PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS VCT ANALISIS NILAI DILEMA MORAL TERHADAP KOMPETENSI WAWASAN GLOBAL WARGA NEGARA, Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XII di SMK Negeri 4 Garut.
PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN BERBASIS VCT ANALISIS NILAI
DILEMA MORAL TERHADAP KOMPETENSI WAWASAN
GLOBAL WARGA NEGARA
(
Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XII di SMK Negeri 4 Garut)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
oleh
Syifa Siti Aulia NIM 1202182
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
(2)
Oleh Syifa Siti Aulia
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi pendidikan kewarganegaraan sekolah pasca sarjana
© Syifa Siti Aulia 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN Syifa Siti Aulia
NIM.1202182
PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN BERBASIS VCT ANALISIS NILAI
DILEMA MORAL TERHADAP KOMPETENSI WAWASAN
GLOBAL WARGA NEGARA
(
Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XII di SMK Negeri 4 Garut)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I
Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 19590714 198601 1 001
Pembimbing II
Dr. Dadang Sundawa, M.Pd NIP. 19600515 198803 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia
Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP.19630820 198803 1 001
(4)
ABSTRAK
Syifa Siti Aulia (1202182). Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis VCT Analisis Nilai Dilema Moral Terhadap Kompetensi Wawasan Global Warga Negara (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XII Di SMK Negeri 4 Garut)
Guru pendidikan kewarganegaraan banyak menggunakan model pembelajaran konvensional yang monoton sehingga mengabaikan proses pembinaan nilai dalam menghadapi arus globalisasi terutama pembinaan wawasan global sebagai warga negara. VCT analisis nilai dilema moral dijadikan strategi pembelajaran dalam pengembangan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan untuk membentuk kompetensi wawasan global warga negara terutama berkaitan dengan pembinaan nilai peserta didik yang komprehensif.. Dalam tesis ini dikembangkan rumusan masalah mengenai apakah terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi sikap, keterampilan,dan pengetahuan wawasan global warga negara antara kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dengan siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang dikembangkan di SMK negeri 4 Garut. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengembangkan penelitian kuasi eksperimen. Berdasarkan uji beda yang dilakukan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ditemukan perbedaan yang signifikan antara kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan wawasan global warga negara antara kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dengan siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, sehingga pembelajaran VCT analisis nilai dilema moral memiliki pengaruh terhadap kompetensi wawasan global warga negara. Pengembangan kompetensi wawasan global warga negara dalam tiga ranah ini menjadi elemen yang kuat guna pembentukan warga negara yang baik sebagai tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral ini dapat menjadi penguat proses pendidikan terutama dalam kurikulum yang dikembangkan di Indonesia yang tidak lepas dari pencapaian peningkatan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Meskipun dominasi dalam implementasi pembelajaran VCT analisis nilai dilema moral lebih cenderung pada pembentukan kompetensi sikap warga negara berwawasan global namun hendaknya penguatan kompetensi pengetahuan dan keterampilan warga negara berwawasan global tidak boleh dilepaskan dalam setiap aspek proses pembelajaran.
Kata Kunci : VCT analisis nilai dilema moral, kompetensi wawasan global, warga negara, pendidikan kewarganegaraan
(5)
ABSTRACK
Syifa Siti Aulia (1202182). The effect of Civic Education Based VCT analysis Value moral dilemmas on global insights citizens competences (Quasi Experimental Study at XII Grade Students in Vocational High School 4 Garut) Civic Education Teachers Using Conventional learning models that ignore the monotonous process of building value in facing of globalization, especially development a global perspective as a citizen. VCT moral dilemmas value analysis used in the development of learning strategies civic education to form a global competence insight citizens primarily related with the comprehensive developments value of learners. In this thesis is developed formulation of the problem of what a significant difference the attitude competencies, skill, and knowledge of global insight between the experimental class citizen who use VCT values analysis approach moral dilemmas with the control class student who do not use the VCT analysis value moral dilemmas in learning citizenship education developed in SMK 4 Garut. The method in study quantitative approach with quasi experimental study. Based on different test performed the experimental class and control class found a significant different between the attitude competence, knowledge, and skill of insight global citizen between the experimental class VCT values analysis approach moral dilemmas with the control class students who do not use the VCT analysis value moral dilemmas approach in civic education, so that the learning VCT analysis value moral dilemmas has an influence of global insight competences of citizen. The development of global insight competences of citizens in these three areas into a powerful element for the formation of good citizens as the purpose of civic education. Civic Education based VCT analysis value moral dilemmas can be reinforcing the educational process, especially in the developed curriculum in Indonesia can no be separated from the achievement of increased competence attitudes, knowledge, and skill. Despite the dominance of the implementation of learning VCT analysis value moral dilemmas are more likely to value the formation of citizens attitudes competencies global perspective but should gain competence knowledge and skill globally minded citizens should not be released in every aspect of the learning process.
Keywords: VCT analysis value moral dilemmas, global insight competences, citizen, citizenship education
(6)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GRAFIK ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR DIAGRAM ALUR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 11
D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 12
E. Struktur Organisasi Tesis ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 15
A. Kajian Pustaka ... 15
1. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 15
a. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan ... 15
b. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 18
c. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 22
2. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis VCT Analisis Nilai Dilema Moral ... 28
a. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Kewarganegaraan ... 28
b. Teori Belajar Pendukung VCT Analisis Nilai Dilema Moral ... 35
c. Pembelajaran VCT Analisis Nilai ... 39
d. Pembelajaran Berbasis Dilema Moral ... 41
(7)
3. Kompetensi Wawasan Global Warga Negara ... 44
a. Aspek-Aspek Kompetensi dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 44
b. Warga Negara dan Kewarganegaraan ... 49
c. Wawasan Global Warga Negara ... 54
d. Kompetensi Siswa SMA/SMK dalam Lingkup Globalisasi ... 59
4. Keterkaitan antara Pembelajaran VCT Analisis Nilai Dilema Moral dengan Kompetensi Warga Negara Global ... 61
B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 66
C. Kerangka Berpikir dan Hipotesis ... 67
BAB III METODE PENELITIAN ... 69
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 69
B. Desain Penelitian ... 72
C. Metode Penelitian... 77
D. Definisi Operasional... 77
E. Instrumen Penelitian ... 79
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 80
G. Teknik Pengumpulan Data ... 94
H. Teknik Analisis Data ... 95
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 99
A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 99
1. Profil Sekolah ... 99
2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 104
B.Deskripsi Hasil Penelitian ... 105
1. Hasil Penelitian ... 105
a. Kondisi Awal Kompetensi Wawasan Global Warga Negara (Pretest) 1) Uji Normalitas ... 105
2) Uji Homogenitas ... 109
3) Uji Kesamaan Rataan Pretest ... 111
(8)
b. Proses Pembelajaran (Hasil Observasi) ... 118
c. Kondisi Setelah Proses Pembelajaran (Post Test) ... 123
1) Deskriptif Variabel Kelas Eksperimen ... 123
a) Hasil Pengolahan terhadap Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis VCT Analisis Nilai Dilema Moral Variabel X ... 123
b) Hasil Pengolahan terhadap Kompetensi Sikap Warga Negara Berwawasan Global (Variabel Y1) ... 129
c) Hasil Pengolahan terhadap Kompetensi Pengetahuan Warga Negara Berwawasan Global (Variabel Y2) ... 140
d) Hasil Pengolahan terhadap Kompetensi Keterampilan Warga Negara Berwawasan Global (Variabel Y3) ... 143
2) Deskriptif Pengembangan Kompetensi Wawasan Global Warga Negara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Uji Peningkatan Gain Ternormalisasi) ... 149
3) Uji Korelasi Pembelajaran Berbasis VCT Analisis Nilai Dilema Moral terhadap Pengembangan Kompetensi Wawasan Global Warga Negara ... 149
4) Uji Normalitas Terhadap Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 150
5) Uji Homogenitas ... 154
6) Uji Kesamaan Rataan Post Test ... 156
7) Uji Linieritas Post Test Variabel X dan Y Kelas Eksperimen ... 163
a) Variabel X terhadap Y1 ... 163
b) Variabel X terhadap Y2 ... 165
c) Variabel X terhadap Y3 ... 167
