PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULT

INTERNET PROTOKOL
KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN
KOMPUTER

NAMA

: TOMMY ROY SIRAIT

NIM

: 121402059

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,

karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah Komunikasi Data
dan Jaringan Komputer berjudul Internet Protokol ini sebatas pengetahuan dan kemampuan
yang kami miliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dani Gunawan selaku Dosen
mata kuliah Komunikasi Data dan Jaringan Komputer yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai materi ini. Sekiranya makalah yang kami susun ini dapat berguna bagi
kami sebagai penyusun maupun orang yang membacanya. kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Medan, April 2014

Penyusun

i|Page

DAFTAR ISI
Kata Pengantar


i

Daftar Isi

ii

BAB I PENDAHULUAN

1

BAB II ISI
1. INTERNET PROTOKOL VERSI 6
A. Pengertian IPv6

3

B. Fitur-fitur

4


C Hierarki IPv6

4

D. Format Header Baru

6

E. Jenis Alamat IPv6

8

F. Struktur Paket Data IPv6

13

2. IPv4 VS IPv6
A. Pengertian singkat


14

B. Perbedaan IPv4 dengan IPv6

14

3. Routing
A. Pengertian Routing

17

B. Algori

18

BAB III KESIMPULAN

.25

Daftar Pustaka


.26

Pertanyaan dan Jawaban

.27

ii | P a g e

BAB I
PENDAHULUAN

TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol) jika
diterjemahkan adalah Protokol Kendali Transmisi/Protokol Internet, adalah gabungan dari
protokol TCP (Transmission Control Protocol) dan IP (Internet Protocol) sebagai sekelompok
protokol yang mengatur komunikasi data dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer
ke komputer lain di dalam jaringan internet yang akan memastikan pengiriman data sampai ke
alamat yang dituju. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini
berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling
banyak digunakan saat ini, karena protokol ini mampu bekerja dan diimplementasikan pada

lintas perangkat lunak (software) di berbagai sistem operasi Istilah yang diberikan kepada
perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack.
Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an
sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan
untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar
jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang
digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema
pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan
hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di
Internet. Protokol ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk
menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX)
untuk membentuk jaringan yang heterogen. Dalam melakukan koneksi antar beberapa
komputer yang memiliki sistem yang berbeda maka terjadilah routing. Routing digunakan
untuk proses pengambilan sebuah paket dari sebuah alat dan mengirimkan melalui network ke
alat lain disebuah network yang berbeda. Jika network Anda tidak memiliki router, maka jelas
Anda tidak melakukan routing.
Protokol TCP/IP selalu berevolusi seiring dengan waktu, mengingat semakin
banyaknya kebutuhan terhadap jaringan komputer dan Internet. Pengembangan ini dilakukan
1|Page


oleh beberapa badan, seperti halnya Internet Society (ISOC), Internet Architecture Board
(IAB), dan Internet Engineering Task Force (IETF). Macam-macam protokol yang berjalan di
atas TCP/IP, skema pengalamatan, dan konsep TCP/IP didefinisikan dalam dokumen yang
disebut sebagai Request for Comments (RFC) yang dikeluarkan oleh IETF. Sampai saat ini ada
dua jenis Internet Protokol yang digunakan yaitu Ipv4 dan Ipv6. Yang akan saya bahas dalam
makalah ini adalah IPv6.
IP versi 6 (IPv6) merupakan protokol Internet baru yang dikembangkan pada tahun
1994 oleh Internet Engineering Task Force (IETF) untuk menggantikan IP versi 4 (IPv4) yang
saat ini tengah mendekati ambang batas alokasi alamatnya. Ruang alamat IPv4 ini diperkirakan
akan habis pada tahun 2011 (Huston 2005). Tujuan utama dikembangkannya IPv6 adalah untuk
meningkatkan ruang alamat Internet sehingga mampu mengakomodasi perkembangan jumlah
pengguna Internet yang semakin pesat. IPv4 yang pada dasarnya tidak pernah berubah sejak
1981 memiliki panjang alamat IP sebesar 32 bits yang artinya hanya mampu mengakomodasi
232 alamat (Postel 1981). Di lain pihak, IPv6 dengan panjang alamat 128 bits mampu
menampung 296 kali jumlah alamat yang dapat disediakan oleh IPv4 (Deering 1995).
Pengembangan IPv6 akan menciptakan keadaan di mana jaringan yang masih menggunakan
IPv4 berdampingan dengan jaringan yang sudah mengimplementasikan IPv6 .Oleh karena itu,
yang menjadi perhatian utama pada masa ini adalah bagaimana jaringan IPv6 yang telah
dikembangkan mampu berinteraksi dengan jaringan IPv4 yang sudah ada sebelumnya. Dalam
implementasi IPv6 ke dalam infrastruktur jaringan Internet yang masih terdapat IPv4 ini,

diperlukan mekanisme transisi yang memungkinkan keduanya untuk saling berhubungan.
Mekanisme tunneling (IPv6-over-IPv4) merupakan solusi utama pada masa awal
pembangunan IPv6. Tunneling sangat tepat dalam mengampu jaringan yang didominasi IPv4.

