Power Point Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
( STISIP ) MERDEKA MANADO
2014
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
( STISIP ) MERDEKA MANADO
2015
SKRIPSI
Oleh :
RIA KAROLINA MAILOOR
NPM : 11 01 1220
PERAN PELAYAN KHUSUS GMIM DALAM
PENANGANAN KEKERASAN DALAM RUMAH
(2)
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Permasalahan
Keutuhan dan kerukunan rumah tangga yang bahagia, aman, tenteram, dan
damai merupakan dambaan setiap orang dalam membentuk rumah tangga.
Namun dalam kenyataan di masyarakat, bahwa bahtera rumah tangga yang
dibangun, dan dibina tersebut tidak jarang pula diterpa oleh badai yang
kadang kala sulit diduga kapan datangnya.
Oleh karena itu perbedaan-perbedaan yang sifat kecil tidak bisa dibiarkan menjadi besar,
karena tidak dapat menutup kemungkinan justru dapat menimbulkan terjadinya tindak kekerasan
dalam rumah tangga.
Pada sisi lainnya sebagaimana yang sering terjadi di lingkup Kelurahan Girian Indah bahwa hal-hal yang berkaitan dengan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), maka ada pula yang mengadukan, melaporkan kepada para pelayan khusus GMIM (Penatua, Syamas, Guru Agama dan Pendeta). Sehingga dengan keberadaan para pelayan khusus (Pelsus) GMIM tersebut dipandang dapat memberikan solusi damai yang terbaik dalam penanganan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Hal menarik dalam hal ini adalah adanya kecenderungan bagi warga masyarakat atau
keluarga-keluarga yang mengalami KDRT tersebut untuk meminta para pelayan khusus (Pelsus) tersebut
dapat memberikan jalan keluar terbaik. Walaupun juga dijumpai adanya kerja sama antara Ketua RT
dan Kepala Lingkungan d4engan para Pelayan Khusus (Pelsus) tersebut secara bersama-sama
menganani KDRT yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.
(3)
Sehingga hal ini penting untuk diketahui dan dilakukan penelitian. Oleh karena itu dalam
penelitian ini diusulkan judul yang diangkat adalah :
“Peran Pelayan Khusus GMIM dalam
Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah.
Perumusan Masalah
a. Apakah Pelayan Khusus GMIM berperan dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah.
b. Seberapa besar Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah.
Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah.
b. Untuk mengetahui seberapa besar Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah.
Manfaat Penelitian
a. Sebagai bahan masukkan bagi pihak-pihak yang merasa berkepentingan dengan permasalahan kekerasan dalam rumah tangga, Pemerintah, Aparatur Penegak Hukum, Tokoh Agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, LSM, Organisasi Kemasyarakatan, Ibu-Ibu rumah Tangga, Suami, dan masyarakat pada umumnya.
b. Sebagai bahan kajian dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam disiplin Sosiologi Keluarga atau Perkawinan, Sosiologi Gender dan Masalah Sosial Indonesia dan lebih khusus yang berkaitan dengan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
(4)
LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESA
2.1. Lanadasan teoritis
2.1.1. Pelayan Khusus GMIM
Sebagaimana disebutkan dalam Tata Gereja GMIM tahun 2007 tentang Peraturan Dasar Bab
VI Pasal 12 disebutkan sebagai berikut :
1. Yang dimaksud dengan Pelayan Khusus adalah anggota sidi jemaat yang menerima panggilan
Yesus Kristus, untuk secara khusus melaksanakan pekerjaan pelayanan Gereja.
2. Penerimaan panggilan menjadi Pelayan Khusus adalah melalui pemilihan, penetapan,
peneguhan, dan pemberian diri sepenuhnya untuk melengkapi seluruh anggota gereja guna
pekerjaan pelayanan membangun Tubuh Kristus.
3. Pelayan khusus ialah Syamas, Penatua, Guru Agama dan Pendeta dengan tugas-tugas yang
diatus dalam Peraturan Pelayan Khusus (BPS GMIM, 2007 ; 15).
Peran Pelayan Khusus GMIM
Dalam Bab II Pasal 7 juga disebutkan Tugas Pelayan Khusus dalam tugas umum, antara lain : 1. Pelayan Khusus dapat ditugaskan dalam pelayanan seluruh GMIM.
