transmii Kebijakan Moneter Syariah (1)
KEBIJAKAN MONETER SYARIAH
Reni Nur Aini
Mahasiswa D4 Akuntansi Reguler STAN
Abstrak
Perekonomian suatu negara erat kaitannya, salah satunya, dengan kebijakan moneter.
Kebijakan moneter yang umum, dilakukan dengan menggunakan instrumen suku bunga. Namun, pada
kenyataanya, suku bunga ini sangat terpengaruh dengan gejolak perekonomian. Sehingga, terkadang,
suku bunga ini malah menjadi salah satu pencetus adanya krisis ekonomi yang terjadi di suatu negara.
Oleh karena itu, kebijakan moneter syariah merupakan salah satu jawaban dari permasalahan tersebut.
Dalam kebijakan moneter syariah, tidak dikenal adanya sistem bunga. Instrumen-instrumen yang
digunakan dalam kebijakan moneter syariah juga berbeda dengan kebijakan moneter pada umumnya
karena tidak dikenalnya sistem bunga tersebut. Namun, justru dengan tidak dikenalnya sistem bunga
tersebut, menjadikan kebijakan moneter syariah lebih tahan terhadap gejolak perekonomian sehingga
pada akhirnya tujuan akhir dari kebijakan moneter dapat tercapai.
Kata kunci: syariah, bunga, instrumen, mazhab
PENDAHULUAN
Dalam
menyentuh baik terhadap kebijakan fiskal,
penduduknya beragama Islam. Sebagai negara
kebijakan moneter, maupun kebijakan sektor
dengan mayoritas penduduk Islam tentu pantas
bagi
Indonesia
jika
riil. Namun, utamanya sistem ini berkaitan erat
menyandarkan
dengan kebijakan moneter. Hal ini disebabkan
ekonominya dengan basis syariah. Hal ini
sejalan
dengan
pencanangan
kebijakan
makroekonomi, sistem ekonomi syariah ini
Indonesia adalah negara dengan mayoritas
juga
kerangka
karena
Gerakan
digunakan
Ekonomi Syariah (GRES!) yang dilakukan
kebijakan
moneter
utamanya
untuk
mempengaruhi
variabel
keuangan seperti suku bunga dan penawaran
oleh Presiden dengan harapan agar mampu
uang.
mendorong misi Indonesia untuk menjadi
Dengan
mengatur
kedua
variabel
keuangan ini, diharapkan kestabilan nilai uang
pusat perekonomian syariah dunia.
akan tercapai sehingga pada akhirnya stabilitas
Sistem ekonomi syariah dianggap perlu
ekonomi akan tercapai juga. Namun, pada
diperkuat di Indonesia pasalnya sistem ini
kenyataannya, suku bunga merupakan sumber
terbukti mampu bertahan saat perekonomian
permasalahan ketidakstabilan perekonomian.
dunia mengalami gejolak. Sistem ekonomi ini
Hal ini disebabkan suku bunga merupakan
mampu bertahan karena nilai-nilai yang ada di
instrumen
dalamnya
ketidakseimbangan sektor riil dan moneter.
telah
menghindarkannya
dari
yang
menjadikan
Oleh karena itu, dengan adanya kebijakan
spekulasi.
moneter syariah yang tidak mengenal suku
bunga
1
sebagai instrumennya akan mampu
menjadi alat yang baru bagi Indonesia dalam
meningkatkan tingkat suku bunga agar jumlah
menjaga stabilitas perkenomiannya.
uang
beredar
berkurang.
Namun,
pada
kenyataannya, kebijakan moneter ini tidak
PEMBAHASAN
selalu tahan dengan gejolak perekonomian.
Kebijakan moneter merupakan salah satu
Hal ini bisa dilihat pada krisis ekonomi yang
kebijakan makroekonomi yang digunakan oleh
terjadi pada tahun 1997 dan tahun 2008. Krisis
bank sentral untuk mencapai tujuan akhir
yang terjadi tersebut salah satunya disebabkan
berupa stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi,
karena tidak seimbangnya instrumen kebijakan
kesempatan kerja dan keseimbangan neraca
moneter.
pembayaran.
