Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi retrospektif yang membandingkan
gambaran kejadian kardiovaskular mayor diantara penderita IMA EST anterior
dengan DSST inferior dengan penderita IMA EST anterior tanpa DSST inferiordi
RS. H. Adam Malik(RS HAM) Medan.

3.2. Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di RSHAM Medan dengan mengambil data sekunder
dari rekam medis pasien mulai bulan Januari 2014 sampai Desember 2015.

3.3. Populasi dan Sampel
Populasi target penelitian adalah penderita IMA EST anterior. Populasi
terjangkau adalah penderita IMA STE anterior dengan DSST inferior dan tanpa
DSST inferior yang dirawat di CVCU RSHAM Medan pada bulan Januari 2014
sampai Desember 2015. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4. Besar Sampel

Besar sampel dihitung menggunakan rumus besar sampel untuk uji
hipotesis terhadap 2 proporsi independen, (Mukhtar, 2011) yaitu:

n1=n2 =Zα

2

+Zß P1Q1 + P2Q22
P1 − P2

n1= jumlah subyek yang masuk dalam kelompok I (IMA EST anterior dengan
DSST inferior)

Universitas Sumatera Utara

n2= jumlah subyek yang masuk dalam kelompok II (IMA EST anterior tanpa
DSST inferior)

= 5 %  tingkat kepercayaan 95%


α

= kesalahan tipe I



= nilai baku normal 1,96

β

= kesalahan tipe II



= 0,842

P1

= proporsi angka KKvM untuk kelompok I , 2 X P2


P2

= proporsi angka KKvM untuk kelompok II

P

=

Q

= 1− P

Q1

= 1− P1

Q2

= 1− P2


= 20 % power (kekuatan penelitian) 80%

P1+P2
2

Dengan menggunakan rumus tersebut diatas, maka didapat jumlah sampel
minimal untuk penelitian adalah 26 orang.

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.5.1. Kriteria Inklusi
1. Penderita IMA EST anterior dengan DSST inferior dan IMA EST anterior
tanpa DSST inferior
2. Rentang usia 30-75 tahun
3. Telah dilakukan tindakan angiografi koroner

3.5.2. Kriteria Eksklusi
1. Penderita dengan ada riwayat infark sebelumnya pada gambran EKG.
2. Penderita dengan gambaran EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri
dan bundle branch block
3. Penderita dengan penyakit valvular dan miokard primer

4. Penderita dengan riwayat penggunaan terapi digoxin sebelumnya.
5. Penderita dengan irama pacu jantung
6. Penderita yang tidak termasuk kriteria inklusi pada penlitian ini

Universitas Sumatera Utara

3.6 Etika Penelitian
Penelitian ini akan meminta persetujuan dari komite etik Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.7. Cara Kerja dan Alur Penelitian
Peneliti melakukan pengumpulan sampel berdasarkan rekam medis di
RSHAM Medan. Penderita IMAEST anterior yang dilakukan tindakan angiografi
koroner diikutsertakan sebagai subjek penelitian. Seluruh data dasar: anamnesis,
pemeriksaan fisik, EKG, laboratorium dan angiografi koroner dicatat secara
lengkap.
Sampel yang memenuhi kriteria kemudian dibagi menjadi 2 kelompok
berdasarkan EKG-nya. Kelompok 1 adalah sampel dengan EKG IMA EST
anterior dengan DSST inferior sedangkan kelompok 2 adalah sampel dengan EKG
IMA EST anterior tanpa DSST inferior. Kemudian peneliti mencatat data semua

kejadian kardiovaskular mayor selama pasien dirawat di rumah sakit. Selanjutnya
dilakukan pengolahan dan analisis data.

Universitas Sumatera Utara

Rekam Medis pasien dengan IMAEST anterior
di RSHAM

Memeriksa dan mencatat anamnesis, pemeriksaan
fisik, EKG, foto thoraks, pemeriksaan
laboratorium dan angiografi koroner

Kriteria
eksklusi

Kriteria
inklusi

Pengukuran segmen ST pada EKG


DSST inferior (-)

DSST inferior (+)

Kejadian Klinis Kardiovaskular Mayor (KKvM) selama perawatan :
-

Cardiac death
Syok kardiogenik
Aritmia
Gagal Jantung
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

3.8. Identifikasi Variabel
Variabel bebas

Skala

DSST inferior


kategorik

Variabel tergantung

Skala

Cardiac death

kategorik

Syok

kategorik

Aritmia

kategorik

Gagal jantung


kategorik

Universitas Sumatera Utara

3.9. DefinisiOperasional
1. Diagnosis IMA EST ditegakkan apabila memenuhi kriteria berikut :
adanya nyeri dada khas infark (durasi nyeri lebih dari 20 menit, tidak
respon sepenuhnya dengan pemberian nitrat, nyeri dapat menjalar ke leher,
rahang bawah atau lengan kiri, dapat disertai dengan gejala aktivasi sistem
syaraf otonom seperti mual, muntah serta keringat dingin), dijumpai
elevasi segmen ST yang persisten (lebih dari 2mm pada lead V2-V3 atau
lebih dari 1 mm pada lead lainnya), atau adanya left bundle branch block
(LBBB) yang baru atau yang dianggap baru, peningkatan marker (enzim
jantung) serial akibat nekrosis miokard (CKMB dan troponin) (Van de
Werf 2012).
2. IMA EST anterior ditegakkan jika dijumpai elevasi segmen ST lebih dari
atau sama dengan 2 mm pada dua lead yang berpasangan diantara V1-V3
(Wong 2006).
3. DSST inferior pergeseran ke bawah yang landai ( downsloping) atau
horizontal ≥ 0,1 mV dalam setidaknya dua lead inferior (II, III dan aVF).

4. Kejadian klinis kardiovaskular mayor (KKvm) didefinisikan sebagai
timbulnya salah satu atau lebih dari komplikasi kardiovaskular diantaranya
kejadian cardiac death, syok, aritmia dan gagal jantung.
5. Cardiac death adalah segala penyebab kematian kardiovaskular selama
perawatan di rumah sakit yang dapat disebabkan oleh aritmia maligna,
syok kardiogenik, edem paru akut yang semuanya berujung pada
kematian.
6. Syok kardiogenik adalah hipoperfusi oleh karena gagal jantung dengan
parameter hemodinamik hipotensi dengan tekanan darah sistolik < 80
mmHg atau mean arterial pressure < 30 mmHg, cardiac index < 1.8
L/menit/m2, danleft ventricle end diiastolic pressure > 18 mmHg
(Reynolds, 2008).
7. Aritmia didefinisikan apabila dijumpai fibrilasi atrium yang menyebabkan
instabilitas hemodinamik, ventricular tachycardia, ventricular fibrillation
selama perawatan di rumah sakit.

Universitas Sumatera Utara

8. Gagal jantung didefinisikan sesuai kriteria Framingham (McKee dkk,
1971).


3.10. Pengolahan dan Analisis Data
Data hasil penelitian akan dianalisa secara statistik dengan bantuan
program komputer untuk perhitungan statistic statistical product and service
solution (SPSS). Variabel kategorik dipresentasikan dengan jumlah atau

frekwensi (n) dan presentase (%). Variabel numerik dipresentasikan dengan nilai
mean (rata-rata) dengan standar deviasi untuk data yang berdistribusi normal,

sedangkan data numerik yang tidak berdistribusi normal menggunakan median
(nilai tengah) dengan nilai minimum dan maksimum. Uji Chi Square digunakan
untuk menilai apakah ada perbedaan angka kejadian KKvM antara kedua
kelompok subjek penelitian (Mukhtar dkk, 2011).

3.11. Perkiraan Biaya
Pengadaan alat tulis dan fotokopi

Rp. 1.500.000,-

Pengumpulan dan pengolahan data

Rp. 1.500.000,-

Biaya tidak terduga

Rp. 1.000.000,-

Total

Rp. 4.000.000,-

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Departemen Kardiologi dan Kedokteran
Vaskular RSUP H.Adam Malik dan diikuti oleh sebanyak 54 orang pasien yang
didiagnosa dengan IMAEST anterior dan telah memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi sehingga dapat diikutkan dalam penelitian.

4.1.

Karakteristik Subjek Penelitian
Dari 54 orang subjek dalam penelitian ini, subjek berjenis kelamin laki-

laki dengan dijumpai DSST inferior pada EKG sebanyak 18 orang dan tanpa
DSST inferior sebanyak 31 orang, sementara yang berjenis kelamin perempuan
dengan DSST inferior adalah sebanyak 2 orang dan tanpa DSST inferior 3 orang.
Usia rata-rata subjek penelitian ini adalah 54 tahun dengan DSST inferior dan 55
tahun tanpa DSST inferior.
Faktor risiko penyakit jantung koroner paling banyak dijumpai adalah
merokok, yaitu sebanyak 15 orang pada kelompok dengan DSST inferior dan 26
orang pada kelompok tanpa DSST inferior. Sementara diabetes dijumpai 3 orang
pada kelompok dengan DSST inferior dan 10 pada kelompok tanpa DSST
inferior.Hipertensi dijumpai sebanyak 7 orang pada kelompok dengan DSST
inferior dan 16 orang pada kelompok tanpa DSST inferior. Dan dislipidemia
dijumpai 4 orang pada kelompok dengan DSST inferior dan 13 orang pada
kelompok tanpa DSST inferior.
Subjek dengan DSST inferior yang masuk ke RSHAM dengan tekanan
darah yang sistolik (TDS) sekitar 115 mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD)
80 mmHg, sedangkan subjek tanpa DSST inferior dengan TDS sekitar 122 mmHg
dan TDD 80 mmHg.
Subjek dengan DSST inferior yang masuk ke RSHAM dengan frekwensi
nadi sekitar 90 x/menit dan tanpa DSST inferior 80x/menit.

Universitas Sumatera Utara

Subjek yang datang dengan onset IMA sekitar 18 jam pada kelompok
dengan DSST inferior positif dan sekitar 21 jam pada kelompok tanpa DSST
inferior.
Subjek yang datang dengan rerata klasifikasi TIMI 4 pada kelompok
subjek dengan DSST inferior dan rerata juga 4 pada subjek tanpa DSST inferior.
Subjek dengan DSST inferior pada hasil pemeriksaan angiografi dijumpai
one vessel disease sebanyak 3 orang, multi vessel disease sebanyak 17 orang.

Sedangkan subjek tanpa DSST inferior dijumpai one vessel disease sebanyak 9
orang dan multi vessel disease sebanyak 25 orang.
Pemeriksaan angiografi koroner dengan dijumpai keterlibatan RCA
terdapat 16 orang pada kelompok subjek dengan DSST inferior dan 14 orang pada
kelompok tanpa DSST inferior. Kondisi ini secara signifikan bermakna dengan
nilai P = 0,006.
Keterlibatan arteri Left Circumflex (LCX) pada pemeriksaan angiografi
koroner tidak dijumpai perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok, dimana
dijumpai 6 orang pada kelompok dengan DSST inferior dan 17 orang pada
kelompok tanpa DSST inferior.
Karakteristik subjek penelitian ditampilkan dalam tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1. Karakteristik Subjek Penelitian
DSSTInferior
Karakteristik Demografi

P value

Ya

Tidak

N = 20

N = 34

53,85 ± 10,88

54,56 ± 8,8

0.795

Laki-laki

18

31

1,00

Perempuan

2

3

Ya

3

10

Tidak

17

24

Umur
Jenis kelamin, n (%)

Faktor resiko, n (%)
Diabetes
0.329

Hipertensi

Universitas Sumatera Utara

Ya

7

16

0,387

Tidak

13

18

Ya

4

13

Tidak

16

21

Ya

15

26

Tidak

5

8

TDS

115 (80-240)

122 (90-190)

0,286

TDD

80 (60-90)

80 (60-120)

0,283

Frekwensi Nadi

90 (46-140)

80 (58-120)

0,711

18 (1-72)

21 (2-72)

0,186

4 (2-9)

4 (2-9)

0,743

One vessel

3

9

0.328

Multi vessel

17

25

Ya

16

14

Tidak

4

20

Ya

6

17

Tidak

14

17

Dislipidemia
0.164

Merokok

Onset (jam)
TIMI risk

1.0

Angiografi koroner

3 VD
Keterlibatan RCA
0.006

Keterlibatan LCX
0,151

4.2 Hubungan Antar DSST Inferior dengan KKVM Selama Perawatan di
Rumah Sakit
Kejadian KKVM secara keseluruhan selama perawatan di rumah sakit
pada kelompok DSST inferior sebanyak 11 orang (31,4%), sementara pada
kelompok yang tanpa DSST inferior dijumpai sebanyak 24 orang (68,6%).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2 Perbandingan Kejadian KKvM Selama Perawatan di Rumah Sakit
antara kedua kelompok
KKVM (+)

KKVM (-)

P value

OR

95% IK

DSST Inferior (+)

11 (31,4)

9 (47,3)

0.247

-

-

DSST Inferior (-)

24 (68,6)

10 (52,7)

4.3 Hubungan Antara DSST Inferior dengan Kejadian Cardiac Death Selama
Perawatan di Rumah Sakit
Kejadian cardiac death selama perawatan di rumah sakit dijumpai
sebanyak 3 orang (50%) dan pada masing–masing kelompok .

Tabel 4.3 Perbandingan Kejadian cardiac death Selama Perawatan di Rumah
Sakit antara kedua kelompok
Cardiac Death (+)

Cardiac Death (-)

P value

OR

95% IK

DSST Inferior (+)

3 (50)

17 (35,4)

0.659

-

-

DSST Inferior (-)

3 (50)

31 (64,6)

4.4 Hubungan Antar DSST Inferior dengan Kejadian Syok Selama
Perawatan di Rumah Sakit
Kejadian syok selama perawatan di rumah sakit pada kelompok DSST
inferior dijumpai sebanyak 2 orang (40%), sementara pada kelompok yang tanpa
DSST inferior dijumpai 3 orang (60%).

Tabel 4.4 Perbandingan Kejadian Syok Selama Perawatan di Rumah Sakit antara
Kedua Kelompok Subjek
Syok (+)

Syok (-)

P value

OR

95% IK

DSST Inferior (+)

2 (40)

18 (36,8)

1,00

-

-

DSST Inferior (-)

3 (60)

31 (63,2)

Universitas Sumatera Utara

4.5. Hubungan Antar DSST Inferior

dengan Kejadian Aritmia Selama

Perawatan di Rumah Sakit
Kejadian aritmia selama perawatan di rumah sakit pada kelompok DSST
inferior terdapat 4 orang (80%), sementara pada kelompok yang tanpa DSST
inferior hanya1 orang (20%). Dijumpai hubungan yang signifikan antara DSST
inferior dengan kejadian aritmia selama perawatan di rumah sakit dengan nilai P =
0,03.

Tabel 4.5Perbandingan Kejadian Aritmia Selama Perawatan di Rumah Sakit
antara Kedua Kelompok Subjek
Aritmia (+)

Aritmia (-)

P value

OR

95% IK

DSST Inferior (+)

4 (80)

16 (32,7)

0.03

8,25

0,85-79,95

DSST Inferior (-)

1 (20)

33 (67,3)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien IMAEST anterior dengan
DSST inferior mempunyai resiko akan terkena aritmia di rumah sakit sebesar
8,25 lebih besar bila dibandingkan dengan pasien tanpa DSST inferior (OR : 8,25,
95% KI : 0,85-79,95).
Gambar dibawah ini menunujukkan proporsi pasien dengan DSST inferior
dan tanpa DSST inferior yang dihubungkan dengan kejadian aritmia selama
perawatan di rumah sakit yang ditunjukkan dengan diagram batang.

Universitas Sumatera Utara

35
30
25
20

DSST Inferior (+)

15

DSST Inferior (-)

10
5
0

aritmia di
rumah sakit
(+)

aritmia di
rumah sakit
(-)

Gambar 4.1 Diagram Batang Perbedaan Kejadian Aritmia di Rumah Sakit antara
Kedua Kelompok Subjek

4.6. Hubungan Antara DSST Inferior dengan Kejadian Gagal Jantung
Selama Perawatan di Rumah Sakit
Kejadian gagal jantung selama perawatan di rumah sakit pada kelompok
DSST inferior sebanyak 9 orang (27,2%), sementara pada kelompok yang tanpa
DSST inferior dijumpai sebanyak 24 orang (72,8%).

Tabel 4.6Perbandingan Kejadian Gagal Jantung Selama Perawatan di Rumah
Sakit antara Kedua Kelompok Subjek
Gagal jantung (+)

Gagal jantung (-)

P value

OR

95% IK

DSST Inferior (+)

9 (27,2)

11 (52,3)

0.063

-

-

DSST Inferior (-)

24 (72,8)

10 (47,7)

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan studi retrospektif yang menganalisa hubungan
gambaran EKG DSST inferior pada IMAEST anterior terhadap KKvM selama
perawatan di RSHAM Medan. Sampel diambil dari data sekunder rekam medis
pasien secara retrospektif periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2015.
Pada penelitian ini terdapat sampel berjumlah 54 orang yang didiagnosa dengan
IMAEST anterior dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Gambaran DSST inferior pada EKG pasien dengan

IMAESTanterior

mengidentifikasi subset dari pasien dengan komplikasi selama perawatan di
rumah sakit dan frekuensi multivessel yang lebih sering (Haraphongse M, 1984).
Penelitian yang dilakukan Willems dkk pada tahun 1990 menemukan
bahwa DSST yang dijumpai pada IMAEST menunjukkan nilai prognostik yang
penting dimana berhubungan dengan ukuran infark yang lebih luas serta
mortalitas dan morbiditas yang lebih besar (Willems dkk, 1990).
Dari data karateristik subjek penelitian ini didapatkan perbedaan yang
bermakna secara statistik (p = 0,006) dalam hal keterlibatan pembuluh darah
RCA pada hasil angiografi koroner. Pada kelompok subjek dengan DSST inferior
(20 orang)

didapatkan hasil angiografi koroner dengan keterlibatan RCA

sebanyak 16 orang, dibandingkan kelompok subjek tanpa DSST inferior (34
orang) yang didapatkan keterlibatan RCA sebanyak 14 orang.
Haranphongse dkk pada penelitiannya juga mendapatkan perbedaan yang
bermakna dalam hal keterlibatan RCA dan LCX diantara subjek dengan DSST
inferior yaitu sebanyak 12 dari 15 orang (80%) dan subjek tanpa DSST inferior
sebanyak 5 dari 18 orang (28%) dengan nilai P < 0,01 (Haranphongse dkk, 1984).

Universitas Sumatera Utara

Penelitian yang dilakukan oleh Kyriakidis M,dkk juga mendapatkan
perbedaan yang bermakna dalam hal keterlibatan RCA pada IMAEST anterior
pada kelompok subjek dengan dan tanpa DSST inferior dengan nilai p = 0,02
(Kyriakidis M dkk, 1992)
Kejadian KKvM yang dianalisa pada penelitian ini antara lain adalah ada
tidaknya KKvM secara keseluruhan, cardiac death, kejadian syok, aritmia dan
gagal jantung selama perawatan di rumah sakit pada masing-masing kelompok
subjek IMAEST anterior dengan adanya DSST inferior dan tanpa DSST inferior.
Dari penelitian ini

tidak dijumpai perbedaan yang bermakna

secara

statistik (P = 0,247) antara DSST inferior dengan kejadian KKvM secara
keseluruhan.
Dari penelitian ini dijumpai hubungan yang bermakna antara DSST
inferior dengan kejadian aritmia dengan nilai P = 0,03 (OR = 8,25, 95% IK =
0,85-79,95). Sehingga dari penelitian ini menunjukkan bahwa subjek dengan
DSST inferior mempunyai resiko akan terkena aritmia selama perawatan di rumah
sakit sebesar 8,25 lebih besar dibandingkan dengan subjek yang tanpa DSST
inferior.
Penelitian yang dilakukan Jennings K dkk, juga menemukan bahwa
kejadian aritmia fatal (fibrilasi ventrikel) selama perawatan dirumah sakit lebih
banyak dijumpai pada pasien dengan DSST (23,5%) dibandingkan dengan yang
tanpa DSST (3%) pada pasien IMAEST (Jennings K dkk 1983).
Penelitian yang dilakukan oleh Shah A dkk mendapatkan kejadian
mortalitas selama perawat di rumah sakit lebih tinggi pada kelompok dengan
DSST dibandingkan kelompok tanpa DSST dengan nilai P = 0,002. Namun Shah
dkk tidak menemukan perbedaan yang bermakna kejadian angina berulang,
kejadian reinfark dan gagal jantung pada masing-masing kelompok (Shah A dkk,
1981).
Chen TE dkk pada penelitiannya mendapatkan kelompok pasien IMAEST
dengan disertai DSST yang menjalani tindakan invasif memiliki status
hemodinamik dan outcomes yang lebih buruk, dimana kejadian aritmia (takikardi
dan fibrilasi ventrikel) , hipotensi, dan kematian lebih sering dibandingkan dengan
kelompok tanpa DSST (Chen TE dkk 2012).

Universitas Sumatera Utara

Gheorghiade M dkk pada penelitiannya mendapatkan bahwa DSST yang
transien maupun persisten pada pasien dengan IMAEST merupakan prediktor kuat
terjadinya mortalitas jangka panjang (Gheorghiade M dkk, 1993).
Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan diantaranya jumlah sampel
yang kecil, durasi waktu penelitian yang realatif singkat, desain penelitian bersifat
retrospektif, outcome yang dinilai hanyalah selama perawatan di rumah sakit serta
kemungkinan adanya faktor independen lain yang dapat menimbulkan bias yang
tidak dapat disingkirkan secara penuh pada penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh pada penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa :
1. Dari keseluruhan sampel yang berjumlah 54 orang pada penelitian
ini dijumpai kelompok pasien IMAEST anterior dengan DSST
inferior adalah sebanyak 20 orang (37,04%).
2. Dari keseluruhan sampel pada penelitian ini dijumpai KKvM
terjadi pada 35 orang (yaitu 11 orang pada kelompok subjek
IMAEST anterior dengan DSST inferior dan 24 orang pada
kelompok subjek IMAEST anterior tanpa DSST inferior) dan 19
orang tidak dijumpai KKvM (yaitu 9 orang pada kelompok subjek
IMAEST anterior dengan DSST inferior dan 10 orang pada
kelompok subjek IMAEST anterior tanpa DSST inferior).
3. Hasil perbandingan kejadian KKvM secara keseluruhan, cardiac
death, syok, dan gagal jantung tidak dijumpai perbedaan yang

bermakna antara kelompok subjek IMAEST anterior dengan DSST
inferior dan kelompok subjek IMAEST anterior tanpa DSST
inferior.
4. Hasil perbandingan kejadian aritmia antara kelompok subjek
IMAEST anterior dengan DSST inferior dan kelompok subjek
IMAEST anterior tanpa DSST inferior dijumpai perbedaan
bermakna dengan nilai p = 0,03 (OR = 8,25, 95% IK 0,85-79,95).

6.2

Keterbatasan Penelitian
1. Sampel penelitian yang kecil
2. Durasi penelitian yang relatif singkat

Universitas Sumatera Utara

3. Desain penelitian ini studi retrospektif sehingga faktor bias tidak
dapat dihindari

6.3.

Saran
1. Penilaian terhadap ada atau tidaknya gambaran DSST inferior pada
pemeriksaan EKG pasien IMAEST anterior penting dilakukan
secara rutin. Optimalisasi terapi dan pemantauan ketat untuk
pencegahan kejadian aritmia perlu dilakukan pada pasien IMAEST
anterior dengan DSST inferior.
2. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel
yang lebih besar dan pengamatan yang lebih panjang agar
memberikan hasil yang lebih representatif.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbandingan Mortalitas Kardiovaskular Di Rumah Sakit Antara Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Blok Cabang Berkas Kanan (RBBB) Di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan

1 98 81

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

0 1 15

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

0 0 2

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

0 0 4

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

0 0 13

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

0 0 4

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

0 1 3

Perbandingan Mortalitas Kardiovaskular Di Rumah Sakit Antara Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Blok Cabang Berkas Kanan (RBBB) Di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan

0 0 6

PERBANDINGAN MORTALITAS KARDIOVASKULAR DI RUMAH SAKIT ANTARA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT ELEVASI SEGMEN ST ANTERIOR DENGAN DAN TANPA BLOK CABANG BERKAS KANAN (RBBB) DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI ADAM MALIK MEDAN TESIS

0 0 17

PERBANDINGAN MORTALITAS KARDIOVASKULAR DI RUMAH SAKIT ANTARA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT ELEVASI SEGMEN ST ANTERIOR DENGAN DAN TANPA BLOK CABANG BERKAS KANAN (RBBB) DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI ADAM MALIK MEDAN TESIS

0 0 17