juknis ppd rintisan balai belajar 2011

KATA SAMBUTAN
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal dan Informal

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap
orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas
tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun agama
tertentu. Pendidikan sebagai bagian dari hak asasi manusia dengan
demikian harus ditujukan ke arah pengembangan pribadi seutuhnya
yang mempertebal penghargaan terhadap kebebasan hakiki,
menumbuhkan dan menggalakkan sikap saling pengertian, toleransi,
persahabatan, dan perdamaian.
Pendidikan Masyarakat sebagai bagian penting dari pendidikan
orang dewasa yang melayani Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan
Kecakapan Hidup dan Kewirausahaan, Peningkatan Budaya Baca
Masyarakat, Pendidikan Perempuan dan Pengarusutamaan Gender,
dan Pendidikan Keorangtuaan, harus dipandang dalam kerangka
pemenuhan hak asasi manusia dan prinsip-prisip inklusi untuk
pembangunan manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan dari Pendidikan
untuk Semua (PUS). Pengakuan terhadap pentingnya pendidikan
masyarakat ditunjukkan secara implisit dalam pemaknaan pendidikan

sebagai hak asasi yang harus diperoleh semua orang dan memiliki
peran yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sejak tahun 2010 berbagai upaya telah dilaksanakan untuk
meningkatkan mutu layanan pendidikan masyarakat melalui inisiatif
beragam program yang lebih menyentuh langsung sisi pemberdayaan
dan kesejahteraan masyarakat dalam berbagai aspeknya sebagai
program terpadu yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat. Berbagai program tersebut difokuskan pada
masyarakat yang belum beruntung seperti masyarakat yang tinggal
di kawasan adat terpencil, di kawasan tertinggal/terluar/perbatasan,
kawasan padat buta aksara, masyarakat marjinal perkotaan, lansia,
perempuan dan anak-anak marjinal.

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

i

Saya menyambut baik diterbitkannya petunjuk teknis ini sebagai
upaya untuk meningkatkan layanan pendidikan orang dewasa dengan
memperluas ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas layanan

pendidikan masyarakat secara terarah dan terpadu. Melalui berbagai
inisiatif program ini diharapkan investasi pendidikan nasional bagi
pemenuhan hak warga negara terhadap akses pendidikan yang bermutu
dapat benar-benar dirasakan dan dilihat hasilnya oleh seluruh
masyarakat.
Saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam penyusunan
petunjuk teknis ini. Saya mengharapkan petunjuk ini benar-benar
dapat dijadikan pedoman oleh semua pihak dalam melaksanakan
program pendidikan masyarakat secara tertib dan tepat sasaran.
Semoga, dan selamat bekerja.

Jakarta, Januari 2011
Direktur Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal, dan Informal

Hamid Muhammad, Ph.D.
NIP 195905121983111001


ii

Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan

KATA PENGANTAR
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat

Pendidikan masyarakat merupakan suatu proses dimana upaya
pendidikan yang diprakarsai pemerintah diwujudkan secara terpadu
dengan upaya penduduk setempat untuk meningkatkan kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya yang lebih bermanfaat dan memberdayakan
masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan masyarakat berbasis
pada kerangka kerja “Aksara Membangun Peradaban” dalam program
Aksara Agar Berdaya (AKRAB!). Dengan demikian ukuran capaian
kompetensi keberaksaraan masyarakat berubah dari membaca, menulis,
dan berhitung teknis ke kemampuan memanfaatkan keberaksaraan
untuk meningkatkan kualitas hidup diri dan lingkungannya. Tujuan
Aksara Agar Berdaya (AKRAB!) adalah meningkatkan keberaksaraan
penduduk dewasa yang masih mempunyai keterbatasan keaksaraan

atau masih melek aksara parsial. Tingkat keberaksaraan yang memadai
dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengakses informasi
yang dapat digunakan untuk beradaptasi dan mengatasi berbagai
masalah ekonomi, sosial, dan budaya.
Saat ini masyarakat ditingkatkan keberaksaraannya dan diarahkan
untuk menguasai ragam keaksaraan melalui program Keaksaraan
Dasar, Keaksaraan Usaha Mandiri, Aksara Kewirausahaan, Keaksaraan
Keluarga, dan Keaksaraan Bencana. Peningkatan budaya tulis
dikembangkan melalui Koran Ibu, dan peningkatan budaya baca
dilaksanakan melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Sejalan
dengan program-program tersebut juga dilaksanakan sejumlah program
pendidikan pemberdayaan perempuan dan partisipasi anak untuk
meningkatkan harkat, martabat dan kualitas perempuan dan anak
melalui program kecakapan hidup perempuan dan anak, program
pencegahan tindak pidana perdagangan orang, serta program kesetaraan
dan keadilan gender.
RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

iii


Untuk memastikan kelayakan layanan pendidikan masyarakat
bagi seluruh lapisan masyarakat, peningkatan keberaksaraan penduduk
dewasa ini disertai dengan pelaksanaan misi kesetaraan yang tidak
mendiskriminasikan para pihak, sehingga terjamin kepastian
memperoleh layanan pendidikan untuk semua. Di dunia terdapat 796
juta orang penduduk buta aksara, sebanyak 8,3 juta orang terdapat di
Indonesia. Sebanyak 65% penduduk buta aksara di Indonesia adalah
perempuan. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksetaraan gender
untuk pendidikan orang dewasa. Walau keaksaraan bukan tujuan
eksplisit pencapaian tujuan pembangunan millennium (MDG’s), tetapi
keaksaraan menunjukkan dasar dari pencapaian pendidikan dasar
universal. Keaksaraan terutama bagi perempuan dapat meningkatkan
mata pencaharian, perbaikan kesehatan ibu dan anak, mengurangi
risiko tertular HIV dan AIDS, dan mempermudah akses perempuan
generasi berikutnya terhadap pendidikan sehingga dapat mengurangi
kemiskinan, menunda usia perkawinan, mengurangi tingkat kesuburan,
dan meningkatkan harkat dan martabat perempuan.
Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai
pihak atas kontribusi dan perannya dalam penyusunan petunjuk teknis
Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan Rintisan Balai Belajar Bersama

ini. Akhirnya semoga petunjuk teknis yang disusun dengan
kesungguhan, komitmen, dan keikhlasan ini dapat bermanfaat untuk
kita semua, dengan harapan semoga Allah SWT memberikan rakhmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Jakarta, Januari 2011
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat

DAFTAR ISI

SAMBUTAN DIRJEN PAUDNI

................................... i

PENGANTAR DIREKTUR PEMBINAAN PENDIDIKAN
MASYARAKAT
................................................................ iii
DAFTAR ISI

....................................................................... v


BAB I PENDAHULUAN
......................................…….
A. Latar Belakang
.........................................................
B. Dasar Hukum
...................................................
C. Tujuan Petunjuk Teknis
.........................................

