PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KONFLIK ANTAR OKNUM PERGURUAN PENCAK SILAT DI KABUPATEN MADIUN (Studi Kasus Mengenai Konflik yang melibatkan Oknum dari Perguruan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate dan Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo di Ka

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KONFLIK ANTAR OKNUM
PERGURUAN PENCAK SILAT DI KABUPATEN MADIUN
(Studi Kasus Mengenai Konflik yang melibatkan Oknum dari Perguruan Pencak Silat
Persaudaraan Setia Hati Terate dan Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo di
Kabupaten Madiun Tahun 2013)
Rindra Sulistiyono
Program Studi Sosiologi Antropologi Pendidikan IPS
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Untuk mengetahui persepsi
masyarakat terhadap konflik yang melibatkan oknum Perguruan Pencak Silat di
Kabupaten Madiun. (2) Untuk mengetahui dampak-dampak yang ditimbulkan dari
adanya konflik yang melibatkan oknum Perguruan Pencak Silat di Kabupaten Madiun
(3) Untuk mengetahui upaya dari pihak perguruan, pemerintah dan aparat keamanan
dalam mecegah terjadinya konflik yang melibatkan oknum Perguruan Pencak Silat di
Kabupaten Madiun
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mengarah pada jenis
penelitian studi kasus tunggal terpancang yang berusaha menjelaskan sebuah kasus
tertentu serta memberikan saran maupun evaluasi terhadapnya. Teknik pemilihan
informannya menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi dan
dokumentasi. Adapun validitas datanya menggunakan tringgulasi data dan trianggulasi
teori. Teknik analisis data yang dipakai menggunakan model analisis interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konflik yang melibatkan
Oknum dari Perguruan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate dan Persaudaraan
Setia Hati Tunas Muda Winongo di Kabupaten Madiun memunculkan persepsi yang
beragam dari masyarakat. Terbaginya persepsi masyarakat ini disebabkan oleh faktor
komunikasi yang belum berjalan selaras. Kuranglengkapnya informasi yang diperoleh
masyarakat menimbulkan prasangka (Ketidaktahuan) yang berbuah desas-desus dan
kecurigaan sehingga pelabelan terhadap kelompok yang sering melakukan konflik
belum sepenuhnya hilang. Perasaan was-was, dan tidak nyaman masih dirasakan
masyarakat sebagai dampak dari konflik. Keadaan antagonistik pun masih kuat terasa
pada masyarakat di tataran bawah, terutama ketika agenda masing-masing perguruan
pencak silat di bulan Suro ini tiba. Lemahnya kontrol masyarakat juga menjadi kendala
sulitnya aparat dalam mengusut permasalahan dari konflik. Menindaklanjuti hal ini
pihak perguruan, pemerintah maupun aparat keamanan telah berusaha melakukan upaya
pembinaan, ikrar, koordinasi, pengamanan, dan kemudian membentuk Paguyuban
Pencak Silat serta mengusulkan rebranding Kabupaten menjadi “Madiun Kampung
Pesilat”.
Kata kunci : Konflik, Pencak Silat, Persepsi Masyarakat


perkembangan pemahaman masyarakat

PENDAHULUAN
Dengan menyandang dua aspek

disekitarnya. Oleh karena itu dua atau

yaitu aspek individual dan aspek sosial,

lebih kebiasaan masyarakat tidak selalu

kebebasan

dapat berjalan bersamaan di dalam

manusia

dibatasi


oleh

sebuah

kebebasan orang lain. Pandangan atas

interaksi.

Kadangkala

akan

terjadi interaksi saling tolak menolak.

suatu dialektika sosial tentunya sangat
dapat

Menurut Soerjono Soekanto keadaan

menyebabkan gesekan antar kepentingan


semacam ini dinamakan dengan Cultural

memungkinkan

untuk

Animosity

dan pemahaman yang berbeda, dan

sedangkan

keadaan

yang

saling menerima disebut juga dengan

konflik adalah gambaran bahwa manusia


Demonstration Effect atau disebut juga

hidup tidak bisa lepas dari Sosiobilitas,
membutuhkan keberadaan orang lain,

sebagai akulturasi jika dalam bahasa

tetapi ia juga perlu beraktivitas untuk

Antropologi

menyelesaikan suatu permasalahan yang

konflik memang sudah lekat dan selalu

ada di lingkungan dimana ia tinggal.

ada dalam kehidupan bermasyarakat


Dinamika konflik tentunya akan menjadi

(Soekanto, 2007 : 282)

suatu

realitas

yang

tidak

Seperti

mungkin

fenomena

terhindarkan, namun demikian tidak


Budaya.

