Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Membina Generasi Muda di Kota Bitung

(1)

BAB I

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang

Keberadaan generasi muda sebagai salah satu komponen masyarakat, bangsa dan negara sangat disadari betapa penting dan strategisnya dalam pembangunan dan kelangsungan hidup masyarakat, bangsa dan negara. Sebagaimana kita memahami dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN ) bahwa pada hakekatnya pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia bersama seluruh komponen masyarakat dan bangsa ini adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Dalam konteks ini maka sangat jelas peran dan kedudukan dari pada Pemerintah dan masyarakat. Dimana manusia sebagai obyek dan sekaligus sebagai subyek dalam pembangunan itu sendiri.

Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dapat dipahami sebagaimana pembangunan yang didalamnya terdapat keseimbangan antara pembangunan yang bersifat lahiriah (mental spiritual) dengan pembangunan yang bersifat jasmaniah. Pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya dikandung maksud tanpa terkecuali seluruh komponen masyarakat Indonesia dimana saja mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk memperoleh akses dari pada hasil-hasil pembangunan serta terlibat dan dilibatkan dalam pembangunan, termasuk didalamnya adalah generasi muda.


(2)

dan diarahkan agar apa yang menjadi harapan dan cita-cita masyarakat, bangsa dan Negara dapat diwujudkan. Menyadari bahwa keberadaan generasi muda Indonesia dalam konteks pembangunan nasional sebagai subyek dan sekaligus sebagai obyek pembangunan, maka demikian pula keberadaan generasi muda Kristen, khususnya generasi muda di lingkungan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) sebagai bagian dari masyarakat yang ada di Sulawesi Utara.

Pembinaan generasi muda (termasuk didalamnya generasi muda Kristen) dilakukan untuk menjaga kesinambungan eksistensi bangsa, sebab bila tidak dilaksanakan pembinaan kemungkinan akan lahirlah generasi muda yang tidak dapat menjawab tantangan lingkungan, antara lain generasi muda yang santai Dengan pembinaan menunjukkan pada kegiatan untuk mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada. Sementara dalam upaya pengembangan menunjukkan pada kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang baru, dimana selama kegiatan berlangsung penilaian serta penyempurnaan.

Dalam upaya pembinaan dan pengembangan generasi muda perlu diciptakan suatu iklim yang sehat sehingga memungkinkan generasi muda berkembang secara wajar dan bertanggungjawab. Sehingga upaya pembinaan dan pengembangan generasi muda perlu untuk melibatkan mereka dalam setiap proses kegiatan pembangunan nasional serta kehidupan berbangsa dan bernegara.

Generasi muda harus dipersiapkan sejak dini, agar pada saatnya sudah siap untuk memikul beban tanggungjawab untuk mengelola kelangsungan Negara dan bangsa dengan baik. Setidaknya persiapan ini ditujukan agar kualitas generasi muda jangan lebih rendah dari kualitas generasi tua baik secara fisik maupun secara ideologis. Oleh karena itu program pembinaan generasi muda sangat diperlukan


(3)

guna mempersiapkan dan membekali generasi muda (Generasi Muda Kristen) agar dapat menjawab tantangan dan persoalan, khususnya untuk menjawab tantangan kehidupan iman orang percaya, persekutuan dengan Tuhan, Pelayan Firman dan Penatalayanan dalam peribadatan. Sehingga akan terwujud suatu keadaan dimana generasi muda Kristen yang siap dan berkualitas untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya, baik dalam masa studinya, di lingkungan kerja, maupun dalam keluarganya, masyarakat dan lingkungan pergaulannnya.

Kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit pula generasi muda yang terpengaruh dan terlibat dalam berbagai permasalahan sosial maupun hukum, seperti; pergaulan bebas, permasalahan narkoba, perkelaian, perjudian, perampokkan, pemerkosaan, pembunuhan, pelanggaran lalu-lintas dalam berkendaraan bermotor, dan sebagainya. Sebagaimana data kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kota Bitung sepanjang tahun 2007 adalah 1.103 kejadian dan pada tahun 2008 (Nopember) adalah 308 kejadian, dengan melibatkan rata-rata generasi muda. Sementara kecelakaan lalu-lintas yang meninggal dari 38 orang dari generasi muda sendiri adalah 28 orang (73,68 %). Dari data diperoleh juga bahwa yang meninggal dunia dari generasi muda adalah dalam mengendarai kendaraan roda dua / sepeda motor tidak menggunakan helm standar (Polres Bitung, 2008).

Mencermati akan keberadaan generasi muda disatu sisi sebagai calon pemimpin di masa depan yang dengan sendirinya menuntut adanya kepedulian dari semua pihak dalam program pembinaan generasi muda, dan keberadaan generasi muda yang terlibat dalam berbagai permasalahan sosial dan hukum yang ada di satu sisi, maka mau tidak mau kita dituntut untuk turut serta dalam melakukan


(4)

kegiatan-mendapatkan dukungan adalah program pembinaan generasi muda yang dilakukan oleh para Pelayan Khusus GMIM yang ada di Kota Bitung. Dimana dalam kapasitas ini penulis sendiri terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam program pembinaan generasi muda, khususnya di lingkungan GMIM. Dimana penulis selama 2 periode masa pelayanan dari tahun 1999 – 2004 dan tahun 2004 hingga sekarang ini (2009) sebagai Penatua Remaja yang ada di Jemaat GMIM “ Baithel” Manembo-Nembo, Wilayah Bitung 7 Kota Bitung.

Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berhubungan dengan hal tersebut. Oleh karena masalah yang berkaitan dengan peran Pelayan Khusus GMIM dalam Pembinaan Generasi Muda di Kota Bitung, masih kurang atau bahkan belum ada yang melakukan penelitian. Disamping itu lingkup tugas pelayanan dimana penulis sebagai salah satu pengurus dan pelayan kusus yang ada di jemaat GMIM di Kota Bitung serta berdomisili di daerah tersebut. Selain itu dengan pengalaman penulis dalam menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan generasi muda.

Sehingga judul penelitian yang akan dilaksanakan adalah : “Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Membina Generasi Muda di Kota Bitung”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, serta dengan memahami dan mencermati akan kompleksnya permasalahan yang ada, maka penulis perlu untuk mengadakan pembatasan-pembatasan atas permasalahan dalam penelitian ini yang antara lain sebagai berikut :


(5)

a. Pelayan Khusus GMIM dalam penelitian ini hanya dibatasi pada : Menjalankan tugas pelayanan ; Melakukan pengembalaan dan Melakukan penilikkan

b. Membina Generasi Muda yang dimaksud dalam penelitian ini hanya dibatasi pada : Memberikan pengetahuan keagamaan; Mempersiapkan pemuda berkepribadian dan budi pekerti luhur; Memberikan diklat kepemimpinan dan ketrampilam

Berdasar atas pembatasan permasalahan tersebut, maka permasalahan yang ada dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Bagaimana Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Membina Generasi Muda di Kota Bitung.

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian C.1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Membina Generasi Muda di Wilayah Bitung.

2. Untuk mengetahui seberapa besar daya penentu (determinasi) dari Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Membina Generasi Muda di Wilayah Bitung

C.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :


(6)

Agama, Kantor Kesejahteraan Rakyat (KESRA), BKSAUA, Lembaga Keagamaan, Organisasi Kepemudaan, Organisasi Sosial (ORSOS), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serta masyarakat Kota Bitung pada umumnya.. 2. Sebagai bahan kajian khususnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan

sosial, khususnya Sosiologi Organisasi dan Sosiologi Pembangunan, serta Sosiologi Agama.

D. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut ini :

BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bagian ini antara lain menguraikan tentang; latar belakang dan perumusan masalah. Selanjutnya dikemukakan tujuan dan manfaat dalam penelitian, dan terakhir dikemukakan sistematika dalam penulisan karya tulis ini. BAB II. KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

Bab ini menguraikan tentang hal yang bersifat landasan teoritis, antara lain tentang : beberapa pengertian yang berhubungan dengan judul penelitian; kemudian menguraikan Peran Pelayan Khusus GMIM ; Membina Generasi Muda; Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Membina Generasi Muda; Selanjutnya dirumuskan Hipotesa penelitian.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang ; populasi dan sampel dalam penelitian ini, kemudian menguraikan tentang variabel penelitian dan definisi operasionalnya.


(7)

Kemudian menguraikan tentang teknik pengumpulan data, pada akhir bab ini diuraikan tentang teknik analisis data hasil penelitian.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini menguraikan tentang hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, setelah data diolah, dan diadakan analisis data, yang selanjutnya menguraikan tentang pembahasan atas hasil dari penelitian.

BAB V. PENUTUP

Pada bab terakhir dari karya tulis ini menguraikan tentang ; kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian, kemudian dikemukakan tentang beberapa saran dari penulis.


(8)

--<SMK>--BAB II

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Teoritis

Berkaitan dengan permasalahan yang ada dan tujuan yang akan dicapai dengan penelitian ini, maka penulis merasa penting untuk menggunakan beberapa teori sosial, khususnya teori sosiologi sebagai landasan teori dalam penelitian ini. Adapun teori-teori yang akan dipergunakan antara lain ; Teori Struktural Fungsional, dan teori-teori sosial lainnya .

