Strategi Bisnis Dalam Meraih Keunggulan Bersaing Melalui Metode Analisis SWOT (Studi Pada Iga-Iga Bakso Mas Elo Jalan Marelan Raya Medan)

BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Strategi
2.1.1 Pengertian Strategi
Strategi bagi sebagian organisasi merupakan cara untuk mengatasi dan
mengantisipasi setiap masalah yang timbul serta kesempatan-kesempatan untuk
masa yang akan datang. Dengan demikian strategi harus dapat memberikan
gambaran yang jelas dan terarah apa yang perlu dan akan dilaksanakan oleh suatu
organisasi.
Menurut Glueck (dalam Amirullah, 2015:4) strategi adalah sebuah rencana
yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi
perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan
bahwa tujuan utama perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat
oleh organisasi. Menurut Jatmiko (2004:134) strategi merupakan serangkaian
komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk
mengeksploitasi kompetensi inti dan mendapatkan keunggulan kompetitif.
Selain itu, menurut Stanton (dalam Amirullah, 2015:4) strategi adalah
suatu rencana dasar yang luas dari suatu tindakan organisasi untuk mencapai suatu
tujuan. Supriyono (dalam Amirullah, 2015:4) mengatakan bahwa strategi adalah
satu kesatuan rencana perusahaan atau organisasi yang komprehensif dan terpadu

yang diperlukan.

7
Universitas Sumatera Utara

8

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa disebut strategi itu adalah
suatu kesatuan rencana perusahaan yang menyeluruh, komprehensif dan terpadu
yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Berikut ini adalah gambaran tentang bagaimana konsep strategi digunakan
oleh perusahaan atau organisasi.
Gambar 2.1
Strategi sebagai Upaya Pencapaian Tujuan Organisasi

Sumber: Amirullah. 2015. Manajemen Strategi:Teori Konsep Kinerja, Jakarta:
Mitra Wacana Media. hal. 5.
2.1.2 Tipe – Tipe Strategi
Menurut Rangkuti (2014:6), pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan
berdasarkan tiga tipe strategi, yakni sebagai berikut:

1. Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro.
Misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga,
strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai
keuangan, dan sebagainya

Universitas Sumatera Utara

9

2. Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.
Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang
agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan,
strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi dan
sebagainya.
3. Strategi Bisnis
Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional
karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen.

Misalnya, strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi
distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan
dengan keuangan.

2.2 Manajemen Strategi
2.2.1 Pengertian Manajemen Strategi
Manajemen strategi terbentuk dari 2 kata yaitu manajemen dan strategi,
dimana manajemen strategi merupakan ilmu dalam membuat (formulating)
menerapkan dan mengevaluasi keputusan-keputusan strategi antar fungsi-fungsi
manajemen yang memungkinkan sebuah organisasi mempunyai tujuan yang
disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana organisasi itu berada. Dalam hal
ini manajemen strategi mencakup aliran keputusan, cara-cara membentuk strategi,
membuat keputusan desain serta program perusahaan dan mengembangkan
strategi-strategi yang efektif (Amirullah, 2015:5).

Universitas Sumatera Utara

10

Menurut Pearce dan Robinson (dalam Amirullah, 2015:5) mendefenisikan

manajemen strategi sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang
menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencanarencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Sedangkan
menurut Jauch dan Glueck (dalam Amirullah, 2015:5) manajemen strategi adalah
sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi
atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.
Dengan demikian, manajemen strategi adalah suatu tindakan manajerial
yang

mencoba

untuk

mengembangkan

potensi

perusahaan

didalam


mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan
yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah ditetapkan. Implikasi dari
pengertian tersebut adalah perusahaan berusaha meminimalkan kekurangan
(kelemahan), dan berusaha melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitar baik
mikro maupun makro.

2.2.2 Manfaat Manajemen Strategi
Menurut Supriyono (dalam Amirullah 2015:6) manfaat menerapkan
manajemen strategi sebagai berikut:
1. Manajemen strategi merupakan satu cara untuk mengantisipasi masalahmasalah dan kesempatan-kesempatan masa depan pada kondisi yang
berubah dengan cepat.
2. Manajemen strategi dapat memberikan tujuan dan arah masa depan yang
jelas bermanfaat pada semua karyawan.

