Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR ANEKA INDUSTRI

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

EVA FRANSISKA SITEPU 100522030

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juli 2015 Yang membuat pernyataan

Eva Fransiska Sitepu NIM : 100522030


(3)

ii ABSTRAK

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR ANEKA INDUSTRI

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin baik secara parsial maupun simultan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang meliputi sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun penelitian 2012-2014.

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 40 perusahaan sektor industri dasar dan kimia, dimana metode yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu penetapan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Teknik analisis data menggunakan analisis dan statistik (regresi linear berganda).

Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan sektor aneka industri , sedangkan secara parsial debt ratio dan total asset turnover berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri . Secara simultan, current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaanpada perusahaan manufaktur sektor aneka industri.

Kata kunci: Current Ratio, Debt Ratio, Return on Asset, Total Asset Turnover, Gross Profit Margin, Tobin’s Q, Profit Growth


(4)

iii ABSTRACT

EFFECT FINANCIAL RATIO TO COMPANY PERFORMANCE

IN MANUFACTURING COMPANIES MISCELLANEOUS INDUSTRY SECTOR LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study is to know and test the effect of sales current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin either partially or simultaneously in manufacturing companies covering miscellaneous industry sector listed on the Indonesian Stock Exchange during the period of study 2012-2014.

Thirty four manufacture company are used as the sample of this research in manufactured company of miscellaneous industry sector. The method of the research is purposive sampling which devine as a sample of taking method which take an object by certain criteria. Analysis using descriptive and statistical analysis (linear regression).

Partially, the results showed that current ratio, debt ratio, return on asset, gross profit margin are not influential significantly to company performance of the company while the current ratio and total asset turnover influential significantly to capital manufactured company orf miscellaneous industry sector. Simultaneously, the results showed that the variables of current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin significantly to company performance of manufacture company of miscellaneous industry sector.

Keyword : Current Ratio, Debt Ratio, Return on Asset, Total Asset Turnover, Gross Profit Margin, Tobin’s Q, Profit Growth


(5)

iv KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul ” Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung, antara lain kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak.,selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Rina br. Bukit, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, serta pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.


(6)

v 5. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si., selaku Dosen Pembaca yang

memberikan koreksi serta petunjuk dan saran sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi.

6. Orangtua Penulis S. Sitepu / R. Bangun, kepada Abang saya Thomas Sitepu dan kakak saya Merry Sitepu yang selalu mendoakan, memberi semangat, motivasi dan kasih sayang yang begitu besar dalam penulisan skripsi ini. 7. Sahabat-sahabat penulis, yang selalu menemani saat suka maupun duka, tempat

berbagi cerita dan cita-cita. Terimakasih atas kebersamaan dan pertemanan yang terjalin selama ini. Sukses buat kita semua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa sangat dibutuhkan penulis dari segenap pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca. TerimaKasih.

Medan, Juli 2015 Penulis

NIM. 100522030 Eva Fransiska Sitepu


(7)

vi DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Tinjauan Teoritis ... 8

2.1.1 Teori Keagenan ... 8

2.1.2 Teori Sinyal ... 9

2.1.3 Kinerja Keuangan ... 10

2.1.3.1 Pengerian Kinerja Keuangan ... 10

2.1.3.2 Tujuan Penilaian Kinerja ... 12

2.1.4Tobin’s Q ... 13

2.1.4.1 Pengertian Tobin’s Q ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4.2 Keunggulan dan Kelemahan Tobin’s QError! Bookmark not defined. 2.1.4.3 Pengukuran Tobin’s Q ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Analisis Rasio Keuangan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5.1 Pengertian Rasio KeuanganError! Bookmark not defined. 2.1.5.2 Jenis-jenis Rasio KeuanganError! Bookmark not defined. 2.1.5.3 Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 24

2.1.5.4 Kegunaan Analisis Rasio Keuangan ... 24

2.1.6 Pertumbuhan Laba ... 25

2.1.6.1 Pengertian Laba ... Error! Bookmark not defined. 2.1.6.2 Pengertian Pertumbuhan LabaError! Bookmark not defined. 2.2 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Kerangka Konseptual ... 33

2.4 Hubungan Antar Variabel ... Error! Bookmark not defined. 2.4.1 Hubungan Antara Current Ratio dengan Kinerja PerusahaanError! Bookmark n 2.4.2 Hubungan Antara Debt Ratio dengan Kinerja Perusahaan ... 35


(8)

vii 2.4.4 Hubungan Antara Total Asset Turnover dengan Kinerja

Perusahaan ... 36

2.4.5 Hubungan Antara Gross Profit Margin dengan Kinerja Perusahaan ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IIIMETODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Jenis Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Batasan Operasional... Error! Bookmark not defined. 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 41

3.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 42

3.6.1 Variabel Dependen ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Variabel Independen ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Metode Analisis Data ... 47

3.8 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8.1 Statistik Deskriptif ... 48

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 48

3.8.2.1 Uji Normalitas ... 48

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas ... 50

3.8.2.3 Uji Autokorelasi ... 51

3.8.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 52

3.8.3 Pengujian Hipotesis ... 53

3.8.3.1Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 53

3.8.3.2Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 54

3.8.3.3Uji Koefisien Determinasi ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined. 4.1 Deskriptif Data ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2.1Uji Normalitas ... 60

4.2.2.2Uji Multikolinearitas ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2.3Uji Autokorelasi ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2.4Uji Heteroskedastisitas ... Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.2.3.1Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 66

4.2.3.2Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 69

4.2.3.3Uji Koefisien Determinasi ... 70

4.2.4 Analisis Regresi ... 72


(9)

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

5.1Kesimpulan ... 80

5.2Keterbatasan ... 81

5.3Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN... 84


(10)

ix DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 30

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 46

3.2 Kriteria Pengambilan Keputusan Metode Durbin-Watson... 52

4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif …...………... 58

4.2 Uji Normalitas………... 60

4.3 Uji Normalitas setelah Data Menyimpan/Outlier Dihapus ... 62

4.4 Uji Multikolinearitas………... 65

4.5 Uji Autokorelasi………... 66

4.6 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Parsial Secara Individu... 68

4.7 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)………... 71

4.8 Hasil Koefisien Determinasi………... 72


(11)

x DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 34

4.1 Uji Normalitas Histogram... 63

4.2 Uji Normalitas Grafik P-Plot... 63


(12)

xi DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri Yang

Terdaftar Di BEI Tahun 2012-2014 85 2 Tabel Perhitungan Current Ratio 87

3 Tabel Perhitungan Debt Ratio 89

4 Tabel Perhitungan Return on Asset 91 5 Tabel Perhitungan Total Asset Turnover 93 6 Tabel Perhitungan Gross Profit Margin 95 7 Tabel Perhitungan Profit Growth 97

8 Tabel Perhitungan Tobin’s Q 99


(13)

ii ABSTRAK

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR ANEKA INDUSTRI

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin baik secara parsial maupun simultan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang meliputi sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun penelitian 2012-2014.