Penulis memilih teori struktural fungsional digunakan dalam penelitian ini dikarenakan dengan teori ini permasalahan dalam penelitian mengenai cakupan permasalahan sosial yang dialami oleh anggota masyarakat, khususnya para penyandang permasalahan sosial yang ada di tengah keluarga, dan masyarakat, akan dengan mudah dipahami, dikaji dan diambil suatu langkah atau tindakan penyelesaiannya.

Adapun Teori struktural fungsional dalam penelitian ini penulis jadikan suatu landasan teoritis, dikarenakan bahwa teori ini memandang masyarakat merupakan suatu unit sosial (kesatuan sosial), dimana masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang didalamnya terdapat nilai-nilai, norma-norma, aturan-aturan atau kaidah-kaidah sosial, yang senantiasa mereka taati dan berlakukan dalam kehidupan masyarakat.

Sebagaimana menurut Doyle Paul Johnson teori struktural fungsional juga memandang bahwa kebutuhan pribadi para peserta dalam suatu sistem kurang lebih


(9)

dipenuhi melalui pertukaran-pertukaran yang diungkapkan dalam penampilan-penampilan peran timbal-balik (Johnson, 1986 ; 281).

Selanjutnya menurut Talcott Parsons bahwa teori struktural fungsional

memandang masyarakat sebagai berikut :

a. Setiap masyarakat merupakan suatu struktur elemen-elemen yang secara relatif mantap dan stabil.

b. Setiap masyarakat merupakan suatu struktur elemen-elemen yang berintegrasi dengan baik.

c. Setiap elemen dalam suatu masyarakat mempunyai fungsi yakni memberikan sumbangan bertahannya masyarakat itu sebagai suatu sistem. d. Sistem struktur sosial yang berfungsi didasarkan pada suatu konsensus

nilai diantara para anggotanya (Johnson, 1986 ; 194).

Sementara itu menurut K.J. Veeger dalam bukunya Realitas Sosial menyebutkan bahwa bagian-bagian yang membentuk suatu sistem sosial bergantungan, didalamnya tidak ada unsur yang sama sekali terpisah satu sama lain. Semua unsur saling mengandaikan dan saling membutuhkan dan bersama-sama membangun suatu keseluruhan, interdependensi ini mengarah pada keseimbangan sebagai tujuannya sedangkan keseimbangan itu cenderung untuk mempertahankan dirinya (Veeger, 1986 ; 202).

Demikian pula halnya, setiap anggota dari suatu sistem sosial adalah sebagai wujud tanggungjawab terhadap anggota sistem (sistem sosial) itu sendiri, dan untuk mencukupi kebutuhannya, adanya saling kerja sama dan saling ketergantungan antara satu dengan lainnya. Sehingga akan terwujud suatu kerjasama yang baik dan


(10)

dengan demikian terwujud pula suatu kehidupan yang harmonis dan sejahtera bahagia.

Menurut Talcott Parsons sesuai dengan teori sistem umum bahwa proses jalannya tiap-tiap sistem sosial itu tegantung dari empat imperatif atau masalah yang harus ditanggulangi secara memadai supaya keseimbangan dan atau keberadaan sistem itu dijamin (Veeger, 1986 ; 207).

Adapaun empat imperatif dimaksud itu dinamakan empat prasyarat fungsional yang disebut pula dengan kerangka AGIL (Adaptation, Goal attainment, Integration, Pattern maintenance), yakni sebagai berikut :

(1). Setiap sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan (Adaptation).

(2). Setiap sistem harus memiliki suatu alat untuk memobilisasi sumbernya supaya dapat mencapai tujuan-tujuannya dengan demikian mencapai gratifikasi (Goal attainment).

(3). Setiap sistem harus mempertahankan koordinasi internal dari bagian-bagiannya dan membangun cara-cara yang berpautan dengan diviansi mempertahankan kesatuannya (Integration).

(4). Setiap sistem harus mempertahankan dirinya sedapat mungkin dalam keadaan yang seimbang (Latent Pattern maintenance) (Craib, 1986 ; 65-66).

Pembinaan generasi muda pada dasarnya adalah dalam rangka menciptakan suatu keadaan kehidupan dalam masyarakat yang bahagia, sejahtera serta harmonis haruslah memenuhi prasyarat tersebut diatas. Dalam arti bahwa setiap anggota keluarga, keluarga dan masyarakat (termasuk para generasi muda – Kristen ; para Pelayan Khusus GMIM) dan Pemerintah harus mampu dan mau untuk menyesuaikan diri (adaptasi – adaptation) dengan kondisi dan keadaan yang ada,


(11)

artinya segala nilai, aturan, perilaku, sikap, dan karakter yang dimiliki oleh masing-masing hendaknya dapat dipahami dan dimengerti oleh setiap anggotanya.

Sedangkan untuk pencapaian tujuan (Goal attainment) suatu sitem sosial adalah mutlak mempunyai cita-cita, harapan, tujuan yang akan dicapai dalam kehidupannya, kehidupan yang harmonis, bahagia dan sejahtera adalah wujud cita-cita, harapan setiap orang dalam keluarga dan masyarakat (para generasi muda – Kristen red ; para Pelayan Khusus GMIM). Sehingga setiap anggota keluarga dan masyarakat (para generasi muda – Kristen ; para Pelayan Khusus GMIM) dapat memenuhi dan memahami arti tujuan daripada kehidupan keluarga dan masyarakat.

Sedangkan untuk Integrasi (integration) bagi seluruh komponen masyarakat harus mampu untuk menyatukan segala yang menjadi tujuan, harapan dan cita-cita tersebut, dan selanjutnya menyatukan untuk menjadikan satu kesatuan yang bulat dan utuh dalam masyarakat, dengan demikian warga msyarakat akan dapat mewujudkan suatu persatuan dan kesatuan diantara para anggotanya, tanpa adanya pembedaan dalam memandang keberadaan antara yang satu dengan lainnya, antara yang normal dengan yang mengalami permasalahan sosial sebagai anggota masyarakat.

Latent Patern Maintenance (keadaan yang seimbang – jatidiri) suatu system sosial harus mampu untuk menjadi dirinya sendiri, dalam arti adanya kemandirian, ciri khasnya sendiri yang merupakan hasil daripada kerjasama dan tanggungjawab bersama dalam suatu sistem. Dalam arti bahwa antara anggota masyarakat, termasuk didalamnya para generasi muda – Kristen ; para Pelayan Khusus GMIM dan Pemerntah hendaknya mampu untuk mewujudkan dan menempatkan manusia


(12)

sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia yang mempunyai harkat dan martabatnya.

Dalam kaitannya dengan teori Struktural Fungsional tersebut, maka dengan memahami akan keberadaan generasi muda ada baiknya juga dikemukakan dari perspektif Sosiologi Pemuda, sebagaimana dikemukakan oleh N. Daljoeni bahwa struktur masyarakat yang ada sangat ditentukan oleh struktur generasi mudanya (Daljoeni, 1986 ; 21).

Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keberadaan masyarakat yang ada saat ini adalah tidak terlepas dari keberadaan generasi muda pada waktu sebelumnya. Demikian pula keberadaan generasi muda saat ini akan menentukan keberadaan masyarakat dimasa yang akan datang. Sehingga keberadaan generasi muda apapun kualitasnya akan menentukan kualitas dari masyarakatnya. Bila generasi muda saat ini dapat dipersiapkan dengan baik, kualitasnya sumber daya manusia (SDM) yang baik, maka sudah tentu kualitas masyarakat di masa yang akan datang akan lebih baik.

Untuk memberikan suatu pemahaman akan pengertian atas beberapa konsep dalam penelitian ini, maka penulis merasa perlu untuk memberikan uraian mengenai beberapa pengertian atas konsep dimaksud.

B. Beberapa Pengertian B.1. Peran

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata “peran” artinya pemain sandiwara, sedangkan ”peranan” berarti sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa (Poerwadarminta, 1999; 735).


(13)

Soerdjono Soekanto mengatakan bahwa kata peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan (Soekanto, 1999 ; 220).

Lebih lanjut dikemukakan pentingnya peranan bahwa hal itu mengatur perikelakuan seseorang dan juga bahwa peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain, sehingga dengan demikian orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perikelakuan sendiri dengan perikelakuan orang-orang sekelompoknya (Soekanto, 1999 ; 220). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Paul Johnson bahwa konsep peranan merupakan suatu konsep yang observabel yang diperlukan untuk menggambarkan pola-pola perilaku yang aktual (Johnson, 1986 ; 37).

Sementara sumber lain mengemukakan bahwa peranan adalah tingkah laku individu yang mementaskan suatu kedudukan tertentu. Dibagian lain juga dikatakan bahwa peranan yaitu peranan khas yang dipentaskan atau ditindakkan oleh individu dalam kedudukan dimana ia berhadapan dengan individu-individu dalam kedudukan-kedudukan lain (Koentjaraningrat, 1999 ; 169).

Dengan demikian yang dimaksudkan dengan peranan adalah suatu aspek dinamis dari kedudukan, dimana seseorang / individu, kelompok atau organisasi tertentu yang melakukan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya ditengah-tengah kehidupan bersama manusia.

