Hukum Pidana Dalam Uni Eropa

Nama

: Mar’atul Mochtar

NPM

: 1506813624

Mata Kuliah : Hukum dan Tata Negara Eropa
Dosen

: Prof. Dr. Udin Silalahi

Hukum Pidana dalam Uni Eropa

Dalam Uni Eropa, pemberantas kejahatan melibatkan strengthening dialogue dan
tindakan antara otoritas peradilan pidana dari negara-negara anggota. Untuk waktu yang
cukup lama, Uni Eropa telah mencoba untuk membangun suatu daerah peradilan pidana
Eropa di dalam satu kesatuan. Dalam masalah hukum pidana, kebulatan suara
membutuhkan persetujuan dari semua pemerintah anggota negara Uni Eropa dan dalam
membuat keputusan, seringkali menggunakan pendekatan ‘lowest common denominator’.

Komisi Eropa tidak mempunyai kekuasaan untuk memaksa. Parlemen dan Peradilan
hanya memiliki sedikit suara. Maka dari itu, kemajuan dalam bidang ini mengalami suatu
keterbatasan dan lebih fokus pada masalah keamanan.
Di perkenalkan pada Traktat Maastricht pada tahun 1993, kerjasama yudisial
dalam masalah pidana didirikan dengan landasan pilar ketiga Uni Eropa. Sasaran pilar
ketiga ialah meningkatkan kerjasama di bidang keamanan dalam negeri, termasuk
pemberantasan kejahatan internasional dan perdagangan narkoba yang pembuat
keputusannya adalah antar pemerintah.1 Traktrat Maastricht megidentifikasi sembilan
kerjasama “kepentingan bersama”, yaitu kebijakan suaka; peraturan bagi melintas batasbatas eksternal Uni Eropa; kebijakan imigrasi dan penanganan warga negara ketiga;
memerangi prdagangan obat-obatan terlarang; kerjasama dibidang perdata dan pidana;
kerjasama dibidang pabean; kerjasama dibidang kepolisian untuk memerangi terorisme;
serta kerjasama kepolisian untuk memerangi kejahatan internasional yang terorganisasi. 2

1 Luhulima, C.P.F. 2013. Catatan Tentang Uni Eropa Traktrat-Traktrat dan
Pemahamannya. Pusat Penelitian Politik. Jakarta hal. 11
2 Ibid

Pada tahun 2003 di Stockholm, Dewan Eropa mengadopsi "Stockholm
Programme: An open and secure system serving and protecting citizens” yang isinya
berisi pembahasan mengenai kebebasan, keamanan, dan keadilan masyarakat Eropa.

1. Korban
Banyak masyarakat Eropa yang menjadi korban setiap tahunnya, sekitar 30 juta
tindakan kriminal terjadi, diluar pelanggaran ringan. Semakin banyak juga orang-orang
yang menjadi korban ketika bepergian, tinggal atau belajar di luar negeri dan potensi
kejahatan itu dilakukan diluar negara asal mereka. Uni Eropa memiliki mandat untuk
memastikan jika warga negaranya dan orang asing yang bergerak di dalam wilayah Uni
Eropa terlindungi.3
a. Hak Korban
Korban menjadi prioritas utama yang harus diutamakan jika sebuah tindak kejahatan
terjadi. Begitu terjadi tindak kejahatan, korban diharuskan untuk melapor ke kantor polisi
yang akan langsung di proses dan mendapatkan pengacara serta dibantu hingga pada
proses pengadilan. Bagi korban yang berasal dari negara berbeda pasti akan mengalami
kebingungan, maka dari itu Uni Eropa bertindak untuk memastikan bahwa korban:



Diakui dan diperlakukan dengan hormat dan bermartabat
Dilindungi dari segala bentuk intimidasi dan victimisasi yang berkelanjutan dari




pelaku ketika dalam proses peradilan pidana
Menerima dukungan yang sesuai dan memiliki akses terhadap keadilan selama



proses peradilan berlangsung.
Memiliki akses yang tepat untuk masalah kompensasi.
Korban harus dijamin segala hak-nya tanpa adanya diskriminasi di Uni Eropa,

terlepas dari kebangsaan, negara asal atau tempat tinggal mereka. Hak-hak ini harus
berlaku di dalam, apakah tindakan kejahatan itu ringan atau serius. Korban dan anggota
keluarga mereka juga harus memiliki akses untuk mendapat layanan pendukung- apakah

