ANALISIS PERKEMBANGAN KONSEPTUAL SISWA SMP MELALUI PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN IPA.

(1)

ANALISIS PERKEMBANGAN KONSEPTUAL SISWA SMP MELALUI PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN IPA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

NELLA ANDRIYANI 1002423

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

ANALISIS PERKEMBANGAN KONSEPTUAL SISWA SMP MELALUI PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN IPA

Oleh Nella Andriyani

(1002423)

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Nella Andriyani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NELLA ANDRIYANI

ANALISIS PERKEMBANGAN KONSEPTUAL SISWA SMP MELALUI PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN IPA

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Dr. H. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002

Pembimbing II,

Dr. Hj. Diana Rochintaniawati, M. Ed NIP. 196709181991032001

Diketahui oleh:

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi,

Dr. H. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002


(4)

i

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Perkembangan Konseptual Siswa melalui Peta Konsep pada Pembelajaran IPA” adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya.

Bandung, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,


(5)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil „alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat diberikan kesempatan untuk menyelesaikan penelitian mengenai “Analisis Perkembangan Konseptual Siswa SMP melalui Peta Konsep pada Pembelajaran IPA”. Tak lupa kita sebagai umatnya mencurahkan salawat beserta salam yang kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi sarjana di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Beribu ucapan terimakasih yang tulus dan apresiasi dari peneliti bagi seluruh pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang diantaranya adalah:

1. Bapak Dr. H. Riandi, M.Si, selaku pembimbing pertama atas segala masukan, bimbingan dan motivasi berharga, baik bagi pelaksanaan penelitian ini maupun bagi pengembangan pribadi penulis.

2. Ibu Dr. Hj. Diana Rochintaniawati, M.Ed., selaku pembimbing kedua atas bimbingan, motivasi, dan petunjuk bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Dr. Hj. Ana Ratna Wulan, M.Si, selaku dosen wali penulis yang senantiasa berdedikasi untuk membimbing penulis selama menempuh pendidikan sarjana di Biologi FPMIPA UPI ini.


(6)

iii

4. Guru dan murid-murid kelas 7H dan 7G dari SMP Negeri 12 Bandung, yang telah memberikan kontribusi dan kooperatifnya yang sangat berarti dalam pelaksanaan penelitian.

5. Kedua orangtua yang senantiasa memberikan kontribusi moril maupun materil yang tidak terhitung banyaknya kepada penulis hingga saat ini, semoga Allah SWT selalu melindungi mereka dalam keselamatan.

6. Seluruh teman-teman seperjuangan, Biologi 2010, khususnya teman-teman kelas Bee Celoteh yang telah memberikan doa, motivasi, dan pengalaman yang berharga bagi penulis, semoga silaturahim tetap terjalin sampai kapanpun.

Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penelitian dan pembuatan skripsi ini, dimana hal tersebut akan menjadi suatu dorongan kembali untuk lebih mengkaji secara mendalam di lain kesempatan. Akhir kata penulis berharap agar karya tulis ini akan berkontribusi dan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Aamiin ya robbal „alamiin.

Bandung, Agustus 2014 Penulis


(7)

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Studi untuk menganalisis perkembangan konseptual siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada pembelajaran IPA dilakukan melalui peta konsep siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPA biologi terhadap 76 siswa kelas 7 yang berasal dari dua kelas sampel. Peta konsep sebelum dan sesudah pembelajaran diambil untuk melihat adakah perkembangan dari segi aspek peta konsepnya, kualitas peta konsepnya, dan kompleksitas struktur peta konsepnya pada materi sel serta ekosistem. Peta konsep kemudian dibandingkan dengan peta konsep acuan, kemudian dianalisis dan dibahas. Hasil analisis memperlihatkan peningkatan skor aspek peta konsep, terutama pada aspek hubungan silangnya. Peningkatan juga terlihat pada kualitas peta konsepnya yaitu kelas sampel 1 mendapat nilai persentase 17,4% (sangat rendah) menjadi 56,2% (sedang) pada materi sel dan 31,8% (rendah) menjadi 55,8% (sedang) pada materi ekosistem. Kelas sampel 2 mendapat nilai persentase 28,9% (rendah) menjadi 58,3% (sedang) pada materi sel dan 34,9% (rendah) menjadi 58,9% (sedang) pada materi ekosistem. Peningkatan kompleksitas struktur peta konsep dilakukan dengan mengelompokkannya ke dalam 3 tipe yakni Chain, Spoke, dan Net. Data menunjukkan adanya peningkatan kompleksitas struktur dari yang sederhana (Chain dan Spoke) menjadi lebih kompleks (Net) pada materi sel dan ekosistem. Kata kunci: peta konsep, perkembangan konseptual, materi sel dan ekosistem


(8)

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This study aims to analyze conceptual development of Junior High School in Science subject through students concept maps. The method that used in this study was descriptive method. This study was implemented in Science subject toward 76 students grade VII from two sample classes. Concept maps drawn before and after learning were taken to see is there any progress in terms of aspects of the concept maps, concept map quality, and complexity of the concept map structure in the cell concept as well as the ecosystem. Students' concept maps then were compared with reference concept maps, analyzed and discussed. The analysis result showed increased scores of concept map aspects, especially in cross link aspect. The increase was also seen in the quality of the concept map in class sample 1, the percentage value from 17,4% (very low) increased to 56,2% (average) in the cell concept and from 31,8% (low) to 55,8% (average) in the ecosystem concept. In class sample 2, the value of initial percentage was 28,9% (low) to to 58,3% (average) in the cell concept and in ecosystem concept from 34,9% (low) increased to 58,9% (average). The increasing of comcept map complexity are grouped into 3 types, such as chain, spoke, and net. The data showed an increase in the complexity of the concept map structure from the simple type (Chain and Spoke) became more complex (Net) in the cell and ecosystems concepts.


