Pengaruh psikokuratif terhadap kecemasan, persalinan, dan keberhasilan inisiasi menyusu dini NASKAH PUBLIKASI
commit to user
Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran
NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH PSIKOKURATIF TERHADAP KECEMASAN, LAMA PERSALINAN, DAN KEBERHASILAN
INISIASI MENYUSU DINI
Siti Nurjanah (R1115084)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2016
(2)
commit to user
PENGARUH PSIKOKURATIF TERHADAP KECEMASAN, LAMA
PERSALINAN, DAN KEBERHASILAN
INISIASI MENYUSU DINI
Effect of Psychocurative Treatment on the Anxiety Lowering, the Length of Labor, and the Early Breastfeeding Initiation Successfulness
Siti Nurjanah*), Soetrisno*), Hardiningsih*)
*)Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
1)Siti Nurjanah, Prodi D IV Bidan Pendidik, Fakultas Kedokteran, UNS
2)Soetrisno, Bagian Obstetri dan Ginekologi, RSDM Moewardi, Surakarta
3)Hardiningsih, Prodi D III Kebidanan Fakultas Kedokteran, UNS
e-mail:
sitinurjanah@student.uns.ac.id
ABSTRACT
Background: Psychocurative treatment is actions consisting of cognitive,
spiritual, social, and physical supports to change the excessive anxiety
perception (distress) to eustress (positive condition). The objective of this
research is to investigate the effect of the psychocurative treatment on the anxiety lowering, the length of labor, and the early breastfeeding initiation successfulness.
Method: This research used the quasi experimental research method with the
pretest-posttest control group design. Its samples were taken by using the incidental sampling technique and consisted of 40 respondents: 20 in the intervention group and 20 in the control group. The data of research were collected through T-MAS questionnaire and pantograph and analyzed by using the the t-test and the manova test
Result: The psycho curative treatment affected the anxiety-lowering as
indicated by the p-value = 0.00 which was less than 0.05; the length of labor as shown by the p- value = 0.019 which was less than 0.05; the early breastfeeding initiation successfulness as specified by the p- value = 0.025 which was less than 0.05. The result of the manova data shows that the p-value was 0.00, which was less than 0.05 with the difference of mean range of the anxiety of -4.900, the difference of the length of labor of -1.000, and that of the early breastfeeding initiation successfulness of -0.35.
(3)
commit to user
Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran
Conclusion: Psychocurative treatment had an effect on the anxiety lowering,
the length of labor, and early breastfeeding initiation, but it dominantly affected the anxiety-lowering.
Keywords: Psycho curative, anxiety, length of labor, early breastfeeding
initiation successfullness.
ABSTRAK
Latar belakang : Psikokuratif merupakan tindakan yang terdiri atas dukungan
kognitif, dukungan spiritual, dukungan sosial, dan dukungan fisik untuk mengubah persepsi kecemasan berlebih (disstres) menjadi eustres keadaan positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh psikokuratif terhadap penurunan kecemasan, lama persalinan, dan keberhasilan inisiasi menyusu dini.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini quasi experiment dengan rancangan
pretest-posttest control group design. Pada penelitian pengambilan sampel secara insidental sampling dengan jumlah sampel 40 responden, 20 responden sebagai kelompok intervensi, 20 responden sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner T-MAS dan partograf. Analisis data dengan menggunakan uji t-test dan uji manova.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh
psikokuratif terhadap penurunan kecemasan dengan nilai value 0,00 ( p-value < 0,05), terdapat pengaruh terhadap lama persalinan dengan nilai p- p-value 0,019 (p-value < 0,05), terdapat pengaruh terhadap keberhasilan inisiasi menyusu dini dengan nilai p- value yaitu p-value sebesar 0,025 (p-value < 0,05). Hasil analisis data manova menunjukan nilai p-value 0, 00 (p-value < 0,05) dengan perbedaan mean range kecemasan yaitu -4,900, perbedaan rerata lama persalinan yaitu -1,000, dan perbedaan keberhasilan IMD yaitu -0,35.
Simpulan : Psikokuratif berpengaruh terhadap penurunan kecemasan, lama
persalinan, dan keberhasilan IMD, namun psikokuratif berpengaruh dominan terhadap penurunan kecemasan.
Kata kunci: Psikokuratif, Kecemasan, Lama Persalinan, Keberhasilan Inisiasi
Menyusu Dini.
PENDAHULUAN
Angka kematian ibu dan angka kematian neonatal masih cukup tinggi. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, angka kematian ibu (yang
berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan SDKI tahun 2012,
(4)
commit to user
kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 56% kematian bayi. SDKI tahun 2012 menyebutkan bahwa angka kematian neonatal (AKN) sebesar 19
per 1.000 kelahiran hidup (Profil
Kesehatan Republik Indonesia, 2014)..
Kematian ibu dan bayi
berhubungan dengan hasil akhir di bidang kebidanan. Hasil akhir bidang kebidanan ini dipengaruhi keadaan psikis seperti stress dan kecemasan
antenatal. Wanita hamil yang
menderita stress kecemasan pada
trimester ketiga akan meningkatkan
resiko operasi sectio caesaria,
persalinan dengan alat, kelahiran
prematur, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Dampak
jangka panjang berkaitan dengan
gangguan perilaku dan emosi. Sehingga kecemasan akan memberikan dampak pada hasil akhir di bidang kebidanan (Correia, 2007).
