Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Kota Pekanbaru Tahun 2016

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pelayanan kesehatan diselenggarakan oleh manusia yang terdiri dari

berbagai jenis profesi pelayanan kesehatan. Namun sebagai manusia pasti
memiliki emosi yang bersifat dinamis, sehingga kadang–kadang mutu pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh manusia tersebut, tanpa disadari dapat
berubah menjadi kurang bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah
pelayanan kesehatan yang selalu berupaya memenuhi harapan pasien.
Untuk mencapai keadaan sehat sebagaimana yang tercantum dalam UU
No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, banyak faktor yang harus diperhatikan,
salah satunya adalah tenaga kesehatan atau sumber daya manusia kesehatan.
Faktor Sumber Daya Manusia (SDM) disini sangat erat kaitannya dengan mutu
produk organisasi itu sendiri, dimana jika faktor SDM tidak dikelola dengan baik
tentunya akan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien.
SDM merupakan kontributor strategis utama terhadap semua aktivitas

organisasi dalam upaya mewujudkan visi dan misinya. Oleh sebab itu, setiap
organisasi yang ingin berkembang, maka organisasinya harus mengelola dan
mengembangkan sumber daya manusianya dengan baik. Mengelola dan
mengembangkan SDM dimaksudkan agar organisasi selalu menjalankan misinya
untuk mencapai tujuannya.
Rumah sakit merupakan organisasi pelayanan jasa yang mempunyai
kespesifikan dalam hal SDM, sarana prasarana dan peralatan. Pada dasarnya
1

Universitas Sumatera Utara

2

rumah sakit merupakan kumpulan dari berbagai unit pelayanan. Kinerja yang
dicapai oleh suatu organisasi adalah prestasi para anggota yang ada dalam
organisasi itu sendiri mulai dari tingkat eksekutif sampai pada pegawai
operasional. Kinerja rumah sakit sangat ditentukan oleh kinerja unit yang terdiri
dari kumpulan individu seperti salah satunya yaitu kumpulan perawat. Perawat
merupakan profesi yang memiliki posisi yang penting di dalam sistem pelayanan
kesehatan di rumah sakit di samping dokter.Perawat merupakan ujung tombak

baik tidaknya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien, karena selama
24 jam perawat selalu berinteraksi dengan pasien, sehingga kinerja perawat
merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan keberhasilan pelayanan
kesehatan yang berkualitas di rumah sakit.
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2011). Kinerja perawat merupakan
salah satu faktor utama dalam menentukan keberhasilan pelayanan di rumah sakit.
Kinerja perawat adalahaktivitas perawat dalam mengimplementasikan sebaik–
baiknya suatu wewenang, tugas, dan tanggungjawabnya dalam rangka pencapaian
tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya asuhan keperawatan yang
bermutu.Oleh karena itu seorang perawat perlu melakukan berbagai langkah yang
terstruktur dan sistematis berdasarkan pelaksanaan asuhan keperawatan meliputi :
pengkajian, diagnosis, rencana tindakan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan
evaluasi tindakan keperawatan.

Universitas Sumatera Utara

3


Perawat dalam menjalankan kinerjanya harus memiliki tanggung jawab,
mempunyai pengetahuan tentang manajemen keperawatan dan keterampilan klinis
sehingga mampu mengelola asuhan keperawatan kepada pasien agar menjadi
berdaya guna dan berhasil guna. Terbentuknya kinerja perawat yang baik dapat
dipengaruhi oleh sistem nilai bersama yang ada pada budaya rumah sakit dan gaya
kepemimpinan para manajer rumah sakit yang diterima (Riyadi, 2007). Studi yang
pernah dilakukan menunjukkan bahwa suatu organisasi yang melakukan
perubahan budaya organisasinya mampu meningkatkan kinerjanya sangat
signifikan dibandingkan dengan organisasi yang tidak melakukan perubahan
organisasi (Wibowo, 2010). Hasil dari studi tersebut didukung oleh penelitian
yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh variabel budaya organisasi terhadap
peningkatan kinerja perawat (Surya, dkk, 2014). Wirawan (2007) juga
menyatakan budaya organisasi akan mempengaruhi semua aspek organisasi dan
perilaku anggota organisasi yang kemudian menentukan kinerja anggota dan
organisasinya.
Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat sistem nilai
(values), keyakinan (beliefs), asumsi (assumptions), atau norma yang telah lama
berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai
pedoman perilaku dan pemecahan masalah organisasinya(Sutrisno, 2010).Budaya
organisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak tampak, yang dapat

menggerakkan orang dalam suatu organisasi untuk melakukan aktivitas kerja.
Budaya organisasi merupakan pengendali dan arah dalam membentuk sikap dan
perilaku para anggota di dalam suatu organisasi. Budaya organisasi dapat