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 40 perusahaan sektor industri dasar dan kimia, dimana metode yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu penetapan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Teknik analisis data menggunakan analisis dan statistik (regresi linear berganda).

Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan sektor aneka industri , sedangkan secara parsial debt ratio dan total asset turnover berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri . Secara simultan, current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaanpada perusahaan manufaktur sektor aneka industri.

Kata kunci: Current Ratio, Debt Ratio, Return on Asset, Total Asset Turnover, Gross Profit Margin, Tobin’s Q, Profit Growth


(14)

iii ABSTRACT

EFFECT FINANCIAL RATIO TO COMPANY PERFORMANCE

IN MANUFACTURING COMPANIES MISCELLANEOUS INDUSTRY SECTOR LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study is to know and test the effect of sales current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin either partially or simultaneously in manufacturing companies covering miscellaneous industry sector listed on the Indonesian Stock Exchange during the period of study 2012-2014.

Thirty four manufacture company are used as the sample of this research in manufactured company of miscellaneous industry sector. The method of the research is purposive sampling which devine as a sample of taking method which take an object by certain criteria. Analysis using descriptive and statistical analysis (linear regression).

Partially, the results showed that current ratio, debt ratio, return on asset, gross profit margin are not influential significantly to company performance of the company while the current ratio and total asset turnover influential significantly to capital manufactured company orf miscellaneous industry sector. Simultaneously, the results showed that the variables of current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin significantly to company performance of manufacture company of miscellaneous industry sector.

Keyword : Current Ratio, Debt Ratio, Return on Asset, Total Asset Turnover, Gross Profit Margin, Tobin’s Q, Profit Growth


(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah

Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat transaksi perdagangan saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia. Ada beberapa jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu perusahaan pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, aneka industri, industri barang konsumi, property, infrastruktur, keuangan, dan perdagangan jasa investasi. Perusahaan aneka industri adalah salah satu perusahaan yang ikut berperan dalam pasar modal. Semua perusahaan dituntut untuk mengelola perusahaan sebaik mungkin agar mampu bersaing dengan perusahaan lain.

Suatu perusahaan dikatakan baik apabila dapat bertahan dalam kondisi ekonomi apapun, yang terlihat dari kemampuannya dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dan melaksanakan operasinya dengan stabil serta dapat menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan tersebut dapat dicapai jika perusahaan mampu beroperasi dengan mencapai laba yang ditargetkan. Melalui laba yang diperoleh tersebut perusahaan akan mampu memberikan dividen kepada pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.


(16)

2 Walaupun bukan semata-mata berorientasi pada laba namun dalam menjalankan usahanya, perusahaan juga harus memperhatikan upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan sehingga kelangsungan perusahaan tetap terjaga. Laba yang besar belum tentu menunjukkan bahwa perusahaan telah bekerja secara efisien. Laba yang diperoleh perusahaan untuk tahun yang akan datang tidak dapat dipastikan. Untuk itu, perlu adanya suatu alat untuk prediksi kinerja perusahaan di masa mendatang khususnya pada kondisi perekonomian negara yang sedang dilanda krisis ekonomi.

Untuk memperoleh laba perusahaan yang maksimal diperlukan adanya kinerja perusahaan yang baik. Pertumbuhan laba yang terus-menerus meningkat dari tahun ke tahun dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek perusahaan di masa depan tentang kinerja perusahaan. Angkoso (2006) menyatakan bahwa pertumbuhan laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa kinerja dari suatu perusahaan juga baik, maka semakin tinggi pertumbuhan laba yang dicapai perusahaan mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh calon investor untuk menentukan investasi saham. Bagi sebuah perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor. Umumnya investor akan mencari perusahaan yang mempunyai kinerja terbaik dan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Dikatakan perolehan modal perusahaan dan nilai perusahaan akan meningkat apabila perusahaan


(17)

3 memiliki reputasi baik yang tercermin dalam laporan keuangannya.

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan. Penting bagi pemakai laporan keuangan untuk mengetahui pertumbuhan laba karena peningkatan laba yang diperoleh perusahaan akan menentukan besarnya tingkat pengembalian kepada pemegang saham atau bagi calon investor untuk mengambil keputusan apakah akan melakukan investasi di perusahaan tersebut. Oleh karena itu, analisis laporan keuangan sangat diperlukan untuk memahami informasi laporan keuangan. Dalam menganalisis dan menilai kondisi keuangan perusahaan serta prospek kinerja perusahaan, ada beberapa teknik analisis yang dapat digunakan. Salah satu alternatif untuk mengetahui apakah informasi keuangan yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa yang akan datang adalah analisis keuangan.

Salah satu alat analisis keuangan yang paling sering digunakan adalah rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan perbandingan angka-angka dari perkiraan-perkiraan yang terdapat di neraca dan laporan laba rugi. Rasio keuangan sering digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan yang dihadapi perusahaan di bidang keuangan yang pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan, melainkan juga bagi pihak eksternal. Untuk mengetahui kinerja perusahaan, maka hasil perhitungan rasio keuangan harus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.


(18)

4 Penelitian yang menghubungkan rasio dengan fenomena akuntansi tertentu telah banyak dilakukan. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Angkoso (2006), dimana dia menguji pengaruh rasio keuangan (debt ratio dan return on equity) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan industri barang konsumsi periode 2003-2004. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial antara debt ratio dan return on equity terhadap pertumbuhan laba.

Pada kenyataannya tidak semua rasio mampu memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Efendi (2006) menunjukkan bahwa secara simultan terdapat hubungan antara perubahan laba dengan current ratio (CR),

debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan gross profit margin (GPM). Secara parsial, hanya return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan gross profit margin (GPM) yang berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba. Ini membuktikan terdapat perbedaan pendapat penlitian terdahulu.