Dalam kesempatan ini saya juga akan membahas mengenai routing. Routing adalah
proses pengiriman data maupun informasi dengan meneruskan paket data yang dikirim dari
jaringan satu ke jaringan lainnya. Routing digunakan untuk proses pengambilan sebuah paket
dari sebuah alat dan mengirimkan melalui network ke alat lain disebuah network yang berbeda.
Jika network Anda tidak memiliki router, maka jelas Anda tidak melakukan routing.

2|Page

BAB 2
ISI

1.Internet Protokol Versi 6
A. Pengertiab IPv6
IP versi 6 (IPv6) merupakan protokol Internet baru yang dikembangkan pada tahun
1994 oleh Internet Engineering Task Force (IETF) untuk menggantikan IP versi 4 (IPv4) yang
saat ini tengah mendekati ambang batas alokasi alamatnya. Ruang alamat IPv4 ini diperkirakan

akan habis pada tahun 2011 (Huston 2005). Tujuan utama dikembangkannya IPv6 adalah untuk
meningkatkan ruang alamat Internet sehingga mampu mengakomodasi perkembangan jumlah
pengguna Internet yang semakin pesat. IPv4 yang pada dasarnya tidak pernah berubah sejak
1981 memiliki panjang alamat IP sebesar 32 bits yang artinya hanya mampu mengakomodasi
232 alamat (Postel 1981). Di lain pihak, IPv6 dengan panjang alamat 128 bits mampu
menampung 296 kali jumlah alamat yang dapat disediakan oleh IPv4 (Deering 1995).

Pengembangan IPv6 akan menciptakan keadaan di mana jaringan yang masih
menggunakan IPv4 berdampingan dengan jaringan yang sudah mengimplementasikan IPv6
seperti pada Gambar 1. Oleh karena itu, yang menjadi perhatian utama pada masa ini adalah
bagaimana jaringan IPv6 yang telah dikembangkan mampu berinteraksi dengan jaringan IPv4
yang sudah ada sebelumnya. Dalam implementasi IPv6 ke dalam infrastruktur jaringan Internet
yang masih terdapat IPv4 ini, diperlukan mekanisme transisi yang memungkinkan keduanya
untuk saling berhubungan. Mekanisme tunneling (IPv6-over-IPv4) merupakan solusi utama
pada masa awal pembangunan IPv6. Tunneling sangat tepat dalam mengampu jaringan yang
didominasi IPv4.

3|Page

B. Fitur-fitur IPv6

IPv6 menawarkan fitur dan fungsionalitas

yang lebih dari IPv4 seperti ruang

pengalamatan yang jauh lebih besar, fitur keamanan IPSec, penanganan lalu lintas multimedia
di internet, dan lain-lain. Namun, protokol baru ini belum banyak diimplementasikan pada
jaringan-jaringan di dunia.
Sebagai teknologi penerus atau bisa disebut sebagai pengganti IPv4, dalam standarnya
IPv6 mempunyai berbagai fitur baru

yang selain mengatasi berbagai keterbatasan

pengalamatan menggunakan IPv4 juga menambah beberapa kemampuan baru. Ada beberapa
Fitur yang ditingkatkan se

C. Format header baru
Format header alamat IPv6 menyederhanakan format header pada alamat Ipv4. Header
pada IPv6 memiliki format yang baru yang didesain untuk menjaga agar overhead header
minimum. Hal ini dapat dilakukan dengan menghilangkan field-field yang tidak diperlukan
serta beberapa field opsional yang ditempatkan setelah header IPv6.

Jumlah alamat yang jauh lebih besar
IPv6 memiliki 128-bit atau 16-byte untuk masing-masing alamat IP source dan
destination. Meskipun secara logika 128 bit telah dapat menampung sekitar 3.4 x 1038
kemungkinan kombinasi, tetapi pada IPv6 juga dapat diimplementasikan berbagai level
subnetting dan alokasi alamat dari backbone internet ke subnet individual atau organisasi.
Infrastruktur routing dan addressing yang efisien dan hirarkis.
Alamat global dari IPv6 yang digunakan pada porsi IPv6 di internet, didesain untuk
menciptakan infrastruktur routing yang efisien, hierarkis, dan mudah dipahami oleh
pengembang. Pada jaringan IPv6, router backbone memiliki table routing yang lebih kecil
berdasarkan infrastruktur routing dari ISP.

Kemampuan Plug-and-play melalui stateless maupun statefull address autoconfiguration.
Untuk mempermudah konfigurasi, IPv6 mendukung konfigurasi pengalamatan secara
statefull, seperti konfigurasi alamat menggunakan server DHCP, atau secara stateless yang
tanpa menggunakan server DHCP. Pada konfigurasi kedua, host secara otomatis
mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan alamat IPv6 untuk link yang disebut dengan alamat
link-lokal dan alamat yang diturunkan dari prefik yang ditransmisikan oleh router local.

4|Page

Bahkan, tanpa adanya router sekalipun, host yang berada pada link yang sama dapat secara
otomatis mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan alamat link local dan berkomunikasi tanpa
harus mengkonfigurasi secara manual.
Keamanan yang sudah menjadi standar built-in.
Jika pada IPv4 fitur IPsec hanya bersifat opsional maka pada IPv6 fitur IPsec ini
menjadi spesifikasi standar. Paket IPv6 sudah bisa secara langsung diamankan pada layer
network.

