Pengaruh Pendanaan Modal Kerja Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
SKRIPSI
PENGARUH PENDANAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA INDUSTRI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH:
RICARDO SIJABAT 090502153
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
ABSTRAK
Pengaruh Pendanaan Modal Kerja terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh pendanaan modal kerja terhadap kinerja keuangan perusahaan Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistic product and service solution) versi 16,0. Jumlah populasi 10 (sepuluh) perusahaan sektor aneka Industri di Bursa Efek indonesia. Metode pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variabel dana jangka panjang dan variabel hutang lancar berpengaruh terhadap laba usaha perusahaan Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial dana jangka panjang dan hutang lancar berpengaruh signifikan terhadap laba usaha perusahaan Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia.
Nilai Koefisien determinasi (R2) sebesar 93,4% yang berarti kemampuan menjelaskan pengaruh variabel dana jangka panjang dan hutang lancar terhadap laba usaha perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya yang tidak diteliti.
(3)
ABSTRACT
Effect of Working Capital Financing for Corporate Financial Performance Industry Sector in Indonesia Stock Exchange
The research goal is to identify and analyze the effect of working capital financing to the company's financial performance Various Industrial Sectors in Indonesia Stock Exchange.
The research was conducted by using SPSS ( Statistic product and service solutions ) version 16.0 . Total population of 10 ( ten ) firms in the various sectors of Industry Indonesia Stock Exchange . Methods of data collection using the study documentation . Methods of data analysis using descriptive analysis and multiple linear regression analysis . The results showed that the variables simultaneously long-term funds and variable current liabilities affect the company's operating profit Industry Sector in Indonesia Stock Exchange . Partially fund the long-term and current liabilities significantly influence the company's operating profit Industry Sector in Indonesia Stock Exchange .
Value of coefficient of determination ( R2) is 93.4%, which means the ability to explain the effect of long-term funds and variable current debt to operating profit Industry Sector companies listed in Indonesia Stock Exchange, while the rest is influenced by the other independent variables were not examined.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih yang diberikan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul
“Pengaruh Pendanaan Modal Kerja terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
Begitu banyak bimbingan, saran, motivasi dan doa yang penulis terima
dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda M. Sijabat
dan Ibunda B. Butar-Butar untuk segala doa, kasih sayang dan pengorbanannya
yang selalu mendukung penulis.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum, SE., M.Ec.Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersediamemberikan waktu, saran, tenaga untuk membantu penulis didalam
(5)
6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku dosen pembaca yang telah menyediakan
waktu, tenaga dan pemikirannya untuk membantu penulis didalam penulisan
skripsi ini.
7. Ayahanda M.Sijabat, Ibunda B.Butar-butar S.pd serta kakanda Bukti Hartono
S.E. dan Junardo Sijabat S.T., adinda Bonar Sijabat, Zippo Benediktus Sijabat
yang banyak memberikan dukungan sehingga Skripsi ini terselesaikan dengan
baik.
8 . Teman-teman saya Surya Jaya, Syahril Huda, Adinatan Chen, Harry Pranata
Hidup five Pardosi, Ahdian Nasyar, Posman Kennedy, Rico, Clara Angraeni,
Yulia Simbolon, Rosianna teman-teman manajemen 2009 dan temen-temen
di keuangan yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dan memberikan semangat sehingga skripsi ini terselesaikan
dengan baik.
Semoga bentuk bantuan yang telah diberikan mendapat ganjaran pahala
yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi banyak pihak. Amin.
Medan, 7 Oktober 2013 Penulis,
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... . 1
1.1 Latar Belakang ... . 1
1.2 Perumusan Masalah ... . 9
1.3 Tujuan Penelitian ... .. 9
1.4 Manfaat Penelitian ... .. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Modal Kerja ... 10
2.1.1 Pengertian Modal Kerja ... 10
2.1.2 Jenis-Jenis Modal Kerja ... 12
2.1.3 Kebijakan Modal Kerja ... 13
2.1.4 Manajemen Modal Kerja ... 14
2.2 Pendanaan Modal Kerja ... . 15
2.3 Kinerja Keuangan Perusahaan ... ... 17
2.4 Pengaruh Modal Kerja terhadap Kinerja Keuangan... 19
(7)
2.6 Kerangka Konseptual ... 22
2.7 Hipotesis ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
3.1 Jenis Penelitian ... 25
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25
3.3 Batasan Operasional ... 26
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 26
3.5 Skala Pengukuran ... 27
3.6 Populasi dan Sampel ... 28
3.7 Jenis Data dan Sumber Data ... 29
3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 29
3.9 Metode analisis ... 30
3.10 Pengujian Hipotesis ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 38
4.2 Hasil Penelitian ... 43
4.4 Pengujian Asumsi Klasik ... 44
4.4.1 Uji Normalitas ... 44
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas ... 45
4.4.3 Uji Autokorelasi ... 48
4.4.4 Uji Multikolinearitas ... 4.4.5 Koefisien Regresi ... 51
4.5 Hasil Regresi Linear Berganda...53
4.6 Pengujian Hipotesis ... 54
(8)
4.6.2 Uji parsial (Uji- t) ... 55
4.7 Pembahasan ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
5.1 Kesimpulan ... 61
5.2 Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63
LAMPIRAN ... 64
(9)
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel 1. Data Rata-Rata dan Laba Bersih Perusahaan Sektor Aneka Industri
Tahun 2007 –2011... 7
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian...28
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Seleksi Sampel…... 29
Tabel 3.3 Nama Perusahaan yang Menjadi Sampel Perusahaan ... 30
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 44
Tabel 4.2 Kolmogorov Smirnov Data Perusahaan Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia ... 47
Tabel 4.3 Heteroskedastisitas Uji Glejser... 48
Tabel 4.4 Perbaikan Heteroskedastisitas... 50
Tabel 4.5 Kriteria Pengambilan Keputusaan Uji Autokorelasi ... 51
Tabel 4.6 Autokorelasi ... 51
Tabel 4.7 Autokorelasi Runs Test ... 52
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil dan Pengolaan Data... 53
Tabel 4.9 Uji-F Anova ... 54
Tabel 4.10 Uji-t Secara Parsial ... 55
(10)
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual...…...23
Gambar 4.1 Grafik Histogram Laba Bersih Perusahaan Aneka Industri di Bursa
Efek Indonesia ...45
Gambar 4.2 Grafik Normal Plot Data Perusahaan aneka Industi Di BEI...47
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Perusahaaan Aneka Industri di Bursa Efek
(11)
ABSTRAK
Pengaruh Pendanaan Modal Kerja terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh pendanaan modal kerja terhadap kinerja keuangan perusahaan Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistic product and service solution) versi 16,0. Jumlah populasi 10 (sepuluh) perusahaan sektor aneka Industri di Bursa Efek indonesia. Metode pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variabel dana jangka panjang dan variabel hutang lancar berpengaruh terhadap laba usaha perusahaan Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial dana jangka panjang dan hutang lancar berpengaruh signifikan terhadap laba usaha perusahaan Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia.
Nilai Koefisien determinasi (R2) sebesar 93,4% yang berarti kemampuan menjelaskan pengaruh variabel dana jangka panjang dan hutang lancar terhadap laba usaha perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya yang tidak diteliti.
(12)
ABSTRACT
Effect of Working Capital Financing for Corporate Financial Performance Industry Sector in Indonesia Stock Exchange
The research goal is to identify and analyze the effect of working capital financing to the company's financial performance Various Industrial Sectors in Indonesia Stock Exchange.
The research was conducted by using SPSS ( Statistic product and service solutions ) version 16.0 . Total population of 10 ( ten ) firms in the various sectors of Industry Indonesia Stock Exchange . Methods of data collection using the study documentation . Methods of data analysis using descriptive analysis and multiple linear regression analysis . The results showed that the variables simultaneously long-term funds and variable current liabilities affect the company's operating profit Industry Sector in Indonesia Stock Exchange . Partially fund the long-term and current liabilities significantly influence the company's operating profit Industry Sector in Indonesia Stock Exchange .
Value of coefficient of determination ( R2) is 93.4%, which means the ability to explain the effect of long-term funds and variable current debt to operating profit Industry Sector companies listed in Indonesia Stock Exchange, while the rest is influenced by the other independent variables were not examined.
(13)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Keberadaan modal kerja sangat penting bagi suatu perusahaan untuk
menunjang seluruh kegiatan perusahaan. Hal ini disebabkan karena modal kerja
yang dibutuhkan perusahaan sangat menentukan kontuinitas usahanya. Modal
kerja yang dikeluarkan untuk operasional perusahaan tersebut diharapkan dapat
kembali atau dapat menghasilkan laba pada perusahaan dalam jangka waktu
dekat melalui hasil penjualan barang/hasil produksinya. Adapun elemen-elemen
pembentuk modal kerja adalah meliputi kas, surat berharga yang dapat diperjual
belikan, piutang dan persediaan. Dengan adanya efisiensi dan efektifitas modal
kerja maka diharapkan perusahaan dapat meningkatkan laba usaha, karena
semakin cepat perputaran modal kerja maka semakin cepat pula modal kerja
menjadi kas.