Namun,
Indonesia
sendiri
Salah satu cara yang bisa digunakan untuk
dengan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral
menghadapi hal-hal di atas adalah dengan
menganut kebijakan moneter dengan tujuan
menggunakan kebijakan moneter syariah.
tunggal yaitu stabilitas nilai rupiah.
Dalam kebijakan moneter syariah, tidak
dikenal
Adapun kebijakan moneter ini adalah
adanya
instrumen
suku
bunga
kebijakan pemerintah untuk memperbaiki
sehingga menjamin kestabilan perekonomian.
keadaan perekonomian melalui pengaturan
Hal ini dikarenakan suku bunga merupakan
jumlah uang beredar.
instrumen
Jumlah uang yang
yang
menyebabkan
beredar, dalam analisis ekonomi makro,
ketidakseimbangan sektor riil dan moneter.
berpengaruh penting terhadap tingkat output
Dalam sistem ekonomi syariah yang dikenal
perekonomian, juga terhadap stabilitas harga.
bukanlah sistem suku bunga melainkan sistem
Jumlah uang beredar ini, dalam kebijakan
pembagian keuntungan dan kerugian (profit
moneter
dengan
and loss sharing). Besar kecilnya pembagian
instrumen suku bunga yang dikontrol oleh
keuntungan tergantung pada kegiatan investasi
bank
Bank
dan pembiayaan yang dilakukan di sektor riil.
Indonesia sebagai bank sentral, mengeluarkan
Hasil dari investasi dan pembiayaan yang
kebijakan untuk mengatur tingkat suku bunga
dilakukan bank di sektor riil yang menentukan
demi mempertahankan stabilitas nilai rupiah.
besar kecilnya pembagian keuntungan di
Di saat tingkat perekonomian sedang rendah
sektor moneter. Ini berarti sektor moneter
(tingkat
bergantung pada sektor riil.
konvensional,
sentral.
Dalam
diatur
praktiknya,
pengangguran
tinggi)
maka
pemerintah akan menggunakan kebijakan
Oleh karena dalam kebijakan moneter
moneter ekspansif, salah satunya dengan
syariah tidak dikenal sistem bunga, maka bank
menurunkan tingkat suku bunga agar jumlah
sentral tidak dapat menerapkan kebijakan
uang beredar bertambah. Sebaliknya, di saat
perekonomian
mengalami
inflasi
discount rate. Dengan menghapuskan sistem
maka
bunga ini tidak menjadi penghambat dalam
pemerintah akan menggunakan kebijakan
mengontrol
moneter kontraktif, salah satunya dengan
jumlah
uang
beredar
dalam
perekonomian. Adapun beberapa instrumen
2
yang digunakan dalam kebijakan moneter
ketika bank sentral ingin meningkatkan jumlah
syariah adalah sebagai berikut.
uang beredar, maka rasio keuntungan untuk
nasabah akan ditingkatkan.
1. Reserve Ratio
6. Islamic Sukuk
Reserve ratio adalah suatu presentase
Islamic
tertentu dari simpanan bank yang harus
obligasi
banyak sehingga uang akan mengalir ke bank
ini,
sentral
dimana dampaknya sisa uang yang ada pada
dan
jumlah
uang
beredar
akan
tereduksi. Jadi sukuk memiliki kapasitas untuk
bank umum menjadi lebih sedikit, begitu juga
menaikkan atau menurunkan jumlah uang
sebaliknya.
beredar.
2. Moral Suassion
7. Government Instrument Certificate
Bank sentral dapat membujuk bank umum
Dalam kebijakan moneter konvensional,
untuk meningkatkan permintaan kredit sebagai
penjualan atau pembelian sertifikat bank
tanggung jawabnya ketika ekonomi berada
sentral
dalam keadaan depresi. Efeknya adalah kredit
dikucurkan
adalah
pemerintah akan mengeluarkan sukuk lebih
mengontrol jumlah uang beredar, maka bank
dapat
ini
pemerintah, di mana ketika terjadi inflasi,
dipegang oleh bank. Jika bank sentral ingin
sentral dapat menaikkan reserve ratio
sukuk
sehingga
uang
disebut
Instrumen
dapat
ini
dengan
treasury
dikeluarkan
oleh
bills.
