Kecamatan Luas Wilayah (km

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BAB II
PROFIL KABUPATEN BADUNG
2.1

WILAYAH ADMINISTRASI

Secara geografis Kabupaten Badung terletak pada posisi 08o14'20" 08o50'48" Lintang Selatan dan 115o05'00" - 115o26' 16" Bujur Timur, membentang di
tengah-tengah Pulau Bali dengan luas wilayah 418,52 km2 (7,43% dari luas daratan
Pulau Bali). Wilayah Kabupaten Badung secara administratif terbagi menjadi 6
wilayah kecamatan yang terbentang dari bagian utara sampai selatan meliputi :
Kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi, Kuta Utara, Kuta, dan Kuta Selatan.
Secara rinci luas wilayah Kabupaten Badung per Kecamatan ditunjukkan pada
Tabel II.1.
Tabel II.1
Luas Wilayah Kabupaten Badung Per Kecamatan
No
1.
2.
3.

4.
5.
6.

Kecamatan
Kuta Selatan
Kuta
Kuta Utara
Mengwi
Abiansemal
Petang
Badung

Luas Wilayah
(km2)
101,13
17,52
33,86
82,00
69,01

115
418,52

Prosentase Luas
Wilayah (%)
24,16
4,19
8,09
19,59
16,49
27,48
100

Badung Dalam Angka, 2017
Secara administratif batas-batas wilayah Kabupaten Badung sebagai berikut :
• Sebelah Utara
• Sebelah Timur
• Sebelah Selatan
• Sebelah Barat


: Kabupaten Buleleng
: Kabupaten Bangli, Kabupaten Gianyar dan Kota
Denpasar
: Samudera Indonesia
: Kabupaten Tabanan

II - 1
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Secara rinci jumlah desa/kelurahan, banjar dan lingkungan di Kabupaten
Badung ditunjukkan pada Tabel II.2.
Tabel II.2
Jumlah Desa/Kelurahan, Banjar dan Lingkungan di Kabupaten Badung
No
1

2
3
4
5
6

Kecamatan
Kuta Selatan
Kuta
Kuta Utara
Mengwi
Abiansemal
Petang
Jumlah

Ibu Kota
Kecamatan
Jimbaran
Kuta
Kerobokan

Mengwi
Blahkiuh
Petang

Desa

Unit di Bawah Desa

Dinas/Kel

Adat

Banjar Dinas

Lingkungan

6
5
6
20

18
7
62

9
6
8
38
34
27
122

26
43
131
124
49
373

36

27
45
56
164

Sumber : BPS Kabupaten Badung Tahun 2017
Secara visual wilayah administrasi Kabupaten Badung sebagaimana disajikan
pada Gambar 2.1 : Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Badung.

II - 2
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Gambar 2.1 : Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Badung.

II - 3

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

2.2

POTENSI WILAYAH KABUPATEN BADUNG

2.2.1 Pariwisata
Banyakny wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Badung melalui Bandara
Ngurah Rai adalah suatu hal yang positif khususnya yang bergerak pada usaha
perhotelan. Selama tahun 2016 jumlah wisatawan yang datang langsung ke Bali
sebanyak 4 722 025 meningkat dari tahun sebelumnya (2015) hanya 4.191.165
orang.
Sektor Pariwisata di Kabupaten Badung secara umum merupakan sektor yang
paling diunggulkan dan berkontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Badung
tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan banyaknya obyek daya tarik wisata (ODTW) yang

berada di Kabupaten Badung, yang sebagian besar tersebar di Kecamatan Kuta
Selatan dan Kecamatan Kuta. Perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Badung
juga dipengaruhi adanya Bandara Ngurah Rai di Tuban Kecamatan Kuta. Usaha
pelestarian terhadap ODTW di Kabupaten Badung perlu diperhatikan dengan baik
karena Kabupaten Badung memiliki tingkat ketergantungan yang besar dari sektor
pariwisata. Kabupaten Badung merupakan pusat dari tujuan wisata di Bali, karena
memililki beberapa kawasan wisata yang sudah terkenal di luar negeri. Berdasarkan
Peraturan Daerah Propinsi Bali No. 16 Tahun 2009, Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Bali, ditetapkan wilayah-wilayah yang dijadikan sebagai kawasan
pariwisata di Kabupaten Badung meliputi 3 (tiga) kawasan, yaitu Nusa Dua, Kuta dan
Tuban, seperti pada Tabel II.3
Tabel II.3
Kawasan Pariwisata di Kabupaten Badung
No
1.

2

Nama
Kawasan

Nusa Dua

Kuta

Desa/Kel

Kecamatan

Batas Fisik

Benoa

Kuta Selatan

Utara : Batas selatan Bandara Ngurah Rai

Jimbaran

Kuta Selatan


Timur : Pantai Timur Kel (Tuban, Jimbaran dan Benoa)

Ungasan

Kuta Selatan

Selatan : Pantai Selatan Kel (Benoa, Ungasan, Pecatu)

Pecatu

Kuta Selatan

Barat : Pantai Barat Desa (Pecatu, Jimbaran dan Tuban)

Kuta

Kuta

Utara : Batas utara kel./desa (Canggu dan Kerobokan)

Kerobokan

Kuta Utara

Timur : Batas Timur Kel. (Kerobokan dan Kuta)

Canggu

Kuta Utara

Selatan : Batas selatan Kel. Kuta

Tuban

Kuta

Barat : Pantai Barat Kel/desa (Kerobokan dan Kuta)
3

Tuban

Utara : Jalan Bakungsari, Mertasari dan Tujungmekar – By
Pass
Timur : By pass Ngurah Rai
Selatan : Batas utara Bandara Udara Ngurah Rai
Barat : Pantai Barat Kel. Kuta dan Tuban.

Objek wisata yang terdapat di Kabupaten Badung sebanyak 36 obyek yang
tersebar di semua kecamatan dan umumnya berupa obyek wisata alam. Kemudian

II - 4
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

ada beberapa jenis wisata budaya dan wisata remaja. Wisata alam yang berada di
daerah Badung Selatan, sebagian besarnya berupa wisata pantai, taman bakau, dan
pelestarian penyu. Sedangkan wisata budayanya berupa Pura, dan wisata
remajanya berupa Bumi Perkemahan di Blahkiuh serta wisata buatan ‘Water Boom
Park & Spa’ dan Jembatan Tukad Bangkung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel II.4
Tabel II.4
Daftar Objek Wisata menurut Lokasi di Kabupaten Badung Tahun 2016
No

Nama Obyek Wisata

Lokasi

Jenis Objek
Wisata

Kecamatan

Desa/Kelurahan

Wisata Budaya

Kuta Selatan

Pecatu

Wisata Alam

Kuta Selatan

Pecatu

1

Kawasan Luar Pura Uluwatu

2

Pantai Suluban

3

Pantai Nyang-Nyang

Wisata Alam

Kuta Selatan

Pecatu

4

Pantai Padang-Padang

Wisata Alam

Kuta Selatan

Pecatu

5

Pantai Labuan Sait

Wisata Alam

Kuta Selatan

Pecatu

6

Pantai Batu Pageh

Wisata Alam

Kuta Selatan

Ungasan

7

Pantai Samuh

Wisata Alam

Kuta Selatan

Benoa

8

Pantai Geger Sawangan

Wisata Alam

Kuta Selatan

Benoa

9

Pantai Nusa Dua

Wisata Alam

Kuta Selatan

Benoa

10

Pantai Tanjung Benoa

Wisata Alam

Kuta Selatan

Kel.Tanjung

11

Pelestarian Penyu di Deluang

Wisata Alam

Kuta Selatan

Tanjung Benoa

12

Taman Rekreasi Hutan Bakau

Wisata Alam

Kuta Selatan

Kel.Tanjung

13

Pantai Jimbaran

Wisata Alam

Kuta Selatan

Kel.Jimbaran

14

Garuda Wisnu Kencana (GWK)