Dukungan yang lebih bagus untuk QoS (Quality Of Service)
Field baru yang ada pada header IPv6 mendefinisikan bagaimana trafik ditangani dan
diidentifikasi. Identifikasi trafik menggunakan field Flow Label pada header IPv6 yang
memungkinkan router mengidentifikasi dan memberikan perlakuan special terhadap paket
yang ditransmisikan dari source ke destination. Dikarenakan trafik diidentifikasikan di header
IPv6, maka dukungan QoS dapat tetap diimplementasikan meskipun payload paket terenkripsi
melalui IPsec.

Berbagai protokol baru untuk keperluan interaksi antar node.
Protokol Neighbor Discovery pada IPv6 merupakan serangkaian pesan Internet Control
Message Protocol untuk IPv6 (ICMPv6) yang memanage interaksi antara node yang
bertetangga untuk node-node yang berada dalam link yang sama.

Ekstensibilitas.
IPv6 dapat dengan mudah ditambahkan fitur baru dengan menambahkan header
ekstensi setelah header IPv6. Tidak seperti opsi yang ada pada header IPv4, yang hanya
mendukung 40 byte opsi, ukuran dari header ekstensi IPv6 ini hanya terbatasi oleh ukuran dari
paket IPv6 itu sendiri.

5|Page

D. Hierarki IPv6
1 digit Hexa dalam IPv6 = 4 digit Biner.
Terdiri dari 128 bit (Binary Digit).
Prefix terkecil (dikenal dengan istilah Treshold) yang akan dialokasikan
APNIC

kepada

Customer-Network

adalah

/48.

Sebagai

perbandingan,

pada IPv4 yang disebut sebagai Classful terkecil (sama dengan Treshold pada IPv6) adalah /24.
Penulisan

bilangan

IPv6

sesuai

RFC2373

&

RFC3177

adalah

menggunakan

bilangan Hexadecimal dari 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F.

/32
|——–|—————————–|
2001:2002:zzzz:zzzz:zzzz:zzzz:zzzz:zzzz
2001:2002:ssss:ssss:xxxx:xxxx:xxxx:xxxx
|——–|—-|—-|——————-|
||16 |16 ||

Keterangan :
xxxx = Alokasi IPv6 dari APNIC kepada Customer-Network (di IPv4
dikenal dengan ISP Infrastructure).
ssss = Assignment dari Customer-Network ke End-site (di IPv4 dikenal
dengan istilah end-user).
zzzz = Alokasi yang akan diberikan APNIC ke Customer-Site
(Customer-Network & End-site).

BERAPA TOTAL ADDRESS DALAM /48 IPv6 ?
Cara menghitungnya sama dengan pada IPv4 tetapi menggunakan
128 bit (bukan 32 bit).
Untuk setiap /48 yang dialokasikan APNIC misalnya, berarti cara menghitungnya adalah:
2^(128-48) = 2^80 Address.
Catatan: tanda “^” dibaca pangkat.

6|Page

TABEL THRESHOLD:
P

48-P

Total /48s

Threshold

Util%

48

0

1

1

100.0%

47

1

2

2

87.1%

46

2

4

3

75.8%

45

3

8

5

66.0%

44

4

16

9

57.4%

43

5

32

16

50.0%

42

6

64

28

43.5%

41

7

128

49

37.9%

40

8

256

84

33.0%

39

9

512

147

28.7%

38

10

1024

256

25.0%

37

11

2048

446

21.8%

36

12

4096

776

18.9%

35

13

8192

1351

16.5%

34

14

16384

2353

14.4%

33

15

32768

4096

12.5%

32

16

65536

7132

10.9%

31

17

131072

12417

9.5%

30

18

262144

21619

8.2%

29

19

524288

37641

7.2%

28

20

1048576

65536

6.3%

27

21

2097152

114105

5.4%

26

22

4194304

198668

4.7%

25

23

8388608

345901

4.1%

24

24

16777216

602249

3.6%

23

25

33554432

1048576

3.1%

22

26

67108864

1825677

2.7%

21

27

134217728

3178688

2.4%

20

28

268435456

5534417

2.1%

19

29

536870912

9635980

1.8%

18

30

1073741824

16777216

1.6%

17

31

2147483648

29210830

1.4%
7|Page

P

48-P

Total /48s

Threshold

Util%

16

32

4294967296

50859008

1.2%

15

33

8589934592

88550677

1.0%

14

34

17179869184

154175683

0.9%

13

35

34359738368

268435456

0.8%

12

36

68719476736

467373275

0.7%

11

37

137438953472

813744135

0.6%

10

38

274877906944

1416810831 0.5%

9

39

549755813888

2466810934

0.2%

E. Jenis Alamat-alamat IPv6
IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:Alamat Unicast,
yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam
sebuah jaringan.
Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke
banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam
komunikasi one-to-many.
Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota
terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many.
Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan
hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.
Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamatalamat berikut:
Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar
dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.
Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat
berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.
Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer
agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet berbasis IPv6.
Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.

