Valuasi Entitas Bisnis dalam rangka Merg
Valuasi Entitas Bisnis dalam rangka Merger Pada
Bank Perkreditan Rakyat ABC
Dosen : Sri Gunawan, DBA
Oleh :
Bobby Permana
041324353030
Program Studi Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya
2015
I.1. Pendahuluan
Perekenomian suatu negara bisa menjadi acuan untuk melihat apakah negara tersebut
makmur dan sejahtera atau tidak. Aktivitas perekonomian suatu negara saat ini tidak lagi
dibatasi dengan batas negara. Hal ini dikarenakan para pelaku bisnis suatu negara bisa
mengembangkan usaha bisnisnya di negara lainnya selain di negara dimana mereka berasal.
Dengan adanya hal tersebut maka diperlukan peran dari perbankan untuk mengatur lalu lintas
pembayaran maupun penerimaan dari hasil kegiatan usaha para pelaku bisnis.
Perbankan sendiri selain berfungsi menyalurkan kredit dan menghimpun dana,
mereka juga berfungsi sebagai bank devisa yang artinya bisa memberikan fasilitas bagi
pengusaha eksportir maupun importir untuk melakukan perdagangan dengan perusahaan di
negara lain. Perbankan di indonesia sudah ada sejak tahun 1828 dengan berdirinya De
Javasche Bank, NV yang didirikan di Batavia dengan berfungsi sebagai pemegang monopoli
pembelian
hasil
bumi
dalam
negeri
dan
penjualan
ke
luar
negeri
(http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/museum/sejarah-bi/prabi/Documents/e5623c7159474dd0a0b23d1befc1c491SejarahPerkembanganBankSentraldiNu
santara.pdf). Pada perkembangannya, muncullah bank sentral yakni Bank Indonesia yang
bertugas untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran dan memelihara stabilitas sistem keuangan dengan bertujuan
untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah (Undang-Undang Nomer 10 Tahun
1998).
Indikator kesuksesan perekonomian suatu negara bisa dilihat dari aktivitas perbankan
dan sistem keungan di negara tersebut. Krisis ekonomi yang menimpa Indonesia pada tahun
1998 di awali dari rontoknya perbankan dan sistem keuangan di Indonesia sehingga
mengakibatkan Ekonomi Indonesia saat itu mengalami depresiasi Rupiah yang tajam dan
inflasi harga-harga barang.
Perbankan di Indonesia secara garis besar dibagi menjadi dua kategori besar yakni
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Perbedaan di antara keduanya yakni bahwa Bank
Perkreditan Rakyat tidak diperbolehkan memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Mereka
hanya dibatasi dengan kegiatan menyalurkan dan menghimpun dana dari masyarakat. Dalam
menjalankan dan mengembangkan usahanya, Bank Perkreditan Rakyat juga bisa
menerepakan strategi korporasi dan bisnis sama dengan usaha bisnis lainnya.
Strategi korporasi terdiri dari Merger dan Akuisisi, strategi aliansi dan strategi
network (Rothaermael, Hal. 236). Sedangkan strategi bisnis terdiri dari Cost Leadership dan
Differentiation. Namun, pada perkembangannya strategi integrasi merupakan bagian dari
strategi bisnis (Rothaermael, Hal. 155).
Merger merupakan strategi untuk menggabungkan dua usaha atau lebih dimana hanya
membiarkan satu usaha tetap berdiri (Rothaermael, Hal 238). Merger bertujuan untuk
mengembangkan perusahaan untuk menjadi lebih besar baik dari segi asset, omzet penjualan
dan cakupan luas wilayah yang dilayani untuk aktivitas bisnis.
Bank Mandiri merupakan contoh sukses merger dari sektor perbankan. Bank mandiri
merupakan hasil merger dari empat bank yang dimiliki oleh pemerintah yakni Bank Dagang
Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD), Bank Ekspor Impor (Bank Exim) dan
Pembangunan Indonesia (Bapindo). Kesuksesan tersebut bisa dilihat dari asset, pinjaman,
laba yang dihasilkan dan deposit yang ada pada Bank Mandiri dimana Bank Mandiri
dinobatkan menjadi salah satu Bank Terbesar di Indonesia.