Rasio-rasio keuangan juga digunakan investor untuk mengetahui nilai pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan di masa lampau dan prospeknya dimasa depan. Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah satunya Tobin’s Q. Alasan memilih rasio Tobin’q dalam penelitian ini untuk mengukur nilai perusahaan adalah karena penghitungan rasio Tobin’s Q lebih rasional mengingat unsur-unsur kewajiban juga dimasukkan sebagai dasar penghitungan. Yuniasih dan Wirakusuma (2007) mengindikasikan


(19)

5 bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q) sedangkan Carningsih (2009) mengindikasikan Return On Assets (ROA) terbukti berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q). Hal ini menunjukkan adanya ketidakkonsistenan penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengaruh beberapa rasio keuangan tertentu terhadap perubahan laba dan nilai perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya dan adanya perbedaan pendapat, peneliti tertarik untuk menganalisis rasio keuangan yang diduga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi penelitian terdahulu. Hal ini disebabkan peneliti ingin menguji generalisasi hasil dari penelitian ini dengan menggunakan periode penelitian dan sampel yang berbeda. Penelitian ini menggunakan data dari tahun 2012-2014 pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Peneliti memilih meneliti perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena melalui Bursa Efek Indonesia peneliti dapat memperoleh laporan keuangan dan data manufaktur sektor aneka industri yang diperlukan dalam penelitian, khususnya yang menjadi objek penelitian secara lengkap. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:


(20)

6 1. Apakah current ratio berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah debt ratio berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah total assets turnover berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah return on assets berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?s

5. Apakah gross profit margin berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

6. Apakah Current Ratio, Debt Ratio, Return on Assets, Total Assets Turnover, dan Gross Profit Margin secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(21)

7 1. 3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rasio keuangan (current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on assets, dan gross profit margin) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi peneliti, tetapi juga bagi perusahaan, investor, dan peneliti selanjutnya.

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan apabila peneliti dimintai pendapat mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba.

2. Bagi emiten (manajemen), penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengambil keputusan bisnis yang berkaitan dengan pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba di masa yang akan datang.

3. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat keputusan investasi pada perusahaan emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya pada bidang analisis laporan keuangan.


(22)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan

Menurut Jensen dan Meckling (1976) ada dua macam bentuk hubungan keagenan, yaitu antara manajer dengan pemegang saham

(shareholders) dan antara manajer dengan pemberi pinjaman

(bandholders). Masalah keagenan (agency problem) sebenarnya muncul ketika adanya kesulitan untuk memastikan bahwa agent bertindak untuk memaksimumkan kesejahteraan principal. Agency theory (teori keagenan) membahas hubungan antara principal (pemilik dan pemegang saham) dengan agent (manajemen).

Pihak manajemen atau pengelola perusahaan tidak akan selalu bertindak sesuai keinginan pemilik atau pemegang saham. Hal ini dikarenakan pemilik memiliki motivasi jangka panjang, sedangkan pihak manajemen memiliki motivasi jangka pendek untuk mendapatkan profit dengan mengabaikan keuntungan jangka panjang. Untuk mengurangi kemungkinan tersebut maka ditetapkan biaya monitoring. Hal tersebut akan membuat pihak manajemen akan lebih maksimal dalam mengelola perusahaan.

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan muncul ketika satu atau lebih individu (principal)


(23)

9 mempekerjakan individu lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan kekuasaan kepada agent untuk membuat keputusan atas nama principal tersebut. Selain itu mereka juga menyatakan bahwa ada dua cara dalam tata kelola perusahaan yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah keagenan yakni kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Dengan adanya kepemilikan manajerial yang tinggi dapat mengurangi adanya konflik keagenan yang akan meningkatkan kinerja perusahaan.

2.1.2 Teori Sinyal

Menurut Brigham dan Houston (2006:39) “perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal”. Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor).

Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk


(24)

10 mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang.

Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis. Laba merupakan bagian dari laporan keuangan sehingga laba seharusnya juga berguna untuk keputusan kredit.

2.1.3 Kinerja Keuangan

2.1.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manajer. Karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Kemungkinan yang lain adalah digunakannya informasi akuntansi bersamaan dengan informasi


(25)

11 non akuntansi untuk menilai kinerja manajer atau pimpinan perusahaan.

Menurut Mangkunegara (2000:67) dalam Fianka (2008), Kinerja ( prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kemudian menurut Sulistiyani (2003:223) dalam Fianka (2008), “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. Sedangkan menurut Hasibuan (2003:34) dalam Fianka (2008) mengemukakan bahwa “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

Menurut Rivai (2004:309) dalam Fianka (2008) mengemukakan bahwa kinerja adalah merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai perannya dalam perusahaan. Menurut Mulyadi (1997:419) dalam Sucipto (2003:1), penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya.


(26)

12 Sedangkan menurut Hastuti (2005) dalam Pranata (2007:19), kinerja perusahaan adalah hasil banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja perusahaan perlu melibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif. Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisien suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya.

Efektifitas apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan efisiensi diartikan sebagai ratio (perbandingan) antara masukan dan keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran yang optimal. Sehingga dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan, kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.

2.1.3.2 Tujuan Penilaian Kinerja

Setiap kebijakan dan aturan yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan terhadap manajemennya tentu memiliki tujuan yang bermanfaat bagi manajemen itu sendiri. Begitu pula penilaian kinerja suatu perusahaan juga memiliki tujuan yang diperhatikan


(27)

13 oleh perusahaan. Penilaian kinerja diperlukan oleh manajemen untuk mengetahui bagaimana kualitas manajemen organisasi maupun manajemen keuangan perusahaan tersebut. Menurut Mulyadi dalam Sucipto (2003:2), penilaian kinerja bertujuan “untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja dan waktu serta penghargaan.

2.1.4 Tobin’s Q

2.1.4.1 Pengertian Tobin’s Q

Tobin’s Q atau biasa juga disebut Q ratio atau Q Teori

diperkenalkan pertama kali oleh James Tobin pada tahun 1969. James Tobin adalah ekonom Amerika yang berhasil meraih nobel di bidang ekonomi dengan mengajukan hipotesis bahwa nilai pasar suatu perusahaan seharusnya sama dengan biaya penggantian aktiva perusahaan tersebut sehingga menciptakan keadaan ekuilibrium.


(28)

14 Tobin’s Q menawarkan penjelasan nilai dari suatu perusahaan. Tobin’s Q model mendefinisikan nilai perusahaan sebagai nilai kombinasi antara aktiva berwujud dan aktiva tak berwujud. Nilai Tobin’s Q perusahaan yang rendah (antara 0 dan 1) mengindikasikan bahwa biaya ganti aktiva perusahaan lebih besar daripada nilai pasar perusahaan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar menilai kurang perusahaan tersebut. Sedangkan jika nilai Tobin’s Q suatu perusahaan tinggi (lebih dari 1), maka nilai perusahaan lebih besar daripada nilai aktiva perusahaan yang tercatat. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat beberapa aktiva perusahaan yang tidak terukur atau tercatat.

2.1.4.2 Keunggulan dan Kelemahan Tobin’s Q

Menurut Smithers dan Wright (2007) keunggulan Tobin’s Q adalah:

a. Tobin’s Q mencerminkan aset perusahaan secara keseluruhan,

b. Tobin’s Q mencerminkan sentimen pasar, misalnya analisis dilihat dari prospek perusahaan atau spekulasi, c. Tobin’s Q mencerminkan modal intelektual perusahaan, d. Tobin’s Q dapat mengatasi masalah dalam

memperkirakan tingkat keuntungan atau biaya marjinal. Menurut Smithers dan Wright (2007) kelemahan Tobin’s Q adalah dapat menyesatkan dalam pengukuran kekuatan pasar karena sulitnya memperkirakan biaya pergantian, pengeluaran


(29)

15 untuk iklan dan penelitian serta pengembangan aset tidak berwujud.

