YAKINKAH DENGAN ADANYA PERUBAHAN IKLIM (1)
YAKINKAH DENGAN ADANYA
PERUBAHAN IKLIM?
Handrix Chris Haryanto
handrix.haryanto@paramadina.ac.id
Program Studi Psikologi, Universitas Paramadina, Jakarta
Sowanya Ardi Prahara
sowanya.hara@yahoomail.com
Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana, Yogyakarta
Abstrak: Studi awal ini mengarahkan pada keyakinan individu terkait dengan permasalahan
perubahan iklim yang serta perilaku pro lingkungan sebagai bentuk respon terhadap keyakinan
tersebut. Responden dalam penelitian ini melibatkan para mahasiswa dengan total 292 responden.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif analisis isi dengan memberikan pertanyaan
terbuka terhadap para responden berkaitan dengan pertama “apakah meyakini bahwa perubahan
iklim sedang terjadi saat ini?; kedua “kondisi seperti apa yang anda rasakan atau lihat sebagai
indikator bahwa perubahan iklim sedang terjadi?; ketiga “seperti apa sajakah seharusnya bentuk
perilaku pro lingkungan itu?”; keempat “bentuk pro lingkungan seperti apa yang sudah anda lakukan
saat ini?”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 94% responden menyakini bahwa perubahan iklim
sedang terjadi dan 6% meyakini tidak ada namanya perubahan iklim. Keyakinan akan terjadinya
perubahan iklim didasarkan pada beberapa indikator yang dirasakan yaitu 44,18% responden
mengarahkan pada kondisi cuaca yang tidak menentu, 26,03% responden mengarahkan pada
suhu yang meningkat, 5,28% responden mengarahkan pada kualitas udara yang buruk, 4,45%
mengarahkan pada frekuensi hujan yang meningkat, 2,39% mengarahkan pada kondisi fisik
yang mudah sakit, 1,37% mengarahkan pada informasi mengenai mencairnya es di kutub, 1,37%
mengarahkan pada meningkatnya intensitas bencana saat ini. Berdasarkan pada keyakinan
tersebut, sebagai bentuk respon dalam bentuk pengetahuan dan perilaku pro lingkungan yang
menjadi fokus responden (mayoritas) masih berada dalam tahap perilaku keseharian individu
yang berpusat pada dirinya (membuang sampah pada tempatnya, pengelolaan sampah melalui
3R, hemat penggunaan air dan listrik, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor, konsumsi yang pro lingkungan) dibandingkan terlibat secara
aktif dalam gerakan atau komunitas maupun berperan lebih jauh secara kebijakan maupun politis.
Kata kunci: perubahan iklim, keyakinan terhadap perubahan iklim, perilaku pro lingkungan.
Abstract: The preliminary research investigated about the individual beliefs about climate changes’
problem and pro-environment behavior as the following response. The respondents of this research
are 292 college students. This research used content analysis of qualitative approach by giving open
questions to the respondents, such as: firstly, “is climate changes really happen right now?”; secondly,
“what are the indicators of today’s climate changes?”; thirdly, “how is the pro-environment behavior
exactly?”; and fourthly, “what kind of pro-environment behavior that you have done so far?”. The
result of this research showed that 94% of respondents believes that climate changes is really happen
right now, while the rest 6% of them believes the opposite. The beliefs of climate changes are based on
some indicators, such as: 44,18% of respondents concerned at unsure weathers condition, 26,03% of
respondents felt the increasing temperature, 5,28% of respondents felt the bad quality of air, 4,45%
concerned at increasing raining frequency, 2,39% concerned at less self-immune system, 1,37% leads
to information on melting ice at the poles, 1,37% felt the increasing disaster intensity today. The
respondents’ pro-environment behavior concerning the climate changes (majority) is still included
as daily routine level centered on individual (put the trash in place, 3R, less water and electricity
88
89 INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 8 No. 2 Desember 2017, hlm 88-99
usage, decrease the public transportation usage, decrease motor vehicle, and pro-environment
consumptions) than actively joining to movement or community or doing further role of certain policy.
Keywords: climate change, beliefs on climate change, pro environmental behavior.
PENDAHULUAN
rumah kaca lainnya akibat dari perilaku
adanya
manusia itu sendiri. Lebih lanjut, ancaman
merupakan
yang nyata terkait dengan perubahan
kondisi yang sudah menjadi
iklim ini secara langsung maupun tidak
bahasan publik baik yang bersifat
langsung khususnya akan lebih terasa
nasional maupun internasional. Ancaman
dampaknya pada keberadaan negara
mengenai keberadaan perubahan iklim
berkembang maupun negara kepulauan
telah dipaparkan melalui berbagai
(Ludwig, dkk., 2007).
P
ermasalahan
perubahan
akan
iklim
studi salah satunya oleh United Nation
Negara Indonesia merupakan
(2006, 2008) yang mengarahkan pada
salah satu negara yang masuk ke dalam
sebuah kerusakan maupun kerugian
kategori negara berkembang serta negara
yang mengancam pada lingkungan, sosial
kepulauan. Indonesia sebagai negara
ekonomi maupun sektor yang terkait
berkembang dapat dilihat dalam rilis
diantaranya sumber daya air, agrikultur
World Bank di tahun 2016 berdasarkan
serta pertanian, ekosistem di darat,
pada income masyarakat (Fantom &
keanekaragaman hayati dan zona pesisir
Serajuddin, 2016). Keberadaan Indonesia
akibat meningkatnya temperatur yang
sebagai negara kepulauan juga telah
ada di bumi. Dalam paparan lain yang
diakui oleh United Nation Convention
dimunculkan oleh The Royal Society dan
on The Law of The Sea (UNCLOS) pada
US National Academy of Science (Wolff,
tahun 1982 yang kemudian diratifikasi
dkk, 2014) permasalahan terkait dengan
dalam Undang-Undang no. 17 tahun
perubahan iklim pada dasarnya sudah
1985 (Lasabuda, 2013). Berdasarkan
terjadi sejak tahun 1900-an. Perubahan
pada UNCLOS 1982 tersebut, total luas
iklim
kondisi
wilayah laut Indonesia mencapai 5,9 juta
peningkatan temperature hingga 0,8⁰ C
km2 yang terdiri dari 3,2 juta km2 perairan
(1,4⁰ F) dengan disertai peningkatan suhu
teritoterritorial 2,7 juta km2 perairan
yang lebih hangat di lautan, pencairan
Zona Ekonomi Eksklusif dan wilayah
es di kutub dengan jumlah yang besar,
tersebut belum termasuk landas kontinen
munculnya cuaca yang ekstrim hingga
sehingga menjadikan Indonesia sebagai
efek-efek lainnya. Peningkatan suhu
negara kepulauan terbesar di dunia.
mengarahkan
pada
ini telah terjadi selama empat dekade
Lebih jauh mendasarkan pada
terakhir yang mana pemanasan suhu
sebuah studi yang digambarkan oleh
maupun temperature ini disebabkan oleh
Burck, Marten, Bals, Dertinger, dan
meningkatnya konsentrasi CO2 dan gas
Uhlich (2017) terkait dengan hasil dari
Haryanto, H.C, Prahara, S.A, Yakinkah Dengan Adanya Perubahan Iklim?
90
Climate Change Performance Index(CCPI)
kaitannya dengan ekonomi sebagai daya
pada 61 negara, posisi Indonesia berada
dorong dalam menghadapi perubahan
di urutan ke 22. Meskipun termasuk
iklim (Clayton, dkk, 2015). Keberadaan
dalam kategori rata-rata akan tetapi
perilaku individu pada dasarnya sangat
negara Indonesia mengalami penurunan
penting dalam kaitannya perubahan iklim
tiga tingkat dibandingkan pada tahun
(Dietz, dkk. dalam Clayton, dkk., 2015)
sebelumnya. CCPI merupakan salah satu
dan pada dasarnya akan mempengaruhi
instrument yang dibuat dengan tujuan
gerakan perubahan sosial dalam upaya
untuk memperkuat transparansi politik
menghadapi permasalahan perubahan
iklim yang berskala internasional serta
iklim
bagaimana
kebijakan-
mengadopsi teknologi yang berkembang
kebijakan yang dilakukan oleh suatu
serta mendukung kebijakan-kebijakan
negara
dengan
yang ada (Clayton, dkk., 2015). Dalam hal
untuk
ini memahami perilaku manusia sebagai
implementasi
khususnya
permasalahan
iklim.
terkait
Kriteria
penilaian CCPI ini didasarkan pada lima
penilaian level emisi CO 2 , peningkatan
khususnya
kesiapsediaan
bentuk respon terhadap permasalahan
perubahan iklim menjadi potensi di
emisi CO 2 yang terjadi, keberadaan
dalam melakukan sebuah aksi yang
energy yang terbarukan, efisiensi dalam
sesuai dengan kondisi individu maupun
penggunaan energi serta kebijakan yang
masyarakat tersebut.
mendukung dalam permasalahan iklim.
