BAB 6 TUGAS UMUM PEMERINTAHAN DRAFT LKJP 2013 - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

BAB VI
PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
6.1.

KERJASAMA ANTAR DAERAH
Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat mengadakan
kerjasama dengan daerah lain yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi
dan efektifitas pelayanan publik, sinergi dan saling menguntungkan,
Implementasi kerjasama daerah pada era otonomi daerah merupakan suatu
kebutuhan bagi daerah, karena dalam mengembangkan memberdayakan
dan memanfatkan sumberdaya / potensi suatu daerah memerlukan
kerjasama dengan daerah lain karena adanya keragaman potensi dari setiap
daerah.

Melalui


kerja

sama

daerah

diharapkan

dapat

mengurangi

kesenjangan daerah dalam penyediaan pelayanan publik.

Selain itu

diharapkan dengan terjalinnya kerjasama antar daerah didapatkan solusi atas
berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah guna
peningkatan mutu pelayanan terhadap masyarakat
Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata

Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah serta turunannya Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara
Kerjasama Daerah ditegaskan bahwa kerjasama daerah merupakan sarana
untuk lebih memantapkan hubungan dan keterikatan daerah yang satu
dengan daerah yang lain dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia, menyerasikan pembangunan daerah, mensinergikan potensi antar
daerah dan/atau dengan pihak ketiga serta meningkatkan pertukaran
pengetahuan, teknologi dan kapasitas fiscal
Beberapa

program

yang

dilaksanakan

oleh

Pemerintah


Kota

Semarang dalam rangka peningkatan kerjasama antar daerah antara lain :
A.

KERJASAMA KEDUNGSEPUR
Kota

Semarang

dengan

daerah

hinterland-nya,

yang

meliputi


Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Ungaran (Kabupaten Semarang),
Kota Salatiga dan Purwodadi (Kabupaten Grobogan) bersepakat membentuk
kerjasama

antar

daerah

yang

disebut

Kedungsepur.

Kerjasama

ini

merupakan komitmen bersama yang tertuang dalam Keputusan Bersama No.


L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

557

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

30 Tahun 2005, No. 130 / 0975, No. 130 / 02646, No. 63 tahun 2005, No.
130.1/A.00016, No. 130.1/4382 tanggal 15 Juni 2005 tentang Kerjasama
Program Pembangunan di Wilayah Kedungsepur, dan telah diperbarui
dengan

Kesepakatan

Bersama

No.146/199.c/2011,

No.130/07/2011,


No.415.4/03.3/KJS/2011, No.MOU-6/Perj-III/2011, 130/049, 130/1131/I/2011
tentang

Kerjasama

Bidang

Pemerintahan,

Pembangunan

dan

Kemasyarakatan di Wilayah Kedungsepur.
Program kerjasama ini bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan yang
serasi dan selaras antara daerah kota / kabupaten di wilayah Kedungsepur,
serta menjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antar
Pemerintah Daerah di wilayah Kedungsepur dalam rangka meningkatkan
kesejahteran masyarakat. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat mengurangi

ketidakseimbangan pertumbuhan masing-masing daerah, disamping juga
dalam rangka mensinergikan penyelenggaraan pemerintahan, programprogram pembangunan dan kemasyarakatan di wilayah Kedungsepur.
Kesepakatan

kerjasama

antar

daerah

di

wilayah

Kedungsepur

mencakup berbagai aspek, meliputi :
1.

Pendidikan;


2.

Kesehatan;

3.

Pekerjaan umum;

4.

Perumahan rakyat;

5.

Penataan ruang;

6.

Perencanaan pembangunan;


7.

Lingkungan hidup;

8.

Pertanahan;

9.

Kependudukan dan catatan sipil;

10. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
11. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
12. Sosial;
13. Ketenagakerjaan;
14. Koperasi dan usaha kecil dan menengah;
15. Penanaman modal;
16. Kebudayaan;

17. Kepemudaan dan olah raga;
18. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

558

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

19. Otonomi daerah,pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,
perangkat daerah, kepegawaian dan persandian;
20. Ketahanan pangan;
21. Pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan;
22. Statistik;
23. Kearsipan;
24. Komunikasi dan informatika;
25. Perpustakaan;
26. Pertanian;

27. Kehutanan;
28. Energi dan sumber daya mineral;
29. Pariwisata;
30. Kelautan dan perikanan;
31. Perdagangan;
32. Industri;
33. Ketransmigrasian;
34. Bidang lain yang dianggap perlu.
Penyelenggaraan kegiatan kerjasama antar daerah Kedungsepur
diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang strategis, pertama, dengan orientasi
pada upaya-upaya untuk mengakomodir dan optimalisasi potensi wilayah
Kedungsepur, sehingga pembangunannya dapat dilakukan secara sinergis,
khususnya dalam skala regional Kedungsepur. Kedua, Penyelesaian
sengketa antar daerah, khususnya di wilayah Kedungsepur, penanganan
masalah perbatasan, air bersih, sampah, rob dan banjir, termasuk
menyangkut masalah-masalah sosial seperti gepeng, dan masalah-masalah
sosial lainnya.
Sejak tahun 2012 Sekretariat Bersama berada di Kabupaten Kendal
yang sebelumnya berada di Kota Semarang. pada tahun 2013 Kerjasama
Kedungsepur memprioritaskan kerjasama di bidang pariwisata dengan
mengemas paket wisata yang connect antar daerah perbatasan.
B.

APEKSI (ASOSIASI PEMERINTAH KOTA SELURUH INDONESIA)
Kegiatan Kerjasama antar daerah yang lain adalah APEKSI (Asosiasi

Pemerintah Kota Seluruh Indonesia), dimana anggotanya terdiri dari seluruh
Kota di Indonesia yang berjumlah 98 kota dan saat ini di ketuai oleh Walikota

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

559

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

Manado dengan Direktur Esekutif APEKSI Pusat sebagai sekretarisnya.
Berdasarkan Hasil Muskomwil III APEKSI tahun 2011 di Kota Bekasi, Kota
Semarang secara aklamasi di pilih sebagai ketua hingga tahun 2014.
Selain mengikuti kegiatan – kegiatan APEKSI yang diselenggarakan
oleh Pusat, Kota Semarang selaku pengurus Komwil III APEKSI juga
memfasilitasi rapat - rapat persiapan (Rapat SC) untuk penyelenggaraan
Raker dan Rakor.
Kegiatan- kegiatan APEKSI yang telah dilaksanakan pada tahun 2013 antara
lain :
1.