1
2
4
5

BAB II PELAKSANAAN
RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA
..................
A. Pengertian
...................................................

B. Sasaran/Penerima Manfaat Layanan ................................
C. Tujuan Program
……………………………………
D. Hasil yang Diharapkan
……..……………………...
E. Deskripsi Kegiatan
…………………………….
F. Alokasi dan Rincian Penggunaan Bantuan ………………

6
6
6
6
7
7
10

Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D
NIP. 195804091984022001


iv

Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

v

BAB III PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENYALURAN
BANTUAN
............................................................
A. Penerima Bantuan Sosial
................................
B. Syarat Penerima Sosial
.....................................
C. Tata Cara Pengajuan Bantuan Sosial
..............................
D. Proses Penyaluran Bantuan Sosial
…………………….
E. Catatan Khusus

……………………………………..

12
12
12
12
13
15

BAB IV PEMANTAUAN DAN PELAPORAN .........…… 16
A. Pemantauan dan Evaluasi
…………………………… 16
B. Pelaporan
………………………………………… 17
BAB V PENUTUP

…………………………………. 18

LAMPIRAN:
1. Format Rekomendasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi

2. Format Pernyataan Kesanggupan dan Tanggungjawab Mutlakari
Pemilik ruang publik/Desa/Kelurahan
4. Format Proposal.
5. Format Laporan Awal
6. Sistematika Laporan Akhir RB3
7. Akad Kerjasama Rintisan Balai Belajar Bersama
8. Format Instrumen Verifikasi
9. Contoh Acuan Pelaksanaan Kegiatan

vi

Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan

BAB I
PENDAHULUAN
Aksara merupakan sistem penulisan suatu bahasa dengan
menggunakan tanda-tanda simbol, bukan hanya sebagai huruf atau
rangkaian abjad. Aksara merupakan suatu sarana yang menghantar
cakrawala pengetahuan dan peradaban suatu bangsa karena aksara
membentuk wacana yang dapat dikenali, dipahami, diterapkan, dan
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Untuk
mewujudkan aksara yang membangun peradaban diperlukan
kemampuan ragam keaksaraan yang memberdayakan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk mengubah
dan membentuk kehidupan masyarakat. Pemberdayaan akan
meningkatkan kemampuan anggota masyarakatnya agar dapat
mengarahkan, mengendalikan, membentuk dan mengelola hidupnya.
Pemberdayaan masyarakat juga akan meningkatkan kemampuan
seseorang untuk dapat mengelola hidupnya secara mandiri sebagai
indikator pemberdayaan meliputi kemampuan: i) Memahami masalah,
ii) Menilai tujuan hidupnya, iii) Membentuk strategi, iv) Mengelola
sumber daya, v) bertindak dan berbuat. Selanjutnya pembangunan
masyarakat merupakan suatu proses yang berkelanjutan dengan
pendekatan holistik atau menyeluruh sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, kemudian menerapkan pemberdayaan yang berpengaruh,
melibatkan, dan mendidik; menjamin keseimbangan lingkungan;
memastikan keberlanjutan/kebertahanan, dan menggunakan kemitraan
untuk membuka akses untuk sumber daya dan Bantuan.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat menerapkan
kerangka kerja Aksara Membangun Peradaban dengan menerapkan
lima misi kerja Kementerian Pendidikan Nasional yaitu Ketersediaan,
Keterjangkauan, dan peningkatan Kualitas serta misi Kesetaraan
pendidikan yang nondiskriminatif dan Keterjaminan memperoleh
layanan pendidikan. Program aksara membangun peradaban antara
lain pendidikan keaksaraan, Penguatan dan Rintisan Balai Belajar

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

1

Bersama, pendidikan pemberdayaan perempuan dan anak,
pengarusutamaan gender, peningkatan budaya baca masyarakat serta
penguatan kelembagaan pendidikan masyarakat.
Pelaksanaan progam-program pendidikan masyarakat tersebut
perlu terus dikembangkan dan diperbaharui, melalui pemikiran kreatif
dan inovatif, khususnya dalam diversifikasi layanan yang berpihak
pada keluasan dan keragaman cakupan sasaran dengan menerapkan
unsur-unsur pemberdayaan masyarakat berikut:
• Swa manajemen (self managed)
• Lingkungan sepanjang hayat
• Menghargai norma, nilai dan budaya
• Program berbasis kebutuhan
• Masyarakat berperan dalam pengendalian dan pengawasan program
• Pemberdayaan sebagai ciri utama
• Berakar pada nilai-nilai sosial
• Berbasis pengalaman
• Partisipatif dan demokratis
• Berbasis kecakapan hidup
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat sangat menyadari
bahwa upaya pemberdayaan masyarakat sebagaimana digambarkan
di atas tidak mungkin dilakukan sendiri tanpa kerjasama kemitraan
dan ketersediaan lembaga masyarakat yang memadai. Oleh karena
itu, berbagai program pemberdayaan masyarakat tersebut secara
simultan disertai dengan beberapa layanan kemitraan dan penguatan
kelembagaan pendidikan masyarakat.
A. Latar Belakang
Penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas pada tahun 2010
berjumlah 8,3 juta orang (4,79%) dan sebagian besar adalah
perempuan dengan disparitas gender 2,64%. Dari jumlah tersebut
sebagian besar tinggal di daerah perdesaan seperti: petani kecil,
buruh, nelayan, dan kelompok masyarakat miskin perkotaan yaitu
buruh berpenghasilan rendah atau penganggur. Mereka tertinggal
dalam hal pengetahuan, keterampilan serta sikap mental
pembaharuan dan pembangunan. Akibatnya, akses terhadap
informasi dan komunikasi yang penting untuk membuka cakrawala