3 europa.eu, Victims, http://ec.europa.eu/justice/criminal/victims/index_en.htm
diakses pada 17 Mei 2016

mereka telah melapor kejahatan tersebut atau belum- dan juga harus mendapat
perlindungan lebih lanjut dari segala hal membahayakan. 4
b. Tindakan Uni Eropa Terhadap Korban

Pada tahun 2001 di dirikan The Council Framework Decision, ditujukan bagi
korban yang sedang melakukan proses peradilan, yang merupakan ketetapan hak-hak
dasar untuk korban kejahatan dalam Uni Eropa. Seluruh negara anggota harus
mengadaptasi undang-undang mereka sejalan dengan keputusan dari Council Framework
Decision pada tahun 2006 yang membuat keputusan mengenai hak dan kewajiban baru
berupa:


Anggota keluarga korban yang telah meninggal juga diperlakukan sebagai korban
dan mendapat keuntungan dari hak-hak korban secara directive; anggota keluarga
korban yang masih hidup mendapat hak untuk mendapat dukungan dan



perindungan. Anggota keluarga juga termasuk orang tua yang belum menikah.
Mendapatkan dan mengerti informasi; semua komunikasi dengan korban harus



dilakukan secara transparan dan terbuka.

Akses terhadap victim support; negara anggota harus menjamin akses bagi
korbandan anggota keluarga mereka untuk mendapat victim support dan specialist
support, sesuai dengan kebutuhan mereka. Support tidak tergantung pada korban
yang telah melaporkan kejahatan akan tetapi setiap negara harus memfasilitasi



segala rujukan demi keselamatan korban.
Specialist Support Service; harus ada dalam setiap negara anggota yang gunanya
untuk membantu pemulihan korban yang membutuhkan perhatian khusus
misalnya korban kekerasan seksual, kekerasan gender, atau kekerasan dalam



hubungan rumah tangga, termasuk didalamnya konseling dan trauma support.
Review decision not to prosecute; korban memiliki hak untuk diberitahu mengenai
keputusan apa yang terjadi terhadap pelaku dan untuk menuntut lebih dari




keputusan yang sudah dibuat.
Pengecekan individu; untuk mengidentifikasi kerugian serta langkah-langkah apa
saja yang harus dilakukan untuk memulihkan serta melindungi korban. Jika

4 europa.eu, Rights of the Victims,
http://ec.europa.eu/justice/criminal/victims/rights/index_en.htm diakses pada 17 Mei
2016

korban memiliki kebutuhan khusus, maka juga akan ada tindakan khusus demi
keselamatan korban.5
Anak-anak selalu dianggap sebagai prioritas utama. Perhatian khusus juga akan
diberikan kepada korban seperti, terorisme, kejahatan organisasi, kekerasan seksual,
perdagangan manusia dan eksploitasi, kekerasan gender, kekerasan rumah tangga, hate
crime dan korban yang memiliki cacat.
Selain mendapat hak-hak seperti yang telah disebutkan diatas, korban juga
mendapat tambahan bantuan lain seperti (1) Segala informasi mengenai perkembangan
kasusnya, (2) Mendapat penerjemah selama proses persidangan jika korban
menggunakan bahasa yang berbeda, (3) privasi terhadap korban dan anggota keluarga
harus di hormati dan dilindungi, (4) dan tentu saja mendapat jaminan keselamatan dan
keamanan. 6

c. Kompensasi untuk Korban
Kompensasi bagi korban kejahatan diberikan dalam bentuk yang bermacammacam, sesuai dengan keadaan korban, di seluruh negara anggota Uni Eropa. Ada dua
mecam kompensasi, korban dapat memilih:



Menuntut gugatan terhadap pelaku; atau
Korban dapat meminta kompensasi dari negara7
Setiap negara di Uni Eropa memiliki sistem sendiri dalam memberi kompensasi

bagi korban untuk kerusakan atau kerugian akibat tindak kejahatan tersebut. Uni Eropa
juga telah memasukan legislasi untuk memberikan jalan kompensasi dimana situasi
kejahatan, ketika pelaku melakukan kejahatan diluar negara asalnya juga memberi
kompensasi selama masih dalam ruang lingkup Uni Eropa.
Council Directive 2004/80/EC berhubungan dengan kompensasi bagi korban kejahatan

5 Ibid
6 Ibid
7 Europa.eu, Compensations,
http://ec.europa.eu/justice/criminal/victims/compensation/index_en.htm diakses pada

19 Mei 2016

Directive yang dibuat pada tanggal 29 April 2004 ini menjamin bahwa setiap
negara anggota Uni Eropa memiliki skema nasional yang menjamin kompensasi bagi
korban kejahatan yang disengaja secara adil dan tepat. Mereka juga memastikan jika
kompensasi tersebut dapat mudah didapat dimana pun di dalam Uni Eropa ketika menjadi
korban kejahatan. Untuk mencapai hal ini, diberi beberapa ketentuan sebagai berikut:


Korban memiliki hak untuk mengajukan permohonan aplikasi kompensasi setelah
mengalami tindak kejahatan yang disengaja di negara Uni Eropa tempat mereka




tinggal.
Kompensasi dilakukan oleh negara Uni Eropa dimana tindak kejahatan itu terjadi.
Setiap negara Uni Eropa harus membentuk suatu otoritas untuk membantu korban
mengklaim kompensasi mereka dan otoritas untuk menentukan kompensasi apa




yang mereka dapat.
Otoritas pembantu ini akan mengirimkan aplikasi untuk kompensasi kepada



otoritas lain yang di negara dimana kejahatan itu terjadi.
Otoritas yang memutuskan kompensasi ini akan mengelola aplikasi dan



mengambil keputusan setelah mendengar apa yang terjadi pada korban.
Semua komunikasi harus digunakan dalam bahasa yang digunakan oleh otoritas
yang memutuskan, kecuali untuk hasil laporan bagi korban (jika bahasa yang
digunakan berbeda).8

2. Tersangka dan Terdakwa
Uni Eropa sangat bekerja keras untuk mencapai standar hak untuk procedural
dalam proses pidana untuk memastikan bahwa hak-hak dasar tersangka dan terdawa

cukup dilindungi. Standar minimum tersebut diperlukan untuk keputusan pengambilan
yang digunakan oleh salah satu negara anggota Uni Eropa yang kemudian diakui oleh
negara-negara yang lain, sesuai dengan prinsip saling mutual recognition.9

a. Hak Tersangka dan Terdakwa
8 Ibid
9 Europa.eu, Rights of suspects and accused
http://ec.europa.eu/justice/criminal/criminal-rights/index_en.htm diakses 20 Mei 2016

Untuk mencapai standar dan menciptakan kerangka dasar untuk saling percaya,
dibuat sebuah Roadmap tentang hak procedural yang diadoptasi pada tahun 2009 oleh
The Justice Council yang mengusulkan lima langkah legislatif:10


Hak untuk mendapat interpretasi dan penerjemah; Layanan ini harus diberikan
secara gratis dimana sangat diperlukan untuk menjaga keadilan selama proses
termasuk di dalamnya saat di interogasi polisi, pertemuan dengan pengacara dan




segala macam proses persidangan.11
Hak untuk mendapat segala macam informasi tentang hak-haknya; Tersangka atau
terdakwa harus diberitahu-secara lisan atau tulis- tentang hak-hak procedural




minimum yang memungkinkan bagi hak mereka untuk digunakan secara efektif.12
Hak untuk mendapat legal advice, baik sebelum atau pada saat persidangan.
Hak untuk berkomunikasi dengan anggota keluarga, rekan kerja atau pihak



konsular bagi terdakwa atau tersangka yang telah di tahan.
Hak perlingdungan bagi tersangka yang memiliki kekurangan

