Pengaruh Pemberian Seduhan Daun Teh Hijau (Camellia sinensis) terhadap Kadar Gula Darah dan Berat Badan pada Mencit (Mus Musculus) Diabetes Melitus Tipe 2

Bab 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Diabetes adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan

tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan yang tidak
efektif dari produksi insulin. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam
darah. Hari Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) pada 7 April 2016
sesuai dengan temanya “Beat Diabetes” telah merilis perhitungan prevalensi
terbaru penderita diabetes di seluruh dunia dengan jumlah orang dewasa menderita
diabetes telah mencapai hampir 450 juta dengan negara yang berpendapatan rendah
dan menegah mengalami kenaikan tercepat.1 Secara epidemiologi, diperkirakan
bahwa pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai
21,3 juta orang.2 Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,
diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 4554 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah
pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Proporsi DM pada Riskesdas
2013 meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2007. Di daerah
khususnya di provinsi Sumatera Utara prevalensi diabetes mellitus juga mengalami
peningkatan menjadi 2,3% sejak tahun 2003.3

DM adalah suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Tujuan dari
pengobatannya adalah: (1) menghilangkan gejala akibat hiperglikemia, (2)
mengurangi ataupun menghilangkan gejala mikrovaskular dan makrovaskular yang
ditimbulkan dari hiperglikemia, (3) meningkatkan kualitas hidup pasien sama
seperti orang normal lainnya. Sejauh ini ada beberapa pilihan pengobatan, baik
secara farmakologis dan non farmakologis. Secara non farmakologis, penderita
dianjurkan untuk memperbanyak aktivitas fisik seperti olahraga, mengonsumsi gizi
seimbang, serta menghindari rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya. Secara
farmakologis, ada beberapa golongan obat yaitu: (1) golongan insulin
secretagogues (contohnya: glibenclamide, incretin, dll ),

1

Universitas Sumatera Utara

2

(2) golongan alpha-glucosidase inhibitors (contohnya: acarbose). Tetapi,
pengobatan tersebut di atas harus dikonsumsi seumur hidup, sehingga dapat
menimbulkan efek samping pengobatan seperti diare, hipoglikemia, bahkan

kerusakan hati.4
Berdasarkan pertimbangan di atas, masyarakat mulai beralih ke pengobatan
menggunakan tanaman herbal. Beberapa tanaman herbal yang digunakan untuk
pengobatan diabetes, seperti: mahkota dewa, brotowali, lidah buaya, tanaman
paredan teh hijau (Camelia Sinensis).5
Sejak 4.000 tahun yang lalu di Negara Tiongkok, teh hijau telah digunakan
sebagai pendukung pengobatan. Sejarah bangsa Tiongkok menyebutkan bahwa teh
hijau digunakan sebagai minuman sejak 2700 tahun sebelum masehi pada dinasti
Kaisar Shen Nung, namun tercatat dalam kamus kuno pada 350 tahun sebelum
Masehi.Sekitar 200 tahun sebelum Masehi dalam buku tanaman obat Tiongkok
disebutkan daun teh berkhasiat menghilangkan racun dalam tubuh.6
Selain dipercaya dapat menghilangkan racun dalam tubuh, konsumsi teh hijau
juga dipercaya dapat menurunkan berat badan. Seperti pada penelitian yang
dilakukan oleh Kim, Jane J.Y., et al7 menunjukkan bahwa kandungan
Epigallocatehcin-3-Gallate (EGCG) pada teh hijau (Camelia Sinensis) dapat
meingkatkan kandungan lipid dalam feses mencit diet tinggi lemak yang diberikan
teh hijau ini. Penelitian ini menggunakan ekstrak teh hijau (Camelia Sinensis)
dengan kemurnian 99% dan dengan beberapa dosis EGCG yaitu 0,01 mcg, 0,1 mcg,
1 mcg, dan 10 mcg. Hasilnya menunjukkan bahwa pada dosis 0,1 mcg, 1 mcg dan
10 mcg terjadi penurunan proses lipogenesis berturut turut sebesar 31%, 39% dan

69% pada spesimen mencit diet tinggi lemak.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa kandungan EGCG pada teh hijau
bukan hanya dapat menurunkan berat badan, tetapi dapat juga menurunkan kadar
gula darah. Pada penelitian Lahirin, Rita et al8 tahun 2014 yang dilakukan pada
mahasiswi keperawatan Universitas Muhammadiyah Tangerang yang sehat,
berumur 19-24 tahun, Body Mass Index (BMI) normal yaitu 18,5-22,9 kg/m2,
tekanan darah sistol < 120 mmHg, dan tekanan darah diastol < 80 mmHg, gula
darah sewaktu 200 mg/dl, serta diberikan informed consent. Desain penelitian ini