Raker Komwil III di Bogor tanggal 17 – 19 April 2013, yang
menghasilkan rekomendasi internal dan eksternal yaitu :
a) Rekomendasi Internal.
1) Memfasilitasi terbentuknya forum/media Komunikasi antara
APEKSI dan ADEKSI (Asosiasi Dewan Kota Seluruh Indonesia)
serta

AKABSI

(Asosiasi

Pemerintah

Kabupaten

Seluruh

Indonesia) dalam penyelarasan pemahaman permasalahan di
daerah.
2) Mengembangkan corporate partnership yang diarahkan untuk
meningkatkan keberlangsungan organisasi melalui inovasi yang
disusun berdasarkan program dan kegiatan dalam bentuk
kerjasama dengan pihak swasta, pelayanan pelatihan dan
konsultasi yang difasilitasi oleh APEKSI.
3) Menguatkan peran negosiasi APEKSI terhadap pemerintah
dengan melibatkan secara aktif pengurus APEKSI di masingmasing KOMWIL.
4) Mewujudkan Tim Penasehat Hukum (advokat) profesional di
bawah APEKSI untuk memberikan bantuan hukum (konsultasi
ataupun pendampingan) kepada anggota yang menghadapi
masalah hukum.
5) Menguatkan peran APEKSI dalam mendorong

implementasi

PP No. 50 Tahun 2007 tentang Kerjasama Antar Daerah.
6) Mengupayakan dan mendesak Kementerian Keuangan dan
berkoordinasi

dengan

BPK

terkait

dengan

iuran

wajib

keanggotaan APEKSI pasca diterbitkannya Permendagri No. 32
Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bansos

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

560

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

yang bersumber APBD, yang tidak memperbolehkan adanya
partisipasi keanggotaan APEKSI.
7) Memperbanyak dialog sektoral untuk melakukan pembahasan
secara

mendalam

berdampak

pada

mengenai
daerah

berbagai

seperti

isu

aktual

yang

kenaikan

harga

BBM,

pengembangan pasar dan Pedagang Kaki Lima (PKL),
pariwisata, UMK, inflasi, pengangguran, kemiskinan, dan
kerawanan sosial.
b) Rekomendasi Eksternal (Rekomendasi untuk Rakernas APEKSI
2013)
1) Mendorong percepatan pembahasan: (i) revisi UU No. 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah; (ii) revisi UU No. 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan
Daerah dan Pemerintah; (iii) Rancangan UU Aparatur Sipil
Negara (ASN); serta (iv) peraturan per-UU-an lainnya yang
berhubungan dengan Pemerintahan Daerah, selanjutnya hasil
pembahasan tersebut dijadikan bahan pembahasan dengan
Pemerintah.
2) Melakukan dan mengusulkan evaluasi dan revisi Permendagri
No. 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Bansos yang bersumber APBD jo Permendagri No. 39 Tahun
2012, khususnya mengenai hibah kepada organisasi-organisasi
yang membantu tugas-tugas pemerintahan daerah, seperti:
KONI, Pramuka,

PKK, PMI, Dharma Wanita, RT/RW,

serta

Badan Pengelola Kerjasama Antar Kota/APEKSI, dan LPMK.
3) Mendorong terbentuknya forum komunikasi antara APEKSI
dengan ADEKSI dalam bentuk lokakarya/seminar/simposium
guna

menyelesaikan

persoalan-persoalan

aktual

yang

berkembang.
4) Mengusulkan kepada pemerintah pusat c.q. Kemendagri agar
bantuan hibah dan bansos dianggarkan pada belanja langsung
sehingga tidak ada persepsi belanja aparatur lebih besar dari
belanja publik.
5) Mendorong percepatan revisi PP No. 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi

Perangkat

Daerah,

termasuk

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

perubahan

Hal -

561

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

nomenklatur SKPD sesuai perubahan Kementerian.
6) Melakukan

pembahasan

kerjasama

antar

daerah

dalam

pengelolaan Air bersih, persampahan, Transportasi, Batas
wilayah/laut yang berdekatan/berbatasan dengan pemerintah
kota dan/atau kabupaten.
7) Melakukan pembahasan penguatan Millennium Development
Goals (MDGs) dari tingkat daerah sampai nasional.
8) Merekomendasikan beberapa hal spesifik persoalan daerah
sebagai berikut:
a. KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH
Mengusulkan kepada pemerintah pusat c.q. Kemendagri
dan Kementerian terkait agar membuat road map yang jelas
terhadap kelembagaan perangkat daerah yang dilakukan
secara bertahap.
b. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) APARATUR
1)

Mengusulkan

kepada

pemerintah

pusat

c.q

Kemendagri agar segera menetapkan peraturan perUU-an tentang pola karier dan kesejahteraan PNS
yang jelas sesuai dengan kompetensi PNS.
2)

Mengusulkan dan mendorong kepada pemerintah
pusat

c.q.

menerbitkan

Kemendagri
peraturan

untuk

per-UU-an

mempercepat
mengenai:

(i)

penambahan batas usia pensiun PNS; (ii) remunerasi;
dan (iii) uang pensiun sebesar 75% (tujuh puluh lima
persen) dari gaji yang diterima terakhir. Keterangan:
kejelasan tentang batas usia pensiun diperlukan untuk
menyamakan perbedaan penerapan disetiap daerah.
3)

Mendorong

percepatan

remunerasi

di

jajaran

Kementerian Dalam Negeri khususnya Pemerintah
Daerah yang merupakan garda terdepan pelayanan
masyarakat
c.

KEUANGAN DAERAH
1)

Mengusulkan
mengevaluasi

kepada

pemerintah

kebijakan

tentang

pusat

untuk

dana-dana

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan untuk dijadikan

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

562

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

dana perimbangan (DAU/DAK) sehingga terintegrasi
ke dalam APBD agar daerah lebih leluasa untuk
mengelola sesuai dengan kebutuhan dan prioritas
daerah dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal
(SPM) masing-masing urusan pemerintahan.
2)

Mendesak

kepada

Kemendagri

untuk

mensinkronikasikan pelaksanaan regulasi DAK bidang
Pendidikan

antara

Kementerian

Pendidikan

dan

Kebudayaan, Kementerian Keuangan, dan LKPP.
3)

Mengusulkan

kepada

pemerintah

pusat

untuk

mempercepat perhitungan dan pendistribusian dana
bagi hasil pajak, bukan pajak dan bantuan lainnya
baik dari pemerintah maupun pemerintah provinsi
kepada pemerintah kota/kabupaten paling lambat pada
awal triwulan.
4)

Mengusulkan

kepada

pemerintah

mempercepat

penetapan

dan

pusat

agar

informasi

alokasi

anggaran dari pemerintah pusat dan/atau pemerintah
provinsi paling lambat Bulan November tahun berjalan
dan dipublikasikan secara luas untuk menghindari
praktek percaloan.
d. PEMERINTAHAN UMUM
1)

Mendesak

kepada

pemerintah

pusat

untuk

menetapkan kebijakan yang berimplikasi luas secara
cepat dan tepat dan tidak berlarut-larut, seperti
kebijakan kenaikan harga BBM dan kebutuhan bahan
pokok dan pangan.
2)

Mendesak kepada pemerintah pusat agar rencana
pemberian Bantuan Langsung Masyarakat Miskin
(BLMS)

hendaknya

ditinjau

kembali

dan

lebih

diarahkan kepada subsidi transportasi guna menekan
biaya transportasi dan/atau diarahkan untuk bidangbidang

yang

langsung

bersentuhan

dengan

masyarakat, seperti pendidikan dan kesehatan.
3)

Mendorong pemerintah pusat agar mengintegrasikan

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

563

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

bentuk-bentuk

pelaporan

penyelenggaraan

pemerintahan daerah hanya menjadi 2 (dua) jenis
saja, yaitu: (i) Laporan Keuangan; dan (ii) Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
4)

Melakukan evaluasi terhadap PP No. 24 Tahun 2004
(jo. PP perubahannya: PP No. 37 Tahun 2005, PP No.
37 Tahun 2006, PP No. 21 Tahun 2007) tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan
Anggota DPRD dan PP No. 109 Tahun 2000 tentang
Kedudukan Keuangan Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah.