b. Akses Terhadap Pengacara
Orang yang masih terduga atau tertuduh melakukan tindak pidana sangat
membutuhkan bantuan dan saran dari seorang pengacara ketika menghadapi proses
pidana. Jika tersangka tersebut telah ditahan, mereka perlu diberi tahu setidaknya satu
nama, baik dari anggota keluarga atau rekan kerja untuk menginformasikan penahanan
mereka. Jika mereka ditahannya diluar negara mereka, yang pertama harus dihubungi
adalah konsulat negara asal di negara yang menahan menahan mereka.
Semua procedural mengenai hak-hak tersangka ditujukan bagi seluruh anggota
Uni Eropa, akan tetapi aturan persis mengenai hak akses ke pengacara bagi tersangka
berbeda diantara satu negara dengan yang lainnya. Kurangnya harmonisasi standar
minimum di dalam Uni Eropa dapat menyebabkan situasi dimana tersangka dan terdakwa
tidak mendapat keuntungan secara maksimal dari bantuan pengacara. Hal ini dapat
10 Ibid
11 Eurpa.eu, Information about procedural rights
http://ec.europa.eu/justice/criminal/criminal-rights/right-translation/index_en.htm
diakses pada 20 Mei 2016
12 Europa.eu, Information about the accusation
http://ec.europa.eu/justice/criminal/criminal-rights/right-information/index_en.htm
diakses pada 20 Mei 2016

membahayakan bagi keadilan dari proses pidana dan dapat menyebabkan kesalahan
hukum.13
Hak akses ke pengacara sangat penting untuk membangun kepercayaan diri bagi
tersangka di dalam negara Uni Eropa. Khususnya apabila tersangka ditahan akibat hasil
dari perintah penangkapan. Hak untuk membea diri bagi siapa saja yang dicurigai
melakukan kejahatan secara umum diakui sebagai komponen dasar dari sebuah
pengadian, akan tetapi kondisi dimana tersangka dapat berkonsultasi dengan seorang
pengacara berbeda antara negara anggota Uni Eropa. Misalnya, seorang yang telah
dicurigai melakukan tindak kejahatan tidak dapat bertemu dengan pengacaranya selama
proses interogasi sedang berlangsung, atau kerahasiaan dan privasi ketika tersangka
bertemu dengan pengacaranya mungkin tidak diberikan. 14
Selain itu, terangka juga mempunyai hak untuk menginformasikan dan
berkomunikasi dengan orang ketiga dan konsular yang mempunyai kuasa setelah
penangkapan dan selama penahanan. Ada perbedaan yang sama dalam hal hak tersangka
untuk memberitahu keluarga, rekan kerja atau konsulat mereka kapan mereka telah
ditahan. 15
c. Jaminan Hak-hak Semua Warga Negara Uni Eropa
Pada Oktober 2013, ada sebuah Directive baru, yang bertujuan memastikan bahwa
minimum standar yang diterapkan diseluruh Uni Eropa, telah diadopsi. Directive ini akan
menjamin semua tersangka- tidak peduli dari negara Uni Eropa mana mereka berasalakan mendapat hak untuk ditemani oleh pengacara dalam proses pidana, proses perintah
penangkapan, dan selama penahanan. Mereka juga dapat berkomunikasi dengan keluarga
dan konsuler, jika mereka berada diluar negara asalnya. Directive ini menjamin hak-hak
warga (termasuk tersangka) dalam hal:

13 Europa.eu, Access to a lawyer, http://ec.europa.eu/justice/criminal/criminalrights/lawyer/index_en.htm diakses pada 20 Mei 2016
14 Europa.eu, Right of access to a lawyer
http://ec.europa.eu/justice/criminal/criminal-rights/lawyer/index_en.htm diakses pada
20 Mei 2016
15 Ibid