8) Uji Perbedaan Dua Rerata Kelas Eksperimen antara Pretest dan Post Test ... 169
9) Uji Perbedaan Dua Rerata Kelas Kontrol antara Pretest dan Post Test ... 174
2. Pengujian Hipotesis ... 178 viii
(9)
C.Analisis Hasil Penelitian ... 183
D.Pembahasan Hasil Temuan Penelitian ... 191
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 199
A.Kesimpulan ... 199
B. Rekomendasi ... 201
DAFTAR PUSTAKA ... 204
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kompetensi Inti SMK/MAK ... 28
Tabel 2.2. Ruang Lingkup Kajian PKn SMK/MAK ... 32
Tabel 2.3 Kategori Kewarganegaraan Versi TH Marshall... 57
Tabel 2.4 Kategori Kewarganegaraan Versi Turner ... 58
Tabel 2.5 Kompetensi Wawasan Global Warga Negara Siswa SMK/MAK ... 60
Tabel 3.1 Daftar Jumlah Siswa SMK Negeri 4 Garut Tahun Ajaran 2013/2014 . 70 Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa Kelas XII SMK Negeri 4 Garut Tahun Ajaran 2013/2014 ... 71
Tabel 3.3 Hasil Pengolahan Data Uji Coba untuk Validitas Item Variabel X ... 82
Tabel 3.4 Hasil Pengolahan Data Uji Coba untuk Validitas Item Variabel Y1 .... 84
Tabel 3.5 Hasil Pengolahan Data Uji Coba untuk Validitas Item Variabel Y2 .... 87
Tabel 3.6 Hasil Pengolahan Data Uji Coba untuk Validitas Item Variabel Y3 .... 89
Tabel 3.7 Reliability Statistic Variabel X ... 92
Tabel 3.8 Reliability Statistic Variabel Y1 ... 92
Tabel 3.9 Reliability Statistic Variabel Y2 ... 93
Tabel 3.10 Reliability Statistic Variabel Y3 ... 93
Tabel 3.11 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas... 93
Tabel 3.12 Kriteria Nilai Gain ... 97
Tabel 4.1 Keadaan Siswa SMKN 4 Garut ... 100
Tabel 4.2 Data Kelulusan ... 101
Tabel 4.3 Data Penelusuran Lulusan ... 102
Tabel 4.4 Kualifikasi Guru SMKN 4 Garut ... 103
Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Pretest Variabel Y1 ... 105
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Pretest Variabel Y2 ... 107
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Pretest Variabel Y3 ... 108
Tabel 4.8 Uji Homogenitas Data Pretest Variabel Y1 ... 110
Tabel 4.9 Uji Homogenitas Data Pretest Variabel Y2 ... 110
Tabel 4.10 Uji Homogenitas Data Pretest Variabel Y3 ... 111 x
(11)
Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Pretest Variabel Y1 ... 112
Tabel 4.12 Uji Kesamaan Rerata Pretest Variabel Y1 ... 113
Tabel 4.13 Statistik Deskriptif Pretest Variabel Y2 ... 114
Tabel 4.14 Uji Kesamaan Rerata Pretest Variabel Y2 ... 115
Tabel 4.15 Statistik Deskriptif Pretest Variabel Y3 ... 116
Tabel 4.16 Uji Kesamaan Rerata Pretest Variabel Y1 ... 117
Tabel 4.17 Perolehan Skor Rata-Rata Pretest dan Post test ... 149
Tabel 4.18 Korelasi Variabel X terhadap Variabel Y1,Y2,Y3 Kelas Eksperimen 150 Tabel 4.19 Uji Normalitas Data Post Test Variabel Y1 ... 151
Tabel 4.20 Uji Normalitas Data Post Test Variabel Y2 ... 152
Tabel 4.21 Uji Normalitas Data Post Test Variabel Y3 ... 153
Tabel 4.22 Uji Homogenitas Data Post Test Variabel Y1 ... 154
Tabel 4.23 Uji Homogenitas Data Post Test Variabel Y2 ... 155
Tabel 4.24 Uji Homogenitas Data Post Test Variabel Y3 ... 156
Tabel 4.25 Statistik Deskriptif Post Test Variabel Y1 ... 156
Tabel 4.26 Uji Kesamaan Rerata Post Test Variabel Y1 ... 157
Tabel 4.27 Statistik Deskriptif Post Test Variabel Y2 ... 159
Tabel 4.28 Uji Kesamaan Rerata PostTest Variabel Y2 ... 160
Tabel 4.29 Statistik Deskriptif Post Test Variabel Y3 ... 161
Tabel 4.30 Uji Kesamaan Rerata Post Test Variabel Y3 ... 162
Tabel 4.31 Ukuran Derajat Keeratan Pengaruh Variabel X terhadap Y1 (berdasarkan Koefisien Korelasi Pearson) ... 163
Tabel 4.32 Ukuran Derajat Keeratan Pengaruh Variabel X terhadap Y1 (berdasarkan Koefisien Determinasi) ... 164
Tabel 4.33 Uji Anova untuk pengaruh Variabel X terhadap Y1 ... 164
Tabel 4.34 Koefisien Regresi dan Hasil Uji t Pengaruh Variabel X terhadap Y1 165 Tabel 4.35 Ukuran Derajat Keeratan Pengaruh Variabel X terhadap Y2 (berdasarkan Koefisien Korelasi Pearson) ... 165
Tabel 4.36 Ukuran Derajat Keeratan Pengaruh Variabel X terhadap Y2 (berdasarkan Koefisien Determinasi) ... 166
(12)
Tabel 4.37 Uji Anova untuk pengaruh Variabel X terhadap Y2 ... 166
Tabel 4.38 Koefisien Regresi dan Hasil Uji t Pengaruh Variabel X terhadap Y2 167 Tabel 4.39 Ukuran Derajat Keeratan Pengaruh Variabel X terhadap Y3 (berdasarkan Koefisien Korelasi Pearson) ... 167
Tabel 4.40 Ukuran Derajat Keeratan Pengaruh Variabel X terhadap Y3 (berdasarkan Koefisien Determinasi) ... 168
Tabel 4.41 Uji Anova untuk pengaruh Variabel X terhadap Y3 ... 168
Tabel 4.42 Koefisien Regresi dan Hasil Uji t Pengaruh Variabel X terhadap Y3 169 Tabel 4.43 Uji Beda Dua Rerata Variabel Y1 Kelas Eksperimen antara Pretest dan Post test ... 170
Tabel 4.44 Uji Beda Dua Rerata Variabel Y2 Kelas Eksperimen antara Pretest dan Post test ... 171
Tabel 4.45 Uji Beda Dua Rerata Variabel Y3 Kelas Eksperimen antara Pretest dan Post test ... 173
Tabel 4.46 Uji Beda Dua Rerata Variabel Y1 Kelas Kontrol antara Pretest dan Post test ... 174
Tabel 4.47 Uji Beda Dua Rerata Variabel Y2 Kelas Kontrol antara Pretest dan Post test ... 176
Tabel 4.48 Uji Beda Dua Rerata Variabel Y3 Kelas Kontrol antara Pretest dan Post test ... 177
Tabel 4.49 Uji Beda Variabel Y1 Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 179
Tabel 4.50 Uji Mann Whitney Variabel Y1 ... 180
Tabel 4.51 Uji Beda Variabel Y2 Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 181
Tabel 4.52 Uji Mann Whitney Variabel Y2 ... 181
Tabel 4.53 Uji Beda Variabel Y3 Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 182
Tabel 4.54 Uji Mann Whitney Variabel Y3 ... 182
Tabel 4.55 Pengembangan Tahapan VCT Analisis Nilai Dilema Moral dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 195
(13)
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 68
Grafik 4.1 Uji Normalitas Data Pretest Variabel Y1 ... 106
Grafik 4.2 Uji Normalitas Data Pretest Variabel Y2 ... 107
Grafik 4.3 Uji Normalitas Data Pretest Variabel Y3 ... 109
Grafik 4.4 Data Persepsi Siswa tentang Penentuan Stimulus Dilematik dalam Pembelajaran ... 124
Grafik 4.5 Data Persepsi Siswa tentang Penyajian Stimulus Dilematik dalam Pembelajaran ... 125
Grafik 4.6 Data Persepsi Siswa tentang Penyimpulan Penentuan Posisi Pilihan/ Pendapat dalam pembelajaran ... 126
Grafik 4.7 Data Persepsi Siswa tentang Menguji Alasan dalam Pembelajaran .... 127
Grafik 4.8 Data Persepsi Siswa tentang Data Pengarahan dalam Pembelajaran .. 128
Grafik 4.9 Data Persepsi Siswa tentang Kegiatan Tindak Lanjut (Follow Up) dalam Pembelajaran ... 129
Grafik 4.10 Penilaian Tentang Cara Siswa Melihat dan Mendekati Masalah Sebagai Anggota Masyarakat Global ... 131
Grafik 4.11 Data Persepsi Siswa untuk Melihat dan Mendekati Masalah Sebagai Anggota Masyarakat Global ... 132
Grafik 4.12 Penilaian tentang Sikap Siswa dalam Menghargai dan Menerima Perbedaan Budaya ... 133
Grafik 4.13 Data Persepsi Siswa untuk Menghargai dan Menerima Budaya ... 134
Grafik 4.14 Penilaian Siswa Mengenai Penyelesaian Konflik Tanpa Kekerasan . 136 Grafik 4.15 Data Persepsi Siswa untuk Menyelesaikan Konflik Tanpa Kekerasan 137 Grafik 4.16 Penilaian Sikap Siswa tentang Mengubah Gaya Hidup dan Kebiasaan Konsumtif dalam Melindungi Lingkungan ... 139
Grafik 4.17 Data Persepsi Siswa untuk Mengubah Gaya Hidup dan Kebiasaan Konsumtif ... 140
(14)
Grafik 4.18 Data Penilaian Siswa tentang Kemampuan Bekerja Sama dengan Cara
yang Kooperatif ... 144
Grafik 4.19 Data Penilaian Siswa tentang Cara Berpikir Kritis dan Sistematis ... 145
Grafik 4.20 Data Penilaian Siswa tentang Bersikap Sensitif dan Melindungi Hak 147 Grafik 4.21 Data Penilaian Siswa dalam Mempresentasikan Tulisan tentang Pengaruh Globalisasi terhadap Bangsa dan Negara Indonesia ... 148
Grafik 4.22 Uji Normalitas Data Post Test Variabel Y1 ... 151
Grafik 4.23 Uji Normalitas Data Post Test Variabel Y2 ... 152
Grafik 4.24 Uji Normalitas Data Post Test Variabel Y3 ... 153
Grafik 4.25 Uji Paired Sample Test (Two Tailed Test) Eksperimen Y1 ... 170
Grafik 4.26 Uji Paired Sample Test (Two Tailed Test) Eksperimen Y2 ... 172
Grafik 4.27 Uji Paired Sample Test (Two Tailed Test) Eksperimen Y3 ... 173
Grafik 4.28 Uji Paired Sample Test (Two Tailed Test) Kontrol Y1 ... 175
Grafik 4.29 Uji Paired Sample Test (Two Tailed Test) Kontrol Y2 ... 176
Grafik 4.30 Uji Paired Sample Test (Two Tailed Test) Kontrol Y3 ... 178
(15)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Rumus Teori Liberal-Individualistik ... 52 Gambar 2.2 Triangle Development Of Education... 62 Gambar 4.1 Siswa mengerjakan LKS secara individu setelah membaca teks
dilema moral yang disajikan ... 121 Gambar 4.2 Siswa melakukan diskusi kelompok LKS ... 122 Gambar 4.3 Beberapa perwakilan siswa mempresentasikan tulisan hasil analisis nilai dilema moral yang telah dikerjakan secara individu maupun kelompok ... 122
(16)
DAFTAR DIAGRAM ALUR
Diagram Alur 3.1 Alur Penelitian dan Pengembangan Model Empiris ... 74 Diagram Alur 3.2 Strategi Implementasi Pembelajaran VCT Analisis Nilai Dilema Moral ... 75 Diagram Alur 3.3 Alur Hubungan Variabel Penelitian ... 80 Diagram Alur 4.1 Implementasi Pembelajaran VCT Analisis Nilai Dilema Moral Berdasarkan Tema-Tema Dilematik tentang Globalisasi ... 192 Diagram Alur 4.2 Bentuk Akhir Model VCT Analisis Nilai Dilema Moral ... 194
(17)
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Arus Globalisasi telah menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari. Efek pertumbuhan teknologi informatika dan perkembangan ekonomi dunia merupakan bentuk dari gerak globalisasi yang telah menyentuh dunia pendidikan. Pendidikan dalam arus globalisasi berwujud sebagai antisipasi untuk munculnya dampak negatif dari globalisasi dan di sisi lain pendidikan berdiri sebagai hal yang berada di lingkup pengaruh globalisasi.