(9)

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II ANALISIS PERKEMBANGAN KONSEPTUAL SISWA SMP MELALUI PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN IPA ... 6

A. Definisi Konsep ... 6

B. Hakikat Pembelajaran Biologi/ IPA ... 7

C. Peta Konsep ... 8


(10)

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21

A. Definisi Operasional... 21

B. Metode Penelitian ... 21

C. Subyek Penelitian ... 22

D. Instrumen Penelitian ... 22

E. Teknik Pengumpulan Data ... 23

F. Prosedur Pengumpulan Data ... 23

G. Analisis Data ... 25

H. Alur Penelitian ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Hasil Penelitian ... 29

1. Kemampuan Siswa Membuat Peta Konsep... 29

2. Deksripsi Kualitas Peta Konsep Siswa ... 37

3. Kompleksitas Struktur Peta Konsep ... 42

B. Pembahasan ... 44

1. Kemampuan Siswa dalam Membuat Peta Konsep ... 44

2. Kualitas Peta Konsep Siswa ... 46

3. Kompleksitas Struktur Peta Konsep ... 52


(11)

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN... 66

RIWAYAT HIDUP DAFTAR TABEL 2.1Tabel Perbedaan Tipe Peta Konsep ...14

2.2Deskripsi Materi Peta Konsep IPA berdasarkan Kurikulum ...15

2.3Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan ...17

3.1 Kriteria Penskoran Peta Konsep ...26

3.2 Kriteria Persentase Nilai Peta Konsep ...26

3.3 Kompleksitas Tipe Peta Konsep ...27

4.1 Hasil Perhitungan Skor Minimum dan Maksimum Peta Konsep Sel pada Kelas Sampel 1 dan 2 ...30


(12)

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2 Hasil Perhitungan Skor Maksimum dan Minimum Siswa dalam Peta Konsep

Ekosistem pada Kelas Sampel 1 dan 2 ...32

4.3 Deskripsi Rata-Rata Skor Peta Konsep pada Kelas Sampel 1 dan 2 ...34

4.4 Kualitas Peta Konsep Sel yang Tergambar dari Persentase Nilai ...37

4.5 Kualitas Peta Konsep Ekosistem yang Tergambar dari Persentase Nilai ...40

4.6 Persentase Kompleksitas Peta Konsep Sel Sebelum Pembelajaran Dilihat dari Tipe Peta Konsepnya ...42

4.7 Persentase Kompleksitas Peta Konsep Sel Setelah Pembelajaran Dilihat dari Tipe Peta Konsepnya ...43

4.8 Persentase Kompleksitas Peta Konsep Ekosistem Sebelum Pembelajaran Dilihat dari Tipe Peta Konsepnya ...43

4.9 Persentase Kompleksitas Peta Konsep Ekosistem Setelah Pembelajaran Dilihat dari Tipe Peta Konsepnya ...44

DAFTAR GAMBAR 2.1Struktur Peta Konsep ...9

2.2 Tipe Struktur Peta Konsep Siswa ‘Reproduksi pada Bunga’ ...13


(13)

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1Grafik Rata-Rata Skor Aspek Peta Konsep Siswa pada Kelas Sampel 1 ...35

4.2Grafik Rata-Rata Skor Aspek Peta Konsep Siswa pada Kelas Sampel 2 ...36

4.3Grafik Persentase Kualitas Peta Konsep Sel Sebelum Pembelajaran ...38

4.4Grafik Persentase Kualitas Peta Konsep Sel Setelah Pembelajaran ...39

4.5Grafik Persentase Kualitas Peta Konsep Ekosistem Sebelum Pembelajaran ...40

4.6Grafik Persentase Kualitas Peta Konsep Ekosistem Setelah Pembelajaran ...41

4.7Mindmap mengenai Sel (Organisasi Kehidupan) ...48

4.8Peta Konsep Setelah Pembelajaran Sel ...49

4.9Peta Konsep Sebelum Pembelajaran Ekosistem ...50

4.10 Peta Konsep Setelah Pembelajaran Ekosistem...51

4.11 Tipe Peta Konsep Chain...52

4.12 Tipe Peta Konsep Spoke...53

4.13 Tipe Peta Konsep Net...54

4.14 Tipe Peta Konsep Net pada Materi Ekosistem Sebelum Pembelajaran ...56

4.15 Tipe Peta Konsep Net pada Materi Ekosistem Setelah Pembelajaran ...57

4.16 Contoh Peta Konsep Representatif Kelas Sampel 1...61


(14)

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dinamika pendidikan dewasa ini ditandai oleh suatu revolusi dan transformasi pemikiran tentang hakikat pembelajaran (Dahar, 2011). Pembelajaran berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan belajar atau proses membelajarkan, yaitu proses mengkondisikan siswa belajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.

Menurut Ausubel (1986 dalam Dahar, 2011), faktor terpenting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. Pengklasifikasian belajar lebih lanjut dikemukakan oleh Ausubel (1986) menjadi dua dimensi, yakni dimensi yang berhubungan dengan informasi atau materi pelajaran yang disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan dan dimensi yang menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan, pembelajaran tidak serta merta hanya guru mengajarkan fakta, konsep, atau generalisasi dari suatu materi/informasi ke siswa, tetapi bagaimana dari proses pembelajaran itu siswa dapat mengaitkan struktur kognitifnya yang telah dipelajari dan diingatnya sehingga terjadilah pembelajaran yang bermakna. Kesemuanya ini erat kaitannya dengan peran guru terutama dalam pembelajaran dan kesiapan siswa untuk belajar bermakna (Dahar, 2011).