Karena

itulah

halnya

gejala

maupun

konflik

antar

oknum

perguruan pencak silat di Kabupaten


semua konflik juga dapat kita simpulkan

Madiun yang belakangan ini terjadi.

sebagai sesuatu yang sangat merugikan

Perkelahian antar oknum pesilat akhir-

bagi yang terlibat atau lingkungan

akhir ini sangat marak dan melibatkan

masyarakat, hanya saja perlu disaring

masa pendukung secara massif dan

dan diminimalisir konflik yang sekiranya

disertai dengan tindakan pengerusakan


kurang diperlukan. Pertentangan diantara

yang mengakibatkan jatuhnya korban

masyarakat ini sangat mungkinkan untuk

jiwa. Menurut Harian Tempo.co, 25

memberikan pengaruh kepada perubahan

November 2012, terjadi bentrokan yang

sosial dan kebudayaan. Kepentingan-

diwarnai aksi lempar batu di sejumlah

kepentingan

yang


lokasi di Kabupaten Madiun hingga

dimaksud biasanya merupakan suatu

perbatasan Kabupaten Ponorogo, Jawa

indikasi awal ketidaksepakatan antar

Timur. Sempat mereda bentrok terjadi

pihak

yang

yang berbenturan

berpotensi

lagi


terhadap
2

minggu, 23 Desember 2012.

Menurut harian Republika.co.id dua

puluhan pesilat anggota Persaudaraan

perguruan silat ini terlibat bentrok dalam

Setia Hati (PSH) Terate dan PSH Tunas

konvoi di jalan Kampar, Kelurahan

Muda Winongo juga pernah melakukan

Taman,

perlawanan serupa dengan mendatangi

Kecamatan

Taman,

Kota

kantor Polsek Kartoharjo, Polres Madiun

Madiun.
Imbas kerusakan fasilitas publik,

Kota, Minggu (13/1) malam, guna

rumah warga dan baku hantam sudah

menuntut pembebasan teman mereka

menjadi resiko yang lumrah, meskipun

yang

demikian hadirnya konflik tersebut juga

perkelahian” (14/01/13).

ditahan

polisi

akibat

terlibat

dan

Melihat kejadian tersebut, keadaan

ketidaknyamanan dari berbagai lapisan

penegakan hukum atau pengamanan di

masyarakat Kebijakan penanganan yang

Kabupaten

diberlakukan oleh pemerintah kota dan

masih relatif kurang berfungsi secara

Kabupaten Madiun pun masih belum

prima atau tidak jarang hukum yang

mendapatkan hasil yang memuaskan.

berlaku

Beberapa media surat kabar Online

sekalipun telah ada jatuh korban. Pihak

bahkan juga terus mencatat berbagai

Institusi

bentuk-bentuk perlawanan dari pelaku

mengalami

bentrokan kepada aparat keamanan.

pengusutannya maupun upaya untuk

Puluhan pesilat anggota Persaudaraan

mencegah atau menghentikan pertikaian

Setia Hati (PSH) Tunas Muda Winongo

yang sudah menjadi sebuah tradisi itu.

menimbulkan

keresahan

Madiun

tidak

dapat

keamanan

Perumusan

pernah menggeruduk Markas Kepolisian

dapat

dikatakan

diaplikasikan,
pun

sepertinya

kesulitan

dalam

akar

permasalahan

Resor (Polres) Madiun Kota, Jawa

memang telah ditemukan, tetapi strategi

Timur,

pendekatan

Senin

(24/12)

malam.

dalam

upaya

Kedatangan mereka untuk mendesak

penyelesaiannya pun seperti belum dapat

Polisi membebaskan empat tersangka

memberikan alternatif solusi yang dapat

bentrok antarpesilat yang terjadi di Jalan

mendamaikan

Kampar, Kelurahan Taman, Kecamatan

berseteru ini. Melihat fenomena konflik

Taman,

Ahad

antar oknum perguruan pencak silat ini,

24/12/12).

tentunya sangat memberikan dampak

Dan sampai awal tahun 2013, bentuk-

terhadap kehidupan sosial masyarakat

bentuk perlawanan ini juga masih dapat

sekitar yang rentan menjadi korban.

dilihat. Menurut Harian Antaranews.com

Partisipasi

Kota

Madiun

(23/12)” (Republika.co.id

pada

3

kedua

masyarakat

pihak

pun

yang

sangat

diperlukan dalam upaya memberikan

budaya,

sumbangan gagasan mengenai solusi

benturan

yang dapat diterapkan karena sekali lagi

menyebabkan konflik menjadi terlihat

masyarakatlah yang melihat, merasakan

begitu menganga mengancam keutuhan

dan memahami langsung dampak di

masyarakat itu sendiri.

lapangan dari adanya fenomena konflik
makna

jika

disertai

konflik

dengan

manusia
berbagai

pertimbangan

ataupun

memilih

pro,

diam.

akan

sosial

berusaha

untuk

memenuhi

Dinamika konflik selalu memunculkan

yang

persepsi..