Peran yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sesuatu yang dilakonkan atau dijalankan oleh para Pelayan Khusus GMIM (Pendeta, Guru


(14)

Agama, Penatua dan Syamas di lingkungan GMIM) dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dalam pembinaan Generasi Muda yang ada di Wilayah Bitung. B.2. Pelayan Khusus GMIM

Sebagaimana disebutkan dalam Tata Gereja GMIM tahun 1999 tentang Peraturan Dasar Bab Vi Pasal 12 disebutkan sebagai berikut :

1. Yang dimaksud dengan Pelayan Khusus adalah anggota sidi jemaat yang menerima panggilan Yesus Kristus, untuk secara khusus melaksanakan pekerjaan pelayanan Gereja.

2. Penerimaan panggilan menjadi Pelayan Khusus adalah melalui pemilihan, penetapan, peneguhan, dan pemberian diri sepenuhnya untuk melengkapi seluruh anggota gereja guna pekerjaan pelayanan membangun Tubuh Kristus.

3. Pelayan khusus ialah Syamas, Penatua, Guru Agama dan Pendeta dengan tugas-tugas yang diatus dalam Peraturan Pelayan Khusus (BPS GMIM, 1999 ; 15).

C. Peran Pelayan Khusus GMIM

Sebagaimana diatur dalam Tata Gereja GMIM tahun 1999, Peraturan tentang Pelayan Khusus Bab II Pasal 3 tentang tugas Syamas :

1. bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan diakonia.

2. berkunjung kerumah tangga-rumah tangga untuk menilik keadaan anggota jemaat serta menggembalakan mereka sambil memelihara rahasia jabatannya sebagai pelayan.


(15)

3. memberikan pertolongan rohani dan jasmani kepada anggota jemaat dan orang lain yang membutuhkannya, setelah berunding dengan rekan-rekan Syamas atau dengan Pelayan khusus lainnya.

4. membimbing dan memberi penyuluhan dengan perkataan maupun contoh kepada anggota jemaat dan masyarakat untuk hidup sehat secara fisik, psikis dan sosial. 5. membimbing dan melatih anggota jemaat bekerja sama dengan Pelayan Khusus

lainnya agar mereka mampu melaksanakan pelayanan diakonia karikatif dan pengembangan prakarsa masyarakat bagi perdamaian dan keadilan masyarakat dan untuk pengelolaan lingkungan hidup.

6. Bertanggung jawab atas pengelolaan, penerimaan, penggunaan dan pengeluaran segala sumber daya manusia dan alam yang dianugrahkan Tuhan untuk pelaksanaan tugas di bidang diakonia.

7. memberi pendapat untuk kerja sama dibidang pelaynan diakonia dengan jemaat GMIM dan jemaat Gereja lainnya, serta lembaga pemerintah dan masyarakat, dalam perundingan dengan rekan Pelayan Khusus (BPS GMIM, 1999 ; 102).

Sementara Tata Gereja GMIM tahun 1999, Peraturan tentang Pelayan Khusus Bab II Pasal 4 tentang tugas Penatua, adalah :

1. Memimpin pelayanan kesaksian, penggembalaan, penilikan dan disiplin gerejawi

2. Mengumpulkan anggota jemaat dalam ibadah bersama guna memelihara dan mengembangkan ajaran dan pengakuan iman gereja dalam kerja sama dengan Pendeta.


(16)

3. Berkunjung kerumah-rumah tangga anggota jemaat untuk menggembalakan dan menilik agar tetap memelihara persekutuan dengan Tuhan Allah sambil memelihara rahasia jabatannya sebagai gembala.

4. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan pelayanan Firman Allah, ibadah-ibadah dan sakramen.

5. Bersama-sama dengan Guru Agama memimpin dan mengajarkan kepada anggota-anggota jemaat agar mereka dapat menggembalakan dan menyaklsikan imannya kepada masyarakat di sekitarnya.

6. Memberikan pendapat untuk kerja sama dibidang kesaksian dengan jemaat-jemaat GMIM lainnya maupun dengan Jemaat-jemaat-jemaat Gereja lainnya dalam perundingan dengan rekan-rekan Penatua dan Pelayan Khusus lainnya (BPS GMIM, 1999 ; 103).

Dalam Tata Gereja GMIM tahun 1999 pada Bab II Pasal 5 disebutkan tugas Guru Agama adalah :

1. Bertanggungjawab atas pengajaran dan pendidikan mengenai ajaran, iman dan pengakuan gereja.

2. Bersama-sama dengan Komisi Pelayanan Kategorial Anak-anak melaksanakan pengajaran iman pada anak usia kanak-kanak sampai Sekolah Dasar melalui Sekolah Minggu.

3. Bersama-sama dengan Komisi Pelayanan Kategorial remaja melaksanakan pengajaran iman pada remaja.

4. Bersama-sama dengan Pendeta melaksanakan pelayanan katekisasi, dan memperlengkapi semua anggota jemaat.


(17)

5. Bersama-sama dengan Pelayan Khusus lainnya merencanakan dan melaksanakan Pembinaan Warga Gereja.

6. Melaksanakan tugas pengajaran dan pendidikan mengenai ajaran, iman dan pengakuan gereja di sekolah-sekolah.

7. Bersama-sama Pendeta memberikan pendapat untuk kerjasama di bidang pengajaran dan pendidikan tentang ajaran, iman dan pengakuan dengan jemaat-jemaat GMIM lainnya dan Gereja-Gereja lainnya.

8. Tugas - tugas lainnya yang dipercayakan oleh Badan Pekerja Sinode, sebagaimana diatur dalam Peraturan tentang Pekerja Tetap (BPS GMIM, 1999 ; 104).

Untuk tugas Pendeta sebagaimana Tata Gereja GMIM Tahun 1999 Bab II Pasal 6 adalah :

1. Bertanggung jawab atas pengajaran dan pendidikan mengenai ajaran, iman dan pengakuan gereja serta melayani pemberitaan Firman Allah dan sakramen-sakramen.

2. Bersama-sama dengan Pelayan Khusus lainnya bertanggung jawab atas pelaksanaan semua ibadah dalam jemaat.

3. Mengadakan perkunjungan penggembalaan dan percakapan penggembalaan kepada anggota jemaat dan Pelayan Khusus lainnya, sambil memegang rahasia jabatan sebagai gembala.

4. Bersama-sama dengan Pelayan Khusus lainnya menyelenggarakan pelayanan penggembalaan, penilikan dan disiplin gerejawi.


(18)

5. Memperlengkapi para Pelayan Khusus lainnya agar mampu memperlengkapi anggota jemaat, dan bersama-sama dengan Pelayan Khusus lainnya memperlengkapi semua anggota jemaat agar dewasa dalam iman.

6. Bersama-sama dengan Guru Agama dan Komisi Pelayanan Anak-anak melaksanakan pengajaran dan pendidikan Sekolah Minggu.

7. Bersama-sama dengan Guru Agama dan Komisi Pelayanan Remaja melaksanakan pelayanan kepada Remaja.

8. Melaksanakan pelayanan katekisasi.

9. Bersama-sama Pelayan Khusus lainnya merencanakan dan melaksanakan Pembinaan Warga Gereja secara menyeluruh.

10. Bersama-sama dengan Syamas melaksanakan pelayanan diakonia dalam segala bentuknya.

11.Memberikan pendapat untuk kerja sama dibidang pengajaran dan pendidkan tentang ajaran, iman, dan pengakuan dengan Jemat-Jemaat GMIM lainnya dan Gereja-Gereja lainnya.

12. Bersama – sama dengan Syamas dan Penatua membicarakan dan melaksanakanhubungan kerja dengan Jemaat-Jemaat GMIM, Gereja-Gereja, Pemerintah dan masyarakat yang meliputi segala bidang pelayanan gereja 13. Menjadi pelayan masyarakat.

14. Tugas-tugas lainnya yang dipercayakan oleh Sidang Sinode atau Badan Pekerja Tetap, Bab II Pasal 2 ayat 1 (BPS GMIM, 1999 ;104-105).

Dalam Bab II Pasal 7 juga disebutkan Tugas Pelayan Khusus dalam tugas umum, antara lain :


(19)

2. Pelayan Khusus Pendeta dapat menjalankan tugas pelayanan sebagai Tenaga Utusan Gereja (TUG) seperti dalam Peraturan tentang Sinode Bab VIII Pasal 24.

3. Pendeta dan Guru Agama dapat melaksanakan tugas pelayanan di luar struktur GMIM (BPS GMIM, 1999 ; 106).

D. Membina Generasi Muda

Yang dimaksud dengan membina adalah suatu upaya pendidikan yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggungjawab dalam rangka meperkenalkan, menumbuhkan, membimbing dan mengembangkan suatu dasar-dasar keprobadian yang seimbang, utuh dan selaras, pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan bakat, kecenderungan / keinginan serta kemampuan-kemampuannya, sebgai bekal untuk selanjutnya atas prakarsa sendiri menambah, meningkatkan dan mengembangkan dirinya, sesamanya maupun lingkungannya kea rah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi yang mandiri (Depdikbud, 1997 ; 62).

Sedangkan generasi muda adalah golongan manusia berusia muda. Bila didasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada diperoleh 3 kategori :

a. Siswa usia antara 6-18 tahun, masih ada di bangku sekolah.

b. Mahasiswa di universitas atau pergutuan tinggi, usia antara 18-15 tahun.

c. Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun pergutuan tinggi, usia antara 15-30 tahun.


