi permasalahan lain yang timbul dalam proses belajar mengajar. Selain itu, Hendaknya penelitian selanjutnya menganalisis pembelajaran secara kelompok dengan pemilihan konsep pembelajar IPS yang abstrak agar data yang diperoleh lebih akurat, mendalam serta terdapat perbedaan dengan atau tanpa menggunakan media komik. Hal lain adalah pemilihan konsep yang lebih abstrak dibandingkan dengan konsep yang diangkat dalam skripsi ini, agar penggunaan media komik dapat menjadi sebuah pembeda dalam pembelajaran.

5. Bagi peneliti

Penelitian ini menjadi sebuah pengalaman, motivasi, tolak ukur, kerja keras dan jerih payah dalam menjalanjan pendidikan di jenjang perkuliahan agar pada penelitian selanjutnya lebih baik serta menjadi salah satu bentuk kontribusi terhadap dunia pendidikan. Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan. Semoga dapat memberikan manfaat terhadap peningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan secara khusus menjadi bahan pertimbangan sekolah dalam mengembangkan media komik dalam pembelajaran IPS tidak hanya membeli dan dijadikan sebagai lahan bisnis sebagian oknum.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2012) .Penelitian tindakan kelas.Jakarta: PT Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik (Edisi

revisi 2010). Jakarta : Rineka Cipta.

Azhar Arsyad. (2011). Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Beard, C, & Rhodes, T. (2002). Experiential learning: Using comics trip

sas'reflective tools'in adult learning. Australian Journal of Outdoor

Educatio, 6(2): 58-65.)

BNSP. (2006). “Standar Kompetensi Dasar dan Kompetensi Dasar”. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Darmawan, H. (2012). how to make Comic: menurut para master komik dunia. Jakarta : PT Bentang Pustaka.

Daryanto.( 2013). Media pembelajaran . Yogyakarta : Gava Media.

Djamarah,Syaiful Bahri. (2008) Psikologi Belajar, Edisi 2, Jakarta: Rineka Cipta. Hasan, H. (1995). Pendidikan Ilmu sosial . Jakarta.

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran kontektual : konsep dan aplikasi . Bandung: Refika Aditama.

Masdiono, T (2014). Jurus Membuat Komik. Jakarta : Creativ Media

Muslich, Masnur.(2011). Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama.

Rochiati.(2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rohani, A (1997). Media Intruksional Edukatif. Jakarta : PT Rieka Cipta.

Rusman.(2010). Model-Model Pembelajaran. Bandung : PT Mulia Mandiri Pres. Sanjaya, W.(2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Sapriya, et al. (2008). “Konsep Dasar IPS”. Bandung : Lab Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKN FPIPS UPI.

Sapriya. (2009). “Pendidikan IPS. Konsep dan Pembelajaran”. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sapriya, Nurdin Sadjarudin, Susilawati. (2007) Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium PKn, Universitas Pendidikan Indonesia.

Somantri. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


(6)

Subana, N dan Daeng, A. (1989). Cara belajar siswa aktif dalam proses Belajar

Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Sudjana, Nana (1982). Pedoman Praktis Mengajar. Bandung : CV Dermaga.

Sudjana, Nana. (2004). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N dan Rivai, A. (2005). Media Pengajaran . Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugihartono, Ranang agung dkk (2010).Animasi Kartun dari analog sampai

digital.Jakarta : PT Indeks.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (mixed Methods). Bandung : CV ALFABETA

Sukardi (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Trianto.(2010). Terpadu Model Pembelajaran.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjendikti.

Skripsi :

Avrilliyati, Herlina dkk. (2013).Penerapan Media Komik untuk pembelajaran Fisika

model Kooperatif dengan Metode Diskusi pada siswa SMP Negri 5 Surakarta kelas VII tahun ajaran 2011/2012 materi Gerak. Surakarta :

Program Studi Pendidikan Fisika P. MIPA UNS.

Ali Rizki, Pebriani. (2013). Upaya meningkatkan kreativitas siswa melalui komik

berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPS (Penelitian kelas di SMPN 12 Bandung kelas VII-F). Bandung : Program Studi Pendidikan

IPS Fakultas P.IPS. UPI Lain-lain:


Dokumen yang terkait

Peningkatan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Ips Melalui Media Permainan : penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas VIII B Semester II tahun ajaran 2014-2015 di SMP Negeri 4 Kota Bandung.

0 0 24

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung.

2 3 43

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI: Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VII G di SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 29

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung.

0 3 50

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN, MENCARI, MEMILIH, MENGOLAH, DAN MENGGUNAKAN INFORMASI MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung.

0 0 63

PEMBELAJARAN TERPADU DALAM KURIKULUM 2013 DI KELAS VIII SMP PASUNDAN 3 BANDUNG.

0 5 39

PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA MELALUI TAYANGAN REALITY SHOW DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

0 4 51

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MELALUI MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Kota Bandung - repository UPI S IPS 1102881 Title

0 0 5

UPAYA PENINGKATAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA FOTO ESSAY : Penelitian Tindakan Kelas VIII-E SMP Pasundan 4 Bandung - repository UPI S IPS 1104444 Title

0 0 4

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK DI

0 0 15