Universitas Sumatera Utara

4

membentuk mereka menjadi pekerja yang mampu bekerja dengan cepat atau
lambat, menjadi pekerja yang keras atau bersahabat, bahkan menjadi pemain tim
atau individual. Dengan demikian konsep budaya organisasi dalam pelayanan
keperawatan sebagai bagian dari organisasi rumah sakit merupakan hal yang
sangat berperan penting, karena organisasi yang mempunyai budaya yang kuat
akan menunjukkan kinerja yang baik, dan sebaliknya apabila budaya organisasi
lemah akan menunjukkankinerja yang tidak baik.
Beberapa aspek yang menjadi ciri sikap dan perilaku manusia sebagai
implementasi budaya organisasi adalah : disiplin, inisiatif, responsif, komunikasi,
dan kerjasama anggota organisasi dalam melaksanakan pekerjaan sebagai upaya
mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
perawat berkenaan dengan budaya organisasi antara lain dapat dilihat dari

peningkatan tanggung jawab, peningkatan kedisiplinan, kepatuhan pada norma
atau aturan, terjadinya komunikasi dan hubungan yang harmonis dengan semua
tingkatan, peningkatan partisipasi dan kepedulian, serta berkurangnya tingkat
kemangkiran dan keluhan pasien. Jika semua hal tersebut dapat dilaksanakan
dengan baik maka kinerja karyawan akan meningkat.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
merupakan rumah sakit pendidikan kelas B dan pusat rujukan seluruh kabupaten
di Provinsi Riau. Rumah sakit ini mempekerjakan sebanyak 378 orang perawat
pelaksana dengan jumlah tempat tidur 673 unit. Berdasarkan hasil survei awal
diperoleh angka Bed Occupancy Rate (BOR)yang digunakan untuk mengukur
tinggi

rendahnya

pemanfaatan

tempat

tidurmenunjukkan


kecenderungan

Universitas Sumatera Utara

5

mengalami penurunan selama tiga tahun berturut - turut. Angka pencapaian BOR
pada tahun 2013 sebesar 76,74 %,tahun 2014 sebesar 65,78 %, dan tahun 2015
sebesar 57,53 %,bahkan penurunan yang terjadi ditahun terakhir yaitu tahun 2015
tidak mencapai standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan yaitu sekitar
60 % – 85 %(Profil RSUD ArifinAchmad Provinsi Riau,2015). Hal ini berarti
minat masyarakat semakin berkurang untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan
di rumah sakit ini, diasumsikan dikarenakan kinerja perawat yang kurang baik
dalam memberikan pelayanan, oleh karena ituperawat dituntut memberikan
pelayanan asuhan keperawatan yang lebih baik sesuai harapan pasien dan
keluarganya untuk meningkatkan mutu dari rumah sakit.
Budaya dapat tercermin dari kinerja para perawat pelaksana di RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru. Perawat di rumah sakit tersebut dituntut untuk bekerja
sesuai dengan visi dan misi instansi keperawatan, yang tercakup dalam penuntun
perilaku pelayanan 5S yaitu senyum, salam, sapa, santundan sabar. Visi dan misi

ini mencerminkan budaya dalam rumah sakit dan para perawat harus
menginternalisasi visi tersebut di dalam memberikan pelayanan kepada para
pasien, sehingga akan membentuk kinerja yang memuaskan. Selain itu, nilai –
nilai lain yang merupakan budaya dalam RSUD Arifin Achmad Pekanbaru adalah
memberikan pelayanan yang tepat dan cepat dalam tindakan, berorientasi kepada
kebutuhan dan kepuasan pasien, memberikan pelayanan yang adil dan tidak
memihak, memberikan pelayanan yang tulus dan ikhlas serta bekerja sama untuk
memberikan pelayanan yang memuaskan.

