Pengaruh Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perbankan

Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998

tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah “ Badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Bank harus terus menjaga kinerjanya dan memelihara kepercayaan masyarakat mengingat tugasnya bahwa bank bekerja dengan dana masyarakat yang disimpan pada bank atas dasar kepercayaan. Untuk dapat meningkatkan taraf hidup rakyat tentu diperlukan modal kepercayaan masyarakat dan kepercayaan ini akan diberikan hanya kepada bank yang sehat, oleh karena pihak manajemen bank harus berupaya untuk dapat menjaga dan meningkatkan kinerja.

Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa usaha bank selalu berkaitan dengan masalah keuangan, yaitu : menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Dengan demikian bank sebagai suatu badan berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) dari dua pihak, yaitu pihak yang kelebihan dana(surplus unit) dan pihak yang kekurangan dana (defisit unit). Hal ini juga yang menyebabkan lembagabank disebut sebagai lembaga kepercayaan, artinya pihak


(2)

yang kelebihan dana mempercayakan sepenuhnya kepada bank untuk mengelola dananya termasuk menyalurkannya kepada pihak yang kekurangan atau memerlukan dana berupa kredit.

Ada beberapa cara dalam pengklasifikasian bank-bank di Indonesia, yaitu dilihat dari segi fungsi atau status operasi; kepemilikan; dan penyediaan jasa.

1. Dari Segi Fungsi atau Status Operasi a. Bank Sentral

Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-undang nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur pengerahan dana-dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan / penambahan mata uang rupiah dan lain sebagainya.

b. Bank Umum atau Bank Komersial

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Dari Segi Kepemilikan a. Bank Milik Negara

Bank Milik Negara dalah bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara.Tahun 1999 lalu lahir bank pemerintah yang baru yaitu Bank Mandiri, yangmerupakan hasil merger atau penggabungan bank-bank pemerintah yang ada sebelumnya.


(3)

b. Bank Pemerintah Daerah

Bank Pemerintah Daerah adalah bank-bank yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah.Bank milik Pemerintah Daerah yang umum dikenal adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD), yang didirikan berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 1962.Masing-masing Pemerintah Daerah telah memiliki BPD sendiri.Di samping itu beberapa Pemerintah Daerah memiliki Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

c. Bank Swasta Nasional

Setelah pemerintah mengeluarkan paket kebijakan deregulasi pada bulan Oktober 1988, muncul ratusan bank-bank umum swasta nasional yang baru.Namun demikian, bank-bank baru tersebut pada akhirnya banyak yang dilikuidasi oleh pemerintah.Bentuk hukum bank umum swasta nasional adalah Perseroan Terbatas (PT), termasuk di dalamnya Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN), yang telah merubah bentuk hukumnya menjadi PT tahun 1993. d. Bank Swasta Asing

Bank Swasta Asing adalah bank-bank umum swasta yang merupakan perwakilan (kantor cabang) bank-bank induknya di negara asalnya. Pada awalnya, bank-bank swasta asing hanya boleh beroperasi di DKI Jakarta saja. Namun setelah dikeluarkan Pakto 27, 1988, bank-bank swasta asing ini diperkenankan untuk membuka kantor cabang pembantu di delapan kota, yaitu Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, Denpasar, Ujung Pandang (Makasar), Medan, dan Batam. Bank-bank asing ini menjalaskan fungsi sebagaimana layaknya


(4)

bank-bank umum swasta nasional, dan mereka tunduk pula pada ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

e. Bank Umum Campuran

Bank campuran (joint venture bank) adalah bank umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih bank umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh warga negara dan atau badan hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh warga negara Indonesia, dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri.

2. Dari Segi Penyediaan jasa a. Bank Devisa

Bank devisa (foreign exchange bank) adalah bank yang dalam kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, baik dalam hal penghimpunan dan penyaluran dana, serta dalam pemberian jasa-jasa keuangan. Dengan demikian, bank devisa dapat melayani secara langsung transaksi-transaksi dalam skala internasional.

b. Bank Non Devisa

Bank umum yang masih berstatus non devisa hanya dapat melayani transaki-transaksi di dalam negeri (domestik). Bank umum non devisa dapat meningkatkan statusnya menjadi bank devisa setelah memenuhi ketentuan-ketentuan antara lain: volume usaha minimal mencapaijumlah tertentu, tingkat kesehatan, dan kemampuannya dalam memobilisasi dana, serta memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dalam valuta asing.