Universitas Sumatera Utara

11

3. Pada saat ini manajemen strategi banyak dipraktekkan di dalam industri
karena tugas para eksekutif puncak menjadi lebih mudah dan kurang

berisiko.
4. Manajemen strategi adalah kaca mata yang bermanfaat untuk memonitor
apa yang terjadi di perusahaan atau malah mengarah pada kegagalan.
5. Memberi informasi kepada manajer puncak didalam merumuskan tujuan
akhir di perusahaan dengan memperhatikan etika masyarakat dan
lingkungan.
6. Hasil penelitian menunjang bahwa strategi dapat membantu praktikpraktik manajemen.
7. Perusahaan yang menyusun strategi biasanya lebih efektif dibandingkan
dengan perusahaan yang tidak menyusun strategi.
Sedangkan menurut Wahyudi (dalam Amirullah 2015:7), ada beberapa
manfaat yang diperoleh perusahaan jika menerapkan manajemen strategi yaitu:
1. Memberi arah jangka panjang yang akan dituju.
2. Membantu perusahaan beradaptasi pada perubahan-perubahan yang
terjadi.
3. Membuat suatu perusahaan menjadi lebih efektif.
4. Mengidentifikasi

keunggulan

komparatif


suatu

perusahaan

dalam

lingkungan yang beresiko.
5. Aktivitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan
untuk mencegah munculnya masalah di masa yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara

12

6. Keterlibatan karyawan dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi
mereka pada tahap pelaksanaannya.
7. Aktivitas tumpang tindih akan dikurangi.
8. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
Dengan menggunakan manajemen strategi sebagai suatu kerangka kerja

untuk menyelesaikan tiap-tiap masalah dalam organisasi, maka manajer diajak
untuk berpikir lebih kreatif dan secara strategi. Pemecahan masalah dengan
menghasilkan dan mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang dibangun dari
suatu analisis yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil yang
menguntungkan (Amirullah, 2015:7).

2.2.3 Tahapan Manajemen Strategi
Menurut Pearce dan Robbinson (dalam Amirullah, 2015:15) tahapantahapan manajemen strategi adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan misi dan tujuan organisasi.
Tujuan dan misi perusahaan penting untuk menentukan penilaian dari
pembuat keputusan terpenting perusahaan.
2. Meneliti ancaman dan peluang.
Meneliti ancaman dan peluang dilakukan untuk mengetahui lingkungan
perusahaan yang selalu berubah.
3. Meneliti kekuatan dan kelemahan.
Hal ini dilakukan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan internal
yang dimiliki oleh perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


13

4. Mempertimbangkan alternatif strategi.
Untuk menentukan strategi yang akan dipilih sesuai dengan keadaan
perusahaan dan keadaan lingkungan baik pada masa sekarang maupun
masa yang akan datang.
5. Memilih strategi.
Setelah mempertimbangkan strategi, maka dilakukan pemilihan strategi
yaitu untuk memastikan strategi yang tepat
6. Implementasi strategi.
Perusahaan harus dapat mengalokasikan sumber daya dan menyesuaikan
kebijakan fungsional sesuai dengan strategi yang dipilih.
7. Evaluasi strategi.
Evaluasi strategi dilakukan untuk memastikan pelaksanaan strategi dapat
mencaapai tujuan.

2.3 Keunggulan Bersaing
2.3.1 Pengertian Keunggulan Bersaing
Keunggulan bersaing adalah kemampuan suatu perusahaan untuk meraih
keuntungan ekonomis diatas laba yang mampu diraih oleh pesaing didalam

industri yang sama (Porter dalam Sunyoto, 2015:155). Sedangkan menurut
Kaswan (2012:2) keunggulan bersaing adalah kemampuan suatu organisasi
memperoleh keunggulan pasar atas pesaingnya.
Dan menurut Feurer dan Chaharbaghi; Chaharbaghi dan Linch (dalam
Amirullah, 2015:94) keunggulan bersaing (competitive advantage) diartikan
sebagai faktor atau kombinasi dari faktor-faktor yang membuat suatu organisasi

Universitas Sumatera Utara

14

memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan organisasi lainnya dalam
suatu industri atau pasar produk yang sama atau dalam suatu lingkungan
persaingan.
Kinerja yang lebih baik tersebut disebabkan oleh beberapa faktor-faktor
perusahaan yang menjadikan perusahaan terseut ternilai lebih baik dari pada
perusahaan lain. Faktor-faktor perusahaan yang dimaksud adalah seperti lokasi
perusahaan yang lebih unggul, keterampilan dan keahlian karyawan, serta
efisiensi dalam menjalankan perusahaan.