Pendanaan modal kerja sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu
perusahaan agar perusahaan dapat dipertahankan, pertumbuhan atau ekspansi
dapat dilakukan dan selanjutnya prestise dari perusahaan dapat ditingkatkan.
Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan pendanaan yang
tepat. Kelebihan modal kerja menunjukan adanya dana yang tidak produktif
sehingga kesempatan memperoleh laba yang lebih besar jadi terhambat.
Sedangkan kekurangan modal kerja akan menghambat kelancaran operasional
(14)
Setiap perusahaan memerlukan dana dalam kegiatan operasionalnya. Dana
yang digunakan untuk melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari suatu
perusahaan disebut modal kerja. Modal kerja merupakan total investasi
perusahaan dalam aset lancar atau aset yang diharapkan bisa diubah menjadi kas
dalam setahun atau kurang yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitas
perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji
pegawai, membayar hutang dan lain-lain (Riyanto, 2008:57). Oleh sebab itu,
modal kerja harus dikelola dengan baik agar kegiatan usaha dapat berjalan
dengan lancar. Adanya modal kerja yang cukup serta digunakan secara efektif
untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari, maka perusahaan
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang
menunjukkan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dari kondisi laporan laba rugi
dan neraca perusahaan tersebut. Laba yang diperoleh suatu perusahaan dapat
dipakai sebagai dasar penilaian kinerja keuangan perusahaan. Kinerja suatu
perusahaan merupakan suatu hasil keputusan yang dibuat oleh manajemen.
Kedudukan manajemen keuangan dalam perusahaan merupakan pelaksana dari
fungsi keuangan perusahaan. Manajemen keuangan adalah alat bagi manajemen
dalam membuat membuat perencanaan, tindakan, pengelolaan, dan pengendalian
keuangan perusahaan yang dapat dikelola secara efisien untuk mencapai tujuan
(15)
Hutang merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan yang
digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan dimana saatnya harus
dikembalikan (Brigham, 2009:101). Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan
dapat dipenuhi melalui dua bentuk yaitu modal jangka panjang dan modal jangka
pendek. Modal jangka pendek pada umumnya merupakan hutang lancar seperti
utang dagang dan utang surat-surat berharga. Modal jangka panjang merupakan
sumber pendanaan yang terdiri dari hutang jangka panjang dan modal sendiri.
Penentuan sumber pendanaan ini ditetapkan melalui kebijakan modal kerja yang
ditentukan oleh perusahaan tersebut.
Kebijakan modal kerja yang diterapkan suatu perusahaan melibatkan dana
yang digunakan perusahaan tersebut dalam mendanai modal kerja. Penentuan
pendanaan harus mempertimbangkan profitabilitas dan risiko. Pendanaan melalui
hutang lancar mengakibatkan risiko yang dimiliki perusahaan semakin besar
diakibatkan semakin pendeknya jadwal jatuh tempo pembayaran atas hutang
tersebut dan biaya bunga yang berfluktuasi tetapi di lain sisi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba akan semakin tinggi karena biaya
pendanaan yang cenderung rendah dan perputaran aktiva lancar yang tinggi (Van
Horne, 2005:317).
Asumsi- asumsi profitabilitas ini menyarankan perusahaan untuk
mempertahankan aktiva lancar pada tingkat yang rendah dan sebaliknya, proporsi
hutang jangka pendek yang tinggi terhadap total hutang. Strategi ini akan
menghasilkan modal kerja bersih yang rendah tetapi di lain sisi akan terjadi
(16)
Modal kerja bersih perusahaan yang merupakan perbedaan antara aktiva
lancar dan pasiva lancar perusahaan pada waktu tertentu memberikan rangkuman
ukuran keputusan pembiayaan jangka pendek yang sangat berguna (Keown,
2010:240). Jika modal kerja bersih perusahaan berkurang, keuntungan perusahaan
cenderung naik. Akan tetapi kenaikan keuntungan ini justru membuat risiko
likuiditas meningkat. Risiko likuditas yang meningkat mengakibatkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya semakin rendah.
Pendanaan melalui hutang jangka panjang membuat pendanaan
perusahaan semakin mahal karena semakin lama jadwal jatuh tempo pembayaran
hutang perusahaan yang mengakibatkan perusahaan akan membayar biaya bunga
yang semakin tinggi dalam jangka waktu yang panjang sehingga mempengaharui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Oleh karena itu, keputusan
pihak menajemen atas komposisi waktu jatuh tempo hutang perusahaan akan
menentukan bagian modal kerja yang didanai oleh hutang lancar dan hutang
jangka panjang.Modal kerja yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan dapat
masuk kembali dalam perusahaan dalam waktu singkat melalui penjualan
produksinya. Uang yang masuk dari hasil pejualan produk tersebut akan segera
dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan selanjutnya.
Dengan demikian perusahaan dalam hal ini manajemen harus dapat
memperkirakan kebutuhan modal kerja. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai
terjadi keadaan dimana modal kerjanya banyak yang menganggur, atau sebaliknya
dimana keadaan modal kerja yang tersedia lebih kecil daripada modal kerja yang
(17)
Penentuan pendanaan atas modal kerja yang digunakan perusahaan
mempunyai efek yang langsung terhadap kinerja perusahaan (Keown, 2010:240).
Oleh Sebab itu, Perusahaan harus memperkirakan modal kerjanya. Hal ini
dimaksudkan agar jangan sampai terjadi keadaan dimana modal kerja yang
tersedia lebih besar daripada yang dibutuhkan sehingga akan mengakibatkan
terganggunya kelancaran operasi perusahaan. Pendanaan modal kerja yang
dilakukan dengan hutang sangat perlu dikelola dengan baik karena akan
berdampak pada tingkat laba perusahaan dan menentukan tingkat risiko keuangan
perusahaan.
Selanjutnya dalam penelitian ini, peneliti memilih perusahaan pada sektor
aneka industri untuk diteliti. Peneliti memilih sektor aneka industri karena sektor
aneka industri terdiri dari berbagai industri yang berbeda, dan menghasilkan
produk yang berbeda pula, yaitu produk otomotif dan komponennya, produk
tekstil dan garmen, produk industri alas kaki, kabel dan produk elektronik.
Perbedaan produk yang dihasilkan akan menyebabkan tren penjualan yang
berbeda, namun terdapat kesamaaan bahwa perusahaan pada sektor aneka industri
sangat terpengaruh oleh kondisi perekonomian, karena produk yang dihasilkan
berupa barang yang umur pemakaiannya dapat bertahan lama, misalnya
(18)
Sedangkan pada masa kesulitan ekonomi, biasanya pelanggan menunda
pembeliannya, karena masih dapat menggunakan barang yang lama sebagai
pengganti, dengan demikian, tidak selamanya proses produksi dan penjualan pada
sektor ini dapat menghasilkan return yang stabil, sehingga dibutuhkan
estimasi-estimasi yang tepat dalam keputuasn investasi dan pendanaan.
Selanjutnya, berkaitan dengan kinerja keuangan, sektor aneka industri
dalam dua tahun terahir (2010-2011) menunjukkan perkembangan yang baik.
Berdasarkan informasi yang diberitakan oleh Indonesia Finance Today melalui
situs
mengalami pertumbuhan 12,34% pada tahun 2011, tertinggi dari seluruh sektor.
Pertumbuhan sektor aneka industri terutama terjadi pada subsektor otomotif dan
komponennya dan subsektor tekstil dan garmen. Perkembangan positif industri
otomotif pada 2011 ini didukung tingkat inflasi yang terkendali sehingga suku
bunga kredit tetap stabil bahkan cenderung turun. Hal ini menyebabkan
peningkatan pada penjualan kendaraan bermotor di Indonesia, sehingga
menguntungkan bagi industri otomotif.