Aktivitas merger saat ini dianggap peluang dan kesempatan bagi usaha perbankan di
tengah-tengah melambatnya ekonomi dan juga jawaban dari tantangan Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA). Hal ini dikarenakan merger berfungsi untuk melakukan konsolidasi di antara
bank-bank yang melakukan merger. Merger juga berfungsi untuk melakukan penghematan
biaya, hal ini dikarenakan ketika merger terjadi maka standar biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan di seragamkan untuk semua entitas bisnis yang tergabung dalam merger.
Merger yang tidak direncanakan dengan baik dan tidak tepatnya valuasi nilai
perusahaan bisa menimbulkan masalah pasca merger sebagaimana yang terjadi pada AOLTime Warner, Vodafone-Mannesmann, France Telecom-Orange, Qwest-US West, Daimler
Benz-Chrysler, Deustche Telecom-Voicestream, JDS Uniphase-SDL. (Rothaermael, Hal.
242). Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan yang baik dan valuasi nilai perusahaan
yang tepat guna menjamin kesuksesan merger pasca merger.
Bank Prekreditan Rakyat (BPR) ABC merupakan Bank Prekreditan Rakyat didirikan
pada tanggal 20 Oktober 1971 berkedudukan di pakisaji, Malang Selatan. Pada tahun 1979
perusahaan mengajukan permohonan ijin untuk memindahkan tempat usahanya dari Malang
ke Jember dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan Direktur Jenderal Moneter
Dalam Negeri Departemen Keuangan Republik Indonesia dengan surat keterangan
memindahkan tempat usaha nomor KET-442/MK.11/1981 tanggal 15 Desember 1981. Sejak
saat itu PT. Bank Pasar ABC mulai beroperasi di Jember, dan telah beberapa kali berpindah
tempat dan sejak bulan Nopember 2012 PT. BPR ABC berkedudukan di Kompleks Ruko
Gajah Mada Square Kav. A/17 - 18 Jl. Gajah Mada No.187 Jember.
Rencana merger yang akan dijalankan oleh BPR ABC akan melibatkan 4 entitas
bisnis yakni BPR ABC, BPR DEF, BPR GHI, BPR JKL dimana dalam merger tersebut
mengizinkan BPR Wilis Arta Makmur untuk berdiri dan beroperasi secara komersial pasca
merger. Sedangkan, BPR DEF, BPR GHI, BPR JKL dan BPR ABC melebur menjadi BPR
XYZ.
Berdasarkan Simon Kwan dalam FRBSF Economic Letter mengenai Banking
Consolidation mengungkapkan bahwa ada empat faktor yang mendorong dilakukannya
merger bagi perbankan. Yakni, Economic of Scale, Economic of Scope, Potential for Risk
Diversification, bank managements’ personal incentives. (Kwan, Simon. FRBSF Economic
Letter Number 2004-15, June 18, 2004)
Dengan adanya Merger diharapkan bisa melipatgandakan total pendapatan perusahaan
dan mendapatkan kapitalisasi pasar yang besar. Berikut data kinerja keuangan empat entitas
bisnis yang akan melakukan merger sebagaimana kinerja perusahaan pada tahun 2014 yang
ditampilkan pada tabel di bawah ini :
Nama BPR
ABC
DEF
GHI
JKL
Nama BPR
Total Asset
143.328.510.092
101.418.134.689
42.371.594.991
25.744.188.656
Pendapatan
Beban
Total Hutang
126.414.351.423
88.830.008.257
36.931.906.409
22.927.329.771
Rasio BOPO
Total Ekuitas
16.914.158.670
12.588.126.432
5.439.688.583
2.816.858.885
Laba Bersih
Operasional
Operasional
ABC
15.194.248.295 12.217.129.764
80,41%
2.357.255.958
DEF
12.323.150.989
8.507.310.988
69,04%
3.022.447.568
GHI
5.565.796.030
3.990.742.254
71,7%
1.249.436.714
JKL
5.829.509.854
4.941.220.663
84,76%
807.048.124
Sumber : Data diolah dari Laporan Keuangan masing-masing entitas bisnis
Merujuk pada tabel di atas perlu dilakukan valuasi nilai perusahaan dari empat entitas
bisnis yang terlibat dalam merger sehingga bisa memaksimalkan nilai perusahaan pasca
merger, mencapai Economic of Scale, Economic of Scope dan meminimalkan potensi resiko
dengan diversfikasi sehingga bisa menguntungkan bagi pemegang saham, kreditur, debitur
dan para karyawan entitas bisnis tersebut. Oleh karena itu, maka dengan ini saya mengajukan
judul thesis
“Valuasi Entitas Bisnis dalam rangka Merger Pada Bank
Perkreditan Rakyat ABC”.
