Pengaruh Produk dan Harga Keripik Singkong Kreasi Lutvi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu

(1)

PENGARUH PRODUK DAN HARGA KERIPIK SINGKONG KREASI LUTVI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

DI DESA TUNTUNGAN II KECAMATAN PANCUR BATU

SKRIPSI

OLEH:

GABRIELA HASIANI MANURUNG 080502094

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah Pengaruh Produk Dan Harga Keripik Singkong Kreasi Lutvi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis variabel produk (product) dan harga (pricing) yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong Kreasi Lutvi di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksplanatory dimana peneliti ingin mengukur kekuatan hubungan antara produk (product) dan harga (price). Selain itu juga, peneliti ingin menunjukkan arah hubungan antara produk (product) dan harga (price) terhadap keputusan pembelian keripik singkong Kreasi Lutvi di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu (menunjukkan masalah sebab-akibat).

Hasil dari penelitian dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil uji t (uji parsial) dapat diketahui bahwa variabel produk (X1) dan variabel harga (X2)

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong Kreasi Lutvi (Y). Hasil uji t juga menunjukkan bahwa variabel yang lebih dominan berpengaruh terhadap keputusan konsumen membeli keripik singkong Kreasi Lutvi adalah variabel produk (product). Hal ini menunjukkan bahwa produk yang berkualitas serta bercita rasa tinggi memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan hasil uji F variabel produk (X1) dan harga (X2) secara serempak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong Kreasi Lutvi (Y).


(3)

ABSTRAC

The title of this research is the Influence of Products and Price Kreasi Lutvi Cassava Chips of Consumer Purchase Decision In Desa Tuntungan II at Kecamatan Pancur Batu. The purpose of this study is to investigate and analyze the variable product and price that influence consumers decision to buy cassava chips in Desa Tuntungan II at Kecamatan Pancur Batu.

This research is a descriptive explanatory in which researchers want to measure the strength of the relationship between the products and price. Also, the researchers want to show the relationship between the direction of the product and price to the purchasing decision Kreasi Lutvi cassava in Desa Tuntungan II at Kecamatan Pancur Batu.

Results from this research is that based on the results of the t test (partial testing) it can be seen that the variable product (X1) and variable price (X2) is positively and significantly influence the consumer decision to buy cassava chips Kreasi Lutvi (Y). T-test results also showed that the variables are more dominant influence on consumer buying decisions cassava chips Kreasi Lutvi is a variable product. This indicates that the products are of high quality and taste have an influence on consumer purchasing decisions. Based on the results of the F test product variable (X1) and price (X2 simultaneously significantly influence the consumer's decision to buy cassava chips Kreasi Lutvi ( Y ) .


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat, dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Allah Bapa Yang Maha Pengasih karena atas berkat dan anugrahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Produk dan Harga Keripik Singkong Kreasi Lutvi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu”. Terima kasih untuk kedua orang tua tersayang yaitu kepada Efendi Manurung (papa) dan Artini Marpaung (mama) yang telah sabar serta memberikan kasih sayang, doa, semangat, materi, dan hal-hal lain yang penulis tidak dapat sebutkan sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan kuliahnya dan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan bimbingan dan bantuan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Doli Muhammad J. Dalimunthe, SE, MSi selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. Bapak Liasta Ginting, SE, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan masukan bagi penulis selama penulisan skripsi ini.


(5)

7. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan arahan dan masukan bagi penulis bagi penulis selama penulisan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi atas ilmu yang diberikan ke penulis selama perkuliahan. Juga kepada para pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

9. Buat sahabat-sahabatku : Rika IU Tagada, Mispa Siwon, Fransiska Yoona, Darman Nababan, Vita, Yohana dan Ira Rumiris terima kasih buat semangatnya, SARANGHAE!

10.Teman–teman manajemen stambuk 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih “keluarga baruku” buat dukungannya dan suka duka yang kita hadapi dalam melewati masa perkuliahan.

11.Bapak Muhdi, SAg atas dukungan yang diberikan kepada penulis dan untuk kesempatan yang diberikan sehingga penulis dapat meneliti di keripik singkong Kreasi Lutvi sehingga skripsi ini dapat selesai.

12.Kepada semua pihak yang tidak bisa disebut satu per satu yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya. Syaloom.

Medan, Oktober 2012 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK . ... i

ABSTRACT . ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Manajemen Pemasaran ... 7

2.2 Marketing Mix ... 8

2.3 Pengertian Minat Beli Konsumen ... 16

2.4 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 16

2.5 Penelitian Terdahulu ... 19

2.6 Kerangka Konseptual ... 21

2.7 Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Jenis Penelitian ... 23

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

3.3 Batasan Operasional ... 23

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 24

3.5 Skala Pengukuran Variabel ……… 25

3.6 Populasi dan Sampel ... 26

3.6.1 Populasi ... 26

3.6.2 Sampel ... 27

3.7 Jenis Data ... 28

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 28

3.9.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 30

3.9.1.1 Hasil Uji Validitas Variabel Produk (product) 30

3.9.1.2 Hasil Uji Validitas Variabel Harga (price) ... 31

3.9.1.3 Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian ... 31


(7)

3.9.2 Hasil Uji Reliabilitas Data ... 32

3.10 Metode Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….... 36

4.1 Gambaran Umum Keripik Singkong Kreasi Lutvi ………... 36

4.1.1 Profil Umum Perusahaan ………..…..…... 37

4.1.2 Visi dan Misi ………. 38

4.1.2 Struktur Organisasi ………...……… 38

4.2 Hasil Penelitian ………..………..……….…... 40

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif ……… 40

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden ……… 40

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ……… 42

4.3 Uji Asumsi Klasik ……….………..….……….. 47

4.4 Uji Regressi Linear Berganda ... 51

4.5 Pembahasan ... 57

4.5.1 Pengaruh Produk Terhadap Keputusan Pembelian …... 57

4.5.2 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian .…… 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

5.1 Kesimpulan ... 62

5.2 Saran ... 62


(8)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman Tabel

1.1 Keuntungan Yang Diperoleh Keripik Singkong Kreasi Lutvi ... 4

2.1 4P Dalam Marketing Mix ... 13

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 25

3.2 Instrumen Skala Likert ... 26

3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Produk (product) ……….. 30

3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Harga (price) ……….… 31

3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian …. 32 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ………. 32

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... ... 40

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41

4.3 Distribusi Responden Terhadap Variabel Produk (X1) ... 42

4.4 Distribusi Responden Terhadap Variabel Harga (X2) ………. 43

4.5 Distribusi Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) 45 4.6 Coefficients a……….... 50

4.7 Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas ... .. 50

4.8 Coefficientsa………... 51

4.9 ANOVAb ………... 54

4.10 Model Summaryb ………... 55

4.11 Coefficientsa ………. 56


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman Gambar

2.1 Proses pengambilan Keputusan Pembelian ... 17

2.2 Kerangka Konseptual ... 22

4.1 Struktur Organisasi Perusahaan……….. 38

4.2 Normal P-plot ……… 47


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman Lampiran

1 Kuesioner ... 66 2 Hasil Pengolahan SPSS Versi 19 ………. . 69


(11)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah Pengaruh Produk Dan Harga Keripik Singkong Kreasi Lutvi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis variabel produk (product) dan harga (pricing) yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong Kreasi Lutvi di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksplanatory dimana peneliti ingin mengukur kekuatan hubungan antara produk (product) dan harga (price). Selain itu juga, peneliti ingin menunjukkan arah hubungan antara produk (product) dan harga (price) terhadap keputusan pembelian keripik singkong Kreasi Lutvi di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu (menunjukkan masalah sebab-akibat).

Hasil dari penelitian dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil uji t (uji parsial) dapat diketahui bahwa variabel produk (X1) dan variabel harga (X2)

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong Kreasi Lutvi (Y). Hasil uji t juga menunjukkan bahwa variabel yang lebih dominan berpengaruh terhadap keputusan konsumen membeli keripik singkong Kreasi Lutvi adalah variabel produk (product). Hal ini menunjukkan bahwa produk yang berkualitas serta bercita rasa tinggi memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan hasil uji F variabel produk (X1) dan harga (X2) secara serempak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong Kreasi Lutvi (Y).