Peningkatan kinerja keuangan perusahaan sektor aneka industri yang
dimotori oleh perkembangan industri otomotif dan komponennya dan industri
kecil dan garmen menunjukkan bahwa kinerja keuangan sektor aneka industri
(19)
Tabel 1.1
Data Rata-Rata Aktiva Lancar, Hutang Lancar dan Dana Jangka Panjang,Total Utang serta Laba Bersih Pada Perusahaan Sektor Aneka
Industri Tahun 2007-2011 (Dalam Jutaan Rupiah) Periode Aktiva
Lancar Hutang Lancar Dana Jangka Panjang Laba Usaha 2007 9.125.553 3.857.865 4.690.219 1.514.326 2008 9.638.317 6.589.317 3.871.822 1.699.592 2009 9.613.374 5.763.909 3.980.783 1.822.058 2010 11.095.642 6.797.521 4.461.921 2.359.128 2011 12.879.103 7.820.599 5.058.504 2.611.553
Sumber:
Dari data pada Tabel 1.1 menjelaskan bahwa pada periode 2007 hingga
2011 aktiva lancar mengalami peningkatan setiap tahun diikuti dengan
peningkatan laba usaha perusahaan, kecuali periode tahun 2009 laba usaha
mengalami penurunan. Penurunan laba usaha pada tahun 2009 diakibatkan oleh
krisis ekonomi dunia yang berimbas pada seluruh sektor perusahaan di Indonesia.
Laba usaha perusahaan yang mengalami peningkatan setiap tahun
menggambarkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
semakin meningkat sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan
semakin meningkat setiap tahun.
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2007 proporsi hutang lancar
terhadap total hutangnya untuk mendanai modal kerja lebih kecil. Hal ini
bertentangan dengan teori profitabilitas yaitu semakin besar proporsi hutang
jangka pendek dibandingkan dengan total utangnya dalam mendanai modal kerja
(20)
Semakin besar jumlah hutang lancar yang digunakan untuk mendanai
modal kerja maka akan semakin agresif kebijakan modal kerja perusahaan (Van
Horne, 2005:319). Oleh karena itu risiko yang akan dimiliki perusahaan semakin
tinggi tetapi di sisi lain apabila perusahaan memiliki manajemen modal kerja yang
baik maka kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan semakin tinggi.
Modal kerja yang dapat didefinisikan sebagai aktiva lancar (Van Horne,
2005:313) mengalami peningkatan setiap tahun. Peningkatan aktiva lancar
perusahaan tentunya akan meningkatkan likuiditas perusahaan. Tingkat likuiditas
yang tinggi mengakibatkan semakin banyaknya modal yang tertanam berupa kas
yang menganggur, piutang tak tertagih, persediaan yang tidak efisien di dalam
perusahaan sehingga laba yang diperoleh perusahaan semakin rendah. Menurut
Van Horne (2005:372) hal ini diakibatkan oleh biaya- biaya investasi yang
berlebihan dan tidak optimum seperti biaya atas piutang tak tertagih ataupun biaya
pemeliharaan atas persediaan yang terlalu besar jumlahnya, hal ini akan
menurunkan profitabilitas perusahaan. Peningkatan likuiditas biasanya dibayar
dengan penurunan profitabilitas (Van Horne, 2005:313).
Dengan demikian masalah modal kerja dengan kinerja keuangan
perusahaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, Karena modal kerja
dipergunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau kegiatan operasi
sedangkan laporan kinerja keuangan digunakan untuk menilai keberhasilan
operasi perusahaan dan kinerja keuangan juga digunakan untuk menunjukkan
(21)
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang, maka dirumuskan masalah bagaimana
pengaruh pendanaan modal kerja terhadap kinerja keuangan pada perusahaan
sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui
dan menganalisis pengaruh pendanaan modal kerja terhadap kinerja keuangan
pada perusahaan Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia?
1.4 Manfaat Penelitan
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan rekomendasi dan informasi bagi praktisi bisnis tentang pentingnya
pendanaan modal kerja bagi perusahaan, sehingga menjadi bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan keuangan di masa mendatang.
2. Memberikan informasi dan pengetahuan yang dapat digunakan civitas
akademika Universitas Sumatera Utara sehingga dapat menghasilkan wawasan
ilmiah baru.
3. Memberikan kontribusi yang besar bagi pemikiran penulis untuk memperluas
cakrawala befikir ilmiah dalam bidang keuangan khususnya modal kerja.
4. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bagi peneliti yang lain
dalam melakukan penelitian dengan masalah yang sama yang berkaitan
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Modal Kerja
2. 1.1 Pengertian Modal kerja
Modal kerja adalah sejumlah dana yang berasal dari keseluruhan aktiva
jangka pendek yang dipergunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan
operasional sehari-hari, misalnya untuk membeli barang dagangan, membayar
utang dan lain-lain.
Sudjana dan Barlian (2002 : 155) memberikan pandangan tentang
pengertian modal kerja sebagai berikut, modal kerja adalah aktiva lancar yang
mewakili bagian dari investasi yang berputar dari suatu bentuk ke bentuk lainnya
dalam melaksanakan suatu usaha, atau modal kerja adalah kas/bank, surat surat
berharga yang mudah diuangkan(misalnya giro, cek, deposito), piutang dagang ,
dan pesediaan yang tingkat perputarannya tidal lebih dari satu tahun atau jangka
operasional normal perusahaan.
Weston dan Coopeland ( 1999 : 327 ) memberi pengertian tentang modal
kerja bersih sebagai berikut. Modal kerja didefenisikan sebagai aktiva lancar yang
dikurangi dengan kewajiban lancar. Jadi modal kerja merupakan investasi
perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat berharga, piutang, dan persediaan
dikurangi dengan kewajiban lancar yang digunakan untuk membiayai aktiva
(23)
Van Horne (2005:308) mengemukakan bahwa modal kerja mengandung
dua pengertian yaitu gross working capital dan net working capital. Berkaitan
dengan modal kerja ini dapat dikemukan beberapa konsep, yaitu:
1. Konsep Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif didasarkan pada kuantitas dana yang
tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, sekali berputar akan kembali ke
bentuk semula dalam waktu yang tidak terlalu lama. Modal kerja dalam
pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital).
Umumnya elemen-elemen dari modal kerja kuantitatif meliputi kas, surat-surat
berharga (sekuritas), piutang dan persediaan.
2. Konsep Kualitatif
Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah sebagian dari aktiva lancar yang
benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa
menggunakan likuiditasnya, yaitu merupakan kelebihan aktiva lancar di atas
hutang lancarnya. Modal kerja dalam pegertian ini sering disebut modal kerja
bersih (net working capital).
3. Konsep Fungsional
Modal kerja menurut konsep fungsional berdasarkan pada fungsi dari dana
dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam periode
akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan pada
periode tersebut dan ada sebagian dana lainnya digunakan selama periode
(24)
2.1.2 Jenis-Jenis Modal kerja
Modal kerja dapat diklasifikasikan sebagai berikut, (Van Horne, 2005:315) :
1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan
untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang terus
menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini dapat dibedakan
atas modal kerja primer yaitu jumlah modal kerja minimum yang haris ada pada
perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya dan modal kerja normal yaitu
modal kerja yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai kapasitas
produksi normal secara dinamis.
2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Modal kerja variabel yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai
dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibedakan atas:
1. Modal Kerja Musiman (SeasonalWorking Capital)
Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
disebabkan karena fluktuasi musim.
2. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital)
Modal kerja siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
disebabkan fluktuasi konjungtur.
3. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)
Modal kerja darurat yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena
(25)
2.1.3 Kebijakan Modal Kerja
Penentuan kebijakan modal kerja dalam perusahaan sangat penting
terutama dalam penentuan proporsi aktiva lancar yang dibiayai oleh sumber dana
jangka pendek dan dana jangka panjang. Menurut Van Horne ada 3 (tiga)
kebijakan yang dapat dipilih oleh perusahaan, yaitu:
1. Kebijakan Modal Kerja Moderat
Kebijakan modak kerja moderat yaitu kebijakan untuk membiayai kebutuhan
aktiva tetap dan aktiva lancar permanen menggunakan sumber dana jangka
panjang, baik dari hutang jangka panjang maupun modal sendiri.
2. Kebijakan Modal Kerja Konservatif
Kebijakan modal kerja konservatif yaitu kebijakan untuk membiayai kebutuhan
aktva tetap dan aktiva lancar permanen serta aktiva lancar yang berfluktuasi
dengan menggunakan sumber dana hutang jangka panjang atau modal sendiri.
3. Kebijakan Modal Kerja Agresif
Kebijakan modal kerja agresif yaitu kebijakan untuk membiayai aktiva tetap
dan sebagian aktiva lancar permanen dengan sumber dana dari hutang jangka
panjang dan sebagian aktiva lancar permanen lainnya dan aktiva lancar
variabel dengan hutang jangka pendek.
(26)
2.1.4 Manajemen Modal Kerja
Modal kerja sangat menentukan posisi likuiditas perusahaan yang
merupakan persyaratan menuju keberhasilan perusahaan. Oleh sebab itu,
pengelolaan modal kerja yang tepat merupakan syarat keberhasilan suatu
perusahaan yang merupakan persyaratan menuju keberhasilan perusahaan.