Menyediakan hak akses ke pengacara dari tahap pertama yaitu menjawab



pertanyaan polisi hingga seluruh proses pidana.
Mengijinkan tersangka untuk mengadakan pertemuan secara rahasia dan private
dengan pengacara mereka agar dapat secara efektif menggunakan hak membela




diri mereka.
Mengijinkan pengacara untuk juga berperan aktif dalam proses interogasi.
Memastikan bahwa, ketika tersangka ditangkap, seorang dari anggota keluarganya
mendapat keyakinan jika mereka tetap mendapat kesempatan untuk saling



berkomunikasi.
Memungkinkan tersangka yang berasal dari negara lain untuk tetap berhubungan
dengan konsulat negara asal mereka dan dapat menerima kunjungan.
Hak atas proses peradilan yang adil dan hak tentang pembelaan diri ditetapkan

dalam pasal 47 dan 48 European Union Charter of Fundamental Rights dan pasal 6
European Convention on Human Rights (ECHR). Negara-negara anggota Uni Eropa
mempunyai waktu hingga 27 November 2016 untuk mengimplementasikan Directive ini.
16

d. Informasi tentang hak-hak prosedural
Orang yang ditangkap harus diberitahu tentang hak-hak prosedural mereka dalam
bentuk tertulis, apakah mereka memintanya atau tidak. Dokumen tersebut harus disusun
dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Sebagai tambahan atas hak-hak
tersangka seperti yang telah dijelaskan diatas, ada beberapa hal yang kemudian disebut
sebagai ‘Letter of Rights’17 yang berisi informasi mengenai:





Hak untuk mengakses proses kasusnya
Hak untuk memiliki consular yang berkuasa
Hak untuk mendapat bantuan kesehatan
Hak untuk mengetahui sampai kapan batas waktu penahanan tersangka sebelum



dibawa ke proses penghakiman.
Kemungkinan untuk menolak keabsahan penangkapan.

16 Europa.eu, Guaranteeing the rights of all EU
citizenshttp://ec.europa.eu/justice/criminal/criminal-rights/lawyer/index_en.htm
diakses 21 Mei 2016
17 Europa.eu, Information about procedural rights
http://ec.europa.eu/justice/criminal/criminal-rights/right-information/index_en.htm
diakses pada 21 Mei 2016



Hak untuk tetap diam.

Negara-negara di Uni Eropa mempunyai kebebasan untuk menyusun Letter of Rights
yang sesuai dengan bahasa mereka selama mereka memasukan informasi yang akurat
mengenai hak-hak peradilan tersangka.18
Tersangka atau terdakwa harus diberitahu dengan cepat tentang tindakan pidana
apa yang mereka dicurigai atau dituduh telah melakukan. Orang yang ditangkap juga
harus diberitahu tentang alasan penangkapan mereka. Informasi seperti ini harus
diberitahukan dengan lebih detail. 19
3. Kerjasama Yudisial
Ketika terdapat sebuah persidangan dan harus mengambil langkah-langkah
tertentu atau mengeksekusi keputusan tertentu dalam rangka investigasi suatu proses
criminal, otoritas nasional dapat mengandalkan bantuan dari pihak yang berwenang di
negara Uni Eropa yang berbeda. Kerjasama yudisialdalam masalah pidana didasarkan
pada prinsip mutual recognition (saling pengakuan) dalam pengambilan keputusan
pengadilan oleh negara-negara di Uni Eropa. Uni Eropa telah bekerja di daerah yang
berbeda dalam rangka memperkuat kerjasama yudisial antara otoritas peradilan pidana di
wilayah negara Uni Eropa.
Mutual legal assistance adalah bentuk tradisional kerjasama yudisial. Anggota
yudisial yang berwenang akan mengirim surat permohonan (letter rogatory) kepada
yudisial dari negara lain untuk melakukan sebuah tindakan di teritorinya. Misalnya, legal
assistance dapat diminta untuk mencari sebuah bukti atau menyita properti tersangka. 20
Uni Eropa telah membentuk suatu struktur khusus agar negara-negara Uni Eropa dapat
saling membantu dan bekerja sama didalam otoritas yudisial.
a. Eurojust

18 Ibid
19 Europa.eu, Information about the accusation
http://ec.europa.eu/justice/criminal/criminal-rights/right-information/index_en.htm
diakses pada 21 Mei 2016
20 Europa.eu, Judicial cooperation http://ec.europa.eu/justice/criminal/judicialcooperation/index_en.htm di akses pada 21 Mei 2016