(12)

ABSTRAC

The title of this research is the Influence of Products and Price Kreasi Lutvi Cassava Chips of Consumer Purchase Decision In Desa Tuntungan II at Kecamatan Pancur Batu. The purpose of this study is to investigate and analyze the variable product and price that influence consumers decision to buy cassava chips in Desa Tuntungan II at Kecamatan Pancur Batu.

This research is a descriptive explanatory in which researchers want to measure the strength of the relationship between the products and price. Also, the researchers want to show the relationship between the direction of the product and price to the purchasing decision Kreasi Lutvi cassava in Desa Tuntungan II at Kecamatan Pancur Batu.

Results from this research is that based on the results of the t test (partial testing) it can be seen that the variable product (X1) and variable price (X2) is positively and significantly influence the consumer decision to buy cassava chips Kreasi Lutvi (Y). T-test results also showed that the variables are more dominant influence on consumer buying decisions cassava chips Kreasi Lutvi is a variable product. This indicates that the products are of high quality and taste have an influence on consumer purchasing decisions. Based on the results of the F test product variable (X1) and price (X2 simultaneously significantly influence the consumer's decision to buy cassava chips Kreasi Lutvi ( Y ) .


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman membuat setiap pemilik atau pelaku usaha seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat bersaing dengan usaha pesaingnya. Selain itu pelaku usaha perlu menciptakan terobosan dan inovasi strategis guna terus meningkatkan pendapatan dan laba perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Seiring dengan semakin banyak wirausaha yang bersaing untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, maka yang perlu diperhatikan para wirausaha adalah bagaimana menciptakan keunikan dari produk dan jasa yang ditawarkan, serta dapat memberikan kepuasan kepada para konsumennya. Bila kepuasan konsumen telah terpenuhi maka terjadilah suatu transaksi yang berulang-ulang secara terus menerus, di mana konsumen merasa adanya value dari sebuah harga yang harus dibayarkan.

Strategi pemasaran diatas adalah salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh wirausaha untuk dapat menguasai pasar, sehingga pada akhirnya wirausaha dapat memperoleh keuntungan yang meningkat. Untuk dapat memenangkan persaingan, maka wirausaha harus memiliki strategi bersaing yang berbeda dengan strategi yang dilakukan oleh wirausaha saingan. Penerapan strategi bersaing sangat diperlukan dalam meraih pasar dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan dan keunggulan-keunggulan dari usaha sejenis.


(14)

Saat ini banyak bermunculan usaha kuliner‚ dari yang sangat sederhana sampai yang sangat unik dengan tampilan yang berbeda, bahkan sampai dikenal dengan lifestyle. Namun demikian, keripik singkong telah lebih dulu hadir dan dikenal oleh masyarakat Indonesia. Baik yang tinggal di daerah pedesaan maupun di perkotaan.

Keripik singkong Kreasi Lutvi merupakan produk usaha kecil menengah (UKM) yang dikelola secara tradisional namun tetap memperhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam bauran pemasaran (marketing mix). Produk UKM dapat dijadikan produk unggulan dengan memperhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam bauran pemasaran (marketing mix) pada proses pemasarannya. Satu hal terpenting dalam pemasaran produk UKM adalah memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan agar tidak kalah saing dengan produk yang dihasilkan oleh pabrik. Pemilik usaha keripik singkong kreasi Lutvi selalu mengontrol kualitas bahan pokok yang akan digunakan, seperti ubi kayu. Ubi kayu yang digunakan adalah jenis ubi kayu yang terbaik untuk digunakan sebagai bahan baku keripik singkong, sehingga ketika diproses menjadi keripik singkong akan menghasilkan keripik singkong yang bercita rasa tinggi serta rapuh. Selain itu keripik singkong Kreasi Lutvi juga menggunakan bahan-bahan pewarna yang aman untuk dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif bagi konsumen yang mengkonsumsinya. Konsumen yang mengkonsumsi juga akan tertarik untuk melakukan pembelian ulang karena cita rasa serta kualitas yang didapat dari produk keripik singkong Kreasi Lutvi.


(15)

Keripik singkong kreasi Lutvi selain unggul di produk, pemilik usaha juga turut memperhatikan harga dalam proses pemasaran produknya. Harga yang ditawarkan sangat terjangkau oleh segala lapisan masyarakat, karena harga yang ditawarkan untuk produk keripik singkong kreasi Lutvi dimulai dari harga Rp. 500,- untuk kemasan kecil yang dijual per 10 bungkus, dan harga tertinggi adalah Rp. 40.000,- untuk kemasan 1kg. Harga tersebut sangat terjangkau untuk segala lapisan masyarakat, sehingga keripik singkong kreasi Lutvi dapat dinikmati oleh setiap lapisan masyarakat.

Keripik singkong kreasi Lutvi salah satu dari beberapa variasi kreasi keripik singkong yang ada di Kota Medan. Keripik singkong kreasi Lutvi terletak dilokasi yang pemukiman padat penduduk, sehingga memudahkan para konsumen untuk memperolehnya. Selain itu Keripik singkong kreasi Lutvi juga menyediakan berbagai varian rasa yang berbeda dengan keripik singkong lainnya, yaitu rasa original, rasa jagung bakar, rasa barbeque, rasa balado, rasa chitato, rasa, serta singkong mini stik. Pada waktu-waktu tertentu Keripik singkong kreasi Lutvi membuat inovasi rasa yang berbeda, misalnya pedas dan super pedas. Inovasi rasa yang berbeda dikeluarkan pada momen-momen tertentu, misalnya natal, tahun baru dan lebaran. Peningkatan penjualan keripik singkong kreasi Lutvi dapat dilihat berdasarkan keuntungan yang diperoleh setiap bulannya.


(16)

Tabel 1.1

Keuntungan Yang Diperoleh Keripik Singkong Kreasi Lutvi

No. Bulan Jumlah Keuntungan

1. Agustus 2012 Rp. 9.350.000,- 2. September 2012 Rp. 10.550.000,- 3. Oktober 2012 Rp. 12.230.000,- 4. November 2012 Rp. 13.000.000,- 5. Desember 2012 Rp. 13.400.000,-

Sumber: Data Penjualan Keripik Singkong Kreasi Lutvi, 2013.

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa keripik singkong kreasi Lutvi setiap bulannya mengalami meningkatan dalam perolehan laba. Hal ini menunjukkan bahwa keripik singkong kreasi Lutvi terbukti mampu bersaing dengan usaha keripik singkong lainnya yang berada di daerah sekitarnya, karena Keripik singkong kreasi Lutvi memiliki lebih banyak pelanggan daripada usaha keripik singkong lain. Hal ini juga dipengaruhi oleh strategi persaingan yang terdapat di dalam bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran (marketing mix) dalam pemasaran banyak digunakan oleh para wirausaha sebagai strategi bersaing. Bauran pemasaran (marketing mix) adalah serangkaian variabel pemasaran yang dapat dikuasai perusahaan, yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran kreasi Lutvi menggunakan 2 unsur dari marketing mix yaitu produk (product), dan harga (price), sebagai daya saing terhadap usaha sejenis lainnya, sehingga menjadi lebih dominan menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian keripik singkong pada Keripik singkong kreasi Lutvi dibandingkan usaha keripik singkong lainnya. Promosi (promotion) dan lokasi (place) tidak termasuk dalam penelitian ini, dikarenakan keripik singkong kreasi Lutvi menggunakan secara


(17)

keripik singkong hanya juga secara rutin mengikuti pameran UKM, namun tidak membuat iklan melalui media cetak maupun elektronik untuk produknya, dan memasarkan produknya di berbagai kecamatan di wilayah Sumatera Utara sehingga tidak memungkinkan untuk diteliti secara menyeluruh ke seluruh wilayah pemasaran keripik singkong kreasi Lutvi.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menentukan judul skripsi ini ”Pengaruh Produk dan Harga Keripik Singkong Kreasi Lutvi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: ”Apakah produk (product) dan harga (pricing) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian keripik singkong Kreasi Lutvi di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis variabel produk (product) dan harga (pricing) yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong Kreasi Lutvi di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu.


(18)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi keripik singkong kreasi Lutvi, hasil penelitian ini agar dapat digunakan menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan untuk meningkatkan serta menjaga kualitas dari produk dan pelayanan yang dijual, agar dapat terus bersaing dengan wirausaha lainnya.

2. Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk memperdalam pengetahuan peneliti tentang keputusan konsumen. Penelitian ini juga berguna sebagai gambaran aplikasi dari teori yang dipelajari.

3. Sebagai referensi bagi peneliti lain dan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler (2005:10), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawar dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Senada dengan itu Boyd at all (2000:4) mengatakan, pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.

Menurut Ma’ruf (2005:1) Pemasaran secara mudahnya adalah kegiatan memasarkan barang atau jasa umumnya kepada masyarakat, dan khususnya kepada pembeli potensial. Pemasaran dikembangkan sebagai suatu pola yang tertata dalam suatu sistem yang sering kali disebut sebagai ilmu dan juga dikembangkan dengan cara masing-masing pelaku sehingga disebut improvisasi dan karenanya disebut seni. Dalam prakteknya, pemasaran dijalankan dengan kedua cara itu, ilmu dan seni. Pemasaran ritel sebagai kegiatan pemasaran dalam perdagangan eceran juga dijalankan dengan kedua cara itu.

Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk melakukan pertukaran untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan orang-orang. Proses pertukaran merupakan suatu kegiatan. Penjual harus mencari pembeli,


(20)

mengidentifikasi kebutuhan mereka, mempromosikan produk kepada mereka, memajang dan mengantarkan produk serta menetapkan harga produk.

2.2 Marketing Mix

Menurut Stanton (2000:147), pengertian Marketing Mix secara umum adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut adalah penawaran produk/jasa, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Senada dengan itu Kotler (2001:98) mengatakan, Marketing Mix adalah campuran dari variabel pemasaran yang dapat dikendalikan (controllable variabels) yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Marketing Mix terdiri dari 4 unsur, yaitu: Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion (Promosi).

Marketing Mix yang dijalankan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan. Disamping itu, Marketing Mix merupakan perpaduan dari faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mempermudah buying decision. Menurut Lubis (2001:5) variabel-variabel Marketing Mix diatas dapat dijelaskan sedikit lebih mendalam sebagai berikut:

1. Product (Produk/Jasa)

Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barang/jasa yang akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan guna mendukung penjualan barang dan jasa, dan bentuk barang ataupun jasa


(21)

yang ditawarkan. Produk merupakan elemen yang paling penting, sebab dengan inilah perusahaan berusaha untuk memenuhi "kebutuhan dan keinginan" dari konsumen, namun keputusan itu tidak berdiri sebab produk/jasa sangat erat hubungannya dengan target market yang dipilih. Sedangkan sifat dari produk/jasa tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tidak berwujud

Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium, sebelum ada transaksi pembelian.

b. Tidak dapat dipisahkan

Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang atau benda. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel tidak akan bisa terlepas dari bangunan hotel tersebut.

c. Berubah-ubah

Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, sebab jasa ini sangat tergantung kepada siapa yang menyajikan, kapan disajikan dan dimana disajikan.

d. Daya tahan

Jasa tidak dapat disimpan. Seorang pelanggan yang telah memesan sebuah minuman akan dikenakan biaya atas minuman tersebut, walaupun pelanggan tersebut tidak meminum minuman yang telah dipesan.


(22)

2. Price (Harga)

Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan produksi. Keuntungan yang diperoleh ditentukan pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk atau jasa ditentukan pula dari besarnya pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan jasa tersebut dan laba atau keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penetuan harga produk dari suatu perusahaan merupakan masalah yang cukup penting, karena dapat mempengaruhi hidup matinya serta laba dari perusahaan. Kebijaksanaan harga erat kaitannya dengan keputusan tentang jasa yang dipasarkan. Hal ini disebabkan harga merupakan penawaran suatu produk atau jasa. Dalam penetapan harga, biasanya didasarkan pada suatu kombinasi barang/jasa ditambah dengan beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Berdasarkan harga yang ditetapkan ini konsumen akan mengambil keputusan apakah dia membeli barang tersebut atau tidak. Juga konsumen menetapkan berapa jumlah barang/jasa yang harus dibeli berdasarkan harga tersebut. Tentunya keputusan dari konsumen ini tidak hanya berdasarkan pada harga semata, tetapi banyak juga faktor lain yang menjadi pertimbangan, misalnya kualitas dari barang atau jasa, kepercayaan tergadap perusahaan dan sebagainya. Hendaknya setiap perusahaan dapat menetapkan harga yang paling tepat, dalam arti yang dapat memberikan keuntungan yang paling baik, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang.


(23)

3. Place (Tempat)

Tempat yang dipilih untuk menjalankan usaha harus strategis, agar cepat diketahui oleh para masyarakat sekitar ataupun pengguna jalan raya yang kebetulan melintasi daerah tersebut. Tempat usaha sebaiknya dekat dengan sumber bahan baku, hal ini dapat memudahkan pengusaha dalam hal pengadaan bahan baku dan dapat menghemat biaya transport untuk mengadaan bahan baku.

4. Promotion (Promosi)

Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi pada pasar tentang produk / jasa yang dijual, tempat dan saatnya.Ada beberapa cara menyebarkan informasi ini, antara lain periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal selling), promosi penjualan (sales promotion) dan publisitas (Publicity).

a. Periklanan (Advertising)

Merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar, radio,majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis.

b. Penjualan Pribadi (Personal Selling)

Merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon


(24)

konsumennya itu. Yang termasuk dalam personal selling adalah: door to door selling, mail order, telephone selling dan direct selling.

c. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkannya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu, maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen.

d. Publisitas (Pubilicity)

Merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh perusahaan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen, agar mereka menjadi tahu, dan menyenangi produk yang dipasarkannya, hal ini berbeda dengan promosi, dimana didalam melakukan publisitas perusahaan tidak melakukan hal yang bersifat komersial. Publisitas merupakan suatu alat promosi yang mampu membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga sering disebut sebagai usaha untuk mensosialisasikan atau memasyarakatkan .

Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah tercapainya keseimbanganyang efektif, dengan mengkombinasikan komponen-komponen tersebut kedalam suatu strategi promosi yang terpadu untuk berkomunikasi dengan para pembeli dan para pembuat keputusan pembelian.

Pemasar membuat keputusan dan menggunakan berbagai kaedah untuk mendapatkan respon positif daripada pelanggan sasaran. Jerome McCarthy (www.infosky.co.id) telah mengklasifikasikan kebanyakan kaedah tersebut


(25)

kepada empat group utama yaitu Product, Price, Place & Promotion yang merupakan Bauran Pemasaran yang biasa digunakan oleh pemasar. Bauran ini juga biasa disebut sebagai strategi pemasaran 4P.

Guna mencapai tujuan dalam pemasaran dengan menggunakan strategi 4P, pemasar perlu mengunakan cara yang paling efektif di antara variabels yang terdapat dalam bauran pemasaran tersebut agar menghasilkan respon yang optimal dari pelanggan sasaran.

Secara ringkas, diantara variabels yang dimaksudkan ialah: Tabel 2.1 4P Dalam Marketing Mix

Product Price Place Promotion

- Variety - Quality - Design - Features - Brand name - Packaging - Sizes

- Service/support - Returns/benefits - Warranties

- List price - Discounts - Allowances - Payment

period - Credit terms

- Channel - Coverage - Assortments - Location - Inventory - Logistics - Service level

- Sale promotion - Advertisement - Personal selling - Public relations - Message

- Media - Budget

Sumber

a. Product

Di era pemasaran yang banyak persaingan pada masa ini, upaya mengemukakan produk yang lebih kompetitif sangat penting sebagai strategi pemasaran. Melalui penggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan yang tinggi, produsen boleh menghasilkan produk yang berkualitas, namun untuk memiliki keunggulan yang kompetitif dikalangan pesaing, produsen memerlukan berbagai inisiatif tambahan dalam pemasaran. Hal terpenting mengenai produk ialah perlunya mengetahui kebutuhan, kemauan dan harapan konsumen. Faktor-faktor lain selain kualitas seperti variety untuk pilihan, ukuran,


(26)

kemasan, manfaat produk, serta berbagai attribute daripada produk harus diperhatikan untuk menarik perhatian pelanggan. Pada saat memasarkan produk, strategi produk menghendaki pemasar menganalisa pasar sasaran seperti demand, persaingan dan pertumbuhan, serta memperhitungkannya. b. Price