diterima, dilihat dan dirasakan oleh
masyarakat

proses

atau kekerasan (Soekanto, 2007: 91).

kontra

Apa

suatu

lawan yang disertai dengan ancaman dan

masyarakat. Dari hal inilah masyarakat
sikapnya

adalah

Soekanto,

tujuannya dengan jalan menantang pihak

sangat mungkin terjadi dalam benak
menentukan

Soerjono

yang

dimana orang perorangan atau kelompok

perasaan tanggung jawab.
Namun

terjadinya

kepentingan

Menurut

ini. Partisipasi masyarakat ini hanya
punya

kemungkinan

persepsi

mempengaruhi

Menurut

Bimo

Walgito,

merupakan

proses

persepsinya tentang subjek dan objek

pengorganisasian,

dari konflik. Disinilah persepsi dapat

dimana di sana terdapat stimulus yang

menjadi motor penggerak masyarakat

diterima oleh organisme atau individu

untuk melakukan fungsinya sebagai

sehingga merupakan suatu yang berarti

salah satu alat kendali sosial (Social

dan merupakan aktivitas yang integreted

Control) .

dalam diri individu (Walgito, 2003:46).
Menurut Bimo Walgito (2008: 26-

REVIEW LITERATUR

28), masyarakat dapat menjadi pelaku

Menurut Selo Sumarjan dalam

dari persepsi. Masyarakat tidak hanya

Soekanto (2007: 22), masyarakat adalah

dipandang sebagai kumpulan individu

orang-orang yang hidup bersama yang
menghasilkan
Masyarakat

suatu

keserasian dalam

atau penjumlahan dari individu-individu

kebudayaan.

selalu

akan tetapi masyarakat merupakan suatu

menginginkan

pergaulan hidup karena manusia itu

rangka memenuhi

hidup secara bersama dalam struktur

kebutuhan hidupnya. Apalagi dalam
keadaan
banyak

masyarakat
perbedaan

yang
dari

penginterpretasian

sosial. Setiap manusia dalam masyarakat

memiliki

segi

tersebut

sosial
4

mempunyai

persepsi

yang

berbeda-beda tentang sesuatu hal sesuai

dikumpulkan menjadi satu sehingga

dengan pengalamannya masing-masing.

menjadi persepsi masyarakat yang dalam

Namun tidak menutup kemungkinan ada

hal ini mengenai konflik.

sejumlah individu dalam masyarakat

METODE PENELITIAN

yang mempunyai kesamaan persepsi

Penelitian

terhadap suatu hal. Keseluruhan persepsi

ini

dilakukan

di

tersebut termasuk ke dalam persepsi

Kabupaten Madiun kususnya di tiga

masyarakat. Dalam penelitian ini yang

kecamatan yaitu kecamatan Dolopo,

dimaksud

Geger dan Dagangan. Penelitian ini

adalah

persepsi

dari

masyarakat Kabupaten Madiun terhadap

menggunakan

konflik antar oknum peguruan pencak

kualitatif yang mengarah pada jenis

silat Persaudaraan Setia Hati Terate dan

penelitian studi kasus tunggal terpancang

Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda

yang

Winongo yang terjadi di sana. Guna

menggambarkan

mempertajam

sebuah

analisisnya

fenomena

metode

berusaha

pendekatan

mengungkap,
dan

menjelaskan

kasus tertentu serta berusaha

tersebut juga akan di kaji menggunakan

memberikan saran maupun evaluasi

teori The Ignore Model dan Prasangka

terhadapnya (Sutopo,

(Stephan dan Stephan, 1984 dalam

Teknik

Hendrik, 1990 dalam Walgito, 2008:

menggunakan teknik purposive sampling

87). Makna positif dan negatif sebagai

dan

hasil

terhadap

pengumpulan data dilakukan dengan

konflik ini sangat tergantung dari bentuk

teknik wawancara mendalam, observasi

proses

Masing-masing

dan dokumentasi. Adapun data dan

persepsi

dan

sumber data yang digunakan dalam

kemudian dipertukarkan dengan individu

penelitian ini berupa data kualitas dan

yang lain. Proses pertukaran persepsi

data kuantitas yang

tersebut

antara

sumber data primer yaitu data yang

individu dalam suatu komunitas tertentu.

diperoleh secara langsung dari sumber

Persepsi

karena

informasi pertama atau informan melalui

adanya persepsi dari masing-masing

hasil wawancara dengan masyarakat

individu

Kabupaten Madiun yang terdiri dari

persepsi

individu

masyarakat

interaksinya.
mempunyai

dapat

berlangsung

masyarakat

dimana

timbul

persepsi

tersebut

5

pemilihan

snowball

2006:

179).

informannya

sampling.