(15)

2

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Konsep siswa didefinisikan sebagai pengetahuan, pengertian, keyakinan, ekspektasi, persepsi, atau kesan mental setiap pribadi siswa terhadap dunia sekitar di mana dia hidup beserta fenomena yang terdapat di dalamnya, sebagai hasil pengamatan, pengenalan, interaksi, interpretasi, dan respon setiap pribadi terhadap realitas, fakta, obyek, gejala atau fenomena, serta problema sosial, yang mereka temui dan alami dalam hidup kesehariannya (Beyer, 1986; Skeel, 1995 dalam Rodjikin & Oktarina, 2011).

Biologi merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang sering dianggap hafalan. Hal ini dimungkinkan karena banyak konsep yang bersifat abstrak, materi yang dituntut kurikulum terlalu banyak, sehingga sulit dipahami oleh siswa. Agar terjadi belajar bermakna, materi pelajaran harus memiliki kebermaknaan logis, siswa dapat memasukkan materi ke dalam struktur kognitifnya, dan dalam struktur kognitif siswa harus terdapat unsur yang cocok untuk mengaitkan materi baru (Roser, 1984 dalam Dahar, 2011). Jika salah satu komponen di atas tidak ada, materi tersebut dipelajari secara hafalan.

Pemahaman konseptual adalah aspek kunci dari pembelajaran. Salah satu tujuan pengajaran yang penting adalah membuat murid memahami konsep utama dalam suatu subjek, bukan sekedar mengingat fakta yang terpisah-pisah. Dalam banyak kasus, pemahaman konsep akan berkembang apabila guru dapat membantu murid mengeklorasikan materi secara mendalam dan memberi mereka contoh yang tepat dan menarik dari suatu konsep. Namun, realitas di lapangan masih banyak menampakkan kelemahan dan kekurangan dalam pembelajaran. Praktik-praktik pembelajaran cenderung masih mengabaikan gagasan, konsep dan pemahaman siswa. Aktivitas guru lebih menonjol daripada siswa, dan terbatas pada hafalan. Pembelajaran masih bersifat ekspositoris, sehingga belum mampu membangkitkan budaya belajar ‘learning how to learn’ pada diri siswa (Suwarma, 1991 dalam Rodjikin & Oktarina, 2011).


(16)

3

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami konsep-konsep di Biologi. Hal ini disebabkan tingkat kognitif siswa berbeda, sehingga pemahaman terhadap konsep-konsep di Biologi bersifat individual begitu pula perkembangan konseptualnya. Maka, penting bagi guru untuk mengetahui sejauh mana konsep siswa pada materi tertentu dan bagaimana siswa dapat mengaitkannya dengan konsep-konsep lain.

Berdasarkan penelitian Ausubel mengenai belajar bermakna, Novak dan Gowin (1984) menciptakan peta konsep yang ditujukan untuk melihat struktur kognitif siswa secara eksternal, serta guru dan siswa dapat melihat apa yang sudah siswa ketahui. Novak (1990), menyatakan bahwa penggunaan peta konsep berpotensi untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas sains. Pemetaan konsep menurut Martin (1994 dalam Trianto, 2007: 157), merupakan inovasi yang penting untuk membantu siswa menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas. Melalui peta konsep, ide atau konsepsi awal yang dimiliki siswa sebelum pembelajaran dapat dikaitkan dengan konsep baru yang didapatkan siswa selama pembelajaran. Peta konsep dapat digunakan sebelum kegiatan pembelajaran atau setelah aktivitas pembelajaran, dengan menggunakan peta konsep siswa ketika pasca instruksional, guru dapat melihat perkembangan yang dibuat oleh siswa secara individual dalam mengasimilasi dan mengakomodasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif mereka (Markow & Lonning, 1998).

Peta konsep dapat dijadikan alat untuk analisis keseluruhan konsep siswa yang tervisualisasi pada materi tertentu. Pentingnya mengetahui bagaimana konsep siswa sejak awal-awal pembelajaran, membantu guru untuk dapat mengidentifikasi pengetahuan awal siswa berkaitan dengan materi yang hendak dibelajarkan. Menurut Rodjikin & Oktarina (2011), identifikasi kepemilikan pengetahuan awal siswa ini sangat diperlukan bagi upaya guru dan siswa


(17)

4

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menemukan kaitan-kaitan konseptual dan fungsional antara informasi/konsep baru yang diterima selama pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah peta konsep siswa SMP kelas VII semester 2 pada materi IPA/Biologi sebelum dan setelah

pembelajaran?”.

Adapun pertanyaan penelitian yang dapat dijabarkan dari rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut.

1. Adakah peningkatan jumlah hierarki pada peta konsep siswa?

2. Adakah peningkatan jumlah proposisi yang sahih pada peta konsep siswa? 3. Adakah perkembangan jumlah kaitan silang (cross link) yang valid dan

signifikan pada peta konsep siswa?

4. Adakah perkembangan dari struktur peta konsep siswa? C. Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dan lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi pada masalah:

1. Kualitas peta konsep siswa yang diukur, dilihat dari kesesuaian konsep dan terminologinya, kesahihan proposisi, adanya hierarki, adanya kaitan silang, dan adanya contoh-contoh.

2. Salah satu materi IPA yang dipilih dalam pembuatan peta konsep yakni bab organisasi tingkat kehidupan dibatasi hanya pada konsep sel saja.


(18)

5

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan kualitas peta konsep siswa SMP kelas VII semester 2 pada materi IPA/Biologi.