Tobin’s Q didasarkan pada pandangan bahwa nilai pasar modal merupakan nilai keseluruhan modal terpasang dan insentif yang diinvestasikan. Penelitian terbaru tentang kesalahan pengukuran menunjukkan bahwa ukuran q mungkin tidak dihitung dengan benar jika ada “gelembung” pada penilaian pasar modal yang terus menerus dari waktu ke waktu dan yang berhubungan dengan nilai fundamental (Fiakas,2005). Walaupun Tobin’s Q biasanya berkolerasi dengan investasi dalam studi empiris, peneliti menemukan bahwa hubungan ini kadang-kadang lemah dan sering didominasi oleh pengaruh langsung aliran kas terhadap investasi.

Tobin’s Q atau Q ratio merupakan suatu model yang berguna dalam pembuatan keputusan investasi. Menurut Ricardo dalam Juniarti (2009 : 24), Tobin’s Q meringkas informasi yang akan datang yang relevan dengan keputusan investasi perusahaan. Perusahaan meningkatkan modal saham jika Q tinggi karena jika nilai Tobin’s Q di atas satu maka perusahaan akan menghasilkan rate of return yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikeluarkan oleh biaya aktiva.

2.1.4.3 Pengukuran Tobin’s Q

Nilai Tobin’s Q atau Q ratio pada umumnya dapat dihitung dengan membagi nilai pasar suatu perusahaan (yang


(30)

16 diukur dengan nilai pasar dari saham yang beredar dan utang) dengan biaya penggantian aktiva. Pengukuran kinerja dengan menggunakan Tobin’s Q tidak hanya memberikan gambaran pada aspek fundamental saja, tetapi juga sejauh mana pasar menilai perusahaan dari berbagai aspek yang dilihat oleh pihak luar termasuk investor.

Tobin’s Q mewakili sejumlah variabel yang penting dalam pengukuran kinerja, antara lain aktiva tercatat perusahaan, kecenderungan pasar yang memadai seperti pandangan – pandangan analis mengenai prospek perusahaan, dan variabel modal intelektual atau intangible asset.

Secara khusus, Tobin’s atau Q ratio sering digunakan sebagai alat pengukur nilai intangible asset atau modal intelektual suatu perusahaan seperti kekuatan monopoli, sistem manajerial dan peluang pertumbuhan. Karena adanya modal intelektual inilah suatu perusahaan sering dinilai lebih oleh pasar. Rupert dalam Juniarti (2009 : 23) mengungkapkan bahwa hal tersebut tercermin dari banyaknya perusahaan yang memiliki aktiva berwujud yang tidak signifikan dalam laporan keuangan namun penghargaan pasar terhadap perusahaan – perusahaan tersebut sangat tinggi. Atas dasar itulah sehingga Tobin’s Q menjadi alat pengukuran kinerja yang populer.


(31)

17 2.1.5. Analisis Rasio Keuangan

2.1.5.1 Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya (Kasmir, 2009). Selain itu, Rasio keuangan juga menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan sehingga kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan dapat diinterpretasikan. Menurut Simamora (2000 : 822) “rasio merupakan pedoman yang berfaedah dalam mengevaluasi posisi dan operasi keuangan perusahaan dan mengadakan perbandingan dengan hasil-hasil dari tahun-tahun sebelumnya atau perusahaaan-perusahaan lain”.

Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui apakah telah terjadi penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas operasional perusahaan. Menurut Wild, et al (2005 : 36) “Rasio merupakan alat untuk meyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengindikasikan area yang memerlukan investigasi lebih lanjut”. Dari defenisi ini rasio dapat digunakan untuk mengetahui apakah


(32)

18 terdapat penyimpangan-penyimpangan dengan cara membandingkan rasio keuangan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis. Hal-hal tersebut akan membantu dalam menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih tepat. Syamsuddin (2000) mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis, yaitu :

a. Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.

b. Pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama.

c. Sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diperiksa (diaudit). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat.

d. Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.


(33)

19 2.1.5.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan. Secara umum rasio-rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis kelompok rasio keuangan antara lain:

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas biasa digunakan dalam melakukan analisis kredit karena likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pihak – pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan adalah kreditor-kreditor jangka pendek seperti pemasok dan bankir. Rasio likuiditas menurut Horne (2005) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Rasio likuiditas dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Masing-masing rasio likuiditas mencerminkan perspektif yang berbeda dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas tersebut menurut Kasmir (2009) antara lain rasio lancar (current ratio),

rasio sangat lancar (quick ratio atau acid test ratio), rasio kas (cash ratio), rasio perputaran kas, inventory to networking capital.


(34)

20 Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Semakin besar aktiva lancar, maka semakin besar rasio lancarnya. Apabila dinyatakan bahwa rasio lancar suatu perusahaan adalah sebesar 2, artinya setiap satu Rupiah kewajiban lancar akan dijamin oleh dua aktiva lancar. Rasio lancar yang tinggi belum tentu menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancarnya juga tinggi. Dalam menganalisis rasio lancar perlu diperhatikan apakah yang menyebabkan rasio lancar tersebut tinggi.

Jika yang menyebabkan rasio lancar tersebut tinggi adalah piutang atau persediaan, maka untuk memenuhi kewajiban lancarnya perusahaan harus terlebih dahulu melakukan penagihan atas piutang atau menjual persediaan agar diperoleh kas untuk membayar kewajiban lancar tersebut. Kreditor harus menanggung risiko bahwa kemungkinan perusahaan tidak dapat membayar kewajiban lancarnya karena perusahaan tidak mampu menagih piutangnya atau tidak dapat menjual persediaannya.

b. Rasio Solvabilitas

Perusahaan memiliki berbagai kebutuhan dalam menjalankan operasinya, terutama yang berkaitan dengan dana agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dalam praktiknya untuk menutupi kekurangan akan kebutuhan dana, perusahaan memiliki beberapa pilihan sumber dana yang dapat


(35)

21 digunakan. Pemilihan sumber dana ini tergantung dari tujuan, syarat-syarat, keuntungan dan kemampuan perusahaan. Sumber-sumber dana secara garis besar dapat diperoleh dari modal sendiri dan pinjaman (bank atau lembaga keuangan lainnya). Perusahaan dapat memilih salah satu sumber tersebut atau kombinasi dari keduanya. Setiap sumber dana memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Mengingat penggunaan salah satu dari dana tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, perlu disiasati agar dapat saling menunjang. Dengan kata lain, penggunaan dana yang bersumber dari pinjaman harus dibatasi. Kombinasi dari penggunaan dana dikenal dengan nama rasio solvabilitas atau rasio leverage. Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang (Kasmir, 2009), artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio solvabilitas yang menjadi fokus penelitian ini adalah debt ratio (DR).