Teknik

diperoleh dari

masyarakat
Kecamatan

Kecamatan
Geger,

dan

Dagangan,

determinan sikap dan perilaku ingroup

Kecamatan

(Walgito, 2008: 87). Seperti halnya

Dolopo. Dan data sekunder yaitu data

konflik

yang diperoleh secara tidak langsung

perguruan pencak silat Persaudaraan

dari sumber informasi pertama dimana

Setia Hati Tunas Muda Winongo dan

data ini digunakan sebagai penunjang

Persaudaraan

atau pendukung seperti informasi dari

Kabupaten Madiun. Konflik yang mulai

internet maupun surat kabar dan juga

mengemuka pasca peristiwa 30S 1965

studi dokumentasi lainnya.

ini telah mengalami dinamika panjang

Adapun

validitas

menggunakan

tringgulasi

datanya
data

yang

melibatkan

Setia

Hati

oknum

Terate

di

dan memunculkan berbagai persepsi di

dan

kalangan masyarakat Ketika konflik

trianggulasi teori. Teknik analisis data

yang

yang

model

Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati

meliputi

Tunas Muda Winongo dan Perguruan

data,

Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati

dipakai

analisis

menggunakan

interaktif

pengumpulan

yang

data,

reduksi

penyajian data penarikan kesimpulan.

Perguruan

persoalan perbedaan ideologi ajaran
perguruan selalu menjadi alasan pemicu

Ignorance

model dan prasangka konflik

oknum

Terate di Kabupaten Madiun pecah,

ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Menurut Teori The

melibatkan

konflik

yang

diperbincangkan

antara

masyarakat. Pendapat tersebut tidaklah

kelompok satu dengan kelompok lain

tanpa alasan dan tidak semuanya salah.

dapat

masing-

Pasalnya latar belakang sejarah kedua

masing kelompok mempunyai prasangka

perguruan masih bersinggungan yaitu

satu dengan yang lain. Prasangka pada

berasal dari Perguruan Persaudaraan

umumnya

Setia Hati yang didirikan oleh Ki Ngabei

disebabkan karena

disebabkan

kurang

diketahuinya satu kelompok terhadap

Soero Diwirdjo. Alasan inipun

sudah

kelompok yang lain, yaitu bagaimana

lama

kedua

keadaan kelompok sebenarnya. Teori the

Perguruan yang kemudian memunculkan

ignorance model menitikberatkan pada

kesepakatan deklarasi (Ikrar) perdamaian

peran

dan

pada 9 Oktober Tahun 2003 oleh kedua

familiaritas dengan outgroup sebagai

petinggi perguruan pencak silat, Bapak

mengenai

pengetahuan

6

sekali

dipahami

oleh

Tarmadji

Budi

dari

Juli 2013). Lebih lanjut Ketua IPSI

Persaudaraan Setia Hati Terate dan

Kabupaten Madiun juga menjelaskan

Bapak R. Djimat Hendro Soewarno dari

bahwa konflik yang sering kali terjadi

Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda

merupakan

Winongo

“Kami

individu dan bukan bersumber dari

dan

Perguruan (Wawancara, Widodo (L), 02

yang

Adalah

Harsono

menyatakan

Satu”

Kesepakatan

permasalahan

pribadi

pembinaan oleh masing-masing petinggi

Oktober

perguruan ini pun berbuah hasil. Konflik

komunikasi yang baik begitu kental

kian surut. (Wawancara, Harsono (L),

sangat

30 Juli 2013)

masing-masing

2013).

Kerjasama

terlihat

dan

ditataran

petinggi

perguruan

yang

kemudian melatarbelakangi kesepakatan

Hal ini menjadi salah satu alasan
yang membuat peneliti menyebut pelaku

untuk menolak jika perkelahian yang

“oknum”.

terjadi disebut konflik yang melibatkan

dalam konflik ini adalah

identitas perguruan pencak silatnya.

Karena sesuai data di lapangan, sejumlah

Berdasarkan observasi peneliti di

petinggi kedua perguruan dan juga
pemerintah

daerah

pengalaman

dan

dengan
informasi

Kabupaten Madiun pada bulan Syuro

segala

tahun 2013, pelaksanaan acara “Nyekar”

yang

(ziarah)

maupun

“Suran

Agung”

terbilang

cukup

kondusif

dengan

pencak silat selama ini sebenarnya

penjagaan

ketat

dipicu oleh oknum atau orang

beserta gabungan baik dari polisi dan

diketahuinya menilai bahwa bentrok
yang

mengatasnamakan

perguruan

yang

aparat

keamananan

juga Brimob yang diterjunkan langsung

tidak bertanggung jawab (Wawancara,
(L), 30 Juli 2013). Ketua

dari Polda. (Observasi, Sulistiyono (L),

Umum Persaudaraan Setia Hati Tunas

/4-17 November 2013). Larangan untuk

Muda

juga

konvoi pun di tetapkan oleh petinggi

ada

perguruan bekerjasama dengan aparat

Harsono

Winongo

menegaskan

bahwa

permusuhan

diantara

Madiun
tidak

keamanan

perguruannya

untuk

meminimalisir

pengerahan masa.

