PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA KONSEP DAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN SISWA PADA KONSEP NORMA :Studi Eksperimen Kuasi Pada Kelas Vii Di Smpn 2 Tomo Sumedang.

(1)

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA KONSEP

DAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN SISWA PADA KONSEP NORMA

(Studi Kuasi Eksperimen pada Kelas VII di SMP Negeri 2 Tomo Sumedang)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh Vidia Tri Astuti

1009540

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

I

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA KONSEP DAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE TERHADAP KOMPETENSI

KEWARGANEGARAAN SISWA PADA KONSEP NORMA (Studi Kuasi Eksperimen pada Kelas VII di SMP Negeri 2 Tomo Sumedang)

Oleh Vidia Tri Astuti

S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2007

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Sekolah Pascasarjana

© Vidia Tri Astuti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

I

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)


(5)

ii

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA KONSEP DAN VALUE

CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TERHADAP KOMPETENSI

KEWARGANEGARAAN SISWA PADA KONSEP NORMA (STUDI

EKSPERIMEN KUASI PADA KELAS VII DI SMPN 2 TOMO SUMEDANG). TESIS. VIDIA TRI ASTUTI, 2013.

Penelitian ini bertolak dari fakta bahwa penguasaan kompetensi kewarganegaraan siswa pada pembelajaran PKn masih rendah. Siswa belum menghubungkan pengetahuan yang telah dipelajari dengan realitas nilai dalam kehidupan nyata. Terlihat dari kurangnya sikap tanggung jawab dan disiplin siswa terhadap norma. Beberapa faktor penyebab: pendekatan, strategi pembelajaran, metode dan teknik pembelajaran PKn yang belum optimal. Tujuan umum penelitian ini adalah mengungkapkan pengaruh metode pembelajaran peta konsep dan VCT terhadap kompetensi kewarganegaraan siswa. Tujuan khusus: mengetahui perbedaan pengetahuan kewarganegaraan siswa antara kelas pembelajaran PKn yang menggunakan peta konsep dengan kelas kontrol, perbedaan sikap kewarganegaraan siswa antara kelas pembelajaran PKn yang menggunakan VCT dengan kelas kontrol, deskripsi proses pembelajaran PKn dengan menggunakan peta konsep untuk meningkatkan pengetahuan kewarganegaraan siswa, deskripsi proses pembelajaran PKn dengan menggunakan VCT untuk meningkatkan perubahan sikap siswa. Penelitian ini didasarkan pada pendapat Arends L Richard bahwa tidak ada pendekatan tunggal yang secara konsisten lebih baik dibanding yang lainnya. Pendidik harus menerapkan multiple models of instruction (model pengajaran yang beragam yang dihubungkan secara kreatif); teori tahap perkembangan kognitif dan teori belajar kontruktivistik (Piaget), serta konsep Civic Competences (Branson). Metode yang digunakan: eksperimen kuasi dengan desain “non equivalent control group pre-test dan post-test design.” (Campbell). Pengumpulan data: pre-test, post test, angket, observasi, skala sikap dan wawancara. Dalam desain ini terdapat kelas eksperimen (VII-B) 36 siswa dan kelas kontrol (VII-D) 34 siswa yang tidak dipilih secara random, populasi siswa kelas VII tahun pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian: Terdapat perbedaan pengetahuan kewarganegaraan siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, mean pada kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol (37,30 > 23,70). Terdapat perbedaan sikap kewarganegaraan siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, mean pada kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol (36,70 > 24,30). Kesimpulan: kompetensi pengetahuan dan kompetensi sikap siswa berbeda antara kelas eksperimen yang menggunakan metode peta konsep dan VCT dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Diharapkan


(6)

iii

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode pembelajaran peta konsep dan VCT dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran komprehensif dalam mengembangkan potensi kognitif dan afektif siswa secara sinergis dengan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CONCEPT MAP LEARNING METHOD AND VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE ON STUDENTS‟ CIVIC COMPETENCE AT NORM CONCEPT (QUASI EXPERIMENTAL AT SEVEN GRADE OF SMPN 2 TOMO IN SUMEDANG). THESIS. VIDIA TRI ASTUTI, 2013.

This research departs from the fact that student‟s civic competences on civic education learning are still low. Students are incapable to bridge the gap between the knowledge they gain in the class and values in their real life. This can be seen from their lack of responsibility and discipline regarding to the norm. This research is pointing several factors that cause the problems, there are: unsupportive learning strategy, approach and technique which haven‟t applied optimally in civic education learning. The general objective of this research is to find out the influence of concept map learning method and VCT toward student‟s civic competence. The specific objectives are: to find out the difference of the student's citizenship knowledge between PKn learning class using concept map with control class, the difference of the student‟s citizenship attitude between PKn learning class using VCT with control class. Description of the PKn learning process using concept map to increase the student's citizenship knowledge. Description of the PKn learning process using VCT to increase the student‟s citizenship attitude change. This research is based on the thesis of Arends L. Richard that „there is no single approach consistently better than the other‟. Educator must apply „multiple models of instruction‟, cognitive development stage theory, constructivist learning theory (Piaget), and civic competences (Branson). This research used the quasi experiment method with “non equivalent control group pre-test and post-test” design (Campbell and Stanley). Data collection was conducted by pre test and post test, questioners, observations, attitudes scale and interviews. In this design there are 36 students of experimental class (VII B) and 34 students of control class (VII D) which were not chosen randomly. The population was taken from student grade VII, in the school year 2012/2013. The finding shows that there is a difference between the experimental class students' knowledge with the class control, mean the experimental class is bigger than the control class (37,30 > 23,70). There is a difference in students' civic


(7)

iv

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

attitudes between the experimental class and the control class, mean of the experimental class is bigger than the control class (36,70 > 24,30). The conclusion of this research is „the competence of students‟ knowledge and attitude in experimental class with concept map method and VCT is difference with the students‟ competence in control class with conventional method. Concept map learning method and VCT are expected to be a comprehensive learning alternative in developing student cognitive and affective potential synergistically based on the values of Pancasila and UUD 1945.


(8)

vii Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ………... i

ABSTRAK ………... ii

ABSTRACT ………... iii

KATA PENGANTAR ……….. iv

UCAPAN TERIMA KASIH ……… v

DAFTAR ISI ……… vii

DAFTAR TABEL ……… x

DAFTAR GRAFIK ……….. xi

DAFTAR GAMBAR ………... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………. 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah …………..……….. 5

C. Tujuan Penelitian ……….. 6

D. Manfaat Penelitian ……… 6

1. Secara Teoritis ……….… 6

2. Secara Praktis ……… 7

E. Struktur Organisasi Tesis ……….. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ………. 1. Pembelajaran ……… 9 9 a. Definisi Pembelajaran ……… 9

b. Pola-Pola Pembelajaran ………. 9

2. Peta Konsep ……….. 11

a. Batasan Konsep ………..

b. Batasan Peta Konsep ……….

c. Ciri-Ciri Peta Konsep ………

d. Cara Membuat Peta Konsep ………..

e. Macam-Macam Peta Konsep ………...

f. Karakteristik Teknik Peta Konsep ………

g. Urgensi Peta Konsep ……….……….

11 12 12 13 13 14 15 3. Value Clarification Technique (VCT) ………..

a. Pengertian Value Clarification Technique(VCT) ………. b. Tujuan Value Clarification Technique(VCT) ………... c. Prinsip-Prinsip Value Clarification Technique(VCT) ……….. d. Beberapa Bentuk Value Clarification Technique(VCT) ………...