Konsep keyakinan (beliefs)
Meskipun masih tergolong dalam kategori
sendiri menurut Ajzen (2011);
rata-rata, Indonesia termasuk negara
Newhouse (Kollmuss & Agyeman, 2002)
yang dianggap mengalami penurunan
mengarahkan
nilai untuk empat kriteria selain kebijakan
kaitannya dengan persepsi maupun
yang mendukung permasalahan iklim.
informasi yang dimiliki dalam melihat
pada
kondisi
kognitif
Berkaitan dengan kondisi yang
suatu objek atau perilaku tertentu
ada tersebut, maka penelitian ini pada
sehingga akan mempengaruhi bagaimana
dasarnya ingin melakukan sebuah
respon individu terhadap satu objek
studi pendahuluan kaitannya dengan
atau perilaku tertentu. Dalam kaitannya
bagaimana keyakinan individu terhadap
dengan permasalahan perubahan iklim
permasalahan perubahan iklim tersebut.
ini,
Hal ini tidak terlepas dari studi yang
seringkali dimaknai dengan seberapa
seringkali dilakukan kaitannya dengan
jauh individu mempercayai bahwa saat ini
permasalahan perubahan iklim lebih
bumi sedang mengalami perubahan iklim
banyak fokus kepada aktor institusi
dengan mendasarkan pada indikator-
(contohnya pemerintah, industri), dan
indikator tertentu (Taylor, de Bruin,
pada teknologi, demografi maupun
Dessai, 2014; Milfont, Milojev, Greaves,
keberadaan
keyakinan
tersebut
91 INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 8 No. 2 Desember 2017, hlm 88-99
& Sibley, 2015) maupun penyebab dari
unik. Keunikan ini dijelaskan oleh Phillips,
perubahan iklim itu sendiri (Milfont, dkk.,
dkk., (2015) bahwasanya mahasiswa
2015).
lebih sering terpapar informasi yang erat
Melihat lebih jauh lagi kaitannya
dalam
menghadapi
kaitannya dengan permasalahan iklim
permasalahan
pada institusi pendidikannya, kelompok
perubahan iklim, pada dasarnya tidak
usia yang memiliki pengalaman baru
terlepas dari bagaimana respon dalam
kaitannya
bentuk gaya hidup dalam hal ini perilaku
bencana-bencana, mampu menggunakan
pro lingkungan. Dalam sebuah studi yang
media yang lebih bervariasi dibandingkan
dilakukan oleh Leiserowitz, dkk (Koger,
kelompok usia lainnya dan posisi ke depan
Leslie, & Hayes, 2011) memaparkan
nantinya akan menjadi seorang pemimpin
bahwa
(61%)
masa depan serta pembuat kebijakan
menganggap bahwa pendekatan teknologi
khususnya di dalam memberikan solusi
dirasa kurang tepat dibandingkan dengan
atas permasalahan iklim tersebut. Pada
melakukan perubahan perilaku melalui
kesimpulan yang lainnya, mahasiswa
sebuah gaya hidup. Pendekatan gaya
merupakan komunitas yang mempunyai
hidup ini dalam bentuk perilaku yang pro
potensi
menyuarakan
terhadap lingkungan menjadi salah satu
gerakan
perubahan
pendekatan yang harus dilakukan dalam
perbedaan
menghadapi permasalahan perubahan
permasalahan perubahan iklim (Johnsen,
iklim maupun lingkungan pada umumnya
2016).
mayoritas
individu
dengan
di
banyak
akan
serta
dalam
terpapar
adanya
membuat
menghadapi
(Koger, dkk, 2011).
Berdasarkan pada paparan
yang sudah ada, maka dalam penelitian
ini mengarahkan pada upaya untuk
mengetahui
bagaimana
METODE PENELITIAN
Subyek Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini
keyakinan
menggunakan unit analisis individu.
individu dengan fokus pada mahasiswa
Partisipan dalam penelitian ini adalah
terhadap
mahasiswa sebanyak 292 responden yang
perubahan
iklim
serta
kategori
perilaku
pro
berada di wilayah Jabodetabek sebanyak
lingkungan yang dipersepsikan serta
18 responden, Yogyakarta sebanyak
sudah
125 responden, Kalimantan sebanyak
bagaimana
dilakukan
kaitannya
dengan
iklim.
3 responden, Sumatera sebanyak 13
Pemilihan mahasiswa sebagai responden
responden, Jawa Barat sebanyak 13
dalam mengangkat tema permasalahan
responden, Jawa Tengah sebanyak 27
permasalahan
perubahan
perubahan iklim ini tidak terlepas dari
sebuah kajian yang menguatkan bahwa
mahasiswa merupakan populasi yang
responden, Jawa Timur sebanyak 90
responden, Bali sebanyak 2 responden
dan Sulawesi sebanyak 1 responden. Usia
Haryanto, H.C, Prahara, S.A, Yakinkah Dengan Adanya Perubahan Iklim?
92
partisipan dalam penelitian ini berkisar
Analisis Data
pada usia 18-22 tahun.
Proses koding dalam pendekatan
kualitatif isi induktif dalam penelitian
Instrumen Penelitian
ini mengacu dari Ello & Kyngäs
Dalam penelitian ini menggunakan
kuisioner terbuka sebagai alat pengumpul
data. Penggunaan kuisioner yang bersifat
terbuka ini pada dasarnya memiliki
kelebihan
untuk
jawaban
bisa
mendapatkan
responden
yang
terkait
pertanyaan
eksploratif
bersifat
yang
diberikan dan dapat dimaknai dengan
lebih luas (Gilham dalam Zohrabi, 2013).
Metode penelitian
(2008). Tahapan dalam pendekatan ini
mengarahkan pada proses open coding,
kategorisasi dan abstraksi. Tahap open
coding
mengarahkan
peneliti
untuk
memberikan catatan-catatan yang berupa
kata kunci tertentu terkait dengan jawaban
responden yang nantinya mengarahkan
pada proses kategorisasi. Dalam tahapan
kategorisasi,
melakukan
peneliti
nantinya
pengelompokan
akan
jawaban
sesuai dengan kategori-kategori awal
Dalam penelitian pendahuluan
yang muncul berdasar pada kata kunci
ini menggunakan pendekatan kualitatif
yang sudah di dapatkan pada proses open
analisis
coding. Pengelompokan kategori tersebut
isi
Pendekatan
yang
bersifat
kualitatif
induktif.
analisis
isi
nantinya
akan
membangun
sebuah
mengarahkan peneliti untuk dapat melihat
kesimpulan akhir berdasarkan pada
makna dari data yang didapatkan dalam
pertanyaan penelitian yang mana dalam
bentuk tekstual (salah satunya melalui
hal ini merupakan proses abstraksi.
kuisioner terbuka) secara subyektif
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang
melalui proses klasifikasi koding yang
baik dalam pendekatan kualitatif analisis
tersistematis (Hsieh & Shannon, 2005).
isi induktif dapat menggunakan standar
Pendekatan kualitatif analisis isi yang
yang ada dalam pendekatan kualitatif
bersifat induktif sendiri mengarahkan
pada umumnya (Cho & Lee, 2014). Dalam
pada peneliti untuk membuat kesimpulan
penelitian ini sendiri mengarahkan pada
berdasarkan
responden
proses intercoder agreement yang berupa
dibandingkan berdasar pada teori yang
proses pemeriksaan ulang dan silang
sudah ada dalam upaya pembuktian teori
antara peneliti untuk bisa memperoleh
(Ello & Kyngäs, 2008). Untuk pemilihan
kesepakatan pemaknaan terkait jawaban
sampel dalam penelitian ini menggunakan
pada responden dalam proses analisis
metode convenience sampling dengan
(Creswell, 2009).
karakteristik yaitu: 1. Mahasiswa dengan
jawaban
rentang usia 18-22 tahun; 2. Berada pada
wilayah kota besar di Indonesia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
93 INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 8 No. 2 Desember 2017, hlm 88-99
Hasil
penelitian
menunjukkan
kondisi cuaca yang tidak menentu
bahwa 94% responden (275 mahasiswa)
(44,18% responden), merasakan suhu
meyakini bahwa kondisi saat ini sudah
yang meningkat (26,03% responden),
memperlihatkan
adanya
merasakan kualitas udara yang buruk
perubahan iklim dan hanya 6%
(5,28% responden), merasakan frekuensi
responden (17 mahasiswa) yang tidak
hujan yang meningkat (4,45% responden),
meyakini atau perubahan iklim hanyalah
merasakan pada kondisi fisik yang mudah
sebuah persepsi yang dibuat-buat.
sakit (2,39% responden), mengarahkan
Untuk responden yang menyatakan
pada persepsi terkait informasi
bahwa saat ini memang sedang terjadi
mengenai mencairnya es di kutub (1,37%
perubahan iklim, menjelaskan beberapa
responden), mengarahkan pada persepsi
indikator yang sudah dirasakan maupun
terkait informasi meningkatnya intensitas
dipersepsikan sebagai dampak dari
bencana saat ini (1,37% responden).
efek
dari
perubahan iklim yaitu berupa merasakan
Tabel 1. indikator penilaian responden terkait efek dari perubahan iklim
Kategori
Total
Kondisi cuaca tidak menentu
Cuaca sekarang tidak menentu
Cuaca yang kadang tidak dapat diprediksi
Cuaca mudah sekali berubah
Perubahan cuaca dan musim yang tidak lagi teratur
Pergantian cuaca yang mendadak
Tiba-tiba hujan padahal sebelumnya cuaca terik
Suhu yang meningkat
Suhu semakin panas
Udara semakin panas
Semakin panas suhu di bumi
Semakin terasa panas
Panas dan gerah
Siang hari menjadi sangat panas
Kualitas udara yang buruk
Kualitas udara semakin buruk
Udara semakin berpolusi
Pencemaran udara semakin terasa
Udara sudah tidak segar lagi
Frekuensi hujan yang meningkat
Curah hujan yang meningkat
Hujan semakin sering
Hujan semakin deras
Kondisi fisik yang mudah sakit
Mudah mengalami sakit
Banyak penyakit menjadikan tubuh gampang sakit
1291 (44,18)2
63 (21,58)
21 (7,19)
19 (6,50)
12 (4,11)
7 (2,4)
7 (2,4)
76 (26,03)
30 (10,27)
18 (6,16)
12 (4,11)
8 (2,74)
5 (1,71)
3 (1,03)
17 (5,82)
9 (3,08)
4 (1,38)
2 (0,68)
2 (0,68)
13 (4,45)
7 (2,39)
3 (1,03)
3 (1,03)
7 (2,39)
4 (1,37)
2 (0,68)
Haryanto, H.C, Prahara, S.A, Yakinkah Dengan Adanya Perubahan Iklim?
