Tabel 2. 1 Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan dan Kelurahan Kota Blitar NO KECAMATANKELURAHAN LUAS WILAYAH (HA)

  

B A B I I

PROFIL KOTA BLITAR

2.1.

   Wilayah Administrasi

  Kota Blitar merupakan ibu kota Blitar, secara geografis wilayah Kota Blitar terletak 112°14' - 112°28' Bujur Timur dan 8°2' - 8°8' Lintang Selatan dengan luas wilayah ± 3257,85 Ha, yang dibagi dalam tiga wilayah Kecamatan (Sukorejo, Kepanjenkidul, dan Sananwetan) dengan 21 Kelurahan (Tlumpu, Turi, Sukorejo, Tanjungsari, Karangsari, Blitar, Kapunden, Kepanjen Kidul, Kauman, Tanggung, Ngadirejo, Kepanjen Lor, Bendo, Sentul, Rembang, Plosokerep, Sananwetan, Gedog, Klampok, Karangtengah dan Bendogerit).

  Wilayah Kota Blitar berada di lereng Gunung Kelud dan dkelilingi oleh wilayah Kabupaten Blitar. Secara administasi batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :

   Batas wilayah selatan : Kec. Garum dan Kec. Kanigoro, Kabupaten Blitar

  Batas wilayah utara : Kec. Nglegok dan Kec. Garum, Kabupaten Blitar

   Batas wilayah Barat : Kec. Kanigoro dan Kec. Sanankulon Kabupaten

   Blitar

   Batas wilayah Timur : Kec. Sanankulon dan Kec. Nglegok, Kabupaten Blitar

  

Tabel 2. 1 Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan dan Kelurahan

Kota Blitar

LUAS WILAYAH NO KECAMATAN/KELURAHAN (HA)

  Kecamatan Kepanjenkidul 1050,23

  1 Kepanjenkidul 86,70

  2 Kepanjenlor 61,32

  3 Kauman 68,03

  4 Bendo 151,85

  5 Tanggung 223.00

  6 Sentul 268,30

  7 Ngadirejo 191,02

  Kecamatan Sananwetan 1215,15

  1 Rembang 84,42

NO KECAMATAN/KELURAHAN LUAS WILAYAH (HA)

  7 Tanjungsari 245,80 Jumlah Penduduk Kota Blitar 3257,85

  6. Waterpark Sumber udel

  5. Monumen PETA Berada di jalan Sudanco Supriadi, merupakan monumen penghormatan atas para pahlawan pemberontakan PETA melawan tentara jepang.

  4. Makam Adipati Aryo Blitar Terletak di Kelurahan Blitar, sebagai tempat peristirahatan terakhir Adipati Aryo Blitar yang diyakini sebagai pendiri Blitar

  3. Perpustakaan dan Museum Bung Karno Merupakan perpustakaan bertaraf international yang terletak di Jalan Kalasan Kelurahan Bendogerit.

  2. Istana Gebang atau Ndalem Gebang Terletak di Jalan Sultan Agung, merupakan rumah orang tua dari Bung Karno.

  1. Wisata Makam Bung Karno Terletak di Jalan Ir. Soekarno tempat disemayamkannya seorang tokoh besar Bapak Proklamator Kemerdekaan Replubik Indonesia dan Presiden pertama Ir. Soekarno.

  Potensi wilayah Kota Blitar dapat dijabarkan dalam beberapa sektor meliputi : potensi wisata, potensi seni dan budaya serta potensi ekonomi. Potensi wisata di Kota Blitar adalah sebagai berikut :

   Potensi Wilayah Kota

  Sumber : Blitar Dalam Angka Kota Blitar 2015 2.2.

  2 Klampok 153,07

  3 Plosokerep 124,81

  5 Sukorejo 146,62

  4 Blitar 133,20

  3 Turi 50,86

  2 Karangsari 88,24

  1 Tumpu 101,53

  Kecamatan Sukorejo 992,46

  7 Gedog 265,00

  6 Bendogerit 195,52

  5 Sananwetan 212,79

  4 Karangtengah 179,54

  6 Pakunden 226,20 Terletak dijalan Kali Berantas, merupakan kolam renang berstandart nasional dengan konsep waterpark.

  7. Taman Kebon Rojo Diponegoro merupakan taman tempat bersantai dan berekreasi bagi keluarga.

  8. Agrowisata Belimbing Karangsari Berada di Kelurahan Karangsari, merupakan lahan perkebunan buah Belimbing yang dikelola sebagai agrowisata.

