respon masyarakat pada program Dana Desa di Desa Kutambaru Kecamatan Munte Kabupaten Karo

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Respon
Respon berasal dari kata response yang berarti balasan atau tanggapan

(reaction). Dalam istilah psikologi, respon dikenal dengan proses memunculkan
dan membayangkan kembali gambaran hasil pengamatan. Respon pada proses
yang didahului oleh sikap seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan
untuk bertindak untuk bereaksi terhadap rangsangan.(Hudaniah,2009).
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interaksi dari berbagai
komponen, dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport yaitu ada tiga,
yaitu:
1. Komponen Kognitif
Komponen kognitif adalah komponen atas dasar pengetahuan atau
informasi yang dimiliki seseorang tentang objek sikap tersebut.
2. Komponen Afektif
Komponen afektif adalah komponen yang berhubungan dengan rasa
senang dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan
nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.

3. Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan objek sikapnya.

8
Universitas Sumatera Utara

Sehingga dapat disimpulkan respon terjadi bermula dari adanya suatu
tindakan pengamatan yang menghasilkan suatu kesan yang menjadikan kesadaran
yang dapat dikembangkan pada masa sekarang. Ataupun menjadi antisipasi pada
masa yang akan datang. Jadi jelas bahwa pengamatan dan sikap terjadi sebelum
respon. Pengamatan merupakan modal dasar dari respon sedangkan, modal dari
pengamatan adalah alat indera yang meliputi penglihatan dan penginderaan
2.1.1

Persepsi
Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan suatu objek yang

diawali oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya rangsang oleh alat
indra, kemudian individu memiliki perhatian, selanjutnya diteruskan ke otak, lalu

individu menyadari tentang sesuatu yang diamati. Menurut Morgan, King dan
Robinson (dalam Adi,1994) persepsi menunjuk pada bagaimana kita melihat,
mendengar, merasakan, mengecap, dan mencium dunia disekitar kita, dengan kata
lain persepsi dapat pula didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dialami oleh
manusia.
2.1.2

Sikap
Sikap adalah reaksi atau respons yang masih tertutup dari individu, selalu

diarahkan terhadap suatu hal atau objek tertentu dan sifatnya tertutup. Oleh sebab
itu, manifestasi sikap tidak langsung dapat dilihat, namun hanya dapat ditafsirkan
dari tingkah laku yang tertutup tersebut. Disamping sikap yang bersifat tertutup,
sikap juga bersikap sosial,dalam arti bahwa kita hendaknya dapat beradaptasi
dengan orang lain. Sikap menuntut tingkah laku sehingga akan bertindak sesuai
dengan sikap yang diekspresikan. Kesadaran individu untuk menentukan tingkah
laku nyata dan tingkah laku yang mungkin terjadi itulah yang dinamakan sikap

9
Universitas Sumatera Utara


(Sunaryo,2005:95).
Sikap dapat bersifat negatif dan dapat pula bersifat positif. Sikap negatif
memunculkan kecenderungan untuk menjauhi, membenci, menghindari ataupun
tidak menyukai keberadaan suatu objek. Sedangkan sikap positif memunculkan
kecenderungan untuk menyenangi, mendekati, menerima atau bahkan meng
harapkan objek tertentu (Adi,1994:178&179).
2.1.3

Partisipasi
Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation adalah

pengambilan bagian atau keikutsertaan.

Partisipasi masyarakat adalah

keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi
masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk
menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, keterlibatan
masyarakatdalam mengevaluasi perubahan yang terjadi.

2.2

Masyarakat

2.2.1

Pengertian Masyarakat
Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab “syaraka” yang berarti ikut

serta, berpartisipasi. Menurut Gillin & Gillin(dalam Basrowi, 2005) masyarakat
adalah kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan,sikap, tradisi
dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat meliputi kelompok manusia yang
kecil sampai dengan kelompok manusia dalam suatu masyarakat yang sangat
besar, seperti suatu negara. Dimana suatu negara juga memiliki kebiasaan, tradisi,
sikap dan perasaan persatuan yang sama dan keteraturan.