Kategori
Total
Daya tahan menurun mudah sakit
Mencairnya es di kutub
Mencairnya es di kutub
Meningkatnya intensitas bencana
Semakin banyak bencana alam
Sering terjadi bencana
1 (0,34)
4 (1,37)
4 (1,37)
4 (1,37)
3 (1,03)
1 (0,34)
94
Keterangan: Frekuensi 1, Persentase 2
Sumber: Peneliti (2017)
Selain
hasil
tersebut,
dalam
membuang sampah pada tempatnya,
penelitian ini juga mengarahkan pada
pengelolaan sampah dengan 3R (Reduce,
pengetahuan/persepsi serta perilaku
reuse
yang sudah dilakukan terkait dengan
penggunaan listrik dan air, mengurangi
konsep perilaku yang pro terhadap
penggunaan
lingkungan (pro environmental behavior)
mengurangi
yang memiliki dampak dalam upayanya
bermotor, tidak merokok, menghindari
menjaga lingkungan serta dapat terkait
pembakaran
dengan permasalahan perubahan
penghijaun serta perilaku konsumsi yang
iklim. Berdasarkan pada pengetahuan
pro terhadap lingkungan. Perbandingan
responden serta bentuk perilaku yang
sudah dilakukan terkait dengan perilaku
yang bersifat pro terhadap lingkungan
dijelaskan
dalam
bentuk
dan
recycle),
hemat
kendaraan
penggunaan
sampah,
dalam
pribadi,
kendaraan
melakukan
mengenai pengetahuan dan perilaku yang
sudah dilakukan oleh para responden
terlihat dalam tabel 2.
perilaku
Tabel 2. bentuk pengetahuan dan perilaku yang sering dilakukan terkait perilaku pro
lingkungan
Pengetahuan
Persentase
Perilaku
Persentase
Membuang sampah pada
tempatnya
Melakukan penghijauan
Pengelolaan sampah dengan 3R
Mengurangi penggunaan
kendaraan pribadi
Hemat dalam penggunaan listrik
dan air
Mengurangi penggunaan
kendaraan bermotor
Perilaku konsumsi yang pro
terhadap lingkungan.
Tidak merokok
66,44%
Membuang sampah pada
tempatnya
Melakukan penghijauan
Pengelolaan sampah dengan
3R
Hemat dalam penggunaan
listrik dan air
Tidak merokok.
Mengurangi penggunaan
kendaraan pribadi
Menghindari pembakaran
sampah.
Mengurangi penggunaan
kendaraan bermotor
Perilaku konsumsi yang pro
terhadap lingkungan.
70,89%
14,38%
5,48%
2,05%
2,05%
1,71%
0,68%
0,34%
10,62%
5,14%
4,45%
1,03%
0,68%
0,68%
0,34%
0,34%
95 INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 8 No. 2 Desember 2017, hlm 88-99
Keyakinan
yang
akan
efek adanya perubahan iklim saat ini.
terjadinya sebuah perubahan iklim
Dalam studi yang dilakukan oleh United
pada responden yang mencapai 94%
Nation (2008) sendiri menjelaskan bahwa
pada dasarnya juga terjadi di berbagai
keberadaan perubahan iklim yang terjadi
belahan dunia. Seperti halnya penelitian-
saat ini mengarahkan pada beberapa
penelitian yang dilakukan oleh Koroglu
efek yang telah dirasakan. Permasalahan
dan Saribas (2017) dengan responden
peningkatan suhu akibat adanya efek kaca
mahasiswa di Turki dengan besaran
menjadikan temperatur di bumi menjadi
persentase meyakini adanya perubahan
meningkat. Dengan adanya peningkatan
iklim mencapai 80,5%. Survey lain yang
suhu tersebut pada dasarnya menjadikan
dilakukan oleh The Brown International
keberadaan es di kutub menjadi mencair
Advanced Research Institute (BIARI)
sehingga permukaan air laut menjadi
(2014) pada rentang 2012-2014 salah
naik. Peningkatan temperatur tersebut
satunya terkait kepercayaan terhadap
pada dasarnya juga mengarahkan pada
perubahan iklim di beberapa negara
terjadinya beberapa bencana yang telah
dengan
mahasiwa
terjadi saat ini. Permasalahan air laut
mendapatkan hasil bahwa di negara Brazil
yang meningkat mengarahkan pada
mencapai 94,6%, di negara Cina mencapai
mudahnya
91,7%, di negara Filipina mencapai 95%.
Peningkatan temperatur pada dasarnya
Hasil penelitian yang ada menunjukkan
juga menjadikan suhu menjadi terlalu
bahwa tingginya keyakinan yang tinggi
ekstrim sehingga dapat meningkatkan
terhadap permasalahan perubahan iklim
curah hujan yang tinggi maupun kemarau
juga terjadi di beberapa negara lain
yang berkepanjangan. Temperatur
khususnya pada negara-negara tropis.
yang meningkat juga mengubah pola
responden
tinggi
pada
muncul
bencana
banjir.
Keyakinan yang tinggi terhadap
iklim yang berbeda dari yang biasanya
adanya perubahan iklim saat ini
terjadi sehingga dapat dengan mudah
dilandasi oleh pengetahuan serta kondisi
memberikan efek buruk bagi kesehatan
yang dirasakan secara langsung oleh
khususnya peningkatan penyakit malaria
responden. Para responden menyatakan
maupun demam berdarah.
bahwa kondisi cuaca yang dianggap
Upaya untuk bisa mengurangi
tidak menentu, suhu menjadi lebih
permasalahan dari perubahan iklim ini
panas, kualitas udara menjadi lebih
salah satunya melalui perubahan gaya
buruk, frekuensi hujan yang meningkat,
hidup yang pro lingkungan (Koger, 2011).
kondisi yang mudah sakit, mencairnya
Keberadaan perilaku pro lingkungan
es di kutub, meningkatnya intensitas
menurut beberapa ahli yaitu Karp
bencana merupakan beberapa gejala yang
(1996) maupun Larson, dkk. (2015)
dirasakan dan dianggap sebagai bentuk
menekankan pada dimensi perilaku
Haryanto, H.C, Prahara, S.A, Yakinkah Dengan Adanya Perubahan Iklim?
96
dengan level yang berbeda. Berdasarkan
oleh Karp (1996) meskipun digambarkan
pada hasil penelitian, persepsi maupun
sebagai dimensi yang berbeda dengan
perilaku pro lingkungan yang dikemukan
perilaku sehari-hari, dalam konsep
oleh responden berupa bentuk perilaku
yang dikemukakan oleh Larson, dkk
membuang sampah pada tempatnya,
(2015)
pengelolaan sampah dengan 3R (Reduce,
conservation lifestyle. Konsep healthy
reuse
dalam
consumer yang dikemukakan oleh Karp
penggunaan listrik dan air, mengurangi
(1996) dianggap sebagai perilaku yang
penggunaan
pribadi,
memiliki frekuensi yang bersifat jarang
kendaraan
dibandingkan dengan perilaku yang
bermotor, tidak merokok, menghindari
ada dalam dimensi good citizen. Untuk
pembakaran sampah serta perilaku
perilaku penghijauan, dalam konsep
konsumsi yang pro terhadap lingkungan.