  Potensi seni dan budaya Kota Blitar adalah sebagai berikut :

  1. Grebeg Pancasila Peringatan Hari Lahirnya Pancasila dengan prosesi upacara budaya, Kirab Gunungan Limo dan Kenduri Pancasila yang dilaksanakan setiap tanggal 1 Juni.

  2. Peringatan Pemberontakan PETA Peringatan Pemberontakan PETA bertujuan untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan PETA. Digelar setiap tanggal 14 Februari.

  3. Haul Bung Karno Haul Bung Karno sebagai peringatan hari meninggalnya Bung Karno yang dilaksanakan setiap tanggal 21 Juli.

  4. Hari Jadi Kota Blitar Memperingati hari lahirnya Kota Blitar yang ditandai dengan diadakannya Blitar Djadul disepanjang jalan Merdeka. Diselenggarakan setiap tanggal 1 April. Potensi ekonomi melalui pengembangan komoditas unggulan Kota Blitar adalah sebagai berikut :

  1. Budidaya ikan koi Sentra ikan koi bisa kita temui di Jalan Veteran, Jalan Dr. Cipto, Jalan Anjasmoro serta Kelurahan Tanjungsari.

  2. Budidaya buah belimbing Buah belimbing Karangsari merupakan salah satu produk pertanian Kota Blitar yang diolah menjadi beberapa produk turunan seperti misalnya dodol belimbing, sirup belimbing, manisan, minuman sari buah, selai, dan lain sebagainya.

  3. Industri makanan Blitar

  Untuk sentra industri wajik kletik terletak di Jalan Sultan Agung Kelurahan Sananwetan. Sentra industri gula merah berada di Kelurahan Ngadirejo dan Kelurahan Tanggung, sedangkan untuk sambal pecel bisa

  4. Industri Kerajinan Blitar Kerajinan gempol kayu jati di Kecamatan Sukorejo, kerajinan kayu bubut yang diproduksi di Kelurahan Tanggung menjadi kendang jimbe, kap lampu, serta mainan anak. Kerajinan batu onix di Jalan Wilis dan Jalan Sedap Malam Kelurahan Kauman.

2.3. Demografi dan Urbanisasi 2.3.1. Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga

  

Tabel 2. 2 Jumlah Penduduk Kota Blitar Tahun 2010-2014

No Kelurahan Jumlah Penduduk 2010 2011 2012 2013 2014

  13 Bendogerit 10541 10728 10831 10904 10317

  Sumber : Kota Blitar Dalam Angka Tahun 2015

  21 Tanjungsari 7843 8072 8296 8412 8543 KOTA BLITAR 140.574 143.218 145.300 146.602 145.111

  20 Pakunden 9772 9957 10131 10183 10281

  19 Sukorejo 14109 14241 14426 14499 14113

  18 Blitar 4281 4348 4419 4457 4500

  17 Turi 3052 3056 3083 3139 3094

  16 Karangsari 5326 5375 5430 5461 5246

  15 Tlumpu 3367 3408 3498 3561 3649

  14 Gedog 10095 10412 10659 10801 10560

  12 Sananwetan 13668 13784 13931 13934 13573

  1 Kepanjenkidul 8027 8131 8190 8239 7987

  11 Karangtengah 7096 7201 7269 7323 7169

  Pada akhir tahun 2014 penduduk Kota Blitar jumlahnya mencapai 145.111 jiwa yang secara keseluruhan tercakup dalam 42.934 kepala keluarga ( KK ) dan tersebar secara hampir merata di 3 (tiga) kecamatan.