(20)

Karena yang dimaksud dengan pemdinaan generasi muda dalam usaha ini mencakup semua aspek yang disebutkan, maka generasi muda dalam hal ini adalah usia yang berumur antara 0 sampai 30 tahun (Depdikbut, 1997 ; 64).

Usaha untuk membina generasi muda adalah merupakan bagian dari pembinaan generasi muda secara nasional. Dimana pembinaan generasi muda secara umum melibatkan dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus dilihat dalam kerangka regenerasi yang mengandung pengertian jaminan bagi kelangsungan hidup bangsa dan Negara atas dasar Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Undang-Undang Dasar 1945 serta pembangunan nasional yang berkeadilan sosial.

Demikian halnya dengan pembinaan generasi muda yang ada khususnya dilingkungan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) ditujukan untuk mewujudkan suatu generasi muda Kristen yang memiliki keunggulan-keunggulan daya saing yang mampu untuk menjawab tantangan kehidupan yang akan dating, dengan memiliki kemampuan intelektualitas yang tinggi, kemampuan memiliki ketrampilan yang handal, budi pekerti luhur, moralitas yang tinggi, jujur, berani dan bertanggungjawab, serta kemampuan untuk memberi diri dalam tugas-tugas pelayanan di ladang Tuhan.

Pembinaan generasi muda khususnya yang ada di Wilayah Bitung antara lain menitik beratkan pada :

- Memberikan pengetahuan keagamaan

- Mempersiapkan pemuda berkepribadian dan budi pekerti luhur - Memberikan latihan kepemimpinan dan ketrampilan


(21)

a. Memberikan pengetahuan keagamaan

Dalam pembinaan generasi muda, khususnya generasi muda Kristen yang dilakukan oleh para Pelayan Khusus GMIM, dalam memberikan pengetahuan keagamaan ini dimaksudkan suatu kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal seperti ; belajar dan berdoa; membaca dan mendengar serta mendalami firman Tuhan dalam Alkitab; mensosialisasikan, mempelajari dan mendalami Tata Gereja GMIM ; belajar dan berlatih nyanyian puji-pujian ; serta hal-hal lainnya yang dipandang perlu dan bermanfaat bagi generasi muda Kristen.

b. Mempersiapkan pemuda berkepribadian dan berbudi pekerti luhur

Untuk maksud tersebut, maka upaya untuk mempersiapkan generasi muda yang berkepribadian dan berbudi pekerti luhur, ditujukan agar generasi muda dapat menjadi warga Negara yang beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Berbudi pekerti luhur, berpribadi kuat dan sehat yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam lingkup pembinaan generasi muda di kalangan Gereja Masehi Injili di Minahasa, maka pembinaan ditujukan dan arahkan kepada terbentuknya suatu generasi muda yang takut akan Tuhan, yang mampu memberi diri dalam pelayanan di ladang Tuhan, dengan mengedepankan tali kasih diantara sesama umat manusia, berbudi pekerti luhur yang bersendikan norma-norma keagamaan, yang berkepribadian sesuai dengan nilai-nilai sosial, keagamaan dan menjunjung tinggi segala aturan yang berlaku.


(22)

Usaha pembinaan generasi muda dengan memberikan latihan kepemimpinan dan ketrampilan adalah merupakan upaya yang diarahkan untuk membina dan mengembangkan calon-calon pemimpin bangsa yang cakap, arif bijaksana, berkenegarawanan, bertanggungjawab dan penuh pengabdian kepada nusa dan bangsa untuk dapat membawa bangsa dan Negara kearah keadaan yang kita cita-citakan bersama.

Demikian juga halnya dengan latihan ketrampilan bagi generasi muda diarahkan agar generasi muda memiliki suatu ketrampilan sumber daya manusia yang sudah seharusnya dipersiapkan secara pisik, mental dan spiritual untuk menjadi tenaga kerja yang nantinya mampu untuk menciptakan lapangan kerja

Latihan kepemimpinan diberikan sebagai bagian dari materi pembinaan agar nantinya generasi muda mampu untuk menjadi pemimpin bagi dirinya, dalam lingkungannya termasuk dalam lingkup pelayanan Gereja dan masyarakat serta dalam dunia kerja.

Latihan ketrampilan bagi generasi muda diharapkan akan mampu memiliki ketrampilan teknis maupun teoritis berkaitan dengan dunia kerja dengan menguasai ketrampilan tertentu, yang dipadukan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Sehingga diharapkan generasi muda mampu untuk membekali dirinya dengan modal ketrampilan yang ada untuk dimanfaatkan bagi pengembangan diri, baik dalam usaha secara pribadi maupun dalam dunia kerja.

Tujuannya adalah untuk memberikan kepastian masa depan dan menjadikan generasi muda sebagai tenaga kerja yang berwiraswasta / berwirausaha, bermotivasi, cakap, terampil, kreatif dan bertanggungjawab (Depdikbud, 1997 ; 85).


(23)

E. Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Membina Generasi Muda

Usaha pembinaan generasi muda merupakan upaya pembinaan yang sifatnya universal dan konprehensif yang menyangkut semua aspek kehidupan manusia, yang dilakukan oleh semua unsure, baik pemerintah, masyarakat, keluarga, dan organisasi atau lembaga swadaya masyarakat (LSM), kalangan swasta / dunia usaha, partai politik, lembaga keagamaan dan sebagainya.

Lebih khusus dalam pembinaan generasi muda yang dilakukan oleh para Pelayan Khusus GMIM di lingkungan Gereja, antara lain ditujukan agar dapat menjadi kader-kader geberasi muda yang memiliki iman, aklaq, mental, etika yang baik disertai kualitas sumberdaya manusia yang unggul, dan pada saatnya dapat memberi diri dalam pelayanan dan persekutuan sebagai wujud panggilan dan pengakuan iman serta ajaran sebagai perorangan maupun persekutuan.

Dalam upaya pembinaan generasi muda diperlukan usaha membantu mentransformasikan diri sendiri, membantu mengauto-identifikasi dirinya, dan membantu mengauto-pengertian mengenao dirinya; mengembangkan kekuatan penalaran (the power of reasoning) yang dimaksudkan untuk membangkitkan kesadaran belajar; membina generasi muda menjadi pengelola kebudayaan di samping pewaris kebudayaan, membantu generasi muda untuk menguasai teknologi.

Pembinaan generasi muda harus mampu menjamin pertumbuhan dan perkembangnan menjadi sumber daya manusia muda (young human resources) atau menjadi sumber tenaga kerja potensial (potensial man power) yang cakap dan terampil serta mempunyai imajinasi dan daya terap untuk berkarya dan melakukan


(24)

Membina generasi muda Kristen yang dilakukan oleh Pelayan Khusus GMIM pun juga harus disesuaikan dengan perubahan-perubahan dan kemajuan sosial, ekonomi dan teknologi yang berlangsung dan berpengaruh terhadap perubahan tuntutan kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangan generasi muda itu sendiri.

Dalam membina generasi muda juga harus mencakup keseluruhan aspek kehidupan manusia muda dengan segala kebutuhannya yang saling bertautan yang perlu dipenuhi secara wajar dan memadai. Oleh karenanya pembinaan generasi muda harus dilaksanakan secara integral dan konprehensif dengan memperhatikan aspek manusiawinya.

Sebagaimana disebutkan dalam Tata Gereja GMIM 1999 Bab II Pasal 3 ayat 1 disebutkan bahwa tugas dari pelayan kategorial yaitu menggembalakan, melayani dan melatih dan membina anak-anak, remaja dan pemuda, Wanita/Kaum Ibu, Proa/Kaum Bapa untuk :

1. menghayati hidup baru dalam Kristus dan memiliki serta meningkatkan kesadaran bergereja.

2. mampu berperan di tengah masyarakat untuk menciptakan masyarakat yang bertanggung jawab sesuai kehendak Yesus Kristus Kepala Gereja dan Tuhan dunia.

3. menyatakan serta menyaksikan kasih Kristus dalam perkataan dan perbuatan terhadap sesame manusia dan lingkungan hidup.

4. mampu dan berani mengambil keputusan atis dalam melaksanakan tindakan-tindakan pribadi maupun bersama-sama sesuai Injil Yesus Kristus ditengah tengah keluarga, masyarakat dan lingkungan hidup (BPS GMIM, 1999 ; 90-91).


(25)

Lebih lanjut disebutkan pula bahwa tugas bersama pelayanan Kategorial adalah mengelola potensi GMIM secara bersama dan pelengkapan generasi muda GMIM bagi pelayanan dan kepemimpinan GMIM serta masyarakat di masa kini dan masa depan (BPS GMIM, 1999 ; 91).

F. Hipotesis

Berdasarkan uraian landasan teoritis dan berdasarkan judul penelitian, permasalahan serta tujuan penelitian, dan uraian-uraian tersebut diatas, maka penulis dapat merumuskan hipotesis penelitian atau suatu jawaban sementara yang masih memerlukan pembuktian, sebagai berikut :

“Peran Pelayan Khusus GMIM dalam memberikan pengetahuan keagamaan, mempersiapkan pemuda berkepribadian dan budi pekerti luhur, memberikan latihan kepemimpinan dan ketrampilan bagi generasi muda di Kota Bitung ternyata bermanfaat dan mendapat dukungan yang positif”.


