Perbaikan Kerja Dengan Konsep 5S dan Reduksi Paparan Panas di Pabrik Keripik Kreasi Lutvi Medan
(2)
KUESIONER AUDIT 5S
Nama : Departemen/ bagian :
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bapak/Ibu diminta untuk mengisi jawaban dengan memberikan tanda centang pada salah satu kotak yang sesuai dengan jawaban dari skala penilaian (Tidak baik, kurang baik, baik, sangat baik)
Keterangan : 1 : Tidak baik 2 : Kurang baik 3 : Baik
4 : Sangat baik
2. Jawaban Bapak/Ibu haruslah mencerminkan keadaan nyata/ aktual di dalam pabrik, bukan keadaan yang diinginkan oleh bapak/ ibu
3. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban adalah benar. Oleh karena itu jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur.
Contoh Pengisian Kuesioner
No Pernyataan Pilihan
1 2 3 4
(3)
No Pernyataan Pilihan
1 2 3 4
1 Tidak ada barang yang tidak diperlukan di tempat kerja 2
Semua Mesin dan /atau peralatan terpakai berada dalam kondisi teratur
3 Mesin dan peralatan siap untuk digunakan 4
Bahan yang sudah diproses di satu stasiun dapat diangkut ke stasiun lainnya
5 Peralatan yang dipakai orang banyak harus dibagi
Seiton
6 Pekerja tahu dimana barang/ alat disimpan 7 Produk jadi diletakkan dengan rapi
8
Barang yang sering dipakai diletakkan di dekat si pemakai
9
Jalan / area pekerja dalam kondisi lapang/ bebas dari hambatan yang mengganggu
10 Kondisi lantai mudah dibersihkan
Seiso
11 Setiap area tahu siapa penanggung jawabnya 12 Terdapat sistem shift untuk kebersihan 13 Ada prosedur kebersihan
14 Tidak ada genangan air atau sisa bahan diatas lantai 15 Kebersihan mesin terpelihara
Seiketsu
16 Terdapat saran perbaikan bagi pemilik usaha untuk menjadikan tempat kerja lebih baik
17 Melakukan pembersihan ekstra sebelum dan sesudah bekerja
18 Pemeriksaan mesin dan peralatan agar dalam keadaan siap pakai/ tidak rusak
(4)
No Pernyataan Pilihan
1 2 3 4
19 Proses produksi dipastikan dapat berjalan dengan lancar
20 Benda-benda yang tidak dipakai segera dipindahkan ke tempat lain
Shitsuke
21
Sesama pekerja saling membantu jika ada yang terjadi kesulitan di lapangan
22 Pekerja datang tepat waktu 23
Pimpinan perusahaan menegur pekerja jika terjadi kesalahan
24
Peraturan dan prosedur kerja dimengerti dan di taati
(5)
Lampiran Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
1. Pemilik
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan proses produksi keripik.
b. Merencanakan dan mengembangkan fasilitas dan target perusahaan ke depannya.
c. Menentukan upah pekerja dan mengendalikan anggaran perusahaan. d. Menawarkan kerjasama dengan supplier maupun pihak lain.
2. Pengawas produksi
a. Mengawasi apakah jumlah produk yang diproduksi sesuai dengan yang dipesan oleh konsumen.
b. Mengawasi keseluruhan jalannya proses produksi
c. Mengawasi setiap bahan atau produk yang masuk maupun keluar dari dalam pabrik.
3. Departemen pengupasan a. Mengupas kulit ubi
b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan proses pengupasan c. Mengangkat ubi yang sudah dikupas ke area pemotongan d. Mengumpul kulit ubi untuk dijadikan pakan ternak 4. Departemen Pemotongan dan Pencucian
a. Memotong ubi dengan cara dimasukkan ke mesin pemotong ubi b. Mencuci ubi
(6)
d. Mengangkat potongan ubi ke area penggorengan
e. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan proses pemotongan 5. Departemen Penggorengan
a. Menggoreng potongan ubi
b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan proses penggorengan c. Membawa kayu dari area penyimpanan ke tungku pembakaran
d. Mengecek apakah kayu yang dimasukkan ke tungku pembakaran sudah siap mengoreng ubi
6. Departemen Sortir
a. Membawa container box yang berisi keripik ubi di tempat penggorengan ke tempat pembungkusan
b. Memilih keripik yang berkualitas baik dalam hal ini memilih keripik yang tidak pecah dan memiliki ukuran yang sama
c. Menyisihkan keripik dengan kualitas bagus untuk di ekspor 7. Departemen Pencampuran Bumbu
a. Memberi bumbu sesuai rasa untuk keripik b. Membungkus ubi sesusai target perusahaan
c. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan proses pembungkusan
d. Membawa kemasan plastik dari gudang penyimpanan ke tempat pembungkusan
(7)
REKAPITULASI AUDIT 5S
1. Audit 5S
Audit 5S dilakukan dengan pemberian dan pengisian form audit sikap kerja 5S kepada seluruh pekerja yang berada di Pabrik Keripik Kreasi Lutvi sebelum dilakukan penerapan rancangan sikap kerja 5S dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar potensi dan tantangan perusahaan dalam menerapkan 5S kedepannya. Kuesioner audit yang digunakan adalah form audit yang digunakan perusahaan-perusahaan untuk melakukan audit dimana kuesioner audit tersebut dimodifikasi atau diesuaikan dengan fakta yang terjadi di Pabrik Keripik Kreasi Lutvi dengan tujuan untuk mengetahui sedalam apakah pemilik dan karyawan memahami adanya sikap kerja 5S dalam badan usaha UD Kreasi Lutvi.
Kuesioner audit 5S dilakukan pada 16 responden dan pada 5 stasiun kerja yaitu stasiun kerja pengupasan, pemotongan, penggorengan, sortir dan stasiun pencampuran bumbu. Kuesioner ini merupakan kuesioner tertutup yang terdiri dari 25 pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban yaitu:
1 : Tidak baik 2 : Kurang baik 3 : Baik
4 : Sangat baik
Skala yang digunakan adalah skala interval. Contoh kuesioner dapat dilihat pada Lampiran L-2. Rekapitulasi kuesioner pada stasiun pengupasan sampai dengan stasiun penyortiran dapat dilihat pada Lampiran L-3.
(8)
Tabel 1. Rekapitulasi Kuesioner pada Stasiun Pengupasan
Responden Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 3 3 3 2 3 3 2 3 3
2 4 4 4 4 4 4 2 4 4
3 3 4 3 4 3 4 2 4 4
4 3 4 3 3 3 3 2 3 4
5 3 3 3 2 2 2 2 2 3
6 2 2 2 3 3 2 1 3 2
7 3 3 3 3 2 4 2 3 3
8 3 4 4 3 2 3 2 4 4
9 3 3 3 4 4 3 2 3 2
10 3 4 2 3 2 2 1 2 4
11 4 4 3 4 3 3 3 3 3
12 4 4 4 3 3 2 2 3 4
13 3 4 4 4 4 4 4 4 4
14 4 3 3 3 4 3 3 4 4
15 3 3 4 4 3 3 3 4 3
16 4 4 4 4 3 2 3 4 4
Responden Pernyataan
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 3 1 3 4 2 3 2 4 4
2 3 2 4 3 2 3 3 4 4
3 4 3 4 3 2 4 4 4 3
4 3 3 3 4 3 4 4 4 3
5 2 2 4 3 2 2 3 3 3
6 2 1 2 2 1 2 3 3 3
7 3 2 4 2 1 3 2 2 2
8 3 2 3 3 2 3 4 4 3
9 3 1 4 2 2 3 3 3 2
10 2 1 3 3 1 3 3 4 2
11 4 3 4 4 3 4 3 4 4
12 2 2 2 2 1 3 3 2 3
13 3 2 4 3 3 4 4 3 4
14 4 3 4 4 2 3 3 4 4
15 2 2 4 3 1 3 3 3 4
(9)
Tabel 1. Rekapitulasi Kuesioner pada Stasiun Pengupasan (Lanjutan)
Responden Pernyataan Total
19 20 21 22 23 24 25
1 3 3 2 3 3 3 4 72
2 4 3 4 4 4 4 4 89
3 4 3 3 4 4 4 3 87
4 3 4 3 2 3 2 4 80
5 3 2 3 3 3 3 3 66
6 3 3 2 4 3 3 2 59
7 3 2 3 2 3 2 2 64
8 4 3 4 4 4 4 2 81
9 2 3 4 2 4 3 4 72
10 3 3 3 2 4 3 2 65
11 4 4 3 4 4 4 4 90
12 3 3 3 3 2 4 3 70
13 4 4 4 4 4 4 4 93
14 4 4 3 3 3 4 4 87
15 3 4 4 3 4 3 4 80
16 3 4 4 4 4 4 3 84
Rekapitulasi kuesioner pada stasiun pemotongan dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2. Rekapitulasi Kuesioner pada Stasiun Pemotongan
Responden Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 3 4 3 4 4 4 3 3 2