2

Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan

kehidupan dunia juga terbatas karena mereka tidak memiliki
kemampuan keaksaraan yang memadai.
Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang
Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNPPWB/PBA) yang telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan GNP-PWB/PBA dan Prakarsa Keaksaraan
untuk Pemberdayaan (LIFE) UNESCO-UNLD, Kementerian
Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal dan Informal menyediakan layanan program pendidikan
keaksaraan baik keaksaraan dasar yang merupakan program
pemberantasan buta aksara maupun keaksaraan usaha mandiri
atau menu ragam keaksaraan lainnya yang merupakan program
pemeliharaan dan peningkatan kemampuan keaksaraan. Hal ini
dilakukan karena terdapat kecenderungan para aksarawan baru
atau penduduk dewasa berkeaksaraan rendah lainnya kembali buta
aksara apabila kemampuan keaksaraannya tidak dipergunakan
secara fungsional dan berkelanjutan.
Atas dasar itu, pada tahun 2011 Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat menyediakan berbagai layanan program
keaksaraan yang meliputi keaksaraan dasar, keaksaraan usaha
mandiri, keaksaraan keluarga, Penguatan dan Rintisan Balai Belajar
Bersama, dan aksara berbasis cerita rakyat. Program-program
tersebut ditunjang dengan TBM di ruang publik dan peningkatan
mutu TBM unggulan berbasis elektronik, serta program-program
pendidikan pemberdayaan perempuan, seperti pendidikan
kecakapan hidup perempuan, peningkatan budaya tulis melalui
koran ibu dan anak, pendidikan keluarga berwawasan gender, dan
program sejenis lainnya.
Dalam upaya revitalisasi lembaga sebagai penyelenggara
program pendidikan masyarakat dalam konteks yang luas,
pemerintah memandang perlu untuk memberikan penguatan
kelembagaan dalam bentuk Rintisan Balai Belajar Bersama (RB3).
Program Rintisan Balai Belajar Bersama (RB3) ini dapat diakses
oleh lembaga yang memenuhi kriteria, untuk memberikan layanan

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

3

program pendidikan masyarakat di luar program pendidikan
nonformal dan informal yang sudah ada.
Agar Rintisan Balai Belajar Bersama dapat dipahami oleh para
penyelenggara dan pemangku kepentingan di bidang pendidikan
masyarakat, maka disusunlah ”Petunjuk Teknis Pengajuan dan
Pengelolaan Bantuan Rintisan Balai Belajar Bersama Tahun 2011”.
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025;
4. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2009-2014;
6. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan
Nasional Percepatan Pemberantasan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNPPWB/PBA) ;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010
tentang Organisasi Tata Kerja Kementerian Pendidikan
Nasional;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 48 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Pembangunan
Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014 dan;
9. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Tahun
2011.

4

Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan

C. Tujuan Petunjuk Teknis
Petunjuk teknis ini disusun untuk memberikan pemahaman dan
pengaturan tentang pengelolaan bantuan rintisan balai belajar
bersama (RB3) kepada:
1. Lembaga dalam menyusun dan mengajukan proposal pengajuan
dan pengelolaan bantuan penyelenggaraan rintisan balai belajar
bersama.
2. Tim penilai dalam menyeleksi proposal pengajuan dan
pengelolaan bantuan penyelenggaraan rintisan balai belajar
bersama sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
kelayakan proposal.
3. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dalam
menyalurkan bantuan penyelenggaraan rintisan balai belajar
bersama.
4. Peningkatan tata kelola dan akuntabilitas publik Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat dalam mengelola rintisan
balai belajar bersama.

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

5

BAB II
PELAKSANAAN
RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

A. Pengertian
1. Rintisan Balai Belajar Bersama merupakan upaya memfasilitasi
komunitas belajar masyarakat dengan cara menemukan kembali
(reinventing) prinsip-prinsip ruang publik sebagai tempat
memecahkan masalah melalui belajar bersama dengan
melibatkan pimpinan informal, formal, dan kerukuntetanggaan.
Pembelajaran dilaksanakan dalam kebersamaan masyarakat
yang memaksimalkan jaringan antarlembaga sebagai
sumberdaya belajar.
2. Dana Rintisan Balai Belajar Bersama merupakan bantuan
biaya penataan kelembagaan, biaya operasional
penyelenggaraan dua kegiatan wajib dan minimal dua kegiatan
pilihan, peningkatan sarana/prasarana pengembangan budaya
baca, teknologi informasi dan komunikasi, kewirausahaan,
dan sekretariat perkantoran lembaga Rintisan Balai Belajar
Bersama (RB3).
B. Sasaran/Penerima Manfaat Layanan
Masyarakat segala umur dan tingkatan untuk memperoleh
keaksaraan, pendidikan karakter, kecakapan hidup, kewirausahaan,
seni budaya, teknologi informasi,
C. Tujuan
Kegiatan rintisan balai belajar bersama (RB3) bertujuan untuk
meningkatkan kualitas dan kapabilitas lembaga dalam
menyelenggarakan kegiatan pendidikan masyarakat dengan

6

Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan

memaksimalkan kebersamaan dalam masyarakat dan jaringan
antarlembaga untuk mempertahankan keberlangsungan dan
keberlanjutan program.
D. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari kegiatan rintisan balai belajar
bersama adalah meningkatnya kualitas dan kapabilitas lembaga
dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan masyarakat dengan
memaksimalkan kebersamaan dalam masyarakat dan jaringan
antarlembaga untuk mempertahankan keberlangsungan dan
keberlanjutan program-programnya. Indikator hasil kegiatan
rintisan ini adalah:
1. Lembaga/organisasi tumbuh, berkembang dan dikelola bersama
atas hasil musyawarah yang melibatkan tokoh informal, formal
dan kerukuntetanggaan di masyarakat.
2. Tersusunnya program kerja tahunan lembaga yang
mengakomodasi kebutuhan belajar masyarakat dan lingkungan
sekitarnya.
3. Terselenggaranya minimal empat jenis kegiatan (dua
program wajib, dan dua program pilihan) yang melibatkan
masyarakat secara efektif, akuntabel dan transparan.
4. Adanya keterlibatan lintas sektor dalam mensinergikan
pelaksanaan kegiatan
pendidikan masyarakat.
E. Deskripsi Rintisan Balai Belajar Bersama
Rintisan Balai Belajar Bersama merupakan upaya memfasilitasi
komunitas belajar masyarakat dengan cara menemukan kembali
(reinventing) prinsip-prinsip ruang publik yang dilaksanakan oleh
PKBM, satuan PNF sejenis, organisasi-organisasi adat, kelompok
hobi, pesantren, paguyuban-paguyuban, sanggar seni, kelompok
industri kebudayaan kreatif, penghayat lingkungan, dan organisasi
atau lembaga nonprofit lainnya, berkolaborasi dengan pemerintahan

