SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOM

ASUHAN KEBIDANAN
PADA BY NY. “N” UMUR 1 HARI DENGAN BERAT BADAN
LAHIR RENDAH DI PUSKESMAS
BANDARKEDUNGMULYO

Oleh :
MAS’ULA
NIM : 0803017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
2009/2010

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada By. Ny. “N” Umur 1 Hari
dengan Berat Badan Lahir Rendah di Puskesmas Bandarkedungmulyo

Dalam menyusun asuhan kebidanan ini penulis tidak lepas dari bantuan,
dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
2.
3.
4.
5.

drg. Budi Nugroho, M.PPM selaku ketua Stikes Pemkab Jombang
Bu Mei Sukartati, S.S.T, selaku pembimbing praktek
Kolifah, S.S.T, selaku ketua Prodi DIII Kebidanan Stikes Pemkab Jombang
Seluruh dosen dan stap pendidikan Stikes Pemkab Jombang
Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Asuhan Kebidanan ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat dibutuhkan bagi
kesempurnaan asuhan kebidanan berikutnya.
Harapan penulis semoga asuhan kebidanan ini dapat bermanfaat bagi kita

semua, dan tak lupa penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada
kesalahan baik yang disengaja atau tidak disengaja.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jombang, Juli 2010
Penulis,

iv

LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan pada By. Ny. “N” Umur 1 Hari dengan Berat Badan Lahir
Rendah di Puskesmas Bandarkedungmulyo
Dibuat sebagai laporan klinik kebidanan
Nama
: MAS’ULA
NIM
: 0803017
Telah disahkan dan disetujui pada
Hari
:
Tangal

:
Mengetahui
Pembimbing Akademik

Pembimbing Praktek

KOLIFAH, S.S.T

MEI SUHARTATI, S.S.T

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................


ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................

v

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................

1

1.2 Tujuan ..........................................................................................

2

1.3 Manfaat Penulisan .......................................................................

2


1.4 Teknik Pengumpulan Data ..........................................................

3

1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................

4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka pada BBLR .....................................................

5

2.2. Teori Asuhan Kebidanan pada BBLR ........................................ 11
BAB III : TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian .................................................................................. 19
3.2. Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan ......................... 23
3.3. Antisipasi Masalah Potensial ...................................................... 24
3.4. Identifikasi Kebutuhan Segera ................................................... 24
3.5. Intervensi .................................................................................... 24

3.6. Implementasi .............................................................................. 26
3.7. Evaluasi ...................................................................................... 27
Catatan Perkembangan ...................................................................... 28
BAB IV : PEMBAHASAN ................................................................................ 31
BAB V : PENUTUP
4.1. Kesimpulan ................................................................................ 32
4.2. Saran .......................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA

vi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
Negara-negara barat telah berhasil menurunkan angka kematian
maternal dan kin angka kematian perinatal digunakan sebagai ukuran untuk
menilai ukuran, kualitas pengawasan antenatal. Angka kematian perinatal di
Indonesia tidak diketahui secara pasti karena belum ada survey yang
menyeluruh. Angka yang ada ialah angka kematian perinatal di beberapa

rumah sakit besar yang pada umumnya merupakan referral hospital,
sehingga tidak memberikan gambaran yang mendekati angka kematian
perinatal secara menyeluruh. Angka kematian perinatal di rumah sakit pada
umumnya berkisar antara 77,3 – 137,7 per 1000. (Prawirohardjo, 2002: 785)
Frekuensi BBLR di negara maju berkisar antara 3,6 – 10,8 %. Di
negara berkembang berkisar antara 10-43 %. Rasio antara negara maju dan
negara berkembang adalah 1 : 4. (Mochtar, 1998: 449)
Pola morbiditas dan mortalitas di negara berkembang berbeda
dengan di negara maju dan di Indonesia khususnya angka kematian
perinatal masih tinggi. Angka kematian perinatal tersebut masih 40 per 1000
kelahiran hidup dan penyebabnya antara lain asfiksia neonaturum (49-60%),
infeksi (24-34%), prematuritas / BBLR (15-20%), trauma persalinan (2-7%),
dan cacat bawaan (1-3%). (Manuaba, 1998)
Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan prematur atau
BBLR adalah faktor ibu, faktor janin dan faktor kehamilan. Faktor ibu
antara lain: gizi ibu hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun, jarak hamil dan bersalin terlalu dekat, organ-organ
prematur belum berfungsi sebagaimana bayi aterm oleh karena itu ia banyak
mengalami kesulitan untuk hidup di luar uterus ibunya, makin pendek usia
kehamilannya maka kurang sempurna pertumbuhan organ-organ dalam

tubuhnya dengan akibat makin mudahnya terjadi komplikasi dan
meningkatnya angka kematian. (Manuaba, 1998: 326-327)

1

Perawatan BLR adalah pengaturan suhu lingkungan dan pemberian
makanan, serta siap sedia dengan tabung oksigen. (Mochtar, 1998: 450)
Dengan adanya data di atas penulis tertarik untuk memberikan
asuhan kebidanan pada bayi Ny. “N” umur 1 hari dengan BBLR di
Puskesmas Bandarkedungmulyo.
1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Agar penulis mendapatkan pengalaman yang nyata dari teori
yang diperoleh sehingga mampu mengembangkan dan menerapkan
pola pikir ilmiah dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada bayi
bayi Ny. “M” umur 1 hari dengan Berat Badan Lahir Rendah.
1.2.2. Tujuan Khusus
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi Ny. “N”
umur 1 hari dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan manajemen Hellen Varney :

1.2.2.1. Melakukan pengkajian.
1.2.2.2. Mengidentifikasi diagnosa masalah.
1.2.2.3. Mengantisipasi masalah potensial.
1.2.2.4. Menentukan kebutuhan segera.
1.2.2.5. Merumuskan suatu rencana tindakan yang komprehensif.
1.2.2.6. Melakukan tindakan sesuai dengan rencana.
1.2.2.7. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
1.3. MANFAAT PENULISAN
1.3.1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai salah satu bahan kepustakaan dengan penanganan
khusus pada neonatus dengan BBLR.
1.3.2. Bagi Lahan Praktek
Dapat memberikan masukan dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan pada neonatus dengan BBLR.
2

1.3.3. Bagi Klien dan Keluarga
Memberikan informasi kepada klien tentang neonatus dengan
BBLR, bahayanya serta tindakan pada neonatus dengan BBLR.

