Kajian Bimbingan dan Konseling di SD
Nama
: Astri Marlia
NIM
: 1600054
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling
Dosen
: Ari Rahmat Riadi, M.Pd.
Kajian Bimbingan dan Konseling di SD
Menurut Moh. Surya (1975/23), mengatakan bahwa perbedaan bimbingan dan konseling
yaitu: Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis
kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk
dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self
acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk
merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam
mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat.
Sedangkan konseling merupakan suatu hubungan professional antara seorang konselor
yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang,
meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien
memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat
membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
Bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat
mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami
dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan dirinya (self
direction), dan merealisasikan dirinya (self realization). (Mungin Eddy Wibowo, 1986:39).
Sesuai dengan hal tersebut Pemerintah Indonesia meyakini bahwa pada masa perkembangannya
peserta didik harus dibimbing untuk menghadapi tuntutan perkembangan, karena bisa jadi saat
peserta didik tidak dibimbing maka pilihan yang dambil belum tentu benar sebagai pilihannya.
Selain itu bila hanya konseling yang berlaku, pilihan yang menurut peserta didik baik dan benar,
maka seorang konselor tidak berhak untuk memberikan pelarangan terhadap keputusannya,
melainkan membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup
hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
1
Pada abad ke-21, setiap peserta didik dihadapkan pada situasi kehidupan yang kompleks,
penuh peluang dan tantangan serta ketidakmenentuan. Sehingga peserta didik memerlukan
berbagai kompetensi hidup untuk berkembang secara efektif, produktif, dan bermartabat serta
bemaslahat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Pengembangan kompetensi hidup tersebut
memerlukan sistem layanan pendidikan pada satuan pendidikan yang tidak hanya mengandalkan
layanan pembelajaran mata pelajaran/bidang studi dan manajemen saja, tetapi juga layanan
khusus yang bersifat psiko-edukatif melalui layanan bimbingan dan konseling.
Selain itu setiap peserta didik satu dengan lainnya berbeda kecerdasan, bakat, minat,
kepribadian, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman belajar yang
menggambarkan adanya perbedaan masalah yang dihadapi peserta didik sehingga memerlukan
layanan Bimbingan dan Konseling. Kemudian adanya kurikulum 2013 yang mengharuskan
peserta didik menentukan peminatan akademik, vokasi, dan pilihan lintas peminatan serta
pendalaman peminatan yang tentu saja memerlukan layanan bimbingan dan konseling.
Berdasarkan hal tersebut tentu saja perlu diselenggarakan bimbingan dan konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, serta didukung oleh landasan hukum yaitu
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia no. 111 tahun 2014.
Yang menjadi perhatian dalam “bimbingan dan konseling di SD” yaitu, pengembangan
diri yang bertujuan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai
kondisi sekolah. Kegiatan Pengembangan diri tersebut dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah yang dihadapi para siswa, dan dalam hal ini
mencakup empat bidang, yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar dan bimbingan karier.
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa
menemukan dan mengembankan pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan rohani. Bidang ini dirinci menjadi pokokpokok berikut :
a.
Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2
b.
Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangan untuk kegiatan-kegiatan
yang kreatif dan produktif, baik dalam kehdupan sehari-hari maupun untuk peranannya di
c.
masa depan.
Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan
d.
e.
f.
g.
pengembagannya pada atau melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.
Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah
maupun jasmaniah.
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa
mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnyayang dialndasi budi pekerti luhur,
tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan. Bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok
berikut :
a.
Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara
b.
efektif.
Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi
c.
secara dinamis, kreatif dan produktif.
Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah,
maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata karma, sopan santun, serta nilai-
d.
nilai agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku.
Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya, baik di
sekolah yang sama, di sekolah yang lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada
e.
umumnya.
Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaannya secara
f.
dinamis dan bertanggung jawab.
Orientasi tentang hidup berkeluarga.
Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa
mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan
keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.
Bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok berikut :
a.
Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisisen serta produktif, baik dalam
mencari, informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan narasumber
3
lainnya,, mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan
b.
c.
menjalani program penilaian hasil belajar.
Pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok.
Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah menengah umum sesuai dengan
d.
perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya yang ada di
sekolah, lingkungan sekitar, dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan
e.
kemampuan, serta pengetahuan dan kemampuan, serta pengembangan pribadi.
Orientasi belajar di sekolah sambungan/perguruan tinggi.
Dalam bidang bimbingan karier, pelayanan dan konseling membantu siswa
merencanakan dan mengembangkan masa depan karier. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokokpokok sebagai berikut:
a.
Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak
b.
dikembangkan.
Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang hendak
c.
dikembangkan.
Orientasi dan informasi terhadp pendidikn yang lebih tiinggi, khususnya sesuia dengan
karier yang hendak dikembangkan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuayaan RI No. 111 Tahun 2014
pasal 10 ayat 1. Bahwa penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling pada SD/MI atau yang
sederajat dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling. Konselor atau Guru
Bimbingan dan Konseling di satuan pendidikan bertugas merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling. Konselor atau guru
bimbingan dan konseling dapat bekerja sama dengan guru kelas dalam membantu tercapainya
perkembangan peserta didik/konseli dalam bidang layanan pribadi, sosial, belajar, dan karir
secara utuh dan optimal.
Setiap Ilmu tentu bermanfaat selama ilmu tersebut adalah ilmu yang baik dan sesuai
dengan aturan norma dan agama. Dalam kaitannya dengan manfaat mempelajari “bimbingan dan
konseling” bagi seorang calon guru SD adalah sejak dini dilatih untuk mampu memahami
perbedaan siswa, mampu menciptakan iklim belajar yang kondusif di dalam kelas, memiliki
kemampuan untuk memilih strategi dan metode pembelajaran yang tepat saat kelak mengajar,
4
mampu menilai hasil pembelajaran secara adil, mampu menetapkan tujuan pembelajaran. Selain
materi tentu mempelajari “bimbingan dan konseling” takkan berkesan apabila tidak ada motivasi
yang disampaikan dari dosen kepada mahasiswa, selama belajar calon gurupun dibekali dengan
motivasi-motivasi yang mampu membangun semangat dalam diri para calon guru dan sebagai
referensi untuk memotivasi para peserta didik/konseli di masa yang akan datang.
Selain ditumbuhkan keterampilan seperti diatas, tentu saja ada satu hal yang yang
menjadi hal yang penting, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, komunikasi menjadi nilai
plus dalam melakukan proses bimbingan dan konseling, oleh karena itu dengan mempelajari
bimbingan dan konseling, seorang calon guru dilatih untuk mampu berbicara dengan fasih dan
mampu memberikan suasana yang nyaman bagi peserta didiknya.
Kendala-kendala yang menghambat penyelenggaraan “bimbingan dan knseling di SD”
adalah perlunya sarana, prasarana dan pembiayaan yang memadai. Ruang kerja bimbingan dan
konseling memiliki kontribusi keberhasilan layanan bimbingan dan konseling pada satuan
pendidikan. Ruang kerja bimbingan dan konseling disiapkan dengan ukuran yang memadai,
dilengkapi dengan perabot/perlatannya, diletakan pada lokasi yang mudah untuk akses layanan
dan kondisi lingkungan yang sehat. Di samping ruangan, dapat dibangun taman sekolah yang
berfungsi ganda yaitu untuk kepentingan taman satuan pendidikan, dapat juga ada disain untuk
layanan bimbingan dan konseling di taman.
Selain ruangan, fasilitas lain yang diperlukan untuk penyelenggaraan bimbingan dan
konseling yaitu, dokumen program bimbingan dan konseling yang disiman dalam almari.
Instrumen pengumpul data dan kelengkapan administrasi. Dalam konteks ini, para konselor atau
guru bimbingan dan konseling dituntut untuk menguasai sewajarnya penggunaan beberapa
perangkat lunak dan perangkat keras komputer. Banyak sekali perangkat lunak yang dapat
dimanfaatkan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling dalam upaya memberikan
pepelayanan terbaik, efisien, dan daya jangkau pelayanan yang lebih luas kepada para peserta
didik/konseli. Sebagai contoh perangkat lunak itu antara lain, program database peserta didik,
perangkat ungkap masalah, analisis tugas dan tingkat perkembangan peserta didik, dan beberapa
perangkat tes tertentu.