Debt Ratio adalah rasio yang menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman (Darsono,2005). Nilai DR yang tinggi menunjukkan bahwa struktur modal lebih banyak memanfaatkan utang dibandingkan dengan ekuitas, semakin besar DR mencerminkan


(36)

22 solvabilitas perusahaan semakin rendah sehingga kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya rendah.

c. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio aktivitas akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola asset yang dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya. Rasio aktivitas yang menjadi fokus penelitian ini adalah total assets turn over.

Rasio perputaran total aktiva (total assets turn over ratio) digunakan untuk mengukur perputaran dari seluruh aktiva perusahaan . Rasio ini juga dapat dipergunakan untuk mengukur seberapa efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan sehingga rasio ini dapat digunakan untuk memprediksi laba yang akan datang dan dapat digunakan untuk memprediksi laba karena total aktiva dan penjualan merupakan komponen dalam menghasilkan laba. Pengaruh rasio total assets turnover terhadap perubahan laba bersih perusahaan adalah semakin cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin meningkatkan penjualan


(37)

23 yang berpengaruh terhadap pendapatan. Rasio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan tidak beroperasi pada volume yang memadai bagi kapasitas investasinya.

d. Rasio Profitabilitas

Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan perusahaan. Rasio profitabilitas menurut Horne (2005) adalah rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Dari rasio ini dapat diketahui bagaimana tingkat profitabiltas perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable).

Apabila perusahaan dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari luar. Rasio profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil operasi ( Brigham, 2009). Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gross profit margin. Gross profit margin (GPM) dapat digunakan untuk mengetahui keuntungan kotor dari setiap barang yang dijual perusahaan. Gross profit margin menurut Horne (2005) “memberitahu kita laba dari perusahaan yang berhubungan


(38)

24 dengan penjualan, setelah kita mengurangi biaya untuk memproduksi barang yang dijual”.

2.1.5.3 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio keuangan adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Menurut Wild, et al (2005 : 36) “analisis rasio (ratio analysis) dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio”.

2.1.5.4 Kegunaan Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan.


(39)

25 Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga

kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analis kredit, dan analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston (2006 : 119) adalah sebagai berikut:

1. Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan,

2. Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, dan

3. Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.

2.1.6. Petumbuhan Laba 2.1.6.1 Pengertian laba

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue), beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Menurut Harahap (2005:263) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan,


(40)

26 dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.

2.1.6.2 Pengertian Pertumbuhan Laba

Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perusahaan pasti menginginkan adanya peningkatan laba yang diperoleh dalam setiap tahunnya. Peningkatan dan penurunan laba dapat dilihat dari pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba adalah peningkatan dan penurunan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan laba dapat digunakan untuk menilai bagaimana kinerja suatu perusahaan. Menurut Stice, et al (2004 : 225-226) ”Riset mendukung pernyataan FASB bahwa indikator terbaik atas kinerja adalah laba. Jadi memahami laba, apa yang diukur oleh laba dan komponen-komponennya adalah penting untuk dapat memahami dan menginterpretasikan keadaan keuangan suatu perusahaan”. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesai (2007) “penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lains eperti


(41)

27 imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnig per share)”.

Pada umumnya kinerja manajer perusahaan diukur dan dievaluasi berdasarkan laba yang diperoleh. Oleh karena itu, banyak manajer yang melakukan manajemen laba agar kinerja mereka terlihat baik. Tindakan manajemen tersebut dapat merugikan pemegang saham. Pemegang saham mengharapkan kinerja perusahaan mengalami peningkatan yang ditandai dengan peningkaatan laba karena peningkatan laba akan meningkatkan pengembalian kepada pemegang saham. Dengan demikian, mengetahui pertumbuhan laba yang diperoleh perusahaan sangat penting bagi pemakai laporan keuangan karena dengan mengetahui pertumbuhan laba, mereka dapat menentukan apakah terdapat peningkatan atau penurunan kinerja keuangan suatu perusahaan.

Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang disebabkan oleh perubahan komponen laporan keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan harga pokok penjualan, perubahan beban operasi, perubahan beban bunga, perubahan pajak penghasilan, adanya perubahan pada pos-pos luar biasa, dan lain-lain. Perubahan laba dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor luar seperti adanya peningkatan harga akibat inflasi dan adanya


(42)

28 kebebasan manajerial (manajerial discreation) yang memungkinkan manajer memilih metode akuntansi dan membuat estimasi yang dapat meningkatkan laba.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Yuniasih dan Wirakusuma (2007) mengindikasikan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q) sedangkan Carningsih (2009) mengindikasikan Return On Assets (ROA) terbukti berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q). Tobin’s Q merupakan suatu rasio yang menawarkan penjelasan nilai dari suatu perusahaan di pasar dimana nilai pasar suatu perusahaan seharusnya sama dengan biaya ganti aktivanya. Jika nilai Tobin’s Q perusahaan lebih dari satu, berarti nilai pasar perusahaan tersebut lebih besar daripada aktiva perusahaan yang tercatat. Oleh karena itu, pasar akan menilai baik perusahaan yang memiliki nilai Tobin’s Q yang tinggi. Sebaliknya, jika nilai Tobin’s Q kurang dari satu mengindikasikan bahwa biaya ganti aktiva lebih besar daripada nilai pasar perusahaan sehingga pasar akan menilai kurang perusahaan tersebut.

Meilina Sari (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel indpenden yang digunakan adalah Current Ratio, Debt Ratio, Total Asset Turnover, Return on Asset, Return on Equity, dan Gross Profit Margin.

Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah perubahan laba. Penelitian ini dilakukan terhadap 33 perusahaan yang bergerak di bidang


(43)

29 sektor industri barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menemukan bahwa secara simultan terdapat adanya pengaruh antara current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on equity, dan gross profit margin terhadap perubahan laba. Namun secara parsial, penelitian ini menunjukkan hanya variabel debt ratio yang memiliki pengaruh terhadap perubahan laba. Variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.

Penelitian tahun berikutnya dilakukan Haryanti (2007) yaitu untuk memperoleh bukti empiris mengenai manfaat rasio keuangan (total assets to debt ratio, total assets turnover, net profit margin, dan return on investment) dalam memprediksi pertumbuhan laba pada KPRI di Kota Semarang tahun 2006. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan total assets to debt ratio, total asset turnover, net profit margin, dan return on investment berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara parsial hanya variabel total asset turnover, net profit margin dan return on investment yang berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba dan variabel yang paling baik dalam memprediksi pertumbuhan laba adalah ROI.

Angkoso (2006) menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan industri barang konsumsi periode 2003-2004. Rasio keuangan yang digunakan adalah debt ratio dan retun on equity. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial antara debt ratio dan retun on equity terhadap pertumbuhan laba.