Karp (1996) dapat dimasukkan ke dalam
Mengacu pada dimensi perilaku yang
dimensi activist dengan menekankan
dikemukakan oleh Karp (1996) pada
pada perilaku yang bersifat jarang serta
dasarnya persepsi maupun perilaku
membutuhkan investasi yang besar untuk
yang
responden
melakukannya. Dalam konsep Larson,
mengarahkan pada dimensi good
dkk (2015) sendiri perilaku penghijauan
citizen (3R (Reduce, reuse dan recycle),
dapat dikelompokkan pada dimensi land
hemat dalam penggunaan listrik dan
stewardship yang menekankan pada
air, mengurangi penggunaan kendaraan
perilaku yang mencoba meningkatkan
pribadi,
penggunaan
fungsi lahan baik bersifat pribadi
kendaraan bermotor, tidak merokok,
maupun publik serta menjaga habitat
menghindari
sampah),
liar yang seharusnya sehingga terbentuk
healthy consumer (perilaku konsumsi yang
ekosistem yang baik. Meskipun adanya
pro terhadap lingkungan) serta activist
perbedaan konsep oleh para ahli dalam
(melakukan penghijaun). Dimensi good
penempatan perilaku pro lingkungan dari
citizen menekankan pada perilaku yang
hasil yang dikemukakan oleh responden,
sifatnya pada kebiasaan yang dilakukan
pada dasarnya dapat disimpulkan
sehari-hari yang mana konsep ini sejalan
bahwa perilaku pro lingkungan yang
dengan yang dikemukakan oleh Larson,
dikemukakan oleh responden mayoritas
dkk (2015), berupa conservation lifestyle
masih berbasis pada kebutuhan maupun
yang juga menekankan pada perilaku
berpusat pada dirinya sendiri. Dalam
yang berbasis pada kehidupan sehari-hari
kajian perilaku pro lingkungan yang
dan frekuensi melakukannya termasuk
lebih jauh, pada dasarnya tidak hanya
dalam kategori selalu. Untuk konsep
berpusat pada dirinya sendiri namun juga
healthy consumer yang dikemukakan
melibatkan lingkup sosial di sekitarnya.
dan
recycle),
hemat
kendaraan
mengurangi
penggunaan
ditunjukkan
oleh
mengurangi
pembakaran
termasuk
dalam
dimensi
97 INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 8 No. 2 Desember 2017, hlm 88-99
Hal ini dapat kita lihat dari konsep utuh
politis baik berupa memberikan suara
yang dikemukakan oleh Karp (1996) yaitu
maupun terlibat dalam upaya pembuatan
tidak hanya conservation lifestyle maupun
kebijakan tertentu yang pro terhadap
healthy consumer akan tetapi juga pada
lingkungan.
dimensi activist yang menekankan pada
sebuah kontribusi individu pada sebuah
PENUTUP
gerakan sosial maupun politis. Tidak
Kesimpulan dan saran
jauh berbeda seperti halnya konsep yang
Mendasarkan
pada
hasil
digambarkan oleh Larson, dkk. (2015)
penelitian, dapat disimpulkan bahwa
bahwa selain conservation lifestyle dan
para responden pada dasarnya masih
land stewardship, dimensi perilaku
memiliki persepsi maupun perilaku
pro lingkungan juga mengarahkan
pro lingkungan yang parsial dan lebih
environmentalism
serta
berpusat pada perilaku diri sendiri.
citizenship.
Social
Dalam konteks perilaku pro lingkungan
environmentalism menekankan adanya
pada dasarnya diperlukan tidak hanya
sebuah interaksi maupun komunikasi
perilaku yang berpusat pada diri individu
individu terhadap individu lain dalam
akan tetapi juga melibatkan konteks
upayanya untuk mengajak individu lain
sosialnya. Hasil studi pendahuluan ini
tersebut berperilaku pro lingkungan.
memberikan pemahaman bahwa perlu
Environmental citizenship mengarahkan
adanya peningkatan kesadaran bagi para
pada perilaku yang mendasarkan pada
responden untuk bisa meningkatkan
kontribusi individu dalam area yang
persepsi yang dimiliki maupun perilaku
lebih luas yaitu donasi maupun ikut
pro lingkungan yang sudah dilakukan
langsung dalam sebuah gerakan maupun
saat ini masih diperlukan keterlibatannya
berkontribusi secara nyata secara
dalam konteks sosial.
pada
social
environmental
DAFTAR PUSTAKA
confusion about grounded theory
Ajzen, I. (2011). The theory of planned
and qualitative content analysis:
behaviour: Reaction and reflection.
Similarities and differences.
Psychology and Health, 26 (9),
Diakses dari http://www.nova.
1113-1127.
edu/ ssss/Q R/ Q R19/cho64.pdf
Burck, J., Marten, F., & Bals, C., Dertinger,
pada 15 April 2015.
A., & Uhlich, T. (2017). Climate
Clayton, S., Devine-Wright, P., Stern, P., S.,
change performance index. Diakses
Whitmarsh, P., Carrico, A., Steg,
dari
https://germanwatch.org/
L., Swim, J., & Bonnes, M. (2015).
en/download/16484.pdf pada 11
Psychological research and global
Oktober 2017.
climate change. Nature Climate
Cho, J. Y., & Lee, E-H. (2014). Reducing
Change, 5, 640-646.
Haryanto, H.C, Prahara, S.A, Yakinkah Dengan Adanya Perubahan Iklim?
98
Creswell, J. W. (2009). Research design:
Qualitative, quantitative, and
mixed methods approaches 3rd ed.
Education Research, 8 (3), 239-
260.
Koroglu, M., & Saribas, D. (2017).
California: Sage Publications.
Undergraduate students in Turkey
Elo, S. & Kyngäs, H. (2008). The qualitative
beliefs and worries about global
content analysis process. Journal
warming.
of Advanced Nursing, 62 (1), 107-
Education Research Association
115.
Conference, Dublin City, Ireland,
Fantom, N., & Serajudin, U. (2016). The
European
Science
21-25 Agustus 2017.
world’s bank’s classification of
Larson, L., R., Stedman, R., C., Cooper,
countries by income. Diakses
C., B., & Decker, D., J. (2015).
dari
Understanding
http://documents.
the multi-
w o r l d b a n k . o r g / c u r a t e d /
dimensional structure of pro-
en/408581467988942234/pdf/
environmental behavior. Journal
WPS7528.pdf pada 20 Oktober
of Environmental Psychology, 43,
2017.
112-124.
Hsieh, H-F., & Shannon, S. E. (2005). Three
Lasabuda, R. (2013). Pembangunan
approaches to qualitative content
wilayah pesisir dan lautan dalam
analysis.
Qualitative
Health
Research, 15(9), 1277-1288.
Koger, S., M., Leslie, K., E., & Hayes,
perspektif
negara kepulauan
Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah
Platax, 1 (2), 92-101.
E., D. (2011). Climate change:
Ludwig, F., van Scheltinga, T., C., Verhagen,
Psychological solutions
J., Kruijt, B., van Ierland, E., Dellink,
and
R., de Bruin, K., de Bruin, K., &
strategies for change.
Ecopsychology, 3 (4), 227-235.
Johnsen, S. (2016). Does climate change
Kabat, P. (2007). Climate change
impacts on developing countries
matter to college students. Diakses
– EU accountability. Diakses dari
dari
ht t p:/ / w w w.eu r o pa r l .eu r o pa .
http://www.theloquitur.
c o m / d o e s - c l i m a t e - c h a n g e -
e u / R e g D a t a / e t u d e s / e t u d e s /
matter-to-college-students/ pada
join/2007/393511/IPOL-ENVI_
11 Oktober 2017.
ET(2007)393511_EN.pdf pada 11
Karp, D., G. (1996). Values and their effect
Oktober 2017.
on pro environmental behavior.
Milfont, T., L., Milojev, P., Greaves, L., M.,
Environment And Behavior, 28 (1),
Sibley, C., G. (2015). Socio-cultural
111-133.
and psychological foundations
Kollmuss, A., & Agyeman, J. (2002).
of climate change beliefs. New
Mind the gap: Why do people act
Zealand Journal of Psychology, 44
environmentally and what are
(1), 17-30.
the barriers to pro environmental
behavior?. Environmental
Philips, M., C., K., Cinderich, A., B., Burrell,
J., L., Ruper, J., L., Will, R., G., &
99 INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 8 No. 2 Desember 2017, hlm 88-99
Sheridan, S., C. (2015). The effect
r e sour c e/docs/pub l i cat i ons/
of climate change on natural
impacts.pdf pada 11 Oktober
disasters:
2017.
A
college
student
perspective. Weather, Climate And
Society, 7, 60-68.
. (2008). Climate change
and the most vulnerable countries:
Taylor, A., de Bruin, W., B., & Dessai, S.
the imperative to act. Diakses
(2014). Climate change beliefs and
dari
http://www.un.org/ga/
perceptions of weather-related
president/62/ThematicDebates/
changes in the United Kingdom.
ccact/vulnbackgrounder1July.pdf
Risk Analysis, 34 (11), 1995-2004.
pada 11 Oktober 2017.
The Brown International Advanced
Wolff, E., Fung, I., Hoskins, B., Mitchell, J.,
Research Institute. (2014). An
Palmer, T., Santer, B., Shepherd, J.,
international survey initiative
Shine, K., Solomon, S., Trenberth,
on “students, consumption, and
K., Walsh, J., & Wuebbles, D. (2014).
environment”. Diakses dari http://
Climate change: Evidence and
watson.brown.edu/biari/files/
Causes. Diakses dari http://dels.
biari/imce/BIARI%20Survey%20
nas.edu/resources/static-assets/
Project%20Narrative%20Report-
exec-office-other/climate-change-
Final-06172014.pdf pada 20
full.pdf pada 11 Oktober 2017.
Oktober 2017.
Zohrabi, M. (2013). Mixed method
United Nation. (2006). Climate change:
research:
Instrument,
validity,
and
reliability and reporting findings.
adaption in developing countries.
Theory and Practice in Language
Diakses dari https://unfccc.int/
Studies, 3 (2), 254-262.