1.3.4. Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat melakukan asuhan kebidanan pada
bayi Ny. “N” umur 1 hari dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
dengan kriteria dan teori yang didapatkan dan mendokumentasikan
dalam bentuk tulisan.
1.4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan
asuhan kebidanan ini adalah :
1.4.1. Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara
langsung dengan ibu klien, keluarga maupun dari tim kesehatan yang
berkaitan sehingga mendapatkan permasalahan yang klien rasakan.
1.4.2. Observasi
Yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap perubahan
yang terjadi pada klien.
1.4.3. Pemeriksaan Fisik
Yaitu pendekatan pada klien yang meliputi inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi untuk mendapatkan data yang obyektif.
1.4.4. Pemeriksaan Penunjang
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan


untuk menegakkan

diagnosa seperti pemeriksaan laboratorium.
1.4.5. Studi Pustaka
Yaitu dengan mempelajari tentang asuhan kebidanan pada
neonatus dengan BBLR.
1.4.6. Studi Dokumentasi
Yaitu memperoleh data dengan melihat data yang sudah ada
dalam status klien, catatan medik dari hasil pemeriksaan laboratorium.

3

1.5. SISTMATIKA PENULISAN
Secara garis besar, penulisan asuhan kebidanan ini adalah sebagai
berikut :
BAB I

: Pendahuluan
Meliputi latar belakang, tujuan, manfaat, teknik pengumpulan
data, tempat dan waktu, sistematika penulisan.

BAB II

: Tinjauan Teori
Terdiri dari tinjauan teori neonatus dengan BBLR dan tinjauan
teori Asuhan Kebidanan pada neonatus dengan BBLR.

BAB III

: Tinjauan Kasus
Terdiri dari pengkajian, identifikasi diagnosa masalah, antisipasi
masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi,
implementasi dan evaluasi.

BAB IV : Penutup
Terdiri dari kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. TINJAUAN PUSTAKA PADA BBLR
2.1.1. Definisi
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2.500 gram atau sampai dengan 2.499 gram.
(Prawirohardjo, 2002: 376)
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) maupun Bayi Kurang
Bulan (BKB) merupakan masalah utama di negara berkembang
termasuk di Indonesia. Hal ini makin tingginya kejadian BBLR / BKB
serta tingginya mortalitas dan morbiditas perinatal / neonatal.
Istilah prematuritas telah diganti dengan Berat Badan Lahir
Rendah karena terdapat 2 bentuk penyebab kelahiran bayi dengan
berat badan kurang dari 2.500 gram, yaitu karena umur kehamilan
kurang dari 37 minggu, dan umur kehamilan cukup tapi berat badan
lebih rendah dari semestinya atau kombinasi dari keduanya.
(Manuaba, 1998: 326)
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dapat dikelompokkan menjadi :
-

BBLR, BCB, SMK
Bayi berat badan lahir rendah, bayi cukup bulan, sesuai masa
kehamilan.

-

BBLR, BKB, KMK
Bayi berat badan lahir rendah, bayi kurang bulan, kecil masa
kehamilan.

-

BBLR, BKB, BMK
Bayi berat badan lahir rendah, bayi kurang bulan, besar masa
kehamilan.

-

BBLR, BCB, KMK
Bayi berat badan lahir rendah, bayi cukup bulan, kecil masa
kehamilan.

5

-

BBLR, BLB, KMK
Bayi berat badan lahir rendah, bayi lebih bulan, kecil masa
kehamilan.
(Sukardi, Abdurrohman, 2002: 104-105)

2.1.2. Etiologi
2.1.2.1.

Faktor ibu
-

Gizi saat hamil yang kurang.

-

Umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

-

Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.

-

Penyakit menahun ibu (hipertensi, jantung, gangguan
pembuluh darah (perokok).

2.1.2.2.

Faktor pekerjaan yang terlalu berat.
Faktor kehamilan

-

kehamilan dengan hidramion

-

kehamilan ganda

-

perdarahan antepartum

-

komplikasi hamil : pre-eklampsia / eklampsia, ketuban
pecah dini.

2.1.2.3.

Faktor janin
-

cacat bawaan

-

infeksi dalam rahim

(Manuaba, 1998: 326-327)
2.1.3. Ciri-Ciri Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
-

Berat kurang dari 2500 gram.

-

Panjang kurang dari 45 cm.

-

Lingkaran dada kurang dari 30 cm.

-

Lingkar kepala kurang dari 33 cm.

-

Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.

-

Kepala relatif lebih besar.

-

Kulit: tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang.
6

-

Otot: hipotonik – lemah.

-

Pernafasan tak teratur dapat terjadi apnea (gagal nafas).

-

Ekstremitas: paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi – lurus.

-

Kepala tidak mampu tegak.

-

Pernafasan sekitar 45-50 x/menit.

-

Frekuensi nadi 100-140 x/menit.

(Manuaba, 1998: 328)
2.1.4. Komplikasi BBLR
2.1.4.1.

Asfiksia Perinatal
1. Susunan saraf pusat
-

Aktifitas refleks batuk masih lemah.

-

Refleks primitif seperti menoleh, menghisap dan
menelan masih lemah.

-

Perdarahan germinal matriks / periventrikuler dan
perdarahan intraventrikuler.

-

Leukomolasia periventrikuler.

2. Komplikasi pada saluran pernafasan
-

Penyakit membran hyaline.

-

Apnea rekuren
Apnea adalah periode tidak bernafas selama lebih dari
20 menit yang disertai bradikardi dan sianosis.

-

Sindroma kebocoran udara.

-

Brochopulmonary dan sumber panas.

-

Thermoregulasi dan sumber panas.

-

Komplikasi pada kardiovaskuler.

-

Metabolisme  bisa mengalami ikterus neonaturum,
hipolikemia, dan hipokalsemia.