Menteri
Keuangan dan dijual oleh bank sentral ke
dipompa ke dalam ekonomi.
broker dalam jumlah besar, dalam jangka
3. Lending Ratio
pendek, dan berbunga meskipun kecil. Namun,
Dalam ekonomi syariah, tidak dikenal
treasury bills ini tidak bisa diterima dalam
istilah lending (meminjamkan), lending ratio
Islam, oleh karenanya sebagai penggantinya
dalam hal ini adalah Qardhul Hasan (pinjaman
adalah Government Instrument Certificate.
kebaikan).
Ketika bank sentral ingin menurunkan jumlah
4. Refinance Ratio
uang beredar maka sertifikat tersebut akan
Refinance ratio adalah sejumlah proporsi
dijual
dari pinjaman bebas bunga. Ketika refinance
ke
bank
komersial,
begitupun
sebaliknya.
ratio meningkat maka pembiayaan yang
diberikan meningkat. Ketika refinance ratio
Selain dari instrumen-instrumen yang
turun maka bank komersial harus berhati-hati
telah dijelaskan dalam ekonomi syariah,
karena
berikut ini ada 3 mazhab terkait kebijakan
mereka
tidak
didorong
untuk
memberikan pinjaman.
moneter syariah yang membedakannya dengan
5. Profit Sharing Ratio
kebijakan moneter konvensional.
Dalam ekonomi syariah, profit
sharing
1. Mazhab pertama (iqtishaduna)
ratio ini harus ditentukan terlebih dahulu
Menurut mazhab ini, instrumen yang
sebelum memulai suatu bisnis. Bank sentral
dapat
menggunakan insrumen ini, dimana
3
digunakan
adalah
konsumsi,
tabungan
berhubungan
dan
investasi,
dengan
serta
perdagangan
yang
mana
keempatnya
Bank
sentral,
sebagai
pelaku
dari
merupakan instrumen yang otomatis ada
kebijakan moneter, dapat berbentuk single
dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Pada
banking system (bank syariah saja) maupun
satu sisi, sistem ini menjamin keseimbangan
dalam bentuk dual banking system (bank
uang dan barang/jasa. Sementara, di sisi lain,
umum dan syariah).
sistem ini mencegah penggunaan tabungan
beberapa bank sentral, termasuk salah satunya
untuk tujuan selain menciptakan kesejahteraan
adalah
yang lebih nyata bagi masyarakat.
menciptakan dan menggunakan instrumen
2. Mazhab kedua (mainsteam)
pengendalian moneter maupun surat berharga
Bank
Saat ini, sudah ada
Indonesia,
yang
telah
Tujuan dari kebijakan moneter yang
dengan underlying pada transaksi syariah. Dan
dilakukan oleh pemerintah adalah untuk
pada gilirannya, bank sentral tersebut dapat
memaksimalkan sumber daya untuk kegiatan
menggunakan
perekonomian yang produktif. Sementara itu,
yang ada, dengan berpatokan pada salah satu
dalam prinsip syariah, dilarang adanya praktik
atau lebih dari ketiga mazhab untuk mencapai
penumpukan uang (money hoarding) karena
tujuan akhir dari kebijakan moneter yaitu
membuat uang menjadi tidak memberikan
stabilitas
manfaat terhadap peningkatan kesejahteraan
pertumbuhan ekonomi, dan keseimbangan
masyarakat.
neraca
Kekayaan
yang
menumpuk
tersebut justru membuat sumber dana yang
instrumen-instrumen
harga,
pembayaran
syariah
kesempatan
secara
kerja,
khusus
serta
kesejahteraan masyarakat secara umum.
awalnya produktif menjadi tidak produktif.