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

7

desa maupun dengan pemilik ruang publik yang dimanfaatkan
yang dapat diwujudkan dalam bentuk taman bacaan masyarakat
di mall/pusat perbelanjaan atau bentuk lainnya, dengan
menyelenggarakan 2 program wajib dan minimal 2 program
pilihan.
Kegiatan yang dibiayai melalui APBN tahun 2011 harus sudah
selesai dilaksanakan dan dilaporkan pada tanggal 31 Desember
2011. Agar pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik, lancar dan
terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, lembaga penerima
bantuan perlu menyusun Acuan Pelaksanaan sekurang-kurangnya
berisi: 1) nama kegiatan, 2) tujuan kegiatan, 3) jadwal
pembelajaran/pelatihan yang menggambarkan waktu, materi,
tutor/instruktur/ narasumber teknis/fasilitator/relawan, bahan
bacaan/buku rujukan, serta 4) kegiatan-kegiatan lain yang relevan.
1. Tahapan Kegiatan
a. Persiapan
1) Penyiapan rencana dan jadwal kegiatan yang dituangkan
dalam Acuan Pelaksanaan.
2) Sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan;
b. Pelaksanaan
1) Peningkatan manajemen lembaga
a) Penataan Kepengurusan dan Administrasi Lembaga.
Dilakukan musyawarah untuk menata formasi
kepengurusan. Kepengurusan harus mencerminkan
keterwakilan kelompok-kelompok kepentingan
dalam masyarakat, dalam hal ini minimal
Pemerintahan Desa atau pemilik ruang publik.
b) Peningkatan pengelola, tenaga tutor/instruktur/
fasilitator/pendamping/ relawan dalam melakukan
penyelenggaraan kegiatan, terutama penataan
administrasi (penyelenggaraan, pembelajaran,
keuangan), penyusunan rencana kerja,
pengembangan bahan ajar berbasis potensi lokal,
dan strategi pendampingan.

8

Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan

2. Peningkatan Sarana dan Prasarana
a. Peningkatan/renovasi tempat kegiatan.
b. Pengadaan sarana peningkatan budaya baca (bahan bacaan,
lemari/rak, dsb.)
c. Pengadaan Sarana Informasi dan Teknologi (IT): komputer,
jaringan internet, dsb.
d. Sarana produksi untuk mendukung pengembangan
usaha/kewirausahaan
3. Implementasi Kegiatan
Kegiatan wajib yang harus dilaksanakan oleh penyelenggara
RB3, yakni:
a. Pengembangan Karakter dan Budaya
Kegiatan ini merupakan upaya penguatan karakter, sikap,
dan kepribadian dengan mengambil lokus pada penciptaan
karakter individu dan sekaligus kolektif yang memiliki
wawasan majemuk, semangat keragaman, kepekaan sosial
yang tinggi, kreatif, dan kemandirian.
Contoh teknis pelaksanaan bisa dilakukan dalam
bentuk: latihan kepemimpinan, pagelaran/festival budaya
dan berbagai kegiatan yang dapat menumbuhkan, kejujuran,
kedisiplinan, sopan santun, kerja keras, keuletan, semangat
keragaman, kepekaan sosial yang tinggi, kreatif, dan
kemandirian.
b. Pengembangan Aksara Kewirausahaan
Etos kewirausahaan bukan saja berdimensi ekonomi, tetapi
juga kewirausahaan sosial. Jika kewirausahaan ekonomi
adalah semata praktik tukar-menukar barang untuk mengejar
keuntungan, sedangkan kewirausahaan sosial merupakan
sebuah usaha ekonomi yang dibangun secara bersama,
terencana, sadar, dan kreatif untuk mendorong munculnya
inisiatif publik dalam melakukan pemberdayaan dirinya.
Pengembangan Aksara kewirausahaan diarahkan untuk
membangun kemandirian dari segi ekonomi maupun sosial.

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

9

Contoh teknis pelaksanaan bisa dilakukan dalam
bentuk: Usaha produktif (seperti: peternakan, percetakan,
simpan pinjam, kantin), dan berbagai usaha lainnya yang
memberikan keuntungan kepada lembaga dan peserta
didiknya sekaligus menjadi sentra usaha dan
magang/pembelajaran bagi peserta didik lainnya.
Kegiatan pilihan yang harus dilaksanakan minimal dua
jenis dari lima jenis kegiatan yang tersedia, yaitu:
c. Revitalisasi Industri Kebudayaan.
Kegiatan yang dilakukan berdasarkan cara pandang baru
melihat kebudayaan yang tidak sekadar berupa benda statis
dan terbeli, tetapi juga termasuk yang dikelola secara kreatif
dengan etos baru dan bernilai ekonomi lebih tinggi.
Contoh teknis pelaksanaan bisa dilakukan dalam
bentuk: mengembangkan kreasi membatik, wisata
sejarah/museum, dan berbagai jenis kegiatan yang
menempatkan industri kebudayaan sebagai pilar utama;
d. Pemberdayaan Perempuan dan Kesetaraan Gender.
Kedudukan dan peran perempuan dalam segenap aspek
kehidupan sosial di Indonesia diakui banyak pihak sangat
penting dan strategis. Namun demikian, boleh jadi karena
pengaruh berkepanjangan dari budaya Kebapakan, di mana
kaum laki-laki pada umumnya lebih dominan dalam
pengambilan keputusan di dalam keluarga dan masyarakat,
maka kaum perempuan berada agak tertinggal. fakta bahwa
dalam peran-peran sosial kemasyarakatan, kedudukan dan
peran kaum perempuan pada umumnya masih tertinggal
dari kaum laki-laki.
Contoh teknis pelaksanaan dapat dilakukan dalam
bentuk; pelatihan keterampilan bagi ibu-ibu, pelatihan
keluarga berwawasan gender dan berbagai bentuk
pemberdayaan perempuan;