5
Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari pengelolaan bimbingan dan
konseling. Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukan untuk mendukung
implementasi program. Anggaran ini harus masuk ke dalam Anggaran dan Belanja Satuan
Pendidikan. Memilih strategi pengelolaan yang tepat dalam usaha mencapai tujuan program
layanan bimbingan dan konseling memerlukan analisis terhadap anggaran yang dimiliki. Strategi
pengelolaan program yang dipilih harus disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki.
Apabila sarana, prasarana dan pembiayaan tidak terpenuhi secara memadai, maka hal
tersebut akan menjadi kendala dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu,
untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu kontribusi dari seluruh pihak terutama pemerintah
kemudian sekolah untuk menyediakan segala fasilitas yang dibutuhkan.
Asas-asas penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling
a.
Asas kerahasiaan yaitu asas layanan yang menuntut konselor atau guru bimbingan dan
konseling merahasiakan segenap data dan keterangan tentang peserta didik/konseli,
sebagaimana diatur dalam kode etik bimbingan dan konseling. Dalam hal ini, maslah yang
dihadapi oleh seorang siswa tidak akan diberitahukan kepada orang lain yang tidak
berkepentingan. Segala sesuatu yang disampaikan oleh siswa kepada konselor akan dijaga
kerahasiaannya. Demikian juga hal-hal tertentu yang dialami oleh siswa (khususnya hal-hal
b.
yang bersifat negatif) tidak akan enjadi bahan gunjingan.
Asas kesukarelaan, yaitu asas kesukaan dan kerelaan peserta didik/konseli mengikuti
layanan yang diperlukannya. Dalam hal ini, konseli atau klien yang mengalami masalah
akan dengan sukarela membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta
bimbingan. Dan begitu pula dengan para penyelenggara bimbingan dan konseling
hendaknya mampu menghilangkan rasa bahwa tugas ke-BK-annya itu merupakan sesuatu
yang memaksa diri mereka, lebih disukai lagi apabila para petugas itu merasa terpanggil
c.
untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling.
Asas keterbukaan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseli yang bersifat
terbuka dan tidak berpura-pura dalam memberikan dan menerima informasi. Keterbukaan
ini bukan berarti “bersedia menerima saran-saran dari luar” tetapi, dalam hal ini lebih
penting masing-masing yang bersangkutan bersedia membukakan diri untuk konseling
misalnya, klien (konseli) diharapkan dapat berbicara sejujur mungkin dan terbuka tentang
6
dirinya sendiri. dengan keterbukaan ini penelaahan masalah serta pengkajian berbagai
d.
kekuatan dan kelemahan klien menjadi mungkin.
Asas kekinian, masalah klien (konseli) yang langsung ditanggulangi melalui upaya
bimbingan dan konseling ialah masalah-maslah yang sedang dirasakan kini (sekarang),
bukan yang sudah lamapu, dan juga bukan masalah yang mungkin akan dialami di massa
mendatang. Yang paling penting adalah apa yang perlu ditanggulangi sekarang, sehingga
masalah yang dihadapi itu teratasi. Dalam usaha yang bersifat pencegahan pun, pada
dasarnya pertanyaan yang perlu dijawab adalah apa yang perlu dilakukan sekarang sehingga
e.
kemungkinan yang kurang baik di masa mendatang dapat dihindari?
Asas kemandirian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang
merujuk pada tujuan agar peserta didik/konseli mampu mengambil keputusan pribadi, sosial,
belajar, dan karir secara mandiri. Kemandirian sebagai hasil konselig menjadi arah dari
keseluruhan proses konseling, dan hal itu didasari baik oleh konselor maupun klien atau
f.
konseli.
Asas kegiatan, usha pelayanan bimbingan dan konseling akan memberikan buah yang tidak
berrti bila individu yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan
bimbingan. Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya, tetapi harus diraih
oleh individu yang bersangkutan, para pemberi pelayanan bimbingan dan konseling
hendaknya menimbulkan suasana kegiatan sehingga individu yang dibimbing itu mampu
g.
menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud.
