Pengaruh Diversitas Pengurus Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kinerja keuangan menjadi hal yang penting dan menjadi pokok perhatian
utama. Hampir seluruh badan usaha menggunakan kinerja keuangan untuk
mengukur kemampuan, keberhasilan maupun kegagalan dalam mengolah sumber
daya serta pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Kegagalan pencapaian
kinerja keuangan yang diharapkan tidak secara tiba-tiba, tetapi merupakan
akumulasi serangkaian kegagalan dan kesulitan baik di bidang keuangan ataupun
bidang manajerial lainnya di masa lalu.
Suatu badan usaha pasti mengharapkan agar kegiatan operasionalnya dapat
berjalan dengan baik dan terus berlangsung sepanjang masa. Akan tetapi dengan
keadaan yang selalu berubah, maka stabilitas keuangan tertentu tidak bisa dicapai
sepanjang masa. Oleh karena itu, pemilik dan pengelola bisnis perlu
mempertimbangkan untuk mengembangkan atau memperluas usaha dengan
memperhatikan perkembangan perekonomian, peningkatan persaingan, dan
keinginan untuk membangun keunggulan kompetitif jangka panjang.
Pada era globalisasi sekarang ini, keragaman karyawan dan top
management team sudah banyak terjadi di berbagai negara. Banyak para manajer
perusahaan yang menolak diskriminasi atas kelompok minoritas tertentu. Para

manajer menyatakan bahwa diskriminasi adalah suatu yang salah, baik secara
legal maupun moral. Mereka juga berpendapat bahwa tenaga kerja yang semakin
beragam akan meningkatkan efektifitas organisasi. Keragaman tenaga kerja akan

1
Universitas Sumatera Utara

mengangkat moral, membawa akses yang lebih besar pada segmen pasar baru,
serta meningkatkan produktivitas. Dengan demikian secara ringkas mereka
mengatakan bahwa diversitas akan memberikan manfaat bagi perusahaan.
Akan tetapi pada sekarang ini kesenjangan gender masih terjadi di level
pemimpin dan eksekutif perusahaan. Studi terbaru yang dilansir Catalyst, sebuah
organisasi nirlaba di Amerika Serikat yang mempromosikan kesetaraan
kesempatan di tempat kerja bagi perempuan menggambarkan tentang jajaran
direksi ibarat piramida yang semakin kecil ke atas. Laporannya pada menjelang
akhir tahun 2010, menjelaskan masih tampak terjadi kesenjangan antara pria dan
perempuan dalam level CEO di seluruh dunia. Untuk negara Asia proporsi
perempuan dalam level CEO rata-rata masih dibawah 10% yaitu: Thailand
(10,4%), Australia (8,3%), Hongkong (8,3%), China (7,2%), Singapura (6,4%),
Taiwan (6,3%), Malaysia (5,1%), Rusia (5,1%), India(4,8%), Indonesia (4,1%),

Korea Selatan (1,5%), dan terendah Jepang (0,9%). Walaupun demikian, jumlah
wakil perempuan ada peningkatan untuk setiap tahunnya, kini 86% perusahaan
secara global memiliki setidaknya seorang direktur perempuan Malik & Islahudin
(2011:18)
Menutut Rahayu et al (2011:3) Pemerintah Indonesia melalui Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menargetkan rancangan
Undang-Undang Kesetaraan Gender dapat disahkan pada tahun 2011. Selama ini,
pelaksanaan pengurus utamanya gender di Indonesia hanya mengacu pada Inpres
nomor 9 tahun 2000 dan beberapa peraturan daerah lain, namun peraturan tersebut
hanya mengikan pihak pemerintah saja. Menteri Pemberdayaan

Perempuan

2
Universitas Sumatera Utara

periode 2009 – 2014 Linda Amalia Gumelar menjelaskan , perempuan pengusaha
di Indonesia masih sangat kecil, yaitu hanya 2% yang menjadi pelaku usaha. Hal
ini merupakan sesuatu yang mencerminkan adanya minoritas perempuan dalam
dunia usaha. Diketahui berdasarkan Badan Pusat Statistika Republik Indonesia

jumlah gender perempuan pada hasil sensus penduduk tahun 2013 mencapai
118.010,413 jiwa atau 49,6% dari total penduduk. Bukan jumlah pengusaha
perempuan saja terbatas, jumlah professional dan eksekutif pun sedikit.
Berdasarkan hasil survei tim Riset SWA tahun 2011, jumlah direktur perempuan di
perusahaan perbankan hanya 64 orang dari total 382 direktur atau sekitar 16,75%.
Sementara itu, jumlah direktur perempuan di BUMN perusahaan publik tercatat
lima orang dari total 99 direktur atau 5,5% saja. Sedangkan di perusahaan publik
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dari 1.879 direksi, ternyata direktur
perempuan cuma 11,8% atau 222 orang.
Diversitas komisaris dan direksi menggambarkan distribusi perbedaan
antara anggota dewan komisaris dan direksi yang berkaitan dengan karakteristikkarakteristik mengenai perbedaan dalam sikap dan opini. According