Wisata Budaya

Kuta Selatan

Ungasan

Pantai Kedonganan

Wisata Alam

Kuta

Kedonganan

Pantai Kuta Wisata Alam Kuta
Kuta

Wisata Alam

Kuta

Kuta

Wisata Buatan

Kuta

Kuta

Wisata Alam

Kuta

Legian

15
16
17

Waterboom

18

Pantai Legian

19

Pantai Petitenget

Wisata Alam

Kuta Utara

Kerobokan Kelod

20

Pantai Canggu

Wisata Alam

Kuta Utara

Canggu

21

Pantai Seseh

Wisata Alam

Mengwi

Munggu

22

Pura Sada Kapal

Wisata Budaya

Mengwi

Kapal

23

Kawasan Luar Pura Taman Ayun

Wisata Budaya

Mengwi

Mengwi

24

Desa Wisata Baha

Wisata Alam

Mengwi

Baha

25

Bumi Perkemahan Blahkiuh

Wisata Remaja

Abiansemal

Blahkiuh

26

Alas Pala Sangeh

Wisata Alam

Abiansemal

Sangeh

27

Tanah Wuk

Wisata Alam

Abiansemal

Sangeh

28

Air Terjun Nungnung

Wisata Alam

Petang

Pelaga

II - 5
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Nama Obyek Wisata

No

Lokasi

Jenis Objek
Wisata

Kecamatan

Desa/Kelurahan

Wisata Alam

Petang

Pelaga

Wisata Budaya

Petang

Petang

Wisata Alam

Kuta Utara

Tibubeneng

29

Wisata Agro Pelaga

30

Kawasan Luar Pura Puncak
Tedung

31

Pantai Berawa

32

Kawasan Pura Kereban Langit

Wisata Budaya

Mengwi

Sading

33

Monumen Tragedi Kemanusiaan

Wisata Budaya

Kuta

Kuta

34

Kawasan Pantai Pandawa

Wisata Alam

Kuta Selatan

Desa Kutuh

35

Kawasan Jembatan Tukad
Bangkung

Wisata Alam& Buatan

Petang

Pelaga

36

Bali Elephant Camp

Wisata Alam dan
Satwa

Petang

Carangsari

Sumber : Kabupaten Badung Dalam Angka 2017

Kegiatan pariwisata sangat mewarnai wilayah Kabupaten Badung, tercermin
oleh kian maraknya pertumbuhan sarana dan prasarana pariwisata dari tahun ke
tahun. Sentra wisata terbesar di Kabupaten Badung – bahkan Provinsi Bali adalah
Kuta dan Nusa Dua. Di kedua kawasan inilah terkonsentrasi puluhan hotel
berbintang dan hotel non bintang serta bentuk akomodasi lainnya.
Akomodasi wisata yang terdapat di Kabupaten Badung terus mengalami
peningkatan dan pada tahun 2016 jenis akomodasi berupa hotel bintang 155 unii
dengan jumlah kamar 24.683 kamar; melati sebanyak 667 unit dengan jumlah
kamar 22.684 kamar, kemudian pondok wisata sebanyak 688 unit dengan jumlah
kamar sebanyak 3.013 kamar, hotel bintang sebanyak 98 unit dengan jumlah kamar
sebanyak 16.316 bkamar, kondotel 21 unit dengan jumlah kamar sebanyak 2.685
kamar, dan rumah sewa sebanyak 41 unit dengan jumlah kamar sebanyak 749
kamar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.5
Tabel II.5
Jumlah Usaha Akomodasi di Kabupaten Badung Tahun 2010 – 2016
Jenis Akomodasi Wisata (Unit)
No.

Tahun

1
2010
2
2011
3
2012
4
2013
5
2014
6
2015
7
2016
Pertumbuhan
Rata-Rata (%)
(2010-2016)

Hotel Bintang
Jumlah
Unit
Kamar
98
16.360
98
16.360
98
16.360
98
16 360
98
16 360
155
24 683
155
24 683

Hotel Melati
Jumlah
Unit
Kamar
541
12.657
596
15.561
667
22.684
778
28 330
855
34 815
458
28 282
521
33 075

Pondok Wisata
Jumlah
Unit
Kamar
475
2.296
599
2.296
719
3.013
837
3 372
999
3 937
685
2 405
775
2 750

Kondotel
Jumlah
Unit
Kamar
13
1.700
15
1.793
21
2.685
34
4 564
38
5 141
44
6 763
50
7 261

Rumah Sewa
Jumlah
Unit
Kamar
31
513
34
571
41
749
53
880
37
749
40
789
40
789

Total
Kamar

9,69

2,66

10,60

26,41

6,24

11,16

8,48

19,11

5,89

29,46

8,40

36 830
44 421
51 496
60 556
61 002
62 922
68 558

Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Badung

II - 6
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

2.2.2 Sektor Pertanian
Komoditas pertanian yang dikembangkan di Kabupaten Badung terdiri dari
tanaman pangan (seperti padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang
kedelai, dan kacang hijau), perkebunan (seperti kelapa, kopi, cengkeh, vanili, dan
coklat), tanaman sayuran (seperti kubis, sawi, ketimun, kangkung, cabe, dan tomat),
serta tanaman buah-buahan (seperti alpukat, belimbing, duku, durian, jambu biji,
jeruk, mangga, pepaya, pisang, dan sebagainya). Berdasarkan Perda Kabupaten
Badung No.26 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Badung menetapkan Kawasan
Agropolitan Petang berbasis pertanian hortikultura sebagai penggerak perekonomian
Kawasan Perdesaan.
Kedua sektor tersebut, pariwisata dan pertanian merupakan sektor unggulan
di Kabupaten Badung yang pengembangannya perlu didukung infrastruktur
permukiman. Kegiatan sektor pariwisata terkonsentrasi di Badung Bagian Selatan
dan kegiatan sektor pertanian berada di Badung Bagian Utara. Diharapkan potensi
kedua sektor tersebut menumbuhkan rural urban linkage yang bersinergi dalam
pengembangan wilayah Kabupaten Badung secara menyeluruh.

2.3

DEMOGRAFI DAN URBANISASI

2.3.1 Jumlah Penduduk dan KK Keseluruhan
Jumlah penduduk Kabupaten Badung pada tahun 2016 sebanyak 630.000
jiwa, terdiri dari 321.300 jiwa penduduk laki-laki dan 308.700 jiwa penduduk
perempuan. Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Kuta Selatan 152.600 jiwa,
Mengwi 130.040 jiwa. Sedangkan penduduk paling sedikit berada di Kecamatan
Petang 25.910 jiwa. Distribusi serupa juga tercermin dari proporsi jumlah Rumah
Tangga setiap kecamatannya. Jika diasumsikan setiap rumah tangga 4 orang maka
jumlah rumah tangga keseluruhan 157.500 KK Untuk lebih jelasnya jumlah
penduduk dan KK keseluruhan seperti disajikan pada Tabel II.6

Tabel II.6
Luas Wilayah, Jumlah Rumah Tangga dan Jumlah Penduduk Hasil Proyeksi, 2016
No

Kecamatan

Jumlah Penduduk

Luas Wilayah
(km2)

Rumah
Tangga

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

1.