(5)

Sifat khusus industri perbankan ada dua, yaitu:

1. Sebagai salah satu sub-sistem industri jasa keuangan Bank bisa disebut juga sebagai jantung jasa keuangan. Disebut sebagai jantung, karena bank sebagai motor penggerak roda perekonomian suatu negara, salah satu leading indicator kestabilan tingkat perekonomian suatu negara .Jika perekonomian suatu negara.Jika perbankan mengalami suatu masalah keterpurukan, hal ini adalah indikator perekonomian negara yang sedang sakit.

2. Industri perbankan adalah industri yang sangat bertumpu kepada kepercayaan masyarakat (fiduciary financial institution). Kepercayaan masyarakat (fiduciary financial institution) adalah segala-galanya bagi bank. Begitu masyarakat tidak percaya pada bank, bank akan menghadapi “rush” dan akhirnya koleps.

2.1.2 Profitabilitas

Menurut Hasibuan (2009) profitabilitas adalah suatu kemampuan bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase.Athanasoglou et al. (2006), menyatakan bahwa profitabiltas bank merupakan fungsi dari faktor internal dan eksternal. Para peneliti sepakat bahwa faktor internal mempengaruhi profitabilitas bank seperti ukuran, modal, manajemen risiko dan manajemen biaya, sedangkan faktor eksternal yang perlu diperhatikan adalah inflasi, suku bunga dan siklus output, serta variabel yang mempresentasikan karakteristik pasar. Dalam penelitian ini lebih


(6)

menekankan pada faktor eksternal seperti inflasi, suku bunga, dan nilai tukar mata uang.

Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan didalam usahanya memperoleh keuntungan dengan menggunakan aktiva yang dimiliki.Profitabilitas menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien atau tidak.Efisiensi sebuah usaha baru dapat diketahui setelah membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.

Menurut Riyadi (2006) rasio profitabilitas dapat diukur melalui: 1) Return on Asset (ROA) adalah rasio profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara laba (sebelumpajak) dengan total aset bank, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan aset yangdilakukan oleh bank yang bersangkutan; 2) Return on Equity (ROE) adalah rasio profitabilitasyang menunjukkan perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan Modal (Modal inti) bank,rasio ini menunjukan tingkat persentase yang dapat dihasilkan; 3) Net Interest Margin (NIM)merupakan perbandingan antara interest income (pendapatan bungabank yang diperoleh) dikurangi interest expense (biaya bunga bank yang menjadi beban) dibagi dengan average interest earning assets (rata-rata aktiva produktif yang digunakan).

2.1.3Return on Assets (ROA)

Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak)


(7)

yang dihasilkan dari total aset bank yang bersangkutan. (Riyadi, 2006). Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak. Sedangkan rata-rata total asset adalah rata-rata volume usaha atau aktiva. ROA dirumuskan sebagai berikut:

ROA =

x 100%

.

2.1.4 Nilai Tukar Mata Uang (Kurs Tukar)

Menurut Triyono (2008) kurs (exchange rate) adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Sedangkan menurut Sukirno (2008:397) kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain.

Nilai tukar satu mata uang mempengaruhi perekonomian apabila nilai tukar mata uang tersebut terapresiasi atau terdepresiasi. Fluktuasi atas perubahan nilai tukar merupakan pusat perhatian pasar mata uang luar negeri (foreign exchange market) (Manurung dan Manurung, 2009). Perdagangan antar negara dimana masing-masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing.


(8)

Sistem nilai tukar dapat diklasifikasikan menurut seberapa jauh nilai tukar dikendalikan oleh pemerintah, kategori-kategori sistem nilai tukar menurut Madura (2006:165)adalah sebagai berikut :

1. Sistem nilai kurs tetap

Sistem nilai tukar tetap adalah suatu sistem moneter dimana nilai tukar dibuat konstan atau hanya dibiarkan berfluktuasi dalam batas-batas yang sangat sempit.Jika nilai tukar mulai bergerak terlalu tajam, pemerintah dapat melakukan intervensi untuk mempertahankannya dalam batas-batas yang dimaksud.