Kenyataannya, hampir semua
tingkah laku manusia dan proses biologis juga dipengaruhi oleh proses psikis. Pertumbuhan janin dalam rahim menyebabkan calon ibu mudah terasa lelah, tidak bisa tidur nyenyak, dan sesak nafas. Bahkan bagi wanita yang sehat, kehamilan dan kondisi saat persalinan dirasakan berat dan tidak menyenangkan yang dapat
menimbulkan gangguan psikis
seperti kecemasan. Kecemasan
yang dialami berhubungan dengan proses dan nyeri persalinan yang
akan dialami. Hal ini
mengakibatkan, kecemasan
berlebih sering dialami pada
kehamilan trimester ketiga yang akan berkaitan erat dengan rasa sakit pada saat persalinan, proses persalinan, dan keadaan setelah persalinan (Natalia, 2008).
Ketakutan dan kecemasan
berlebih (distress) merupakan
faktor utama yang menyebabkan
rasa sakit dalam persalinan.
Kecemasan yang berlebih
(distress) akan merangsang
epinefrin dan kortisol yang
berpengaruh terhadap kontraksi
uterus dan dilatasi serviks.
Peningkatan kadar epinefrin dan
kortisol akan berpotensi
menyebabkan kontraksi uterus
melemah sehingga persalinan
berlangsung lama (Salmah, 2006). Selain itu kecemasan juga mempengaruhi keadaan setelah bersalin, dari data yang ada, hanya sekitar 14 persen ibu melahirkan berhasil memberikan air susu ibu untuk buah hatinya. Hal ini dikarenakan ibu mengeluhkan air
(5)
commit to user
susu ibu (ASI) tidak keluar setelah melahirkan dan keadaan ini diperkuat
dengan kondisi psikologis seperti
kecemasan ibu setelah melahirkan. Hal ini tentu keadaan psikologis dapat mempengaruhi keberhasilan menyusu dini (Maryuani, 2012).
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara 10 ibu bersalin di wilayah
Puskesmas Plupuh I, ibu tidak
melakukan inisiasi menyusu dini
dikarenakan ibu merasa kelelahan dan merasa takut tidak bisa mengasuh bayinya. Hal ini juga diperburuk
sebagian ibu kurang mengetahui
manfaat ASI, kurangnya dukungan suami, dan tidak ada pengeluaran ASI sehingga ibu merasa tidak perlu
melakukan inisiasi menyusu dini
(IMD).
Salah satu upaya untuk mengatasi keadaan gangguan psikologis seperti kecemasan yaitu dengan psikokuratif. Dalam penelitian Soetrisno (2009), psikokuratif merupakan tindakan yang
terdiri atas dukungan kognitif,
dukungan spiritual, dukungan sosial, dan dukungan fisik untuk mengubah persepsi kecemasan berlebih (disstres)
menjadi eustres (keadaan positif)
dengan mekanisme menyempurnakan aktivitas aksis Hipotalamus-Pituitari-Adrenal, menekan efek supresi kortisol
yang meningkatkan sintesis protein stres yang direspons reseptor di
membran miosit dengan
mengaktifkan enzim dependent
protein kinase. Selanjutnya
mengakibatkan fosforilasi dan
aktifasi miosin rantai kinase
sehingga timbul kontraksi
myometrium.
Melihat manfaat psikokuratif yang dilakukan dengan dengan
memberikan dukungan kognitif,
dukungan sosal, dukungan spiritual dan dukungan fisik, maka penulis ingin meneliti tentang pengaruh psikokuratif terhadap kecemasan, lama persalinan, dan keberhasilan inisiasi menyusu dini.
METODE
Penelitian ini menggunakan
desain penelitian penelitian ini
quasi experiment dengan dengan rancangan pretest-posttest control group design untuk mengetahui pengaruh psikokuratif terhadap kecemasan, lama persalinan, dan keberhasilan inisiasi menyusu dini
di Puskesmas Plupuh I dan
Puskesmas Plupuh II.
Sampel pada penelitian ini terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing 20 orang.
(6)
commit to user
Kelompok eksperimen yaitu responden di wilayah Puskesmas Plupuh I dan kelompok kontrol dengan standar pelayanan kebidanan yaitu responden di wilayah Puskesmas Plupuh II secara insidental sampling.
Peneliti melakukan pengumpulan data yang dilakukan dengan pemilihan
responden sesuai dengan teknik
pengambilan sampel berdasarkan data dari bidan di wilayah Puskesmas Plupuh I dan II, peneliti meminta izin yang bersangkutan. Peneliti melakukan pengumpulan data kecemasan pada ibu hamil trimester 3. Kemudian dilakukan psikokuratif pada kelompok intervensi, sebelum hari perkiraan lahir dengan waktu 2 minggu. Pada minggu pertama dilakukan sekali secara bersama, dan satu minggu berikutnya 3 kali secara kunjungan rumah.
Peneliti mengikuti proses
persalinan responden yang ditolong
oleh bidan dan menghitung lama
persalinan. Setelah proses persalinan selesai, peneliti mengamati proses inisiasi menyusu dini pada jam pertama setelah bersalin. Kemudian setelah ibu selesai dibersihkan, peneliti dibantu
enumerator memberikan kuisioner
kecemasan.
