HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN INDIVIDU

Hubungan Faktor Lingkungan dan Individu Anak Balita dengan Kejadian Pneumonia
pada Anak Balita di Puskesmas Rumbai dan Puskesmas Rawat Inap (RI) Muara Fajar
Kota Pekanbaru tahun 2013

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN INDIVIDU ANAK BALITA
DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK BALITA DI
PUSKESMAS RUMBAI DAN PUSKESMAS RAWAT INAP (RI) MUARA
FAJAR KOTA PEKANBARU TAHUN 2013

Hamidah
Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau, Indonesia
ABSTRACT
Pneumonia poses the biggest cause of infection and death among under-five
children. Data from Pekanbaru Municipal Health Office show that in 2012 and
2013 the number of childhood pneumonia cases was 733 (0.8%) and 1,006
(0,9%), respectively. This study aimed to determine the relationship of
environmental factor and under-five individual to childhood pneumonia in
Rumbai Health Center and Muara Fajar Inpatient Health Center of Pekanbaru
Municipality in 2013. This was an observational study with a case control study
design. The study was conducted in March-April 2014 in the study sites. The
population was the entire 1 to 4 year old children who ever come back to seek

treatment in the study sites totaling 6,004. The case sample were all under-five
children diagnosed with pneumonia at the study sites in 2013 by 2013 people
while the control samples were under-five children who come to the study sites in
2013 by 2013. Data were analyzed using univariate, bivariate and multivariate
analysis. The results of the study showed he variables of measles immunization,
birth weight and nutritional status revealed values (OR 2.361, 95% CI: 1.339 to
4.164), (OR 2.279, 95% CI: 1.112 to 4.671), and (OR 2.598, 95% CI:1.203 to
5.611), respectively. The conclusion of this study is that there was a causal
relationship between measles immunization, birth weight and nutritional status
and pneumonia. Health workers are advised to increase measles immunization
coverage and improve the nutritional status of under-five children.
Bibliography : 32 (2003-2013)
Keywords
: Measles Immunization, Birth Weight, Nutritional Status,
Childhood Pneumonia
PENDAHULUAN
Pneumonia

adalah


proses

dengan meningkatnya cairan pada

peradangan pada parenkim paru-

alveoli. Penyakit ini merupakan salah

paru, yang biasanya di hubungkan

satu

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau

penyakit

infeksi

saluran


Page 81

Hamidah

pernafasan yang banyak didapatkan

(1,59%)

dan sering merupakan penyebab

Berdasarkan

kematian hampir di seluruh dunia

pemegang Program Pemberantasan

(Manurung et. all 2009).

Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan


United

Menurut

Nation

International Children's Emergency

631.844

balita.

rekap

laporan

(P2 ISPA) Dinas Kesehatan

Kota


Pekanbaru jumlah kasus pneumonia

Health

pada balita pada tahun 2012 adalah

2013,

733 (0,8%) dari 82.912 balita dan

pneumonia merupakan salah satu

pada tahun 2013 jumlah kasus

faktor major forgetton killer of

pneumonia

children (pembunuh anak utama


101.306 balita. Pada tahun 2013

yang terlupakan). Secara

kasus Pneumonia terbanyak di Kota

(UNICEF)

World

dari

dan

Organization

(WHO)

global


pneumonia adalah penyebab infeksi

Pekanbaru

dan kematian

Rejosari

terbesar anak-anak

1.006

(0,9

dari

adalah di Puskesmas
444 (44%) balita

dibawah usia 5 tahun. Pada tahun


Puskesmas Rumbai

2012 sekitar 1,1 juta balita di dunia

balita.

meninggal karena kasus pneumonia.

%)

Tingginya

dan

198 (19,68%)

angka

kejadian


Pneumonia membunuh lebih dari

pneumonia tidak terlepas dari faktor

3000 balita setiap harinya, 99 % dari

risiko terjadinya pneumonia. Faktor

kematian ini berada di negara-negara

resiko terjadinya pneumonia meliputi

berkembang. Angka ini melebihi

faktor lingkungan yaitu pencemaran

angka kematian akibat

Acquired


udara dalam rumah, ventilasi rumah

Immuno

Syndrom

dan

(AIDS),

Deficiency
campak,

malaria

atau

gabungan ketiganya.
Berdasarkan


prevalence

menurut provinsi

hunian

rumah

sedangkan faktor individu anak yaitu
berat badan lahir, ASI eksklusif,

hasil

Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013,
Period

kepadatan

status gizi, vitamin A dan status
imunisasi (Maryunani, 2010).