-

Komplikasi hematologist seperti anemia prematurus,
imunologis, komplikasi

/ penyakit pada ginjal,

ophtalmologis.
(Sukardi Abdurrohman, 2002: 108-111)
7

2.1.5. Penanganan
2.1.5.1.

Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu
suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. Bayi
dimasukkan dalam inkubator dengan suhu yang diatur.
-

Berat badan lahir di bawah 2 kg : 35 0C

-

Berat badan lahir 2 kg – 2,5 kg : 34 0C
Suhu inkubator diturunkan 1 0C tiap minggu, setiap bayi

dapat ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 24 – 27 0C.
Mempertahankan suhu tubuh optimal
Untuk mempertahankan suhu lingkungan tubuh optimal
37 0C (36,5 – 37,5 0C) BBLR / BKB membutuhkan suhu
lingkungan yang termonetral serta kelembaban udara 60%.
Mengenai suhu lingkungan termonetral sesuai berat
lahir dan masa gestasi serta usia pasca natal. Oleh karena itu
BBLR / BKB seharusnya dirawat dalam incubator atau dengan
cara teknologi tepat guna dengan perawatan ketat / metode
kanguru, bayi akan mendapatkan sumber panas melaui kontak
langsung secara terus menerus dari ibu secara alami. (Sukardi
Abdurrohman, 2002: 115)
Memenuhi kebutuhan O2
Untuk mempertahankan hidup BBLR/BKB membutuhkan
tekanan arterial O2 berkisar : PaO2 50-80 TOrr. Di sini
memerlukan monitoring analisa gas darah (AGD) atau PO 2
transkutan maupun dengan pulsa oksimetri (SiO2).
BBLR / BKB dengan asfiksia ringan / sedang gangguan nafas
ringan, dapat diberi O2 konsentrasi lebih tinggi (> 40%) melalui :
-

O2 inkubator

-

O2 head box

-

O2 sungkup / maks

(Sukardi Abdurrohman, 2002:116)

8

Jika bayi sianosis (biru) atau sukar bernafas (frekuensi < 30
atau > 60 /menit) tarikan dinding dada ke dalam atau merintih)
-

Isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan nafas bersih.

-

Beri oksigen 0,5 – 1 L/menit lewat kateter hidung atau
nasal prong.

-

Rujuk ke kamar bayi atau ke tempat pelayanan yang dituju.

Jaga bayi tetap hangat, bungkus bayi dengan kain lunak, kering,
selimut dan pakai topi untuk mencegah kehilangan panas.
2.1.5.2.

Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat rendah akan infeksi, perhatikan prinsipprinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum
memegang bayi.
Cara membersihkan tangan sebelum tindakan
-

Lepaskan semua perhiasan.

-

Posisikan tangan di atas siku, basahi tangan seluruhnya
dan gunakan sabun.

-

Mulailah dari ujung jari sampai berbusa, lalu bilas dengan
menggunakan gerakan memutar. Bilas di antara jari-jari,
gerakkan dari ujung jari menuju siku pada satu tangan dan
kemudian ulangi untuk tangan berikutnya.

-

Basuh setiap lengan secara terpisah, ujung jari lebih
dahulu, jaga tangan dalam posisi lebih tinggi dari siku.

-

Cuci selama 3-5 menit.

-

Gunakan handuk yang bebeda untuk mengeringkan setiap
tangan, keringkan mulai dari ujung jari sampai siku
kemudian buang handuknya.

-

Pastikan tangan yang telah dibersihkan tidak bersentuhan
dengan barang-barang yang tidak didisinfeksi tingkat
tinggi atau disterilkan. Jika tangan menyentuh permukaan
yang terkontaminasi, ulangi membersihkan tangan dengan
cara di atas.

Cara perawatan tali pusat
9

1. Jangan membungkus pusar ataupun mengoleskan bahan
atau ramuan apapun ke puting tali pusat dan nasehati
keluarga untuk tidak memberikan apapun pada pusar bayi.
2. Mengusapkan

alkohol

atau

pourdon

iodine

masih

diperkenalkan sepanjang tidak menyebabkan tali pusat
basah / lembab.
3. Beri nasihat pada ibu dan keluarganya sebelum penolong
meninggalkan bayi:
-

Lipat popok di bawah putung tali pusat.

-

Jika putung tali pusat kotor, cuci secara berhati-hati
dengan air matang (DTT) dan sabun, keringkan secara
bersama dengan kain bersih.

-

Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan
perawatan jika pusar menjadi merah atau mengeluarkan
nanah atau darah.

-

Jika pusar menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau
darah segera rujuk bayi ke fasilitas yang mampu untu
memberikan asuhan bagi bayi baru lahir secara lengkap.

2.1.5.3.

Pengawasan nutrisi / ASI
Umumnya bayi prematur belum sempurna refleks
menghisap dan bentuk kapasitas lambung masih kecil dan
daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang, maka
makanan diberikan dengan pipet sedikit lebih sering.

2.1.5.4.

Penimbangan berat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi,
nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh oleh
sebab itu penambahan berat badan harus dilakukan dengan
ketat.
Kebutuhan cairan untuk BBLR 120-150 ml/kg/hr atau
100-120 kal/kg, pemberian dilakukan sesuai dengan bertahap
sesuai kemampuan segera mungkin mencukupi kebutuhan
cairan atau nutrisi.

2.2. TEORI ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS DENGAN BBLR
10

2.2.1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses pengumpulan data untuk mendapatkan
berbagai informasi yang berkaitan dengan masalah yang dialami klien.
Pengkajian dilakukan dengan berbagai cara, yaitu anamnese,
observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik yang dilakukan
di laboratorium dan dengan cara lain. Data yang diperlukan berbeda
untuk setiap jenis penyakit yang diderita klien.
Pada pengkajian bayi diperoleh dari hasil wawancara langsung
kepada keluarga dan tim kesehatan yang merawat klien dan
disampaikan oleh keluarga / tim kesehatan.
A. Data Subyektif
Adapun data dari bayi berat badan lahir rendah adalah :
1. Identifikasi bayi, yang perlu dikaji dengan menggunakan nama
ibu yang bertujuan agar dapat mengenal bayi sehingga tidak
keliru dengan bayi lain, jenis kelamin agar tidak terjadi
kesalahan.
2. Identitas penanggung jawab (orang tua) meliputi : nama, umur,
agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
3. Keluhan utama
Berat badan bayi < 2500 gram, alat pernafasan bayi lemah,
kardiovaskuler lambat dan lemah, gerak sedikit berkurang.
4. Riwayat penyakit sekarang
Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (< 2500 gram),
lahir secara apa.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit apa yang pernah diderita keluarga dan hubungan ada/
tidak dengan keadaan bayi sekarang.
6. Riwayat neonatal
a. Perinatal
Hamil anak ke berapa, selama hamil ibu memeriksakan
kehamilannya sekitar berapa kali dan dimana, keluhan
pada Trimester I, II dan III apa, pernah mendapat obat apa,
11