2. Sistem nilai kursmengambang bebas

Sistem nilai tukar mengambang bebas merupakan suatu sistem moneter dimana nilai tukar dibiarkan bergerak mengikuti kekuatan-kakuatan pasar tanpa intervensi dari pemerintah.Dalam system ini perusahaan-perusahaan multinasional perlu menyerahkan sumber daya yang substansial untuk mengukur dan mengelola resiko valuta asing.

3. Sistem nilai kursmengambang terkendali

Sistem mengambang terkendali adalah suatu sistem moneter dimana nilai tukar dibiarkan berfluktuasi tanpa batas-batas yang eksplisit, tetapi bank sentral bisa melakukan intervensi untuk mempengaruhi pergerakan nilai tukar tersebut.


(9)

4. Sistem nilai kurs terpatok

Sistem nilai tukar terpatok yang merupakan sistem moneter dimana valuta-valuta dipatokan ke suatu valuta lain atau ke suatu unit perhitungan dalam batas-batas tertentu.

Naik turunnya nilai tukar mata uang atau kurs valuta asing bisa terjadi dengan berbagai cara, yakni bisa dengan cara dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara yang menganut sistem managed floating exchange rate atau bisa juga karena tarik menariknya kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran di dalam pasar (ma rket mechanism) dan lazimnya perubahan nilai tukar mata uang tersebut bisa terjadi karena 4 (empat) hal, yaitu:

1. Depresiasi (depreciation), yaitu penurunan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya, yang terjadi karena tarik menariknya kekuatan-kekuatan supply dan demand di dalam pasar (market mechanism)

2. Apresiasi (appreciation), yaitu peningkatan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya, yang terjadi karena tarik menariknya kekuatan-kekuatan supply dan demand di dalam pasar (market mechanism)

3. Devaluasi (devaluation), yaitu penurunan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara.

4. Revaluasi (revaluation), yaitu peningkatan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara.


(10)

2.1.5 Tingkat Suku Bunga BI

Suku bunga adalah harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu atau harga dari penggunaan uang (pinjaman) yang dipergunakan pada saat ini dan akan dikembalikan pada saat mendatang (Madura, 2006). Jumlah pinjaman tersebut disebut pokok utang (principal).Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut suku bunga.Bunga bagi bank bisa menjadi biaya yang harus dibayarkan kepada penabung, tetapi dilai pihak, bunga dapat juga merupakan pendapatan bank yang diterima oleh debitor karena kredit yang diberikan.

Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) adalah kebijakan suku bunga yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yangditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik (Bank Indonesia).Secara teoretis terdapat dua jalur utama mekanisme transmisi kebijakan moneter, yaitu melalui jalur jumlah uang yang beredar dan jalur harga melalui suku bunga.Jalur suku bunga ini merupakan hal penting untuk perekonomian Indonesia.

Perkembangan tingkat suku bunga yang tidak wajar secara langsung dapat mengganggu perkembangan perbankan.Tingkat suku bunga menjadi ukuran berapa biaya atau pendapatan sehubungan dengan penggunaan uang untuk periode jangka waktu tertentu.


(11)

2.1.6 Inflasi

Menurut Tandelilin (2010), inflasi adalah kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan sehingga terjadi penurunan daya beli uang. Inflasi merupakan meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dapat diartikan sebagai proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.

Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan.

Ditinjau dari sudut bobotnya, dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:

1) Inflasi ringan adalah inflasi dengan laju pertumbuhan yang berlangsung perlahan dan berada pada posisi satu digit atau di bawah 10% per tahun. 2) Inflasi sedang adalah inflasi dengan tingkat laju pertumbuhan berada di antara


(12)

10-30% per tahun atau melebihi dua digit.

3) Inflasi berat merupakan inflasi dengan laju pertumbuhan berada di antara 30-100% per tahun.

4) Inflasi sangat berat adalah inflasi dengan laju pertumbuhan melampaui 100% per tahun.

