Deteksi Mycobacterium leprae dengan teknik Polymerase Chain Reaction dari Saliva Penderita Kusta

Deteksi Mycobacterium Laprae dengan Teknik Polymerase Chain Reaction dari
Saliva Penderita Kusta
Teguh Aly’ansyah, Syahril R. Lubis, Richard Hutapea
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
RSUP Haji Adam Malik Medan-Indonesia
Abstrak
Latar belakang: Penyakit kusta adalah penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh
Mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya
kecuali susunan saraf pusat.
Tujuan: mempelajari hasil pemeriksaan PCR dalam mendeteksi M. leprae dari saliva
penderita kusta.
Metode: 30 penderita kusta baru atau 1 – 3 bulan bulan pengobatan yang berobat di
tempat penelitian, setelah dilakukan penentuan diagnosis klinis, pemeriksaan
bakteriologis, dilakukan pengambilan saliva. Dilakukan ekstraksi DNA dari sampel
saliva dan diperiksa PCR dengan menggunakan nested primer LP1-4 yang spesifik
terhadap spesies M. leprae.
Hasil: Dari 30 kusta yang diteliti (6 PB dan 24 MB), BTA ditemukan pada 62,5%.
Setelah dilakukan pemeriksaan PCR, M. leprae ditemukan pada 10% penderita. Pada
kelompok BTA negatif ditemukan M. leprae 3,3%, sedangkan pada kelompok BTA
positif ditemukan M. leprae 6,7%.

Kesimpulan: Sediaan saliva belum bisa dijadikan alternatif untuk pemeriksaan
bakteriologik kusta walaupun bersifat non invasif guna pemeriksaan PCR, terutama
pada penderita BTA negatif.
Kata kunci: M. leprae, PCR, BTA, saliva.

Universitas Sumatera Utara

Detection of Mycobacterium Laprae with Polymerase Chain Reaction
from Saliva in Leprosy Patient
Teguh Aly’ansyah, Syahril R. Lubis, Richard Hutapea
Department of Dermato-Venereology
Faculty of Medicine, University of North Sumatra
Haji Adam Malik General Hospital Medan-Indonesia
Abstract
Background: leprosy is a chronic infection disease, caused by Mycobacterium
leprae, involved skin and peripheral nerves, but also other organs or system, except
central nerves.
Objective: to study PCR technique in detecting Mycobacterium leprae from saliva of
leprosy patient.
Method: 30 leprosy patient detected in study location were involved in this study.

The diagnosis was established by clinical and bacteriological examination. Saliva was
taken and DNA extraction was performed, nested primers (LP1-4) were used in the
PCR procedure are specific to M. leprae species.
Results: from 30 leprosy cases (6 PB and 24 MB) that include in this study, AFB was
found in 62,5% patient. M. leprae was found in 10% patient which are performed
PCR examination. In negative AFB patient group, M. leprae was found in 3,3% by
PCR, whereas positif AFB patient group, M. leprae was found 6,7% by PCR.
Conclusion: Saliva specimens not could be used for non invasive bacterial
examination of leprosy, using PCR method, especially for PB leprosy patient.
Key words: M. leprae, PCR, AFB, saliva.

Universitas Sumatera Utara