Impact,
vulnerabilities,
PERUBAHAN IKLIM?
Handrix Chris Haryanto
handrix.haryanto@paramadina.ac.id
Program Studi Psikologi, Universitas Paramadina, Jakarta
Sowanya Ardi Prahara
sowanya.hara@yahoomail.com
Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana, Yogyakarta
Abstrak: Studi awal ini mengarahkan pada keyakinan individu terkait dengan permasalahan
perubahan iklim yang serta perilaku pro lingkungan sebagai bentuk respon terhadap keyakinan
tersebut. Responden dalam penelitian ini melibatkan para mahasiswa dengan total 292 responden.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif analisis isi dengan memberikan pertanyaan
terbuka terhadap para responden berkaitan dengan pertama “apakah meyakini bahwa perubahan
iklim sedang terjadi saat ini?; kedua “kondisi seperti apa yang anda rasakan atau lihat sebagai
indikator bahwa perubahan iklim sedang terjadi?; ketiga “seperti apa sajakah seharusnya bentuk
perilaku pro lingkungan itu?”; keempat “bentuk pro lingkungan seperti apa yang sudah anda lakukan
saat ini?”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 94% responden menyakini bahwa perubahan iklim
sedang terjadi dan 6% meyakini tidak ada namanya perubahan iklim. Keyakinan akan terjadinya
perubahan iklim didasarkan pada beberapa indikator yang dirasakan yaitu 44,18% responden
mengarahkan pada kondisi cuaca yang tidak menentu, 26,03% responden mengarahkan pada
suhu yang meningkat, 5,28% responden mengarahkan pada kualitas udara yang buruk, 4,45%
mengarahkan pada frekuensi hujan yang meningkat, 2,39% mengarahkan pada kondisi fisik
yang mudah sakit, 1,37% mengarahkan pada informasi mengenai mencairnya es di kutub, 1,37%
mengarahkan pada meningkatnya intensitas bencana saat ini. Berdasarkan pada keyakinan
tersebut, sebagai bentuk respon dalam bentuk pengetahuan dan perilaku pro lingkungan yang
menjadi fokus responden (mayoritas) masih berada dalam tahap perilaku keseharian individu
yang berpusat pada dirinya (membuang sampah pada tempatnya, pengelolaan sampah melalui
3R, hemat penggunaan air dan listrik, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor, konsumsi yang pro lingkungan) dibandingkan terlibat secara
aktif dalam gerakan atau komunitas maupun berperan lebih jauh secara kebijakan maupun politis.
Kata kunci: perubahan iklim, keyakinan terhadap perubahan iklim, perilaku pro lingkungan.
Abstract: The preliminary research investigated about the individual beliefs about climate changes’
problem and pro-environment behavior as the following response. The respondents of this research
are 292 college students. This research used content analysis of qualitative approach by giving open
questions to the respondents, such as: firstly, “is climate changes really happen right now?”; secondly,
“what are the indicators of today’s climate changes?”; thirdly, “how is the pro-environment behavior
exactly?”; and fourthly, “what kind of pro-environment behavior that you have done so far?”. The
result of this research showed that 94% of respondents believes that climate changes is really happen
right now, while the rest 6% of them believes the opposite. The beliefs of climate changes are based on
some indicators, such as: 44,18% of respondents concerned at unsure weathers condition, 26,03% of
respondents felt the increasing temperature, 5,28% of respondents felt the bad quality of air, 4,45%
concerned at increasing raining frequency, 2,39% concerned at less self-immune system, 1,37% leads
to information on melting ice at the poles, 1,37% felt the increasing disaster intensity today. The
respondents’ pro-environment behavior concerning the climate changes (majority) is still included
as daily routine level centered on individual (put the trash in place, 3R, less water and electricity
88
89 INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 8 No. 2 Desember 2017, hlm 88-99
usage, decrease the public transportation usage, decrease motor vehicle, and pro-environment
consumptions) than actively joining to movement or community or doing further role of certain policy.
Keywords: climate change, beliefs on climate change, pro environmental behavior.
PENDAHULUAN
rumah kaca lainnya akibat dari perilaku
adanya
manusia itu sendiri. Lebih lanjut, ancaman
merupakan
yang nyata terkait dengan perubahan
kondisi yang sudah menjadi
iklim ini secara langsung maupun tidak
bahasan publik baik yang bersifat
langsung khususnya akan lebih terasa
nasional maupun internasional. Ancaman
dampaknya pada keberadaan negara
mengenai keberadaan perubahan iklim
berkembang maupun negara kepulauan
telah dipaparkan melalui berbagai
(Ludwig, dkk., 2007).
P
ermasalahan
perubahan
akan
iklim
studi salah satunya oleh United Nation
Negara Indonesia merupakan
(2006, 2008) yang mengarahkan pada
salah satu negara yang masuk ke dalam
sebuah kerusakan maupun kerugian
kategori negara berkembang serta negara
yang mengancam pada lingkungan, sosial
kepulauan. Indonesia sebagai negara
ekonomi maupun sektor yang terkait
berkembang dapat dilihat dalam rilis
diantaranya sumber daya air, agrikultur
World Bank di tahun 2016 berdasarkan
serta pertanian, ekosistem di darat,
pada income masyarakat (Fantom &
keanekaragaman hayati dan zona pesisir
Serajuddin, 2016). Keberadaan Indonesia
akibat meningkatnya temperatur yang
sebagai negara kepulauan juga telah
ada di bumi. Dalam paparan lain yang
diakui oleh United Nation Convention
dimunculkan oleh The Royal Society dan
on The Law of The Sea (UNCLOS) pada
US National Academy of Science (Wolff,
tahun 1982 yang kemudian diratifikasi
dkk, 2014) permasalahan terkait dengan
dalam Undang-Undang no. 17 tahun
perubahan iklim pada dasarnya sudah
1985 (Lasabuda, 2013). Berdasarkan
terjadi sejak tahun 1900-an. Perubahan
pada UNCLOS 1982 tersebut, total luas
iklim
kondisi
wilayah laut Indonesia mencapai 5,9 juta
peningkatan temperature hingga 0,8⁰ C
km2 yang terdiri dari 3,2 juta km2 perairan
(1,4⁰ F) dengan disertai peningkatan suhu
teritoterritorial 2,7 juta km2 perairan
yang lebih hangat di lautan, pencairan
Zona Ekonomi Eksklusif dan wilayah
es di kutub dengan jumlah yang besar,
tersebut belum termasuk landas kontinen
munculnya cuaca yang ekstrim hingga
sehingga menjadikan Indonesia sebagai
efek-efek lainnya. Peningkatan suhu
negara kepulauan terbesar di dunia.
mengarahkan
pada
ini telah terjadi selama empat dekade
Lebih jauh mendasarkan pada
terakhir yang mana pemanasan suhu
sebuah studi yang digambarkan oleh
maupun temperature ini disebabkan oleh
Burck, Marten, Bals, Dertinger, dan
meningkatnya konsentrasi CO2 dan gas
Uhlich (2017) terkait dengan hasil dari
Haryanto, H.C, Prahara, S.A, Yakinkah Dengan Adanya Perubahan Iklim?
90
Climate Change Performance Index(CCPI)
kaitannya dengan ekonomi sebagai daya
pada 61 negara, posisi Indonesia berada
dorong dalam menghadapi perubahan
di urutan ke 22. Meskipun termasuk
iklim (Clayton, dkk, 2015). Keberadaan
dalam kategori rata-rata akan tetapi
perilaku individu pada dasarnya sangat
negara Indonesia mengalami penurunan
penting dalam kaitannya perubahan iklim
tiga tingkat dibandingkan pada tahun
(Dietz, dkk. dalam Clayton, dkk., 2015)
sebelumnya. CCPI merupakan salah satu
dan pada dasarnya akan mempengaruhi
instrument yang dibuat dengan tujuan
gerakan perubahan sosial dalam upaya
untuk memperkuat transparansi politik
menghadapi permasalahan perubahan
iklim yang berskala internasional serta
iklim
bagaimana
kebijakan-
mengadopsi teknologi yang berkembang
kebijakan yang dilakukan oleh suatu
serta mendukung kebijakan-kebijakan
negara
dengan
yang ada (Clayton, dkk., 2015). Dalam hal
untuk
ini memahami perilaku manusia sebagai
implementasi
khususnya
permasalahan
iklim.
terkait
Kriteria
penilaian CCPI ini didasarkan pada lima
penilaian level emisi CO 2 , peningkatan
khususnya
kesiapsediaan
bentuk respon terhadap permasalahan
perubahan iklim menjadi potensi di
emisi CO 2 yang terjadi, keberadaan
dalam melakukan sebuah aksi yang
energy yang terbarukan, efisiensi dalam
sesuai dengan kondisi individu maupun
penggunaan energi serta kebijakan yang
masyarakat tersebut.
mendukung dalam permasalahan iklim.