10

Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan

e. Penyelamatan dan Pemeliharaan Lingkungan,
Salah satu isu yang paling menyita perhatian dunia dalam
satu dasawarsa terakhir adalah isu iklim dan lingkungan.
Kesadaran tentang penyelamatan lingkungan kemudian
menjadi arus besar gerakan yang melibatkan seluruh
pemangku kehidupan, baik pemerintah maupun masyarakat.
Sebagai sebuah isu besar dan luas, maka partisipasi untuk
menyelamatkan bumi lewat gerakan lingkungan mestilah
menjadi perhatian seluruh komunitas dan lembaga-lembaga
kemasyarakatan.
Contoh teknis pelaksanaan bisa dilakukan dalam
bentuk; penanaman mangrove didaerah pesisir, pengolahan
dan daur ulang sampah, serta kegiatan lain yang berimbas
pada penyelamatan dan pemeliharaan lingkungan;
f. Pembelajaran Masa Depan dengan Memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Di Indonesia internet dan multimedia perlahan sudah
menjadi kebutuhan keempat setelah pangan, sandang, dan
papan. Filosofi yang dikandung oleh tradisi multimedia ini
bersifat interaktivitas. Artinya, era di mana pola yang
bersifat paternalistik, top down, perlahan-lahan mulai
bergeser menjadi informasi dan pengetahuan yang
terdemokratisasikan. Ciri dari demokratisasi informasi
adalah bahwa transaksi informasi tak lagi tertutup, eksklusif,
melainkan terbuka, terjangkau, dan terakses oleh publik.
Untuk itu teknologi informasi dan komunikasi perlu
dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif.
Contoh teknis pelaksanaan bisa dilakukan dalam
bentuk; pengembangan website dan software edukatif,
pemanfaatan jejaring sosial (facebook, twitter), radio
komunitas, serta berbagai kegiatan yang memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi.
g. Pengembangan Budaya Baca.
Tradisi keberaksaraan masyarakat sangat erat kaitannya
dengan budaya baca masyarakat. Minat baca masyarakat

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

11

Indonesia masih rendah. Oleh karena itu menjadi sangat
penting untuk menciptakan suasana kondusif bagi lahirnya
masyarakat gemar membaca dengan memanfaatkan berbagai
sarana dan prasarana serta pranata-pranata sosial
kemasyarakatan lainnya baik di perdesaan maupun di
ruang-ruang publik perkotaan.
Contoh teknis pelaksanaan bisa dilakukan dalam
bentuk; lomba-lomba kreativitas membaca, mendongeng,
menulis, monolog, dan berbagai jenis kegiatan yang dapat
merangsang dan meningkatkan kesadaran akan berbudaya
baca.
Balai belajar bersama menganut prinsip pembelajaran
sebagai berikut:
• Pendekatan pembelajaran tranformatif, yakni ekspansi
kesadaran individu dan kesadaran kolektif melalui
tranformasi cara pandang dan pengembangan diri,
mendorong kesalahan sebagai sumber perkembangan
belajar.
• Karakteristik pembelajaran model pertumbuhan
morfologik yang mampu menghasilkan variasi-variasi
baru dari wacana dan perspektif.
• Memberikan prioritas kepada kerjasama sebagai metode
pembelajaran untuk mengimbangi metode belajar yang
menekankan pada kompetisi dan individualistik.
Kerjasama sering memungkinkan tumbuhnya gagasan
yang lebih kaya dan tak terduga.
• Memakai kekuatan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) sebagai sarana meningkatkan kualitas
pembelajaran. Dan karenanya kecerdasan tergantung
kepada belajar dan bukan lagi kepada isi pengetahuan
karena dengan TIK, isi pengetahuan tersedia secara
berlimpah.
• Memaksimalkan fungsi sarana publik milik
pemerintah/swasta yang terdekat dengan rintisan balai
belajar bersama.

12

Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan

• Memakai paradigma ilmu pengetahuan baru bersifat
holisme yang mengedepankan interkoneksitas dan
kebenaran yang bersifat kontekstual, bukan
reduksionisme yang menekankan pada pemisahan
berbagai bagian.
Pendekatan dan metode pembelajaran dipilih sesuai
dengan jenis kegiatan baik wajib maupun pilihan,
seperti: pelatihan, festival, pameran, dan lain-lain.
4. Penilaian
Penilaian proses keberhasilan program RB3 dapat dinilai dari
berbagai aspek, diantaranya (a) partisipasi dan intensitas antar
kelompok masyarakat memanfaatkan layanan program yang
tersedia, (b) variasi/ragam layanan program pendidikan
masyarakat yang disediakan kepada masyarakat, (c) jejaring
kemitraan lembaga dalam mendukung keberlanjutan program.
5. Tindak lanjut
Untuk memastikan keberlangsungan aktivitas dan kegiatan
kelembagaan, perlu ada tindak lanjut, baik sifatnya kegiatan
maupun pembinaan.
F. Alokasi Dan Rincian Penggunaan Bantuan
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat menyediakan
bantuan rintisan balai belajar bersama @Rp 200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah) per lembaga, yang dialokasikan sebanyak 31
lembaga, dengan komponen dan alokasi bantuan pada tiap lembaga
diatur dengan komposisi sebagai berikut:

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

13

Komponen

I. BANTUAN INVESTASI
Penataan Kelembagaan
Penyediaan Sarana/Prasarana
a. Tempat kegiatan
b. Taman Bacaan Masyarakat
Rak/meja/mebeler lain
Bahan Bacaan
c. Teknologi Informasi
dan Komunikasi
Komputer+Meja Kursi
Jaringan telepon+Internet
Langganan Internet
d. Investasi Usaha
Alat/Sarana

Vol.

1 keg.

Bantuan
Satuan
(Rp)
2.500.000

4 set
2.000.000
500 eksp. 30.000

1 set
1 set
12 bln

200.000

Jumlah
(Rp)

Ket.

102.000.000
2.500.000
99.500.000
56.000.000
23.000.000
8.000.000
15.000.000
10.500.000

51%
Maks.

5.100.000
3.000.000
2.400.000
10.000.000
10.000.000

Maks.
Maks.

Maks.

Min.

II. BANTUAN OPERASIONAL

98.000.000

Bantuan Kelembagaan

15.600.000 Maks.
6.000.000
9.600.000
75.000.000
45.000.000 Min.
30.000.000 Maks.

a. Transportasi pengelola
b. Transportasi staf
Kegiatan
a. Kegiatan wajib
b. Kegiatan pilihan
Dokumentasi, Publikasi
dan Administrasi
Pelaporan
Jumlah

14

12 OB
24 OB

500.000
400.000

1 keg
2 keg

5.000.000 5.000.000
1.200.000 2.400.000
200.000.000

Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan

49%

BAB III
PROSEDUR PENGAJUAN DAN
PENYALURAN DANA
A. Penerima Bantuan Sosial
Penerima bantuan social adalah Pusat kegiatan belajar
masyarakat (PKBM), taman bacaan masyarakat, satuan pendidikan
nonformal sejenis, organisasi-organisasi adat, kelompok hobi,
pesantren, paguyuban, sanggar seni, kelompok industri kebudayaan
kreatif, penghayat lingkungan, organisasi atau lembaga nonprofit
yang memiliki legalitas, kapasitas, integritas dan memenuhi
persyaratan.
B. Syarat Penerima Bantuan Sosial
1. Memiliki legalitas, berupa akte notaris atau surat keputusan
yayasan/organisasi induk, atau ijin dari pejabat yang berwenang,
atau bentuk lain yang sederajat;
2. Memperoleh rekomendasi dari Dinas Pendidikan
/Kabupatan/Kota atau Provinsi;
3. Memiliki nomor rekening bank atas nama lembaga yang
dinyatakan dengan surat keterangan dari bank;
4. Memiliki NPWP atas nama lembaga;
5. Memiliki sekretariat dengan alamat yang jelas;
6. Memiliki struktur organisasi dan kepengurusan yang jelas;
7. Memiliki tenaga tutor/fasilitator/relawan pembelajaran
masyarakat;
8. Memiliki persetujuan dari pemilik ruang publik yang digunakan
atau pemerintahan desa/kelurahan yang menjadi mitra rintisan
balai belajar bersama.