I.2. Rumusan Masalah
a) Bagaimana valuasi entitas bisnis yang melakukan merger guna menghasilkan nilai
perusahaan yang optimal?
b) Bagaimana proses merger yang akan dilalui perusahaan?
I.3. Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui valuasi entitas bisnis yang paling optimal
b) Untuk menjelaskan proses merger yang akan digunakan perusahaan
I.4. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan diambil oleh penulis, yakni Kantor BPR ABC yang
beralamatkan di Jember.
I.5. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka manfaat penelitian yang bisa
diambil, yakni :
a) Bagi peneliti
Untuk mengetahui valuasi bisnis yang optimal bagi perusahaan yang melakukan
merger.
Untuk mengetahui tahapan merger yang dijalani oleh perusahaan yang melakukan
merger.
b) Bagi perusahaan
Dapat dijadikan acuan untuk melakukan merger pada saat proses merger
dilakukan.
I.6. Batasan Penelitian
Penelitian ini menganalisa objek penelitian yang hanya berkaitan dengan PT. BPR
ABC, PT. BPR DEF, PT. BPR GHI, PT. BPR JKL.
I.7. Design Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif eksploratoris karena bertujuan
untuk menentukan valuasi perusahaan yang optimal serta tahapan-tahapan yang akan dilalui
oleh perusahaan dalam melaksanakan merger.
Bank Perkreditan Rakyat ABC
Dosen : Sri Gunawan, DBA
Oleh :
Bobby Permana
041324353030
Program Studi Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya
2015
I.1. Pendahuluan
Perekenomian suatu negara bisa menjadi acuan untuk melihat apakah negara tersebut
makmur dan sejahtera atau tidak. Aktivitas perekonomian suatu negara saat ini tidak lagi
dibatasi dengan batas negara. Hal ini dikarenakan para pelaku bisnis suatu negara bisa
mengembangkan usaha bisnisnya di negara lainnya selain di negara dimana mereka berasal.
Dengan adanya hal tersebut maka diperlukan peran dari perbankan untuk mengatur lalu lintas
pembayaran maupun penerimaan dari hasil kegiatan usaha para pelaku bisnis.
Perbankan sendiri selain berfungsi menyalurkan kredit dan menghimpun dana,
mereka juga berfungsi sebagai bank devisa yang artinya bisa memberikan fasilitas bagi
pengusaha eksportir maupun importir untuk melakukan perdagangan dengan perusahaan di
negara lain. Perbankan di indonesia sudah ada sejak tahun 1828 dengan berdirinya De
Javasche Bank, NV yang didirikan di Batavia dengan berfungsi sebagai pemegang monopoli
pembelian
hasil
bumi
dalam
negeri
dan
penjualan
ke
luar
negeri
(http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/museum/sejarah-bi/prabi/Documents/e5623c7159474dd0a0b23d1befc1c491SejarahPerkembanganBankSentraldiNu
santara.pdf). Pada perkembangannya, muncullah bank sentral yakni Bank Indonesia yang
bertugas untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran dan memelihara stabilitas sistem keuangan dengan bertujuan
untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah (Undang-Undang Nomer 10 Tahun
1998).