2.2 Hubungan Antar Variabel

Konsep hubungan antar variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 2.2.1 Hubungan Nilai Tukar dengan Profitabilitas

Gejolak nilai tukar yang disebabkan karena kondisi makroekoomi yang terus berubah menyebabkan pengelolaan perbankan menjadi kurang efisien (Abdullah dan Tantri, 2012 : 280). Menurut Pohan (2008 : 55) pengelolaan nilai tukar yang realistis dan perubahan yang cukup rendah akan mendorong meningkatnya permintaan kredit untuk usaha yang produktif sehingga dapat meningkatkan profitabilitas bank dan mendorong perkembangan perbankan yang sehat.

Menguatnya nilai mata uang suatu negara terhadap negara lain dapat menandakan bahwa keadaan ekonomi negara tersebut sedang baik. Ketika nilai tukar rupiah mengalami apresiasi, menunjukkan penguatan nilai rupiah terhadap dollar dan mengindikasikan adanya peningkatan perekonomian nasional. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar juga akan meningkatkan profitabilitas bank, dimana perusahaan-perusahaaan yang melakukan pengembangan usaha dan peningkatan


(13)

ekspor akan mengajukan kredit kepada bank. Pendapatan dari bunga kredit tersebut akan meningkatkan profitabilitas bank. (Indahsari, 2015).

2.2.2 Hubungan Suku Bunga dengan Profitabilitas

Meningkatnya suku bunga BI akan mengakibatkan nasabah dan investor menyimpan uangnya di bank dengan harapan memperoleh pengembalian yang lebih tinggi. Teori ini diungkapkan oleh Pohan (2008 : 53) yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga yang tinggi di satu sisi akan meningkatkan minat masyarakat untuk menabung, sehingga jumlah dana yang dihimpun bank dari masyarakat(funding) akan meningkat, dan dengan demikian profitabilitas bank akan meningkat.

Bagi para investor yang menanamkan sahamnya di bank, kenaikan suku bunga tersebut akan membuat investor memilih alternatif deposito yang akan memberikan bunga lebih tinggi. Berdasarkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suku bunga maka pendapatan bank akan semakin meningkat karena akan meningkatkan hasrat masyarakat untuk menabung, tetapi hal ini akan terjadi jika pendapatan tersebut lebih besar dari beban operasional yang ditanggung pihak perbankan sendiri. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Indahsari (2015) yang menunjukkan bahwa tingginya suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.


(14)

2.2.3 Hubungan Inflasi dengan Profitabilitas

Secara teori inflasi berpengaruh terhadap dunia perbankan sebagai salah satu institusi keuangan. Sebagai lembaga yang fungsi utamanya sebagai mediasi, bank sangat rentan dengan resiko inflasi terkait dengan mobilitas dananya. Di bidang moneter, laju inflasi yang tinggi dan tidak terkendali dapat mengganggu upaya perbankan dalam mengerahkan dana masyarakat. Hal ini disebabkan, karena tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan tingkat suku bunga riil menjadi menurun. Fakta demikian akan mengurangi hasrat masyarakat untuk menabung, sehingga pertumbuhan dana indutri perbankan yang bersumber dari masyarakat akan menurun (Pohan, 2008). Penurunan sumber dana perbankan dari masyarakat berakibat terhadap potensi profitabilitas indutri perbankan semakin menurun.

Sukirno (2008) menyatakan bahwa inflasi akan menimbulkan efek buruk kepada individu dan masyarakat salah satunya yaitu, inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang, simpanan di Bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi berlaku. Pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi, antara lain dengan membeli harta-harta tetap seperti, tanah, rumah dan bangunan. Ketika terjadi inflasi maka nilai riil tabungan merosot karena masyarakat akan mempergunakan hartanya untuk mencukupi biaya pengeluaran akibat naiknya harga-harga barang, sehingga akan mempengaruhi profitabilitas bank.