2 4 4 4 4 2 3 4 4 4
3 4 3 4 3 4 3 4 3 4
4 3 4 3 3 4 3 3 2 3
5 2 4 3 3 2 2 3 3 2
6 3 2 2 2 2 2 2 2 3
7 2 2 3 2 2 4 3 2 3
8 3 3 4 2 3 4 4 3 4
9 3 3 4 2 3 3 3 2 3
10 2 2 3 3 2 3 4 3 2
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 4 3 3 2 3 3 4 3 2
(10)
Tabel 2. Rekapitulasi Kuesioner pada Stasiun Pemotongan (Lanjutan)
Responden Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
14 3 3 3 4 3 4 4 3 3
15 3 4 3 3 4 4 3 2 4
16 4 4 4 4 2 3 4 3 4
Responden Pernyataan
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 3 4 3 3 2 4 4 4 3
2 3 4 2 3 3 3 3 3 3
3 4 4 3 4 3 3 4 3 3
4 3 3 2 3 3 4 3 3 4
5 3 4 2 2 3 3 2 3 2
6 2 3 1 3 2 3 2 3 3
7 4 2 2 3 2 2 3 3 2
8 4 3 2 4 2 4 3 4 3
9 3 3 2 3 1 4 2 2 3
10 2 2 1 2 1 4 3 3 3
11 4 3 3 4 2 4 3 4 4
12 3 2 2 3 2 2 3 3 2
13 4 3 4 3 3 4 3 4 4
14 4 4 3 4 3 4 4 4 4
15 3 4 3 4 3 4 4 4 4
16 3 3 3 4 3 4 3 3 4
Responden Pernyataan Total
19 20 21 22 23 24 25
1 3 4 3 4 2 3 4 83
2 3 4 3 4 4 3 3 84
3 4 3 2 3 4 4 2 85
4 4 4 3 3 4 4 2 80
5 3 3 2 2 3 2 1 64
6 2 2 1 2 3 2 1 55
7 2 2 1 3 2 2 2 60
8 3 3 2 4 4 4 2 81
9 4 2 2 3 2 2 2 66
10 3 3 2 3 3 2 3 64
11 3 4 3 4 4 3 3 91
(11)
Tabel 2. Rekapitulasi Kuesioner pada Stasiun Pemotongan (Lanjutan)
Responden Pernyataan Total
19 20 21 22 23 24 25
13 4 3 3 4 4 4 4 87
14 3 3 2 3 3 2 3 83
15 4 3 1 3 4 4 2 84
16 4 4 1 4 3 3 2 83
Rekapitulasi kuesioner pada stasiun penggorengan dapat dilihat pada Tabel 3
Tabel 3. Rekapitulasi Kuesioner pada Stasiun Penggorengan
Responden Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 4 2 4 4 3 3 3 4 1
2 3 3 4 4 3 4 3 4 2
3 4 3 3 4 3 4 3 4 3
4 3 3 3 3 2 2 2 3 3
5 3 2 4 3 2 3 1 2 2
6 3 2 3 3 2 3 1 3 1
7 2 2 2 3 3 2 2 2 2
8 3 2 3 4 4 4 1 3 2
9 2 2 2 2 2 3 1 3 1
10 2 2 2 3 3 3 2 2 1
11 4 3 3 4 4 4 2 4 3
12 3 2 3 3 4 4 3 2 2
13 4 2 4 4 4 4 2 3 3
14 3 3 4 4 3 4 2 4 3
15 3 3 4 3 3 3 2 2 2
16 3 2 3 3 3 4 3 2 2
Responden Pernyataan
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 3 4 3 3 4 3 4 3 4
2 3 3 4 3 3 3 3 4 4
3 4 2 3 3 3 3 3 4 3
4 4 4 3 4 4 2 3 3 3
5 3 3 3 2 3 2 2 4 3
(12)
Tabel 3. Rekapitulasi Kuesioner pada Stasiun Penggorengan (Lanjutan)
Responden Pernyataan
10 11 12 13 14 15 16 17 18
7 3 2 2 2 3 2 3 2 3
8 3 3 2 3 3 3 4 3 4
9 2 2 2 2 3 3 3 2 3
10 3 2 2 2 2 3 2 3 3
11 4 3 3 3 3 4 3 4 3
12 4 2 2 3 4 3 3 3 4
13 4 3 2 3 3 3 3 4 4
14 3 4 4 2 4 4 4 4 4
15 3 3 3 3 3 3 4 3 3
16 3 4 3 3 4 3 4 3 4
Responden Pernyataan Total
19 20 21 22 23 24 25
1 4 4 4 3 3 4 4 85
2 4 3 3 4 4 3 2 83
3 3 3 4 3 4 3 3 82
4 3 4 3 3 3 3 2 75
5 2 2 2 3 2 2 2 62
6 4 2 3 2 3 2 2 60
7 2 3 3 4 3 3 2 62
8 4 3 3 4 4 4 3 79
9 3 3 3 3 4 2 3 61
10 3 4 3 3 3 2 2 62
11 4 4 4 4 4 4 3 88
12 3 3 3 3 4 4 2 76
13 4 3 3 4 3 3 3 82
14 4 4 3 4 4 3 3 88
15 3 3 4 3 3 3 3 75
16 2 4 3 3 4 4 2 78
(13)
Tabel 4. Rekapitulasi Kuesioner pada Stasiun Penyortiran
Responden Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 3 3 4 3 2 3 3 2 2
2 3 2 4 3 3 4 3 3 1
3 3 3 3 3 3 4 4 3 3
4 3 3 4 2 3 4 3 3 1
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2
6 2 1 2 3 3 2 2 2 1
7 3 2 3 2 2 4 2 2 2
8 4 1 3 4 3 2 4 3 3
9 4 3 4 2 3 4 3 3 3
10 2 2 2 2 2 2 2 2 3
11 2 3 3 4 2 4 2 2 2
12 3 2 4 3 2 2 3 3 2
13 3 4 3 3 3 4 3 3 3
14 4 3 4 4 3 4 2 2 4
15 4 3 4 4 3 3 3 3 3
16 3 3 4 3 3 3 3 3 3
Responden Pernyataan
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 3 4 3 3 4 4 3 3 4
2 4 3 3 3 4 3 3 2 4
3 3 3 3 3 3 4 4 3 3
4 3 4 4 3 4 3 4 2 3
5 2 3 3 3 3 3 2 2 2
6 2 3 2 2 3 3 3 1 2
7 3 4 3 3 2 3 2 1 3
8 4 3 3 4 3 3 3 2 4
9 3 3 3 3 3 4 3 3 3
10 3 3 2 3 3 3 3 2 3
11 4 3 2 3 4 4 3 3 3
12 3 4 2 4 3 3 3 2 4
13 4 3 3 4 4 3 4 3 4
14 3 4 4 4 4 4 3 3 3
15 4 3 3 3 4 4 3 2 4
(14)
Tabel 4. Rekapitulasi Kuesioner pada Stasiun Penyortiran (Lanjutan)
Responden Pernyataan Total
19 20 21 22 23 24 25
1 4 3 2 3 2 3 3 76
2 3 3 4 4 4 3 3 79
3 3 4 4 3 4 4 4 84
4 4 4 3 3 3 3 3 79
5 3 3 3 3 2 2 2 59
6 2 3 2 3 3 2 2 56
7 2 3 2 2 3 3 3 64
8 4 4 3 3 4 3 3 80
9 3 4 4 4 3 4 2 81
10 2 3 3 3 2 3 2 62
11 3 4 4 3 4 4 3 78
12 2 3 3 3 2 4 2 71
13 3 3 4 4 3 4 3 85
14 3 4 4 4 3 3 4 87
15 4 4 4 4 4 3 3 86
16 3 3 3 3 4 4 3 84
Rekapitulasi kuesioner pada stasiun pencampuran bumbu dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rekapitulasi Kuesioner pada Stasiun Pencampuran Bumbu
Responden
Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 3 3 4 2 4 3 3 2 3
2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 2 3 3 3 3 4 3 2
4 3 4 3 3 4 4 3 2 2
5 2 3 3 2 3 3 2 2 2
6 1 2 3 2 3 2 2 3 3
7 2 2 3 3 3 2 2 2 2
8 3 3 4 4 4 3 3 3 3
9 3 2 4 3 3 2 3 2 2
10 2 2 3 3 3 2 2 2 2
11 4 2 4 4 4 3 3 4 3
(15)
Tabel 5. Rekapitulasi Kuesioner pada Stasiun Pencampuran Bumbu (Lanjutan)
Responden
Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
13 2 3 3 3 3 4 3 3 3
14 3 4 4 4 4 3 2 3 4
15 2 3 3 3 3 3 3 2 2
16 2 4 3 4 4 3 3 3 2
Responden
Pernyataan
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 1 3 3 3 3 3 3 3 4
2 2 3 4 3 3 4 4 4 4
3 3 3 3 3 2 4 3 3 3
4 2 4 3 2 3 3 4 3 3
5 2 3 2 3 3 2 3 2 4
6 1 3 2 2 3 3 3 2 2
7 1 3 3 2 2 3 3 3 2
8 2 4 2 3 3 4 3 2 4
9 1 3 2 3 3 4 3 3 3
10 1 2 2 2 2 2 2 2 3
11 3 3 4 3 3 3 4 4 4
12 2 3 3 2 2 3 2 3 2
13 1 3 4 3 4 4 3 4 3
14 3 4 3 3 3 4 4 3 4
15 2 3 3 2 3 4 3 3 3
16 2 3 3 3 3 4 3 4 3
Responden
Pernyataan
Total
19 20 21 22 23 24 25
1 4 2 3 3 4 3 4 76
2 3 3 4 3 3 4 3 80
3 4 3 3 4 3 3 3 75
4 4 2 2 4 4 3 3 77
5 4 2 3 3 3 2 3 66
6 2 2 3 3 2 3 3 60
7 2 2 3 2 3 3 3 61
8 3 2 3 3 3 3 4 78
9 3 3 3 2 3 3 3 69
10 2 2 3 2 2 3 3 56
(16)
Tabel 5. Rekapitulasi Kuesioner pada Stasiun Pencampuran Bumbu (Lanjutan)
Responden
Pernyataan
Total
19 20 21 22 23 24 25
12 3 2 3 2 2 3 2 59
13 3 3 4 3 2 4 3 78
14 4 3 4 3 4 3 4 87
15 3 3 3 3 3 3 3 71
16 3 2 4 2 3 4 3 77
5.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
5.2.1.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan berdasarkan hasil kuesioner tertutup dengan derajat kepentingan yaitu dari pernyataan 1 hingga pernyataan 25 untuk penilaian kondisi 5S pada UD Kreasi Lutvi. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan persamaan korelasi product moment (Pearson). Contoh perhitungan uji validitas untuk pernyataan 1 dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Uji Validitas Pernyataan 1 Stasiun Pengupasan
No Responden X Y X.Y X2 Y2
1 3 72 216 9 5184
2 4 89 356 16 7921
3 3 87 261 9 7569
4 3 80 240 9 6400
5 3 66 198 9 4356
6 2 59 118 4 3481
7 3 64 192 9 4096
8 3 81 243 9 6561
9 3 72 216 9 5184
10 3 65 195 9 4225
11 4 90 360 16 8100
12 4 70 280 16 4900
(17)
Tabel 6. Uji Validitas Pernyataan 1 Stasiun Pengupasan (Lanjutan)
No Responden X Y X.Y X2 Y2
14 4 87 348 16 7569
15 3 80 240 9 6400
16 4 84 336 16 7056
Jumlah 52 1239 4078 174 97651
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Uji validitas pernyataan 1 dihitung dengan rumus r = N XY−( X)( Y)
N X2−( X)2 N Y2− Y2
r = 16(4078 )− 52 1239
16(174)2−(52)2 16(97651 )−(1239)2
r = 0,5549
Besar koefisien korelasi product moment untuk atribut 1 adalah 0,5549. Tabel kritis dapat dilihat berdasarkan koefisien product moment untuk taraf signifikan 5%.