Rovers

(2010:4) define diversity in corporate governance contexts cumbined by
composition of the board of commissioners, directors, and combinations of
different qualities, characteristics, and expertise among individuals members of
the board of commissioners and directors in case to decicion making and other
processes in the board of commissioners and directors. Salah satu pengambilan
keputusan penting dalam perusahaan adalah menentukan posisi laporan keuangan


3
Universitas Sumatera Utara

yang akan dilakukan untuk mengukur kinerja keuangan dari informasi keuangan
perusahaan.
According Pfeffer dan Salancik (1978:46) there’re two points which tells
about board of commissioners function and directors in company base on
dependence toward resources theory. First poin called envirometal linkage
perspective. This perspective tells about commissioner council and directors
management who be a part from company and envirometal can protects company
by prepare information and resources for the company. Berdasarkan pandangan
ini, secara individual anggota dewan komisaris dan direksi sebagai pemberi
nasehat atau penyedia informasi bagi manajemen dalam penyelenggaraan
perusahaan. Pandangan yang kedua menjelaskan bahwa dewan komisaris dan
direksi juga melakukan suatu fungsi pengendalian internal (control role), dan
melalui upaya adminsitrasi mempengaruhi efesinsi perusahaan. Keberadaan
dewan komisaris dan direksi

dipandang secara mekanisme internal yang


mengontrol tindakan mementingkan diri sendiri ( self-serving behavior)
manajemen sehingga dapat memaksimalkan nilai pemengang saham.
Salah satu isu penting yang berkaitan dengan struktur beserta fungsi
dewan komisaris dan direksi adalah adanya divesitas anggota dewan komisaris
dan direksi. Milliken dan Martin (1996:402) board of commissioners and director
diversity stands between demography diversity like gender, age, ras, and
nationality, but cognitive diversity like skill and experience
Carter et al (2002: 33) explain the importants problem in governance who
faud by manager, directors and shareholders in the modern company is about the

4
Universitas Sumatera Utara

gender, race, cultural composition of the commissioners and director council.
National Association of Corporate Directors Blue Ribbon Commission juga
merekomendasikan bahwa diversitas gender, ras, umur, dan kebangsaan harus
dipertimbangkan dalam pemilihan dewan komisaris dan direksi. Isu mengenai
diveristas dewan komisaris dan direksi serta kode etik perusahaan juga
dipertimbangkan ketika menilai efektivitas pengambilan keputusan perusahaan.

Keduanya dipandang sebagai indikator independensi dan akuntabilitas pembuatan
keputusan.
William and O’Reilly (1998:80) mention that the diversity of the board
commissioners and director who increasingly higher will make various of
cognitive forces, until enriching the knowledge, wisdom, ideals, and available
approaches to boards of commissioners and directors, and will eventually
improve the quality of decision making. Semakin besar diversitas dalam anggota
dewan komisaris dan direksi, akan memberikan opini dan alternatif penyelesaian
masalah dan semakin beragam, karena adanya perspektif dan heterogen dari
individu anggota dewan komisaris dan direksi. In addition, the diversity of
commissioner and directors also provider unique characteristics for companies
that can create added value for shareholders and increase the company value
(Carter et al., 2002:33).
Rovers (2010:3) expain two reason about the value of the company can
influenced by board of commissioner and directors composition related to the
diversity influenced value of the company . Alasan pertama adalah karena dewan
komisaris dan direksi memiliki pengaruh paling besar dalam pengambilan

5
Universitas Sumatera Utara


keputusan strategis perusahaan. Alasan kedua adalah bahwa dewan komisaris dan
direksi juga memiliki peranan sebagai pengawas (supervisory role) yakni
mewakili kepentingan pemegang saham, harus merespon secara tepat tantangan
atau kemungkinan take over, dan memonitor nilai total perusahaan. Untuk
meningkatkan nilai perusahaan salah satunya dapat dilakukan dengan menilai
kinerja keuangan.
Diversitas dewan komisaris dan direksi dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan kriteria-kriteria yang berkaitan dengan karakteristik demografi
anggota dewan komisaris dan direksi berupa gender, pendidikan, dan kriteriakriteria yang berkaitan dengan karakteristik kognitif anggota dewan komisaris dan
proporsi komisaris independen.
The presence of woman in the board of commissioner and directors
indicates that the company provides equal oppurtunities for everyone ( non
discrimination) has a board understanding of the market and companies
consumer, which will ultimately enchance the reputation (legemintasi) and value
of the company according to Brammer et al., 2007 yang diteliti oleh Rovers
(2010:3).
Studi empiris yang membahas pengaruh diversitas anggota dewan
terhadap kinerja keuangan untuk negara-negara berkembang masih sangat
terbatas. Studi yang ada didominasi studi dari negara-negara Barat, seperti

Amerika Serikat (Carter et al, 2003;. Khrisnan dan Park, 2005), Kanada
(Francouer et al., 2008), Spanyol (Campbell dan Minguez-Vera, 2008), Belanda
(Marinova et al., 2010), dan negara Skandinavia (Oxelheim dan Randoy, 2003).