dengan Persaudaraan Setia Hati Terate,

Meskipun demikian masih saja ada

beliau dengan tegas mengatakan satu-

beberapa oknum pesilat yang melanggar

satunya musuh di perguruannya adalah

dan tetap berkonvoi. Kerusuhan berupa

“setan” (Wawancara, Santoso (L), 25
7

aksi pelemparan batu pun masih terjadi

perguruan nyatanya belum bisa diikuti

di beberapa jalan besar di Kabupaten

sepenuhnya oleh masyarakat di tataran

Madiun. Kerusuhan yang sempat terjadi

bawah. Falsafah dan nilai-nilai luhur

tersebut membuat panik masyarakat

perguruan belum tersampaikan secara

setempat karena batu yang dilempar oleh

mendalam

kepada

sejumlah oknum pesilat

perguruan.

Akibatnmya

ini mengenai

semua

anggota

pengetahuan

rumah dan memecahkan kaca toko

tentang perguruan pun menjadi tidak

warga sekitar.

lengkap.

Kericuhan antar oknum perguruan

Interrgroup

meningkatkan

contact

pengetahuan

akan
tentang

pencak silat ini memang kerap menjadi

keadaan outgroup, lalu akhirnya akan

topik

kalangan

meningkatkan penerimaan ingroup dan

masyarakat Kabupaten Madiun ketika

mengurangi intergroup hostility. Inilah

mendekati bulan Syura tiba. Agenda

yang kemudian menimbulkan prasangka

tahunan baik resmi maupun tidak resmi

sehingga

kebiasaan

dari masing-masing perguruan pencak

kebenaran

ajaran

silat tersebut seperti Halal Bihalal,

terlihat pada masyrakat ditataran bawah.

maupun

isu

di

saling

klaim

perguruan

masing

Nyekar, Sah-Sahan, dan Suran Agung

Dengan melihat latar belakang

sering kali dikatakan rawan konflik oleh

kedua kelompok sosial tersebut dimana

sejumlah kalangan masyarakat karena

mempunyai bidang yang sama yaitu

melibatkan masa yang cukup banyak.

keolahragaan pencak silat, benih-benih

Namun

bahwa

persaingan pun sangat mungkin terjadi.

konflik ini pun dapat juga terjadi di luar

Seperti yang dijelaskan pada Teori

agenda-agenda

Motivasi atau Decision Making Theory

realitas

menunjukan

tahunan

pencak silat tersebut..

perguruan

Hal ini

dapat

melalui pendekatan Realistic Group

dilihat dari peristiwa di desa Prambon

Conflict ,konflik antarkelompok akan

kecamatan

terjadi

Dagangan

Kabupaten

Madiun.
Konflik

apabila

dalam
secara

masal

Akibatrnya,

bisa

kelompok-kelompok

keadaan
ada

berkompetisi.

permusuhan

antara

kedua kelompok, kemudian bermuara

dikatakan telah surut, namun keadaan
tampak.

pada saling berprasangka satu dengan

Kerukunan yang terjalin ditingkat elit

yang lain, saling memberikan evaluasi

antagonistik

masih

begitu

8

negatif.(Walgito, 2008: 91). Fenomena

suasana sentimen yang sangat terasa jika

persaingan ini juga dapat dilihat dari

dikaitkan dengan penyelanggaraan acara

banyaknya spanduk dan tugu kedua

tahunan

perguruan ini di jalan-jalan masuk baik

(Observasi,

desa maupun kecamatan di Kabupaten

November 2013). Sehubungan dengan

Madiun

terbentuknya prasangka, peran media

Sedangkan Teori belajar sosial
yang

dikemukakan

oleh

pesilat

massa

Bandura

di

bulan

Sulistiyono

tidak

dapat

Syura

(L),

17

ditinggalkan.

Bagaimanapun peran media massa, baik

menjelaskan bahwa belajar itu melalui

yang

model atau contoh. Prasangka seperti

merupakan sumber yang sangat berperan

halnya

yang

dalam pembentukan prasangka. Namun

belajar.

demikian, masalah media massa sulit

banyak

untuk dikontrol. Prasangka yang telah

sikap

terbentuk

melalui

Seseorang
prasangka

merupakan

hal

proses

mempelajari
di

luar

rumahnya,

di

cetak

terbentuk

maupun

pada

elektronik,

sesuatu

kelompok

masyarakat luas (Walgito, 2008: 89). Itu

mungkin akan diperkuat oleh media

juga yang terjadi dalam konflik antar

massa

oknum perguran pencak silat ini dan

“Ketidaktahuan” dan prasangka ini juga

masyarakatpun

berpengaruh

Prasangka

yang

mengetahuinya.
muncul

kemudian

yang

ada.