2. Mendeskripsikan ada tidaknya perkembangan kualitas peta konsep siswa SMP kelas VII semester 2 pada materi IPA/Biologi sebelum dan setelah pembelajaran.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan agar memberikan kontribusi secara langsung maupun tidak langsung bagi kualitas pembelajaran IPA/Biologi antara lain:

1. Bagi siswa:

- Dapat membantu mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami dan mengaitkan konsep-konsep Biologi.

- Menjadi latihan bagi siswa untuk mendesain struktur kognitifnya yang mencerminkan pemahaman terhadap materi tertentu.

- Dapat meningkatkan ingatan siswa terhadap suatu konsep. 2. Bagi guru:

- Dapat memberikan gambaran terkait struktur kognitif siswa sebelum dan setelah pembelajaran.

- Dapat mengetahui sejauh mana perkembangan konseptual dan kemampuan mengaitkan antarkonsep pada siswa.

- Sebagai alat evaluasi alternatif untuk mengukur pemahaman yang terintegrasi terhadap materi IPA/Biologi.

3. Bagi peneliti lain:

Dapat digunakan sebagai sumber informasi dan referensi untuk penelitian sejenis atau bahan untuk pengembangan penelitian ke arah eksperimental.


(19)

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Dalam rangka menghindari kesalahpahaman dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah berikut dibawah ini:

1. Peta konsep adalah alat untuk mengorganisasikan dan merepresentasikan suatu pengetahuan. Peta konsep berupa ilustrasi grafis konkret yang menggambarkan sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep lain pada kategori yang sama dengan langkah-langkah berikut: (1) mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep, (2) mengidentifikasi ide atau konsep sekunder yang menunjang ide utama, (3) menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut, (4) mengelompokkan ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan hubungan ide tersebut dengan ide utama.

2. Perkembangan konseptual siswa dilihat dari perkembangan kualitas peta konsep yang ditentukan dengan memberi skor pada peta konsep setiap pembelajaran. Pemberian skor pada peta konsep didasarkan pada rubrik penilaian yang merujuk pada Kriteria Penskoran Peta Konsep (Novak & Gowin, 1984), selain itu dilakukan analisis kompleksitas tipe peta konsep secara kualitatif menggunakan pedoman tipe peta konsep (Kinchin & Hay, 2000).


(20)

22

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian pada skripsi ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, kejadian, peristiwa, yang terjadi pada saat ini. Dengan demikian, penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada pemecahan masalah aktual yang ada pada saat penelitian berlangsung (Sudjana, 2007).

C. Subyek Penelitian 1. Populasi penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Bandung semester 2 tahun ajaran 2013/2014.

2. Sampel penelitian

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dari dua kelas sampel. Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan cara purposive sampling, pertimbangan pemilihan kelas didasarkan pada kelas yang diajar oleh guru IPA yang berbeda.

D. Instrumen Penelitian

1. Lembar Petunjuk Pembuatan Peta Konsep (Lampiran B2)

Lembar petunjuk ini sebagai pedoman bagi siswa untuk menyusun peta konsep. Lembar petunjuk ini meliputi informasi mengenai peta konsep, bagian-bagian yang penting dalam penyusunan peta konsep, cara penilaian peta konsep, contoh peta konsep, dan petunjuk penggunaan software WinCmap Tools v5.05.01. Lembar peta konsep ini diberikan saat awal mula penelitian, dengan maksud agar siswa mengetahui tentang peta konsep dan bagaimana cara membuat peta konsep.


(21)

23

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peta konsep acuan dibuat sebagai pembanding baik dari segi konsep-konsep yang terlibat, hierarki, proposisi, contoh-contoh, serta hubungan silang yang dibuat dengan mengacu pada analisis materi. Peta konsep acuan ini juga digunakan dalam memberi pengajaran pada siswa mengenai cara membuat peta konsep yang benar. Peta konsep acuan dibuat sebanyak 2 peta konsep yang mewakili materi-materi yang dipakai yakni peta konsep sel dan peta konsep ekosistem, disertai pula dengan keterangan skor masing-masing peta konsep. Sumber buku yang digunakan untuk membuat acuan adalah buku BSE IPA kelas VII SMP. Alasan pemilihan buku tersebut adalah mempertimbangan buku pegangan yang dimiliki siswa, sehingga hasil peta konsep tidak akan terlalu jauh dari materi yang dipaparkan di buku.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut.

1. Peta konsep siswa

Pada awal penelitian, siswa diminta untuk menyusun peta konsep berdasarkan topik bahasan yang dipilih peneliti. Hasil peta konsep awal ini kemudian dinilai, hasil nilai tersebut digunakan sebagai data awal untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa. Pengumpulan peta konsep dari siswa juga dilakukan setelah pembelajaran IPA. Data-data peta konsep tersebut kemudian dinilai dan dibandingkan dengan nilai peta konsep sebelumnya.

2. Data dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil penelitian. Dokumentasi dilakukan untuk memperlihatkan catatan-catatan atau arsip-arsip yang dilakukan dalam penelitian. Adapun dokumen-dokumen tersebut


(22)

24

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berupa arsip RPP guru IPA, serta peta konsep siswa. Selain itu, kegiatan siswa selama penelitian didokumentasikan.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Secara umum, prosedur penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yakni tahapan pertama merupakan tahapan persiapan, tahapan kedua merupakan tahapan pelaksanaan, dan tahapan ketiga merupakan tahapan analisis data. Tahapan-tahapan tersebut dijabarkan antara lain sebagai berikut.