Kuta Selatan

101.130

38.150

78.260

74.340

152.600

2.

Kuta

17.520

25.693

53.390

49.380

102.770

3.

Kuta Utara

33.860

31.850

65.410

61.990

127.400

4.

Mengwi

82.000

32.510

65.650

64.390

130.040

II - 7
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

No

Kecamatan

Jumlah Penduduk

Luas Wilayah
(km2)

Rumah
Tangga

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

5.

Abiansemal

69.010

22.820

45.510

45.770

91.280

6.

Petang

115.000

6.478

13.080

12.830

25.910

Badung

418.520

157.500

321.300

308.700

630.000

Sumber KabupatenBadung Dalam Angka, 2017
Catatan : asumsi 1 rumah tangga = 4 jiwa

Pertambahan penduduk dalam kurun 5 tahun terakhir di kecamatankecamatan yang dekat pusat pertumbuhan ekonomi, khususnya di Kecamatan Kuta
Selatan dan Kuta Utara cukup signifikan. Sedangkan di Kecamatan Kuta walaupun
aktivitas ekonominya sangat tinggi khususnya kegiatan perdagangan dan jasa serta
pariwisata, namun penduduk yang melakukan aktivitas di Kecamatan Kuta sebagian
berasal dari kecamatan sekitarnya bahkan bertempat tinggal di luar Kabupaten
Badung, seperti dari Kota Denpasar, Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Gianyar.
2.3.2 Jumlah Penduduk Miskin dan Persebaran Penduduk
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini,
kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
Metode yang digunakan adalah menghitung garis kemiskinan (GK), yang terdiri dari
dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan NonMakanan (GKNM). Penghitungan garis kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk
daerah perkotaan dan perdesaan.
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per
kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Makan (GKM)
merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan
dengan 2.100 kalori per kapita per hari. Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM)
adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan dan
kebutuhan dasar lainnya.
Kabupaten Badung merupakan daerah dengan Pendapatan Asli Daerah yang
tertinggi di Provinsi Bali. Meski demikian tidak berarti Kabupaten Badung terbebas
dari masalah kemiskinan. Berdasarkan hasil Susenas 2016, sekitar 2,06 persen
penduduk berada di bawah garis kemiskinan yaitu sekitar 12,91 ribu jiwa. Jumlah
dan persentase penduduk miskin mengalami sedikit penurunan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya sebesar 2,33 persen (sekitar 14,40 ribu jiwa).
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1), merupakan ukuran rata-rata
kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis
kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran

II - 8
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

penduduk dari garis kemiskinan. Tahun 2016 Indeks Kedalaman Kemiskinan
Kabupaten Badung 0,19 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya (0,23)
menunjukan rata-rata pengeluaran menduduk miskin di Kabupaten Badung
mendekati Garis Kemiskinan
Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severity Index-P2) memberikan gambaran
mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai
indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.Tahun
2016 Indeks keparahan kemiskinan Kabupaten Badung 0,05 mengalami peningkatan
dari tahun sebelumnya (0,02) menunjukan semakin meningkatnya ketimpangan
pengeluaran diantara penduduk miskin di Kabupaten Badung.
Kondisi kemiskinan di Kabupaten Badung dapat dilihat pada Tabel II.7.

Tabel II.7
Kondisi Kemiskinan di Kabupaten Badung 2012 – 2016
No

Uraian

2012

2013

2014

2015

2016

1

Garis Kemiskinan (Rp/kapita/bulan)

383.985

406.408

423.568

454.916

470.732

2

Jumlah Penduduk Miskin

12.830

14.546

15.420

14.400

12.910

3

Persentase Penduduk Miskin (%)

2,16

2,46

2,54

2,33

2,06

4

Indeks Kedalaman Kemiskinan

0,33

0,27

0,33

2,33

0,19

5
Indeks Keparahan Kemiskinan
0,08
Sumber: Badung Dalam Angka Tahun 2017 (Susenas)

0,06

0,06

0,02

0,05

Gini ratio adalah ukuran pemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan
kelas pendapatan. Besarnya gini ratio untuk Kabupaten Badung dapat dilihat pada
Tabel II.8 Koefisien Gini (Gini Ratio) menjadi alat dalam mengukur ketidakmerataan
atau ketimpangan agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol
(pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna). Kisaran nilai
indeks gini rasio dari 0 - < 0,35 menunjukkan tingkat ketimpangan yang rendah,
kisaran 0,35 - 0,5 menunjukkan tingkat ketimpangan sedang dan kisaran nilai indeks
gini rasio > 0,5 menunjukkan tingkat ketimpangan tinggi. Dari tahun 2010 s/d 2016
Gini Ratio di Kabupaten Badung berada pada kisaran < 0,35 atau pada tingkat
ketimpangan pendapatan yang rendah.
Tabel II.8
Gini Ratio dan Distribusi Pendapatan Kabupaten Badung 2010 - 2016
Tahun

Gini Ratio

2010
2011

Ditribusi Pendapatan
40% Bawah

40% Tengah

20% Atas

0,286

22,26

39,07

38,68

0,339

19,2

38,5

42,3

II - 9
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Tahun

Gini Ratio

2012

Ditribusi Pendapatan
40% Bawah

40% Tengah

20% Atas

0,326

19,75

39,17

41,08

2013

0,347

15,12

38,94

45,95

2014

0,34

18,64

40,73

40,64

2015

0,315

26,26

39,5

34,24

39,5

40,04

2016
0,3151
20,54
Sumber :Kabupaten Badung Dalam Angka,2017 (Susenas)

Selain gini rasio, indikator lain yang juga dapat digunakan untuk mengetahui
dimensi lain dari kesenjangan adalah indikator distribusi pendapatan pada kelompok
40% penduduk berpendapatan rendah. Kondisi yang diharapkan adalah agar
distribusi pendapatan yang dinikmati kelompok 40% penduduk berpendapatan
rendah menerima > 17% dari total pendapatan. Kriteria distribusi pendapatan ini
disusun oleh Bank Dunia sebagai berikut:
a. 40% penduduk berpendapatan terendah menerima < 12% total pendapatan:
pemerataan rendah/ketimpangan distribusi pendapatan tinggi
b. 40% penduduk berpendapatan terendah menerima antara 12% - 17% total
pendapatan: pemerataan sedang/ketimpangan distribusi pendapatan sedang.
c. 40% penduduk berpendapatan terendah menerima > 17% total pendapatan:
pemerataan tergolong tinggi/ketimpangan distribusi pendapatan rendah.
Tahun 2016 distribusi total pendapatan Kabupaten Badung sebesar 20,54 %
pada 40 % penduduk berpedapatan rendah, lebih kecil dari tahun sebelumnya
(26,26 %). Kondisi ini (tahun 2015 – 2016 ) menunjukan pemerataan tergolong tinggi
namun mengalami sedikit penurunan.
2.3.3 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Lima Tahun Ke Depan
Berdasarkan hasil proyeksi BPS jumlah penduduk Kabupaten Badung Tahun
2012 sampai dengan Tahun 2022 seperti disajikan pada Tabel II.9. Pada tahun 2012
jumlah penduduk Kabupaten Badung 575.000 jiwa dan tahun 2022 meningkat
menjadi 710.000 jiwa, mengalami peningkatan jumlah penduduk sebanyak 135.000
jiwa selama kurun waktu 10 tahun.
Tabel II.9
Proyeksi Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Badung
Tahun 2012-2022 (Ribu Jiwa)
Jenis
Kelamin