SIMPULAN
Oleh karena itu, mazhab ini merancang sebuah
instrumen kebijakan yang ditujukan untuk
Kebijakan
moneter
adalah
kebijakan
mempengaruhi kecilnya permintaan uang agar
dalam mengatur jumlah uang beredar dalam
dapat
masyarakat untuk mencapai tujuan akhir
dialokasikan
produktifitas
dan
pada
peningkatan
perekonomian
secara
berupa stabilitas harga, kesempatan kerja,
keseluruhan.
pertumbuhan ekonomi, maupun keseimbangan
3. Mazhab ketiga (alternative)
neraca pembayaran. Indonesia sendiri saat ini
Pada mazhab ketiga ini, sistem kebijakan
menganut kebijakan moneter tunggal yaitu
moneter yang dianjurkan adalah berdasarkan
stabilitas nilai rupiah. Dalam pelaksanaannya,
musyawarah
dilakukan
terdapat dua mcam kebijakan moneter yaitu
dengan otoritas sektor riil. Jadi, keputusan-
kebijakan moneter konvensional dan syariah.
keputusan kebijakan moneter yang kemudian
Pembeda dari kedua kebijakan tersebut adalah
dituangkan dalam bentuk instrumen moneter
bahwa dalam kebijakan moneter syariah tidak
biasanya adalah harmonisasi yang dilakukan
dikenal adanya sistem bunga.
yang
sebelumnya
dengan kebijakan yang ada di sektor riil.
Dikarenakan dalam kebijakan moneter
syariah tidak dikenal adanya sistem bunga,
4
maka kebijakan moneter syariah ini tidak
dapat
menggunakan
moneter
instrumen
konvensional
seperti
http://www.s41f.blogspot.com/
tanggal 2 Juni 2014.
kebijakan
Manaf, Rosdyana. 2011. Kebijakan Moneter
Menurut
Islam.
Diakses
dari
http://www.journeyofarose88.blogspot.co
m/ pada tanggal 2 Juni 2014.
penentuan
discount rate. Instrumen yang digunakan
dalam kebijakan moneter syariah diantaranya
reserve ratio, moral suasion, lending ratio,
Purnama, Bulan. 2011. Kebijakan Moneter
Dalam Ekonomi Islam. Diakses dari
http://www.makalahkite.blogspot.com/
pada tanggal 2 Juni 2014.
refinance ratio, profit sharing ratio, Islamic
sukuk, dan government investment certificate.
Selain itu, dalam kebijakan moneter syariah
Widia, Eka. 2013. Kebijakan Moneter Dalam
Perspektif
Islam.
Diakses
dari
http://www.slideshare.net/ pada tanggal 2
Juni 2014.
juga dikenal ada tiga bentuk mazhab yang
berkembang
yaitu
mazhab
iqtishaduna,
mazhab mainstream, dan mazhab alternative.
Pada gilirannya, bank sentral, baik yang
berbentuk single maupun dual banking system,
akan
menggunakan
pada
instrumen-instrumen
syariah yang ada dengan berpatokan pada
salah satu atau lebih mazhab demi mencapai
tujuan akhir dari kebijakan moneter secara
khusus dan kesejahteraan masyarakat secara
umum.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. 2014. Tujuan Kebijakan
Moneter Bank Indonesia. Diakses dari
http://www.bi.go.id/ pada tanggal 27 Mei
2014.
Wikipedia. 2014. Kebijakan Moneter. Diakses
dari http://www.id.wikipedia.org/ pada
tanggal 1 Juni 2014.
Antara. 2013. Presiden Canangkan Gerakan
Ekonomi
Syariah.
Diakses
dari
http://www.nasional.kompas.com/
pada
tanggal 27 Mei 2014.
Pakpahan, Hendra. 2013. Kebijakan Moneter
Dalam
Islam.
Diakses
dari
http://www.dinulislami.blogspot.com/
pada tanggal 2 Juni 2014.
Amiq, Saiful. 2010. Instrumen Moneter Islami.