Nilai kritis untuk taraf signifikan 5% dengan jumlah responden = 16 yaitu sebesar 0,497. Karena nilai r hitung > r tabel, maka data untuk atribut berupa pernyataan 1 dinyatakan valid. Hasil perhitungan validitas untuk semua butir dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil Perhitungan Validitas Derajat Kepentingan Stasiun Pengupasan
Pernyataan N ∑X ∑Y ∑XY ∑X2 ∑Y2 r hit r
tabel Ket
1 16 52 1239 4078 174 97651 0,5549 0,497 Valid 2 16 56 1239 4397 202 97651 0,598 0,497 Valid 3 16 52 1239 4090 176 97651 0,578 0,497 Valid 4 16 53 1239 4174 183 97651 0,619 0,497 Valid 5 16 48 1239 3782 152 97651 0,5564 0,497 Valid 6 16 47 1239 3706 147 97651 0,538 0,497 Valid
(18)
Tabel 7. Hasil Perhitungan Validitas Derajat Kepentingan Stasiun Pengupasan (Lanjutan)
Pernyataan N ∑X ∑Y ∑XY ∑X2 ∑Y2 r hit r
tabel Ket
7 16 36 1239 2881 90 97651 0,752 0,497 Valid 8 16 53 1239 4187 183 97651 0,735 0,497 Valid 9 16 55 1239 4322 197 97651 0,540 0,497 Valid 10 16 45 1239 3557 135 97651 0,602 0,497 Valid 11 16 32 1239 2554 72 97651 0,650 0,497 Valid 12 16 56 1239 4400 204 97651 0,543 0,497 Valid 13 16 49 1239 3865 159 97651 0,571 0,497 Valid 14 16 29 1239 2319 61 97651 0,6110 0,497 Valid 15 16 50 1239 3942 162 97651 0,708 0,497 Valid 16 16 50 1239 3922 162 97651 0,5061 0,497 Valid 17 16 55 1239 4318 197 97651 0,5064 0,497 Valid 18 16 51 1239 4027 171 97651 0,647 0,497 Valid 19 16 53 1239 4172 181 97651 0,704 0,497 Valid 20 16 52 1239 4101 176 97651 0,679 0,497 Valid 21 16 52 1239 4085 176 97651 0,533 0,497 Valid 22 16 51 1239 4019 173 97651 0,522 0,497 Valid 23 16 56 1239 4388 202 97651 0,509 0,497 Valid 24 16 54 1239 4254 190 97651 0,629 0,497 Valid 25 16 52 1239 4111 180 97651 0,615 0,497 Valid
Hasil perhitungan validitas untuk semua butir pada stasiun pemotongan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Perhitungan Validitas untuk Semua Butir pada Stasiun Pemotongan
Pernyataan N ∑X ∑Y ∑XY ∑X2 ∑Y2 r hit r
tabel Ket
1 16 50 1216 3869 164 94344 0,564 0,497 Valid 2 16 51 1216 3951 173 94344 0,528 0,497 Valid 3 16 53 1216 4083 181 94344 0,537 0,497 Valid 4 16 48 1216 3744 154 94344 0,691 0,497 Valid 5 16 47 1216 3661 149 94344 0,612 0,497 Valid 6 16 53 1216 4098 183 94344 0,584 0,497 Valid
(19)
Tabel 8. Hasil Perhitungan Validitas untuk Semua Butir pada Stasiun Pemotongan (Lanjutan)
Pernyataan N ∑X ∑Y ∑XY ∑X2 ∑Y2 r hit r
tabel Ket
7 16 56 1216 4317 202 94344 0,567 0,497 Valid 8 16 46 1216 3565 140 94344 0,564 0,497 Valid 9 16 50 1216 3879 166 94344 0,576 0,497 Valid 10 16 52 1216 4016 176 94344 0,550 0,497 Valid 11 16 51 1216 3941 171 94344 0,509 0,497 Valid 12 16 38 1216 2996 100 94344 0,787 0,497 Valid 13 16 52 1216 4027 176 94344 0,645 0,497 Valid 14 16 38 1216 2952 98 94344 0,523 0,497 Valid 15 16 56 1216 4324 204 94344 0,547 0,497 Valid 16 16 49 1216 3798 157 94344 0,639 0,497 Valid 17 16 53 1216 4091 181 94344 0,615 0,497 Valid 18 16 51 1216 3966 171 94344 0,705 0,497 Valid 19 16 52 1216 4018 176 94344 0,568 0,497 Valid 20 16 49 1216 3822 159 94344 0,746 0,497 Valid 21 16 32 1216 2509 74 94344 0,554 0,497 Valid 22 16 52 1216 4038 176 94344 0,740 0,497 Valid 23 16 51 1216 3965 173 94344 0,627 0,497 Valid 24 16 48 1216 3739 156 94344 0,598 0,497 Valid 25 16 38 1216 2975 102 94344 0,578 0,497 Valid
Hasil perhitungan validitas untuk semua butir pada stasiun penggorengan dapat dilihat pada Tabel 9
Tabel 9. Hasil Perhitungan Validitas untuk Semua Butir pada Stasiun Penggorengan
Pernyataan N ∑X ∑Y ∑XY ∑X2 ∑Y2 r hit r
tabel Ket
1 16 49 1198 3746 157 91254 0,742 0,497 Valid 2 16 38 1198 2887 94 91254 0,546 0,497 Valid 3 16 51 1198 3884 171 91254 0,570 0,497 Valid 4 16 54 1198 4120 188 91254 0,812 0,497 Valid 5 16 48 1198 3661 152 91254 0,600 0,497 Valid 6 16 54 1198 4113 190 91254 0,635 0,497 Valid 7 16 33 1198 2538 77 91254 0,569 0,497 Valid
(20)
Tabel 9. Hasil Perhitungan Validitas untuk Semua Butir pada Stasiun Penggorengan (Lanjutan)
Pernyataan N ∑X ∑Y ∑XY ∑X2 ∑Y2 r hit r
tabel Ket
8 16 47 1198 3605 149 91254 0,658 0,497 Valid 9 16 33 1198 2543 77 91254 0,612 0,497 Valid 10 16 51 1198 3876 169 91254 0,573 0,497 Valid 11 16 46 1198 3517 142 91254 0,591 0,497 Valid 12 16 43 1198 3283 123 91254 0,589 0,497 Valid 13 16 43 1198 3274 121 91254 0,591 0,497 Valid 14 16 51 1198 3874 169 91254 0,553 0,497 Valid 15 16 47 1198 3571 143 91254 0,592 0,497 Valid 16 16 51 1198 3875 169 91254 0,563 0,497 Valid 17 16 52 1198 3956 176 91254 0,599 0,497 Valid 18 16 54 1198 4105 188 91254 0,653 0,497 Valid 19 16 52 1198 3957 178 91254 0,536 0,497 Valid 20 16 52 1198 3948 176 91254 0,523 0,497 Valid 21 16 51 1198 3862 167 91254 0,522 0,497 Valid 22 16 53 1198 4016 181 91254 0,518 0,497 Valid 23 16 55 1198 4167 195 91254 0,508 0,497 Valid 24 16 49 1198 3755 159 91254 0,730 0,497 Valid 25 16 41 1198 3121 111 91254 0,532 0,497 Valid
Hasil perhitungan validitas untuk semua butir pada stasiun pembungkusan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil Perhitungan Validitas untuk Semua Butir pada Stasiun Penyortiran
Pernyataan N ∑X ∑Y ∑XY ∑X2 ∑Y2 r hit r
tabel Ket
1 16 48 1211 3712 152 93203 0,710 0,497 Valid 2 16 40 1211 3111 110 93203 0,671 0,497 Valid 3 16 53 1211 4099 185 93203 0,725 0,497 Valid 4 16 47 1211 3619 147 93203 0,524 0,497 Valid 5 16 42 1211 3223 114 93203 0,579 0,497 Valid 6 16 51 1211 3942 175 93203 0,591 0,497 Valid 7 16 44 1211 3391 128 93203 0,584 0,497 Valid 8 16 41 1211 3151 109 93203 0,612 0,497 Valid
(21)
Tabel 10. Hasil Perhitungan Validitas untuk Semua Butir pada Stasiun Penyortiran (Lanjutan)
Pernyataan N ∑X ∑Y ∑XY ∑X2 ∑Y2 r hit r
tabel Ket
9 16 38 1211 2944 102 93203 0,503 0,497 Valid 10 16 52 1211 4010 176 93203 0,713 0,497 Valid 11 16 47 1211 3625 147 93203 0,575 0,497 Valid 12 16 46 1211 3532 138 93203 0,534 0,497 Valid 13 16 52 1211 3984 174 93203 0,548 0,497 Valid 14 16 54 1211 4139 188 93203 0,550 0,497 Valid 15 16 55 1211 4209 193 93203 0,592 0,497 Valid 16 16 50 1211 3842 162 93203 0,611 0,497 Valid 17 16 38 1211 2961 100 93203 0,691 0,497 Valid 18 16 52 1211 3995 176 93203 0,569 0,497 Valid 19 16 48 1211 3701 152 93203 0,611 0,497 Valid 20 16 55 1211 4208 193 93203 0,579 0,497 Valid 21 16 52 1211 4017 178 93203 0,688 0,497 Valid 22 16 52 1211 3987 174 93203 0,583 0,497 Valid 23 16 50 1211 3856 166 93203 0,583 0,497 Valid 24 16 52 1211 4001 176 93203 0,627 0,497 Valid 25 16 45 1211 3475 133 93203 0,692 0,497 Valid
Hasil perhitungan validitas untuk semua butir pada stasiun pencampuran bumbu dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Perhitungan Validitas untuk Semua Butir pada Stasiun Pencampuran Bumbu
Pernyataan N ∑X ∑Y ∑XY ∑X2 ∑Y2 r hit r
tabel Ket
1 16 39 1158 2878 103 85236 0,520 0,497 Valid 2 16 44 1158 3247 130 85236 0,551 0,497 Valid 3 16 52 1158 3813 174 85236 0,586 0,497 Valid 4 16 48 1158 3543 152 85236 0,646 0,497 Valid 5 16 53 1158 3898 181 85236 0,705 0,497 Valid 6 16 46 1158 3383 138 85236 0,593 0,497 Valid 7 16 43 1158 3160 121 85236 0,543 0,497 Valid 8 16 41 1158 3027 111 85236 0,648 0,497 Valid
(22)
Tabel 11. Hasil Perhitungan Validitas untuk Semua Butir pada Stasiun Pencampuran Bumbu (Laanjutan)
Pernyataan N ∑X ∑Y ∑XY ∑X2 ∑Y2 r hit r
tabel Ket
9 16 40 1158 2950 106 85236 0,594 0,497 Valid 10 16 29 1158 2166 61 85236 0,612 0,497 Valid 11 16 50 1158 3660 160 85236 0,564 0,497 Valid 12 16 46 1158 3391 140 85236 0,587 0,497 Valid 13 16 42 1158 3090 114 85236 0,687 0,497 Valid 14 16 45 1158 3301 131 85236 0,554 0,497 Valid 15 16 54 1158 3967 190 85236 0,558 0,497 Valid 16 16 50 1158 3691 162 85236 0,797 0,497 Valid 17 16 48 1158 3537 152 85236 0,589 0,497 Valid 18 16 51 1158 3769 171 85236 0,710 0,497 Valid 19 16 51 1158 3766 171 85236 0,682 0,497 Valid 20 16 39 1158 2864 99 85236 0,552 0,497 Valid 21 16 52 1158 3807 174 85236 0,515 0,497 Valid 22 16 46 1158 3392 140 85236 0,596 0,497 Valid 23 16 47 1158 3461 145 85236 0,597 0,497 Valid 24 16 51 1158 3731 167 85236 0,501 0,497 Valid 25 16 51 1158 3744 167 85236 0,664 0,497 Valid
5.2.1.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas untuk data kinerja dilakukan untuk mengetahui apakah kuesioner reliable atau tidak. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Croncbanch. Berikut adalah contoh perhitungan nilai varians pernyataan 1 :
σ2
=
2−( )2
σ2
= 174
2−522 16
σ2
(23)
Hasil perhitungan untuk pernyataan 2 sampai dengan 8 dialaksanakan dengan cara yang sama dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Perhitungan Varians Tiap Pernyataan Stasiun Pengupasan Pernyataan Varians Pernyataan Varians
1 0,3125 14 0,5273
2 0,375 15 0,3594
3 0,4375 16 0,3594
4 0,4648 17 0,4961
5 0,5 18 0,5273
6 0,5586 19 0,3398
7 0,5625 20 0,4375
8 0,4648 21 0,4375
9 0,4961 22 0,6523
10 0,5273 23 0,375
11 0,5 24 0,4844
12 0,5 25 0,6875
13 0,5586
∑σn2 = σ12 + σ22 + σ32 + …. + σb2 + σ242 + σ252
= 0,3125 + 0,375 + 0,4375 + ….+ 0,375 + 0,4844+ 0,6875 = 11,94
Kemudian dilaksanakan perhitungan varians total dengan rumus:
Varians total = ∑y
2 -(∑y)2 n
n Varians total = 97651−
1239 2 16 16
= 106,62 Setelah itu dimasukkan ke rumus Alpha,
r = r =
−1 1−
� 2
(24)
Nilai koefisien reliabilitas kinerja diperoleh sebesar 0,9250
Untuk menilai apakah suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi yaitu dengan membandingkan nilai hasil perhitungan dengan nilai dari tabel krisis koefisien korelasi r Pearson. Tabel krisis koefisien korelasi r Pearson untuk taraf signifikan 5% dengan jumlah responden = 16 sebesar 0,497.