10
Universitas Sumatera Utara

2.2.2


Model-model Pengembangan Masyarakat
Menurut Jack Rothman(dalam Suharto,2005) ada tiga macam model yang

berguna dalam memahami pengembangan masyarakat, yaitu:
1. Pengembangan Masyarakat Total
Pengembangan masyarakat total adalah proses yang ditujukan untuk
menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui
partisipasi aktif serta inisiatif masyarakat itu sendiri. Anggota masyarakat
bukan dipandang sebagai sistem klien yang

melainkan sebagai

masyarakat yang unik dan memiliki potensi tersebut belum sepenuhnya
dikembangkan. Pengembangan kepemimpinan lokal, peningkatan strategi
kemandirian, peningkatan informasi, komunikasi, relasi dan keterlibatan
anggota masyarakat merupakan inti dari proses pengembangan masyarakat
lokal.
2. Perencanaan sosial
Perencanaan sosial disini menunjukkan pada proses pragmatis untuk

menentukan keputusan dan menetapkan tindakan dalam memecahkan
masalah sosial tertentu seperti kemiskinan, pengangguran, kenakalan
remaja, kebodohan, kesehatan masyarakat yang buruk, dan lain-lain.
Berbeda dengan pengembangan masyarakat lokal, perencanaan sosial
lebih berorientasi pada tujuan tugas.
3. Aksi sosial
Tujuan dan sasaran utama aksi sosial adalah perubahan-perubahan
fundamental dalam kelembagaan danstruktur masyarakat melalui proses
pendistribusian kekuasaan, sumber dan pengambilan pendekatan aksi

11
Universitas Sumatera Utara

sosial didasari suatu pandangan bahwa masyarakat adalah sistem klien
yang seringkali menjadi korban ketidakadilan struktur. Mereka miskin
karena dimiskinkan, mereka lemah karena dilemahkan, dan tidak percaya
karena tidak diberdayakan oleh kelompok elit masyarakat yang menguasai
sumber-sumber ekonomi, politik, dan kemasyarakatan. Aksi sosial
berorientasi pada tujuan proses dan tujuan hasil. Masyarakat diorganisir
melalui proses penyadaran, pemberdayaan dan tindakan-tindakan aktual

untuk mengubah struktur kekuasaan agar lebih memenuhi prinsip
demokrasi, kemerataan dan keadilan.
2.2.3

Pemberdayaan Masyarakat.
Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup

kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan dan mempengaruhi
kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.
Pemberdayaan menekankan orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan
kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang
lain yang menjadi perhatiannya (Parsons dalam Suharto,2005). Pemberdayaan
masyarakat adalah proses pembangunan dimana masyarakat berinisiatif untuk
memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri
sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bila warganya ikut berpartisipasi.
Pemberdayaan secara konseptual pada intinya membahas bagaimana
individu, kelompok, ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka
sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan
keinginan mereka.Prinsip ini mendorong masyarakat untuk menentukan sendiri
apa yang harus ia lakukan dalam kaitannya dengan upaya mengatasi permasalahan


12
Universitas Sumatera Utara

yang dihadapi, sehingga masyarakat mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh
untuk membentuk hari kedepannya.
Secara garis besar, proses pemberdayaan ini melihat pentingnya
mengalirkan daya (kuasa) dari subjek ke objek. Pemberian kuasa, kebebasan, dan
pengakuan dari subjek ke objek dengan memberinya kesempatan untuk
meningkatkan hidupnya dengan memakai sumber daya yang ada merupakan salah
satu manifestasi dari mengalirnya daya tersebut. Pada akhirnya, kemampuan
individu miskin untuk dapat mewujudkan harapannya dengan diberinya
pengakuan oleh subjek merupakan bukti bahwa individu dan kelompok memiliki
daya.
Mengalirnya daya ini merupakan upaya atau cita-cita untuk mensinergikan
masyarakat miskin kedalam aspek kehidupan yang lebih luas. Hasil akhir dari
pemberdayaan adalah beralihnya fungsi individu atau kelompok yang semula
sebagai objek menjadi subjek (subjek baru), sehingga relasi sosial yang ada
nantinya hanya akan dicirikan dengan relasi antara subjek dengan subjek yang
lain. Dengan demikian, proses pemberdayaan mengubah pola relasi lama subjekobjek menjadi subjek-subjek. (Nasdian,2015:90-93)