(44)

30 Efendi (2006) melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif dan industri terkait yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio (CR), debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan gross profit margin (GPM). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba dan laba yang digunakan adalah laba bersih. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 18 perusahaan yang terdaftar di BEJ dengan menggunakan model analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba sedangkan secara parsial, hanya ROA, ROE, dan GPM yang berpengaruh terhadap perubahan laba, sedangkan variabel lainnya yaitu CR, DR, TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel yang Digunakan

Metode

Analisis Hasil Penelitian Yuniasih

(2007)

Pengaruh Kinerja Keuangan

terhadap Nilai Perusahaan dengan

mempetimbangk

an Good

Corporate Governance

sebagai Variabel Pemoderasi (Perusahaan Manufaktur yang

Variabel Dependen: Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) Variabel Variabel Independen: Return On Assets (ROA

ROA berpengeruh positif terhadap Nilai Perusahaan


(45)

31 terdaftar di BEI

periode 2005-2006) Carningsih

(2009)

Pengaruh Good Corporate

Governance

terhadap

Hubungan antara Kinerja Keuangan dengan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan

Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2007-2008

Variabel Dependen: Nilai Perusahaan diukur dengan Tobin’s Q Variabel Independen: ROA dan ROE

Menunjukkan bahwaROA terbukti berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan Meilina Sari (2009) Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel Dependen: Perubahan Laba. Variabel Independen: Current Ratio, Debt Ratio, Total Asset Turnover, Return on Asset, Return on Equity, Gross Profit Margin Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara current ratio, debt ratio, total assets turnover,

return on equity,

dan gross

profit margin terhadap perubahan laba. Secara parsial, penelitian ini menunjukka n adanya pengaruh variabel debt ratio terhadap perubahan


(46)

32 laba. Variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Haryanti (2007) Evaluasi Manfaat Rasio Keuangan Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada KPRI di Kota Semarang

Variabel independen dalam

penelitian ini adalah Total Assets to Debt Ratio, Total Assets Turnover, Net Profit Margin,dan Rate of Return On Investment /ROI; sedangkan variabel dependennya adalah pertumbuhan laba menunjukkan secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara parsial hanya variabel Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan ROI berpengaruh secara signifikan terhadap

pertumbuhan laba dan variabel yang paling baik dalam memprediksi pertumbuhan laba adalah ROI

Angkoso (2006)

Ratio dan Return on Equity terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi independen dalam penelitian ini adalah Debt

Ratio dan

Return On Equity; sedangkan variabel dependennya adalah per-Hasil penelitian menunjukkan secara simultan dan parsial debt ratio dan retun on equity

berpengaruh

secara signifikan terhadap


(47)

33 tumbuhan laba Efendi (2006) Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Otomotif dan Industri Terkait Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

current ratio

(CR), debt ratio (DR),

total assets turnover

(TATO),

return on assets (ROA),

return on equity (ROE),

dan gross

profit margin (GPM) Analisis Regresi Linear Bergan da Secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba, sedangkan secara parsial hanya ROA, ROE, dan GPM yang berpengaruh

signifikan terhadap perubahan laba

2.3 Kerangka Konseptual

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio (CR), debt ratio (DR), total assets turnover (TATO),

return on assets (ROA), dan gross profit margin (GPM). Semakin tinggi CR maka perusahaan semakin likuid dan akan semakin mudah memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor untuk memperlancar kegiatan operasionalnya sehingga laba juga dapat meningkat. Semakin tinggi DR, maka semakin banyak aktiva perusahaan yang didanai oleh utang sehingga semakin beban bunga yang harus dibayar dan laba perusahaan akan menurun. Semakin tinggi TATO, maka semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan dan laba perusahaan juga dapat meningkat. Semakin tinggi ROA, semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan dari aktiva yang dimilikinya dan akan berpengaruh terhadap perubahan laba. Semakin tinggi GPM, maka semakin


(48)

34 efektif dan efisien perusahaan dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya sehingga dapat mempengaruhi laba bersih yang akan diperoleh perusahaan. Dengan demikian, secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba dan secara parsial, current ratio (CR), debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), return on assets (ROA), dan gross profit margin (GPM) berpengaruh terhadap perubahan laba.

Berdasarkan latar belakang masalah, tunjuan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dirumuskan kerangka konseptual penelitian pada gambar 2.1

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Rasio Keuangan (X)

Current Ratio ( X1)

Debt Ratio ( X2 )

Return on Assets ( X3)

Total Assets Turnover ( X4)

Gross Profit Margin ( X5)

Tobin’s Q (Y)


(49)

35 2.4 Hubungan Antar Variabel

2.4.1 Hubungan Current Ratio dengan Kinerja Perusahaan

Current ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo. Current ratio yang rendah akan memberikan image yang kurang baik. Rendahnya current ratio yang dimiliki perusahaan mencerminkan adanya masalah dalam likuiditas. Akan tetapi current ratio yang terlalu tinggi juga kurang baik karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.

Berdasarkan paparan di atas, rasio lancar dapat dikatakan sebagai bentuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety). Jika perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya, maka kinerja perusahaan tersebut baik sehingga Current Ratio berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

2.4.2 Hubungan Debt Ratio dengan Kinerja Perusahaan

Debt ratio digunakan untuk menilai utang dengan aktiva. Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Makin besar hutang perusahaan untuk mendanai asset, makin besar pula financial leverage yaitu pembayaran bunga hutang. debt ratio sangat mempengaruhi pencapaian


(50)

36 laba yang diperoleh perusahaan. Semakin tinggi DR menunjukkan semakin besar kepercayaan dari pihak luar, hal ini sangat memungkinkan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, karena dengan modal yang besar maka kesempatan untuk meraih tingkat keuntungan juga besar. 2.4.3 Hubungan Return On Asset dengan Kinerja Perusahaan

ROA merupakan rasio keuangan untuk mengukur dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset, yang berarti efisiensi manajemen dapat menciptakan laba perusahaan. Tinggi rendahnya ROA juga akan mempengaruhi perubahan laba. ROA yang tinggi berarti rasio rentabilitas juga tinggi, dengan tingginya rentabilitas berarti perusahaan sukses dalam menghasilkan laba, dengan pencapaian laba yang tinggi itulah investor dapat mengharapkan keuntungan yang berasal dari deviden. Dan sebaliknya, ROA yang rendah berarti rentabilitas perusahaan juga rendah, dengan rendahnya rentabilitas berarti perusahaan kurang sukses dalam menghasilkan laba yang berarti perubahan laba mengalami penurunan. Semakin tinggi ROA, memberikan gambaran semakin baik kinerja perusahaan tersebut.