Proyeksi Penduduk
2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Laki - Laki

293,20

300,40

307,40

314,30

321,30

328,20

335,10

341,90

348,40

355,20

362,10

Perempuan

281,80

288,60

295,30

302,10

308,70

315,30

321,80

328,30

334,80

341,30

347,90

II - 10
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Jumlah

575,00

589,00

602,70

616,40

630,00

643,50

656,90

670,20

683,20

696,50

710,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2016 dan Proyeksi

2.3.4 Jumlah Penduduk Perkotaan dan Proyeksi Urbanisasi
Kebijakan satu data diinisiasi sejak tahun 2014 melalui UKP4, menghasilkan
Cetak Biru Satu Data. Satu Data Indonesia merupakan kebijakan yang bertujuan
untuk mewujudkan Data yang akurat, mutakhir, terpadu, terintegrasi, dan dapat
diakses oleh Pengguna Data, sebagai dasar perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
dan pengendalian pembangunan melalui perbaikan tata kelola Data pemerintah.
Kebijakan satu data dipertegas lagi dalam salah satu pernyataan Bapak Presiden,
2016 bahwa Urusan data pegangannya hanya satu yakni di BPS.
Terkait data jumlah penduduk, BPS menggunakan data hasil sensus penduduk
yang dilaksanakan setiap 10 tahun, terakhir Sensus Penduduk 2010. Sedangkan data
jumlah penduduk pada tahun selain tahun sensus merupakan proyeksi penduduk
dari data hasil sensus. BPS Provinnsi Bali telah menerbitkan proyeksi penduduk tahun
2010 – 2020 menurut umur dan jenis kelamin per Kecamatan. Namun untuk
memisahkan penduduk perkotaan dan perdesaan sesuai arahan RTRW Kabupaten
Badung diperlukan data penduduk yang dirinci per desa/kelurahan. Penduduk per
desa/kelurahan yang bersumber dari kantor desa/keluraan digunakan sebgai
pendekatan untuk mengetahui pertumbuhan serta proporsi penduduk perkotaan dan
perdesaan. Hasilnya kemudian disesuaikan lagi dengan jumlah penduduk hasil
proyeksi BPS.
Wilayah Kabupaten Badung berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Badung Nomor 26 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Badung 2013 – 2033 menetapkan bahwa sistem perkotaan dan perdesaan
Kabupaten Badung dibagi menjadi 2 (dua) berdasarkan wilayah administrasi
desa/kelurahan, meliputi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Kawasan
Perkotaan mencakup desa/kelurahan sebagaimana tercantum pada Tabel II.10, dan
kawasan perdesaan sebagaimana tercantum pada Tabel II.11 Dari 62 desa/
kelurahan yang ada di Kabupaten Badung 20 desa/kelurahan ditetapkan sebagai
kawasan perkotaan dan 42 desa/kelurahan ditetapkan sebagai kawasan perdesaan.
Tabel II.10 menunjukan bahwa tahun 2011 penduduk Kabupaten Badung
yang tinggal diperkotaan sebanyak 56 % dan tahun 2015 meningkat menjadi 59 %.
Rata-rata pertumbuhan penduduk perkotaan di Kabupaten Badung dari tahun 20112015 sebesar 3,94 % per tahun. Berdasarkan rata-rata pertumbuhan 3,94% per
tahun maka proyeksi urbanisasi di Kabupaten Badung sesuai dimensi waktu
perencanaan,dari tahun 2018 jumlah penduduk perkotaan di Kabupaten Badung
sebesar 407.278 jiwa (62 % dari jumlah penduduk Kabupaten Badung) dan pada
tahun 2022 jumlah penduduk perkotaan di Kabupaten Badung menjadi 475.700 jiwa
(67 % dari jumlah penduduk Kabupaten Badung).

II - 11
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Sebaliknya pada Tabel II.11 menunjukan bahwa tahun 2011 penduduk
Kabupaten Badung yang tinggal diperdesaan sebanyak 44 % dan tahun 2015
menurun menjadi 41 %. Rata-rata pertumbuhan penduduk perdesaan di Kabupaten
Badung dari tahun 2011- 2015 sebesar 0,34 % per tahun. Berdasarkan rata-rata
pertumbuhan 0,34 % per tahun maka proyeksi penduduk perdesaan di Kabupaten
Badung sesuai dimensi waktu perencanaan, dari tahun 2018 jumlah penduduk
perdesaan di Kabupaten Badung sebesar 249.622 jiwa (38 % dari jumlah penduduk
Kabupaten Badung) dan pada tahun 2022 jumlah penduduk perdesaan di Kabupaten
Badung menjadi 234.300 jiwa (33 % dari jumlah penduduk Kabupaten Badung).

II - 12
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Tabel II.10
Jumlah Penduduk Perkotaan 2011 dan 2015 serta Proyeksi Penduduk Perkotaan 2018 – 2022
Penduduk Perkotaan
No