5)

Mendesak kepada pemerintah pusat agar kewenangan
diskresi Kepala Daerah dimasukkan dalam revisi UU
No.

32

Tahun

Pemerintahan,
pengambilan

2004

sehingga
keputusan

dan

RUU

Kepala
tidak

Administrasi

Daerah

dalam

dianggap

sebagai

pelanggaran pidana, tetapi merupakan kebijakan
(policy) Pejabat Tata Usaha Negara (asas vrijbestuur).
6)

Mendesak pemerintah pusat untuk lebih berkoordinasi
antar Kementerian sehingga tidak ada regulasi yang
saling bertentangan dalam mengatur daerah, seperti
Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa dan Permendagri No. 13 Tahun 2006
(jo. Perubahnnya Permendagri No. 21 Tahun 2011)
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
yang mempersulit daerah dalam mengimplementasikannya.

7)

Mendesak kepada Kemendagri untuk mengevaluasi
kembali

terhadap

memberatkan

produk-produk

daerah,

hukum

seperti

yang

pelaksanaan

Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan,

Pengendalian,

Dan

Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
8)

Mendorong kepada Kemendagri agar menerbitkan

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

564

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

pedoman pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik
(KIP), khususnya

terhadap dokumen keuangan

daerah guna mengurangi sengketa informasi akibat
tafsir yang berbeda di masing-masing daerah.
e. KEWENANGAN
1)

Mengusulkan kepada pemerintah pusat agar segera
memperluas pemberian kewenangan kepada daerah
pada urusan pertanahan, yaitu sub urusan pendaftaran
tanah. Keterangan: penguatan peran pemerintah
daerah

diperlukan dalam pelaksanaan UU No. 2

Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah.
2)

Mengusulkan kepada pemerintah pusat agar meninjau
ulang UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah.

3)

Mengusulkan

kepada

pemerintah

pusat

agar

menerbitkan regulasi yang memperjelas kewenangan
urusan Pemerintahan antara Pemerintah Provinsi
dengan Pemerintah Kota/Kabupaten.
f.

TATA RUANG
1)

Mendorong pemerintah pusat agar meninjau kembali
peraturan per-UU-an mengenai tata ruang (Perpres
No. 54 Tahun 2008) karena memberatkan daerah
dengan tipologi wilayah yang berbeda-beda dan
berimplikasi sebagai pelanggaran pidana dengan
memperhatikan perencanaan bottom up.

2)

Mendorong pemerintah pusat dan/atau pemerintah
daerah agar mengimplementasikan kerjasama terkait
tata ruang wilayah dan transportasi.

3)

Mendorong pemerintah pusat dan/atau daerah untuk
mengembangkan rencana infrastruktur daerah.

g. FORUM KOMUNIKASI PIMPINAN DAERAH
Mendorong

pemerintah

pusat

agar

membentuk

PP

mengenai keberadaan FORKOPIMDA (Forum Komunikasi
Pimpinan

Daerah)

di

tingkat

Kabu-paten/Kota

dan

FORKOPIMKA (Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan) di

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

565

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

tingkat Kecamatan.
2.

Rakernas Apeksi di Palangkaraya tanggal 06 – 08 Mei 2013, hasil dari
Rakernas adalah menetapkan Kota Dumai Sebagai tuan rumah
Rakernas APEKSI tahun 2014 selain itu juga menghasilkan beberapa
rekomendasi yaitu:
a) PEMERINTAHAN
1. Mengharapkan kepada pemerintah untuk menetapkan kebijakan
yang berimplikasi luas secara cepat , tepat dan tidak berlarutlarut. Seperti kebijakan kenaikan harga BBM dan kebutuhan
bahan pokok dan pangan
2. Mengharapkan kepada pemerintah agar

meninjau kembali

rencana pemberian Bantuan iuMasyarakat Miskin (BLMS)
dengan lebih diarahkan untuk bidang-bidang yang langsung
bersentuhan

dengan

masyarakat,

seperti

:

transportasi,

pendidikan dan kesehatan.
3. Mendorong pemerintah agar mengintegrasikan bentuk-bentuk
pelaporan

penyelenggaraan

pemerintahan

daerah

hanya

menjadi 2 (dua) jenis saja, yaitu: (i) Laporan Keuangan; dan (ii)
Laporan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
4. Mendorong pemerintah segera melakukan pembahasan Revisi
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Rancangan UU Aparatur Sipil Negara (ASN) oleh Dewan
Perwakilan Rakyat RI demi kelancaran penyelenggaraan
pemerintahan
5. Mendorong

pemerintah

segera

melengkapi

peraturan

perundang-undangan terkait Revisi UU No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah paling lambat satu tahun setelah
disahkan.
6. Mendorong Pemerintah untuk melibatkan Apeksi dalam proses
penyiapan Rancangan Peraturan Pemerintah turunan dari UU
Pemerintahan Daerah dan UU Aparatur Sipil Negara
7. Mengharapkan

kepada

Kemendagri

untuk

mengevaluasi

kembali terhadap produk-produk hukum yang memberatkan
daerah, seperti pelaksanaan Permendagri No. 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

566

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

Tatacara

Penyusunan,

Pengendalian,

dan

Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
8. Mendorong kepada Kemendagri agar menerbitkan pedoman
pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik (KIP), khususnya
terhadap

dokumen

keuangan

daerah

guna

mengurangi

sengketa informasi akibat tafsir yang berbeda di masing-masing
daerah
9. Mengusulkan
kewenangan

kepada
kepada

pemerintah
pemerintah

agar
daerah

memperluas
pada

urusan

pertanahan, untuk penguatan peran pemerintah daerah dalam
pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah
termasuk

diintegrasikan dengan tata guna tanah

atau tata

ruang
10. Pemerintah segera mengeluarkan keputusan bersama antara
Kapolri, Kejaksaan dan Mendagri mengenai Surat MENPAN No.
148/MENPAN/5/2003 Tentang pedoman umum penanganan
pengaduan masyarakat
b) SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) APARATUR
Mendorong Pemerintah segera melakukan percepatan remunerasi
yang dianggarkan dari APBN di jajaran Kementerian Dalam Negeri
khususnya Pemerintah Daerah yang merupakan garda terdepan
pelayanan masyarakat.
c) KEUANGAN DAERAH
1) Penegasan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah dalam
peraturan perundang-undangan terutama penegasan prinsip
“money follows functions” yaitu perlunya menjamin ketersediaan
sumber daya untuk mendanai urusan/fungsi yang telah
didesentralisasikan.
2) Mengusulkan kepada pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan
tentang dana-dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
untuk

dijadikan dana perimbangan (DAU/DAK) sehingga

terintegrasi ke dalam APBD agar daerah lebih leluasa untuk
mengelola sesuai dengan kebutuhan dan prioritas daerah dan
pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) masing-masing
urusan pemerintahan.

