Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksan Daun Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels)

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman obat
di dunia. Wilayah hutan tropika Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tertinggi
ke-2 di dunia setelah Brazili. Sebanyak 40.000 jenis flora yang ada di dunia, terdapat
30.000 jenis dapat dijumpai di Indonesia dan 940 jenis diantaranya diketahui
berkhasiat sebagai obat dan telah dipergunakan dalam pengobatan tradisional secara
turun-temurun oleh berbagai etnis di Indonesia. Jumlah tumbuhan obat tersebut
sekitar 90% dari jumlah tumbuhan obat yang terdapat dikawasan Asia
(Gendrowati,2010).
Penggunaan obat antibakteri untuk pengobatan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri sekarang sudah cukup banyak, namun masalah yang dihadapi
sekarang adalah terjadinya efek samping bagi penggunanya, seperti diare, alergi,
hingga bahaya toksik lainya, serta konsumsi yang tinggi. Banyaknya kasus infeksi
akibat bakteri, timbulnya efek samping penggunaan obat antibakteri, serta konsumsi
biaya perawatan yang tinggi menunjukkan perlu dilakukannya penelitian untuk
mengembangkan antibakteri baru, khususnya dari bahan alam. (Sutrisno,dkk, 2014)

Salah satu dari sekian banyak tumbuhan yang digunakan sebagai obat
tradisional adalah tumbuhan jamblang (Eugenia cumini Merr merupakan nama dulu
dari Syzygium cumini). Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai macam nama seperti
di India dan Malaysia dikenal dengan nama jaman, jambul, jambu, jamelong, di
Indonesia dikenal sebagai jambulan, jamblang (Jawa Barat), juwet atau duwet (Jawa
Timur), dan jambu kaliang (Sumatra Barat). Tumbuhan jamblang ini dilaporkan
mengandung senyawa kimia antara lain suatu alkaloid, flavonoid, resin, tannin, dan
minyak atsiri (Arifin,dkk, 2006).
Bagian daun telah digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai obat untuk
diabetes mellitus dibanyak Negara. Selain itu, daun juga digunakan untuk

Universitas Sumatera Utara

2

memperkuat gigi dan gusi, mengobati keputihan, sakit perut, demam, gastropati,
stranguria, dermopati, sembelit dan untuk menghambat keluarnya darah dalam tinja
(Soni et al, 2011). Di India, jus dari daun digunakan sebagai obat diabetes dan untuk
mengatasi sakit perut, sedangkan rebusan buahnya digunakan secara eksternal
sebagai astringent dan untuk mengurangi sakit maag. Di Thailand, abu daun

digunakan secara eksternal untuk mengurangi rasa gatal yang disebabkan oleh gigitan
serangga (Ross, 2003)
Menurut penelitian Ayyanar, dkk (2012) menyebutkan bahwa pada daun
jamblang mengandung glikosida flavonol, kuersetin, myricetin, triterpenoid dan tanin.
Dimana daun jamblang memiliki aktivitas antibakteri dan digunakan untuk
mengobati diabetes, sembelit, keputihan, stomachalgia, demam, gastropati, strangury,
dermopathy serta untuk menghambat keluarnya darah di feses. Sementara itu, pada
kulit batangnya terindentifikasi senyawa zat samak, asam galat, alkalid jambosin dan
jambulol, triterpenoid serta zat tanin. ( Mahmoud et al.,2001)
Selain itu pada penelitian yang dilakukan Ayyanar, dkk (2012), pada kulit
batang jamblang telah dilakukan isolasi senyawa asam betulinat, friedelin,
epifriedelanol, eugenin dan ester asam lemak dari epifriedelanol, β-sitosterol,
kuersetin, kaempferol, myricetin, asam galat dan asam ellagat, bergenins dan tanin.
Flavonoid merupakan senyawa polar karena memiliki sejumlah gugus hidroksil yang
tidak tersubstitusi. Pelarut polar seperti etanol, metanol, etil asetat, atau campuran
dari pelarut tersebut dapat digunakan untuk mengestrak flavonoid dari jaringan
tumbuhan. (Rijke,2005)
Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti lebih tertarik memilih daun
jamblang untuk dilakukan uji aktivitas antibakteri pada ekstrak metanol, etil asetat
dan n-heksan.


Universitas Sumatera Utara

3

1.2. Perumusan Masalah
1. Golongan senyawa kimia metabolit sekunder apakah yang terdapat pada
ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksan dari daun jamblang berdasarkan uji
skrining fitokimia.
2. Bagaimanakah aktivitas antibakteri ekstrak metanol, etil asetat dan n-Heksan
daun jamblang terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Salmonellla typhi
dan Escherichia coli?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui golongan senyawa kimia metabolit sekunder yang terdapat
dalam ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksan dari daun jamblang
berdasarkan uji skrining fitokimia
2. Untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak metanol, etil asetat dan
n-heksan dari daun jamblang terhadap bakteri Staphylococcus aureus,
Salmonella typhi dan Escherichia coli.


1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumber informasi ilmiah
dibidang Kimia Organik Bahan Alam Hayati khususnya mengenai aktivitas
antibakteri ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksan dari daun jamblang terhadap
bakteri Staphylococcus aureus, Salmonella typhi dan Escherichia coli.

1.5. Lokasi Penelitian
Tempat pengambilan sampel yang digunakan diperoleh dari Taman Biro
Rektor Universitas Sumatera Utara, untuk uji skrining fitokimia dan pembuatan
ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksan daun jamblang dilakukan di Laboratorium
Paska Sarjana FMIPA USU Medan, identifikasi taksonomi tumbuhan dilakukan di
Laboratorium Herbarium Medanense FMIPA USU Medan, dan uji aktivitas
antibakteri ektrak metanol daun jamblang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Biologi USU.

Universitas Sumatera Utara

4

1.6. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dilaboratorium dan sebagai objek
penelitian adalah

Daun Jamblang (Syzygium Cumini (L.) Skeels) diperoleh dari

pohon tumbuhan jamblang yang berada di daerahTaman Biro Rektor Universitas
Sumatera Utara, Kota Medan. Daun Jamblang dipisahkan dari batangnya,
dibersihkan, dipotong kecil-kecil kemudian dikeringkan dalam ruangan selama 20
hari, setelah kering diblender sampai menjadi serbuk daun jamblang. Kemudian
diekstraksi dengan menggunakan pelarut metanol, etil asetat, dan n-heksana selama
2x24 jam, ditampung filtrat daun jamblang. Hasil filtrat kemudian dipekatkan dengan
rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat daun jamblang yang bebas dari
pelarut metanol, etil asetat dan n-heksan. Kemudian dari masing-masing ekstrak
pelarut yang diperoleh diuji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Staphylococcus
aureus, Salmonella typhi dan Escherichia coli.

Universitas Sumatera Utara