Desa/Kelurahan

1

2

2011

2015

Rata-rata

Proy eksi Penduduk Perkotaan

pertumbhn

Berdasarkan rata-rata pertumbhn

per tahun

3

4

(% )
5

Peny esuaian dgn Proy eksi BPS

2018

2019

2020

2021

2022

2018

2019

2020

2021

2022

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15
26.596

KUTA SELATAN
1

Benoa

37.186

34.485

-1,87

32.589

31.980

31.383

30.797

30.222

31.418

30.212

29.371

28.003

2

Tanjung Benoa

9.102

7.830

-3,69

6.994

6.736

6.487

6.247

6.017

6.743

6.363

6.071

5.681

5.295

3

Jimbaran

39.887

70.442

15,28

107.915

124.403

143.411

165.323

190.582

104.039

117.523

134.216

150.327

167.721

KUTA
4

Tuban

31.877

39.794

5,70

46.997

49.677

52.510

55.504

58.670

45.309

46.930

49.143

50.470

51.632

5

Kuta

28.333

34.041

4,70

39.065

40.899

42.819

44.830

46.935

37.662

38.637

40.074

40.764

41.305

6

Legian

7.779

7.960

0,58

8.099

8.145

8.192

8.239

8.287

7.808

7.695

7.667

7.492

7.293

7

Seminy ak

9.179

6.639

-7,78

5.207

4.802

4.428

4.084

3.766

5.020

4.536

4.144

3.713

3.314

KUTA UTARA
8

Kerobokan Kelod

13.326

18.441

8,46

23.528

25.519

27.677

30.019

32.559

22.683

24.107

25.903

27.296

28.653

9

Kerobokan

13.462

13.877

0,76

14.196

14.304

14.413

14.523

14.634

13.686

13.513

13.489

13.206

12.878

10

Kerobokan Kaja

24.867

29.578

4,43

33.689

35.182

36.742

38.371

40.072

32.479

33.237

34.386

34.890

35.265

11

Dalung

30.993

33.243

1,77

35.037

35.657

36.287

36.928

37.581

33.779

33.685

33.960

33.579

33.073

MENGWI
12

Abianbase

6.464

6.519

0,21

6.561

6.574

6.588

6.602

6.616

6.325

6.211

6.166

6.004

5.823

13

Sempidi

6.178

6.311

0,53

6.413

6.447

6.481

6.516

6.551

6.182

6.090

6.066

5.925

5.765

14

Lukluk

7.610

7.934

1,05

8.186

8.272

8.358

8.446

8.535

7.892

7.814

7.823

7.680

7.511

15

Kapal

12.591

12.770

0,35

12.906

12.952

12.997

13.043

13.089

12.442

12.235

12.164

11.860

11.519

16

Mengwitani

7.818

7.561

-0,83

7.374

7.312

7.252

7.191

7.131

7.109

6.908

6.787

6.539

6.276

17

Mengwi

8.371

8.436

0,19

8.485

8.502

8.518

8.534

8.551

8.180

8.031

7.972

7.760

7.525

18

Gulingan

7.952

8.583

1,93

9.089

9.264

9.443

9.625

9.810

8.762

8.752

8.837

8.752

8.633

5.324

6.002

3,04

6.567

6.766

6.972

7.184

7.403

6.331

6.392

6.525

6.533

6.515

ABIANSEMAL
19

Blahkiuh

PETANG
Petang

3.600

3.575

-0,17

3.556

3.550

3.544

3.538

3.532

3.429

3.354

3.317

3.217

3.108

Jml penddk perkotaan

20

311.899

364.021

3,94

422.452

446.944

474.504

505.545

540.541

407.278

422.226

444.080

459.690

475.700

0,34

Jml Penddk Perdesaan

249.001

252.379

255.998

257.424

258.965

260.623

262.402

249.622

247.974

239.120

236.810

234.300

Jumlah Keseluruhan

560.900

616.400

678.450

704.368

733.469

766.169

802.943

656.900

670.200

683.200

696.500

710.000

56

59

62

63

65

66

67

62

63

65

66

67

% Penddk Perkotaan

II - 13
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Tabel II.11
Jumlah penduduk Perdesaan 2011 dan 2015 serta Proyeksi Penduduk Perdesaan 2018 - 2022
Penduduk Perdesaan
No