Pada kelompok kontrol, peneliti dibantu enumerator hanya melakukan
pelayanan antenatal care dan
melakukan pengukuran kecemasan
pada kehamilan trimester 3,
mengikuti proses persalinan pada responden dan menghitung lama
persalinan. Setelah proses
persalinan selesai, peneliti
mengamati proses inisiasi menyusu dini pada jam pertama. Kemudian setelah ibu selesai dibersihkan,
peneliti mengumpulkan data
kecemasan sesudah perlakuan
Analisis data dilakukan
dengan analisis uniariate, bivariate,
dan multivariate. Analisis
univariate digunakan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel
penelitian.
Analisis bivariate dilakukan tehadap dua variabel yang akan
dibandingkan dengan uji
independent paired t-test untuk kelompok data tidak berpasangan
dan uji paired t-test untuk
kelompok data tidak berpasangan. Uji alternatif yaitu mann whitney
untuk kelompok data tidak
berpasangan dan uji wilcoxon
untuk kelompok data tidak
berpasangan.
Analisis multivariate
(7)
commit to user
pengaruh psikokuratif dengan
kecemasan, lama persalinan, dan
keberhasilan inisiasi menyusu dini.
Analisis multivariate menggunakan
mannova (Multivariate Analysis Of Variance).
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden
Sumber: data primer, 2016
Berdasarkan tabel didapatkan bahwa responden umur kehamilan 37 minggu sebanyak 7,5% (3 responden), responden dengan umur kehamilan 38 minggu
sebanyak 42,5% (17 responden),
responden dengan umur kehamilan 39 minggu sebanyak 42% (16 responden), responden dengan umur kehamilan 40 minggu sebanyak 10% (4 responden),
paritas sebagian besar primipara
sebanyak 77,5% (31 responden) dan
multipara sebanyak 22,5% (9
responden)., pendidikan sebagian besar SMA 52,5 % (21 responden), SD sebanyak 17,5 % (7 responden), SMP
sebanyak 25 % (8 responden), dan S1 sebanyak 5 % (2 responden).
B. Pengaruh Psikokuratif Terhadap Kecemasan
Tabel 2 Gambaran Skor
Kecemasan Kelompok Intervensi dan Kontrol Sebelum Perlakuan.
Sumber: data primer, 2016
Berdasarkan tabel 2 diketahui rata-rata skor kecemasan awal pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Rerata skor kecemasan awal pada kelompok intervensi sebesar 23,90 dan rerata skor kecemasan awal pada kelompok kontrol sebesar 23,95. Hasil uji statistik menunjukan nilai p sebesar 0,896 ( p > 0,05).
Tabel 3 Perbedaan Skor Kecemasan Sebelum dan Setelah Perlakuan Pada Kelompok Intervensi
Sumber: data primer, 2016
Berdasarkan tabel 3 diketahui hasil uji statistik menunjukan bahwa p senilai 0,000 ( p < 0,05) yang
berarti terdapat perbedaan yang
bermakna skor kecemasan sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok intervensi.
Karakteristik f %
Umur Kehamilan Paritas Pendidikan 37 minggu 38 minggu 39 minggu 40 minggu Jumlah Primipara Multipara Jumlah SD SMP SMA S1 Jumlah 3 17 16 4 40 31 9 40 7 10 21 2 40 7,5 42,5 40 10 100 77,5 22,5 100 17,5 25 52,5 5 100
N Rerata p
Intervensi kontrol 20 20 23.90 0,896 23.95
N Z p
Kecemasan sebelum Kecemasan setelah 20 20 -3.957 0,000
(8)
commit to user
Tabel 4 Perbedaan Skor Kecemasan
Sebelum dan Setelah Perlakuan Pada Kelompok Kontrol
Sumber: data primer, 2016
Berdasarkan tabel 4 diketahui hasil uji statistik menunjukan nilai p sebesar 0,083 (p > 0,05). Hasil ini menunjukan bahwa skor kecemasan sebelum dan setelah pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang bermakna.
Tabel 5 Gambaran Skor Kecemasan
Kelompok Intervensi dan Kontrol Setelah Perlakuan
Sumber: data primer, 2016
Hasil rerata menunjukan bahwa rerata kecemasan setelah perlakuan pada kelompok intervensi lebih rendah daripada
kelompok kontrol. Hasil uji statistik
menunjukan nilai p-value sebesar 0,00 (p < 0,05). Hasil ini menunjukan bahwa skor
kecemasan setelah perlakuan pada
kelompok intervensi dan kelompok
kontrol ada perbedaan yang bermakna.
Hasil analisis data tersebut,
menunjukan bahwa terdapat pengaruh
psikokuratif terhadap penurunan
kecemasan.
Hal ini sesuai teori Soetrisno
(2009) bahwa dengan pemberian
psikokuratif yang sesuai dipersepsi oleh sistem limbik di hipotalamus secara tepat dalam bentuk sinyal yang merambat ke neuron hipotalamus yang menurunkan CRH (Chorionic
Gonadotropin Hormone).
Selanjutnya, terjadi penurunan
produksi ACTH (Adrenocorticotropin Hormone ) oleh neuron hipofise
anterior yang direspons korteks
adrenal dengan penurunan kortisol.
Adanya penurunan kortisol ini
mengakibatkan kecemasan menurun,
karena hormon kortisol akan
meningkat pada saat terjadi
kecemasan (Pomerantz, 2014).
Dalam penelitian pemberian
beberapa terapi yang memiliki
kemiripan dengan psikokuratif
terhadap penurunan kecemasan,
seperti penelitian Sukandar (2009), menunjukan hasil bahwa adanya
terapi kognisi dan pemberian
dukungan serta kepercayaan akan efektif untuk menurunkan kecemasan persalinan.
