Perbaikan Kerja Dengan Konsep 5S dan Reduksi Paparan Panas di Pabrik Keripik Kreasi Lutvi Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Permasalahan
Pabrik Keripik Kreasi Lutvi merupakan salah satu industri yang

memproduksi keripik singkong di kota Medan. Pabrik Keripik Kreasi Lutvi salah
satu industri Keripik yang telah memiliki pasar di Indonesia bahkan hingga
menembus pasar luar negeri. Untuk menguasai pasar keripik, Pabrik Keripik
Kreasi Lutvi harus mampu bersaing dengan industri sejenis yang dilakukan
dengan meningkatkan produktivitas supaya dapat terus memenuhi permintaan
konsumen dengan baik. Pabrik ini terdiri dari 5 stasiun kerja yaitu pengupasan
ubi, pemotongan dan pencucian, penggorengan, penyortiran dan pencampuran
bumbu.
Berdasarkan hasil observasi pada pabrik, masalah yang terlihat di pabrik
adalah lingkungan kerja yang tidak nyaman. Masalah tersebut dikarenakan
kondisi tempat kerja yang tidak teratur dan adanya paparan panas yang berdampak
kepada menurunnnya persentase waktu kerja produktif.
Berdasarkan penelitian R.S. Agrahari, dkk 2015 dari international journal

of scientific & technology Research bachelors degree program in Mechanical
Engineering in Pune University1, menemukan bahwa kelangsungan hidup dan

pertumbuhan industri skala kecil sangat tergantung pada kemampuannya untuk
R.S.Agrahari, P.A, Dangle, K.V. 2015. “Implementation of 5S Methodology in The Scale
Industry: A Case Study.” International Journal Of Scientific & Technology Research. Bachelors
Degree Program Mechanical Engineering: Pune University. Volume 4, ISSUE 04. ISSN 22778616.
1

Universitas Sumatera Utara

berinovasi, meningkatkan efisiensi operasional dan meningkatkan produktivitas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Vibhor Kakkar 20152 di perusahaan
manufaktur Span Autotech Pvt Ltd yang memproduksi komponen lembaran
logam menunjukkan bahwa penerapan budaya kerja dengan melakukan
implementasi 5S di tempat kerja telah membuat semua perubahan diperusahaan
yang dapat meningkatkan efisiensi pekerja dan akhirnya meningkatkan
produktivitas perusahaan dari 65% menjadi 91%
Berdasarkan penelitian awal di pabrik ditemukan kondisi lingkungan kerja
yang tidak nyaman. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan tempat kerja yang tidak

teratur seperti yang terlihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Kondisi Aktual di Tempat Kerja

Vibhor Kakkar, Vijay Singh Dalal.2015. “Implementation of 5S Quality Tool In Manufacturing
Company: A Case Study”. International Journal of Scientific & Technology Research. Volume 4,
ISSUE 02. ISSN 2277-8616.
2

Universitas Sumatera Utara

Gambar diatas merupakan kondisi aktual yang ada di Pabrik Keripik
Kreasi Lutvi. Gambar tersebut menunjukan kondisi area kerja yang tidak rapi,
yang dapat dilihat dari peletakkan produk jadi yang diletakkan bertumpuk. Selain
itu dapat juga dilihat kondisi stasiun kerja yang kotor, terdapat scrap-scrap ubi
yang berjatuhan di lantai serta genangan air di lantai. Peralatan produksi yang
diletakkan secara sembarang di area kerja operator. Hal demikian menjadikan
kondisi lingkungan kerja semrawut dan tidak teratur. Untuk itu perlu diterapkan
konsep untuk penataan dan pengaturan area kerja secara berkesinambungan.
Untuk mewujudkan tempat kerja yang aman dan nyaman salah satunya adalah

dengan menerapkan konsep 5S yaitu Seiri (ringkas), seiton (rapi), seiso (resik),
Seiketsu (rawat) dan shitsuke (rajin). Metode 5S ini merupakan tahap untuk