(26)

--<SMK>--BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel A.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan karakteristik yang menjadi obyek dalam penelitian, yakni seluruh generasi muda Kristen GMIM yang ada di Wilayah Bitung, khususnya generasi muda GMIM dengan karakteristik sebagai berikut:

- Generasi muda Kristen GMIM - Baik laki-laki atau perempuan

- Berusia antara 16 s/d 40 tahun dan belum menikah - Tinggal atau berdomisili di Kota Bitung

A.2. Sampel

Menurut Koentjaraningrat bahwa sampel adalah bagian-bagian dari keseluruhan yang menjadi obyek sesungguhnya dari suatu penelitian (Koentjaraningrat, 1998 ; 879).


(27)

Dalam penelitian ini yang dimaksud sampel penelitian adalah bagian daripada populasi yang diambil dengan teknik tertentu dalam penelitian untuk mewakili populasi yang ada.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan pengambilannya digunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan sifat atau karakteristik yang ada dengan perincian sebagai berikut :

TABEL 1

Jumlah Responden Penelitian di Kota Bitung

No Sampel Area Sampel / Responden Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 Wilayah Bitung 1 20 15 35

2 Wilayah Bitung 2 20 15 35

3 Wilayah Bitung 4 15 10 25

5 Wilayah Bitung 6 15 10 25

6 Wilayah Bitung 7 20 10 30

Jumlah 90 60 150

Sampel diambil dari anggota pemuda dan remaja yang ada di wilayah Bitung, dalam arti bahwa di Kota Bitung terdapat 9 Wilayah Pelayanan GMIM dan 93 Jemaat GMIM yang tersebar di seluruh Wilayah Kota Bitung. Sehingga dalam penelitian ini sample area diambil hanya 6 wilayah GMIM di Bitung dari 9 Wilayah GMIM yang ada.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional B.1. Variabel Penelitian


(28)

a. Variabel bebas (variabel X) adalah Peran Pelayan Khusus GMIM Dari variabel ini, maka indikatornya adalah :

- Menjalankan tugas pelayanan - Melakukan pengembalaan - Melakukan penilikkan

b. Variabel terikat (variabe Y) yaitu : Membinaan Generasi Muda Indikator dari variabel ini adalah :

- Memberikan pengetahuan keagamaan

-. Mempersiapkan pemuda berkepribadian dan budi pekerti luhur - Memberikan latihan kepemimpinan dan ketrampilan

B.2. Definisi Operasional

Dimaksudkan dengan definisi operasional adalah suatu batasan atas variabel penelitian sesuai dengan kebutuhan daripada penelitian ini, yakni :

a. Variabel bebas (Variabel X) : Peranan Pelayan Khusus GMIM adalah anggota sidi jemaat yang menerima panggilan Yesus Kristus, untuk secara khusus melaksanakan pekerjaan pelayanan Gereja yang antara lain ; menjalankan tugas pelayanan; Melakukan pengembalaan; melakukan penilikkan kepada anggota jemaat GMIM.

b. Variabel terikat (Variabel Y) : Membinaan Generasi Muda adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka ; memberikan pengetahuan keagamaan; mempersiapkan pemuda berkepribadian dan budi pekerti luhur; dan


(29)

memberikan latihan kepemimpinan dan ketrampilan kepada generasi muda Kristen.

C. Teknik Pengumpulan Data

C.1. Angket /Daftar pertanyaan (Quesioner)

Menggunakan angket (Quesioner), yakni suatu cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal mengisi, dan memilih dan menandainya dengan mudah dan cepat.

Dalam penelitian ini angket diberikan kepada para responden yang diambil sebagai sampel penelitian yang ada di Wilayah Bitung.

C.2. Wawancara (Interview)

Dengan kegiatan wawancara dimaksudkan suatu cara untuk mendapatkan keterangan-keterangan secara langsung serta data-data yang dapat menunjang penelitian. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap para Pelayan Khusus GMIM dan para Generasi Muda yang ada di Wilayah Bitung yang dianggap dapat memberikan keterangan-keterangan, data-data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, yang relevan dan dapat dipercaya atas kebenarannya.

C.3. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan (observasi) dalam penelitian ini adalah suatu cara untuk mendapatkan gambaran keadaan yang terjadi dilapangan mengenai obyek yang diteliti, dalam hal ini terhadap keluarga-keluarga yang menjadi sasaran program,


(30)

C.4. Studi Kepustakaan

Dalam studi kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh suatu data-data, keterangan-keterangan yang ada, melalui sumber-sumber data yang ada, khususnya yang berada di Kantor Perwakilan GMIM Kota Bitung, BKSAUA, Kantor Kesra Kota Bitung, Departemen Agama Kota Bitung dan Instansi yang dianggap perlu.

D. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dilakukan setelah data hasil penelitian terkumpul, maka data yang ada diolah melalui pengecekan, klasifikasi, dan penilaian data atau scoring data. Dan setelah hasil pengolahan data selesai, maka diadakan analisa data dengan menggunakan teknik analisa Korelasi Produk Moment (Karl Pearsons), dan untuk mengetahui adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y, dalam perhitunga menggunakan rumus sebagai berikut :

n .  XY - ( X) ( Y)

r

xy = _______________________________________________  n . ( X² ) - ( X)²   n . ( Y² ) - ( Y) ² 

(Usman, 1995; 203) Keterangan :

r

xy = Besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y n = Jumlah sampel atau responden dalam penelitian

X = Frekuensi Jawaban responden atas pertanyaan pada varaiabel X Y = Frekuensi Jawaban responden atas pertanyaan pada variabel Y.

Sementara untuk dapat mengetahui besarnya sumbangan (daya determinasi / penentu) dari variabel X (Peranan Pelayan Khusus GMIM) terhadap variabel Y


(31)

(Membinaan Generasi Muda), maka nilai rxy tersebut dikuadratkan (r²xy) dan dikalikan dengan 100 %.

--<SMK>--BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dengan hasil penelitian lapangan yang penulis laksanakan, selanjutnya penulis memberikan penilaian, klasifikasi dan verifikasi atas data dan keterangan yang merupakan hasil penelitian melalui daftar pertanyaan (Quesioner / Angket) kepada masing-masing responden, yang selanjutnya penulis mengadakan pengolahan data, dari hasil pengolahan data diadakan analisis data hasil penelitian, yang selanjutnya disajikan melalui perhitungan-perhitungan sebagai berikut sebagaimana tabel kerja berikut ini.

TABEL 2

Hasil Perhitungan Skor Pendapat Responden Atas Variabel X dan Variabel Y

N X Y XY

1 36 36 1296 1296 1296

2 36 33 1296 1089 1188

3 36 35 1296 1225 1260

4 36 34 1296 1156 1224

5 36 34 1296 1156 1224

6 33 32 1089 1024 1056

7 27 30 729 900 810


(32)

12 35 36 1225 1296 1260

13 36 31 1296 1296 1116

14 34 34 1156 1156 1156

15 35 36 1225 1296 1260

16 33 31 1089 961 1023

17 36 34 1296 1156 1224

18 30 31 900 900 930

19 33 30 1089 1089 990

20 36 34 1296 1156 1224

21 36 34 1296 1156 1224

22 32 31 1024 961 992

23 35 34 1225 1156 1190

24 31 35 961 1225 1085

25 30 36 900 1296 1080

26 36 34 1296 1156 1224

27 34 32 1156 1024 1088

28 33 36 1089 1296 1188

29 34 34 1156 1156 1156

30 35 33 1225 1089 1155

31 33 35 1089 1225 1155

32 31 36 961 1296 1116

33 32 33 1024 1089 1056

34 33 32 1089 1024 1056

35 33 35 1089 1225 1155

36 35 35 1225 1225 1225

37 36 34 1296 1156 1224

38 33 36 1089 1296 1188

39 30 33 900 1089 990

40 34 31 1156 961 1054

41 33 33 1089 1089 1089

42 30 35 900 1225 1050

43 32 32 1024 1024 1024

44 33 30 1089 900 990

45 35 31 1225 961 1085

46 30 35 900 1225 1150

47 36 32 1296 1024 1152

48 34 33 1156 1089 1122

49 31 36 961 1296 1116

50 30 35 900 1225 1050

51 36 34 1296 1156 1224

52 35 35 1225 1225 1225


(33)

54 30 33 900 1089 990

55 35 30 1225 900 1050

56 33 32 1089 1024 1056

57 31 34 961 1156 1054

58 32 35 1024 1225 1120

59 33 32 1089 1024 1056

60 33 36 1089 1296 1188

61 35 34 1225 1156 1190

62 36 33 1296 1089 1188

63 33 35 1089 1225 1155

64 30 36 900 1296 1180

65 34 34 1156 1156 1156

66 33 32 1089 1024 1056

67 30 36 900 1296 1080

68 32 34 1024 1156 1188

69 33 33 1089 1089 1089

70 35 35 1225 1225 1225

71 30 36 900 1296 1080

72 36 33 1296 1089 1188

73 34 32 1156 1024 1088

74 31 35 961 1225 1185

75 30 35 900 1225 1050

76 36 34 1296 1156 1224

77 34 36 1156 1296 1224

78 33 33 1089 1089 1089

79 34 31 1156 961 1054

80 35 36 1225 1296 1260

81 33 34 1089 1156 1122

82 31 33 961 1089 1023

83 32 35 1024 1225 1120

84 33 36 1089 1296 1188

85 33 34 1089 1156 1122

86 35 32 1225 1024 1120

87 36 36 1296 1296 1296

88 33 34 1089 1156 1122

89 30 33 900 1089 990

90 34 35 1156 1225 1190

91 33 36 1089 1296 1188

92 34 33 1156 1089 1122


(34)