2.3.2 Jenis-Jenis Keunggulan Bersaing
Keunggulan bersaing menurut Porter , Hil dan Jones (dalam Amirullah,
2015:95) terdiri atas dua jenis yaitu keunggulan biaya/harga dan keunggulan
diferensiasi. Porter (1992) perusahaan dikatakan memiliki keunggulan biaya
apabila biaya komulatifnya dalam melakukan semua aktivitas nilai rendah dari
pada biaya pesaing. Nilai strategi keunggulan biaya tergantung pada
kesanggupannya untuk bertahan. Kesanggupan bertahan akan ada apabila sumber
keunggulan biaya perusahaan sukar ditiru oleh pesaing.
Porter (dalam Amirullah, 2015:95), perusahaan mendefenisikan diri
dengan para pesaingnya jika perusahaan tersebut dapat memiliki keunikan dalam
sesuatu yang dinilai penting oleh pembeli selain dari sekedar penawaran yang
rendah. Diferensiasi memungkinkan perusahaan untuk menawarkan dengan harga
tinggi (harga premi), menjual produknya semakin banyak pada harga tertentu atau
memperoleh sejumlah manfaat yang setara. Diferensiasi memungkinkan
perusahaan meraih prestasi unggul jika harga-premi yang berhasil ditawarkan

Universitas Sumatera Utara

15

lebih besar dari pada biaya tambahan mana pun dan usaha memperoleh keunikan
tersebut.
Keunggulan kompetitif perusahaan bukan saja pada biaya dan kualitas
tetapi juga dalam setiap komponen produk perusahaan. Jenis keunggulan
kompetitif yang relatif baru adalah keunggulan reaksi (reaction advantage).
Makinen (dalam Amirullah, 2015:95) mendefenisikan keunggulan reaksi adalah
keunggulan yang digunakan oleh perusahaan yang mengakui bahwa waktu tunggu
yang singkat (short leat times) baik untuk memperkenalkan poduk baru atau
merespon pesanan pelanggan menjadi bagian yang sangat penting dari
keunggulan kompetitif.

2.3.3 Komponen Keunggulan Bersaing
Keunggulan bersaing yang telah dimiliki oleh suatu perusahaan dibangun
dengan berlandaskan pada beberapa komponen. Menurut Hill dan Jones (dalam
Amirullah, 2015:96) keunggulan biaya dan diferensiasi yang berhail dicapai suatu
perusahaan dibangun dengan berlandaskan pada efisiensi, kualitas, inovasi dan
customer responsiveness. Keempat komponen yang saling terkait ini merupakan
pilar keunggulan kompetitif yang dapat diadopsi perusahaan tanpa memandang
industrinya, produk atau jasa yang dihasilkan.
Komponen keunggulan bersaing yang pertama adalah efisien. Sebuah
perusahaan dikatakan semakin efisien jika perusahaan tersebut memerlukan input
yang semakin sedikit untuk menghasilkan output yang ditentukan sehingga
struktur biayanya semakin rendah. Bagi perusahaan pada umumnya, komponen
paling penting dan efisien adalah produktivitas karyawan yang biasanya diukur