pneumonia

Berdasarkan

adalah 18,5 per

yang dilakukan

hasil

penelitian

Hartati (2011)

1000 balita, 19 Provinsi diatas angka

terdapat hubungan antara, air susu

nasional.

ibu

Provinsi

Riau

angka

kejadian pneumonia adalah 10.059

(ASI)

eksklusif,

Imunisasi,

kepadatan hunian rumah, ventilasi

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau

Page 82

Hubungan Faktor Lingkungan dan Individu Anak Balita dengan Kejadian Pneumonia
pada Anak Balita di Puskesmas Rumbai dan Puskesmas Rawat Inap (RI) Muara Fajar
Kota Pekanbaru tahun 2013

rumah dan asap rokok dalam rumah

dilakukan

dengan kejadian pneumonia pada

Logistik Ganda.

dengan

uji

Regresi

balita di RSUD Pasar Rebo, Jakarta.
Banyaknya

faktor

berhubungan

resiko

dengan

yang

HASIL

kejadian

Hasil uji bivariat terhadap 8 variabel,

angka

terdapat 7 variabel yang mempunyai

kematian akibat pneumonia pada

hubungan signifikan dengan kejadian

balita, maka strategi penanggulangan

Pneumonia pada anak balita, yaitu ;

pneumonia penting dilakukan oleh

status gizi

setiap

pencemaran udara

pneumonia dan tingginya

negara

untuk

mendukung

(pvalue = 0,006),
dalam rumah

tercapainya

tujuan keempat dari

(pvalue = 0,009), ventilasi rumah

Milenium

Development

Goals

(pvalue = 0,003), vitamin A (pvalue

yaitu

= 0,032), kepadatan hunian (pvalue =

(MDGs)

tahun

2015

mengurangi kematian anak hingga

0,010), status

2/3 dari angka kematian tahun 1990

(pvalue=0,001) dan berat badan lahir

(Maryunani, 2010).

pendapatan

imunisasi

campak

perkapita

(pvalue=0,002). Berdasarkan nilai
METODE PENELITIAN

OR maka Anak balita dengan status

Jenis penelitian ini adalah Kuantitatif
Analitik

Observasional

dengan

desain penelitian case control Study
yang dilaksanakan di Puskesmas
Rumbai dan Puskesmas Rawat Inap
(RI) Muara Fajar Kota Pekanbaru.
Jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 426 yaitu sampel kasus
213, sampel kontrol 213. Jenis data
yang
primer

dikumpulkan

adalah

data

yang dikumpulkan dari

semua variabel independen. Analisis
bivariat dilakukan dengan uji ChiSquare dan untuk analisis Multivariat

gizi

kurang

berisiko

3

kali

mengalami pneumonia dibandingkan
anak balita dengan gizi baik. Anak
balita yang tinggal dirumah dengan
udara tercemar beresiko 2 kali
mengalami pneumonia dibandingkan
dengan anak balita yang tinggal di
rumah yang udaranya tidak tercemar.
Anak balita yang tinggal di rumah
dengan ventilasi kurang berisiko 2
kali

mengalami

dibandingkan

anak

tinggal di rumah
baik.

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau

Anak

pneumonia
balita

yang

dengan ventilasi

balita

yang

tidak

Page 83

Hamidah

mendapat vitamin A berisiko 2 kali

beresiko

mengalami pneumonia dibandingkan

dibandingkan anak balita yang ASI

anak balita yang mendapat vitamin

Eksklusif. Anak balita yang tidak

A. Anak balita yang tinggal di rumah

diimunisasi campak berisiko 3 kali

dengan kepadatan hunian < 8 meter

mengalami pneumonia dibandingkan

per orang ( padat) berisiko 2 kali

anak balita yang diimunisasi campak.

mengalami pneumonia dibandingkan

Anak balita dengan berat badan lahir

anak balita yang tinggal di rumah

2500 gram dan setiap

Kekuatan hubungan antara berat badan

Anak balita harus berstatus gizi baik.

lahir dengan

kejadian pneumonia

pada anak balita sebesar 2,28 (95%
CI: OR: 1,112-4,671). Artinya anak
balita dengan berat badan lahir
2500

gram

berat badan anak yang

beresiko

2,28

<
kali

mengalami pneumonia dibandingkan
anak balita dengan berat badan lahir >
2500 gram .
Kekuatan hubungan antara status gizi
dengan kejadian pneumonia pada anak