2.3

Program
Program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan. Dengan

adanya program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih
mudah untuk dioperasionalkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa program
merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan pelaksanaan.
Dalam program terdapat beberapa aspek, antara lain:

13
Universitas Sumatera Utara

1. adanya tujuan yang ingin dicapai
2. adanya kebijakan-kebijakan yang harus diambil dalam pencapaian tujuan
3. adanya aturan-aturan yang dipegang dan prosedur yang dilalui
4. adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan
5. adanya strategi dalam pelaksanaan
Unsur kedua yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan program ialah
adanya kelompok orang yang menguji sasaran program sehingga kelompok orang

tersebut merasa ikut dilibatkan dan membawa hasil dari program yang dijalankan
dan adanya perubahan serta peningkatan dalam kehidupannya. Tanpa ada
manfaat, dapat dikatakan bahawa program tersebut gagal dilaksanakan. Berhasil
tidaknya suatu program tergantung dari unsur pelaksananya. Unsur pelaksana
merupakan unsur ketiga yang memiliki tanggung jawab mengolah dan mengawasi
pelaksanaan program, baik organisasi maupun perorangan.
2.4

Desa

2.4.1

Pengertian Desa
Menurut UU No 6 Tahun 2014, desa adalah desa dan desa adat atau

disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat, hak asal usuk, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Republik Indonesia.Desa dapat diartikan sebagai suatu kesatuan hukum, dimana

bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan
tersendiri. Di daerah suku Karo desa diberi istilah dengan Kuta.

14
Universitas Sumatera Utara

Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Pemusyawaratan Desa dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Republik Indonesia. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain Kepala
Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa.
Pengakuan desa dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 18B ayat
1 dan 2, serta dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah nomor 32 tahun 2004,
dimana desa atau yang disebut dengan nama lain(selanjutnya disebut desa) adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki bata-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini kemudian ditegaskan
lagi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 tentang Desa dan Undang-undang
Republik Indonesia nomor 6 tahun 2014.
2.4.2

Ciri-ciri Desa
Desa-desa di Indonesia pada umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut:
a. Tepi desa ada pintu dari kayu yang merupakan pintu gerbang untuk masuk
ke desa.
b. Tepi desa biasanya dikelilingi dengan tanaman bambu
c. Terdapat makam dengan tanaman kamboja
d. Terdapat Balai Desa, tempat mengantor seorang kepala desa beserta
perangkatnya

15
Universitas Sumatera Utara

e. Ditandai adanya lumbung desa
f. Ditandai dengan kehidupan yang tenang dan damai serta keakraban
diantara penduduknya
g. Biasanya ditandai dengan model perkampungan yang memanjang
sepanjang jalan-jalan yang ada di desa dan pola perkampungan yang saling
berhadapan satu sama lain. Pola perkampungan yang terakhir ini biasanya
dihuni oleh beberapa rumah tangga/keluarga yang masih memiliki
hubungan kerabat.
h. Dipimpin oleh seorang kepala desa dengan beberapa perangkat desa
i. Masyarakat sebagian besar hidup dari tanah pertanian dan pemeliharaan
ternak. (Wisadirana,2004:21).
2.4.3

Karakteristik Masyarakat Desa
Redfield dalam Wisadirana 2004 menyatakan masyarakat desa adalah

masyarakat tradisional dengan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Jumlahnya kecil, dengan tempat tinggal yang terpencil jauh dari keramaian
kota
b. Relatif bersifat homogen dengan rasa persatuan yang kuat
c. Memiliki sistem sosial yang teratur dengan perilaku tradisionalnya
d. Rasa persaudaraan yang sangat kuat
e. Taat pada ajaran-ajaran agama dan menurut kepada pemuka masyarakat
f. Masyarakat desa merupakan masyarakat yang dapat diartikan:
g. Sebagai satu organisasi dan sistem sosial, yakni suatu masyarakat yang
menunjukkan keteraturan pada kelompok-kelompok sosial