Asas kedinamisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang
berkembang dan berkelanjutan dalam memandang tentang hakikat manusia, kondisi-kondisi
perubahan perilaku, serta proses dan teknik bimbingan dan konseling sejalan perkembangan
h.
ilmu bimbingan dan konseling.
Asas keterpaduan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang
terpadu antara tujuan bimbingan dan konseling dengan tujuan pendidikan dan nilai – nilai
luhur yang dijunjung tinggi dan dilestarikan oleh masyarakat. Untuk terselenggaranya asas
keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan klien
(konseli), serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah klien
(konseli). Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan serasi dan ssaling menunjang dalam
i.
upaya bimbingan dan konseling.
Asas kenormatifan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang
selaras dengan visi dan misi sekolah, nilai dan norma kehidupan yang berlaku di
7
masyarakat. Ditilik dari permasalahan klien (konseli), batangkali pada awalnya ada materi
bimbingan dan konseling yang tidak bersesuian dengan norma (misalnya klien mengalmi
masalah melanggar norma-norma tertentu), namun justru dengan pelayanan bimbingan dan
konseling tingkah laku yang melanggar norma itu diarahkan kepad yang lebih bersesuaian
j.
dengan norma.
Keahlian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling berdasarkan atas
kaidah-kaidah akademik dan etika profesional, dimana layanan bimbingan dan konseling
hanya dapat diampu oleh tenaga ahli bimbingan dan konseling. Asas keshlian selain
mengacu kepada kualifikasi konselor (misalnya pendidikan sarjana bidang bimbingan dan
konseling), juga kepada pengalaman. Teori dan praktik bimbingan dan konseling perlu
diapadukan. Oleh karena itu, seorang konselor ahli harus benar-benar menguasai teori dan
k.
praktik konseling secara baik.
Asas alih tangan, asas ini mengisyaratan bahwa bika seorang petugas bimbingan dan
konseling (konselor) sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu klien
(konseli), namun belum dapat terbantu sebagaimana diharapkan maka petugas itu
mengalihtangankan klien (konseli) tersebut epada petugass atau badan lain yang lebih ahli.
Di samping itu, menangani masalah-masalah klien (konseli) sesuai dengan kewenangan
l.
petugas yang bersangkutan.
Tut wuri handayani yaitu suatu asas pendidikan yang mengandung makna bahwa konselor
atau guru bimbingan dan konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta
didik/konseli untuk mencapai tingkat perkembangan yang utuh dan optimal. Asas ini
menuntut agar pelayanan bimbingan da konsel tidak hanya dirasakan adanaya pada waktu
siswa mengalami masalah dan menghadap pembimbing saja, namun di luar hubungan kerja
ke-BK-an pun hendaknya dirasakan adanya manfaat
Setelah mempelajari “bimbingan dan konseling di SD” yang saya peroleh adalah tentu
saja ilmu dan motivasi untuk terus menjadi guru SD yang berkualitas dan berkarakter, ilmu yang
saya dapat memang belum tentu seluruhnya melekat pada pikiran, akan tetapi saya mulai
memahami bahwa peserta didik bukanlah sebuah objek yang harus dibentuk, akan tetapi seorang
guru memiliki peran penting untu mendorong peserta didiknya agar menjadi individu yang
prduktif bagi dirinya dan masyarakat. Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda serta
meiliki tingkat perkembangan yang berbeda pula, oleh karena itu sebagai seorang calon guru
8
saya memahami bahwa setiap siswa memiliki kelebihan pada dirinya masing-masing dan hal itu
adalah unik hanya ada pada dirinya.
Sumber Referensi :
Sukardi, DK., dan Kusmawati, N. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.
Republik Indonesia, 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah, Jakarta: Sekretariat Negara.
Novensa, S. P. Diga, 2012, “Pentingnya Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar”, 7
Januari.
Tersedia:
https://diganovensa.wordpress.com/2012/01/07/pentingnya-layanan-
bimbingan-konseling-di-sekolah-dasar/ [3 Mei 2017]
Sudrajat, Achmad. (2012). “Perbedaan dan Persamaan Bimbingan dan Konseling” Tersedia:
http://perbedaanpersamaanbk.blogspot.co.id/(3Mei 2017)
9
: Astri Marlia
NIM
: 1600054
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling
Dosen
: Ari Rahmat Riadi, M.Pd.
