AMORIA YULISTIANA PRATIWI C9508011
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
PERANCANGAN PROMOSI MUSEUM WAYANG INDONESIA MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Diajukan guna mencapai gelar Ahli Madya Diploma Tiga Desain Komunikasi Visual
Disusun oleh :
AMORIA YULISTIANA PRATIWI C9508011
PROGRAM STUDI III DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
(2)
(3)
(4)
MOTTO
(5)
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini saya persembahkan untuk Bapak, ibu dan keluarga tercinta
(6)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan rahmat-nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “PERANCANGAN PROMOSI MUSEUM WAYANG INDONESIA MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI KABUPATEN WONOGIRI” guna mencapai gelar Ahli Madya dalam program studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, diantaranya :
1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Ahmad Adib, M.Hum., Ph. D. selaku Ketua Program D3 Desain Komunikasi Visual.
3. Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn. selaku Ketua Sidang Ujian Tugas Akhir. 4. Esty Wulandari, S.Sos, M.Si. selaku Sekretaris Sidang Ujian Tugas Akhir. 5. Drs. M. Suharto, M. Sn. selaku pembimbing I, terimakasih atas bimbingannya
sehingga Tugas Akhir ini dapat terlaksana.
6. Drs. Agus Nur Setyawan, M. Hum. selaku pembimbing II, terima kasih atas bimbingannya sehingga Tugas Akhir ini dapat terlaksana.
(7)
serta pengalamannya kepada penulis selama belajar di kampus sehingga dapat menjadi bekal bagi penulis untuk menghadapi dunia kerja kelak.
8. Laksono dan Joko, selaku petugas Tata Usaha yang telah memberikan bantuan.
9. Katimin dan Sukiyadi, selaku penjaga Museum Wayang Indonesia yang membantu memberikan informasi tentang museum.
10.Teman-teman seperjuangan D3 Desain Komunikasi Visual Universitas Sebelas Maret.
11.Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga semua bantuan dan pertolongan dari semua pihak yang selama ini yang telah membantu dalam terlaksananya Tugas Akhir ini mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang memerlukan.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
commit to user
(8)
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN ... i
KATA PENGESAHAN ... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Perancangan ... 3
D. Manfaat Perancangan ... 4
E. Target Market dan Audience ... 5
BAB II IDENTIFIKASI DATA ... 7
A.Data Produk ... 7
a. Sejarah Museum Wayang Indonesia ... 7
b. Pengunjung Museum Wayang Indonesia ... 9
c. Tujuan didirikannya Museum Wayang Indonesia... 10
d. Lokasi Museum Wayang Indonesia ... 11
(9)
D. Target Karya ... 32
E. Kompetitor ... 33
BAB III KONSEP PERANCANGAN ... 36
A. Strategi Perancangan ... 36
B. Strategi Kreatif ... 38
C. Media Placement ... 52
1. Media Lini Bawah (Below The Line) ... 52
2. Media Lini Atas (Above The Line) ... 64
D. Tabel Estiminasi Biaya... 67
BAB IV VISUALISASI KARYA ... 68
A. Media Lini Bawah (Below The Line) ... 68
B. Media Lini Atas (Above The Line) ... 92
BAB V PENUTUP ... 95
A. Kesimpulan ... 95
B. Saran ... 96 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gb. 1 Museum Wayang Indonesia………...……… 7
Gb. 2 Data Pengunjung Museum ……..………... 10
Gb. 3 Peta Kecamatan Wuryantoro………...…...11
Gb. 4 Denah Museum Wayang Indonesia………...……12
Gb. 5 Wayang klithik………...……13
Gb. 6 Wayang Wahyu………...…...13
Gb. 7 Wayang Kertas………...………14
Gb. 8 Wayang Golek………...15
Gb. 9 Wayang Ukur ………....…. 15
Gb. 10 Wayang Suket………...…...16
Gb. 11 Wayang Bali………...…..17
Gb. 12 Wayang Kulit Purwa………...…18
Gb. 13 Wayang Kulit Purwa ………...…18
Gb. 14 Wayang Kulit Purwa ………...…19
Gb. 15 Wayang Kulit Purwa ………...…20
Gb. 16 Wayang Beber………...21
Gb. 17 Wayang Mentahan………...…22
Gb. 18 Topeng………...…..22
Gb. 19 Lukisan Semar Terkecil………....…….23
Gb. 20 Wayang Mini………...……23
(11)
Gb. 23 Kitab Babonan………...….25
Gb. 24 Meja saat Soeharto SD………...…26
Gb. 25 Sumur peninggalan Soeharto………...…..26
Gb. 26 Lukisan Prawirowihardjo………...…27
Gb. 27 foto saat Soeharto berkunjung di Padepokan………...…..27
Gb. 28 foto Soeharto bersama istri Prawirowihardjo………...…28
Gb. 29 Silsilah Keluarga Soeharto………...28
Gb. 30 Kitab Babonan………...29
Gb. 31 Lukisan Semar Terkecil ………...29
Gb. 32 Wayang Semar………...30
Gb. 33 blencong………... 31
Gb. 34 Wayang R. Udowo………...…....31
Gb. 35 Napak Tilas Soeharto………...32
Gb. 36 Logo Museum Wayang ………... 44
Gb. 37 Configuration………... 46
Gb. 38 Colour Guide………...47
Gb. 39 Grid………... 48
Gb. 40 Scale……….… 49
Gb. 41 Clear Space………...50
Gb. 42 Colour Guide………... 53
Gb. 43 Tabel Estiminasi Biaya………...…...67
Gb. 44 Kartu nama………....68
Gb. 45 Kop Surat ………... 69
commit to user
(12)
Gb. 46 Amplop………...70
Gb. 47 Leaflet………....71
Gb. 48 X-Banner………..… 73
Gb. 49 Kaos………..75
Gb. 50 Mug………. 76
Gb. 51 Sticker………....77
Gb. 52 Pin………....78
Gb. 53 Gantungan Kunci………..79
Gb. 54 Paper Bag………...80
Gb. 55 Poster……… 82
Gb. 56 Kipas tangan………...84
Gb. 57 Kalender………..…...85
Gb. 58 Detail kalender………...….85
Gb. 59 Map mini………....87
Gb. 60 Umbul-umbul………....89
Gb. 61 Jam dinding………...91
Gb. 62 Iklan koran………..…...92
Gb. 63 Website………...…...93
Gb. 64 Billboard...94
(13)
Amoria, Y.P 1
Drs.M. Suharto, M.Sn 2 Drs. Agus Nur Setyawan, M.Hum 3
ABSTRAK
2012. Karya Tugas Akhir ini berisi tentang perancangan dan pemilihan media promosi untuk Museum Wayang Indonesia. Dengan tugas akhir ini dapat dilihat strategi membuat dan memilih media promosi ini juga mem-pertimbangkan faktor-faktor yang dapat mem-pengaruhi konsumen dalam memilih tujuan wisata, sehingga dapat diketahui keinginan dari konsumen. Adapun media-media yang dipilih di dalam tugas akhir ini antara lain iklan koran, cinderamata, stationery, kaos, dan media lainnya. Konsep Tugas Akhir ini dijabarkan dalam lima bab dan lampiran yaitu pendahuluan, identifikasi data, konsep perancangan, visualisasi karya, penutup.
Mahasiswa Program Studi D3 Desain Komunikasi Visual dengan NIM C 9508011 1
Drs. M.Suharto, M.Sn sebagai dosen pembimbing 2
(14)
Amoria, Y.P 1
Drs.M. Suharto, M.Sn 2 Drs. Agus Nur Setyawan, M.Hum 3
ABSTRAK
Of 2012. This final masterpiece contains the design and selection of promotional media to Museum Wayang Indonesia. With this thesis can be seen making strategies and choose the media campaign is also to consider factors that may affect consumers in choosing a travel destination, so as to know the wishes of consumers. The media selected in this thesis include newspaper advertising, souvenirs, stationery, t-shirts, and other media. This final concept is described in five chapters and annexes are preliminary, identification data, concept design, visualization works, cover.
Mahasiswa Program studi D3 Desain Komunikasi Visual dengan NIM C 9508011 1
Drs. M.Suharto, M.Sn sebagai dosen pembimbing 1
(15)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman kebudayaan di dalamnya. Hal tersebut menjadikan bangsa Indonesia termasuk dalam tataran bangsa yang berbudaya. Sejak awal terbentuk, ciri kebudayaan bangsa Indonesia yang beragam muncul karena pengaruh ruang hidup berupa kepulauan dimana ciri alamiah tiap-tiap pulau berbeda-beda, bahkan perbedaan ciri alamiah antara pulau yang satu dengan yang lain bisa sangat besar sehingga perbedaan karakternya sangat mencolok. Faktor alamiah itulah yang membentuk perbedaan khas ke-budayaan masyarakat di tiap-tiap daerah.
Secara universal kebudayaan masyarakat Indonesia adalah kebudayaan masyarakat yang heterogen. Keanekaragaman itu tentunya menjadi aset dan ke-banggaan bagi bangsa Indonesia. Hal tersebut banyak ditandai dengan berbagai macam tradisi yang dijumpai dan masih ada pula yang sering dilakukan oleh masyarakatnya. Salah satu tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakat Indo-nesia adalah pementasan wayang kulit purwo, sedangkan untuk wayang golek, wayang beber Bali, wayang klitik, wayang suket, dan lain-lain sudah jarang sekali kita jumpai. Keberadaan wayang-wayang ini sekarang sangat memprihatinkan karena sudah jarang dipentaskan dan kurang diminati. Apabila tidak disimpan dan dijaga maka lama kelamaan aset dan kebanggaan bangsa ini akan punah. Untuk
(16)
itu dibangunlah museum untuk menyimpan dan menjaga benda-benda cagar budaya ini.