Universitas Sumatera Utara

16

menurut output karyawan. Dengan mengasumsikan faktor lain konstan,
perusahaan yang memiliki produktivitas karyawan yang tinggi dalam suatu
industri akan memiliki biaya produksi yang palig rendah. Dengan kata lain,
perusahaan itu akan memiliki keunggulan kompetitif berbasis biaya.
Selain itu, komponen keunggulan bersaing lainnya adalah kualitas. Hill
dan Jones (dalam Amirullah,2015:97) menyatakan bahwa produk yang berkualitas
adalah barang dan jasa yang reliabel dalam arti bahwa barang dan jasa tersebut
dapat melaksanakan fungsi yang telah didesain. Keunggulan kualitas memberikan
dua keuntungan yaitu :
1. Konsumen akan memberikan nilai yang lebih tinggi terhadap produk
tersebut yang selanjutnya peningkatan nilai ini akan memugkinkan
perusahaan membebani harga yang lebih tinggi untuk produk tersebut.
2. Dapat menimbulkan keunggulan kompetitif yang berasal dari efisiensi
yang lebih besar dan biaya per satuan yang lebih rendah.
Menurut Ozsmer, Calantone dan Benedetto (dalam Amirullah,2015:98)
inovasi adalah kemampuan perusahaan untuk memperkenalkan produk baru dan
proses produksi untuk mengkapitalisasi Perusahaan dapat melakukan inovasi
dengan dua cara mendasar yaitu dengan meniru atau mengembangkan inovasi
mereka sendiri.
Komponen keunggulan bersaing lainnya adalah customer responsive.
Ulrich (dalam Amirullah,2015:98) menjelaskan bahwa suatu tema yang konsisten
bagi keunggulan dimasa yang akan datang adalah membangun dan menjalankan
organisasi yang bersifat responsive terhadap pelanggan.Untuk mencapai

Universitas Sumatera Utara

17

responsifitas pelanggan suatu perusahaan harus dapat memberikan apa yang
diinginkan pelanggan ketika mereka membutuhkannya. Perusahaan yang semakin
responsive terhadap kebutuhan pelanggannya, semakin besar loyalitas merek yang
dapat dicapai perusahaan dan sebaliknya.

2.3.4 Konsep Bersaing dalam Persaingan
Untuk berhasil dalam upaya merebut dan memenangkan persaingan
merupakan suatu hal yang memerlukan pemikiran, perencanaan strategis yang
matang dan komprehensif. Ada banyak aspek yang terkait dengan usaha
memenangkan suatu persaingan ((Sunyoto, 2015:5). Menurut Frinces (dalam
Sunyoto,

2015:5),

aspek-aspek

yang dapat

diidentifikasi

terkait

usaha

memenangkan suatu persaingan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan apa yang dipersaingkan
2. Merumuskan tujuan persaingan atau yang akan dipersaingkan
3. Sasaran strategis dari persaingan
4. Ruang lingkup persaingan
5. Waktu persaingan dinyatakan sebagai titik awal persidangan dan kapan
usaha atau kegiatan persaingan akan dilakukan atau dimulai
6. Membuat rencana strategis yang komprehensif dari agenda persaingan
7. Membuat analisis SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threaths)
lawan persaingan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan serta
mengkaji secara kritis potensi dan prospek.

Universitas Sumatera Utara

18

Secara umum, konsepsi persaingan adalah adanya kondisi persaingan yang
memerlukan suatu sikap dan tindakan yang dirancang secara sistematik berisikan
analisis lingkungan, strategi dan kebijakan strategis bersaing untuk mengungguli
pihak lain (lawan) untuk mempertahankan, mengambil dan merebut potensi,
peluang dan posisi strategis yang akan, sedang, dan telah diambil/direbut oleh
pihak lain (lawan) karena berpotensi mengurangi, mempersulit, mengancam, dan
membahayakan pangsa pasar, keuntungan, dan prospek pertumbuhan dan
pekembangan produk, jasa dan organisasi (Sunyoto, 2015:7).
Menurut Frinces (dalam Sunyoto, 2015:7), untuk menghindari persaingan
dapat ditinjau dari beberapa strategi yaitu:
1. Pasar
a. Tidak menghasilkan produk dan jasa yang sama dan menjual pada
pasar yang sama
b. Membagi pasar dalam beberapa segmen dan memberikan segmen
tertentu terhadap pesaing tertentu
c. Menciptakan pasar baru di lokasi yang berbeda
d. Melakukan segmentasi pasar baru di tempat yang sama
2. Kerja sama dan kemitraan
a. Mengadakan kerja sama dengan membangun kemitraan strategis
untuk mengatur tata perdagangan dalam pasar yang berbeda atau di
dalam pasar yang sama dan menguntungkan semua pihak
b. Melakukan pola kerja sama dalam produksi yang saling melengkapi
dari kepentingan produksi dari pihak-pihak yang terkait