(15)

2.3 Penelitian Terdahulu

Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut :

1. Simiyu (2015) dalam penelitiannya berjudul “Effect Of Macroeconomic Variables On Profitability Of Commercial Banks Listed In The Nairobi Securities Exchange” , hasil penelitiannya menunjukkan GDP tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, suku Bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas dan nilai Tukar berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

2. Indahsari (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor Makroekonomi Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.)” Hasil penelitianya menunjukkan bahwa variabel BI Rate berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Variabel nilai tukar berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Variabel jumlah uang beredar berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

3. Kiganda (2014) dalam penelitiannya berjudul “Effect of Macroeconomic

Factors on Commercial Banks Profitability in Kenya: Case of Equity Bank Limited”, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor ekonomi makro berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, GDP dan Inflasi


(16)

berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas dan nilai Tukar berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas.

4. Otuori (2013) dalam penelitiannya berjudul “Influence Of Exchange Rate Determinants On The Performance Of Commercial Banks In Kenya”, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat suku bunga memiliki efek positif pada kinerja perbankan, tingkat inflasi memiliki dampak negative terhadap kinerja, utang luar memiliki efek negatif pada profitabilitas bank, dan ekspor dan impor memilikiefek positif pada profitabilitas bank di Kenya.

5. Sahara (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, dan Produk Domestik Bruto Terhadap ROA Bank Syariah di Indonesia” Hasil penelitiannya menyatakan bahwa inflasi berpengaruh terhadap ROA, suku bunga berpengaruh negatif terhadap ROA, dan produk domestik bruto berpengaruh positif terhadap ROA 6. Utomo (2013) dengan penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh

Tingkat Inflasi dan Suku Bunga BI terhadap Kinerja Keuangan PT.Bank Muamalat,Tbk. Berdasarkan Rasio Keuangan”, Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Inflasi tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap kinerja perbankan yaitu ROA, ROE,dan NIM, sedangkan suku bunga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ROA dan ROE namun lebih dominan memberikan pengaruh terhadap NIM. Inflasi lebih memperngaruhi ROA dan ROE sedangkan suka bunga lebih


(17)

mempengaruhi terhadap NIM.

7. Wibowo (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “ Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Car, Bopo, Npf Terhadap Profitabilitas Bank

Syariah” Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Suku bunga tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA, Inflasi memiliki arah yang negatif namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA, CAR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA, BOPO memiliki pengaruh negatif terhadap ROA, dan NPF tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap ROA.

8. Dwijayanthy dan Naomi (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar Mata Uang Terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007” Hasil penelitiannya menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas, BI Rate tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dan nilai tukar berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

9. Abreu and Mendes (2001) dalam penelitiannya berjudul “Commercial Bank Interest Margins and Profitability: Evidence for Some EU Countries”, hasil peneliotiannya menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas, nilai tukar tidak perpengaruh terhadap profitabilitas dan interest margin, dan kapitalisasi berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas.


(18)

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti/

Tahun

Judul Penelitian

Variabel Teknik Analisis Data

Hasil Penelitian 1 Simiyu

(2015)

Effect Of Macroeconomi c Variables On Profitability Of Commercial Banks Listed In The Nairobi Securities Exchange Dedependen : Profitabilitas Independen : 1. GDP 2. Suku Bunga 3. Nilai Tukar Regresi Data Panel

1. GDP tidak berpengaruh terhadap profitabilitas 2. Suku Bunga

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas 3. Nilai Tukar

berpengaruh positif terhadap profitabilitas 2 Indahsari

(2015) Analisis Faktor Makroekonomi Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank (Studi Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.) Dependen : Profitabilitas (ROA) Independen : 1.BI Rate 2.NilaiTukar 3.Uang Beredar Regresi linier berganda

1. Variabel BI Rate berpengaruh signifikan positif terhadap

profitabilitas. 2. Variabel nilai

tukar berpengaruh signifikan negatif terhadap

profitabilitas 3. Variabel jumlah

uang beredar berpengaruh signifikan positif terhadap


(19)

Lanjutan Tabel 2.1 No Peneliti/

Tahun

Judul

Penelitian Variabel

Teknik Analisis

Data

Hasil Penelitian

3. Kiganda (2014)

Effect of Macroeconomi c Factors on Commercial BanksProfitabi lity in Kenya: Case of Equity Bank Limited Dependen : Profitabilitas Independen : 1. GDP 2. Inflasi 3. Nilai Tukar