Di Kabupaten Wonogiri tepatnya di Kecamatan Wuryantoro sekarang telah dibangun sebuah Museum Wayang Indonesia. Museum ini berguna sebagai tempat penyimpanan benda-benda cagar budaya yaitu wayang. Museum itu dulu-nya padepokan seni dan rumah Prawirowihardjo, Paman mantan Presiden RI Soeharto. Di dalam bangunan yang berbentuk Joglo itu, pengunjung disambut koleksi-koleksi wayang kulit. Ada yang terbuat tahun 1714, 1918, hingga wayang terkini. Di museum ini ada pula koleksi wayang suket, golek, wayang beber Bali, wayang purwa, wayang kulit mentahan, serta lukisan wayang terkecil yang pernah masuk MURI, dan semua perangkat terkait wayang, seperti kitab babon untuk ruwatan. Di rumah itulah tersimpan sejarah masa kecil Soeharto. Semasa Sekolah Dasar (SD) Soeharto tinggal di rumah pamannya sampai Beliau menjadi militer.
Selain untuk menyimpan museum ini juga sebagai tempat wisata dan mencari ilmu. Namun keberadaan museum ini masih belum diketahui dan jarang dikunjungi oleh masyarakat Wonogiri pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Sungguh ironis memang karena letak museum ini tepat di pinggir jalan raya. Penyebab situasi ini tidak bisa disalahkan semua kepada masyarakat sekitar yang tidak mau mengunjungi dan memanfaatkan keberadaan museum wayang ini. Namun hal ini lebih disebabkan karena kurangnya promosi akan keberadaan museum tersebut. Dari pengamatan yang dilakukan di lapangan, ter-nyata penyebab sepinya pengunjung museum tersebut lebih disebabkan oleh
(17)
kurangnya media promosi tentang museum. Sehingga wajar apabila Museum Wayang Indonesia ini sepi dari pengunjung.
Agar masyarakat lebih mengenal dan mau mengunjungi serta meman-faatkan keberadaan museum ini maka harus dicari cara bagaimana menghidupkan museum ini. Salah satu cara itu adalah dengan menambah daya tarik visual sebagai media promosinya. Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka langkah awal dalam mempromosikan Museum Wayang Indonesia agar lebih dikenal oleh masyarakat luas adalah dengan membuat judul yaitu “PERANCANGAN PROMOSI MUSEUM WAYANG INDONESIA MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI KABUPATEN WONOGIRI”.
B. Rumusan Masalah
Promosi Museum Wayang Indonesia ini tentunya mempunyai dasar-dasar konsep periklanan serta tujuan dari iklan tersebut, jadi untuk menyatakan tujuan itu ada rumusan masalah yang mendasar dalam proses pelaksanaannya.
1. Apa tujuan promosi Museum Wayang Indonesia ini?
2. Bagaimana membuat media promosi yang efektif dan menarik untuk mempromosikan Museum Wayang Indonesia agar lebih dikenal oleh masyarakat luas ?
C. Tujuan Perancangan
Adapun tujuan perancangan pengenalan promosi Museum Wayang Indonesia ini adalah sebagai berikut :
(18)
1. Mengenalkan keberadaan Museum Wayang Indonesia kepada masyarakat Wonogiri dan sekitarnya, karena keberadaan museum ini masih jarang diketahui. Dari masyarakat Wuryantoro pun jarang bahkan tidak ada yang berkunjung ke Museum Wayang Indonesia ini.
2. Membuat media promosi yang efektif dan menarik agar dapat mengenalkan kepada masyarakat luas keelokan Museum Wayang Indonesia ini.
D. Manfaat Perancangan
Adapun manfaat perancangan promosi Museum Wayang Indonesia ini adalah sebagai berikut :
1. Dalam hal ini penulis mendapat kesempatan untuk belajar mengeksplorasi diri. Mulai dari survei sampai terjun langsung dalam proses kreatifnya merupakan pengalaman yang menarik dan menyenangkan bagi penulis karena dapat membantu proses promosi untuk Museum Wayang Indonesia.
2. Dengan adanya perancangan promosi ini untuk membantu mengenal-kan Museum Wayang Indonesia kepada masyarakat luas, merupakan kebanggaan tersendiri bagi lembaga karena anak didiknya mampu menyumbangkan ide-ide kreatif dalam mempromosikan Museum Wayang Indonesia ini. Dan hal ini juga akan membawa nama baik almamater.
3. Dengan adanya perancangan promosi yang dibuat, masyarakat bisa tertarik untuk mengetahui tentang budaya wayang kita ini dan sadar akan warisan budaya wayang yang kita miliki adalah suatu kebanggaan dan harus
(19)
E. Target Market dan Audience 1. Target Market
a. Target market menurut geografi
Daerah sasaran : masyarakat Wonogiri dan wisatawan karesidenan Surakarta
b. Target market menurut demografi 1) Umur : 13–75 tahun 2) Jenis Kelamin : pria dan wanita 3) Agama : semua agama
4) Pendidikan : semua jenjang pendidikan 5) Status sosial : semua kalangan
c. Target market menurut Psikografi
Mereka yang ingin mengetahui tentang wayang. d. Target market menurut Behaviour
Mencari pengetahuan tentang wayang. 2. Target Audience
a. Target Audience menurut geografi
Daerah sasaran : masyarakat Wonogiri pada khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya.
b. Target Audience menurut demografi 1) Umur : 13–18 tahun 2) Jenis Kelamin : pria dan wanita 3) Agama : semua agama
(20)
4) Pendidikan : pelajar
5) Status sosial : semua kalangan c. Target Audience menurut Psikografi
Mereka yang belum mengerti tentang kesenian wayang. d. Target Audience menurut Behaviour
(21)
BAB II
IDENTIFIKASI DATA A.Data Produk
1. Sejarah Museum Wayang Indonesia di Kabupaten Wonogiri
Gambar 1 Museum Wayang Indonesia
Museum Wayang Indonesia terletak di dalam kompleks Padepokan Pak Bei Tani yang dulunya adalah rumah Prawirowihardjo, paman mantan Presiden RI kedua Soeharto. Tepatnya Museum ini terletak di kecamatan Wuryantoro bagian utara RT 01 RW 03 kabupaten Wonogiri kode pos 57661 pada Jalan Raya Wonogiri–Pracimantoro km 13. Jarak dari pusat kota adalah sekitar 15 km dan dapat dicapai dengan kendaraan pribadi dalam waktu kurang dari 30 menit. Diresmikan oleh Ibu Megawati Soe-karnoputri, Presiden Republik Indonesia kelima, pada tanggal 1 September 2004. Museum ini dahulunya dikelola oleh Pemkab Wonogiri dan setelah
(22)
itu baru diambil alih oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Wonogiri dan buka tiap hari kerja dari Senin–Jumat pukul 07.00–14.00.
Disebut sebagai Museum Wayang Indonesia karena memiliki koleksi wayang bukan hanya dari daerah Jawa Tengah saja, tetapi juga dari daerah lain di Indonesia yaitu Jawa Barat dan Bali. Jumlah koleksi yang dimiliki sebanyak 200 buah wayang kulit purwa, wayang golek, wayang Bali, wayang klithik, wayang suket (rumput), wayang beber dari Bali, topeng, wayang mentahan dan blencong. Di museum ini terdapat juga lukisan Semar terkecil berukuran 3 X 3 cm buatan Ki Djoko Sutedjo yang mendapatkan penghargaan dari MURI pada bulan Agustus 1998. Beberapa koleksi merupakan hibah dari Bapak H. Begug Poernomosidi (Mantan Bupati Wonogiri) antara lain wayang Semar buatan tahun 1716 dari Baturetno (Wonogiri). Wayang Semar ini dahulu dipakai untuk peng-ruwatan leluhur Ki Warsino Guno Sukasno pada masa kerajaan Kartasura. Ada juga wayang Limbuk dan Cangik yang selalu dipakai Bapak Begug waktu ikut pentas dalang sebagai alat berkomunikasi dengan warga.
Museum Wayang Indonesia ini selain berisi koleksi wayang, juga menyimpan sejarah masa kecil Presiden RI kedua Soeharto. Semasa usia Sekolah Dasar, mulai dari umur 7 tahun Soeharto tinggal di rumah paman-nya. Di rumah Wuryantoro itu pula, Soeharto bertemu dengan Siti Hartinah. Ayahanda Soeharto dulu adalah demang di Wuryantoro. Sampai akhirnya masuk militer Soeharto masih berada di Wuryantoro. Kawan–
(23)
masih bisa dilihat di bagian belakang museum. Di museum ada kursi dan meja tempat dulu Soeharto sekolah SR. Di belakang museum terdapat sebuah sumur dan bak mandi sederhana. Untuk menimba air, saat itu masih menggunakan galah dari bambu yang dikaitkan ke ember, dan belum menggunakan sistem katrol. Kondisinya nyaris tidak berubah, hanya saja kini area sumur tempat Soeharto dulu biasa mandi diberi peneduh berupa bangunan. Dua pohon mlinjo di sisi Selatan sumur pun menjadi saksi hidup masa kecil Soeharto yang masih tegak berdiri hingga sekarang.