Menurut Sudjana dan Barlian (2003 : 155 ) manajemen modal kerja pada dasarnya
sangat penting karena penelitian diketahui bahwa sebagian besar waktu manager
keuangan digunakan untuk mengatur modal kerja. Bagi banyak perusahaan, aktiva
lancar dan hutang lancar merupakan bagian investasi yang terbesar. Aktiva lancar
dan hutang lancar merupakan pos yang cepat berubah. Investasi dalam aktiva
lancar tetap bisa dikurangi misalnya dengan menyewa, tetapi Investasi dalam kas
dan persediaan seringkali tidak mungkin dihindarkan .
Ketiga alasan tersebut memberi kita pemahaman bahwa tugas utama
seorang manager keuangan adalah menentukan modal kerja yang optimal, yaitu
menjaga supaya besarnya modal kerja tersedia dalam jumlah yang tepat setiap
saat, tidak berlebihan dari semestinya. Modal yang terlalu besar atau terlalu
kecil dapat membawa perusahaan ke berbagai masalah yang apabila tidak diatasi
dengan baik akan menyebabkan kegagalan perusahaan dalam mencapai
tujuannya.
(27)
2.2 Pendanaan Modal Kerja
Keputusan pendanaan perusahaan menyangkut tentang bentuk dan
komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan. Secara umum,
dana yang dibutuhkan tersebut dapat diperoleh dari dalam perusahaan maupun
luar perusahaan. Keadaan perusahaan akan sangat ideal apabila perusahaan
menggunakan dana intern untuk melakukan pendanaan pada modal kerja. Namun
dalam kenyataannya perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk memenuhi
kebutuhana modal kerja sehingga dana intern yang dimiliki perusahaan tidak
cukup untuk membiayai pendanaan tersebut. Oleh karena itu, dalam setiap
rencana pendanaan manajer keuangan harus mencari sumber dana dari luar
perusahaan untuk dapat menambah aktiva yang diperlukan dalam rangka
mewujudkan pencapaian target perusahaan.
Menurut Syahyunan (2004:124) ada beberapa pengklasifikasikan dana
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, yaitu:
1. Menurut Jangka Waktu
Dana menurut jangka waktunya terdiri dari dana jangka pendek dan dana
jangka panjang. Dana jangka pendek dapat berupa pendanaan spontan yang
merupakan sumber dana yang ikut berubah apabila aktivitas perusahaan
berubah dan pendanaan tidak spontan yang merupakan sumber dana yang
memerlukan negosiasi dan melakukan perjanjian formal untuk
memperolehnya. Sedangkan dana jangka panjang dapat bersal dari saham
biasa, saham preferen, obligasi, kredit investasi dan hipotek yang dimiliki
(28)
2. Menurut Sumber
Sumber dana bagi perusahaan terdiri dari sumber dana dari dalam perusahaan
dan sumber dana dari luar perusahaan. Sumber dana dari dalam perusahaan
berasal dari hasil operasi berupa laba yang ditahan sedangkan sumber dana
dari luar perusahaan dapat berupa modal sendiri atau dalam bentuk saham.
3. Menurut kepemilikan
Sumber dana menurut kepemilikannya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
modal sendiri dan utang. Modal sendiri merupakan dana jangka panjang dari
pemilik perusahaaan dan diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk
jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan utang merupakan modal pinjaman
yang diperoleh perusahaan.
Dalam penelitian ini pendanaan modal kerja yang digunakan difokuskan
pada sumber dana berupa hutang lancar dan dana jangka panjang. Menurut Stice
(2004:142) hutang lancar adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan
menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan kebijakan jangka pendek
lain. Secara umum kewajiban lancar diharapkan dapat dibayar dalam waktu 12
bulan atau kurang dari 12 bulan. Dana jangka panjang merupakan sumber
pendanaan yang memiliki jatuh tempo dalam waktu satu siklus operasi atau lebih
dari satu siklus operasi. Dana jangka panjang terdiri atas hutang jangka panjang
(29)
2.3 Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja keuangan Perusahaan adalah hasil dari keputusan individual yang
dibuat oleh manajemen. Oleh karena itu, untuk menilai kinerja keuangan
perusahaan perlu melibatkan para analisis dampak keuangan kumulatif dan
ekonomi. Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan
efektifitas dan efesiensi suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Efektifitas
apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau
salah satu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan
efisiensi diartikan sebagai ratio (perbandingan) antara masukan dan keluaran,
yaitu dengan jumlah masukan tetentu memperoleh jumlah keluaran yang
optimal.
Kinerja keuangan sebagai salah satu aspek penting dalam perusahaan
memiliki sejumlah elemen yang harus mendapat penilaian dan perhatian khusus.
Menurut Munawir (2002:31) tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan
adalah:
1. Mengetahui tingkat likuiditas.
Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan perusahaan yang harus segera diselesaikan pada saat
ditagih.Perusahaan yang mampu memenuhi kewajibannya pada saat ditagih
berarti perusahaan tersebut berada dalam likuid. Sebaliknya, apabila
perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat ditagih berarti
(30)
2. Mengetahui tingkat solvabilitas
Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya apabila perusahaan itu dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek
atau jangka panjang.
3. Mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas
Rentabilitas atau sering juga disebut profitabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selam periode tertentu. Rentabilitas
suatau perusahaan dapat diukur dengan kesuksesan perusahaan dan
kemempuan perusahaan dalm menggunkan aktivanya secara produktif, dengan
demikian rentabilitas suatu perusahan dapat diketahi dengan membandingkan
antara laba yang diperoleh dalam satu periode dengan jumlah modal
perusahaan.
4. Mengetahui tingkat stabilitas
Menunjukkan kemampuan perusaan melakukan usahanya dengan stabil, yang
diukur degnan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutangnnya tetap pada
waktunya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja
keuangan perusahaan memberikan penilaiaan atas pengelolaan aset dan dana
yang diinvestasikan dala aset tersebut. Oleh sebab itu, manajemen perusahaan
(31)
2.4 Pengaruh Modal Kerja terhadap kinerja keuangan
Pengaruh Modal kerja terhadap kinerja keuangan perusahaan tercermin
dalam hubungan antar modal kerja dengan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba dikemukakan oleh Sutoro (2000 : 214) menurutnya modal kerja
sangat berpengaruh penting dalam kinerja keuangan perusahaan. Salah satu hal
penting aktiva lancar dari perusahaa jumlahnya lebih dari setengah jumlah aktiva.
Untuk perusahaan distribusi jumlahnya lebih besar lagi. Untuk menjalankan
perusahaan secara efesien, piutang dan persediaan harus dimonitor dan
dikendalikan secara seksama. Hal ini sangatlah penting bagi perusahaan yang
sedang berkembang, karena investasi pada kedua aktiva ini cepat sekali berubah
dan sulit dikendalikan. Kelebihan jumlah aktiva lancar dapat berakibat pada
realisasi pengembalian investasi. Namun perusahaan dengan aktiva lancar yang
lebih sedikit dapat menimbulkan kekurangan dan kesulitan dalam pelaksanaan
operasionalnya. Modal kerja mendasari dua keputusan penting perusahaan, yaitu
Tingkat optimal dari investasi pada aktiva lancar dan perpaduan yang sesuai
antara pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang. Keputusan – keputusan
tersebut mempengaruhi hasi- hasil yang diharapkan yaitu laba.
Menurut Sartono (2007 : 76) menyatakan hubungan modal kerja dengan
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, dan konsep yang mendasari
manajemen modal kerja yang sehat adalah dua keputusan yang menyangkut
persoalan dasar perusahaan, yaitu sebagai berikut :
(32)
b. Perpaduan yang sesuai antara pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang
yang digunakan untuk mendukung investasi pada kativa lancar.
Dengan demikian perusahaan dalam hal ini manajemen harus dapat
memperkirakan kebutuhan modal kerja. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai
terjadi keadaan dimana modal kerjanya banyak yang menganggur, atau sebaliknya
dimana keadaan modal kerja yang tersedia lebih kecil daripada modal kerja yang
dibutuhkan sehingga akan mengakibatkan terganggunya operasional perusahaan.
Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan sangat menentukan kontuinitas
usahanya. Kelebihan atau kekurangan modal kerja akan menimbulkan kerugian
bagi perusahaan. Kelebihan modal kerja menunjukkan adanya dana yang tidak
produktif sehingga kesempatan memperoleh memperoleh laba yang lebih besar
jadi terhambat. Sedangkan kekurangan modal kerja akan menghambat kelancaran
operasional perusahaan karena tidak tersdianya dana yang dibutuhkan dengan
segera. Adanya modal kerja yang cukup serta digunakan secara efektif untuk
menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari maka perusahaan dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan demikian masalah modal kerja dengan kinerja keuangan
perusahaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, Karena modal kerja
dipergunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau kegiatan operasi
sedangkan laporan kinerja keuangan digunakan untuk menilai keberhasilan
operasi perusahaan dan kinerja keuangan juga digunakan untuk menunjukkan
(33)
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian Theresia (2007), mengenai pengaruh hutang lancar dan hutang
jangka panjang terhadap laba usaha pada perusahaan barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh hutang lancar dan hutang jangka panjang terhadap laba
usaha di perusahaan Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia. penelitian ini
menggunakan perhitungan melalui aplikasi komputer SPSS 16.00 dengan tingkat
signifikan (α) = 5%. Kesimpulan yang dihasilkan melalui uji F adalah hutang lancar dan hutang jangka panjang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laba
usaha. Pengujian secara parsial (uji t), hutang lancar dan hutang jangka panjang
mempunyai pengaruh signifikan terhadap laba usaha.
Penelitian Darminto (2006), mengenai Pengaruh investasi aktiva,
Pendanaan dan pengelolaan Aktiva terhadap kinerja keuangan pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). 1) Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel investasi aktiva dengan tingkat signifikan (α) = 1%
berpengaruh terhadap kinerja keuangan. 2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel pendanaan dengan tingkat signifikan (α) = 1% berpengaruh terhadap
kinerja keuangan. 3) Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengelolaan
aktiva dengan tingkat signifikan (α) = 1% berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Ini beberarti bahwa variabel invetasi akriva, variabel pendanaan dan variabel
pengelolaan aktiva secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
(34)
2.6 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual atau kerangka berfikir adalah “sintesa tentang
hubungan variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan.Berdasarkan teori-teori yang teah dideskripsikan trsebut,
selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sitesa
tentang hubungan antar variabel yang diteliti” (Sugiyono, 2006 : 49). Berdasarkan
teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat disusun suatu
kerangka konseptual tentang bagaimana hubungan antara variabel bebas yaitu
hutang lancar dan dana jangka panjang dengan variabel terikat yaitu kinerja
keuangan.
Sumber dana yang digunakan untuk membiayai modal kerja perusahaan
berasal dari dalam dan luar perusahaan. Sumber dana dari dalam perusahaan
berasal dari hasil operasi berupa laba yang ditahan sedangkan sumber dana dari
luar perusahaan dapat dana jangka pendek dan dana jangka panjang
Hutang lancar adalah sumber pendanaan dari luar perusahaan berupa
kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar atau
dengan menciptakan kebijakan jangka pendek lain. Semakin besar proporsi
hutang jangka pendek mendanai aktiva lancar dibandingkan dengan total
hutangnya maka profitabilitas perusahaan semakin tinggi (Van Horne, 2005:309).
Peningkatan laba tersebut diakibatkan semakin pendeknya jadwal jatuh tempo
sehingga tingkat bunga semakin kecil tetapi di sisi lain semakin besar risiko
(35)
Dana jangka panjang merupakan sumber pendanaan yang memiliki
jangka waktu yang panjang dibandingkan dengan hutang yang lainnya. Menurut
Van Horne (2005:318) semakin tinggi garis pendanaan jangka panjang, semakin
konservatif kebijakan pendanaan perusahaan sehingga akan semakin tnggi
biayanya. Semakin lama jadwal jatuh tempo hutang perusahaan akan semakin
mahal pendanaanya dimana beban bunga yang lebih tinggi dibandingkan denga
hutang jangka pendek tetapi di sisi lain resiko perusahaan untuk pembayaran
semakin kecil.
Penentuan kebijakan sumber pendanaan yang digunakan perusahaan
tersebut tentunya akan mempengaruhi laba yang akan diperoleh perusahaan. laba
usaha merupakan laba operasi berkelanjutan yang dikombinasikan dengan jumlah
biaya dalam suatu periode tertentu Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba menjadi tolak ukur perusahaan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian, maka
kerangka konseptual sebagai berikut :
Kerangka Konseptual Gambar 2.1
Kinerja keuangan
(Y) Hutang Lancar
(��)
Dana Jangka Panjang (��)
(36)
2.7 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual, maka di hipotesiskan bahwa :
“Pendanaan modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan pada perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek
(37)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian sebab akibat (causal
research) yaitu untuk menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar
variabel (Erlina, 2011:20). Pada penelitian ini pendanaan modal kerja menjadi
objek yang diteliti pengaruhnya dengan kinerja keuangan pada perusahaan
Perusahaan Sektor Aneka Industri di perusahaan Sektor Aneka Industri.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitan
a) Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan
menggunakan situs
(BEI).
b) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan September 2012 sampai dengan bulan
(38)
3.3 Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan dalam bentuk neraca dan laporan laba rugi tahunan selama tahun
2007 sampai dengan tahun 2011.
b. Variabel independen (X) adalah pendanaan modal kerja yaitu berupa hutang
lancar dan dana jangka panjang untuk membiayai modal kerja.
c. Variabel dependen (Y) adalah kinerja keuangan perusahaan yaitu berupa laba
usaha perusahaan.
d. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Defenisi operasinal variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a). Variabel Independen (X) adalah variabel yang nilainya tidak bergantung pada
variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas adau independent variabel dari
penelitian ini adalah :
1. Hutang Lancar (X1)
Hutang lancar adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan
menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan kebijakan jangka pendek
(39)
2 Dana Jangka Panjang (X2)
Dana jangka panjang adalah sumber pendanaan yang memiliki jatuh tempo
dalam waktu satu siklus operasi atau lebih dari satu siklus operasi. Dana jangka
panjang terdiri atas hutang jangka panjang dan modal sendiri perusahaan
b). Variabel Terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi dan nilainya tergantung
pada variabel lain. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah kinerja keungan perusahaan yang diproyeksikan
melalui laba usaha perusahaan.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
kinerja keuangan perusahaan yang diproyeksikan melalui laba usaha perusahaan.
Laba usaha perusahaan adalah laba operasi berkelanjutan yang dikombinasikan
dengan jumlah biaya dalam suatu periode tertentu.
3.5 Skala pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rasio. Dengan menggunakan laporan keuangan sebagai instrumen untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan peneliti.
3.6 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah 36 emiten perusahaan sektor aneka
industri di Bursa Efek Indonesia.
Adapun kriteria atau karakteristik dari perusahaan yang dijadikan
(40)
1. Perusahaan yang terus menerus tercatat di bursa ekfek indonesia selama
periode penelitian .
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap
selama periode penelitian.
Tabel 3.2
Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Seleksi Sampel
No Kriteria Sampel Jumlah
1 Perusahaan sektor aneka industri yang go public di BEI mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2011
36
2 Perusahaan yang memiliki data laporan keuangan yang
tidak lengkap selama periode 2007-2011. (26)
Jumlah Sampel Penelitian 10
Berdasarkan kriteri? maka diperoleh sampel sebanyak 10 perusahaan.
Hasil Penarikan sampel dijelaskan dalam tabel berikut :
Tabel 3.3
Nama Perusahaan yang Menjadi Sampel Perusahaan
No NAMA PERUSAHAAN KODE PERUSAHAAN
1 PT Selamat Sempurna Tbk SMSM
2 PT Prima alloy Steel Universal Tbk PRASS
3 PT Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN
4 PT Indosping Tbk INDS
5 PT Poychem Indonesia Tbk ADMG
6 PT Jembo Cable Company Tbk JECC
7 PT Gajah Tungggal Tbk GJTL
8 PT Astra Otoparts Tbk AUTO
9 PT Sumi Indo Kabel Tbk IKBI
10 PT Sat Nusapersada Tbk PTSN
(41)
3.7 Jenis data dan Sumber Data a). Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
berupa laporan neraca dan laba rugi Perusahaan sektor aneka industri dari
hasil publikasi Bursa Efek Indonesia, buku-buku referensi, dan literatur
ilmiah yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
b). Sumber Data
Data yang dipergunakan pada penelitian ini diperoleh dari data yang ada
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 -2011.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan studi deskriptif yaitu dengan membuat
gambaran lengkap tentang keadaan obyek yang diteliti. Penelitian yang dilakukan
secara langung oleh peneliti guna mendapatkan data – data yang diperlukan,
dengan cara Studi dokumentasi yaitu melakukan pengumpulan dokumen dan
catatan perusahaan sektor aneka industri yang terkait, berupa laporan keuangan
(42)
3.9 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis yaitu analisis deskriptif dan
analisis regresi.
a). Analisis Deskriptif
Teknik analisis deskriptif adalah metode analisis dimana data- data yang
dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif
sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.
b). Analisis Statistik
Penelitian ini menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linear
berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh pendanaan modal kerja yang
terdiri dari hutang lancar dan dana jangka pendek terhadap kinerja keuangan pada
perusahaan sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2011.