2.4.4 Hubungan Total Asset Turnover dengan Kinerja Perusahaan

TATO merupakan perbandingan antar penjualan bersih (Net sales) terhadap total asset. Rasio ini mengukur seberapa baik efisiensi seluruh aktiva perusahaan yang digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan serta menunjukkan berapa kali aktiva berputar dalam periode tertentu.


(51)

37 Apabila rasio ini cenderung meningkat, maka kondisi ini memberikan gambaran bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktivanya untuk meningkatkan penjualannya sehingga berpengaruh terhadap laba yang diperoleh. Dengan demikian kinerja perusahaan semakin baik sehingga Total Assets Turnover berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan dan para investor tertarik untuk menanamkan modalnya sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.

2.4.5 Hubungan Gross Profit Margin dengan Kinerja Perusahaan Gross profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba bruto dari setiap rupiah penjualan. Semakin tinggi gross profit margin maka perubahan laba yang diperoleh perusahaan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan gross profit margin yang tinggi menunjukkan perusahaan dapat menjual produknya diatas harga pokok penjualannya sehingga perusahaan tidak mengalami rugi (kinerja perusahaan semakin baik).

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Hipotesis adalah posisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris (Erlina dan Mulyani, 2008:4). Hipotesis dari penelitian ini adalah :

H1 : Current Ratio berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(52)

38 H2 : Debt Ratio berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan

manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H3 : Return on Assets berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan

manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H4 : Total Assets Turnover berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada

perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H5 : Gross Profit Margin berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H6 : Current Ratio, Debt Ratio, Return on Assets, Total Assets Turnover, dan

Gross Profit Margin secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(53)

39 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan antara variabel dalam suatu penelitian. Erlina dan Mulyani (2008:65) menyatakan bahwa “desain penelitian adalah cetak biru yang memberi garis dari setiap prosedur mulai dari hipotesis sampai analisa data”. Jenis penelitian ini menggunakan asosiasif kausal yang berfungsi “untuk menganalisis hubungan antara satu atau beberapa variabel dengan variabel lainnya dan bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya” (Umar, 2003 :35).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan tidak secara langsung pada Perusahaan Industri dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tetapi dilakukan dengan mengunduh data melalui situs yang terdapat di internet seperti www.idx.co.id.

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional penelitian ini yaitu:

1. Objek dalam penelitian ini adalah Emiten (Perusahaan) yang termasuk pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(54)

40 2. Data laporan keuangan Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri

yang termasuk pada yang terdaftar di BEI adalah data pada tahun 2012 sampai dengan 2014.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan yaitu current ratio, debt ratio, return on asset, total asset turnover, gross profit margin pada perusahaan manufaktur sector aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiono (2006:55) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Menurut Erlina dan Mulyani (2007:74) “sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik penentuan sampel secara purposive sampling, dimana pengambilan sampel dari populasi didasarkan pada suatu kriteia tertentu. Alasan penelitian ini menggunakan sample adalah : 1. Agar lebih efisien dalam mengolah data

2. Populasi dalam penelitian terlalu besar maka akan sangat memungkinkan adanya data yang terlewati

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:


(55)

41 1. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri tersebut terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tahun 2012, 2013, dan 2014.

2. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri tersebut menyajikan laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit pada tahun 2012, 2013, dan 2014. 3. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri tidak pernah didelisting pada

tahun 2012, 2013, dan 2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 40 perusahaan dengan sampel sebesar 34 perusahaan.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Menurut Umar (2003:60), “data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”. Data tersebut diperoleh dari

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan situs

Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012, 2013, dan 2014. Data dalam penelitian ini termasuk dalam data sekunder, kuantitatif, time series, cross section, dan pooling.


(56)

42 3.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Jogiyanto (2004:31), “variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas).

3.6.1 Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2005:3), “variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan, yang terdiri dari, kinerja pasar dan pertumbuhan laba dari setiap perusahaan yang terpilih menjadi sampel.

Salah satu rasio untuk mengukur kinerja pasar adalah Tobin’s Q, dimana rasio tersebut menawarkan penjelasan nilai dari suatu perusahaan di pasar dimana nilai pasar suatu perusahaan seharusnya sama dengan biaya ganti aktivanya. Rumus dasar ini kemudian banyak dikembangkan lagi, diantaranya oleh Lindenberg dan Ross. Lindenberg dan Ross dalam Juniarti (2009 : 26) mengembangkan metode untuk mengukur Tobin’s Q dengan mengabaikan variabel intangible asset. Rumus Tobin’s Q ini kemudian menjadi:


(57)

43 Tobin’s Q = Market Value of The Firm / Replacement

Value of Asset

= Market Value (Equity + Debt + Preferred Stock) Replacement Value of Asset (Plant + Equipment + Inventories)

Untuk perhitungan yang lebih akurat, Yan Liu dalam Juniarti (2009 : 27) menambahkan biaya iklan serta R & D sebagai proxy intangible asset, dengan rumus sebagai berikut:

Tobin’s Q = (ME + PS + DEBT) / (TA + Advertising + R &D) Analis keuangan lain yang mengembangkan rumus Tobin’s Q adalah Chung dan Pruitt dalam Darmawati dan Khomsiyah (2003). Mereka mengembangkan rumus Tobin’s Q karena pada kenyataannya biaya penggantian aktiva seringkali tidak tersedia dan sulit diperhitungkan. Oleh karena itu mereka menyamakan biaya penggantian aktiva dengan nilai buku aktiva sehingga rumus Tobin’s Q menjadi:

Tobin’s Q = ME + PS + DEBT / TA

Dimana:

ME = Jumlah saham biasa perusahaan yang beredar dikali dengan harga penutupan saham

PS = Nilai Likuidasi saham preferen perusahaan yang beredar.


(58)

44 TA = Nilai buku total aktiva perusahaan

Klapper dan Love dalam Darmawati dan Khomsiyah (2004) telah menyesuaikan rumus Tobin’s Q dengan kondisi transaksi keuangan perusahaan – perusahaan di Indonesia. Rumus tersebut sebagai berikut:

Tobin’s Q = ME + DEBT / TA 3.6.2 Variabel Independen

Menurut Erlina dan Mulyani (2008:43), “variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio, debt ratio, return on assets, total assets turnover, dan gross profit margin.

a. Current Ratio

Current Ratio (CR) / X1 adalah rasio untutk mengukur kemampuan

perusahaan membayar kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang tersedia.

Aktiva Lancar

CR = x 100 % Kewajiban Lancar

b. Debt Ratio

Debt Ratio (DR) / X2 adalah rasio untuk mengukur jumlah aktiva yang

dibiayai oleh hutang.


(59)

45 CR = x 100 %

Total Aktiva

c. Total Assets Turnover

Total Assets Turnover (TATO) / X3 adalah rasio untuk mengukur

efiaiensi penggunaan total aktiva untuk menghasilkan penjualan. Penjualan Bersih

TATO = Total Aktiva

d. Return on Assets

Return on Assets (ROA) / X4 adalah rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva yang ada. Semakin besar ROA, maka semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.