Konsep keyakinan (beliefs)
Meskipun masih tergolong dalam kategori
sendiri menurut Ajzen (2011);
rata-rata, Indonesia termasuk negara
Newhouse (Kollmuss & Agyeman, 2002)
yang dianggap mengalami penurunan
mengarahkan
nilai untuk empat kriteria selain kebijakan
kaitannya dengan persepsi maupun
yang mendukung permasalahan iklim.
informasi yang dimiliki dalam melihat
pada
kondisi
kognitif
Berkaitan dengan kondisi yang
suatu objek atau perilaku tertentu
ada tersebut, maka penelitian ini pada
sehingga akan mempengaruhi bagaimana
dasarnya ingin melakukan sebuah
respon individu terhadap satu objek
studi pendahuluan kaitannya dengan
atau perilaku tertentu. Dalam kaitannya
bagaimana keyakinan individu terhadap
dengan permasalahan perubahan iklim
permasalahan perubahan iklim tersebut.
ini,
Hal ini tidak terlepas dari studi yang
seringkali dimaknai dengan seberapa
seringkali dilakukan kaitannya dengan
jauh individu mempercayai bahwa saat ini
permasalahan perubahan iklim lebih
bumi sedang mengalami perubahan iklim
banyak fokus kepada aktor institusi
dengan mendasarkan pada indikator-
(contohnya pemerintah, industri), dan
indikator tertentu (Taylor, de Bruin,
pada teknologi, demografi maupun
Dessai, 2014; Milfont, Milojev, Greaves,
keberadaan
keyakinan
tersebut
91 INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 8 No. 2 Desember 2017, hlm 88-99
& Sibley, 2015) maupun penyebab dari
unik. Keunikan ini dijelaskan oleh Phillips,
perubahan iklim itu sendiri (Milfont, dkk.,
dkk., (2015) bahwasanya mahasiswa
2015).
lebih sering terpapar informasi yang erat
Melihat lebih jauh lagi kaitannya
dalam
menghadapi
kaitannya dengan permasalahan iklim
permasalahan
pada institusi pendidikannya, kelompok
perubahan iklim, pada dasarnya tidak
usia yang memiliki pengalaman baru
terlepas dari bagaimana respon dalam
kaitannya
bentuk gaya hidup dalam hal ini perilaku
bencana-bencana, mampu menggunakan
pro lingkungan. Dalam sebuah studi yang
media yang lebih bervariasi dibandingkan
dilakukan oleh Leiserowitz, dkk (Koger,
kelompok usia lainnya dan posisi ke depan
Leslie, & Hayes, 2011) memaparkan
nantinya akan menjadi seorang pemimpin
bahwa
(61%)
masa depan serta pembuat kebijakan
menganggap bahwa pendekatan teknologi
khususnya di dalam memberikan solusi
dirasa kurang tepat dibandingkan dengan
atas permasalahan iklim tersebut. Pada
melakukan perubahan perilaku melalui
kesimpulan yang lainnya, mahasiswa
sebuah gaya hidup. Pendekatan gaya
merupakan komunitas yang mempunyai
hidup ini dalam bentuk perilaku yang pro
potensi
menyuarakan
terhadap lingkungan menjadi salah satu
gerakan
perubahan
pendekatan yang harus dilakukan dalam
perbedaan
menghadapi permasalahan perubahan
permasalahan perubahan iklim (Johnsen,
iklim maupun lingkungan pada umumnya
2016).
mayoritas
individu
dengan
di
banyak
akan
serta
dalam
terpapar
adanya
membuat
menghadapi
(Koger, dkk, 2011).
Berdasarkan pada paparan
yang sudah ada, maka dalam penelitian
ini mengarahkan pada upaya untuk
mengetahui
bagaimana
METODE PENELITIAN
Subyek Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini
keyakinan
menggunakan unit analisis individu.
individu dengan fokus pada mahasiswa
Partisipan dalam penelitian ini adalah
terhadap
mahasiswa sebanyak 292 responden yang
perubahan
iklim
serta
kategori
perilaku
pro
berada di wilayah Jabodetabek sebanyak
lingkungan yang dipersepsikan serta
18 responden, Yogyakarta sebanyak
sudah
125 responden, Kalimantan sebanyak
bagaimana
dilakukan
kaitannya
dengan
iklim.
3 responden, Sumatera sebanyak 13
Pemilihan mahasiswa sebagai responden
responden, Jawa Barat sebanyak 13
dalam mengangkat tema permasalahan
responden, Jawa Tengah sebanyak 27
permasalahan
perubahan
perubahan iklim ini tidak terlepas dari
sebuah kajian yang menguatkan bahwa
mahasiswa merupakan populasi yang
responden, Jawa Timur sebanyak 90
responden, Bali sebanyak 2 responden
dan Sulawesi sebanyak 1 responden. Usia
Haryanto, H.C, Prahara, S.A, Yakinkah Dengan Adanya Perubahan Iklim?
92
partisipan dalam penelitian ini berkisar
Analisis Data
pada usia 18-22 tahun.
Proses koding dalam pendekatan
kualitatif isi induktif dalam penelitian
Instrumen Penelitian
ini mengacu dari Ello & Kyngäs
Dalam penelitian ini menggunakan
kuisioner terbuka sebagai alat pengumpul
data. Penggunaan kuisioner yang bersifat
terbuka ini pada dasarnya memiliki
kelebihan
untuk
jawaban
bisa
mendapatkan
responden
yang
terkait
pertanyaan
eksploratif
bersifat
yang
diberikan dan dapat dimaknai dengan
lebih luas (Gilham dalam Zohrabi, 2013).
Metode penelitian
(2008). Tahapan dalam pendekatan ini
mengarahkan pada proses open coding,
kategorisasi dan abstraksi. Tahap open
coding
mengarahkan
peneliti
untuk
memberikan catatan-catatan yang berupa
kata kunci tertentu terkait dengan jawaban
responden yang nantinya mengarahkan
pada proses kategorisasi. Dalam tahapan
kategorisasi,
melakukan
peneliti
nantinya
pengelompokan
akan
jawaban
sesuai dengan kategori-kategori awal
Dalam penelitian pendahuluan
yang muncul berdasar pada kata kunci
ini menggunakan pendekatan kualitatif
yang sudah di dapatkan pada proses open
analisis
coding. Pengelompokan kategori tersebut
isi
Pendekatan
yang
bersifat
kualitatif
induktif.
analisis
isi
nantinya
akan
membangun
sebuah
mengarahkan peneliti untuk dapat melihat
kesimpulan akhir berdasarkan pada
makna dari data yang didapatkan dalam
pertanyaan penelitian yang mana dalam
bentuk tekstual (salah satunya melalui
hal ini merupakan proses abstraksi.
kuisioner terbuka) secara subyektif
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang
melalui proses klasifikasi koding yang
baik dalam pendekatan kualitatif analisis
tersistematis (Hsieh & Shannon, 2005).
isi induktif dapat menggunakan standar
Pendekatan kualitatif analisis isi yang
yang ada dalam pendekatan kualitatif
bersifat induktif sendiri mengarahkan
pada umumnya (Cho & Lee, 2014). Dalam
pada peneliti untuk membuat kesimpulan
penelitian ini sendiri mengarahkan pada
berdasarkan
responden
proses intercoder agreement yang berupa
dibandingkan berdasar pada teori yang
proses pemeriksaan ulang dan silang
sudah ada dalam upaya pembuktian teori
antara peneliti untuk bisa memperoleh
(Ello & Kyngäs, 2008). Untuk pemilihan
kesepakatan pemaknaan terkait jawaban
sampel dalam penelitian ini menggunakan
pada responden dalam proses analisis
metode convenience sampling dengan
(Creswell, 2009).
karakteristik yaitu: 1. Mahasiswa dengan
jawaban
rentang usia 18-22 tahun; 2. Berada pada
wilayah kota besar di Indonesia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
93 INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 8 No. 2 Desember 2017, hlm 88-99
Hasil
penelitian
menunjukkan
kondisi cuaca yang tidak menentu
bahwa 94% responden (275 mahasiswa)
(44,18% responden), merasakan suhu
meyakini bahwa kondisi saat ini sudah
yang meningkat (26,03% responden),
memperlihatkan
adanya
merasakan kualitas udara yang buruk
perubahan iklim dan hanya 6%
(5,28% responden), merasakan frekuensi
responden (17 mahasiswa) yang tidak
hujan yang meningkat (4,45% responden),
meyakini atau perubahan iklim hanyalah
merasakan pada kondisi fisik yang mudah
sebuah persepsi yang dibuat-buat.
sakit (2,39% responden), mengarahkan
Untuk responden yang menyatakan
pada persepsi terkait informasi
bahwa saat ini memang sedang terjadi
mengenai mencairnya es di kutub (1,37%
perubahan iklim, menjelaskan beberapa
responden), mengarahkan pada persepsi
indikator yang sudah dirasakan maupun
terkait informasi meningkatnya intensitas
dipersepsikan sebagai dampak dari
bencana saat ini (1,37% responden).
efek
dari
perubahan iklim yaitu berupa merasakan
Tabel 1. indikator penilaian responden terkait efek dari perubahan iklim
Kategori
Total
Kondisi cuaca tidak menentu
Cuaca sekarang tidak menentu
Cuaca yang kadang tidak dapat diprediksi
Cuaca mudah sekali berubah
Perubahan cuaca dan musim yang tidak lagi teratur
Pergantian cuaca yang mendadak
Tiba-tiba hujan padahal sebelumnya cuaca terik
Suhu yang meningkat
Suhu semakin panas
Udara semakin panas
Semakin panas suhu di bumi
Semakin terasa panas
Panas dan gerah
Siang hari menjadi sangat panas
Kualitas udara yang buruk
Kualitas udara semakin buruk
Udara semakin berpolusi
Pencemaran udara semakin terasa
Udara sudah tidak segar lagi
Frekuensi hujan yang meningkat
Curah hujan yang meningkat
Hujan semakin sering
Hujan semakin deras
Kondisi fisik yang mudah sakit
Mudah mengalami sakit
Banyak penyakit menjadikan tubuh gampang sakit
1291 (44,18)2
63 (21,58)
21 (7,19)
19 (6,50)
12 (4,11)
7 (2,4)
7 (2,4)
76 (26,03)
30 (10,27)
18 (6,16)
12 (4,11)
8 (2,74)
5 (1,71)
3 (1,03)
17 (5,82)
9 (3,08)
4 (1,38)
2 (0,68)
2 (0,68)
13 (4,45)
7 (2,39)
3 (1,03)
3 (1,03)
7 (2,39)
4 (1,37)
2 (0,68)
Haryanto, H.C, Prahara, S.A, Yakinkah Dengan Adanya Perubahan Iklim?