mengatur kondisi tempat kerja yang berdampak terhadap efektifitas kerja,
efisiensi, produktivitas dan keselamatan kerja. Dan salah satu cara untuk
menciptakan suasana kerja yang nyaman adalah perusahaan menerapkan sikap
kerja 5S (Jahja, 1995).
Disamping itu terdapat masalah lain berupa paparan panas terhadap
pekerja bagian penggorengan yang diakibatkan proses penggorengan yang masih
dilakukan secara manual untuk mempertahankan kualitas keripik singkong.
Kondisi

ini mengharuskan pekerja berhadapan langsung dengan

kuali

penggorengan dengan jarak yang sangat dekat dengan kuali yang berisi minyak
panas dengan suhu 190oC sampai dengan 200 oC selama 9 jam kerja sehingga
tubuh pekerja terpapar panas langsung. Suhu iklim kerja di sekitar lantai produksi
berkisar antara 27,43 oC sampai 28,39 oC dengan kategori beban kerja berat. Suhu


Universitas Sumatera Utara

tersebut telah melebihi NAB iklim kerja untuk beban kerja berat sebesar 25 oC
yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) 16-7063-2004. Selain
temperatur udara, iklim panas yang terjadi di tempat kerja disebabkan oleh
kombinasi antara kecepatan angin dan kelembaban udara. Berdasarkan hal
tersebut, pengukuran awal terhadap kecepatan angin diperoleh sebesar 0,29 m/s
dan kelembaban rata-rata di dapatkan sebesar 68,4 %.
Adanya paparan panas dan kondisi lingkungan kerja yang kurang
mendukung mengakibatkan performansi kerja pekerja stasiun kerja penggorengan
menjadi tidak optimal. Untuk mengurangi efek panas yang dirasakan pekerja, para
pekerja membasuh muka dengan air yang dilakukan secara berulang berkisar
antara 15-20 menit. Kondisi tersebut terjadi setiap harinya dan kegiatan tersebut
merupakan kegiatan yang tidak produktif bagi perusahaan.
Berdasarkan

permasalahan

tersebut,


maka

perlu

dilakukan

penanggulangan masalah terkait lingkungan kerja yang tidak nyaman agar tercipta
suasana kerja yang nyaman sehingga dihasilkan suatu sistem kerja yang efektif,
aman, sehat, nyaman dan sehat bagi pekerja dan perusahaan. Di samping itu
dengan mengurangi paparan panas yang terjadi di area kerja operator stasiun kerja
penggorengan dan stasiun kerja pemotongan diharapkan akan menciptakan
suasana kerja efektif, nyaman dan sehat bagi karyawan/operator.

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang dihadapi oleh

Pabrik Keripik Kreasi Lutvi adalah kondisi lingkungan kerja yang tidak nyaman


Universitas Sumatera Utara

karena kondisi tempat kerja yang tidak teratur dan adanya paparan panas terhadap
tubuh pekerja selama 9 jam kerja dari kuali penggorengan dan panas ruangan.
Kondisi tersebut mengakibatkan performasi kerja yang tidak optimal yang
ditandai dengan persentase waktu kerja non produktif.

1.3.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah memperbaiki lingkungan kerja

Pabrik Keripik Kreasi Lutvi sehingga menciptakan lingkungan kerja nyaman,
aman, rapi, bersih, dan teratur untuk meningkatkan waktu produktif kerja dan
performansi kerja melalui lima langkah pemeliharan tempat kerja atau 5S dan
memperbaiki iklim termal di stasiun kerja penggorengan dan stasiun kerja
pemotongan untuk kenyamanan termal pekerja.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1.


Analisis perbaikan kondisi tempat kerja Pabrik Keripik Kreasi Lutvi dengan
konsep pemeliharaan 5S.

2.

Mengetahui gambaran penerapan program implementasi 5S (seiri, seiton,
seiso, seiketsu, dan shitsuke) di UD. Kreasi Lutvi

3.

Mengetahui paparan panas yang diterima pekerja pada stasiun kerja
penggorengan dan pemotongan

4.