2. Pengunjung Museum Wayang Indonesia di Kabupaten Wonogiri Pengunjung Museum Wayang Indonesia ini biasanya kunjungan dari sekolah-sekolah SD, SMP, dan SMA sekitar Wonogiri yang me-ngadakan study tour, dengan tujuan agar mereka mengetahui tentang kesenian wayang yang kita miliki. Masyarakat sekitar Wuryantoro maupun Wonogiri jarang bahkan hampir tidak ada yang mengunjungi museum ini. Dan dari wilayah Wonogiri pun jarang yang mengetahui keberadaannya. Mungkin karena letak museum ini yang tidak strategis dan kurang dalam hal promosinya.
Data pengunjung Museum Wayang Indonesia di Kabupaten Wonogiri ini hanya ada mulai dari tahun 2010 saja. Pada masa orde baru memang banyak yang berkunjung ke museum ini, tetapi lambat laun
(24)
museum ini sudah seperti dilupakan dan jarang dikunjungi oleh masya-rakat sekitar.
Berikut data pengunjung museum mulai dari tahun 2010 : Tahun Jumlah
2010 78 orang
2011 77 orang
2012 – Mei 29 orang
Gambar 2 Data pengunjung museum mulai dari tahun 2010
3. Tujuan didirikannya Museum Wayang Indonesia di Kabupaten Wonogiri
Museum Wayang Indonesia lahir atas prakarsa Mantan Bupati Wonogiri H. Begug Poernomosidi, SH yang prihatin akan semakin rendah-nya perhatian masyarakat terhadap budaya Jawa nan adi luhung yang berdampak pada semakin pudarnya rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Budaya yang sekian lama mampu menunjukkan fungsinya sebagai perekat yang erat dan liat terhadap kesatuan dan persatuan, serta keluhuran budi pekerti bangsa Indonesia. Karena itu usaha-usaha untuk mengem-balikan budaya kepada fungsinya semula perlu mendapat dukungan semua kalangan.
Museum Wayang Indonesia Wonogiri menjadi salah satu wahana nyata untuk mengembalikan budaya Jawa kepada eksistensinya semula.
(25)
belum memiliki koleksi wayang yang lengkap. Tetapi sedikit demi sedikit macam dan kuantita koleksi akan semakin ditingkatkan, berbagai sarana pendukung akan selalu diupayakan agar museum dapat hidup.
Selain itu museum akan diarahkan sebagai tempat belajar budaya Jawa (terutama berkaitan dengan wayang). Sehingga wayang dapat maju dan berkembang, serta kembali dicintai dan dikagumi. Diharapkan mu-seum ini akan berpengaruh pula pada segi ekonomi, yaitu mampu meningkatkan pendapatan asli daerah, melalui sektor pariwisata dan budaya.
4. Lokasi Museum Wayang Indonesia di Kabupaten Wonogiri
Lokasi Museum Wayang Indonesia ada di kecamatan Wuryantoro. Tepatnya di Wuryantoro bagian utara RT 01 RW 03 Kabupaten Wonogiri kode pos 57661, pada jalan raya Wonogiri-Wuryantoro km 13.
Berikut peta Wuryantoro:
Gambar 3 Peta Kecamatan Wuryantoro
commit to user
(26)
Berikut denah letak Museum Wayang Indonesia:
(27)
B. Koleksi Museum Wayang Indonesia 1. Wayang Klithik
Gambar 5 Koleksi Wayang Klithik Jenis : Wayang Klithik.
Asal : Koleksi H. Begug
Keunikan : sunggingan menyerupai wayang kulit purwa, dan dibuat dari kayu pipih yang diukir namun tangan tetap terbuat dari bahan kulit.
2. Wayang Wahyu
Gambar 6 Koleksi Wayang Wahyu
commit to user
(28)
Jenis : Wayang kulit Asal : -
Keunikan : Wayang ini hanya dipentaskan untuk kepentingan visualisasi agama kristen dan dipentaskan pada Hari Besar agama kristen.
3. Wayang Kertas
Gambar 7 Koleksi Wayang Kertas Jenis : Wayang Kertas
Asal : -
Keunikan : Wayang terbuat dari kertas atau kardus dan biasa-nya dimainkan oleh generasi muda yang ingin be-lajar dan tertarik dengan kesenian wayang.
(29)
4. Wayang Golek
Gambar 8 Koleksi Wayang Golek Jenis : Wayang Golek
Asal : Jawa Barat
Keunikan : Wayang ini merupakan perkembangan dari wa-yang kulit, uniknya wawa-yang ini bentuknya menye-rupai boneka dari kayu.
5. Wayang Ukur
Gambar 9 Koleksi Wayang Ukur
commit to user
(30)
Jenis : Wayang Ukur
Asal : Karya Ki Kasman seniman dari Yogyakarta
Keunikan : Wayang ini memiliki bentuk tatahan dan gaya sunggingan yang berbeda. Dibuat dengan ukuran perbandingan dan proporsi antara tokoh peraga wayang yang satu dengan tokoh peraga yang lain. Dan dalam pertunjukannya memadukan unsur-unsur seni tari, teater, gamelan, dan seni sastra yang tidak lagi tunduk pada konvensi tradisi.
6. Wayang Suket
Gambar 10 Koleksi Wayang Suket Jenis : Wayang Suket
Asal : Sumbangan dari Slamet Gundono, dhalang wa-yang Suket.
(31)
Keunikan : Wayang ini mempunyai keunikan terbuat dari rumput yang dijalin lalu dirangkai dengan mem-bentuk figur serupa wayang kulit. Biasanya sebagai alat permainan atau penyampaian cerita pewaya-ngan pada anak-anak di desa-desa Jawa.
7. Wayang Bali
Gambar 11 Koleksi Wayang Bali Jenis : Wayang Kulit
Asal : Bali
Keunikan : Keunikannya tatahan maupun sunggingannya ber-corak Bali. Wayang ini sebagai kesenian tradisional Bali yang populer dengan cerita-cerita Mahabarata dan Ramayana.
(32)
8. Wayang Kulit Purwa
Wayang-wayang dibawah ini merupakan jenis dari Wayang Kulit Purwa.
Gambar 12 Koleksi Wayang Kulit Purwa
Nama Wayang : Limbuk, Banowati, Cantrik, Abiasa, BTR. Surya,Putren, Sadewo, Sembodro, Srikandi, Anjani, Semar, Gareng, Petruk, Bagong (punokawan)
Tahun pembuatan : 1918
Asal Wayang : Wedi Klaten
(33)
Nama Wayang : R. Udowo, (R. Endrajit, Surati Mantro), (Bethoro Kolo, Puntodewo, Werkudara), Bethoro Guru
Tahun Pembuatan : 1714, 1810, 1811, 1825
Asal Wayang : Dari Leluhur Kyai Dhalang Panjang Mas
Riwayat : Milik Leluhur, turun temurun dari Dha-lang Kyai DhaDha-lang = Panjang Mas I (Dhalang I dari leluhur pengkoleksi) Koleksi : RMT. Ki Lilik. GHD (turun dhalang
sejati ke21)
Keunikan : Salah satu dari wayang diatas, R.udowo merupakan koleksi wayang tertua di Museum Wayang Indonesia.
Gambar 14 Koleksi Wayang Kulit Purwa a. Sebelah kiri
Nama Wayang : Pangeran Diponegoro Kyai Mojo
commit to user
(34)
Tahun Pembuatan: 2007
Asal Wayang : Ki Agung Rejekianto
Ngawangga, kec. Ceper, Kab. Klaten
Koleksi : Museum Wayang Indonesia b. Sebelah kanan
Nama Wayang : Jendral Dekok, Prajurit Kompeni (SIC)
Tahun Pembuatan : 2007
Asal Wayang : Ki Agung Rejekianto
Ngawangga, kec. Ceper, Kab. Klaten
Koleksi : Museum Wayang Indonesia Keunikan : Wayang-wayang ini tidak ada
dalam tokoh pewayangan, tetapi wayang ini di-buat hanya untuk koleksi di museum ini.
(35)
Nama Wayang :Binawarna, Banudewa, Dewanrani, Kresna, Pandu, Puntodewo, Arjuna, Permadi, Surya Putra, Nakula, Wi-nanggeni, Setyani, Setyana, Pinten, Salya
Tahun Pembuatan : 1918
Asal Wayang : Wedi Klaten
Koleksi : H. Begug Poernomosidi
9. Wayang Beber
Gambar 16 Koleksi Wayang Beber Jenis : Wayang Beber
Asal : Bali
Keunikan : Hanya dipentaskan untuk upacara ruwatan atau na-dar saja.
(36)
10.Wayang Mentahan
Gambar 17 Koleksi Wayang Mentahan Jenis : Wayang Kulit
Asal : -
Keunikan : Tidak di warna dan hanya untuk melengkapi ko-leksi di museum ini.
11.Topeng
Gambar 18 Koleksi Topeng Jenis : Topeng kayu
Asal : -
(37)
digunakan pada pementasan wayang orang sesuai karakter tokoh wayang. Dan pemain atau tokoh yang memakai topeng ini disebut wayang topeng.
12.Lukisan Semar Terkecil
Gambar 19 Koleksi Lukisan semar terkecil dan Piagam Penghargaan Jenis : Lukisan
Asal : Sumbangan dari Seniman Djoko Sutedjo.