2. Pelayan Khusus Pendeta dapat menjalankan tugas pelayanan sebagai Tenaga Utusan Gereja (TUG) seperti
dalam Peraturan tentang Sinode Bab VIII Pasal 24.
3. Pendeta dan Guru Agama dapat melaksanakan tugas pelayanan di luar struktur GMIM (BPS GMIM, 1999 ; 106).
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama
perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaran atau penderitaan secara fisik, seksual,
psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,
pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga
(UU RI No 23, 2004 ; 33).
(5)
Kekerasan dalam rumah tangga sebagaimana disebutkan dalam Bab III Pasal 5 bahwa “setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap orang lain dalam lingkup rumah tangganya, dengan cara :
a. Kekerasan fisik; b. Kekerasan psikis;
c. Kekerasan seksual; atau
d. Penelantaran rumah tangga (UU RI No 23, 2004 ; 15).
Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Dalam menjalankan perannya para Pelayan Khusus GMIM terutama dalam penanganan
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), maka didasarkan akan apa yang menjadi tugas dari Pelayan
Khusus GMIM, terutama sebagaimana diatur dalam Tata Gereja GMIM tahun 2007, Peraturan
tentang Pelayan Khusus Bab II Pasal 3 s/d Pasal 6.
Dalam Pasal 14 disebutkan sebagai berikut : Untuk menyelenggarakan upaya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13, pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan fungsi dan tugas
masing-masing, dapat melakukan kerja sama dengan masyarakat atau lembaga sosial lainnya (UU
No. 23 tahun 2004; 4).
Selanjutnya dalam Pasal 15 disebutkan sebagai berikut : Setiap orang yang mendengar,
melihat, atau mengetahui terjadinya kekerasan dalam rumah tangga wajib melakukan upaya-upaya
sesuai dengan batas kemampuannya untuk :
a. Mencegah berlangsungnya tindak pidana;
b. Memberikan perlindungan kepada korban;
c. Memberikan pertolongan darurat; dan
(6)
Sehingga peran yang dilakukan oleh para Pelayan Khusus (Pelsus) GMIM yang ada di GMIM
Moria Kelurahan Girian Indah dalam kaitannya dengan penanganan kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT) antara lain ;
melakukan pencegahan, memberikan perlindungan; dan memberikan
pertolongan darurat.
Hipotesa
Pelayan Khusus GMIM berperan dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di
Kelurahan Girian Indah.
(7)
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan karakteristik yang menjadi obyek dalam
penelitian, yakni seluruh anggota masyarakat yang telah berumah tangga atau berkeluarga yang
berada di Kelurahan Girian Indah.
Sampel
Jumlah anggota sampel dalam penelitian ini yang diambil sebanyak 125 orang
Variabel Penelitian
Variabel bebas (X) : Peran Pelayan Khusus GMIM dengan indikatornya adalah :
a. Melakukan pencegahan , b. Memberikan perlindungan; c. Memberikan pertolongan dan doa
Variabel terikat (Y) : Kekerasan Dalam Rumah Tangga dengan Indikatornya adalah :
b. Perbuatan melanggar hak asasi manusia; b. Kejahatan terhadap martabat kemanusiaan; c. Pembuatan yang merupakan bentuk diskriminasi
Teknik Pengumpulan Data
adalah dengan Angket (Quesioner), yakni daftar pertanyaan
Teknik analisa data
dalam penelitian ini adalah analisa statistik dengan
menggunakan teknik
analisa Korelasi Produk Moment (Karl Pearsons)
,
(8)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Dari hasil pengolahan data tersebut, jelas telah diperoleh data yang dapat
dipergunakan untuk melakukan analisis korelasi produk momen (Karl Persons) dengan
perincian data sebagai berikut :
n =
150
∑ X
²
=
171025
∑ X =
5045
∑ Y
²
=
172762
∑ Y =
5084
∑ XY =
171527
Dengan data tersebut maka diperoleh perhitungan untuk analisa korelasi produk
momen sebagai berikut :
rxy = 0,987Untuk mengetahui besarnya daya penentu (determinasi) dari variabel X terhadap variabel Y, maka diperoleh perhitungan untuk besarnya r² adalah sebagai berikut :
r² = rxy x rxy x 100 % = 0,987 x 0,987 x 100 % = 0,97416 r² = 0,974 atau 97,4 %.
