Teknik Sipil Semester 2 REFERENSI

LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos. 6468 BDCD Tlp. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok

: Pengujian Aspal/ Bitumen

No. Uji

:

1

Materi

: Uji Penetrasi

Halaman


:

-

I.

REFERENSI
1. SNI
2. RSNI
3. SNI

06-2456-91 : Metode Pengujian Penetrasi Bahan-bahan Bitumen
S-01-2003
: Spesifikasi Aspal Keras Berdasarkan Penetrasi
19-6421-2000 : Spesifikasi Standar Termometer

II. TUJUAN PENGUJIAN
1. Mengklasifikasikan aspal berdasarkan angka penetrasi sesuai dengan acuan/
standar yang ada.
2. Menentukan Hasil Penetrasi Index dari Aspal

3. Menentukan aspal itu tergolong lembek atau keras.

III. PERALATAN DAN BAHAN
1. Alat
No.

Nama Alat

Keterangan
Alat penetrasi

1.

Penetrometer

dengan ketelitian 0,1

Spesifikasi

mm dengan ø 1 mm.

Sebagai tempat
2.

Cawan Silinder

untuk mencetak
aspal
Sebagai alat untuk

3.

Waterbath

4.

Stopwatch

5.

Termometer


6.

Kompor dan Wajan

penstabil suhu
(25°C)
Untuk mengukur
waktu
Untuk mengukur
suhu ruangan
Alat untuk
mencairkan bahan
aspal

2. Bahan
No.
1.

Nama Alat

Aspal Keras/ Panas

Keterangan
Aspal yang

Spesifikasi
Aspal keras harus
1

LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos. 6468 BDCD Tlp. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok

: Pengujian Aspal/ Bitumen

No. Uji


:

1

Materi

: Uji Penetrasi

Halaman

:

-

diperoleh dari proses
penyulingan minyak
2.
3.

IV.


CCL4
Aquades

bumi.
-

bersifat padat dan
juga Homogen.

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Panaskan aspal panas pada suhu maksimum 90°C diatas titik lembek diatas
kompor maksimum dengan waktu 30 menit.
2. Masukan aspal kedalam cawan penetrometer hingga tersisa 5 mm dibawah
permukaan cawan.
3. Diamkan didalam suhu ruangan selama 1-1,5 jam.
4. Rendam pada suhu 25°C dalam waterbath selama 1-1,5 jam.
5. Atur jarum penetrometer sehingga menyentuh pada permukaan aspal, denga cara
melihatujung jarum yang sebenarnya (real) dengan bayangan saling bersentuhan.
6. Turnkan batang pengukur penetrometer dan tekan tombol

reset sampai
menunjukan angka nol.*
7. Tekan penahan jarum selama 5 ± 0,1 detik hinggaterlihat jarum menusuk aspal
dan baca hasil dari alat penetrometer.
8. Lakukan langkah ke-5 sampai dengan ke 7 dengan minimal 3 kali percobaan dan
jarak antar titik yang diuji sejarak 1 cm baik ditengah maupun ditepi).

Catatan
*

:

= Apabila jarum penunjuk angka pada bacaan penetrometer tidak menunjukan angka

0, maka angka bacaan yang sebenarnya dapat ditentukan dengan cara membaca bacaan awal
(P1) dan membaca angka bacaan setelah jarum jatuh selama 5 ± 0,1 detik hinggaterlihat
jarum menusuk aspal (P2) dan lalu dikurangi sehingga didapatkan selisihnya.
(P2-P1) = P

2


LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos. 6468 BDCD Tlp. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok

: Pengujian Aspal/ Bitumen

No. Uji

:

1

Materi

: Uji Penetrasi


Halaman

:

-

V.

DATA DAN PERHITUNGAN

6.1. Data

3

LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos. 6468 BDCD Tlp. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok


: Pengujian Aspal/ Bitumen

No. Uji

:

1

Materi

: Uji Penetrasi

Halaman

:

-

6.2. Perhitungan

No.

Jenis
Pengujian
Penetrasi,25o
C,

1
100 gr, 5
detik

Persyaratan
Satuan

0,01
mm

Metode

SNI-06-24561991

pen 40

Pen 60

pen 80

Pen 120

Pen 200

40-59

60-79

80-99

120200

200300

Tabel Spesifikasi Berat Jenis Aspal Keras Berdasarkan Penetrasi
Sumber : RSNI S-01-2003

VI. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dilaboratorium, dapat diperoleh bahwa hasil
yang diperoleh pada saat pengujian adalah

dan

VII. SARAN
1. Penempatan jarum harus dilihat dengan mengandalkan cahaya.
2. Suhu ruangan harus stabil (25°C) yang merupakan syarat mutlak pengujian
dengan penetrometer, oleh karena itu saat pengujian diruangan terkondisikan,
jangan terlalu banyak orang yang ada didalam ruangan.

4