Wujud pendidikan dalam arus globalisasi diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi young citizen yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan prinsip-prinsip nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia sebagaimana tertanam dalam ideologi Indonesia yakni Pancasila. Selain wujud pendidikan sebagai bentuk antisipasi, globalisasi dalam pendidikan menimbulkan kecenderungan-kecenderungan baru terutama berkaitan dengan tata nilai baru yakni hubungan peserta didik dengan lingkungan sekitarnya bahkan sampai pada bentuk persepsi-persepsi nilai baru dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang keseluruhannya terbingkai dalam pendidikan. Tata nilai baru yang mulai bersifat universal karena pengaruh globalisasi nampak seperti, nilai-nilai demokrasi, nilai-nilai dalam penghormatan terhadap hak asasi manusia, sampai pada nilai-nilai untuk pelestarian lingkungan hidup.
Tata nilai universal yang membingkai pendidikan Indonesia dalam arus globalisasi dapat dimaknai melalui tujuan pendidikan nasional yakni dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 31 ayat 3
yang menyebutkan bahwa “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dalam Undang-Undang” disisi lain dalam pasal 31 ayat 5 yang menyebutkan
(18)
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia”.
Pendidikan dalam membingkai nilai-nilai kehidupan peserta didik bahkan terbingkai jelas dalam Pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Nilai-nilai kehidupan peserta didik dalam arus globalisasi ini muncul sebagai bentuk pencapain konteks perdamaian dunia sebagaimana dikemukakan oleh APNIEVE (2000:26) sebagai berikut:
Dalam dunia sekarang ini, perdamaian merupakan barang yang jarang. Ini terbukti dari kecemasan orang-seorang dan melalui kurangnya pengertian yang
layak antar manusia berbagai negara dan paguyuban (komunitas)…proses
pembangunan perdamaian mulai dari dalam hati setiap orang; jika hal ini dapat dibagikan dengan kelompok-kelompok dan kebudayaan-kebudayaan lain, maka hal itu dapat menimbulkan perdamaian.
Transformasi pendidikan untuk mendukung perwujudan perdamaian dunia dalam konteks membenahi pendidikan nilai dan moral peserta didik menjadi bagian yang penting sebagai bentuk pandangan tujuan dalam pendidikan yang antisipatoris untuk kebutuhan masa depan sebagaimana diungkapkan oleh
Buchori, Mochtar (1995:199) bahwa “transformasi pendidikan dalam pandangan
prospektif caranya membuat sistem pendidikan menjadi lebih antisipatoris, lebih mampu untuk bekerja berdasarkan kebutuhan-kebutuhan masa depan”.
Sekolah mempunyai peran penting dalam kinerjanya untuk membingkai pendidikan antisipatoris dalam pembenahan pendidikan nilai dan moral. Spesifikasi dari sekolah di dalamnya terdapat proses pembelajaran yang membentuk interaksi peserta didik (young citizen) dengan guru sebagai fasilitator untuk proses pembelajaran tersebut hal ini didasarkan pada pendapat Paulo Freire (dalam Yamin, Moh, 2009:146) sebagai berikut:
Guru dan murid adalah makhluk yang belum sempurna dan keduanya harus belajar satu sama lain dalam proses pendidikan. Proses ini bukan berarti guru harus menolak perannya sebagai figure ataupun ikon yang menjalankan proses
(19)
3
belajar, tetapi proses tersebut harus berdasar pada dialog kritis dan penciptaan pengetahuan bersama.
Interaksi guru dan murid menjadi bagian penting dalam proses internalisasi nilai peserta didik, yang kemudian dalam perkembangannya membantu kualitas pendidikan nilai dan moral peserta didik. Pembelajaran nilai yang berkaitan dengan cara peserta didik untuk memaknai segenap perilaku menghargai orang lain, toleransi, dan kasih sayang hendaknya dilakukan dengan pengembangan proses pembelajaran yang tidak bersifat konvensional. Pembelajaran konvensional menganggap bahwa posisi guru menjadi dominan untuk mempengaruhi peserta didik dalam proses internalisasi nilai-nilainya, sehingga peserta didik diibaratkan menjadi sesuatu yang pasif untuk membentuk perilakunya. Di sisi lain, peserta didik sebagai makhluk sosial hidup dalam pengaruh lingkungan yang bermacam-macam terutama ditambah dengan kompleksitas keadaan arus globalisasi, maka diperlukan pemikiran-pemikiran kreatif dan kritis dari peserta didik untuk menghadapi dan memilih nilai yang baik dalam proses kehidupannya.
Pendidikan Kewarganegaraan menjadi program pendidikan dipersekolahan yang penting untuk memfokuskan pada penguatan pendidikan nilai dan moral sebagai perwujudan pembentukan karakter baik sebagaimana diungkapkan Filsuf Yunani Aristoteles (Lickona, 1991:50) bahwa “good character as the life of right
conduct in relation to other persons and in relations to one self”.
Hakikatnya perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan tidak dapat menutup diri dari arus globalisasi terutama diwujudkan dengan pembentukan
young citizen yang dibekali nilai-nilai keagamaan, nilai demokrasi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, dan nilai sosial kultural yang ber-Bhineka Tunggal Ika, seperti dijelaskan Djahiri (1985:21) bahwa:
Pengajaran nilai moral menghendaki lahirnya generasi muda yang memiliki sejumlah bekal sistem nilai baru yang positif sebagai landasan barometer kehidupan, dan lebih jauh lagi sebagai generasi pelurus dan pembaharu nilai moral menuju nilai moral yang diinginkan, yaitu nilai moral Pancasila.
Pendidikan Kewarganegaraan dalam menghadapi arus globalisasi hendaknya dibingkai kuat oleh pendidikan nilai dan moral sebagaimana diungkapkan oleh Samsuri, Deny Setiawan, dan Dikdik Baehaqi Arif dalam
(20)
Winataputra, Udin S & Budimansyah (2012:90) bahwa “Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi
nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor “ value-based education”.
Pendidikan Kewarganegaraan dalam konteks pendidikan nilai dan moral tersebut memiliki kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut Budimansyah, Dasim & Karim Suryadi (2008:180) dibangun atas paradigma baru sebagai berikut:
1. Secara kulikuler bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab.
2. Secara teoretik memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik (civic knowledge, civic dispositions, dan civic skill) yang bersifat konfluen atau saling penetrasi dan terintegrasi konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara.
3. Secara programatik menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, Kewarganegaraan yang demokratis , dan bela negara.
Kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan dalam kontek pendidikan nilai dan moral menjadi mata pelajaran di persekolahan yang membekali peserta didik dengan pengetahuan, pembinaan sikap, perilaku dan pelatihan keterampilan warga negara mengacu pada kompetensi kewarganegaraan (civic competences)
yang memberikan arah untuk menuju “to be good citizens”. Berdasarkan hal ini, Branson (1998:8-25) menegaskan aspek-aspek kompetensi kewarganegaraan yang terintegrasi yakni yang terdiri dari pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skill), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic disposition). Kompetensi kewarganegaraan yang terintegrasi tersebut dituntut untuk berada di kehidupan peserta didik di era globalisasi ini
Dalam memasuki era globalisasi yang dibingkai dengan pendidikan nilai dan moral, maka Pendidikan Kewarganegaraan dalam prosesnya berorientasi pada
(21)
5
wawasan global. Sejalan dengan pendapat Cheng dalam Winataputra dan Budimansyah (2007:3) sebagai berikut:
Kurikulum dan pembelajaran yang perlu dikembangkan untuk abad ke 21 ini seyogyanya mengembangkan visi “globalization, localization, and
individualization for multiple intelligence”. Visi tersebut pada dasarnya
terpusat pada pengembangan “learning intelligence” dalam dimensi-dimensi
“social, cultural, political, economic, and technological intelligence”,
sebagaimana dikenal secara utuh dalam “Pentagon Theory of Contextualized
Multiple Intellegence”.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam era globalisasi hendaknya dapat membentuk warga negara yang memiliki kemampuan untuk memasuki abad baru dengan young citizen yang mampu menanggapi dan memfokuskan diri pada elemen-elemen yang beragam termasuk di dalamnya berbagai elemen dalam konteks global, namun tetap memegang teguh jati diri bangsa dengan selalu berusaha untuk meningkatkan kecintaan terhadap tanah air dalam menunjukan good character yang dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa.
Sehingga, di kehidupan globalisasi ini Pendidikan Kewarganegaraan harus mampu membentuk kompetensi wawasan global warga negara yang unggul yakni warga negara yang dapat mengangkat citra bangsa dan mengharumkan nama baik negaranya.
Dari tuntutan yang dikemukakan mengenai globalisasi yang dihadapkan pada masyarakat, bahwa arus globalisasi mendapatkan tempat yang dominan membingkai aktifitas warga negara. Warga negara dihadapkan pada aktifitas-aktifitas yang berada sebagai dampak dari globalisasi tersebut. Dampak globalisasi dimunculkan sebagai bentuk dampak positif bahwa globalisasi memberikan celah dengan mudah seluruh aktifitas warga negara yang terfasilitasi secara luas dan bebas, terutama berkaitan dengan mendapatkan informasi. Di sisi lain, dampak negatif globalisasi dimunculkan karena kebebasan informasi tersebut, setiap nilai-nilai yang berada di kehidupan warga negara menjadi tumpang tindih antara nilai budaya yang baik seperti toleransi dan kasih sayang yang berkebalikan dengan tuntutan zaman berupa persaingan bebas, sehingga hal tersebut hendaknya diantisipasi melalui keberadaan Pendidikan Kewarganegaraan
(22)
Warga negara Indonesia yang beraktifitas dalam globalisasi baik dalam lingkup dampak positif maupun negatif dituntut untuk mengenali pendidikan sebagai bagian yang terintegrasi di kehidupan globalisasi tersebut, sebagaimana tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengungkapkan bahwa pendidikan di Indonesia selain berisi tentang proses menjunjung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai dampak dari globalisasi, di sisi lain nilai-nilai agama dan akhlak mulia menjadi bagian yang terintegrasi di dalam proses pendidikan tersebut.
Tujuan yang luhur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengenai pendidikan nampaknya perlu mendapatkan perhatian lebih, nyatanya bahwa nilai-nilai agama dan akhlak mulia mulai menipis dalam kehidupan remaja Indonesia salah satu contoh mengikisnya nilai-nilai agama dan akhlak mulia para remaja ditandai dengan kecenderungan penyelesaian konflik dengan cara menyimpang seperti misalnya perkelahian antar pelajar atau mahasiswa yang marak terjadi di lingkungan kehidupan masyarakat Indonesia.
Pergeseran perilaku remaja memunculkan makna bahwa ternyata pendidikan nasional Indonesia masih belum sampai pada tahap pendidikan nilai dan moral remaja yang berkualitas sebagaimana tertuang ideal dalam peraturan perundang-undangan. Pergeseran perilaku remaja terkendala oleh krisis kebudayaan dan krisis sistem pendidikan yang membawa bangsa Indonesia ke dalam kondisi yang semakin terpuruk, krisis menyeluruh ini ditandai besar dengan masyarakat yang mulai membuka gejala-gelaja disintegrasi nasional sebagaimana diungkapkan oleh Tilaar, H.A.R (2004: 6) sebagai berikut:
…berbagai praduga-praduga primordial dibesar-besarkan sehingga menambah krisis kepercayaan yang sedang merambah diseluruh aspek kehidupan masyarakat. Para pengemban hukum diragukan integritasnya oleh kebanyakan anggota masyarakat. Supremasi hukum menjadi sirna karena sekelompok pemimpin atau penguasa berada di atas hukum.
Kendala krisis kebudayaan dan krisis sistem pendidikan dapat diwujudkan melalui pendidikan yang antisipatoris dengan membenahi perilaku young citizen
maka Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai peran penting dalam kinerjanya untuk membingkai sistem pendidikan dan kebudayaan tersebut. Pengembangan model pembelajaran terutama untuk pembelajaran nilai di Indonesia tahun 2011
(23)
7
mulai dikembangkan berbasis karakter yang di dalamnya mengungkap bahwa setiap proses pembelajaran merumuskan nilai-nilai yang dikembangkan untuk membentuk karakter peserta didik. Pengembangan model pembelajaran berbasis karakter dibentuk untuk menjauhkan dari proses pembelajaran yang bersifat konvensional serta mewujudkan tujuan dari pendidikan sesuai konstitusi Indonesia.
Beberapa kasus konflik sosial yang meningkat akhir-akhir ini di dalam kehidupan masyarakat seperti perkelahian antar pelajar atau mahasiswa muncul dikarenakan kurang efektifnya implementasi pembelajaran berbasis karakter yang ditambah dengan kenyataan bahwa di dalam kehidupan sehari-hari, konflik sosial selalu terjadi baik lokal, regional, nasional, maupun pada tingkatan global. Konflik sosial yang terjadi di beberapa ruang lingkup tersebut menjadi sangat serius apabila dihadapkan pada young citizen yang menjadi aspek penting dalam kehidupan bangsa dan negara.
Kecenderungan pada saat ini bahwa nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat mulai melebur dengan keberadaan arus globalisasi yang memunculkan pengendalian konflik melalui nilai dalam proses pembelajaran menjadi menjauh dari pembentukan karakter baik (good character) peserta didik. Peserta didik memiliki kecenderungan untuk sulit berinteraksi berdasarkan nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat yang seharusnya terfasilitasi oleh proses pembelajaran sehingga memberikan dampak sikap-sikap peserta didik yang menjauh dari karakter baik sebagai bagian dalam perkembangan moral peserta didik dalam lingkup pendidikan karakter.
Kendala yang dihadapi bahwa pengembangan materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang kurang bermuatan nilai-nilai paktis kehidupan mengakibatkan metode pembelajaran yang terkesan kaku, tidak fleksibel, tidak demokratis. Guru Pendidikan Kewarganegaraan yang banyak menggunakan model pembelajaran yang konvensional yang monoton mengakibatkan guru banyak mengabaikan proses pembinaan nilai, sikap, dan tindakan; sehingga mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang berkoridor value-based education
(24)
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 21 Januari 2014 di dapatkan data bahwa SMKN 4 Garut sebagai salah satu sekolah dengan misi menyelenggarakan program pendidikan yang berakar pada sistem nilai dan budaya masyarakat dengan mengikuti perkembangan globalisasi menjadi tempat yang perlu mengembangkan secara komprehensif pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang berkoridor value based education. Selain itu, berdasarkan hasil studi pendahuluan didapatkan data bahwa kelas dengan program keahlian multimedia di SMKN 4 Garut menjadi kelas yang dominan menarik minat peserta didik dibandingkan dengan kelas lainnya seperti pengolahan hasil pertanian, agribisnis produksi tanaman, agribisnis ternak unggas, kultur jaringan, kehutanan, dan otomotif . Sehingga pengembangan pembelajaran di dalam kelas banyak menggunakan teknologi informatika seperti jaringan internet dsb, sehingga diperlukan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang berorientasi nilai kehidupaan bangsa Indonesia yang kuat, agar tidak terkendalikan oleh arus negatif globalisasi.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pra penelitian kondisi pengembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMKN 4 Garut dianggap guru telah berbasis nilai namun yang menjadi permasalahan adalah pengembangan pembelajaran memerlukan pembenahan terutama berkaitan dengan masalah guru dengan kondisi pembelajaran yang berorientasi teacher center, sehingga guru lebih banyak mendominasi pembelajaran dibandingkan siswa. Di sisi lain, permasalahan siswa muncul dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bahwa siswa kurang konsentrasi untuk memaknai setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan.
Sehingga salah satu alternatif pembelajaran yang dijadikan pertimbangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang bermakna dan berbasis nilai adalah melalui VCT analisis nilai. Menurut Djahiri, Kosasih(1985:45),
“pendekatan analisis nilai merupakan bagian dari Teknik Klarifikasi Nilai (TKN)
yang diharapkan dengan pendekatan pembelajaran tersebut akan mengarahkan kepada tujuan perubahan sikap dan tingkah laku siswa”.