  9 Klampok 4144 4314 4396 4477 4414

  8 Rembang 2795 2883 2948 2960 2985

  7 Ngadirejo 3206 3317 3396 3482 3444

  6 Sentul 7126 7281 7424 7533 7677

  5 Tanggung 4847 5056 5140 5234 5300

  4 Bendo 5128 5271 5374 5454 5533

  3 Kauman 5977 6067 6127 6163 6320

  2 Kepanjenlor 5771 5821 5803 5840 5775

  10 Plosokerep 4403 4495 4529 4546 4631

  

Tabel 2. 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rumah

Tangga Tahun 2014

No Kelurahan Laki-Laki Perempuan Total Jumlah KK

  17 Turi 1.536 1.558 3094 932

  7 Ngadirejo 191,02 3444 1,803

  6 Sentul 268,30 7677 2,861

  5 Tanggung 223.00 5300 2,377

  4 Bendo 151,85 5533 3,644

  3 Kauman 68,03 6320 9,290

  2 Kepanjenlor 61,32 5775 9,416

  1 Kepanjenkidul 86,70 7987 9,212

  

Tabel 2. 4 Kepadatan Penduduk Kota Blitar Tahun 2014

NO. KELURAHAN LUAS WILAYAH (HA) JUMLAH PENDUDUK (Jiwa) KEPADATAN PENDUDUK (Jiwa/km2)

  Pada tahun 2014 tingkat kepadatan penduduk tertinggi berada di Kelurahan Kepanjenkidul dengan nilai sebesar 9,212 jiwa/km2 dan kepadatan terendah berada di Kelurahan Tanjungsari sebesar 3,475 jiwa/km2.

  Sumber : Kota Blitar Dalam Angka Tahun 2015

  21 Tanjungsari 4.336 4.207 8543 2.478 KOTA BLITAR 72.449 72.662 145.111 42.934

  20 Pakunden 5.200 5.081 10281 2.991

  19 Sukorejo 7.107 7.006 14113 4.264

  18 Blitar 2.214 2.286 4500 1.336

  16 Karangsari 2.650 2.596 5246 1.586

  1 Kepanjenkidul 3.871 4.116 7987 2.477

  15 Tlumpu 1.838 1.811 3649 1.096

  14 Gedog 5.299 5.261 10560 3.078

  13 Bendogerit 5.108 5.209 10317 3.003

  12 Sananwetan 6.713 6.860 13573 3.994

  11 Karangtengah 3.608 3.561 7169 2.065

  10 Plosokerep 2.304 2.327 4631 1.380

  9 Klampok 2.215 2.199 4414 1.364

  8 Rembang 1.454 1.531 2985 930

  7 Ngadirejo 1.732 1.712 3444 1.022

  6 Sentul 3.815 3.862 7677 2.199

  5 Tanggung 2.705 2.595 5300 1.579

  4 Bendo 2.763 2.770 5533 1.660

  3 Kauman 3.114 3.206 6320 1.782

  2 Kepanjenlor 2.867 2.908 5775 1.718

  8 Rembang 84,42 2985 3,535

LUAS JUMLAH KEPADATAN

  

NO. KELURAHAN WILAYAH PENDUDUK PENDUDUK

(HA) (Jiwa) (Jiwa/km2)

  9 Klampok 153,07 4414 2,884

  10 Plosokerep 124,81 4631 3,710

  11 Karangtengah 179,54 7169 3,993

  12 Sananwetan 212,79 13573 6,379

  13 Bendogerit 195,52 10317 5,277

  14 Gedog 265,00 10560 3,985

  15 Tlumpu 101,53 3649 3,594

  16 Karangsari 88,24 5246 5,945

  17 Turi 50,86 3094 6,083

  18 Blitar 133,20 4500 3,378

  19 Sukorejo 146,62 14113 9,626

  20 Pakunden 226,20 10281 4,545

  21 Tanjungsari 245,80 8543 3,475

  Sumber : Statistik Kota Blitar Tahun 2015 2.3.2.

   Jumlah Penduduk Miskin dan Persebarannya

  Berdasarkan Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial, jumlah penduduk dan kepala keluarga miskin tahun 2015 adalah sebanyak 7.153 KK dan 24.614 jiwa.