Variabel Independen yang Tidak
Berhubungan dengan Variabel
Dependen
Vitamin A
Dalam penelitian ini, tidak terlihat
hubungan sebab akibat antara vitamin
A dengan kejadian pneumonia pada
anak balita, kemungkinan responden
tidak

memberikan

jawaban

yang

sebenarnya. Karena itu diperlukan

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau

Page 84

Hamidah

penelitian lebih lanjut dimana tidak

Dalam penelitian ini, tidak terlihat

hanya menanyakan kepada orang tua

hubungan

atau keluarga saja, tetapi

kepadatan hunian dengan

ditambah

sebab

akibat

kejadian

dengan melihat catatan yang ada pada

pneumonia

tenaga kesehatan/kader sehubungan

kemungkinan karena tidak tepatnya

dengan pemberian vitamin A.

pengukuran

Pencemaran Udara dalam Rumah

perhitungan jumlah anggota keluarga.

Dalam penelitian ini, tidak terlihat

ASI Eksklusif

hubungan

sebab

pencemaran
dengan
anak

udara

kesalahan
pencemaran

rumah

dan

Dalam penelitian ini, tidak terlihat

dalam

rumah

hubungan

karena

mengkategorikan

udara

luas

balita

antara

kemungkinan

dalam

anak

akibat

kejadian pneumonia pada
balita,

pada

antara

dalam

rumah.

signifikan

antara

ASI

ekslusif dengan kejadian pneumonia
pada anak balita kemungkinan karena
bias

informasi,

kemungkinan

responden lupa (recall bias).

Karena itu diperlukan penelitian lebih
lanjut, diusahakan

pengkategorian

pencemaran

dalam

udara

rumah

KESIMPULAN
Tidak

diimunisasi

dengan cara yang lebih valid lagi.

mempengaruhi

Ventilasi Rumah

pneumonia

Dalam penelitian ini, tidak terlihat

dibandingkan

hubungan sebab akibat antara ventilasi

diimunisasi campak.

rumah dengan

Berat badan lahir

< 2500 gram

pada anak balita, kemungkinan karena

mempengaruhi

kali

penggunaan alat yang tidak tepat dan

pneumonia

kesalahan dalam mengukur ventilasi

dibandingkan dengan berat badan lahir

rumah, karena yang mengukur tidak



berpengalaman

mengukur

mempengaruhi

dilakukan

pneumonia

ventilasi
penelitian

kejadian pneumonia

dalam

rumah.
lebih

Perlu
lanjut

dengan

2

campak

kali

pada

anak
dengan

2
pada

anak

kejadian
balita
yang

kejadian
balita

2500 gram. Status gizi kurang
2
pada

kali
anak

kejadian
balita

dibandingkan dengan status gizi baik.

pelatihan dan kontrol yang ketat

Variabel

terhadap mengukuran ventilasi rumah.

sebab

Kepadatan Hunian

pneumonia pada anak balita adalah

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau

yang tidak berhubungan
akibat

dengan

kejadian

Page 86

Hubungan Faktor Lingkungan dan Individu Anak Balita dengan Kejadian Pneumonia
pada Anak Balita di Puskesmas Rumbai dan Puskesmas Rawat Inap (RI) Muara Fajar
Kota Pekanbaru tahun 2013

pencemaran

udara

dalam

rumah,

ventilasi rumah, kepadatan hunian,
vitamin A dan ASI ekslusif.
Tidak ditemukan variabel pengacau
(confounding) pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, A. (2003). Pengantar Ilmu
Penyakit Paru . Surabaya:
Airlangga University Press
Arikunto, S. (2006). Prosedur
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Bina Program Dinas Kesehatan
provinsi
Riau.(2013).
Profil
kesehatan Propinsi Riau 2012 .
Pekanbaru : Dinas Kesehatan
Kota Provinsi Riau
Buletin Jendela Epidemiologi.(2010)
Pneumonia
Balita.
Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
Caulfield,
L.,et
al
(
2004).
Undernutrition as an underlying
cause of child deaths associated
with
diarrhea,
pneumonia,
malaria and meales,
The
American journal of clinical
nutrition
Cecily L. B., Linda A.S. Buku Saku
Keperawatan
Pediatri.
Terjemahan oleh Eny Meiliya,
2009. Jakarta: EGC
Cesar, et al (2004). Risk Factor for
Pneomonia Among Children in
a
Brazilian
Metropolitan
Area,(online), Journal of the
American
Academy
of
Pediatrics