(25)
9
Teknik yang dikembangkan dalam VCT analisis nilai ini menggunakan penyajian dilema moral. Penyajian dilema moral yang dilakukan memiliki tujuan untuk mengembangkan segenap kompetensi warga negara baik dalam tataran
knowledge, skill, dan attitude. Teknik ini membantu menetapkan pola partisipasi siswa yang aktif di dalam kelas.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan VCT analisis nilai melalui penyajian dilema moral memiliki tujuan membantu potensi individu-individu peserta didik dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan melalui pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai melalui penyajian dilema moral ini diharapkan membantu peserta didik untuk mengambil keputusan tentang nilai yang baik yang dapat mengembangkan karakter serta emosionalnya. Berdasarkan pemikiran di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral terhadap pengembangan kompetensi wawasan global warga negara.
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah disajikan, maka identifikasi masalah disajikan oleh penulis sebagai berikut:
1. Arus globalisasi dihadapkan pada seluruh komponen warga negara termasuk peserta didik/ siswa sebagai bagian dari warga negara muda. 2. Tantangan arus globalisasi membuat pergeseran nilai-nilai kehidupan
terutama mengenai karakter baik di kehidupan peserta didik/ siswa.
3. Sekolah yang di dalamnya terdapat proses penanaman karakter baik bagi peserta didik/ siswa belum mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk membantu proses pembelajaran di dalam kelas
4. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan belum dijadikan solusi untuk menangani tantangan arus globalisasi dengan menunjukan identitasnya dalam pelakanaan pembelajaan yang berbasis nilai (value based education).
(26)
5. Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dilakukan di dalam kelas masih bersifat konvensional dan monoton.
6. Pendekatan pembelajaran yang konvensional dan monoton mengakibatkan menjauhkan peserta didik/ siswa dari internalisasi nilai-nilai kehidupan yang seharusnya dapat diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari. 7. Pembelajaran konvensional dan monoton yang dilakukan guru
mengakibatkan sulitnya mencapai kompetensi wawasan global warga negara yang hendak dicapai peserta didik.
8. Ketiga ranah kompetensi wawasan global warga negara baik dalam aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan belum dapat tercapai maksimal oleh proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
9. Tumpang tindihnya setiap kompetensi yang hendak dicapai oleh peserta didik baik dalam komponen civic knowledge, civic skill, maupun civic disposition membutuhkan pengembangan pembelajaran yang secara komprensif dan berkesinambungan mampu membentuk setiap ranah kompetensi dalam Pendidikan Kewarganegaraan tersebut.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka, yang menjadi masalah penelitian berkaitan dengan dua variabel yang dimunculkan mengenai pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral dan kompetensi wawasan global warga negara .
Variabel tersebut diteliti dengan keterkaitan bahwa dalam menghadapi arus globalisasi diperlukan kesiapan warga negara untuk menjadi bagian dari arus globalisasi tersebut yang seyogyanya memiliki tiga kompetensi warga negara utama yakni sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang baik. Pembentukan kompetensi wawasan global warga negara tidak bisa dilepaskan dari Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai. VCT analisis nilai dilema moral disajikan dalam pembelajaran sebagai solusi untuk menghindari model pembelajaran yang konvensional yang memperkuat proses pembelajaran berbasis nilai.
Melalui kerangka pemikiran yang telah disajikan, maka yang menjadi rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh
(27)
11
pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap kompetensi wawasan global warga negara .
Berdasarkan rumusan masalah tersebut selanjutnya rumusan masalah khusus diidentifikasi sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi sikap wawasan global warga negara antara kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dengan siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan wawasan global warga negara antara kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dengan siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan wawasan global warga negara antara kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dengan siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?
C.Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengkaji secara mendalam pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral terhadap kompetensi wawasan global warga negara. Secara khusus penelitian ini untuk mengidentifikasi dan mengkaji tentang: 1. Perbedaan yang signifikan kompetensi sikap wawasan global warga negara antara kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dengan siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
(28)
2. Perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan wawasan global warga negara antara kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dengan siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
3. Perbedaan yang signifikan kompetensi keterampilan wawasan global warga negara antara kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dengan siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
D.Manfaat/Signifikansi Penelitian
1. Manfaat/ Signifikansi dari segi teori
Penelitian mengenai pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral terhadap kompetensi wawasan global warga negara diharapkan dapat memberikan sumbangan teori bagi pengembangan keilmuwan Pendidikan Kewarganegaraan terutama berkaitan dengan:
a. Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan b. Pembelajaran melalui VCT analisis nilai
c. Implementasi penyajian dilema moral dalam pembelajaran d. Kompetensi wawasan global warga negara
2. Manfaat/Signifikansi dari segi kebijakan
Penelitian mengenai pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral terhadap kompetensi wawasan global warga negara global diharapkan dapat memberikan gambaran bahwa kebijakan pendidikan melalui pembelajaran nilai dalam pembentukan karakter termasuk melalui Pendidikan Kewarganegaraan agar terus dikembangkan terutama berkaitan dengan pengembangan kompetensi warga negara.
3. Manfaat/Signifikasi dari segi praktik
Penelitian mengenai pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral terhadap kompetensi wawasan global
(29)
13
warga negara diharapkan dapat memberikan masukan bagi praktisi dan ilmuwan pendidikan terutama Pendidikan Kewarganegaraan untuk mengembangkan pembelajaran VCT analisis nilai melalui penyajian dilema moral dalam mengembangkan kompetensi wawasan global warga negara.
E.Struktur Organisasi Tesis
Bab I menyajikan latar belakang penelitian yang menjadi konteks munculnya masalah, identifikasi perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi penelitian , dan struktur organisasi tesis.
Bab II menyajikan kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi deskripsi, analisis konsep, teori-teori, dan penelitian dahulu yang relevan mengenai pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral terhadap kompetensi wawasan global warga negara. Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji antar variabel penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian.
Bab III menyajikan metodologi penelitian menyajikan lokasi, subjek populasi, sampel penelitian, desain penelitian dan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian tersebut, definisi operasional yang dirumuskan dalam setiap indikator, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, serta analisis data.
Bab IV menyajikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengolahan data atau analisa data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, dan pembahasan atau analisis temuan.
(30)
Bab V menyajikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil temuan penelitian. Saran atau rekomendasi yang ditujukan kepada pembuat kebijakan, kepada pengguna hasil penelitian, dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.
(31)
BAB III
METODE PENELITIAN A.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SMK Negeri 4 Garut Provinsi Jawa Barat, secara geografis sekolah ini terletak di Jalan Raya Karangpawitan Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut. Penelitian ini dilakukan mendasarkan pada misi sekolah yang menyelenggarakan program pendidikan yang berakar pada sistem nilai agama dan budaya masyarakat dengan tetap mengikuti perkembangan globalisasi.
Di sisi lain, SMK Negeri 4 Garut berkembang dari sekolah kejuruan yang mengedepankan program keahlian pengolahan hasil pertanian namun perkembangan lebih lanjut bahwa kelas dengan program keahlian multimedia di SMKN 4 Garut menjadi kelas yang dominan menarik minat peserta didik dibandingkan dengan kelas lainnya seperti pengolahan hasil pertanian, agribisnis produksi tanaman, agribisnis ternak unggas, kultur jaringan, kehutanan, dan otomotif, sehingga pengembangan pembelajaran di dalam kelas banyak menggunakan teknologi informatika. Pengembangan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan selayaknya harus pula berorientasi nilai kehidupan bangsa Indonesia yang kuat, agar tidak terkendalikan oleh arus negatif dari globalisasi.
Peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 4 Garut sangat terikat kuat dengan pengembangan kurikulum terutama yang beorientasi kekinian yang berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013. SMK Negeri 4 Garut menjadi salah satu sekolah kejuruan di Kabupaten Garut yang menjadi sekolah target implementasi kurikulum 2013, dengan komitmennya SMK Negeri 4 Garut berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan walaupun target implementasi kurikulum 2013 hanya kelas X, namun peningkatan mutu pendidikan terutama berkaitan dengan pengembangan model pembelajaran dilakukan di berbagai jenjang kelas di SMK Negeri 4 Garut ini.
(32)
Maka, dengan situasi dan kondisi sekolah yang memiliki misi penguatan sistem nilai agama dan budaya masyarakat dengan tidak meninggalkan aspek pengaruh globalisasi ini diharapkan sesuai dengan kajian penelitian yang dilaksanakan yakni mengenai pembentukan kompetensi wawasan global warga negara melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Subjek penelitian dalam kajian penelitian ini mempertimbangkan popolasi dan sampel yang diambil oleh peneliti dari lokasi penelitian yang telah ditentukan.