Unicast Address
Alamat IPv6 unicast dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni:
Alamat unicast global
8|Page

Alamat unicast site-local
Alamat unicast link-local
Alamat unicast yang belum ditentukan (unicast unspecified address)
Alamat unicast loopback
Alamat unicast 6to4
Alamat unicast ISATAP

Unicast global addresses
Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4. Dikenal
juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik IPv4 yang
dapat secara global dirujuk oleh host-host di Internet dengan menggunakan proses routing,
alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast globalterbagi
menjadi topologi tiga level (Public, Site, dan Node).
Field

Panjang Keterangan

001

3 bit

Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat, bahwa alamat ini
adalah sebuah alamat IPv6 Unicast Global.
Berfungsi sebagai level tertinggi dalam hierarki routing. TLA ID

Top Level Aggregation
Identifier (TLA ID)

13 bit

diatur oleh Internet Assigned Numbers Authority (IANA), yang
mengalokasikannya ke dalam daftar Internet registry, yang
kemudian mengolasikan sebuah TLA ID ke sebuah ISP global.

Res
Next Level Aggregation
Identifier (NLA ID)
Site Level Aggregation
Identifier (SLA ID)

Interface ID

8 bit

24 bit

Direservasikan untuk penggunaan pada masa yang akan datang
(mungkin untuk memperluas TLA ID atau NLA ID ).
Berfungsi sebagai tanda pengenal milik situs (site) kustomer
tertentu.
Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah situs

16 bit

individu. SLA ID ditetapkan di dalam sebuah site. ISP tidak
dapat mengubah bagian alamat ini.

64 bit

Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang
spesifik (yang ditentukan oleh SLA ID).

9|Page

Unicast site-local addresses

Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang lingkup
dari sebuah alamat terdapat pada Internetwork dalam sebuah site milik sebuah organisasi.
Penggunaan alamat unicast global dan unicast site-local dalam sebuah jaringan adalah
mungkin

dilakukan.

Prefiks

yang

digunakan

oleh

alamat

ini

adalah

FEC0::/48.

Perhatikan tabel berikut:

Field

Panjang Keterangan

111111101100000000000000000
000000000000000000000

48 bit

Nilai ketetapan alamat unicast site-local
Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam
sebuah struktur subnet datar. Administrator

Subnet Identifier

16 bit

juga dapat membagi bit-bit yang yang memiliki
nilai tinggi (high-order bit) untuk membuat
sebuah infrastruktur routing hierarkis.

Interface Identifier

64 bit

Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node
dalam subnet yang spesifik.

Unicast link-local address
Alamat unicast link-local adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam subnet
yang sama. Alamat ini mirip dengan konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet Protocol
Addressing) dalam sistem operasi Microsoft Windows XP ke atas. host-host yang berada di
dalam subnet yang sama akan menggunakan alamat-alamat ini secara otomatis agar dapat
berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi resolusi alamat, yang disebut
dengan Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan oleh jenis alamat ini
adalah fe80::/64.

10 | P a g e

Field

Panjang

1111111010000000000000000000000000
000000000000000000000000000000

64 bit

Keterangan
Berfungsi sebagai tanda pengenal
alamat unicast link-local.
Berfungsi sebagai alamat dari

Interface ID

64 bit

sebuah node dalam subnet yang
spesifik.

Unicast unspecified address
Alamat unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan oleh
seorang administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta alamat.
Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai alamat ini
dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua (::).
Unicast Loopback Address
Alamat

unicast

loopback

adalah

sebuah

alamat

yang

digunakan

untuk

mekanisme interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam IPv4, alamat yang
ditetapkan adalah 127.0.0.1, sementara dalam IPv6 adalah0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.
Unicast 6to4 Address
Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6
dalam Internet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai
pengganti alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16, dengan
tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan panjang 48bit, dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ adalah representasi dalam
notasicolon-decimal format dari notasi dotted-decimal format w.x.y.z dari alamat publik IPv4.
Sebagai contoh alamat IPv4157.60.91.123 diterjemahkan menjadi alamat IPv6 2002:9d3c:5b7b::/48.
Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam format IPv6 Unicast global
address, yakni 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.
Unicast ISATAP Address

Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan
IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini menggabungkan
prefiks alamat unicast link-local, alamat unicast site-localatau alamat unicast global (yang
dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32-bit ISATAP Identifier
(0000:5efe), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang dimiliki oleh interface atau
sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam alamat ini dinamakan dengan subnet prefix. Meski
11 | P a g e

alamat 6to4 hanya dapat menangani alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat menangani
alamat pribadi IPv4 dan alamat publik IPv4.

Multicast Address

Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-paket
yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface yang
dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat multicast IPv6
adalah ff00::/8.
Field

Panjang Keterangan

11111111 8 bit

Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.
Berfungsi sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat
transient atau bukan. Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat

Flags

4 bit

transient, dan alamat ini merujuk kepada alamat multicast yang
ditetapkan secara permanen. Jika nilainya 1, maka alamat ini adalah
alamat transient.
Berfungsi untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast, seperti

Scope

4 bit

halnya

interface-local,link-local,

site-local,

organization-

local atau global.

Group ID 112 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal group multicast

Anycast Address
Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi
diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4. Umumnya,
alamat anycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) yang memiliki banyak klien.
Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast, tapi fungsinya berbeda daripada
alamat unicast.
IPv6 menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa interface yang
berbeda.

IPv6

akan

menyampaikan

paket-paket

yang

dialamatkan

ke

sebuah

alamat anycast ke interface terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda
dengan alamat multicast, yang menyampaikan paket ke banyak penerima, karena alamat
anycast akan menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak penerima.