  Tabel 2. 5 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Miskin Tahun 2015 Jumlah Kepala Jumlah Penduduk No. Kelurahan Keluarga (KK) (Jiwa)

  Kepanjenkidul

  1 271 816

  2 Kepanjenlor 252 886

  3 Kauman 180 581

  4 Bendo 303 953

  5 Tanggung 321 1.037

  6 Sentul 418 1.446

  7 Ngadirejo 263 898

  8 Rembang 154 577

  9 Klampok 275 1.013

  10 Plosokerep 138 404

  11 Karangtengah 213 730

  12 Sananwetan 391 1.265

  13 Bendogerit 430 1.563

  14 Gedog 436 1.553

  15 Tlumpu 167 580

  16 Karangsari 278 959

  17 Turi 206 691

  18 Blitar 277 944

  2012 145.300

  No. Kelurahan Jumlah Kepala Keluarga (KK) Jumlah Penduduk (Jiwa)

  2017 150.390

  2016 149.145

  2015 147.899

  Proyeksi

  Rata-rata pertumbuhan 3,2%

  2014 145.111

  2013 146.602

  2011 143.218

  2019 152.882 Sumber Data : Hasil Analisa.

  2010 140.574

  Tabel 2. 6 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Blitar Lima Tahun ke Depan Tahun Jumlah Penduduk Kota Blitar (Jiwa) Eksisting

  Berdasarkan data jumlah penduduk Kota Blitar tahun 2010 – 2014 dan mempertimbangka rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 3,2% per tahun maka dilakukan proyeksi penduduk dengan metode regresi linier, didapatkan asumsi penduduk Kota Blitar 5 tahun ke depan yaitu sebesar 152.882 jiwa pada tahun 2019.

   Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Lima Tahun ke Depan

  Total 7.153 24.614 Sumber : Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial, 2015 2.3.3.

  21 Tanjungsari 513 1.869

  20 Pakunden 859 3.176

  19 Sukorejo 808 2.673

  2018 151.636

2.3.4. Proyeksi Urbanisasi Penduduk Lima Tahun ke Depan

  Berdasarkan data jumlah penduduk datang dan pindah di Kota Blitar tahun 2010

  • – 2014 maka dilakukan proyeksi penduduk dengan metode regresi linier, didapatkan asumsi pertambahan penduduk Kota Blitar 5 tahun ke depan berdasarkan jumlah penduduk datang ke Kota Blitar dan penduduk pindah dari Kota Blitar berturut-turut adalah sebanyak 3.176 jiwa dan 1.983 jiwa pada tahun 2019.

  Tabel 2. 7 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Blitar Lima Tahun ke Depan Tahun Jumlah Penduduk Datang (Jiwa) Jumlah Penduduk Pindah (Jiwa) Eksisting

  2010 3.428 3.017 2011 5.277 3.280 2012 3.700 2.332 2013 3.174 2.376 2014 3.207 2.292

  Proyeksi

  2015 3.362 2.208 2016 3.305 2.137 2017 3.256 2.078 2018 3.214 2.028 2019 3.176 1.983 Sumber Data : Hasil Analisa.

2.4. Profil Ekonomi dan Lingkungan

2.4.1 Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

  Selain digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan, PDRB juga dapat digunakan untuk melihat seberapa besar potensi ekonomi suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Nilai PDRB merupakan agregat nilai tambah yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang beroperasi di wilayah tersebut

  PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) menggambarkan produksi riil yang dinilai berdasarkan harga berlaku pada tahun tersebut. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) menggambarkan besaran produksi yang diukur dengan harga tahun dasar (dalam hal ini harga tahun 2000) sehingga tidak dipengaruhi perubahan harga / inflasi.

  Berdasarkan harga berlaku, PDRB Kota Blitar tahun 2014 sebesar 4.352.794 juta rupiah sedangkan jika dinilai berdasarkan harga konstan (harga tahun 2000) sebesar Rp. 3.648.457,4 juta rupiah.