15 15 16 17 18


(9)

viii Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Kebaikan-Kebaikan Value Clarification Technique(VCT) ………... f. Kelemahan-Kelemahan Value Clarification Technique(VCT) …… g. Langkah-Langkah Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Melalui Cerita Berdilema Moral ………

19 20 21

4. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ………. 21

a. Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)……….. b. Dimensi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)………. c. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)……… d. Kompetensi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) …. 21 22 23 29 5. Konsep Kompetensi Kewarganegaraan ……….. a. Pengetahuan Kewarganegaraan ………. b. Nilai dan Sikap Kewarganegaraan ……… 30 31 31 6. Hasil Penelitian yang Signifikan ……..………... B. Kerangka Pemikiran ………. C. Hipotesis ……….. 32 38 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek penelitian ………...……….. 42

1. Lokasi Penelitian ………. 42

2. Subjek Penelitian………. 42

B. Desain Penelitian ………. 43

C. Pendekatan dan Metode Penelitian ……….. 45

D. Definisi Operasional ………. 45

E. Instrumen Penelitian ………. 48

F. Proses Pengembangan Instrumen ………. G. Teknik Pengumpulan Data ……… 49 50 H. Analisis Data ………. 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ……….

1. Identitas Sekolah ………...

2. Visi, Misi dan Motto Sekolah ………...

3. Kondisi Siswa dan Guru ……….

4. Sarana dan Prasarana ………..

5. Denah Sekolah ………

B. Deskripsi Hasil Penelitian ………

1. Hasil Penelitian ………..

a. Uji Kesamaan Rataan Pre-Test………. 55 53 53 56 57 58 60 60 60


(10)

ix Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Deskripsi Proses Pembelajaran PKn

c. Deskripsi Variable Kelas Eksperimen (Post Test) ……… d. Uji Kesamaan Rataan Post Test……… e. Uji Perbedaan Dua Rerata Pre -Test dan Post Test Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ………. f. Perbandingan Pre-Test dan Post Test Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ………

2. Pengujian Hipotesis ………… ………...

a. Hipotesis 1………..

b. Hipotesis 2 ……….

C. Pembahasan Hasil Penelitian ………

1. Perbedaan pengetahuan kewarganegaraan siswa antara kelas pembelajaran PKn yang menggunakan peta konsep dengan kelas

kontrol ………

2. Perbedaan sikap kewarganegaraan siswa antara kelas pembelajaran PKn yang menggunakan VCT dengan kelas kontrol ……….. 3. Deskripsi proses pembelajaran PKn dengan menggunakan peta konsep

untuk meningkatkan pengetahuan kewarganegaraan siswa ……… 4. Deskripsi proses pembelajaran PKn dengan menggunakan VCT untuk meningkatkan perubahan sikap siswa………

D. Temuan Penelitian ………...

1. Pengetahuan peta konsep dan VCT merupakan dua konsep pembelajaran baru bagi peserta didik dan guru di SMP Negeri 2

Tomo……….. 2 Pembelajaran peta konsep dan VCT merupakan metode pembelajaran

yang mesntimulasi perhatian belajar siswa………. 3 Pembelajaran peta konsep dan VCT mendorong keaktifan siswa

dalam menuangkan ide atau gagasan dan melatih kesadaran

moral dalam pembelajaran nilai yang bersifat kontekstual ………..

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan …………..……….

1. Kesimpulan Umum ………...

2. Kesimpulan Khusus ……….

B. Rekomendasi ……….

DAFTAR PUSTAKA ………

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………

64 78 89 93 94 94 96 97 98 99 102 104 108 112 112 113 113 114 114 115 116 118 122


(11)

x Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)


(12)

1

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu hal penting yang harus dikembangkan dalam upaya meningkatkan kualitas individu. Untuk meningkatkan kualitas tersebut, maka pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik pada satuan pendidikan harus diarahkan pada peningkatan kualitas pembelajaran.

Peningkatan kualitas pembelajaran adalah salah satu target yang harus diupayakan oleh setiap pendidik dalam setiap rencana pembelajaran yang dibuat. Sebagaimana landasan yuridis yang termuat dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 39 ayat 2 menjelaskan bahwa:

Pendidik merupakan tenaga profesional yang memiliki tugas untuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, serta melakukan serangkaian pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan berbagai macam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Bertolak dari dasar yuridis tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidik harus memahami pembelajaran sebagai sebuah proses yang kompleks. Pembelajaran akan berhasil, apabila pendidik memperhatikan situasi dan kondisi dimana pembelajaran tersebut berlangsung. Berdasarkan observasi pendahuluan dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama mengajar dari mulai tahun 2010 sampai akhir 2012 di SMP Negeri 2 Tomo, diperoleh fakta bahwa sebagian besar siswa belum menguasai


(13)

konsep-2

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep pembelajaran PKn, hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang belum mampu menjawab dengan memuaskan soal-soal kognitif pada post test di hampir setiap akhir evaluasi pembelajaran, begitu pula dengan masih banyaknya siswa yang harus mengikuti remedial pada setiap akhir ujian kognitif kenaikan kelas. Fakta lain menunjukkan bahwa pembelajaran nilai belum termanifestasikan secara utuh, sehingga siswa belum menampilkan sikap yang mencerminkan adanya pemahaman nilai yang baik, hal ini terlihat dari tanggung jawab pribadi dan kedisiplinan siswa yang pada umumnya masih rendah, salah satunya dalam pengerjaan tugas sekolah. Begitu pula dengan kesadaran siswa terhadap kebersihan sekolah yang masih jauh dari harapan. Hal ini bisa terjadi akibat kurang optimalnya pembelajaran nilai yang selama ini diberikan kepada siswa.

Beberapa permasalahan lain yang menjadi pertimbangan perlu dilakukannya penelitian ini adalah rendahnya penguasaan konsep-konsep kewarganegaraan siswa di sekolah, rendahnya komitmen siswa terhadap pembelajaran PKn, rendahnya tingkat partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran PKn, kurangnya pengembangan apresiasi nilai, norma, dan moral dalam pembelajaran PKn di sekolah, kurangnya habituasi pembelajaran nilai, kurang beraninya guru PKn dalam mengembangkan VCT sebagai aplikasi model pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam meningkatkan kompetensi kewarganegaraan di sekolah. Untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran yang optimal, guru harus memahami bagaimana desain pembelajaran yang tepat untuk diterapkan sesuai dengan karakteristik siswa maupun situasi dan kondisi sekolah.

Idealnya pembelajaran harus mengarah pada pengembangan kemampuan kognitif dan afektif siswa secara seimbang, dengan adanya penguasaan konsep yang baik, diharapkan siswa dapat memiliki


(14)

3

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetahuan awal yang memadai untuk mengantarkannya pada pemahaman nilai yang komprehensif pada tahap belajar berikutnya.

Berdasarkan fakta tersebut, peneliti akan menguji cobakan metode peta konsep dan Value Clarification Technique (VCT) untuk mengatasi permasalahan yang muncul, khususnya pada mata pelajaran PKn. Hal ini penting, mengingat penguasaan konsep merupakan syarat utama dalam menyelesaikan tes tertulis dalam pembelajaran, begitu pula dengan pembentukan sikap yang akan menjadi bekal awal dalam pengembangan sikap dan kepribadian siswa di masa yang akan datang. Apabila kedua hal tersebut tidak mendapatkan perhatian serius maka di masa yang akan datang kualitas pendidikan tidak akan meningkat secara positif signifikan.