Keunikan : Lukisan berukuran 3 cm x 3 cm dan sudah tercatat rekor MURI sebagai lukisan wayang ter-kecil pada bulan agustus tahun 1998.
13.Wayang Mini
Gambar 20 Koleksi Wayang mini
commit to user
(38)
Jenis Wayang : Wayang Mini
Nama Wayang : Pandhawa dan Punakawan Asal : -
Keunikan : Wayang berbentuk kecil/mini dan terbuat dari bahan dasar kulit. Dan dibuat untuk koleksi di mu-seum ini.
14.Wayang Tembaga
Gambar 21 Koleksi Wayang tembaga Jenis : Wayang tembaga
Asal : -
Keunikan : Wayang ini terbuat dari bahan dasar tembaga dan dibuat dengan ukuran mini/kecil.
(39)
15.Blencong
Gambar 22 Koleksi Blencong Jenis : Blencong
Asal : -
Keunikan : Blencong merupakan perangkat wayang yang langka, yang pada jaman dahulu dipakai untuk pe-nerangan dhalang dalam pertunjukan wayang.
16.Kitab Babonan
Gambar 23 Koleksi Kitab babonan Jenis : Kitab Babonan
Asal : -
(40)
Keunikan : Pada jaman dahulu digunakan untuk ruwatan semua dhalang sekitar Wonogiri, dengan tujuan untuk menolak bala.
17.Napak Tilas Soeharto
Gambar 24 Koleksi Meja saat Soeharto Sekolah Dasar di SDN 1 Wuryantoro
(41)
Gambar 26 Koleksi Lukisan Prawirowiharjo dengan istrinya (paman Mantan Presiden RI Soeharto)
Gambar 27 Koleksi foto saat Soeharto berkunjung di Padepokan Pak Bei Tani
(42)
Gambar 28 Koleksi foto Soeharto saat bersama dengan istri Prawirowiharjo
(43)
C. Keunggulan dan Kekhasan Museum 1. Kitab Babonan
Gambar 30 Kitab babonan
Kitab Babonan ini dulunya digunakan untuk ruwatan semua dhalang sekitar Wonogiri, dengan tujuan untuk menolak bala. Disayang-kan kitab babonan yang ada di museum ini hanya dari foto copy saja.
2. Lukisan Semar Terkecil
Gambar 31 Lukisan semar terkecil dan Piagam Penghargaan
(44)
Lukisan semar terkecilnya ini dibuat oleh Ki Djoko Sutejo dengan ukuran 3 cm x 3 cm. Dan sudah tercatat rekor MURI pada bulan agustus 1998. Lukisan semar terkecil ini disumbangkan ke museum ini pada awal pembukaan museum yaitu pada tahun 2004. Dan lukisan ini menjadi icon dari koleksi museum ini.
3. Wayang Semar Pengruwatan
Gambar 32 Wayang semar untuk pengruwatan
Wayang Semar ini buatan tahun 1716 dari Baturetno (Wonogiri). Wayang Semar ini merupakan warisan dari nenek moyang dhalang Wonogiri, dahulu dipakai untuk upacara ritual ruwatan leluhur Ki Warsino Guno Sukasno pada masa kerajaan Kartasura +/- 229 tahun.
(45)
4. Blencong
Gambar 33 Blencong
Blencong pada jaman dahulu digunakan untuk penerangan dhalang pada saat pertunjukan wayang kulit purwa. Blencong dinyalakan dengan menggunakan minyak tanah dan dibakar pada sumbunya lalu digantung-kan.
5. R. Udowo
Gambar 34 Wayang kulit R.Udowo
Merupakan koleksi tertua di museum ini (dibuat tahun 1714). Koleksi RMT. Ki Lilik GHD (keturunan dhalang sejati ke 21).
(46)
6. Napak Tilas Mantan Presiden RI kedua Soeharto
Gambar 35 Foto mantan Presiden RI kedua Soeharto dan keluarganya
Sejak usia 7 tahun hingga dewasa mantan Presiden RI kedua Soeharto tinggal dirumah pamannya di Wuryantoro, yang sekarang telah diubah menjadi sebuah Museum Wayang Indonesia.
D. Target Karya 1. Media Lini Bawah (Below The Line)
a. Stasionery
1) Kartu Nama 2) Kop Surat 3) Amplop
b. Leaflet
c. X – Banner
(47)
g. Pin
h. Gantungan Kunci
i. Paper bag
j. Poster k. Kalender l. Umbul – umbul m. Kipas Tangan n. Map mini o. Jam dinding
2. Media Lini Atas (Above The Line) a. Iklan Koran
b. Website
c. Billboard
E. Kompetitor
Kompetitor adalah bidang usaha yang sejenis dalam waktu ruang yang sama digunakan sebagai pembanding. Museum Wayang Indonesia merupakan tempat wisata yang harus kita kunjungi, dalam hal ini yang menjadi pembandingnya, yaitu :
1. Museum Kekayon
Museum ini terletak di Jalan Raya Jogja-Wonosari km 7 No. 277, Bantul, Yogyakarta, Indonesia. Museum yang menggambarkan sejarah bangsa Indonesia sekaligus kesenian wayang ini didirikan
(48)
pada 23 Juli 1990 oleh Soedjono Prawirohadikusumo, seorang dokter spesialis kesehatan jiwa. Ia mempercayai bahwa kesenian wayang mampu mengantarkan seseorang memahami ilmu pengetahuan sekali-gus tata krama serta menuju kedewasaan, dalam arti seseorang dapat mentransformasikan ilmunya pada generasi penerus. Museum Kekayon menyajikan rekaman yang langka itu di lokasi berdirinya, kurang lebih 1 km dari Ring Road Timur Wonosari.
2. Museum Wayang di Jakarta
Di Kawasan Kota Tua Batavia, ada sebuah museum yang bernama Museum Wayang. Museum ini terletak 1 area dengan museum Fatahillah, berdekatan dengan Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri dan juga Museum Keramik. Tepatnya mu-seum ini terletak di Jalan Pintu Besar Utara No.27 Jakarta Kota 11110. Museum ini menyimpan koleksi wayang dari daerah-daerah di Indonesia seperti Jawa, Sunda, Bali, Lombok, Sumatera dan juga luar negeri antara lain Malaysia, Suriname, Kelantan, Perancis, Kamboja, India, Pakistan, Vietnam, Inggis, Amerika dan Thailand. Jumlah koleksinya kurang lebih 5.147 buah yang diperoleh dari pembelian, hibah, sumbangan dan titipan.
Saat memasuki gedung museum, kita akan disambut oleh sepasang “Ondel-ondel” yaitu kesenian tradisional betawi. Selain wayang, seluruh perlengkapan seputar ‘perwayangan’ juga dipajang
(49)
membuat bayangan di belakang layar yang disebut Lampu Blencong, juga ada alat musik pengiring seperti gamelan, panggung yang biasa dipakai untuk panggung boneka, dll. Koleksi Wayang di dalam Museum ini terdiri dari beberapa perangkat Wayang Kulit, Wayang Golek, berbagai topeng, wayang kaca, wayang seng, lukisan dan boneka-boneka dari luar negeri. Beberapa koleksi langka dari Nusantara antara lain Wayang Intan, Wayang Suket, Wayang Beber dan Wayang Revolusi.
(50)
BAB III
KONSEP PERANCANGAN A. Strategi Perancangan
Kebudayaan yang dimiliki suatu daerah adalah aset berharga bagi daerah tersebut, karena dengan kebudayaan tersebut merupakan daya tarik bagi wisata-wan yang datang. Untuk mendukung hal tersebut, sangat perlu dirancang promosi yang dapat menarik perhatian wisatawan. Promosi yang tidak terlepas dari pemilihan media yang tepat, sesuai dengan segmen pasar yang dituju. Dalam permasalahan tersebut dituntut bagaimana mempromosikan Museum Wayang Indonesia di Kabupaten Wonogiri agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Promosi Museum Wayang Indonesia di Kabupaten Wonogiri dilakukan dengan menggunakan iklan. Untuk memperkenalkan Museum Wayang Indonesia kepada masyarakat melalui promosi, tidak lepas dari tujuan iklan yang dikenal dengan AIDCA (Awareness, Interest, Desire, Conviction dan Action), (Renald Kasali,1992:1) yang mempunyai pengertian sebagai berikut :
1. Awareness
Yaitu iklan harus bisa membuat orang memperhatikan akan maksud iklan setelah melihat atau mendengar iklan yang dibuat. Untuk itu dalam proses promosi ini, penulis akan membuat desain iklan dengan ilustrasi warna dan visual yang menarik agar menarik perhatian masyarakat.
2. Interest
(51)
harapkan calon konsumen dapat terangsang untuk membaca headline, sub headline, dan seterusnya. Headline dibuat dengan ilustrasi yang bagus agar menarik minat calon konsumen.
3. Desire
Yaitu iklan membuat berkeinginan untuk mencoba produk atau jasa yang ditawarkan. Dengan menampilkan gambar salah satu koleksi yang memiliki keunikan seperti lukisan semar terkecil dan sudah masuk MURI itu, mungkin bisa menarik minat masyarakat dan berkeinginan untuk datang ke Museum Wayang Indonesia.
4. Conviction
Yaitu iklan harus membuat orang percaya terhadap apa yang ditawarkan. Sesuai dengan perancangan iklan yang akan dibuat di atas, calon konsumen bisa percaya dan berkeinginan untuk datang ke Museum Wayang Indonesia.