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

15

C. Tata Cara Pengajuan Bantuan Sosial
1. Penyusunan Proposal
Proposal rintisan balai belajar bersama disusun oleh lembaga
pengusul dengan mengacu pada format proposal sebagaimana
yang terdapat pada lampiran petunjuk teknis ini.
2. Pengiriman Proposal
Proposal dikirimkan kepada:
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat
u.p. Kepala Subbagian Tata Usaha
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Jenderal PAUDNI, Kemdiknas,
Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan,
Jakarta 10270.
Lembaga pengusul harus memberikan salinan/tembusan
proposal kepada dinas pendidikan provinsi.
3. Batas Waktu Pengajuan
Pengajuan proposal berakhir tanggal 31 Juli 2011. Batas waktu
pengajuan dapat diperpanjang apabila alokasi bantuan masih
tersedia.
D. Proses Penyaluran Bantuan Sosial
1. Penilaian
Penilaian proposal terdiri atas penilaian administrasi, penilaian
substansi proposal, dan verifikasi lembaga pengusul. Penilaian
administrasi dilakukan dengan pemeriksaan terhadap
kelengkapan administrasi proposal sesuai persyaratan yang
telah ditentukan.
Penilaian substansi proposal dilakukan oleh tim penilai yang
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Pembelajaran dan
Peserta Didik pada satuan kerja Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat.

16

Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan

2. Verifikasi
Setiap lembaga calon penerima bantuan akan diverifikasi dan
divisitasi untuk memperkuat bahan pengambilan keputusan
berdasarkan data otentik dan kelayakan lembaga penerima
bantuan. Verifikasi dilaksanakan guna memastikan kesahihan
data dan lembaga penyelenggara sebagaimana tertuang dalam
proposal pengajuan dengan kondisi faktual dilapangan.
Verifikasi dapat dilakukan dengan cara:
• Mengundang lembaga terpilih untuk mempresentasikan
usulan pelaksanaan program.
• Visitasi/kunjungan lapangan untuk mengamati secara
langsung lembaga calon penerima Bantuan.
• Klarifikasi dan konfirmasi kepada dinas pendidikan
setempat.
3. Penetapan
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat/Pejabat Pembuat
Komitmen Pembelajaran dan Peserta Didik menetapkan
lembaga penerima bantuan yang dituangkan dalam bentuk
surat keputusan, setelah menerima usulan daftar nominatif
lembaga calon penyelenggara dari tim penilai proposal.
4. Penandatanganan Akad Kerjasama
Penandatanganan akad kerjasama dilakukan antara Direktur
Pembinaan Pendidikan Masyarakat atau Pejabat lain yang
ditunjuk selaku pihak pertama dengan pimpinan lembaga
penyelenggara selaku pihak kedua, dengan terlebih dahulu
mempelajari hak dan kewajiban masing-masing pihak.
5. Peluncuran Bantuan Sosial
Proses peluncuran bantuan dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Bendahara Pengeluaran mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) yang dilampiri akad kerjasama yang
sudah ditandatangani;

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

17

b. SPP diajukan kepada Sekretaris Jenderal Kemdiknas melalui
c.
d.
e.
f.

Biro Keuangan;
Biro Keuangan menerbitkan Surat Perintah Membayar
(SPM);
Biro Keuangan mengajukan SPM kepada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta III;
KPPN Jakarta III menerbitkan Surat Perintah Pencairan
Bantuan (SP2D);
KPPN Jakarta III memerintahkan bank penyalur untuk
mentransfer bantuan ke rekening lembaga penerima.

E. Catatan Khusus
1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
tidak memungut biaya apapun untuk pencairan Bantuan yang
akan dan telah ditetapkan dan tidak menerima pengembalian
dana dalam bentuk apapun.
2. Sesuai dengan misi ke-4 Renstra Kemdiknas tentang kesetaraan
diperlukan afirmasi/keberpihakan pada daerah dan komunitas
tertentu, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dapat
berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan instansi terkait
untuk menentukan lembaga penyelenggara program penerima
Bantuan.
3. Lembaga penerima bantuan yang tidak menyampaikan laporan
pelaksanaan kegiatan sesuai ketentuan tahun sebelumnya, tidak
akan dinilai untuk proses penerima bantuan program tahun
2011.
4. Apabila dalam pelaksanaan terjadi perubahan kegiatan dan
alokasi biaya dari yang diajukan dalam proposal, penyelenggara
wajib mengajukan addendum/perbaikan proposal yang
diketahui oleh dinas pendidikan kabupaten/kota setempat.
5. Apabila dalam pelaksanaan program terjadi penyimpangan
dari ketentuan yang ada menjadi tanggungjawab mutlak
penerima bantuan/pelaksanaan kegiatan.
18

Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan

BAB IV
PEMANTAUAN DAN PELAPORAN

A. Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan
Guna menjamin kualitas hasil dan kelancaran proses kegiatan,
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat melakukan
pemantauan kegiatan ke masing-masing lembaga penerima bantuan.
Penilik yang membidangi pendidikan masyarakat juga perlu terlibat
dalam pemantauan pelaksanaan kegiatan rintisan balai belajar
bersama.
Pemantauan dilaksanakan dengan sasaran:
1. Keterlaksanaan program dan eksistensi kelembagaan yang
didukung oleh bukti-bukti fisik kegiatan sesuai langkah kegiatan
yang telah ditetapkan.
2. Kendala-kendala pelaksanaan program dikaitkan dengan sasaran
kualitatif dan waktu yang telah ditetapkan.
3. Penemuan solusi atas permasalahan-permasalahan yang dialami
Evaluasi kegiatan bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tujuan
yang telah ditetapkan, yaitu ketercapaian indikator-indikator
eksistensi lembaga dan pelaksanaan program berdasarkan
kompetensi yang disyaratkan oleh masing-masing program.