Desa/ Kelurahan

1

2

Rata-rata
pertumbhn

Proy eksi Penduduk Perdesaan
Berdasarkan rata-rata pertumbhn

Peny esuaian dgn Proy eksi BPS

3

4

per tahun
(% )
5
-3,38

9.124

8.816

8.518

8.230

7.951

8.897

8.492

7.865

7.478

7.100

2011

2015

2018

2019

2020

2021

2022

2018

2019

2020

2021

2022

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

KUTA SELATAN
1

Pecatu

11.608

10.116

2

Ungasan

18.757

18.128

-0,85

17.670

17.520

17.371

17.224

17.078

17.230

16.877

16.040

15.650

15.249

3

Kutuh

6.140

5.519

-2,63

5.095

4.961

4.830

4.703

4.580

4.968

4.779

4.460

4.274

4.089

Kedonganan

12.542

11.866

-1,38

11.383

11.226

11.072

10.920

10.769

11.099

10.814

10.224

9.922

9.616

KUTA
4

KUTA UTARA
5

Tibubeneng

16.654

18.231

2,29

19.511

19.957

20.414

20.881

21.359

19.025

19.225

18.850

18.973

19.071

6

Canggu

9.018

10.260

3,28

11.303

11.673

12.056

12.451

12.859

11.021

11.245

11.132

11.313

11.482

MENGWI
7

Cemagi

5.820

5.782

-0,16

5.754

5.744

5.735

5.725

5.716

5.610

5.533

5.295

5.202

5.104

8

Munggu

7.081

7.239

0,55

7.360

7.401

7.441

7.483

7.524

7.176

7.129

6.871

6.799

6.718

Pererenan

3.455

3.542

0,62

3.609

3.631

3.654

3.677

3.700

3.519

3.498

3.374

3.341

3.303

9
10

Tumbakbay uh

3.367

3.426

0,44

3.471

3.486

3.501

3.516

3.532

3.384

3.358

3.233

3.195

3.154

11

Buduk

6.772

8.285

5,17

9.638

10.136

10.660

11.211

11.791

9.398

9.764

9.843

10.187

10.528

12

Sading

7.932

8.062

0,41

8.161

8.194

8.228

8.261

8.295

7.958

7.893

7.597

7.506

7.406

13

Kekeran

4.086

4.106

0,12

4.121

4.126

4.131

4.136

4.141

4.018

3.975

3.815

3.758

3.698

14

Penarungan

7.119

7.217

0,34

7.291

7.316

7.341

7.367

7.392

7.110

7.048

6.779

6.693

6.600

15

Baha

4.201

4.236

0,21

4.262

4.271

4.280

4.289

4.298

4.156

4.114

3.952

3.897

3.838

16

Werdi Bhuana

5.478

5.527

0,22

5.564

5.576

5.589

5.601

5.614

5.425

5.372

5.161

5.090

5.013

17

Sobangan

3.933

3.914

-0,12

3.900

3.895

3.890

3.886

3.881

3.803

3.752

3.592

3.531

3.465

18

Sembung

5.396

6.322

4,04

7.119

7.407

7.706

8.017

8.341

6.942

7.135

7.116

7.285

7.448

19

Kuwum

3.136

3.309

1,35

3.445

3.492

3.539

3.587

3.635

3.359

3.363

3.268

3.259

3.246

II - 14
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

ABIANSEMAL
20

Darmasaba

8.363

10.027

4,64

11.489

12.022

12.580

13.164

13.775

11.203

11.581

11.616

11.961

12.300

21

Sibang Gede

6.232

6.710

1,86

7.092

7.225

7.359

7.497

7.636

6.916

6.959

6.795

6.812

6.819

22

Jagapati

3.118

3.073

-0,36

3.040

3.029

3.018

3.007

2.996

2.964

2.917

2.786

2.732

2.675

23

Angantaka

3.729

3.709

-0,13

3.694

3.689

3.684

3.679

3.674

3.602

3.554

3.402

3.343

3.281

24

Sedang

4.095

4.167

0,44

4.222

4.240

4.259

4.277

4.296

4.117

4.085

3.932

3.887

3.836

25

Sibang Kaja

5.576

5.998

1,84

6.335

6.452

6.571

6.692

6.815

6.178

6.215

6.067

6.080

6.085

26

Mekar Bhuana

4.898

4.765

-0,69

4.668

4.636

4.604

4.572

4.541

4.551

4.465

4.251

4.154

4.055

27

Mambal

5.340

5.158

-0,86

5.026

4.982

4.939

4.897

4.854

4.900

4.799

4.561

4.449

4.334

28

Abiansemal

7.243

6.455

-2,84

5.921

5.753

5.589

5.431

5.277

5.773

5.542

5.161

4.935

4.712

29

Dauh Yeh Cani

6.239

6.141

-0,40

6.069

6.045

6.021

5.997

5.973

5.917

5.823

5.559

5.449

5.333

30

Ay unan

2.458

2.504

0,46

2.539

2.551

2.563

2.575

2.587

2.476

2.457

2.366

2.339

2.310

31

Punggul

3.346

3.225

-0,92

3.137

3.108

3.080

3.052

3.024

3.059

2.994

2.844

2.773

2.700

32

Bongkasa

6.438

6.310

-0,50

6.216

6.185

6.154

6.123

6.092

6.061

5.958

5.682

5.563

5.440

33

Taman

7.075

7.089

0,05

7.100

7.103

7.107

7.110

7.114

6.923

6.842

6.562

6.460

6.352

34

Selat

2.440

2.421

-0,20

2.407

2.402

2.397

2.393

2.388

2.347

2.314

2.214

2.174

2.132

35

Sangeh

4.648

4.531

-0,64

4.445

4.417

4.389

4.361

4.333

4.334

4.255

4.053

3.963

3.869

36

Bongkasa Pertiwi

2.578

2.604

0,25

2.624

2.630

2.637

2.643

2.650

2.558

2.534

2.435

2.402

2.366

4.259

4.249

-0,06

4.242

4.239

4.237

4.234

4.232

4.136

4.083

3.912

3.847

3.778

PETANG
37

Carangsari

38

Getasan

1.949

1.895

-0,70

1.855

1.842

1.830

1.817

1.804

1.809

1.775

1.689

1.651

1.611

39

Pangsan

2.382

2.293

-0,95

2.228

2.207

2.186

2.166

2.145

2.173

2.126

2.019

1.968

1.915

40

Sulangai

3.866

3.872

0,04

3.877

3.878

3.880

3.881

3.883

3.780

3.736

3.582

3.526

3.467

41

Pelaga

5.468

5.424

-0,20

5.391

5.380

5.369

5.359

5.348

5.257

5.183

4.958

4.869

4.775

42

Belok

4.766

4.672

-0,50

4.603

4.580

4.557

4.534

4.512

4.488

4.412

4.208

4.120

4.029

Jml Penddk Perdesaan

249.001

252.379

0,34

255.998

257.424

258.965

260.623

262.402

249.622

247.974

239.120

236.810

234.300

Jml Penddk Perkotaan

311899

364.021

3,94

422.452

446.944

474.504

505.545

540.541

407.278

422.226

444.080

459.690

475.700

Jumlah Keseluruhan

560.900

616.400

678.450

704.368

733.469

766.169

802.943

656.900

670.200

683.200

696.500

710.000

44

41

38

37

35

34

33

38

37

35

34

33

% Penddk Perdesaan

Catatan : isian kolom 3 s/d kolom 10, sumber data dari desa/kelurahan; isian kolom 11 s/d kolom 15 mengacu pada proyeksi penduduk BPS Kabupaten Badung

II - 15
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

2.4

Isu Strategis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

2.4.1 Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
Nilai PDRB Kabupaten Badung atas dasar harga berlaku tahun 2012 sebesar
Rp.27,201 triliun dan taun 2016 meningkat menjadi Rp. 46,148 triliun. Lapangan
usaha tersier dapat dikatakan mendominasi perekonomian Kabupaten Badung bila
dilihat secara umum, dibandingkan dengan lapangan usaha primer dan sekunder.
Hal ini dapat ditunjukkan pada Tabel II.12 bahwa lebih dari tiga perempat bagian
nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh komponen ekonomi yang bergerak di
Kabupaten Badung berada pada lapangan usaha tersier. Lapangan usaha tersier
terdiri dari lapangan usaha perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan
motor, lapangan usaha transportasi dan pergudangan, lapangan usaha penyediaan
akomodasi dan makan minum, lapangan usaha informasi dan komunikasi, lapangan
usaha jasa keuangan dan asuransi, lapangan usaha real estate, lapangan usaha jasa
perusahaan, lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan
sosial wajib, lapangan usaha jasa pendidikan, lapangan usaha kesehatan dan
kegiatan sosial, serta lapangan usaha jasa lainnya.
Perkembangan lapangan usaha sektor tersier ini dalam beberapa tahun
terakhir ini yaitu periode 2012-2016 secara umum menunjukkan arah peningkatan.
Sektor tersier ini selalu mendominasi perekonomian di Kabupaten Badung. Pada
tahun 2012 sektor ini mampu menghasilkan 76,81 persen dari keseluruhan nilai
tambah yang dihasilkan, sedikit menurun dari kontribusi tahun 2011 yang sebesar
77,21 persen, dan pada tahun-tahun selanjutnya mengalami tren yang meningkat
dan menjadi sebesar 80,50 persen pada tahun 2016.
Jika pada sektor tersier perkembangan kontribusinya pada periode tahun
2012 sampai tahun 2016 mengalami kecenderungan meningkat, lain halnya dengan
sektor sekunder yang terdiri dari lapangan usaha industri pengolahan, lapangan
usaha pengadaan listrik dan gas, lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan
sampah, limbah dan daur ulang, serta lapangan usaha konstruksi. Sektor sekunder
pada periode 2012-2016 mengalami kecenderungan menurun. Pada tahun 2012
peranan sektor sekunder mencapai 15,08 persen, kemudian menurun pada tahun
2013 menjadi sebesar 14,41 persen, kembali menurun pada tahun 2014 dengan
kontribusi sebesar 13,07 persen. Kontribusi sektor sekunder pada tahun 2015
sebesar 12,80 persen, namun sedikit menurun pada tahun 2016 dengan kontribusi
sebesar 12,69 persen.
Demikian pula halnya dengan sektor primer yang terdiri dari lapangan usaha
pertanian, kehutanan dan perikanan dan lapangan usaha pertambangan dan
penggalian mengalami kecenderungan kontribusi yang terus menurun. Pada tahun
2012 peranan sektor primer mencapai 8,11 persen, terus mengalami penurunan
hingga mencapai 6,80 persen pada tahun 2016.

II - 16
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Tabel II.12
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Badung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha, 2012-2016 (Persen)
Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)
Kategori Lapangan Usaha (2010)
2012
2013
2014
2015
2016
A. Pertanian, Kehutanan, dan
7,72
7,4
6,75
6,72
6,5
Perikanan
B. Pertambangan dan Penggalian
0,39
0,38
0,34
0,31
0,3
C. Industri Pengolahan

4,36

4,21

3,99

4,07

3,99

D. Pengadaan Listrik dan Gas
E. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang

0,15

0,12

0,13

0,16

0,19

0,27

0,25

0,23

0,23

0,22

F. Konstruksi

10,3

9,82

8,71

8,34

8,3

G. Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

7,08

6,77

6,47

6,43

6,29

H. Transportasi dan Pergudangan
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum
J. Informasi dan Komunikasi

20,63

21,75

23,69

24,8

25,75

26,42

27,71

29,02

28,48

28,16

6,74

6,11

5,73

5,67

5,55

K.Jasa Keuangan dan Asuransi

2,77

2,82

2,69

2,66

2,65

L. Real Estat

3,67

3,54

3,38

3,3

3,21

M,N Jasa Perusahaan
O. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P. Jasa Pendidikan
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
R,S,TU Jasa lainnya

0,73

0,71

0,66

0,68

0,69

3,77

3,28

3,22

3,19

3,15

3,01

3,16

3,06

3

3,06

1,21

1,23

1,2

1,24

1,27

0,77

0,75

0,71

0,72

0,73

100
31,790

100
37,273

100
41,384

100
46,148

PDRB (Persen)
100
PDRB (Rp. Triliun)
27,201
Sumber : BPS Kabupaten Badung (diolah)

Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Badung atas dasar harga berlaku 2012 –
2016 rata-rata 14,47 % per tahun. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan
diatas rata-rata PDRB meliputi, lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan
20,12 %, lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas17,63 %, lapangan usaha
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 17,08 %,lapangan usaha Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial 14,68 %. Lapangan usaha transportasi dan pergudangan serta