12 | P a g e

F. Struktur Paket Data Pada IPv6
Dalam men-design header paket ini, diupayakan agar cost atau nilaipemrosesan header
menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data yang lebih real time. Misalnya, alamat awal
dan akhir menjadi dibutuhkan pada setiap paket.Sedangkan pada header IPv4 ketika paket
dipecah-pecah, ada field Untukmenyimpan urutan antar paket. Namun field tersebut tidak
terpakai ketika paket tidak dipecah-pecah. Header pada Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang
pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh setiap paket disebut header dasar, sedangkan yang
kedua yaitu field yang tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan header
ini didifinisikan terpisah dari header dasar.

Header dasar selalu ada pada setiap packet, sedangkan header tambahan hanya jika
diperlukan diselipkan antara header dasar dengan data. Header tambahan, saat ini didefinisikan
selain bagi penggunaan ketika packet dipecah, juga didefinisikan bagi fungsi security dan lainlain. Header tambahan ini, diletakkan setelah header dasar, jika dibutuhkan beberapa header,
maka header ini akan disambungkan berantai dimulai dari header dasar dan berakhir pada
data.Router hanya perlu memproses header yang terkecil yang diperlukan saja, sehingga waktu
emrosesan menjadi lebih cepat. Hasil dari perbaikan ini, meskipun ukuran header asar
membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12 menjadi 8
buah saja.

Gambar 2.6 Struktur Header Dasar pada IPv6

13 | P a g e

2. IPv4 Vs IPv6
A. Pengertian Singkat
IPv4 (Internet Protokol v4) didefinisikan oleh The Internet Engineering Task Force
(IETF) adalah versi pertama protokol internet yang digunakan pada tahun 1981,
Menggunakan Versi 4 karena telah dilakukan 4 kali revisi pada sistem ini, Protokol ini
digunakan untuk melakukan komunikasi antar komputer. IPv4 ditetapkan dengan panjang 32
bit, IPv4 memungkingkan 232 IP yang berarti sekitar 4,294,967,296 Prokol komputer dapat
terhubung ke internet.
Meskipun Alamat IPv4 cukup besar dalam jumlah 32 bit, tetapi alokasi dan penggunaan
tidak cukup efisien untuk menahan pertumbuhan lalu lintas internet. Pertumbuhan masa depan
internet dipetaruhkan, Karena alokasi Ipv4 yang sangat terbatas dan alokasi yang sudah hampir
habis.
Mengapa IPv6 bukan IPv5, pada tahun 1980-an, IPv5 digunakan sebagai Protokol
Percobaan dan sampai saat ini tidak pernah digunakan, IPv5 biasanya disebut sebagai Protokol
Streaming, Jadi Penerus Langsung dari IPv4 adalah IPv6.
IPv6 (Internet Protokol v6) dikembangkan sejak tahun 1998, Alamat dalam IPv6
ditetapkan 128 bit sehingga alamat IP lebih banyak dan dapat dialokasikan untuk komputer
serta perangkat lain yang terhubung ke internet. Keuntungan digunakannya IPv6 karena
menggunakan 128 bit, Jadi IPv6 dapat menampung triliun alamat.

B. Perbedaan IPv4 dan IPv6

a. Fitur:
IPv4:
Jumlah alamat menggunakan 32 bit sehingga jumlah alamat unik yang didukung terbatas
4.294.967.296 atau di atas 4 miliar alamat IP saja. NAT mampu untuk sekadar memperlambat
habisnya jumlah alamat IPv4, namun pada dasarnya IPv4 hanya menggunakan 32 bit sehingga
tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan internet dunia.
IPv6:
Menggunakan 128 bit untuk mendukung 3.4 x 10^38 alamat IP yang unik. Jumlah yang masif
ini lebih dari cukup untuk menyelesaikan masalah keterbatasan jumlah alamat pada IPv4 secara
permanen.
14 | P a g e

b. Routing
IPv4:
Performa routing menurun seiring dengan membesarnya ukuran tabel routing. Penyebabnya
pemeriksaan header MTU di setiap router dan hop switch.
IPv6:
Dengan proses routing yang jauh lebih efisien dari pendahulunya, IPv6 memiliki kemampuan
untuk mengelola tabel routing yang besar.

c. Mobilitas
IPv4:
Dukungan terhadap mobilitas yang terbatas oleh kemampuan roaming saat beralih dari satu
jaringan ke jaringan lain.
IPv6:
Memenuhi kebutuhan mobilitas tinggi melalui roaming dari satu jaringan ke jaringan lain
dengan tetap terjaganya kelangsungan sambungan. Fitur ini mendukung perkembangan
aplikasi-aplikasi.

d. Keamanan
IPv4:
Meski umum digunakan dalam mengamankan jaringan IPv4, header IPsec merupakan fitur
tambahan pilihan pada standar IPv4.
IPv6:
IPsec dikembangkan sejalan dengan IPv6. Header IPsec menjadi fitur wajib dalam standar
implementasi IPv6.

e. Ukuran header
IPv4:
Ukuran header dasar 20 oktet ditambah ukuran header options yang dapat bervariasi.
IPv6:
Ukuran header tetap 40 oktet. Sejumlah header pada IPv4 seperti Identification, Flags,
Fragment offset, Header Checksum dan Padding telah dimodifikasi.