C. Pengaruh Psikokuratif Terhadap Lama Persalinan
Tabel 6 Perbedaan Lama Persalinan
Pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol
N Rerata p
Kecemasan sebelum
20 23.95 0,083
Kecemasan setelah
20 23.80
N Rerata p- value
Kecemasan Intervensi Kecemasan kontrol
20 20
18.90 0,000
(9)
commit to user
Sumber: data primer, 2016
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa rerata lama persalinan pada kelompok
intervensi sebesar 8.85 dan kelompok
kontrol sebesar 9.85 dengan nilai p sebesar 0,019 (p < 0,05). Hasil ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna lama persalinan pada responden yang diberikan psikokuratif dan tidak diberikan psikokuratif. Hal ini diakibatkan adanya penurunan kecemasan yang mengakibatkan adanya penuruanan kortisol dalam tubuh.
Hasil penelitian lain Utami (2011)
menunjukan bahwa lama persalinan
dipengaruhi oleh kecemasan selama
kehamilan dan persalinan. Hal ini tentu
diperlukan beberapa perlakuan untuk
menurunkan kecemasan. Hasil penelitian sebelumnya Soetrisno (2009) yaitu bahwa
psikokuratif terbukti meningkatkan
prosentase persalinan normal dengan nilai p 0,006 (p < 0,05) dan mempercepat waktu persalinan. Hal ini dikarenakan dengan
pemberian psikokuratif yang sesuai
dipersepsi oleh sistem limbik di
hipotalamus secara tepat akan
mempengaruhi penurunan kortisol.
Penurunan kortisol mempengaruhi sintesis protein sel meningkatkan produksi HSP (Heat Shock Protein) 60 dan ion kalsium.
Hal tersebut akan meningkatkan
konsentrasi cAMP (cyclic-Adenosine Monophospate) dalam sitoplasma dan pengaktifan cAMP dependentprotein kinase. Selanjutnya, mengakibatkan fosforilasi dan inaktifasi miosin rantai
kinase serta menyebabkan kontraksi.
Dengan demikian, tenaga yang timbul pada miosit meningkat dan berdampak kontraksi miometrium, maka waktu
persalinan akan semakin cepat
(Salmah, 2006 ; Soetrisno, 2009).
D. Pengaruh Psikokuratif Terhadap Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini
Tabel 7 Perbedaan Keberhasilan
Inisiasi Menyusu Dini pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel 7 diketahui
bahwa pada kelompok intervensi
responden yang berhasil melakukan inisiasi menyusu dini yaitu sebanyak 15 responden dan yang tidak berhasil sebanyak 5 responden. Pada kelompok
kontrol responden yang berhasil
melakukan inisiasi menyusu dini yaitu sebanyak 8 responden dan yang tidak berhasil sebanyak 12 responden. Hasil
N Rerata p- value
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
20 20
8.85 0,019
9.85
Berhasil Tidak p
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
15 5 0,025
(10)
commit to user
uji statistik yaitu p sebesar 0,025 (p-value < 0,05). Hasil ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna keberhasilan inisiasi menyusu dini pada responden yang diberikan psikokuratif dan tidak diberikan psikokuratif.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya Soetrisno (2009), bahwa dengan pemberian psikokuratif akan
mengakibatkan penurunan kortisol.
Penurunan kortisol akan memperlancar produksi oksitosin dalam tubuh. Pada
trimester akhir kehamilan, CRH akan
memperbanyak oksitosin untuk merangsang miometrum berkontraksidan meningkatkan produksi oksitosin. Produksi okstosin yang meningkat mengakibatkan produksi air susu ibu tidak lancar. Produksi air susu lancar dan meningkatkan motivasi ibu untuk menyusui bayi, terutama menyusui secara dini (Keelan, 2007).
Selain itu faktor pengetahuan pada ibu juga mempengaruhi keberhasilan inisiasi menyusu dini. Hal ini dibuktikan dalam penelitian Nastiti (2011) bahwa faktor
pengetuhan merupakan faktor utama
keberhasilan inisiasi menyusu dini. Hal ini pengetahuan seseorang akan memengaruhi sikap dari seseorang untuk melakukan
tindakan (Notoatmojo, 2010). Dalam
penelitian Nastiti (2011) keberhasilan
inisisasi menyusu dini juga dipengaruhi oleh persepsi ibu terhadap sikap bidan,
sehingga adanya dukungan dari bidan untuk melakukan inisiasi menyusu dini meningkatkan keberhasilan inisisasi menyusu dini.