Atribut pernyataan 1 sampai dengan 25 memiliki nilai r hitung > r tabel yaitu 0,9260 > r tabel = 0,497 , oleh karenanya data dinyatakan reliable dan kuesioner dapat dipercaya kebenaran datanya.
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Varians Tiap Pernyataan Stasiun Pemotongan dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Varians Tiap Pernyataan Stasiun Pemotongan
Pernyataan Varians Pernyataan Varians
1 0,4843 14 0,4843
2 0,6523 15 0,5
3 0,3398 16 0,4335
4 0,625 17 0,3398
5 0,6835 18 0,5273
6 0,4648 19 0,4375
7 0,375 20 0,5585
8 0,4843 21 0,625
9 0,6093 22 0,4375
10 0,4375 23 0,6523
11 0,5273 24 0,75
12 0,6093 25 0,7343
13 0,4375
∑σn2 = σ12 + σ22 + σ32 + …. + σb2 + σ242 + σ252
= 0,4843 + 0,6523 + 0,3398 + ….+ 0,6523 + 0,75+ 0,7343 = 13,210
(25)
Kemudian dilaksanakan perhitungan varians total dengan rumus:
Varians total = ∑ y2 -(∑y)
2 n
n Varians total = 94344−
1216 2 16 16
= 120,5 Setelah itu dimasukkan ke rumus Alpha,
r = r =
−1 1−
� 2
� 2 = 0,9275
Nilai koefisien reliabilitas kinerja diperoleh sebesar 0,9275
Untuk menilai apakah suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi yaitu dengan membandingkan nilai hasil perhitungan dengan nilai dari tabel krisis koefisien korelasi r Pearson. Tabel krisis koefisien korelasi r Pearson untuk taraf signifikan 5% dengan jumlah responden = 16 sebesar 0,497.
Atribut pernyataan 1 sampai dengan 25 memiliki nilai r hitung > r tabel yaitu 0,9275 > r tabel = 0,497 , oleh karenanya data dinyatakan reliable dan kuesioner dapat dipercaya kebenaran datanya.
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Varians Tiap Pernyataan Stasiun Penggorengan dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Varians Tiap Pernyataan Stasiun Penggorengan
Pernyataan Varians Pernyataan Varians
1 0,4336 14 0,4023
2 0,2344 15 0,3086
3 0,5273 16 0,4023
(26)
Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Varians Tiap Pernyataan Stasiun Penggorengan (Lanjutan)
Pernyataan Varians Pernyataan Varians
5 0,5000 18 0,3594
6 0,4844 19 0,5625
7 0,5586 20 0,4375
8 0,6836 21 0,2773
9 0,5586 22 0,3398
10 0,4023 23 0,3711
11 0,6094 24 0,5586
12 0,4648 25 0,4023
13 0,3398
∑σn2 = σ12 + σ22 + σ32 + …. + σb2 + σ242 + σ252
= 0,4336 + 0,2344 + 0,5273 + ….+ 0,3711 + 0,5586 + 0,423 = 10,9844
Kemudian dilaksanakan perhitungan varians total dengan rumus:
Varians total = ∑y
2 -(∑y)2 n
n Varians total = 91254−
1198 2 16 16
= 97,11 Setelah itu dimasukkan ke rumus Alpha,
r = r =
−1 1−
� 2
� 2 = 0,9238
Nilai koefisien reliabilitas kinerja diperoleh sebesar 0,9238
Untuk menilai apakah suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi yaitu dengan membandingkan nilai hasil perhitungan dengan nilai dari tabel
(27)
krisis koefisien korelasi r Pearson. Tabel krisis koefisien korelasi r Pearson untuk taraf signifikan 5% dengan jumlah responden = 16 sebesar 0,497.
Atribut pernyataan 1 sampai dengan 25 memiliki nilai r hitung > r tabel yaitu 0,9238 > r tabel = 0,497 , oleh karenanya data dinyatakan reliable dan kuesioner dapat dipercaya kebenaran datanya.
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Varians Tiap Pernyataan Stasiun Penyortiran dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Varians Tiap Pernyataan Stasiun Penyortiran
Pernyataan Varians Pernyataan Varians
1 0,5 14 0,3593
2 0,625 15 0,2460
3 0,5898 16 0,3593
4 0,5585 17 0,6093
5 0,2343 18 0,4375
6 0,7773 19 0,5
7 0,4375 20 0,2460
8 0,2460 21 0,5625
9 0,734 22 0,3125
10 0,4375 23 0,6093
11 0,5585 24 0,4375
12 0,3593 25 0,4023
13 0,3125
∑σn2 = σ12 + σ22 + σ32 + …. + σb2 + σ242 + σ252
= 0,2343 + 0,7773 + 0,4375 + ….+ 0,6093 + 0,4375 + 0,4023 = 11,453
Kemudian dilaksanakan perhitungan varians total dengan rumus:
Varians total = ∑y
2 -(∑y)2 n
(28)
Varians total = 93203−
1211 2 16 16
= 96,59 Setelah itu dimasukkan ke rumus Alpha,
r = r =
−1 1−
� 2
� 2 = 0,9182
Nilai koefisien reliabilitas kinerja diperoleh sebesar 0,9182
Untuk menilai apakah suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi yaitu dengan membandingkan nilai hasil perhitungan dengan nilai dari tabel krisis koefisien korelasi r Pearson. Tabel krisis koefisien korelasi r Pearson untuk taraf signifikan 5% dengan jumlah responden = 16 sebesar 0,497.
Atribut pernyataan 1 sampai dengan 25 memiliki nilai r hitung > r tabel yaitu 0,9182 > r tabel = 0,497 , oleh karenanya data dinyatakan reliable dan kuesioner dapat dipercaya kebenaran datanya.
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Varians Tiap Pernyataan Stasiun Penyortiran dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Varians Tiap Pernyataan Stasiun Pencampuran Bumbu
Pernyataan Varians Pernyataan Varians
1 0,4960 14 0,2773
2 0,5625 15 0,4843
3 0,3125 16 0,3593
4 0,5 17 0,5
5 0,3398 18 0,5273
6 0,3593 19 0,5273
7 0,3398 20 0,2460
8 0,3710 21 0,3125
(29)
Tabel 16. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Varians Tiap Pernyataan Stasiun Pencampuran Bumbu (Lanjutan)
Pernyataan Varians Pernyataan Varians
10 0,5273 23 0,4335
11 0,2343 24 0,2773
12 0,4843 25 0,2773
13 0,2343
∑σn2 = σ12 + σ22 + σ32 + …. + σb2 + σ242 + σ252
= 0,4960 + 0,5625 + 0,3125 + ….+ 0,4335 + 0,2773 + 0,2773 = 9,84375
Kemudian dilaksanakan perhitungan varians total dengan rumus:
Varians total = ∑y
2 -(∑y)2 n
n Varians total = 85236−
1158 2 16 16
= 89,11 Setelah itu dimasukkan ke rumus Alpha,
r = r =
−1 1−
� 2
� 2 = 0,9266
Nilai koefisien reliabilitas kinerja diperoleh sebesar 0,9266
Untuk menilai apakah suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi yaitu dengan membandingkan nilai hasil perhitungan dengan nilai dari tabel krisis koefisien korelasi r Pearson. Tabel krisis koefisien korelasi r Pearson untuk taraf signifikan 5% dengan jumlah responden = 16 sebesar 0,497.
(30)
Atribut pernyataan 1 sampai dengan 25 memiliki nilai r hitung > r tabel yaitu 0,9266 > r tabel = 0,497 , oleh karenanya data dinyatakan reliable dan kuesioner dapat dipercaya kebenaran datanya.
(31)
DAFTAR PUSTAKA
Altwood, Dennis A, et.al., 2004, Ergonomic Solutions for the Process Industries (United States: El Sevier)
Auliciems, Andris and Steven V. Szokolay. Thermal Comfort (Brisband) Gallo, C., dkk. Architecture Comfort and Energy (Amsterdam: Elsevier)
Imai, Masaaki. 1999. Gemba Kaizen: Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah
pada Manajemen. Penerbit Pustaka Binaman Pressindo : Jakarta
Naville, Stanton dkk. 2005. Handbook of Human Factors and Ergonomics
Method. London: CRC Press.
Panasonic, AKABO.
Parsons, K.C, 2003, Human Thermal Environment. Taylor & Francis Group: London and New York
Sinulingga, Sukaria. 2011. Metode Penelitian Cet I. Medan: USU Press
Tarwaka, dkk. (2004). Ergonomi untuk keselamatan, kesehatan kerja dan
(32)
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Manajemen 5S3
Lima langkah pemeliharaan tempat kerja dalam bahasa Jepang disebut sebagai 5S. 5S adalah dasar bekerja untuk mencapai quality, cost productivity dan
safety.
Tujuan Utama
Meningkatkan Kreasi Karyawan Kerja sama semiakin kuat (Latihan Plan-Do-Check-Action
Target Langsung
Level Pengawasan serta Pengeolaan Kegiatan Perusahaan Lebih Baik
Tujuan Akhir
Image perusahaan lebih bagus
Uprgade skill karyawan
Lead time pendek dan delivery lebih tepat
Warehouse berkurang
Upgrade Quality
Kerusakan mesin berkurang
Safety lebih baik / nyaman
Biaya Operasional menurun
Moral serta aktivitas kerja lebih baik dan menyenangkan Gambar 3.1. Target 5S
Sumber: Akabo Panasonic
(33)
Uraian rinci lima langkah 5R yaitu: 1. Memilah (Seiri)
Seiri adalah pemilahan yang berarti memilah barang yang “perlu”dan tidak
perlu” lalu buang yang tidak perlu. Ringkas dan rapih membuat kerja jadi mudah dan enak sedangkan padat dan semrawut, membuat kerja jadi susah. Kritea Kunci Sukses Seiri ditunjukkan pada Gambar 3.2. di bawah ini.