Kategori
Total
Daya tahan menurun mudah sakit
Mencairnya es di kutub
Mencairnya es di kutub
Meningkatnya intensitas bencana
Semakin banyak bencana alam
Sering terjadi bencana
1 (0,34)
4 (1,37)
4 (1,37)
4 (1,37)
3 (1,03)
1 (0,34)
94
Keterangan: Frekuensi 1, Persentase 2
Sumber: Peneliti (2017)
Selain
hasil
tersebut,
dalam
membuang sampah pada tempatnya,
penelitian ini juga mengarahkan pada
pengelolaan sampah dengan 3R (Reduce,
pengetahuan/persepsi serta perilaku
reuse
yang sudah dilakukan terkait dengan
penggunaan listrik dan air, mengurangi
konsep perilaku yang pro terhadap
penggunaan
lingkungan (pro environmental behavior)
mengurangi
yang memiliki dampak dalam upayanya
bermotor, tidak merokok, menghindari
menjaga lingkungan serta dapat terkait
pembakaran
dengan permasalahan perubahan
penghijaun serta perilaku konsumsi yang
iklim. Berdasarkan pada pengetahuan
pro terhadap lingkungan. Perbandingan
responden serta bentuk perilaku yang
sudah dilakukan terkait dengan perilaku
yang bersifat pro terhadap lingkungan
dijelaskan
dalam
bentuk
dan
recycle),
hemat
kendaraan
penggunaan
sampah,
dalam
pribadi,
kendaraan
melakukan
mengenai pengetahuan dan perilaku yang
sudah dilakukan oleh para responden
terlihat dalam tabel 2.
perilaku
Tabel 2. bentuk pengetahuan dan perilaku yang sering dilakukan terkait perilaku pro
lingkungan
Pengetahuan
Persentase
Perilaku
Persentase
Membuang sampah pada
tempatnya
Melakukan penghijauan
Pengelolaan sampah dengan 3R
Mengurangi penggunaan
kendaraan pribadi
Hemat dalam penggunaan listrik
dan air
Mengurangi penggunaan
kendaraan bermotor
Perilaku konsumsi yang pro
terhadap lingkungan.
Tidak merokok
66,44%
Membuang sampah pada
tempatnya
Melakukan penghijauan
Pengelolaan sampah dengan
3R
Hemat dalam penggunaan
listrik dan air
Tidak merokok.
Mengurangi penggunaan
kendaraan pribadi
Menghindari pembakaran
sampah.
Mengurangi penggunaan
kendaraan bermotor
Perilaku konsumsi yang pro
terhadap lingkungan.
70,89%
14,38%
5,48%
2,05%
2,05%
1,71%
0,68%
0,34%
10,62%
5,14%
4,45%
1,03%
0,68%
0,68%
0,34%
0,34%
95 INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 8 No. 2 Desember 2017, hlm 88-99
Keyakinan
yang
akan
efek adanya perubahan iklim saat ini.
terjadinya sebuah perubahan iklim
Dalam studi yang dilakukan oleh United
pada responden yang mencapai 94%
Nation (2008) sendiri menjelaskan bahwa
pada dasarnya juga terjadi di berbagai
keberadaan perubahan iklim yang terjadi
belahan dunia. Seperti halnya penelitian-
saat ini mengarahkan pada beberapa
penelitian yang dilakukan oleh Koroglu
efek yang telah dirasakan. Permasalahan
dan Saribas (2017) dengan responden
peningkatan suhu akibat adanya efek kaca
mahasiswa di Turki dengan besaran
menjadikan temperatur di bumi menjadi
persentase meyakini adanya perubahan
meningkat. Dengan adanya peningkatan
iklim mencapai 80,5%. Survey lain yang
suhu tersebut pada dasarnya menjadikan
dilakukan oleh The Brown International
keberadaan es di kutub menjadi mencair
Advanced Research Institute (BIARI)
sehingga permukaan air laut menjadi
(2014) pada rentang 2012-2014 salah
naik. Peningkatan temperatur tersebut
satunya terkait kepercayaan terhadap
pada dasarnya juga mengarahkan pada
perubahan iklim di beberapa negara
terjadinya beberapa bencana yang telah
dengan
mahasiwa
terjadi saat ini. Permasalahan air laut
mendapatkan hasil bahwa di negara Brazil
yang meningkat mengarahkan pada
mencapai 94,6%, di negara Cina mencapai
mudahnya
91,7%, di negara Filipina mencapai 95%.
Peningkatan temperatur pada dasarnya
Hasil penelitian yang ada menunjukkan
juga menjadikan suhu menjadi terlalu
bahwa tingginya keyakinan yang tinggi
ekstrim sehingga dapat meningkatkan
terhadap permasalahan perubahan iklim
curah hujan yang tinggi maupun kemarau
juga terjadi di beberapa negara lain
yang berkepanjangan. Temperatur
khususnya pada negara-negara tropis.
yang meningkat juga mengubah pola
responden
tinggi
pada
muncul
bencana
banjir.
Keyakinan yang tinggi terhadap
iklim yang berbeda dari yang biasanya
adanya perubahan iklim saat ini
terjadi sehingga dapat dengan mudah
dilandasi oleh pengetahuan serta kondisi
memberikan efek buruk bagi kesehatan
yang dirasakan secara langsung oleh
khususnya peningkatan penyakit malaria
responden. Para responden menyatakan
maupun demam berdarah.
bahwa kondisi cuaca yang dianggap
Upaya untuk bisa mengurangi
tidak menentu, suhu menjadi lebih
permasalahan dari perubahan iklim ini
panas, kualitas udara menjadi lebih
salah satunya melalui perubahan gaya
buruk, frekuensi hujan yang meningkat,
hidup yang pro lingkungan (Koger, 2011).
kondisi yang mudah sakit, mencairnya
Keberadaan perilaku pro lingkungan
es di kutub, meningkatnya intensitas
menurut beberapa ahli yaitu Karp
bencana merupakan beberapa gejala yang
(1996) maupun Larson, dkk. (2015)
dirasakan dan dianggap sebagai bentuk
menekankan pada dimensi perilaku
Haryanto, H.C, Prahara, S.A, Yakinkah Dengan Adanya Perubahan Iklim?
96
dengan level yang berbeda. Berdasarkan
oleh Karp (1996) meskipun digambarkan
pada hasil penelitian, persepsi maupun
sebagai dimensi yang berbeda dengan
perilaku pro lingkungan yang dikemukan
perilaku sehari-hari, dalam konsep
oleh responden berupa bentuk perilaku
yang dikemukakan oleh Larson, dkk
membuang sampah pada tempatnya,
(2015)
pengelolaan sampah dengan 3R (Reduce,
conservation lifestyle. Konsep healthy
reuse
dalam
consumer yang dikemukakan oleh Karp
penggunaan listrik dan air, mengurangi
(1996) dianggap sebagai perilaku yang
penggunaan
pribadi,
memiliki frekuensi yang bersifat jarang
kendaraan
dibandingkan dengan perilaku yang
bermotor, tidak merokok, menghindari
ada dalam dimensi good citizen. Untuk
pembakaran sampah serta perilaku
perilaku penghijauan, dalam konsep
konsumsi yang pro terhadap lingkungan.