Diakses
dari
5
Reni Nur Aini
Mahasiswa D4 Akuntansi Reguler STAN
Abstrak
Perekonomian suatu negara erat kaitannya, salah satunya, dengan kebijakan moneter.
Kebijakan moneter yang umum, dilakukan dengan menggunakan instrumen suku bunga. Namun, pada
kenyataanya, suku bunga ini sangat terpengaruh dengan gejolak perekonomian. Sehingga, terkadang,
suku bunga ini malah menjadi salah satu pencetus adanya krisis ekonomi yang terjadi di suatu negara.
Oleh karena itu, kebijakan moneter syariah merupakan salah satu jawaban dari permasalahan tersebut.
Dalam kebijakan moneter syariah, tidak dikenal adanya sistem bunga. Instrumen-instrumen yang
digunakan dalam kebijakan moneter syariah juga berbeda dengan kebijakan moneter pada umumnya
karena tidak dikenalnya sistem bunga tersebut. Namun, justru dengan tidak dikenalnya sistem bunga
tersebut, menjadikan kebijakan moneter syariah lebih tahan terhadap gejolak perekonomian sehingga
pada akhirnya tujuan akhir dari kebijakan moneter dapat tercapai.
Kata kunci: syariah, bunga, instrumen, mazhab
PENDAHULUAN
Dalam
menyentuh baik terhadap kebijakan fiskal,
penduduknya beragama Islam. Sebagai negara
kebijakan moneter, maupun kebijakan sektor
dengan mayoritas penduduk Islam tentu pantas
bagi
Indonesia
jika
riil. Namun, utamanya sistem ini berkaitan erat
menyandarkan
dengan kebijakan moneter. Hal ini disebabkan
ekonominya dengan basis syariah. Hal ini
sejalan
dengan
pencanangan
kebijakan
makroekonomi, sistem ekonomi syariah ini
Indonesia adalah negara dengan mayoritas
juga
kerangka
karena
Gerakan
digunakan
Ekonomi Syariah (GRES!) yang dilakukan
kebijakan
moneter
utamanya
untuk
mempengaruhi
variabel
keuangan seperti suku bunga dan penawaran
oleh Presiden dengan harapan agar mampu
uang.
mendorong misi Indonesia untuk menjadi
Dengan
mengatur
kedua
variabel
keuangan ini, diharapkan kestabilan nilai uang
pusat perekonomian syariah dunia.
akan tercapai sehingga pada akhirnya stabilitas
Sistem ekonomi syariah dianggap perlu
ekonomi akan tercapai juga. Namun, pada
diperkuat di Indonesia pasalnya sistem ini
kenyataannya, suku bunga merupakan sumber
terbukti mampu bertahan saat perekonomian
permasalahan ketidakstabilan perekonomian.
dunia mengalami gejolak. Sistem ekonomi ini
Hal ini disebabkan suku bunga merupakan
mampu bertahan karena nilai-nilai yang ada di
instrumen
dalamnya
ketidakseimbangan sektor riil dan moneter.
telah
menghindarkannya
dari
yang
menjadikan
Oleh karena itu, dengan adanya kebijakan
spekulasi.
moneter syariah yang tidak mengenal suku
bunga
1
sebagai instrumennya akan mampu
menjadi alat yang baru bagi Indonesia dalam
meningkatkan tingkat suku bunga agar jumlah
menjaga stabilitas perkenomiannya.
uang
beredar
berkurang.
Namun,
pada
kenyataannya, kebijakan moneter ini tidak
PEMBAHASAN
selalu tahan dengan gejolak perekonomian.
Kebijakan moneter merupakan salah satu
Hal ini bisa dilihat pada krisis ekonomi yang
kebijakan makroekonomi yang digunakan oleh
terjadi pada tahun 1997 dan tahun 2008. Krisis
bank sentral untuk mencapai tujuan akhir
yang terjadi tersebut salah satunya disebabkan
berupa stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi,
karena tidak seimbangnya instrumen kebijakan
kesempatan kerja dan keseimbangan neraca
moneter.
pembayaran.