Seiri P erlu Ra g u -ra g u T id ak p er lu Kriteria Kadang-kadang digunakan Jarang digunakan Label Merah
Dapat dibuang segera
Cek barang yang bisa menghasilkan uang sat dibuang
Mmerlukan biaya untuk membuangnya
Penempatan
Tempatkan sedekat mungkin
Tempatkan agak jauh
Tempatkan pada area khusus yang diberi indikasi untuk identifikasi
Buang Segera
Pisahkan barang yang menghasilkan uang dari barang yang tidak meghasilkan uang
Lakukan pembuangan sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku Sering Digunakan
Step 1
Pisahkan yang perlu dan tidak perlu
Step 2
Klasifikasikan yang perlu sesuai dengan seberapa sering dan seberapa penting barang tersebut dipakai
Step 3
Kumpulkan dan evaluasi/didata barang yang tidak perlu kemudian buang sesuai dengan prosedur
Gambar 3.2. Kriteria kunci Sukses Seiri
Sumber: AKABO Panasonic
Berikut adalah contoh perbaikan seiri sebelum dan sesudah diterapkannya
seiri.
(34)
Gambar 3.3. Sebelum Implementasi Seiri
Sumber: Akabo Panasonic
1. Penyimpanan file diatas lemari file 2. File dan barang bukan file dicampur Sesudah perbaikan:
Gambar 3.4. Setelah Implementasi Seiri
Sumber: Akabo Panasonic Poin perbaikan:
1. Memilah file yang perlu dan tidak perlu
(35)
2. Mengatur (Seiton)
Seiton adalah membuat barang yang perlu mudah dicari dan siap digunakan
setiap saat. Teridentifikasi dan kembali adalah kunci sukses seiton. Dalam
seiton dikenal dengan istilah “3 fix” yaitu tetapkan lokasinya, tetapkan
barangnya, dan tetapkan jumlahnya. Persyaratan dasar perlkauan adalah mengembalikan sesuatu kembali ke tempat semula setelah menggunakannya Masalah Tempat Kerja :
- Tempat penyimpanan material tidak dirancag dengan baik, sehingga tidak ada celah untuk lewat
- Perlu waktu lama untuk mencari material yang menyebabkan kerja menjadi terburu-buru yang dapat berakibat kecelakaan
- Material ditaruh ditempat yang salah, sehingga salah pasang - Gerobak sulit dicari dan sebagainya
Kriteria Seiton ditunjukkan pada Gambar 3.5 dibawah ini.
Seiton
Persyaratan dasar (standard untuk SEITON
Dimana (tentukan tempat/lokasinya)
Apa (Indikasi barangnya apa)
Berapa Banyak (Jumlah tertentu)
Tindakan
Tentukan dan atur tempatnya
Uraikan nama barang kemudian beri indikasi untuk mengidentifikasikannya
Tentukan jumlah barang yang akan ditaruh
Step 1 Tetukan tempat dan barangnya Berikan jawaban dimana seharusnya barang akan ditaruh?
Kemudianlakukan perubahan layout yang sesuai dan atur tempatnya. Tempat yang lebih disukai adalah yang terbuka lebar dan posisi kedalaman horizontal yang pendek. Perhatikan juga konfigurasi vertikal dari tempat.
Step 2 Tentukan Jumlahnya
Tentukan dalam satu tempat dan lokasi khusus, tempat barang yang sudah ditetapkan jenis dan jumlahya Step 3 Buat posisi tertentu, tentukan barangnya
dan jumlahnya harus teridntifikasi Berikan indikasi yang sesuai sehingga setiap orang dapat mengenalnya Step 4 Peliharalah tempat pada kondisi rapi
dan benar. (kembalikan barang ke tempat penyimpanan semula) Setiap Individu diharuskan tahu dan mengerti pentingnya aturan dan perlu dicek aktual pelaksanaannya.
Gambar 3.5. Kriteria Seiton
(36)
Berikut adalah contoh perbaikan seiton sebelum dan sesudah diterapkannya seiri
Masalah:
Gambar 3.6. Sebelum Implementasi Seiton
Sumber: Akabo Panasonic 1. File tersusun tidak rapi
2. Layout tempat file tidk tertata
Sesudah perbaikan:
Gambar 3.7. Setelah Implementasi Seiton
Sumber: Akabo Panasonic Poin perbaikan
(37)
2. Layout tempat file tertata rapi
3. Membersihkan (Seiso)
Seiso adalah menjaga tempat kerja bersih dan rapih. Seiso mengatasi masalah
kebersihan sampai selesai (tuntas).
Berikut adalah persyaratan dasar untuk bersih-bersih.
Seiso
Mencapai Kebersihan
Melakukan Inspeksi
Membersihkan sampah, kotoran, benda-benda asing untuk menjaga tetap bersih
Memeriksa Kerusakan/ Kekurangan selama
bersih-bersih
Step 1 Tetukan apa atau dimana yang ingin dibersihkan
Area, tempat, mesin dan peralatan, persediaan, jalan/koridor, bagian pinggir/belakang
Step 2 Menetapkan siapa yang bersih-bersih
Menetapkan personal siapa yang bertanggung jawab untuk bersih-bersih yang akan dilakukan
Step 3 Menentukan Prosedur Bersih-bersih
Menentukan kapan (waktu) dan Bagaimana (metode) bersih-bersih yang akan dilakukan
Step 4 Menyediakan peralatan bersih-bersih
Menyediakan peralatan yang mudah dipergunakan dan yang lebih disukai bahkan jika peralatan tersebut mahal Step 5 Mulai Melakukan Bersih-bersih
Gambar 3.8. Persyaratan Bersih-bersih
Sumber: AKABO Panasonic
(38)
Masalah:
Gambar 3.9. Sebelum Implementasi Seiso
Sumber: Akabo Panasonic
1. Terdapat kotoran bekas tape Sesudah perbaikan:
Gambar 3.10. Setelah Implementasi Seiso
Sumber: Akabo Panasonic Poin perbaikan
(39)
4. Pemeliharaan (Seiketsu)
Seiketsu yaitu memelihara kondisi agar tetap bersih. Seiketsu berart menjaga
“Seiri, Seiton, dan Seiso”. Standarisasi berarti tujuan ideal diklarifikasi dan
jika terjadi penyimpangan dan kondisi abnormal dapat ditemukan dengan cepat.
5. Mendisiplinkan diri (Shitsuke)
Shitsuke berarti menjadikan suatu kebiasaan dan mematuhi peraturan setiap saat. Disiplin merupakan pilar utama 5S.
3.1.1. Studi Kasus Manajemen 5S di PT. Panasonic Globel 4
Tujuan utama yaitu meningkatkan kreasi karyawan dan tujuan akhirnya yaitu level pengawasan serta pengelolaan kegiatan perusahaan lebih baik.
1. Seiri
Seiri yaitu memilah barang yang perlu dan tidak perlu lalu buang yang tidak perlu.
Permasalahan di tempat kerja yaitu :
a. Area kerja dipenuhi stok part dan peralatan yang tidak perlu
b. Barang-barang tidak perlu membuat karyawan bergerak dengan melangkah lebih jauh, berdampak pada pemborosan gerak
c. Butuh waktu untuk mencari barang-barang yang diinginkan di tempat sesak Langkah-langkahnya yaitu :
(40)
a. Memisahkan yang perlu dan tidak perlu
b. Mengklasifikasikan yang perlu sesuai dengan seberapa sering dan seberapa penting barang tersebut dipakai
c. Mengumpulkan dan mengevaluasi barang yang tidak perlu kemudian membuang sesuai dengan prosedur
2. Seiton
Seiton yaitu membuat barang yang perlu mudah dicari dan siap digunakan setiap saat. Permasalahan di tempat kerja yaitu:
a. Tempat penyimpanan material tidak dirancang baik, sehingga tidak ada celah untuk lewat
b. Perlu waktu lama untuk mencari material
c. Material ditaruh di tempat yang salah sehingga salah pasang d. Air/ electric driver tidak tahu lokasinya
e. Gerobak sulit dicari
Langkah-langkahnya yaitu : a. Menentukan tempat dan barangnya b. Menentukan jumlahnya
c. Membuat posisi tertentu, tentukan barangnya dan jumlahnya harus teridentifikasi
(41)
3. Seiso
Seiso yaitu menjaga tempat kerja bersih dan rapi. Permasalahan di tempat kerja yaitu:
a. Lantai licin karena ceceran air/ oli bisa mengakibatkan seseorang terpeleset b. Jendela kotor, lampu padam dan cahaya kurang membuat pandangan kurang
jelas bisa mengakibatkan seseorang tesandung c. Peralatan yang tak terawat cenderung jadi mal-fungsi
d. Sisa-sisa bahan berserakan menjurus kepada produk cacat dll Langkah-langkahnya yaitu
a. Menentukan apa atau dimana yang ingin dibersihkan b. Menetapkan siapa yang bersih-bersih
c. Menentukan prosedur bersih-bersih d. Menyedikan peralatan bersih-bersih e. Mulai melakukan bersih-bersih
4. Seiketsu
Seiketsu yaitu melestarikan seiri, seiton, seiso dengan baik Permasalahan di tempat kerja:
1. Benda-benda yang tidak perlu untuk produksi yang berada di sekitar peralatan bisa berpotensu mengakibatkan kecelakaan
2. Tempat penyimpanan jigs dan tools yang sembarangan, megakibatkan lama sewaktu mencarinya
(42)
3. Debu dan sisa-sisa bahan berserakan dilantai membutuhkan pembersihan ekstra
5. Shitsuke
Shitsuke yaitu menjadikan suatu kebiasaan dan mematuhi peraturan setiap
saat. Karyawan yang disiplin dapat mematuhi peraturan dan kebiasaan di perusahaan.
3.2. Kenyamanan Termal5
American Society of Heating Refrigerating and Air Conditioning Engineering (ASHRAE) mendefinisikan kenyamanan termal sebagai hasil
pemikiran seseorang mengenai kepuasan terdadap keadaan termal di sekitarnya.
Oleh karena kenyamanan adalah “suatu pemikiran, persamaan empiris harus
digunakan untuk mengaitkan respon kenyamanan terhadap sambutan tubuh. Kenyamanan termal merupakan kepuasan yang dialami oleh seseorang manusia yang menerima suatu keadaan termal. Keadaan ini dapat dialami secara sadar
ataupun tidak. Pemikiran „suhu netral‟ atau suhu tertentu yang sesuai untuk
seseorang dinilai agak kurang tepat karena nilai kenyamanan bukan merupakan konsep yang pasti dan berbeda bagi setiap individu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal antara lain: 1. Tingkat aktivitas (metabolisme dalam tubuh)
2. Insulasi pakaian (nilai clo)
5
(43)
3. Temperatur udara 4. Temperatur radian
5. Kadar kelembapan udara relatif 6. Kecepatan angin
3.3. Suhu Radiasi6
Selain pengaruh dari suhu udara terhadap suhu tubuh manusia, ada hal lain yang ikut mempengaruhi suhu tubuh manusia yaitu suhu radiasi. Suhu radiasi adalah panas yang beradiasi dari objek yang dapat mengeluarkan panas. Suhu radiasi memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan suhu udara dalam melepas atau menerima panas dari atau ke lingkungan.
Dalam setiap lingkungan kerja akan terjadi pertukaran panas yang berkelanjutan,refleksi dan absorbsi.