Umumnya konsumen telah mengetahui, bahwa harga menentukan kualitas dari produk/jasa yang dibelinya. Tetapi, dalam realiti pemasaran fakta tersebut tidak selalu menjadi keharusan untuk dijadikan alasan penetapan harga yang strategik. Strategi penetapan harga sangat penting dalam pemasaran, karena harga berperanan dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli dan menjadikan konsumen tersebut sebagai pelanggan sesuatu produk/jasa. Harga merupakan hal terpenting dalam pemasaran, karena harga yang ditetapkan dapat menghasilkan keuntungan ataupun dapat mendatangkan kerugian bagi produsen. Sedangkan bagi pembeli harga dapat mempengaruhi kemampuan membeli, kegunaan serta manfaat produk/jasa tersebut sehingga dapat mempengaruhi minat konsumen untuk membeli produk/jasa tersebut.

c. Place

Strategi lokasi mempengaruhi kepada aspek penyaluran produk bila lokasi pemasaran dekat dengan bahan baku, maka akan mengurangi biaya yang akan dikeluarkan.

d. Promotion

Ada anggapan yang mengatakan bahwa produk yang berkualitas akan terjual dengan sendirinya. Tetapi, dalam strategi promosi, pemasar melaksanakan


(27)

aktivitas memperkenalkan produk yang hendak ditawarkan kepada konsumen. Tanpa aktivitas promosi, pemasaran produk yang berkualitas sekalipun tidak menjadi aktif dan industri sulit memperoleh tahap kompetitif yang dikehendaki di pasaran. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara baik melalui media cetak maupun media elektronik.

Booms & Bitne di atas, yaitu: People, Process dan Physical Evidence.

e. People

Faktor manusia (yang terlibat secara langsung & tidak langsung) dalam aktivitas penyampaian produk di pasaran tidak terkecuali. Peranan orang-orang yang terlibat dalam pemasaran produk/jasa perlu dijadikan sebagai strategi. f. Process

Proses/aliran kerja termasuk arahan dan prosedur yang bertepatan bagi setiap aktivitas merupakan elemen yang akan menentukan keberhasilan dan tercapainya tujuan dalam pemasaran

g. Physical Evidence

Produk yang ditawarkan produsen hendaknya sesuai dengan pasar sasaran, sehingga produk tersebut dapat diterima oleh konsumen dan dapat mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan produsen.

Strategi pemasaran 4P boleh dikatakan sebagai tindakan empat serangkai yang dilakukan pemasar untuk menawarkan produk kepada konsumen dengan cara yang lebih efektif. Sementara tambahan 3P lagi kepada bauran tersebut


(28)

adalah sebagai pelengkap yang khususnya disarankan bagi produsen yang menawarkan produk jenis jasa.

2.3 Pengertian Minat Beli Konsumen

Durianto, dkk (2003: 104), Niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Niat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan niat beli sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan penolakan konsumen dimasa mendatang.

Niat membeli terlihat dari sikap konsumen terhadap produk dan keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan menurunnya niat beli konsumen.

2.4 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Kotler (2009) menjelaskan bahwa ada lima tahapan yang dilewati para konsumen dalam proses keputusan pembelian: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian. Jelas bahwa proses pembelian berlangsung jauh sebelum pembelian aktual dan berlanjut jauh sesudah pembelian. Proses pembelian yang spesifik dan urutan terjadinya terlihat pada Gambar 2.1 berikut ini (Kotler,2009:184-191)


(29)

Sumber: Kotler (2009: 185)

Gambar 2.1 Proses pengambilan keputusan pembelian

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa konsumen melewati lima tahapan seluruhnya pada setiap pembelian, namun dalam pembelian yang lebih rutin, konsumen seringkali melompati atau membalik beberapa tahap ini. Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengenalan masalah, proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Pemasar harus mengetahui keadaan yang menjadi kebutuhan daripada pembeli dengan cara mengumpulkan informasi lalu menjadikannya untuk mempengaruhi konsumen sehingga pembelian potensial mendapat perhatian yang serius dari konsumen. 2. Pencarian Informasi, seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan

terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Jika minat konsumen dalam mencari informasi kuat dan produk yang dibutuhkan ada disekitarnya konsumen tersebut akan membeli produk tesebut. Sebaliknya, jika minat konsumen tidak kuat, maka konsumen akan menyimpan kebutuhan itu ke dalam pemikiran atau mengerjakan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan mereka tersebut.

3. Evaluasi alternatif, konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan. Konsep dasar dalam Pengenalan

kebutuhan

Perilaku pasca Pembelian Keputusan

Pembelian

Pengevaluasi-an alternatif Pencarian


(30)

memahami proses evaluasi; pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat produk sebagai kelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan. Konsumen akan memberikan perhatian yang besar pada atribut yang menghantarkan manfaat yang memenuhi kebutuhan.

4. Keputusan pembelian, pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Ada 5 (lima) sub-keputusan dalam melakukan maksud pembelian; merek, penyalur, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran.

5. Perilaku sesudah pembelian, sesudah pembelian suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk. Tugas pemasar belum berakhir saat produk dibeli oleh konsumen, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pembelian


(31)

2.5 Penelitian Terdahulu

Harahap (2005:68), melakukan penelitian Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Minat Beli Konsumen Roti di AL-Anshar Bakery Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahu faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen roti di Al-Anshar Bakery Medan. Responden penelitian ini adalah konsumen roti di toko roti Al-Anshar Bakery Medan yang berjumlah 70 orang, analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R square) yang diperoleh sebesar 0,436, sehingga dapat disimpulkan minat beli dipengaruhi oleh faktor kualitas, harga, dan merek sebesar 43% sedangkan sisanya sebesar 54,5 dipengaruhi faktor lain seperti kemasan, promosi, desain, hadiah dan pelayanan kepada konsumen. Uji F hitung diperoleh nilai F hitung sebesar 2,624 lebih besar dari F tabel, artinya variabel bebas (kualitas, harga, merek) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (minat beli) dan pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas adalah pengaruh positif. Berdasarkan hasil regresi linier berganda diperoleh variabel kualitas (X1) sebesar 0,457, variabel harga (X2)

sebesar 0,280, variabel merek (X3), sebesar 0,128. Maka variabel dominan adalah

variabel kualitas yang mempengaruhi minat beli konsumen roti di Al-Anshar Bakery Medan.


(32)

Penelitian terdahulu juga dilakukan oleh Marpaung (2011) dengan judul Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Produk Herbalife Pada PT. Herbalife Cabang Pringgan Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh bauran pemasaran produk yang terdiri dari produk, lokasi, harga, promosi terhadap keputusan konsumen membeli produk Herbalife pada PT. Herbalife Cabang Pringgan Medan. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif, uji regresi linier berganda. Pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel produk, lokasi, harga, promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk Herbalife pada PT. Herbalife Cabang Pringgan Medan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji regresi linier berganda secara simultan. Berdasarkan uji signifikan secara parsial, bahwa variabel produk, lokasi, harga, promosi, berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan konsumen. Variabel yang paling dominan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan konsumen adalah variabel promosi.


(33)

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survey literature (Kuncoro, 2003:4).

Menurut Kotler (2000:126) mendefenisikan bauran pemasaran (marketing mix) adalah serangkaian variabel yang dapat dikontrol dan tingkat variabel yang digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi pasaran yang menjadi sasaran. Senada dengan itu Jerome McCarthy mengatakan, ada 4 variabel yang terdapat didalam bauran pemasaran (marketing mix), yaitu: Product, Price, Place, dan Promotion.

Keempat faktor ini saling memperkuat dan bila terkoordinasi dengan baik akan meningkatkan daya tarik penjualan dari produk maupun jasa yang ditawarkan. Dari ketujuh bauran pemasaran (marketing mix) diatas, keripik singkong Kreasi Lutvi menggunakan 2 faktor dari 4P yaitu produk (product) dan harga (price) yang lebih dominan yang untuk menarik minat konsumen untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi.


(34)

Berdasarkan pendapat diatas maka penulis merumuskan penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Sumbe

2.7 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiono, 2003:306). Berdasarkan perumusan masalah diatas, penulis merumuskan hipotesis pada penelitian ini ”Produk (product) dan harga (pricing), berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen keripik singkong Kreasi Lutvi di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu.