Sugiyono (2009:117) mengungkapkan bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada prosedur kuasi eksperimen, maka teknik pengambilan sampelnya melihat masing-masing partisipan tidak ditugaskan secara acak (non-randomly assignment). Creswell
(2010:232) mengungkapkan bahwa “…dalam beberapa penelitian eksperimen,
hanya sampel convenience- lah yang memiliki kemungkinan untuk terpilih sebab peneliti biasanya menggunakan kelompok-kelompok yang sudah terbentuk secara
alamiah”
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang terdaftar di SMK Negeri 4 Garut pada tahun ajaran 2012/2013, dengan jumlah populasi keseluruhan adalah adalah berjumlah 1122 Siswa, dengan data sebagai berikut:
Tabel 3.1
Daftar Jumlah Siswa SMK Negeri 4 Garut Tahun ajaran 2012/2013
Program Studi Jumlah Siswa
Kelas X
Jumlah Siswa
Kelas XI
Jumlah Siswa Kelas XII
Teknik Otomotif 168 126 93
Kimia Analisis 33 30 13
Multimedia 166 96 103
TPHP 31 26 22
(33)
71
Program Studi Jumlah Siswa
Kelas X
Jumlah Siswa
Kelas XI
Jumlah Siswa Kelas XII
AT Perkebunan 34 18 26
ATPH 14 10 6
Penyuluhan Pertanian
- 20 6
Kultur Jaringan 11 5 -
Kehutanan 13 - -
Jumlah 489 354 279
Subjek populasi dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas XII, dengan pertimbangan bahwa kajian dalam penelitian ini mengenai kompetensi wawasan global yang dipelajari di kelas XII dengan standar kompetensi : “Mengevaluasi
dampak globalisasi”.
Berikut ini data spesifik berdasarkan kategori program studi jumlah siswa kelas XII di SMK Negeri 4 Garut Tahun pelajaran 2012/2013
Tabel 3.2
Daftar Jumlah Siswa Kelas XII SMK Negeri 4 Garut Tahun Ajaran 2012/2013
No Kelas Jumlah Siswa
1 Multimedia A 35
2 Multimedia B 35
3 Multimedia C 33
4 Otomotif A 32
5 Otomotif B 31
6 Otomotif C 30
7 Kimia Analis 13
8 Agroindustri Pengolahan Hasil Pangan 22 9 Agribisnis Produksi Ternak Unggas 10 10 Agribisnis Tanaman Perkebunan 26 11 Penyuluhan Pertanian 6 12 Agribisnis Teknik Pangan dan Holtikultur 6
Jumlah 279
Pengambilan sampel dalam penelitian ini tidak diambil secara acak. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling (Sugiyono, 2009:85). Sampel penelitian diperoleh untuk menentukan kelas eksperimen yaitu kelas yang akan dikenai perlakuan dengan menggunakan pendekatan VCT analisis
(34)
nilai dilema moral, dan kelas kontrol yakni kelas yang tidak dikenai treatment. Dari dua belas yang ada pada kelas XII peneliti hanya mengambil dua kelas saja, satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol.
Berdasarkan pengalaman guru yang mengajar di kelas XII tersebut maka diambil sampel didasarkan pada karakteristik siswa di kelas yang hampir setara dilihat dari aktivitas dan kreatifitas dalam pembelajaran disertai dengan jumlah siswa di kelasnya yang sama yakni 35 siswa, maka kelas XII Multimedia A dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas XII Multimedia B dijadikan sebagai kelas kontrol.
B.Desain Penelitian
Desain penelitian yang dilakukan adalah dengan pendekatan kuantitatif yang memunculkan desain penelitian kuasi eksperimen dengan pretest dan
posttest yang digambarkan oleh Sukardi (2003:186) sebagai berikut: Grup Pretes Variabel terikat Post test
Eksperimen Y1 X Y2
Kontrol Y1 - Y2
Desain kuasi eksperimen yang digunakan adalah non-equivalent control group design yang dijelaskan oleh Sugiyono (2012:79) “…desain quasi eksperimen dengan bentuk non-equivalent control group design menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random”
Desain yang dimaksudkan dengan pretest dan post test tersebut terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian diawali dengan pretest
sebelum treatment untuk mengontrol tingkat kesetaraan kelompok serta melihat pengaruh perlakuan terhadap pencapaian skor. Post test diberikan setelah pelaksanaan treatment pada kelas eksperimen dan juga kelas kontrol untuk melihat pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral dalam pengembangan kompetensi wawasan global warga negara.
Dalam penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol Creswell (1994:130) menjelaskan bahwa “In quasi experimental designs, control and experimental
(35)
73
group are use in study, but subject design are not randomly assigned to the groups”
Merancang desain quasi eksperiment harus membentuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dilakukan tanpa acak atau random. Penentuan tersebut berdasarkan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan tingkat homogenitas yang sama terutama aspek tingkat akademis siswa sehari-hari dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Langkah-langkah dalam melaksanakan desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan penelitian
a. Melakukan studi pendahuluan yang meliputi kajian teori tentang pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, pembelajaran VCT analisis nilai dilema moral, dan kompetensi wawasan global warga negara.
b. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar, desain pembelajaran, desain penilaian, silabus, dan RPP
c. Penyusunan instrumen penelitian
d. Melakukan uji coba instrumen penelitian 2. Tahap Pelaksanaan penelitian
a. Mengadakan pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk mengetahui pengetahuan awal mengenai dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada kedua kelompok tersebut.
b. Menerapkan model pembelajaran berbasis VCT analisis nilai dilema moral di kelas eksperimen. Sedangkan di kelas kontrol menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik diskusi kelompok sederhana dengan menjawab pertanyaaan-pertanyaan berkaitan dengan materi secara kelompok dengan menggunakan metode Cooperative Script.
c. Memberikan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk melihat hasil perubahan kompetensi wawasan global warga negara baik dalam ranah sikap, pengetahuan, maupun keterampilan.
(36)
d. Menyebarkan instrumen penelitian dengan memberikan angket penelitian kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
e. Melakukan wawancara terhadap siswa dan guru untuk meminta tanggapan terhadap penerapan pembelajaran berbasis VCT analisis nilai dilema moral. 3. Tahap Pengolahan dan Analisis data
a. Memilih dan memisahkan data-data dari responden, kemudian memasukan skor ke dalam tabel yang sudah disediakan
b. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengembangan kompetensi wawasan global warga negara antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dilakukan melalui analisis kuantitatif melalui uji statistik parametrik dan non parametrik.
Pengembangan desain penelitian ini menggunakan pola penelitian dalam pengembangan model pembelajaran VCT analisis nilai dilema moral yang digambarkan dalam alur penelitian sebagai berikut:
(37)
75
Dari alur penelitian yang telah digambarkan di atas maka dapat digambarkan strategi awal pembelajaran VCT analisis nilai dilema moral sebagai berikut:
1. Tujuan : Peningkatan Kompetensi Wawasan global warga negara 2. Materi : Globalisasi
3. Prosedur : Kegiatan pembelajaran melalui enam tahapan yakni penentuan stimulus dilematik, penyajian stimulus dilematik, penentuan posisi/pilihan/pendapat, pengujian alasan melalui tanggapan siswa, pengarahan dalam penyimpulan siswa, dan tindak lanjut pembelajaran
KEGIATAN GURU TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN SISWA III. Penyimpulan penentuan posisi/pilihan/ pendapat I. Penentuan Stimulus Dilematik II. Penyajian Stimulus Dilematik Guru menentukan stimulus dilematik dengan penyajian
tema-tema yang berkaitan dengan globalisasi
Siswa merespon tema-tema dilematik yang
disajikan oleh guru mengenai globalisasi dihubungkan dengan aktifitas siswa
sehari-hari
Guru meminta siswa untuk mengkaji sajian tema dilematik tentang globalisasi yang telah
disajikan
Siswa merespon tema-tema dilematik yang
disajikan oleh guru mengenai globalisasi dihubungkan dengan aktifitas siswa
sehari-hari
Guru meminta siswa untuk mengambil kesimpulan baik secara
pribadi maupun kelompok terhadap tema
yang disajikan
Siswa mengambil kesimpulan baik
secara pribadi maupun kelompok terhadap tema yang
(38)
Diagram Alur 3.2
Strategi Implementasi Pembelajaran VCT Analisis Nilai Dilema Moral
IV. Pengujian Alasan melalui tanggapan
siswa
V. Pengarahan dalam penyimpulan
siswa
VI. Tindak Lanjut Pembelajaran
Guru bersama siswa
menguji argumen demi argumen kemudian konsep dimasukkan guru melalui salah satu argumen siswa
yang kiranya mirip/dekat.
Siswa berdiskusi menguji argumen demi argumen baik
secara individu maupun kelompok dalam menanggapi stimulus dilematik
yang disajikan
Guru bersama siswa
mengarahkan kesimpulan berdasarkan analisis individu maupun kelompok sesuai dengan materi yang ada dalam kompetensi dasar Siswa menyimpulkan berdasarkan analisis individu maupun kelompok sesuai dengan materi yang ada dalam kompetensi dasar Guru mengantarkan siswa untuk menganalisis secara mendalam mengenai nilai-nilai dalam teks
yang disajikan dengan realita yang
berada di lapangan serta membina kesinambungan antara segala hal yang baik dalam analisis dengan perbuatan sehari-hari
Siswa untuk menganalisis secara mendalam mengenai nilai-nilai dalam teks
yang disajikan dengan realita yang
berada di lapangan serta membina kesinambungan antara segala hal yang baik dalam analisis dengan perbuatan sehari-hari
(39)
77
C.Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan yakni dengan penelitiankuantitatif yang mendasarkan pada pemilihan rumusan masalah yang mengidentifikasi hubungan variabel-variabel, sebagaimana dikemukakan oleh Creswell (2010:5) bahwa “penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan variabel”.