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

19

B. Pelaporan
Lembaga penerima bantuan wajib membuat laporan sebagai bukti
pertanggungjawaban dana yang telah diterima.
1. Tujuan laporan
a. Mengetahui bahwa dana bantuan RB3 diterima oleh
lembaga;
b. Mengetahui pelaksanaan, perkembangan, hambatan dan
keberhasilan program yang dilaksanakan;
2. Tahapan dan isi laporan
Laporan awal, disampaikan segera setelah dana bantuan
diterima dengan format lampiran terlampir (lampiran 5).
Laporan Akhir, disampaikan paling lambat dua minggu setelah
selesai dilaksanakan sesuai dengan format terlampir
(lampiran 6).
Laporan disampaikan kepada Direktur Pembinaan Pendidikan
Masyarakat dengan tembusan kepada Dinas pendidikan provinsi
dan kabupaten/kota setempat.

20

Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan

BAB V
PENUTUP
Petunjuk teknis ini dibuat untuk memberikan pemahaman dan
arahan teknis bagi lembaga penyelenggara pendidikan masyarakat
dan semua pihak terkait untuk keberhasilan program pendidikan
masyarakat.
Apabila ditemukan hal-hal yang kurang jelas, harap segera
menghubungi:
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat
u.p Subdit Pembelajaran dan Peserta Didik
Kompleks Kemdiknas, Gedung E Lantai 6,
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta, 10270,
telepon (021) 5725715,
faksimili (021) 5725039
Website: http://www.dikmas.net

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

21

Lampiran 1. Format Rekomendasi Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota/Provinsi

Lampiran 2.
Format Pernyataan Kesanggupan Dan Tanggung Jawab Mutlak

KOP DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA
======================================

=====================================================

SURAT REKOMENDASI

SURAT PERNYATAAN
KESANGGUPAN DAN TANGGUNGJAWAB MUTLAK

Nomor:
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota/Provinsi*) ............................... menerangkan bahwa:
Nama Lembaga

: ........................................................................

Alamat

: .......................................................................

Nama Ketua

: .......................................................................

No. Tlp./HP/Faks.

: ........................................................................

adalah lembaga yang kami ketahui keberadaannya dan mempunyai kelayakan
untuk melaksanakan Rintisan Balai Belajar Bersama (RB3) sehingga berhak
mengusulkan Bantuan Tahun Anggaran 2011 kepada Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal, dan Informal, Kementerian Pendidikan Nasional.
Demikian rekomendasi ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
.............................................. 2011
Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota/Provinsi*)
…............................
Tanda Tangan,
Stempel Asli
(..................................................)

KOP LEMBAGA

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami atas nama lembaga pengusul
bantuan rintisan balai belajar bersama tahun 2011:
Nama Lembaga : ……………………...........………………………
Alamat Lembaga : ……………………......………………………….
……………………......………………………….
Nama Ketua
: …………………......………………………….
Telp./HP/Faks.
: ……………………......………………………….
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kami sanggup:
1. menyelenggarakan program rintisan balai belajar bersama sesuai dengan
jadwal.
2. membuat dan menyampaikan laporan kegiatan selambat-lambatnya 31
Desember 2011.
3. berkoordinasi dengan dinas pendidikan setempat dalam pelaksanaan
program rintisan balai belajar bersama.
4. Bertanggungjawab secara mutlak atas penggunaan dana bantuan sesuai
Juknis dan Akad kerjasama
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
............................……2011
Yang Membuat Pernyataan
Materai
Rp. 6.000,(…………..………………….)

*) coret yang tidak perlu

22

Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

23

Lampiran 3. Contoh Surat Dukungan dari Pemilik Ruang
Publik/Desa/Kelurahan

Lampiran 4. Format Proposal:

Contoh Cover Proposal
KOP
PEMILIK RUANG PUBLIK/DESA/KELURAHAN*)
===============================================
SURAT KETERANGAN/DUKUNGAN

PROPOSAL
PENGAJUAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN
RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA (RB3)
TAHUN 2011

Yang bertanda tangan di bawah ini Pemilik ruang publik/Kepala
Desa/Kelurahan*) ……………….… menerangkan dengan sepenuhnya.
Nama Lembaga
Alamat Lembaga
Nama Ketua

: ………………………………………………
: ………………………………………….
…………………………………………
: ………………………….…………....

Mendukung sepenuhnya lembaga tersebut untuk menyelenggarakan Rintisan
Balai Belajar Bersama yang diharapkan mampu memberikan manfaat kepada
pengunjung/masyarakat kami*).

Diajukan Kepada
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat,
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Kemdiknas
Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
……………………….., 2011
Direktur/Kepala Desa/Kelurahan*)
..............................................
Tanda tangan & stempel
(…………..………………….)

Oleh:
Nama Lembaga
: ............................................
Alamat
: ............................................
No. Telp./HP/Faks. : ............................................

*) Coret yang tidak perlu.

24

Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

25

FORMAT ISI PROPOSAL
1. Profil Lembaga
a. Nama Lembaga
b. Alamat Lengkap
c.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

j.

: ...........…….…….......................................
: ...........…….…….......................................
...........…….…….......................................
No. Telp./HP
: ...........…….…….......................................
Nama Ketua
: ...........…….…….......................................
Alamat Lengkap
: ...........…….…….......................................
No. Telp./HP
: ...........…….…….......................................
Akta Notaris/Izin Pendirian : 1) Nomor : ...............................
2) Pejabat : ...............................
Nama Bank
: ...........…….…….......................................
No. Rek. Bank Lembaga : ...........…….…….................................
NPWP
: ...........…….…….......................................
Program pendidikan masyarakat yang dilaksanakan saat ini:
1) ......................................................................................................
2) ......................................................................................................
3) ......................................................................................................
Daftar Pengurus Lembaga

No. Nama

Tmpt/
Tgl Lahir

L/P Pendidikan Pekerjaan Jabatan

1.
2.
3.
dst.
Catatan: Struktur organisasi dan deskripsi kerja agar dilampirkan

26

Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan

k. Sarana dan Prasarana
No. Jenis Sarana

Keadaan

1.

Luas Gedung Lembaga

Luas Tanah:…………...........m²
Luas Bangunan:…................m²

2.

Tempat Penyelenggaraan
Kegiatan

Gedung Perkantoran
Rumah
Ruko
.....................................

3.

Status Bangunan /
Gedung Lembaga

Milik sendiri
Kontrak/sewa
Pinjam
...................................