Kajian Bimbingan dan Konseling di SD
Menurut Moh. Surya (1975/23), mengatakan bahwa perbedaan bimbingan dan konseling
yaitu: Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis
kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk
dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self
acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk
merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam
mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat.
Sedangkan konseling merupakan suatu hubungan professional antara seorang konselor
yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang,
meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien
memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat
membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
Bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat
mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami
dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan dirinya (self
direction), dan merealisasikan dirinya (self realization). (Mungin Eddy Wibowo, 1986:39).
Sesuai dengan hal tersebut Pemerintah Indonesia meyakini bahwa pada masa perkembangannya
peserta didik harus dibimbing untuk menghadapi tuntutan perkembangan, karena bisa jadi saat
peserta didik tidak dibimbing maka pilihan yang dambil belum tentu benar sebagai pilihannya.
Selain itu bila hanya konseling yang berlaku, pilihan yang menurut peserta didik baik dan benar,
maka seorang konselor tidak berhak untuk memberikan pelarangan terhadap keputusannya,
melainkan membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup
hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
1
Pada abad ke-21, setiap peserta didik dihadapkan pada situasi kehidupan yang kompleks,
penuh peluang dan tantangan serta ketidakmenentuan. Sehingga peserta didik memerlukan
berbagai kompetensi hidup untuk berkembang secara efektif, produktif, dan bermartabat serta
bemaslahat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Pengembangan kompetensi hidup tersebut
memerlukan sistem layanan pendidikan pada satuan pendidikan yang tidak hanya mengandalkan
layanan pembelajaran mata pelajaran/bidang studi dan manajemen saja, tetapi juga layanan
khusus yang bersifat psiko-edukatif melalui layanan bimbingan dan konseling.
Selain itu setiap peserta didik satu dengan lainnya berbeda kecerdasan, bakat, minat,
kepribadian, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman belajar yang
menggambarkan adanya perbedaan masalah yang dihadapi peserta didik sehingga memerlukan
layanan Bimbingan dan Konseling. Kemudian adanya kurikulum 2013 yang mengharuskan
peserta didik menentukan peminatan akademik, vokasi, dan pilihan lintas peminatan serta
pendalaman peminatan yang tentu saja memerlukan layanan bimbingan dan konseling.
Berdasarkan hal tersebut tentu saja perlu diselenggarakan bimbingan dan konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, serta didukung oleh landasan hukum yaitu
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia no. 111 tahun 2014.
Yang menjadi perhatian dalam “bimbingan dan konseling di SD” yaitu, pengembangan
diri yang bertujuan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai
kondisi sekolah. Kegiatan Pengembangan diri tersebut dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah yang dihadapi para siswa, dan dalam hal ini
mencakup empat bidang, yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar dan bimbingan karier.
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa
menemukan dan mengembankan pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan rohani. Bidang ini dirinci menjadi pokokpokok berikut :
a.
Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2
b.
Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangan untuk kegiatan-kegiatan
yang kreatif dan produktif, baik dalam kehdupan sehari-hari maupun untuk peranannya di
c.
masa depan.
Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan
d.
e.
f.
g.
pengembagannya pada atau melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.
Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah
maupun jasmaniah.
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa
mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnyayang dialndasi budi pekerti luhur,
tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan. Bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok
berikut :
a.
Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara
b.
efektif.
Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi
c.
secara dinamis, kreatif dan produktif.
Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah,
maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata karma, sopan santun, serta nilai-
d.
nilai agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku.
Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya, baik di
sekolah yang sama, di sekolah yang lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada
e.
umumnya.
Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaannya secara
f.
dinamis dan bertanggung jawab.
Orientasi tentang hidup berkeluarga.
Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa
mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan
keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.
Bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok berikut :
a.
Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisisen serta produktif, baik dalam
mencari, informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan narasumber
3
lainnya,, mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan
b.
c.
menjalani program penilaian hasil belajar.
Pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok.
Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah menengah umum sesuai dengan
d.
perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya yang ada di
sekolah, lingkungan sekitar, dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan
e.
kemampuan, serta pengetahuan dan kemampuan, serta pengembangan pribadi.
Orientasi belajar di sekolah sambungan/perguruan tinggi.
Dalam bidang bimbingan karier, pelayanan dan konseling membantu siswa
merencanakan dan mengembangkan masa depan karier. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokokpokok sebagai berikut:
a.
Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak
b.
dikembangkan.
Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang hendak
c.
dikembangkan.
Orientasi dan informasi terhadp pendidikn yang lebih tiinggi, khususnya sesuia dengan
karier yang hendak dikembangkan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuayaan RI No. 111 Tahun 2014
pasal 10 ayat 1. Bahwa penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling pada SD/MI atau yang
sederajat dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling. Konselor atau Guru
Bimbingan dan Konseling di satuan pendidikan bertugas merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling. Konselor atau guru
bimbingan dan konseling dapat bekerja sama dengan guru kelas dalam membantu tercapainya
perkembangan peserta didik/konseli dalam bidang layanan pribadi, sosial, belajar, dan karir
secara utuh dan optimal.
Setiap Ilmu tentu bermanfaat selama ilmu tersebut adalah ilmu yang baik dan sesuai
dengan aturan norma dan agama. Dalam kaitannya dengan manfaat mempelajari “bimbingan dan
konseling” bagi seorang calon guru SD adalah sejak dini dilatih untuk mampu memahami
perbedaan siswa, mampu menciptakan iklim belajar yang kondusif di dalam kelas, memiliki
kemampuan untuk memilih strategi dan metode pembelajaran yang tepat saat kelak mengajar,
4
mampu menilai hasil pembelajaran secara adil, mampu menetapkan tujuan pembelajaran. Selain
materi tentu mempelajari “bimbingan dan konseling” takkan berkesan apabila tidak ada motivasi
yang disampaikan dari dosen kepada mahasiswa, selama belajar calon gurupun dibekali dengan
motivasi-motivasi yang mampu membangun semangat dalam diri para calon guru dan sebagai
referensi untuk memotivasi para peserta didik/konseli di masa yang akan datang.
Selain ditumbuhkan keterampilan seperti diatas, tentu saja ada satu hal yang yang
menjadi hal yang penting, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, komunikasi menjadi nilai
plus dalam melakukan proses bimbingan dan konseling, oleh karena itu dengan mempelajari
bimbingan dan konseling, seorang calon guru dilatih untuk mampu berbicara dengan fasih dan
mampu memberikan suasana yang nyaman bagi peserta didiknya.
Kendala-kendala yang menghambat penyelenggaraan “bimbingan dan knseling di SD”
adalah perlunya sarana, prasarana dan pembiayaan yang memadai. Ruang kerja bimbingan dan
konseling memiliki kontribusi keberhasilan layanan bimbingan dan konseling pada satuan
pendidikan. Ruang kerja bimbingan dan konseling disiapkan dengan ukuran yang memadai,
dilengkapi dengan perabot/perlatannya, diletakan pada lokasi yang mudah untuk akses layanan
dan kondisi lingkungan yang sehat. Di samping ruangan, dapat dibangun taman sekolah yang
berfungsi ganda yaitu untuk kepentingan taman satuan pendidikan, dapat juga ada disain untuk
layanan bimbingan dan konseling di taman.
Selain ruangan, fasilitas lain yang diperlukan untuk penyelenggaraan bimbingan dan
konseling yaitu, dokumen program bimbingan dan konseling yang disiman dalam almari.
Instrumen pengumpul data dan kelengkapan administrasi. Dalam konteks ini, para konselor atau
guru bimbingan dan konseling dituntut untuk menguasai sewajarnya penggunaan beberapa
perangkat lunak dan perangkat keras komputer. Banyak sekali perangkat lunak yang dapat
dimanfaatkan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling dalam upaya memberikan
pepelayanan terbaik, efisien, dan daya jangkau pelayanan yang lebih luas kepada para peserta
didik/konseli. Sebagai contoh perangkat lunak itu antara lain, program database peserta didik,
perangkat ungkap masalah, analisis tugas dan tingkat perkembangan peserta didik, dan beberapa
perangkat tes tertentu.