5. Action
Yaitu membuat orang bertindak untuk membeli atau menggunakan barang ataupun jasa yang ditawarkan dalam iklan. Dalam hal ini, calon konsumen yang sudah percaya dan tertarik dengan iklan tersebut bisa melakukan tindakan mau datang dan berkunjung ke Museum Wayang Indonesia.
(52)
B. Strategi Kreatif
Berbagai cara pendekatan harus dilakukan, diantaranya melalui strategi yang mampu menempatkan citra atau image Museum Wayang Wuryantoro.
Citra dapat dibangun melalui strategi kreatif pemasaran, yaitu bagaimana pesan disampaikan dapat dipahami sebagai sesuatu yang dapat menarik perhatian dan membangkitkan ketertarikan khalayak (Marisson, 2007:265).
Diperlukan strategi kreatif dalam mempromosikan Museum Wayang Indonesia di Kabupaten Wonogiri melalui perancangan visual foto koleksi wayang sebagai penguatnya, dengan tujuan :
1. Memperkenalkan Museum Wayang Indonesia yang memiliki keelokan koleksi wayang sebagai museum yang layak dikunjungi untuk tujuan wisata. 2. Menarik perhatian para wisatawan asing maupun domestik untuk
meningkatkan pengunjung ke Museum Wayang Indonesia.
3. Memperkuat memorable (kenangan) para wisatawan yang berkunjung ke Museum Wayang Indonesia akan keelokan koleksi wayangnya, sehingga diharapkan para wisatawan akan kembali lagi berkunjung ke museum ini.
Pencitraan Museum Wayang Indonesia melalui positioning dan unique selling preposition (USP) secara garis besar diaplikasikan ke dalam strategi konsep perancangan promosi yang dapat diartikan sebagai upaya-upaya suatu produk untuk mempengaruhi calon konsumen agar mau melakukan pembelian di tempat (immediately stimulating purchase) (Kasali, 1992 : 10), yaitu sebagai berikut :
(53)
1. Positioning
Positioning pada promosi Museum Wayang Indonesia adalah konsumen akan diperkenalkan dengan koleksi wayang unggulan yang ada di museum wayang ini. Sehingga ada kesan keunikan dari Museum Wayang Indonesia ini pada waktu para wisatawan menginjakkan kaki di museum ini. Hal ini tentunya akan memberikan memorable (kenangan) bagi para wisatawan sehingga mereka akan terus ingat keelokan dari museum ini. Dengan memperkenalkan pengemasan brand Museum Wayang Indonesia Kabupaten Wonogiri yang dibangun untuk dicitrakan maka diharapkan mendapat tempat dihati masyarakat hingga mencapai tingkat loyalitas.
2. Unique Selling Preposition (USP)
Unique Selling Preposition pada promosi Museum Wayang Indonesia di Kabupaten Wonogiri ini adalah pada sejarah masa kecil Presiden RI kedua Soeharto. Karena beliau pernah tinggal di rumah itu yang sekarang dijadikan museum wayang. Di museum ini ada beberapa peninggalan dari Presiden RI Soeharto. Seperti bekas sumur dan bak mandi yang dulu pernah dipakai dan dibuat sendiri oleh Soeharto, dan meja saat beliau Sekolah Rakyat (SR) di Wuryantoro. Selain itu, di museum itu juga ada koleksi foto saat Soeharto berada di rumah itu.
Dalam proses perancangan ini perlu dibentuk strategi visual, baik strategi visual secara umum, verbal maupun secara non verbal.
(54)
1. Strategi Visual Secara Umum
a. Menggunakan desain visual dan layout yang unik dalam visualisasi di tiap media promosinya agar terlihat menarik, informatif dan komunikatif. Dalam promosi Museum Wayang Indonesia ini, desain menggunakan nuansa warna dominan coklat dan menampilkan foto-foto koleksi wayang agar terlihat keeksotisan dari museum ini.
b. Menciptakan identitas atau karakteristik yang mempunyai ciri sendiri baik dalam logo, warna, slogan dan tipografi yang representatif sehingga dapat menanamkan brand image Museum Wayang Indonesia. Dalam promosi ini logo menggunakan icon wayang Semar pada huruf “g” nya, agar calon konsumen mengetahui keunggulan koleksi yang dimiliki oleh Museum Wayang Indonesia ini. Untuk warnanya meng-gunakan dominan warna coklat, karena warna coklat merupakan warna yang cocok untuk promosi kesenian wayang. Slogan yang digunakan juga menunjukkan bahwa mempelajari wayang itu menyenangkan.
2. Strategi Visual Verbal
a. Headline
Headline yang digunakan pada material promosi Museum Wayang Indonesia adalah :
(55)
b. Bodycopy
Kata “Ayo, Kenali Seni Wayang Kita” mengandung arti mengajak khalayak yang membaca untuk berkunjung ke Museum Wayang Indonesia sekaligus menjelaskan nama produk yang ditawarkan. Bodycopy pada promosi Museum Wayang Indonesia adalah Lukisan semar terkecil yang sudah masuk rekor MURI pada agustus 1998, Blencong untuk penerangan pada pementasan wayang yang sudah tidak pernah kita jumpai, Napak tilas mantan Presiden RI kedua Soeharto, dll.
c. Baseline (kalimat dasar)
Baseline yang digunakan pada materi promosi Museum Wayang Indonesia adalah :
Informasi : Museum Wayang Indonesia Kabupaten Wonogiri.
Jalan raya Wonogiri-Wuryantoro km 13, RT 01 RW 03 Wonogiri Jawa Tengah 57661.
www.museumwayangwuryantoro.com
Alamat website menggunakan nama Museum Wayang Wuryantoro karena apabila menggunakan nama Museum Wayang Indonesia cakupannya terlalu luas.
d. Slogan
Slogan dapat membantu untuk mengenalkan atau menanamkan citra produk pada benak masyarakat. Slogan yang dipakai pada materi promosi Museum Wayang Indonesia adalah :
“Asyiknya Mempelajari Wayang”
commit to user
(56)
3. Strategi Visual Non Verbal
a. Layout
Jenis layout yang dipakai dalam promosi pengenalan Museum Wayang Indonesia adalah :
Multipanel Layout
Bentuk iklan dimana satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama (Adi Kusrianto, 2007: 311). Seperti, x-banner, poster, leaflet, dan iklan yang lain didesain dengan tema visual yang sama.
b. Ilustrasi
Ilustrasi merupakan suatu seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual (Adi Kusrianto, 2007:140). Dalam materi promosi Museum Wayang Indonesia, ilustrasi yang dipakai adalah ilustrasi yang berupa foto dari koleksi wayang di museum wayang ini. Menggunakan foto wayang golek, wayang R.udowo, wayang punakawan, Blencong, dan lukisan semar terkecil. Penggunaan ilustrasi fotografi yang diolah, diharapkan bisa menjadi alat komunikasi yang efektif. Dengan foto, orang akan langsung bisa menangkap isi pesan dan tujuan iklan. Kekuatannya terletak pada kemampuannya untuk menampilkan kenyataan.
c. Tipografi
(57)
Wayang Indonesia akan koleksi wayangnya yang elok. Tipografinya harus sesuai dengan karakter museum itu sendiri dan juga komunikatif, padat makna, selain itu unsur futuristik harus ada didalamnya.
Maka jenis huruf yang akan dipilih diantaranya adalah : 1) Pump Demi Bold LET
Jenis huruf ini termasuk jenis san serif yang tidak memiliki sirip di ujungnya. Alasan memilih huruf ini karena mudah dibaca dan jelas.
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
1234567890
2) Grilled Cheese BTN Cn
Jenis huruf ini termasuk san serif tetapi agak bervariasi. Alasan memilih huruf ini karena dianggap memberi kesan santai dan tidak terlihat kaku.
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
1234567890
(58)
d. Logo
Gambar 36 Logo Museum Wayang Indonesia 1) Konsep Logo
Museum Wayang Indonesia merupakan salah satu museum di Kabupaten Wonogiri sebagai tujuan wisata untuk memperdalam penge-tahuan tentang kesenian wayang kita. Oleh karena itu Museum Wayang Indonesia harus memiliki visualisasi yang mampu mengajak atau mempromosikan museum ini sebagai museum yang elok akan koleksi wayangnya atau minimal mampu mewakili visual dari Museum Wayang Indonesia.
2) Dasar Bentuk dan Nilai Visual Logo
Logo “Ayo, kenali seni wayang kita !!” memiliki bentuk dasar tulisan Wayang yang didesain dengan font yang menarik dan dominan warna coklat, bermaksud agar orang yang melihat tertarik
(59)
wayang mempunyai dominan warna coklat. Kemudian tulisan wayang pada huruf “G” adalah visualisasi dari bentuk wayang Semar. Karena wayang Semar merupakan salah satu icon di museum ini.
(60)
Satuan dalam centimeter
(61)
Gambar 38 Colour Guide 1) Coklat
Warna coklat menggambarkan warna yang alami, kalem dan menarik. Warna ini dipilih karena menggambarkan koleksi wayang yang ada di Museum Wayang Indonesia.
2) Oranye
Warna oranye menggambarkan warna yang cerah, tegas dan sesuai untuk dipasangkan dengan warna coklat. Warna ini dipilih karena untuk membedakan tokoh wayang Semar yang menjadi koleksi di Museum Wayang Indonesia.