Perihal

terhadap

masyarakat

di

persepsi

Kabupaten

mendatangkan kecurigaan antara satu

terutama

sama lain baik antar oknum pesilat

umum masyarakat awam tidaklah harus

maupun

mengatahui dan mengerti seluk-beluk

sangat

masyarakat.
terlihat

Fenomena
pada

ini
saat

konflik

masyarakat

secara

awam.

Madiun

keseluruhan.

Secara

Namun

Agung”,

keadaan ini berbeda ketika masyarakat

dimana banyak warga masyarakat yang

yang tidak ikut dalam konflik rentan

dinominasi oleh remaja begitu ramai

terkena dampak dan menjadi korban dari

memparkir kendaraannya di pinggir-

konflik.

pinggir jalan raya yang biasa dilewati

pemberitaan tentang konflik ini secara

oleh

terus-menerus

diselenggarakannya

rombongan

“Suran

pesilat

setelah

Terlalu banyak konsumsi

juga

menjadikan

mengikuti acara perguruan. Hal ini

masyarakat begitu familiar terhadapnya.

menjadi tidak biasa dan memunculkan

Inilah faktor yang kemudian membuat

9

masyarakat mempunyai persepsi yang

mau masyarakatpun ikut mengahargai

cenderung kontra terhadap kehadiran

dan menghormatinya. Akibat adanya

konflik. Tentunya hal ini

tidak bisa

konstrusi

disalahkan karena persepsi

besumber

kelompok

sosial

inipun

pencak

tak

silat

jarang

mempunyai

dari pengalaman yang mana masing-

kekuatan

masing individu bisa saja tidak sama.

kelompok sosial lain yang ada di sana.

lebih

untuk

menghemoni

perguruan

Hegemoni

adalah

pencak silat di Kabupaten Madiun

dikenalkan

oleh

merupakan realitas sosial yang menarik.

seorang pemikir Itali. Hegemoni pada

Pesatnya perkembangan ini didukung

prinsipnya mengacu pada kemampuan

oleh partisipasi aktif masyarakatnya

dari

dalam menimba ilmu di

perguruan

menjalankan penguasaaan sosial dan

pencak silat. Kulturnya yang masih

kebudayaan atau membentuk kekuasaan

mencirikan unsur masyarakat pedesaan

ekonomi,

yang kental dengan hubungan erat dan

(Faruk,

mendalam

sesamanya

masyarakat dapat dikatakan sebagai hasil

terhadap

dari hegemoni perguruan pencak silat

kuatnya sistem kekeluargaan disana.

tersebut. Kebanyakan dari masyarakat

Inilah salah satu faktor yang memicu

awam

lahir maupun berkembangnya berbagai

nyaman terhadap situasi konflik namun

aliran

di

mereka tidak melakukan perlawanan.

Kabupaten Madiun. Begitu diilhaminya

Hegemoni ini menyebabkan kesadaran

pencak silat sebagai akar tradisi lokal

hukum

membuat keberadaanya kini semakin

Masyarakat awam menjadi subjek yang

kuat berpengaruh dan dekat dengan

lemah

kehidupan sehari-hari masyarakat di

apapun kecuali menghindar, diam dan

sana.

menggerutu dibelakang.

Tumbuh

menambah

suburnya

kepada
nilai

perguruan

Hal

inilah

tersendiri

pencak

yang

silat

kemudian

kelas

Antonio

yang

politik

dominan

dan

merasa

untuk

kebudayaan.
Kediaman

terganggu dan tidak

masyarakat

dan

yang

Gramsci,

2010:132).

tidak

Dalam

menghasilkan suatu konstruksi budaya

konsep

Teori

menjadi rendah.

dapat

melakukan

Motivasi

atau
melalui

pencak silat yang bukan terberi secara

Decision

alamiah, melainkan melalui proses sosial

pendekatan Psikodinamika mengatakan

yang cukup panjang dimana mau tidak

bahwa

10

Making

prasangka

Theory

sebagai

suatu

usaha

Setia Hati Tunas Muda Winongo dan

untuk mengatasi tekanan

motivasi yang ada dalam diri individu

Persaudaraan

dan melihat

yang

Kabupaten Madiun mulai mengemuka

individu

pasca masa reformasi tahun 1965.

ada

dari

dinamika

dalam

bersangkutan.
manifestnsi

diri
Agresi

frustasi.

