Penetapan Kadar Protein Pada Biskuit dengan Metode Kjeldahl
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biskuit merupakan produk makanan kering yang sudah memasyarakat dan
banyak dijumpai di pasaran. Hal ini setidaknya dapat dibuktikan dengan
tersedianya biskuit di hampir semua toko yang menjual makanan kecil di
perkotaan maupun hingga warung-warung di pelosok desa. Gambaran tersebut
diatas menandakan bahwa hampir semua masyarakat sudah terbiasa menikmati
biskuit.Seiring perkembangan zaman terjadi perubahan pada gaya hidup dan pola
makan. Sebagian masyarakat cenderung menyukai makanan siap santap yang
pada umumnya mengandung karbohidrat, protein dan lemak yang tinggi. Namun,
tidak dipungkiri bahwa masyarakat sudah peduli dengan kualitas gizi makanan
sehingga masyarakat lebih selektif dalam menentukan jenis makanan yang sehat
dan aman untuk dikonsumsi (Muaris, 2007).
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh,
karena zat ini di samping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga
berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein merupakan sumber asamasam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh
lemak atau karbohidrat(Budiyanto, 2004).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Qurrotadan Wirawani(2013)
mengenai
substitusi
tepunggarut,
kedelaidanubijalarkuningpada
biskuit
terhadapkecukupan protein.Kadar protein dalam biskuit yang di substitusi 20%
1
ubi jalar kuning ditentukan dengan metode Kjeldahl, diperoleh kadar
protein sebesar 31,31%. Selain itu berdasarkan penelitian Cahyo dkk (2013)
mengenai karakteristik organoleptik biskuit dengan penambahan tepung ikan teri
nasi, diperoleh kadar protein sebesar 13,05%.Menurut Standar Nasional Indonesia
(SNI) syarat kandungan minimum protein pada biskuit sebanyak 5%. Berdasarkan
hal ini, penulis tertarik untuk mengambil judul Tugas Akhir “Penetapan Kadar
Protein Pada Biskuit dengan Metode Kjeldahl”.
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1Tujuan
Untuk mengetahui kadar protein yang terdapat pada biskuit dengan
metode Kjeldahl.
1.2.2Manfaat
Untuk memberikan informasi tentang kadar protein pada biskuit.
2
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biskuit merupakan produk makanan kering yang sudah memasyarakat dan
banyak dijumpai di pasaran. Hal ini setidaknya dapat dibuktikan dengan
tersedianya biskuit di hampir semua toko yang menjual makanan kecil di
perkotaan maupun hingga warung-warung di pelosok desa. Gambaran tersebut
diatas menandakan bahwa hampir semua masyarakat sudah terbiasa menikmati
biskuit.Seiring perkembangan zaman terjadi perubahan pada gaya hidup dan pola
makan. Sebagian masyarakat cenderung menyukai makanan siap santap yang
pada umumnya mengandung karbohidrat, protein dan lemak yang tinggi. Namun,
tidak dipungkiri bahwa masyarakat sudah peduli dengan kualitas gizi makanan
sehingga masyarakat lebih selektif dalam menentukan jenis makanan yang sehat
dan aman untuk dikonsumsi (Muaris, 2007).
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh,
karena zat ini di samping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga
berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein merupakan sumber asamasam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh
lemak atau karbohidrat(Budiyanto, 2004).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Qurrotadan Wirawani(2013)
mengenai
substitusi
tepunggarut,
kedelaidanubijalarkuningpada
biskuit
terhadapkecukupan protein.Kadar protein dalam biskuit yang di substitusi 20%
1
ubi jalar kuning ditentukan dengan metode Kjeldahl, diperoleh kadar
protein sebesar 31,31%. Selain itu berdasarkan penelitian Cahyo dkk (2013)
mengenai karakteristik organoleptik biskuit dengan penambahan tepung ikan teri
nasi, diperoleh kadar protein sebesar 13,05%.Menurut Standar Nasional Indonesia
(SNI) syarat kandungan minimum protein pada biskuit sebanyak 5%. Berdasarkan
hal ini, penulis tertarik untuk mengambil judul Tugas Akhir “Penetapan Kadar
Protein Pada Biskuit dengan Metode Kjeldahl”.
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1Tujuan
Untuk mengetahui kadar protein yang terdapat pada biskuit dengan
metode Kjeldahl.
1.2.2Manfaat
Untuk memberikan informasi tentang kadar protein pada biskuit.
2