96 32 32 1024 1024 1024

97 33 35 1089 1225 1155

98 34 33 1156 1089 1122

99 36 34 1296 1156 1224

100 31 34 961 1156 1054

101 36 34 1296 1156 1224

102 33 32 1089 1024 1056

103 27 30 729 900 810

104 36 36 1296 1296 1296

105 33 34 1089 1156 1122

106 36 35 1296 1225 1260

107 36 36 1296 1296 1296

108 36 33 1296 1089 1188

109 35 36 1225 1296 1260

110 36 34 1296 1156 1224

111 35 35 1225 1225 1225

112 35 36 1225 1296 1260

113 36 31 1296 1296 1116

114 34 34 1156 1156 1156

115 35 36 1225 1296 1260

116 33 31 1089 961 1023

117 36 34 1296 1156 1224

118 30 31 900 900 930

119 33 30 1089 1089 990

120 36 34 1296 1156 1224

121 36 34 1296 1156 1224

122 32 31 1024 961 992

123 35 34 1225 1156 1190

124 31 35 961 1225 1085

125 30 36 900 1296 1080

126 36 34 1296 1156 1224

127 34 32 1156 1024 1088

128 33 36 1089 1296 1188

129 34 34 1156 1156 1156

130 35 33 1225 1089 1155

131 33 35 1089 1225 1155

132 31 36 961 1296 1116

133 32 33 1024 1089 1056

134 33 32 1089 1024 1056


(35)

136 35 35 1225 1225 1225

137 36 34 1296 1156 1224

138 33 36 1089 1296 1188

139 30 33 900 1089 990

140 34 31 1156 961 1054

141 33 33 1089 1089 1089

142 30 35 900 1225 1050

143 32 32 1024 1024 1024

144 33 30 1089 900 990

145 35 31 1225 961 1085

146 30 35 900 1225 1150

147 36 32 1296 1024 1152

148 34 33 1156 1089 1122

149 31 36 961 1296 1116

150 30 35 900 1225 1050

5014 5069 168278 172681 169969

Sumber Data : Hasil Pengolahan Data Penelitian - Penulis, Desember 2008

Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, jelas telah diperoleh data yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis korelasi produk momen (Karl Persons) dengan perincian data sebagai berikut :

n = 150 ∑ X² = 168278

∑ X = 5014 ∑ Y² = 172681

∑ Y = 5069 ∑ XY = 169969

Dengan data tersebut maka diperoleh perhitungan untuk analisa korelasi produk momen sebagai berikut :

n . ∑ XY - ( ∑ X ) ( ∑ Y )

rxy = _______________________________________ √ { n (∑ X²) - ( ∑ X )² } {n ( ∑ Y²) - (∑ Y)² }

150 . 169969 - 5014 . 5069


(36)

25495350 - 25415966

rxy = ____________________________________________ √ {25241700 - 25140196} {25902150 - 25694761)

79384 rxy = _______________

√ ( 101504 ) ( 207389 ) 79384

=

√ 21050813056 79384

=

145088,9832 = 0,5471

r

xy = 0,547

Untuk mengetahui besarnya daya penentu (determinasi) dari variabel X terhadap variabel Y, maka diperoleh perhitungan untuk besarnya r² adalah sebagai berikut :

r² = rxy x rxy x 100 % = 0,547 x 0,547 x 100 % = 0,2992 r² = 0, 30 atau 30 %.

Dari hasil pengolahan data tersebut, maka untuk mengetahui ada tidaknya

“Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Membina Generasi Muda di Kota Bitung”,

dan besarnya daya penentu (determinasi) yang meyakinkan dari “Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Membina Generasi Muda di Kota Bitung”, dengan berdasarkan hipotesa yang telah dirumuskan, yaitu :


(37)

Peran Pelayan Khusus GMIM dalam membina generasi muda, dalam hal memberikan pengetahuan keagamaan, mempersiapkan pemuda berkepribadian dan budi pekerti luhur, memberikan latihan kepemimpinan dan ketrampilan di Kota Bitung ternyata bermanfaat dan mendapat dukungan yang positif.

Dengan taraf signifikansi () = 0,05 dan () = 0,01, maka dengan kreteria pengujian signifikasi korelasi, yaitu :

Ha : Signifikan Ho : Tidak signifikan

Jika - r tabel  r hitung r tabel , maka Ho ditolak atau korelasinya tidak signifikan.

Dengan dk = n – 2 = 150 – 2 = 148, maka diperoleh besarnya r tabel untuk = 0,05 adalah 0,134 dan untuk = 0,01 adalah 0,189 (Usman, 1995 ; 317). Dengan demikian, untuk  = 0,05 ternyata r hitung  r tabel atau 0,547

0,134 ataupun untuk  = 0,01 ternyata r hitung  r tabel atau 0,547 0,189. Sehingga dapat dikatakan bahwa Hipotesa Alternatif (Ha) yang menyatakan “Peran Pelayan Khusus GMIM dalam membina generasi muda, dalam hal memberikan pengetahuan keagamaan, mempersiapkan pemuda berkepribadian dan budi pekerti luhur, memberikan latihan kepemimpinan dan ketrampilan bagi generasi muda di Kota Bitung ternyata bermanfaat dan mendapat dukungan yang positif.” diterima dan terbukti.

Selanjutnya berdasarkan perhitungan besarnya daya determinasi / r² = 0,30 hal ini juga menunjukkan bahwa besarnya daya penentu (determinasi) dari Peran


(38)

sebesar 0,30 atau 30 % adalah terbukti dan dapat diterima. Sedangkan sisanya 70 % ditentukan oleh faktor lainnya yang diluar dari penelitian ini.

B. Pembahasan

Selanjutnya dengan berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data hasil penelitian tersebut, dengan menggunakan analisa korelasi produk momen, diperoleh hasil dimana hipotesa-hipotesa alternatif yang sebagaimana telah dirumuskan kesemuanya terbukti dan diterima.

Terdapatnya Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Membina Generasi Muda di Kota Bitung adalah mencerminkan adanya perubahan kearah yang lebih baik, meningkat baik dalam kualitas dan kuantitasnya dalam semua aspek kehidupan generasi muda dan masyarakat.

Berbicara Peran Pelayan Khusus GMIM, maka khusus untuk di Wilayah Bitung dibentuk suatu Rayon Pelayanan Bitung sebagai perwakilan Sinode GMIM yang dikoordinir oleh Koordinator Wilayah yang membawahi 9 Wilayah GMIM di Bitung dengan jumlah Jemaat GMIM sebanyak 93 Jemaat. Dimana masyarakat Kota Bitung yang memeluk agama Kristen Protestan, khususnya GMIM merupakan umat terbesar yang ada di Kota Bitung, demikian juga untuk generasi mudanya.

Sehingga pembinaan generasi muda adalah merupakan suatu keharusan dan panggilan gereja untuk mempersiapkan dan membekali serta membentuk jiwa dan karakter generasi muda yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kualitas Sumber Daya Manusia yang unggul dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Disamping itu memiliki mental, ideologi, serta berbudi pekerti luhur, jujur dan berdisiplin. Maka diperlukan adanya pembinaan generasi muda yang


(39)

dilakukan oleh para Pelayan Khusus GMIM sebagai rasa turut bertanggung jawab terhadap keberadaan generasi muda.

Berikut ini dikemukakan tentang pendapat responden terhadap program pembinaan generasi muda yang dilakukan oleh Pelayan Khusus GMIM di Kota Bitung sebagaimana tebel berikut ini .

TABEL 3

Pendapat Responden terhadap Program Pembinaan Generasi Muda di Kota Bitung

Respons Responden Jumlah Persentase

% Laki-laki Perempuan

Sangat setuju 47 28 75 50,0

Setuju 36 30 66 44,0

Cukup setuju 7 2 9 6,0

Kurang setuju - - -

-Jumlah 90 60 150 100

Sumber data : Hasil Penelitian penulis, Desember 2008

Dari data tersebut menujukkan bahwa para responden menyatakan setuju terhadap program pembinaan generasi muda yang dilakukan oleh para Pelayan Khusus GMIM yang ada di Kota Bitung, hal ini berarti pembinaan generasi muda merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh para pemuda itu sendiri, karena memang diperlukan atau bermanfaat bagi generasi muda sendiri maupun bagi lingkungan keluarganya dan masyarakat, serta bagi pemerintah. Oleh karena itu hamper semua responden menyatakan setuju dengan program pembinaan generasi muda yang ada, yang dilakukan oleh para Pelayan Khusus GMIM yang ada di Kota Bitung.

Selanjutnya dikemukakan perihal pendapat responden atas manfaat dari program pembinaan generasi muda yang dilakukan oleh para Pelayan Khusus GMIM sebagaimana tabel berikut ini.