(Y)

Keputusan Pembelian Keripik Singkong Kreasi

Lutvi

X1: Produk (Product)


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksplanatory yaitu penelitian yang mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih. Selain itu juga menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan varibel terikat (menunjukkan masalah sebab-akibat) (Arikunto, 2003:35).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Keripik Singkong Kreasi Lutvi di Jalan Tunas Mekar No. 285 Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan peneliti dengan pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner kepada pelanggan Keripik Singkong Kreasi Lutvi yang dilakukan pada bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel independen (X) yaitu X1: produk (product) dan X2: harga (pricing).

2. Variabel dependen (Y) yaitu Keputusan Pembelian keripik singkong kreasi Lutvi.


(36)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Penguraian definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian. Selain itu juga memberi batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti.

a. Product (produk) sebagai X1

Produk adalah penilaian konsumen terhadap keripik singkong kreasi Lutvi. b. Price (harga) sebagai X2

Harga adalah pengorbanan yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk keripik singkong Kreasi Lutvi, misalnya dalam bentuk uang.

c. Keputusan Pembelian sebagai Y

Keputusan Pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative dan memilih salah satu diantaranya (Setiadi, 2003:)


(37)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala

Pengukuran Variabel

Product (produk) (X1)

Produk adalah penilaian konsumen terhadap keripik singkong Kreasi Lutvi.

a. Produk aman

dikonsumsi. b.Variasi rasa

c. Pewarna khusus untuk makanan (food grade) d.Bahan baku pilihan.

Skala Likert

Variabel Price (harga)

(X2)

Harga adalah

pengorbanan yang

dikeluarkan untuk mendapatkan produk

keripik singkong Kreasi Lutvi, misalnya dalam bentuk uang.

a. Harga yang bersaing b.Harga sesuai dengan

kualitas

c. Harga terjangkau d.Pilihan harga

(list price) Skala Likert Variabel Keputusan Pembelian (Y) Keputusan Pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative dan memilih salah satu diantaranya.

a. Pengenalan kebutuhan b.Pencarian informasi c. Pengevaluasian

alternatif.

d.Keputusan pembelian

e. Perilaku pasca

pembelian.

Skala Likert

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Sumber: Setiadi (2003)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Ketiga variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2006: 55). Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden, dengan menggunakan skala 1 sampai 5 untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini yang dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:


(38)

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiono (2006:105)

Dari Tabel 3.2 diatas, responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia pada penelitian ini, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu (5, 4, 3, 2, 1). Skor jawaban dari responden dijumlahkan, dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang di tafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert.

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan daripada keripik singkong Kreasi Lutvi di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu, yang pernah melakukan transaksi pembelian dimana jumlahnya tidak diketahui.


(39)

3.6.2 Sampel

Penulis menggunakan metode Aksidental pada penarikan sampel yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiono, 2003:77). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah pelanggan daripada keripik singkong Kreasi Luvi yang pernah melakukan transaksi pembelian, dikarenakan jumlahnya tidak diketahui maka penentuan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Supramono (2003:62), yaitu:

n = (Zα)2

(p)(q) d2 Keterangan:

n = Jumlah sampel (Zα)2

= Nilai standard normal yang besarnya tergantung α, bila α = 0.05 Z = 1.67

p = Estimasi proposi populasi q = 1-p

d = Penyimpangan yang ditolerir

Untuk memperoleh n (jumlah populasi) yang besar dan nilai p belum diketahui, maka dapat digunakan p=0.5, dengan demikian jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

n = (1.96)2(0.5)(0.5) n = 96.04 (dibulatkan menjadi 100 orang) (0.1)2


(40)

3.7 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan 2 (dua) jenis data yaitu:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner dan wawancara kepada responden terpilih.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka dengan mempelajari berbagai tulisan dari buku, jurnal, majalah dan internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini ialah: 1. Kuesioner

Menyebarkan daftar pernyataan yang telah diberikan alternatif jawaban yang sesuai dengan yang dirasakan responden terpilih.

2. Studi Pustaka

Yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari informasi dan data-data yang diperoleh dari jurnal, buku-buku literature, majalah dan internet yang terkait dengan penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji Validitas dan Reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah layak untuk digunakan sebagai instrument penelitian. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan reliabel berarti instrument yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan


(41)

menghasilkan data yang sama (Sugiono, 2006:60). Penulis menggunakan bantuan software SPSS versi 19 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah pada uji validitas dan reliability kuesioner dalam penelitian ini. Uji ini dilakukan kepada 30 orang responden diluar responden yang telah dijadikan sebagai sampel namun termasuk dalam populasi pada penelitian ini.

Sugiyono (2006:60) menyatakan item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid (Sugiono, 2006:60).

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran instrumen dapat dipercaya (Sugiono, 2006:61). Dalam hal ini teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Cronbach’s Alpha. Pada uji ini dinilai reliabel jika lebih besar dari 0,6 dimana kriteria sebagai berikut :

α > 0,6 artinya instrumen reliabel α < 0,6 artinya instrumen tidak reliabel.

Penulis menggunakan bantuan software SPSS versi 19 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah pada uji validitas dan reliability kuesioner dalam penelitian ini.


(42)

3.9.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Untuk menguji ketepatan kuesioner, akan dilakukan pretest terhadap 30 responden diluar responden yang telah dijadikan sebagai sampel namun termasuk dalam populasi pada penelitian ini. Uji validitas dilakukan dengan bantuan program software SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 19. Uji validitas dilakukan dengan metode sekali ukur (one shot methods), dimana pengukuran dengan metode ini cukup dilakukan satu kali.

3.9.1.1 Hasil Uji Validitas Variabel Produk (product)

Hasil uji validitas variabel produk (product) dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Produk (product)

Pertanyaan Corrected

Item Total Correlation

Sig. (1-tailed)

Keterangan

1. Produk yang disalurkan oleh keripik singkong Kreasi Lutvi adalah produk yang aman untuk dikonsumsi.

2. Produk keripik singkong Kreasi Lutvi yang ditawarkan memiliki banyak variasi rasa.

3. Produk keripik singkong Kreasi Lutvi menggunakan pewarna yang khusus untuk makanan (food grade).

4. Produk keripik singkong Kreasi Lutvi menggunakan bahan baku pilihan.

,628 ,659 ,672 ,768 ,000 ,000 ,000 ,000 Valid Valid Valid Valid

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah).

Berdasarkan Tabel 3.3 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel produk (product) memiliki nilai yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel produk (product) yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam


(43)

penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi (1 – tailed) seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5%.

3.9.1.2 Hasil Uji Validitas Variabel Harga (price)

Hasil uji validitas variabel harga (price) dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Harga (price)

Pertanyaan Corrected

Item Total Correlation

Sig. (1-tailed)

Keterangan

1. Harga produk yang ditawarkan cukup bersaing, dibanding dengan produk sejenis.

2. Harga menentukan kualitas suatu produk.

3. Harga keripik singkong Kreasi Lutvi sangat terjangkau.

4. Keripik singkong Kreasi Lutvi tersedia dalam beberapa pilihan harga.

,720 ,759 ,654 ,693 ,000 ,000 ,000 ,000 Valid Valid Valid Valid

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.4 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel harga (price) memiliki nilai yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel harga (price) yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi (1 – tailed) seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5%.

3.9.1.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian

Hasil uji validitas instrument variabel keputusan pembelian dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut:


(44)

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Keputusan Pembelian

Pertanyaan Corrected

Item Total Correlation

Sig. (1-tailed)

Keterangan

1 Keripik singkong Kreasi Lutvi cocok dikonsumsi sebagai makanan ringan di saat bersantai dengan keluarga.

2. Saya mengetahui informasi tentang keripik singkong kreasi Lutvi pada saat mengunjungi stand pameran UKM.

3. Saya membeli membeli produk keripik singkong Kreasi Lutvi karena produknya aman untuk dikonsumsi.

4. Keputusan saya untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi adalah keputusan yang tepat.

5. Anda berkeinginan untuk melakukan pembelian ulang produk keripik singkong Kreasi Lutvi.

,617 ,637 ,639 ,676 ,564 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.5 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel keputusan pembelian memiliki nilai yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel keputusan pembelian yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi (1 – tailed) seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5%.