Universitas Sumatera Utara

3

adalah randomized, double-blind, cross over design. Penelitian ini dilakukan
selama 2 hari yang berbeda dengan 3 hari washed-out period. Subjek penelitian
yang telah dibagi menjadi 2 grup masing masing diberikan seduhan teh dengan
kandungan teh hijau sebanyak 0,68 gram dan 3,33 gram. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa subjek yang diberikan seduhan teh hijau sebesar 3,33 gram
mengalami penurunan postprandial glucose yang lebih signifikan daripada subjek
yang diberikan seduhan teh hijau sebanyak 0,68 gram.

Begitu juga pada penelitian yang dilakukan oleh Takahashi et al9 pada tahun
2014. Subjek penelitian mereka adalah wanita lanjut usia dengan umur 62-73 tahun
yang sehat dan tidak pernah menderita penyakit seperti Cardio Vascular Disease
(CVD), serta yang dapat melakukan aktivitas secara normal. Desain penelitian
adalah double blind, placebo-controlled, parallel design dan dilakukan dalalm 2
grup. Penelitian ini dilakukan selama 4 minggu dengan menggunakan ekstrak teh
hijau (Camelia Sinensis) yang diseduh air panas yang konsentrasinya 615mg/350ml
dari total catechin dan placebo yang konsentrasinya 92mg/350ml dari total katekin.
Hasilnya adalah kedua grup sampel mengalami penurunan postprandial
hyperglycemia.
Adapun penelitian yang dilakukan Tsuneki, Hiroshi et al,10 dengan
menggunakan mencit menunjukkan adanya penurunan kadar gula darah setelah
pemberian teh hijau. Mencit yang digunakan adalah streptozotocin-diabetic mice
dan pengukuran kadar gula darah dilakukan 2-6 jam setelah pemberian teh hijau.
Kadar gula darah yang diukur adalah kadar gula darah puasa.
Kandungan teh hijau yang berupa polifenol catechin [epigagallocatechin-3gallate (EGCG), epigallocatechin (EGC), epicatechin-3-gallate (ECG), dan
epicatechin (EC)] berperan dalam menurunkan berat badan serta kadar gula darah.
Tetapi EGCG lah yang paling berperan dalam hal ini. Selain itu teh hijau juga
mengandung kafein, vitamin K, sedikit theobromin dan theofilin.11
Di Indonesia, konsumsi teh sudah sangat umum di kalangan masyarakat.

Konsumsi teh hijau sendiri telah booming sejak tahun 2012 di Indonesia
mengikuti tren negara Jepang yang menjajakan teh hijau ke restoran restoran

Universitas Sumatera Utara

4

menengah ke atas. Teh hijau pun telah dijual dalam berbagai olahan, dari mulai es
krim, minuman dan lain lain.6
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin meneliti tentang hubungan seduhan
teh hijau dengan kadar gula darah dan berat badan pada mencit DM tipe 2.

1.2

Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah konsumsi seduhan teh hijau berpengaruh pada kadar gula darah dan
berat badan mencit DM tipe 2?


1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh seduhan teh hijau terhadap perubahan kadar gula

darah dan berat badan mencit DM tipe 2.
1.3.2

Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah
pemberian teh hijau 30 mg pada mencit DM tipe 2
b. Untuk mengetahui perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah
pemberian teh hijau 37,5 mg pada mencit DM tipe 2
c. Untuk mengetahui dosis minimal yang dapat berfungsi menurunkan kadar

gula darah mencit DM tipe 2
d. Untuk mengetahui perbedaan berat badan mencit DM tipe 2 yang
mengonsumsi teh hijau

1.4

Manfaat Penilitan
Hasil penilitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
a. Bidang penelitian
Hasil penelitian ini diharapakan dapat dipakai sebagai data dasar untuk
penelitian lebih lanjut mengenai efek dari teh hijau terhadap kadar gula
darah serta berat badan.

Universitas Sumatera Utara

5

b. Bidang Pendidikan
Penelitian ini diharapkan sebagai sarana untuk melatih berpikir secara logis
dan sistematis serta mampu menyelenggarakan suatu penelitian berdasarkan

metode yang baik dan benar.
c. Bidang Pelayanan Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang benar
bagi masyarakat tentang pengaruh teh hijau terhadap kadar gula darah serta
berat badan.

Universitas Sumatera Utara