Peta konsep digunakan untuk mengasah pengetahuan siswa, sedangkan VCT digunakan sebagai salah satu teknik dalam pendidikan nilai untuk memunculkan pemahaman siswa terhadap nilai. Pendidikan kewarganegaraaan harus mampu menggali potensi kognitif siswa secara bermakna, melalui peta konsep diharapkan anak akan lebih tertantang untuk menggali kreatifitasnya dalam menuangkan gagasan-gagasan penting pembelajaran menjadi sebuah peta konsep. Tidak hanya itu, pembelajaran PKn harus mampu menggali sisi internal siswa dimana salah satu bentuk sisi internal individu yang dimaksud adalah sikap. Sikap merupakan kecenderungan seseorang yang muncul sebelum berbuat. Untuk merubah sikap inilah maka VCT diasumsikan sebagai salah satu cara yang tepat untuk merubah sikap siswa yang masih jauh dari harapan. Kedua hal tersebut berperan penting dalam proses pembalajaran sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi kewarganegaraan (pengetahuan dan sikap) siswa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arends L Richard dalam buku kedua, (2008:110) sebagai berikut.


(15)

4

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tidak ada pendekatan tunggal yang secara konsisten lebih baik dibanding yang lainnya. Pendidik harus menerapkan multiple models of instruction (model-model pengajaran yang beragam atau pengajaran multimodel dan menghubungkan model-model itu secara kreatif selama sebuah pelajaran.

Pembelajaran peta konsep terkait dengan teori belajar koneksionisme yang menyatakan bahwa belajar dapat terjadi dengan dibentuknya hubungan yang kuat antara stimulus dan respon. Pendidik harus mengemas pembelajaran yang menarik dan bermanfaat bagi siswa, sehingga proses pembelajaran menjadi bermakna bagi mereka. Hal ini berkesesuaian dengan teori belajar yang diungkapkan dalam buku The Psychology of Meaningful Verbal Learning. (David Ausubel, 1963) bahwa belajar hakikatnya merupakan proses mengaitkan informasi atau materi baru dengan konsep-konsep yang terdapat atau telah ada sebelumnya dalam struktur kognitif seseorang. Begitu pula dengan teori perkembangan intelektual menyeluruh menurut Piaget yang mengisyaratkan bahwa intelegensi merupakan adaptasi biologi terhadap lingkungan. Melalui peta konsep, siswa dikondisikan untuk mengadaptasikan kemampuan kognitif yang dimilikinya dengan tugas-tugas yang harus diselesaikannya dalam satu standar kompetensi tertentu.

Standar kompetensi dalam pembelajaran bersifat kompleks, terdiri dari sejumlah dimensi yang luas, tidak hanya meliputi aspek kognitif saja. Hal ini diperkuat oleh Marzano dalam Santyasa (2003:97) bahwa, dimensi belajar terdiri dari lima tingkatan yaitu: (1) sikap dan persepsi yang positif terhadap belajar, (2) perolehan dan pengintegrasian pengetahuan baru, (3) perluasan dan penyempurnaan pengetahuan, (4) penggunaan pengetahuan secara bermakna, dan (5) pembiasakan berpikir efektif dan produktif.

Dalam kegiatan belajar, tidak hanya aspek kognitif saja yang harus dikembangkan, aspek afektif pun perlu mendapatkan porsi yang sama dalam pembelajaran sehingga keduanya berperan secara sinergis sehingga terjadi


(16)

5

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keseimbangan dan kesesuaian antara penguasaan konsep dan pemahaman nilai. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Silberman (1996:62) ”aktifitas belajar afekif membantu siswa untuk menguji perasaan, nilai dan sikap-sikapnya”. Pembelajaran afektif sangat penting untuk menyeimbangkan kemampuan kognitif yang dibelajarkan kepada siswa, keduanya harus disampaikan secara utuh agar siswa tidak hanya memiliki kemampuan intelektual yang tinggi, tetapi juga diimbangi dengan kemampuan untuk memahami dan menginternalisasikan esensi nilai ke dalam bentuk sikap.

Untuk mengantarkan siswa ke dalam pembelajaran nilai, maka pendidik perlu membekali siswa terlebih dahulu dengan pemahaman konsep yang baik sebagai dasar untuk memahami nilai-nilai yang akan dipelajari pada tahap lanjutan. Dengan mempertimbangkan permasalahan yang muncul, penulis mencoba mendesain pembelajaran yang diasumsikan dapat mendorong siswa untuk membaca dan menuangkan ide serta kreatifitas sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Pada penelitian ini, peta konsep digunakan untuk mendorong potensi kognitif siswa di awal pembelajaran, kemudian siswa diajak untuk belajar mengenai nilai melalui Value Clarification Technique (VCT) dalam bentuk cerita berdilema moral. Kedua pilihan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan afektif siswa pada materi norma. Melalui penelitian kuasi eksperimen, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh kombinasi pembelajaran peta konsep dan VCT terhadap kompetensi kewarganegaraan (pengetahuan dan sikap) siswa, maka dari itu peneliti mencoba untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “ Bagaimana perbedaan kompetensi kewarganegaraan siswa pada kelas


(17)

6

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran PKn yang menggunakan metode peta konsep dan VCT dengan kelas pembelajaran PKn yang menggunakan metode konvensional ”. Kompetensi kewarganegaraan pada penelitian ini dibatasi pada kompetensi pengetahuan (civic knowledge) dan kompetensi sikap (civic disposition). Untuk memfokuskan identifikasi permasalahan, peneliti mencoba menjabarkan permasalahan yang muncul melalui beberapa pertanyaan penelitian berikut ini.

1. Apakah terdapat perbedaan pengetahuan kewarganegaraan siswa antara kelas pembelajaran PKn yang menggunakan peta konsep dengan kelas kontrol?

2. Apakah terdapat perbedaan sikap kewarganegaraan siswa antara kelas pembelajaran PKn yang menggunakan VCT dengan kelas kontrol?

3. Bagaimana deskripsi proses pembelajaran PKn dengan menggunakan peta konsep untuk meningkatkan pengetahuan kewarganegaraan siswa?

4. Bagaimana deskripsi proses pembelajaran PKn dengan menggunakan VCT untuk meningkatkan perubahan sikap siswa?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai perbedaan kompetensi kewarganegaraan (pengetahuan dan sikap) siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Adapun tujuan khusus penelitian ini antara lain untuk mengetahui: 1. Perbedaan pengetahuan kewarganegaraan siswa antara kelas

pembelajaran PKn yang menggunakan peta konsep dengan kelas kontrol.

2. Perbedaan sikap kewarganegaraan siswa antara kelas pembelajaran PKn yang menggunakan VCT dengan kelas kontrol.

3. Deskripsi proses pembelajaran PKn dengan menggunakan peta konsep untuk meningkatkan pengetahuan kewarganegaraan siswa.


(18)

7

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Deskripsi proses pembelajaran PKn dengan menggunakan VCT untuk meningkatkan perubahan sikap siswa.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat atau signifikansi dari penelitian yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep dan Value Clarification Technique terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa pada Konsep Norma ini adalah sebagai berikut.

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi para praktisi pendidikan pada umumnya dan khususnya bagi para pendidik dalam melakukan inovasi pembelajaran di persekolahan. Sekaligus sebagai landasan pemikiran bagi tenaga pendidik dalam menentukan langkah yang tepat sebagai upaya strategis dalam mengatasi permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran, sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan membantu pendidik maupun peserta didik dalam mencapai hasil pembelajaran yang optimal.