Pendekatan kuantitatif dilakukan untuk memperoleh pengaruh serta uji beda antar variabel, dengan cara menyebarkan angket tentang variabel yang diperlukan. Pendekatan kuantitatif ini dilakukan melalui metode quasi eksperimen yang menggunakan treatment berupa penggunaan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral sebagaimana yang dikemukakan oleh Creswell (2010:19) bahwa
“penelitian eksperimen berusaha menentukan apakah suatu treatment
memengaruhi hasil sebuah penelitian”.
D.Definisi Operasional
Definisi operasional masing-masing variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:
1. Pendekatan VCT analisis nilai dilema moral adalah variabel independent atau variabel bebas (X). Pendekatan analisis nilai merupakan pendekatan pembelajaran nilai melalui sejumlah teknik untuk menolong siswa berfikir logis dalam memilih nilai-nilai. Siswa dihadapkan pada konflik nilai antara dua atau lebih nilai yang kemudian memberikan alasan dalam pemilihan
nilainya. Djahiri (1985:63) mengungkapkan “teknik pendekatan analisis nilai
meliputi teknik reportase atau liputan, teknik analisis secara akurat atau seksama; teknik analisis tulisan; teknik cerita tidak selesai”. Berdasarkan
pengembangannya penelitian ini memfokuskan pada teknik analisis tulisan yang dalam pengembangannya disajikan melalui penyajian dilema moral. Langkah dan strategi pendekatan analisis nilai melalui penyajian dilema moral adalah sebagai berikut (Djahiri, 1985:63) :
a. Tahap Persiapan.
(40)
2) Mencari media stimulus berupa cerita dilema moral b. VCT Analisis Tulisan
1) Edarkan cerita untuk beberapa saat (biarkan siswa berkelompok dan berkomentar). Monitor komentar dan raut wajah siswa sebagai entry behavior
2) Menggaris bawahi kalimat/kata yang baik atau layak atau juga buruk/tidak benar/tidak layak (tentukan baik dengan satu garis bawah apabila buruk dengan dua garis bawah
3) Membuat tanggapan (semacam tajuk atau komentar terhadap cerita tersebut. Tentukan apa yang harus dikomentari dan berapa kalimat serta waktu untuk berkomentar).
c. Tindak lanjut kegiatan pembelajaran
1) Kegiatan perbaikan/remedial atau pengayaan. 2) Kegiatan ekstra/latihan/penerapan uji coba
2. Variabel kompetensi wawasan global warga negara adalah variabel dependent
atau variabel terikat (Y). Kompetensi wawasan global warga negara dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai kemampuan dasar yang meliputi ciri atau karakteristik warga negara dalam mengatasi tantangan-tantangan yang akan dihadapi di awal dekade abad ke 21. Peneliti menggunakan indikator penelitian dengan modifikasi kompetensi kewarganegaraan berdasarkan pendapat Branson (1998, 8-25) mengenai kompetensi kewarganegaraan (civic knowledge), kecakapan kewarganegaraan (civic skill), dan watak kewarganegaraan (civic disposition) yang kemudian diintegrasikan dengan karakteristik warga negara di era global menurut Cogan dan Derricott dalam Budimansyah, Dasim dan Karim Suryadi (2008:39) yang meliputi:
a. Kemampuan untuk melihat dan mendekati masalah sebagai anggota masyarakat global
b. Kemampuan bekerja sama dengan yang lain dengan cara yang kooperatif dan menerima tanggung jawab atas peran/tugasnya didalam masyarakat.
c. Kemampuan memahami, menerima, menghargai dan dapat menerima perbedaan budaya
(41)
79
d. Kapasitas berpikir dengan cara kritis dan sistematis
e. Keinginan untuk menyelesaikan konflik degan cara tanpa kekerasan
f. Keinginan untuk mengubah gaya hidup dan kebiasaan konsumtifnya untuk melindungi lingkungan
g. Kemampuan bersikap sensitive dan melindungi hak asasi manusia
h. Keinginan dan kemampuan untuk ikut serta dalam politik pada tingkat lokal, nasional, dan internasional
Selanjutnya berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam Standar Isi berdasarkan Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 materi mengenai pembentukan wawasan global warga negara termaktub dalam materi globalisasi pada kelas XII semester 2, yaitu: Standar kompetensi: 4. Mengevaluasi Dampak Globalisasi. Sedangkan kompetensi dasarnya, terdiri dari: 4.1 Mendeskripsikan proses, aspek, dan dampak globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
4.2 Mengevaluasi pengaruh globalisasi terhadap kehidupan Bangsa dan Negara Indonesia
4.3 Menentukan sikap terhadap pengaruh dan implikasi globalisasi terhadap bangsa dan negara Indonesia
4.4 Mempresentasikan tulisan tentang pengaruh globalisasi terhadap Bangsa dan Negara Indonesia.
E.Instrumen Penelitian
Berdasarkan definisi operasional yang dikemukakan di atas untuk menjabarkan dalam bentuk instrumen diperlukan penggambaran hubungan variabel yang dikaji melalui variabel-variabel penelitian dalam penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah pembelajaran VCT analisis nilai dilema moral (X) dan kompetensi wawasan global warga negara (Y). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral (X), sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kompetensi wawasan global warga negara, dengan rincian indikator yakni sikap warga negara berwawasan global (Y1), pengetahuan
(42)
warga negara berwawasan global (Y2), dan keterampilan warga negara berwawasan global (Y3). Maka pola hubungan antar variabel penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Diagram Alur 3.3 Alur Hubungan Variabel Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket (quesioner) yang digunakan untuk mengumpulkan data dari variabel pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral (variabel X). Tes esai digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel kompetensi pengetahuan warga negara berwawasan global (Y2), Penilaian sikap yang terdiri dari penilaian diri sendiri (self evaluation), penilaian antar teman (peer evaluation), dan observasi yang dilakukan oleh guru digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel sikap warga negara berwawasan global (Y1), dan penilaian keterampilan berupa tes praktik dan tes proyek digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel keterampilan warga negara berwawasan global (Y3). Selengkapnya pengembangan instrumen setiap variabel terlampir
F. Proses Pengembangan Instrumen
Pengembangan instrumen penelitian yang telah dibuat dan akan digunakan dalam penelitian diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Perlakuan terhadap data hasil uji coba adalah :
Pembelajaran PKn berbasis VCT
Analisis nilai dilema moral (X)
Sikap warga negara berwawasan global
(Y1)
Pengetahuan warga negara berwawasan
global (Y2)
Keterampilan warga negara berwawasan
global (Y3)
(43)
81
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
mempunyai validitas tinggi. Instrumen yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu valid dan reliabel. Menurut Sukmadinata (2009:67) bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen”. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi sedangkan instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk mengetahui validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment person
program SPSS 20.0.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010: 211). Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Untuk memperoleh instrumen yang valid peneliti harus bertindak hati-hati sejak awal penyusunannya, sehingga dapat diperoleh instrumen dengan validitas logis dan validitas empiris. Dikatakan validitas logis karena validitas ini diperoleh dengan suatu usaha hati-hati melalui cara-cara yang benar sehingga menurut logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki (Arikunto, 2010: 212). Selain memperoleh validitas logis, peneliti juga menguji validitas instrumen yang sudah disusun melalui pengalaman, sehingga akan diketahui tingkat validitas empiris atau validitas berdasarkan pengalaman. Untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen, peneliti mencobakan instrumen tersebut pada sasaran dalam penelitian. Langkah ini bisa disebut dengan kegiatan uji coba (try-out) instrumen. Apabila data yang didapat dari uji coba ini sudah sesuai dengan yang seharusnya, maka berarti bahwa instrumennya sudah baik, sudah valid (Arikunto, 2010: 212).