Karp (1996) dapat dimasukkan ke dalam
Mengacu pada dimensi perilaku yang
dimensi activist dengan menekankan
dikemukakan oleh Karp (1996) pada
pada perilaku yang bersifat jarang serta
dasarnya persepsi maupun perilaku
membutuhkan investasi yang besar untuk
yang
responden
melakukannya. Dalam konsep Larson,
mengarahkan pada dimensi good
dkk (2015) sendiri perilaku penghijauan
citizen (3R (Reduce, reuse dan recycle),
dapat dikelompokkan pada dimensi land
hemat dalam penggunaan listrik dan
stewardship yang menekankan pada
air, mengurangi penggunaan kendaraan
perilaku yang mencoba meningkatkan
pribadi,
penggunaan
fungsi lahan baik bersifat pribadi
kendaraan bermotor, tidak merokok,
maupun publik serta menjaga habitat
menghindari
sampah),
liar yang seharusnya sehingga terbentuk
healthy consumer (perilaku konsumsi yang
ekosistem yang baik. Meskipun adanya
pro terhadap lingkungan) serta activist
perbedaan konsep oleh para ahli dalam
(melakukan penghijaun). Dimensi good
penempatan perilaku pro lingkungan dari
citizen menekankan pada perilaku yang
hasil yang dikemukakan oleh responden,
sifatnya pada kebiasaan yang dilakukan
pada dasarnya dapat disimpulkan
sehari-hari yang mana konsep ini sejalan
bahwa perilaku pro lingkungan yang
dengan yang dikemukakan oleh Larson,
dikemukakan oleh responden mayoritas
dkk (2015), berupa conservation lifestyle
masih berbasis pada kebutuhan maupun
yang juga menekankan pada perilaku
berpusat pada dirinya sendiri. Dalam
yang berbasis pada kehidupan sehari-hari
kajian perilaku pro lingkungan yang
dan frekuensi melakukannya termasuk
lebih jauh, pada dasarnya tidak hanya
dalam kategori selalu. Untuk konsep
berpusat pada dirinya sendiri namun juga
healthy consumer yang dikemukakan
melibatkan lingkup sosial di sekitarnya.
dan
recycle),
hemat
kendaraan
mengurangi
penggunaan
ditunjukkan
oleh
mengurangi
pembakaran
termasuk
dalam
dimensi
97 INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 8 No. 2 Desember 2017, hlm 88-99
Hal ini dapat kita lihat dari konsep utuh
politis baik berupa memberikan suara
yang dikemukakan oleh Karp (1996) yaitu
maupun terlibat dalam upaya pembuatan
tidak hanya conservation lifestyle maupun
kebijakan tertentu yang pro terhadap
healthy consumer akan tetapi juga pada
lingkungan.
dimensi activist yang menekankan pada
sebuah kontribusi individu pada sebuah
PENUTUP
gerakan sosial maupun politis. Tidak
Kesimpulan dan saran
jauh berbeda seperti halnya konsep yang
Mendasarkan
pada
hasil
digambarkan oleh Larson, dkk. (2015)
penelitian, dapat disimpulkan bahwa
bahwa selain conservation lifestyle dan
para responden pada dasarnya masih
land stewardship, dimensi perilaku
memiliki persepsi maupun perilaku
pro lingkungan juga mengarahkan
pro lingkungan yang parsial dan lebih
environmentalism
serta
berpusat pada perilaku diri sendiri.
citizenship.
Social
Dalam konteks perilaku pro lingkungan
environmentalism menekankan adanya
pada dasarnya diperlukan tidak hanya
sebuah interaksi maupun komunikasi
perilaku yang berpusat pada diri individu
individu terhadap individu lain dalam
akan tetapi juga melibatkan konteks
upayanya untuk mengajak individu lain
sosialnya. Hasil studi pendahuluan ini
tersebut berperilaku pro lingkungan.
memberikan pemahaman bahwa perlu
Environmental citizenship mengarahkan
adanya peningkatan kesadaran bagi para
pada perilaku yang mendasarkan pada
responden untuk bisa meningkatkan
kontribusi individu dalam area yang
persepsi yang dimiliki maupun perilaku
lebih luas yaitu donasi maupun ikut
pro lingkungan yang sudah dilakukan
langsung dalam sebuah gerakan maupun
saat ini masih diperlukan keterlibatannya
berkontribusi secara nyata secara
dalam konteks sosial.
pada
social
environmental
DAFTAR PUSTAKA
confusion about grounded theory
Ajzen, I. (2011). The theory of planned
and qualitative content analysis:
behaviour: Reaction and reflection.
Similarities and differences.
Psychology and Health, 26 (9),
Diakses dari http://www.nova.
1113-1127.
edu/ ssss/Q R/ Q R19/cho64.pdf
Burck, J., Marten, F., & Bals, C., Dertinger,
pada 15 April 2015.
A., & Uhlich, T. (2017). Climate
Clayton, S., Devine-Wright, P., Stern, P., S.,
change performance index. Diakses
Whitmarsh, P., Carrico, A., Steg,
dari
https://germanwatch.org/
L., Swim, J., & Bonnes, M. (2015).
en/download/16484.pdf pada 11
Psychological research and global
Oktober 2017.
climate change. Nature Climate
Cho, J. Y., & Lee, E-H. (2014). Reducing
Change, 5, 640-646.
Haryanto, H.C, Prahara, S.A, Yakinkah Dengan Adanya Perubahan Iklim?
98
Creswell, J. W. (2009). Research design:
Qualitative, quantitative, and
mixed methods approaches 3rd ed.
Education Research, 8 (3), 239-
260.
Koroglu, M., & Saribas, D. (2017).
California: Sage Publications.
Undergraduate students in Turkey
Elo, S. & Kyngäs, H. (2008). The qualitative
beliefs and worries about global
content analysis process. Journal
warming.
of Advanced Nursing, 62 (1), 107-
Education Research Association
115.
Conference, Dublin City, Ireland,
Fantom, N., & Serajudin, U. (2016). The
European
Science
21-25 Agustus 2017.
world’s bank’s classification of
Larson, L., R., Stedman, R., C., Cooper,
countries by income. Diakses
C., B., & Decker, D., J. (2015).
dari
Understanding
http://documents.
the multi-
w o r l d b a n k . o r g / c u r a t e d /
dimensional structure of pro-
en/408581467988942234/pdf/
environmental behavior. Journal
WPS7528.pdf pada 20 Oktober
of Environmental Psychology, 43,
2017.
112-124.
Hsieh, H-F., & Shannon, S. E. (2005). Three
Lasabuda, R. (2013). Pembangunan
approaches to qualitative content
wilayah pesisir dan lautan dalam
analysis.
Qualitative
Health
Research, 15(9), 1277-1288.
Koger, S., M., Leslie, K., E., & Hayes,
perspektif
negara kepulauan
Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah
Platax, 1 (2), 92-101.
E., D. (2011). Climate change:
Ludwig, F., van Scheltinga, T., C., Verhagen,
Psychological solutions
J., Kruijt, B., van Ierland, E., Dellink,
and
R., de Bruin, K., de Bruin, K., &
strategies for change.
Ecopsychology, 3 (4), 227-235.
Johnsen, S. (2016). Does climate change
Kabat, P. (2007). Climate change
impacts on developing countries
matter to college students. Diakses
– EU accountability. Diakses dari
dari
ht t p:/ / w w w.eu r o pa r l .eu r o pa .
http://www.theloquitur.
c o m / d o e s - c l i m a t e - c h a n g e -
e u / R e g D a t a / e t u d e s / e t u d e s /
matter-to-college-students/ pada
join/2007/393511/IPOL-ENVI_
11 Oktober 2017.
ET(2007)393511_EN.pdf pada 11
Karp, D., G. (1996). Values and their effect
Oktober 2017.
on pro environmental behavior.
Milfont, T., L., Milojev, P., Greaves, L., M.,
Environment And Behavior, 28 (1),
Sibley, C., G. (2015). Socio-cultural
111-133.
and psychological foundations
Kollmuss, A., & Agyeman, J. (2002).
of climate change beliefs. New
Mind the gap: Why do people act
Zealand Journal of Psychology, 44
environmentally and what are
(1), 17-30.
the barriers to pro environmental
behavior?. Environmental
Philips, M., C., K., Cinderich, A., B., Burrell,
J., L., Ruper, J., L., Will, R., G., &
99 INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 8 No. 2 Desember 2017, hlm 88-99
Sheridan, S., C. (2015). The effect
r e sour c e/docs/pub l i cat i ons/
of climate change on natural
impacts.pdf pada 11 Oktober
disasters:
2017.
A
college
student
perspective. Weather, Climate And
Society, 7, 60-68.
. (2008). Climate change
and the most vulnerable countries:
Taylor, A., de Bruin, W., B., & Dessai, S.
the imperative to act. Diakses
(2014). Climate change beliefs and
dari
http://www.un.org/ga/
perceptions of weather-related
president/62/ThematicDebates/
changes in the United Kingdom.
ccact/vulnbackgrounder1July.pdf
Risk Analysis, 34 (11), 1995-2004.
pada 11 Oktober 2017.
The Brown International Advanced
Wolff, E., Fung, I., Hoskins, B., Mitchell, J.,
Research Institute. (2014). An
Palmer, T., Santer, B., Shepherd, J.,
international survey initiative
Shine, K., Solomon, S., Trenberth,
on “students, consumption, and
K., Walsh, J., & Wuebbles, D. (2014).
environment”. Diakses dari http://
Climate change: Evidence and
watson.brown.edu/biari/files/
Causes. Diakses dari http://dels.
biari/imce/BIARI%20Survey%20
nas.edu/resources/static-assets/
Project%20Narrative%20Report-
exec-office-other/climate-change-
Final-06172014.pdf pada 20
full.pdf pada 11 Oktober 2017.
Oktober 2017.
Zohrabi, M. (2013). Mixed method
United Nation. (2006). Climate change:
research:
Instrument,
validity,
and
reliability and reporting findings.
adaption in developing countries.
Theory and Practice in Language
Diakses dari https://unfccc.int/
Studies, 3 (2), 254-262.
Impact,
vulnerabilities,