Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksan Daun Ketapang (Terminalia catappa L)

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Beberapa tahun belakangan ini telah banyak dilakukan penelitian untuk
menemukan antibakteri alami yang bersumber dari tanaman khususnya tanamantanaman asli Indonesia. Indonesia merupakan salah satu Negara Kepulauan yang
memiliki berbagai keanekaragaman jenis flora dan fauna yang sangat tinggi.
Diperkirakan di Indonesia mempunyai 150 famili tumbuh-tumbuhan yang
sebagian besar memiliki potensi untuk dapat dimanfaatkan sebagai tanaman
industri, tanaman
tanaman

penghasil

buah-buahan, tanaman

obat-obatan. Masyarakat

Indonesia


rempah - rempah dan

mengenal dan

menggunakan

tumbuhan berkhasiat obat sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi
berbagai masalah kesehatan, jauh sebelum

pelayanan

kesehatan

formal dan

obat - obatan modern menyentuh lapisan masyarakat.
Penggunaan obat antibakteri untuk pengobatan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri sekarang sudah cukup banyak, namun masalah yang dihadapi
sekarang adalah terjadinya efek samping bagi penggunanya, seperti diare, alergi,

hingga bahaya toksik lainya, serta konsumsi yang tinggi. Banyaknya kasus infeksi
akibat bakteri, timbulnya efek samping penggunaan obat antibakteri, serta konsumsi
biaya perawatan yang tinggi menunjukkan perlu dilakukannya penelitian untuk
mengembangkan antibakteri baru, khususnya dari bahan alam. (Sutrisno,dkk, 2014)
Telah banyak dilakukan penelitian untuk menemukan antibakteri alami yang
bersumber dari tanaman. Sehingga obat dari bahan
banyak digunakan

alam Indonesia lebih

manfaatnya serta diharapkan dapat memberikan banyak

keuntungan dan potensi pada berbagai sektor (Andleur dan Frust, 1998).
Salah satu jenis spesies tumbuhan di Indonesia yang memiliki potensi
sebagai obat yaitu Ketapang ( Terminalia catappa L).
memiliki kandungan senyawa - senyawa aktif

Tumbuhan

ketapang


yang dapat digunakan untuk

Universitas Sumatera Utara

2

mengatasi masalah resistensi bakteri. Pencarian suatu antibakteri perlu dilakukan
dalam upaya menghambat pertumbuhan bakteri atau bahkan membunuh bakteri
pathogen yang dapat menyebabkan penyakit. Ketapang

termasuk

dalam

suku

Combretaceae, yang merupakan tanaman pohon yang tersebar di daerah tropis
maupun subtropics dan tumbuh liar di dataran rendah dan di daerah


yang

sering dijumpai di pesisir pantai sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan
laut.
Menurut Pauly, (2011) daun Ketapang memiliki berbagai manfaat untuk
kesehatan sebagai obat luar yaitu untuk mengobati sakit pinggang, bisul, gatal-gatal
dan mempercepat

pengeringan luka. Sedangkan obat dalam, daun ketapang

berguna untuk mengobati diare menurunkan tekanan darah tinggi , insomnia dan
selain itu ekstrak daun ketapang

digunakan dalam bidang kosmetik karena

memiliki aktivitas anti UV dan anti aging (penuaan dini) . Daun Ketapang memiliki
kandungan antimikroba lebih banyak dibandingkan kulit batang dan buah. Daun
ketapang memiliki kandungan flavonoid, tannin, dan triterpenoid. Sedangkan kulit
batang hanya mengandung flavonoid dan saponin , pada buah hanya tannin dan
steroid ( Ugwu, et al 2015)

Menurut penelitian Elin Yulinah, et al (2006) Daun ketapang sebagai obat infeksi
kulit oleh karena itu ekstrak etanol daun ketapang dibuat sediaan salep dan krim
dan

diuji

terhadap

jamur

penyebab dermatomikosis yaitu Trichophyton

mentagophytes pada kulit punggung kelinci yang terinfeksi jamur tersebut.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Nuryati et. al (2005) yang menunjukkan
bahwa daun ketapang

yang

muda


memiliki

aktivitas antifungi terhadap

pertumbuhan tanaman cendawan akuatik Aphonomyces sp.
Kemudian oleh Sumino, dkk (2013) dalam penelitiannya terkait daun ketapang yaitu
mengenai pemanfaatan ekstrak ketapang dengan pelarut aquadest untuk pencegahan
ikan patin yang terinfeksi Aeromonas Hydrophilia
Dan Nurmaidah, (2007) melakukan penelitian mengenai identifikasi senyawa dari
daun ketapang kencana ( Terminalia muelleri) yang dapat digunakan sebagai
antibakteri Staphylococus epidermis dan Pseudomonas aeuruginosa.