Adapun persamaan regresi yang digunakan, yaitu:
Y= a + b1X1+ b2X2 + e
Keterangan:
Y = Laba Usaha Perusahaan a = Konstanta
X1 = Hutang Lancar
X2 = Dana Jangka Panjang
b 1 = Koefisien regresi variabel X1
(43)
c). Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan bantuan program software SPSS 16.0 for
Windows (Statistic Product & Service Solution) dalam penelitian ini. Sebelum
melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang efisien dan tidak bisa
dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun syarat Asumsi Klasik yang harus
dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai
berikut:
1. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas yang baik adalah bentuk distribusi normal atau mendekati
normal. Jika data berdistribusi normal, titik-titik plotnya harus berada pada suatu
garis lurus. Sedangkan jika titik-titik tersebut membentuk seperti huruf S, maka
menunjukkan bahwa data menjulur (skew). Uji ini juga dilakukan dengan
beberapa pendekatan, antara lain:
a. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov
Alat uji ini digunakan untuk memastikan apakah data di sepanjang garis
diagonal berdistribusi normal. Hipotesisnya sebagai berikut:
H0= data residual berdistribusi normal
Ha= data rasidual tidak berdistribusi normal
Dengan menggunakan tingkat signifikan (�) 5%. Jika nilai Asymp.Sig (2
tailed) > taraf nyata (α), maka H0 diterima artinya data residual berdistribusi
normal. Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig (2 tailed)< taraf nyata (α), maka H0
(44)
b
. Pendekatan HistogramUntuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan kurva normal. Kurva
normal yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satu diantaranya adalah
mean, modus, dan median pada tempat yang sama. Ukuran kemiringan puncak
kurva ke kiri atau ke kanan dikenal dengan nama “kemiringan kurva” atau
“kemencengan kurva” (skewness). Kemencengan suatu kurva distribusi data dapat
bertanda positif (arah kanan) dan bertanda negatif (arah kiri).
c. Pendekatan Grafik
PP plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis (sumbu x) melawan
nilai-nilai yang didapat dari sampel (sumbu y). Apabila plot dari keduanya
berbentuk linier (didekati garis lurus), maka hal ini merupakan indikasi bahwa
residual menyebar normal. Bila pola-pola titik yang terletak selain di ujung-ujung
plot masih berbentuk linier, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari
garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data adalah menyebar normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians
dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians
dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas. Salah satu uji untuk mengetahui heteroskedastisitas ini adalah
dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar (scatter
plot). Analisis pada gambar scatter plot yang menyatakan model regresi linear
(45)
1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0
2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja
3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk bola bergelombang melebar
kemudian menyempit dan melebar kembali.
4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
Uji ini juga dapat dilakukan melalui uji Glejser, yaitu dengan meregres nilai
absolut residual terhadap variabel independen. Apabila signifikansi > dari taraf
nyata 5%, maka dianggap tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, dan begitu
sebaliknya.
3. Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear
berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan dengan tahun yang
lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data yang time series. Cara yang dapat
digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan uji Langrange
Multiplier (LM Test) atau Breusc-GodfreyTest (BG Test). Menurut Imam
(2006:98) Uji autokorelasi dengan LM Test terutama digunakan untuk sampel
besar di atas 100 observasi. Uji ini memang lebih tepat digunakan dibandingkan
uji Durbin-Watson (DW), terutama bila sampel yang digunakan relatif besar dan
(46)
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melihat
nilai koefisien parameter untuk residual dimana probabilitas signifikansinya diatas
tingkat kepercayaan 5%, maka disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Selanjutnya
untuk lebih memastikan tidak adanya autokorelasi pada model dilakukan uji
nonparametrik yaitu dengan Run Test dengan melihat nilai signifikansi residual.
Apabila signifikansi residual di atas tingkat kepercayaan 5%, maka dapat
disimpulkan tidak terjadi autokorelasi dan apabila di bawah tingkat kepercayaan
5% maka terjadi autokorelasi.
4. Uji Multikolinieritas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara veriabel independen. Jika terjadi korelasi, maka
dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian terhadap ada tidaknya
multikolinieritas dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance
Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:
1. Bila VIF >5 terdapat masalah multikolinieritas
2. Bila VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinieritas
3. Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas
(47)
3.10 Pengujian Hipotesis
Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan
digunakan untuk menganalisis, yaitu melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:
H0:b1=�2=0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan
dari hutang lancar dan dana jangka panjang
Ha: minimal satu �� ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara
bersamaan dari hutang lancar dan dana jangka panjang
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig.F > 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig. F < 0,05 maka
Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel
bebas terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan
dengan membandingkan nilai Fhitung dan nilai Ftabel. Dimana kriterianya, yaitu:
H0 diterima jika Fhitung <
Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%
(48)
2.Uji Signifikansi Parsial (uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya adalah:
a). Hutang Lancar
H0 : b1 = 0, artinya hutang lancar tidak berpengaruh signifikan terhadap laba
usaha perusahaan Sektor Aneka Industridi Bursa Efek Indonesia.
H0 : b1 ≠ 0, artinya hutang lancar berpengaruh signifikan terhadap laba usaha
perusahaan Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia.
b). Dana Jangka Panjang
H0 : b2 = 0, artinya dana jangka panjang tidak berpengaruh yang signifikan
terhadap laba usaha perusahaan Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia.
H0 : b2 ≠ 0, artinya dana jangka panjang berpengaruh yang signifikan terhadap
laba usaha perusahaan Sektor Aneka Industridi Bursa Efek Indonesia.
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. t> 0,05 H0
diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap
variabel terikat. Sebaliknya jika sig. t< 0,05 Ha ditolak, artinya ada pengaruh yang
signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai thitung juga dapat
dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:
Terima H0 jika : - ttabel≤ thitung≤ ttabel α = 5%
(49)
3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan besarnya
variasi variabel terikat (dependent variable) yang dipengaruhi oleh variasi
variabel bebas (independent variable). Pengukuran besarnya persentase kebenaran
dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple
R2 (koefisien determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas).
Apabila nilai R2 suatu regresi (mendekati satu), maka semakin baik regresi tersebut dan semakin mendekati nol, maka variabel independen secara
(50)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. 1 Gambaran Umum Perusahaan 1. PT Selamat Sempurna Tbk.
PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Januari 1976 dan memulai kegiatan operasi komersialnya sejak tahun 1980.
Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat di Wisma ADR, Jalan
Pluit Raya I No. 1, Jakarta Utara, sedangkan pabriknya berlokasi di Jakarta dan
Tangerang.Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan terutama adalah bergerak dalam bidang industri alat-alat perlengkapan
(suku cadang) dari berbagai macam alat-alat mesin pabrik dan kendaraan, dan
yang sejenisnya.
2. PT Prima Alloy Steel Universal Tbk
PT Prima Alloy Steel Universal T
1984 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1986. Kantor pusat
PRAS dan pabrik terletak di Jalan Muncul No. 1, Gedangan, Sidoarjo, Jawa
Timur. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PRAS
meliputi industri rim, stabilizer dan peralatan lain dari alloy aluminium dan baja,
serta perdagangan umum untuk produk-produk tersebut.Pada tahun 1990, PRAS
memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
(51)
3. PT Multi Prima Sejahtera Tbk
PT Multi Prima Sejahtera Tbk
dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1987. Kantor pusat LPIN
berdomisili di di Karawaci Office Park Blok M No. 39-50 Lippo Karawaci,
Tangerang, sedangkan pabriknya berlokasi di Jl. Kabupaten No. 454, Desa
Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri, Bogor Jawa Barat.
Pada tahun 1990, LPIN memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) LPIN kepada
masyarakat sebanyak 1.250.000
4. PT Indospring Tbk
PT Indospring Tbk
kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1979. Kantor pusat INDS terletak di
Jalan Mayjend Sungkono No. 10, Segoromadu, Gresik 61123, Jawa Timur.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INDS bergerak
dalam bidang industri spare parts kendaraan bermotor khususnya pegas, yang
berupa leaf spring (pegas daun) dan coil spring (pegas spiral).Hasil dari
perusahaan ini didistribusikan hampir seluruh wilayah indonesia juga ke beberapa
negara di dunia. Pada tanggal 26 Juni 1990, INDS memperoleh pernyataan efektif
dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO)
(52)
5. PT Polychem Indonesia Tbk
PT Polychem Indonesia Tbk (dahulu PT GT Petrochem Industries Tbk)
pada tahun 1990. Kantor pusat ADMG berdomisili di Wisma 46 Kota BNI lantai
20, Jalan Jend. Sudirman, Kav. 1, Jakarta, sedangkan pabriknya berlokasi di
Tangerang, Karawang dan Merak. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang lingkup kegiatan ADMG meliputi industri pembuatan polyester chips,
polyester filament, engineering plastik, engineering resin, ethylene glycol,
polyester staple fiber dan petrokimia, pertenunan, pemintalan dan industri tekstil.