16
Universitas Sumatera Utara

h. Sebagai suatu masyarakat keluarga, artinya masyarakat tersebut ditandai
oleh adanya saling kenal mengenal diantara anggotanya, adanya
keinginan, memiliki rasa persaudaraan yang tinggi, memiliki jalinan
emosional yang kuat dan saling membantu serta tolong menolong.
i. Sebagai masyarakat peternalistik yaitu suatu masyarakat dimana anggotaanggotanya mempunyai sifat pasrah diri terhadap atasan atau orang yang
dianggap kedudukan lebih tinggi( pemuka adat/masyarakat dan atau
pamong desa). Mereka dianggap sebagai bapak yang dapat melindungi dan
harus menghormati serta dipatuhi. Jadi masyarakat ini sifatnya
membapakkan pada atasan dan biasanya pada desa yang semakin
terpencil,

maka

sifat

tersebut

akan

semakin

nyata

(Wisadirana,2004:49&50).
2.4.4

Ruang Lingkup Desa
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup:

1. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;
2. Urusan

pemerintahan

yang

menjadi

kewenangan

kabupaten/kota

diserahkan pengaturannya kepada desa;
3. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota
4. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan
diserahkan kepada desa.
Urusan pemerintah yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota yang
diserahkan pengaturannya kepada desa adalah urusan pemerintahan yang secara
langsung dapat meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat.

17
Universitas Sumatera Utara

Penyelenggaraan Pemerintah Desa terdiri dari Pemerintah Desa dan BPD.
Pemerintah desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa. Perangkat desa
terdiri dari Sekertaris Desa dan Perangkat Desa lainnya. Perangkat desa lainnya
terdiri atas:
a. Sekertaris Desa
b. Pelaksana teknis lapangan
c. Unsur kewilayahan.
Badan Permusyawarahan Desa (BPD) berkedudukan sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa. Badan Permusyawaratan Desa(BPD) memiliki
hak untuk meminta keterangan kepada Pemerintah Desa dan menyatakan
Pendapat. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat,
golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya.
BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
mempunyai wewenang:
a) membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa
b) melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaaan peraturan desa dan
peraturan kepala desa
c) mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa
d) membentuk panitia pemilihan kepala desa
e) menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan
aspirasi masyarakat, danmenyusun tata tertib BPD.

18
Universitas Sumatera Utara

2.5

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana

keuangan tahunan pemerintah negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran ( 1
Januari-31 Desember). APBN, perubahan

APBN, dan pertanggungjawaban

APBN setiap tahun ditetapkan oleh undang-undang.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara terdiri atas:
A. Anggaran Pendapatan, terdiri atas :
1. Penerimaan perpajakan
2. Penerimaan negara bukan pajak, yang selanjutnya disingkat PNBP.
3.Penerimaan hibah
B. Anggaran Belanja, terdiri atas :
1)Belanja Pemerintah Pusat menurut organisasi
2)Belanja Pemerintah Pusat Menurut fungsi
3) Belanja Pemerintah Pusat menurut jenis
4) Transfer ke daerah, adalah pengeluaran negara dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan, dana otonomi khusus, dan dana
penyesuaian.
a.

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN

yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi yang terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum,
dan dana alokasi khusus, dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

19
Universitas Sumatera Utara

a) Dana bagi hasil, yang selanjutnya disingkat DBH, adalah dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah
berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
b) Dana alokasi umum, yang selanjutnya disingkat DAU, adalah dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah
dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi,
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang

Perimbangan

Keuangan

antara

Pemerintah

Pusat

dan

Pemerintahan Daerah, dihitung dari Pendapatan Dalam Negeri (PDN)
neto.
c) Dana alokasi khusus, yang selanjutnya disingkat DAK, adalah dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah
tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional,
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang

Perimbangan

Keuangan

antara

Pemerintah

Pusat

dan

Pemerintahan Daerah.