Koefision Korelasi dan Analisis Regresi 1.faktor ekonomi makro berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas 2. GDP dan Inflasi

berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas 3. Nilai Tukar

berpengaruh negatif signifikan terhadap

profitabilitas. 4 Otuori

(2013) Influence Of Exchange Rate Determinants On The Performance Of Commercial Banks In Kenya Dependen : Kinerja Independen : 1.Suku Bunga 2. Inflasi 3. Hutang 4. Ekspor dan Impor

Analisis Regresi

1. suku bunga memiliki efek positif pada kinerja perbankan,

2. inflasi memiliki dampak negative terhadap kinerja, 3.utang luar memiliki

efek negatif pada profitabilitas bank 4.ekspor dan impor memilikiefek positif pada profitabilitas 5 Sahara

(2013)

Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, dan Produk

Domestik Bruto

Terhadap ROA Bank Syariah di Indonesia Dependen : ROA Independen : 1.Inflasi 2.Suku Bunga BI 3.PDB Regresi linier berganda 1. Inflasi berpengaruh terhadap ROA 2.Suku bunga berpengaruh negatif terhadap ROA

3. produk domestik bruto berpengaruh positif terhadap ROA


(20)

Lanjutan Tabel 2.1 No Peneliti/

Tahun

Judul

Penelitian Variabel

Teknik Analisis

Data

Hasil Penelitian

6 Utomo (2013)

Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi danSuku Bunga BI terhadap Kinerja Keuangan PT.Bank Muamalat,Tbk. BerdasarkanRa sio Keuangan Dependen : Kinerja Keuangan Independen : 1.Tingkat Inflasi

2.Suku Bunga BI Analisis Regresi Linier 1.Inflasi tidak memberikan pengaruh secarasignifikan terhadap kinerja perbankan yaitu ROA, ROE, dan NIM 2.sukubunga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ROA dan ROE namun lebih dominan memberikan pengaruh terhadap NIM 3.Inflasi lebih memperngaruhi ROAdan ROE sedangkan suka bunga lebih mempengaruhi terhadapNIM 7 Wibowo

(2012)

Analisis

Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Car, Bopo, Npf Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Dependen : Profitabilitas Independen : 1.Suku Bunga 2.Inflasi 3.CAR 4.BOPO 5.NPF Regresi berganda

1.Suku bunga tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap ROA 2.Inflasi memiliki

arah yang negatif namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA 3.CAR tidak


(21)

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA 4.BOPO memiliki pengaruh negatif terhadap ROA 5.NPF tidak memilikipengaru h langsungyang signifikan terhadap ROA 8 Dwijaya

nty dan Naomi (2009) Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar Mata Uang Terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007 Dependen : Profitabilitas Independen : 1.Inflasi 2.BI Rate 3.Nilai Tukar Regresi Berganda 1.Inflasi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas 2.BI Rate tidak

berpengaruh terhadap profitabilitas 3.Nilai tukar berpengaruh negatif terhadap profitabilitas 9 Abreu

and Mendes (2001)

Commercial Bank Interest Margins and Profitability: Evidence for

Some EU

Countries Dependen : 1.Profitabilitas 2.Interest Margin Independen : 1.Inflasi 2.Nilai Tukar 3.pertumbuhan ekonomi 4.ukuran Bank 5.kapitalisasi 6.bauran produk perbankan Regresi Linier 1.Inflasi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas 2. nilai tukar tidak

perpengaruh terhadap profitabilitas dan interest margin 3. kapitalisasi berpengaruh negative signifikan terhadap profitabilitas.


(22)

1.2 Kerangka Konseptual

Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar atau yang disebut apresiasi akan meningkatkan profitabilitas bank, dimana perusahaan-perusahaaan yang melakukan pengembangan usaha dan peningkatan ekspor akan mengajukan kredit kepada bank. Pendapatan dari bunga kredit tersebut akan meningkatkan profitabilitas bank. (Indahsari, 2015), sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Pohan (2008 : 55) yang menyatakan bahwa pengelolaan nilai tukar yang realistis dan perubahan yang cukup rendah akan mendorong meningkatnya permintaan kredit untuk usaha yang produktif sehingga dapat meningkatkan profitabilitas bank dan mendorong perkembangan perbankan yang sehat.

