Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMK Dr. Sjahrir Medan terhadap Faktor Penyebab Kelainan Refraksi

1

BAB1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Kelainan refraksi adalah suatu kondisi dimana penglihatan seseorang

menjadi buram akibat cahaya yang datang tidak jatuh tepat pada suatu titik di
retina.Kelainan refraksi yang tidak dikoreksi dapat menyebabkan gangguan
penglihatan yang berdampak pada perburukan produktivitas dan kualitas hidup.
Sehingga pada anak usia sekolah, sangat diperlukan pendeteksian dini agar tidak
mengganggu perkembangan serta proses pembelajaran, karena 30% informasi
diserap dengan melihat dan mendengar.1
Data World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa angka
kejadian kelainan refraksi di seluruh dunia pada tahun 2010diperkirakan mencapai
285juta orang, dengan 39 juta orang diantaranya mengalami kebutaan.2Kelainan
refraksi merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak, namun
kebutaan tersebut dapat dihindari apabila diberi intervensi dini,3,4 yaitu dengan
pemakaian lensa koreksi yang sesuai.Survei Departemen Kesehatan Republik

Indonesia menyatakanangka kejadian kelainan refraksi di Indonesia tahun 2012
mencapai 22,1% dari total populasi, yakni sekitar 55juta orang; dan 15%-nya
dijumpai pada anak usia sekolah (5-19 tahun).5
Kelainan refraksi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetik (internal),
melainkan bersifat multifaktorial, dimana faktor lingkungan dan aktivitas
(eksternal) juga berperan.6-9Kelainan refraksi yang paling sering terjadi pada anak
usia sekolah adalah miopia (71,78%), disusul dengan astigmatisma (25,15%) dan
hipermetropia (3,07%).1,10
Miopia, yang kita kenal sebagai rabun jauh, selalu dihubungkan dengan
aktivitas melihat dekat dan tingkat pendidikan.11 Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, diasumsikan semakin banyak waktu yang digunakan untuk
membaca.Aktivitas melihat dekat (membaca dengan jarak 30menit) secara signifikan berpengaruh terhadap kejadian miopia

Universitas Sumatera Utara

2

pada anak usia sekolah.12Angka kejadian astigmatisma dan hipermetropia relatif
lebih rendah dibandingkan dengan miopia pada anak usia sekolah.1,10
Kejadian kelainan refraksi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun

juga dikaitkan dengan perkembangan teknologi.Suatu penelitian cross-sectional
yang dilakukan selama Januari 2015 – Agustus 2015 menunjukkan bahwa
penggunaan gadgetberpengaruh terhadap kelainan refraksi. Penggunaan gadget
secara terus menerus dengan durasi > 1 jam dapat menyebabkan kelelahan mata
dan meningkatkan resiko terjadinya kelainan refraksi (39 orang dari 220 orang
mengalami kelainan refraksi).13Hal ini sebanding dengan penelitian sebelumnya
yang menunjukkan bahwa anak yang sering beraktivitas di luar ruangan memiliki
resiko yang lebih rendah untuk mencetus kejadian kelainan refraksi.9,14
Di Medan, angka kejadian kelainan refraksi yang diteliti di Poliklinik
Mata RS H. Adam Malik tahun 2011-2014 adalah sebanyak 27%.6 Suatu
penelitian di SMA negeri di kota Medan menyatakan bahwa sebanyak 60% siswasiswi berkacamata memiliki pengetahuan yang baik tentang kelainan refraksi.15
Pemahaman yang baik tentang kelainan refraksi dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya sangat penting untuk mengurangi prevalensi kelainan refraksi;
karena dengan pengetahuan yang baik, pencegahan maupun koreksi kelainan
refraksi dapat dilakukan.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan, peneliti
merumuskan pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut: “Bagaimana
gambaranpengetahuan dan sikap siswa-siswiSMK Dr. Sjahrir Medan
terhadap faktor penyebab kelainan refraksi?”

1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan dan tingkat sikapsiswa-siswikelas X, XI,
dan XII SMK Dr. Sjahrir Medan terhadap kelainan refraksi dan faktorfaktor yang mempengaruhinya.

Universitas Sumatera Utara

3

1.3.2

Tujuan Khusus
Mengetahui angka kejadian kelainan refraksi pada siswa-siswiSMK Dr.
Sjahrir Medan.

1.4.


Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat bagi Peneliti
1. Menjadi sarana untuk mengembangkan kemampuan di bidang
penelitian.
2. Menjadi data awal bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
1.5.2. Manfaat bagi Siswa
1. Menambah pengetahuan siswa-siswi mengenai kelainan refraksi dan
faktorfaktor yang mempengaruhinya.
1.4.3

Manfaat bagi Sekolah
1. Menjadi data bagi sekolah mengenai angka kejadian kelainan refraksi di
SMK Dr. Sjahrir Medan.
2.

Menjadi masukan bagi sekolah untuk melakukan intervensi
selanjutnya.


Universitas Sumatera Utara