Rangkuman Strategi Pembelajaran di SD Mo
Rangkuman Strategi Pembelajaran di SD
Modul 4 Prosedur Pembelajaran
MODUL 4
PROSEDUR PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR 1
KEGIATAN PRA DAN AWAL PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Prapembelajaran
Kegiatan
prapembelajaran
atau
disebut
juga
kegiatan
prainstruksional adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang
diarahkan untuk menyiapkan siswa mengikuti pelajaran dan biasanya
bersifat umum dan tidak berkaitan langsung dengan kompetensi atau
materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.
Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap prapembelajaran
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik
Guru harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya
siswa tidak merasa tegang, kaku, bahkan takut mengikuti
pembelajaran. Guru juga perlu mempersiapkan dan menata alat
fasilitas kelas yang memudahkan siswa beraktivitas belajar dalam kelas
serta memberikan salam di awal pertemuan dan berdoa sebelum
pelajaran dimulai.
2. Memeriksa Kehadiran Siswa
Dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa yang hadir
tentang siswa yang tidak hadir dan alasan ketidakhadirannya.
3. Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa
Kesiapan (readiness) belajar siswa merupakan salah satu prinsip
belajar yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar
siswa.
Beberapa alternatif yang dapat dilakukan dalam menciptakan
kesiapan dan semangat siswa dalam mengajar, diantaranya adalah:
a. Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan
fasilitas/sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar.
b. Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa
dalam belajar.
c. Menunjukan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar.
d. Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampai
akhir pembelajaran.
e. Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan minat siswa.
f. Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat
melakukannya.
4. Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis
1
Guru harus membimbing siswa agar berani menjawab, berani
bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan ide-ide dan
berani memperlihatkan unjuk kerja (performance) serta harus selalu
memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kreativitas.
B. Kegiatan Awal Pembelajaran
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan
mental siswa dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran serta untuk
membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti
pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas
tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan menunjukkan hubungan
antara pengalaman anak dan materi yang akan dipelajari.
1. Menimbulkan Motivasi dan Perhatian Siswa
Misalnya, dengan menyampaikan cerita yang menimbulkan
pertanyaan, menunjukkan gambar atau alat peraga.
2. Memberi Acuan
Memberi
acuan
diartikan
sebagai
upaya
guru
dalam
menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang
hal-hal yang dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selama
pembelajaran berlangsung diantaranya dengan cara :
a. Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis
besar materi yang dipelajari.
b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa.
3. Membuat kaitan
Membuat kaitan adlah salah satu cara untuk menarik dan
memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang akan dipelajari.
Kegiatan membuat kaitan pada awal pembelajaran biasanya dikenal
dengan melakukan apersepsi.
Beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam membuat kaitan
diantaranya :
a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah
dipelajari sebelumnya.
b. Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari
c. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan
materi yang akan dibahas.
4. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan
mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan
dipelajari sudah dikuasai oleh siswa dan digunakan oleh guru untuk
menentukan darimana pembahasan materi baru akan dimulai. Tes awal
dapat dilakukan dengan cara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa
yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa.
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru sejalan dengan
tugasnya di sekolah, khususnya dalam melaksanakan kegiatan awal
pembelajaran diantaranya adalah guru hendaknya :
2
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa.
Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian
siswa terpusat pada pelajaran yang diikutinya.
Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun
individu.
Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehingga siswa
merasakan adanya suasana belajar yang aman dan menyenangkan.
Memberikan penguatan pada siswa.
Menanamkan disiplin pada siswa.
KEGIATAN BELAJAR 2
KEGIATAN INTI DALAM PEMBELAJARAN
Kegiatan inti pembelajaran memegang peranan penting dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum
karena merupakan kegiatan yang utama dalam proses pembelajaran atau
dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experince) siswa.
Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu
proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara
terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu.
Guru perlu mengupayakan bagaimana caranya supaya siswa dapat
mengoptimalkan kegiatan dalam belajar sehingga siswa tidak hanya
diharapkan memiliki kemampuan yang merupakan dampak instruksional
(langsung berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang dirancang sesuai
kurikulum) tetapi juga memiliki sikap positif terhadap bahan pelajaran
(sebagai dampak pengiring dari kegiatan pembelajaran).
Proses kegiatan inti pembelajaran akan menggambarkan penggunaan
strategi dan pendekatan belajar yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran, karena pada hakikatnya kegiatan inti pembelajaran
merupakan implementasi strategi pendekatan belajar.
A. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Klasikal
Kegiatan Pembelajaran Klasikal cenderung digunakan apabila dalam
proses pembelajarannya guru lebih banyak menyajikan materi
(eksploratif) dan lebih menekankan pada kegiatan pemberian informasi
atau penjelasan materi yang belum dipahami siswa.
Keunggulannya adalah memberikan kemudahan bagi guru dalam
mengorganisasi materi pelajaran, karena bahan pelajaran tersebut
seragam diberikan pada siswa dan dapat digunakan apabila materi
pelajaran lebih bersifat informatif atau fakta serta ditujukan untuk
memberikan
informasi
atau
sebagai
pengantar
dalam
proses
pembelajaran.