Adanya beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan inisiasi
menyusu dini, maka pemberian
psikokuratif dengan dukungan kognitif dan spiritual dengan memberikan
pengetahuan kepada responden
mengenai inisiasi menyusu dini sesuai
dengan teori. Selain itu adanya
dukungan sosial sesuai teori bahwa faktor keberhasilan inisiasi menyusu dini dipengaruhi oleh adanya dukungan sosial dari keluarga dan bidan. Adanya dukungan fisik dengan perawatan
payudara dalam komponen
psikokuratif, maka keberhasilan
menyusu dini dapat ditingkatkan. Hal tersebut terbukti dalam penelitian ini, bahwa dengan adanya 4
komponen (dukungan kognitif,
dukungan sosial, dukungan spiritual, dan dukungan fisik) pada kelompok intervensi, responden yang berhasil
melakukan inisiasi menyusu dini
sebanyak sebanyak 15 responden dan
yang tidak berhasil sebanyak 5
responden. Sedangkan pada kelompok
control (yang tidak diberikan
psikokuratif) responden yang berhasil melakukan inisiasi menyusu dini yaitu
(11)
commit to user
sebanyak 8 responden dan yang tidak berhasil sebanyak 12 responden. Hasil keberhasilan inisiasi menyusu dini rendah pada kelompok kontrol disebabkan tidak
adanya pemberian psikokuratif
menyebabkan kurangnya motivasi pada ibu sehingga mempengaruhi proses bonding antara ibu dan bayi. Jadi berdasarkan hasil tersebut keberhasilan inisiasi menyusu dini pada responden yang diberikan psikokuratif lebih tinggi.
E. Pengaruh Psikokuratif Terhadap Kecemasan, Lama Persalinan, dan Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini
Tabel 8 Hasil Uji Homogenitas Varian dan Covarian
Variabel Varian Covarian
Kecemasan Lama Persalinan Keberhasilan IMD
0.433 0.057
0.168 0.062 Sumber: data primer, 2016
Berdasarkan tabel 8 diketahui hasil uji homogenitas varian data kecemasan, lama persalinan, dan keberhasilan inisiasi menyusu dini memiliki varian data yang homogen, ini ditunjukan dari signifikansi variabel kecemasan 0,433 ( > 0,005), signifikansi variabel lama persalinan 0,168( > 0,005), dan signifikansi variabel keberhasilan inisiasi menyusu dini 0,062 (> 0,005).
Berdasarkan tabel 8 diketahui hasil uji homogenitas matriks varian atau
covarian yaitu matriks varian atau covarian dari variabel dependen sama dilihat dari signifikansi Box’s M senilai 0,057 ( > 0,05).
Tabel 9 Hasil Uji Manova
Sumber: data primer, 2016
Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa hasil analisis menunjukkan bahwa harga F untuk Pillae Trace,
Wilk Lambda, Hotelling Trace, Roy’s
Largest Root.x memiliki signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Artinya, harga Funtuk Pillae Trace, Wilk
Lambda, Hotelling Trace, Roy’s
Largest Root semuanya signifikan. Jadi, terdapat perbedaan kecemasan, lama persalinan, dan keberhasilan inisiasi menyusu dini pada kelompok dilakukan psikokuratif dan tidak dilakukan psikokuratif.
Tabel 10. Hasil tests of between-subjects effects
Variabel Signifikansi Perbedaan
rerata Kecemasan
Lama Persalinan Keberhasilan IMD
0.000 -4,900
0.000 -1,000
0.000 -0,35
Sumber : data primer, 2016
Berdasarkan tabel 10 diketahui
bahwa hasil analisis tests of
between-subjects effects, variabel
Uji Manova Sig.
Pillai's Trace Wilks' Lambda Hotelling's Trace Roy's Largest Root
0.000 0.000 0.000 0.000
(12)
commit to user
kecemasan memiliki signifikansi 0,000,
variabel lama persalinan memiliki
signifikansi 0,000, dan variabel
keberhasilan IMD memiliki signifikansi 0,000. Hal ini menunjukan psikokuratif
berpengaruh signifikan terhadap
kecemasan, lama persalinan, dan
keberhasilan IMD.
Berdasarkan tabel 10 diketahui
bahwa perbedaan rerata kecemasan pada kelompok yang dilakukan psikokuratif dan tidak yaitu -4,900, perbedaan rerata lama persalinan pada kelompok yang dilakukan psikokuratif dan tidak yaitu -1,000, dan perbedaan keberhasilan IMD
pada kelompok yang dilakukan
psikokuratif dan tidak yaitu -0,35.
Hasil penelitian menunjukan
hipotesis diterima, ada pengaruh
psikokuratif dalam menurunkan
kecemasan, mempercepat lama
persalinan, dan meningkatkan
keberhasilan inisiasi menyusu dini. Hasil ini sesuai dengan penelitian ( Soetrisno,
2009) psikokuratif terbukti
meningkatkan prosentase persalinan
normal, uji chi-square, diperoleh p =
0.006 (p value < 0.05), serta
mempercepat waktu persalinan, uji anova diperoleh p = 0.00 ( < 0.05 ). Psikokuratif terbukti mengubah kondisi
biologis ibu primigravida, Hsp 60,
70 dan 90 terjadi peningkatan,
sedangkan kortisol penurunan.
Berdasarkan teori dengan
adanya penurunan kortisol ini maka
akan menyebabkan penurunan
kecemasan (Pomerantz, 2014).
Penurunan kortisol ini juga
mempercepat persalinan, hal ini juga dibuktikan dalam penelitian (Utami, 2011) yang menyatakan ada hubungan antara kecemasan dengan
lama persalinan dengan nilai
signifikansi 0,002. Hal ini
dikarenakan saat kecemasan
menurun maka kortisol akan
menurun. Penurunan kortisol
mempengaruhi tenaga yang timbul
pada miosit meningkat dan
berdampak kontraksi miometrium,
maka waktu persalinan akan
semakin cepat (Soetrisno, 2009).
Psikokuratif dengan dukungan
kognitif, dukungan sosial, dukungan
spiritual, dan dukungan fisik
memengaruhi keberhasilan inisiasi menyusu dini.