6
Universitas Sumatera Utara

Sedangkan studi empiris yang membahasnya di negara berkembang yaitu Erarat et
al., 2010 dan Marimuthu, 2008 yang menggunakan dan Turki dan Malaysia.
Darmadi (2011:3).
Di Indonesia, penelitian mengenai diversitas anggota dewan dilakukan
oleh Kusumastuti et al., (2010) dan Darmadi (2011), keduanya menggunakan
sampel perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007. Di kalangan para ahli
terdapat perdebatan apakah diversitas berpengaruh positif atau negatif bagi kinerja
perusahaan. Diantara studi empiris yang menemukan pengaruh positif di
antaranya yaitu Carter et al., (2003) dan Mijntje Lȕckerath-Rovers (2008) yang
meneliti gender, Ararat et al., (2008) atas studi gender, kebangsaan, usia, dan
pendidikan, Oxelheim dan Randoy (2003) yang meneliti kebangsaan, dan
Darmadi (2011) untuk usia. Sedangkan untuk menemukan hubungan negatif yaitu
Gantenbein et al (2011) yang membahas pendidikan dan pengalaman bisnis,

Tacheva & Huse (2006) dan Darmadi (2011) untuk meneliti mengenai gender.
Untuk studi yang menemukan hubungan yang tidak berpengaruh signifikan yaitu
penelitian Daan Stolk (2011) dengan studi mengenai gender, kebangsaan dan usia,
( Kusumastuti et al (2007) atas studi gender, anggota dewan outsiders, usia, dan
latar belakang pendidikan, Darmadi (2011) untuk kebangsaan.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor keuangan tahun 2015
yang terdiri dari perusahaan perbankan, asuransi, perusahaan efek, lembaga
pembiayaan dan lainnya. Sektor keuangan dipilih karena peranan perusahaan
keuangan sangat penting dalam perekonomian negara, yakni mengelola dana
publik atau masyarakat. Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan dalam

7
Universitas Sumatera Utara

sektor ini bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada dana masyarakat
Surya dan Yustiavandana (2006:116). Selain itu, penerapan tata kelola perusahaan
pada sektor keuangan khususnya perusahaan perbankan memiliki aturan yang
lebih ketat dibandingkan dengan perusahaan lainnya.
Dari berbagai karakteristik diversitas anggota dewan yang ada, penelitian
ini mengambil karakteristik gender, kebangsaan, usia dan masa jabatan saja. Hal

ini disebabkan infoemasi mengenai Komisaris dan Direksi masih bisa diperoleh
datanya dalam laporan profil Komisaris dan Direksi pada laporan tahunan
perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI 2015. Sedangakan karakteristik
diversitas anggota dewan non observable seperti keahlian, pengalaman,
kepribadian, learning style, etika, status ekonomi dan sosial merupakan
karakteristik diversitas yang sulit diukur dan diperoleh informasinya secara
lengkap. Namun penelitian ini tidak meneliti pendidikan Komisaris dan Direksi
walaupun informasi tersebut dapat diperoleh dalam pada sebagian laporan
tahunan perusahaan, hal ini dikarenakan pengukuran yang sulit dari banyaknya
variasi latar belakang pendidikan Komisaris dan Direksi.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas maka dapat
dirumuskan permasalahan ini sebagai berikut :
1. Apakah Komisaris dan Direksi perempuan berpengaruh terhadap kinerja
keuangan ?
2. Apakah Komisaris dan Direksi asing berpengaruh terhadap kinerja
keuangan?

8
Universitas Sumatera Utara


3. Apakah usia Komisaris dan Direksi berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
4. Apakah masa jabatan Komisaris dan Direksi berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan?
5. Apakah Komisaris dan Direksi perempuan, Komisaris dan Direksi Asing,
Usia Komisaris dan Direksi, masa jabatan Komisaris dan Direksi
berpengaruh simultan terhadap kinerja keuangan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di uraikan di
atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komisaris dan
Direksi perempuan, Komisaris dan Direksi asing, usia Komisaris dan Direksi
masa jabatan Komisaris dan Direksi terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, penelitian di harapkan memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Kegunaan teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan
referensi penelitian pasar modal mengenai pengaruh komisaris dan Direksi
perempuan, Komisaris dan Direksi asing, usia Komisaris dan Direksi masa
jabatan Komisaris dan Direksi terhadap kinerja keuangan perusahaan
sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015.
2. Kegunaan praktis

9
Universitas Sumatera Utara

a. Bagi para investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
tambahan informasi dalam pengambilan keputusan investasi yang akan
mereka

lakukan

dan

mempertimbangkan

diversitas

pengurus

perusahaan sebelum melakukan investasi guna meningkatkan nilai
perusahaan.
b. Bagi perusahaan, dapat memberikan tambahan informasi dalam
penerapan dan mekanisme tata kelola perusahaan yang baik, terutama
mengenai diversitas pengurus serta meningkatkan kinerja keuangan
pada

masing

masing

perusahaan.

Perusahan

dapat

menjadi

pertimbangan mengenai komposisi pengurus di sebuah perusahaan
sebagai bentuk perlindungan bagi investor.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan dasar pengembangan
dalam melakukan penelitian selanjutnya.

10
Universitas Sumatera Utara