Penelitian Utomo (2013) menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara suku bunga dengan profitabilitas, hal ini sesuai dengan pendapat Pohan (2008) yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga yang tinggi di satu sisi akan meningkatkan minat masyarakat untuk menabung, sehingga jumlah dana yang dihimpun bank dari masyarakat(funding) akan meningkat, dan dengan demikian profitabilitas bank akan meningkat

Inflasi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (Dwijayanty dan Naomi, 2009). Ketika terjadinya inflasi maka minat masyarakat untuk menabung akan berkurang, seperti yang dinyatakan Sukirno (2008:339) bahwa inflasi akan menununkan nilai riil uang masyarakat yang disimpan dalam bentuk tabungan sehingga masyarakat lebih memilih menginvestasikannya dalam bentuk asset tetap. Hal ini akan menurunkan profitabilitas bank.


(23)

Berdasarkan landasan teori, hubungan antar variabel dan hasil penelitian terdahulu, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1

2.5 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori, maka hipotesis dari penelitian ini adalah, “Nilai tukar, tingkat suku bunga, dan inflasi berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

Nilai Tukar

Tingkat Suku Bunga

Inflasi


(1)

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti/ Tahun

Judul Penelitian

Variabel Teknik Analisis Data

Hasil Penelitian 1 Simiyu

(2015)

Effect Of Macroeconomi c Variables On Profitability Of Commercial Banks Listed In The Nairobi Securities Exchange

Dedependen : Profitabilitas Independen :

1. GDP 2. Suku Bunga 3. Nilai

Tukar

Regresi Data Panel

1. GDP tidak berpengaruh terhadap profitabilitas 2. Suku Bunga

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas 3. Nilai Tukar

berpengaruh positif terhadap profitabilitas 2 Indahsari

(2015)

Analisis Faktor Makroekonomi Yang

Mempengaruhi Profitabilitas Bank (Studi Pada Pt. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk.)

Dependen : Profitabilitas (ROA) Independen : 1.BI Rate 2.NilaiTukar 3.Uang

Beredar

Regresi linier berganda

1. Variabel BI Rate berpengaruh signifikan positif terhadap

profitabilitas. 2. Variabel nilai

tukar berpengaruh signifikan negatif terhadap

profitabilitas 3. Variabel jumlah

uang beredar berpengaruh signifikan positif terhadap


(2)

Lanjutan Tabel 2.1

No Peneliti/ Tahun

Judul

Penelitian Variabel

Teknik Analisis

Data

Hasil Penelitian

3. Kiganda (2014)

Effect of Macroeconomi c Factors on Commercial BanksProfitabi lity in Kenya: Case of Equity Bank Limited Dependen : Profitabilitas Independen : 1. GDP 2. Inflasi 3. Nilai Tukar

Koefision Korelasi dan Analisis Regresi 1.faktor ekonomi makro berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas 2. GDP dan Inflasi

berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas 3. Nilai Tukar

berpengaruh negatif signifikan terhadap

profitabilitas. 4 Otuori

(2013) Influence Of Exchange Rate Determinants On The Performance Of Commercial Banks In Kenya Dependen : Kinerja Independen : 1.Suku Bunga 2. Inflasi 3. Hutang 4. Ekspor dan Impor

Analisis Regresi

1. suku bunga memiliki efek positif pada kinerja perbankan,

2. inflasi memiliki dampak negative terhadap kinerja, 3.utang luar memiliki

efek negatif pada profitabilitas bank 4.ekspor dan impor memilikiefek positif pada profitabilitas 5 Sahara

(2013)

Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, dan Produk

Domestik Bruto

Terhadap ROA Bank Syariah di Indonesia Dependen : ROA Independen : 1.Inflasi 2.Suku Bunga BI 3.PDB Regresi linier berganda 1. Inflasi berpengaruh terhadap ROA 2.Suku bunga berpengaruh negatif terhadap ROA

3. produk domestik bruto berpengaruh positif terhadap ROA


(3)