Penelitian ini masih ada
keterbatasan penelitian sebagai
berikut:
1. Paritas responden tidak
primipara, sehingga hal ini
(13)
commit to user
2. Peneliti tidak meneliti sosial ekonomi
responden, sehingga hal ini
menyebabkan hasil kurang akurat
karena adanya sosial ekonomi
berpengaruh terhadap hasil penelitian. 3. Tingkat pendidikan responden dalam
penelitian ini tidak sama, sehingga hal ini menyebabkan hasil kurang akurat karena tingkat pendikan responden mempengaruhi penerimaan informasi dan cara pandang responden.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Skor kecemasan awal pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang bermakna
2. Rerata skor kecemasan setelah
perlakuan pada kelompok intervensi sebesar 18,90. Kecemasan setelah perlakuan pada kelompok intervensi mengalami penurunan rerata. Rerata
lama persalinan pada kelompok
intervensi sebesar 8.85. Pada
kelompok intervensi (yang mendapat
psikokutratif) responden yang
berhasil melakukan inisiasi menyusu dini yaitu sebanyak 15 responden dan yang tidak berhasil sebanyak 5 responden.
3. Rerata skor kecemasan setelah
perlakuan pada kelompok kontrol sebesar 23,80.
Rerata lama persalinan pada kelompok kontrol sebesar 9.85.
Pada kelompok kontrol
responden yang berhasil
melakukan inisiasi menyusu dini yaitu sebanyak 8 responden dan yang tidak berhasil sebanyak 12 responden.
4. Terdapat perbedaan skor
kecemasan setelah perlakuan
pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol. Terdapat
perbedaan yang bermakna lama persalinan pada responden yang diberikan psikokuratif (kelompok intervensi) dan tidak diberikan psikokuratif (kelompok kontrol).
Terdapat perbedaan yang
bermakna keberhasilan inisiasi menyusu dini pada responden yang diberikan psikokuratif dan tidak diberikan psikokuratif. 5. Terdapat pengaruh psikokuratif
terhadap penurunan kecemasan, lama persalinan yang lebih cepat, dan peningkatan keberhasilan inisiasi menyusu dini. Pengaruh
psikokuratif berpengaruh
dominan terhadap penurunan
kecemasan.
Saran
Dari kesimpulan hasil penelitian diatas, dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
(14)
commit to user
1. Bagi Profesi
Bidan perlu memberikan psikokuratif untuk memberikan dukungan kognitif berupa informasi kehamilan dan persalinan, dukungan sosial dengan
mendorong keluarga dalam
pendampingan persalinan, dukungan spiritual sebagai penguatan tindakan,
dan dukungan fisik. Hal ini
bermanfaat sebagai upaya preventif adanya komplikasi pada kehamilan
dan persalinan serta upaya
peningkatan keberhasilan inisiasi
menyusu dini. Sehingga adanya psikokuratif ini dapat juga dijadikan penatalaksanaan ibu hamil dengan
kecemasan, terutama pada
primigravida.
2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Memberikan pengembangan
ketrampilan bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan, sebagai
pencegahan komplikasi kebidanan salah satunya dengan pengembangan ketrampilan pelaksanaan psikokuratif pada tenaga kesehatan yang bekerja. Sehingga tenaga kesehatan terutama bidan dapat memberikan psikokuratif sebagai pelayanan kepada ibu hamil. 3. Bagi Ibu Hamil
Meningkatkan upaya manajemen diri
dan meningkatkan pengetahuan
informasi kehamilan serta
pengalaman diri untuk
mengurangi kecemasan selama kehamilan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Adanya keterbatasan dalam
penelitian ini, maka peneliti selanjutnya perlu meneliti lebih
lanjut tentang psikokuratif
dengan memperbanyak jumlah sampel, menggunakan responden
dengan paritas primipara
sehingga penelitian lebih akurat, meneliti keadaan sosial ekonomi
responden, dan tingkat
pendidikan yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Antoinette, Lee, et. al.
(2007).Prevalence, course, and
risk factors for antenatal
anxiety and depression.The
American College of
Obstetricans and Gynecologits. 110: 1102-111
Correia LL, Linhares MBM
(2007). Maternal anxiety in the pre- and postnatal period: a literature review. Rev Latino-am Enfarmagem, 15 (4): 677-83
Cunningham, F. G. (2005).
Obstetri Williams. Jakarta:
EGC, pp: 126
Dahlan, S (2011). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: SalembaMedika, pp: 59-60
Depkes. (2014). Profil Kesehatan
Republik Indonesia, dalam
http://www.depkes.go.id/archi ves. (Diakses November 2015)
(15)
commit to user
Deswani (2007). Faktor-faktor yang
mempengaruhi ibu dalam
pengambilan keputusan untuk
menyusui bayi secara dini di
puskesmas kecamatan Keramat
Jati, Duren Sawit dan Cakung Jakarta Timur. Skripsi :Universitas Indonesia
Handerson, C. (2005) Konsep
Kebidanan. Jakarta: EGC.