Dengan taraf signifikansi () = 0,05 dan () = 0,01 maka dengan kreteria pengujian signifikasi korelasi, yaitu :
Ha : Signifikan Ho : Tidak signifikan
Jika - r tabel r hitung r tabel, maka Ho ditolak atau korelasinya tidak signifikan.
Dengan dk = n – 2 = 150 – 2 = 148, maka diperoleh besarnya r tabel untuk = 0,05 adalah 0,134 dan untuk () = 0,01 adalah 0,189 (Usman, 1995; 318)
Dengan demikian, ternyata r hitung r tabel atau 0,987 0,134 untuk = 0,05 Dan untuk () = 0,01 ternyata r hitung r tabel atau 0,987 0,189.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Hipotesa yang menyatakan “Pelayan Khusus GMIM berperan dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah” adalah dapat diterima dan terbukti.
(9)
Pembahasan
Terdapatnya Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah adalah memberikan gambaran bahwa kehidupan keluarga kristen yang harmonis yang dilandasi oleh karena kasih Kristus merupakan suatu dambaan setiap keluarga kristen. Sehingga peran dari Pelayan Khusus (Pelsus) GMIM, khususnya di Jemaat GMIM Moria di Kelurahan Girian Indah merupakan bentuk kepedulian dan pelayanannya kepada anggota jemaat, khususnya keluarga-keluarga yang mengalami permasalahan dalam kehidupan rumah tangganya.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh besarnya koefisien korelasi rxy = 0,987 atau 98,7 % serta besarnya nilai koefisien determinasi (daya penentu) r²xy = 0,9741 atau 97,41 %.
Sehingga berdasarkan tabel interpretasi nilai r dapat dikatakan bahwa dengan hasil
penelitian diperoleh besarnya koefisien korelasi
r
xy =
0,987
yang berarti besarnya
korelasi antara
Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Penanganan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah adalah
tinggi.
Sedangkan untuk besarnya
daya determinasi (koefisien korelasi)
r²xy = 0,9741
atau
97,41 %
adalah
tinggi.
(10)
P E N U T U P
Kesimpulan
a. Ternyata dari hasil penelitian ada Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah. Dimana dari hasil penelitian diperoleh besarnya koefisien korelasi antara variabel X (Peran Pelayan Khusus GMIM – melalukan pencegahan, perlindungan dan pertolongan serta doa) terhadap variabel Y (Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga) adalah sebesar rxy = 0,987 atau 98,7% adalah tinggi. Sedangkan sisanya yang 1,3 % ditentukan oleh faktor lainnya yang diluar dari penelitian ini.
b. Dari hasil penelitian diperoleh besarnya daya penentu (determinasi) antara variabel X (Peran Pelayan Khusus GMIM) terhadap variabel Y (Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga) adalah sebesar r²xy = 0,9741 atau 97,41 % adalah tinggi. Artinya bahwa penanganan kekerasan dalam rumah tangga anggota jemaat GMIM Moria di Kelurahan Girian Indah oleh karena peran yang dilakukan oleh Pelayan Khusus (Pelsus) GMIM melalui kegiatan seperti; pencegahan, perlindungan dan pertolongan serta doa. Sedangkan sisanya yang 2,59 % ditentukan oleh faktor lain diluar dari penelitian ini.
Saran-saran
a. Perlu lebih dilakukan sosialisasi atas Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang lebih giat lagi, melalui kerja sama dengan
pihak-pihak terkait yang secara langsung berhubungan dengan warga masyarakat, terutama
tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan LSM serta organisasi sosial
kemasyarakatan lainnya.
b. Perlunya penindakan dan pemberian hukuman yang berat bagi para pelaku tindak kekerasan
dalam rumah tangga (KDRT).
(11)
DAFTAR PUSTAKA
BPS GMIM 1999, Tata Gereja (Gereja Masehi Injili di Minahasa), BPS GMIM, Cetakan Pertama, Tomohon.