15 | P a g e

f. Header checksum
IPv4:
Terdapat header checksum yang diperiksa oleh setiap switch (perangkat lapis ke 3), sehingga
menambah delay.
IPv6:
Proses checksum tidak dilakukan di tingkat header, melainkan secara end-to-end. Header
IPsec telah menjamin keamanan yang memadai

g. Fragmentasi
IPv4:
Dilakukan di setiap hop yang melambatkan performa router. Proses menjadi lebih lama lagi
apabila ukuran paket data melampaui Maximum Transmission Unit (MTU) paket dipecahpecah sebelum disatukan kembali di tempat tujuan.
IPv6:
Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan paket data. Di samping itu, terdapat fitur MTU
discovery yang menentukan fragmentasi yang lebih tepat menyesuaikan dengan nilai MTU
terkecil yang terdapat dalam sebuah jaringan dari ujung ke ujung.

h. Configuration
IPv4:
Ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara manual.
IPv6:
Memiliki fitur stateless auto configuration dimana ketika sebuah host terhubung ke sebuah
jaringan, konfigurasi dilakukan secara otomatis.

i. Kualitas Layanan
IPv4:
Memakai mekanisme best effort untuk tanpa membedakan kebutuhan.

16 | P a g e

IPv6:
Memakai mekanisme best level of effort yang memastikan kualitas layanan. Header traffic
class menentukan prioritas pengiriman paket data berdasarkan kebutuhan akan kecepatan
tinggi atau tingkat latency tinggi.

3. Routing
A. Pengertian Routing
Fungsi utama dari jaringan packet-switched adalah menerima paket dari stasiun
pengirim untuk diteruskan ke stasiun penerima. Untuk keperluan ini, suatu jalur atau rute dalam
jaringan tersebut harus dipilih, sehingga akan muncul lebih dari satu kemungkinan rute untuk
mengalirkan data. Untuk itu fungsi dari routing harus diwujudkan. Fungsi routing sendiri harus
mengacu kepada nilai nilai antara lain : tanpa kesalahan, sederhana, kokoh, stabil, adil dan
optimal disamping juga harus mengingat perhitungan faktor efisiensi. Untuk membentuk
routing, maka harus mengetahui unsur-unsur routing, antara lain (lebih jelas lihat Stalling,
1994) :

-

Kriteria Kinerja :
- Jumlah hop
- Cost
- Delay
- Througput

-

Decision Time

-

Paket (datagram)

-

Session (virtual Circuit)

-

Decision Place
- Each Node (terdistribusi)
- Central Node (terpusat )
- Originating Node

-

Network Information source

-

None

-

Local

17 | P a g e

-

Adjacent nodes

-

Nodes along route

-

All Nodes

-

Routing Strategy

-

Fixed

-

Flooding

-

Random

-

Adaptive

-

Adaptive Routing Update Time

-

Continuous

-

Periodic

-

Major load change

-

Topology changer

B. Algoritma Routing

1. forward search algorithm

Forward-search algorithm dinyatakan sebagai menentukan jarak terpendek dari node
awal yang ditentukan ke setiap node yang ada.Algoritma diungkapkan dalam stage. Dengan k
buah stage, jalur terpendek node k terhadap node sumber ditentukan. Node-node ini ada dalam
himpunan N. Pada stage ke (k+1), node yang tidak ada dalam M yang mempunyai jarak
terpendek terhadap sumber ditambahkan ke M. Sebagai sebuah node yang ditambahkan dalam
M, maka jalur dari sumber menjadi terdefinisi.
Algoritma ini memiliki 3 tahapan :
1. Tetapkan M={S}. Untuk tiap node nN-S, tetapkan C1(n)=l(S,n).
2.

Cari WN-M sehingga C1(W) minimum dan tambahkan ke M. Kemudian C1 (n) =
MIN[C1(n), C1(W) + l(W,n) untuk tiap node nN-M. Apabila pada pernyataan terakhir
bernilai minimum, jalur dari S ke n sebagai jalur S ke W memotong link dari W ke n.

3. Ulang langkah 2 sampai M=N.

Keterangan :
N

= himpunan node dalam jaringan
18 | P a g e

S

= node sumber

M

= himpunan node yang dihasilkan oleh algoritma

l(I,J) = link cost dari node ke I sampi node ke j, biaya bernilai  jika node tidak secara
langsung

terhubung.

C1(n) : Biaya dari jalur biaya terkecil dari S ke n yang dihasilkan pada saat algoritma dikerjakan.
Tabel berikut ini memperlihatkan hasil algoritma terhadap gambar di muka. Dengan
menggunakan S=1.

Hasil forward search algorithm

2. Backward search algorithm

Menentukan jalur biaya terkecil yang diberikan node tujuan dari semua node yang ada.
Algoritma ini juga diproses tiap stage. Pada tiap stage, algoritma menunjuk masing-masing
node.
Definisi yang digunakan :
N = Himpunan node yang terdapat pada jaringan
D= node tujuan
l(i,j) = seperti keterangan di muka
C2(n) = biaya dari jalur biaya terkecil dari n ke D yang dihasilkan saat algoritma dikerjakan.