2. Secara Praktis

a. Sebagai sarana peningkatan kompetensi pedagodik dan kompetensi profesional pendidik melalui penggunaan metode dan teknik pembelajaran PKn yang aktif, kreatif dan inovatif. b. Sebagai sarana bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan

dalam memecahkan isu kewarganegaraan berkaitan dengan permasalahan sosial dalam konteks kehidupan bermasyarakat. c. Sebagai sarana bagi peneliti untuk mengaplikasikan kemampuan


(19)

8

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keilmuan dalam pemilihan pola pembelajaran yang tepat sesuai materi yang akan menjadi pengalaman belajar siswa di sekolah. Pada hakikatnya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tidak hanya meliputi konsep-konsep yang berkaitan dengan warga negara atau negara saja. Terdapat beberapa konsep lain yang bersifat luas yakni meliputi hukum, politik dan kewarganegaraan. Akan tetapi menurut Budimansyah (2008:55) dari sejumlah kompetensi yang diperlukan, kompetensi yang terpenting bagi warga Negara antara lain sebagai berikut.

Penguasaan terhadap pengetahuan dan pemahaman tertentu; pengembangan kemampuan intelektual dan partisipatoris; pengembangan karakter dan sikap mental tertentu; komitmen yang benar terhadap nilai dan prinsip dasar demokrasi konstitusional.

Apabila siswa dikategorikan sebagai bagian dari warga negara yang memiliki kompetensi dalam kategori baik, maka akan terbentuk nation and character building yang utuh. Untuk itu, idealnya tiga komponen utama dalam kompetensi kewarganegaraan perlu dijadikan sebagai bahan ajar penting dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Adapun kompetensi kewarganegaraan menurut Branson (1998:16).tersebut antara lain sebagai berikut.

Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan) yang berkaitan dengan kandungan apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara. Civic Skill (keterampilan kewarganaegaraan) meliputi kecakapan intelektual dan partisipatoris warga negara yang relevan. Civic Disposition (watak kewarganegaraan) yang mengisyaratkan pada karakter publik maupun privat yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional.

Kompetensi kewarganegaraan tersebut harus menjadi target pencapaian pendidik dalam pembelajaran PKn guna mengantarkan siswa


(20)

9

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

agar tumbuh dan berkembang sebagai individu yang memiliki pemahaman utuh tentang konsepsi kewarganegaraaan, sehingga mampu memposisikan dirinya sebagai bagian dari masyaraat lokal, nasional dan global sesuai dengan ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya dari pembelajaran PKn.

E. Struktur Organisasi Tesis

Bab I memaparkan latar belakang masalah yang mengantarkan permasalahan, kemudian memaparkan identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis. Bab II memaparkan kajian pustaka, kerangka pemikiran, asumsi dan hipotesa penelitian. Bab III memaparkan lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian dan justifikasi dari pemilihan desain penelitian tersebut, metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian tersebut, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, kemudian analisis data. Bab IV memaparkan hasil penelitian dan pembahasan yakni pengolahan dan analisis data untuk menghasilkan temuan penelitian berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis temuan. Bab V memaparkan kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan umum, dan kesimpulan khusus. Pemberian rekomendasi ditujukan untuk pembuat kebijakan pendidikan, pengguna hasil penelitian, para peneliti selanjutnya dan berbagai pihak yang berkepentingan dengan penelitian yang dilakukan.


(21)

42 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tomo Sumedang. Adapun beberapa alasan yang menarik perhatian peneliti antara lain karena sekolah tersebut berada di tempat yang cukup jauh dari pusat kota dalam arti ketersediaan sumber belajar terbatas, latar belakang siswa relatif homogen karena pada umumnya berasal dari keluarga dengan sumber mata pencaharian bertani, menurut asumsi peneliti hal ini cukup berimplikasi pada habituasi pembelajaran siswa di rumah sehingga kemampuan akademiknya cukup jauh berbeda jika dikomparasikan dengan siswa yang berada di pusat kota. Berdasarkan pertimbangan tersebut, penguasaan konsep dan aplikasi konsep norma memerlukan tindakan khusus yang diharapkan dapat memperbaiki permasalahan yang muncul akibat rendahnya hasil belajar siswa baik dalam tataran teoritis maupun praktis.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini akan melibatkan dua kelas . Dua perlakuan berbeda akan diterapkan pada kedua kelas tersebut. Pada kelas kelas eksperimen, peneliti akan mengujicobakan peta konsep dan VCT sedangkan pada kelas kontrol, peneliti akan menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian ini direncanakan pada awal semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 pada pembelajaran materi tentang norma. Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 2 Tomo Sumedang. Sekolah ini berada pada


(22)

43 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wilayah yang cukup jauh dari pusat kota dengan keterbatasan sumber belajar multimedia yang bermuatan teknologi berbasis informasi. Dengan fakta tersebut diasumsikan bahwa hasil belajar siswa akan berbeda secara signifikan apabila dibandingkan dengan sekolah di daerah perkotaan. Sampel penelitian yang diambil berjumlah sekitar 70 siswa yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas VII B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 36 siswa dan kelas VII D sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen dengan pre-test dan post test dengan tipe “non equivalent control group design”. Pada penelitian ini, kelas yang akan diteliti terdiri dari dua kelas yang dianggap setara namun akan diberikan perlakuan yang berbeda. Satu kelas akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dimana kelas tersebut akan diberikan perlakuan/treatment tertentu sesuai dengan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran dan satu kelas lainnyaakan dijadikan sebagai kelas kontrol tanpa perlakuan/treatment .

Tabel 3.1

Nonequivalent Control Group Design

Desain dalam penelitian ini berbentuk tabel sebagai berikut.

Kelompok Eksperimen : O1 X O2


(23)

44 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Sugiyono (2011:79)

X = Pemberian perlakuan/treatment melalui peta konsep dan VCT O = Pre- test dan post test untuk mengukur kemampuan peserta didik

Desain tersebut sejalan dengan pendapat cresswell (1994:132) yang menyatakan bahwa: “quasi experimental group A and the control B are selected without random assignment. Both groups take a pre test and post test and only the experimental group received the treatment”. Pemilihan kelas eskperimen maupun kelas kontrol tidak dilakukan secara acak Penelitian ini dilakukan melalui serangkaian tahapan antara lain sebagai berikut:

Studi pendahuluan dilakukan melalui observasi awal untuk menemukan permasalahan yang muncul di lapangan

Studi dokumentasi dan literatur, Kajian kurikulum SMP dan Buku-buku PKn SMP

Merumuskan pertanyaan dan tujuan penelitian yang hendak dicapai

Penyusunan instrumen penelitian, uji validitas dan realiabilitas instrumen penelitian.

Pembelajaran PKn

Pre Test

Kelas Eksperimen (treatment) Kelas Kontrol


(24)

45 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Analisis Hasil Penelitian

Temuan Hasil Penelitian

Kesimpulan

Gambar 3.1 Alur Penelitian C. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis metode campuran / mix method. Menurut Cresswell (2008:552) “Mix method design adalah prosedur untuk mengumpulkan data, menganalisis dan “mixing” metode kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian tunggal untuk memahami masalah penelitian”. Metode penelitian campuran yang digunakan yaitu: Pertama, metode kuantitatif yang terdiri dari angka-angka yang analisisnya menggunakan statistik. Pendekatan kuantitatif yang digunakan adalah tipe “non equivalent control group design”. Kedua, menggunakan metode kualitatif sebagai bentuk pendalaman dengan pendekatan analisis deskriptif. Metode penelitian campuran digunakan untuk menyeimbangkan kemungkinan munculnya kelemahan dari penelitian berjenis kuasi eksperimen.

D. Definisi Operasional

1. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pada pembelajaran konvensional pembelajaran berpusat pada pendidik, tapi pada perkembangannya mengalami perbaikan karena pembelajaran


(25)

46 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi berpusat kepada siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiono, (1999:297) “Pembelajaran adalah kegiatan pendidik secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.”