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

567

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

3) Merekomendasikan

perubahan

formulasi

DAU

dan

mengeluarkan beban gaji dari alokasi DAU kota/kabupaten agar
belanja gaji pegawai diambil dari APBN. Jika reformulasi
diberlakukan maka diusulkan ada kebijakan antara selama 5
tahun.
4) Mendorong pemerintah meningkatkan transfer

dana alokasi

khusus (DAK) dan menghapus kewajiban daerah untuk
meyediakan dana pendamping.
5) Merekomandasikan dana sertifikasi guru dibayarkan oleh
pemerintah pusat langsung ke guru dan tidak masuk dalam
struktur APBD.
6) Mendorong
perimbangan

pemerintah

untuk

berdasarkan

mengalokasikan

kerangka

dana

pembiayaan

jangka

menengah (multi years) untuk memudahkan perencanaan
anggaran di daerah.
7) Mendorong pemerintah untuk melakukan reformulasi dana
perimbangan

(perhitungan

hingga

alokasi)

untuk

lebih

menciptakan insentif kepada pemerintah daerah , menciptakan
efisiensi dan peningkatan pelayanan publik.
8) Mengusulkan

kepada

pemerintah

untuk

mempercepat

perhitungan dan pendistribusian dana bagi hasil pajak, bukan
pajak dan bantuan lainnya baik dari pemerintah maupun
pemerintah provinsi kepada pemerintah kota/kabupaten paling
lambat pada awal triwulan.
9) Mengusulkan kepada pemerintah agar mempercepat penetapan
dan informasi alokasi anggaran dari pemerintah pusat dan/atau
pemerintah provinsi paling lambat Bulan September tahun
berjalan dan dipublikasikan secara luas untuk menghindari
praktek percaloan.
10) Mendorong pemerintah meningkatkan transfer DAK Kesehatan
dan kualitas penyaluran DAK dari pusat ke daerah.
11) Agar Kementrian Keuangan dan pihak terkait, mempermudah
syarat-syarat bagi Pemerintah Daerah dalam memperoleh
pinjaman dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP).
12) Agar

Kementrian

Dalam

Negeri

mempertimbangkan

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

568

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

pencantuman Pos Pembiayaan bagi Asosiasi Pemerintah
Daerah dalam perubahan Permendagri tentang Penyusunan
APBD.
d) TATA RUANG
1) Mendorong pemerintah agar meninjau kembali

UU no. 26

Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang tentang tata ruang karena
memberatkan daerah dengan tipologi wilayah yang berbedabeda dan berimplikasi sebagai pelanggaran pidana dengan
memperhatikan perencanaan bottom up.
2) Mendorong pemerintah dan/atau pemerintah daerah agar
mengimplementasikan kerjasama terkait tata ruang wilayah dan
transportasi.
3) Mendorong

pemerintah

pusat

dan/atau

daerah

untuk

mengembangkan rencana infrastruktur daerah.
4) Mendorong pemerintah untuk segera menyusun Peraturan
Pemerintah Tentang Prosedur Perolehan Ijin dan Tata Cara
Penggantian yang layak sesuai dengan pasal 37 ayat 8 UU No.
26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
e) LINGKUNGAN HIDUP
1) Agar

pemerintah

meningkatkan

transparansi

akses

dan

mekanimse pendanaan infrastruktur di bidang lingkungan
2) Pemerintah dapat memfokuskan DAK bidang lingkungan pada
satu kementerian yang ditunjuk oleh pemerintah, agar terjadi
pemerataan dalam penerimaan DAK bidang lingkungan.
3) Mendorong Pemerintah

untuk segera melakukan sosialisasi

terhadap Aksi perubahan iklim (Adaptasi dan mitigasi) di setiap
kota pada skala nasional dan internasional.
4) Mendorong pemerintah untuk segera melakukan sosialisasi
area tangkapan air dan melindungi kawasan sumber air
5) Mendorong pemerintah untuk melakukan koordinasi dengan
kementerian

terkait

untuk

kebijakan

pengurangan

resiko

bencana dan skenario penanganan bencana di daerah
6) Mendorong pemerintah untuk melakukan koordinasi dengan
kementerian terkait tindakan konservasi

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

569

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

3.

Indonesia City Expo (ICE) di Palangkaraya tanggal 07 - 11 Mei 2013,
Pemerintah Kota Semarang didalam ICE 2013 ini menampilkan produkproduk

dari

UKM

binaan

Pemerintah

Kota

Semarang

(batik

semarangan, kerajinan tas, serta produk olahan khas semarang)
4.

Rakor Komwil III di Jakarta Pusat tanggal 03 – 06 Desember 2013
Rakor yang dilaksanakan di Jakarta Pusat memiliki tema “Peningkatan
Pelayanan Publik melalui re- Fungsi Infrastuktur” dengan 2 sub tema
yaitu:
1.

“Peran Pemerintah Daerah dalam Penataan Pasar Tradisional”,
dengan hasil rumusan sebagai berikut:
1) Revitalisasi

pasar

tradisional

dilakukan

melalui

strategi

perbaikan pasar-pasar tradisional, pengelolaan dan sekaligus
penyediaan ruang bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) dan
menghindari penggusuran.
2) Revitalisasi pasar tradisional ditujukan secara khusus untuk
peningkatan kesejahteraan pedagang melalui peningkatan
sarana-prasarana bidang perdagangan, koperasi dan UMKM
(Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan secara umum ditujukan
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat
3) Penataan pasar tradisional dan PKL dilakukan melalui re-fungsi
infrastruktur melalui recovery penataan usaha perdagangan dan
UMKM, rehabilitasi lokasi pasar dan PKL, pembebasan lahan
yang akan dipergunakan untuk relokasi PKL serta evaluasi dan
monitoring.
4) Pengelolaan pasar tradisional dilakukan melalui perencanaan
fisik dan non-fisik, kelembagaan dan struktur organisasi, tata
kelola tempat usaha dan perijinan, pelaksanaan pembangunan
pasar, serta pengendalian dan evaluasi.
5) Pemberdayaan pasar tradisional dilakukan dengan peningkatan
profesionalisme pengelola, peningkatan kompetensi pasar dan
peningkatan kualitas pembenahan sarana fisik pasar secara
terpadu pada manajemen lalu lintas barang dan orang,
pengendalian

keamanan,

kebersihan

dan

keindahan

lingkungan.