  

Tabel 2. 8 PDRB Kota Blitar Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga

Konstan Tahun 2014 (juta rupiah)

No. Tahun PDRB ADHB PDRB ADHK

  1 2011 3.183.018 3.038.437

  2 2012 3.545.808 3.236.606 3 2013 3.929.494 3.455.246 4 2014 4.352.794 3.648.457

  Sumber Data : Kota Blitar Dalam Angka Tahun 2015

Tabel 2. 9 PDRB Kota Blitar Tahun 2014 (Juta Rupiah)

Atas Dasar Atas Dasar

  Harga Harga Berlaku Konstan Sektor

  Pertanian, kehutanan dan perikanan 151.126,5 115.675,9 Pertambangan & penggalian 334,1 284,7 Industri pengolahan 406.632,6 334.126,9 Pengadaan listrik dan gas 2.497,7 2.760,7 Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah 6.913,1 6.484,4 dan daur ulang Konstruksi

  339.583,8 262.320,5 Perdagangan besar dan eceran; reparasi 1.008.152,5 869.221,6 mobil dan sepeda motor Transportasi dan pergudangan 176.286,4 142.947,9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 208.838,8 171.713,8 Informasi dan komunikasi 471.362,3 447.967,6 Jasa keuangan dan asuransi 466.897 368.767,7 Real Estate

  163.600,2 144.859,1 Jasa perusahaan 33.486,6 29.934,8 Administrasi pemerintahan, pertahanan dan 302.985,6 252.579,7 jaminan sosial wajib Jasa pendidikan 309.336 235.974,2 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 83.520,6 69.627,2 Jasa lainnya

  221.240,6 193.210,6

  PDRB 4.352.794,4 3.648.457,4

   Sumber Data : Kota Blitar Dalam Angka Tahun 2015

  Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang kerap digunakan untuk menilai keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu wilayah. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan regional. Suatu daerah dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan PDRB riil di wilayah tersebut.

  Pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Kota Blitar mencapai 10 persen. laju pertumbuhan ekonomi Kota Blitar tiga tahun terakhir menunjukkan tren positif. Hal ini menggambarkan bahwa perekonomian Kota Blitar terus mengalami kemajuan. Adapun sektor dengan laju pertumbuhan tercepat adalah sektor penyediaan akomodasi dan makan minum.

  

Tabel 2. 10 Laju Pertumbuhan PDRB Kota Blitar Atas Dasar Harga

Berlaku Tahun 2012

  • – 2014 Laju Pertumbuhan Sektor 2012 2013 2014

  Pertanian, kehutanan dan perikanan 6,21 7,82 9,01 Pertambangan & penggalian (8,33) 1,26 0,22 Industri pengolahan 10,69 10,15 12,20 Pengadaan listrik dan gas 2,60 (2,09) 1,37 Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah (2,27) 2,34 2,27 dan daur ulang Konstruksi

  12,92 12,25 15,64 Perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil 11,81 11,30 10,02 dan sepeda motor Transportasi dan pergudangan 10,05 12,80 13,89 Penyediaan akomodasi dan makan minum 13,78 11,62 15,71 Informasi dan komunikasi 9,66 8,68 6,28 Jasa keuangan dan asuransi 18,82 16,43 13,62 Real Estate

  8,84 11,61 7,60 Jasa perusahaan 4,51 6,7 4,88 Administrasi pemerintahan, pertahanan dan 11,19 6,12 2,92 jaminan sosial wajib Jasa pendidikan 14,81 13,82 14,34 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 13,40 11,71 13,70 Jasa lainnya

  2,2 5,3 12,41

  PDRB 11,40 10,82 10,77

   Sumber Data : Kota Blitar Dalam Angka Tahun 2015

2.4.2 Data Pendapatan Per Kapita

  Berdasarkan data PDRB perkapita Kota Blitar tahun 2010

  • – 2014 maka diketahui adanya kenaikan PDRB per kapita tiap tahunnya. Pada tahun 2014 PDRB per kapita Kota Blitar mencapai Rp. 31.794.000,- dengan sektor paling tinggi adalah Perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda
motor.