Universitas Sumatera Utara

3

Berdasarkan informasi mengenai uraian diatas peneliti tertarik ingin
menguji aktivitas antibakteri daun ketapang, Berhubung daun ketapang memiliki
khasiat untuk mengobati diare dan


gangguan usus yang terkontaminasi oleh

bakteri Salmonellla typhi, dapat mengobati penyakit kulit dan bisul akibat
adanya bakteri Staphylococcus aureus dan Staphyloccocus mutan.
Maka penelitian

ini

dilakukan

untuk mengetahui pengaruh antibakteri

secara lebih spesifik dalam ekstrak methanol etil asetat dan n-Heksan pada
daun Ketapang ( T catappa L) dengan menggunakan metode difusi agar.

1.2. Perumusan Masalah
1. Golongan senyawa kimia apakah yang terdapat pada ekstrak methanol, etil
asetat dan n-heksan dalam daun tumbuhan ketapang (Terminalia cattapa L)
berdasarkan uji skrining fitokimia ?
2. Bagaimanakah aktivitas antibakteri ekstrak metanol, etil asetat dan n-Heksan

daun

tumbuhan

Ketapang

terhadap

bakteri

Staphylococcus

aureus,

Staphyloccocus mutan dan Salmonellla typhi ?
1.3. Pembatasan Masalah
1. Bagian tanaman yang diekstraksi adalah daun tumbuhan ketapang
2. Analisa pendahuluan untuk daun tumbuhan ketapang yaitu uji skrining
fitokimia.
3. Bakteri yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri yaitu Staphylococcus

aureus, Staphyloccocus mutan dan Salmonellla typhi
4. Variasi konsentrasi untuk uji aktivitas antibakteri 100, 200, 300, 400, dan 500
mg/ml
5.

Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi yaitu metanol, etil asetat dan nHeksan

6. Metode yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri yaitu Difusi Agar

Universitas Sumatera Utara

4

1.4. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat dalam ekstrak
metanol, etil asetat dan n-heksan dari daun ketapang berdasarkan uji skrining
fitokimia
2. Untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak metanol, etil asetat dan
n-heksan dari daun keatapang terhadap bakteri Staphylococcus aureus,
Staphyloccocus mutan dan Salmonellla typhi

1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai golongan
senyawa kimia dari daun ketapang dan aktivitas antibakteri nya terhadap bakteri
Staphylococcus aureus, Staphyloccocus mutan dan Salmonellla typhi
1.6. Lokasi Penelitian
Tempat pengambilan sampel yang digunakan diperoleh dari Taman Biro
Rektor Universitas Sumatera Utara, untuk uji skrining fitokimia dan pembuatan
ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksan daun jamblang dilakukan di Laboratorium
Pasca Sarjana FMIPA USU Medan, identifikasi taksonomi tumbuhan dilakukan di
Laboratorium Herbarium Medanense FMIPA USU Medan, dan uji aktivitas
antibakteri ektrak metanol daun jamblang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Biologi USU.

1.7. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dilaboratorium dan sebagai objek
penelitian adalah daun ketapang yang diperoleh dari daerah FMIPA USU Medan.
Daun ketapang dipisahkan dari batang, dibersihkan dipotong kecil-kecil kemudian
dikeringkan dalam ruangan dari hasil pengeringan tersebut daun ketapang dihaluskan
dengan menggunakan blender sampai menjadi serbuk daun ketapang. Kemudian
diekstraksi dengan menggunakan pelarut metanol sebanyak 3 liter dan didiamkan

selama 24 jam, ditampung filtrat daun pulai. Hasil filtrat kemudian dipekatkan
dengan rotari evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat daun pulai yang bebas dari

Universitas Sumatera Utara

5

pelarut metanol. Selanjutnya ekstrak pekat yang diperoleh dibagi menjadi dua bagian.
Ekstrak pekat bagian yang pertama yang diperoleh diuji aktivitas antibakterinya
Ektrak pekat bagian yang kedua dilanjutkan dengan mengekstraksinya kembali
menggunakan Etil Asetat sebanyak 2 liter, selanjutnya dilakukan tahapan yang sama
pada ekstrak metanol hingga diperoleh ekstrak fraksi kloroformnya. Kemudian dari
masing-massing ekstrak pelarut yang diperoleh diuji aktivitas antibakterinya terhadap
bakteri Staphylococcus aureus, Staphyloccocus mutan dan Salmonellla typhi

Universitas Sumatera Utara