(62)
Satuan dalam centimeter
(63)
Gambar 40 Skala
commit to user
(64)
Satuan dalam centimeter
(65)
e. Warna
Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan, sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, gembira, mood atau semangat (Adi Kusrianto, 2007 : 46). Dalam pembuatan materi promosi Museum Wayang Indonesia ini, lebih banyak menggunakan foto-foto koleksi wayang di Museum Wayang Indonesia, yang cenderung menggunakan warna coklat. Penggunaan warna tersebut diharapkan mampu menggugah gairah, sebagai gaya hidup dan menarik perhatian pasar dewasa sesuai gaya desain yang dibuat. Warna tersebut juga bertujuan untuk menciptakan suasana yang akrab dan menyenangkan.
1) Coklat
Warna coklat menggambarkan warna alami dan kalem. War-na ini dipilih kareWar-na menggambarkan warWar-na alami dari wayang kulit. Penggunaan warna coklat ini diharapkan memberi kesan ke-sempurnaan pada Museum Wayang Indonesia sebagai tempat wisata yang menguatkan image Museum Wayang Indonesia sebagai tujuan wisata untuk mengetahui budaya wayang.
2) Oranye
Warna oranye merupakan warna yang cerah dan tegas untuk mempertegas icon wayang semar yang menjadi logo. Dan sesuai untuk dipasangkan dengan warna coklat. Diharapkan warna ini
(66)
menarik perhatian calon konsumen saat melihat iklan Museum Wayang Indonesia.
Gambar 42 Colour Guide
C. Media Placement
Media adalah segala sesuatu yang kita gunakan sebagai alat menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dalam hal ini yang akan disampaikan adalah promosi Museum Wayang Indonesia di Kabupaten Wonogiri kepada khalayak sasaran. Media yang digunakan adalah media lini atas (above the line) dan media lini bawah (below the line).
Menurut Frank Jeffkins (1997:86) media lini atas adalah media iklan luar ruang yang mengharuskan membayar komisi ke pihak tertentu. Contohnya iklan koran dan majalah, sedangkan media lini bawah biasanya media yang berada didalam perusahaan yang bersangkutan, jadi tidak harus membayar (pajak) ke pihak lain. Contohnya adalah leaflet dan kalender.
Berikut adalah media promosi yang akan direncanakan : 1. Media Lini Bawah (below the line)
(67)
1) Kartu nama
a) Alasan memilih media
Kartu nama digunakan sebagai identitas bagi orang yang melakukan promosi Museum Wayang Indonesia yang diberikan kepada orang atau masyarakat hingga jika masya-rakat memerlukan suatu informasi mengenai Museum Wayang Indonesia dapat menghubungi yang tercantum di dalam kartu nama.
b) Konsep desain
Kartu nama dibuat dengan bentuk persegi panjang dengan oval pada setiap sudutnya.
c) Placement
Biasanya penempatan media lini (kartu nama) langsung kepada pemegang.
2) Kertas Surat
a) Alasan memilih media
Karena dalam surat, kertas surat menunjukkan dari mana asal suatu surat dikirimkan dan menunjukkan surat itu resmi dikeluarkan dari perusahaan.
b) Konsep desain
Kop surat dibuat dengan menempatkan logo “Ayo, kenali seni wayang kita !!” pada bagian kiri atas, logo Museum
(68)
Wayang Indonesia pada bagian kanan atas dan alamat Museum Wayang Indonesia pada bagian bawah.
c) Placement
Media lini ditempatkan pada kantor maupun perusahaan dan biasanya media promosi kertas surat ini digunakan untuk keperluan surat-menyurat antar perusahaan maupun klien.
3) Amplop
a) Alasan memilih media
Amplop digunakan sebagai tempat menaruh surat. Amplop menunjukkan identitas dan asal dari surat ini dikirimkan. b) Konsep desain
Amplop dibuat dengan menempatkan logo “Ayo, kenali seni wayang kita !!”. Logo dan alamat Museum Wayang Indonesia pada bagian kiri amplop.
c) Placement
Media ini ditempatkan tidak jauh dari kertas surat karena media ini merupakan satu kesatuan dari kertas surat. Sehingga media ini dipasangkan dengan kertas surat dan digunakan untuk bagian surat-menyurat dari perusahaan kepada klien.
(69)
b. Leaflet
Berwujud sehelai kertas dari bahan yang agak kaku (tidak terlalu mudah ditekuk, robek dan dilipat) (F. Jefkins, 1997:137).
1) Alasan memilih media
Media yang menyampaikan informasi Museum Wayang Indonesia dalam bentuk point-point utama pada khalayak dengan ukuran yang ringkas sehingga mudah masuk dalam saku ataupun dalam amplop.
2) Konsep desain
Berisi point-point utama Museum Wayang Indonesia, logo “Ayo, kenali seni wayang kita !!” pada bagian depan. Bagian belakang terdapat keterangan nama-nama koleksi Museum Wayang Indonesia.
3) Placement
Dimasukkan di dalam map dan diletakkan di bagian informasi di terminal dan stasiun.
c. X-Banner
Media dalam ruang yang berisikan pesan secara singkat dan jelas tanpa banyak kalimat serta gambar. Kelebihannya fleksi-belitas terhadap penempatan karena ukurannya yang cukup kecil. Kelemahannya yaitu ukuran yang relatif kecil sehingga menimbul-kan keterbatasan informasi yang disampaimenimbul-kan.
(70)
1) Alasan memilih media
X-banner merupakan media yang fleksibel karena bisa tempatkan di semua tempat, mudah dipindah dan mudah di-bongkar pasang.
2) Konsep desain
Menempatkan beberapa ilustrasi foto koleksi wayang Museum Wayang Indonesia di bagian tengah, logo “Ayo, kenali seni wayang kita !!” pada bagian atas, logo Museum Wayang Indonesia pada bagian atas dan alamat pada bagian bawah.
3) Placement
Ditempatkan di lobi hotel dan kantor tour dan travel penyedia paket wisata, tiket bus dan tiket pesawat.
d. Kaos
1) Alasan memilih media
Kaos difungsikan sebagai cinderamata sehingga bisa menjadi kenang-kenangan dan sekaligus menjadi media promosi secara tidak langsung bagi Museum Wayang Indonesia ketika kaos itu dikenakan.
2) Konsep desain
Kaos berwarna putih pada bagian depan bertuliskan logo “Ayo, kenali seni wayang kita !!” pada bagian belakang bertuliskan slogan “asyiknya mempelajari wayang”.
(71)
3) Placement
Kaos untuk dikenakan seseorang.
Distribusi : dijual di tempat wisata Museum Wayang Indonesia. e. Mug
Mug adalah cangkir yang dapat digunakan sebagai mdia promosi dan biasanya diberikan kepada pelanggan sebagai media yang mengingatkan konsumen pada nama perusahaan.
1) Alasan memilih media
Mug difungsikan sebagai cinderamata sehingga bisa menjadi kenang-kenangan, mug merupakan benda yang sering diguna-kan sehingga dapat selalu mengingatdiguna-kan terhadap Museum Wayang Indonesia.
2) Konsep desain
Mug berwarna putih dengan menggunakan logo “Ayo, kenali seni wayang kita !!” berukuran besar di tengah.
3) Placement
Mug untuk tempat minum.
Distribusi : dijual di tempat wisata Museum Wayang Indonesia.
f. Sticker
1) Alasan memilih media
Sticker difungsikan sebagai cinderamata sehingga bisa menjadi kenang-kenangan sekaligus bisa menjadi media promosi secara tidak langsung bagi Museum Wayang Indonesia kalau sticker
(72)
tersebut ditempelkan di kendaraan atau di tempat yang stra-tegis.
2) Konsep desain
Sticker dibuat dengan teknik cutting berupa logo “Ayo, kenali seni wayang kita !!”.
3) Placement
Sticker untuk ditempelkan pada mobil atau tempat-tempat yang sering dilewati orang.
Distribusi : dibagikan secara gratis kepada pengunjung Museum Wayang Indonesia.
g. Pin
1) Alasan memilih media
Pin adalah benda yang kecil yang sering digunakan sebagai hiasan tas, baju ataupun jaket. Bisa menjadi media promosi secara tidak langsung bagi Museum Wayang Indonesia.
2) Konsep desain
Pin berukuran 5,8 cm menggunakan ilustrasi foto dan logo “Ayo, kenali seni wayang kita !!”.
3) Placement
Dipakai di tas, baju, ataupun jaket.
Distibusi : dibagikan secara gratis kepada wisatawan ketika berkunjung di Musem Wayang Indonesia.
(73)
h. Gantungan kunci
1) Alasan memilih media
Gantungan kunci digunakan sebagai hiasan atau juga penanda kunci agar tidak mudah hilang atau tertukar. Bisa menjadi media promosi secara tidak langsung bagi Museum Wayang Indonesia.
2) Konsep desain
Gantungan kunci terbuat dari acrylic berbentuk persegi panjang berukuran 3 cm x 7 cm. Berupa logo “Ayo, kenali seni wayang kita !!”.
3) Placement
Digunakan untuk penanda kunci.
Distribusi : Gantungan kunci dijual di tempat wisata Museum Wayang Indonesia.
i. Paper bag
1) Alasan memilih media
Paper bag merupakan wadah yang digunakan untuk membawa barang-barang yang telah dibeli dan disini dapat dimanfaatkan sebagai media iklan gratis.