(40)

TABEL 4

Pendapat Responden atas Manfaat Program Pembinaan Generasi Muda di Kota Bitung

Respons Responden Jumlah Persentase

% Laki-laki Perempuan

Bermanfaat 49 42 91 60,67

Cukup bermanfaat 39 17 56 37,33

Kurang bermanfaat 2 1 3 2,00

Tidak bermanfaat - - -

-Jumlah 90 60 150 100

Sumber data : Hasil Penelitian penulis, Desember 2008

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa responden memberi tanggapan pembinaan generasoi muda adalah bermanfaat bagi mereka, sementara yang menyatakan kurang bermanfaat hanya 3 orang atau 2 %. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kota Bitung khususnya generasi muda menyatakan adanya manfaat dengan program pembinaan generasi muda yang dilakukan oleh para Pelayan Khusus GMIM.

Berikut dikemukakan tanggapan responden bahwa program pembinaan generasi muda perlu dilanjutkan dan ditingkatkan, seperti tabel berikut ini.

TABEL 5

Pendapat Responden atas Program Pembinaan Generasi Muda di Kota Bitung

Respons Responden Jumlah Persentase

% Laki-laki Perempuan

Sangat perlu dilanjutkan 53 46 99 66,00

Perlu dilanjutkan 37 13 50 33,33

Cukup diperlukan - 1 1 0,67

Kurang diperlukan - - -

-Jumlah 90 60 150 100

Sumber data : Hasil Penelitian penulis, Desember 2008

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa responden hampir keseluruhannya memberikan tanggapan bahwa program pembinaan generasi muda


(41)

yang ada dilakukan Pelayan Khusus GMIM di Kota Bitung adalah perlu dilanjutkan dan ditingkatkan lagi.

Selanjutnya dikemukakan pendapat responden tentang perlunya pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan - pelatihan dan bimbingan, sebagaimana tabel berikut ini.

TABEL 6

Pendapat Responden Tentang Perlunya Pengetahuan Keagamaan

Respons Responden Jumlah Persentase

% Laki-laki Perempuan

Sangat diperlukan 54 47 101 67,33

Diperlukan 36 13 49 32,67

Cukup diperlukan - - -

-Kurang diperlukan - - -

-Jumlah 90 60 150 100

Sumber data : Hasil Penelitian penulis, Desember 2008

Berdasarkan data pada tabel tersebut memberikan gambaran bahwa begitu perlunya pengetahuan keagamaan bagi generasi muda dalam kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh Pelayan Khusus GMIM yang ada di Kota Bitung. Dimana hampir seluruh responden menyatakan perlunya pengetahuan keagamaan bagi mereka. Hal ini merupakan suatu yang sangat menggembirakan dengan adanya pengakuan dari responden bahwa pengetahuan keagamaan yang mereka perlukan.

Berikut ini dikemukakan tentang pendapat responden atas program pembinaan kepribadian dan budipekerti bagi generasi muda, sebagaimana tabel berikut ini.

TABEL 7


(42)

Bermanfaat 59 42 101 67,33

Cukup bermanfaat 30 18 48 32,00

Kurang bermanfaat 1 - 1 0,67

Tidak bermanfaat - - -

-Jumlah 90 60 150 100

Sumber data : Hasil Penelitian penulis, Desember 2008

Dari data tersebut menunjukkan bahwa pendapat responden ternyata secara umum menyatakan bermanfaat dan cukup bermanfaat, hal ini berarti bahwa hal yang berkaitan dengan kepribadian terutama yang berhubungan dengan pembentukan citra diri sebagai orang Kristen atau generasi muda Kristen adalah sangat perlu sekali. Demikian juga menyangkut budipekerti seseorang yang sangat menentukan akan eksistensinya atau keberadaannya dalam aktivitas dan lingkup pergaulan, pekkerjaan dimana saja. Sehingga seorang generasi muda, terlebih generasi muda Kristen harus berperilaku dan memiliki budi pekerti yang mencerminkan sosok yang penuh kasih dan sopan santun, bermoral baik, memiliki etika yang baik serta berdisiplin serta bertanggung jawab. Dalam arti bahwa karakter , perilaku dan budi pekerti seorang generasi muda (pemuda) Kristen, khususnya dilingkungan GMIM harus mencerminkan sosok yang bisa menjadi teladan bagi orang lain dan ciri khas generasi muda (pemuda) Kristen yang ada.

Berikut ini dikemukakan tentang pendapat responden tentang latihan kepemimpinan dan ketrampilan bagi generasi muda, sebagaimana tabel berikut ini.

TABEL 8

Pendapat Responden Tentang Latihan Kepemimpinan dan Ketrampilan

Respons Responden Jumlah Persentase

% Laki-laki Perempuan


(43)

Cukup bermanfaat 28 18 46 30,67

Kurang bermanfaat - - -

-Tidak bermanfaat - - -

-Jumlah 90 60 150 100

Sumber data : Hasil Penelitian penulis,Desemberl 2008

Dari data tersebut terlihat bahwa materi pembinaan yang dilakukan oleh Pelayan Khusus GMIM dalam memberikan pembinaan bagi generasi muda, pada dasarnya sangat diterima generasi muda dan bermanfaat. Hal ini berate bahwa generasi muda yang merupakan sumber daya manusia yang sangat potensial, sehingga sangat perlu untuk memiliki jiwa dan kemampuan dalam kepemimpinan, serta memiliki ketrampilan-ketrampilan, baik ketrampilan teknis yang berkaitan dengan bidang usaha atau pekerjaan, maupun ketrampilan dalam hal kepemimpinan. Sehingga dengan memiliki modal kemampuan dalam kepemimpinan dan memiliki ketrampilan diharapkan generasi muda akan memberikan kontribusi yang sangat baik baik bagi dirinya sendiri, keluarganya, maupun bagi masyarakat dan Jemaat, bangsa dan negara.

Terlebih dengan generasi muda yang telah memiliki segala modal dalam pengetahuan keagamaan yang baik, mempunyai kepribadian yang baik dan budi pekerti yang baik, ditambah dengan modal kepemimpinan dan ketrampilan yang ada, maka kelangsungan dan perkembangan masyarakat, jemaat, bangsa dan negara tidak diragukan lagi.

Sehingga diharapkan mereka nantinya akan dapat melanjutkan dan meningkatkan apa yang ada saat ini, mewarisi akan misi pelayanan sebagaimana yang telah dilakukan oleh para Pelayan Khusus GMIM yang ada di Kota Bitung khususnya dan dimanapun mereka berada nantinya.


(44)

--<SMK>--BAB V P E N U T U P


(45)

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta uraian-uraian sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis dapat menarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Membina Generasi Muda di Kota Bitung sebagaimana dalam hasil penelitian diperoleh besarnya koefisien korelasi variabel X (Peran Pelayan Khusus GMIM) terhadap variabel Y (Membina Generasi Muda) adalah sebesar rxy = 0,547 atau 54,7 %. Sedangkan sisanya 45,3 % ditentukan oleh peranan dari unsur lainnya diluar dari penelitian ini. Dimana dengan taraf siqnifikansi  = 0,05 bersarnya r tabel = 0,134, ternyata r hitung  r tabel atau 0,547 0,134 , demikian juga untuk  = 0,01 besarnya r tabel = 0,189, ternyata r hitung  r tabel atau 0,547 0,189.

Sehingga dapat dikatakan bahwa Hipotesa Alternatif (Ha) yang menyatakan “Peran Pelayan Khusus GMIM dalam membina generasi muda, dalam hal memberikan pengetahuan keagamaan, mempersiapkan pemuda berkepribadian dan budi pekerti luhur, memberikan latihan kepemimpinan dan ketrampilan bagi generasi muda di Kota Bitung ternyata bermanfaat dan mendapat dukungan yang positif ”, adalah diterima dan terbukti.

2. Bahwa besarnya daya determinasi (daya penentu) variabel X (Peran Pelayan Khusus GMIM ) terhadap variabel Y (Membina Generasi Muda ) adalah sebesar


(46)

penelitian yang kedua yakni : untuk mengetahui seberapa besar daya penentu (determinasi) yang meyakinkan dari Peranan Pelayan Khusus GMIM dalam Membina Generasi Muda di Kota Bitung ” tercapai dan terbukti.

B. Saran – Saran

Dari hasil penelitian serta kondisi yang ada di lapangan, perlu memberikan beberapa saran sebagai masukan terhadap semua pihak yang merasa terpanggil dengan masalah pembangunan, sebagai berikut :

1. dilingkungan Pelayan Khusus GMIM sendiri perlu ditingkatkan lagi kualitas Sumber Daya Manusia, lebih khusus bagi Penatua dan Syamas terutama berkaitan dengan pemahaman dan pendalaman Firman Allah, baik secara teologis maupun kontek sosialnya, disamping itu teknis pelayanan di jemaat yang menyangkut penggembalaan, penilikan dan pembinaan warga gereja. 2. Perlu adanya usaha yang terus-menerus yang harus dilakukan untuk lebih

membekali, membina dan menggerakkan autoaktivitas generasi muda dalam mengambil peran dalam pelayanan dan kemasyarakatan.

--<SMK>--DAFTAR PUSTAKA

Craib, Ian 1086, Teori-Teori Sosial modern, CV. Rajawali, Cetakan Pertama, Yogyakarta.


(47)

Johnson.Doyle Paul, 1986, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, jilid 2, PT. Gramedia, Jakarta.

Koentjaraningrat 1998, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, PT. Gramedia, Edisi Disempurnakan, Jakarta.