3.4. Suhu Udara (T)7
Pada umumnya, sistem sistem termoregulasi tubuh manusia selalu mencoba untuk mempertahankan kestabilan suhu internal (inti) tubuh sekitar 36,1oC hingga 37,2oC (97oF hingga 99oF). Suhu inti harus selalu berada dalam interval tersebut untuk menghindari kerusakan terhadap tubuh dan performansi. Ketika pekerjaan fisik dilakukan, tambahan suhu tubuh akan terjadi. Jika
6
Ibid., hal 16.
7
(44)
ditambahkan keadaan yang tingkat kelembabannya tinggi terhadap suhu ambient, maka hasilnya akan mengarah pada kelelahan dan resiko kesehatan.
Tubuh manusia mempertahankan keseimbangan panas tersebut dengan meningkatkan sirkuliasi darah ke kulit, karena itu kita berkeringat pada hari panas. Ketika hari dingin, tubuh mereduksi sirkulasi darah ke kulit dan kita akan merasa sedikit hangat. Tubuh menghasilkan panas melalui metabolisme dan pekerjaan fisik. Untuk menjaga keseimbangan panas internal, tubuh melakukan pertukaran panas dengan lingkungan dengan empat cara berikut ini.
1. Konveksi
Proses ini tergantung pada perbedaan udara dan suhu kulit. Jika suhu udara lebih panas daripana kulit, maka kulit akan menyerap panas dari udara, yang dapat dikatakan berarti menambah panas ke tubuh. Akan tetapi, jika suhu udara lebih dingin daripada kulit, maka tubuh akan kehilangan panas.
2. Konduksi
Proses ini berkaitan dengan perbedaan suhu dari kulit dan permukaan yang mengenai kontak langsung. Contoh, jika menyentuh sesuatu yang panas, maka kulit akan menerima panas dan mungkin akan mengalami luka bakar.
3. Penguapan
Proses ini tergantung pada perbedaan tekanan uap air dari uap kulit dan uap air pada lingkungan (atau kelembaban relatif).
(45)
Proses ini tergantung pada perbedaan termperatur kulit dengan permukaan pada lingkungan. Contoh, berdiri di bawah pancaran sinar matahari akan membuat kita menerima radiasi dari matahari.
Dari suatu penelitian dapat diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan mencapai tingkat paling tinggi pada suhu sekitar 24 oC sampai dengan 27 oC.
3.5. Kecepatan Udara (v)8
Pergerakan udara melalui tubuh dapat mempengaruhi aliran panas ke dan dari suhu tubuh. Pergerakan udara akan bervariasi dalam setiap waktu, ruang dan arah. Gambaran kecepatan udara pada suatu titik dapat bervariasi dalam waktu, intensitas. Penelitian terhadap respon manusia, misalnya, ketidaknyamanan karena aliran udara menunjukkan pentingnya variasi kecepatan udara. Pergerakan udara (kombinasi dengan suhu udara) akan mempengaruhi tingkatan udara hangat atau keringat 'diambil' dari tubuh, sehingga mempengaruhi suhu tubuh (Ken Parsons, 2003). Kecepatan aliran udara yang melewati seseorang dapat membantu mendinginkan orang tersebut apabila angin lebih dingin dari lingkungan. Kecepatan aliran udara adalah faktor yang sangat penting dalam kenyamanan suhu karena manusia sensitif akan hal ini. Udara yang tidak bergerak yang mendapat panas dalam ruangan tertutup akan menyebabkan seseorang merasa kaku ataupun berkeringat. Menggerakkan udara dapat meningkatkan heat loss melalui konveksi tanpa perubahan pada temperatur udara keseluruhan.
(46)
3.6. Kelembaban Udara (RH)
Kelembaban relatif adalah perbandingan antara jumlah uap air pada udara dengan jumlah maksimum uap air di udara yang bisa ditampung pada temperatur tersebut. Kelembaban relatif antara 40%-70% kurang begitu berpengaruh terhadap thermal comfort. Pada ruangan kantor, biasanya kelembaban dipertahankan pada 40% sampai 70% karena adanya komputer, sedangkan pada tempat kerja outdoor, kelembaban relatif mungkin lebih besar dari 70% pada hari yang panas. Lingkungan yang mempunyai kelembaban relatif tinggi mencegah penguapan keringat dari kulit. Di lingkungan yang panas, kelembaban sangat penting karena semakin sedikit keringat yang menguap pada kelembaban tinggi.
3.7. Keseimbangan Termal9,10
Pengaturan suhu atau regulasi termal adalah suatu pengaturan secara kompleks dari suatu proses fisiologis dimana terjadi kesetimbangan antara produksi panas dengan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan. Suhu tubuh manusia yang dapat kita raba/rasakan tidak hanya didapat dari metabolism, tetapi juga dipengaruhi oleh panas lingkungan. Panas lingkungan yang semakin tinggi menyebabkan pengaruh yang semakin besar terhadap suhu tubuh, sebaliknya jika suhu lingkungan semakin rendah maka
9
Naville, Stanton dkk. 2005. Handbook of Human Factors and Ergonomics Method. London: CRC Press. Hal.60-62.
(47)
semakin banyak panas tubuh yang hilang. Dengan kata lain terjadi pertukaran proses antara tubuh manusia yang di dapat dari metabolisme dengan tekanan panasyang dirasakan sebagai kondisi panas lingkungan. Selama pertukaran masih seimbang, tidak akan menimbulkan gangguan, baik penampilan kerja maupun keselamatan kerja. Keseimbangan panas antara panas yang dihasilkan dengan panas yang dikeluarkan dapat dilihatpada Gambar 3.11. berikut.
Gambar 3.11. Keseimbangan Panas antara Panas yang Dihasilkan dengan Panas yang Dikeluarkan
Sumber: Handbook of Human Factors and Ergonomics Method, Naville Stanton
Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat kehilangan panas melalui pertukaran panas secara radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi air. Heat stress dapat terjadi pada kondisi panas yang diproduksi lebih besar daripada panas yang hilang. Keseimbangan panas yang terjadi dalam tubuh dapat dilihat pada Gambar 3.12. berikut.
(48)
Gambar 3.12. Pertukaran Panas Tubuh Ke Lingkungan
Sumber: Handbook of Human Factors and Ergonomics Method, Naville Stanton
ASHRAE (1989a) memberikan persamaan keseimbangan panas sebagai berikut:
M – W = (C + R + Esk) + ( Cres + Eres) Dimana :
M : tingkat produksi energi metabolisme W : tingkat pekerjaan mekanik
C : tingkat kehilangan panas konvektif dari kulit R : tingkat kehilangan panas radiatif dari kulit
Esk : tingkat kehilangan panas pengupan total dari kulit Cres : tingkat kehilangan panas konvektif dari pernapasan Eres : tingkat kehilangan panas penguapan dari pernapasan Catatan bahwa:
Esk = Ersw + Edif Dimana:
(49)
Edif : tingkat kehilangan panas penguapan kulit melalui kelembaban
Sebuah pendekatan praktis menganggap produksi panas didalam tubuh (M
– W), kehilangan panas pada kulit (C + R + Esk) dan kehilangan panas dikarenakan pernapasan (Cres – Eres). Tujuan berikutnya adalah untuk mengukur komponen persamaan keseimbangan panas di dalam istilah-istilah parameter yang bisa ditentukan (diukur atau ditaksir). Produksi panas di dalam tubuh di hubungkan kepada aktivitas seseorang. Umumnya, oksigen dibawa ke dalam tubuh (menghirup udara) dan dibawa melalui darah ke sel-sel tubuh, dimana digunakan untuk membakar makanan. Kebanyakan energi yang dilepaskan berkenaan dengan panas bergantung pada aktivitas, beberapa pekerjaan ekternal yang dilakukan.
+ =( − ) ( +1)
Dimana:
fcl : Faktor area pakaian. Area permukaan tubuh yang ditutupi pakaian
Acl dibagi dengan area permukaan tubuh yang terbuka tanpa pakaian
Rcl : daya tahan panas pakaian
to : Suhu operatif (oC)
tsk : Suhu kulit rata-rata (oC)
tr : Suhu radian rata-rata (oC)
hc : 8.3 v 0.6 untuk 0.2 <v<4.0 hc = 3.1 untuk 0< v <0.2
Dimana v adalah kecepatan udara (m/s-2).
(50)
hr = 4
Ar
AD 273,2 + tcl +tr
2 3
Dimana:
: Emisifitas area permukaan tubuh
: konstanta Stefan-boltzman 5,67 x 10-8 (Wm-2K-4) Ar : area radiatif efektif tubuh (m2)
Suhu permukaan tubuh yang tertutupi oleh pakaian dihitung dengan:
= 1
+ ( + )
1
+ ( + )
Mulai dengan tcl = 0,0 dan lakukan evaluasi terhadap nilai-nilai baru untuk hr,
tcl, ht, tcl, hingga terjadi selisih antar tcl≤ 0,01.
Suhu operatif dihitung dengan rumus : to =
( + )
( + )
Sedangkan kombinasi perpindahan panas dihitung dengan rumus: h = hc +hr
Total penguapan dari kulit dihitung dengan rumus: Esk =
(� , −� ) , +( 1 )
Cres + Eres = 0.0014 M (34 - ta) + 0,0173 M (5,87-Pa)
r adalah efisiensi dari keringat, nilai r menyatakan bebrapa keringat yang menetes.
(51)
3.8. Perpindahan Panas dari Tubuh ke Kulit11
Metabolisme produksi panas terjadi pada semua bagian tubuh dan sistem termoregulasi mengatur berapa banyak panas yang dipindahkan ke kulit. Dari Gambar 3.13. dapat dilihat betapa pentingnya untuk mengetahui bahwa perpindahan panas dipengaruhi oleh pakaian.
Gambar 3.13. Model Perpindahan Panas Sederhana dengan Insulasi Pakaian
Sumber: Human Thermal Environments, Ken Parsons
3.9. Individual Clothing12
Dalam menjaga keseimbangan panas tubuh yang mengalir ke kulit, menentukan suhu kulit, melalui perpindahan ke permukaan pakaian, menentukan suhu pakaian dan suhu lingkungan luar maka tubuh harus menjaga keseimbangan panas, panas akan mengalir keluar dari tubuh sampai mencapai kesetimbangan suhu tubuh, suhu kulit dan suhu pakaian dalam suhu lingkungan. Berikut adalah tabel nilai insulasi panas untuk setiap jenis pakaian yang ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Nilai Insulasi Panas (Iclo) untuk setiap Jenis Pakaian
Jenis Pakaian Insulasi Panas (Iclo)
Pakaian Dalam
11
Ibid., hal. 212-213.
(52)
Celana Dalam 0.03 Celana dalam berkaki panjang 0.10
Singlet 0.04
Kaos 0.09
Kemeja berlengan panjang 0.12
Celana dalam dan bra 0.03
Kemeja/blus
Lengan panjang 0.15
Tebal, lengan panjang 0.20
(53)
Tabel 3.1. Nilai Insulasi Panas (Iclo) untuk setiap Jenis Pakaian (Lanjutan)
Jenis Pakaian Insulasi Panas (Iclo)
Kemeja planel, lengan panjang 0.30 Blus tipis, lengan panjang 0.15
Celana
Pendek 0.06
Tebal 0.20
Normal 0.25
Planel 0.28
Gaun/rok
Rok tipis (musim panas) 0.15
Gaun tebal (musim dingin) 0.25
Gaun tipis, lengan pendek 0.20
Gaun musim dingin, lengan panjang 0.40
Boiler suit 0.55
Baju hangat
Rompi berlengan 0.12
Baju hangat tipis 0.20
Baju hangat 0.28
Baju hangat tebal 0.30
Jaket
Jaket musim panas 0.25
Jaket 0.35
Blazer 0.30
Insulasi tinggi, fibre-pelt
Boiler suit 0.90
Celana 0.35
Jaket 0.40
Rompi 0.20
Pakaian luar
Mantel 0.60
Jaket 0.55
Parka 0.70
Keseluruhan fiber-pelt 0.55
Lain-lain
Kaus kaki 0.02
Kaus kaki tebal sepanjang 0.05
Kaus kaki tebal panjang 0.10
Stoking nilon 0.03
Sepatu (bersol tipis) 0.02
Sepatu (bersol tebal) 0.04
Sepatu bot 0.10
Sarung tangan 0.05
(54)
3.10. Metabolisme Tubuh Manusia (Metabolic Rate)13,14
Metabolic rate adalah panas di dalam tubuh sepanjang beraktivitas. Nilai
dari metabolic rate sangat bervariasi tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan. Pada umumnya, metabolic rate diukur dalam satuan met (1 met = 50 kcal h-1 m-2). Semakin banyak melakukan aktivitas fisik maka semakin banyak panas yang dihasilkan. Metabolisme merupakan proses perubahan secara fisik dan kimiawi dalam jaringan maupun sel tubuh untuk mempertahankan hidup dan pertumbuhannya. Semakin cepat terjadinya proses metabolisme, maka semakin banyak energi yang dihasilkan dari proses pembakaran kalori tubuh.
Nilai untuk masing-masing aktivitas dan kecepatan metabolisme dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Aktivitas dan Kecepatan Metabolisme
No Aktivitas Satuan
Met W/m2
1 Berbaring 0.8 46
2 Duduk Tenang 1.0 58
3 Tukang jam 1.1 65
4 Berdiri santai 1.2 70
5 Aktivitas biasa ( kantor, rumah tangga, sekolah) 1.2 70
6 Menyetir mobil 1.4 80
7 Pekerja grafis – tukang jilid 1.5 85
8 Berdiri, aktivitas ringan(belanja, lab, industry ringan) 1.6 93
9 Guru, mengajar didepan kelas 1.6 95
10 Kerja rumah tangga (cukur, mencuci, berpakaian) 1.7 100
11 Berjalan di dataran, 2 km/jam 1.9 110
12 Berdiri, aktivitas sedang (menjaga took, rumah tangga) 2.0 116 13 Industri bangunan, memasang bata (bata 15,3 Kg) 2.2 125
14 Berdiri mencuci piring 2.5 145
15 Kerja rumah tangga- mengumpulkan daun di halaman 2.9 170 16 Kerja rumah tangga – mencuci dengan tangan dan menyetrika 2.9 170
17 Besi dan baja- menuang, mencetak 3.0 175
13
(55)
Tabel 3.2. Aktivitas dan Kecepatan Metabolisme (Lanjutan)
No Aktivitas Satuan
Met W/m2
18 Industri – membentuk cetakan 3.1 180
19 Berjalan di dataran, 5 km/jam 3.4 200
20 Kehutanan – memotong dengan gergaji satu tangan 3.5 205
21 Pertanian – membajak dengan kuda 4.0 235
22 Olah raga – meluncur di atas es, 18 km/jam 6.2 360 23 Peranian – menggali dengan cangkul (24 angkatan/menit) 6.5 380
24 Olah raga – ski diantara 18 km/jam 7.0 405
25 Kehutanan – bekerja dengan kapak (2 kg, 33 ayunan/menit) 8.6 500
26 Olah raga – lari 15 km/jam 9.5 550
Sumber: Neville Stanton & Auliciems, Andris and Steven V. Szokolay
3.11. Heat Stress Index (HSI)15
Heat Stress Index (HSI) merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk membuktikan adanya indikasi heat stress pada pekerja di tempatnya bekerja. Metode ini dikembangkan oleh Belding dan Hact pada tahun 1955. Pada dasarnya, HSI merupakan perbandingan dari penguapan yang dibutuhkan untuk mencapai keseimbangan panas (Ereq) dari penguapan yang
diperoleh dari lingkungan (Emax). Berikut adalah arti rentang nilai HSI yang
ditunjukkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Arti Rentang Nilai HSI
HSI Efek Paparan Selama 8 jam Pengaruh Terhadap Pekerja
-20 Tekanan dingin yang ringan Pemulihan dari paparan panas
0 Tidak terjadi tekanan panas Tidak ada
10-30 Terjadi tekanan panas, dari tingkat ringan hingga sedang
Sedikit pengaruh pada pekerjaan fisik, memungkinkan penurunan
kemampuan kerja 40-60 Terjadi tekanan panas, dari tingkat
sangat berat
Ancaman kesehatan bagi pekerja yang tidak layak, aklitimasi dibutuhkan
15
(56)
Tabel 3.3. Arti Rentang Nilai HSI (Lanjutan)
HSI Efek Paparan Selama 8 jam Pengaruh Terhadap Pekerja
70-90 Terjadi tekanan panas, dari tingkat
yang sangat berat Pemilihan selektif pekerja 100 Tekanan panas maksimal harian Dapat ditoleransi apabila fit,
aklitimasi pada pekerja muda >100 Waktu paparan terbatas Temperatur inti tubuh
meningkat Sumber: Neville Stanton & Auliciems, Andris and Steven V. Szokolay
3.12. Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)16
WBGT (Wet Bulb Globe Temperatur) sering disebut juga dengan ISBB. Perhitungan ISBB terbagi menjadi 2 bagian, yaitu perhitungan ISBB di luar ruangan dengan panas radiasi dan perhitungan ISBB di dalam ruangan (tanpa panas radiasi).
Untuk ISBB dengan panas radiasi, digunakan rumus:
ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu kering Sedangkan, rumus ISBB tanpa radiasi digunakan rumus
ISBB : 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
3.13. Penilaian Beban Kerja Fisik17
Penilaian beban kerja dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode penilaian langsung dan metode penilaian tidak langsung.
16
Ibid., hal. 345.
17
(57)
97-3.13.1.Penilaian Beban Kerja Secara Langsung
Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan oksigen selama bekerja. Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan untuk dikonsumsi. Meskipun metode pengukuran asupan oksigen lebih akurat, namun hanya dapat mengukur untuk waktu kerja yang singkat dan diperlukan peralatan yang mahal. Kategori beban kerja yang didasarkan pada metabolisme, respirasi suhu tubuh dan denyut jantung dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Kategori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu Tubuh dan Denyut Jantung
Kategori Beban Kerja
Konsumsi Oksigen
(1/min)
Ventilasi Paru (1/m)
Suhu Rektal (oC)
Denyut Jantung (denyut/min)
Ringan 0,5 – 1,0 11 – 20 37,5 75 – 100 Sedang 1,0 – 1,5 20 – 30 37,5 – 38,0 100 – 125
Berat 1,5 – 2,0 31 – 43 38,0 – 38,5 125 – 150 Sangat Berat 2,0 – 2,5 43 – 56 38,5 – 39,0 150 – 175 Sangat Berat
Sekali 2,5 – 4,0 60 – 100 > 39 > 175
Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan regresi kuadratis sebagai berikut:
E = 1,80411 – 0,0229038 X + 4,71733 x 10−4 X2 Dimana:
E = Energi (Kkal/menit)
(58)
3.13.2. Penilaian Beban Kerja Secara Tidak Langsung
Metode penilaian tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi selama bekerja. Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain dengan metode 10 denyut (Kilbon, 1992) dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:
60n Perhitunga Waktu
Deny ut 10
it deny ut/men Jantung
Deny ut
Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, sangkil dan murah juga tidak diperlukan peraltan yang mahal serta hasilnya pun cukup reliabel dan tidak menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa. Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yaitu:
1. Denyut Nadi Istirahat (DNI) adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai.
2. Denyut Nadi Kerja (DNK) adalah rerata denyut nadi selama bekerja.
3. Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan denyut nadi kerja.
Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat penting didalam peningkatan cardia output dari istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum oleh Rodahl (1989) dalam Tarwaka, dkk (2004:101) didefinisikan sebagai Heart Rate Reverse (HR Reverse) yang diekspresikan dalam presentase yang dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.
(59)
100 istirahat nadi
Deny ut maksimum
nadi Deny ut
istirahat nadi
Deny ut kerja
nadi Deny ut Reserve
%HR
Denyut Nadi Maksimum (DNMax) adalah: (220 – umur) untuk laki-laki dan (200 – umur) untuk perempuan Lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasculair load = % CVL) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
% = 100( � − ��)
� − ��
Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan yang ditunjukkan pada Tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5. Klasifikasi Berat Ringan Beban Kerja Berdasar % CVL
% CVL Klasifikasi % CVL
< 30 % Tidak terjadi kelelahan
30 % - 60 % Diperlukan perbaikan
60 % - 80 % Kerja dalam waktu singkat 80 % - 100 % Diperlukan tindakan segera
(60)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1.
Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan di Pabrik Keripik Kreasi Lutvi di jalan Tunas mekar, Desa Tuntungan II, Kecamatan Pancur Batu, Medan. Penelitian dilakukan sejak 16 April 2015.
4.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat dalam menggambarkan sifat-sifat dari beberapa fenomena, pengamatan yang intensif mengenai suatu fenomena, pemilihan responden, pemilihan alat untuk mengumpulkan data, prosedur-prosedur yang dilaksanakan serta penilaian kondisi di lapangan.
4.3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah keseluruhan pekerja pada pabrik serta kondisi lingkungan kerja pabrik. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan audit 5S di setiap stasiun kerja. Oleh karenanya, penyebaran kuesioner 5S dilakukan keseluruh pekerja. Untuk penelitian terhadap paparan panas, subjek penelitian yang diamati adalah keseluruhan operator yang berada dalam lantai produksi yang bekerja di sekitar daerah penggorengan. Hal ini dikarenakan, di dekat inilah pekerja terpapar
(61)
4.4. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen18
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun negatif. Variabel independen pada penelitian ini adalah temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin, dan temperatur globe.
2. Variabel Dependen19
Variabel terikat yang nilainya dipengaruhi variabel lain. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu Kenyamanan Lingkungan Kerja
4.5. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1
Kenyamanan Lingkungan
Kerja
Usulan perbaikan lingkungan kerja Temperatur
Udara
Kecepatan Angin
Performansi Kerja yang tidak
optimal Kelembaban
Udara
Temperatur
Globe
Gambar 4.1. Kerangka Konseptual
18
Sukaria Sinulingga. Metode Penelitian. (Cet I; Medan: USU Press, 2011), h. 86 19
(62)
Gambar diatas menunjukkan bahwa topik utama yang menjadi permasalahan di pabrik adalah lingkungan kerja yang tidak nyaman di karenakan kondisi tempat kerja yang tidak teratur dan adanya paparan panas. Kondisi tersebut mengakibatkan performansi kerja pekerja menjadi tidak optimal yang ditandai dengan persen waktu nonproduktif diatas 30 % dengan demikian perlu adanya perbaikan lingkungan kerja untuk menjadikan lingkungan kerja nyaman yang dapat meninggkatkan waktu kerja produktif operator.