1. Tahapan Persiapan

a. Menyusun perizinan untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 12 Bandung serta menginformasikan kepada guru IPA terkait rencana penelitian terhadap peta konsep siswa.

b. Menganalisis materi-materi Biologi SMP kelas VII Semester 2 dari buku-buku pelajaran untuk penyusunan rangkuman materi Biologi. Rangkuman materi Biologi digunakan sebagai materi acuan peta konsep bagi siswa maupun peneliti dalam membuat peta konsep acuan.

c. Penyusunan peta konsep acuan untuk materi-materi Biologi SMP kelas VII Semester 2 pada sub-konsep sel dan materi ekosistem.

d. Menyusun instrumen penelitian seperti petunjuk penyusunan peta konsep. e. Meminta pertimbangan (judgement) instrumen penelitian dan peta konsep

acuan kepada dosen ahli sesuai dengan tema penelitian yang bersangkutan. f. Melakukan revisi akhir sebelum menggunakan instrumen penelitian di

sekolah.

2. Tahapan Pelaksanaan


(23)

25

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengumpulan data peta konsep dilakukan sebelum dan setelah pembelajaran pada materi sub-konsep sel dan materi ekosistem. Sebelumnya, siswa yang telah diberi lembar petunjuk pembuatan peta konsep diberikan waktu untuk mempelajarinya sebelum pengambilan data awal yakni peta konsep sub-konsep sel. Kemudian sebelum pembelajaran materi organisasi tingkat kehidupan, peneliti melalui guru memberikan penugasan agar siswa membuat peta konsep mengenai sel. Peneliti memberikan materi acuan mengenai sel dan meminta siswa untuk membuat peta konsep berdasarkan lingkup materi tersebut. Peta konsep tersebut menjadi data pertama yang kemudian dikaji untuk melihat hasil kerja siswa yang sudah menunjukkan peta konsep yang benar.

b. Tahap analisis awal

Pengumpulan data peta konsep awal dilakukan. Informasi yang diperoleh dari data awal menjadi pertimbangan apakah siswa sudah memahami cara membuat peta konsep hanya dari petunjuk pembuatan peta konsep atau perlu dilakukan pengajaran membuat peta konsep secara langsung baik oleh guru maupun oleh peneliti. Tahap analisis ini meliputi penilaian peta konsep secara kuantitatif yakni menggunakan Kriteria Penskoran Peta Konsep (Novak & Gowin, 1984) dan dianalisis secara kualitatif menggunakan pedoman analisis peta konsep (Kinchin & Hay, 2000). Melalui analisis tersebut, peneliti dapat memberikan keterangan kepada guru IPA yang bersangkutan bilamana perlu diadakan pengajaran secara langsung agar dikaitkan dengan pembelajaran di kelas.

c. Tahap evaluasi dan pengambilan data lanjutan

Untuk pengambilan data kedua yakni peta konsep sel setelah pembelajaran, peneliti memberikan evaluasi dan feedback kepada siswa mengenai peta konsep yang mereka buat. Pada tahap ini, peneliti memperlihatkan peta konsep acuan, dan membandingkan dengan bagian dari peta konsep siswa yang kurang tepat. Setelah evaluasi tersebut, peneliti meminta siswa untuk


(24)

26

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperbaiki peta konsepnya, serta melengkapi komponen peta konsep yang dirasa belum valid.

Pengambilan data peta konsep ketiga yakni mengenai materi ekosistem serupa dengan prosedur pengambilan data peta konsep pertama, begitu pula data peta konsep keempat diambil setelah dilakukan evaluasi terhadap peta konsep siswa. Peneliti juga mengenalkan software WinCmap Tools v5.05.01 untuk membuat peta konsep dan bagaimana cara menggunakannya. Penggunaan software WinCmap Tools v5.05.01 ini bersifat opsional bagi siswa, jadi siswa boleh membuat peta konsep dengan software ini atau boleh secara manual.

3. Tahapan Analisis Data

Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, dilakukan analisis data dan diolah hingga diperoleh informasi untuk menjawab dan mengkaji permasalahan-permasalahan terkait skripsi ini. Data dianalisis secara kuantitatif dengan melihat skor total maupun skor setiap aspek peta konsepnya dan menghitung persentase kualitas peta konsepnya, serta menganalisa tipe peta konsepnya. Kemudian dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil dan pembahasan analisis data. Tahapan-tahapan penelitian tersebut terjabarkan dalam alur penelitian yang tertera pada gambar 3.1.

G. Analisis Data

Instrumen penelitian yang dipakai kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan rubrik penilaian peta konsep Novak dan Gowin (1984). Rubrik digunakan sebagai panduan penilaian yang menggambarkan kriteria dalam menilai peta konsep agar diketahui kualitas peta konsep masing-masing siswa. Adapun rubrik yang digunakan antara lain sebagai berikut.


(25)

27

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1. Kriteria Penskoran Peta Konsep (Novak & Gowin, 1984)

No. Kriteria Deskripsi Skor

1. Proposisi Kevalidan hubungan antara dua konsep yang bermakna ditandai adanya garis penghubung dan kata hubung.

1

2. Hierarki Peta konsep menunjukkan adanya hierarki. Konsep dengan hierarki lebih rendah menunjukkan konsep yang lebih spesifik dan konsep dengan hierarki lebih tinggi menunjukkan konsep yang lebih umum.