pernah mendapat imunisasi atau tidak, pernah mendapat
penyuluhan atau tidak, selama hamil apakah pernah dipijat
ke dukun atau tidak, pernah minum jamu atau tidak.
b. Natal
Bayi lahir pada umur kehamilan berapa bulan, bayi lahir
secara apa, tanggal dan jam berapa, persalinan ditolong
oleh siapa, bagaimana warna ketubannya, waktu lahir
menangis secara spontan atau tidak, jenis kelamin laki-laki/
perempuan, berat lahir < 2500 gram, panjang 40-45 cm.
c. Post natal
Tanyakan pada ibu dan tenaga kesehatan atau orang yang
membawa bayi mengenai :
-

Bagaimana keadaan bayi sesaat setelah lahir?

-

Apakah bayi bernafas pada menit pertama?

-

Apakah bayi memerlukan resusitasi? Jika ya, selama
berapa menit?

7. Pola kebiasaan
a. Pola nutrisi
Reflek menelan / menghisap yang masih lemah, pemberian
makanan melalui mulut dimulai ketika bayi sudah dalam
keadaan stabil.
b. Pola Eliminasi
Berkemih setelah habis minum, pengeluaran mekonium
biasanya terjadi dalam waktu 12 jam.
c. Pola aktivitas
Refleks dan gerakan pada test neurologist tampak tidak
resisten, gerakan refleks hanya berkembang sebagai
menelan, menghisap, menggenggam lemah / tidak efektif,
tidak ada / menurunnya tanda neurologist, mata mungkin
tertutup / mengantuk.
d. Pola istirahat
12

Bayi pada hari-hari p[pertama frekuensi tidurnya lebih
banyak sekitar 10-16 jam /hari.
e. Pola personal hygiene
Bayi diusahakan agar tetap bersih, kering dan hangat
karena bayi rentan terhadap infeksi dan hipotermi.
B. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang dikumpulkan melalui
pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi
dengan pengukuran TTV yang dilakukan oleh petugas.
1. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : baik, lemah, cukup
Kesadaran

: composmentis, apatis, somnolen, sapor, koma

BB

: < 2500 gram

PB

: < 45 cm

LD

: < 30 cm

LK

: SOB

: < 32 cm

FO

: < 34 cm

MO

: < 35 cm

TTV : Suhu

: 36,5 – 37,5 0C

HR

: 120 – 160 x/menit

RR

: 40-60 x/menit

2. Pemeriksaan fisik :
a. Inspeksi
Kepala

: batas dahi dan rambut kepala tidak jelas,
kepala relatif lebih besar dibanding badan,
rambut tipis.

Mata

: simetris,

tidak

ada

pengeluaran

cairan,

konjungtiva tidak anemis, sklera putih.
Hidung

: simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan
cuping hidung.

Mulut

: simetris, mukosa bibir kering, tidak ada
kelainan.
13

Telinga

: simetris, bentuk daun telinga normal, daun
telinga mudah dilipat.

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak
ada bendungan vena jugularis.

Dada

: simetris, jarak antara puting susu normal, tidak
ada tarikan interkosta.

Abdomen : tali pusat tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak
ada pembesaran hepar.
Genetalia : jenis kelamin laki-laki / perempuan.
laki-laki : testis belum turun ke skrotum,
lubang testis.
perempuan : labia mayora belum menutupi
labia minora.
Anus

: bersih, anus berlubang.

Integumen : terdapat vernicks caseosa, terdapat lanugo,
kulit keriput, merah.
Ekstremitas atas : simetris, gerak lemah, sendi lengan
fleksi.
Ekstremitas bawah : simetris, gerak lemah, sendi kaki
fleksi.
b. Palpasi
Kepala

: tidak ada molase, UUK dan UUB datar dan
belum menutup, tidak ada benjolan.

Mulut

: tidak ada pembelahan palatum.

Telinga

: daun telinga tipis dan mudah dilipat.

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun
bendungan vena jugularis.

Abdomen : tidak ada pembesaran hepar.

c. Auskultasi
Dada

: tidak ada wheezing maupun ronchi.
14

Abdomen : bising usus normal.
d. Perkusi
Abdomen : tidak kembung.
3. Pemeriksaan neurologis
Refleks Morro

: lemah

Graps refleks

: lemah

Sucking reflek

: lemah

Swallowing reflek : lemah
Rooting reflek

: lemah

Tonick neck reflek : lemah
Reflek Babynski

: lemah

2.2.2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Diagnosa : Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Dx

: Ibu / petugas kesehatan mengatakan anaknya lahir dengan
berat badan lahir rendah.

Do

: - BB

: < 2500 gram

- PB

: < 45 cm

- LD

: < 30 cm

- LK

: < 33 cm

- TTV : Suhu : 36,5 – 37,5 0C
HR : 120 – 160 x/menit
RR

: 40 – 60 x/menit

- Sistem kardiovaskuler lambat dan lama
- Pernafasan lemah
- Sistem gastrointestinal : mudah terjadi regurgitasi dan
dapat menimbulkan aspirasi pneumonia
- Reflek-reflek lemah
- Mudah mengalami hipotermi
- Kulit keriput dan kering
2.2.3. Antisipasi Masalah Potensial

15

Antisipasi masalah potensial adalah masalah yang mungkin
timbul dan bila tidak segera diatasi dapat mengganggu keselamatan
hidup klien, hingga harus diantisipasi, dicegah, diawasi dan disiapkan
tindakan untuk mengatasi, untuk identifikasi diagnosa / masalah
potensial bayi dengan berat badan lahir rendah adalah:
-

Ikterus neonaturum

-

Apnea rukuren

-

Enterokolitis nekrotikans

-

Anemia prematuritas

2.2.4. Identifikasi Kebutuhan Segera
Merupakan tindakan yang secepatnya harus diberikan terhadap
klien dan tidak dapat ditunda karena mengancam jiwa klien, seperti :
-

Hipoksemia (pemberian O2)

-

Hipotermia (bungkus bayi dengan kain yang kering dan bersih
kemudian tempatkan pada inkubator).