20
Universitas Sumatera Utara

b. Dana otonomi khusus adalah dana yang dialokasikan untuk membiayai
pelaksanaan otonomi khusus suatu daerah, sebagaimana ditetapkan dalam
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua
menjadi Undang-Undang dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh.
c. Dana penyesuaian adalah dana yang dialokasikan untuk membantu daerah
dalam rangka melaksanakan kebijakan tertentu Pemerintah dan DPR sesuai
peraturan perundangan, yang terdiri atas dana insentif daerah, Dana Tambahan
Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD), dana-dana yang
dialihkan dari Kementerian Pendidikan Nasional ke Transfer ke Daerah, berupa
Tunjangan Profesi Guru dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Dana
Penyesuaian Infrastruktur Daerah, serta Kurang Bayar Dana Sarana dan Prasarana
Infrastruktur Provinsi Papua Barat.
2.6

Dana Desa

2.6.1

Pengertian Dana Desa
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.60 Tahun 2014,

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan

pemerintahan,

pelaksanaan

pembangunan,

pembinaan

kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

21
Universitas Sumatera Utara

Besaran alokasi anggaran yang peruntukannya langsung kedesa ditentukan
10% dari dan luar dana Transfer Daerah (on top) secara bertahap. Anggaran yang
bersumber dari APBN dihitung berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan dengan
memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan,luas wilayah, dan tingkat
kesulitan geografis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan
pembangunan desa. Jumlah penduduk, luas wilayah, dan angka kemiskinan
dihitung dengan bobot:
1. 30% untuk jumlah penduduk kabupaten/kota
2. 20% untuk luas wilayah kabupaten/kota
3. 50% untuk angka kemiskinan kabupaten/kota
Sedangkan tingkat kesulitan geografis ditunjukkan oleh indeks kemahalan
konstruksi.

Berdasarkan

besaran

Dana

Desa

setiap

kabupaten/kota,

walikota/bupati menetapkan besaran Dana Desa untuk setiap desa di wilayahnya.
Tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa setiap desa ditetapkan
dengan peraturan bupati/walikota. Kabupaten/kota menghitung besaran dana desa
untuk setiap desa berdasarkan jumlah penduduk desa, luas wilayah desa, angka
kemiskinan desa, dan tingkat kesulitan geografis, dengan bobot:
a. 30% untuk jumlah penduduk desa
b. 20% untuk luas wilayah desa
c. 50% untuk angka kemiskinan desa
Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa dana desa digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Namun, dana desa
diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

22
Universitas Sumatera Utara

2.6.2

Tujuan Dana Desa

1. Bidang Pembangunan Desa
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup
manusia serta penanggulangan kemiskinan, prioritas penggunaan dana
desa diarahkan untuk pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan
desa meliputi:
a. Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan infrastruktur atau
sarana dan prasarana fisik untuk penghidupan, termasuk ketahanan
pangan dan pemukiman;
b. Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana
kesehatan masyarakat;
c. Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana dan prasaran
pendidikan, sosial, dan kebudayaan;
d. Pengembangan usaha ekonomi masyarakat, meliputi pembangunan
dan pemeliharaan sarana prasarana produksi dan distribusi; atau
e. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana energi
terbarukan serta kegiatan pelestarian lingkungan hidup.
2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Prioritas penggunaan dana desa untuk program dan kegiatan bidang
pemberdayaan masyarakat desa, dialokasikan untuk mendanai kegiatan
yang bertujuan meningkatkan kapasitas warga atau masyarakat desa dalam
pengembangan wirausaha, penignkatan pendapatan, serta perluasan skala
ekonomi individu warga atau kelompok masyarakat desa yang meliputi:

23
Universitas Sumatera Utara

a) Peningkatan

investasi

ekonomi

desa

melalui

pengadaan,

pengembangan atau bantuan alat-alat produksi, permodalan, dan
peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan pemagangan;
b) Dukungan kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh BUM
Desa ataupun BUM Des bersama, maupun oleh kelompok atau
lembaga ekonomi masyarakat desa lainnya;
c) Bantuan peningkatan kapasitas untuk program dan kegiatan pertahanan
pangan Desa;
d) Pengorganisasian masyarakat, fasilitas dan pelatihan paralegal dan
bantuan hukum masyarakat desa, termasuk pembentukan Kader
Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan pengembangan
kapasitas Ruang Belajar Masyarakat di Desa (Community Center);
e) Promosi dan edukasi kesehatan masyarakat serta gerakan hidup bersih
dan sehat, termasuk peningkatan kapasitas pengelolaan Posyandu,
Poskesdes, Polindes dan ketersediaan atau keberfungsian tenaga
medis/swamedikasi di Desa;
f) Dukungan terhadap kegiatan pengelolaan hutan/pantai desa dan
hutan/pantai kemasyarakatan;
g) Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat untuk energi terbarukan
dan pelestarian lingkungan hidup;
h) Bidang kegiatan pemberdayaan ekonomi lainnya yang sesuai dengan
analisa kebutuhan desa dan telah ditetapkan dalam Musyawarah Desa.

24
Universitas Sumatera Utara

2.6.3

Prinsip Dana Desa
Adapun prinsip prioritas penggunaan dana desa adalah:

a. Keadilan, dengan mengutamakan hak atau kepentingan seluruh warga desa
tanpa membeda-bedakan;
b. Kebutuhan prioritas, dengan mendahulukan kepentingan desa yang lenih
mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan sebagian
besar masyarakat desa; dan
c. Tipologi desa, Dengan mempertimbangkan keadaan dan kenyataan
karakteristik geografis, sosiologis, antropologis, ekonomi, dan ekologis
desa yang khas, serta perubahan atau perkembangan kemajuan desa.
2.6.4

Mekanisme Penyaluran Dana Desa
Didalam PP Nomor 8 tahun 2016 pasal 16 bahwa Dana Desa tahun 2016

disalurkan secara bertahap oleh pemerintah melalui Rekening Kas Umum Negara
(RKUN) kepada pemerintah daerah kabupaten/kota melalui Rekening Kas Umum
Daerah(RKUD). Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RUKD dapat dilaksanakan
apabila pemerintah daerah kabupaten/kota telah menyampaikan dokumendokumen sebagai berikut:
1. Perda tentang APBD tahun 2016;
2. Peraturan bupati/walikota tentang tata cara pembagian dan penetapan
rincian Dana Desa; dan
3. Laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan Dana Desa
tahun 2016

25
Universitas Sumatera Utara

Penyaluran Dana Desa pada tahun 2015 dilakukan secara bertahap,
penyaluran Dana Desa tahap I dilakukan pada bulan April, sebesar 40%. Tahap II
dilakukan pada bulan Agustus sebesar 40%. Pada Tahap III dilakukan pada bulan
Oktober, sebesar 20%. Paling lambat dilakukan minggu kedua bulan tersebut dan
disalurkan ke desa melalui RKUD ke Rekening Kas Desa paling lambat 7 hari
setelahnya.Sedangkan penyaluran Dana Desa pada tahun 2016 dilakukan dengan
2 tahap. Tahap I dilakukan pada bulan Maret sebesar 60% dan tahap II dilakukan
pada bulan Agustus sebesar 40%.
2.6.5

Pengawasan Dana Desa
Pemerintah Pusat melakukan pemantauan dan evaluasi atas pengalokasian,

penyaluran,penggunaan dan pelaporan Dana Desa. Pemantauan dilakukan
terhadap:
1. Penerbitan peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian dan
penetapan besaran Dana Desa;
2. Penyaluran dana desa dari RKUD ke RKD;
3. Penyampaian laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan
Dana Desa;
4. Sisa Dana Desa.
Sedangkan evaluasi dilakukan terhadap:
a. Penghitungan pembagian besaran Dana Desa setiap Desa oleh
kabupaten/kota; dan
b. Realisasi penggunaan dana desa.