Namun,
Indonesia
sendiri
Salah satu cara yang bisa digunakan untuk
dengan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral
menghadapi hal-hal di atas adalah dengan
menganut kebijakan moneter dengan tujuan
menggunakan kebijakan moneter syariah.
tunggal yaitu stabilitas nilai rupiah.
Dalam kebijakan moneter syariah, tidak
dikenal
Adapun kebijakan moneter ini adalah
adanya
instrumen
suku
bunga
kebijakan pemerintah untuk memperbaiki
sehingga menjamin kestabilan perekonomian.
keadaan perekonomian melalui pengaturan
Hal ini dikarenakan suku bunga merupakan
jumlah uang beredar.
instrumen
Jumlah uang yang
yang
menyebabkan
beredar, dalam analisis ekonomi makro,
ketidakseimbangan sektor riil dan moneter.
berpengaruh penting terhadap tingkat output
Dalam sistem ekonomi syariah yang dikenal
perekonomian, juga terhadap stabilitas harga.
bukanlah sistem suku bunga melainkan sistem
Jumlah uang beredar ini, dalam kebijakan
pembagian keuntungan dan kerugian (profit
moneter
dengan
and loss sharing). Besar kecilnya pembagian
instrumen suku bunga yang dikontrol oleh
keuntungan tergantung pada kegiatan investasi
bank
Bank
dan pembiayaan yang dilakukan di sektor riil.
Indonesia sebagai bank sentral, mengeluarkan
Hasil dari investasi dan pembiayaan yang
kebijakan untuk mengatur tingkat suku bunga
dilakukan bank di sektor riil yang menentukan
demi mempertahankan stabilitas nilai rupiah.
besar kecilnya pembagian keuntungan di
Di saat tingkat perekonomian sedang rendah
sektor moneter. Ini berarti sektor moneter
(tingkat
bergantung pada sektor riil.
konvensional,
sentral.
Dalam
diatur
praktiknya,
pengangguran
tinggi)
maka
pemerintah akan menggunakan kebijakan
Oleh karena dalam kebijakan moneter
moneter ekspansif, salah satunya dengan
syariah tidak dikenal sistem bunga, maka bank
menurunkan tingkat suku bunga agar jumlah
sentral tidak dapat menerapkan kebijakan
uang beredar bertambah. Sebaliknya, di saat
perekonomian
mengalami
inflasi
discount rate. Dengan menghapuskan sistem
maka
bunga ini tidak menjadi penghambat dalam
pemerintah akan menggunakan kebijakan
mengontrol
moneter kontraktif, salah satunya dengan
jumlah
uang
beredar
dalam
perekonomian. Adapun beberapa instrumen
2
yang digunakan dalam kebijakan moneter
ketika bank sentral ingin meningkatkan jumlah
syariah adalah sebagai berikut.
uang beredar, maka rasio keuntungan untuk
nasabah akan ditingkatkan.
1. Reserve Ratio
6. Islamic Sukuk
Reserve ratio adalah suatu presentase
Islamic
tertentu dari simpanan bank yang harus
obligasi
banyak sehingga uang akan mengalir ke bank
ini,
sentral
dimana dampaknya sisa uang yang ada pada
dan
jumlah
uang
beredar
akan
tereduksi. Jadi sukuk memiliki kapasitas untuk
bank umum menjadi lebih sedikit, begitu juga
menaikkan atau menurunkan jumlah uang
sebaliknya.
beredar.
2. Moral Suassion
7. Government Instrument Certificate
Bank sentral dapat membujuk bank umum
Dalam kebijakan moneter konvensional,
untuk meningkatkan permintaan kredit sebagai
penjualan atau pembelian sertifikat bank
tanggung jawabnya ketika ekonomi berada
sentral
dalam keadaan depresi. Efeknya adalah kredit
dikucurkan
adalah
pemerintah akan mengeluarkan sukuk lebih
mengontrol jumlah uang beredar, maka bank
dapat
ini
pemerintah, di mana ketika terjadi inflasi,
dipegang oleh bank. Jika bank sentral ingin
sentral dapat menaikkan reserve ratio
sukuk
sehingga
uang
disebut
Instrumen
dapat
ini
dengan
treasury
dikeluarkan
oleh
bills.