2.2.5. Intervensi
Adalah pengembangan rencana yang menyeluruh. Intervensi
harus memuat rasional yang tepat.
Diagnosa : Bayi dengan berat badan lahir rendah.
Tujuan

: Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada By. Ny. “…”
selama … x … jam diharapkan keadaan umum baik, berat
badan meningkat.

Kriteria

: - Suhu tubuh normal (36,5 – 37,5 0C)
- RR

: 40 – 60 x/menit

- HR : 120 – 160 x/menit
- Keadaan umum baik
- Tidak terjadi infeksi
- Tidak sianosis
- Tali pusat tidak berbau, tidak basah, tidak berdarah /
bernanah.
16

- Tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Reflek-reflek kuat.
- Berat badan meningkat 30-35 gram/hari.
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga.
Rasional : Menjalin hubungan yang baik dan menciptakan
kepercayaan keluarga pada petugas kesehatan.
2. Jelaskan pada orang tua pasien tentang kondisi anaknya.
Rasional : Penjelasan merupakan informasi yang dapat mengurangi
kecemasan akibat ketidaktahuan kondisi anaknya.
3. Terapkan teknik septik dan aseptik.
Rasional : Mencegah infeksi nosokomial dari petugas kepada
pasien atau sebaliknya.
4. Jaga bayi dan lingkungan sekitar tetap hangat dengan cara
mengganti popok setiap kali basah.
Rasional : Mencegah seminimal mungkin kehilangan panas.
5. Observasi TTV tiap 8 jam meliputi suhu, RR, HR.
Rasional : Deteksi dini adanya komplikasi.
6. Rawat tali pusat dengan kasa kering.
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi.
7. Lakukan penimbangan berat badan tiap hari dengan timbangan
yang sama.
Rasional : Mengetahui tumbuh kembang bayi.
8. Jelaskan cara perawatan payudara pada ibu.
Rasional : Mencegah adanya kuman pada puting susu dan areola
mammae dan memperlancar ASI.
9. Observasi intake dan output tiap 2 jam.
Rasional : Mengetahui kecukupan nutrisi dalam tubuh dan balance
cairan dalam tubuh.
10. Motivasi ibu agar segera memberikan ASI.
Rasional : Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
17

11. Jelaskan cara meneteki bayi yang benar.
Rasional : Dengan meneteki bayi dengan benar ASI akan keluar
dengan lancar dan puting susu tidak rusak.
12. Kolaborasi dengan tim medis.
Rasional : Pemberian terapi yang tepat dapat mempercepat
perbaikan prognosa.
2.2.6. Implementasi
Implementasi yang komprehensif merupakan perwujudan dari
rencana yang disusun dalam tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan
dapat terealisasi apabila ditetapkan berdasarkan hakikat masalah, jenis
tindakan / pelaksanaan bisa dikerjakan oleh bidan sendiri, kolaborasi
dengan tim kesehatan lain / profesi lain. Pelaksanaan perlu dilakukan
secara tertulis dan berkesinambungan.
2.2.7. Evaluasi
Evaluasi adalah seperangkat tindakan yang saling berhubungan
untuk mengukur pelaksanaan serta didasarkan tujuan dan kriteria,
guna mengevaluasi ini adalah untuk menilai kemampuan dalam
asuhan kebidanan sebagai umpan balik untuk memperbaiki asuhan
kebidanan, dalam evaluasi menggunakan format SOAP, yaitu :
S

: Data yang diperoleh dari wawancara langsung pada klien.

O

: Data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan.

A

: Pernyataan yang terjadi atas data subyektif dan data obyektif.

P

: Perencanaan yang telah ditentukan sesuai masalah yang terjadi.

18

BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian

: 12 Maret 2010

Jam : 07.00 WIB

3.1.1. Data Subyektif
1. Biodata
a. Identitas Bayi
Nama

: By Ny. “n”

Umur

: 1 hari

Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak ke

:3

Agama

: Islam

Alamat

: Barongsawahan

b. Identitas Orang Tua
Nama Ibu

: Ny. “N”

Nama Ayah

: Tn. “S”

Umur

: 35 tahun

Umur

: 40 tahun

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan

: SMA

Pendidikan

Pekerjaan

: IRT

: SMA
Pekerjaan

:

Swasta

Penghasilan

:-

Penghasilan

: + Rp.600.000,-/bln

Alamat

: Barongsawahan

Alamat

: Barongsawahan

2. Keluhan Utama
Berat badan bayi 1900 gram, gerak lemah, tangis kuat, keadaan
umum baik.

19

3. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan bayi lahir dengan berat badan bayi 1900 gram dan
bayi sekarang dirawat di ruang bayi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien mengatakan di dalam anggota keluarga tidak ada yang
menderita penyakit asma, TBC, hepatitis, DM, jantung, namun ibu
pasien dan nenek pasien mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
5. Riwayat Neonatal
a. Perinatal
Ibu klien mengatakan di dalam kehamilan ini anak ke-3, selama
hamil ibu memeriksakan kehamilannya sekitar 7x dengan
rincian pada TM I 3x di bidan, pada TM II 3x di Puskesmas, TM
III 1x di Puskesmas dan 2x di Puskesmas dengan keluhan pada
TM I: mual, muntah, pusing. Pada TM II: pusing, pada TM III
kaki bengkak dan pusing. Obat-obatan yang pernah didapat Fe,
Kalk, vitamin dan nifidipine, gerakan janin mulai dirasakan
pada umur kehamilan 5 bulan. Selama hamil ibu tidak pernah
minum jamu, tidak pernah pijat ke dukun.
b. Natal
Bayi lahir dengan usia kehamilan 38 minggu, lahir spontan B,
pada tanggal 11 Maret 2010, jam 15.18 WIB dengan indikasi ibu
pre eklampsia berat, persalinan ditolong oleh bidan dengan A-S:
7-8, menangis spontan, ketuban jernih, jenis kelamin laki-laki,
BB lahir: 1900 gram, PB: 43 cm, tidak ada kelainan kongenital,
tidak ada caput succedaneum maupun cephal hematom.
c. Post natal
Setelah lahir bayi dibawa ke ruang NICU dan didiagnosa BBLR
dengan berat badan lahir 1900 gram, panjang badan 43 cm, jenis
kelamin laki-laki, suhu 36,5 0C, detak jantung 130 x/menit, RR
58 x/menit, bayi lemah, mendapatkan O2 1 liter/menit, bayi

20

dirawat di dalam inkubator dan bayi sudah mendapatkan PASI +
10 – 20 cc /2 jam. Dan bayi mendapatkan salep mata tetrasiklin
dan vitamin K dengan dosis 1 mg secara IM.
6. Riwayat Imunisasi
Pasien belum mendapatkan imunisasi.
7. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola nutrisi
Minum : Bayi mendapatkan PASI 10-20 cc tiap 2 jam per oral.
b. Pola eliminasi
BAK

: + 8-10 x/hr, warna kuning, jernih, bau khas.