26
Universitas Sumatera Utara

Hal tersebut diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor
49 tahun 2016 bahwa Menteri Keuangan, Direktur Jenderal Perimbangan
Keuangan

bersama

dengan

Menteri

Dalam

Negeri,

dan

Menteri

Desa,Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melakukan pemantauan
atas pengalokasian, penyaluran, dan penggunaan Dana Desa. Pemantauan ini
dilakukan terhadap :
1) penerbitan peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian dan
penetapan besaran Dana Desa,penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD
2) penyampaian laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan
Dana Desa; dan
3) sisa Dana Desa di RKUD
Pemantauan terhadap penyaluran Dana Desa RKUD ke RKD yang tidak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Menteri Keuangan
melalui

Direktur

Jenderal

Perimbangan

memberikan

teguran

kepada

bupati/walikota. Ketidaksesuaian penyaluran tersebut, dapat berupa :
a) keterlambatan penyaluran; dan/atau
b) tidak tepat jumlah penyaluran
Dana Desa yang terlambat disalurkan dan/atau tidak tepat jumlah
penyalurannya harus segera disalurkan ke RKD oleh bupati/walikota paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah menerima teguran dari Menteri Keuangan
melalui Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan.

27
Universitas Sumatera Utara

2.7

Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan

penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak
menemukan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis
mengangkat sebuah penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian
pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu dengan jurnal
yang terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.
Siti Aisyah (2016), melakukan penelitian dengan judul “Respon
Masyarakat Terhadap Program-Program Pembangunan yang Bersumber Dari
Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Johar Kecamatan Karang Baru Kabupaten
Aceh Tamiang”. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana
respon masyarakat terhadap program-program pembangunan yang bersumber dari
Alokasi Dana Desa (ADD) Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah purposive sampling. Metode
penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif yang dari hasil penelitian ini
diketahui bahwa respon masyarakat terhadap program-program pembangunan
yang bersumber dari Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Johar Kecamatan Karang
Baru Kabupaten Aceh Tamiang adalah berkategori positif.
Adapun perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah Aisyah lebih
memfokuskan mengenai program pembangunan yang berasal dari Alokasi Dana
Desa, sedangkan peneliti fokus pada program Dana Desa yaitu pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat.

28
Universitas Sumatera Utara

2.8

Kerangka Berpikir
Pembangunan di wilayah pedesaan seharusnya bukan dilihat sebagai objek

melainkan subjek pembangunan. Dengan dikeluarkan dan diberlakukannya UU
No 6 tahun 2014 disusul dengan UU No 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang
menekankan pembangunan dan pemberdayaan di wilayah desa. Kebijakan Dana
desa difokuskan pada pembangunan sarana dan prasarana, pemeliharaan sarana
dan prasarana dan pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat desa kurang menyadari bahwa mereka lah sebagai objek dan
subjek pembangunan padahal pemerintah berharap dengan adanya Dana Desa
maka pembangunan dan pemberdayaan antara kota dan desa akan merata.
Sehingga masyarakat desa dapat menggali dan mengembangkan potensi yang
dimiliki di daerahnya masing-masing.
Pelaksanaan program dana desa yang bersumber dari APBN langsung dikelola
utuh oleh pemerintah desa. Pemerintah desa memiliki kewenangan untuk
mengelola danmembiayai pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat.
Selain itu masyarakat juga berpartisipasi dan berperan aktif dalam program dana
tersebut melalui musyawarah desa.
Adapun respon masyarakat meliputi tiga hal, yaitu persepsi masyarakat,
sikap masyarakat, dan partisipasi masyarakt terhadap program Dana Desa.
Skematisasi kerangka pemikiran adalah proses transformasi narasi yang
menerangkan hubungan atau konsep-konsep atau variabel-variabel penelitian
menjadi suatu skema (Siagian, 2011).
Maka skematisasi kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:

29
Universitas Sumatera Utara

Bagan Alur Pikir
Masyarakat

Desa

Kutambaru

Program Dana Desa
1. Pembangunan desa
2. Pemberdayaan Masyarakat
Desa

Respon Masyarakat Desa Kutambaru

Persepsi, meliputi:
1. Pengetahuan
masyarakat terhadap
program Dana Desa
dalam pembangunan
desa dan
pemberdayaan
masyarakat
2. Atensi masyarakat
dalam pemanfaatan
program tersebut.