Konflik

merupakan

Analisis
bahwa

(Ignore)

prasangka yang sering kali berbuah

itu ketika konflik pecah masa yang

desas-desus. Prasangka timbul akibat

terlalu banyak kerap kali membuat

tidak lengkapnya informasi yang didapat

bingung para korban untuk mengenali

oleh masyarakat. Informasi tersebut baik

pelaku yang menciderainya. Alhasil

tentang kelompok

mengiklaskan,

yang berkonflik

maupun akar permasalahannya. Hal ini

adapun yang masih tidak terima mereka

terjadi pada masyarakat di tataran bawah

hanya bisa menggerutu dibelakang. Ini

baik itu masyarakat awam maupun yang

juga yang dikatakan oleh James Scoot

tergabung dalam kelompok. Masyarakat

sebagi senjatanya orang-orang kalah atau
“Gaya

“Ketidaktahuan”

Madiun terhadap konflik memunculkan

nyaman begitu kuat dominasinya selain

perlawanan

menggunakan

masyarakat di lingkungan Kabupaten

mereka merasa terganggu dan tidak

bisa

dengan

Teori The Ignore Model menemukan

korban. Sumber frustasi yang membuat

model

mengalami

jelas. Itu pula yang

Madiun yang pernah atau rentan menjadi

hanya

di

Konflik

terjadi pada masyarakat di Kabupaten

mereka

telah

Terate

Persepsi Masyarakat mengenai

dapat diserang karena takut atau tidak
dengan

pun

Hati

dinamika panjang.

Displacement

terjadi apabila sumber frustrasi tidak

terdapat

ini

Setia

di tataran bawah init mayoritas

Asia”

tidak

asing lagi dengan fenomena konflik.

(Mustain, 2007 :22)

Bahkan sebagian dari mereka dengan
PENUTUP

detail menjelaskan kronologi konflik

Simpulan

karena

pernah

melihat

langsung

kejadiannya. Masyarakat menjelaskan

Dari pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa konflik antar oknum
Perguruan Pencak Silat Persaudaraan

11

bahwa

keadaan

oknum

perguruan

antagonistik

pencak

silat

antar
ini

memang kerap menjadi topik maupun

Masyarakat di tataran petinggi masing-

isu di kalangan masyarakat Kabupaten

masing

Madiun ketika mendekati bulan Suro

cenderung menolak apabila diantara

tiba. Agenda seperti Halal Bihalal,

mereka dikatakan

Nyekar, Sah-Sahan, dan Suran Agung

semata-mata hal ini disebabkan oleh

sering kali dikatakan rawan konflik oleh

oknum yang tidak bertanggung jawab.

sejumlah kalangan masyarakat karena

Apabila ada pelanggar yang berkonflik

melibatkan masa yang cukup banyak.

hal

Tetapi

permasalahan

realitas

menunjukan

bahwa

perguruan

ini

akan

pencak

silat

berkonflik karena

dianggap
pribadi.

sebagai
Sedangkan

konflik ini pun dapat juga terjadi di luar

Pemerintah dan IPSI Kabupaten Madiun

agenda-agenda

menganggap

tahunan

pencak silat tersebut.

perguruan

Hal ini

Perguruan

dapat

konflik

antar

oknum

Persaudaraan Setia Hati

dilihat dari peristiwa di desa Prambon

Tunas Muda Winongo dan Persaudaraan

kecamatan

Setia Hati Terate sudah kian surut.

Madiun.

Dagangan

Kabupaten

Namun

Pemahaman tentang ajaran

dan alur sejarah perguruan

pemerintah

juga

tidak

membantah bahwa bentrok masih terjadi

belum

sepenuhnya diketahui dan ilhami oleh

terutama

oknum kelompok

sehingga saling

perguruan yang melibatkan masa yang

mengklaim kebenaran ajaran pun masih

banyak. Menurutnya konflik yang terjadi

terjadi baik itu di lingkungan masyarakat

sering kali dimotori oleh orang yang

nyata maupun di dunia maya (Intermet).

berasal luar dari Kabupaten Madiun baik

Prasangka masyarakat

juga dapat

itu dari organisasi pencak silat tersebut

diperoleh melalui proses belajar dan

maupun pihak luar. IPSI melihat bahwa

pengalamannya

konflik ini sebenarnya bersumber dari

selama

ini

dalam

pada

kegiatan-kegiatan

melihat konflik yang terjadi. Hal inilah

kepentingan

yang kemudian

mendasari terbaginya

kemudian diprovokasi menjadi masalah

persepsi masyarakat tentang konflik

kelompok. Jadi, konflik bukan berasal

yang

dari

melibatkan

oknum

perguruan

politis

perguruan.

individu

Sedangkan

yang

aparat

pencak silat Persaudaraan Setia Hati

keamanan dalam hal ini kepolisian

Tunas Muda Winongo dan Persaudaraan

menganggap

Setia Hati Terate di Kabupaten Madiun.

karena lemah dan kurangnya pembinaan

12

bahwa

konflik

terjadi

yang dilakukan oleh pemerintah maupun

yang terkena dampak langsung dari

pihak

hukum

konflik ini merasa tidak nyaman dan

masyarakat juga dianggap masih lemah.

terganggu, tak jarang mereka was-was

Hal ini dapat dilihat dari kurangnya

ketika melintasi daerah basis perguruan

peran serta masyarakat dalam melapor

tertentu.