5

3. Hubungan silang (Cross link)

- Memperlihatkan hubungan bermakna konsep pada hierarki tertentu dengan konsep lainnya yang berbeda hierarki. - Hubungan silang valid namun tidak

menunjukkan proposisi yang bermakna

10 2 4. Contoh Kejadian atau objek yang valid sebagai

contoh yang menunjukkan konsep

1

Berdasarkan kriteria di atas, peta konsep siswa kemudian diskor hingga mendapatkan skor total, kemudian dipersentasekan dengan rumus:

Berikut kriteria tingkat kualitas peta konsep dilihat dari rentang nilai persentasenya (Syah, 1999):

Tabel 3.2 Kriteria Persentase Nilai Peta Konsep

Rentang Persentase Kriteria

0% – 20% Sangat rendah

21% – 40% Rendah

41% – 60% Sedang


(26)

28

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

81% – 100% Sangat tinggi

Selain itu peta konsep juga dianalisis secara kualitatif untuk menentukan tipe peta konsep berdasarkan kompleksitasnya dalam tabel berikut (Hay & Kinchin, 2000).

Tabel 3.3 Kompleksitas Tipe Peta Konsep

Aspek Tipe Peta Konsep

Spoke Chain Net

Hierarki Satu atau beberapa tingkatan

Banyak tingkatan, Beberapa tingkatan yang benar

Hubungan konsep

Menunjukkan hubungan yang sederhana tanpa adanya interaksi antarkonsep lainnya

Menunjukkan rangkaian tanpa adanya interaksi

antarkonsep

Menunjukkan interaksi yang kompleks pada tingkatan konsep yang

berbeda Kompleksitas Integrasi peta

konsep sangat kecil. Penambahan konsep-konsep tidak mempenga-ruhi ‘integritas peta

konsep’

Peta konsep sulit jika ditambah konsep-konsep

lain. Terutama pada konsep awal rangkaian

Integritas peta konsep sangat tinggi, penambahan

satu atau lebih konsep memberi sedikit konsekuensi sebagai konsep alternatif diluar peta konsep

yang ada Perkembangan

konseptual

Menunjukkan sedikit atau tidak

sama sekali gambaran mengenai

suatu materi. Penambahan atau

pengurangan hubungan konsep

hanya sedikit berefek pada ikhtisar materi

Menunjukkan pemahaman konseptual

yang sempit. Pengurangan hubungan

konsep menghilangkan arti dari seluruh

rangkaian

Menunjukkan ikhtisar materi secara keseluruhan.

Konsep-konsep bisa direorganisir untuk lebih

dapat menunjukkan keterkaitan konsep atau

memperbaiki hubungan konsep yang dirasa kurang


(27)

29

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Alur Penelitian

Penelitian yang dilakukan kemudian tergambar pada alur penelitian berikut. Dapat terlihat bahwa, langkah awal melakukan penelitian adalah studi pustaka dan penyusunan proposal, dan kemudian dilanjutkan dengan perizinan ke sekolah yang akan diteliti, judgement instrumen, dan memulai mengambil data.


(28)

30

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Studi Kepustakaan Penyusunan Proposal

Seminar Proposal Revisi Proposal

Perizinan penelitian Konfirmasi penelitian ke

sekolah

Konfirmasi penelitian ke guru

Memilih kelas sampel Penyusunan Rangkuman

Materi Penyusunan instrumen

penelitian Judgement instrumen

penelitian Revisi instrumen

penelitian

Uji coba pembuatan peta konsep dan pemberian LKS Evaluasi dan pengarahan

pembuatan peta konsep KBM

Pengumpulan peta konsep

Pengolahan data dan pembahasan Kesimpulan


(29)

31

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(30)

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Peta konsep siswa SMP sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran materi sel dan ekosistem menunjukkan adanya kenaikan skor pada aspek hierarki, proposisi, hubungan silang, dan contohnya. Peta konsep materi sel menunjukkan kenaikan skor yang paling tinggi pada aspek hubungan silang dan proposisinya, sedangkan peta konsep materi ekosistem menunjukkan kenaikan skor yang paling tinggi pada aspek hubungan silang dan contohnya.

Kelas sampel 1 menunjukkan kualitas sangat rendah pada peta konsep sel sebelum pembelajaran dan berubah kualitasnya menjadi sedang setelah pembelajaran. Kelas sampel 2 menunjukkan kualitas rendah pada peta konsep sel sebelum pembelajaran dan berubah kualitasnya menjadi sedang pada peta konsep setelah pembelajaran. Pada materi ekosistem, kelas sampel 1 dan kelas sampel 2 menunjukkan kualitas rendah pada peta konsep ekosistem sebelum pembelajaran dan meningkat kualitasnya menjadi sedang pada peta konsep setelah pembelajaran.

Terdapat perkembangan kompleksitas struktur peta konsep, dimana pada peta konsep sel sebelum pembelajaran ditemukan 3 tipe yakni Chain, Spoke¸dan Net, sedangkan peta konsep setelah pembelajarannya hanya menunjukkan 2 tipe yakni Spoke dan Net saja. Pada peta konsep sel sebelum pembelajaran hanya ditemukan tipe yakni Spoke dan Net, sedangkan peta konsep setelah pembelajarannya juga hanya ditemukan tipe Spoke dan Net saja.

Sebagian besar anak membuat beberapa hubungan antarkonsep yang salah, sehingga menunjukkan kesalahan pemahaman. Tetapi perubahan konteks konsep


(31)

64

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terutama penentuan hubungan silang sudah baik dan benar. Lalu, pada peta konsep ekosistem jarang ditemukan hubungan antarkonsep yang salah, hanya perkembangan konseptualnya terlihat dari penambahan contoh pada sub-konsep tertentu di peta konsep setelah pembelajarannya.

B. Saran

Berdasarkan tinjauan selama penelitian, penulis menyarankan beberapa hal antara lain:

1. Pengajar (guru) sebaiknya menjadikan peta konsep sebagai acuan awal untuk melihat seberapa dalam pengetahuan awal siswa terhadap suatu materi, yakni dengan memberikan penugasan bagi siswa untuk senantiasa membuat peta konsep sebelum pembelajaran.