Indikator kesuksesan perekonomian suatu negara bisa dilihat dari aktivitas perbankan
dan sistem keungan di negara tersebut. Krisis ekonomi yang menimpa Indonesia pada tahun
1998 di awali dari rontoknya perbankan dan sistem keuangan di Indonesia sehingga
mengakibatkan Ekonomi Indonesia saat itu mengalami depresiasi Rupiah yang tajam dan
inflasi harga-harga barang.
Perbankan di Indonesia secara garis besar dibagi menjadi dua kategori besar yakni
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Perbedaan di antara keduanya yakni bahwa Bank
Perkreditan Rakyat tidak diperbolehkan memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Mereka
hanya dibatasi dengan kegiatan menyalurkan dan menghimpun dana dari masyarakat. Dalam
menjalankan dan mengembangkan usahanya, Bank Perkreditan Rakyat juga bisa
menerepakan strategi korporasi dan bisnis sama dengan usaha bisnis lainnya.
Strategi korporasi terdiri dari Merger dan Akuisisi, strategi aliansi dan strategi
network (Rothaermael, Hal. 236). Sedangkan strategi bisnis terdiri dari Cost Leadership dan
Differentiation. Namun, pada perkembangannya strategi integrasi merupakan bagian dari
strategi bisnis (Rothaermael, Hal. 155).
Merger merupakan strategi untuk menggabungkan dua usaha atau lebih dimana hanya
membiarkan satu usaha tetap berdiri (Rothaermael, Hal 238). Merger bertujuan untuk
mengembangkan perusahaan untuk menjadi lebih besar baik dari segi asset, omzet penjualan
dan cakupan luas wilayah yang dilayani untuk aktivitas bisnis.
Bank Mandiri merupakan contoh sukses merger dari sektor perbankan. Bank mandiri
merupakan hasil merger dari empat bank yang dimiliki oleh pemerintah yakni Bank Dagang
Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD), Bank Ekspor Impor (Bank Exim) dan
Pembangunan Indonesia (Bapindo). Kesuksesan tersebut bisa dilihat dari asset, pinjaman,
laba yang dihasilkan dan deposit yang ada pada Bank Mandiri dimana Bank Mandiri
dinobatkan menjadi salah satu Bank Terbesar di Indonesia.
Aktivitas merger saat ini dianggap peluang dan kesempatan bagi usaha perbankan di
tengah-tengah melambatnya ekonomi dan juga jawaban dari tantangan Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA). Hal ini dikarenakan merger berfungsi untuk melakukan konsolidasi di antara
bank-bank yang melakukan merger. Merger juga berfungsi untuk melakukan penghematan
biaya, hal ini dikarenakan ketika merger terjadi maka standar biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan di seragamkan untuk semua entitas bisnis yang tergabung dalam merger.
Merger yang tidak direncanakan dengan baik dan tidak tepatnya valuasi nilai
perusahaan bisa menimbulkan masalah pasca merger sebagaimana yang terjadi pada AOLTime Warner, Vodafone-Mannesmann, France Telecom-Orange, Qwest-US West, Daimler
Benz-Chrysler, Deustche Telecom-Voicestream, JDS Uniphase-SDL. (Rothaermael, Hal.
242). Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan yang baik dan valuasi nilai perusahaan
yang tepat guna menjamin kesuksesan merger pasca merger.
Bank Prekreditan Rakyat (BPR) ABC merupakan Bank Prekreditan Rakyat didirikan
pada tanggal 20 Oktober 1971 berkedudukan di pakisaji, Malang Selatan. Pada tahun 1979
perusahaan mengajukan permohonan ijin untuk memindahkan tempat usahanya dari Malang
ke Jember dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan Direktur Jenderal Moneter
Dalam Negeri Departemen Keuangan Republik Indonesia dengan surat keterangan
memindahkan tempat usaha nomor KET-442/MK.11/1981 tanggal 15 Desember 1981. Sejak
saat itu PT. Bank Pasar ABC mulai beroperasi di Jember, dan telah beberapa kali berpindah
tempat dan sejak bulan Nopember 2012 PT. BPR ABC berkedudukan di Kompleks Ruko
Gajah Mada Square Kav. A/17 - 18 Jl. Gajah Mada No.187 Jember.