2. Menurut Martin dalam Trianto (2007:195) “Peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama”. Pendidik dapat menilai pengetahuan awal yang dimiliki siswa melalui peta konsep yang mereka buat, hal ini dapat dijadikan tolak ukur sementara bagi pendidik untuk mengatasi kesulitan belajar yang diprediksi muncul dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya. 3. Menurut Arends dalam Trianto (1997:160) metode pembelajaran peta

konsep adalah metode pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.

b. mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama.

c. menempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut.

d. mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan hubungannyadengan ide utama. 4. Menurut Natajaya (1997:3) “Value Clarification Technique (VCT)

adalah nama dari suatu model pendekatan atau strategi pembelajaran khususnya untuk pendidikan nilai atau afektif”. Terdapat berbagai macam VCT, pemilihan VCT disesuaikan dengan materi, kemampuan belajar siswa dan situasi serta kondisi yang sekiranya dapat mempengaruhi hasil belajar, misalnya ketersediaan sumber belajar dan kebermaknaan belajar yang terkait dengan lingkungan sekitar. VCT yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa VCT dengan jenis


(26)

47 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cerita berdilema moral. Menurut Sarbaini (2012:77-126) langkah-langkah VCT tersebut antara lain “Pertama, menghadapkan siswa pada dilema moral. Kedua, menyatakan posisi sementara. Ketiga, menguji alasan. Keempat, menggambarkan posisi individu”.

5. Menurut Zuriah (2010:151) “Kompetensi kewarganegaraan adalah pengetahuan, sikap serta keterampilan yang mendukung menjadi warga negara yang berpartisipatif dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara”. Kompetensi kewarganegaraan (Y) dalam penelitian ini difokuskan terhadap Civic Knowledge berupa kompetensi pengetahuan siswa (Y1) dan Civic Disposition yang ditujukan terhadap kompetensi sikap siswa (Y2) dalam menentukan apa yang akan menjadi perilakunya.

Untuk memberikan pemahaman mengenai variabel bebas dan variabel terikat, peneliti mencoba menggambarkan hubungan antara pembelajaran peta konsep (X1) dan Value Clarification Technique (X2) terhadap kompetensi kewarganegaraan siswa (Y) meliputi pengetahuan kewarganegaraan (Y1), sikap kewarganegaraan siswa (Y2) sebagai berikut.

KELAS ESKPERIMEN

KELAS KONTROL

Peta Konsep

(X1)

Kompetensi Pengetahuan Kewarganegaraan

(Y1)

Ekspository

Kompetensi Kewarganegaraan


(27)

48 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kompetensi

Kewarganegaraan (Y)

dan Diskusi (Konvensional)

Berupa: Kompetensi Pengetahuan dan

Sikap siswa VCT

(X2)

Kompetensi Sikap Kewarganegaraan

(Y2 )

Gambar 3.2

Keterikatan Variabel Bebas dan Variabel Terikat X1 : Variabel bebas pembelajaran peta konsep

X2 : Variabel bebas pembelajaran VCT

Y : Variabel terikat kompetensi kewarganegaraan siswa Y1: Variabel terikat kompetensi pengetahuan siswa Y2 : Variabel terikat kompetensi sikap siswa

E. Instrumen Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, dilaksanakan terlebih dahulu observasi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang muncul di lapangan. Kemudian dilakukan studi dokumentasi untuk menemukan kajian teoritis yang sesuai untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan. Selanjutnya menyusun instrumen penelitian dan melakukan uji coba instrumen penelitian ke lapangan.

A. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam strategi pengembangan intrumen penelitian, instrumen yang valid dianggap sebagai alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data


(28)

49 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(mengukur) yang valid. Valid artinya dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Sugiyono (2011:121) “Instrumen yang reliable adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama maka akan menghasilkan data yang sama”. Berdasarkan pemaparan tersebut maka prosedur yang akan dilakukan dalam pengembangan instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Melakukan analisis deduktif

Instrumen penelitian dikembangkan berdasarkan teori perkembangan kognitif dan teori nilai yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Alat ukur yang digunakan untuk variabel peta konsep (X1) dan variabel VCT (X2)

yakni dengan menggunakan SSHA (survey of study habits and attitudes) dengan skala 1 sampai dengan 5. Skala 5 = selalu, skala 4 = sering, skala 3 = kadang-kadang, skala 2 = jarang, skala 1= tidak pernah. Sedangkan untuk mengukur variabel kompetensi sikap siswa digunakan skala sikap likert yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Skor untuk pernyataan positif sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Sedangkan skor untuk pernyataan negatif sangat setuju = 1, setuju = 2, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 4, sangat tidak setuju = 5.

2) Melakukan analisis induktif

Angket dan tes skala sikap sebagai bagian dari instrumen penelitian diuji cobakan terlebih dahulu kepada sekitar 40 siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Pameungpeuk Bandung yang sebelumnya telah mempelajari materi norma. Hal ini dilakukan untuk memperoleh validitas dan reliabilitas alat ukur yang akan digunakan pada penelitian sebenarnya. 3) Melakukan pengujian terhadap daya beda instrumen


(29)

50 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk instrumen pengukur kompetensi pengetahuan siswa dilakukan uji daya beda terhadap variabel Y1 dari mulai No.1 - 45. Uji coba ini akan mengukur kemampuan kognitif siswa yang berada pada tingkat tinggi, sedang atau lemah. Apabila soal diberikan kepada anak yang mampu maka hasilnya akan tinggi dan apabila diberikan kepada anak yang kurang maka hasilnya akan rendah (Sudjana, 1990:141).

F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dikembangkan lebih lanjut untuk mengumpulkan data di lapangan. Kesalahan dalam pengambilan data dapat diminimalisir melalui penyusunan instrumen penelitian ini. Adapun instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Instrumen disusun berdasarkan indikator yang telah ditentukan sebelumnya dalam kisi-kisi instrumen penelitian pada bagian lampiran.

Sebelum instrumen pengumpul data digunakan, harus di ujicobakan kepada responden untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya sehingga item instrumen yang tidak valid bisa dihindari dalam penelitian sebenarnya. Tujuan dari uji coba instrumen adalah pengujian terhadap validitas dan reliabilitas intrumen penelitian. Hasil dari uji coba instrumen ini dipergunakan untuk mengetahui soal yang valid dan soal yang tidak valid. Setelah dilakukan analisis butir soal selanjutnya disusun instrumen penelitian yang sudah valid dan realiabel sebagai alat pengumpul data yang sah.

G. Teknik Pengumpulan Data

Setelah melakukan uji validasi instrumen, selanjutnya melaksanakan pre-test pada kelas kontrol dan kelas ekperimen untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum pembelajaran dimulai. Model


(30)

51 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran konvensional diterapkan pada kelas kontrol sedangkan treatment atau perlakuan khusus diberikan pada kelas eksperimen untuk mengatasi permasalahan yang muncul. Post test dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui perbedaan yang muncul dan menilai sejauh mana keberhasilan perlakuan atau treatment khusus yang diberikan pada kelas eksperimen. Untuk memperoleh data variabel yang akan diukur, siswa diberikan angket. Kemudian, hasil angket diolah dengan menggunakan SPSS.

Adapun beberapa teknik pengumpulan data penunjang yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat fakta pada saat pemberian perlakuan di kelas eksperimen, maupun pada saat pembelajaran di kelas kontrol. Sebagaimana pendapat Riduwan (2010:104) bahwa “Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan”.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi dari subjek penelitian. Menurut pendapat Nasution (2003:73) bahwa “Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, dan hal-hal yang tidak kita ketahui melalui observasi”.