Universitas Sumatera Utara

19

c. Menciptakan sinergis antar pihak yang berpotensi bersaing
3. Keunggulan komparatif
a. Mencari elemen keunggulan komparatif bisnis jika kebijakan harga
sulit diterapkan untuk menghindari persaingan
b. Selalu menciptakan adanya keunggulan komparatif produk dan jasa
diatas produk dan jasa pesaing
4. Melakukan suplai bersama dengan pembagian porsi yang disepakati
terhadap pembeli
5. Selalu menjaga kualitas produk dan jasa selalu berada diatas kualitas
produk dan jasa pesaing.
6. Melakukan diversifikasi harga atau kebijakan harga yang dapat membuat
pesaing sulit bersaing.

Untuk memenangkan suatu persaingan diperlukan langkah strategis
sebagai berikut:
1. Selalu berada didepan para pesaing baik dalam promosi, pembentukan
citra maupun pemberian informasi.
2. Lebih unggul dari apa yang dimiliki pesaing seperti kualitas, kesesuaian
produk, daya tahan, harga, sistem pembayaran, pelayanan, dan
pemeliharaan, penawaran produk purna jual, delivery order , discount
harga, garansi produk dan kemasan.
3. Kerja sama pelayanan dengan produk atau usaha yang sama dengan
perusahaan lain seperti membeli tiket pesawat, tidak pernah terlambat atau
tepat waktu, dan refund jika terjadipembatalan pembelian mendadak.

Universitas Sumatera Utara

20

4. Mempunyai keunggulan baru seperti unggul dalam ukuran produk, rasa,
distribusi produk, posisi pasar dan teknologi yang digunakan.
5. Memiliki keunggulan mutlak, suatu keunggulan yang harus diciptakan
dimana pihak pesaing akan kalah bersaing dengan adanya keunggulan
tersebut, misalnya bidang sumber daya manusia, kepemimpinan,
organisasi, strategi bisnis, teknologi, kualitas, inovasi, promosi, modal,
sistem jaringan, komunikasi dan lain-lain.
6. Memiliki strategi dan kebijakan strategis yang tepat, misalnya strategi
biaya rendah, pembedaan produk, stabilitas, bertahan

hidup, ekspansi

produk, kualitas, harga, pelayanan dan sebagainya.

2.4 Analisis Lingkungan
Certo (dalam Amirullah,2015:22) mengartikan analisis lingkungan adalah
proses pengamatan terhadap organisasi untuk mengidentifikasi ancaman dan
peluang saat ini dan masa akan datang yang mempengaruhi kemampuan
organisasi untuk mencapai tujuannya.
Sedangkan menurut Jauch dan Glueck (dalam Amirullah,2015:21),
analisis lingkungan adalah analisis untuk menentukan peluang dan ancaman yang
mempunyai arti penting bagi perusahaan di masa yang akan datang yang meliputi
upaya penentuan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada waktu sekarang atau
yang mungkin berkembang.
Identifikasi

faktor-faktor

lingkungan

yang

mempengaruhi

kinerja

perusahaan biasanya disebut dengan analisis SWOT. Jika dikaitkan dengan

Universitas Sumatera Utara

21

analisis SWOT dan daya saing perusahaan, maka analisis lingkungan sangat
penting dilakukan dengan alasan sebagai berikut:
1. Mengetahui kondisi saat ini dan memprediksi keadaan masa depan
perusahaan
2. Mendapatkan informasi tentang competitor, customer , dan stake holder.
3. Dapat mengidentifikasi peluang (opportunity) dan ancaman (threat)
4. Untuk dapat mengeksplor kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness)
5. Menjamin tercapainya keunggulan bersaing (competitive advantage)

2.4.1 Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal merupakan faktor-faktor yang berada di dalam
organisasi yang mencerminkan kekuatan-kekuatan (strengths) dan kelemahankelemahan (weaknesses) yang ada di dalam organisasi. Analisis lingkungan
internal adalah upaya untuk mengidentifikasi kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness) perusahaan.
Kekuatan (strength) merupakan suatu kondisi perusahaan yang mampu
melaksanakan semua tugasnya secara baik karena memiliki sumber daya,
keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan
kebutuhan pasar yang dilayaniatau yang ingin dilayani oleh perusahaan.
Sebaliknya, kelemahan merupakan kondisi dimana perusahaan kurang mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik karena memiliki keterbatasan atau
kekurangan dalam sember daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius
menghambat kinerja efektif perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

22

Setelah

faktor-faktor

internal

perusahaan

diidentifikasi

langkah

selanjutnya untuk melakukan diagnosa terhadap faktor internal strategi,
perusahaan dapat menggunakan suatu model Matrik IFAS.