Hasil produksi dipasarkan di dalam dan luar negeri termasuk ke Asia, Amerika
Serikat, Eropa, Australia dan Afrika.Pada tanggal 17 September 1993, ADMG
memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham (IPO) ADMG kepada masyarakat.
6. PT Jembo Cable Company Tbk
PT Jembo Cable Company Tbk
dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974. Kantor pusat JECC
beralamat di Mega Glodok Kemayoran, Office Tower B Lantai 6, Jl. Angkasa
Kav B-6, Kemayoran, Jakarta Pusat dan pabrik berlokasi di Jl. Pajajaran,
Keluarahan Gandasari, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang.Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan JECC adalah bergerak dalam
(53)
7. PT Gajah Tunggal Tbk
PT Gajah Tunggal Tbk
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1953. Kantor pusat GJTL
beralamat di Wisma Hayam Wuruk, Lantai 10 Jl. Hayam Wuruk 8, Jakarta
dengan pabrik berlokasi di Tangerang dan Serang. Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GJTL terutama meliputi bidang industri
pembuatan barang-barang dari karet, termasuk ban dalam dan luar segala jenis
kendaraan, barang atau alat. Pada saat ini Gajah Tunggal mengoperasikan 5 pabrik
ban di indonesia.
8. PT Astra Otoports Tbk
PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) didirikan tanggal 20 September 1991 dan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1991. Pabrik AUTO berlokasi di
Jakarta dan Bogor. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha Astra
Grup.Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan AUTO
terutama bergerak dalam perdagangan suku cadang kendaraan bermotor, baik
lokal maupun ekspor, dan manufaktur dalam bidang industri logam, plastik dan
suku cadang kendaraan bermotor. Saat ini kegiatan pemasaran AUTO meliputi
dalam dan luar negeri, termasuk Asia, Timur Tengah, Oceania, Amerika, Eropa
dan Afrika, dan memiliki divisi perdagangan yang beroperasi di Singapura dan
entitas anak di Australia.Pada tanggal 29 Mei 1998, AUTO memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
(54)
9. PT Sumi Indo Kabel (IKBI)
Perusahaan didirikan pada tanggal 23 Juli 1981 dengan kantor pusatnya
dan pabrik ditempatkan di Tangerang, Jawa Barat. Perusahaan bergerak di bidang
usaha manufaktur Kabel Listrik, Kabel Telekomunikasi, dan Kawat Tembaga.
Perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tahun 1990. Perseroan
menjadi Perusahaan Modal Asing (PMA) di tahun 1994, dengan keikutsertaan
Sumitomo Electric Industries, Ltd., Jepang, salah satu industri kabel terbesar di
indonesia dan di dunia. Perseroan berubah nama menjadi PT. SUMI INDO
KABEL Tbk., sejak tahun 1999.Perseroan menerima penghargaan atas sistem
standar menajeman mutu dari SGS, sertifikat ISO 9001:2000 untuk Kabel Listrik
dan Kabel Kontrol, Kabel Telepon & Kabel Fiber Optik, dan Kawat Tembaga di
tahun 2002. Ini merupakan penghargaan yang pertama di Indonesia untuk industri
Kabel Listrik dan Kawat Tembaga.
10 . PT Sat Nusapersada Tbk
PT Sat Nusapersada Tbk
memulai kegiatan usaha komersialnya pada bulan Desember 1990. Kantor pusat
dan pabrik PTSN terletak di Jl. Pelita VI No. 99, Batam, Propinsi Kepulauan
Riau. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PTSN
adalah bergerak dalam bidang usaha perakitan alat-alat elektronik, developer,
kontraktor, perdagangan, pertanian, pertambangan, perkebunan, perikanan,
perhutanan dan angkutan darat. Saat ini, PTSN bergerak dalam bidang usaha
(55)
4.2 Hasil Penelitian
Tujuan Peneltian ini adalah untuk menguji apakah pendanaan modal kerja
bepengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor aneka industri di
Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah hutang lancar dan dana jangka panjang, sedangkan variabel dependennya
adalah laba usaha. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah berdasarkan
kriteria tertentu, dan dari 36 perusahaan sektor aneka industri yang ada di bursa
efek Indonesia, diperoleh 10 sampel yang memenuhi kriteria. Periode yan diambil
adalah 5 (lima) tahun yaitu tahun 2007 hingga tahun 2011, sehingga diperoleh
jumlah observasi penelitian sebanyak 50.
4.3 Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan ringkasaan dan gambaran
umum tetang objek penelitian yang dijadiakan sampel penelitian. Penjelasan data
melalui statistik deskriptif diharapkan memberikan gambaran awal tentang
masalah yang diteliti. Deskripsi data penelitian dari masing-masing variabel yang
meliputi nlai mean, nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi baik dari
variabel bebas dan variabel terikat pada perusahaan sektor aneka Industri yang
(56)
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Hutanglancar 50 34628.00 2.90E6 6.2905E5 7.01314E5
Danajangkapanjang 50 20400.00 2.17E6 4.4126E5 5.20619E5
Labausaha 50 -3.92E4 1.29E6 2.0113E5 3.04235E5
Valid N (listwise) 50
Sumber: Output SPSS (2013)
Statistik deskriptiv untuk setiap variabel yang dianalisis disajikan dalam
Tabel 4.1.Variabel yang digunakan dalam analisis ini adalah hutang lancar (X1),
dana jangka panjang (X2) dan laba usaha (Y). Data Tabel 4.1 menunjukkan rata
rata hutang lancar perusahaan aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia relatif berfluktuatif dengan nilai minimum 34628 dan nilai maksimum
290E6. Rata-rata hutang lancar perusahaan aneka industri di Bursa Efek
Iindonesia tahun 2007-2011 sebesar 6.2905E5dengan standar deviasi 7.01314E5.
Selain itu tingkat dana jangka panjang perusahaan sektor aneka Industri
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukkan tingkat minimum sebesar
20400 dan tingkat maksimum sebesar 217E6 dengan rata-rata 20113E5 dengan
standard deviasi sebesar 520619.Tingkat laba usaha yang terendah -392E4 dan
tingkat yang tertinggi 129E6 dengan tingkat rata-rata sebesar 2.0113E5 dan
(57)
4.4 Pengujian Asumsi Klasik
Selanjutnya peneliti akan melakukan uji atas data- data yang diperoleh
oleh peneliti yang disebut dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas
dan ujimultikolinearitas, uji auto korelasi dan uji heteroskedastisitas.
4.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki variabel residual berdistribusi normal atau
mendekati titik normal.
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah) Gambar 4.1
(58)
Dengan melihat tampilan grafik histogram dapat disimpulkan bahwa
grafik tersebut memberikan pola distribusi yang normal, karena kurvanya tidak
menceng ke kiri atau ke kanan. Untuk lebih menjelaskan bahwa data yang diuji
berdistribusi normal dapat juga dilihat dengan grafik normal probability plot yang
menunjukkan titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, sebagaimana
ditampilkan pada Gambar 4.2 berikut:
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)
(59)
Cara lain untuk melihat distribusi data normal atau tidak adalah dengan
melakukan uji Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5%,
maka jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di atas 5% artinya variabel residual
berdistribusi normal. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.2:
Tabel 4.2
Kolmogrov-Smirnov Data Perusahaan Sektor Aneka Industri di BEI
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 50
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.08596114E5
Most Extreme Differences Absolute .081
Positive .081
Negative -.067
Kolmogorov-Smirnov Z .571
Asymp. Sig. (2-tailed) .901
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah
0,901 dan di atas nilai signifikansi (0,05). Dengan kata lain variabel residual
berdistribusi normal. Nilai Kolmogrov-Smirnov Z lebih kecil dari 1,97 yaitu
sebesar 0,571 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi
(60)
4.4.2. Uji Heteroskedastisitas
Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians
dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Uji untuk
mengetahui heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians
residual pada diagram pencar (scatterplot).
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah) Gambar 4.3
Grafik Scatterplot Perusahaan Sektor Aneka Industri di BEI
Pada Gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak
membentuk sebuah pola tertentu yang jelas. Hal ini menunjukkan tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai.