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan melalui kajian berbagai sumber buku yang relevan, dan data yang relevan terhadap penelitian seperti foto-foto penelitian, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

4. Instrumen tes


(31)

52 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdiri dari dua jenis yaitu Pertama, instrumen tes berupa pilihan ganda untuk mengukur kompetensi pengetahuan kewarganegaraan siswa. Kedua, instrumen tes berupa skala sikap likert untuk mengukur sikap siswa. Menurut Riduwan (2010:31) “Tes sikap (attitude test) adalah tes yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang”.

Observasi penelitian dilakukan dengan disertai lembaran observasi sebagai pedoman untuk mengamati aktivitas peserta didik dan pendidik selama proses pembelajaran. Kemudian, dilakukan wawancara kepada kepala sekolah, pendidik dan peserta didik. Berikutnya, studi dokumentasi dan studi literatur dilakukan untuk mendukung hasil penelitian.

Teknik pengumpulan data tersebut penting karena berguna untuk memaparkan data hasil penelitian, sebagaimana pendapat Emi Emilia (2009:204) sebagai berikut.

Dengan memaparkan data berdasarkan teknik pengumpulan data, dan pertanyaan penelitian dibahas dalam setiap pengumpulan data maka triangulasi akan benar-benar terjadi, pembahasan akan lebih komprehensif dan dengan demikian kesimpulan yang didapat akan menjadi lebih valid.

H. Analisis Data

Untuk teknik analisis data, apabila instrumen penelitian sudah valid untuk dipergunakan dalam penelitian, selanjutnya diujikan kepada responden agar diperoleh hasil penelitian berupa sejumlah data yang kemudian harus diolah. Adapun prosedur pengolahan data dalam peneltian ini adalah sebagai berikut:

1. Penyeleksian data dengan pemeriksaan jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan terlebih dahulu

2. Menentukan bobot nilai untuk setiap jawaban sesuai dengan skor yang telah ditentukan.


(32)

53 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Melakukan analisis secara kuantitatif dan kualitatif untuk mengenali kecenderungan data dari masing-masing variabel. Kedua jenis pendekatan tersebut digunakan untuk saling melengkapi.

4. Melakukan uji statistik non parametrik melalui uji daya beda Mann Whitney untuk mengetahui perbedaan kompetensi pengatahuan dan sikap siswa antara kelas eksperimen yang mempergunakan metode peta konsep dan VCT dan kelas kontrol dengan metode konvensional. Perhitungan data kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan memprediksi nilai variabel bebas berupa peta konsep (X1) terhadap variabel terikat berupa pengetahuan kewarganegaraan (Y1) untuk mengukur ketercapaian pengetahuan melalui tes pengetahuan dalam bentuk pilihan ganda. Kemudian variabel bebas berupa Value Clarification Technique / VCT (X2) terhadap variabel terikat berupa sikap kewarganegaraan (Y2) untuk mengukur perubahan sikap melalui tes skala sikap tipe likert.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara computerized menggunakan bantuan perangkat lunak (software) Statistical Packages for Social Science (SPSS) 17.0 for Windows. Sedangkan untuk menganalisis data kualitatif dilakukan analisis deskriptif. Menurut Moleong (2006:248) bahwa “Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan melalui hipotesis kerja.” Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam analisis data penelitian berikut ini.

a. Mengumpulkan catatan lapangan yang berasal dari wawancara, observasi, studi dokumentasi.

b. Menyusun data sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian c. Mendeskripsikan data dalam bentuk pertanyaan

d. Menyusun temuan-temuan penelitian secara sistematis e. Menganalisis hubungan data yang satu dengan data yang lain


(33)

54 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu f. Menyimpulkan laporan penelitian secara umum g. Memberikan komentar terhadap data penelitian.

Menurut Moleong (2006:248) ”Analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam pola, kategori, satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja”. Analisis data perlu dilakukan secara komprehensif, sehingga temuan-temuan penelitian yang didapatkan mampu menjawab permasalahan yang hendak dipecahkan melalui penelitian ilmiah. Berikut ini pendapat Bogdan dan Biklen (1982) dalam Moleong (2006:248) tentang analisis data kualitatif:

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Data yang diperoleh dari lapangan dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis. Analisis data dilakukan sejak awal proses penelitian berlangsung, kemudian ditindaklanjuti hingga dan setelah penelitian selesai dilaksanakan. Proses analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang telah diperoleh dari berbagai sumber (wawancara, angket, observasi, tes tertulis). Tidak semua penelitian dikategorikan sebagai penelitian ilmiah, agar penelitian yang dilakukan dapat dikategorikan sebagai penelitian ilmiah, maka penelitian tersebut harus memenuhi empat kriteria keabsahan data penelitian, sebagaimana diungkapkan oleh Moleong (2006:324) bahwa kriteria keabsahan data terdiri dari:

1) Derajat kepercayaan (credibility)

Kredibilitas penelitian ditunjukkan dengan kecocokan antara konsep peneliti dengan konsep yang terdapat dalam responden.

2) Keteralihan (transferability)

Merupakan kegunaan hasil penelitian oleh pihak lain yang akan mengembangkan program penelitian sejenis


(34)

55 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Ketergantungan (dependability)

Memastikan bahwa hasil penelitian tersebut apabila diteliti kembali hasilnya tetap sama.

4) Kepastian (confirmability)

Menyangkut tingkat objektivitas hasil penelitian. Tingkat objektivitas adalah tergantung pada sikap objektivitas peneliti.

Adapun untuk proses pengolahan dan analisis data pada penelitian ini, dilakukan melalui beberapa langkah sistematis sebagai berikut.

a) Reduksi data

Reduksi data merupakan proses analisis data yang dilakukan untuk menyajikan, menggolongkan dan mengarahkan hasil-hasil penelitian dengan memfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti. Pada tahap ini, data-data penelitian direduksi secara sistematis agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam proses penelitian ilmiah.

b) Display Data

Display data adalah sekumpulan informasi yang sudah tersusun dan akan memberikan gambaran penelitian yang menyeluruh. Untuk mempermudah pemahaman terhadap aspek-aspek yang telah direduksi, maka berbagai aspek tersebut harus disajikan secara singkat dan jelas baik secara parsial maupun keseluruhan. Penyajian ini dijadikan sebagai dasar untuk menafsirkan dan mengambil kesimpulan penelitian.

c) Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan merupakan upaya untuk mencari arti maupun makna dan penjelasan yang dilakukan terhadap data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Sedangkan verifikasi merupakan kegiatan mempelajari data yang telah direduksi dan disajikan pada langkah-langkah sebelumnya dengan pertimbangan yang terus-menerus sesuai dengan perkembangan data dan fenomena di lapangan. Demikian prosedur dan analisis data yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini. Melalui berbagai tahap tersebut, diharapkan penelitian yang dilakukan


(35)

56 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat menghasilkan data penelitiasn yang memenuhi kriteria sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian yang berlaku.


(36)

114

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan penelitian di SMP Negeri 2 Tomo Sumedang, terlihat bahwa metode pembelajaran peta konsep memberikan pengaruh signifikan terhadap kompetensi pengetahuan siswa dan pembelajaran VCT memberikan pengaruh signifikan terhadap kompetensi sikap kewarganegaraan siswa. Nilai peningkatan variabel pengetahuan dan sikap siswa dari pre-test ke post-test mendapatkan kriteria “sedang” baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol karena berada di antara nilai gain 0,3 N gain<0,7. Namun terdapat perbedaan hasil, dimana gain ternormalisasi kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang positif signifikan pada kompetensi pengetahuan dan sikap kewarganegaraan siswa antara kelas ekperimen yang menggunakan metode pembelajaran peta konsep dan VCT dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Kompetensi pengetahuan dan sikap siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan metode peta konsep dan VCT lebih baik dari kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.