II - 17
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum merupakan potensi
ekonomi Kabupaten Badung karena kontibusinya cukup besar dalam pembentukan
PDRB dengan pertumbuhan ysng relatip cepat. Secara rinci Laju Pertumbuhan PDRB
Kabupaten Badung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2012-2016
disajikan pada Tabel II.13
Tabel II.13
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Badung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha, 2012-2016
No

Lapangan usaha

2012

2013

2014

2015*)

2016**)

Rata-rata

A

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

10,87

12,02

6,95

10,58

7,88

9,66

B

Pertambangan dan Penggalian

19,74

14,04

6,56

-0,06

8,04

9,66

C

Industri Pengolahan

10,18

12,86

11,1

13,23

9,16

11,31

D

Pengadaan Listrik dan Gas

-1,14

-2,25

28,97

34,1

28,49

17,63

E

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang

3,4

7,26

9,82

7,1

8,43

7,20

F

Konstruksi

28,14

11,4

4

6,31

10,97

12,16

G

Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

8,73

11,76

12,11

10,19

9,14

10,39

H

Transportasi dan Pergudangan

17,64

23,22

27,74

16,22

15,78

20,12

I

Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum

20,82

22,56

22,79

8,99

10,24

17,08

J

8,97

5,86

10,02

9,98

9

8,77

K

Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan Asuransi

19,9

19,07

11,69

9,93

11,26

14,37

L

Real Estate

9,18

12,47

12,07

8,29

8,55

10,11

Jasa Perusahaan

8,62

12,88

10,55

14,22

11,79

11,61

O

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib

2,59

1,68

15,02

9,93

10,1

7,86

P

Jasa Pendidikan

6,8

22,66

13,54

8,83

13,68

13,10

Q

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

11,41

18,43

14,51

14,38

14,66

14,68

Jasa Lainnya

10,47

14,42

10,51

12,07

13,94

12,28

15,71

16,87

17,25

11,03

11,51

14,47

M,N

R,S,T,U

Produk Domestik Regional Bruto
Catatan

: )* Angka Sementara

Sumber

: BPS Kabupaten Badung

**)

Angka sangat sementara

2.4.2 Data Pendapatan Perkapita dan Proporsi Penduduk miskin
PDRB Per Kapita atas dasar harga konstan tahun 2012 Rp.41,79 juta; tahun
2013 Rp.43,58 juta; tahun 2014 Rp.45,56 juta; tahun 2015 Rp.47,34 juta;dan tahun
2016 Rp.49,46 juta atau mengalami pertumbuhan 4,48 % per tahun. Sedangkan
penduduk miskin di Kabupaten Badung, tahun 2012 sebanyak 12.830 jiwa,
tahun

II - 18
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

2013 sebanyak 14.546 jiwa, tahun 2014 sebanyak 15.420 jiwa, tahun 2015
sebanyak 14.400 jiwa dan tahun 2016 sebanyak 12.910 jiwa. Rata-rata
pertumbuhan penduduk miskin 2012 – 2016 di Kabupaten Badung 0,61 % per tahun
sangat kecil jika dibandingkan .dengan pertumbuhan PDRB perkapita yang mencapai
4,48 % per tahun.
2.4.3 Data Kondisi Lingkungan Strategis
a. Kondisi Fisiografi Tanah
Wilayah Kabupaten Badung terletak pada ketinggian 0 – 2.075 meter di atas
permukaan laut (DPL), dengan luas wilayah 418,52 Km² atau 7,44% dari luas wilayah
Provinsi Bali. Luas lahan terbangun tahun 2012 seluas 7.900 Ha atau 18,88% dari
Luas wilayah Kabupaten Badung,
Kondisi pemanfaatan lahan Kabupaten Badung tahun 2012 semakin ke utara
persentase lahan terbangun semakin kecil dibandingkan pada bagian selatan. Hal ini
memberi indikasi bahwa secara fisik pembangunan berlangsung lebih cepat di
bagian selatan, sehingga dapat dikatakan bahwa makin ke selatan wilayah
Kabupaten Badung semakin bersifat Urban dan semakin ke utara semakin Rural,
seperti disajikan pada Tabel II.14.

Tabel II.14
Luas Wilayah, Ketinggian, dan Luas Terbangun per Kecamatan
Kabupaten Badung Tahun 2012

No

Kecamatan

1
Kuta Selatan
2
Kuta
3
Kuta Utara
4
Mengwi
5
Abiansemal
6
Petang
Kabupaten

Luas
Wilayah
(Km²)
101,13
17,52
33,86
82
69,01
115
418,52

Persentase
Luas
wilayah (%)
24,16
4,19
8,09
19,59
16,49
27,48
100

Persentase
di banding
Luas Bali
(%)

Ketinggian
dari
Permukaan
Laut (m)

Jarak ke
Denpasar
(Km)

1,8
0,31
0,6
1,46
1,23
2,04
7,44

28
27
65
0 - 350
75 - 350
275 - 2075
0 - 2075

18,3
9,6
7
15
15
30
-

Luas Kawasan
Terbangun
(Ha)
3.586
1288
1.181
1.265
804
93
7.900

(%)
35,46
73,52
34,88
15,43
11,65
0,81
18,88

Sumber : Badung Dalam Angka Tahun 2013
Kemiringan lereng Kabupaten Badung dapat dikelompokkan menjadi 4
(empat) yaitu :
1. kemiringan lereng 0 – 5%, merupakan daerah landai, umumnya merupakan
daerah dataran aluvial sungai, rawa dan pantai. Penyebarannya meliputi
Kelurahan Tanjung Benoa, sebagian Kelurahan Benoa dan Jimbaran, serta
Kelurahan Kuta, Tuban dan Kedonganan, sebagian Kelurahan Kelurahan Legian,

II - 19
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Kelurahan Seminyak dan Kelurahan Kerobokan Kelod, dengan luas daerah ±
4.733 Ha atau 11,3% dari luas daerah;
2. Kemiringan lereng 5 – 15%, merupakan daerah bergelombang umumnya
merupakan daerah perbukitan bergelombang, penyebarannya meliputi daerah :
sebaian Kecamatan Kuta Utara, sebagian Kecamatan Mengwi, dan sebagian
Kecamatan Abiansemal dengan luas daerah ± 20.540 Ha atau 49,1 % dari luas
daerah;
3. kemiringan lereng 15 – 40%, merupakan daerah miring. Penyebarannya meliputi
Sebagian Kelurahan Jimbaran dan Kelurahan Benoa, Desa Unggasan, Desa
Pecatu, dan Desa Kutuh serta sebagian Desa Pelaga, Desa Sulangai dan Desa
Belok Sidan dengan luas daerah ± 15.813 Ha atau 37,8% dari luas daerah;
4. kemiringan lereng > 40%, merupakan daerah yang sampai curam.
Penyebarannya meliputi sebagian Kelurahan Benoa, Desa Unggasan, Desa
Pecatu, dan Desa Kutuh serta daerah puncak G. Catur Desa Pelaga, dengan luas
daerah ± 766 Ha atau 1,8% dari luas daerah.
Lebih jelasnya kondisi kemiringan lereng di Kabupaten Badung dapat dilihat
pada Gambar 2.3.
b. Kondisi Geologi
Struktur geologi Kabupaten Badung sebagian besar merupakan produk
gunung api muda yang terdiri dari breksi vulkanik, tufa pasiran dan endapan lahar
(Hadiwidjojo, 1971 dan Sudadi dkk, 1986). Sebagian kecil daerah pesisir sekitar Kuta
merupakan daerah alluvial endapan pantai yang tersusun dari pasir, sedangkan di
daerah selatan merupakan bukit kapur yang berasal dari batu gamping, batu pasir
gampingan dan napal.
Untuk lebih jelasnya kondisi Geologi di Kabupaten Badung dapat dilihat pada
Gambar 2.4.
c. Jenis Tanah
Sebagian besar tanah di wilayah Kabupaten Badung tergolong jenis
Inceptisols berbahan induk abu vulkan intermedier dan tuf. Disamping itu terdapat
pula jenis tanah Andisol dari bahan induk yang sama terdapat di daerah hutan
lindung yang berbatasan dengan Kabupaten Buleleng, dan jens tanah Entisols
terdapat di sekitar dataran pantai Kuta.
Wilayah perbukitan kapur di bagian selatan memiliki jenis tanah Alfisols
dengan fisiografi pengangkatan (uplifit) daerah pantai. Vertisols juga ditemukan di
Canggu, Kerobokan yang mempunyai sifat mudah mengembang dan mengempis.
Untuk lebih jelasnya kondisi tanah di Kabupaten Badung dapat dilihat pada
Gambar 2.5.