2) Konsep desain
Paper bag dibuat dengan ukuran 9 x 33 x 20 cm, dengan dominan warna coklat. Menggunakan ilustrasi foto dan ketera
(74)
ngan nama Museum Wayang Indonesia. Serta menggunakan logo “Ayo, kenali seni wayang kita !!”.
3) Placement
Digunakan sebagai wadah atau tempat cinderamata. j. Poster
Poster adalah pemberitahuan secara tertulis atau lembaran tercetak berukuran besar. Keunggulan poster adalah kemampuannya untuk menampilkan ilustrasi visual dan warna yang menarik. Isi pesan tergambarkan secara jelas dan dapat dipasangkan di tempat-tempat keramaian.
1) Alasan memilih media
Poster dapat lebih lama dibaca khalayak dan pesan akan disampaikan secara cepat dan efisien.
2) Konsep desain
Poster dibuat dengan menggunakan kertas ukuran A3, dengan menggunakan ilustrasi foto sebagai point interest dipadukan dengan headline “Ayo, kenali seni wayang kita !!”.
3) Placement
Poster ditempelkan di papan informasi di kantor tour dan travel, stasiun, terminal dan juga di sekolah-sekolah.
(75)
k. Kalender
1) Alasan memilih media
Salah satu media lini bawah yang sangat populer. Kalender mempunyai karakter umur yang panjang (dapat dipakai selama 1 tahun). Kalender biasanya dicetak di atas kertas dan berfungsi sebagai petunjuk hari, tanggal, bulan dan tahun. Image Museum Wayang Indonesia.
2) Konsep desain
Elemen desainnya sederhana dengan ilustrasi foto, selain terdiri dari hari, tanggal, bulan dan tahun, juga terdapat logo perusa-haan untuk memperkuat.
3) Placement
Diletakkan di lobi hotel, kantor tour.
Distribusi : Kalender diberikan kepada wisatawan sebagai bonus setiap pembelian cinderamata dalam jumlah tertentu. l. Umbul-umbul
1) Alasan memilih media
Umbul-umbul merupakan media yang berfungsi suatu tanda untuk menandai sebuah letak perusahaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai media promosi sehingga didesain se-menarik mungkin sesuai dengan konsep desain. Umbul-umbul juga bisa dijadikan pertanda sudah memasuki area wisata.
(76)
2) Konsep desain
Berisi logo “Ayo, kenali seni wayang kita !!” dan nama lokasi Museum Wayang Indonesia.
3) Placement
Dipasang pada sepanjang jalan masuk area Museum Wayang Indonesia
m. Kipas tangan
1) Alasan memilih media
Kipas tangan difungsikan sebagai cinderamata sehingga bisa menjadi kenang-kenangan dan sekaligus menjadi media promosi secara tidak langsung bagi Museum Wayang Indo-nesia ketika kipas tersebut dikenakan. Kipas juga dapat lebih lama dibaca khalayak dan pesan akan disampaikan secara cepat dan efisien, karena kipas mudah dibawa kemana-mana.
2) Konsep desain
Kipas dibuat dengan menggunakan bambu sebagai kerangka-nya dan kertas art paper 110 gr dengan logo . “Ayo, kenali seni wayang kita !!”
3) Placement
Dikenakan dimana saja sesuai keperluan.
Distribusi : Kipas tangan dijual di tempat wisata Museum Wayang Indonesia.
(77)
n. Map mini
1) Alasan memilih media
Map mini digunakan sebagai kemasan untuk leaflet agar lebih ringkas dan tidak mudah rusak.
2) Konsep desain
Map mini berukuran separuh A3, terdapat logo “Ayo, kenali seni wayang kita !!” pada bagian depan dan bagian belakang berisi logo dan alamat Museum Wayang Indonesa.
3) Placement
Digunakan sebagai wadah leaflet dan diletakkan di tempat wisata atau di kantor tour.
o. Jam Dinding
1) Alasan memilih media
Jam dinding sebagai cinderamata sehingga bisa menjadi kenang-kenangan dan sekaligus menjadi media promosi secara tidak langsung bagi Museum Wayang Indonesia ketika jam dinding dipasang di suatu tempat.
2) Konsep desain
Berisi logo “ayo, kenali seni wayang kita !!” dan slogan.
3) Placement
Dipasang di Museum Wayang Indonesia
Distribusi : Jam dinding dijual di Museum Wayang Indonesia.
(78)
2. Media Lini Atas (above the line) a. Iklan koran
1) Alasan memilih media
Iklan surat kabar merupakan iklan yang berisi informasi tentang produk yang ditawarkan. Media ini mempunyai kate-gori jangkauan lokal hingga nasional, dengan adanya iklan koran ini konsumen dari luar daerah pun dapat mengetahui tentang Museum Wayang Indonesia karena koran beredar tidak hanya pada satu daerah saja namun dapat menjangkau daerah lain.
2) Konsep desain
Iklan koran didesain dengan dominan warna coklat sebagai background. Menggunakan ilustrasi foto koleksi wayang Museum Wayang Indonesia, slogan dan logo.
3) Placement
Iklan akan ditempatkan di koran atau surat kabar lokal yang merupakan surat kabar yang mempunyai segmentasi mene-ngah keatas. Surat kabar yang akan dipakai adalah Jawa pos, dengan ukuran 4 kolom (1 kolom = 45 mm), halaman nusantara rubrik budaya dengan durasi 1 kali terbit.
(79)
b. Website
1) Alasan memilih media
Website adalah media komunikasi yang bersifat global karena semua orang dari seluruh penjuru dunia bisa mengakses data-data mengenai Museum Wayang Indonesia.
2) Konsep desain
Desain website ini menampilkan elemen grafis yang me-ngambil dari logo “Ayo, kenali seni wayang kita !!” dan ilus-trasi foto koleksi wayang Museum Wayang Indonesia. Konsep sederhana memberi kesan elegan dan informatif karena page dibuat sesederhana mungkin dan dibuat agar tidak menunggu lama saat browsing.
3) Placement
Website akan diupload di jaringan internet dengan nama domain www.museumwayangwuryantoro.com.
c. Billboard
1) Alasan memilih media
Billboard adalah media yang mempunyai ukuran lebar hingga akan mudah dibaca oleh pengguna jalan yang lewat, maka akan banyak orang yang memperoleh informasi dari media ini.
(80)
2) Konsep desain
Billboard didesain dengan dominan warna coklat sebagai background. Menggunakan ilustrasi foto koleksi wayang Mu-seum Wayang Indonesia dan logo.
3) Placement
Billboard akan diletakkan di jalan raya perbatasan Kabupaten Wonogiri dengan kabupaten tetangga, seperti jalan raya Sukoharjo-Wonogiri, Pacitan-Wonogiri.
(81)
D. Tabel Estiminasi Biaya
NO. Media Ukuran Jumlah Biaya (RP)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Kartu nama Kop Surat Amplop Paper Bag Leaflet X-Banner Kaos Mug Sticker Pin Gantungan Kunci Poster Kipas Tangan Kalender Map mini Umbul-umbul Jam dinding Iklan koran Website Billboard
5 x 9 cm A4 (21 x 29,7) 11 x 23 cm 26 x 14 x 6 cm 10 x 21 cm 160 x 60 cm Size L
D= 9cm,T=9cm 18 x 10 cm D= 5,8 cm 3 x 7 cm 31 x 45 cm D= 20 cm 14 x 21 cm 11 x 22 cm 450 x 110 cm D= 28 cm 38 x 120 mm 800 x 600 px 5 x 10 m
I rim 1 rim 1 rim 500 exp 500 exp 2 buah 2 buah 3 buah 10 buah 10 buah 5 buah 50 buah 10 buah 10 buah 500 buah 10 buah 2 buah 1 buah 1 buah 2 buah 200.000 250.000 150.000 1.250.000 250.000 100.000 100.000 45.000 30.000 20.000 20.000 250.000 30.000 120.000 750.000 200.000 70.000 100.000 200.000 4.000.000 JUMLAH 8.135.000
Gambar 43 Tabel Estiminasi Biaya
commit to user
(82)
BAB IV
VISUALISASI KARYA A. Media Lini Bawah
1. Stationery
a. Kartu Nama
Gambar 44 Kartu nama
Format Desain : Landscape Realisasi : Digital Print Proses Visualisasi : Corel Draw X4 Ukuran : 9 cm x 5 cm
Ilustrasi Desain : Logo “ayo, kenali seni wayang kita !!” Media Bahan : art paper, laminasi doff
Tipografi : Arial
Placement : Diberikan kepada pengunjung museum
(83)
b. Kertas Surat
Gambar 45 Kop Surat
Format Desain : Potrait Realisasi : Cetak Offset Proses Visualisasi : Corel Draw X4 Ukuran : 21 cm x 29,7 cm
Ilustrasi Desain : Logo “ayo, kenali seni wayang kita !!” Media Bahan : Kertas HVS 80gr
Tipografi : Arial
Placement : diletakkan di meja kantor.