Chantry, C.,Howard, C.(2006). Full
breastfeeding
duration
and
associated decrease in respiratory
tract
infektion
in
US
children,(online),
Pediatrics
volume
117
number
2,
(www.pediatrics.org/cgi/doi/10.15
42/peds.2004-2283, diakses 21
Januari 2014
Dewi, F. (2010) Asuhan Neonatus
pada Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: Salemba Medika
Dinas
Kesehatan
Kota
Pekanbaru.(2013).
Profil
kesehatan kota Pekanbaru tahun
2012.
Pekanbaru
:
Dinas
Kesehatan Kota Pekanbaru
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak (2011).
Standar antropometri penilaian
status gizi anak.\, Jakarta :
Kemenkes
Fanada. M. ( 2012). Faktor - faktor
yang berhubungan
dengan
kejadian pneumonia pada balita
di wilayah kerja Puskesmas
Kenten Palembang, Badan diklat
Propinsi Sumatera Selatan
Graw, Mac .Harrison Prinsip Prinsip Ilmu Panyakit Dalam .
Volume 3. Terjemahan oleh
Ahmad H.Asdie. 2000. EGC

Hartati, S (2011). Analisis faktor
risiko yang berhubungan dengan
kejadian pneumonia pada anak
balita di RSUD Pasar Rebo
Jakarta. Tesis tidak diterbitkan.
Program
Magister
Ilmu
Keperawatan
Peminatan

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau

Page 87

Hamidah

Keperawatan Anak Universitas
Indonesia, Jakarta.
Hidayat,
A
(2010). Metode
Penelitian
Kebidanan
Dan
Tekhnik Analisis Data.
Jakarta
: Salemba Medika.
Hidayat, A. (2008a). Pengantar Ilmu
Keperawatan anak, buku 1.
Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, A. (2008b). Pengantar Ilmu
Keperawatan anak, buku 2
Jakarta: Salemba Medika
Hidayat , A. (2008c). Pengantar Ilmu
Kesehatan anak.
Jakarta:
Salemba Medika
Isgiyanto,
A.
(2009).
Teknik
Pengambilan
Sampel
pada
penelitian Non Eksperimental,
Yokyakarta:Mitra Medika
Katona, P.,Apte, J.(2008). The
interaction between nutrition and
infection,
(online),
(http://cid.oxfordjournals.org,
diakses 21 Januari 2014)
Lapau. B. (2012). Metode penelitian
Kesehatan. Jakarta: Pustaka Obor
Indonesia
Maryunani, A. (2010) Ilmu Kesehatan
Anak dalam Kebidanan. Jakarta:
Trans Info Media
Misnadiarly. (2008). Penyakit Infeksi
Saluran
Nafas
Pneumonia.
Jakarta: POP
Ngastiah. (2005) . Perawatan anak
Sakit. Jakarta:EGC

Notoatmodjo, S.( 2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Nursalam. (2009). Konsep Dan
Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Santa dan Suratun, et al, (2009).
Gangguan sistem Pernafasan
Akibat Infeksi . Jakarta: Trans Info
Media
Somantri,
I.
(2009)
Asuhan
Keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem pernafasan .
Jakarta: Salemba Medika
Staff pengajar ilmu kesehatan anak
pusat kedokteran Universitas
Indonesia. ,(2005). Buku Kuliah 3
Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:
Info Medika
Sudoyo, A. & Setiohadi, B
(Eds).(2010). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam . Jakarta: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Sulistyowati, R (2010). Hubungan
antara rumah tangga sehat
dengan Kejadian Pneumonia
pada balita di Kabupaten
Trenggalek. Tesis tidak di
terbitkan. Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret

WHO (2007). Pencegahan
dan
pengendalian Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) yang
cenderung menjadi Epidemi dan
Pandemi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan . Jakarta:Depkes RI

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau

Page 88

Hubungan Faktor Lingkungan dan Individu Anak Balita dengan Kejadian Pneumonia
pada Anak Balita di Puskesmas Rumbai dan Puskesmas Rawat Inap (RI) Muara Fajar
Kota Pekanbaru tahun 2013

Wonodi
,
C,Knoll,
M.(2012).Evaluation
of
risk
factor for severe pneumonia in
children,
(online),
(http://cid.oxfordjournals.org,
diakses 21 Januari 2014)
Yuwono, T (2008). Faktor - faktor
lingkungan fisik rumah yang
berhubungan dengan kejadian
pneumonia pada anak balita di
wilyah
kerja
Puskesmas
Kawungan Kabupaten Cilacap.
Tesis tidak diterbitkan. Program
Pasca
Sarjana
Universitas
Diponegoro, Semarang

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau

Page 89