Lanjutan Tabel 2.1

No Peneliti/ Tahun

Judul

Penelitian Variabel

Teknik Analisis

Data

Hasil Penelitian

6 Utomo (2013)

Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi danSuku Bunga BI terhadap Kinerja Keuangan PT.Bank Muamalat,Tbk. BerdasarkanRa sio Keuangan

Dependen : Kinerja Keuangan Independen : 1.Tingkat

Inflasi

2.Suku Bunga BI

Analisis Regresi Linier

1.Inflasi tidak memberikan pengaruh

secarasignifikan terhadap kinerja perbankan yaitu ROA, ROE, dan NIM

2.sukubunga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ROA dan ROE namun lebih dominan memberikan pengaruh terhadap NIM 3.Inflasi lebih

memperngaruhi ROAdan ROE sedangkan suka bunga lebih mempengaruhi terhadapNIM 7 Wibowo

(2012)

Analisis

Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Car, Bopo, Npf Terhadap Profitabilitas Bank Syariah

Dependen : Profitabilitas Independen : 1.Suku Bunga 2.Inflasi 3.CAR 4.BOPO 5.NPF

Regresi berganda

1.Suku bunga tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap ROA 2.Inflasi memiliki

arah yang negatif namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA


(4)

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA 4.BOPO memiliki

pengaruh negatif terhadap ROA 5.NPF tidak

memilikipengaru h langsungyang signifikan terhadap ROA 8 Dwijaya

nty dan Naomi (2009)

Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar Mata Uang Terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007

Dependen : Profitabilitas Independen : 1.Inflasi 2.BI Rate 3.Nilai Tukar

Regresi Berganda

1.Inflasi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas 2.BI Rate tidak

berpengaruh terhadap profitabilitas 3.Nilai tukar

berpengaruh negatif terhadap profitabilitas 9 Abreu

and Mendes (2001)

Commercial Bank Interest Margins and Profitability: Evidence for

Some EU

Countries

Dependen : 1.Profitabilitas 2.Interest Margin Independen : 1.Inflasi 2.Nilai Tukar 3.pertumbuhan ekonomi 4.ukuran Bank 5.kapitalisasi 6.bauran produk perbankan

Regresi Linier

1.Inflasi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas 2. nilai tukar tidak

perpengaruh terhadap

profitabilitas dan interest margin 3. kapitalisasi

berpengaruh negative signifikan terhadap profitabilitas.


(5)

1.2 Kerangka Konseptual

Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar atau yang disebut apresiasi akan meningkatkan profitabilitas bank, dimana perusahaan-perusahaaan yang melakukan pengembangan usaha dan peningkatan ekspor akan mengajukan kredit kepada bank. Pendapatan dari bunga kredit tersebut akan meningkatkan profitabilitas bank. (Indahsari, 2015), sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Pohan (2008 : 55) yang menyatakan bahwa pengelolaan nilai tukar yang realistis dan perubahan yang cukup rendah akan mendorong meningkatnya permintaan kredit untuk usaha yang produktif sehingga dapat meningkatkan profitabilitas bank dan mendorong perkembangan perbankan yang sehat.

Penelitian Utomo (2013) menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara suku bunga dengan profitabilitas, hal ini sesuai dengan pendapat Pohan (2008) yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga yang tinggi di satu sisi akan meningkatkan minat masyarakat untuk menabung, sehingga jumlah dana yang dihimpun bank dari masyarakat(funding) akan meningkat, dan dengan demikian profitabilitas bank akan meningkat

Inflasi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (Dwijayanty dan Naomi, 2009). Ketika terjadinya inflasi maka minat masyarakat untuk menabung akan berkurang, seperti yang dinyatakan Sukirno (2008:339) bahwa inflasi akan menununkan nilai riil uang masyarakat yang disimpan dalam bentuk tabungan sehingga masyarakat lebih memilih menginvestasikannya dalam bentuk asset tetap.


(6)

Berdasarkan landasan teori, hubungan antar variabel dan hasil penelitian terdahulu, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1

2.5 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori, maka hipotesis dari penelitian ini adalah, “Nilai tukar, tingkat suku bunga, dan inflasi berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

Nilai Tukar

Tingkat Suku Bunga

Inflasi