2. Pengajar (guru) hendaknya dapat merancang dan mengadakan pembelajaran yang sifatnya dapat mengakomodasi siswa untuk mengembangkan konseptualnya agar lebih kompleks serta mengintegrasikan konsep-konsep yang diterima siswa selama pembelajaran dengan tujuan agar terciptanya pembelajaran bermakna.

3. Bagi peneliti lain, hendaknya memaksimalkan tahap evaluasi terhadap peta konsep sebelum pembelajaran karena tahap tersebut sangat penting untuk melihat apakah siswa setelah dievaluasi dan diberi saran akan merubah struktur kognitifnya menjadi lebih baik atau tetap seperti sebelumnya.

4. Bagi peneliti lain, mengembangkan penelitian ini ke tahap eksperimental dengan tujuan untuk menganalisis lebih dalam mengenai hubungan antara penugasan peta konsep kepada siswa dengan penguasaan konsep-konsep pada pembelajaran IPA.


(32)

65

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abell, S. K & Lederman, N. G. (2007). Handbook of Research on Science Education. New York; Taylor & Francis Group.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Croasdell, D., Freeman, L., & Urbaczewski, A. (2003). Concept Maps for Teaching And Assessment. Communications of the Association for Information Systems, 12(6): 396-405.

Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Dahar, R. W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Eapler, M. J. (2006). A comparison between concept maps, mindmaps, conceptual

diagrams, and visual metaphors as complementary tools for knowledge construction and sharing. Information Visualization. 5 (1): 202 – 210. [Tersedia]: www.palgrave-journals.com/ivs. (Diakses: Agustus 2014) Kinchin, I. M., & Hay, D. B. (2000). How a qualitative approach to concept map

analysis can be used to aid learning by illustrating patterns of conceptual development. Educational Research. 42 (1): 43–57.

Markow, P. G. & Lonning, R. A. (1998). Usefulness of Concept Maps in College Chemistry Laboratories: Students’ Perceptions and Effects on Achievement. Journal of Research in Science Teaching, 35 (1), 1015– 1029.

McClure, J. R., Sonak, B., & Suen, H. K. (1999). Concept Map Assessment of Classroom Learning: Reliability, Validity, and Logistical Practicality. Journal of Research in Science Teaching. 36 (4): 475 – 492.


(33)

66

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meagher, T. (2009). Looking Inside a Student’s Mind: Can An Analysis of Student Concept Maps Measure Changes in Environmental Literacy?. Journal of Science Education. 13 (1): 1 – 28.

Mintzes, J. J. (2007). Knowledge Restructing in Biology: Testing a Punctuated Model of Conceptual Change. International Journal of Science and Mathematics Education. 5(2): 281 – 306.

Novak, J. D & Gowin, D. B. (1984). Learn How to Learn. New York: Cambridge University Press.

Novak, J. D. & A. J. Cañas. (2006). The Theory Underlying Concept Maps and How to Construct Them. Pensacola, Florida: Institute for Human and Machine Cognition.

Novak, J. D., & Canas, A. J. (2008). Facilitating the Adoption of Concept Mapping Using CmapTools to Enhance Meaningful Learning. Pensacola, Florida: Institute for Human and Machine Cognition.

Rodjikin & Oktarina, N. (2011). Pengembangan Pembelajaran Pendidikan IPS Ekonomi pada Siswa SD Berdasarkan Konsep Siswa. Makalah MGMP IPS Provinsi Jawa Tengah 2011.

Rustaman, N. (2000). Konstruktivisme dan Pembelajaran IPA/Biologi. Makalah Seminar/Lokakarya Guru-guru IPA SLTP Sekolah Swasta di Bandung pada7 - 15 Agustus 2000.

Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana, N. (2007). Metode Statisika. Bandung. Bandung: Penerbit Tarsito. Sugiyarto, T., & Ismawati, E. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/ MTS


(34)

67

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wahono, Suryanda, A., Cahyana, U., Kistinah, I., Anifah, A., & Suryatin, B. (2013). Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.

Williams, C. G. (1998). Using Concept Maps to Assess Conceptual Knowledge of Function. Journal for Research in Mathematics Education. 29 (4): 414 – 421.


(1)

31

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

|

perpustakaan.upi.edu


(2)

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

|

perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Peta konsep siswa SMP sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran materi sel dan ekosistem menunjukkan adanya kenaikan skor pada aspek hierarki, proposisi, hubungan silang, dan contohnya. Peta konsep materi sel menunjukkan kenaikan skor yang paling tinggi pada aspek hubungan silang dan proposisinya, sedangkan peta konsep materi ekosistem menunjukkan kenaikan skor yang paling tinggi pada aspek hubungan silang dan contohnya.

Kelas sampel 1 menunjukkan kualitas sangat rendah pada peta konsep sel sebelum pembelajaran dan berubah kualitasnya menjadi sedang setelah pembelajaran. Kelas sampel 2 menunjukkan kualitas rendah pada peta konsep sel sebelum pembelajaran dan berubah kualitasnya menjadi sedang pada peta konsep setelah pembelajaran. Pada materi ekosistem, kelas sampel 1 dan kelas sampel 2 menunjukkan kualitas rendah pada peta konsep ekosistem sebelum pembelajaran dan meningkat kualitasnya menjadi sedang pada peta konsep setelah pembelajaran.