BKKBN 1996, Membangun Keluarga Sejahtera, Jakarta.
……… 1996, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Gerakan KB dan Pembangunan
Keluarga Sejahtera, Jakarta.
Johnson.Doyle Paul, 989, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, jilid 2, PT. Gramedia, Jakarta. Koentjaraningrat 1998, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, PT. Gramedia, Edisi
Disempurnakan, Jakarta.
Ngenget. E.B. 2003, Sosiologi Keluarga, STISIPOL Merdeka Manado.
Poerwadarminta, W.J.S. 2000, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Cetakan 2, Jakarta. Soekanto, Soerjono 2010, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Cetakan ke-43
Jakarta
Sudjana, 1999, Teknik Analisa Regresi dan Korelasi, Tarsito, Bandung.
Tempo, 2010, Merebaknya Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga, PT. Tempo Group, Jakarta.
Usman, Husaini, 1995, Pengantar Statistika, Aksara, Cetakan Keempat, Jakarta.
UU RI No 23 2004, Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, CV. Nuansa Aulia, Bandung.
(1)
Sehingga peran yang dilakukan oleh para Pelayan Khusus (Pelsus) GMIM yang ada di GMIM
Moria Kelurahan Girian Indah dalam kaitannya dengan penanganan kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT) antara lain ;
melakukan pencegahan, memberikan perlindungan; dan memberikan
pertolongan darurat.
Hipotesa
Pelayan Khusus GMIM berperan dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di
Kelurahan Girian Indah.
(2)
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan karakteristik yang menjadi obyek dalam
penelitian, yakni seluruh anggota masyarakat yang telah berumah tangga atau berkeluarga yang
berada di Kelurahan Girian Indah.
Sampel
Jumlah anggota sampel dalam penelitian ini yang diambil sebanyak 125 orang
Variabel Penelitian
Variabel bebas (X) : Peran Pelayan Khusus GMIM dengan indikatornya adalah :
a. Melakukan pencegahan , b. Memberikan perlindungan; c. Memberikan pertolongan dan doa Variabel terikat (Y) : Kekerasan Dalam Rumah Tangga dengan Indikatornya adalah :
b. Perbuatan melanggar hak asasi manusia; b. Kejahatan terhadap martabat kemanusiaan; c. Pembuatan yang merupakan bentuk diskriminasi
Teknik Pengumpulan Data
adalah dengan Angket (Quesioner), yakni daftar pertanyaan
Teknik analisa data
dalam penelitian ini adalah analisa statistik dengan
menggunakan teknik
analisa Korelasi Produk Moment (Karl Pearsons)
,
(3)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Dari hasil pengolahan data tersebut, jelas telah diperoleh data yang dapat
dipergunakan untuk melakukan analisis korelasi produk momen (Karl Persons) dengan
perincian data sebagai berikut :
n =
150
∑ X
²
=
171025
∑ X =
5045
∑ Y
²
=
172762
∑ Y =
5084
∑ XY =
171527
Dengan data tersebut maka diperoleh perhitungan untuk analisa korelasi produk
momen sebagai berikut :
rxy = 0,987Untuk mengetahui besarnya daya penentu (determinasi) dari variabel X terhadap variabel Y, maka diperoleh perhitungan untuk besarnya r² adalah sebagai berikut :
r² = rxy x rxy x 100 % = 0,987 x 0,987 x 100 % = 0,97416 r² = 0,974 atau 97,4 %.
Dengan taraf signifikansi () = 0,05 dan () = 0,01 maka dengan kreteria pengujian signifikasi korelasi, yaitu :
Ha : Signifikan Ho : Tidak signifikan
Jika - r tabel r hitung r tabel, maka Ho ditolak atau korelasinya tidak signifikan.
Dengan dk = n – 2 = 150 – 2 = 148, maka diperoleh besarnya r tabel untuk = 0,05 adalah 0,134 dan untuk () = 0,01 adalah 0,189 (Usman, 1995; 318)
Dengan demikian, ternyata r hitung r tabel atau 0,987 0,134 untuk = 0,05 Dan untuk () = 0,01 ternyata r hitung r tabel atau 0,987 0,189.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Hipotesa yang menyatakan “Pelayan Khusus GMIM berperan dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah” adalah dapat diterima dan terbukti.