Eurojust adalah sebuah badan yang dibuat oleh Council Decision dengan nomor
2002/187/JHA untuk meningkatkan kerjasama yudisial dalam menangani kasus kriminal
yang serius.21 Eurojust membantu penyelidikan nasional dan mempunyai kekuasaan
untuk bekerjasama dalam proses penuntutan serta berkoordinasi disekitar lebih dari 1500
kasus lintas-kawasan setiap tahunnya. Hal ini membantu untuk membangun rasa saling
percaya diantara negara-ngara Uni Eropa.
Peran utama Eurojust adalah untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi
antara pejabat yudisial yang berwenang di negara-negara Uni Eropa termasuk di
dalamnya penyelidikan dan penuntutan kasus lintas-batas dalam hal pidana berat seperti
(1) jual beli obat terlarang, (2) perdagangan manusia, (3) pemalsuan, (4) pencucian uang,
(5) tindakan pidana yang dapat mempengaruhi keuangan masyarakat Eropa, (6) kejahatan
lingkungan, dan (7) terorisme.22
Setiap negara anggota Uni Eropa harus menunjuk seseorang sebagai anggota
nasional Eurojust yang bisa seorang jaksa atau hakim atau polisi yang berkompeten. 28
anggota Eurojust ini kemudian akan dibantu oleh deputies dan assistances. Mereka
semua harus tunduk pada hukum nasional Uni Eropa. Masa jabatan anggota Eurojust
minimal adalah empat tahun.23 Terdapat pula sebuah On-Call Coordination (OCC) yang
melibatkan satu wakil dari setiap anggota negara Uni Eropa dengan pusatnya adalah
Eurojust di Hague, Belanda yang aktif selama 24/7 sehingga memungkinkan Eurojust
untuk melaksanakan tugas setiap saat.

b. European Judicial Network
European Judicial Network (EJN) mempromosikan kerjasama yudisial dalam
masalah pidana antara negara-negara Uni Eropa, yaitu melalui memfasilitasi direct
21 Europa.eu, Promoting cooperation and coordination
http://ec.europa.eu/justice/criminal/judicial-cooperation/eurojust/index_en.htm
diakses pada 21 Mei 2016
22 Ibid
23 Europa.eu, Eurojust structure http://ec.europa.eu/justice/criminal/judicialcooperation/eurojust/index_en.htm di akses pada 21 Mei 2016

contacts diantara otoritas yudisial. Jaringan ini terdiri dari pusat-pusat kontak negaranegara Uni Eropa. Pusat kontak nasional dipilih oleh masing-masing negara anggota,
diantaranya24:




Central authorities yang bertanggung jawab atas kerjasama yudisial internasional
Judicial authorities
Authorities lain yang berkompeten dengan tanggung jawab yang lebih spesifik di
bidang kerjasama yudisial internasional, baik dalam kasus kejahatan yang umum
maupun kasus kejahatan yang serius seperti korupsi, obat-obat terlarang,
terorisme dan lain sebagainya.

Didirikan pada tahun 1998, EJN mempunyai hubungan yang istimewa dengan Eurojust.
Sekretariat EJN juga berdekatan dengan Eurojust di Hague.
4. Recognition of Decisions diantara Negara Uni Eropa
Mutual recognition dalam pengambilan keputusan peradilan adalah proses dimana
keputusan biasanya diambil oleh otoritas yudisial di suatu negara Uni Eropa yang diakui,
bila perlu diberlakukan juga oleh negara-negara anggota yang lain seolah-olah itu adalah
keputusan yang diambil bersama.25 Ini adalah konsep kunci didalam lingkup kerjasama
yudisial karena membantu untuk mengatasi kesulitan yang berasal dari keanekaragaman
sistem peradilan di seluruh negara Uni Eropa. Hubungan tersebut diatur melaui berbagai
instrument hukum yang disepakati baik secara bilateral maupun dalam organisasi
internasional seperti PBB atau Dewan Eropa.26

a. Penahanan dan Pemindahan Tahanan
Uni Eropa memiliki tujuan untuk memfasilitasi rehabilitasi sosial seorang yang
dihukum dengan memastikan bahwa mereka dapat menerima hukuman tersebut di negara
asal mereka. Agar terlaksana, ada sebuah sistem yang didirikan untuk mentransfer
24 Europa.eu, European Judicial Network http://ec.europa.eu/justice/criminal/judicialcooperation/european-network/index_en.htm di akses pada 21 Mei 2016
25 Europa.eu, Recognition of decisions between EU countries
http://ec.europa.eu/justice/criminal/recognition-decision/prisoners/index_en.htm
diakses pada 21 Mei 2016
26 Ibid