terkait dengan konflik. Pihaknya juga

kenyamanan masyarakat konflik yang

menunjukan bahwa tidak adanya sanksi

biasa diwarnai dengan aksi saling lempar

tegas dalam ikrar perdamaian dapat

batu ini tak jarang menyebakan jatuhnya

menjadi

korban

perguruan.

sebuahh

kesadaran

kelemahan

yang

Selain

dan

juga

mengganggu

rusaknya

rumah

digunakan oknum-oknum

masyarakat yang berada di pinggir jalan

perguruan pencak silat untuk melakukan

raya. Namun, begitu diilhaminya pencak

pelanggaran di setiap tahunnya.

silat sebagai akar tradisi lokal membuat

seringkali

keberadaannya

Dampak-dampak yang ditimbulkan

berpengaruh

dari adanya konflik

dan

semakin

kuat

dekat

dengan

kehidupan sehari-hari masyarakat di
Hadirnya
berpengaruh
eksistensi

konflik

tidak terlalu

terhadap

menurunnya

Perguruan

Pencak

sana
Upaya

Silat

dari

pihak

perguruan,

Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda

pemerintah dan aparat keamanan

Winongo dan Perguruan Pencak Silat

dalam

Persaudaraan

terjadinya konflik

Setia

Hati

Terate

di

mencegah

dan

mengatasi

Kabupaten Madiun meskipun himbauan

Berbagai upayapun dilakukan, baik dari

dan teguran terkadang datang dari aparat

kedua perguruan, pemerintah, dan aparat

dan pemerintah apabila ada bentrok yang

keamanan. Meskipun beberapa kalangan

masih

menilai bahwa masih ada kelemahan-

berkaitan

dengan

kegiatan

kelemahan.

tahunan Perguruan.
Namun
bawah

baik

masyarakat
itu

di

masyarakat

tersebut

hal

ini

pihak perguruan, pemerintah maupun

tataran

aparat

awam

keamanan

telah

berusaha

melakukan upaya pembinaan, ikrar,

maupun yang tergabung dalam kedua
perguruan

Menindaklanjuti

koordinasi, pengamanan, dan kemudian

mempunyai

membentuk Paguyuban Pencak Silat

tanggapan yang sedikit berbeda. Mereka

13

serta

mengusulkan

Website Surat Kabar Online:

rebranding

Kabupaten menjadi “Madiun Kampung
Ishomuddin. (2012,
25 November)
Bentrok Pesilat Rumah Warga
Rusak. TEMPO.CO. Diperoleh 1
Maret
2013,
dari
http://www.tempo.co/read
/news/2012/11/25/
058443997/
Bentrok-Pesilat-Rumah-WargaRusak

Pesilat”.
DAFTAR REFERENSI
Buku
Faruk.

2010.
Sastra .
Pelajar.

Pengantar Sosiologi
Yogyakarta: Pustaka

Ishomuddin. ( 2012, 25 November ).
Massa Dua Perguruan Silat
Perang
Batu
di
Madiun.
REPUBLIKA. Diperoleh 1 Maret
2013, dari http://www.tempo.co
/read/news
/
2012/11/25/058443975/MassaDua-Perguruan-Silat-Perang-Batudi-Madiun

Milles, M, B, Huberman, A. M. (1992). A
nalisis Data Kualitatif. Tjetjep Ro
hendi
Rohidi (penerjemah). Jakarta: UI
Press
Mustain.2007. Petani Vs Negara
Gerakan Sosial Petani Melawan
Hegemoni Negara . Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media Group

Kunto, W.(2013, 14 Januari). Puluhan
pesilat Tuntut Polisi Bebaskan
Teman. ANTARA. Diperoleh 1
Maret
2013,
dari
http://www.antaranews.com/berita
/352958/ puluhan-pesilat-tuntutpolisi-bebaskan-teman

Ritzer,G & Goodman, DJ.2004.Teori
Sosiologi Modern. Diterjemahkan
oleh Alimandan Jakarta: Kencana
.Soekanto,Soerjono. 2007.
Suatu
Pengantar .
Rajawali
Sutopo,

H,

B.2006.

Sosiologi
Jakarta:

Yudha, M. ( 2012, 24 Desember ).
Puluhan
Pesilat
Geruduk
Mapolres Madiun. REPUBLIKA.
Diperoleh 1 Maret 2013, dari
http://www.republika.co.id
/berita/nasional/
jawatimur/12/12/24/mfjj44-puluhanpesilat-geruduk-mapolres-madiun

Metodologi

Penelitian Kualitatif (edisi kedua).
Surakarta : Universitas Sebelas
Maret.
Walgito, B. 2004. Pengantar Psikologi
Umum. Andi:Yogyakarta
Walgito, B. 2008. Psikologi Kelompok.
CV Andi Ofset :Yogyakarta

14