Algoritma ini juga terdiri dari 3 tahapan :
1. Tetapkan C2(D)=0. Untuk tiap node nN-D, tetapkan C2(n) =.
2. Untuk tiap node nN-D, tetapkan C2(n)=MIN WN[C2(n), C2(W) + l(n,W)]. Apabila pada
pernyataan terakhir bernilai minimum, maka jalur dari n ke D saat ini merupakan link dari
n ke W dan menggantikan jalur dari W ke D
19 | P a g e

3. Ulangi langkah ke –2 sampai tidak ada cost yang berubah
Tabel berikut adalah hasil pengolahan gambar 1 dengan D=1

Hasil backward search algorithm

C. Mekanisme Strategi Routing
Terdapat beberapa strategi untuk melakukan routing, antara lain :

1. Fixed Routing
Merupakan cara routing yang paling sederhana. Dalam hal ini rute bersifat tetap, atau
paling tidak rute hanya diubah apabila topologi jaringan berubah. Gambar berikut (mengacu
dari gambar 1) memperlihatkan bagaimana sebuah rute yang tetap dikonfigurasikan

Direktori untuk fixed routing

Kemungkinan rute yang bisa dikonfigurasikan, ditabelkan sebagai berikut :

20 | P a g e

Direktori masing-masing node

Tabel ini disusun berdasar rute terpendek (menggunakan least-cost algorithm). Sebagai
misal direktori node 1. Dari node 1 untuk mencapai node 6, maka rute terpendek yang bisa
dilewati adalah rute dari node 1,4,5,6. Maka pada tabel direktori node 1 dituliskan destination
= 6, dan next node = 4.
Keuntungan konfigurasi dengan rute tetap semacam ini adalah bahwa konfigurasi
menajdi sederhana. Pengunaan sirkit maya atau datagram tidak dibedakan. Artinya semua
paket dari sumber menuju titik tujuan akan melewati rute yang sama. Kinerja yang bagus
didapatkan apabila beban bersifat tetap. Tetapi pada beban yang bersifat dinamis, kinerja
menjadi turun. Sistem ini tidak memberi tanggapan apabila terjadi error maupun kemacetan
jalur.
2. Flooding
Teknik routing yang lain yang dirasa sederhana adalah flooding. Cara kerja teknik ini adalah
mengirmkan paket dari suatu sumber ke seluruh node tetangganya. Pada tiap node, setiap paket
yang datang akan ditransmisikan kembali ke seluruh link yang dipunyai kecuali link yang
dipakai untuk menerima paket tersebut. Mengambil contoh rute yang sama, sebutlah bahwa
node 1 akan mengirimkan paketnya ke node 6. Pertamakali node 1 akan mengirimkan paket
keseluruh tetangganya, yakni ke node 2, node 4 dan node 5

Hop pertama.

elanjutnya operasi terjadi pada node 2, 3 dan 4. Node 2 mengirimkan paket ke tetangganya
yaitu ke node 3 dan node 4. Sedangkan node 3 meneruskan paket ke node 2,4,5 dan node 6.
Node 4 meneruskan paket ke node 2,3,5. Semua node ini tidak mengirimkan paket ke node 1.

21 | P a g e

Hop kedua

Pada saat ini jumlah copy yang diciptakan berjumlah 9 buah. Paket-paket yang sampai ke titik
tujuan, yakni node 6, tidak lagi diteruskan

Posisi terakhir node-node yang menerima paket dan harus meneruskan adalah node 2,3,4,5.
Dengan cara yang sama masing-masing node tersebut membuat copy dan memberikan ke mode
tetangganya. Pada saat ini dihasilkan copy sebanyak 22.

Hop ketiga

Terdapat dua catatan penting dengan penggunaan teknik flooding ini, yaitu :
1.

Semua rute yang dimungkinkan akan dicoba. Karena itu teknik ini memiliki keandalan yang
tinggi dan cenderung memberi prioritas untuk pengiriman-pengiriman paket tertentu.

2.

Karena keseluruhan rute dicoba, maka akan muncul paling tidak satu buah copy paket di titik
tujuan dengan waktu paling minimum. Tetapi hal ini akan menyebakan naiknya bebean
lalulintas yang pada akhirnya menambah delay bagi rute-rute secara keseluruhan.

22 | P a g e

3. Random Routing

Prinsip utama dari teknik ini adalah sebuah node memiliki hanya satu jalur keluaran
untuk menyalurkan paket yang datang kepadanya. Pemilihan terhadap sebuah jalur keluaran
bersifat acak. Apabila link yang akan dipilih memiliki bobot yang sama, maka bisa dilakukan

dengan pendekatan seperti teknik round-robin.

Routing ini adalah mencari probabilitas untuk tiap-tiap outgoing link dan memilih link
berdasar nilai probabilitasnya. Probabilitas bisa dicari berdasarkan data rate, dalam kasus ini
didefisinikan sebagai
Di mana :
Pi = probabilitas pemilihan i
Rj = data rate pada link j

Penjumlahan dilakukan untuk keseluruhan link outgoing. Skema seperti ini
memungkinkan distribusi lalulintas yang baik. Seperti teknik flooding, Random routing tidak
memerlukan informasi jaringan, karena rute akan dipilih dengan cara random.