  

Tabel 2. 11 PDRB Per kapita Tahun 2014 (Ribu Rupiah)

Atas Dasar Atas Dasar Harga Harga Berlaku Konstan Sektor

  Pertanian, kehutanan dan perikanan 1.103,9 844,9 Pertambangan & penggalian 2,4 2,1 Industri pengolahan 2.970,2 2.440,6 Pengadaan listrik dan gas 18,2 20,2 Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah 50,5 47,4 dan daur ulang Konstruksi

  2.480,5 1.916,1 Perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil 7.364 6.349,2 dan sepeda motor Transportasi dan pergudangan 1.287,7 1.044,2 Penyediaan akomodasi dan makan minum 1.525,5 1.254,3 Informasi dan komunikasi 3.443 3.272,2 Jasa keuangan dan asuransi 3.410,4 2.693,6 Real Estate

  1.195 1.058,1 Jasa perusahaan

  244,6 218,7 Administrasi pemerintahan, pertahanan dan 2.213,1 1.845 jaminan sosial wajib Jasa pendidikan 2.259,5 1.723,7 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 610,1 508,6 Jasa lainnya

  1.616 1.411,3

  PDRB

  31.794,7 26.649,9

   Sumber Data : Kota Blitar Dalam Angka Tahun 2015

Tabel 2. 12 PDRB Per kapita Tahun 2014 (Ribu Rupiah)

Rincian 2010 2011 2012 2013 2014

  Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Per

  Kapita (Ribu 21.633,6 23.984,4 26.544,8 28.956,7 31.794,7 Rupiah)

  Atas Dasar Harga Konstan PDRB Per

  Kapita (Ribu 21.633,6 22.894,9 24.230 25.388,3 26.649,9 Rupiah)

   Sumber Data : Kota Blitar Dalam Angka Tahun 2015

2.4.3 Data kondisi lingkungan strategis

  2.4.3.1 Topografi

  Kota Blitar mempunyai ketinggian yang bervariasi. Kondisi topografi di Blitar bagian utara ketinggiannya adalah 245 meter dengan tingkat kemiringan 2-

  15˚, bagian tengah memiliki ketinggian rata-rata sebesar 185 meter dengan kemiringan 0- 2˚, sedangkan untuk wilayah bagian selatan memiliki ketinggian rata-rata sebesar 140 meter dengan tingkat kemiringan berkisar dari 0-

  2˚. Rata-rata ketinggian Kota Blitar dari permukaan air laut sekitar 156 m. Dengan melihat kondisi ketinggian dari tiap wilayah, baik bagian utara, tengah maupun selatan memiliki perbedaan ketinggian antara 25 meter sampai 50 meter, maka secara keseluruhan dapat dilihat bahwa kondisi topografi wilayah Kota Blitar merupakan daerah dengan dataran rendah atau datar.

  Kedalaman tanah di Kota Blitar bervariasi mulai dari 30 - 90 cm yang meliputi 71,5% dari luas wilayah. Urutan selanjutnya dengan kedalaman 60 - 90 cm meliputi 15,5% dan terkecil dengan kedalaman 30 - 60 cm meliputi 13% dari luas Kota Blitar.

  2.4.3.2 Klimatologi

  Sebagaimana wilayah lainnya di Indonesia, iklim di Kota Blitar ditandai dengan adanya pergantian musim setiap tahunnya. Kota Blitar yang terletak di sekitar garis khatulistiwa sebagaimana dengan wilayah lainnya di Propinsi Jawa Timur dan wilayah lain di Indonesia yang dipengaruhi oleh 2 (dua) musim setiap tahunnya, yaitu : musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi antara Bulan Oktober sampai dengan Bulan April, selebihnya mulai Bulan Mei sampai dengan Bulan September merupakan musim kemarau. Iklim di Kota Blitar meliputi keadaan curah hujan dan intensitas hujan. Kondisi iklim ditandai dengan adanya bulan basah dan bulan kering. Kota Blitar memiliki tipe iklim C-3. Seperti kita ketahui bahwa posisi Kota Blitar tidak jauh dari Gunung Kelud dengan ketinggian 156 diatas permukaan laut, sehingga berpengaruh terhadap curah hujan dan hari hujan.

  Berdasarkan pada empat stasiun pengukuran milik Perwakilan Badan Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Bango Gebangan, maka tercatat musim hujan yang mencapai 20 hari. Sementara bulan Mei sampai Oktober sudah memasuki musim kemarau ditandai dengan hari hujan yang mulai bekurang. Puncak musim kemarau adalah terjadi bulan Agustus dan September dengan hari hujan nol atau tidak turun hujan sama sekali.