Alternatif yang sering digunakan dalam pembelajaran klasikal adalah
metode ceramah dan tanya jawab bervariasi atau metode lain yang
dianggap sesuai dengan karakteristik materi pelajaran.
3
Pembelajaran klasikal dapat dimanfaatkan untuk membentuk
kemampuan siswa dalam menyimak (mendengarkan) dan bertanya.
1. Prinsip-prinsip Pembelajaran Klasikal
a. Sistematis
Bahan pelajaran harus disajikan berurutan dan selalu berorientasi
pada tujuan yang telah ditetapkan, mulai dari yang mudah sampai
pada yang sulit atau dari yang sifatnya konkret sampai pada yang
abstrak.
b. Perhatian dan aktivitas
Guru harus selalu memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa
secara menyeluruh dalam kelas dan harus mampu membangkitkan
perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung, juga perlu
lebih banyak membimbing dan mengarahkan aktivitas siswa serta
memberikan stimulus-stimulus dalam pembelajaran sehingga siswa
dapat melakukan aktivitas dan merespons semua kegiatan yang
dilakukan guru.
c. Guru Media pembelajaran
Keunggulan penggunaan media pembelajaran adalah dapat
mengurangi verbalisme siswa terhadap informasi yang diberikan oleh
guru.
Pembelajaran yang dianggap efektif adalah pembelajaran yang
berbasis kontekstual artinya semua objek yang ada di lingkungan siswa
yang dianggap sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan
pembelajaran dapat digunakan guru menjadi media maupun sumber
belajar siswa.
d. Latihan atau penugasan
Guru perlu memberikan latihan atau tugas-tugas pada siswa tetapi
tidak boleh berlebihan karena latihan dan tugas yang tidak sesuai
dengan kemampuan siswa, akan menjadikan beban bagi siswa dan
dapat menyebabkan siswa frustasi sehingga tujuan pemberian latihan
dan tugas tidak tercapai.
2. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Klasikal
Setelah melakasanakan pendahuluan, tahapan selanjutnya dalam
kegiatan inti pembelajaran klasikal adalah :
a.
Menyajikan (presentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi.
b. Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran dengan cara
menghubungkan atau mengaitkan materi yang sedang dipelajari
dengan situasi nyata atau dengan bahan pelajaran yang lain atau
dengan bahan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat.
Pada akhir pembelajaran klasikal, guru dapat meminta siswa untuk
melakukan kegiatan berikut.
4
a.
Aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis
atau lisan misalnya siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal atau
menjawab pertanyaan.
b. Menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari. Kesimpulan ini
sebaiknya dibuat siswa di bawah bimbingan guru.
B. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Kelompok
Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran
yang didesain dalam bentuk kelompok dengan jumlah siswa 4 sampai 6
orang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar. Dalam
pembelajaran
kelompok
sangat
memungkinkan
siswa
untuk
mengumpulkan informasi dan membangun pengetahuan secara
bekerja sama. Pembelajaran kelompok sering disebut dengan
pembelajaran kooperatif (coopertif learning). Kegiatan belajar secara
kelompok perlu dikembangkan dalam pembelajaran agar siswa
memiliki kemampuan sosial, seperti kemampuan bekerja sama,
kemampuan berkomunikasi, kemampuan bermusyawarah, dan
kemampuan berinteraksi yang dibentuk melalui kelompoknya.
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran
kelompok, diantaranya adalah diskusi, kerja kelompok, pemecahan
masalah, inkuiri, diskaveri, simulasi, dan penelitian sederhana (observasi).
1. Prinsip-prinsip Pembelajaran kelompok
a. Adanya topik dan permasalahan
Tujuan utama dalam pembelajaran kelompok sesuai dengan esensi
pembelajaran kooperatif yaitu membentuk siswa untuk memiliki
kemampuan bekerja sama serta memiliki sikap toleransi bertanggung
jawab sehingga materi pelajarannya mengandung permasalahan
maupun proyek yang harus dipecahkan atau diselesaikan oleh siswa
melalui kerja sama.
Tugas guru pada prinsipnya adalah mengarahkan/mengkondisikan
kegiatan belajar sehingga siswa mampu bekerja sama dalam
memecahkan permasalahan atau mengkaji bahan pelajaran atau dalam
mengerjakan suatu tugas maupun proyek yang ditugaskan guru.
b. Pembentukan kelompok
Pembelajaran kelompok harus didasarkan pada pengelompokan
siswa sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran.
c. Kerja sama
Kerja sama merupakan hal utama yang harus terjadi dalam
pembelajaran kelompok karena pembelajaran kelompok dilaksanakan
untuk mengembangkan kemampuan siswa bekerja sama, rasa
solidaritas, rasa toleransi, dan rasa tanggung jawab terhadap tugas
yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.
d. Perhatian
Guru harus memperhatikan siswa secara kelompok sekaligus
memperhatikan siswa sebagai individu dalam kelompok. Setiap
5
e.
g.
2.
a.
b.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
perhatian yang diberikan oleh guru akan dapat membangkitkan
perhatian dan keterlibatan siswa dalam kegiatan kelompoknya.
Motivasi
Guru harus memberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa
secara individu dalam kelompok. Motivasi belajar belajar siswa akan
muncul apabila guru dapat memberikan suasana belajar yang kondusif.
f. Sumber belajar dan fasilitas
Ketersediaan sumber belajar dan fasilitas yang diperlukan akan
menunjang keberhasilan pencapian tujuan pembelajaran secara
optimal. Oleh karena itu, sumber belajar dan fasilitas belajar harus
diupayakan oleh pihak sekolah guna menunjang optimalisasi belajar
secara kelompok.
Latihan dan tugas
Untuk memperkuat hasil kerja atau hasil belajar kelompok, guru
harus memberikan tugas dan latihan-latihan pada semua siswa secara
individu yang di organisasi secara efektif dalam belajar kelompok.
Kegiatan Inti Dalam Pembelajaran Kelompok
Metode yang sering digunakan dalam pembelajaran kelompok
diantaranya adalah metode diskusi karena membina siswa untuk
belajar secara sistematis berdasarkan pada prosedur yang harus
ditempuh.
Berikut ini contoh prosedur pembelajaran kelompok dengan metode
diskusi :
Guru menyampaikan tujuan yang diharapkan dicapai dan topik
pembelajaran yang akan dibahas dalam kegiatan kelompok.
Guru mengelompokan siswa sesuai kriteria yang telah ditentukan dan
memberikan penjelasan pada siswa tentang tahapan belajar.
Setelah semua siswa memahami tugas dan kegiatan yang harus
dilakukan dalam kelompok, selanjutnya siswa melakukan diskusi
sebagai kegiatan inti pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan
pembelajaran.
Mengidentifikasi
masalah
atau
sub-submasalah
berdasarkan
permasalahan yang telah dirumuskan.
Analisis masalah berdasarkan sub-submasalah.
Menyusun laporan oleh masing-masing kelompok.
Presentasi kelompok atau melaporkan diskusi kelompok kecil pada
seluruh kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing
oleh guru.
Siswa di bawah bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi
berdasarkan rumusan masalah dan sub-submasalah.
C. Pembahasan
Perseorangan
Materi
Pelajaran
Dalam
Pembelajaran
6
1)
2)
3)
4)
5)
Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses
pembelajaran yang mengarah pada optimalisasi kemampun siswa
secara individu. Kegiatan pembelajaran perseorangan ditujukan untuk
menampung kegiatan pengayaan dan perbaikan.
Program pengayaan (enrichment) perlu diberikan pada siswa yang
memiliki prestasi atau kemampuan yang melebihi dari teman
sekelasnya.
Kegiatan perbaikan (remedial) dilaksanakan untuk membantu
siswa yang kurang berhasil atau yang prestasi belajarnya di bawah
rata-rata teman sekelasnya. Program perbaikan juga disediakan untuk
siswa yang ketinggalan pelajarannya karena tidak masuk dengan
alasan izin atau sakit.
Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak
diterapkan dalam pemberian tugas dan atau latihan. Setelah
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan pengarahan
tentang tahapan atau teknik yang harus ditempuh oleh siswa (kegiatan
awal pembelajaran), langkah selanjutnya (kegiatan inti pembelajaran)
yang dilakukan guru adalah sebagai berikut :
Menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan
ditugaskan atau yang akan dilatihkan pada siswa.
Memberikan lembaran kerja atau tugas.
Memantau dan menilai kegiatan siswa
Memeriksa dan menilai tugas atau latihan yang telah dikerjakan oleh
siswa serta memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa.
Membuat kesimpulan bersama-sama siswa tentang materi pelajaran
yang telah ditugaskan.
KEGIATAN BELAJAR 3
KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Akhir Pembelajaran
Kegiatan akhir pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai
kegiatan untuk menutup pelajaran tetapi guru akan mengetahui
kompetensi yang sudah dan yang belum dikuasai oleh siswa. Kegiatan
yang biasa dilakukan guru dalam kegiatan akhir pembelajaran adalah
memberikan tes, baik lisan maupun tulisan. Guru hendaknya
melakukan kegiatan akhir pembelajaran agar siswa memperoleh
gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi yang sudah
dipelajarinya. Kegiatan tersebut berupa kegiatan meninjau kembali
penguasaan siswa.
1. Meninjau Kembali Penguasaan Siswa
Meninjau kembali penguasaan siswa dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau membuat
ringkasan materi pelajaran.
Dalam membuat rangkuman/kesimpulan/ringkasan, hendaknya
memperhatikan kriteria :
7
a.
b.
c.
Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar.
Singkat, jelas dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami.
Kesimpulan/rangkuman/ringkasan tidak keluar dari topik yang telah
dibahas.
d. Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.
Rangkuman/kesimpulan/ringkasan akan sangat berguna bagi siswa
yang tidak memiliki buku atau siswa yang lambat belajar karena
mereka dapat mempelajarinya kembali.
2. Melaksanakan Penilaian
Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran merupakan
kegiatan mutlak yang harus dilaksanakan oleh guru dalam
pembelajaran untuk mengetahui tercapai tidaknya kemampuan yang
diharapkan dikuasai siswa.
Guru dapat memberikan tes, atau meminta siswa untuk membuat
ringkasan atau kesimpulan dari materi yang telah dibahas.
Tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran disebut tes akhir
(post-test) yaitu tes yang ditujukan untuk mengetahui tingkat
penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
B. Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran
Berdasarkan hasil kegiatan akhir, guru dapat mengetahui tingkat
keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil tes, guru
akan mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa baik
secara individual maupun kelas. Kegiatan tindak lanjut pembelajaran
dapat dilaksanakan di luar jam pelajaran, sesuai dengan alokasi waktu
yang tersedia. Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut pembelajaran
dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa.
Berikut ini kegiatan tindak lanjut pembelajaran yang dapat
dilakukan untuk mengoptimalkan penguasaan siswa terhadap
kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa.
1. Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah
Dalam memberikan tugas dan latihan guru perlu memperhatikan
waktu yang tersedia dan kemampuan yang dimiliki siswa.
Pemberian tugas tidak boleh melampaui batas kemampuan siswa,
sebab memberikan tugas yang berlebihan dapat membuat siswa
frustasi, jenuh bahkan akan menurunkan motivasi serta minat
belajarnya.
Pemberian tugas pada siswa harus berdasarkan pada perencanaan
yang efektif dan terpadu, artinya setiap pemberian tugas harus
berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai dan bermanfaat bagi
siswa.
Tugas yang diberikan pada siswa harus bersifat fleksibel dan perlu
diintegrasikan (terpadu) dengan mata pelajaran yang lain.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam memberikan
tugas kepada siswa yaitu :
8
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
a.
b.
3.
4.
5.
Guru hendaknya menentukan dan menjelaskan secara singkat
tentang topik tugas yang dikerjakan oleh siswa.
Guru perlu menjelaskan tentang tahapan tugas-tugas yang harus
dikerjakan berdasarkan lembaran tugas dan memberikan gambaran
alternatif penyelesaian tugas tersebut.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
tugas yang belum dipahaminya dan guru hendaknya menegaskan
tentang kriteria dan batas waktu penyelesaian tugas tersebut.
Guru menjelaskan tentang proses penyelesaian tugas, apakah tugas
dapat dilaksanakan di rumah atau di sekolah, sesuai dengan
karakteristik tugas yang bersangkutan.
Siswa diminta untuk menyerahkan dan mengerjakan tugas sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan.
Guru harus memeriksa dan membahas setiap tugas yang diberikan.
Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa
Ada 2 kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk
membantu siswa menguasai kompetensi yang belum dikuasainya
yaitu :
Membahas kembali materi yang belum dikuasai siswa pada saat itu
juga, apabila waktunya tersedia.
Membahas kembali materi tersebut pada pertemuan berikutnya
apabila membutuhkan waktu yang relatif lama.
Membaca materi pelajaran tertentu
Memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku sumber
pelajaran yang lain yang membahas topik yang sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan kepada siswa yang belum menguasai
materi pelajaran dapat ditugaskan untuk membaca buku lain agar
dapat memahami materi yang dibahas, sementara siswa yang sudah
menguasai kompetensi ditugaskan membaca buku sumber lain untuk
memperluas wawasan siswa terhadap topik yang telah dipelajari.
Memberikan motivasi atau bimbingan belajar
Guru hendaknya memberikan bimbingan kepada siswa agar
mereka mampu memperbaiki kekurangannya dan dapat menjadi
dorongan atau motivasi kepada siswa untuk terus belajar.
Bimbingan tersebut dapat berupa arahan atau petunjuk yang jelas
kepada siswa sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara
optimal oleh siswa.
Mengemukakan tentang topik yang harus dibahas pada waktu yang
akan datang
Cara ini perlu dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan
siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran.
Diharapkan siswa akan mempelajari terlebih dahulu di rumah materi
yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya sebelum mengikuti
pelajaran di sekolah. Guru perlu memberikan alternatif kegiatan belajar
secara sistematis yang perlu dilakukan siswa di luar jam pelajaran.
9
Diharapkan siswa akan mencari informasi melalui media maupun
sumber belajar lainnya untuk dibahas dalam pertemuan tersebut.
Setelah guru menganggap kegiatan akhir dan tindak lanjut
pembelajaran selesai dilaksanakan secara optimal dan sesuai dengan
waktu yang direncakan maka langkah selanjutnya guru harus menutup
pelajaran. Apabila pelajaran berlangsung pada jam yang paling akhir maka
harus dibiasakan siswa menutup pelajaran dengan berdoa.
Kegiatan akhir pembelajaran dan tindak lanjut pembelajaran
dilakukan untuk meyakinkan guru terhadap penguasaan kompetensi oleh
siswa dan upaya pemantapan penguasaan kompetensi yang diharapkan.
Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus dilaksanakan secara
sistematis, efektif, efisien, dan fleksibel. Selain itu, kegiatan akhir dan
tindak lanjut pembelajaran harus merupakan rangkaian yang utuh dengan
kegiatan awal/pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran.
10
Modul 4 Prosedur Pembelajaran
MODUL 4
PROSEDUR PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR 1
KEGIATAN PRA DAN AWAL PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Prapembelajaran
Kegiatan
prapembelajaran
atau
disebut
juga
kegiatan
prainstruksional adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang
diarahkan untuk menyiapkan siswa mengikuti pelajaran dan biasanya
bersifat umum dan tidak berkaitan langsung dengan kompetensi atau
materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.
Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap prapembelajaran
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik
Guru harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya
siswa tidak merasa tegang, kaku, bahkan takut mengikuti
pembelajaran. Guru juga perlu mempersiapkan dan menata alat
fasilitas kelas yang memudahkan siswa beraktivitas belajar dalam kelas
serta memberikan salam di awal pertemuan dan berdoa sebelum
pelajaran dimulai.
2. Memeriksa Kehadiran Siswa
Dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa yang hadir
tentang siswa yang tidak hadir dan alasan ketidakhadirannya.
3. Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa
Kesiapan (readiness) belajar siswa merupakan salah satu prinsip
belajar yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar
siswa.
Beberapa alternatif yang dapat dilakukan dalam menciptakan
kesiapan dan semangat siswa dalam mengajar, diantaranya adalah:
a. Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan
fasilitas/sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar.
b. Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa
dalam belajar.
c. Menunjukan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar.
d. Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampai
akhir pembelajaran.
e. Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan minat siswa.
f. Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat
melakukannya.
4. Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis
1
Guru harus membimbing siswa agar berani menjawab, berani
bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan ide-ide dan
berani memperlihatkan unjuk kerja (performance) serta harus selalu
memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kreativitas.
B. Kegiatan Awal Pembelajaran
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan
mental siswa dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran serta untuk
membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti
pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas
tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan menunjukkan hubungan
antara pengalaman anak dan materi yang akan dipelajari.
1. Menimbulkan Motivasi dan Perhatian Siswa
Misalnya, dengan menyampaikan cerita yang menimbulkan
pertanyaan, menunjukkan gambar atau alat peraga.
2. Memberi Acuan
Memberi
acuan
diartikan
sebagai
upaya
guru
dalam
menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang
hal-hal yang dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selama
pembelajaran berlangsung diantaranya dengan cara :
a. Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis
besar materi yang dipelajari.
b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa.
3. Membuat kaitan
Membuat kaitan adlah salah satu cara untuk menarik dan
memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang akan dipelajari.
Kegiatan membuat kaitan pada awal pembelajaran biasanya dikenal
dengan melakukan apersepsi.
Beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam membuat kaitan
diantaranya :
a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah
dipelajari sebelumnya.
b. Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari
c. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan
materi yang akan dibahas.
4. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan
mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan
dipelajari sudah dikuasai oleh siswa dan digunakan oleh guru untuk
menentukan darimana pembahasan materi baru akan dimulai. Tes awal
dapat dilakukan dengan cara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa
yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa.
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru sejalan dengan
tugasnya di sekolah, khususnya dalam melaksanakan kegiatan awal
pembelajaran diantaranya adalah guru hendaknya :
2
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa.
Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian
siswa terpusat pada pelajaran yang diikutinya.
Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun
individu.
Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehingga siswa
merasakan adanya suasana belajar yang aman dan menyenangkan.
Memberikan penguatan pada siswa.
Menanamkan disiplin pada siswa.
KEGIATAN BELAJAR 2
KEGIATAN INTI DALAM PEMBELAJARAN
Kegiatan inti pembelajaran memegang peranan penting dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum
karena merupakan kegiatan yang utama dalam proses pembelajaran atau
dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experince) siswa.
Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu
proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara
terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu.
Guru perlu mengupayakan bagaimana caranya supaya siswa dapat
mengoptimalkan kegiatan dalam belajar sehingga siswa tidak hanya
diharapkan memiliki kemampuan yang merupakan dampak instruksional
(langsung berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang dirancang sesuai
kurikulum) tetapi juga memiliki sikap positif terhadap bahan pelajaran
(sebagai dampak pengiring dari kegiatan pembelajaran).
Proses kegiatan inti pembelajaran akan menggambarkan penggunaan
strategi dan pendekatan belajar yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran, karena pada hakikatnya kegiatan inti pembelajaran
merupakan implementasi strategi pendekatan belajar.
A. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Klasikal
Kegiatan Pembelajaran Klasikal cenderung digunakan apabila dalam
proses pembelajarannya guru lebih banyak menyajikan materi
(eksploratif) dan lebih menekankan pada kegiatan pemberian informasi
atau penjelasan materi yang belum dipahami siswa.
Keunggulannya adalah memberikan kemudahan bagi guru dalam
mengorganisasi materi pelajaran, karena bahan pelajaran tersebut
seragam diberikan pada siswa dan dapat digunakan apabila materi
pelajaran lebih bersifat informatif atau fakta serta ditujukan untuk
memberikan
informasi
atau
sebagai
pengantar
dalam
proses
pembelajaran.
Alternatif yang sering digunakan dalam pembelajaran klasikal adalah
metode ceramah dan tanya jawab bervariasi atau metode lain yang
dianggap sesuai dengan karakteristik materi pelajaran.
3
Pembelajaran klasikal dapat dimanfaatkan untuk membentuk
kemampuan siswa dalam menyimak (mendengarkan) dan bertanya.
1. Prinsip-prinsip Pembelajaran Klasikal
a. Sistematis
Bahan pelajaran harus disajikan berurutan dan selalu berorientasi
pada tujuan yang telah ditetapkan, mulai dari yang mudah sampai
pada yang sulit atau dari yang sifatnya konkret sampai pada yang
abstrak.
b. Perhatian dan aktivitas
Guru harus selalu memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa
secara menyeluruh dalam kelas dan harus mampu membangkitkan
perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung, juga perlu
lebih banyak membimbing dan mengarahkan aktivitas siswa serta
memberikan stimulus-stimulus dalam pembelajaran sehingga siswa
dapat melakukan aktivitas dan merespons semua kegiatan yang
dilakukan guru.
c. Guru Media pembelajaran
Keunggulan penggunaan media pembelajaran adalah dapat
mengurangi verbalisme siswa terhadap informasi yang diberikan oleh
guru.
Pembelajaran yang dianggap efektif adalah pembelajaran yang
berbasis kontekstual artinya semua objek yang ada di lingkungan siswa
yang dianggap sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan
pembelajaran dapat digunakan guru menjadi media maupun sumber
belajar siswa.
d. Latihan atau penugasan
Guru perlu memberikan latihan atau tugas-tugas pada siswa tetapi
tidak boleh berlebihan karena latihan dan tugas yang tidak sesuai
dengan kemampuan siswa, akan menjadikan beban bagi siswa dan
dapat menyebabkan siswa frustasi sehingga tujuan pemberian latihan
dan tugas tidak tercapai.
2. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Klasikal
Setelah melakasanakan pendahuluan, tahapan selanjutnya dalam
kegiatan inti pembelajaran klasikal adalah :
a.
Menyajikan (presentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi.
b. Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran dengan cara
menghubungkan atau mengaitkan materi yang sedang dipelajari
dengan situasi nyata atau dengan bahan pelajaran yang lain atau
dengan bahan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat.
Pada akhir pembelajaran klasikal, guru dapat meminta siswa untuk
melakukan kegiatan berikut.
4
a.
Aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis
atau lisan misalnya siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal atau
menjawab pertanyaan.
b. Menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari. Kesimpulan ini
sebaiknya dibuat siswa di bawah bimbingan guru.
B. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Kelompok
Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran
yang didesain dalam bentuk kelompok dengan jumlah siswa 4 sampai 6
orang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar. Dalam
pembelajaran
kelompok
sangat
memungkinkan
siswa
untuk
mengumpulkan informasi dan membangun pengetahuan secara
bekerja sama. Pembelajaran kelompok sering disebut dengan
pembelajaran kooperatif (coopertif learning). Kegiatan belajar secara
kelompok perlu dikembangkan dalam pembelajaran agar siswa
memiliki kemampuan sosial, seperti kemampuan bekerja sama,
kemampuan berkomunikasi, kemampuan bermusyawarah, dan
kemampuan berinteraksi yang dibentuk melalui kelompoknya.
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran
kelompok, diantaranya adalah diskusi, kerja kelompok, pemecahan
masalah, inkuiri, diskaveri, simulasi, dan penelitian sederhana (observasi).
1. Prinsip-prinsip Pembelajaran kelompok
a. Adanya topik dan permasalahan
Tujuan utama dalam pembelajaran kelompok sesuai dengan esensi
pembelajaran kooperatif yaitu membentuk siswa untuk memiliki
kemampuan bekerja sama serta memiliki sikap toleransi bertanggung
jawab sehingga materi pelajarannya mengandung permasalahan
maupun proyek yang harus dipecahkan atau diselesaikan oleh siswa
melalui kerja sama.
Tugas guru pada prinsipnya adalah mengarahkan/mengkondisikan
kegiatan belajar sehingga siswa mampu bekerja sama dalam
memecahkan permasalahan atau mengkaji bahan pelajaran atau dalam
mengerjakan suatu tugas maupun proyek yang ditugaskan guru.
b. Pembentukan kelompok
Pembelajaran kelompok harus didasarkan pada pengelompokan
siswa sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran.
c. Kerja sama
Kerja sama merupakan hal utama yang harus terjadi dalam
pembelajaran kelompok karena pembelajaran kelompok dilaksanakan
untuk mengembangkan kemampuan siswa bekerja sama, rasa
solidaritas, rasa toleransi, dan rasa tanggung jawab terhadap tugas
yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.
d. Perhatian
Guru harus memperhatikan siswa secara kelompok sekaligus
memperhatikan siswa sebagai individu dalam kelompok. Setiap
5
e.
g.
2.
a.
b.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
perhatian yang diberikan oleh guru akan dapat membangkitkan
perhatian dan keterlibatan siswa dalam kegiatan kelompoknya.
Motivasi
Guru harus memberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa
secara individu dalam kelompok. Motivasi belajar belajar siswa akan
muncul apabila guru dapat memberikan suasana belajar yang kondusif.
f. Sumber belajar dan fasilitas
Ketersediaan sumber belajar dan fasilitas yang diperlukan akan
menunjang keberhasilan pencapian tujuan pembelajaran secara
optimal. Oleh karena itu, sumber belajar dan fasilitas belajar harus
diupayakan oleh pihak sekolah guna menunjang optimalisasi belajar
secara kelompok.
Latihan dan tugas
Untuk memperkuat hasil kerja atau hasil belajar kelompok, guru
harus memberikan tugas dan latihan-latihan pada semua siswa secara
individu yang di organisasi secara efektif dalam belajar kelompok.
Kegiatan Inti Dalam Pembelajaran Kelompok
Metode yang sering digunakan dalam pembelajaran kelompok
diantaranya adalah metode diskusi karena membina siswa untuk
belajar secara sistematis berdasarkan pada prosedur yang harus
ditempuh.
Berikut ini contoh prosedur pembelajaran kelompok dengan metode
diskusi :
Guru menyampaikan tujuan yang diharapkan dicapai dan topik
pembelajaran yang akan dibahas dalam kegiatan kelompok.
Guru mengelompokan siswa sesuai kriteria yang telah ditentukan dan
memberikan penjelasan pada siswa tentang tahapan belajar.
Setelah semua siswa memahami tugas dan kegiatan yang harus
dilakukan dalam kelompok, selanjutnya siswa melakukan diskusi
sebagai kegiatan inti pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan
pembelajaran.
Mengidentifikasi
masalah
atau
sub-submasalah
berdasarkan
permasalahan yang telah dirumuskan.
Analisis masalah berdasarkan sub-submasalah.
Menyusun laporan oleh masing-masing kelompok.
Presentasi kelompok atau melaporkan diskusi kelompok kecil pada
seluruh kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing
oleh guru.
Siswa di bawah bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi
berdasarkan rumusan masalah dan sub-submasalah.
C. Pembahasan
Perseorangan
Materi
Pelajaran
Dalam
Pembelajaran
6
1)
2)
3)
4)
5)
Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses
pembelajaran yang mengarah pada optimalisasi kemampun siswa
secara individu. Kegiatan pembelajaran perseorangan ditujukan untuk
menampung kegiatan pengayaan dan perbaikan.
Program pengayaan (enrichment) perlu diberikan pada siswa yang
memiliki prestasi atau kemampuan yang melebihi dari teman
sekelasnya.
Kegiatan perbaikan (remedial) dilaksanakan untuk membantu
siswa yang kurang berhasil atau yang prestasi belajarnya di bawah
rata-rata teman sekelasnya. Program perbaikan juga disediakan untuk
siswa yang ketinggalan pelajarannya karena tidak masuk dengan
alasan izin atau sakit.
Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak
diterapkan dalam pemberian tugas dan atau latihan. Setelah
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan pengarahan
tentang tahapan atau teknik yang harus ditempuh oleh siswa (kegiatan
awal pembelajaran), langkah selanjutnya (kegiatan inti pembelajaran)
yang dilakukan guru adalah sebagai berikut :
Menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan
ditugaskan atau yang akan dilatihkan pada siswa.
Memberikan lembaran kerja atau tugas.
Memantau dan menilai kegiatan siswa
Memeriksa dan menilai tugas atau latihan yang telah dikerjakan oleh
siswa serta memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa.
Membuat kesimpulan bersama-sama siswa tentang materi pelajaran
yang telah ditugaskan.
KEGIATAN BELAJAR 3
KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Akhir Pembelajaran
Kegiatan akhir pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai
kegiatan untuk menutup pelajaran tetapi guru akan mengetahui
kompetensi yang sudah dan yang belum dikuasai oleh siswa. Kegiatan
yang biasa dilakukan guru dalam kegiatan akhir pembelajaran adalah
memberikan tes, baik lisan maupun tulisan. Guru hendaknya
melakukan kegiatan akhir pembelajaran agar siswa memperoleh
gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi yang sudah
dipelajarinya. Kegiatan tersebut berupa kegiatan meninjau kembali
penguasaan siswa.
1. Meninjau Kembali Penguasaan Siswa
Meninjau kembali penguasaan siswa dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau membuat
ringkasan materi pelajaran.
Dalam membuat rangkuman/kesimpulan/ringkasan, hendaknya
memperhatikan kriteria :
7
a.
b.
c.
Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar.
Singkat, jelas dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami.
Kesimpulan/rangkuman/ringkasan tidak keluar dari topik yang telah
dibahas.
d. Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.
Rangkuman/kesimpulan/ringkasan akan sangat berguna bagi siswa
yang tidak memiliki buku atau siswa yang lambat belajar karena
mereka dapat mempelajarinya kembali.
2. Melaksanakan Penilaian
Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran merupakan
kegiatan mutlak yang harus dilaksanakan oleh guru dalam
pembelajaran untuk mengetahui tercapai tidaknya kemampuan yang
diharapkan dikuasai siswa.
Guru dapat memberikan tes, atau meminta siswa untuk membuat
ringkasan atau kesimpulan dari materi yang telah dibahas.
Tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran disebut tes akhir
(post-test) yaitu tes yang ditujukan untuk mengetahui tingkat
penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
B. Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran
Berdasarkan hasil kegiatan akhir, guru dapat mengetahui tingkat
keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil tes, guru
akan mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa baik
secara individual maupun kelas. Kegiatan tindak lanjut pembelajaran
dapat dilaksanakan di luar jam pelajaran, sesuai dengan alokasi waktu
yang tersedia. Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut pembelajaran
dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa.
Berikut ini kegiatan tindak lanjut pembelajaran yang dapat
dilakukan untuk mengoptimalkan penguasaan siswa terhadap
kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa.
1. Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah
Dalam memberikan tugas dan latihan guru perlu memperhatikan
waktu yang tersedia dan kemampuan yang dimiliki siswa.
Pemberian tugas tidak boleh melampaui batas kemampuan siswa,
sebab memberikan tugas yang berlebihan dapat membuat siswa
frustasi, jenuh bahkan akan menurunkan motivasi serta minat
belajarnya.
Pemberian tugas pada siswa harus berdasarkan pada perencanaan
yang efektif dan terpadu, artinya setiap pemberian tugas harus
berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai dan bermanfaat bagi
siswa.
Tugas yang diberikan pada siswa harus bersifat fleksibel dan perlu
diintegrasikan (terpadu) dengan mata pelajaran yang lain.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam memberikan
tugas kepada siswa yaitu :
8
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
a.
b.
3.
4.
5.
Guru hendaknya menentukan dan menjelaskan secara singkat
tentang topik tugas yang dikerjakan oleh siswa.
Guru perlu menjelaskan tentang tahapan tugas-tugas yang harus
dikerjakan berdasarkan lembaran tugas dan memberikan gambaran
alternatif penyelesaian tugas tersebut.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
tugas yang belum dipahaminya dan guru hendaknya menegaskan
tentang kriteria dan batas waktu penyelesaian tugas tersebut.
Guru menjelaskan tentang proses penyelesaian tugas, apakah tugas
dapat dilaksanakan di rumah atau di sekolah, sesuai dengan
karakteristik tugas yang bersangkutan.
Siswa diminta untuk menyerahkan dan mengerjakan tugas sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan.
Guru harus memeriksa dan membahas setiap tugas yang diberikan.
Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa
Ada 2 kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk
membantu siswa menguasai kompetensi yang belum dikuasainya
yaitu :
Membahas kembali materi yang belum dikuasai siswa pada saat itu
juga, apabila waktunya tersedia.
Membahas kembali materi tersebut pada pertemuan berikutnya
apabila membutuhkan waktu yang relatif lama.
Membaca materi pelajaran tertentu
Memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku sumber
pelajaran yang lain yang membahas topik yang sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan kepada siswa yang belum menguasai
materi pelajaran dapat ditugaskan untuk membaca buku lain agar
dapat memahami materi yang dibahas, sementara siswa yang sudah
menguasai kompetensi ditugaskan membaca buku sumber lain untuk
memperluas wawasan siswa terhadap topik yang telah dipelajari.
Memberikan motivasi atau bimbingan belajar
Guru hendaknya memberikan bimbingan kepada siswa agar
mereka mampu memperbaiki kekurangannya dan dapat menjadi
dorongan atau motivasi kepada siswa untuk terus belajar.
Bimbingan tersebut dapat berupa arahan atau petunjuk yang jelas
kepada siswa sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara
optimal oleh siswa.
Mengemukakan tentang topik yang harus dibahas pada waktu yang
akan datang
Cara ini perlu dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan
siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran.
Diharapkan siswa akan mempelajari terlebih dahulu di rumah materi
yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya sebelum mengikuti
pelajaran di sekolah. Guru perlu memberikan alternatif kegiatan belajar
secara sistematis yang perlu dilakukan siswa di luar jam pelajaran.
9
Diharapkan siswa akan mencari informasi melalui media maupun
sumber belajar lainnya untuk dibahas dalam pertemuan tersebut.
Setelah guru menganggap kegiatan akhir dan tindak lanjut
pembelajaran selesai dilaksanakan secara optimal dan sesuai dengan
waktu yang direncakan maka langkah selanjutnya guru harus menutup
pelajaran. Apabila pelajaran berlangsung pada jam yang paling akhir maka
harus dibiasakan siswa menutup pelajaran dengan berdoa.
Kegiatan akhir pembelajaran dan tindak lanjut pembelajaran
dilakukan untuk meyakinkan guru terhadap penguasaan kompetensi oleh
siswa dan upaya pemantapan penguasaan kompetensi yang diharapkan.
Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus dilaksanakan secara
sistematis, efektif, efisien, dan fleksibel. Selain itu, kegiatan akhir dan
tindak lanjut pembelajaran harus merupakan rangkaian yang utuh dengan
kegiatan awal/pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran.
10