Terdapat perkembangan kompleksitas struktur peta konsep, dimana pada peta konsep sel sebelum pembelajaran ditemukan 3 tipe yakni Chain, Spoke¸dan Net, sedangkan peta konsep setelah pembelajarannya hanya menunjukkan 2 tipe yakni Spoke dan Net saja. Pada peta konsep sel sebelum pembelajaran hanya ditemukan tipe yakni Spoke dan Net, sedangkan peta konsep setelah pembelajarannya juga hanya ditemukan tipe Spoke dan Net saja.

Sebagian besar anak membuat beberapa hubungan antarkonsep yang salah, sehingga menunjukkan kesalahan pemahaman. Tetapi perubahan konteks konsep


(3)

64

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

|

perpustakaan.upi.edu

terutama penentuan hubungan silang sudah baik dan benar. Lalu, pada peta konsep ekosistem jarang ditemukan hubungan antarkonsep yang salah, hanya perkembangan konseptualnya terlihat dari penambahan contoh pada sub-konsep tertentu di peta konsep setelah pembelajarannya.

B. Saran

Berdasarkan tinjauan selama penelitian, penulis menyarankan beberapa hal antara lain:

1. Pengajar (guru) sebaiknya menjadikan peta konsep sebagai acuan awal untuk melihat seberapa dalam pengetahuan awal siswa terhadap suatu materi, yakni dengan memberikan penugasan bagi siswa untuk senantiasa membuat peta konsep sebelum pembelajaran.

2. Pengajar (guru) hendaknya dapat merancang dan mengadakan pembelajaran yang sifatnya dapat mengakomodasi siswa untuk mengembangkan konseptualnya agar lebih kompleks serta mengintegrasikan konsep-konsep yang diterima siswa selama pembelajaran dengan tujuan agar terciptanya pembelajaran bermakna.

3. Bagi peneliti lain, hendaknya memaksimalkan tahap evaluasi terhadap peta konsep sebelum pembelajaran karena tahap tersebut sangat penting untuk melihat apakah siswa setelah dievaluasi dan diberi saran akan merubah struktur kognitifnya menjadi lebih baik atau tetap seperti sebelumnya.

4. Bagi peneliti lain, mengembangkan penelitian ini ke tahap eksperimental dengan tujuan untuk menganalisis lebih dalam mengenai hubungan antara penugasan peta konsep kepada siswa dengan penguasaan konsep-konsep pada pembelajaran IPA.


(4)

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

|

perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abell, S. K & Lederman, N. G. (2007). Handbook of Research on Science Education. New York; Taylor & Francis Group.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Croasdell, D., Freeman, L., & Urbaczewski, A. (2003). Concept Maps for Teaching And Assessment. Communications of the Association for Information Systems, 12(6): 396-405.

Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Dahar, R. W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Eapler, M. J. (2006). A comparison between concept maps, mindmaps, conceptual

diagrams, and visual metaphors as complementary tools for knowledge construction and sharing. Information Visualization. 5 (1): 202 – 210. [Tersedia]: www.palgrave-journals.com/ivs. (Diakses: Agustus 2014) Kinchin, I. M., & Hay, D. B. (2000). How a qualitative approach to concept map

analysis can be used to aid learning by illustrating patterns of conceptual development. Educational Research. 42 (1): 43–57.

Markow, P. G. & Lonning, R. A. (1998). Usefulness of Concept Maps in College Chemistry Laboratories: Students’ Perceptions and Effects on Achievement. Journal of Research in Science Teaching, 35 (1), 1015– 1029.

McClure, J. R., Sonak, B., & Suen, H. K. (1999). Concept Map Assessment of Classroom Learning: Reliability, Validity, and Logistical Practicality. Journal of Research in Science Teaching. 36 (4): 475 – 492.


(5)

66

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

|

perpustakaan.upi.edu

Meagher, T. (2009). Looking Inside a Student’s Mind: Can An Analysis of Student Concept Maps Measure Changes in Environmental Literacy?. Journal of Science Education. 13 (1): 1 – 28.

Mintzes, J. J. (2007). Knowledge Restructing in Biology: Testing a Punctuated Model of Conceptual Change. International Journal of Science and Mathematics Education. 5(2): 281 – 306.

Novak, J. D & Gowin, D. B. (1984). Learn How to Learn. New York: Cambridge University Press.

Novak, J. D. & A. J. Cañas. (2006). The Theory Underlying Concept Maps and How to Construct Them. Pensacola, Florida: Institute for Human and Machine Cognition.

Novak, J. D., & Canas, A. J. (2008). Facilitating the Adoption of Concept Mapping Using CmapTools to Enhance Meaningful Learning. Pensacola, Florida: Institute for Human and Machine Cognition.

Rodjikin & Oktarina, N. (2011). Pengembangan Pembelajaran Pendidikan IPS Ekonomi pada Siswa SD Berdasarkan Konsep Siswa. Makalah MGMP IPS Provinsi Jawa Tengah 2011.

Rustaman, N. (2000). Konstruktivisme dan Pembelajaran IPA/Biologi. Makalah Seminar/Lokakarya Guru-guru IPA SLTP Sekolah Swasta di Bandung pada7 - 15 Agustus 2000.

Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana, N. (2007). Metode Statisika. Bandung. Bandung: Penerbit Tarsito. Sugiyarto, T., & Ismawati, E. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/ MTS


(6)

Nella Andriyani, 2014

Analisis Perkembangan Konseptual Siswa Smp Melalui Peta Konsep Pada Pembelajaran Ipa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

|

perpustakaan.upi.edu

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wahono, Suryanda, A., Cahyana, U., Kistinah, I., Anifah, A., & Suryatin, B. (2013). Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.

Williams, C. G. (1998). Using Concept Maps to Assess Conceptual Knowledge of Function. Journal for Research in Mathematics Education. 29 (4): 414 – 421.