5
Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari pengelolaan bimbingan dan
konseling. Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukan untuk mendukung
implementasi program. Anggaran ini harus masuk ke dalam Anggaran dan Belanja Satuan
Pendidikan. Memilih strategi pengelolaan yang tepat dalam usaha mencapai tujuan program
layanan bimbingan dan konseling memerlukan analisis terhadap anggaran yang dimiliki. Strategi
pengelolaan program yang dipilih harus disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki.
Apabila sarana, prasarana dan pembiayaan tidak terpenuhi secara memadai, maka hal
tersebut akan menjadi kendala dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu,
untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu kontribusi dari seluruh pihak terutama pemerintah
kemudian sekolah untuk menyediakan segala fasilitas yang dibutuhkan.
Asas-asas penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling
a.
Asas kerahasiaan yaitu asas layanan yang menuntut konselor atau guru bimbingan dan
konseling merahasiakan segenap data dan keterangan tentang peserta didik/konseli,
sebagaimana diatur dalam kode etik bimbingan dan konseling. Dalam hal ini, maslah yang
dihadapi oleh seorang siswa tidak akan diberitahukan kepada orang lain yang tidak
berkepentingan. Segala sesuatu yang disampaikan oleh siswa kepada konselor akan dijaga
kerahasiaannya. Demikian juga hal-hal tertentu yang dialami oleh siswa (khususnya hal-hal
b.
yang bersifat negatif) tidak akan enjadi bahan gunjingan.
Asas kesukarelaan, yaitu asas kesukaan dan kerelaan peserta didik/konseli mengikuti
layanan yang diperlukannya. Dalam hal ini, konseli atau klien yang mengalami masalah
akan dengan sukarela membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta
bimbingan. Dan begitu pula dengan para penyelenggara bimbingan dan konseling
hendaknya mampu menghilangkan rasa bahwa tugas ke-BK-annya itu merupakan sesuatu
yang memaksa diri mereka, lebih disukai lagi apabila para petugas itu merasa terpanggil
c.
untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling.
Asas keterbukaan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseli yang bersifat
terbuka dan tidak berpura-pura dalam memberikan dan menerima informasi. Keterbukaan
ini bukan berarti “bersedia menerima saran-saran dari luar” tetapi, dalam hal ini lebih
penting masing-masing yang bersangkutan bersedia membukakan diri untuk konseling
misalnya, klien (konseli) diharapkan dapat berbicara sejujur mungkin dan terbuka tentang
6
dirinya sendiri. dengan keterbukaan ini penelaahan masalah serta pengkajian berbagai
d.
kekuatan dan kelemahan klien menjadi mungkin.
Asas kekinian, masalah klien (konseli) yang langsung ditanggulangi melalui upaya
bimbingan dan konseling ialah masalah-maslah yang sedang dirasakan kini (sekarang),
bukan yang sudah lamapu, dan juga bukan masalah yang mungkin akan dialami di massa
mendatang. Yang paling penting adalah apa yang perlu ditanggulangi sekarang, sehingga
masalah yang dihadapi itu teratasi. Dalam usaha yang bersifat pencegahan pun, pada
dasarnya pertanyaan yang perlu dijawab adalah apa yang perlu dilakukan sekarang sehingga
e.
kemungkinan yang kurang baik di masa mendatang dapat dihindari?
Asas kemandirian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang
merujuk pada tujuan agar peserta didik/konseli mampu mengambil keputusan pribadi, sosial,
belajar, dan karir secara mandiri. Kemandirian sebagai hasil konselig menjadi arah dari
keseluruhan proses konseling, dan hal itu didasari baik oleh konselor maupun klien atau
f.
konseli.
Asas kegiatan, usha pelayanan bimbingan dan konseling akan memberikan buah yang tidak
berrti bila individu yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan
bimbingan. Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya, tetapi harus diraih
oleh individu yang bersangkutan, para pemberi pelayanan bimbingan dan konseling
hendaknya menimbulkan suasana kegiatan sehingga individu yang dibimbing itu mampu
g.
menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud.