BAB

: + 3 x/hr, warna hitam (mekonium), konsistensi lunak.

c. Pola aktifitas
Bayi lebih banyak tidur, menangis ketika merasa lapar dan kalau
BAK dan BAB.
d. Pola istirahat
Pasien tidur jika sudah minum PASI dan bangun apabila BAB/
BAK.
e. Pola Personal Hygiene
-

Bayi diseka dengan menggunakan air hangat 1 x/hari (pagi).

-

Mengganti popok bila bayi BAB dan BAK.

-

Ganti baju 2 x/hari (pagi dan sore).

-

Perawatan tali pusat 2 x/hari (pagi dan sore).

3.1.2. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum

: Lemah

Kesadaran

: Composmentis

BB

: 1900 gram

PB

: 43 cm

LD

: 27 cm

21

LK

: SOB

: 29 cm

FO

: 30 cm

MO

: 31 cm
: 36,5 0C

TTV : Suhu
HR

: 130 x/menit

RR

: 58 x/menit

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala

: tidak ada caput succedaneum, tidak ada cephal
hematoma, tidak ada molase, kulit kepala bersih.

Mata

: simetris, tidak ada pengeluaran cairan (pus),
conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus.

Hidung

: simetris, hidung terpasang nasal dengan 1 liter/
menit, tidak ada cairan/sekret, tidak ada pernafasan
cuping hidung.

Mulut

: simetris, mukosa bibir kering, tidak ada bibir
sumbing, tidak ada stomatitis, lidah bersih.

Telinga

: simetris, tidak ada serumen, daun telinga normal,
puncak daun telinga sejajar dengan mata.

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
bendungan vena jugularis.

Dada

: simetris, jarak antara puting susu normal, puting
susu datar, tidak ada tarikan interkosta.

Abdomen

: tali pusat masih basah, tidak ada tanda-tanda
infeksi, tidak ada pengeluaran nanah maupun
darah, tidak ada benjolan di sekitar tali pusat saat
menangis, keadaan tali pusat bersih, simetris.

Genetalia

: jenis kelamin laki-laki testis sudah turun ke
skrotum, alat kelamin bersih , penis berlubang.

Anus

: bersih, tidak ada atresia ani, tidak ada infeksi.

Integumen : kulit kering dan keriput, merah.
Ekstremitas atas : simetris, tidak oedema, gerak aktif, jumlah
jari-jari normal.
22

Ekstremitas bawah : simetris, tidak oedema, gerak aktif, jumlah
jari-jari normal, sendi paha fleksi.
b. Palpasi
Kepala

: tidak ada benjolan, tidak ada molase, UUK dan
UUB datar dan belum menutup.

Mulut

: tidak ada pembelahan palatum.

Telinga

: tidak ada benjolan, daun telinga tipis dan mudah
dilipat.

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
bendungan vena jugularis.

Abdomen

: tidak ada pembesaran hepar.

c. Auskultasi
Dada

: tidak ada ronchi dan wheezing.

Abdomen

: bising usus normal.

d. Perkusi
Abdomen

: tidak kembung.

3. Pemeriksaan Neurologis
Refleks Morro

: ada

Refleks Graps

: ada

Refleks Sucking

: lemah

Swallowing reflek

: lemah

Rooting reflek

: lemah

Refleks tonick neck : lemah
Reflek Babynski

: ada

3.2. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa : By. Ny. “N” umur 1 hari dengan BBLR.
Ds

: Ibu mengatakan anaknya lahir normal pada tanggal 11 Maret 2010
jam 15.18 WIB, umur kehamilan 9 bulan dengan berat badan bayi
1900 gram, ditolong oleh bidan dan sekarang dirawat di ruang bayi
(neonatus).

23

Do

: - Keadaan umum : Baik
- BBL : 1900 gram
- PB

: 43 cm

- LD

: 27 cm

- LK

: SOB

: 29 cm

FO

: 30 cm

MO

: 31 cm

- TTV : Suhu : 36,5 0C
RR

: 50 x/menit

Detak jantung : 130 x/menit
- Integumen : keriput, kering dan merah.
- Daun telinga lunak dan mudah dilipat.
- Refleks Morro

: ada

- Refleks Graps

: ada

- Refleks Sucking

: lemah

- Swallowing reflek

: lemah

- Rooting reflek

: lemah

- Refleks tonick neck : lemah
- Reflek Babynski

: ada

3.3. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
-

Hipotermi

-

Kurangnya pemenuhan nutrisi pada bayi

-

Ikterus neonaturum

3.4. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Lakukan kolaborasi dengan tim kesehatan.

3.5. INTERVENSI
Diagnosa : By. Ny. “N” umur 1 hari dengan BBLR.

24

Tujuan

: Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan dalam 2 x 24 jam
diharapkan keadaan umum bayi baik.

Kriteria

: - Suhu tubuh normal (36,5 – 37,5 0C)
- RR : 40 – 60 x/menit
- Detak jantung : 120 – 160 x/menit
- Keadaan umum baik
- Tidak terjadi asfiksia
- Tidak sianosis
- Tali pusat tidak bau, tidak basah, dan tidak berdarah.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Refleks menelan dan menghisap kuat.
- Berat badan meningkat 30-35 gram/hari.