4.

Sarana belajar

Keterangan

Meja & kursi belajar ...........set Kondisi :
Papan tulis ..........…..............set
Lemari/rak buku ....….......…unit
Mesin tik ...........................…unit
Komputer ........................…unit
Bahan ajar .......................... jenis
Bahan Bacaan ................... judul

2. Deskripsi Usulan Kegiatan
Pada bagian ini, uraikan dengan jelas mengenai:
a. Nama Kegiatan
b. Tujuan Kegiatan
c. Hasil yang Diharapkan
d. Sasaran/Peserta Kegiatan (Daftar lengkap dilampirkan)
e. Rencana Kegiatan Pembelajaran/ Pelatihan (Jadwal kegiatan
dilampirkan):
1) Persiapan, (a) penyusunan acuan pelaksanaan kegiatan, (b)
sosialisasi program
2) Pelaksanaan: (a) Lama Program, Jumlah & waktu pertemuan,
(b) Metode, Bahan Ajar, dan Media yang dipergunakan, (c)
Tutor, Pelatih, instruktur/Nara Sumber Teknis, Relawan (d)
Mitra kerja
3) Penilaian Hasil Belajar: (a) Bentuk/teknik penilaian yang
akan dilakukan, (b) Instrumen/alat penilaian yang akan
dipergunakan, (c) Kriteria dan cara penentuan keberhasilan.
f. Rencana Kegiatan Pendampingan/Fasilitasi/sejenis : (a)
Jenis/Bentuk kegiatan, (b) Lama Program, Jumlah & waktu
pertemuan, (c) Pendamping/Fasilitator, (d) Mitra kerjasama

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

27

Format Peserta Didik

g. Evaluasi Program dan Pelaporan: (a) Rencana Monitoring selama
kegiatan berlangsung, (b) Rencana Evaluasi terhadap program
secara keseluruhan, (c) Rencana Pelaporan.

DAFTAR CALON PESERTA DIDIK
RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA TAHUN 2011
Jenis kegiatan: ...................................................... *)

3. Rencana Anggaran Belanja
No.
(1)

I.

Komponen

Volume Harga Satuan Jumlah (Rp) = Ket
(2)
(Rp) (4)
(2)x(3)
(5)

Bantuan Investasi
Penataan kelembagaan
Penyediaan sarana/prasarana
Tempat kegiatan
Teknologi informasi dan
komunikasi
5 Investasi usaha
1
2
3
4

II.
1
2
3

Bantuan Operasional
Bantuan kelembagaan
Kegiatan
Dokumentasi, Publikasi,dan
Administrasi
4 Pelaporan
5 Dokumentasi dan Laporan

No. Nama

Jenis
Alamat
Kelamin

Usia Status
(thn) Keberaksaraan
(BA/MA)

Pekerjaan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
dst.
Jumlah

Jumlah

4. Lampiran Proposal
1) Surat rekomendasi dari dinas pendidikan kabupaten/kota dan provinsi (sesuai
dengan format).
2) Surat keterangan dukungan dari pemiliki ruang public, desa/kelurahan (sesuai
dengan format)
3) Surat pernyataan kesanggupan mutlak dan tanggungjawab mutlak lembaga
(sesuai dengan format).
4) Salinan/fotokopi akta notaris atau SK pendirian lembaga atau surat izin lembaga.
5) Salinan/fotokopi nomor rekening bank atas nama lembaga yang dinyatakan
dengan surat keterangan dari bank.
6) Salinan/fotokopi NPWP atas nama lembaga.
7) Struktur organisasi kepengurusan lembaga dilengkapi uraian tugas.
8) Daftar peserta didik berdasarkan jenis kegiatan.
9) Daftar tutor/fasilitator/instruktur/narasumber teknis/relawan.

28

Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan

Keterangan: BA (Buta Aksara), MA (Melek Aksara)
*) Dibuat sebanyak jumlah dan jenis kegiatan.

…………, ………………….2011
Ketua lembaga
Ttd
(…………………………………….)

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

29

Format Tutor/Fasilitator/Relawan/Instruktur/NST
DAFTAR TUTOR/FASILITATOR/INSTRUKTUR/
NARA SUMBER TEKNIS
RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA
TAHUN 2011

No.

Nama

L/P

Tempat/tgl
Lahir

Ijazah
Keahlian
Terakhir yg dimiliki

Program/kegiatan
yang dibina

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
dst.

……, ………………….2011
Ketua/Penyelenggara Kegiatan
Ttd

Lampiran 5. Format Laporan Awal

KOP LEMBAGA
=====================================================
LAPORAN AWAL
PENYELENGGARAAN RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA
TAHUN 2011
Yang bertanda tangan di bawah ini kami atas nama lembaga penerima
bantuan penyelenggaraan rintisan balai belajar bersama tahun 2011:
Nama Lembaga
Alamat Lembaga

: ………………..............………………………
: ………………..............………………………
………………..............………………………

Nama Ketua
Telp./HP/Faks.

: ………………..............………………………
: ………………..............………………………

Dengan ini melaporkan sebagai berikut:
1. Dana bantuan penyelenggaraan program Rintisan Balai Belajar Bersama
sebagai tindak lanjut dari Akad Kerjasama No. ............................. telah
kami terima melalui rekening lembaga kami pada tanggal ...........................
2. Dana tersebut akan kami gunakan untuk menyelenggarakan program
Rintisan Balai Belajar Bersama sesuai dengan Petunjuk Teknis dan
Akad Kerjasama yang telah kami tandatangani.
3. Kegiatan Rintisan Balai Belajar Bersama akan kami selenggarakan
mulai tanggal .........................................
Demikian laporan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasama yang
baik, kami sampaikan terima kasih.
....…………………….. 2011
Pimpinan Lembaga,

(…………………………….)
(…………..………………….)

30

Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan

RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA

31

Lampiran 6. Sistematika Laporan Akhir
SISTEMATIKA LAPORAN AKHIR
PENYELENGGARAAN RINTISAN BALAI BELAJAR BERSAMA
TAHUN 2011
Cover/sampul laporan
Kata Pengantar
Daftar Isi
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Dasar Hukum
3. Tujuan Pelaporan
B. Kegiatan
Uraikan pelaksanaan kegiatan antara lain: (1) persiapan, (2) Penataan manejemen
lembaga, (3) kegiatan di rintisan balai belajar bersama, pengalaman pelaksanaan;
metode, materi/bahan/modul, media/alat peraga, jadwal, cara dan hasil penilaian
pembelajaran/pendampingan/penguatan