3.9.2 Hasil Uji Reliabilitas Data

Adapun hasil uji reliabilitas data pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Cronbach’s

Alpha

N Of Items Keterangan

Variabel Produk (product) Variabel Harga (price) Variabel Keputusan Pembelian

,845 ,860 ,730 4 4 5 Reliabel Reliabel Reliabel


(45)

Hasil pengujian reliabilitas jawaban responden terhadap variabel penelitian ini menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60, sehingga dapat disimpulkan konstruk pernyataan adalah reliabel untuk digunakan dalam penelitian.

3.10 Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan cara menguraikan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan. Analisis deskriptif dilakukan peneliti yaitu dengan mendistribusikan jawaban responden dalam bentuk tabel sehingga memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi jawaban responden.

b. Uji Asumsi Klasik 1)Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal grafik. Metode yang dipakai adalah metode plot.

2)Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi karena adanya perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dalam pengujian ini menggunakan diagram pancar residual.

3) Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas.


(46)

c. Metode Analisis Statistik

Peneliti menganalisis dengan menggunakan metoda analisis regresi linear berganda. Dalam menganalis data, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 19 for windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a+ b1X1 + b2X2 + e

Dimana: Y = skor pengaruh Keputusan Pembelian Keripik Singkong Kreasi Lutvi

a = konstanta

b1, b2 = koefisien regresi

X1 = Produk (Product)

X2 = Harga (Price)

e = standart error

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak).

Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria

ketepatan (Nugroho, 2005:65) yaitu: 1) Uji F hitung

Uji F hitung dilakukan untuk melihat secara bersama-sama apakah ada

pengaruh positif dan signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F hitung ini adalah:


(47)

Ho : b1, b2= 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap variabel terikat.

H1 : b1, b2 ≠ 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel terikat.

Nilai F hitung akan dibandingkan dengan nilai F tabel dengan tingkat

kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k), (k-1). Kriteria pengambilan keputusan (KPK):

Ho diterima apabila F hitung < F tabel pada α = 5%

H1 diterima apabila F hitung > F tabel pada α = 5%

2) Koefisien Determinasi ( R2 )

Pengujian kontribusi pengaruh dari seluruh variabel bebas (Xi) secara

bersama-sama terhadap variabel tidak bebas (Y) dapat dilihat dari koefisien determinasi berganda (R2), dimana 0<R2<1. Hal ini menunjukkan jika nilai R2 semakin dekat pada nilai 1, maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas semakin kuat. Sebaliknya jika nilai R2 semakin dekat pada nilai 0 maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas semakin lemah.


(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Keripik Singkong Kreasi Lutvi

Industri keripik singkong adalah industri yang memanfaatkan ubi kayu yang merupakan komoditas hasil pertanian sebagai bahan baku utama keripik singkong yang dapat menghasilkan berbagai bentuk yang menarik dan memiliki cita rasa yang khas untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Keripik singkong merupakan cemilan ringan yang sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat, baik anak-anak maupun dewasa, industri ini mampu memberikan nilai tambah guna peningkatan ekonomi keluarga serta bagi masyarakat sekitar serta mampu menyerap tenaga kerja.

Industri keripik singkong “Kreasi Lutvi” berdiri sejak tahun 1995 dan mampu bertahan dan berkembang sampai saat ini. Semula industri ini hanya dilakukan sebagai usaha sampingan dan hanya mampu mengolah ubi kayu menjadi keripik singkong sebanyak 50 kg per hari dengan dikerjakan oleh keluarga saja serta dengan cara pemasaran langsung dimana terdapat sekolah-sekolah Dasar disekitar Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu. Namun berkat kerja keras dan dukungan keluarga serta, usaha keripik singkong ini telah mampu menyerap tenaga kerja yang merupakan masyarakat sekitar sebanyak 50 orang serta bahan baku ubi kayu sebanyak 4 ton (4.000 kg) per hari.

Seiring dengan semakin tingginya permintaan pasar akan keripik singkong ini, maka secara perlahan-lahan kwalitas dan kwantitas produksinya pun mulai


(49)

dimana untuk mewujudkan hal ini diperlukan inovasi dan kreasi serta dukungan mesin dan peralatan yang memadai sehingga mampu meningkatkan daya saing di pasar.

4.1.1 Profil Umum Perusahaan

Nama Perusahaan : “Kreasi Lutvi”

Alamat : Jalan Tunas Mekar nomor 285 Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu, Indonesia.

Nama Pemilik Usaha : Muhdi, S.Ag.

Alamat : Jalan Tunas Mekar nomor 285 Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu, Indonesia.

Telepon/HP : 0819632889

Bidang Usaha : Industri Keripik Ubi/Singkong. Tanggal Berdiri : 08 September 1995

Merek Usaha : KREASI LUTVI.

Logo Usaha : Terdaftar di Ditjen HaKI

Kementrian Hukum Dan HAM RI.

No. D00-2006034754. Tanggal 18-10-2006. Sertifikat Halal : Nomor. 09 100000801 105.


(50)

4.1.2 Visi dan Misi

Keripik singkong Kreasi Lutvi memiliki visi dan misi sebagai berikut: 1. Visi: Membangun Usaha yang Mandiri dan Sejahtera

2. Misi:

a) Mewujudkan usaha dangan kemandirian.

b)Menciptakan lapangan pekerjaan dalam upaya perbaikan taraf hidup masyarakat di sekitar.

c) Mewujudkan pemanfaatan potensi bahan baku hasil pertanian menjadi produk hasil industri.

d)Meningkatkan keterampilan dan penguasaan teknologi produksi guna memenuhi standart mutu dan peningkatan daya saing.

4.1.2 Struktur Organisasi

Sumber: Keripik Singkong Kreasi Lutvi, 2013.


(51)

Proses pembuatan keripik singkong Kreasi Lutvi menggunakan tenaga kerja sebanyak 10 orang. Sepuluh tenaga kerja ini masing-masing dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian pemotongan, penggorengan dan yang terakhir bagian pengemasan.

Jam kerja untuk tenaga kerja keripik singkong Kreasi Lutvi ini ditetapkan dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 16.00WIB, dengan jam kerja selama 7 jam, maka jam kerja ini dibagi menjadi 2 shift yaitu jam 09.00 WIB - 12.00 WIB dan 13.00 WIB - 16.00 WIB. Sistem honor yang diberikan untuk tenaga kerja adalah menggunakan sistem honor borongan, yaitu sebesar Rp.2.000,- per kg untuk masing-masing karyawan.

Keripik singkong Kreasi Lutvi melakukan banyak cara untuk dapat mempertahankan tenaga kerja, seperti memberikan jaminan kesehatan pada pekerja, pemberian bonus, dan juga mengadakan pertemuan setiap 3 bulan untuk mendengarkan pendapat maupun keluhan dari para pekerja. Insentif-insentif ini akan lebih memberikan motivasi pada pekerja agar tetap bertahan pada pekerjaannya, dan agar menjaga stabilitas operasional.


(52)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode Analisis Deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang data yang diteliti. Data dipeoleh langsung dari responden dengan jumlah reponden penelitian sebanyak 100 orang. Jumlah pernyataan yang diberikan untuk variabel produk (product) (X1) sebanyak 4 pernyataan, variabel harga (price) (X2) sebanyak 4 pernyataan, dan Keputusan Pembelian (Y) berjumlah 5 pernyataan.

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden 1. Responden Berdasarkan Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Jumlah (orang) (%)

10 – 30 12 12

31 – 50 46 46

< 51 42 42

Total 100 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah).

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa umur responden yang paling dominan adalah yang berusia 31 sampai dengan 50 tahun keatas yang berjumlah 46 orang (46%). Hal ini memberi gambaran bahwa konsumen terbesar berada pada range umur 31 sampai dengan 50 tahun. Keripik singkong dapat dinikmati oleh berbagai kalangan umur, karena keripik singkong merupakan makanan ringan yang akrab dilidah orang Indonesia. Sebagian besar konsumen keripik singkong Kreasi Lutvi


(53)

berada pada range umur 31 sampai dengan 50 tahun. Mereka membeli keripik singkong untuk dikonsumsi bersama keluarga di saat santai. Konsumen keripik singkong Kreasi Lutvi pada range umur tersebut biasa adalah ibu rumah tangga.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (orang) %

Laki-laki 41 41

Perempuan 59 59

Total 100 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 41 orang (41%) dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 59 orang (59%). Hal ini menunjukkan, secara umum pelanggan keripik singkong kreasi Lutvi mayoritasnya adalah perempuan. Konsumen tersebut sebagian besarnya adalah ibu rumah tangga.