(4)
Pembahasan
Terdapatnya Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah adalah memberikan gambaran bahwa kehidupan keluarga kristen yang harmonis yang dilandasi oleh karena kasih Kristus merupakan suatu dambaan setiap keluarga kristen. Sehingga peran dari Pelayan Khusus (Pelsus) GMIM, khususnya di Jemaat GMIM Moria di Kelurahan Girian Indah merupakan bentuk kepedulian dan pelayanannya kepada anggota jemaat, khususnya keluarga-keluarga yang mengalami permasalahan dalam kehidupan rumah tangganya.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh besarnya koefisien korelasi rxy = 0,987 atau 98,7 % serta besarnya nilai koefisien determinasi (daya penentu) r²xy = 0,9741 atau 97,41 %.
Sehingga berdasarkan tabel interpretasi nilai r dapat dikatakan bahwa dengan hasil
penelitian diperoleh besarnya koefisien korelasi
r
xy =
0,987
yang berarti besarnya
korelasi antara
Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Penanganan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah adalah
tinggi.
Sedangkan untuk besarnya
daya determinasi (koefisien korelasi)
r²xy = 0,9741
atau
97,41 %
adalah
tinggi.
(5)
P E N U T U P
Kesimpulan
a. Ternyata dari hasil penelitian ada Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Girian Indah. Dimana dari hasil penelitian diperoleh besarnya koefisien korelasi antara variabel X (Peran Pelayan Khusus GMIM – melalukan pencegahan, perlindungan dan pertolongan serta doa) terhadap variabel Y (Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga) adalah sebesar rxy = 0,987 atau 98,7% adalah tinggi. Sedangkan sisanya yang 1,3 % ditentukan oleh faktor lainnya yang diluar dari penelitian ini.
b. Dari hasil penelitian diperoleh besarnya daya penentu (determinasi) antara variabel X (Peran Pelayan Khusus GMIM) terhadap variabel Y (Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga) adalah sebesar r²xy = 0,9741 atau 97,41 % adalah tinggi. Artinya bahwa penanganan kekerasan dalam rumah tangga anggota jemaat GMIM Moria di Kelurahan Girian Indah oleh karena peran yang dilakukan oleh Pelayan Khusus (Pelsus) GMIM melalui kegiatan seperti; pencegahan, perlindungan dan pertolongan serta doa. Sedangkan sisanya yang 2,59 % ditentukan oleh faktor lain diluar dari penelitian ini.
Saran-saran
a. Perlu lebih dilakukan sosialisasi atas Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang lebih giat lagi, melalui kerja sama dengan
pihak-pihak terkait yang secara langsung berhubungan dengan warga masyarakat, terutama
tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan LSM serta organisasi sosial
kemasyarakatan lainnya.
b. Perlunya penindakan dan pemberian hukuman yang berat bagi para pelaku tindak kekerasan
dalam rumah tangga (KDRT).
(6)
DAFTAR PUSTAKA
BPS GMIM 1999, Tata Gereja (Gereja Masehi Injili di Minahasa), BPS GMIM, Cetakan Pertama, Tomohon.
BKKBN 1996, Membangun Keluarga Sejahtera, Jakarta.
……… 1996, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Gerakan KB dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, Jakarta.
Johnson.Doyle Paul, 989, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, jilid 2, PT. Gramedia, Jakarta. Koentjaraningrat 1998, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, PT. Gramedia, Edisi
Disempurnakan, Jakarta.
Ngenget. E.B. 2003, Sosiologi Keluarga, STISIPOL Merdeka Manado.
Poerwadarminta, W.J.S. 2000, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Cetakan 2, Jakarta. Soekanto, Soerjono 2010, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Cetakan ke-43
Jakarta
Sudjana, 1999, Teknik Analisa Regresi dan Korelasi, Tarsito, Bandung.
Tempo, 2010, Merebaknya Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga, PT. Tempo Group, Jakarta.
Usman, Husaini, 1995, Pengantar Statistika, Aksara, Cetakan Keempat, Jakarta.
UU RI No 23 2004, Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, CV. Nuansa Aulia, Bandung.