Laba Bersih Setelah Pajak ROA = Total Aktiva

e. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin (GPM) / X5 adalah rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalm menghasilkan laba kotor. Semakin besar nilai GPM, maka semakin efisien operasi perusahaan.

Penjualan – Harga Pokok Penjualan GPM =


(60)

46 Tabel 3.1

Defenisi Operasioanal dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel Indikator Sub Variabel Skala

X1 CR Current Ratio, yaitu

kemampuan perusahaan membayar kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang tersedia.

Aktiva Lancar

Kewajiban Lancar Rasio

X2 DR Debt Ratio, yaitu

mengukur jumlah aktiva yang dibiayai oleh hutang.

Total Utang

Total Aktiva Rasio

X3 ROA Return on Assets, yaitu

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva yang tersedia.

Laba Bersih Setelah Pajak

Total Aktiva Rasio X4 TATO Total Assets Turnover,

yaitu tinggat efisisensi penggunaan total aktiva untuk menghasilkan penjualan.

Penjualan Bersih

Total Aktiva Rasio

X5 GPM Gross Profit Margin,

yaitu kemempuan perusahaan untuk menghasilkan laba kotor.

Penjualan – Harga Pokok Penjualan

Penjualan

Rasio

Y Tobin’s Q Tobin’s Q, yaitu suatu rasio yang menawarkan penjelasan nilai dari suatu perusahaan di pasar dimana nilai pasar suatu perusahaan seharusnya sama dengan biaya ganti aktivanya


(61)

47 3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis regresi berganda dipilih untuk digunakan pada penelitian ini karena metode analisis regresi berganda dapat menyimpulkan secara langsung mengenai pengaruh masing–masing variabel bebas yang digunakan secara parsial ataupun simultan. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel independen, yaitu profitabilitas, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aset dan likuiditas terhadap struktur modal (DER) pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang listed di BEI. Berikut adalah model analisis regresi berganda dalam penelitian ini :

Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 +b5 X5 + e Keterangan :

Y = Kinerja Perusahaan

X1 = Current Ratio

X2 = Debt Ratio

X3 = Return on Assets

X4 = Total Assets Turnover

X5 = Gross Profit Margin

a = konstanta

b1,b2,b3,b4,b5 = koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel dependen berdasarkan pada variabel independen.


(62)

48 3.8 Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk memproses hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penlitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.8.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran umum sampel data. Statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus, sum, range, minimum, dan maksimum.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model tersebut harus memenuhi asumsi klasik regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

3.8.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan, sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Erlina (2008:154), uji ini


(63)

49 berguna untuk tahap awal dalam metode analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan jika data tidak normal gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal. Cara yang digunakan untuk melihat apakah data normal atau tidak adalah dengan melakukan analisis grafik dengan melihat grafik histogram dan probability plot dan dengan melakukan analisis statistik. Analisis grafik ini dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram dan probability plot. Sedangkan analisis statistik dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov.

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu:

A. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian, hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Dasar pengambilan keputusannya adalah :

- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan


(64)

50 pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

- Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

B. Analisis Statistik

Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas adalah uji statistik nonparametric Kolmogorov-Smirnov (K-S). Pedoman dalam pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang akan diolah adalah sebagai berikut:

- Apabila hasil signifikansi lebih besar (>) dari 0,05 maka data terdistribusi normal.

- Apabila hasil signifikansi lebih kecil (<) dari 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal.

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel– variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, kita sebut variabel – variabel bebas ini tidak ortogonal (Erlina,2008:156). Variabel – variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Model regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinearitas. Multikolinearitas dapat


(1)

101

Casewise Diagnosticsa

Case

Number Std. Residual Kinerja Perusahaan Predicted Value Residual

1 3.492 1.68 .4661 1.21394

2 3.964 1.76 .3823 1.37772

5 3.377 1.63 .4563 1.17370

36 3.337 1.37 .2100 1.15999

70 3.471 1.47 .2635 1.20650

a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 97

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .18337880

Most Extreme Differences Absolute .170

Positive .170

Negative -.093

Kolmogorov-Smirnov Z 1.671

Asymp. Sig. (2-tailed) .008

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Casewise Diagnosticsa Case

Number Std. Residual Kinerja Perusahaan Predicted Value Residual

32 5.047 1.28 .3294 .95060


(2)

102

Casewise Diagnosticsa

Case

Number Std. Residual Kinerja Perusahaan Predicted Value Residual

1 3.492 1.68 .4661 1.21394

2 3.964 1.76 .3823 1.37772

5 3.377 1.63 .4563 1.17370

36 3.337 1.37 .2100 1.15999

70 3.471 1.47 .2635 1.20650

a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 95

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .11929910

Most Extreme Differences Absolute .088

Positive .052

Negative -.088

Kolmogorov-Smirnov Z .862

Asymp. Sig. (2-tailed) .448

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

103

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.072 .035 -2.035 .045

Current Ratio -.005 .011 -.011 -.510 .612 .847 1.181

Debt Ratio .963 .023 .984 41.696 .000 .768 1.303

Return on Asset .205 .216 .021 .949 .345 .882 1.134

Total Asset Turnover -.152 .024 -.142 -6.288 .000 .843 1.186

Gross Profit Margin -.023 .023 -.022 -1.015 .313 .877 1.140

a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .981a .962 .960 .12260 2.512

a. Predictors: (Constant), Gross Profit Margin, Return on Asset, Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt Ratio


(4)

104

Hasil Uji Heterokedastisitas

Hasil Uji T (Uji Parsial)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.072 .035 -2.035 .045

Current Ratio (X1) -.005 .011 -.011 -.510 .612

Debt Ratio (X2) .963 .023 .984 41.696 .000

Return on Asset (X3) .205 .216 .021 .949 .345

Total Asset Turnover (X4)

-.152 .024 -.142 -6.288 .000


(5)

105

Hasil Uji Simultan (Uji-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 33.802 5 6.760 449.735 .000a

Residual 1.338 89 .015

Total 35.140 94

a. Predictors: (Constant), Gross Profit Margin, Return on Asset, Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt Ratio

b. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan

Hasil Uji Koefiesien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .981a .962 .960 .12260 2.512

a. Predictors: (Constant), Gross Profit Margin, Return on Asset, Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt Ratio


(6)

106

Hasil Analisis Regresi Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.072 .035 -2.035 .045

Current Ratio (X1) -.005 .011 -.011 -.510 .612

Debt Ratio (X2) .963 .023 .984 41.696 .000

Return on Asset (X3) .205 .216 .021 .949 .345

Total Asset Turnover (X4)

-.152 .024 -.142 -6.288 .000


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendanaan Modal Kerja Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 103 77

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 15

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

30 262 31

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 23