Mereduksi paparan panas yang terjadi pada stasiun kerja penggorengan dan
pemotongan singkong

Universitas Sumatera Utara


1.4.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah:

1. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini bermanfaat bagi mahasiswa untuk memberikan pengalaman
dalam menerapkan ilmu – ilmu teknik industri
2. Bagi Perusahaan
a. Hasil riset mahasiswa dapat menggambarkan kondisi perusahaan
berdasarkan teori ilmiah dari sudut pandang akademis.
b. Perusahaan dapat menjadikan laporan tugas akhir mahasiswa sebagai
bahan masukan dasar untuk membantu pemecahan masalah yang dihadapi
perusahaan dalam rangka peningkatkan kinerja perusahaan.
3. Bagi Perguruan Tinggi/ Universitas
a. Mempererat hubungan antar pihak universitas dengan pihak perusahaan
b. Dapat menganalisis dan mengevaluasi tuntuntan dunia industri terhadap
lulusan sarjana Teknik Industri.


1.5.

Batasan dan Asumsi Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian terkait dengan paparan panas hanya dilakukan pada stasiun kerja
penggorengan dan pemotongan
2. Metode yang digunakan adalah 5S, HSI (Heat Stress Indeks), WBGT ( Wet
Bulb Globe Temperature) dan Duration Limit Exposure

Universitas Sumatera Utara

3. Rujukan yang dipakai dalam penelitian ini adalah berdasarkan penerapan 5S
di lantai produksi PT. Panasonic Gobel.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.

Faktor lingkungan kerja lain dianggap normal dan tidak mempengaruhi
pekerja


2.

Pengukuran termal hanya dilakukan pada kondisi cuaca normal (tidak hujan)

3.

Instrumen pengukuran yang digunakan tidak dalam keadaan rusak dan sesuai
standar

1.6.

Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:
Bab I sebagai pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan
mengenai ketidaknyaman lingkungan kerja, pentingnya penelitian secara teori dan
praktik. Rumusan permasalahan dari masalah ini, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan, serta sistematika penulisan tugas
akhir.

Bab II sebagai gambaran umum perusahaan berisi mengenai sejarah
perusahaan, bidang usaha, struktur organisasi, deskripsi tugas dan kegiatan proses
produksi.
Bab III sebagai landasan teori menguraikan mengenai tinjauan pustaka
sebagai landasan utama dalam melakukan analisa dan pembahasan penelitian yang

Universitas Sumatera Utara

berisi teori-teori dan berbagai literatur dan juga jurnal-jurnal ilmiah. Literatur dan
jurnal-jurnal ilmiah diperoleh dari perpustakaan ataupun internet.
Bab IV sebagai metodologi penelitian menguraikan tentang metodologi
penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Metodologi
penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek penelitian,
kerangka konseptual, defenisi variabel operasional, identifikasi variabel
penelitian, instrument pengumpulan data, populasi, teknik sampling, sumber data,
metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian dan pengolahan data,
analisa pemecahan masalah sampai dengan kesimpulan.
Bab V sebagai pengumpulan dan pengolahan data, memuat data yang
diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran yang dilakukan berupa
pengumpulan data primer yaitu temperatur, kecepatan udara, kelembapan udara,
data psikologi pekerja, dan data sekunder yaitu data spesifikasi bangunan.
Bab VI sebagai analisis pembahasan masalah menguraikan tentang analisa
5S, HSI, WBGT, dan DLE. Pembahasan usulan perbaikan, pembahasan
perbandingan kondisi usulan dengan kondisi aktual.
Bab VII sebagai kesimpulan dan saran menguraikan tentang kesimpulan
dari pemecahan masalah terhadap permasalahan yang sedang dihadapi
perusahaan. Laporan tugas akhir diakhiri dengan memberikan saran – saran yang
berhubungan dengan penerapan penemuan penelitian untuk kegiatan – kegiatan
yang relevan secara praktis dan juga saran untuk pengembangan penelitian lebih
lanjut untuk temuan masalah yang belum terpecahkan di perusahaan.

Universitas Sumatera Utara