2.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal adalah aktivitas analisis tentang dimensi
peluang (opportunity) dengan ancaman (threat). Dalam melakukan analisis
lingkungan eksternal, perusahaan menggali dan mengidentifikasi semua peluang
(opportunity) yang berkembang dan menjadi tren pada saat itu serta
mengidentifikasi ancaman (threat) dari pesaing dan calon pesaing serta faktor
eksternal lainnya (Amirullah, 2015:23).
Peluang (opportunity) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif
yang dapat dan mampu mengarahkan kegiatan organisasi kearahnya. Sedangkan
ancaman (threat) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang mampu menghambat
pergerakan organisasi.
Analisis peluang (opportunity) mengidentifikasi kesenjangan antara
tuntutan pasar dan apa yang saat ini tersedia.Hal ini juga dapat dipakai untuk
menganalisis potensi perubahan pasar yang dapat meningkatkan prospek untuk
layanan atau produk. Sedangkan analisis ancaman (threat) merupakan upaya
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang tidak menguntungkan yang mungkin
merugikan bisnis. Seperti peluang, ancaman diidentifikasi dengan memantau
lingkungan untuk trend yang relevan dan perubahan pasar.

Universitas Sumatera Utara

23

Setelah analisa lingkungan lengkap, perencana strategi harus mendiagnosa
hasilnya, menilai arti penting peluang dan ancaman yang ditemukan sebelum
keputusan dibuat. Penyusunan strategi menilai mana informasi yang dapat
memberikan kesempatan-kesempatan dan mana informasi yang merupakan
ancaman. Untuk melakukan diagnosa terhadap faktor eksternal strategi,
perusahaan dapat menggunakan suatu model Matrik EFAS.

2.5 Kerangka Konseptual
Suatu strategi merupakan sejumlah tindakan yang terintegrasi dan
terkoordinasi yang diambil unuk mendayagunakan kompetensi inti serta
memperoleh keunggulan bersaing. Untuk dapat mencapai daya saing strategi
sebuah perusahaan harus menganalisis lingkungan bisnisnya terlebih dahulu baik
lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Analisis lingkungan eksternal
bertujuan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam lingkungan
tersebut. Sedangkan analisis lingkungan internal bertujuan untuk mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan dari perusahaan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis SWOT untuk
merumuskan strategi bisnis yang tepat agar dapat meraih keunggulan bersaing.
Secara sistematis, kerangka konseptual dalam penelitian yang akan diteliti
oleh penulis dapat digambarkan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

24

Gambar 2.2
Kerangka Konseptual

Sumber: Penulis

2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Moch. Dicky Fatomy, 2014 (Universitas Brawijaya)
Penelitian ini berjudul Analisis Strategi Bersaing Pada Pabrik Gitar CV
Darieos Kecamatan Kepanjen, Di Kota Malang. Penelitian ini didahului
dengan menganalisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal,
analisis strategi ini dilakukan melalui pendekatan manajemen strategis
dengan menggunakan alat bantu, antara lain matriks EFE, matriks IFE,
Matriks CPM, Matriks SWOT, Matriks IE, dan Grand Strategy. Kemudian
hasil dari perumusan strategi dengan alat bantu yang telah disebutkan