   Kondisi Tanah

  Jenis tanah di Kota Blitar termasuk dalam jenis tanah Litosol dan Regosol dengan tingkat kesuburan yang cukup baik akibat pengaruh dari debu vulkanis Gunung Kelud. Jenis tanah regosol berasal dari bahan vulkanis serta batuan endapan kapur, dimana tanah regosol yang di Kota Blitar berasosiasi denga tanah litosol yang berasal dari batuan beku basis sampai intermedier.

  Jenis tanah litosol ini mempunyai konsistensi gembur, porositas, daya tahan untuk menahan air yang baik dan tahan terhadap erosi.

  Kemampuan tanah yang akan dijelaskan adalah kedalaman efektif tanah dan tekstur tanah. Untuk kedalaman efektif tanah rata

  • – rata diatas 90 cm, sehingga cocok untuk vegetasi mengoptimalkan pertumbuhan akarnya.

  Sedangkan untuk tekstur tanah termasuk dalam tekstur tanah halus dengan jenis tanah litosol dan regosol yang mencakup 75% dari seluruh wilayah kota. Hal ini berarti tanah yang ada mempunyai kemampuan menahan dan mengikat air cukup besar. Sisanya 25% memiliki tekstur sedang yang sifatnya kurang mampu menahan air, namun jika dilihat dari penyediaan unsur hara maka tekstur halus ini relatif baik dibandingkan tekstur sedang.

2.4.3.4 Kondisi Hidrologi

  Sungai yang melewati Kota Blitar adalah Sungai Lahar dengan panjang ± 7,84 km. Hulu Sungai Lahar berada di Gunung Kelud menuju ke Sungai Brantas. Selain Sungai Lahar, ada beberapa sungai-sungai kecil/anak sungai lain, baik yang berasal dari limpahan mata air ataupun sungai alami lainnya.

  Dari bentuk topografi Kota Blitar, maka arah aliran air akan menuju ke arah selatan. Kota Blitar jika dilihat secara hidrologis memiliki tiga wilayah DPS (Daerah Pengairan Sungai), yaitu: ― DPS Lahar ― DPS Cari ― DPS Sumber Nanas

  Penentuan DPS ini berdasarkan dari topografi dimana DPS diambil dari daerah tertinggi serta luas pengaliran yang ada memungkinkan aliran dari saluran induk masuk ke sungai terdekat. Ditinjau dari kondisi fisik kota yang merupakan dataran rendah dengan aliran utama berupa sungai, maka saluran yang terdapat di Kota Blitar dapat dibagi dua saluran drainase, yaitu drainase ― Daerah pengaliran Sungai Lahar melayani tangkapan air hujan di Blitar

  Utara, Tengah dan Barat ― Daerah pengaliran Sungai Cari melayani tangkapan air hujan di Blitar Utara dan Timur ― Daerah pengaliran Sungai Sumber Nanas melayani tangkapan air hujan di

  Blitar Utara dan Barat Selain terdapat air permukaan berupa sungai, Kota Blitar juga memiliki beberapa lokasi sumber mata air yang tersebar di seluruh wilayah Kota Blitar dengan jumlah keseluruhan 26 lokasi. Sumber air terbesar yaitu Sumber Wayuh yang memiliki luas areal 506 m² dan Sumber Jaran yang mempunyai luas 300 m², sedangkan sumber air lainnya memiliki debit air yang cukup kecil.

  Sumber : RTRW Kota Blitar Tahun 2011-2030

Gambar 2. 1 Peta Administratif Kota Blitar

  Sumber : RTRW Kota Blitar Tahun 2011-2030

Gambar 2. 2 Peta Kelerangan Kota Blitar

  Sumber : RTRW Kota Blitar Tahun 2011-2030

Gambar 2. 3 Peta Curah Hujan Kota Blitar

  Sumber : RTRW Kota Blitar Tahun 2011-2030

Gambar 2. 4 Peta Hidrologi Kota Blitar

2.4.4 Data Risiko Bencana Alam

  Kawasan rawan bencana di Kota Blitar tidak terlepas dari keberadaan Gunung Kelud, yang merupakan salah satu gunung berapi di Jawa Timur. masih aktif. Gunung Kelud berada pada daerah perbatasan antara Kabupaten Kediri dengan Kabupaten Blitar dengan jarak sekitar 27 km dari sebelah timur Kota Kediri. Letusan gunung berapi Kelud telah mengakibatkan korban jiwa sejak abad ke 15, oleh karena itu, sejak tahun 1926 dibangunlah sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar dengan ekstensif.