Menteri
Keuangan dan dijual oleh bank sentral ke
dipompa ke dalam ekonomi.
broker dalam jumlah besar, dalam jangka
3. Lending Ratio
pendek, dan berbunga meskipun kecil. Namun,
Dalam ekonomi syariah, tidak dikenal
treasury bills ini tidak bisa diterima dalam
istilah lending (meminjamkan), lending ratio
Islam, oleh karenanya sebagai penggantinya
dalam hal ini adalah Qardhul Hasan (pinjaman
adalah Government Instrument Certificate.
kebaikan).
Ketika bank sentral ingin menurunkan jumlah
4. Refinance Ratio
uang beredar maka sertifikat tersebut akan
Refinance ratio adalah sejumlah proporsi
dijual
dari pinjaman bebas bunga. Ketika refinance
ke
bank
komersial,
begitupun
sebaliknya.
ratio meningkat maka pembiayaan yang
diberikan meningkat. Ketika refinance ratio
Selain dari instrumen-instrumen yang
turun maka bank komersial harus berhati-hati
telah dijelaskan dalam ekonomi syariah,
karena
berikut ini ada 3 mazhab terkait kebijakan
mereka
tidak
didorong
untuk
memberikan pinjaman.
moneter syariah yang membedakannya dengan
5. Profit Sharing Ratio
kebijakan moneter konvensional.
Dalam ekonomi syariah, profit
sharing
1. Mazhab pertama (iqtishaduna)
ratio ini harus ditentukan terlebih dahulu
Menurut mazhab ini, instrumen yang
sebelum memulai suatu bisnis. Bank sentral
dapat
menggunakan insrumen ini, dimana
3
digunakan
adalah
konsumsi,
tabungan
berhubungan
dan
investasi,
dengan
serta
perdagangan
yang
mana
keempatnya
Bank
sentral,
sebagai
pelaku
dari
merupakan instrumen yang otomatis ada
kebijakan moneter, dapat berbentuk single
dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Pada
banking system (bank syariah saja) maupun
satu sisi, sistem ini menjamin keseimbangan
dalam bentuk dual banking system (bank
uang dan barang/jasa. Sementara, di sisi lain,
umum dan syariah).
sistem ini mencegah penggunaan tabungan
beberapa bank sentral, termasuk salah satunya
untuk tujuan selain menciptakan kesejahteraan
adalah
yang lebih nyata bagi masyarakat.
menciptakan dan menggunakan instrumen
2. Mazhab kedua (mainsteam)
pengendalian moneter maupun surat berharga
Bank
Saat ini, sudah ada
Indonesia,
yang
telah
Tujuan dari kebijakan moneter yang
dengan underlying pada transaksi syariah. Dan
dilakukan oleh pemerintah adalah untuk
pada gilirannya, bank sentral tersebut dapat
memaksimalkan sumber daya untuk kegiatan
menggunakan
perekonomian yang produktif. Sementara itu,
yang ada, dengan berpatokan pada salah satu
dalam prinsip syariah, dilarang adanya praktik
atau lebih dari ketiga mazhab untuk mencapai
penumpukan uang (money hoarding) karena
tujuan akhir dari kebijakan moneter yaitu
membuat uang menjadi tidak memberikan
stabilitas
manfaat terhadap peningkatan kesejahteraan
pertumbuhan ekonomi, dan keseimbangan
masyarakat.
neraca
Kekayaan
yang
menumpuk
tersebut justru membuat sumber dana yang
instrumen-instrumen
harga,
pembayaran
syariah
kesempatan
secara
kerja,
khusus
serta
kesejahteraan masyarakat secara umum.
awalnya produktif menjadi tidak produktif.