Asas kedinamisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang
berkembang dan berkelanjutan dalam memandang tentang hakikat manusia, kondisi-kondisi
perubahan perilaku, serta proses dan teknik bimbingan dan konseling sejalan perkembangan
h.
ilmu bimbingan dan konseling.
Asas keterpaduan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang
terpadu antara tujuan bimbingan dan konseling dengan tujuan pendidikan dan nilai – nilai
luhur yang dijunjung tinggi dan dilestarikan oleh masyarakat. Untuk terselenggaranya asas
keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan klien
(konseli), serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah klien
(konseli). Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan serasi dan ssaling menunjang dalam
i.
upaya bimbingan dan konseling.
Asas kenormatifan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang
selaras dengan visi dan misi sekolah, nilai dan norma kehidupan yang berlaku di
7
masyarakat. Ditilik dari permasalahan klien (konseli), batangkali pada awalnya ada materi
bimbingan dan konseling yang tidak bersesuian dengan norma (misalnya klien mengalmi
masalah melanggar norma-norma tertentu), namun justru dengan pelayanan bimbingan dan
konseling tingkah laku yang melanggar norma itu diarahkan kepad yang lebih bersesuaian
j.
dengan norma.
Keahlian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling berdasarkan atas
kaidah-kaidah akademik dan etika profesional, dimana layanan bimbingan dan konseling
hanya dapat diampu oleh tenaga ahli bimbingan dan konseling. Asas keshlian selain
mengacu kepada kualifikasi konselor (misalnya pendidikan sarjana bidang bimbingan dan
konseling), juga kepada pengalaman. Teori dan praktik bimbingan dan konseling perlu
diapadukan. Oleh karena itu, seorang konselor ahli harus benar-benar menguasai teori dan
k.
praktik konseling secara baik.
Asas alih tangan, asas ini mengisyaratan bahwa bika seorang petugas bimbingan dan
konseling (konselor) sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu klien
(konseli), namun belum dapat terbantu sebagaimana diharapkan maka petugas itu
mengalihtangankan klien (konseli) tersebut epada petugass atau badan lain yang lebih ahli.
Di samping itu, menangani masalah-masalah klien (konseli) sesuai dengan kewenangan
l.
petugas yang bersangkutan.
Tut wuri handayani yaitu suatu asas pendidikan yang mengandung makna bahwa konselor
atau guru bimbingan dan konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta
didik/konseli untuk mencapai tingkat perkembangan yang utuh dan optimal. Asas ini
menuntut agar pelayanan bimbingan da konsel tidak hanya dirasakan adanaya pada waktu
siswa mengalami masalah dan menghadap pembimbing saja, namun di luar hubungan kerja
ke-BK-an pun hendaknya dirasakan adanya manfaat
Setelah mempelajari “bimbingan dan konseling di SD” yang saya peroleh adalah tentu
saja ilmu dan motivasi untuk terus menjadi guru SD yang berkualitas dan berkarakter, ilmu yang
saya dapat memang belum tentu seluruhnya melekat pada pikiran, akan tetapi saya mulai
memahami bahwa peserta didik bukanlah sebuah objek yang harus dibentuk, akan tetapi seorang
guru memiliki peran penting untu mendorong peserta didiknya agar menjadi individu yang
prduktif bagi dirinya dan masyarakat. Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda serta
meiliki tingkat perkembangan yang berbeda pula, oleh karena itu sebagai seorang calon guru
8
saya memahami bahwa setiap siswa memiliki kelebihan pada dirinya masing-masing dan hal itu
adalah unik hanya ada pada dirinya.
Sumber Referensi :
Sukardi, DK., dan Kusmawati, N. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.
Republik Indonesia, 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah, Jakarta: Sekretariat Negara.
Novensa, S. P. Diga, 2012, “Pentingnya Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar”, 7
Januari.
Tersedia:
https://diganovensa.wordpress.com/2012/01/07/pentingnya-layanan-
bimbingan-konseling-di-sekolah-dasar/ [3 Mei 2017]
Sudrajat, Achmad. (2012). “Perbedaan dan Persamaan Bimbingan dan Konseling” Tersedia:
http://perbedaanpersamaanbk.blogspot.co.id/(3Mei 2017)
9