tahanan yang dihukum agar bisa kembali ke negara asalnya, negara habitual residencenya atau negara Uni Eropa lain yang memiliki hubungan dekat. Sistem ini diperkenalkan
pada The Council Framework Decision 2008/909/JHA tanggal 27 November 2008.27
Contoh Kasus:


Peter ditahan di negara Belanda dengan hukuman 2 tahun penjara akan tetapi dia
berkebangsaan

Austria.

Otoritas

yang

berwenang

di

Belanda

dapat

mengembalikan ke Austria sehingga ia dapat melanjutkan hukuman penjaranya
disana untuk membantu Peter lebih dapat berintergasi dalam masyarakat dan
untuk membantu rehabilitas sosialnya. Ketetapan pemindahan tahanannya
mungkin terjadi tanpa adanya persetujuan dari Peter. Hal ini sesuai dengan Pasal 3
(4) yang menyatakan bahwa negara-negara di Uni Eropa harus menghormati hakhak dasar dan prinsip hukum yang fundamental. 28
Pembebasan Bersyarat dan Pembebasan Awal
Peraturan tentang pembebasan bersyarat dan pembebasan awal diatur oleh negara yang
mengeksekusi. Setiap negara Uni Eropa memiliki aturan yang berbeda mengenai
pembebasan ini. The Framework Decision berdasarkan keputusan pada tanggal 5
Desember 2011. 29
b. Masa Percobaan Tahanan dan Alternatif Sanksi
Penerapan prinsip mutual recognition untuk alternative penahanan diatur dalam
The Council Framework Decision 2008/947/JHA tanggal 27 November 2008 tentang
keputusan masa percobaan dan saksi alternatif yang berhubungan dengan tahap pascapercobaan tahanan. Hal ini memberikan keputusan bahwa masa percobaan, sanksi atau
pengawasan lainnya terhadap terpidana dapat dilaksanakan di negara Uni Eropa lain dari
negara dimana terpidana tersebut dijauhi hukuman, selama terpidana tersebut setuju.30
27 Europa.eu, Detention and transfer of prisoners
http://ec.europa.eu/justice/criminal/recognition-decision/prisoners/index_en.htm
diakses 20 Mei 2016
28 Ibid
29 Europa.eu, Conditional and early release
http://ec.europa.eu/justice/criminal/recognition-decision/prisoners/index_en.htm
diakses pada 20 Mei 2016

Contoh Kasus:


Anna adalah turis berkebangsaan Polandia yang sedang berlibur di Prancis. Dia
mendapat hukuman karena pelanggaran di kota Lyon untuk melaksanakan
pelayanan masyarakat. Dia dapat melaksanakan pelayanan masyarakat tersebut di
negara asalnya dimana pihak berwenang di Polandia yang akan mengawasi



pelayanan masyarakat Anna.
John dijatuhi hukuman 3 tahun penjara karena pelanggaran narkoba di negara
Denmark, dimana ia melakukan pelanggaran tersebut dan terpaksa menjalani
terapi medis untuk ketergantungannya. Dia sebenarnya berkebangsaan Inggris,
dimana ia bisa transfer ke Inggris untuk menjalani ketetapan hukuman dari
Denmark dan menjalani terapi medisnya.

c. Penyitaan dan Pembekuan Aset
Diseluruh Uni Eropa, merupakan hal yang penting bagi sebuah negara untuk segera
membekukan dan menyita asset atau property yang terkait dengan suatu tindak pidana
yang serius. Karena sifat tindakan kriminal tersebut lintas-batas, khususnya terorisme dan
kejahatan yang terorgansir lainnya, kerjasama yang lebih erat diantara otoritas nasional
peradilan Eropa diperlukan untuk hasil yang efektif.31
Contoh Kasus:


Seorang pengusahan Spanyol dituduh mempunyai hubungan dengan sindikat
kejahatan mafia dan memiliki properti di Italy. Selama proses, peradilan Spanyol
dapat membekukan buku tabungannya berikut 2 mobil mewah di Spanyol dan
satu mansion di Sisilia. Pihak Spanyol dapat meminta bantuan Italy untuk
membekukan mansionnya. Begitu pihak Italy melakukannya, maka mansion
tersebut tidak dapat digunakan dan diperjual-belikan. Setelah ada kabar peradilan
dari pihak Spanyol, maka mansion itu disita. Begitu peradilan selesai dan pelaku
telah dijatuhi hukuman, maka mansion tersebut tidak lagi milik pelaku dan sudah

30 Europa.eu, probation and alternative sanctions
http://ec.europa.eu/justice/criminal/recognition-decision/prisoners/index_en.htm
diakses pada 21 Mei 2016
31 Europa.eu, Confiscation and freezing of assets
http://ec.europa.eu/justice/criminal/recognition-decision/confiscation/index_en.htm
diakses pada 21 Mei 2016

bisa dijual. Hasil penjualan mansion tersebut kemudian diberikan kepada
Spanyol.
d. Financial Penalties
Warga negara Eropa memiliki kebebasan dalam hal bergerak di negara satu
kenagara lainnya. Un Eropa harus memastikan bahwa semua warganya dapat memahami
dan mematuhi segala peraturan masing-masing negara serta memperlakukan semua
warganya secara ama dimana pun mereka tinggal, pindah atau ketika melakukan
perjalanan.
Contoh Kasus:


Seorang warga negara Belanda melakukan perjalanan melewati Romania. Disana
ia dihentikan oleh polisi karena melanggar batas kecepatan dan diharuskan
membayar denda paling lama seminggu setelah penilangan. Sedangkan ia hanya
melintas di Romania. Maka, pengemudi itu dapat membayarkan dendanya ketika
ia sudah sampai di Belanda sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh polisi
Romania. 32

Referensi
Luhulima, C.P.F. 2013. Catatan Tentang Uni
Pemahamannya. Pusat Penelitian Politik. Jakarta

Eropa

Traktrat-Traktrat

Website
Europa.eu, Victims, http://ec.europa.eu/justice/criminal/victims/index_en.htm diakses
pada 17 Mei 2016
32 Europa.eu, Financial penalties http://ec.europa.eu/justice/criminal/recognitiondecision/financial-penalties/index_en.htm diakses pada 21 Mei 2016

dan

Europa.eu, Compensations,
http://ec.europa.eu/justice/criminal/victims/compensation/index_en.htm diakses pada 19
Mei 2016
Europa.eu, Rights of suspects and accused http://ec.europa.eu/justice/criminal/criminalrights/index_en.htm diakses 20 Mei 2016
Europa.eu, Information about procedural rights
http://ec.europa.eu/justice/criminal/criminal-rights/right-translation/index_en.htm diakses
pada 20 Mei 2016
Europa.eu, Information about the accusation http://ec.europa.eu/justice/criminal/criminalrights/right-information/index_en.htm diakses pada 20 Mei 2016
Europa.eu, Promoting cooperation and coordination
http://ec.europa.eu/justice/criminal/judicial-cooperation/eurojust/index_en.htm diakses
pada 21 Mei 2016
Europa.eu, Eurojust structure http://ec.europa.eu/justice/criminal/judicialcooperation/eurojust/index_en.htm di akses pada 21 Mei 2016
Europa.eu, European Judicial Network http://ec.europa.eu/justice/criminal/judicialcooperation/european-network/index_en.htm di akses pada 21 Mei 2016
Europa.eu, Recognition of decisions between EU countries
http://ec.europa.eu/justice/criminal/recognition-decision/prisoners/index_en.htm diakses
pada 21 Mei 2016
Europa.eu, Detention and transfer of prisoners
http://ec.europa.eu/justice/criminal/recognition-decision/prisoners/index_en.htm diakses
20 Mei 2016
Europa.eu, Conditional and early release http://ec.europa.eu/justice/criminal/recognitiondecision/prisoners/index_en.htm diakses pada 20 Mei 2016