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

570

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

6) Keuangan pasar tradisional teranggarkan dan bersumber dari
APBD.
7) Pembinaan

dan

pengawasan

terhadap

pasar

tradisional

dilakukan melalui sosialisasi kebijakan dan pemberdayaan
pasar tradisional, koordinasi perumusan kebijakan, pedoman
pengelolaan

pemberdayaan,

supervisi

dan

konsultasi,

pemantauan dan evaluasi pengelolaan dan pemberdayaan
serta pengawasan dari Kepala Daerah melalui SKPD terkait.
2. “Membangun

Daerah

dengan

Model

Zonasi

(Kementerian

Perumahan Rakyat)” dengan hasil rumusan sebagai berikut:
1) Penataan ruang melalui model zonasi didasarkan pada UU
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang, khususnya Pasal 35
yakni “pengendalian

pemanfaatan ruang dilakukan melalui

penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan
disentif, serta pengenaan sanksi.
2) Penataan tata ruang model zonasi dilakukan dengan pola
penanganan

permukiman

pemeliharaan

lingkungan;

yang
(i)

di-design

perbaikan

melalui:

(i)

lingkungan;

(iii)

peremajaan lingkungan; dan (iv) pembangunan baru terhadap
lahan yang tersedia untuk dipergunakan sebagai kawasan baru
terbangun.
3) Penataan tata ruang model zonasi sebagaimana diatur di dalam
UU sebagaimana dimaksud di atas dilakukan melalui peraturan
zonasi yang termuat di dalam Rencana Detil Tata Ruang
(RDTR).
4) Pola penanganan permukiman model zonasi di DKI Jakarta
menyesuaikan dengan peraturan zonasi yang dikeluarkan oleh
Dinas Tata Ruang DKI Jakarta melalui relokasi permukiman
yang berada di kawasan dengan peruntukan non-hunian dan
pembangunan lahan dengan peruntukan permukiman sesuai
dengan insentitas yang ditetapkan.
5) Penataan ruang model zonasi memiliki nilai kemanfaatan yang
efisien dan efektif dari sisi pengelolaan, meningkatkan nilai
tambah kawasan dan menjamin keberlanjutan pengelolaan.

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

571

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

6) Identifikasi permasalahan dalam penerapan model zonasi di
DKI Jakarta, diantaranya adalah: (i) terbangunnya Kota Jakarta
yang terlebih dahulu dari pada rencana yang ada; (ii) status
kepemilikan lahan; dan (iii) partisipasi aktif-pasif masyarakat.
C.

CITYNET INDONESIA DAN CITYNET ASIA PASIFIC
Sesuai dengan hasil Rapat Pengurus Citynet Indonesia, Pemerintah

Kota Semarang resmi menjadi anggota Citynet Indonesia sejak tanggal 22
Desember 2008, yang pada waktu itu masih dalam naungan BKPM.
Disamping menjadi anggota Citynet Indonesia Kota semarang juga menjadi
anggota Citynet Asia Pasific yang di tandai dengan keikutsertaan dalam
Kongres Yokohama yang diadakan di Yokohama, Jepang pada tanggal
6 – 11 September 2009.
1)

Citynet Indonesia
Dalam tahun 2013 ini Presiden Citynet Indonesia yaitu Walikota
Balikpapan telah mengagendakan beberapa kegiatan yaitu:
- Laporan

pertanggungjawaban

tahun

2012

dan

penyusunan

perencanaan kegiatan tahun 2014 di Kota Balikpapan
- Kegiatan Sharing Best Practice di Kota Sorong
- Kegiatan Sharing Best Practice di Kota Kupang
Namun dalam pelaksanaanya hanya satu kegiatan yang dilaksanakan
yaitu Rapat Kerja Teknis Tahun 2013 dan Sharing Best Practice tentang
pelaksanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum di Kota Sorong pada tanggal 23 – 25 Oktober 2013 dengan
materi sebagai berikut:
a) Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia memaparkan
tentang Pelaksanaan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum.
b) Pemerintah Kota Sorong

memaparkan tentang Pelaksanaan

Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum di
Kota Sorong.
c) Pemerintah Kota Sidoarjo memaparkan tentang Pelaksanaan
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum di
Kota Sidoarjo.

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

572

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

2)

Citynet Asia Pasifik
Adapun kegiatan yang di ikuti oleh Kota Semarang adalah :
- Menghadiri Kongres Citynet Asia Pasific ke 7 tahun 2013 di Kota
Seoul, Korea Selatan pada tanggal 02 - 07 November 2013 dengan
rangkaian kegiatan sebagai berikut:
a) Seminar

Internasional

tentang

Urban

Management

and

Development (Khususnya: perumahan/permukiman, transportasi, air
bersih,

penegelolaan

pendidikan

dan

kesehatan

kota)

dan

dilanjutkan dengan kunjungan best-practices yang dilakukan di
kawasan metropolitan Seoul.
b) Pemilihan Presiden Citynet-Asia Pasific yang baru dengan hasil
sebagai berikut:
- Presiden

: Walikota Seoul

- Wakil Presiden 1

: Walikota Bangkok

- Wakil Presiden 2

: Walikota Makati

c) Pemilihan anggota Executive Committee, saat ini dari Indonesia
yang menjadi anggota Excomini adalah Kota Surabaya.
d) Pemilihan anggota Election Committee, dari Indonesia yang terpilih
menjadi anggota Election Committee adalah Kota Sukabumi.
D.

SISTER CITY

1.

Penjajagan Sister City Kota Semarang – Kota Den Haag (Belanda)
Pemerintah Kota Semarang telah melakukan penjajagan Sister City

dengan Kota Den Haag Belanda. Hal ini diawali dengan keikutsertaan
Pemerintah Kota Semarang di dalam acara Pasar Malam Indonesia (PMI)
yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di
Den Haag Belanda. Pemerintah Kota Semarang didalam acara PMI tersebut
mempromosikan

perdagangan,

pariwisata,

budaya

dan

kuliner

khas

Semarang sehingga diharapkan membuka peluang kerjasama investasi
dengan pelaku usaha di Kota Den Haag. Pemerintah Kota Semarang juga
melakukan penjajagan kerjasama Sister City dengan Kota Den Haag tentang
pengelolaan kawasan kota lama. Selain itu Pemerintah Kota Semarang juga
melakukan kunjungan ke Perusahaan air minum terbesar “Degremont” di
Paris Perancis untuk menimba ilmu di bidang penyediaan air dalam rangka
study komparasi untuk pengembangan air minum di Kota Semarang.

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

573

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

2.

Sister City Kota Semarang – Kota Brisbane (Australia)
Kerjasama Kota Kembar ini telah dirintis sejak tahun 1993 antara

Pemerintah Kota Semarang dengan Pemerintah Kota Brisbane, Queensland,
Australia dan terus diperpanjang hingga tahun 2002. Pada tahun 2009.
Hingga saat ini, Pemerintah Kota Semarang dengan Pemerintah Kota
Brisbane masih terus menjalin hubungan baik.
Pada tahun 2013 hubungan Pemerintah Kota Semarang dan Pemerintah
Brisbane semakin erat hal itu di buktikan dengan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
1.

Penerimaan Delegasi University of Queensland dan Griffith University
pada bulan mei yang meliputi:
a. Courtesy Call UQ dengan Pemerintah Kota Semarang.
b. Presentasi Prof.Heidi Dahles dan Dr. Peter Wood dari Brisbane
Australia tentang Penanganan kepariwisataan di Kota Semarang

2.