  Gunung Kelud berjarak kurang lebih 20 (dua puluh) km dari Kota Blitar. Cukup jauhnya jarak dari Gunung Kelud menjadikan Kota Blitar relatif aman dari ancaman bahaya lahar panas gunung berapi dibandingkan dengan Kabupaten Blitar. Namun demikian, Kota Blitar belum tentu bebas dari ancaman lahar dingin sebab adanya sungai di Kota Blitar yang mengalir dari Gunung Kelud, yaitu Sungai Lahar. Dengan demikian, daerah-daerah di sepanjang Sungai Lahar termasuk dalam kawasan rawan bencana gunung berapi.

  

Gambar 2. 5 Peta Kawasan Rawan Bencana

  II-20

2.4.5 Isu-Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

  Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya di Kota Blitar adalah sebagai berikut :

  1. Pengembangan Permukiman Berdasarkan data Statistik Daerah Kota Blitar Tahun 2015, tercatat sebanyak 3% rumah tangga belum menempati rumah yang layak huni dilihat dari kondisi lantai, genteng dan temboknya. Sedangkan untuk kawasan kumuh, sesuai RPKPP Kota Blitar terdapat permukiman yang termasuk dalam katagori permukiman liar yaitu permukiman di sekitar bantaran sungai dan permukiman di sekitar bantaran rel kereta api. Di Kota Blitar terdapat permukiman yang termasuk dalam katagori permukiman liar yaitu permukiman di sekitar bantaran sungai dan permukiman di sekitar bantaran rel kereta api. Permukiman bantaran sungai di Kota Blitar yang ada kecenderungan menuju kekumuhan terdapat di wilayah Krantil sedangkan bantaran rel kereta api di sekitar Jl. Bakung dan Jl. Melati.

  2. Penataan Bangunan dan Gedung Dari data luasan RTH di Kota Blitar, Kota Blitar memenuhi Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik sebesar 10% atau seluas 330 Ha.

  Sedangkan untuk RTH Privat, Kota Blitar memiliki luasan sebesar 332,6 Ha atau 10,21% dari total luasan Kota Blitar. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa Kota Blitar baru memenuhi kebutuhan RTH yaitu sebesar 20% dari kewajiban penyediaan RTH sebesar 30%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa di Kota Blitar memerlukan penambahan luasan RTH publik lagi.

  3. Penyehatan Lingkungan Permukiman Untuk sektor air limbah tercatat 94,57% rumah tangga di Kota Blitar telah melakukan pembuangan air limbah melalui septiktank.

  Sedangkan dalam sektor persampahan, capaian pelayanan pengelolaan persampahan baru mencapai 61,7% dari total timbulan sampah per hari. Selain itu isu strategis dalam pengelolaan sampah adalah keberadaan TPA. TPA yang dimiliki Kota Blitar diprediksikan hanya berumur 5-10 tahun, sedangkan ketersediaan lahan yang memenuhi standar TPA di wilayah Kota Blitar sangat terbatas. Gagasan TPA Regional bersama dengan Kabupaten Blitar dapat menjadi solusi pengelolaan sampah kedepan.

  Untuk sektor drainase, keberadaan genangan masih menjadi wacana utama. Titik-titik genangan berada di bebebera jalan kota seperti di Jalan Ciliwung, Jalan Mahakam, dsb.

  4. Air Minum Sumber air minum di Kota Blitar masih didominasi oleh sumur-sumur gali milik penduduk. Hal tersebut terlihat dari rendahnya cakupan pelayanan air minum oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang hanya sebesar 27,86 % dari total penduduk Kota Blitar. Peningkatan cakupan pelayanan PDAM perlu dibarengi dengan peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinuitas sumber air PDAM.