(54)

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

a. Distribusi Responden Terhadap Variabel Produk (X1) Tabel 4.3

Distribusi Responden Terhadap Variabel Produk (X1)

No STS TS KS S SS Total Total

Item F % F % F % F % F % (%) Responden

1 0 0 0 0 5 5 52 52 43 43 100% 100

2 0 0 0 0 9 9 53 53 38 38 100% 100

3 0 0 0 0 11 11 47 47 42 42 100% 100

4 0 0 0 0 15 15 37 37 48 48 100% 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah).

1) Frekuensi jawaban responden tentang item pertanyaan 1 (produk yang disalurkan oleh keripik singkong Kreasi Lutvi adalah produk yang aman untuk dikonsumsi) dari kuesioner yang diisi respon dan di analisis diketahui bahwa 43 responden (43%) menyatakan sangat setuju, 52 responden (52%) menyatakan setuju, 5 responden (5%) menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2) Frekuensi jawaban responden tentang item pertanyaan 2 (produk keripik singkong kreasi Lutvi yang ditawarkan memiliki banyak variasi rasa) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis, diketahui bahwa 38 responden (38%) menyatakan sangat setuju, 53 responden (53%) menyatakan setuju, 9 responden (9%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

3) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 3 (produk keripik singkong Kreasi Lutvi menggunakan pewarna yang khusus untuk


(55)

makanan) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis, diketahui 42 responden (42%) menyatakan sangat setuju, 47 responden (47%) menyatakan setuju, 11 responden (11%) kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

4) Frekuensi jawaban responden tertang pertanyaan 4 (produk keripik singkong Kreasi Lutvi menggunakan bahan baku pilihan) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis, 48 responden (48%) menyatakann sangat setuju, 37 responden (37%) menyatakan setuju, 15 responden (15%) kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

b. Distribusi Responden Terhadap Variabel Harga (X2) Tabel 4.4

Distribusi Responden Terhadap Variabel Harga (X2)

No STS TS KS S SS Total Total

Item F % F % F % F % F % (%) Responden

1 0 0 0 0 11 11 46 46 43 43 100% 100

2 0 0 0 0 14 14 52 52 34 34 100% 100

3 0 0 0 0 10 10 47 47 43 43 100% 100

4 0 0 0 0 16 16 48 48 36 36 100% 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah).

1) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 1 ( harga produk yang ditawarkan cukup bersaing dibanding dengan produk sejenis) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 43 responden (43%) menyatakan sangat setuju, 46 responden (46%) menyatakan setuju, 11 responden (11%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.


(56)

2) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 2 (harga menentukan kualitas suatu produk) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 34 responden (34%) menyatakan sangat setuju, 52 responden (52%) menyatakan setuju, 14 responden (14%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

3) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 3 (harga kripik singkong Kreasi Lutvi terjangkau) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 35 responden (35%) menyatakan sangat setuju, 51 responden (51%) menyatakan setuju, 14 responden (14%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangan tidak setuju.

4) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 4 (keripik singkong kreasi Lutvi tersedia dalam beberapa pilihan harga) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 36 responden (36%) menyatakan sangat setuju, 48 responden (48%) menyatakan setuju, 16 responden (16%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.


(57)

c. Distribusi Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) Tabel 4.5

Distribusi Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y)

No STS TS KS S SS Total Total

Item F % F % F % F % F % (%) Responden

1 0 0 0 0 16 16 44 44 40 40 100% 100

2 0 0 0 0 8 8 51 51 41 41 100% 100

3 0 0 0 0 14 14 51 51 35 35 100% 100

4 0 0 0 0 11 11 42 42 47 47 100% 100

5 0 0 0 0 8 8 47 47 45 45 100% 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah).

1) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 1 (keripik singkong kreasi Lutvi cocok dikonsumsi sebagai makanan ringan disaat bersantai dengan keluarga) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 40 responden (40%) menyatakan sangat setuju, 44 responden (44%) menyatakan setuju, 16 responden (16%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 2 (saya mencari informasi tentang keripik singkong kreasi Lutvi pada saat mengunjungi stand pameran UKM) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 41 responden (41%) menyatakan sangat setuju, 51 responden (51%) menyatakan setuju, 8 responden (8%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.


(58)

3) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 3 (Saya membeli produk keripik singkong kreasi Lutvi karena produknya aman untuk dikonsumsi) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 35 responden (35%) menyatakan sangat setuju, 51 responden (51%) menyatakan setuju, 14 responden (14%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. 4) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 4 (keputusan saya untuk

membeli keripik singkong kreasi Lutvi adalah keputusan yang tepat) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 47 responden (47%) menyatakan sangat setuju, 42 responden (42%) menyatakan setuju, 11 responden (11%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. 5) Frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan 5 (Anda berkeinginan

untuk melakukan pembelian ulang produk keripik singkong kreasi Lutvi) dari kuesioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 45 responden (45%) menyatakan sangat setuju, 47 responden (47%) menyatakan setuju, 8 responden (8%) menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju


(59)

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal grafik. Metode yang dipakai adalah metode plot. Cara pengambilan keputusannya pada metode plot adalah:

a.Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model garis regresi memenuhi asumsi normalitas.

b.Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.2 Normal P-Plot Sumber: data diolah peneliti, 2013.


(60)

Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model garis regresi memenuhi asumsi normalitas dan tidak terjadi masalah normalitas.

2. Hasil Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi karena adanya perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dalam pengujian ini menggunakan diagram pancar residual. Cara pengambilan keputusan yaitu: a.Jika diagram pancar membentuk pola-pola tertentu yang teratur, maka

regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas.

b.Jika diagram pancar tidak membentuk pola atau acak, maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.

Gambar 4.3 Scatterplot


(61)

Output SPSS pada gambar Scatterplot menunjukkan penyebaran titik-titik data sebagai berikut:

a.Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar 0. b.Titik-titik data mengumpul hanya diatas dan dibawah saja. c.Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Model regresi linear berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskesdastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.

3. Hasil Uji Multikolineritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel produk dan variabel harga (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel produk dan variabel harga saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel produk dan variabel harga yang nilai korelasi antar sesama variabel produk dan variabel harga sama dengan nol. Cara pengambilan keputusan untuk uji multikolineritas adalah:

a.Jika nilai Vif > 10, maka pada model regresi terjadi multikolineritas, b.Jika nilai Vif < 10, maka pada model regresi tidak terjadi multikolineritas.


(62)

Tabel 4.6 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 7.152 1.636 4.371 .000

X1 .678 .082 .631 8.295 .000 .929 1.077

X2 .157 .075 .161 2.112 .037 .929 1.077

a. Dependent Variable: Y

Sumber: data diolah peneliti, 2013.

Tabel 4.7

Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas Variabel

Independen Tolerance VIF Simpulan

X1 X2 0,929 0,929 1,077 1,077

Tidak terjadi multikolineritas Tidak terjadi multikolineritas

Sumber: data diolah peneliti, 2013.

Berdasarkan Tabel 4.7, dapat diketahui hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada varaibel produk dan variabel harga yang memiliki nilai tolerance kurang dari 10% yang berarti tidak ada korelasi antar variabel produk dan variabel harga yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada varaibel produk dan variabel harga yang memiliki nilai VIF > dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas varaibel produk dan variabel harga dalam model regresi.