Jamuan Makan malam Pemerintah Kota Semarang dengan Griffith
University pada bulan juni.

3.

Kunjungan Pemerintah Kota Semarang Ke Pemerintah Kota Brisbane
dalam rangka perayaan 20 tahun Sister City Semarang – Brisbane dan
kunjungan ke Melbourne dan Sidney. Sebagai langkah tindak lanjut
pada tahun 2014 direncanakan Pemerintah Kota Semarang akan
mengirim staf untuk magang di Pemerintah Kota Brisbane. Hal ini
merupakan wujud nyata dari kerjasama siter city ini dan diharapakan
ada transfer ilmu yang akan didapatkan oleh Pemerintah Kota
Semarang,.

3.

Penjajagan Sister City Kota Semarang – Kota Jung-gu (Korea
Selatan)
Pemerintah Kota Semarang juga melakukan penjajagan Sister City

dengan Kota Jung-gu Ulsan Metropolitan City, Korea Selatan. Kedua
Pemerintah Kota sudah saling melakukan kunjungan kerja dan pada tanggal
13 November 2013 telah dilakukan penandatangan LoI antara kedua Kota di
Kota Semarang. Adapun latar belakang penandatanganan LoI ini adalah
adanya ketertarikan dari kota Jung-gu untuk menjalin kerjasama dengan
kota-kota di Indonesia, hal ini kemudian di fasilitasi oleh Kementrian Dalam
Negeri. Pada tahun 2014 akan dilakukan peningkatan kerjasama dengan

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

574

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

Kota

Jung-gu

yaitu

direncanakan

kedua

kota

akan

melakukan

penandatangan MoU Kerjasama Sister City di Kota Jung-gu, Korea Selatan.
4.

Rintisan Kerjasama Sister City Kota Semarang – Kota Kuala
Lumpur (Malaysia)
Selain kerjasama Sister City diatas Pemerintah Kota Semarang juga

melakukan rintisan kerjasama Sister City dengan Kota Kuala Lumpur
Malaysia. Hal ini ditandai dengan kunjungan Walikota Semarang Ke Kuala
Lumpur yang tergabung di dalam kunjungan

balasan misi Kadin Jawa

Tengah pada tanggal 10 – 12 Maret 2013. Dengan adanya rintisan Sister City
diharapkan dapat berdampak positif bagi kedua belah pihak. Kerjasama yang
dapat dikembangkan antara lain perdagangan, ekonomi, budaya, pariwisata
dan pendidikan.
5.

Rintisan Kerjasama Dengan Singapura
Pemerintah Singapura melalui Menteri senior Urusan Luar Negeri dan

Duta Besar Singapura Anil Kumar Nayar melakukan kunjungan ke
Pemerintah Kota Semarang pada tanggal 25 September 2013 yang
berencana melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kota Semarang di
Bidang Kepariwisataan. Menurut info yang berkembang, tokoh Singapura Lee
Kuan Yew berasal dari Semarang, hal inilah yang akan dibidik sebagai fokus
kerjasama bidang pariwisata antara Singapura dengan Kota Semarang.
selain bidang pariwisata, kerjasama juga akan dilakukan di bidang tata kota
dan perdagangan serta industri kecil menegah (UKM).
E.

KERJASAMA ANTAR DAERAH YANG LAINNYA

1.

Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kota semarang dengan
Kabupaten Semarang Nomor: 415.4/05/KJS/2013 - 019.6/76 tentang
Kerjasama Pemanfaatan Air Bersih
Maksud Kesepakatan Bersama ini adalah untuk memberikan dasar
hukum terhadap pemberian kontribusi air bersih oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK KESATU sebesar 20 % ( dua puluh persen ) dari total
debit air yang dimanfaatkan, jangka waktu 12 bulan.

2.

Perjanjian Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan
PT. Angkasa Pura I (persero) tentang addendum perjanjian kerjasama
pemerintah provinsi jawa tengah, pemerintah kota semarang, PT.
Angkasa

Pura

I

(persero)

no.

188/2012,

no.

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

415.4/10,

Hal -

no.

575

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

sp.42/hk.09.01/2012/du tanggal 30 maret 2012 ttg pembangunan jalan
akses dari jembatan sungai siangker menuju lapangan parkir terminal
baru bandar udara Internasional Ahmad Yani. Perjanjian Kerjasama ini
berlaku sejak tanggal 1 Juli 2013 dan berakhir pada tanggal 30 Juni
2015 serta dapat diperpanjang sesuai kesepakatan PARA PIHAK.
3.

Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kota Semarang dan PT.
Indonesia

Infrastrukture

Finance

(IIF)

tentang

penyiapan

dan

pelaksanaan pengadaan badan usaha proyek kerjasama pemerintah –
swasta (KPS) sistem penyediaan air minum (SPAM) semarang Barat.
Nomor: 019.6/59, Nomor: PKS.2013.PBSA-1/III/IIF tanggal 27 Maret
2013. Maksud dari perjanjian adalah berkerjasama dan menugaskan
Pihak Kedua untuk melakukan asistensi dan pendampingan dalam
melaksanakan pengadaan badan usaha melalui proses pelelangan
proyek.

6.2.

KERJASAMA PIHAK KETIGA
Guna

optimalisasi

penyelenggaraan

pembangunan

daerah,

pelaksanaan kerjasama dengan pihak ketiga memegang peranan penting
karena dengan kerjasama tersebut pengelolaan potensi daerah yang ada
dapat lebih mempunyai nilai tambah dan nilai manfaat baik bagi pemerintah
daerah maupun bagi masyarakat. Kerjasama dengan pihak ketiga diharapkan
bisa lebih mengoptimalkan pemanfaatan aset dan pelayanan publik untuk
meningkatkan investasi di Kota Semarang yang bermuara pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Implementasi kerjasama daerah dengan pihak
ketiga dilaksanakan berdasarkan pada peraturan perundang undangan, yaitu:
1.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah;

2.

Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Kerjasama
Daerah;

3.

Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis pengelolaan barang Daerah;

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

576

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

4.

Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah;

5.

Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah;

6.

Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
semarang 2010 – 2015;

7.

Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 – 2031;

8.

Peraturan Walikota Semarang Nomor 19 A Tahun 2009 tentang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah Kota Semarang.
Hasil kerjasama dengan pihak ketiga yang dilakukan pada tahun 2013

antara lain :
a.

Kerjasama Sewa Menyewa Lahan terdiri dari :

NO
1.

2.