Data uji coba di analisis untuk mengetahui validitas eksternal dengan hipotesis item dinyatakan valid apabila koefisien signifikansi pada tabel
correlation < taraf kepercayaan yang ditetapkan sebesar 0,05 (ρ value < 0,05) jika sebaliknya yang terjadi, yaitu ρ value > 0,05, maka item dinyatakan tidak
(44)
valid. Berdasarkan hasil uji coba instrumen di kelas XII Multimedia A SMKN 4 Garut terhadap 35 siswa, dengan taraf signifikansi 0,05 dan rtabel = 0,334,
kemudian diolah dengan menggunakan SPSS versi 20.0
Berdasarkan hasil pengolahan data yang menggunakan SPSS versi 20.0 diperoleh hasil untuk validitas item pada variabel X (pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral), dari 17 item diperoleh validitas data sebagai berikut:
Tabel 3.3
Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen untuk Validitas Item Variabel X
No Korelasi Taraf
Signifikansi
Keterangan
1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .379* .025 35 Valid
2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .503** .002 35 Valid
3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .500** .002 35 Valid
4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .542** .001 35 Valid
5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .815** .000 35 Valid
6 Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.583** .000
(45)
83
No Korelasi Taraf
Signifikansi
Keterangan
N 35
7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .401* .017 35 Valid
8 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .756** .000 35 Valid
9 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .655** .000 35 Valid
10 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .507** .002 35 Valid
11 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .598** .000 35 Valid
12 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .789** .000 35 Valid
13 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .815** .000 35 Valid
14 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .719** .000 35 Valid
15 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .773** .000 35 Valid
(46)
No Korelasi Taraf Signifikansi
Keterangan
16 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .815** .000 35 Valid
17 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .349* .040 35 Valid
Validitas item pada variabel Y1 (sikap warga negara berwawasan global), dari 20 item dengan penilaian diri sendiri, penilaian antar teman, dan observasi yang dilakukan pada uji coba pertama data tidak valid beberapa item, kemudian pada uji coba kedua instrumen dilakukan revisi dengan data validitas item sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen untuk Validitas Item Variabel Y1
No Korelasi Taraf
Signifikansi
Keterangan
1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .441** .008 35 Valid
2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .607** .000 35 Valid
3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .504** .002 35 Valid
4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .684** .000 35 Valid
(47)
85
No Korelasi Taraf
Signifikansi
Keterangan
5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .862** .000 35 Valid
6 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .852** .000 35 Valid
7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .836** .000 35 Valid
8 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .852** .000 35 Valid
9 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .823** .000 35 Valid
10 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .953** .000 35 Valid
11 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .955** .000 35 Valid
12 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .932** .000 35 Valid
13 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .778** .000 35 Valid
(48)
No Korelasi Taraf Signifikansi Keterangan Sig. (2-tailed) N .001 35 15 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed) N .773** .000 35 Valid
16 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .696** .000 35 Valid
17 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .696** .000 35 Valid
18 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N ..478** .004 35 Valid
19 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .771** .000 35 Valid
20 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .707** .000 35 Valid
Validitas item pada variabel Y2 (pengetahuan warga negara berwawasan global), dari 20 item soal pilihan ganda yang dilakukan pada uji coba pertama data tidak valid beberapa item, pada uji coba kedua instrumen di lakukan revisi dengan data validitas item sebagai berikut:
(49)
87
Tabel 3.5
Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen untuk Validitas Item Variabel Y2
No Korelasi Taraf
Signifikansi
Keterangan
1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .470** .004 35 Valid
2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .610** .000 35 Valid
3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .561** .000 35 Valid
4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .570** .000 35 Valid
5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .464** .005 35 Valid
6 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .463** .005 35 Valid
7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .561** .000 35 Valid
8 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .735** .000 35 Valid
(50)
No Korelasi Taraf Signifikansi Keterangan Sig. (2-tailed) N .037 35 10 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed) N .581** .000 35 Valid
11 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .443** .008 35 Valid
12 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .464** .005 35 Valid
13 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .508** .002 35 Valid
14 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .581** .000 35 Valid
15 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .426* .011 35 Valid
16 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .712** .000 35 Valid
17 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .589** .000 35 Valid
18 Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.418* .012
(1)
kurikulum serta penentuan instrumen penelitian, rekomendasi untuk peneliti selanjutnya hendaknya mengatur waktu yang baik untuk pembuatan tema dan media dilematik untuk siswa sehingga didapatkan tema-tema dilematik yang lebih menarik dan konseptual untuk disajikan kepada siswa.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
APNIEVE (Asia-Pacifik Network for International Education and values
Education). (2000). Belajar untuk Hidup Bersama dalam Damai dan Harmoni
(Pendidikan Nilai untuk Perdamaian, Hak Asasi Manusia, Demokrasi, dan
Pembangunan Berkelanjutan untuk Kawasan Asia-Pasifik. Bandung: Kantor
Prinsipal UNESCO untuk Kawasan Asia-Pasifik, Bangkok & Universitas Pendidikan Indonesia.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Branson, M. (1998). The Role Civic Education, A Fortcoming Education Policy Task Force Position Paper from the Communitarian Network.
Branson, M. (1999). Belajar Civic Education dari Amerika. Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Sosial.
Budimansyah, Dasim dan Karim Suryadi. (2008). PKn dan Masyarakat
Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah
Pasca Sarjana.
Creswell, J.W. (1994). Research Design Qualitative and quantitattive
Approaches. Thousand Oaks, London, New Delhi: Sage Publications.
Creswell. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Djahiri, Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan
Games dalam VCT. Bandung: Laboratorium PMPKN IKIP Bandung.
Djahiri, Kosasih. (1996). Menelusuri Dunia Afektif Pendidikan Nilai dan Moral. Bandung: Laboratorium PMP IKIP Bandung.
Hakam, Kama Abdul. (2007). Bunga Rampai Pendidikan Nilai. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
(3)
Heywood, A . (1994). Political Ideas and Concept: An Introduction. Newyork: St.
Martin’s Press.
Kalidjernih, F.K.(2007). Cakrawala Baru kewarganegaraan. Refleksi Sosiologi
Indonesia. Bogor: Regina
Korten, David. (1993). Getting to the Twenty First Century : Voluntary Action
and the Global Agenda. Alih Bahasa: Lilian Tejasduhana. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia dan Pustaka Harapan.
Kymlicka, W . (1995). Multicultural Citizenship. Oxford: Oxford University Press
Lickona, Thomas. (1991). Educating For Character (How Our Schools Can Be
Teach Respect and Responsibility). NewYork: Bantam Book.
Maftuh, B. dan Sapriya. (2005). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Melalui Pemetaan Konsep. Jurnal Civicus 1, (5), 319-321.
Majid, A. & Andayani D. (2011). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam. Bandung: Insan Citra Utama.
Mawardi. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Diskusi Dilema Moral dalam Mengembangkan
Sikap Empati Untuk Membina Karakter Peduli dalam Budimasyah, Dasim.
(Eds). (2012).Dimensi-dimensi Praktik Pendidikan Karakter. Bandung: Widya Aksara Press.
Mulyana, Rohmat. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfa Beta.
Murniati, Baiq. (2011). Pengaruh Pendekatan Analisis Niliai dalam
Pembelajaran IPS Terhadap Sikap Kepedulian Sosial Peserta Didik (Studi
Eksperimen Kuasi di kelas VIII SMPN 1 Praya Barat di Kab. Lombok Tengah). Bandung: Tesis Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak dipublikasikan.
(4)
Narnoatmodjo, W. (2009). Global citizenship education. Makalah. Tesedia: http://winarno.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/07/gce.pdf (12 Februari 2014).
Rosyadi, R.J. (1986). Pedoman Guru. Jakarta: P dan K.
Ruseffendi. (1994). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta. Semarang: IKIP Press.
Santoso, Singgih. (2003). Panduan Lengkap Menguasai SPSS. Jakarta. Elex Media Computindo.
Santrock, JW. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja. Alih bahasa Shinto B. Adelar, Sherly Saragih. Jakarta : Erlangga .
Sapriya dan Winataputra. (2004). Pendidikan Kewarganegaraan : Model
Pengembangan Materi dan Pembelajaran. Bandung : Laboratorium
Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKn – FPIPS UPI.
Sapriya. (2006). Warga Negara dan Teori Kewarganegaraan. Dalam Budimansyah, D dan Syaifullah (ed). Pendidikan Nilai dan Moral dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan (Menyambut 70 Tahun Prof. Dr. H.A
.Kosasih Djahiri. Bandung: Lab Pkn FPIPS UPI.
Soemantri, Nu’man. (1976). Metode Mengajar Civic. Jakarta: Erlangga
Soemantri, Nu’man. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudjana. (1999). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RND . Bandung: Alfa Beta.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Yogyakarta: Bumi Aksara.
(5)
Sumartini, Ai Tin. (2012). Pembelajaran PKn Berbasis Project Citizen dalam
Pengembangan Kompetensi Warga Negara Global dalam Budimasyah,
Dasim. (Eds). (2012). Dimensi-dimensi Praktik Pendidikan Karakter. Bandung: Widya Aksara Press.
Sundayana, R (2010). Teknik Sampling dalam Penelitian. www.skripsimahasiswa.blogspot.tekniksamplingdalampenelitian
Tilaar, H.A.R. (2004). Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
Winataputra, Udin S dan Dasim Budimansyah. (2007). Civic Education Konteks,
Landasan, Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi Pendidikan
Kewarganegaraan Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Winataputra, Udin S. (2012). Profil Civic Education di negara-negara Asia dan
Afrika dalam Winataputra, Udin S dan Dasim Budimansyah. (Eds). (2012).
Pendidikan Kewarganegaraan dalam perspektif Internasional (Konteks, Teori,
dan Profil Pembelajaran. Bandung: Widya Aksara Press.
Wahab, A.A dan Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan
Kewarganegaraan. Bandung: Alfa Beta.
Yamin, Moh. (2009). Menggugat Pendidikan Indonesia. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
_________. (2004). UUD 45 & Perubahannya + Susunan kabinet RI Lengkap. Jakarta: Kawan Pustaka.
_________. (2007). Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan dosen dan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dilengkapi PP RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Yogyakarta: Cemerlang.
_________. (2013). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
(6)
_________. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan No 22 Tahun 2006. Tentang Standar Isi Pendidikan.
_________. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 70 Tahun 2013 Tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMK dan MAK
_________. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 81 A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum 2013.
_________. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 64 Tahun 2013 Tentang Standar Isi.
_________. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses.
_________. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian.