LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA Menguji Ke

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA
“Menguji Kenaikan Titik Didih dan
Penurunan Titik Beku pada Larutan”

Oleh:
Ayuna Santika Putri
Dea Afianingrum
Dimas Agung Prabowo
Evy Isnaeni
Shinta Wulandari Sholikhah

Guru Pembimbing:
Ali Amron, S.Pd

SMA NEGERI 1 KOTA BLITAR

Jl. Jend. Ahmad Yani No. 112 Telp (0342) 801414 Jawa
Timur 66131

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA
Menguji Sifat Koligatif pada Larutan

(Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku)

A. Tujuan
titik

:Menyelidiki hubungan antara besarnya kenaikan
didih dan penurunan titik beku dua larutan sejenis
namun berbeda molalitas

B. Dasar teori

:

Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang bergantung pada
banyaknya partikel zat terlarut dan tidak bergantung pada jenis zat
terlarut. Ada empat macam sifat koligatif pada larutan, yaitu:
a.
b.
c.
d.


Penurunan tekanan uap larutan (ΔP)
Kenaikan titik didih larutan (ΔTb)
Penurunan titik beku larutan (ΔTf)
Tekanan osmosis larutan (π)

Keempat harga di atas (ΔP, ΔTb, ΔTf, π) hanya ditentukan oleh
banyaknya partikel zat terlarut. Semakin banyak partikel zat terlarut,
keempat harga di atas semakin besar.
1. Penurunan Tekanan Uap Larutan (ΔP)
Apabila suatu zat cair seperti pelarut diuapkan pada suhu dan
tekanan tertentu, maka akan terjadi tekanan yang disebut tekanan
uap jenuh pelarut murni (P0). Tekanan uap terjadi karena adanya
partikel-partikel zat cair yang meninggalkan permukaan zat cair dan
berubah menjadi uap. Makin mudah partikel-partikel zat cair
berubah menjadi uap, makin besar tekanan uapnya. Jika terdapat
zat terlarut, maka proses penguapan akan berkurang karena
sebagian permukaan pelarut tertutup oleh zat terlarut sehingga
tekanan uap yang terjadi semakin kecil. Menurut hukum Raoult,
hubungan antara P dan P0 dirumuskan sebagai berikut:

ΔP

¿

P0 . Xp

Di mana P = tekanan uap larutan
ΔP = penurunan tekanan uap
P0 = tekanan uap pelarut
Xp = fraksi mol pelarut

P ¿

P0 ― ΔP

2. Kenaikan Titik Didih Larutan (ΔTb)
Titik didih adalah suhu di mana tekanan uap suatu cairan
sama dengan tekanan udara luar (tekanan di atas permukaan
cairan). Kenaikan titik didih (ΔT b) adalah bertambahnya titik didih
suatu larutan realtif terhadap titik didih pelarut murninya.

Penurunan tekanan uap larutan menyebabkan titik didih larutan
lebih tinggi dari titik didih pelarut. Besarnya kenaikan titik didih
akibat adanya zat terlarut dapat dicari dengan rumus:
Tb larutan ¿
ΔTb
Di mana m = molalitas zat terlarut
ΔTb ¿

m . Kb

Tb pelarut +

Kb = tetapan kenaikan titik didih molal (0C.g/mol)
ΔTb= kenaikan titik didih larutan
3. Penurunan Titik Beku Larutan (ΔTf)
Titik beku adalah suhu di mana suatu cairan mulai membeku.
Penurunan titik beku(ΔTf) adalah berkurangnya titik beku suatu
larutan relatif terhadap titik beku pelarut murninya. Penurunan
tekanan uap larutan menyebabkan titik beku larutan lebih rendah
dari titik beku pelarut. Besarnya penurunan titik beku akibat adanya

zat terlarut dapat dicari dengan rumus:
Tflarutan ¿ Tf pelarut ―
ΔTf ¿ m . Kf
ΔTf
Di mana m = molalitas zat terlarut
Kf= tetapan penurunan titik beku molal (0C.g/mol)
ΔTf= penurunan titik beku larutan
4. Tekanan Osmosis Larutan (π)
Osmosis adalah mengalirnya molekul-molekul pelarut dari
larutan encer ke larutan larutan yang lebih pekat melalui suatu
membran semipermeabel. Tekanan osmosis adalah tekanan yang
dibutuhkan untuk mencegah terjadinya osmosis.
π

¿

MxRxT

Di mana M = molaritas larutan
R = tetapan Rydberg (0,082 L.atm/mol/K)

T= suhu mutlak (K)
π = tekanan osmosis larutan

5. Sifat-sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit
Elektrolit adalah zat terlarut yang menghasilkan larutan yang
dapat menghantarkan listrik. Larutannya disebtu larutan elektrolit.
Sedangkan non-elektrolit menghasilkan larutan yang tidak dapat
mengahantarkan listrik yang disebut larutan non-elektrolit. Untuk
konsentrasi yang sama, larutan elektrolit memiliki sifat koligatif
larutan yang lebih besar dibandingkan larutan non-elektrolit.
Dalam menghitung nilai sifat-sifat koligatif larutan elektrolit,
persamaan-persamaan yang diberikan sebelumnya untuk larutan
non-elektrolit dapat digunakan dengan menambahkan faktor i,
seperti diusulkan van’t Hoff (1880).
efek koligatif larutan elektrolit
i=
efek koligatif larutan non elektrolit
atau
i=


(1−α )+ nα
1

Di mana α = derajat ionisasi/disosiasi zat terlarut
n = total
ionisasi/disosiasi

koefisien

ion-ion

Larutan nonelektrolit
ΔP ¿ P0 . Xp

Sifat koligatif larutan
Penurunan tekanan uap

dalam

persamaan


Larutan elektrolit
ΔP

¿

P0 . Xp.i

Kenaikan titik didih

ΔTb ¿

m . Kb

ΔTb ¿

Penurunan titik beku

ΔTf ¿


m . Kf

ΔTf ¿ m. i . Kf
π ¿ MxixRx
T

Tekanan osmosis

π

¿

MxRxT

m. i . Kb

C. Alat dan bahan
1. Pembuatan larutan



:

Alat:
a. Neraca digital
b. Sendok
c. Pengaduk
d. Gelas kimia 200 ml
e. Labu ukur 200 ml
f. Kertas label
g. Pipet tetes
h. Botol semprot



Bahan:
a. Aquades
b. Gula(C12H22O11)
c. Garam dapur(NaCl)

2. Kenaikan titik didih larutan

 Alat:
a. Statif
b. Termometer
c. Gelas kimia 200 ml
d. Kaki tiga
e. Bunsen



Bahan:
a. Aquades
b. Larutan garam dapur
(NaCl)
c. Larutan
gula
(C12H22O11)

3. Penurunan titik beku larutan


Alat:
a. Gelas kimia
b. Tabung reaksi
c. Termometer



Bahan:
a. Aquades

b. Larutan
gula
(C12H22O11)
c. Larutan garam dapur
(NaCl)
d. Es batu
e. Garam dapur

D. Prosedur
:
1. Pembuatan larutan 1 m dan 0,1 m
a. Menimbang garam dapur (NaCl) sebanyak 58,5 gram.
Kemudian melarutkannya dalam aquades 100 ml pada gelas
kimia yang tersedia di laboratorium. Larutan garam yang
didapat ialah sebesar 1 m. Setelah itu memberi label pada
gelas kimia sesuai nama dan molalitas larutannya.
b. Mengambil larutan garam 1 m sebanyak 10 ml untuk
membuat larutan garam 0,1 m. Setelah itu, mengencerkannya
dengan menambahkan aquades ke larutan garam 1 m yang
telah diambil hingga volume total larutan sebesar 100 ml.
Larutan garam yang dihasilkan dari pengenceran ini sebesar
0,1 m. Kemudian memberi label pada permukaan gelas kimia
sesuai nama dan molalitas larutannya.
c. Menimbang gula (C12H22O11) sebanyak 34,2 gram. Kemudian
melarutkannya dalam aquades 100 ml pada gelas kimia yang
tersedia di laboratorium. Larutan gula yang didapat ialah
sebesar 1 m. Setelah itu memberi label pada gelas kimia
sesuai nama dan molalitas larutannya.
d. Mengambil larutan gula 1 m sebanyak 10 ml untuk membuat
larutan gula 0,1 m. Setelah itu, mengencerkannya dengan
menambahkan aquades ke larutan gula 1 m yang telah
diambil hingga volume total larutan sebesar 100 ml. Larutan
gula yang dihasilkan dari pengenceran ini sebesar 0,1 m.
Kemudian memberi label pada permukaan gelas kimia sesuai
nama dan molalitas larutannya.
2. Kenaikan titik didih larutan
a. Merangkai alat seperti gambar di bawah ini.

b. Mengisi gelas kimia dengan aquades sebanyak 20 ml.
c. Memanaskan gelas kimia tersebut hinggaaquades mendidih
sempurna.

d. Mengamati dan mencatat angka yang ditunjukkan pada
termometer. Angka tersebut merupakan Tb pelarut.
e. Mencuci gelas kimia dan termometer hingga bersih,
lalumengisinya dengan larutan garam 1 m sebanyak 20 ml.
Setelah itu memanaskan gelas kimia tersebut hingga larutan
garam 1 m mendidih sempurna. Kemudian mengamati dan
mencatat angka yang ditunjukkan pada termometer. Angka
tersebut merupakan Tb larutan garam 1 m.
f. Mengulangi langkah pada poin e dengan mengganti larutan
sebelumnya dengan larutan garam 0,1 m. Angka yang
ditunjukkan pada termometer merupakan Tb larutan garam 0,1
m.
g. Mengulangi langkah pada poin e dengan mengganti larutan
sebelumnya dengan larutan gula 1 m. Angka yang ditunjukkan
pada termometer merupakan Tb larutan gula1 m.
h. Mengulangi langkah pada poin e dengan mengganti larutan
sebelumnya dengan larutan gula 0,1 m. Angka yang
ditunjukkan pada termometer merupakan Tb larutan gula 0,1
m.
3. Penurunan titik beku larutan
a. Merangkai alat seperti gambar di bawah ini.

b. Mengisi tabung-tabung reaksi dengan larutan yang berbedabeda, yaitu aquades, larutan garam 1 m, larutan garam 0,1 m,
larutan gula 1 m dan larutan gula 0,1 m masing-masing
sebanyak 20 ml.
c. Memasukkan tabung-tabung reaksi ke dalam gelas-gelas kimia
yang sudah diisi es dan garam dapur.
d. Menggerak-gerakkan tabung-tabung reaksi secara perlahan
dan terus menerus supaya proses pembekuan berlangsung
lebih cepat.
e. Mengamati dan mencatat angka yang ditunjukkan pada
termometer. Angka yang ditunjukkan pada termometer
sewaktu digunakan untuk mengukur titik beku aquades
merupakan Tf pelarut, sedangkan angka yang ditunjukkan pada
termometer sewaktu digunakan untuk mengukur titik beku

larutan merupakan Tf
larutan. Sebelum memindahkan
termometer dari satu larutan ke larutan yang lain, termometer
harus dicuci terlebih dahulu.

E. Hasil pengamatan

:

1. Kenaikan titik didih
Nama larutan

Mr

Titik didih

Aquades (pelarut)
Larutan garam 0,1
m
Larutan
garam
0,01 m
Larutan gula 0,1
m
Larutan gula 0,01
m

18 g/mol
58,5
g/mol
58,5
g/mol
342
g/mol
342
g/mol

940 C
970 C

ΔTb = Tblarutan Tbpelarut
00 C
30 C

970 C

30 C

980 C

40 C

980 C

40 C

Titik
beku
-30 C
-50 C

ΔTf= Tfpelarut– Tf
larutan
00 C
-20 C

-50 C

-20 C

-40 C

-10 C

-40 C

-10 C

2. Penurunan titik beku
Nama larutan

Mr

Aquades (pelarut)
Larutan garam 0,1
m
Larutan
garam
0,01 m
Larutan gula 0,1 m

18 g/mol
58,5
g/mol
58,5
g/mol
342
g/mol
342
g/mol

Larutan gula 0,01
m

F. Analisis data
:
1. Jelaskan apa yang dimaksud sifat koligatif larutan!
Sifat koligatif larutan ialah sifat fisis larutan yang bergantung
pada banyaknya partikel zat terlarut dan tidak bergantung pada
jenis zat terlarut,
2. Jelaskan apa yang dimaksud titik didih dan titik beku!
Titik didih adalah suhu di mana tekanan uap suatu cairan sama
dengan tekanan udara luar (tekanan di atas permukaan cairan),
sedangkan titik beku adalah suhu di mana suatu cairan mulai
membeku.
G. Pertanyaan
:
1. Hitunglah molalitas masing-masing larutan garam dan gula!
a. Larutan garam sebelum pengenceran
g 1000
m=
x
g
m ¿ ρxV
¿ 5,85 g
Mr
p

Mr

¿

58,5 g/mol

¿

1 x 100 ¿

5,85 1000
x
58,5 100

¿ 1 molal
V ¿ 100 ml
¿ 100 g
3
ρ ¿ 1 g/cm
b. Larutan garam setelah pengenceran
m1 ¿ 1 molal
m1x V1 ¿ m2 x V2
V1 ¿ 10 ml
1 x 10 ¿ m2x 100
V2 ¿ 100 ml
m2 ¿ 0,1 molal

c. Larutan gula sebelum pengenceran
g

¿ 32,4 g

Mr

¿ 324 g/mol

V ¿ 100 ml
ρ ¿ 1 g/cm3

m ¿

ρxV

¿

1 x 100

¿

100 g

m=

g 1000
x
Mr
p
32,4 1000
¿
x
324 100
¿ 1 molal

d. Larutan gula setelah pengenceran
m1 ¿ 1 molal
m1 x V1 ¿ m2 x V2
V1 ¿ 10 ml
1 x 10 ¿ m2 x 100
V2 ¿ 100 ml
m2 ¿ 0,1 molal
2. Jelaskan hubungan antara molalitas larutan dengan kenaikan titik
didih! Buatlah grafik m terhadap ΔT!
Menurut percobaan yang telah kami lakukan, hubungan kenaikan
titik didih larutan dengan konsentrasi adalah tetap atau dapat
dikatakan konsentrasi tidak mempengaruhi kenaikan titik didih.
Hal tersebut dapat terjadi karena pengaruh luar seperti
penggunaan termometer yang berbeda. Termometer yang
berbeda mempunyai skala yang berbeda pula. Ketika melakukan
percobaan larutan gula dan garam 0,1 m termometer yang
digunakan adalah termometer A, namun ketika melakukan
percobaan larutan gula dan garam 0,01 m termometer yang
digunakan adalah termometer B, yang mana belum diukur titik
didih aquades menggunakan termometer tersebut.
Menurut teori yang ada, hubungan kenaikan titik didih larutan
dengan konsentrasi adalah semakin besar konsentrasi suatu
larutan maka makin besar kenaikan titik didihnyanya dan
mengakibatkan titik didih larutan semakin tinggi.
3. Bagaimana titik beku larutan dibanding dengan titik beku pelarut?
Titik beku larutan lebih rendah dibanding titik beku pelarut.

4. Bagaimana hubungan penurunan titik beku larutan dengan
konsentrasi?
Menurut percobaan yang telah kami lakukan, hubungan
penurunan titik beku larutan dengan konsentrasi adalah tetap
atau dapat dikatakan konsentrasi tidak mempengaruhi penurunan
titik beku. Hal tersebut dapat terjadi karena pengaruh luar seperti
penggunaan termometer yang berbeda dan tempat percobaan
yang berbeda. Termometer yang berbeda mempunyai skala yang
berbeda pula. Ketika melakukan percobaan larutan gula dan
garam 0,1 m termoeter yang digunakan adalah termometer A,
namun ketika melakukan percobaan larutan gula dan garam 0,01
m termometer yang digunakan adalah termometer B, yang mana
belum diukur titik beku aquades menggunakan termometer
tersebut.
Menurut teori yang ada, hubungan penuruan titik beku larutan
dengan konsentrasi adalah semakin besar konsentrasi suatu
larutan maka makin besar penurunan titik bekunya dan
mengakibatkan titik beku larutan semakin rendah.
H. Kesimpulan
:
Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang
bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dan tidak
bergantung pada jenis zat terlarut. Untuk sifat koligatif kenaikan
titik didih semakin besar konsentrasi suatu larutan maka makin
besar kenaikan titik didihnyanya dan mengakibatkan titik didih
larutan semakin tinggi. Untuk sifat penurunan titik beku semakin
besar konsentrasi suatu larutan maka makin besar penurunan titik
bekunya dan mengakibatkan titik beku larutan semakin rendah.
Dalam larutan elektrolit, besarnya kenaikan titik didih dan
penurunan titik beku dipengaruhi oleh faktor van’t Hoff. Semakin
besar nilai vaktor van’t Hoff maka semakin besar pula kenaikan
titik didih dan penurunan titik beku.
I. Nama anggota kelompok:
1. Ayuna Santika Putri
(XII MIPA 7 / 06)
2. Dea Afianingrum
(XII MIPA 7 / 10)
3. Dimas Agung Prabowo
(XII MIPA 7 / 12)
4. Evy Isnaeni
(XII MIPA 7 / 14)
5. Shinta Wulandari Sholikhah (XII MIPA 7 / 34)
J. Pembimbing
K. Referensi

: Ali Amron, M.Pd
:

Buku Erlangga Fokus UN SMA/MA 2014 Ilmu Pengetahuan Alam
diterbitkan tahun 2013 oleh Penerbit Erlangga

Buku Kimia 3 SMA dan MA untuk Kelas XII diterbitkan tahun 2008 oleh
esis
Buku KODING (Konsep Dasar & The King) kelas XII IPA – Semester I
diterbitkan tahun 2014 oleh bimbingan belajar Ganesha Operation

L. Lampiran

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

KARAKTERISASI DAN PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN DENGAN VARIASI ALKALI PADA ROSES NETRALISASI

9 139 85

Perancangan Logo Ulang Tahun Kota Cimahi Ke Delapan Di Pemerintah Kota Cimahi

1 42 1

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62