(63)

4.4 Hasil Uji Regressi Linear Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh varaibel produk dan variabel harga terhadap keputusan konsumen membeli keripik singkong Kreasi Lutvi. Adapun bentuk persamaan regresi linear berganda penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y = Variabel Keputusan Pembelian a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi X1

X1 = Variabel Produk

b2 = Koefisien Regresi X2

X2 = Variabel Harga

e = Variabel Pengganggu (Standard error)

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 19 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 7.152 1.636 4.371 .000

X1 .678 .082 .631 8.295 .000 .929 1.077

X2 .157 .075 .161 2.112 .037 .929 1.077

a. Dependent Variable: Y


(64)

Secara matematis hasil dari analisis regresi linear berganda tersebut dapat ditulis sebagai berikut:

Y = 7,152 + 0,678 X1 + 0,157 X2 + e

Persamaan diatas menunjukkan pengaruh masing-masing variabel independen (X1

dan X2) terhadap variabel dependen (Y). Adapun masing-masing nilai koefisien

regresi tersebut mempunyai arti sebagai berikut: a. Konstanta (a) = 7,152

Artinya apabila perubah motivasi yang terdiri atas varaibel produk dan variabel harga tidak ada atau sama dengan nol, maka prestasi kerja adalah sebesar 7,152. b. b1 = 0,678

Artinya apabila variable produk (X1) yang dilakukan oleh keripik singkong

Kreasi Lutvi terhadap konsumen semakin baik, maka keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong Kreasi Lutvi akan mengalami peningkatan sebesar 0,678 poin.

c. b2 = 0,157

Artinya apabila variable harga (X2) yang dilakukan oleh oleh keripik singkong

Kreasi Lutvi terhadap konsumen semakin baik, maka keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong Kreasi Lutvi akan mengalami peningkatan sebesar 0,157 poin.


(65)

1. Hasil Uji F hitung (Uji Serentak)

Uji F hitung dilakukan untuk membuktikan, apakah secara serempak variabel

independen yaitu variabel produk (X1) dan variabel harga (X2) mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen membeli keripik singkong Kreasi Lutvi (Y) maka digunakan uji F.

Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: a. Menentukan hipotesis:

Ho : b1 = b2= 0, artinya variabel produk (X1) dan variable harga (X2) secara

serempak tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi (Y).

Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya variabel produk (X1) dan variable harga (X2)

secara serempak berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi (Y).

b. Dengan menggunakan taraf signifikansi (α) = 0,05; derajat kebebasan (df) = (k); (n – k – 1) = (3); (100 - 3 – 1) = (98) diperoleh nilai F tabel sebesar 2,45.

c. Kriteria pengujian:

Ho diterima apabila: F hitung ≤ 2,45


(66)

d.

Tabel 4.9

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 183.918 2 91.959 44.469 .000a

Residual 200.592 97 2.068

Total 384.510 99

a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Sumber: data diolah peneliti, 2013.

Hasil perhitungan komputer diperoleh F hitung = 44,469

e. Kesimpulan yang diperoleh adalah nilai F hitung (44,469) lebih besar dari

Ftabel (2,45) sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)

diterima. Dengan diterimanya Ha variabel produk (X1) dan variabel harga

(X2) secara serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen

untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi (Y).

2. Hasil Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan sebagai alat analisis untuk menunjukkan besarnya pengaruh variabel-variabel independent (X1 dan X2) secara


(67)

Tabel 4.10

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .692a .478 .468 1.43804 2.217

a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Sumber: data diolah peneliti, 2013.

Berdasarkan Tabel 4.10 dari hasil perhitungan regresi didapat nilai koefisien determinan (R2) sebesar 0,478 yang artinya 47,8% dari keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi (Y) dipengaruhi secara bersama-sama oleh variabel produk (X1) dan variabel harga (X2), sedangkan sisanya

sebesar 30,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk didalam penelitian ini seperti promosi, lokasi, pelayanan dan lain sebagainya.

3. Hasil Uji t (Uji Parsial)

T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independent secara individual (parsial) terhadap variabel dependent. Hasil uji ini dapat dilihat pada Tabel Coefficientsa.

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

Ho : b1, b2 = 0, artinya variabel produk dan variabel harga secara parsial tidak

berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi.


(68)

H1 : b1, b2 ≠ 0, artinya variabel produk dan variabel harga secara parsial

berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima bila t hitung≤ t tabel pada α = 5 %

H0 ditolak bila t hitung≥ t tabel pada α = 5 %

thitung (pada kolom t) lebih besar dari ttabel (df = n – k atau 100 – 3 = 98), k adalah jumlah variabel independent, jadi nilai ttabel adalah 1,669. Output SPSS menunjukkan:

Tabel 4.11

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 7.152 1.636 4.371 .000

X1 .678 .082 .631 8.295 .000 .929 1.077

X2 .157 .075 .161 2.112 .037 .929 1.077

a. Dependent Variable: Y

Sumber: data diolah peneliti, 2013.

Tabel 4.11 menunjukkan persamaan regresinya adalah Y = 7,152 + 0,678 X1 +

0,157 X2 + e Model persamaan tersebut menunjukkan untuk nilai thitung variabel

X1 > dari pada nilai ttabel dan X2 > dari pada nilai ttabel. Maka dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen untuk membeli keripik singkong kreasi Lutvi adalah variabel produk


(1)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 17.0667 2.478 .722 .583

VAR00002 16.9000 2.921 .600 .646

VAR00003 17.0000 2.690 .538 .664

VAR00004 16.8000 3.476 .312 .742

VAR00005 17.0333 3.137 .326 .750

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(2)

Regression

[DataSet0]

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 X2, X1a . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .692a .478 .468 1.43804 2.217

a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 183.918 2 91.959 44.469 .000a

Residual 200.592 97 2.068

Total 384.510 99

a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y


(3)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 7.152 1.636 4.371 .000

X1 .678 .082 .631 8.295 .000 .929 1.077

X2 .157 .075 .161 2.112 .037 .929 1.077

a. Dependent Variable: Y

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions (Constant) X1 X2

1 1 2.986 1.000 .00 .00 .00

2 .009 18.031 .02 .43 .82

3 .005 24.269 .98 .57 .18

a. Dependent Variable: Y

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 17.9628 23.8579 21.5700 1.36300 100 Std. Predicted Value -2.647 1.679 .000 1.000 100 Standard Error of Predicted

Value

.146 .456 .238 .073 100

Adjusted Predicted Value 18.0705 23.8976 21.5727 1.35827 100

Residual -5.22810 3.83899 .00000 1.42344 100

Std. Residual -3.636 2.670 .000 .990 100

Stud. Residual -3.712 2.729 -.001 1.005 100

Deleted Residual -5.45026 4.01098 -.00274 1.46894 100 Stud. Deleted Residual -3.987 2.825 -.005 1.024 100

Mahal. Distance .029 8.973 1.980 1.968 100


(4)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 17.9628 23.8579 21.5700 1.36300 100 Std. Predicted Value -2.647 1.679 .000 1.000 100 Standard Error of Predicted

Value

.146 .456 .238 .073 100

Adjusted Predicted Value 18.0705 23.8976 21.5727 1.35827 100

Residual -5.22810 3.83899 .00000 1.42344 100

Std. Residual -3.636 2.670 .000 .990 100

Stud. Residual -3.712 2.729 -.001 1.005 100

Deleted Residual -5.45026 4.01098 -.00274 1.46894 100 Stud. Deleted Residual -3.987 2.825 -.005 1.024 100

Mahal. Distance .029 8.973 1.980 1.968 100

Cook's Distance .000 .195 .011 .024 100

Centered Leverage Value .000 .091 .020 .020 100


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Terhadap Volume Penjualan Pada Industri Keripik Singkong Kreasi Lutvi di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

2 13 76

Analisis Pengaruh Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Terhadap Volume Penjualan Pada Industri Keripik Singkong Kreasi Lutvi di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

0 0 12

Analisis Pengaruh Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Terhadap Volume Penjualan Pada Industri Keripik Singkong Kreasi Lutvi di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

0 0 2

Analisis Pengaruh Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Terhadap Volume Penjualan Pada Industri Keripik Singkong Kreasi Lutvi di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

0 0 6

Analisis Pengaruh Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Terhadap Volume Penjualan Pada Industri Keripik Singkong Kreasi Lutvi di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

0 0 18

Analisis Pengaruh Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Terhadap Volume Penjualan Pada Industri Keripik Singkong Kreasi Lutvi di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

0 1 2

Analisis Pengaruh Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Terhadap Volume Penjualan Pada Industri Keripik Singkong Kreasi Lutvi di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

0 0 8

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Pengaruh Produk dan Harga Keripik Singkong Kreasi Lutvi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu

0 0 41

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran - Pengaruh Produk dan Harga Keripik Singkong Kreasi Lutvi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu

0 1 16

Pengaruh Produk dan Harga Keripik Singkong Kreasi Lutvi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Desa Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu

0 0 10