II - 20
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Gambar 2.3 Peta Kemiringan Lereng

II - 21
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Gambar 2.4 Peta Geologi

II - 22
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Gambar 2.5 Peta Jenis Tanah

II - 23
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Pembagian satuan morfologi ini didasarkan pada bentuk bentang alam dan
kemiringan lereng. Wilayah Kabupaten Badung dapat dibagi menjadi 5 (lima) satuan
morfologi yaitu :
(1) Dataran
Merupakan daerah dataran alluvium dan pantai, bentuk lereng datar hingga
landai dengan kemiringan lereng umumnya 0-2%, terletak pada ketinggian 0 – 50 m
diatas permukaan laut. Sungai yang mengalir pada satuan morfologi ini kondisi
keairannya bersifat permanen (mengalir sepanjang tahun). Bentuk sungai melebar ke
arah horizontal dengan tebing yang landai dan dangkal. Batuan penyusun terdiri dari
kerikil, pasir, lanau dan liat.
Penyebarannya dibagian tengah-selatan dengan luas daerah lebih kurang
11,56% dari luas wilayah, meliputi Kuta, Legian, Tuban, Benoa, dan Nusa. Dari
pengamatan di lapangan daerah ini umumnya dipergunakan sebagai daerah
permukiman, industri, perkantoran, pertokoan, dan obyek wisata.
(2) Perbukitan Berelief Halus
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang halus
dengan kemiringan lereng umumnya antara 2–5% dan berada pada ketinggian 100 –
500 m diatas permukaan laut. Bentuk morfologi dipengaruhi oleh adanya torehan
alur-alur sungai yang membentuk pola aliran sejajar (pararel) dengan lembah yang
cukup lebar dan agak dalam serta bentuk sungai mulai mengarah ke bentuk “U”.
Erosi lateral sudah mulai berjalan lebih intensif dibandingkan dengan erosi vertical.
Batuan penyusun terdiri dari tufa dan lahar yang berasal dari batuan gunung api
kelompok Buyan – Bratan dan Batur (Qpbb). Penyebarannya terdapat di bagian
tengah dengan luas lebih kurang 43,38% dari luas wilayah yaitu sekitar daerah
Mengwi, Kapal, Abiansemal, Blahkiuh, Lukluk dan Sangeh. Penggunaan lahan di
daerah ini digunakan untuk kawasan permukiman, pertanian dan obyek wisata.
(3) Perbukitan Berelief Sedang
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang sedang
dengan kemiringan lereng umumnya 5–15% dan berada pada ketinggian 7 - 213
meter di atas permukaan laut.Penyebarannya di bagian selatan wilayah dengan luas
lebih kurang 23,94% dari luas daerah, meliputi daerah Pecatu, Petang, Kutuh dan
Uluwatu. Penggunaan lahan pada satuan ini umumnya berupa daerah alang-alang,
tegalan dan permukiman.
(4) Perbukitan Berelief Kasar
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang kasar
dengan kemiringan lereng 1540% dan berada pada ketinggian 500 – 1000 m diatas
permukaan laut. Pola aliran sungainya umumnya membentuk pola aliran sejajar
(pararel) dengan kenampakan tebing-tebing sungai cukup dalam. Keadaan ini
menujukkan bahwa erosi vertikal lebih intensif dibandingkan dengan erosi lateral.

II - 24
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Batuan penyusun terdiri dari tufa dan lahar yang berasal dari batuan gunung api
kelompok Buyan – Bratan dan Batur (Qpbb). Sebarannya terdapat di bagian utara
dengan luas lebih kurang 19,58% dari luas daerah yaitu sekitar daerah Pangsang,
Petang, Sandakan, Nungnung Kradan dan Pelaga. Penggunaan lahan di daerah ini
adalah untuk kawasan perkebunan, permukiman setempat dan persawahan.
(5) Perbukitan Berelief Sangat Kasar
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang sangat
kasar dengan kemiringan lereng umumnya > 40% dan berada pada ketinggian 1500
– 2096 m di atas permukaan laut. Pola aliran sungai menujukkan pola memancar
(radial) dengan lembah dalam dan sempit. Sifat sungai umumnya musiman
(intermitten) artinya hanya berair pada musim penghujan. Batuannya terbentuk dari
hasil kegiatan gunung api kelompok Buyan – Bratan Purba berupa lava dan Breksi
(Qvbb). Sebarannya menempati bagian utara dengan luas lebih kurang 1,53% dari
luas daerah, yang meliputi daerah sekitar G. Catur yang umumnya masih ditutupi
oleh hutan tropik.
Untuk lebih jelasnya kondisi morfologi Kabupaten Badung dapat dilihat pada
Gambar 2.6.
d. Klimatologi
Seperti halnya Indonesia pada umum Kabupaten Badung mengalami dua
musim yaitu musim kemarau dan penghujan. Hal ini dipengaruhi oleh arus angin
yang melintasi daratan serta banyak uap air yang dikandungnya. Nyaris sepanjang
tahun 2015 ini, curah hujan berada di bawah kondisi normal kecuali di bulan Maret.
Informasi perkembangan curah hujan dapat dimanfaatkan dalam
perencanaan usaha pertanian, karena air hujan adalah salah satu faktor pendukung
bagi kelangsungan hidup tanaman. Perbedaan angka curah hujan dari bulan ke
bulan berikutnya cukup tinggi dibandingkan dengan angka normal. Curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 316,1 mm, sedangkan curah hujan
terendah terjadi pada bulan Agustus dan Oktober 0,0 mm.
Pada Tabel 1.2.4 terlihat perbandingan suhu udara di Kabupaten Badung
selama tahun 2016. Keadaan suhu maksimum tertinggi terjadi pada bulan April yaitu
32,20C, sedangkan suhu maksimum terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu
29,80C. Suhu minimum tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu 25,9 0C dan terendah
pada bulan Agustus yaitu 24,10C.
Kelembaban udara di Kabupaten Badun berkisar antara 76% - 81%.
Kelembaban tertinggi sebesar 81% terjadi pada bulan April sedangkan terendah
terjadi p