respon masyarakat pada program Dana Desa di Desa Kutambaru Kecamatan Munte Kabupaten Karo

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kegiatan pembangunan nasional suatu bangsa yang menjadi bagian tak

terpisahkan dari perkembangan internasional akan menumbuhkan apa yang lazim
disebut global governance. Keberhasilan pembangunan

nasional akan sangat

dipengaruhi oleh berhasil tidaknya menyingkirkan atau mengurangi permasalahan
penting yang berkembang di pedesaan. Perjalanan pembangunan daerah selama
ini masih didominasi oleh strategi yang menempatkan pembangunan pedesaan
pada posisi yang terpisah dari pembangunan perkotaan. Pembangunan daerah
mempunyai watak atau ciri tersendiri, serta memiliki pola dan spirit yang sesuai
dengan kondisi dan potensi yang dimiliki itulah sebabnya pembangunan daerah
sepatutnya dilihat sebagai sub-sistem di dalam sistem pembangunan nasional.
Sebagai suatu sub-sistem, pembangunan daerah memiliki kebulatan tersendiri

yang bersifat fungsional bagi keseluruhan sistem pembangunan nasional.
Strategi pembangunan daerah yang menempatkan pembangunan pedesaan
pada posisi yang terpisah dari pertumbuhan kota dalam jangka panjang kurang
mendatangkan hasil maksimal. Strategi pembangunan semacam itu mengingkari
eksistensi segi-segi krusial yang melekat pada keterkaitan desa-kota dan
konsekuensinya melahirkan kebijaksanaan yang kurang tepat dalam menafsirkan
dinamika pembangunan perdesaan. Peningkatan produksi pertanian di pedesaan
misalnya tidak akan membuahkan hasil yang menetes kebawah dan menyentuh
lapisan masyarakat miskin (trickle down effect) apabila kurang memperhitungkan
eksistensi dan kemampuan pusat pasar diperkotaan. (Usman, 2004:17-18).

1
Universitas Sumatera Utara

Pembangunan pedesaan seharusnya tidak semata-mata dicanangkan untuk
mempertahankan swasembada pangan atau untuk meningkatkan pendapatan
petani. Lebih dari itu, pembangunan pedesaan harus diwujudkan untuk
memperkuat kota supaya fungsi kota sebagai penampung surplus tenaga kerja
pedesaan dan sumber pemasok (supply dan input) kebutuhan pertanian menjadi
lebih efektif.


Desa memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang

kesuksesan Pemerintahan Nasional secara luas.
Keberadaan desa secara yuridis formal diakui dalam Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa.Berdasarkan ketentuan ini desa diberikan pengertian sebagai
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah, kepentingan masyarakat
setempat, prakarsa masyarakat, hak asal-usul dan/atau hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Otonomi yang dimiliki desa adalah berdasarkan asal-usul dan adat
istiadatnya.Otonomi desa merupakan otonomi asli, bulat,utuh, serta bukan
merupakan pemberian dari pemerintah. Dengan diundangkannya Undang-Undang
No 6 Tahun 2014 Tentang desa, desa merupakan sebuah kawasan yang otonom
memang diberikan hak- hak istimewa, diantaranya adalah terkait pengelolaan
keuangan dan alokasi dana desa, pemilihan kepala desa, serta proses
pembangunan desa.


2
Universitas Sumatera Utara

Dengan adanya otonomi desa, masyarakat desa sendiri dapat melakukan
upaya untuk mencapai masyarakat desa yang sejahtera. Sebagai penunjang
terwujud masyarakat desa yang sejahtera, pemerintah mengalokasikan Dana Desa
yang bersumber dari (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Akan tetapi Dana
Desa lebih diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat secara swakelola. Program-program pembangunan desa dan
pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk kepentingan kesejahteraan
masyarakat harus lebih melibatkan masyarakat di dalam proses agar hasilnya
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.
Pemerintah desa mendapat alokasi anggaran dana desa sebesar 9,06 triliun
rupiah dalam APBN 2015. Dana tersebut sejatinya bukan anggaran baru karena
diambil dari jatah desa yang selama ini dikucurkan lewat nomenklatur lain seperti
pada pos sosial berupa Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang berada di
Kementrian Dalam Negeri dan anggaran Program Pembangunan Infrastruktur
Pedesaan (PPIP) dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

Alokasi dana tersendiri memang langkah strategis untuk mewujudkan
pembangunan desa. Dengan mengelola dana sendiri, desa telah ditempatkan
sebagai subjek sesungguhnya dari pembangunan karena mendorong perangkat
desa dan masyarakat aktif memegang peranan pembangunan karena merekalah
yang memahami secara utuh persoalan dan kebutuhan desa. Namun pada
kenyataannya apa yang diharapkan pemerintah sejatinya masyarakat Indonesia
khususnya belum mampu untuk mengelola dana tersebut secara maksimal.