4.6. Defenisi Variabel Operasional
Variabel operasional yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kondisi visual tempat kerja yang tidak teratur
2. Temperatur adalah temperatur yang berada di sekeliling pekerja. Satuan temperatur udara adalah 0C
3. Kecepatan angin merupakan satuan pergerakan udara yang ada di sekitar pekerja. Satuan kecepatan angin adalah m/s
4. Kelembaban udara, merupakan perbandingan antara jumlah uap air pada udara dengan jumlah maksimum uap air di udara yang bisa di tamping pada suhu tersebut. Satuan kelembaban adalah %
5. Temperatur Kering adalah temperatur yang pengukurannya tidak dipengaruhi oleh uap air yang ada. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan thermometer yang terlindungi dari radiasi dan uap air.
(63)
6. Temperatur Basah (wet bulb) adalah suhu pada kondisi jenuh adiabatik, diukur dengan termometer yang diselubungi kain basah.
7. Temperatur bola (globe) adalah suhu yang ditunjukkan oleh termometer bola 8. Tingkat aktifitas, yakni tingkat metabolisme pekerja yang dihasilkan tubuh
sepanjang beraktivitas. Satuan tingkat aktivitas adalah MET
9. Insulasi Pakaian merupakan satuan untuk jenis pakaian yang dikenakan pekerja ketika bekerja. Satuan insulasi pakaian adalah Clo
4.7. Pengumpulan Data
4.7.1. Sumber Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari pengamatan di lapangan, dan survei kuesioner 5S dan survey kuesioner thermal serta wawancara langsung dengan operator. Data primer yang dibutuhkan adalah:
a. Data kondisi termal yaitu temperatur udara, kadar kelembaban udara, kecepatan angin, temperatur kering, temperatur basah dan temperatur
globe. Data-data ini dikumpulkan dengan melakukan pengukuran
menggunakan alat ukur seperti 4 in 1 environmental, anemometer, dan termometer globe.
b. Data kondisi operator seperti denyut nadi, tingkat metabolisme, insulasi pakaian dan denyut nadi pekerja. Data ini dikumpulkan dengan melakukan
(64)
pengukuran terhadap denyut nadi menggunakan tensoval dan observasi yang disertai studi literatur.
c. Data permasalahan awal terkait dengan keteraturan, kerapihan dan kebersihan tempat kerja dengan instrument kuesioner 5S. Kuesioner 5S berisi pertanyaan sehubungan dengan konsep 5S di lingkungan kerja. Kuesioner ini dalam bentuk kuesioner tertutup dengan memberikan
checklist pada kolom jawaban yang tersedia.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui hasil wawancara dengan pimpinan perusahaan atau karyawan untuk mendapatkan informasi-informasi dan data yang berhubungan dengan penelitian seperti urutan proses produksi, profil perusahaan, jam kerja operator, jumlah operator dan sebagainya.
4.7.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Metode wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab kepada pemilik usaha dan pekerja mengenai gambaran perusahaan 2. Metode pengukuran, yaitu teknik pengumpulan data secara langsung dengan
menggunakan alat ukur. Data yang diambil dengan teknik pengukuran ini yaitu data temperatur udara, temperatur kering, temperatur basah, temperatur
globe, kecepatan angin, kelembaban dan denyut nadi.
3. Metode survei dengan kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh
(65)
responden berdasarkan dengan masalah yang ada di lapangan. Kuesioner yang dilakukan pada penelitian adalah kuesioner 5S yaitu kuesioner tertutup terkait dengan kenyamanan thermal dan kuesioner mengenai mengenai masalah sehubungan dengan konsep 5S di lingkungan kerja yang dapat dilihat pada Lampiran L-2.
4. Studi literatur yaitu dengan mengambil teori dan jurnal mengenai hal-hal seputar masalah yang ada di lapangan.
5. Metode observasi atau pegamatan secara langsung di stasiun kerja penggorengan di Pabrik Keripik Kreasi Lutvi dan kondisi pekerja ketika bekerja.
4.8. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. 4 in 1 Evironmental, yang berfungsi untuk mengukurtemperatur, kelembaban, intensitas cahaya, dan kebisingan.
Gambar 4.2. 4 in 1 Evironmental 4 in 1
(66)
Tabel 4.1. Spesifikasi 4 in 1 Environmental
No. Spesifikasi Keterangan
1. Fungsi Mengukur suhu( 0C-0F), cahaya (Lux), kelembaban (%RH), dan kebisingan (db)
2. Dimensi 251,0 x 63,8 x 40 mm
3. Berat 250 gr
4. Aksesoris 9 V Baterai
5. Pengukuran Suhu pengukuran dimulai dari -20oC- 750oC / -4oF- 1400oF 6. Pengukuran
Kelembaban
RH 25% - 95% RH dengan resolusi RH 0,1% 7. Pengukuran
Kebisingan
35dB – 100dB dengan resolusi 0,1dB 8. Pengukuran
Cahaya
3,5 layar LCD dengan Unit Lux
2. Globe Thermometer, yang berfungsi untuk mengukur suhu basah, suhu kering,
dan suhu bola.
Gambar 4.3. Globe Thermometer
Spesifikasi Globe Thermometer dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Spesifikasi Black Globe Thermometer
No. Spesifikasi Keterangan
1. Fungsi Pengukuran temperatur globe, temperatur basah, temperatur kering
2. Dimensi Panjang 9,2 in (23,5 cm); lebar 7,2 in (18,3 cm), tinggi 3,0 in (7,5 cm)
(67)
Tabel 4.2. Spesifikasi Black Globe Thermometer (Lanjutan)
No. Spesifikasi Keterangan
3. Berat 1,2 kg
4. Aksesoris 9V alkaline: 140 jam
5. Tipe sensor Suhu: 1000 ohm platinum RTD
6. Akurasi Suhu : +/- 0,5oC antara 0oC dan 100oC
3. Anemometer yang berfungsi mengukur kecepatan udara
Gambar 4.4. Anemometer
Spesifikasi anemometer dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Spesifikasi Anemometer
No. Spesifikasi Keterangan
1. Fungsi Mengukur kecepatan angin 0,1 sampai 20 m/s
2. Berat 180 gr
3. Aksesoris Baterai 9v ukuran AA, daya tahan 4 jam
4. Akurasi ±5%
5. Respon Kurang dari 1 menit
(1)
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL
HALAMAN
5.34. Rekapitulasi Perhitungan Duration Limited Exposure
(DLE) ... V-50 6.1. Rekapitulasi Seiri Diagnosis ... VI-2 6.2. Rekapitulasi Seiton Diagnosis ... VI-5 6.3. Rekapitulasi Seiso Diagnosis ... VI-8 6.4. Daftar Alat Kebersihan... VI-10 6.5. Rekapitulasi Seiketsu Diagnosis ... VI-12 6.6. Rekapitulasi Diagnosis Shitsuke... VI-13 6.7. Nilai HSI Berdasarkan Ketinggian Pengukuran... VI-17 6.8. Hasil rekapitulasi Perhitungan WBGT pada Semua Titik VI-18 6.9. Dimensi Bangunan Stasiun Penggorengan Dan Stasiun
(2)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
HALAMAN
1.1. Kondisi Aktual di Tempat Kerja ... I-2 2.1. Lokasi Pabrik Keripik Kreasi Lutvi ... II-2 2.2. Struktur Organisasi UD. Kreasi Lutvi ... II-3 3.1. Target 5S ... III-1 3.2. Kriteria kunci Sukses Seiri ... III-2 3.3. Sebelum Implementasi Seiri... III-3 3.4. Setelah Implementasi Seiri ... III-3 3.5. Kriteria Seiton ... III-4 3.6. Sebelum Implementasi Seiton ... III-5 3.7. Setelah Implementasi Seiton ... III-5 3.8. Persyaratan Bersih-bersih ... III-6 3.9. Sebelum Implementasi Seiton ... III-7 3.10. Setelah Implementasi Seiton ... III-7 3.11. Keseimbangan Panas antara Panas yang Dihasilkan dengan
Panas yang Dikeluarkan ... III-16 3.12. Pertukaran Panas Tubuh Ke Lingkungan ... III-16 3.13. Model Perpindahan Panas Sederhana dengan Insulasi
(3)
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR HALAMAN
4.3. Black Globe Thermometer ... IV-7 4.4. Anemometer ... IV-8 4.5. Tensoval ... IV-9 4.6. Kuesioner Termal Penelitian ... IV-10 4.7. Bagan Prosedur Penelitian ... IV-11 4.8. Layout Stasiun Kerja Penggorengan dan Pemotongan ... IV-13 4.9. Langkah-langkah Proses Pengolahan Data ... IV-15 4.10. Blok Diagram Penelitian ... IV-16 5.1. Histogram Kategori Barang ... V-6 5.6. Fluktuasi Denyut Nadi Istirahat dan Kerja Pekerja ... V-12 Stasiun Penyortiran ... V-14 5.7. Diagram Persepsi Sensasi Termal dan Kenyamanan Termal
Pekerja Stasiun Penggorengan dan Stasiun Pemotongan
Singkong... IV-7 5.8. Grafik Peningkatan Suhu Tubuh Pekera Sebelum dan
Setelah Bekerja ... V-14 5.9. Grafik Temperatur Udara Terhadap Waktu dan Ketinggan V-21 5.10. Grafik Kecepatan Angin Terhadap Waktu dan Ketinggian V-23 5.11. Grafik Kelembaban Udara Terhadap Waktu dan Ketinggian V-26
(4)
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR
HALAMAN
5.12. Grafik Temperatur Basah Terhadap Waktu dan Ketinggian V-28 5.13. Grafik Temperatur KeringTerhadap Waktu dan Ketinggan V-31 5.14. Grafik Temperatur Globe Terhadap Waktu dan Ketinggan V-33 5.15. Grafik Perbandingan HSI dan Temperatur Udara ... . V-38 5.16. Grafik Perbandingan HSI dan Kelembaban Udara ... . V-39 5.17. Grafik Perbandingan HSI dan Kecepatan Udara... . V-39 5.18. Persamaan Garis dari Standar Nilai Ambang Batas WBGT V-41 5.16. Diagram Perbandingan Nilai WBGB Existing dengan WBGT
Ambang Batas Operator ... . V-47 6.1. Histogram Kategori Barang ... . VI-1 6.2. Peta Radar Seiri ... . VI-3 6.3. Sebelum Implementasi Seiri... VI-4 6.4. Setelah Implementasi Seiri ... VI-4 6.5. Peta Radar Seiton ... VI-5 6.6. Sebelum Implementasi Seiton ... VI-7 6.7. Setelah Implementasi Seiton ... VI-7 6.8. Peta Radar Seiso ... VI-8 6.9. Sebelum Implementasi Seiso ... VI-10
(5)
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR
HALAMAN
6.11. Peta Radar Seiketsu ... VI-12 6.12. Peta Radar Shitsuke ... VI-13
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
HALAMAN
1. Kuesioner 5S ... L-1
2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... L-2