NOMOR & TANGGAL
PERJANJIAN
No.644.2/8/2013
Tanggal 01 Januari 2013

No.641/27
Tanggal 06 Febuarri 2013

KETERANGAN
 Perpanjangan Sewa Menyewa Pertokoan Di Lantai I Plasa II
(Dua) Simpanglima Yang Beralamat Di Jalan Kyai Haji Ahmad
Dahlan No.2 Semarang Oleh PT.Metropolitan Golden
Management
 Lokasi : Luas ± 100 m² terletak di AS.OP.17-18 yang
dipergunakan untuk Restoran Dim Sum.
 Jangka waktu sewa 5 (lima) tahun (29/10/2012 - 28/10/2017).
 Uang sewa 5 th Rp. 1.450.000.000,- yang dibayar secara
bertahap sebanyak 10 kali selama 10 bulan pada tahun pertama
dgn perincian sbb:
- Jan 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- Feb 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- Mar 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- Apr 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- Mei 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- Juni 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- Juli 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- Agt 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- Sep 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- Okt 2013 sebesar Rp. 145.000.000, Perpanjangan Sewa Menyewa Areal Parkir Milik Pemerintah
Kota Semarang Yang Terletak Di Lantai 5 Plasa 2 Simpanglima
Kota Semarang Oleh Hotel Horison Semarang
 Obyek yg dikerjasamakan :
Luas lahan ± 1.621 m² digunakan untuk parkir roda 4 sbg
fasilitas penunjang hotel Horison Semarang Areal Parkir Lt. VII
Plasa Simpang Lima seluas 920m2.
 Jangka waktu 3 Tahun ( 1/1/2013 – 31/12/2015 )
 Uang sewa 3 tahun Rp. 690.000.000 dg perincian:
 Juni 2013 sebesar Rp. 115.000.000
 Juli 2013 sebesar Rp. 115.000.000
 Agust 2013 sebesar Rp. 115.000.000
 Sept 2013 sebesar Rp. 115.000.000
 Okt 2013 sebesar Rp. 115.000.000
 Nop 2013 sebesar Rp. 115.000.000
 Uang sewa disetorkan ke Kasda paling lambat tgl. 25 bulan

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

577

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

NO

NOMOR & TANGGAL
PERJANJIAN

3.

No.641/28
Tanggal 08 Febuari 2013

4.

No.641/62
Tanggal 01 Maret 2013

5.

No.030/111
Tanggal 04 Juni 2013

6.

No.019.6/218/2013
No.
019/SEK/PGIJTG/XII/2013
Tanggal 23 Oktober 2013

KETERANGAN
berjalan.
 Perpanjangan Sewa Menyewa Bangunan Atau Ruangan Di
Lantai IV Gedung Juang 45 Milik Pemerintah Kota Semarang
Yang Terletak di Jalan Pemuda Nomor 163 Semarang Kepada
PD. BPR Bank Pasar Kota Semarang
 Luas lahan ± 502,25 m²
 Jangka waktu 5 tahun ( 9/2/2013-8/2/2018)
 Sewa lahan sebesar Rp. 200.000.000 dengan perincian
sebagai berikut :
- Tahun 2013 sebesar Rp. 40.000.000,- Tahun 2014 sebesar Rp. 40.000.000,- Tahun 2015 sebesar Rp. 40.000.000,- Tahun 2016 sebesar Rp. 40.000.000,- Tahun 2017 sebesar Rp. 40.000.000, Disetorkan ke Kasda paling lambat 25 Februari tahun berjalan
 Sewa Menyewa Lahan Di Jalan Tiang Bendera Dan Di
Sepanjang Jalan Kapten Laut Wiratno Kelurahan Bandarharjo
Kecamatan Semarang Utara Untuk Pembangunan Prasarana
Air Bersih Oleh PT. Tirto Podo Moro Jakarta.
 Lokasi : Sewa lahan seluas ±1.030 m² untuk pembangunan
prasarana Air bersih sebagai berikut:
- Jl. Tiang Bendera seluas ± 35 m² untuk pembangunan rumah
pompa ( samping rumah pompa Kali Baru )
- Sepanjang Jl. Kapten Laut Wiratno seluas ± 995 m² untuk
pemasangan instalasi jaringan pipa air bersih.
 Jangka waktu 5 sewa (lima) tahun ( 01/04/2013 – 13/03/2018 )
 Uang sewa selama 5 th. sebesar Rp. 245.400.000 dibayarkan
setiap awal tahun berjalan dgn perincian sbb :
- Tahun 2013 sebesar Rp. 38.200.000,- Tahun 2014 sebesar Rp. 43.000.000,- Tahun 2015 sebesar Rp. 48.500.000,- Tahun 2016 sebesar Rp. 54.500.000,- Tahun 2017 sebesar Rp. 61.200.000, Pembayaran Uang sewa disetorkan ke Kasda paling lambat
setiap tanggal 1 Mei tahun berjalan.
 Sewa Menyewa Aset Milik Pemerintah Kota Semarang Di
Lingkungan Balaikota Untuk Pemasangan Jaringan
Telekomunikasi Dengan PT. Mac Sarana Djaya Jakarta.
 Lokasi :
- Sebagian ruang lantai 9 Gd. Mr. Moch. Ichsan seluas ±
31.125 m2 yang digunakan untuk penempatan Shelter
BTS dan antena luar.
- Sebagian ruangan yang berada di gedung – gedung
kantor di lingkungan Balikota Semarang seluas ±
1,4306 m2 yang digunakan untuk penempatan titik
antena dalam.
 Jangka waktu sewa selama 5 (lima) tahun terhitung tanggal 04
Juni 2013 sampai dengan tanggal 3 juni 2018
 Nilai sewa sebesar Rp. 301.000.000,- (tiga ratus satu juta
rupiah) yang dibayarkan 2 tahap dengan perincian sebagai
berikut:
- Tahap I sebesar Rp. 100.000.000,- dibayarkan paling
lambat pada tanggal 1 Juli 2013.
- Tahap II sebesar Rp. 201.000.000,- dibayarakan paling
lambat tanggal 1 Oktober 2013
 Pengelolaan Lapangan Golf Gombel Semarang dengan cara
sewa oleh Persatuan Golf Indonesia (PGI) Jawa Tengah
 Merupakan tindak lanjut dari adanya pemutusan perikatan
perjanjian antara PT. Damar Djaya Lestari dengan Pemerintah
Kota Semarang karena PT.Damar Djaya Lestari tidak memenuhi
kewajiban menyetorkan bank garansi sebesar Rp.

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

578

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

NO

NOMOR & TANGGAL
PERJANJIAN

KETERANGAN
1.700.000.000,- (satu milyar tujuh ratus juta rupiah) dan
membayar PBB selam 2 tahun (tahun 2012 dan tahun 2013)
berserta dendanya sebesar Rp. 767.000.000,- (tujuh ratus enam
puluh tujuh juta rupiah). Untuk menghindari kekosongan
pengelolaan, maka Pemerintah Kota Semarang mohon bantuan
fasilitasi pengelolaan sementara kepada PGI Jateng sebagai
lembaga professional uang dipandang mempunyai kemampuan
dalam bidang olah raga golf.
 Jangka waktu sewa adalah sampai dengan di tunjuknya
pengelola tetap atau paling lama 1 tahun, mulai tanggal 23
Oktober 2013.
 Nilai sewa sebesar Rp. 100.000.000,- setiap bulan yang
dibayarkan setiap tanggal 15 pada periode berkenaan.

Sumber: Bagian Kerjasama 2013

b.
NO
1.

2.