Rencana merger yang akan dijalankan oleh BPR ABC akan melibatkan 4 entitas
bisnis yakni BPR ABC, BPR DEF, BPR GHI, BPR JKL dimana dalam merger tersebut
mengizinkan BPR Wilis Arta Makmur untuk berdiri dan beroperasi secara komersial pasca
merger. Sedangkan, BPR DEF, BPR GHI, BPR JKL dan BPR ABC melebur menjadi BPR
XYZ.
Berdasarkan Simon Kwan dalam FRBSF Economic Letter mengenai Banking
Consolidation mengungkapkan bahwa ada empat faktor yang mendorong dilakukannya
merger bagi perbankan. Yakni, Economic of Scale, Economic of Scope, Potential for Risk
Diversification, bank managements’ personal incentives. (Kwan, Simon. FRBSF Economic
Letter Number 2004-15, June 18, 2004)
Dengan adanya Merger diharapkan bisa melipatgandakan total pendapatan perusahaan
dan mendapatkan kapitalisasi pasar yang besar. Berikut data kinerja keuangan empat entitas
bisnis yang akan melakukan merger sebagaimana kinerja perusahaan pada tahun 2014 yang
ditampilkan pada tabel di bawah ini :
Nama BPR
ABC
DEF
GHI
JKL
Nama BPR
Total Asset
143.328.510.092
101.418.134.689
42.371.594.991
25.744.188.656
Pendapatan
Beban
Total Hutang
126.414.351.423
88.830.008.257
36.931.906.409
22.927.329.771
Rasio BOPO
Total Ekuitas
16.914.158.670
12.588.126.432
5.439.688.583
2.816.858.885
Laba Bersih
Operasional
Operasional
ABC
15.194.248.295 12.217.129.764
80,41%
2.357.255.958
DEF
12.323.150.989
8.507.310.988
69,04%
3.022.447.568
GHI
5.565.796.030
3.990.742.254
71,7%
1.249.436.714
JKL
5.829.509.854
4.941.220.663
84,76%
807.048.124
Sumber : Data diolah dari Laporan Keuangan masing-masing entitas bisnis
Merujuk pada tabel di atas perlu dilakukan valuasi nilai perusahaan dari empat entitas
bisnis yang terlibat dalam merger sehingga bisa memaksimalkan nilai perusahaan pasca
merger, mencapai Economic of Scale, Economic of Scope dan meminimalkan potensi resiko
dengan diversfikasi sehingga bisa menguntungkan bagi pemegang saham, kreditur, debitur
dan para karyawan entitas bisnis tersebut. Oleh karena itu, maka dengan ini saya mengajukan
judul thesis
“Valuasi Entitas Bisnis dalam rangka Merger Pada Bank
Perkreditan Rakyat ABC”.
I.2. Rumusan Masalah
a) Bagaimana valuasi entitas bisnis yang melakukan merger guna menghasilkan nilai
perusahaan yang optimal?
b) Bagaimana proses merger yang akan dilalui perusahaan?
I.3. Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui valuasi entitas bisnis yang paling optimal
b) Untuk menjelaskan proses merger yang akan digunakan perusahaan
I.4. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan diambil oleh penulis, yakni Kantor BPR ABC yang
beralamatkan di Jember.
I.5. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka manfaat penelitian yang bisa
diambil, yakni :
a) Bagi peneliti
Untuk mengetahui valuasi bisnis yang optimal bagi perusahaan yang melakukan
merger.
Untuk mengetahui tahapan merger yang dijalani oleh perusahaan yang melakukan
merger.
b) Bagi perusahaan
Dapat dijadikan acuan untuk melakukan merger pada saat proses merger
dilakukan.
I.6. Batasan Penelitian
Penelitian ini menganalisa objek penelitian yang hanya berkaitan dengan PT. BPR
ABC, PT. BPR DEF, PT. BPR GHI, PT. BPR JKL.
I.7. Design Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif eksploratoris karena bertujuan
untuk menentukan valuasi perusahaan yang optimal serta tahapan-tahapan yang akan dilalui
oleh perusahaan dalam melaksanakan merger.