Untuk memperoleh hasil heteroskedastisitas yang lebih signifikan dapat dilakukan
(61)
Tabel 4.3
Heteroskedastisitas Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 38495.688 11198.851 3.437 .001
danajangkapanjang .087 .027 .598 3.235 .002
Hutanglancar .008 .020 .073 .394 .695
a. Dependent Variable: absut
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka terdapat indikasi terjadi heteroskedastisitas. Hasil tampilan
output SPSS yang tersaji dalam Tabel 4.3 dengan jelas menunjukkan bahwa
variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependent absolut (absut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi dana
jangka panajang diibawah tingkat signifikansi 5%. Jadi disimpulkan model
regresi mengalami adanya heteroskedastisitas.
Oleh sebab itu, dilakukan tindakan perbaikan heteroskedastisitas dengan
cara transformasi logaritma natural. Transformasi dalam bentuk logaritma
dilakukan untuk memenuhi adanya homoskedastisitas. Dalam penelitian ini,
model yang diuji adalah model yang telah ditransformasikan. Hasilnya terlihat
(62)
Tabel 4.4
Perbaikan Heteroskedastisitas Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.572 1.030 1.527 .135
Lndanajangkapanjang -.013 .085 -.029 -.159 .874
Lnhutanaglanacar -.060 .081 -.134 -.738 .465
a. Dependent Variable: absut
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa kedua variabel independen memiliki nilai
signifikan yang lebih besar dari tingkat kepercayaan 5%, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak mengalami heteroskedastisitas. Jika
variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen,
maka terdapat indikasi terjadi heteroskedastisitas. Oleh sebab itu, setelah
dilakukan tindakan perbaikan heteroskedastisitas dengan cara trasformasi
logaritma natural menunjukkan tidak satupun variabel independen yang signifikan
secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut.
4.4.3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi terdapat korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan
variabel pengganggu pada periode sebelumnya. Gejala autokorelasi dideteksi
dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW). Kriteria pengambilan keputusan
(63)
Tabel 4.5
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif
atau negatif
Tidak ditolak Du < d < 4 – du
Sumber : Situmorang et al (2012 : 126)
Tabel 4.6 Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .934a .873 .867 1.10883E5 1.276
a. Predictors: (Constant), Danajangkapanjang, Hutanglancar b. Dependent Variable: Labausaha
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)
Pada hasil output SPSS yang digambarkan dalam Tabel 4.5 terlihat nilai
DW sebesar 1,276 dengan jumlah pengamatan sebanyak 50 dan kasus = 5, maka
nilai du = 1,7214 dan nilai dl = 1,377. Melalui data tersebut diperoleh hasil bahwa 0 < DW < dl (0 < 1,276 < 1,377). Maka disimpulkan terjadi autokorelasi positif
pada model regresi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu dengan yang lainnya. Masalah ini muncul karena
(64)
Deteksi terhadap autokorelasi dapat juga dilakukan dengan metode The
Runs Test seperti dalam Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.7
Autokorelasi ‒ The Runs Test
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea 3280.33022
Cases < Test Value 25
Cases >= Test Value 25
Total Cases 50
Number of Runs 15
Z -3.144
Asymp. Sig. (2-tailed) .002
a. Median
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai test adalah 3280.33022
dengan probabilitas 0,02. Nilai signifikansi berada di bawah 0,05 yang berarti
tidak menerima hipotesis nol (H0). Sehingga dapat disimpulkan bahwa residual
bersifat tidak random atau terjadi autokorelasi antar nilai residual.
4.4.4. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi/hubungan linier antarvariabel independen.
Hubungan linear antarvariabel independen inilah yang disebut multikolinearitas.
Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Variance
(1)
Sektor Aneka Industri di BEI periode 2007-2011. Hal ini menandakan bahwa jika perusahaan sektor Aneka Industri Di BEI mampu memenuhi kewajiban jangka panjangnyaa .
Hal ini relevan dengan Penelitian Darminto (2006), mengenai pengaruh investasi aktiva, pendanaan dan pengelolaan aktiva terhadap kinerja keuangan pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). 1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pendanaan dengan tingkat signifikan (α) = 1% berpengaruh terhadap kinerja keuangan. 2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengelolaan aktiva dengan tingkat signifikan (α) = 1% berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Ini beberarti bahwa variabel invetasi akriva, variabel pendanaan dan variabel pengelolaan aktiva secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dana jangka janjang dan laba usaha pada perusahaan sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia. Koefisien regresi dari dana jangka panjang sebesar Rp 0,344 menunjukkan bahwa Rasio Kas memiliki hubungan yang positif dengan laba usaha. Artinya jika dana jangka panjang meningkat sebesar satu satuan, maka laba usaha akan mengalami kenaikan sebesar Rp 0,344 . Berdasarkan analisis pembahasan manajemen dalam laporan tahunan setiap perusahaan menyatakan bahwa kondisi likuiditas setiap perusahaan yang diteliti cukup sehat selama periode penelitian. Hal ini ditunjukkan oleh manajemen aset lancar yang baik
(2)
dengan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang cukup baik dan didukung dengan peningkatan performa penagihan piutang.
Berdasarkan analisis pembahasan manajemen dari laporan tahunan setiap perusahaan yang diteliti menyatakan bahwa kondisi finansial setiap perusahaan berada dalam kondisi stabil setiap tahunnya. Likuiditas perusahaan yang baik mampu menutupi kewajiban perusahaan sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Hasil penelitian melalui uji F menyatakan bahwa secara simultan hutang lancar dan dana jangka panjang berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan. Dengan kata lain, hutang lancar dan dana jangka panjang secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia pada periode 2007-2011.
Hal ini menandakan bahwa pendanaan modal kerja yang dapat dikelola dengan baik berpengaruh secara langsung terhadap profitabilitas pada perusahaan sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. Hutang lancar dan dana jangka panjang yang sehat dan pengelolaan hutang yang terkendali akan mendukung kelancaran operasional perusahaan sehingga dapat mengoptimalkan penjualan yang akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan Sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pembahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara serempak hutang lancar dan dana jangka panjang berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011.
2. Secara parsial hutang lancar berpengaruh signifikan terhadap laba usaha pada perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011.
5.2. Saran
Dari kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang diteliti yakni hutang lancar dan dana jangka panjang pada perusahaan sektor aneka industri memberikan signifikan kepada variabel terikatnya yakni laba usaha, tetapi penulis menyarankan untuk peneliti selanjutnya hendaknya menambah faktor-faktor yang lain yang berpengaruh terhadap laba usaha suatu perusahaan yakni penjualan dan efisiensi modal kerja.
(4)
2.
Manajemen perusahaan diharapkan memperhatikan hutang lancar dan dana jangka panjang pada perusahaan dengan cara manajemen kas lebih baik. Karena hutang lancar dan dana jangka panjang berpengaruh banyak terhadap laba usaha dan akan berdampak dalan jangka waktu yang lama. Karena jika perusahaan dianggap tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jangka panjang maka para kreditor tidak akan memberikan pinjaman kepada perusahaan.3. Perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas dengan cara strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan penjualan, karena dengan penjualan tinggi akan diperoleh tingkat perputaran modal kerja yang tinggi pula. Perusahaan juga dapat melakukan penambahan hutang jika sejauh perusahaan mampu mengelola hutang tersebut sehingga kesehatan keuangan perusahaan tetap terjaga.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Abullah, M. Faisal, 2005, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Universitas Muhammadiyah, Malang.
Arhur, Keown J. 2010, Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2009. Manajemen Keuangan, Edisi kedelapan, Erlangga, Jakarta.
Brigham, Eugene F. dan Louis C. Gapenski, 2009. Financial Management Theory and Practice, Edisi Ketujuh, The Dryden Press, Amerika Serikat.
Erlina,Sri Mulyani, 2007, Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.
Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat. BPFE, Yogyakarta.
Munawir, S. 2002. Analisisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh. Liberty, Yogyakarta.
Nugroho, Adi, 2005. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Informatika Bandung.
Sartono, 2007. Ringkasan Teori Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga BPFE. Yogyakarta.
Sudjana, Ridwan S. dan Inge Barlian. 2002. Manajemen Keuangan Satu, Edisi Keempat. PT. Prenhallindo, Jakarta.
Syahyunan, 2004. Manajemen Keuangan I, Perencanaan Analisis dan Pengendalian Keuangan, Cetakan Pertama , USU Press, Medan.
Van Horne, James C. dan John M. Wachowicz, Jr., 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.
(6)
Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham, 1999. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta.
Skripsi
Ismail, Mutia (2007),” Pengaruh Hutang Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Hutagalung, Widya (2007),”Analisis Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja Pada PT.Perkebunan Nusantara III Medan”. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Jurnal
Darminto (2006),’Pengaruh Investasi Aktiva, Pendanaan dan Pengelolaan Aktiva Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”. Jurnal keuangan. Universitas Brawijaya Malang.
WEBSITES www.idx.com
http://financeroll.co.id/news