SIMPULAN
Oleh karena itu, mazhab ini merancang sebuah
instrumen kebijakan yang ditujukan untuk
Kebijakan
moneter
adalah
kebijakan
mempengaruhi kecilnya permintaan uang agar
dalam mengatur jumlah uang beredar dalam
dapat
masyarakat untuk mencapai tujuan akhir
dialokasikan
produktifitas
dan
pada
peningkatan
perekonomian
secara
berupa stabilitas harga, kesempatan kerja,
keseluruhan.
pertumbuhan ekonomi, maupun keseimbangan
3. Mazhab ketiga (alternative)
neraca pembayaran. Indonesia sendiri saat ini
Pada mazhab ketiga ini, sistem kebijakan
menganut kebijakan moneter tunggal yaitu
moneter yang dianjurkan adalah berdasarkan
stabilitas nilai rupiah. Dalam pelaksanaannya,
musyawarah
dilakukan
terdapat dua mcam kebijakan moneter yaitu
dengan otoritas sektor riil. Jadi, keputusan-
kebijakan moneter konvensional dan syariah.
keputusan kebijakan moneter yang kemudian
Pembeda dari kedua kebijakan tersebut adalah
dituangkan dalam bentuk instrumen moneter
bahwa dalam kebijakan moneter syariah tidak
biasanya adalah harmonisasi yang dilakukan
dikenal adanya sistem bunga.
yang
sebelumnya
dengan kebijakan yang ada di sektor riil.
Dikarenakan dalam kebijakan moneter
syariah tidak dikenal adanya sistem bunga,
4
maka kebijakan moneter syariah ini tidak
dapat
menggunakan
moneter
instrumen
konvensional
seperti
http://www.s41f.blogspot.com/
tanggal 2 Juni 2014.
kebijakan
Manaf, Rosdyana. 2011. Kebijakan Moneter
Menurut
Islam.
Diakses
dari
http://www.journeyofarose88.blogspot.co
m/ pada tanggal 2 Juni 2014.
penentuan
discount rate. Instrumen yang digunakan
dalam kebijakan moneter syariah diantaranya
reserve ratio, moral suasion, lending ratio,
Purnama, Bulan. 2011. Kebijakan Moneter
Dalam Ekonomi Islam. Diakses dari
http://www.makalahkite.blogspot.com/
pada tanggal 2 Juni 2014.
refinance ratio, profit sharing ratio, Islamic
sukuk, dan government investment certificate.
Selain itu, dalam kebijakan moneter syariah
Widia, Eka. 2013. Kebijakan Moneter Dalam
Perspektif
Islam.
Diakses
dari
http://www.slideshare.net/ pada tanggal 2
Juni 2014.
juga dikenal ada tiga bentuk mazhab yang
berkembang
yaitu
mazhab
iqtishaduna,
mazhab mainstream, dan mazhab alternative.
Pada gilirannya, bank sentral, baik yang
berbentuk single maupun dual banking system,
akan
menggunakan
pada
instrumen-instrumen
syariah yang ada dengan berpatokan pada
salah satu atau lebih mazhab demi mencapai
tujuan akhir dari kebijakan moneter secara
khusus dan kesejahteraan masyarakat secara
umum.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. 2014. Tujuan Kebijakan
Moneter Bank Indonesia. Diakses dari
http://www.bi.go.id/ pada tanggal 27 Mei
2014.
Wikipedia. 2014. Kebijakan Moneter. Diakses
dari http://www.id.wikipedia.org/ pada
tanggal 1 Juni 2014.
Antara. 2013. Presiden Canangkan Gerakan
Ekonomi
Syariah.
Diakses
dari
http://www.nasional.kompas.com/
pada
tanggal 27 Mei 2014.
Pakpahan, Hendra. 2013. Kebijakan Moneter
Dalam
Islam.
Diakses
dari
http://www.dinulislami.blogspot.com/
pada tanggal 2 Juni 2014.
Amiq, Saiful. 2010. Instrumen Moneter Islami.
Diakses
dari
5