Negatif

Sikap, meliputi:
1. Penilaian masyarakat
tentang pemanfaatan
Dana Desa
2. Apakah masyarakat
menerima atau menolak
Dana Desa
3. Apakah masyarakat
mengharapkan
pemanfaatan Dana
Desa

Netral

Partisipasi, meliputi:
1. Peran masyarakat
dalam kegiatan
penyelenggaraan
program Dana Desa
2. Keikutsertaan
masyarakt dalam
menikmati pemanfaatan
Dana Desa
3.Mengikuti ketentuan
pemanfaatan Dana Desa
sesuai kesepatan
masyarakat yang telah
ditetapkan.

Positif

30
Universitas Sumatera Utara

2.9

Defenisi Konsep dan Definisi Operasional

2.9.1

Defenisi Konsep
Perumusan definisi konsep dalam suatu penelitian ilmiah menunjukkan

bahwa peneliti ingin mencegah salah pengertian atas konsep yang diteliti. Peneliti
berupaya menggiring para pembaca hasil penelitian itu memaknai konsep sesuai
dengan yang diinginkan dan dimaksudkan oleh si peneliti. Jadi definisi konsep
adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu
penelitian(Siagian,2011:136-138).
Memahami pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan,
maka peneliti akan membatasi konsep yang digunakan dalam penelitian sebagai
berikut:
1. Respon adalah reaksi ataupun tanggapan dimana tingkah laku atau sikap
yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penilaian atau
penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena
tertentu.
2. Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai
kebiasaan,sikap, tradisi dan perasaan persatuan yang sama yang meliputi
kelompok manusia yang kecil sampai dengan kelompok manusia yang
besar.
3. Program adalah suatu kebijakan yang berisi kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai penyelesaian masalah.
4. Dana Desa adalah anggaran yang dikucurkan dari pemerintah untuk
pembangunan desa. Dana ini bersumber dari Anggaran Pendapatan
Belanja Negara.

31
Universitas Sumatera Utara

5. Desa Kutambaru adalah desa yang berada di Kecamatan Munte yang
berbatasan dengan Desa Gunung Saribu dan Desa Sarimunte.
2.9.2

Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana cara mengukur suatu variabel. Adapun respon masyarakat terhadap
program Dana Desa diukur dari :
1. Persepsi masyarakat terhadap program Dana Desa.
a. Pengetahuan masyarakat tentang program Dana Desa
b. Pengetahuan masyarakat tentang tujuan program Dana Desa
c. Sumber informasi adanya program Dana Desa
d. Pemahaman masyarakat terhadap sosialisasi program Dana Desa
2. Sikap masyarakat mengenai Dana Desa
a. Setuju tidak masyarakat terhadap adanya program Dana Desa
b.Membantu tidaknya program Dana Desa terhadap kesejahteraan
masyarakatDesa Kutambaru.
3. Partisipasi masyarakat dalam sosialisasi dan kegiatan program Dana Desa.
a. Kesiapan dalam keterlibatan program pembangunan dan pemberdayaan
yang bersumber dari Dana Desa.
b. Keikutsertaan masyarakat dalam menikmati manfaat programprogrampembangunan dan pemberdayaan yang bersumber dari Dana
Desa.
c. Mengikuti ketentuan yang sesuai dengan kesepakatan dalam programprogram pembangunan dan pemberdayaan yang bersumber dari Dana
Desa.

32
Universitas Sumatera Utara