3
Universitas Sumatera Utara

Banyak masyarakat belum mampu untuk menjadi objek sekaligus subjek
pembangunan. Masyarakat terkadang tidak merespon atau bahkan tidak perduli
dengan program pemerintah.
Desa di Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 74.994 desa. Pada tahun
2015, jumlah desa yang mendapat dana desa 74.093 desa dan

tahun 2016

meningkat menjadi 74.753 desa. Dana desa pada tahun 2016 sebesar 46,6 triliun

dikucurkan oleh Kementerian Desa Tertinggal dan Transmigrasi. Pada tahun 2015
dana desa berjumlah Rp 20,7 triliun. Pada tahun 2016 meningkat dua kali lipat
menjadi sebesar Rp. 64,9 triliun. Artinya, setiap desa mengelola uang secara
mandiri Rp.500-800juta.
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_kecamatan_dan_kelurahan_di_Indonesia
(diakses pada 5 Maret 2017 pukul 10.25)
Tahun 2013 desa di Sumatera Utara berjumlah 5323 desa yang tesebar di
78 kabupaten/kota. Kabupaten Karo adalah salah satu kabupaten yang ada di
Sumatera Utara yang memiliki 17 kecamatan, 10 kelurahan dan 259 desa. Desa
Kutambaru merupakan desa yang berada di kecamatan Munte Kabupaten karo
yang mendapat Program Dana Desa.
(http://sumut.bps.go.id/frontend/linkTabelStatis/view/id/ (diakses pada tanggal 25
April 2017 pukul 09.20)
Pada Tahun 2015 Desa Kutambaru mendapat Dana Desa sebesar
Rp.250.075.500,- yang digunakan untuk pembangunan seperti gudang desa,
perbaikan pipa air bersih, perbaikan bak penampungan air, pembangunan saluran
air limbah. Sedangkan untuk pemberdayaan masyarakat belum ada. Tahun 2016,
Desa Kutambaru mendapat Dana Desa sebesar Rp.600.892.000, yang digunakan

4

Universitas Sumatera Utara

untuk membangun infrastruktur desa seperti pengerasan dengan tellford jalan
juma Talinbabo dan pengecatan jambur. Sedangkan untuk pemberdayaan
masyarakat kegiatan yang dilakukan berupa penambahan gizi balita, lansia dan
paud, gotong royong, sosialisasi bahaya narkoba, dan pembentukan/pembuatan
BumDes.
Kepala Desa Kutambaru menyatakan bahwa begitu banyak program dari
danadesa yang dilakukan namun dilihat masyarakat setempat kurang memiliki
sambutan yang baik terhadap program yang dilaksanakan. Masyarakat setempat
kurang menyadari bahwa mereka lah sebagai objek dan subjek pembangunan
padahal pemerintah berharap dengan adanya Dana Desa maka pembangunan dan
pemberdayaan antara kota dan desa akan merata. Sehingga masyarakat desa dapat
menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki di daerahnya masingmasing. Dana Desa dalam pengelolaannya harus dilaksanakan secara tertib, taat
pada ketentuan peraturan Perundangan-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan serta mengutamakan kepentingan masyarakat setempat seperti yang
tercantum dalam Peraturan Pemerintah No.22 tahun 2015 tentang Dana Desa.
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan diatas,
maka peneliti tertarik untuk mengetahui respon masyarakat terhadap program

Dana Desa yang dibuat kedalam skripsi “respon masyarakat pada program Dana
Desa di Desa Kutambaru Kecamatan Munte”.

5
Universitas Sumatera Utara

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan

yang dikemukakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut
“Bagaimana respon masyarakat terhadap program Dana Desa di Desa Kutambaru
Kecamatan Munte Kabupaten Karo?”
1.3

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1


Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti

mengadakan penelitian ini adalah untuk

mengetahui respon masyarakat terhadap program dana desa di Desa Kutambaru
Kecamaan Munte Kabupaten Karo.
1.3.2

Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini dapat digunakan dalam rangka:

a. Pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat membandingkan teori dan
kenyataan dilapangan khususnya dibidang dana desa.
b. Pengembangan referensi pelaksanaan dana desa dan dapat dimanfaatkan
lebih baik lagi sesuai dengan tujuannya.
1.4

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian dalam penelitian ini disajikan


dalam 6 bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I

: PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah,tujuan
dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan

6
Universitas Sumatera Utara

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tentang teori yang berkaitan dengan masalah
dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, bagan pemikiran dan
definisi konsep.

BAB III


:METODE PENELITIAN
Bab

ini

berisikan

tentang

tipe

penelitian,lokasi

penelitian,informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan
teknik analisa data.
BAB IV

:DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian
dimana penulis mengadakan penelitian.


BAB V

:ANALISIS DATA
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil
penelitian beserta analisisnya

BAB VI

:PENUTUPAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang bermanfaat
dengan penelitian yang dilakukan.

7
Universitas Sumatera Utara