Metode pembelajaran peta konsep dapat meningkatkan pengetahuan kewarganegaraan siswa dan pembelajaran VCT dapat meningkatkan sikap kewarganegaraan siswa. Dengan adanya perbedaan tersebut maka metode pembelajaran peta konsep dan VCT


(37)

115

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran komprehensif dalam mengembangkan potensi kognitif dan afektif siswa secara sinergis dengan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. 2. Kesimpulan Khusus

Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka kesimpulan penelitian secara khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kompetensi pengetahuan siswa berbeda antara kelas pembelajaran PKn yang menggunakan peta konsep dengan kelas yang tidak menggunakan peta konsep, terlihat dari mean pada kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol (37,30>23,70).

b. Kompetensi sikap siswa berbeda antara kelas pembelajaran PKn yang menggunakan VCT dengan kelas yang tidak menggunakan VCT, terlihat dari mean kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol (36,70>24,30).

c. Pembelajaran PKn dengan menggunakan peta konsep memerlukan penguasaan konsep dasar yang baik, sehingga membaca menjadi prasayarat penting bagi siswa untuk mengantarkannya dalam mengkonstruksi ulang ide maupun gagasan yang telah dipelajarinya ke dalam bentuk visual (tertulis) yakni pemetaan konsep.

d. Pembelajaran PKn dengan menggunakan VCT memerlukan keberanian dan keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat, menstimulasi kemampuan siswa dalam memecahkan persoalan dilematis yang muncul baik dalam proses pembelajaran PKn di kelas maupun dalam kehidupan praksis di masyarakat, melatih siswa yang berada pada tingkat awal sekolah menengah pertama untuk belajar menemukan cara yang tepat dalam menyikapi


(38)

116

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permasalahan yang muncul sebagai pemahaman dasar tentang nilai baik dan buruk serta nilai benar dan salah yang akan mempermudah siswa untuk memberikan justifikasi sesuai dengan tahap perkembangan moral mereka.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan, hasil penelitian dan kesimpulan, berikut ini disampaikan beberapa rekomendasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa yaitu antara lain:

1. Bagi guru

a. Guru diharapkan meggunakan metode pembelajaran peta konsep dengan persiapan yang lebih matang untuk mengemas proses pembelajaran agar lebih menarik sehingga dapat menstimulasi motivasi belajar siswa dalam memahami dan mengingat berbagai konsep kewarganegaraan dalam upaya meningkatkan kompetensi pengetahuan siswa.

b. Guru sebaiknya memanfaatkan VCT dengan berbagai macam variasi untuk memecahkan berbagai persoalan baru yang mungkin berlainan. Hal ini melatih siswa untuk peka dan tanggap dalam mengatasi permasalahan kontekstual yang kompleks sehingga pembelajaran PKn menjadi lebih bermakna. 2. Bagi Siswa

a. Siswa sebagai bagian penting dalam proses pebelajaran harus berupaya untuk meningkatkan dan mengembangkan motivasi


(39)

117

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diri dalam membaca untuk mengantarkan mereka pada tahap awal penguasaaan konsep-konsep dasar kewarganegaraan dan mempermudah proses pembelajaran menggunakan peta konsep. b. Siswa harus bersikap terbuka dan tidak menutup diri dalam

belajar dengan menerima metode maupun teknik pembelajaran baru yang digunakan oleh guru sehingga dapat mendorong terciptanya proses pembelajaran PKn yang lebih menyenangkan, aktif dan kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

a. Kepala sekolah sebagai pemegang otoritas kebijakan pendidikan di sekolah perlu mengambil langkah-langkah taktis seperti mendorong guru mata pelajaran untuk berpartisipasi aktif dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKn dan memberikan pelatihan internal untuk semua guru mata pelajaran melalui In House Training (IHT) secara berkala.

b. Penyediaan sarana dan prasarana sekolah yang memadai sangat diperlukan bagi terciptanya lingkungan belajar yang kondusif di kelas, sehingga memungkinkan guru untuk memanfaatkan media audio visual yang dapat mendukung terhadap upaya pengembangan pembelajaran peta konsep dan VCT yang berbasis teknologi informasi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Penulis merekomendasikan agar subjek pada penelitian sejenis berikutnya lebih variatif dengan melibatkan kelas pada jenjang


(40)

118

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

medium atau atas yang berasal dari kelas VIII maupun kelas IX sehingga peluang kemunculan faktor pengganggu lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan atau sikap siswa dapat diketahui dan ditemukan solusinya.

b. Penelitian dengan variabel serupa dapat dilakukan melalui PTK sehingga diharapkan dapat menghasilkan tindakan atau perlakuan berbeda yang lebih baik untuk menanggulangi permasalahan serupa, mengingat jenis penelitian PTK dianggap sebagai salah satu jenis penelitian penting yang perlu dilakukan oleh guru di tingkat persekolahan.kel


(41)

118

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. (2012). Pembelajaran Nilai – Karakter. Konstruktivisme Dan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Amin, M. (1983). Peranan Kreatifitas dalam Pendidikan. Dimuat dalam analiis pendidikan tahun IV Nomor 3-1993 Depdikpbud.

Arends, L Richard. (2008). Learning To Teach, Belajar untuk Mengajar, Buku Dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bloom. (1956). Taxonomy of Educatinal Objectives. The Classification of Educatinal Goals. Handbook 1: The Cognitive Domain. New York: Longman.

Borba, Michele. (2008). Membangun Kecerdasan Moral. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Branson. (1998). The Role of Civic Education. Calabassas: CCE.

Bruner, J. (1977). The Process of Education. Cambridge: Harvard University Press.

Budimansyah, Dasim & Suryadi karim. (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikn Indonesia.

Creswell, J.W. (2008). Educational Research. Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. (Third Edition). USA: Pearson Merrill Prentice Hall.

Creswell, J.W. (1994). Research Design Qualitative and Quantitative Approaches. Thousand Oaks,London, New Delhi :Sage Publications.


(42)

119

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.

Dayakisni dan Husnaidah. (2006). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.

Dimyati dan Mudjiono (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Emilia, Emi. (2009). Menulis Tesis dan Disertasi. Bandung: Alfabeta.

Frindiyani, Vivin. (2009). Pengembangan Model Pembelajaran Peta Konsep untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir pada Mata Pelajaran IPS. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.

Hakam, Abdul kama. (2000). Pendidikan Nilai. Bandung: MKDU Press.

Hakam, Abdul Kama. (2007). Bunga Rampai Pendidikan Nilai. Universitas Pendidikan Indonesia.

Hall, B. (1973). Value Carification as Learning Process. New York: Paulist Press.

Hermann. (1972). “Value Theory (Axiology)”. The Journal of Value Inquiry. Vol. VI, No.3, hlm. 163-164

Jones, D. Brett. (2012). The Effects of Mind Mapping Activities on Students’ Motivation. International Journal for the Scholarship of

Teaching and Learning Vol. 6, No. 1 (January 2012) ISSN 1931- 4744 @ Georgia Southern University, USA.

Joyce, Bruce. (1992). Models of Teaching.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kertih, I Wayan. (1999). Implementasi Model Belajar Klarifikasi Nilai (VCT) dalam Pembelajaran PPKn. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.


(43)

120

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komalasari. (2008). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa SMP. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Martiyono. (2010). Pengaruh Model Pembelajaran VCT (Value

Clarification Technique) terhadap Kepribadian Peserta Didik. Ditinjau dari Kecerdasan Emosional dan Spiritual. Surakarta: Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Moleong, Lexy. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Munthe, Bermawy. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik. Bandung: Tarsito

Natajaya, I Nyoman. (1997). Teknik Klarifikasi Nilai dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Singajaraja: Aneka Widya

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.23 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Poespoprodjo, W. (1998). Filsafat Moral. Bandung: Pustaka Grafika.