Intervensi :
1. Beritahu kondisi pasien pada ibu dan keluarga.
Rasional : Menjalin hubungan yang baik dan menciptakan kepercayaan
keluarga pada petugas kesehatan.
2. Terapkan teknik septik dan aseptik.
Rasional : Untuk mencegah infeksi nosokomial dari petugas atau
sebaliknya.
3. Jaga bayi dan lingkungan sekitar tetap hangat dengan cara mengganti
popok setiap kali basah.
Rasional : Mencegah seminimal mungkin kehilangan panas.
4. Observasi TTV tiap 4 jam meliputi suhu, RR, detak jantung.
Rasional : Deteksi dini adanya komplikasi.
5. Rawat tali pusat dengan kasa kering.
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi.
6. Lakukan penimbangan BB tiap hari dengan timbangan yang sama.
Rasional : BB yang meningkat menunjukkan status gizi bayi.
7. Jelaskan cara perawatan payudara pada ibu.
Rasional : Mencegah adanya kuman pada puting dan areola mammae
dan memperlancar ASI.
8. Kolaborasi dengan tim medis.
25

Rasional : Kolaborasi yang tepat akan mempercepat perbaikan
prognosa.
3.6. IMPLEMENTASI
Tanggal : 12 Maret 2010
Jam

: 12.00 WIB

Jam 12.00 WIB
1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga.
Jam 12.15 WIB
2. Menerapkan teknik septik dan aseptik dengan cara mencuci tangan.
Jam 12.25 WIB
3. Menjaga bayi dan lingkungan sekitar tetap hangat dengan cara mengganti
popok bayi yang basah.
Jam 12.15 WIB
4. Mengobservasi TTV.
Hasil : Suhu : 36,8 0C
RR

: 50 x/menit

HR

: 120 x/menit

Jam 12.30 WIB
5. Merawat tali pusat dengan kasa kering dan bersih.
Jam 12.32 WIB
6. Melakukan penimbangan berat badan tiap hari dengan timbangan yang
sama.
Hasil  BB : 1.900 gram
Jam 12.35 WIB
7. Menjelaskan pada ibu cara perawatan payudara dengan cara puting susu
dikompres dengan air hangat selama 2 menit.
Jam 12.37 WIB
8. Melaksanakan hasil kolaborasi dengan tim medis.
-

Memberikan PASI 10 – 20 cc tiap 2 jam.

-

Memberikan O2 1 liter/menit melalui nasal.

-

Merawat bayi di dalam inkubator dengan suhu 350C.

26

3.7. EVALUASI
Tanggal : 13 Maret 2010

jam : 15.00 WIB

Diagnosa : Bayi Ny. “N” umur 2 hari dengan BBLR.
S

: Bayi menangis kuat, kulit tampak merah, gerak aktif.

O

: - Keadaan umum : Baik
- Suhu : 37,1 0C
- HR : 126 x/menit
- RR

: 45 x/menit

- BB

: 1.900 gram

- Tali pusat kering
- Daun telinga lunak, mudah dilipat.
- Refleks hisap (sucking refleks) : lemah.
- Refleks menelan (swallowing refleks) : lemah.
- Refleks rooting (mencari puting susu) : lemah.
- Integumen kulit tipis, kemerahan.
- Tali pusat basah, tidak menandakan adanya infeksi.
- Tidak asfiksi.
- Tidak ikterus.
A

: Bayi Ny “N” umur 2 hari dengan BBLR.

P

: Intervensi dilanjutkan
1. Rawat bayi di dalam inkubator dengan suhu 350C.
2. Observasi TTV meliputi suhu, HR, RR tiap 8 jam.
3. Lakukan penimbangan berat badan tiap hari.
4. Rawat tali pusat dengan kasa kering.
5. Berikan PASI 10-20 cc tiap 2 jam.
6. Berikan O2 1 liter/menit melalui nasal kateter.

27

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 14 Maret 2010

jam : 18.00 WIB

Diagnosa : Bayi Ny. “N” umur 3 hari BBLR.
S

: Bayi menangis kuat, kulit tampak merah, gerak aktif.

O

: - Keadaan umum : Baik
- Suhu : 36,8 0C
- HR

: 128 x/menit

- RR

: 45 x/menit

- BB

: 1.950 gram

- Refleks hisap (sucking refleks) : lemah.
- Refleks menelan (swallowing refleks) : lemah.
- Refleks rooting (mencari puting susu) : lemah.
- Integumen kulit tipis, kemerahan.
- Tali pusat basah, tidak menandakan adanya tanda-tanda infeksi.
- BAK (+) warna kuning, jernih, bau khas.
- BAB (+) warna kuning, lembek, bau khas.
- Bayi sudah tidak terpasang O2 dan tidak dirawat di inkubator.
A

: Bayi Ny. “N” umur 3 hari BBLR.

P

: Intervensi dilanjutkan
1. Observasi TTV meliputi suhu, HR, RR tiap 8 jam.
2. Lakukan penimbangan berat badan tiap hari.
3. Rawat tali pusat.
4. Motivasi ibu agar segera memberikan ASI secara adekuat.
5. Memberikan PASI tiap kali bayi merasakan lapar.

Tanggal : 15 Maret 2010

jam : 07.00 WIB

Diagnosa : Bayi Ny. “n” umur 4 hari BBLR.
S

: Bayi menangis kuat, kulit tampak merah, gerak aktif.

O

: - Keadaan umum : Baik
- Suhu : 36,6 0C
- HR

: 144 x/menit

- RR

: 64 x/menit
28

- BB

: 1.950 gram

- Refleks hisap (sucking refleks) : kuat.
- Refleks menelan (swallowing refleks) : kuat.
- Refleks rooting (mencari puting susu) : kuat.
- Integumen kemerahan dan keriput.
- Tidak sianosis.
- Tidak keriput.
- BAK (+) warna kuning, jernih, bau khas.
- BAB (+) warna kuning, lembek, bau khas.
A

: Bayi Ny. “N” umur 4 hari BBLR.

P

: Intervensi dilanjutkan
1. Observasi TTV tiap 8 jam yang meliputi HR, RR dan suhu.
2. Lakukan penimbangan berat badan tiap hari dengan timbangan
yang sama.
3. Rawat tali pusat.
4. Motivasi ibu agar segera memberikan bayinya ASI secara adekuat.
5. Memberikan PASI tiap kali bayi merasakan lapar.

Tanggal : 16 Maret 2010

jam : 09.00 WIB

Diagnosa : Bayi Ny. “N” umur 5 hari BBLR.
S

: Bayi menangis kuat, kulit tampak merah, gerak aktif.