Universitas Sumatera Utara

6

Nilai – nilai budaya yang terdapat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
terfokus pada pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu dan berorientasi
kepada kepuasan pasien, namun hal ini belum berjalan sepenuhnya. Hal ini tentu
berkaitan dengan berbagai masalah,berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara
yang dilakukan terhadap beberapa pasien, dapat disimpulkan sebagian perawat
belum menerapkan budaya 5S yang sesuai dengan visi dan misi rumah sakit
dalam bekerja sertabeberapa aspek yang menjadi ciri sikap dan perilaku perawat

sebagai implementasi budaya organisasi seperti : disiplin, inisiatif, responsif,
komunikasi, dan kerjasama juga belum diterapkan dengan baik.
Hal ini tampak dari kinerja perawat dimana masih ditemukan beberapa
masalah dalam memenuhi peraturan yang berlaku, sepertimasalah keterlambatan
perawat dalam bekerjasehingga operan pasien tidak berjalan dengan baik, keluhan
mengenai perawat yang pulang tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan,kurang
cepat tanggapnya pelayanan yang diberikan perawat dimana keluarga pasien harus
memanggil perawat ke ruangan berkali - kali untuk mendapatkan pelayanan,masih
adanyaperilaku perawat yang kurang komunikatif seperti kurang ramah, kurang
sabar dalam melayani keluhan pasien, kurang senyum, kurangnya pelayanan yang
sopan, sehingga menimbulkan kurangnya kenyamanan yang dirasakanpasien,
terutama bagi pasien di kelas III rumah sakit ini. Keluhan pasien ini menandakan
ketidakpuasan pasien terhadap kinerja perawat dikarenakan ketidaksadaran
perawat terhadap nilai – nilai yang berlaku di rumah sakit tersebut.
Menurut pihak manajemen keperawatan, masalah kinerja perawat yang
kurang baik disebabkan perilaku perawat saat berinteraksi dengan pasien. Budaya

Universitas Sumatera Utara

7


organisasi merupakan pengendali dan arah dalam membentuk sikap dan perilaku
para anggota di dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, kinerja perawat pelaksana
diasumsikan dipengaruhi oleh budaya organisasi.

Menurut Kotter dan

Heskett(Pinem, 2010) ada keterkaitan yang erat antara budaya organisasi dengan
kinerja. Budaya yang kuat akan menghasilkan kinerja organisasi dalam jangka
panjang. Budaya yang kuat akan membantu kinerja dalam menciptakan motivasi
dalam diri pekerja, menimbulkan rasa nyaman bekerja, kemudian timbul
komitmen yang membuat karyawan lebih meningkatkan hasil kerja.
Berdasarkan hal tersebut, menurut penulis penting untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja perawat di
instalasi rawat inap RSUD Arifin Achmad Kota Pekanbaru.
1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini


adalah bagaimana pengaruh budaya organisasi (disiplin, inisiatif, responsif,
komunikasi dan kerjasama)terhadap kinerja perawat di instalasi rawat inap Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Kota Pekanbaru.
1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui pengaruh budaya

organisasiterhadap kinerja perawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Pekanbaru.

Universitas Sumatera Utara

8

1.3.2 Tujuan Khusus:

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh budaya organisasi berdasarkan disiplin terhadap
kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Arifin Achmad Kota
Pekanbaru.
2. Mengetahui pengaruh budaya organisasi berdasarkan inisiatif terhadap
kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Arifin Achmad Kota
Pekanbaru.
3. Mengetahui pengaruh budaya organisasi berdasarkan responsif terhadap
kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Arifin Achmad Kota
Pekanbaru.
4. Mengetahui pengaruh budaya organisasi berdasarkan komunikasi terhadap
kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Arifin Achmad Kota
Pekanbaru.
5. Mengetahui pengaruh budaya organisasi berdasarkan kerjasama terhadap
kinerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Arifin Achmad Kota
Pekanbaru.
1.4

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :
1.

Bagi Pihak Manajemen RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
Sebagai bahan masukan bagi pihak manajemenRSUD Arifin Achmad Kota
Pekanbaru untuk meningkatkan kinerja perawat.

Universitas Sumatera Utara

9

2.

Bagi peneliti dapat berguna meningkatkan kompetensi keilmuan dan
menambah wawasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
menyelesaikan penelitian selanjutnya.

3.

Bagi akademisi dan peneliti lanjutan, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Kota Pekanbaru Tahun 2016

3 10 138

Pengaruh Motivasi dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016

2 18 131

Pengaruh Pelatihan Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Perawat Pada Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru.

1 2 2

Pengaruh Motivasi dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016

0 0 20

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Kota Pekanbaru Tahun 2016

0 0 18

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Kota Pekanbaru Tahun 2016

0 0 2

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Kota Pekanbaru Tahun 2016

0 0 26

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Kota Pekanbaru Tahun 2016

0 1 2

A. Karakteristik Perawat - Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Kota Pekanbaru Tahun 2016

0 0 34

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016

0 0 9