(84)
c. Amplop
Gambar 46 Amplop
Format Desain : Landscape Realisasi : Cetak Offset Proses Visualisasi : Corel Draw X4 Ukuran : 11 cm x 23 cm
Ilustrasi Desain : Logo “ayo, kenali seni wayang kita !!” Media Bahan : Kertas HVS 80gr
Tipografi : Arial
(85)
2. Leaflet
Gambar 47 Leaflet
Format Desain : Potrait Realisasi : Cetak Offset Proses Visualisasi : Corel Draw X4 Ukuran : 10 cm x 21 cm
Ilustrasi Desain : Logo “ayo, kenali seni wayang kita !!”, logo museum dan alamat, foto-foto beserta keterangan
(86)
nama-nama koleksi yang ada di Museum Wayang Wuryantoro
Media bahan : Art Paper 210gr
Tipografi : Arial
Placement : Leaflet diletakkan dibagian informasi di terminal
(87)
3. X-Banner
Gambar 48 X-Banner
commit to user
(88)
Format Desain : Potrait Realisasi : Digital Print Proses Visualisasi : Corel Draw X4 Ukuran : 160 cm 60 cm
Ilustrasi Desain : Logo “ayo, kenali seni wayang kita !!”, logo Museum dan alamat, foto-foto koleksi Museum Wayang Wuryantoro
Media Bahan : MMT Tipografi : Arial
Placement : Ditempatkan di lobi hotel dan kantor tour dan
travel penyedia paket wisata, tiket bus, dan tiket pesawat.
(89)
4. Kaos
Gambar 49 Kaos
Format Desain : Potrait Realisasi : Sablon Proses Visualisasi : Corel Draw X4 Ukuran : All Size
Ilustrasi Desain : Logo “ayo, kenali seni wayang kita !!” Media Bahan : Kain Katun
Tipografi : Caligraph BT
Placement : Untuk dikenakan,
distribusi : dijual di Museum Wayang Indonesia.
(90)
5. Mug
Gambar 50 Mug
Format Desain : Potrait Realisasi : Sablon Proses Visualisasi : Corel Draw X4
Ukuran : diameter 9 cm, tinggi 9 cm
Ilustrasi Desain : Logo “ayo, kenali seni wayang kita !!” Media bahan : Keramik
Tipografi : Caligraph BT
Placement : Untuk tempat minum,
(91)
6. Sticker
Gambar 51 Stiker
Format Desain : Landscape Realisasi : Cutting
Proses Visualisasi : Corel Draw X4 Ukuran : 18 cm x 10 cm
Ilustrasi Desain : Logo “ayo, kenali seni wayang kita !!” Media Bahan : Kertas Sticker
Tipografi : Caligraph BT
Placement : Ditempel di kendaraan atau di tempat-tempat
ramai,
Distribusi : Sticker diberikan kepada pengunjung Museum Wayang Wuryantoro.
(92)
7. Pin
Gambar 52 Pin
Format Desain : Potrait Realisasi : Digital Print Proses Visualisasi : Corel Draw X4 Ukuran : diameter 5,8 cm
Ilustrasi Desain : Logo “ayo, kenali seni wayang kita !!” dan slogan, serta ilustrasi peta.
Media Bahan : HVS 80gr, laminasi doff, bahan pin siap pakai Tipografi : Arial
Placement : Untuk hiasan baju, tas, dan jaket,
Distribusi : Dibagikan secara gratis kepada wisatawan ketika berkunjung di Museum Wayang
(93)
8. Gantungan Kunci
Gambar 53 Gantungan kunci
Format Desain : Landscape
Realisasi : dibentuk dan ditempel Proses Visualisasi : Corel Draw X4 Ukuran : 3 cm x 7 cm
Ilustrasi Desain : Logo “ayo, kenali seni wayang kita !!” Media Bahan : Acrylic
Tipografi : Caligraph BT
Placement : Sebagai penanda kunci,
Distribusi : Gantungan Kunci dijual di Museum Wayang Wuryantoro.
(94)
9. Paper Bag
Gambar 54 Paper bag
Format Desain : Potrait Realisasi : Cetak Offset Proses Visualisasi : Corel Draw X4 Ukuran : 26 cm x 14 cm x 6 cm
(95)
Ilustrasi Desain : Logo “ayo, kenali seni wayang kita !!” dan foto-foto beserta nama-nama koleksi Museum Wayang Wuryantoro
Media Bahan : Art Carton, 210gr Tipografi : Arial
Placement : Digunakan sebagai wadah atau tempat
cinderamata dari Museum Wayang Wuryantoro.
(96)
10.Poster
Gambar 55 Poster
(97)
Proses Visualisasi : Corel Draw X4 Ukuran : 31 cm x 45 cm
Ilustrasi Desain : Logo “ayo, kenali seni wayang kita !!”, logo museum dan alamat, foto-foto koleksi Museum Wayang Wuryantoro.
Media Bahan : Art Paper Tipografi : Arial
Placement : Poster ditempel di papan informasi di kantor tour
dan travel, stasiun, terminal dan juga di sekolah perguruan tinggi.
(98)
11.Kipas Tangan
Gambar 56 Kipas tangan
Format Desain : Landscape Realisasi : Digital Print Proses Visualisasi : Corel Draw X4 Ukuran : Diameter 20 cm
Ilustrasi Desain : Logo “ayo, kenali seni wayang kita !!” Media Bahan : art paper 110 gr
Tipografi : Caligraph BT
Placement : Dipakai dimana saja sesuai keperluan,
Distribusi : Kipas tangan dijual di Museum Wayang Wuryantoro.
(99)
12.Kalender
Gambar 57 Kalender tampak depan
Gambar 58 Detail kalender
commit to user
(100)
Format Desain : Landscape Realisasi : Cetak Offset Proses Visualisasi : Corel Draw X4 Ukuran : 14 cmx 21 cm
Ilustrasi Desain : Logo “ayo, kenali seni wayang kita !!” dan foto-foto koleksi di Museum Wayang Wuryantoro. Media Bahan : Art paper 210 gr
Tipografi : Arial
Placement : Kalender ditempatkan di kantor tour,
Kalender diberikan kepada wisatawan sebagai merchandise atau sebagai bonus setiap pembelian cinderamata dalam jumlah tertentu.
(1)
15.Jam dinding
Gambar 61 Jam dinding
Format Desain : Potrait Realisasi : Digital print Proses Visualisasi : Corel Draw X4 Ukuran : diameter 28 cm
Ilustrasi Desain : Logo “ayo, kenali seni wayang kita !!” Media Bahan : art paper 210 gr
Tipografi : Chaligraph BT
Placement : Dipasang di Museum Wayang Indonesia
Distribusi : dijual di Museum Wayang Indonesia.
(2)
B. Media Lini Atas (above the line)
1. Iklan Koran
Gambar 62 Iklan koran
Format Desain : Landscape Realisasi : Jawa Pos Proses Visualisasi : Corel Draw X4 Ukuran : 2 kolom (38x120 mm)
Ilustrasi Desain : Logo “ayo, kenali seni wayang kita !!”, foto-foto koleksi museum beserta nama-nama koleksi. Media Bahan : Kertas Koran
(3)
2. Website
Gambar 63 Website
Nama Website : www.museumwayangwuryantoro.com
Ilustrasi Desain : Logo “ayo, kenali seni wayang kita !!”, foto-foto koleksi museum.
Tipografi : Arial
Proses Visualisasi : Photoshop Cs 3 dan Dreamweaver 8
Placement : Website akan diupload di jaringan internet dengan nama domain
www.museumwayangwuryantoro.com
(4)
3. Billboard
Gambar 64 Billboard
Format Desain : Landscape Realisasi : Digital Print Proses Visualisasi : Corel Draw X4 Ukuran : 5m x 10m
Ilustrasi Desain : Logo “ayo, kenali seni wayang kita !!”, foto-foto koleksi museum.
Media Bahan : MMT Tipografi : Arial
Placement : Billboard akan diletakkan di jalan raya perbatasan Kabupaten Wonogiri dengan Kabupaten tetangga,
(5)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembuatan promosi tentang produk ataupun jasa, pembuat desain promosi dihadapkan pada konsekuensi. Artinya, dalam membuat perancangan promosi harus memperhatikan apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana.
Apa, artinya jenis produk atau jasa yang akan dipromosikan. Pembuat iklan harus mengetahui karakter produk atau jasa yang akan ditawarkan. Siapa, artinya segmen atau market yang dituju, hal ini sangat penting karena akan mempengaruhi sampai tidaknya pesan yang akan disampaikan. Segmen atau target market dapat digolongkan sesuai klasifikasinya masing-masing. Kapan, yaitu waktu dari iklan akan ditayangkan harus sesuai dengan kondisi sosial yang terjadi pada masa itu. Dimana, artinya luasan sasaran yang dituju. Setelah mem-perhatikan faktor-faktor diatas, langkah selanjutnya adalah bagaimana mencipta-kan desain promosi yang memenuhi elemen-elemen penting diatas.
Dalam promosi Museum Wayang Indonesia ini, penulis diharapkan de-ngan koleksi wayangnya dapat mencangkup keseluruhan, sehingga dalam peran-cangan promosi yang dibuat harus benar-benar detail dalam menentukan konsep yang akan dibuat. Dengan harapan, rancangan promosi yang dibuat mampu me-wujudkan tujuan awal yaitu menumbuhkan rasa cinta terhadap kesenian wayang.
(6)
B. Saran
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyarankan agar Museum Wayang Indonesia lebih giat lagi dalam melakukan promosi, dan yang paling penting adalah mampu menciptakan promosi yang efektif dan tepat sasaran. Sehingga akan dapat mewujudkan tujuan dari promosi Museum Wayang Indonesia yaitu memperkenalkan Museum Wayang Indonesia yang memiliki koleksi-koleksi wayang yang patut untuk kita lestarikan.