4. Adaptive Routing

Strategi routing yang sudah dibahas dimuka, tidak mempunyai reaksi terhadap perubanhan
kondisi yang terjadi di dalam suatu jaringan. Untuk itu pendekatan dengan strategi adaptif
mempunyai kemapuan yang lebih dibandingkan dengan beberapa hal di muka. Dua hal yang
penting yang menguntungkan adalah :
- Strategi routing adaptif dapat meningkatkan performance seperti apa yang keinginan user
- Strategi adaptif dapat membantu kendali lalulintas.

23 | P a g e

Akan tetapi, strategi ini dapat menimbulkan beberapa akibat, misalnya :
- Proses pengambilan keputusan untuk menetapkan rute menjadi sangat rumit akibatnya beban
pemrosesan pada jaringan meningkat.
- Pada kebanyakan kasus, strategi adaptif tergantung pada informasi status yang dikumpulkan pada
satu tempat tetapi digunakan di tempat lain. Akibatnya beban lalu lintas meningkat
- Strategi adaptif bisa memunculkan masalah seperti kemacetan apabila reaksi yang terjadi
terlampau cepat, atau menjadi tidak relevan apabila reaksi sangat lambat.
Kategori Strategi Adaptif dapat dibagi menjadi :

- Isolated adaptive

: informasi lokal, kendali terdistribusi

- Distributed Adaptive : informasi dari node yang berdekatan, kendali terdistribusi
- Centralized Adaptive : informasi dari selluruh node, kendali terpusat

24 | P a g e

BAB 3
KESIMPULAN

Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang alamat 32 bit dan total alamat yang
dapat dimuat adalah sekitar kurang lebih 4.294.967.29, IPv6 memiliki panjang alamat 128 bit
dan total alamat yang dimuat sekitar hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Dengan banyak alamat
tersebut maka ketersedian ruang alamat akan lebih panjang janka waktunya dan kemungkinan
tidak akan ada habisnya hingga beberapa masa kedepannya.

IPv6 akan melengkapi semua kekurangan IPv4 karena struktur IPv6 sudah lebih
kompleks daripada IPv4. Akan tetapi, walaupun demikian masih banyak pengguna dan
penyedia internet belum pindah untuk menggunakan IPv6.

Dengan penggunaan routing, pengiriman data lebih efisien karena data dikirim secara
sistematis dan kemungkinan kesalahannya akan lebih kecil. Penggunaan algoritma routing dan
mekanisme routing yang sesuai dengan tipe hardware maupun jaringan internetnya akan akan
membuat pengiriman data lebih cepat dan tanpa kesalahan.

25 | P a g e

Daftar Pustaka

http://unhas.ac.id/tahir/BAHAN-KULIAH/KOMDAT/bahasaindonesia/Materi%20Presentasi%20Kelompok/IPv6/IPv6%20-%20Makalah.doc
http://en.wikipedia.org/wiki/IPv6
http://fenyekap.blogspot.com/2013/02/network-security-header-ipv4-dan-ipv6.html
http://icedyoghurt.blogspot.com/2013/01/istilah-paket-switching-mekanisme-dan.html
http://adi-firmansetiawan.blogspot.com/2013/07/makalah-ip-versi-6-ipv6.html
http://artikelampuh.blogspot.com/2013/08/5-kelebihan-ipv6.html

26 | P a g e

PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Tuliskan pengertian alamat unicast dan alamat multicast pada strukur Internet
Protokol versi 6
Jawab:
Alamat Unicast adalah alamat yang menyediakan komunikasi secara point-to-point,
secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.
Alamat Multicast adalah menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data
ke banyak host yang berada dalam group yang sama.

2. Tuliskan perbedaan Fragmentasi antara IPv6 dengan IPv4 ?
Jawab:
IPv4:
Dilakukan di setiap hop yang melambatkan performa router. Proses menjadi lebih lama
lagi apabila ukuran paket data melampaui Maximum Transmission Unit (MTU) paket
dipecah-pecah sebelum disatukan kembali di tempat tujuan.
IPv6:
Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan paket data. Di samping itu, terdapat fitur
MTU discovery yang menentukan fragmentasi yang lebih tepat menyesuaikan dengan
nilai MTU terkecil yang terdapat dalam sebuah jaringan dari ujung ke ujung.

3. Bagaimana cara kerja teknik flooding pada Mekanisme strategi pada routing?
Jawab:
Cara kerja teknik ini adalah mengirmkan paket dari suatu sumber ke seluruh node
tetangganya. Pada tiap node, setiap paket yang datang akan ditransmisikan kembali ke
seluruh link yang dipunyai kecuali link yang dipakai untuk menerima paket tersebut.

27 | P a g e

Dokumen yang terkait

STUDI KANDUNGAN BORAKS DALAM BAKSO DAGING SAPI DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANGIL – PASURUAN

15 183 17

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

STUDI PENGGUNAAN ACE-INHIBITOR PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

15 136 28

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

AN ANALYSIS OF LANGUAGE CONTENT IN THE SYLLABUS FOR ESP COURSE USING ESP APPROACH THE SECRETARY AND MANAGEMENT PROGRAM BUSINESS TRAINING CENTER (BTC) JEMBER IN ACADEMIC YEAR OF 2000 2001

3 95 76

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22