O

: - Keadaan umum : Baik
- Suhu : 36,4 0C
- HR

: 140 x/menit

- RR

: 44 x/menit

- BB

: 1.950 gram

- Tali pusat kering
- Refleks hisap (sucking refleks) : kuat.
- Refleks menelan (swallowing refleks) : kuat.
- Refleks rooting (mencari puting susu) : kuat.
- Integumen kemerahan.
- Tidak sianosis.
29

- BAK (+) warna kuning, jernih, bau khas.
- BAB (+) warna kuning, lembek, bau khas.
A

: Bayi Ny. “N” umur 5 hari BBLR.

P

: Pasien diperbolehkan pulang dengan pemberian HE :
1. Cara perawatan tali pusat.
2. Menganjurkan menyusui bayinya dengan adekuat dan dengan cara
yang benar.
3. Menganjurkan agar menjaga kebersihan diri dan bayinya
4. Kontrol 1 minggu lagi.

30

31

BAB IV
PE N UTU P

4.1.KESIMPULAN
Pada pengkajian asuhan kebidanan pada bayi Ny. “N” dengan BBLR
didapatkan data dari petugas kesehatan, pada data bayi lahir spontan B pada
tanggal 11 Maret 2010 jam 15.18 WIB, pada umur kehamilan 38 minggu
dengan indikasi ibu pre eklampsi berat. Persalinan ditolong oleh bidan dengan
AS: 7-8, menangis spontan, ketuban jernih, menangis spontan, ketuban jernih,
jenis kelamin laki-laki, BB: 1900 gram, PB: 43 cm, tidak ada kelainan
kongenital. Pada data obyektif didapatkan keadaan umum lemah; kesadaran
composmentis; BB: 1900 gram; PB: 43 cm; LD: 27 cm; LK SOB: 29 cm,
FO: 30 cm, MO: 31 cm; pada TTV suhu: 36,5 0C, HR: 130 x/menit, RR: 58
x/menit, terpasang nasal O2 1 liter/menit, tali pusat masih basah kulit keriput,
merah, ekstremitas sendi lengan dan paha fleksi, reflek-reflek masih lemah.
Pada identifikasi diagnosa masalah didapatkan bayi Ny. “N” dengan
BBLR.
Pada antisipasi masalah potensial berdasarkan data yang mendukung
masalah yang mungkin timbul tidak ada.
Pada identifikasi kebutuhan segera atas masalah yang muncul pada
kasus tidak ada.
Pengembangan rencana yang dilakukan dengan prioritas asuhan
selama 2 x 24 jam dengan kriteria hasil suhu tubuh normal (36,5-37,5 0C),
RR: 40-60 x/menit, HR: 120-160 x/menit, keadaan umum baik, tidak terjadi
asfiksi, tidak sianosis, tali pusat tidak berbau, tidak basah, tidak berdarah,
tidak ada tanda-tanda infeksi, reflek-reflek kuat, berat badan meningkat 30-35
gram/hari.
Pelaksanaan dilakukan pada tanggal 12 Januari 2008 disesuaikan
dengan rencana yang telah ditetapkan.

32

Pada evaluasi didapatkan pada tanggal 13 Januari 2008 jam 15.00
WIB, BB bayi 1.900 gram, S: 37,10C, HR: 126 x/menit, RR: 45 x/menit,
telinga lunak dan mudah dilipat, reflek menelan lemah, reflek rooting lemah,
integumen tipis dan kemerahan, tali pusat basah, tidak menandakan adanya
infeksi, tidak asfiksia, tidak ikterus, BAK (+), BAB (+), intervensi
dilanjutkan. Pada catatan perkembangan tanggal 14 Januari 2008, jam 18.00
WIB didapatkan KU baik, suhu 36,80C, HR: 128 x/menit, RR: 45 x/menit,
BB: 1.950 gram, reflek hisap lemah, reflek menelan lemah, reflek rooting
lemah, integumen tipis, kemerahan, tali pusat mulai mengering, tidak ada
tanda-tanda infeksi, BAK (+), BAB (+), bayi sudah tidak terpasang O 2 dan
tidak dirawat di dalam incubator, tidak ikterus, tidak sianosis, intervensi
dilanjutkan. Pada tanggal15 Januari 2008, jam 07.00 WIB didapatkan KU
baik, suhu: 36,60C, HR: 144 x/menit, RR: 64 x/menit, BB: 1950 gram, tali
pusat kering, reflek hisap kuat, reflek menelan kuat, reflek rooting kuat,
integumen kemerahan dan keriput, tidak sianosis, tidak ikterus, BAK (+),
BAB (+), intervensi dilanjutkan. Pada tanggal 16 Januari 2008, jam 09.00
WIB didapatkan KU baik, suhu: 36,40C, HR: 140 x/menit, RR: 44 x/menit,
BB: 1950 gram, tali pusat kering, reflek hisap kuat, reflek menelan kuat,
reflek rooting kuat, integumen kemerahan, tidak sianosis, tidak ikterus, BAK
(+), BAB (+), pasien diperbolehkan pulang dengan pemberian HE: cara
perawatan tali pusat, menganjurkan menyusui bayinya secara adekuat dan
dengan cara yang benar, menganjurkan agar menjaga kebersihan diri dan
bayinya, kontrol 1 minggu lagi.
4.2.SARAN
4.2.1. Bagi Institusi
Lebih

menyediakan

literatur

yang

berkaitan

sehingga

memudahkan dalam penyusunan asuhan kebidanan.
4.2.2. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan petugas bisa cepat dan tepat dalam memberikan
asuhan kebidanan sesuai dengan standar pelayanan.
4.2.3. Bagi Penulis

33

Dengan penyusunan asuhan kebidanan semoga dapat dijadikan
sebagai pengalaman dan perbandingan antara teori yang didapat dengan
kasus nyata yang ada di lapangan.
4.2.4. Bagi Klien
Mengharapkan klien lebih kooperatif dalam segala hal tindakan
sehingga mencapai hasil akhir yang optimal tanpa adanya komplikasi.

34

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

STUDI KANDUNGAN BORAKS DALAM BAKSO DAGING SAPI DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANGIL – PASURUAN

15 183 17

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN KESIAPAN KERJA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

13 162 19

PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF ORANG TUA KEPADA ANAK

8 135 22

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MAKANAN DENGAN PERUBAHAN KADAR HEMOGLOBIN PADA ANAK SEKOLAH DASAR (SD)

2 94 23

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89