………1999, Manusia dan Kebudayaan Indonesia, PT.Gramedia, Jakarta Daljoeni, N. 1986, Sosiologi Pemuda, Usaha Nasional, Surabaya.

Poerwadarminta, W.J.S. 1999, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Cetakan 2, Jakarta.

Soekanto, Soerjono 1999, Teori Sosiologi Tentang Pribadi Dalam Masyarakat, Ghalia Indonesia, Jakarta

………1999, Sosiologi Suatu Pengantar, CV. Rajawali, Jakarta

Usman, Husaini,1995, Pengantar Statistika, Aksara, Cetakan Keempat, Jakarta. Veeger, K. J. 1986, Realitas Sosial, PT. Gramedia, cetakan Kedua, Jakarta.

Sumber lain:

BPS GMIM 1999, Tata Gereja (Gereja Masehi Injili di Minahasa), BPS GMIM, Cetakan Pertama, Tomohon.

Dep Dikbudl RI. 1997, Pola Dasar Pembinaan Generasi Muda, B.P. Alda. Jakarta.


(48)

Tempat / tanggal lahir : Manado, 4 Januari 1979 Agama : Kristen Protestan

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Unit Kerja : Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD) Status Perkawinan : Kawin

Nama Suami : CHARLES SOMPOTAN. SP Nama Anak : 1. TRAFFORD SOMPOTAN 2. FILADELFIA SOMPOTAN Nama Ayah : ALEX KOUNTUL

Nama Ibu : LUSYE TENEH Nama Saudara : MEYNI KOUNTUL

Alamat : Kelurahan Manembo-Nembo Atas

Pendidikan Formal : 1. SD .GMIM I di Madidir, tamat tahun 1991. 2. SMP Negeri II Madidir, tamat tahun 1994 3. SMA Don Bosco Bitung, tamat tahun 1997 4. Tahun 1997 Kuliah di Fekon UNSRAT Manado 5. Tahun 2005 kuliah di STISIPOL Merdeka Manado

Pendidikan Nonformal : 1. Balai latihan kerja (BLK) Bitung tahun 1998 2. Diklat Prajabatan CPNS di Bitung, tahun 2002.

Lampiran-Lampiran :

DAFTAR TABEL


(49)

1. Jumlah Responden Penelitian di Kota Bitung ... 25 2. Hasil Perhitungan Skor Pendapat Responden Atas Variabel X dan Variabel Y 29 3. Pendapat Responden terhadap Program Pembinaan Generasi Muda di Kota Bitung.. ... 38 4. Pendapat responden atas Manfaat program pembinaan Generasi Muda di - Kota Bitung ……...……….. 39 5. Pendapat Responden atas Perlunya Program Pembinaan Generasi Muda Di Kota Bitung ...………....………... 40 6. Pendapat Responden tentang Perlunya Pengetahuan Keagamaan ..……… ... 40 7. Pendapat Responden tentang Pembinaan Kepribadian dan Budi Pekerti…… 41 8. Pendapat Responden Tentang latihan Kepemimpinan dan Ketrampilan... 42


(50)

(1)

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta uraian-uraian sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis dapat menarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat Peran Pelayan Khusus GMIM dalam Membina Generasi Muda di Kota Bitung sebagaimana dalam hasil penelitian diperoleh besarnya koefisien korelasi variabel X (Peran Pelayan Khusus GMIM) terhadap variabel Y (Membina Generasi Muda) adalah sebesar rxy = 0,547 atau 54,7 %. Sedangkan sisanya 45,3 % ditentukan oleh peranan dari unsur lainnya diluar dari penelitian ini. Dimana dengan taraf siqnifikansi  = 0,05 bersarnya r tabel = 0,134, ternyata r hitung  r tabel atau 0,547  0,134 , demikian juga untuk  = 0,01 besarnya r tabel = 0,189, ternyata r hitung  r tabel atau 0,547  0,189.

Sehingga dapat dikatakan bahwa Hipotesa Alternatif (Ha) yang menyatakan

“Peran Pelayan Khusus GMIM dalam membina generasi muda, dalam hal memberikan pengetahuan keagamaan, mempersiapkan pemuda berkepribadian dan budi pekerti luhur, memberikan latihan kepemimpinan dan ketrampilan bagi generasi muda di Kota Bitung ternyata bermanfaat dan mendapat dukungan yang positif ”, adalah diterima dan terbukti.

2. Bahwa besarnya daya determinasi (daya penentu) variabel X (Peran Pelayan Khusus GMIM ) terhadap variabel Y (Membina Generasi Muda ) adalah sebesar

r² = 0,30 atau 30 %, demikian juga daya penentu lainnya yang 70 %

ditentukan oleh peranan lainnya diluar penelitian ini. Sehingga tujuan


(2)

penelitian yang kedua yakni : untuk mengetahui seberapa besar daya penentu (determinasi) yang meyakinkan dari Peranan Pelayan Khusus GMIM dalam Membina Generasi Muda di Kota Bitung ” tercapai dan terbukti.

B. Saran – Saran

Dari hasil penelitian serta kondisi yang ada di lapangan, perlu memberikan beberapa saran sebagai masukan terhadap semua pihak yang merasa terpanggil dengan masalah pembangunan, sebagai berikut :

1. dilingkungan Pelayan Khusus GMIM sendiri perlu ditingkatkan lagi kualitas Sumber Daya Manusia, lebih khusus bagi Penatua dan Syamas terutama berkaitan dengan pemahaman dan pendalaman Firman Allah, baik secara teologis maupun kontek sosialnya, disamping itu teknis pelayanan di jemaat yang menyangkut penggembalaan, penilikan dan pembinaan warga gereja. 2. Perlu adanya usaha yang terus-menerus yang harus dilakukan untuk lebih

membekali, membina dan menggerakkan autoaktivitas generasi muda dalam mengambil peran dalam pelayanan dan kemasyarakatan.

--<SMK>--DAFTAR PUSTAKA

Craib, Ian 1086, Teori-Teori Sosial modern, CV. Rajawali, Cetakan Pertama, Yogyakarta.


(3)

Johnson.Doyle Paul, 1986, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, jilid 2, PT. Gramedia, Jakarta.

Koentjaraningrat 1998, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, PT. Gramedia, Edisi Disempurnakan, Jakarta.

………1999, Manusia dan Kebudayaan Indonesia, PT.Gramedia, Jakarta Daljoeni, N. 1986, Sosiologi Pemuda, Usaha Nasional, Surabaya.

Poerwadarminta, W.J.S. 1999, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Cetakan 2, Jakarta.

Soekanto, Soerjono 1999, Teori Sosiologi Tentang Pribadi Dalam Masyarakat, Ghalia Indonesia, Jakarta

………1999, Sosiologi Suatu Pengantar, CV. Rajawali, Jakarta

Usman, Husaini,1995, Pengantar Statistika, Aksara, Cetakan Keempat, Jakarta. Veeger, K. J. 1986, Realitas Sosial, PT. Gramedia, cetakan Kedua, Jakarta.

Sumber lain:

BPS GMIM 1999, Tata Gereja (Gereja Masehi Injili di Minahasa), BPS GMIM, Cetakan Pertama, Tomohon.

Dep Dikbudl RI. 1997, Pola Dasar Pembinaan Generasi Muda, B.P. Alda. Jakarta.

--<SMK>--CURRICULUM VIATE


(4)

Tempat / tanggal lahir : Manado, 4 Januari 1979 Agama : Kristen Protestan

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Unit Kerja : Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD) Status Perkawinan : Kawin

Nama Suami : CHARLES SOMPOTAN. SP Nama Anak : 1. TRAFFORD SOMPOTAN 2. FILADELFIA SOMPOTAN Nama Ayah : ALEX KOUNTUL

Nama Ibu : LUSYE TENEH

Nama Saudara : MEYNI KOUNTUL

Alamat : Kelurahan Manembo-Nembo Atas

Pendidikan Formal : 1. SD .GMIM I di Madidir, tamat tahun 1991. 2. SMP Negeri II Madidir, tamat tahun 1994 3. SMA Don Bosco Bitung, tamat tahun 1997 4. Tahun 1997 Kuliah di Fekon UNSRAT Manado 5. Tahun 2005 kuliah di STISIPOL Merdeka Manado

Pendidikan Nonformal : 1. Balai latihan kerja (BLK) Bitung tahun 1998 2. Diklat Prajabatan CPNS di Bitung, tahun 2002.

Lampiran-Lampiran :

DAFTAR TABEL


(5)

1. Jumlah Responden Penelitian di Kota Bitung ... 25 2. Hasil Perhitungan Skor Pendapat Responden Atas Variabel X dan Variabel Y 29 3. Pendapat Responden terhadap Program Pembinaan Generasi Muda di Kota Bitung.. ... 38 4. Pendapat responden atas Manfaat program pembinaan Generasi Muda di - Kota Bitung ……...……….. 39 5. Pendapat Responden atas Perlunya Program Pembinaan Generasi Muda Di Kota Bitung ...………....………... 40 6. Pendapat Responden tentang Perlunya Pengetahuan Keagamaan ..……… ... 40 7. Pendapat Responden tentang Pembinaan Kepribadian dan Budi Pekerti…… 41 8. Pendapat Responden Tentang latihan Kepemimpinan dan Ketrampilan... 42


(6)