Hidayat (2007). Metodologi Penelitian dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika, pp: 46-49
Keelan, J.,et.al., (2001) “Predicting
preterm delivery : comparison of
cervicovaginal interleukin (il)-1β ,
il-6 and il-8 with fetal fibronectin and cervical dilatation, European
Journal of Obstetrics And
Gynecology And Reproductive
Biology, 95:154-158
Littleleton, H et. al. (2006).Correlates of
anxiety symptoms during
pregnancy and association with
perinatal outcomes.American
Journal Obstetrics and Gynecology. 7-8
Maramis (2005). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press, pp: 107
Mochtar R. (1989). Sinopsis Obstetri Ed 2. Jakarta: EGC, pp: 217-23 Nastiti. (2013). Faktor-faktor yang
berhubungan praktek inisiasi
menyusu dini di wilayah kerja
puskesmas pangkah. Skripsi:
Universitas Negeri Semarang Natalia, J (2008). Preffered Music,
anxiety, and pregnant. Indonesian Psychological Journal, 24: 88-89 Niven, N (2002). Psikologi Kesehatan.
Jakarta: EGC, pp: 122-123
Notoatmojo, S (2003). Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta, pp: 26-28
Soetrisno. (2009). Ekspresi Heat Shock Protein 60, 70, 90 dan Kortisol pada Primigravida yang Mendapat Psikokuratif. Disertasi: Universitas Airlangga Surabaya
Utami. (2011). Hubungan Antara
Tingkat Kecemasan pada
Primigravida Usia Kehamilan 36- 40 minggu dengan Lama
Persalinan di Surakarta.
Skripsi: Universitas Sebelas Maret Surakarta
Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu
Bedah Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, pp: 20
Zamriati. (2013). Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan
Kecemasan Ibu Hamil
Menjelang Persalinan Di Poli Kia Pkm Tuminting. Skripsi: Universitas Samratulangi
(16)
(17)
(1)
commit to user
Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran kecemasan memiliki signifikansi 0,000,
variabel lama persalinan memiliki
signifikansi 0,000, dan variabel
keberhasilan IMD memiliki signifikansi 0,000. Hal ini menunjukan psikokuratif
berpengaruh signifikan terhadap
kecemasan, lama persalinan, dan
keberhasilan IMD.
Berdasarkan tabel 10 diketahui
bahwa perbedaan rerata kecemasan pada kelompok yang dilakukan psikokuratif dan tidak yaitu -4,900, perbedaan rerata lama persalinan pada kelompok yang dilakukan psikokuratif dan tidak yaitu -1,000, dan perbedaan keberhasilan IMD
pada kelompok yang dilakukan
psikokuratif dan tidak yaitu -0,35.
Hasil penelitian menunjukan
hipotesis diterima, ada pengaruh
psikokuratif dalam menurunkan
kecemasan, mempercepat lama
persalinan, dan meningkatkan
keberhasilan inisiasi menyusu dini. Hasil ini sesuai dengan penelitian ( Soetrisno,
2009) psikokuratif terbukti
meningkatkan prosentase persalinan
normal, uji chi-square, diperoleh p =
0.006 (p value < 0.05), serta
mempercepat waktu persalinan, uji anova diperoleh p = 0.00 ( < 0.05 ). Psikokuratif terbukti mengubah kondisi
biologis ibu primigravida, Hsp 60,
70 dan 90 terjadi peningkatan,
sedangkan kortisol penurunan.
Berdasarkan teori dengan
adanya penurunan kortisol ini maka
akan menyebabkan penurunan
kecemasan (Pomerantz, 2014).
Penurunan kortisol ini juga
mempercepat persalinan, hal ini juga dibuktikan dalam penelitian (Utami, 2011) yang menyatakan ada hubungan antara kecemasan dengan
lama persalinan dengan nilai
signifikansi 0,002. Hal ini
dikarenakan saat kecemasan
menurun maka kortisol akan
menurun. Penurunan kortisol
mempengaruhi tenaga yang timbul
pada miosit meningkat dan
berdampak kontraksi miometrium,
maka waktu persalinan akan
semakin cepat (Soetrisno, 2009).
Psikokuratif dengan dukungan
kognitif, dukungan sosial, dukungan
spiritual, dan dukungan fisik
memengaruhi keberhasilan inisiasi menyusu dini.
Penelitian ini masih ada
keterbatasan penelitian sebagai
berikut:
1. Paritas responden tidak
primipara, sehingga hal ini
menyebabkan hasil kurang
(2)
commit to user 2. Peneliti tidak meneliti sosial ekonomi
responden, sehingga hal ini
menyebabkan hasil kurang akurat
karena adanya sosial ekonomi
berpengaruh terhadap hasil penelitian. 3. Tingkat pendidikan responden dalam
penelitian ini tidak sama, sehingga hal ini menyebabkan hasil kurang akurat karena tingkat pendikan responden mempengaruhi penerimaan informasi dan cara pandang responden.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Skor kecemasan awal pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang bermakna
2. Rerata skor kecemasan setelah
perlakuan pada kelompok intervensi sebesar 18,90. Kecemasan setelah perlakuan pada kelompok intervensi mengalami penurunan rerata. Rerata
lama persalinan pada kelompok
intervensi sebesar 8.85. Pada
kelompok intervensi (yang mendapat
psikokutratif) responden yang
berhasil melakukan inisiasi menyusu dini yaitu sebanyak 15 responden dan yang tidak berhasil sebanyak 5 responden.
3. Rerata skor kecemasan setelah
perlakuan pada kelompok kontrol sebesar 23,80.
Rerata lama persalinan pada kelompok kontrol sebesar 9.85.
Pada kelompok kontrol
responden yang berhasil
melakukan inisiasi menyusu dini yaitu sebanyak 8 responden dan yang tidak berhasil sebanyak 12 responden.