Purbasari, Imaniar. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran VCT

(Value Clarification Technique) terhadap Pemahaman Nilai. Ditinjau dari Kecerdasan Emosional. Surakarta: Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret.

Rahmat, dkk. (2009). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI.

Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.


(44)

121

Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.\

Santyasa, I Wayan. (2003). Peluang Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Dan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Singaraja: IKIP Negeri.

Sapriya & Wahab Abdul Aziz. (2011). Teori & Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

Sapriya & MaftuhBunyamin. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sapriya, dan Winataputra, U.S.(2004). Pendidikan Kewarganegaraan: Model Pengembangan Materi dan Pembelajaran. Bandung : Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKn – FPIPS UPI.

Sarbaini. (2012). Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral. Yogyakarta. Aswaja Pressindo.

Silberman, Mel. (1999). Active Learning. 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Soedarsih, dkk. (2000). Penggunaan Pendekatan Value Clarification Technique (VCT) dan Games dalam Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Somantri, Nu’man. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.


(1)

118 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

medium atau atas yang berasal dari kelas VIII maupun kelas IX sehingga peluang kemunculan faktor pengganggu lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan atau sikap siswa dapat diketahui dan ditemukan solusinya.

b. Penelitian dengan variabel serupa dapat dilakukan melalui PTK

sehingga diharapkan dapat menghasilkan tindakan atau perlakuan berbeda yang lebih baik untuk menanggulangi permasalahan serupa, mengingat jenis penelitian PTK dianggap sebagai salah satu jenis penelitian penting yang perlu dilakukan oleh guru di tingkat persekolahan.kel


(2)

118 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. (2012). Pembelajaran Nilai – Karakter. Konstruktivisme Dan

VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Amin, M. (1983). Peranan Kreatifitas dalam Pendidikan. Dimuat dalam analiis

pendidikan tahun IV Nomor 3-1993 Depdikpbud.

Arends, L Richard. (2008). Learning To Teach, Belajar untuk Mengajar, Buku

Dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bloom. (1956). Taxonomy of Educatinal Objectives. The Classification of Educatinal Goals. Handbook 1: The Cognitive Domain. New York:

Longman.

Borba, Michele. (2008). Membangun Kecerdasan Moral. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Branson. (1998). The Role of Civic Education. Calabassas: CCE.

Bruner, J. (1977). The Process of Education. Cambridge: Harvard University Press.

Budimansyah, Dasim & Suryadi karim. (2008). PKn dan Masyarakat

Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikn Indonesia.

Creswell, J.W. (2008). Educational Research. Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. (Third Edition). USA: Pearson Merrill Prentice Hall.

Creswell, J.W. (1994). Research Design Qualitative and Quantitative


(3)

119 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta :

Erlangga.

Dayakisni dan Husnaidah. (2006). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.

Dimyati dan Mudjiono (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Emilia, Emi. (2009). Menulis Tesis dan Disertasi. Bandung: Alfabeta.

Frindiyani, Vivin. (2009). Pengembangan Model Pembelajaran Peta Konsep untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir pada Mata Pelajaran IPS. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.

Hakam, Abdul kama. (2000). Pendidikan Nilai. Bandung: MKDU Press.

Hakam, Abdul Kama. (2007). Bunga Rampai Pendidikan Nilai. Universitas

Pendidikan Indonesia.

Hall, B. (1973). Value Carification as Learning Process. New York: Paulist Press.

Hermann. (1972). “Value Theory (Axiology)”. The Journal of Value Inquiry. Vol.

VI, No.3, hlm. 163-164

Jones, D. Brett. (2012). The Effects of Mind Mapping Activities on Students’

Motivation. International Journal for the Scholarship of

Teaching and Learning Vol. 6, No. 1 (January 2012) ISSN 1931- 4744 @ Georgia Southern University, USA.

Joyce, Bruce. (1992). Models of Teaching.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kertih, I Wayan. (1999). Implementasi Model Belajar Klarifikasi Nilai (VCT)

dalam Pembelajaran PPKn. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.


(4)

120 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komalasari. (2008). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa SMP. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Martiyono. (2010). Pengaruh Model Pembelajaran VCT (Value

Clarification Technique) terhadap Kepribadian Peserta Didik. Ditinjau dari Kecerdasan Emosional dan Spiritual. Surakarta: Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Moleong, Lexy. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Munthe, Bermawy. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik. Bandung: Tarsito

Natajaya, I Nyoman. (1997). Teknik Klarifikasi Nilai dalam Pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Singajaraja: Aneka Widya

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.23 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Poespoprodjo, W. (1998). Filsafat Moral. Bandung: Pustaka Grafika.

Purbasari, Imaniar. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran VCT

(Value Clarification Technique) terhadap Pemahaman Nilai. Ditinjau dari Kecerdasan Emosional. Surakarta: Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret.

Rahmat, dkk. (2009). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI.

Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:


(5)

121 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.\

Santyasa, I Wayan. (2003). Peluang Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi Dan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Singaraja: IKIP Negeri.

Sapriya & Wahab Abdul Aziz. (2011). Teori & Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

Sapriya & Maftuh Bunyamin. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sapriya, dan Winataputra, U.S.(2004). Pendidikan Kewarganegaraan: Model Pengembangan Materi dan Pembelajaran. Bandung : Laboratorium

Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKn – FPIPS UPI.

Sarbaini. (2012). Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral. Yogyakarta. Aswaja Pressindo.

Silberman, Mel. (1999). Active Learning. 101 Strategi Pembelajaran Aktif.

Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Soedarsih, dkk. (2000). Penggunaan Pendekatan Value Clarification Technique (VCT) dan Games dalam Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Somantri, Nu’man. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung:


(6)

122 Vidia Tri Astuti, 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran Peta Konsep Dan Value Clarification Technique Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Norma (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VII Di SMP Negeri 2 Como Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sudjana. (1990). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Taniredja, Tukiran. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta

Trianto.(2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Berorientasi.

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas.

Winataputra, Udin. (2001). Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana

Sistemik Pendidikan Demokrasi. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Zanden, J.W.V., and Pace, A.J. (1984). Educational Psychologi in Theory and

Practice. New York: Mcgraw.Hill.Publishing Company.

Zulkarnain, Ali Iskandar. (2009). Penerapan Metode Pembelajaran Peta Konsep untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Peserta Didik). Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.

Zuriah, Nurul. (2010). Prosiding Seminar Internasional Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Lab PKn UPI.


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep terhadap hasil belajar siswa: kuasi eksperimen pada kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

4 28 246

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Metode Value Clarification Technique (VCT) Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V SDN Karang Waru 2 Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 15

PENDAHULUAN Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Metode Value Clarification Technique (VCT) Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V SDN Karang Waru 2 Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 6

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VCT (VALUE CLARIFICATION Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) Pada Mata pelajaran PKn Kelas V di SD Negeri 2 Nogosari Kabupaten Boyolali

0 0 17

UPAYA MENGUBAH SIKAP SISWA MELALUI PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT).

0 0 35

Pengaruh Penerapan Value Clarification Technique (VCT) Terhadap Sikap Ecoliteracy dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SD.

0 4 39

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS : Penelitian Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Bandung.

1 11 49

PENGARUH METODE VCT (VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE) DALAM PEMBELAJARAN PKn TERHADAP KECERDASAN MORAL SISWA KELAS V SD NEGERI TUKANGAN.

0 0 200

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN VCT (VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DEMOKRATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN DI SEKOLAH DASAR

1 4 11

Pengaruh Metode Vct (Value Clarification Technique) Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas Viii Smpn 03 Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi

0 0 10