Peran Guru dalam Kekristenan. pdf

Eleazar Agung

P E R A N G U RU DA L A M K E K R I S T E N A N

Tahukah kita bahwa setiap kita setelah dipanggil dan dipertobatkan
ada peran penting yang harus kita selesaikan.
“Matius 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku
dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,”

Inti dari ayat 19 diatas adalah bukan “pergi” tapi jadikan semua bangsa
muridku. Jadi sebenarnya jika kita seorang pengikut Kristus, kita
memeiliki tanggung hawab yang besar yang diberikan Tuhan kepada
kita. Yaitu menjadi seorang “guru”. Menjadi guru bagi orang yang belum
percaya dan menjadi guru bagi orang percaya. Menjadi perantara antara
umat Tuhan dengan Tuhan untuk menyatakan kebenaranNya.

Setiap kita minimal mengajar “teman” jika engkau muda, “istrimu”
juka engkau kepala keluarga, “anakmu” jika engkau seorang istri.

Setiap orang perlu mendengarkan “berita kebenaran”. Bukan
“cerita kebenaran”. Cerita didapatkan dari orang lain yang belum tentu

orang itu mengalami “cerita” itu. Tetapi “berita” di berikan seorang yang
benar dan berita punya kuasa. Petrus tahu bahwa Yesus itu Mesias, Anak
Allah. hanya dia yang mengakui ketika Yesus bertanya kepada murid –
murid Nya mengenai siapa diri Nya.

16:13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada
murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia

itu?” 16:14 Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes
Pembaptis, z ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang
mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi. a ” 16:15 Lalu
Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku
ini?” 16:16 Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak
Allah b yang hidup!”
Tetapi apa yang dilakukan Petrus ketika Yesus disalib. Petrus
menyangkal Yesus. dia Takut padahal dengan mulut yang sama dia
mengaku bahwa Yesus Mesias, Yesus Anak Allah. demikian Petrus peham
tentang diri Yesus hanya sebatas pengertian dan konsep manusia, yang
mungkin dalam pikiran Petrus berkata bahwa Anak Allah tidak mungkin
disalib, Anak Allah tidak mungkin mati. demikianlah ketikan sebuah

kebenaran yang tidak dihidupi dan dipimpin Roh masuk dalam pemikiran
dan pola pikir manusia. hanya sebatas ilmu pengetahuan dan cerita yang
tinggal dalam pemikiran manusia sampai manusia diberikan anugrah
untuk mengalami konsep kebenaran yang sesungguhnya.
Setelah kenaikan Kristus Kesurga muruid murid diminta menunggu
bersama. sampai dimana Roh Kudus turun atas murid-murid. dan apa
yang terjadi. Khotbah Petrus mempertobatkan 3000 orang. mereka
memberitakan berita yang penuh kuasa bahwa mesias sudah mati dan
bangkit untuk menebus umat manusia.
memberitakan sangat berbeda dengan menceritakan. dimana
“berita” akan lebih berkuasa ketimbang “cerita” dan perintah Tuhan pada
kita adalah untuk memberitakan injil bukan menceritakan injil. disini kita
paham kita memberitakan dengan sundut pandang Tuhan, Konsep
Tuhan, bukan menceritakan dengan sudut pandang manusia atau konsep
manusia.
mengapa saya menjelaskannya seperti ini. karena jika kita
menggunakan konsep Tuhan dalam pemberitaan kita, kita harus
mengerti konsep garam dan terang yang di ajarkan firman Tuhan. (Yoh
5 : 13 – 16)


“Kamu adalah garam dunia . Jika garam itu menjadi tawar, dengan
apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak
orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung
tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu

meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga
menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya
terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Jadi jelas sudah siapakah diri kita, apakah yang kita kerjakan sebagi
umat pilihan.
Seorang guru harus berpadanan antara hikmat kebijaksanaan dengan
tindakan kelakuaannya. Karena setiap aspek kehidupannya selalu
dipandang oleh muridnya.
lihat ayat 14-16
“Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak
mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu
meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga
menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya
terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat

perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
kalau kita ini umat pilihan yang sudah diperbaharui pikiran dan hati kita,
dan kita sebenarnya di tempatkan dalam kebenaran, hendaknya kita
seperti terang. kita seperti kota yang letaknya diatas gungung. tidak
mungkin tersembunyi, pasti terlihat. tindak tanduk kelakuan kita
terlihat. dan hendaknya kita mengerjakan kebenaran dengan kuasa yang
dari Roh Kudus. sehingga tindak tanduk kita tidak menjadi cela dan
bumerang dalam kehidupan kita.

Paulus orang yang sangat luar biasa, orang yang menjadi berkat dan
mempengaruhi banyak di eropa dalam pelayanannya, dengan
kerendahan hatinya berkarta demikian : (1 kor 9:27)
“Tetapi aku melatih tubuhku q dan menguasainya seluruhnya, supaya
sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri
ditolak”
Nah itu dikarenakan pentingnya berita injil kita dituntut untuk
bertanggung jawab baik secara pengertian dan maupun secara
kehidupan.

Begitu jelas. mengapa harus demikian. supaya terang kita

bercahaya. cela menimbulkan suatu harga manjadi turun. tidak ada
orang yang memilih barang yang memiliki cela. pasti mencari barang
yang terbaik. barang yang tidak baik di tinggal orang. kalu kita punya
anugrah, jangan buat cela!! supaya cahaya kita menerangi semua orang.
terang kita bercahaya di depan orang dan orang melihat perbuatanmu
yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
Jadi begitu pentingnya tugas kita sebagai umat pilihan di tengah
dunia ini, jangan dirimu menjadi lemah, terus berlatih, terus belajar,
tetapi terus juga beritakan injil lewat pemberitaan kita dan lewat
tindakan kita. ingatlah kalau kita umat pilihan hidup kita ada di hadapan
Allah dimana kita bertanggung jawab atas keseluruhan hidup kita dan
apa yang kita ajarkan dan beritakan.

Terakhir :
Pelajaran penting yang harus kita ingat. Jikalau kita mengunakan uang
tidak beres. Kita dihakimi tetapi uang tidak. Tetapi kalau kita mengajar
tidak beres.. kita dihakimi murid kita pun dihakimi. Makanya seorang
guru yang sembarangan terhadap murid, ada tertulis di kalungi batu
kilangan dan di tenggelamkan. Jadi jangan anggap remeh diri anda.
Karena kita semua adalah guru yang bertanggung jawab atas semua

anak-anak murid, dan bertanggung jawab dihadapan Tuhan.