Universitas Sumatera Utara

25

sebelumnya, dibandingkan dan dievaluasi dengan menggunakan alat bantu
Tahap Pengambilan Keputusan dan Pemilihan Strategi (Decision Stage)
dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) untuk menganalisis
hasil akhir. Dari analisis Hasil akhir penelitian ini menyarankan agar CV.
Darieos perlu melakukan strategi pengembangan pasar untuk dapat
bersaing dengan para pesaing lainnya.
2. Marta Lestari Nababan, 2015 (Universitas Sumatera Utara)
Penelitian ini berudul Strategi Keunggulan Bersaing Pada UKM Kacang
Garing Martabe Dalam Menghadapi Persaingan Antar Usaha Kacang
Garing Di Silangkitang-Tapanuli Utara. Dalam penelitian ini terlebih
dahulu dilakukan analisis lingkungan menggunakan matriks EFE dan
CPM,

lalu

tahap

selanjutnya

adalah

tahap

pencocokan

untuk

memunculkan alternatif strategi perusahaan. Tahap ini dilakukan dengan
menggunakan dua alat analisis yaitu Matriks SWOT dan Matriks IE.
Kemudian tahap keputusan dalam perumusan strategi bersaing dilakukan
dengan menggunakan Dari analisis secara kualitatif dengan menggunakan
QSPM Strategi bersaing yang direkomendasikan kepada Kacang Garing
Martabe adalah menerapkan strategi penetrasi pasar (Market Penetration).
3. Sri Yati Parawitasari, 2010 (Universitas Diponegoro)
Penelitian ini berjudul Analisis SWOT Sebagai Dasar Perumusan Strategi
Pemasaran Berdaya Saing (Studi pada Dealer Honda Tunggul Sakti di
Semarang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang
dilakukan perusahaan adalah Strategi Investasi, dimana posisi perusahaan

Universitas Sumatera Utara

26

berada di posisi aman dan jenis usahanya adalah usaha ideal. Strategi
Investasi ini berarti lingkungan perusahaan mendukung untuk melakukan
investasi dan kemudian menuai hasil (harvesting). Perusahaan dapat
menggunakan strategi perusahaan sebelumnya dengan memperbaiki
beberapa kelemahan perusahaan dan menghindari atau bertahan melawan
ancaman perusahaan dengan menciptakan strategi yang lebih berdaya
saing.
4. Barkah Fitriadi, 2012 (Universitas Brawijaya)
Penelitian ini berjudul Strategi Bersaing: Suatu Kajian Perumusan Strategi
Pemasaran Guna Meraih Keunggulan Kompetitif (Studi Pada PT.
Ongkowidjojo, Malang). Hal ini dibuktikan melalui analisis Matriks IE
(Internal External) bahwa PT. Ongkowidjojo, Malang memiliki strategi
stabilitas pada sel keempat (stabilitas). Kebijakan strategi yang dipakai
oleh PT. OngkoWidjojo, Malang adalah strategi bertahan. Dibuktikan
melalui analisis yang dilakukan (analisis Struktur Industri, External Factor
Analysis Summary (EFAS), Internal Factor Analysis Summary (IFAS),
analisis SWOT, analisis Matrik Internal Eksternal, dan analisis Matrik
Grand Strategy) memberikan perumusan strategi yang baik. Strategi
bertahan dalam kebijakan bersaingnya (PT. Ongkowidjojo, Malang)
dilaksanakan dengan cara berkonsentrasi pada perbaikan sumber daya dan
penyempurnaan produk.

Universitas Sumatera Utara

27

5. Siti Soraya Nasution, 2013 (Universitas Sumatera Utara)
Penelitian ini berjudul Strategi Strenghts Weakness Opportunities Threats
(SWOT) Sebagai Dasar Penentuan Strategi Bersaing (Studi pada Rumah
Ubi Dinarmas Jl.Karya Wisata NO.93 A Medan). Penelitian yang
dilakukan dilapangan menunjukkan bahwa Rumah Ubi Dinarmas sudah
memiliki strategi untuk bersaing dengan bisnis yang sudah ada, ataupun
bisnis baru yang bermunculan. Strategi yang digunakan adalah Rumah Ubi
Dinarnmas menawarkan produk yang belum ada pada bisnis lainnya. Jenis
produk tersebut adalah ubi roti siap goreng dan ice cream ubi jalar.
Keunikan produk tersebut membuat perbedaan antara Rumah Ubi
Dinarmas dan bisnis lain, sehingga hal itu digunakan sebagai strategi
untuk bersaing. Analisis menggunakan Matriks TOWS menunjukkan
bahwa strategi yang dilakukan oleh Rumah Ubi Dinarmas sudah baik
untuk menghadapi para pesaing dan memposisikan bisnisnya sebagai oleholeh Khas Medan.

Universitas Sumatera Utara