Kerjasama Program Dana Bergulir
NOMOR & TANGGAL
PERJANJIAN
No.050/2910
No.229/BMI/SMG/IX/2013
Tanggal 13 September 2013

No.510.72/1104
No.17/BPSMG/IV/13
Tanggal 19 April 2013

KETERANGAN
 Program Pengelolaan Dana Bergulir Syariah Bagi Koperasi
Dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Di Kota Semarang
Kerjasama Dengan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Cabang Semarang.
 Bagi hasil dan/atau marjin bagi Koperasi dan UMKM penerima
Dana Bergulir Syariah dilakukan berdasarkan keuntungan
bersih yg diperoleh dari pembiayaan kepada anggotanya.
Keuntungan bersih diperoleh dari pendapatan Koperasi dan
UMKM setelah dikurangi pajak dan biaya paling banyak 20 %
dari total pendapatan program.
 Perhitungan dan distribusi bagi hasil sebagai berikut :
- Pihak I 15 % , Pihak II 20 %, Koperasi & UMKM 65 %
- Keuntungan Pihak II didistribusikan untuk keperluan adm,
pengawasan dan pembinaan Koperasi & UMKM
- Perhitungan & distribusi dilakukan setiap 3 bln terhitung
sejak pencairan dana bergulir syariah dari Pihak II
 Program Pengelolaan Modal Bergulir Bagi Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil Dan Menengah Kota Semarang kerjasama
dengan PD.BPR Bank Pasar.
 Sasaran : Koperasi, Lembaga Keuangan Mikro (LKM) binaan
PKK dan Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM).
 Jangka waktu 36 bulan (19/4/2013 - 18/4/2016)

Sumber: Bagian Kerjasama 2013

c.

Selain kerjasama tersebut diatas,Pemerintah Kota Semarang telah
melakukan

fasilitasi

optimalisasi

pengembangan

lapangan

golf

Manyaran Indah dengan PT. Mega Kuantum Properti Indonesia yang
menghasilkan perjanjian sewa menyewa selama 30 tahun dengan masa
grace period diawal untuk pembangunan selama 2 (dua) tahun terhitung
sejak tanggal 1 Januari 2014 dan akan berakhir pada tanggal 31
Desember 2045 dengan nilai sewa sebesar Rp. 44.270.000.000,(empat puluh empar milyar dua ratus tujuh puluh juta rupiah)

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

579

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

d.

Dalam rangka pengawasan dan pengendalian kerjasama dengan pihak
ketiga, maka pelaksanaan kerjasama yang kurang menguntungkan
Pemerintah

Kota

Semarang

dan

mempunyai

potensi

konflik

/

bermasalah selama ini, pada tahun 2013 telah dilakukan langkah tegas
penyelesaian dengan melakukan pemutusan / pengakhiran perikatan
perjanjian kerjasama yaitu:
 Penghentian perjanjian sewa tanah di Jl. Pandanaran Kel. Mugassari
yang dipergunakan untuk SPBU oleh PT.Rabas dikarenakan adanya
permasalahan hukum terkait denda keterlambatan pembayaran uang
sewa yang sampai saat ini masih proses tingkat kasasi di Mahkamah
Agung. Dalam rangka memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau
maka saat ini tanah tersebut di fungsikan sebagai taman kota.
 Pemutusan perikatan perjanjian sewa tanah dan bangunan lapangan
golf Gombel Golf Semarang berserta fasilitasnya di Jl. Gombel Lama
Nomor 90 Kel. Tinjomoyo Kec. Banyumanik Semarang oleh PT.
Damar Djaya Lestari dikarenakan adanya cidera janji pihak
PT.Damar Djaya Lestari yaitu:
- Tidak membayar bank garansi sebesar Rp. 1.700.000.000,- (satu
milyar tujuh ratus juta rupiah)
- Tidak membayar Pajak Bumi dan Bangunan selama 2 tahun
(tahun

2012

dan

2013)

berserta

dendanya

sebesar

Rp.

767.000.0000 (tujuh ratus enam puluh tujuh juta rupiah) per
September 2013.
 Dasar :
- Surat Walikota Semarang Nomor : 030/04175 tanggal 10 Oktober
2013 perihal Pemutusan Perikatan Perjanjian Sewa Menyewa
Lapangan Golf “Gombel Golf Semarang”.
- Berita Acara Serah Terima Nomor :030/04332 tanggal 22 Oktober
2013 tentang Serah Terima Pengelolaan Tanah Dan Bangunan
Lapangan Golf Gombel Golf Semarang Berserta Fasilitasnya Yang
Terletak Di Jalan Gombel Lama Nomor 90 Kelurahan Tinjomoyo
Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.
Untuk menghindari kekosongan pengelolaan lapangan golf Gombel Golf
Semarang, maka saat ini ditunjuk Persatuan Golf Indonesia (PGI) Jawa

L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

Hal -

580

BAB VI – Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan

Tengah sebagai pengelola sementara dengan cara sewa sampai
ditunjuknya pengelola tetap atau paling lama 1 tahun.
 Dasar:
- Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor : 030/579 tanggal 22
Oktober 2013 tentang Penunjukan Pengelolaan Sementara Tanah
Dan Bangunan Lapangan Golf Gombel Golf Semarang Berserta
Fasilitasnya Yang Terletak Di Jalan Gombel Lama Nomor 90
Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang Oleh
Persatuan Golf Indonesia (PGI) Jawa Tengah.
- Surat Perjanjian Nomor : 019.6/218/2013 – Nomor : 019/SEK/PGIJTG/XII/2013 tanggal 23 Oktober 2013 tentang Pengelolaan
Sementara Tanah Dan Bangunan Lapangan Golf Gombel Golf
Semarang Berserta Fasilitasnya Yang Terletak Di Jalan Gombel
Lama Nomor 90 Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik
Semarang Oleh Persatuan Golf Indonesia Provinsi Jawa Tengah.
- Berita Acara Nomor : 031/04335 tanggal 23 Oktober 2013 tentang
Serah Terima Pengelolaan Tanah Dan Bangunan Lapangan Golf
Gombel Golf Semarang Berserta Fasilitasnya Yang Terletak Di
Jalan Gombel Lama Nomor 90 Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan
Banyumanik Kota Semarang.
e.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan kerjasama dengan pihak ketiga
pada tahun 2013 telah dilakukan kegiatan kajian terhadap beberapa
obyek yang di pandang mempunyai potensi untuk di kerjasamakan /
dikembangkan yaitu:
1. Kajian Peluang Kerjasama Pengembangan Kawasan Tinjomoyo
Kota Semarang.
2. Kajian Potensi Kerjasama Pemanfaatan Pasar Ikan Higienis (PIH)
Mina Rejomulyo Kota Semarang.
3. Kajian

Peruntukan

Terbaik

Lapangan

Pancasila

Terhadap

Pengembangan Kawasan Simpanglima Terpadu.
4. Kajian Strategi Pengembangan Goa Kreo Kota Semarang
5. Kajian Strategi Pengembangan Kawasan Kota Lama Di Kota
Semarang
6. Kajian Pemanfaatan Kawasan Banjir Kanal Barat Sebagai Wisata
Air Kota Semarang (Waterfront City)