4. Terdapat perbedaan skor
kecemasan setelah perlakuan
pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol. Terdapat
perbedaan yang bermakna lama persalinan pada responden yang diberikan psikokuratif (kelompok intervensi) dan tidak diberikan psikokuratif (kelompok kontrol).
Terdapat perbedaan yang
bermakna keberhasilan inisiasi menyusu dini pada responden yang diberikan psikokuratif dan tidak diberikan psikokuratif. 5. Terdapat pengaruh psikokuratif
terhadap penurunan kecemasan, lama persalinan yang lebih cepat, dan peningkatan keberhasilan inisiasi menyusu dini. Pengaruh
psikokuratif berpengaruh
dominan terhadap penurunan
kecemasan.
Saran
Dari kesimpulan hasil penelitian diatas, dapat dikemukakan saran 60
(3)
commit to user
Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran 1. Bagi Profesi
Bidan perlu memberikan psikokuratif untuk memberikan dukungan kognitif berupa informasi kehamilan dan persalinan, dukungan sosial dengan
mendorong keluarga dalam
pendampingan persalinan, dukungan spiritual sebagai penguatan tindakan,
dan dukungan fisik. Hal ini
bermanfaat sebagai upaya preventif adanya komplikasi pada kehamilan
dan persalinan serta upaya
peningkatan keberhasilan inisiasi
menyusu dini. Sehingga adanya psikokuratif ini dapat juga dijadikan penatalaksanaan ibu hamil dengan
kecemasan, terutama pada
primigravida.
2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Memberikan pengembangan
ketrampilan bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan, sebagai
pencegahan komplikasi kebidanan salah satunya dengan pengembangan ketrampilan pelaksanaan psikokuratif pada tenaga kesehatan yang bekerja. Sehingga tenaga kesehatan terutama bidan dapat memberikan psikokuratif sebagai pelayanan kepada ibu hamil. 3. Bagi Ibu Hamil
Meningkatkan upaya manajemen diri
dan meningkatkan pengetahuan
informasi kehamilan serta
pengalaman diri untuk
mengurangi kecemasan selama kehamilan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Adanya keterbatasan dalam
penelitian ini, maka peneliti selanjutnya perlu meneliti lebih
lanjut tentang psikokuratif
dengan memperbanyak jumlah sampel, menggunakan responden
dengan paritas primipara
sehingga penelitian lebih akurat, meneliti keadaan sosial ekonomi
responden, dan tingkat
pendidikan yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Antoinette, Lee, et. al.
(2007).Prevalence, course, and
risk factors for antenatal
anxiety and depression.The
American College of
Obstetricans and Gynecologits. 110: 1102-111
Correia LL, Linhares MBM
(2007). Maternal anxiety in the pre- and postnatal period: a literature review. Rev Latino-am Enfarmagem, 15 (4): 677-83
Cunningham, F. G. (2005).
Obstetri Williams. Jakarta: EGC, pp: 126
Dahlan, S (2011). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: SalembaMedika, pp: 59-60
Depkes. (2014). Profil Kesehatan Republik Indonesia, dalam http://www.depkes.go.id/archi ves. (Diakses November 2015)
(4)
commit to user Deswani (2007). Faktor-faktor yang
mempengaruhi ibu dalam
pengambilan keputusan untuk
menyusui bayi secara dini di
puskesmas kecamatan Keramat
Jati, Duren Sawit dan Cakung Jakarta Timur. Skripsi :Universitas Indonesia
Handerson, C. (2005) Konsep
Kebidanan. Jakarta: EGC.
Hidayat (2007). Metodologi Penelitian dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika, pp: 46-49
Keelan, J.,et.al., (2001) “Predicting
preterm delivery : comparison of cervicovaginal interleukin (il)-1β ,
il-6 and il-8 with fetal fibronectin and cervical dilatation, European Journal of Obstetrics And Gynecology And Reproductive Biology, 95:154-158
Littleleton, H et. al. (2006).Correlates of
anxiety symptoms during
pregnancy and association with
perinatal outcomes.American
Journal Obstetrics and Gynecology. 7-8
Maramis (2005). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press, pp: 107
Mochtar R. (1989). Sinopsis Obstetri Ed 2. Jakarta: EGC, pp: 217-23 Nastiti. (2013). Faktor-faktor yang
berhubungan praktek inisiasi
menyusu dini di wilayah kerja
puskesmas pangkah. Skripsi:
Universitas Negeri Semarang Natalia, J (2008). Preffered Music,
anxiety, and pregnant. Indonesian Psychological Journal, 24: 88-89 Niven, N (2002). Psikologi Kesehatan.
Jakarta: EGC, pp: 122-123
Notoatmojo, S (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, pp: 26-28
Soetrisno. (2009). Ekspresi Heat Shock Protein 60, 70, 90 dan Kortisol pada Primigravida yang Mendapat Psikokuratif. Disertasi: Universitas Airlangga Surabaya
Utami. (2011). Hubungan Antara
Tingkat Kecemasan pada
Primigravida Usia Kehamilan 36- 40 minggu dengan Lama
Persalinan di Surakarta.
Skripsi: Universitas Sebelas Maret Surakarta
Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu
Bedah Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, pp: 20
Zamriati. (2013). Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan
Kecemasan Ibu Hamil
Menjelang Persalinan Di Poli Kia Pkm Tuminting. Skripsi: Universitas Samratulangi
(5)
commit to user
(6)